Mutiara Yang Terlupakan (Pengantar Studi Sastra Lisan)_Suripan Sadi Hutomo
July 16, 2017 | Author: Asna Sri Hartati | Category: N/A
Short Description
Sastra lisan...
Description
Dr. Suripan Sadi Hutomo
II MUTIARA YANG
TERLUPAKAN
!
~i
t, .
"
Pengantar Studi Sastra Lisan
..
:"'1 "
.'
>I
,til' ';}i
PENERBIT
HIMPUNAN SARJANA KESUSASTRAAN INDONESIA
HISKI - KOMISARIAT JAWA TIMUR
1991
KATA PENGANTAR
Karya yang berjudul PENGANTAR STUDI SASTRA USAN ini untuk (1) memberi pegangan, dan (2) arah pada para peneliti lndonesia, baik mereka yang berkubu di Perguruan Tinggi maupun bukan, khususnya di bidang Umu Sastra Lisan dan Folklor, terutama bagi mereka yang masih ealon. Karya ini disajikan di dalam bentuk deskripsi me ngenai: (1) teori-teori sastra lisan yang pernah ada, (2) kesejarahan penelitian yang pernah dikerjakan oleh orang Barat maupun Indonesia terhadap sastra lisan di kawasan Nusantara, (3) metode pengumpulan data di lapangan, dan (4) metode pengarsipan data dari lapangan. Bahan-bahan untuk penelitian dan penulisan karya ini tidak hanya dari Indonesia saja, tetapi juga dari luar negeri, misalnya' Belanda dan Malaysia, de ngan eara datang langsung ke negara tersebut. Apa yang disajikan di dalam karya ini masih dalam tahap permuiaan, dan di dalam waktu-waktu mendatang, bila Tuhan mengijinkan, akan terus dikembangkan dan disempurnakan. Akhir kata, besar harapan penulis, karya .. sederhana yang masih jauh dad sempurna itu, berguna bagi bangsa Indonesia yang kini giat membangun, khususnya di bi dang penelitian sastra lisan dan folklor.
Suripan. Sadi Hutomo
-;.... -:;
DAFTAR lSI
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR lSI I)AFTAR SINGKATAN..................................................................... BAB I.
v
PENGERTIAN SASTRA USAN SERTA KAITANNYA
DENGAN ILMU·Il.Mll lAIN
1. Saslra lisan ................ .
2. Sastra lisan dan Folklor........ ............. ............. .....
4
3. Sastra Usan dan Tradisi Usan..............................
. 9
4. Sastra Usan dan Fisio!ogi Lisan... ............... .........
14
Bab II.
BEBEItAPA PANOANGAN TEORITlS SASTRA LlSAN
16
BAB 111.
PENEI.1TIAN SASTRA l.ISAN DI INDONESIA...........
32
I. Penelilian Scbelum Kcmcrdckaan........................
;'2
2. Penelilian Sesudah Kcmerdekaan........... .............
44
;,. Penelitian Hangsa ASing Sesudah Kcmerdekaan.
48
BAH IV.
PENEUTIAN SASTRA LlSAN MEIAYO ..
51
BAB v.
GENI~E
60
HAll VI.
SASTRA LISAN
1. Lisan dan Sctcngah Lisan...... ...............................
(jf)
2. Istilah-istilah ..................................... :.~'...................
62
FONGSI DAN TEOHI MIGRASI .....
69
I. Fungsi Sastra Usan ............ .
69
2. Pcmindahan Saslra Lisan
74
iii
....:
: '."
PENGUMPUlAN BAHAN ...
77
1. Perekaman.............................................................
77
2. Catatan yang Harus Dibuat..................................
78
3. Pengetahuan Peneliti....... ... ..... ........ ...... ...............
79
4. Petunjuk Pengumpulan ... ............. ........................
80
BAB VIII. TERJEMAHAN TEKS...................................................
