Muqorror Madinah - Tajwid-Dikonversi

July 25, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Muqorror Madinah - Tajwid-Dikonversi...

Description

 

MUKADDIMAH Alquran memiliki keistimewaan keistimewaan yang tidak dimiliki oleh kitab-kitab lain, antara lain : 1. Keistimewaan Keistimewaan Tilawah Tilawah (membac (membaca) a)

Alquran adalah sebuah kitab yang harus dibaca sebagai bacaan harian. Pahala yang Allah  berikan tidak dihitung per ayat atau per kata, melainkan per huruf, sebagaimana sebagaimana penjelasan Rasulullah saw.

‫أ‬ ‫ق‬ ‫و‬ ‫ؿ‬  ‫ر‬ ‫لؼ‬  ‫ن‬ ‫رحف‬ ‫ؼ‬ )

‫ـ‬ ‫رح‬ ‫ؼ‬ ‫ي‬ ‫رحم‬ ‫)ؼ‬ ‫ر‬ ‫ك‬ ‫ا‬ ‫ه‬  ‫م‬ ‫ذ‬ ‫م‬

“Saya tidak mengatakan bahwa Alif Lam Min itu satu huruf, namun Alif adalah satu huruf, Lam satu huruf dan mim satu huruf.” (Riwayat at Tirmidz Tirmidzi) i) 2. Keistimewaan Keistimewaan Tadabbur Tadabbur (meren (merenungkan) ungkan)

Alquran mampu menjadi ruh (penggerak) bagi kemajuan kehidupan manusia manakala selalu dibaca dan ditadabburi makna yang terkandung dalam setiap ayat-ayatnya. Allah Taala  berfirman:

  ‫ىب‬ ‫ن‬ ‫ كن‬  ‫ىىى‬ ‫ي‬    ‫ل‬         ) 5 2 (

  ‫م‬

 

‫ـ‬ ‫ت‬ ‫م‬

“Dan demikian kami wahyukan kepadamu sebuah ruh (Alquran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Alkitab itu dan tidak pula mengetahui apakah iman itu? Tetapi Kami menjadikan Alquran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengannya siapa  yang Kami kehendaki kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya Kami benar-benar benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. 42 : 5) 3. Keistimewaan Keistimewaan Hifzh (menghafal) (menghafal)

Hifzh (menghafal) merupakan ciri khas orang yang diberi ilmu, juga sebagai tolok ukur keimanan dalam hati seseorang. Allah Taala berfirman :

) 4 9 (

   ‫ي‬ ‫ػ‬  ‫ي‬

 

‫تى‬ ‫ ى ى‬ ‫غ‬  ‫ى‬

    ‫آ‬ ‫ظا‬  ‫ي‬ ‫ف‬

“Sebenarnya Alquran itu adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada-dada orang yang diberi ilmu, dan tidaklah mengingkari mengingkari ayat-ayat ayat-ayat Kami kecuali orang-orang orang-orang yang dzhalim.” (QS. 29:49) Rasulullah saw bersabda:

)‫ـ‬ ‫ذف‬ ‫يم‬ 

‫و‬ ‫ف‬ ‫ـ‬  ‫ء‬‫ـ‬ ‫ن‬ ‫ق‬ ‫آ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬   ‫)ب‬ ‫ر‬ ‫ك‬ ‫ا‬ ‫ه‬  ‫م‬ ‫ذ‬ ‫م‬

Sesungguhnya orang yang di dalam dadanya tidak terdapat sebagian dari pada Alquran bagaikan rumah yang tidak berpenghuni.” (HR. Attirmidzi)

 

PENGANTAR PENGANT AR ILM ILMU U TAJWID Definisi Ilmu Tajwid

Lafadzh Tajwid menurut bahasa artinya membaguskan. Sedangkan menurut istilah adalah:

 ‫ا‬ ‫ج‬   ‫رح‬ ‫ؼ‬ ‫ن‬ ‫ج‬   ‫إ‬  ‫ط‬  ‫ء‬  ‫ق‬     ‫ت‬ ‫ق‬  “Mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya dengan memberi hak dan mustahaknya.” Yang dimaksud dengan hak huruf adalah sifat asli yang selalu bersama dengan huruf tersebut, seperti Al Jahr, Isti‟la, Istifal, dan lain sebagainya. Hukum Mempelajari Ilmu tajwid

Hukum mempelajari ilmu tajwid secara teori adalah fardhu kifayah, sedangkan hukum membaca Alquran sesuai dengan kaidah ilmu tajwid adalah fardhu „ain. Jadi, mungkin m ungkin saja terjadi seorang Qo Qori‟ bacaannya bagus dan benar, namun ssama ama sekali ia tidak mengetahui istilah-istilah istilah-istil ah ilmu Tajwid Tajwid semisal idzhar, mad dan lain sebagainya. Baginya hal itu sudah cukup cukup bila kaum muslimin muslimin yang yang lain telah banyak banyak mempelajari mempelajari teori ilmu Tajwid, karena -sekali lagi- mempelajari teorinya hanya fardhu kifayah. Akan lain halnya dengan orang yang tidak mampu membaca Alquran sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu Tajwid. Menjadi wajib baginya untuk membaguskan bacaannya sehingga mencapai standar yang telah ditetapkan oleh Rasulullah saw. Dalil kewajiban membaca Alquran dengan tajwid adalah sebagai berikut: 1. Firman Firman Alla Allah h Taal Taalaa

) 4 (‫ى‬

‫ر‬ ‫ت‬

“Dan bacalah Alquran dengan tartil.” (QS. 73:4) Imam Ali bin Abi Tholib menjelaskan arti tartil dalam ayat ini yaitu mentajwid mentajwidkan kan hurufhurufnya dan mengetahui tempat-tempat waqof. 2. Sabda Sabda Rasul Rasulul ullah lah saw saw

‫ق‬ ‫ؤ‬ ‫ك‬  ‫ق‬ ‫ل‬ ‫و‬ ‫ر‬ ‫أب‬  ‫ا‬     ‫إ‬ ‫ا‬  ‫م‬    ‫ف‬  ‫أ‬    ‫يإ ب‬    ‫أ‬ ‫ق‬ ‫ا‬ ‫ـ‬    ‫ن‬  ‫ر‬ ‫و‬  ‫ق‬ ‫ر‬  ‫ي‬ ‫غ‬ ‫ن‬  ‫ر‬ ‫ن‬    ‫ز‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫ج‬ ‫ر‬  ‫م‬    ‫و‬  ‫ب‬  ‫ن‬   ‫م‬   ‫أ‬  ‫م‬       “Bacalah Alquran sesuai dengan cara dan suara orang-orang Arab. Dan jauhilah olehmu cara baca orang-orang fasik dan berdosa besar. Maka sesungguhnya akan datang beberap kaum setelahku melagukan Alquran seperti nyanyian dan rohbaniyah (membaca tanpa tadabbur). Suara mereka tidak dapat melewati tenggorokan mereka (tidak dapat meresap ke

 

dalam hati). Hati mereka dan orang-orang yang simpati kepada mereka telah terfitnah (keluar dari jalan yang lurus).” Adapun alasan mengapa hukum membaca Alquran dengan tajwid adalah fardhu „ain, imam Ibnul Jazari mengatakan: mengatakan:

  ‫ت‬ ‫تو‬ ‫ـ‬  ‫ن‬   ‫ق‬ ‫نث‬  ‫ا‬   ‫ك‬   ‫ن‬      “Membaca (Alquran) dengan tajwid hukumnya wajib, barang siapa yang tidak membacanya dengan tajwid ia berdosa, karena dengan tajwdlah Allah menurunkan Alquran dan dengan demikian pula sampai kepada kita dari Nya.” Fadhilah (keutamaan) Ilmu Tajwid

Ilmu Tajwid adalah ilmu yang sangat mulia. Hal ini karena keterkaitannya secara langsung dengan Alquran. Bahkan dalam dunia ilmu Hadits, seorang tidak mengajarkan hadits kepada muridnya sehingga sehingga ia sudah menguasai ilu Alquran. Di antara keistimewaannya keistimewaannya adalah sebagai berikut: 1. Memperlajari dan mengajarka mengajarkan n Alquran merupakan merupakan tolok ukur kualitas kualitas seorang seorang muslim. Sabda Rasulullah saw:

‫ـم‬ ‫ن‬ ‫ل‬ ‫ق‬ ‫آ‬ ‫ل‬ ‫م‬ ) ‫ر‬ ‫ك‬ ‫ا‬ ‫ه‬   ‫م‬  )

“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya” (HR.  Albukhari) 2.Mempelajari Alquran adalah sebaik-baik kesibukan. Allah Taala berfirman dalam hadits Qudsi:

  ‫غن‬ ‫ق‬ ‫ع‬ ‫ذن‬ ‫ك‬ ‫ر‬ ‫م‬    ‫ي‬ ‫ي‬   ‫أ‬   ‫ا‬   ‫ل‬ ‫اللـ‬   ‫ـ‬ ‫ض‬ ‫لل‬ ‫ل‬ ‫ق‬   

‫ك‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ذ‬ ‫(م‬ ) “Barang  siapa yang disibukkan oleh Alquran dalam dalam rangka berdz berdzikir ikir kepada Ku dan dan memohon memohon kepada  Ku niscaya Aku akan memberikan sesuatu yang utama dari apa yang telah Aku berikan kepada orang-orang yang telah meminta. Dan keutamaan Kalam Allah daripada seluruh kalam yang selain Nya, seperti keutamaan Allah atas makhluk Nya.” 3.Dengan mempelajari Alquran, maka akan turun sakinah (ketentraman), rahmat, malaikat 3.Dengan dan Allah menyebut-nyebut orang yang mempelajari Alquran kepada makhluk yang ada di sisi Nya. Rasulullah saw bersabda:

‫ت‬    ‫و‬ ‫ـ‬  ‫ ن‬‫تل‬ ‫يلا‬   ‫و‬ ‫ن‬  ‫ي‬   ‫لل‬  ‫م‬  ‫غي‬ ‫ي‬ ‫م‬      ‫م‬    ‫ل‬ ‫ك‬ ‫ة‬   ‫ي‬   ‫ذ‬ ‫ك‬ ‫ر‬ ‫م‬  ‫ل‬ ‫ـ‬ ‫عـي‬ ‫ن‬ ‫د‬ ‫ه‬   ‫ر‬ ‫ك‬ ‫ا‬ ‫ه‬   ‫ل‬ ‫م‬ ) ) “Tidaklah suatu kaum berkumpul disatu masjid dari masjid-masjid Allah, kemudian mereka membaca Alquran dan mempelajarinya, melainkan turun kepada mereka ketentraman,

 

diliputi dengan rahmat, dinaungi oleh malaikat, dan disebut-sebut oleh Allah dihadapan malaikat Nya.” (HR. Muslim) Tujuan Mempelajari Ilmu Tajwid

Tujuan mempelajari ilmu Tajwid adalah untuk menjaga lidah agar terhindar dari kesalahan dalam membaca Alquran. Alquran. Kesalahan dalam membaca Alquran dalam ilmu tajwid disebut dengan istilah . ‫ل‬  ‫ـ‬ ‫ن‬  dan ‫ل‬   ‫ـل‬ ‫ن‬   dibagi menjadi dua, yaitu ‫ـل‬ ‫ان‬ ‫ل‬ ‫ـ‬    ‫ـ‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫ـ‬ .

adalah kesalahan yang terjadi ketika membaca lafadzh-lafadzh dalam Alquran,    ‫ان‬ ‫ل‬   1 .‫ل‬  baik yang dapat merubah arti atau atau pun tidak, tidak, sehingga sehingga menyalahi menyalahi „urf „urf qurro (seperti „Ai „Ain n dibaca Hamzah, atau merubah harakat). Contoh :   ‫ب‬  ‫ل‬ ←  ‫ر‬ ‫ب‬  ‫د‬ ‫ل‬

 ‫ م‬←  ‫م‬ Melakukan kesalahan ini dengan sengaja hukumnya haram. adalah kesalahan yang terjadi ketika membaca lafadzh-lafadzh dalam Alquran    ‫ان‬ ‫ل‬   2 .‫ل‬ yang menyalahi „urf qurro‟, namun tidak sampai merubah arti. Seperti tidak membaca ghunnah,, kurang panjang dalam membaca mad wajib muttashil dan lain-lain. ghunnah Melakukan kesalahan ini dengan sengaja hukumnya makruh. Tingkatan Membaca Alquran

Tingkatan bacaan yang diakui oleh ulama qiraat ada empat, yaitu: 3 . ‫ت‬

  Attahqiq, yaitu bacaan Alquran yang sangat sangat lambat dan bertajwid, yang lazim  ‫ق‬

digunakan untuk mengajarkan Alquran dengan sempurna. 4 .