86
BAB VII.
1. IImu Penerjemahan...............................................
~
2. Penyajian Terjemahan ..................................... :....
90
3. Keberhasilan Terjemahan ................................ ,....
9.1
KRITIK S,".STRA LISAN...............................................
93
DAFTAR PUSTAKA......... .... ....... .......... ...... ............... .......... ...... ......
97
INDEKS ...................................................;;.......... :........................
118
IAMPIRAN .......................................:.:.:................ 1........................
123
BAB IX
*****
",:
.'
!i·
iv
,;,
DAFTAR SINGKATAN
AA
= American Anthropologist
A FS
= Asian Folklore Asia
BKI
::: Bijdragen tot de Taal -, Land - en Vol
kenkunde,
Koninklijk
Instituut
voor
Taal -, Land - en Volkenkunde IG
= Indische Gids
JAF
= Journal of American Folklore
JSBRAS
= Journal of the Straits Branch of. the Ro yal Asiatic ,Society
JIAEA
= Journal of the Indian Archipetago and
Eastern Asia MNZG
::: Mededeelingen van' wege het Nederland sche Zendelinggenootschap
MSFU
= Memoires
NTV
= Ned.
TBG
= Tijdschrift voor Indische Taal -, Land -
de la Societe Fenno-Ugrienne
Tijdschrift
voor
Volkskunde
"en Volkenkunde" Bataviaasch Genoots 'chap-van Kunsten en Wetenschappen. VBe
= Verhandelingen van het Bataviaasch Ge nootschap van Kunsten en Wetenschap pen
WF
Wp.stern Folldore
v ~
·
.
SUTRISNO, dalang kentrung dari Desa Sendhanggayam, Kecamatan Banjarjo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, sambil memukul terbang, ia mengisahkan cerita Blacakngilo, atau Sunan Bonang Kembar.
BAB I PENGERTIAN SASTRA LISAN SERTA KAITANNYA DENGAN ILMU-ILMU lAIN
1. Sastra Lisan Istilah 'sastra lisan', di dalam bahasa Indonesia, me rupaRan teqemahah- ba:nasa~ lnggr is oral literature. Ada Juga--yang mengatakan bahwa-isfilah-"Ihi -b-er-asal dari bahasa Belanda orale letterkunde. Kedua pendapat ini dapat dibenarkan;-t"e-rapl;--Yarlif menjadi soal adalah bahwa istilah ini di dalam dirinya sendiri sebenarnya mengandung kontradiksi (Finnegan 1977: 167), sebab kata leterature (Ietterkunde), yang di dalam bahasa Indonesia disebut sastra (susastra, atau kesusastraan) merujuk paaa pengertian tulisan atau buku What Wellek 1956: 22; 1978: 16; Teeuw 1984: 22 - 23). Karena pe ngertian seperti itulah maka, di Indonesia, perhatian terhadap 'sastra yang tidak tertulis' kurang sekali jika dibandingkan dengan perhatian terhadap 'sastra ter tuJis' . Yang dina_rn..ak~Q___ ~g~g~A,.J.L~an 1 • __s.ebe.o.ru::J:l¥a,--a-clalah kesusast~r.aan yang 1JJ~!J~8J~up_ekspr..esi .. I.oi samping itu kadang-kad~ng juga melur:cur dad mlilutnya pantun-pantun yang menarik dan -cabui.
68
RUSMAN, dalang kentrung dari Desa Watudandang,
Kecamatan Prambon, .Kabupaten Nganjuk. Dalang ini tergabung
dalam grup kentrung Dana Carita, Desa Mojokendil,
Kecamatan Ngronggot, Kabupaten Nganjuk.
(Foto: Subandi).