    Attartil, yaitu bacaan lambat dan bertajwid bertaj wid

yang sesuai dengan standar, standar, yaitu

 pertengahan antara attahqiq dan attadwir.  pertengahan attadwir. Bacaan ini ini adalah bacaan yang yang paling paling bagus karena karena sesuai dengan bacaan Alquran saat diturunkan. Allah Taala berfirman:

) 3 2 (‫ى‬ “Dan Kami bacakan Alquran itu dengan tartil.” (QS. 25:32) 3 . ‫ت‬

Attadwir, yaitu bacaan yang tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat, yaitu     

 pertengahan  pertengah an antara alhadr dan attartil namun masih bertajwid. bertajwid. Alhadr, yaitu yaitu bacaan yang dilakukan dengan tingkatan paling cepat namun tetap 4 .‫ل‬     mempraktikkan mempraktik kan tajwidnya.

 

Hukum Ist’adzah dan Basmalah Yang dimaksud dengan isti‟adzah adalah membaca

‫ل‬

 

  

Hukum membaca is isti ti‟a ‟adz dzah ah sebelum memulai tilawah adalah sunnah. Firman Allah Taala:

 

( 89(

‫ـ‬ ‫ ت‬ ‫ـ‬   

  

“Apabila kamu hendak membaca Alquran maka berlindunglah kepada Allah dari syaithon  yang terkutuk.” terkutuk.” (QS. (QS. 16:98)

Lafadzh isti‟adzah di atas dapat pula ditambahkan dengan kata

    setelah kata ‫ا‬    ‫ى‬   

sehingga berbunyi menjadi:

‫أ‬

 

    ‫ا‬ ‫ى‬

 

       ‫يى ل‬  ‫ر‬

Adapun membaca basmalah sangat dianjurkan (mustahabbah), baik di awal surat atau  pertengahan  pertengah an surat -kecuali pada surat Attaubah- baik dilakukan dilakukan dengan keras atau pelan. Sebagian ulama qiraat memberinya hukum wajib shina’i, artinya kewajiban yang apabila ditinggalkan tidak berdosa. Istilah tersebut digunakan karena Rasulullah saw sangat menganjurkan membaca basmalah, sebagaimana dalam sabdanya:

‫م‬ ‫ب ا ــ‬ ‫م‬ ‫ل‬  ‫ت‬ ‫ر‬  ‫ي‬ ‫م‬  ‫ه‬  ‫أ‬     “Setiap perkara yang mempunyai nilai  jika tidak dimulai dengan dengan basmalah basmalah maka terputuslah (berkahnya).” (berkahnya).” Cara membaca isti‟adzah, basmalah dan awal surat. Ada Ada empat cara : artinya membac m embacaa ist isti‟a ‟adz dzah ah,, basmalah, dan surat s urat secara sec ara terpisah, te rpisah,   1 .  ‫ل‬  

‫ـ‬  ‫أل‬   2 . ‫ى‬

  ‫ل‬  ‫ت‬ 



misalnya:

‫ ل‬     

artinya memba m embaca ca ist isti‟adzah , basmalah, basmala h, dan surat secara s ecara be bersambung, rsambung,  ‫ل‬     

‫ل‬

 

‫ط‬  

misalnya: misalnya :

‫ل‬  ‫ت‬  

   ‫ث‬     artinya membaca memb aca isti‟adzah secara terpisah dengan basmalah basmala h dan 3 .    ‫ى‬ 

 ‫ل‬



surat,

misalnya:

‫ل‬  ‫ت‬  

 ‫ل‬

 

‫ ل‬   ‫ط‬   ‫ـ‬

 

Cara menyambung diantara dua surat, terdapat tiga cara: basmala h, dan surat yang baru secara terpisah,   artinya membaca akhir surat, basmalah, 1 .   ‫ل‬ 

misalnya:

 ‫ل‬

2 .

 

  ‫ت‬    ‫ـ‬

 

‫ى‬

‫ـ‬   

artinya membaca akhir surat, basmalah, dan surat yang baru secara bersambung,  ‫ل‬     

misalnya:





‫ى‬

‫ت‬  



  

Adapun menyambung menyambung surat Alanfal dan Attaubah boleh secara terpisah, bersambung bersambung dan terpisah tanpa nafas (dengan cara saktah). Contoh: a. Terpi erpisa sah h

      ‫ء‬ ‫ة‬ ‫ن‬ ‫ ى‬    ‫ا‬

     

  ‫م‬

 b. Bersambung Bersambung

‫ا‬    

   

 

‫ن‬    ‫ ى‬ 

c. Terpisah erpisah tanpa tanpa berna bernafas fas

  ‫ء‬ ‫ة‬ ‫ن‬ ‫ا‬       ‫ ى‬ 

3.

     

  ‫م‬

  artinya ‫ث‬    ‫ث‬   berhenti ketika selesai membaca surat, kemudian membaca  basmalah  ‫ ى‬ 

disambung dengan surat yang baru, misalnya:

‫ل‬  ‫ت‬  



   



  ‫ ى‬

Adapun menyambung akhir surat dengan basmalah kemudian berhenti dan memulai surat yang baru adalah cara yang tidak dibenarkan, karena terkesan basmalah itu bagian dari surat secara keseluruhannya. Contoh:

 ‫ل‬

   

 



‫ى‬

‫ل‬  ‫ت‬     

 

HUKUM NUN MATI DAN TANWIN

Dalam membaca Alquran kita akan mendapatkan nun mati atau tanwin yang ada dalam setiap ayat. Pengucapan nun mati atau tanwin ada yang harus jelas, ada yang harus samar, ada yang harus lebur sehingga nun mati atau tanwin tersebut tidak tampak, dan ada pula yang  berubah menjadi mim. Untuk itu mari kita bahas satu persatu hukum-hukum tersebut. 1. idzh-har (atau lengkapnya ldzh-har Halqy), secara bahasa artinya jelas. Sedangkan menurut ilmu tajwid adalah pembacaan pembacaan nun mati atau tanwi tanwin n sesuai dengan dengan makhrajnya tanpa dighunnahkan apabila bertemu dengan salah satu huruf halqiyah (tenggorokan). Hurufhurufnyaa adalah: hurufny –‫ـ ػ‬ -–‫–ح‬‫ـ‬    Contoh idzhar halqy :  Nun mati

 Nun mati mati

tanwin

‫فن‬  ‫ فه‬ 

tanwin

‫و‬ ‫ف‬ ‫و‬ ‫ف‬ ‫ةل د‬  

Idzhar dalam dua kata

‫آ‬ ‫ي ر‬   ‫ن‬  ‫ة‬



‫آن‬  ‫ن‬ ‫ن‬ ‫ن‬

Idzhar dalam dua dua kata

‫ل‬ ‫م ي‬     ‫ز‬ ‫ ف‬  ‫و‬  ‫ئ‬ ‫ ا‬ ‫ة‬  



‫ن‬ ‫ن‬ ‫ن‬

2. idgham, secara bahasa artinya memasukkan. Sedangkan menurut ilmu tajwid adalah  pengucapan  pengucap an nun mati atau tanwin secara lebur ketika bertemu huruf-huruf idgham, atau  pengucapan  pengucap an dua huruf seperti seperti dua huruf huruf yang ditasydidkan. ditasydidkan. Pembacaan idgham, ada yang harus dighunnahkan yaitu yang dinamakan dengan idgham  bighunnah  bighunn ah atau idgham ma‟al ghunnah dan ada pula yang tidak boleh di ghunnahkan, ghunnahkan, ya yang ng disebut idgham bila ghunnah. ghunnah. Huruf-huruf idgham bighunnah:

‫ـ‬ 

‫ـ‬ ‫ن‬ ‫ـ‬   –‫ـ‬ ‫ن‬  ‫م‬ ‫–ة‬ ‫ا‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ب‬   ‫و–ي‬ ‫ئ‬  ‫ا‬  HurufContoh:  ‫ـ‬ ‫ن‬ ‫ر‬ huruf idgham bila ghunnah: – ‫ـ‬ ‫دن‬ ‫ن‬    –

Contoh:

 

  ‫ن‬  

‫ع‬

 

Idgham bi ghunnah Tanwin Nun mati

‫ر‬ ‫ه‬ ‫و‬  ‫ئ‬ ‫ا‬  ‫م‬ ‫ة‬     ‫ر‬ ‫ف‬ ‫و‬  ‫ة‬  ‫ن‬‫و‬ ‫ـ‬

Idgham bila ghunnah Tanwin Nun mati

 ‫ب ر‬   ‫ ن‬  ‫ ث‬ ‫ن‬ ‫ ه‬ ‫ن‬ ‫ي‬

  ‫ ب‬   ‫ف‬  ‫ر‬‫ي‬ ‫م‬  ‫رن‬‫ي‬ ‫ق‬ 

Pengecualian : Ketentuan idgham idgham tersebut di atas tidak berlaku pada pertemuan nun mati dengan huruf  dan   yang terjadi dalam satu kata berikut ini:  

‫ف‬ ‫ص‬

‫فن‬

‫ف‬ 

QS. 6:99

 ‫د‬  QS. 6:29

QS. 13;4 QS. 61:4 Kasus seperti ini disebut dengan istilah idzh-har muthlaq, yang harus dibaca jelas. 3. Iqlab, secara bahasa artinya merubah. Sedangkan menurut istilah adalah pengucapan nun mati atau tanwin yang bertemu dengan huruf ba' yang berubah menjadi mim dan disertai dengan ghunnah Contoh lqlab : Tanwin

‫ي‬

Nun ma

 

 ‫ؾ ر‬



4. Ikhfa' (atau lengkapnya Ikhfa' Haqiqy), secara bahasa artinya menutupi. Sedangkan yang dimaksud di sini adalah pengucapan nun mati atau tanwin ketika bertemu dengan huruf-huruf lkhfa' memiliki sifat antara lzh-har dan idgham dengan disertai ghunnah. Huruf-hurufnya  berjumlah 15: 15:

‫–ؾ‬– –‫– –ؽ‬––‫– ؼ–ز‬ – ‫ـ‬    ––  Agar mudah dihafal, dirangkai menjadi:

‫ف‬‫ن‬ ‫م‬ ‫خ‬ ‫يــ‬ ‫ز‬       ‫د‬   Kalau kita perhatikan dengan seksama, maka awal huruf dari setiap kata adalah huruf ikhfa'. Contoh lkhfa' :  Nun mati mati Tanwin Dalam satu kata Dalam dua kata

‫ ا‬ 

‫ن‬

‫ص‬

 ‫ا‬ 

‫ا‬ 

‫أ‬‫ت‬ ‫ م‬

‫ن‬

 ‫ذ‬

‫ك‬

 

‫ص‬

 ‫ف‬ 

 ‫ق ا‬ 

 

  ‫ف‬ ‫ميل‬  ‫ن‬   ‫أم ش‬          ‫ن‬     ‫ا‬   ‫ف‬ ‫أ‬ ‫م‬  ‫تأ‬ ‫م‬   ‫ ظ‬‫ر‬

‫ذن‬    ‫ ن‬‫ان‬   ‫ ن‬  ‫ل‬ ‫ و‬ ‫ت‬ 



‫يس‬  ‫و‬ ‫ ن‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫إ‬   ‫ن‬   ‫ر‬  ‫إ‬  ‫ل‬ ‫ن‬

(Sebagian latihan ada di halaman-halaman halaman-halaman akhir)

 

 ‫ ء‬‫ا ج‬  ‫و‬ ‫م‬  ‫ف ا‬  ‫ر‬ ‫ت‬ ‫ي‬   ‫ف‬   ‫ ك‬  ‫ل‬ ‫م‬  ‫ د‬  

 ‫د‬   ‫ن‬  ‫ ا‬ ‫و‬ ‫م‬  ‫غ ا‬ ‫و‬  ‫ر ز ئ‬ ‫ق‬     ‫ ي‬ ‫ن‬ ‫ا‬    ‫م‬  ‫و‬ ‫م‬      ‫ي ل‬



  



‫دت‬ ‫ر‬‫ي‬ ‫ب‬ ‫ح ي ت‬‫ك‬‫ا‬‫م‬  ‫ا نون‬‫ك‬‫ةن‬ 

HUKUM MIM MATI Apabila terdapat terdapat mim sakinah, maka hukum bacaannya bacaannya ada tiga macam, yaitu: 1.Ikhfa' Syafawi, yaitu apabila mim mati bertemu dengan ba'. Cara pengucapannya mim

tampak samar disertai dengan ghunnah. Contoh:

‫ر‬ ‫ي‬ ‫م‬     ‫ج‬  2.Idgham Mitslain, yaitu apabila mim mati bertemu dengan mim. Cara pengucapannya harus

disertai dengan ghunnah. Contoh:

 ‫ن‬ ‫ل‬  ‫م‬   ‫ؤ‬   ‫ة‬  3.Idzh-har Syafawi, yaitu apabila mim mati bertemu dengan selain huruf mim dan ba‟. Cara

 pengucapannya adalah mim harus tampak jelas tanpa ghunnah,  pengucapannya ghunnah, terutama ketika bertemu dengan denga n fa‟ dan waw. Sedikitpun Sedikit pun mi mim m tidak boleh bo leh terpenga te rpengaruh ruh makhrol mak hrol fa fa‟ dan waw waw walaupun wala upun makhrajnyaa berdekatan/sama. makhrajny berdekatan/sama. Contoh: Contoh:

‫ي‬ ‫أ–ف‬  –‫ش‬ ‫ر‬ –  ‫ي مى‬    ‫د‬ ‫ف‬  –  ‫مى‬  ‫ا‬ ‫ف‬    ‫دت‬ ‫ر‬‫بي‬‫ت‬

‫ح‬‫ك‬‫ا‬‫م‬   ‫ميم‬  ‫ةنك‬

 

HUKUM MIM DAN NUN BERTASYDID Setiap mim dan nun yang bertasydid waijib dighunnahkan sepanjang dua harokat. Adapun mengenai ukuran lama ghunnahnya sebaglan ulama Qiro‟at menetapkannya dengan cara menutup jari atau membukanya dengan gerakan yang tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. lmam Al Jamzuri mengatakan,

    ‫و‬

‫ ى‬   ‫ى‬

 

‫ ن‬  ‫ي‬

“Dan ghunnahkanlah setiap mim dan nun yang  bertasydid. Dan sebutlah sebutlah masing-masing sebagai huruf huruf ghunnah. ghunnah. " Contoh & Latihan :

‫دت‬ ‫ر‬‫بي‬‫ت‬

‫ن‬

‫ح‬‫ك‬‫ا‬‫م‬   ‫و نون‬ ‫م‬‫مي‬  ‫م‬‫دش‬ ‫د‬ ‫يت‬

H UKUM ALIF LAAM Tujuan pembahasan bab ini adalah untuk membantu mereka yang baru belajar Bahasa Arab. Pembahasan ini menjelaskan kepada kita kapan alif lam dibaca atau tidak, ketika  bertemu dengan dengan huruf-hunjf huruf-hunjf Hijaiyah. Berdasarkan cara pembacaannya, alif lam dibagi menjadi dua macam, yaitu : 1 Alif Lam Qamariyah yakni alif lam harus dibaca jelas ketika menghadapi huruf-huruf  berikut:

–‫ــ‬  – ––‫–ح‬–‫–ؾ‬––‫– ؼ‬–‫ـ–ؽ‬   Agar mudah dihafal, huruf-huruf tersebut dirangkaikan menjadi:

‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ك‬    ‫ـفخ‬ ‫ع‬ ‫ي‬ ‫م‬ ‫ة‬ 

2. Alif Lam Syamsiyah, yakni alif lam harus dibaca idghom (masuk ke dalam huruf  berikutnya)  berikutny a) apabila bertemu bertemu dengan huruf-huruf berikut: berikut:

– – ‫ـ‬ -– – –– –– ––‫–ز‬

‫ـ‬   -

Agar mudah di hafal, huruf-huruf tersebut dirangkaikan menjadi:

‫ ب‬  ‫فف‬ ‫ا‬ ‫م‬  ‫د‬  ‫ء‬‫زن‬  ‫ر‬‫ذ‬ ‫م‬  ‫ر‬ ‫ـ‬ (Yang menunjukkan huruf-huruf Syamsiyah hanya awal huruf dari setiap kata).

 

Alif lam syamsiyah

  ‫ند‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫ة‬ ‫ظ‬  ‫د‬  ‫ل‬  ‫ةج‬ ‫ ه‬  ‫ة‬  

‫ب‬ ‫و‬ ‫ف‬ ‫ب‬  ‫ة‬ 



‫ب‬  ‫ن‬

Alif lam qomariyah

‫ ؼ‬ ‫ة‬



‫ق خ‬ ‫ا‬   ‫ض‬ ‫م‬ ‫ق‬ 

‫ق‬ ‫ف د‬ ‫ر‬   ‫ذ‬ ‫و‬  



 ‫ة‬ ‫غ‬ ‫ا‬  ‫ا‬  ‫ةل‬ ‫ك‬  ‫ا‬  

Tempat-Tempat empat-Tempat Keluar Huruf  Untuk membantu agar lebih cepat dan tepat dalam mempelajari makhroj huruf, ulama Qira'at menuangkan pengucapan setiap huruf dalam bentuk tulisan. Dengan mengetahui makhroj huruf dan ditopang dengan latihan secara terus menerus dalam mengucapkannya, maka akan dapat memperlancar lidah dalam mengucapkan huruf dengan baik dan benar. Secara global makhroj makhroj huruf ada lima tempat: Rongga Mulut  ‫و‬ ‫ؼ‬    1 .‫ا‬ Tenggorokan ‫ل‬ 2 .‫ا‬   Lidah ‫ل‬ ‫ا‬  ‫ـ‬ ‫ف‬    Dua Bibir      4 .   Rongga Hidung 5 .‫ا‬ ‫ل‬ ‫ش‬ ‫و‬ ‫ـ‬  

3.

Sedangkan Sedangk an secara terperinci berjumlah berjumlah tujuh belas, yaitu: A. ‫ا‬ Yang keluar dari rongga mulut adalah huruf-huruf mad,yakni:  ‫و‬ ‫ؼ‬   

1 .‫ػ‬ ‫ػ‬ ‫ػ‬ 

‫ػ‬    Pengucapannya dengan memonyangkan dua bibir.

‫ػ‬ ‫ػ‬  ‫ػ‬ ‫ػ‬ ‫ػ‬    ‫ـ‬ Pengucapannya dengan menurunkan bibir bagian bawah. Pengucapannya Pengucap annya dengan membuka mulut. ‫ػ‬ ‫ػ‬ ‫ػ‬  ‫ػ‬ ‫ػ‬ ‫ػ‬       B. ‫ا‬ Yang keluar dari tenggorokan adalah huruf-huruf : ‫ل‬ ‫ق‬  

6 . ‫ـ‬ Keluar dari tenggorokan bawah   7 . ‫ـ‬   ‫ح‬Keluar dari tenggorokan tengah

Keluar dari tenggorokan atas 8 . ‫ـ‬  



 ‫ ي‬

 

C.  huruf-huruf yang keluar dari lidah sebagai berikut: ‫ا‬ ‫ـ‬ ‫ف‬  

– –– –– – ––– ––– – – –‫ـ–ؾ‬

‫ـ‬ ‫ز‬   -

‫ؽ‬  5 . Keluar dari pangkal lidah (dekat tenggorokan) dengan mengangkatnya ke atas langitlangit.

‫ؾ‬

Seperti makhroj huruf qof namun pangkal lidah diturunkan. 6 .   7 . –

‫ـ‬ Keluar dari tengah lidah bertemu dengan langit-langit.  

8 .  Keluar dari dua sisi lidah atau salah satunya bertemu dengan gigi gigi geraham. Keluarnya dengan menggerakkan semua lidah dan bertemu dengan ujung langit-langit . 9 .‫ؿ‬  1 0 .  Keluarnyaa dari ujung lidah di bawah makhroj huruf ‫ؿ‬ Keluarny Keluarnya dari ujung lidah, hampir sama seperti dengan memasukkan punggung lidah. 1 1 .   1 2 . – ‫ـ‬  Keluar dari ujung lidah yang bertemu dengan gigi bagian atas.   -

 Keluar dari ujung lidah, ujung lidah keluar sedikit dan bertemu dengan ujung 1 3 .‫ـ‬   -‫ـ‬ gigi depan bagian atas. 1 4 .



‫ـ‬ ‫ز‬Keluar dari ujung lidah yang hampir bertemu dengan gigi depan bagian  

 bawah.

 ‫ـ‬ ‫ف‬   D. Keluar dari bibir  Keluar dari bibir bawah bagian dalam yang bertemu dengan ujung gigi seri atas 1 5 .‫ؼ‬ 

‫ـ‬ Huruf Mim dan Ba Keluar dari dua bibir yang dirapatkan, sedangkan Wawu 1 6 .–   dengan memonyongkan bibir.

‫ل‬ ‫و‬ ‫ـ‬   Yang keluar dari rongga hidung adalah huruf-huruf ghunnah (dengung), E. ‫ا‬   17. Terdapat pada tujuh tempat berikut:

17.Ghunnah Musyaddadah 18.Idgham Bighunnah 19.Lafazh lrkam Ma‟ana (ldgham Mutajanisain) 20.ldgham Mitslain 21.Iqlab 22.lkhfa Haqiqy 23.lkhfa Syafawy

 

SI SIFA FAT T-S -SIFA IFAT T HUR HURUF UF Tujuan mempelajari sifat-sifat Tujuan sifat-sifat huruf adalah agar huruf yang keluar dari mulut kita semakin sesuai dengan keaslian huruf-huruf huruf-hur uf Alquran itu sendiri. Huruf yang sudah tepat makhrojnya  belum dapat dipastikan dipastikan kebenarannya kebenarannya sehingga sehingga sudah sesuai dengan dengan sifat aslinya. Ketika seseorang men-sukunkan huruf pada suatu lafadz boleh jadi lidahnya sudah tepat  pada posisinya, namun belum dikatakan benar sehingga ia mengucapkannya mengucapkannya sesuai dengan sifatnya. Contoh pengucapan lafadz Masjid baru sesuai dengan sifatnya apabila huruf Dal sudah di-Qalqalahkan. Sifat-sifat huruf dalam Alquran terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Sifat yang yang memiliki memiliki lawan lawan kata. kata. 2. Sifat yang yang tidak tidak memiliki memiliki lawan lawan kata. kata.

Sifat-Sifat yang Memiliki Lawan Kata Sifat yang memiliki lawan kata ada lima, yaitu:

‫لا‬ ‫ل‬  ‫ـ‬     x ‫ر‬  ‫ا‬ ‫ة‬     ‫ة‬ 2.  x‫ش‬ 3.  ‫ت‬   ‫ت‬     x     ‫ب‬ ‫ا‬  x 4.  ‫م‬   ‫ا‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬   ‫ؽ‬ x 5.  1.

menurut bahasa adalah suara yang samar. Sedang menurut istilah adalah pengucapan  ‫ل‬    3 . yang disertai keluarnya nafas. Huruf-hurufnya berjumlah sepuluh:

   –‫–ح‬ –– –– – –‫–ؾ‬

Agar lebih mudah, dirangkai menjadi :  ‫ـخث‬  

‫ا‬  ‫ل‬ ‫ه‬  menurut bahasa artinya jelas. Sedangkan menurut istilah adalah pengucapan huruf yang   ‫ذ‬ ‫ل‬  . tidak disertai dengan keluarnya nafas. Huruf-hurufnya ada delapan belas, selain huruf  menurut bahasa artinya kuat. Sedangkan menurut istilah adalah pengucapan huruf   ‫ش‬ ‫ة‬  2 .

dalam keadaan suara yang tertekan karena sangat bergantung kepada makhrojnya. Hurufhurufnya berjumlah delapan, yaitu:

   –––‫–ؽ‬– –‫–ؾ‬

Agar lebih mudah, dirangkai menjadi :

‫ـج‬ ‫ط‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬  

 

Menurut bahasa artinya sedang. Sedangkan menurut istilah adalah pengucapan suara     ‫ط‬  yang tidak terlalu tertahan sehingga terdengar agak lemah. Huruf-hurufnya berjumlah lima  buah, yaitu: yaitu:

   – ––‫ــ‬ -

Agar lebih mudah dirangkai menjadi:

‫ـ‬ ‫ـن‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫ـ‬ 

menurut bahasa adalah lemah. Sementara menurut istilah adalah pengucapan huruf  ‫ر‬ ‫ا‬  ‫ة‬  

yang

disertai terlepasnya suara dengan bebas, karena tidak terlalu bergantung kepada makhrojnya.