BAB VI
FUNGSI DAN TEORI MIGRASI
1. Fungsi sastra lisan Dalam Bab V, bagian 2, sedikit banyak telah dislnggung perihal fungsi beberapa genre sastra lisan dalam masyarakat. Sebenarnya fungsi sastra lisan di niasyarakat itu dapat dilihat sebagai berikut: . Pertama, berfungsi sebagai sistem proyeksi. Hal ini dapat dilihat pada cerita Bawang Putih dan Bawang Merah. Cerita ini merupakan proyeksi idam-idaman di bawah sadar dari kebanyakan gadis miskin (yang cantik tentunya) untuk menjadi isteri orang kaya atau bangsawan (pangeran), atau orang tersohorj walaupun hal ini hanya terjadi dalam angan-angan belaka. Contoh lainnya adalah cerita Sang Kuriang. Cerita ini sebenarnya merupakan angan-angan terpendam dari seorang anak laki-Iaki un~uk bersanggama dengan ibu kandungnya (Oedipus complex). Kedua, berfungsi untuk pengesahan kebudayaan. Misalnya cerita Asal-usul kata 'babah'. Cerita lni sebenarnya mengandung maksud untuk mengesahkan ketidakbenaran perkawinan antar pribumi Oaki-Iaki) dan non pribumi (Cina, perempuan). Cerita lain adalah cerita Cecak yang mengkhianati nabi Muham mad. Cerita ini mengadung (1)aksud untuk mengesahkan pembunuhan cicak.
69
Ketiga, sebagai alat pemaksa berlakunya norma norma sosial dan sebagai alat pengendali sosial. Hal ini dapat dilihat pada peribahasa-peribahasa seperi: Pagar' makan tanaman; Tua-tua keladi makin tua makin menjadi; dan lain-lain. Keempat, sebagai alat pendidikan anak. Dalam hubungan ini cerita-cerita t:linatang (kanci!) adalah sebuah contoh yang tepat. Cerita-cerita ini banyak digunakan oleh orang tua (pada jaman generasi penulis masih anak-anak) untuk mendidik anak-anak. Hal yang demikian ini juga bany.ak terdapat dalam puisi rakyat. Dalam sastra lisan Jawa ada sebuah tembang (nyanyian) yang berhubungan dengan nama-nama jari tangan kita. Sebagaimana kita ketahui, nama-nama jari tangan kita terdiri dari: (I) jari keHngking (jenthik atau enthik), (2) jari manis (jenthik manis), (3) jari tengah (panunggul), (4) jari telunjuk (panuding), dan (5) ibu jarf (jempoJ). Keli'ma jari tangan kita itu menurut orang Jawa satu sama lain mempunyai ikatan persaudaraan dan ·jari· tangan kita- itu digunakan untuk pendidikan anak-anak kita. Dalam hubungan lnl anak-anak d;ajari untuk menghormati orang tua, baik orang t':la sendki maupu'1 orang-orang yang dianggap tua. Pokok nya, orang tua harus dihormati. Hal ini tercermin dalam tembang anak-anak yang bunyinya sebagai ber ikut: I. Enthik, Enthik, si Panung&ulpatenana. 2. Aja, dhi, aja, dhi. Wong tuwa malati. 3. 8ener, bener. Kalimat pertama diucapkan oleh si Panuding. Kali mat kedua diucapkan oleh di Jenthik manis. Dan Kali mat ketiga diucapkan oleh di Jempol. Adapun artinya ketiga kaHmat itu sebagai berikut: "Enthik, Enthik, bunuhlah si Panunggul. Jangan, dik. Jangan dik~ Orang tua itu jangan
Y
2. dad dalam bahasa itu sendir-i, yaitu dad dialek yang satu ke dialek yang lain.,
Xl
> X2 --> X3
Oleh karena sastra lisan itu ditutLirkan dengan bahasa, maka cara pemindahannya (cara migrasinya) tak jauh berbeda dengan situasi di atas.' Cerita dad bahasa yang satu berpindah ke bahasa yang lain. Di samping itu juga terjadi, cerita yang
View more...
Comments