 ‫ط‬   ‫ة‬ Huruf-hurufnya berjumlah 15 selain  dan ‫ش‬  ‫ت‬    menurut bahasa artinya terangkat. Sedangkan menurut istilah adalah pengucapan 3 . huruf yang disertai terangkatnya lidah ke atas langit-langit. Huruf-hurutnya berjumlah 7, yaitu:

   – – –––‫–ؽ‬ Agar mudah dihafal,dirangkai menjadi:

‫ـ‬ ‫غ‬ ‫ظط‬

menurut bahasa artinya menurun. Sedangkan menurut istilah adalah pengucapan huruf    ‫ت‬  disertai turunnya lidah dari langit-langit. Huruf-hurufnya berjumlah 21 yaitu selain hurufhuruf   ‫ت‬    

  ‫ب‬ ‫ا‬    menurut bahasa artinya lengket. Sedangkan menurut istilah adalah pengucapan huruf 4 . dalam keaadaan bertemunya lidah dengan langit-langit. Huruf-hurufnya ada 4, yaitu: –

  –– menurut bahasa artinya terpisah. Sedangkan menurut istilah adalah pengucapan huruf      disertai dengan menjauhnya dari langit-langit. Huruf-hurufnya berjumlah 23, yaitu selain huruf-huruf

  ‫ب‬ ‫ا‬ 

menurut bahasa artinya bagian lancip lidah. Sedangkan menurut istilah adalah huruf  5 . ‫ؽ‬  yang pengucapannya mudah keluar karena makhrojnya dari ujung lidah dan bibir. Hurufhurufnya ada 6, yaitu:

 –– – – ‫ـ‬ -

Agar mudah dihafal dirangkai menjadi :

 ‫ن‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ب‬ 

  ‫م‬ ‫ا‬  menurut bahasa artinya tertahan. Sedangkan menurut istilah adalah huruf yang    pengucapannya keluar dengan tertahan karena relatif sulit. Biasanya huruf-huruf ini selalu  pengucapannya  berada pada kata ruba‟i (yang terdiri dari empat huruf) atau khumasi (yang terdiri dari lima huruf) bersama huruf idzlaq. Kata yang hanya terdiri dan huruf ishmat saja, biasanya bukan

‫ع‬ ‫ج‬  dari bahasa Arab Arab asli, seperti 'afadz: ‫ـ‬

Sifat-sifat yang Tidak Tidak Memiliki Lawan Kata

 

Sifat ini jumlahnya ada tujuh, yaitu:

 ‫ـ‬  1.   2.  ‫ـ‬  3. ‫ل‬ 4.  ‫ض‬  ‫ا‬ ‫ك‬ ‫ر‬  5. ‫ت‬

‫ـ‬ 6.‫ت‬  ‫ت‬ ‫ة‬  7.  Penjelasan

    menurut bahasa artinya suara yang mirip burung. Sedangkan menurut istilah adalah 1 .   tambahan suara yang keluar dari dua bibir. Huruf-hurufnya ada tiga :

– –‫ز‬

2 . bergetar. Sedangkan menurut istilah adalah pengucapan huruf  menurut bahasa artinya bergetar.    yang sukun yang disertai dengan getaran suara pada makhrojnya sehingga terdengar suara yang kuat. Huruf-hurufnya ada lima, yaitu: Agar mudah dihafal dirangkai menjadi :

––  –‫ـ‬ -

‫ـ‬ ‫ـ‬  ‫ب‬  ‫ـ‬

harus kelihatan lebih jelas dan kuat ketika waqof pada huruf yang bertasydid, seperti:

‫ـل–ت‬ ‫ل‬ ‫ج‬   menurut bahasa artinya lembut. Sedangkan menurut istilah adalah pengucapan hur huruf  uf  3 .   ‫ل‬   yang lembut tanpa ta npa harus memaksakan. memaks akan. Y Yaitu aitu pengucapan huruf huru f Wau Wau dan Ya Ya mati sebelumnya huruf berharokat fathah, seperti :

‫و‬ ‫ ؼ‬-‫ي‬ 4 .  ‫ض‬ ‫ا‬   menurut bahasa artinya miring. Sedangkan menurut istilah adalah huruf yang  pengucapannya  penguca pannya miring setelah keluar dari ujung lidah. Hurufnya  dan  ,   miring ke bagian    punggung  punggu ng lidah, sedangkan

miring ke bagian permukaan permukaan lidah. lidah.

menurut bahasa artinya mengulangi. Sedangkan menurut istilah adalah pengucapan 5 .   ‫ت‬ ‫ر‬    huruf yang disertai bergetarnya bergetarnya ujung lidah. Sifat Ini hanya dimiliki oleh huruf  .

‫ت‬  menurut bahasa artinya menyebar. menyebar. Sedangkan menurut istilah adalah pengucapan huruf 6 .   yang disertai menyebarnya angin angin di dalam mulut. Sifat ini hanya dimiliki oleh huruf .

 

7.  menurut bahasa artinya memanjang. Sedangkan menurut istilah adalah pengucapan  ‫ت‬ ‫ة‬   

huruf yang disertai memanjangnya memanjangnya suara dari awal a wal sisi lidah sampai akhirnya. Sifat ini hanya dimiliki oleh . Dari uraian sifat-sifat huruf di atas, dapat terlihat bahwa setiap huruf hijaiyah memiliki sifat huruf yang tidak kurang dari lima sifat dan tidak lebih dari tujuh sifat adalah: Contohnya Contohn ya sifat huruf yang dimiliki oleh huruf    1. Dari segi segi nafas, nafas, ia bersifat bersifat ‫ا‬ ‫ل‬ 2. Dan segi segi suara ia ia bersifat bersifat

‫ش‬ ‫ة‬

3. Dari segi terangkatny terangkatnyaa pangkal pangkal lidah ia bersifat   ‫ت‬    

  ‫ب‬ ‫ا‬  5. Dari segi mudah mudah dan susah mengeluarkanny mengeluarkannyaila aila bersifat  ‫م‬   ‫ا‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬  6. Sifat lainnya lainnya adalah memantulnya memantulnya suara   4. Dari segi pertemuan pertemuan lidah dan langit-langit langit-langit Ia bersifat bersifat

Dan untuk lebih jelasnya anda dapat memperhatikan kolom sifat huruf berikut:

‫م‬ ‫ا‬  ‫ؼ‬ 1   ‫ء‬ 2    3    4    5    6   ‫ح‬ 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6

              ‫ز‬               

1

2

3

4

‫تا‬  ‫تا‬  ‫تا‬  ‫تا‬  ‫تا‬  ‫تا‬ 

5

6

7

                

‫ا‬‫م‬  ‫ا‬    ‫ ؽ‬ ‫ا‬‫م‬  ‫ا‬   ‫ا‬‫م‬  ‫ا‬   ‫ا‬‫م‬  ‫ا‬  ‫ا‬‫م‬  ‫ا‬  

‫ه‬ ‫ة‬ ‫ ه‬ ‫ة‬ ‫ل‬ - ‫ ة‬ ‫لع‬  -‫ ة‬ ‫لع‬  ‫ ك‬-‫ ة‬ ‫ه‬ ‫ ةل‬ ‫ ة‬ ‫لع‬  ‫ ك‬-‫ ة‬ -

                     ‫ؽب‬  ‫ؽب‬  ‫ؽب‬ 

‫ا‬‫م‬  ‫ا‬   ‫تا‬  ‫لع‬  ‫ ك‬-‫ ة‬ ‫ا‬‫م‬  ‫ا‬  ‫تا‬  ‫ه‬ ‫ة‬ ‫ل‬ - ‫ ة‬ ‫ا‬‫م‬  ‫ا‬   ‫تا‬  ‫ه‬ ‫ ك‬-‫ ة‬  ‫ ؽ‬ ‫تا‬  ‫ه‬ ‫كط و‬ ‫ر‬    ‫ا‬  ‫ا‬  ‫ا‬‫م‬  ‫ا‬   ‫تا‬  ‫ه‬ ‫ ة ك‬  ‫ا‬‫م‬  ‫ا‬   ‫تا‬  ‫لع‬  ‫ ة ك‬  ‫ا‬‫م‬  ‫ا‬   ‫تا‬  ‫لع‬  ‫ة ك‬    ‫ا‬ ‫م‬ ‫ا‬   ‫ا‬ ‫ت‬   ‫ل ع‬  ‫ ة ك‬    ‫ا‬ ‫م‬ ‫ا‬   ‫ا‬ ‫ت‬   ‫ه‬ ‫ك‬ ‫ ة‬‫ت‬ ‫ي‬ ‫ط‬   ‫ة‬‫ا‬ ‫م‬ ‫ا‬   ‫ا‬ ‫ت‬     ‫ ه‬ ‫ل ة‬ - ‫ ة‬

 

1 7 1 8 1 9 2 0 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 2 6 2 7 2 8 2 9

           ‫ـ‬   ‫ؽ‬   ‫ؾ‬   ‫ؿ‬   ‫ـ‬               ‫ف‬

‫ؽب‬ ‫ؽب‬                                 

‫ا‬‫م‬  ‫ا‬   ‫ت‬    ‫ ء‬ ‫ ه‬ ‫ط و‬ -  ‫ا‬‫م‬  ‫ا‬   ‫فت‬ ‫ؿ‬  ‫ه‬ ‫ و‬‫ ط‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ا‬    ‫ت‬  ‫ ء‬ ‫ه‬ ‫ةك‬- ‫ا‬ ‫م‬ ‫ا‬    ‫فت‬ ‫ؿ‬   ‫ل ع‬  ‫ ك‬- ‫ ة‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ا‬    ‫ت‬   ‫ ء‬ ‫ ه‬ ‫ل ة‬ -‫ ة‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ا‬    ‫فت‬ ‫ؿ‬   ‫ل ع‬   ‫ ؽ‬ ‫فت‬ ‫ؿ‬   ‫ه‬ ‫ض ك‬ ‫ة‬ ‫ـ‬   ‫ ؽ‬ ‫ؿفت‬   ‫ه‬ ‫ و‬‫ ط‬  ‫ ؽ‬ ‫ؿفت‬   ‫ه‬ ‫ و‬‫ ط‬ ‫ام‬  ‫فت‬ ‫ؿ‬  ‫ل ع‬  ‫ ك‬- ‫ ة‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ا‬    ‫فت‬ ‫ؿ‬   ‫ه‬ ‫ ة ك‬  ‫ا‬ ‫م‬ ‫ا‬    ‫ف ت‬ ‫ؿ‬   ‫ ه‬ ‫ ة‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ا‬    ‫فت‬ ‫ؿ‬   ‫ه‬ ‫ ة ك‬ 

-

‫ة‬

-

  



 

:

‫دت‬ ‫ر‬‫بي‬   ‫ ي ت‬‫خ‬ ‫ر‬‫ج‬  ‫ح‬‫ر‬‫و‬ ‫و‬‫تص‬‫هت‬ 

 

HUKUM MAD Arti mad menurut bahasa adalah tambahan. Sedangkan menurut istilah adalah memanjangkan suara ketika mengucapkan huruf mad. Huruf mad ada tiga, yaitu: (Waw sukun) yang huruf sebelumnya berharokat dhammah. 1 .‫ػ‬ ‫ػ‬ ‫ػ‬ ‫ػ‬ ‫ػ‬ ‫ػ‬ ‫ػ‬   ‫ػ‬ ‫ػ‬ ‫ػ‬ ‫ػ‬ ‫ػ‬   

‫ػ‬ ‫ػ‬ ‫ػ‬ ‫ػ‬   ‫ػ‬ ‫ػ‬ ‫ػ‬ ‫ػ‬ ‫ػ‬    (Ya' sukun) yang huruf sebelumnya berharokat kasrah . 2 .‫ػ‬ (Alif) yang huruf sebelumnya berharokat ‫ػ‬ ‫ػ‬ ‫ػ‬ ‫ػ‬ ‫ػ‬  ‫ػ‬ ‫ػ‬ ‫ػ‬ ‫ػ‬ ‫ػ‬       3 . ‫ػ‬

‫و‬   ‫ي‬ ‫ه‬  fathah. Contoh:  Adapun mad secara umum terbagi t erbagi menjadi mad Asli dan mad Far'i. Mad Asli

Mad Asli yaitu mad yang tidak dipengaruhi oleh    ‫أ‬ ‫ل‬

sebab hamzah atau sukun, tetapi

di dalamnya terdapat salah satu dari huruf mad di atas. Kadar panjang dari mad ini adalah 2 (dua) harokat. Yang Yang termasuk dalam kategori Mad Asli -dalam riwayat Hafs dari 'Ashimadalah: 4. Mad Mad Tha Thabi bi'i 'iii Yaitu mad yang terdiri dari huruf-huruf mad. dan tidak tefdapat unsur tambahan lainnya seperti hamzah. Contoh:

 ‫إ–ك‬ ‫ا‬ ‫د–ؾ‬ ‫خ‬ ‫ف‬  –  ‫و‬   

2. Mad Mad Bada Badall Yaitu setiap hamzah yang dipanjangkan 2 harakat sebagai pengganti hamzah yang dihilangkan. Contoh:

‫ء–ي‬ ‫د‬ ‫ـ‬  ––‫ا‬  3. Mad Mad ''lw lwad adh h Yaitu mad 2 harakat yang teriadi ketika berwaqaf pada huruf yang berakhiran fathatain. Contoh:

‫ل‬ ‫م‬   ‫ي‬ ‫م‬  –‫ف‬  ‫ر‬  ‫ي‬ ‫م‬  –‫ي‬    ‫ء‬    4. Mad Mad Tam Tamki kiin in Yaitu mad 2 harakat yang terdapat pada huruf ya yang bertasydid bertemu dengan ya mati. Contoh:

  ‫ –ي‬  ‫–ي‬     

 

5. Mad Shilah Qashirah Yaitu mad ma d dua harakat pada pad a ha ha‟ dhomir yang tidak t idak didahului did ahului maupun diikuti dii kuti oleh ol eh huruf sukun, bertemu dengan selain hamzah. Contoh:

‫ا‬   ‫ة‬ ‫ل‬  ‫–ب‬‫أ‬  ‫ذ‬ ‫ه‬   ‫ن‬  ‫و‬ ‫ـ‬ Keterangan: 1.Ha' dhamir tidak dibaca panjang jika salah satu huruf sebelum atau sesudahnya mati. Contoh:

–‫ن‬ –  ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ك‬    Pengecualian terdapat pada Al-Qur'an surat Al-Furqan: 69

‫لؼ‬   ‫ه‬ ‫ا‬ ‫ن‬  dibaca 2 harakat walaupun sebelumnya sebelumnya huruf mati Mad ini disebut  (Mad     ‫ل‬ ‫ة‬ 

Mubalaghah).

Begitu juga ayat di Az-Zumar: 7

‫إ‬ ‫ك‬ ‫ر‬ ‫ك‬   ‫ر‬   ‫م‬ dibaca pendek walaupun sebelum dan sesudah “ha dhomir” huruf hidup.   ‫ر‬   

‫عرفد‬  ‫)ي‬ MadFar'i   (  Mad Far'i merupakan kebalikan dari Mad Asli, yaitu mad yang dipengaruhi oleh sebab hamzah dan sukun. Kadar panjang mad far'i cukup beragam, yaitu 2, 4, 5 dan 6 harakat. Adapun pembagian mad far'i dikelompokkan karena tiga sebab, yaitu mad yang bertemu dengan hamzah, mad yang bertemu dengan sukun murni, dan mad yang bertemu dengan sukun karena waqaf. A. Mad yang bertemu dengan dengan hamzah, terbagi menjadi 3 macam: 1. “

    ‫ا‬  ‫ب‬  ‫ت‬  ” Mad Wajib Muttashil  

Yaitu mad yang bertemu dengan hamzah dalam satu kata. Mad ini dibaca panjan panjang g 4 atau 5 harakat ketika washal, dan dibaca panjang 4, 5 atau 6 harakat ketika waqaf. Contoh:

    ‫ء‬ ‫–ل‬ ‫ن‬    ‫ـء‬  ‫ء‬ 

 

  ‫ا‬ ‫ئ‬ ‫ز‬  ‫ـ‬   "Mad Jaiz Munfashil 2 ." Yaitu mad yang bertemu bertem u dengan hamzah dalam kata yang terpisah. Mad ini dibaca panjang 4 atau 5 harakat ketika washal, dan dibaca panjang panjang 2 harakat harakat ketika waqaf waqaf (kembali ke hukum asalnya yaitu mad asli). Contoh:

‫م‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ك‬  ‫ي‬ ‫ب‬ ‫ك‬  ‫أ –ل‬   ‫ن‬   ‫ق‬ 3. “

 ‫و‬ ‫ي‬ ‫ة‬  ” Mad Shilah Thawilah  

Yaitu ha dhamir yang bertemu dengan hamzah dalam kata yang terpisah. Mad ini dibaca  panjang 4 atau 5 harakat ketika ketika washal, dan dan berubah menjadi menjadi mati ketika ketika waqaf. Contoh:

 ‫أ‬ ‫خ‬  ‫د‬ ‫ه‬  – ‫ع‬ ‫ن‬ ‫د‬ ‫ه‬  ‫ن‬   Menurut sebagian ulama, baik mad jaiz maupun mad shiliah thawilah boleh dibaca 2 harakat dengan tetap memperhatikan keseragaman madnya. B. Mad yang bertemu dengan huruf sukun saja atau huruf sukun dan huruf bertasydid, terbagi menjadi 5 macam, yang yang kesemuany kesemuanyaa memiliki kadar panjang yang sama yaitu 6 harakat. 4. “  ‫ ”ؽ‬Mad Farqi  ‫ر‬

Yaitu mad badal yang bertemu dengan tasydid. Mad farqi hanya terjadi pada dua kata di dalam Alquran, yakni:

‫ذ‬ ‫ك‬ ‫ر‬ ‫ي‬ ‫ن‬  –‫ا‬ ‫ل‬    Yang terdapat di dalam suratAl-An' am: 143-144, Yunus: 59, dan An Naml: 59. 2. “

 ‫لـ‬ ‫ل‬   ” Mad Lazim Mukhaffaf  

Kalimi

Yaitu mad yang bertemu dengan sukun yang terjadi dalam rangkaian kata (kata dalam  bahasa arab arab adalah kalimat). kalimat). Contoh:

 ‫قف‬     ‫ت‬ ‫ـ‬ ‫ء‬  ‫ف‬ ‫ق‬  ‫ي‬    ‫ن‬ ‫ل‬ ‫د‬ ‫ي‬  3. “

Lazim Mutsaqqol Mutsaqqol  ‫لـ‬ ‫ل‬   ” Mad Lazim  

Kalimi

Yaitu mad yang bertemu ”dengan tasydid yang terjadi dalam rangkaian kata. Contoh:

‫اح–ان‬ ‫أ–ج‬   ‫ا‬ ‫ج‬ ‫و‬  –  ‫و‬

 

4. “

 ‫لـ‬ ‫رح‬ ‫ ”م‬Mad Iazim Mukhaffaf Harfi  

Yaitu mad yang bertemu dengan sukun yang terjadi dalam rangkaian huruf muqatha' ah (rangkaian huruf huruf yang terdapat pada awal sebagian surat atau disebut fawatihus suwar). Huruf-hurufnya adalah :

 ‫ع‬ ‫ل‬ ‫م‬  ) –‫–ؽ‬ –– –‫ـ–ؾ–ـ‬ ) ‫ؼ‬  ←dibaca  ←dibaca

‫ؽ‬  

←dibaca  

 

 ‫ؼ‬ ←dibaca ‫ع‬    ‫ق‬

5. “

 ‫ـ‬ ‫ ”رح‬Mad Lazim Mutsaqal Harfi  

Yaitu mad yang bertemu dengan tasydid (Karena Idgham yang terjadi dalam rangkaian huruf muqatha'ah. Contoh :  pada kata ‫ـف‬  pada   :  ‫ـ‬ ‫ـي‬  pada kata kata  ‫ـي‬ ‫س‬  ‫م‬ : Adapun selain huruf-huruf diatas seperti

‫ـ‬  

‫ـ‬  ‫ه‬ ‫ـ‬   atau yang terangkaidalam kata   

dibaca seperti mad thabi'i yaitu 2 harakat, contoh: c ontoh:  pada kata  pada kata      ‫ي‬ ‫م‬ ‫م‬   :

  ‫ـ‬   pada kata kata      : C. Mad yang bertemu dengan sukun karena waqaf, terbagi menjadi 2 macam yang

kesemuanya memiliki kadar panjang sama 2,4 atau 6 harakat. Yaitu: 1. “

‫ـ‬  ‫ر‬     ‫ل‬ ‫ك‬ ‫و‬ ‫ف‬   ” Mad 'Aridh Lissukun

Yaitu mad yang bertemu dengan huruf yang disukunkan karena berwaqaf.  

2. “ ‫ـ‬  ” Mad Liin  

Yaitu mad (2, 4, 6 harakat) yang terjadi ketika berwaqaf pada huruf yang didahului oleh huruf liin (waw dan ya mati sebelumnya huruf berharakat fathah) bertemu dengan huruf yang disukunkan arena berwaqaf. Contoh:

‫و‬ ‫– ؼ‬ ‫–ي‬  ‫ء‬ –‫–ل‬   ‫دت‬ ‫ر‬‫بي‬‫ت‬

‫ح‬‫ك‬‫ا‬‫م‬  ‫دم‬

 

Tafkhim Dan Tarqiq Di dalam membaca Alquran, kita memerlukan pengetahuan tentang tafkhim dan tarqiq, karena hal ini termasuk bagian dari kesempurnaan tilawah. T Tafkhim afkhim berarti menebalkan suara, sedangkan Tarqiq Tarqiq adalah lawannya yaitu menipiskan suara. Ulama Tajwid menjelaskan kepada kita tiga hal yang harus ditafkhimkan atau ditarqiqkan, yaitu:

– – –––‫ـؽ‬    1. Huruf Huruf-h -hur urufi ufisti sti'la 'la.. Semua huruf isti'la harus dibaca tafkhim, dengan dua tingkatan. tingkatan. Pertama, tingkatan tafkhim yang kuat, yakni ketika sedang berharokat fat-hah atau dhommah, dan ketika sukun jika sebelumnya sebelumnya berharokat fat-hah, atau dhommah. Contoh:

‫م‬ ‫ –ة‬‫ـ‬  ‫ل‬ ‫و‬  – - Yang kedua adalah tingkatan tafkhim yang lebih ringan, yakni ketika berharokat kasroh atau ketika sukun dengan huruf sebelumnya berharokat kasroh. Contoh:

‫ر‬    Sebalikny a, seluruh huruf istifal harus dibaca tarqiq. kecuali ro' dan lam pada lafadzh  jalalah. Juga harus dibaca tafkhim apabila nun mati atau bertemu deng dengan an huruf isti'la, kecuali apabila  bertemu huruf huruf ghain dan kho'. Contoh:

 ‫ر‬  ‫م‬  –   –  ‫ –ق‬ –  ‫و‬ ‫ي‬  –‫ة‬ ‫فص‬ –‫ي‬ 2. Huru Huruff ro' ro'.. Ro' dibaca tafkhim apabila keadaannya keadaannya sebagai berikut: a. Ketik Ketikaa berha berhamka mkatt fat-hah. fat-hah.

– - ‫ب‬  ‫ل‬ ‫ي‬ ‫ـ‬ ‫ر‬ ‫ي‬  b. Ketika berharokat berharokat dhommah. dhommah.

‫ج‬ ‫ل‬

 

'

‫ر‬ ‫–ق‬  ‫ء‬ ‫ا‬ e. Ro‟ sukun sebelumnya sebelumnya hamzah washol.

‫ر‬   –‫ـ‬ ‫ـ‬ f. Ro sukun sebelumnya sebelumnya huruf berharokat berharokat kasroh dan sesudahnya sesudahnya huruf isti'la tidak  berharokat  berharok at kasroh serta berada berada dalam satu kalimat .

‫ر‬ ‫ط‬ ‫–ا‬ ‫ر‬   – ‫ر‬ ‫ـق‬  ‫ر‬      g. Ro' sukun karena karena waqof waqof sebelumnya sebelumnya huruf fat-hah. fat-hah.

‫ن‬  ‫ي‬ ‫ن‬ ‫ا‬   ‫ك‬ ‫و‬ ‫ث‬  – ‫ر‬ ‫ا‬ – ‫ا‬  ‫ك‬  h. Ro sukun karen karenaa waqof sebelumn sebelumnya ya humfdhomm humfdhommah. ah.

‫ذ‬ ‫ا‬ ‫م‬    ‫ت‬ ‫ا‬ i. Ro' sukun karena karena waqof waqof sebelumn sebelumnya ya alif.

   ‫غ‬ ‫ف‬     j. Ro‟ sukun karena waqof waqof sebelumnya sebelumnya waw. waw.

‫ن‬ ‫ف‬   ‫ك‬      k. Ro„ Ro„ sukun karena karena waqof sebelumnya sebelumnya huruf huruf yang mati, dan didahului huruf huruf fat-hah atau dhammah.

 ‫ج‬ –‫ة‬ ‫فص‬ Ro' dibaca tarqiq apabila keadaann keadaannya ya sebagai berikut: a. Ro„ berharokat kasroh:

 b. Ro' sukun sebelumnya berharokat berharokat kasroh dan sesudahnya sesudahnya bukan huruf isti'la'.

 ‫ة‬ -  ‫م‬ ‫ر‬  ‫و‬-  ‫ر‬ 

Atau bertemu huruf isti'la namun dalam kata yang terpisah, seperti:

‫ا‬ ‫رر‬ ‫ت‬ ‫ي‬   c. Ro' sukun karena waqof sebelumnya huruf kasroh atau ya”

 

‫ت‬ – ‫ل‬ ‫و–ا‬  ‫لئ‬  –  –   d. Ro' sukun karena waqof sebelumnya bukan huruf isti'la dan sebelumnya didahului oleh kasroh.

‫ـ‬  ‫ذ‬ ‫ك‬  Ro‟ boleh dibaca tafkhim atau tarqiq a. Ro‟ sukun sebelum berharokat kasroh dan sesudahnya huruf isti‟la berharokat kasroh.

‫ر‬ ‫ؽ‬  b. Ro‟ sukun karena karena waqof, waqof, sebelumnya sebelumnya huruf is isti‟la sukun yang yang diawali dengan dengan hur huru uf  berharokat  berharok at kasroh. kasroh.

 ‫ط‬ –    c. Ro' sukun karena kare na waqof, dan sete setelahnya lahnya terdapat terda pat ya‟t ‟terbuang. erbuang.

‫ل‬  –  ‫ا‬‫ن‬  

Aslinya:

‫ر‬ ‫م‬-    ‫ر‬ ‫م‬  3. Lafa Lafazh zh Jala Jalalah lah.. Yang dimaksud dengan lafazh jalalah adalah kalimat ‫ا‬ . Arti Aljalalah adalah kebesaran atau keagungan. Lafadzh ini banyak tercamtum dalam Alquran. Cara membacanya ada dua macam, yakni tafkhim dan tarqiq. Lalazh Jalalah dibaca tafkhim apabila keadaannya sebagai  berikut: a. Berada di awal susunan kalimat kalimat atau disebut disebut Mubtada' (istilah (istilah tata bahasa Arab). Contoh:

‫ل‬      –‫ل‬   ‫م‬ ‫ا‬ ‫ا‬       ‫ر‬     b. Apabila Lafadz Lafadz jalalah berada setelah huruf berharakat berharakat fat-hah.

 ‫ل‬ ‫أ‬    c. Apabila Lafazh Jalalah berada berada setelah huruf berharokat berharokat dhammah.

‫ل‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫–لؿ‬   ‫ل‬   ‫و‬ ‫ق‬ ‫ة‬    Dan dibaca tarqiq apabila sebelumnya huruf berharokat kasroh.

‫ذلر‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫آ‬ ‫ن‬       ‫م‬    ‫دت‬ ‫ر‬‫بي‬‫ت‬

‫مخ‬ ‫و‬‫ر‬‫ق‬

 

 

MUTAMA MUT AMATSILAIN, TSILAIN, MUT MUTAJANISAIN AJANISAIN & MUT MUTAQARIBAIN AQARIBAIN ldgham artinya memasukkan atau melebur huruf, menurut istilah idgham berarti pengucapan dua huruf seperti dua huruf yang ditasydidkan. ditasydidkan. Berdasarkan tempat-tempat keluarny Berdasarkan keluarnyaa huruf dan sifat-sifat yang dimilikinya, idgham dibagi menjadi tiga macam, yaitu: Idgham Mutamatsilain, Mutamatsi lain, yaitu pertemuan dua huruf yang sama makhraj dan sifatnya. ‫د‬ ‫ا‬   ‫ـ‬   ‫ت‬ ‫ا‬ 1 .   Contoh:

‫م‬ ‫ت‬ – ‫ر‬   ‫م‬  ‫و‬ –  ‫ك‬ ‫ر‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ف‬   ‫ا–ي‬  ‫ر‬ ‫ب‬    ‫اا‬  ‫ل‬ ‫ج‬  –‫ق‬ ‫د‬ ‫خ‬    ‫ف‬ Pembacaan dua huruf yang sama ini dilakukan dengan lebur menjadi satu. Pada kata

tidak perlu ditahan, sehingga seakan terdengar ghunnah.  

Pada kata

‫ر‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬  ‫ب‬   ‫ا‬   tidak perlu menampakkan qolqolah.

ldgham Mutajanisain, yaitu pertemuan dua huruf yang sama ‫د‬    ‫ا‬ ‫ـ‬  ‫ت‬ ‫ج‬  ‫ا‬   2 . makhraj, namun sifatnya berlainan. Di dalam Alquran, Alquran, pertemuan huruf-huruf yang memiliki kesamaan makhraj namun berlainan sifat tersebut terjadi pada huruf-huruf berikut:

1.

–‫ـ‬ -

2.

–‫ـ‬ -

3.

-‫ـ‬

Contoh: (dibaca langsung masuk ke huruf ta)    

‫د‬  ‫ا‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ت‬ (dibaca langsung masuk ke huruf dal)    (dibaca langsung masuk ke huruf zho') ‫ل‬    ‫ا‬ ‫ة‬    (dibaca langsung masuk ke huruf tho‟)

‫ل‬ ‫ذث‬ ‫ل‬ ‫ك‬  

(dibaca langsung masuk ke dzal) (dibaca langsung masuk ke huruf mim dan ‫ر‬  ‫ب‬  ‫ن‬     disertai dengan ghunnah atau dengung)

 

(dibaca langsung masuk ke huruf ta dengan menampakkan menampakkan sifat isti'la huruf tho –perlu       praktek seorang guru)

  ‫ا‬ ‫ـ‬   ‫ت‬  ‫ر‬ ‫ـ‬  ” ldgham Mutaqaribain, yaitu pertemuan dua huruf yang makhraj dan sifatnya 3. “ ‫د‬  berdekatan (hampir sama), huruf-hurufnya huruf-hurufnya yaitu: yaitu:

–‫ؾ‬dan

‫ـ‬ -Contoh:

(dibaca langsung masuk ke huruf kaf, tanpa meng-qolqolah-kan qof)  ‫ل‬ ‫م‬   (dibaca langsung masuk ke huruf ra').  ‫ر‬  

‫ت‬‫د‬‫ر‬‫بي‬‫ت‬

‫ح‬‫ك‬‫ا‬‫م‬ ‫دإ‬ ‫غ‬‫ا‬‫م‬   ‫م‬‫مت‬‫يث‬‫مون‬ ‫ت‬‫ر‬ ‫يب‬ ‫ ن‬ ‫مو‬ ‫جت‬ ‫ن‬ ‫ي‬‫ن‬

 

WAQAF & PEMBAGIANNYA Waqaf artinya berhenti di suatu kata ketika membaca Alquran, baik di akhir ayat maupun di tengah ayat yang disertai nafas. Sedangkan berhenti dengan tanpa nafas disebut saktah. Berhenti ketika melakukan tilawah Alquran memerlukan pengetahuan yang khusus, agar tilawah terdengar bagus. Ali bin Abu Thalib ra. menafsirkan kata-kata kata-k ata at Tartil Tartil dalam surat Al Muzzammil ayat 4 dengan:

  ‫ه‬  ‫ر‬ ‫ة‬  ‫ق‬ ‫و‬ ‫ف‬  "Membaguskannya dan mengetahui tempat tempat pemberhentian yang tepat."  Untuk mengetahui tempat-tempat berhenti yang tepat diperlukan pemahaman terhadap ayat-ayat yang dibaca, sehingga setiap pemberhentian memberi kesan arti yang sempurna. Oleh karena itu, bagi mereka yang sudah memahami Alquran dengan baik, maka dirinya dapat menentukan pemberhentian yang tepat walaupun tanpa terikat dengan tanda-tanda waqaf. Oleh karena itu, mengikuti tanda-tanda waqaf yang ada dalam Alquran, kedudukannya tidak dihukumi wajib atau haram syar'i bagi yang melanggarnya, kecuali yang dilakukan dengan sengaja untuk mengaburkan makna. Sebagaimana perkataan imam Jazari:



‫ر‬‫آ‬‫ى‬ ‫ ي‬‫ فق‬‫ج‬ ‫و‬ ‫ح‬‫ر‬ ‫م‬ ‫ ريغ‬  ‫س هل‬

“Di dalam Alquran tidak ada waqaf yang berhukum berhukum wajib syar'i, juga tidak ada  yang berhukum berhukum haram haram syar'i, kecuali kecuali karena karena satu sebab.” Misal waqaf yang dapat merubah arti:

‫ى‬ ‫ ى‬ 

  ‫قى‬       . . .  . . .   ‫أ‬  ‫ه‬ ‫ ى‬ ‫ى‬ 

“Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan orang yang mengatakan 'Sesungguhnya Allah faqir'... Dan kami kaya. "  Berhenti pada kata faqir berarti sebuah pernyataan yang salah. Maka haram hukumnya  bila dilakukan dilakukan dengan sengaja. Seharusnya Seharusnya berhenti pada kata yang yang berarti 'Dan kami kaya' yaitu:

‫أ‬ ‫ ى‬   Pembagian Waqaf 

Secara umum waqaf dibagi menjadi empat kategori, yaitu:

‫ت‬ ‫ب‬ ‫م‬   Waqaf lkhtibari 1. ‫ا‬ Yaitu berhenti pada ayat yang belum sempurna yang dilakukan oleh seorang ustadz dalam  proses menguji menguji muridnya, hal hal ini hukumnya hukumnya boleh.

 

Waqaf intidzhari ‫ت‬ ‫ظ‬    2 .‫ا‬ Yaitu berhenti pada ayat yang belum sempurna yang dilakukan khusus dalam proses  belajar mengajar Alquran hal ini dilakukan dalam rangka untuk menguasai cara membacanya membacanya dan hukumnya boleh. Waqaf Idhthirari Idht hirari ‫ض‬  ‫ط‬   ‫ر‬ ‫م‬   3 .‫ا‬ Yaitu berhenti pada ayat yang belum sempurna sempurn a yang dilakukan dalam keadaan darurat atau terpaksa atau tidak sengaja karena karena kehabisan nafas, lupa, bersin, batuk, mengua menguap, p, menjawab salam, dan sebagainya. Hal ini hukumnya boleh. Waqaf lkhtiyari ‫ت‬     4 .‫ا‬ Waqaf lkhtiyari disebut juga dengan waqaf ljtihadi, yaitu berhenti sesuai dengan pilihan sendiri. Hal ini hanya dapat dikuasai oleh orang yang memahami kaidah bahasa arab. Karena memilih sendiri tempat-tempat yang dijadikan sebagai tempat berhenti, maka waqaf ikhtiyari bisa terjadi empat kemungkinan: kemungkinan: 1.

Yaitu waqaf pada ayat yang sudah sempurna artinya dan tidak ada hubungannya ‫و‬ ‫ـ‬  ‫ـ‬ ‫ف‬  ‫ا‬  

dengan ayat sesudahnya, sesudahnya, baik secara lafadzh atau at au arti. Oleh karena itu, sebaiknya seorang  pembaca setelah berhenti berhenti langsung langsung memulai dengan dengan ayat berikutnya. berikutnya. Hal ini sering terjadi ketika waqaf ini berada di ujung ayat atau waqaf pada akhir sebuah cerita. Seperti waqaf pada ayat:

‫ـ‬  ‫ك‬ ‫إ‬ 

) 5 (

‫ـ‬ ‫ت‬

  )

‫ ػ‬ ) 4

Ayat yang pertama merupakan pemujaan terhadap Allah, dan ayat yang kedua merupakan ungkapan komunikasi dengan Allah. Contoh lain:

‫أ‬

 ‫ل‬

   ‫كى‬



   ) 5 (  ‫ى‬

‫ر‬ 

Ujung ayat yang pertama penetapan bahwa orang-orang yang bertaqwalah yang mendapat hidayat dan beruntung. Ayat yang kedua menjelaskan keadaan orang-orang kaflr. Boleh jadi sebelum akhir ayat.

‫أل‬ ‫ـ‬ 

) 3 4 (‫ى‬

‫ـ‬  ‫ـ‬  ‫ىذ‬

 ‫ػ‬

‫ف‬

“Dan mereka telah menjadikan penduduknya yang mulia menjadi rendah. Begitulah mereka melakukan."  Berhenti pada kata sudah menunjukkan susunan kata:

) 2 9 (

  ‫ـ‬ ‫ض‬ ‫ل‬

‫ػ‬  



 ‫ى‬

 

 ‫ى‬ ‫نف‬ 



 

"Sungguh dia telah menyesatkan aku dari Alquran setelah datang kepadaku, dan setan itu tidak mau menolong manusia. ” Berhenti pada kata

sudah  ‫ء‬ 

menunjukkan sebuah ungkapan yang sempurna dan ayat

 berikutnyaa adalah ungkapan  berikutny ungkapan lain. 2 . ‫و‬  ‫ف‬ ‫ك‬ ‫ا‬ Yaitu waqaf pada ayat yang sudah sempurna artinya, namun ayat selanjutnya   masih ada hubungan lafazh. Oleh karena itu, sangat dianjurkan langsung memulai dengan ayat selanjutnya.







‫ن ػ‬

‫ػ‬

) 6 (

    ‫ ل‬

 ‫ى‬ 

 

‫نى‬

“Sesungguhnya orang-orang kafir, baik engkau beri peringatan atau tidak, mereka tidak akan beriman. Allah telah menutup hati mereka."  Berhenti pada kata

sebuah ungkapan yang sempurna. Perkataan selanjutnya secara arti   ‫ؤ‬ ‫ن‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ف‬   

masih terkait dengan sebelumnya, namun dari segi lafazh merupakan susunan kata yang baru.

‫و‬  ‫اف‬ ‫ل‬ ‫ن‬ 3 . Yaitu waqaf pada ayat yang sempurna artinya. Namun secara arti dan lafazh   masih terdapat hubungan. Oleh karena itu sangat dianjurkan memulai dari ayat sebelumnya, kecuali berhenti berhenti di akhir ayat. Contoh:

) 3 ( ‫ى‬ Berhenti pada kata

  ‫ا‬

   ‫يى‬ 

    ‫ى‬‫ـ‬  

  ‫فق‬

   ‫ة‬  sebuah ungkapan yang sempurna, namun dianjurkan memulai dari

‫ي‬ ‫و‬  ‫ة‬   , karena ayat ayat selanjutnya masih ada hubungan hubungan arti dan lafazh. Dalam bahasa  

Arab

diistilahkan Ma'thuf. Kecuali apabila di akhir ayat. Maka sebagian ulama menetapkan tidak  perlu memulai dari kata sebelumnya, sebelumnya, karena sebuah riwayat bahwa Rasulullah SAW selalu  berhenti di akhir akhir ayat.

) 2 (  ‫ى‬ ‫ى‬

‫ن‬ ‫ي‬

  

“Petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa, yaitu orangorang yang beriman kepada al ghoib. ” Ayat pertama merupakan sebuah ungkapan yang sempurna, selanjutnya masih mempunyai hubungan hubung an arti dan secara se cara lafazh, dalam bahasa Arab diistilahkan na'at (sifat) Yaitu waqaf pada ayat yang belum sempurna artinya, karena adanya keterkaitan 4 . ‫و‬  ‫ف‬     dengan kata berikutnya, baik secara lafadzh maupun arti, sehingga menimbulkan kesan arti yang tidak bagus atau yang merusak. Contoh:

 

  . .   ‫ى‬ .

 

‫ل‬ ‫م‬ . ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫و‬ ‫اؿ‬ ‫ل‬ . . . . . . . waqaf seperti di atas tercela hukumnya, apabiladilakukan dengan sengaja, kecuali karena darurat, yang disebabkan nafas yang tidak kuat, bersin, menguap atau hal lainnya. Sedang yang merusak arti, seperti contoh yang telah kami sebutkan. Contoh lain. :

‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ا‬ ‫ل‬ . . . . . . “Dan tidak ada Tuhan, kecuali Allah."  menunjukkan kesan arti yang bertentangan dengan aqidah. Berhenti pada kata     Tanda-tanda waqaf 

Agar waqaf tilawah kita tepat dan terhindar dari kesalahan arti, maka Ulama menciptakan tanda-tanda waqaf yang disesuaikan dengan arti di setiap ayat. Tanda-tanda waqaf yang diletakkan di mushhaf ada yang seragam, ada juga yang tidak. Untuk itu, di sini akan kami  jelaskan setiap waqaf yang yang ada dalam mushaf. mushaf.

‫ع‬   ‫م‬ ‫وة‬  ‫ف‬ ‫ـ‬ Tanda waqaf yang menunjukkan harus berhenti. Contoh: 1 . ))   ) 3 6 (‫ىى‬  ‫ىو‬ 

  

 

‫ى‬

)   ‫ت‬ ‫ف‬ ‫ل‬  ‫ى‬  

  ‫م‬ ‫وة‬  ‫ف‬ ‫ل‬ ‫ن‬ ‫و‬   ( Tanda waqaf yang menunjukkan dilarang berhenti. Contoh:

2 .)

       ‫لـ‬   

  ‫ى‬  ‫ك‬ ‫و‬ ‫ ى‬  

  ‫ق‬ ) 3 2 (  ‫يى‬

‫ى‬

 

3.  

)

‫ـ)ف‬

‫ى‬

 ‫ف‬ ‫ي ىتى‬   

  ‫م‬ ‫وة‬  ‫ف‬   ‫و‬ ‫وف‬   ‫أ‬ ( Tanda waqaf boleh berhenti, namun meneruskan    

 bacaan lebih utama. utama. Contoh:

 ) 1 7 (‫ك‬

    

‫ى‬

‫ك‬ 

 ‫ى‬

‫ى‬

‫ك‬

 

‫ي‬ ‫ـ‬

   

  

‫م‬ ‫وة‬  ‫ف‬‫ل‬ ‫ط‬ ‫ر‬  Tanda waqaf yang menunjukkan waqaf atau washol sama saja, 4 . )   (  keduanyaa boleh dilakukan. keduany Contoh:

) 1 3 (



5.  

kuat. Contoh:



        ‫ا‬ ‫ى‬   ‫ى‬ 

 

 ‫ش‬ ‫ا‬ ‫ق‬     ‫ ش‬      ‫ى‬ 

Tanda waqaf yang menunjukkan lebih bagus berhenti walaupun nafas masih

 

) 1 1 0 (‫ت‬

‫ ى‬ ‫ى ى‬ 

 

‫ر‬

   

‫ى ق‬ ‫ي‬

     ‫كى‬ ‫ى‬

‫ي‬

   ‫ب‬ ‫ـ‬  



6.  ) ‫ا‬  ‫ق‬ ‫ة‬  (Tanda waqaf agar berhenti pada salah satu kata. Contoh:

) 2 (

‫ت‬

 ‫ بى‬  ‫ى‬

Sebagian tanda waqaf memakai istilah yang lain, seperti:

 ‫لف‬ ‫ل‬:    Boleh berhenti dan boleh terus, namun lebih baik berhenti. 1 .‫و‬ Anjuran untuk berhenti. 2 .‫و‬  ‫لف‬   ‫ت‬ ‫ب‬:  ‫ف‬   Tanda boleh berhenti, namun meneruskan bacaan adalah lebih utama.  ‫ز‬ ‫ف‬:  ‫ز‬ 3 .‫و‬   4 .‫و‬ Sama dengan mujawwaz  ‫ف‬  ‫ر‬ ‫خ‬  :    5 .‫لي‬ Sebagian ulama berpendapat di sini boleh waqaf, namun washol lebih bagus. ‫و‬  ‫ف‬:  ‫ؽ‬  Tanda waqaf yang menunjukkan bahwa di tempat itulah Jibril ‫رف‬     ‫ نف‬: ‫س‬ ‫ػ‬ ‫ػ‬ ‫ػ‬ ‫ػ‬ ‫ػ‬  6 . /  berhenti ketika ketika menyampaikan menyampaikan wahyu. istilah ini hanya dikenal di sebagian sebagian mush-haf mush-haf saja.

 

Istilah-Istilah Yang Perlu Dijelaskan Yang Ada Di Dalam Alquran Saktah   1. ‫س‬   Yaitu berhenti sejenak tanpa bernafas. Di dalam mush-haf timur tengah saktah ditandai dengan huruf Sin ( ) Menurut imam Hafs saktah hanya terdapat pada empat tempat berikut: . 1. Surat Surat Al Kahfi Kahfi ayat ayat 1-2 1-2

‫ ى‬

) ‫م‬  1 (   ‫ج‬

2. Surat Surat Yasin ayat 52



 

3. Surat Surat Al Qiyam Qiyamah ah ayat ayat 27

) 2 7 (‫ى‬‫ى‬

 ‫ؽ‬

4. Surat Surat Al Muthof Muthoffifin fifin ayat 14 

) 2 7 (‫ى‬‫ى‬



‫ؽ‬

2. ‫إ‬ ‫ش‬ ‫ا‬ ‫ـ‬   Isymam Yaitu menampakkan harakat dhommah yang terbuang dengan isyarat bibir. (Cara ini harus langsung melihat dari seorang guru yang pernah bertalaqqi) lsymam terjadi ketika membaca surat Yusuf ayat 11, pada lafadzh

yang aslinya adalah   ‫أ‬ ‫ن‬   ‫أ‬ 

lmalah 3. ‫ا‬ ‫م‬  ‫ة‬   Artinya pembacaan fat-hah yang miring ke kasroh. lmalah terjadi ketika membaca surat Hud ayat 41. Kata Ro dibaca Re (seperti re pada kata remot, revolusi, dsb.) MAJROHA menjadi MAJREHA. Yaitu Yaitu :

 ‫رلم‬ ‫ر‬ ‫ه‬    Ta s h i l 5 .   Ar t i n y ame mb a c ah a mz a hy a n gk e d u ad e n g a ns u a r ay a n gr i n g a na t a us a ma r .Me n u r u tk a i d a h i l muq i r a a tTa s h i i d i s e b u t d e n g a nBa i n a b a i n a( mi r i n g ) , a r t i n y at a s h i l d i b a c ad e n g a ns u a r aa n t a r a Al i fd a nHa mz a h . Ta s h i i t e r d a p a t p a d as u r a t F u s h s h i l a t a y a t4 4 .

‫ا‬      ‫ر‬  Na q l 5 .   Ya i t ume mi n d a h k a nh a r o k a t h a mz a hp a d ah u r u fs e b e l u mn y a , h a l i n id i k a r e n a k a nh a mz a h n y a b e r u p ah a mz a hwa s h a l . Ya i t uy a n gt e r j a d i p a d aAl q u r a ns u r a t Al h u j u r a t a y a t 1 1 . ←d  ‫م‬     ‫و‬ ‫ؽ‬    ‫م‬  ‫و‬ ‫ؽ‬  i b a c a 

 

 Nun Wiqayah  Nun Wiqayah Yaitu Yaitu nun yang harus dibaca kasroh kasroh ketika ada tanwin be bertemu rtemu ‫ف‬ ‫و‬ ‫ق‬ ‫ا‬  6 .‫و‬   dengan hamzah washol, agar tanwin tetap terjaga. Contoh:

← dibaca ‫و‬ ‫و‬  ‫ا‬ ‫ا‬   ← dibaca ‫ا‬  ‫م‬ ‫أ‬ ‫ف‬   ‫ا‬  ‫م‬ ‫أ‬ ‫ف‬      

Shifrul Mustadir    ‫ف‬  ‫ل‬   7 .   Yaitu tanda bulatan bulat an di atas huruf Alif, Wawu, Wawu, dan Ya Ya yang menunjukkan bahwa huruf tersebut tidak difungsikan, baik ketika ketika washol maupun waqof (bentuk (bentuknya nya bulatan kecil, dan biasanya terdapat di mushaf-mushaf timur tengah).

‫إ‬ ‫ا‬  ‫ذ‬ ‫ا‬  ‫م‬ ‫أ‬ ‫ذن‬ ‫ي‬ ‫ن‬   ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ك‬      Membaca

cukup satu alif saja. Tanda (0) di atas alif menunjukkan tidak perlu dibaca  

‫ف‬ ‫ر‬ ‫ك‬   dua  panjang sampai dua alif.

Shifrul Mustadir  8.  ‫ف‬ ‫ت‬ ‫ي‬ ‫ـ‬ ‫ق‬ ‫ا‬ ‫م‬  Yaitu bulatan lonjong tegak, biasanya diletakkan di atas Alif. Alif tersebut tidak dibaca  panjang ketika washol, washol, namun dibaca panjang ketika waqof. Contoh: Contoh:

   ‫ر‬    ‫ا‬

 

HAMZAH QATHA’ & WASHAL Hamzah Qatha' dan Hamzah washol merupakan bagian penting yang harus diketahui oleh setiap pembaca Alquran untuk mencapai tilawah yang baik dan benar. Pembahasan ini menjadi lebih dibutuhkan karena adanya perbedaan cetakan mush-haf antara satu negeri dengan negeri yang lain, khususnya pada penulisan hamzah washol di awal kalimat. Mushhaf cetakan lndonesia dalam penulisan semua hamzah telah dilengkapi dengan harokatharokatnya, sedangkan mush-haf cetakan timur tengah, yang juga banyak beredar di masyarakat lndonesia, tidak dilengkapi dengan harokat karena mengikuti kaidah penulisan yang aslinya, sehingga menimbulkan masalah bagi pembaca Alquran yang tidak faham bahasa Arab. Hamzah Qatha'

Hamzah qatha' adalah hamzah yang selamanya dibaca dan ditulis, baik di awal, di tengah maupun di akhir kata lsim (kata benda), Fi'il (kata kerja) dan Harf (kata sambung) karena ia  bagian dari dari kalimat tersebut.

 Contoh hamzah qotho' pada isim: ‫إ‬ Contoh hamzah qotho' pada Contoh hamzah qotho' pada Fi'il: ‫أ‬  ‫ؿ‬  Harf : ‫إ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ف‬  Adapun ciri-ciri yang terdapat di dalam mushhaf cetakan Timur Tengah ialah tanda hamzah )‫ء‬ (.

Sedangkan cara membacanya sesuai dengan harakat yang tertulis (fathah, kasroh, dhommah atau sukun) dan tidak boleh menggugurkannya di awal atau di tengah kalimat. Contoh: tidak boleh dibaca ‫ن‬ ‫إن‬   ‫س‬ kecuali pada kata ‫ء‬  ‫ا‬   ‫ـ‬   )QS.41:44(. Menurut Imam Hafs, hamzah pertama harus harus dibaca dan hamzah kedua dibaca tashil. Hamzah Washol

Hamzah washol adalah hamzah tambahan yang harus terbaca pada awal kalimat dan tidak dibaca di tengah kalimat atau apabila sebelumnya sebelumnya terdapat huruf hidup. Contoh hamzah washol di awal kalimat:

  ‫ل‬ ‫م‬   ‫ل‬  ‫ل‬ ‫م‬   ‫ل‬ dibaca     

Contoh hamzah washol di tengah kalimat: tidak boleh dibaca ‫ا‬ ‫أ‬ ‫ض‬ ‫م‬   ‫ي‬ ‫ك‬ ‫ض‬ ‫م‬  ‫ي‬ ‫ك‬   Adapun ciri-ciri yang terdapat di dalam mush-haf Timur Tengah adalah hamzah, ditulis dengan huruf alif disertai huruf shod di atasnya. Hamzah washol di awal kalimat dapat dibaca dengan harokat fathah, dhammah dan kasroh sesuai dengan kaidah yang berlaku. A. Kaidah hamzah washol yang dibaca fathah: 1. Ketika berada berada di isim yang dlma'rifatkan dlma'rifatkan dengan alif lam. Contoh:

  ‫ت‬ ‫ر‬ ‫ي‬ ‫م‬     ‫ت‬  ‫ر‬ ‫ي‬ ‫م‬  dibaca    2.Apabila hamzah istifham (kata Tanya) masuk pada hamzah washol, maka hamzah washol dibuang, sehingga yang ditulis dan yang dibaca hanya hamzah istifham. Adapun yang demikian terdapat terdapat pada tujuh tempat dalam Alquran. 3. QS.A QS.AIBa IBaqo qoroh roh:: 80 4. QS.M QS.Mar arya yam: m: 78 78 5. QS. QS. Saba Saba': ': 8 6. QS.A QS.Ash sh Sho Shoff ffat: at: 153 153 7. QS.S QS.Sho hod: d: 63 63 8. QS. QS. Sho Shod d : 75 9. QS.A| QS.A| Munat Munatiqu iqun: n: 6 3. Apabila hamzah istifham masuk pada hamzah washol yang sesudahnya ada huruf mati, maka hamzah washol diganti mad. Contoh terdapat dalam surat-surat berikut: 10.QS.Al An'am: 143 11.QS.Yunus: 51 12.QS.An Naml: 59 B. Kaidah hamzah washol yang dibaca dhommah 13.Apabila berada di fi‟il Amr Tsulats Tsulatsi, i, sedangkan s edangkan huruf hur uf yang ketiga berharokat berharoka t dhommah. dhommah. Contoh:

‫ك‬ – ‫د‬ ‫ـ‬ ‫ا‬  ‫ج‬   

2.Apabila berada di Fi'il Mabni Majhul. Contoh :

‫طض‬ -‫ا‬ ‫ت‬ ‫ه‬  C. Kaidah hamzah washol yang dibaca kasroh 1. Apabila berada fi'il Amr Tsulatsi, sedangkan huruf ketiga berharakat kasroh atau fathah. Contoh: a. Berb Berbar aris is kas kasro roh h

 –‫ا‬   ‫ف‬ ‫ـ‬ ‫ا‬ ‫د‬ ‫ن‬   

 b. Berbaris fat-hah fat-hah

 

‫ا–ث‬ ‫ـق‬ -‫ا‬ 2. Apabila berada di lafadz-lafadzh berikut ini : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Cont Contoh oh QS. QS. 2:8 2:87 7 Contoh Contoh QS. QS. 66:1 66:12 2 Contoh Contoh QS. QS. 4: 4: 1 176 76 Cont Contoh oh QS. QS. 3:3 3:35 5 Contoh Contoh QS. QS. 16:5 16:51 1 Contoh Contoh QS. QS. 4:17 4:176 6 Cont Contoh oh QS. QS. 87: 87:1 1

3. Apabila hamzah terdapat pada fi‟i„l Madhi, fi‟il Amr dan Mashdar dari fi'll Khumasi dan Sudasi. Contoh hamzah washolyang terdapat pada fi'il Madhi, fi'il Amr dan Mashdar dari fi‟il Khumasi:

‫قط‬‫ق‬‫ى‬  –   – ‫ب‬‫ ء‬- ‫ت‬‫ر‬‫ء‬ Contoh hamzah washol pada fi'il Sudasi:

‫ر‬  – ‫ك‬  ‫ت‬ ‫ك‬  – ‫ر‬ ‫ل‬‫ن‬ Dari bab ini diharapkan seorang pembaca Alquran dapat membaca hamzah dengan baik  dan benar, khususnya hamzahhamzah washol yang terdapat pada awal kalimat.

 

Jadwal Tahsin

P e k a n

J a mp e l a j a r a n 1

1

2 3 4

2

5 6 7

3

8 9 1 0

4

1 1 1 2 1 3

5

1 4

S u r a t

         

  ‫ة‬ ‫ن‬    ‫عة‬ ‫ا‬   ‫تة‬ ‫ك‬ ‫و‬   ‫ط‬      ‫ة‬ ‫ل‬      ‫ة‬  ‫ق‬ ‫ا‬   ‫ر‬  ‫ج‬      ‫طة‬  ‫ر‬ ‫ؽ‬  ‫ـ‬ ‫ا‬  -     ‫ة‬ ‫ج‬ ‫ـ‬ -   ‫ة‬  ‫ـ‬ ‫ر‬  -‫ش‬      

  ‫تتة‬ ‫ا‬   ‫تتة‬ ‫ا‬   ‫تتة‬ ‫ا‬   ‫ة‬  ‫ن‬   ‫ة‬  ‫ن‬   ‫ة‬ ‫ا‬  ‫ة‬    ‫ت‬ ‫ج‬  ‫ة‬    ‫ة‬ ‫ا‬  ‫ة‬    ‫ت‬ ‫ج‬  ‫ة‬    ‫ة‬ ‫ا‬  ‫ة‬    ‫ت‬ ‫ج‬  ‫ة‬    ‫ة‬ ‫ا‬  ‫ة‬    ‫ت‬ ‫ج‬  ‫ة‬ 

   

  ‫ة‬  ‫م‬ ‫ا‬    ‫ة‬  ‫م‬ ‫ا‬    ‫ة‬  ‫ن‬ ‫ف‬    ‫ة‬  ‫ن‬ ‫ف‬    ‫ة‬  ‫ن‬ ‫ف‬    ‫ة‬  ‫ن‬ ‫ف‬    ‫نة‬     ‫نة‬     ‫نة‬     ‫نة‬  

1 5 1 6 6

1 7 1 8 1 9

7

2 0 2 1 2 2

8

2 3 2 4 2 5

9

2 6 2 7 2 8

1 0

2 9 3 0

‫ف‬    ‫ة‬

 

1 1

1 2

3 1 3 2 3 3 3 4 3 5 3 6

  ‫نة‬     ‫ة‬ ‫ف‬ ‫ا‬   ‫ة‬ ‫ف‬ ‫ا‬   ‫ة‬ ‫ف‬ ‫ا‬   ‫ة‬ ‫ف‬ ‫ا‬

‫‪ ‬‬

‫ت‪‬بي‪‬ر‪‬د‪‬ت‬

‫‪ ‬م‪‬ا‪‬ك‪‬ح‬ ‫‪‬ةن‪‬ك‪‬ا ‪ ‬نون ‪‬‬ ‫ا‬ ‫‪‬‬ ‫ه‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪1‬‬ ‫‪.‬‬ ‫ـ‪‬‬ ‫‪‬‬

‫‪-‬‬

‫ـ‪‬‬ ‫ت‬

‫‪‬‬ ‫‪-‬ػ‬

‫‪-‬‬

‫‪-‬‬

‫أ ػ‪ -‬‬

‫‪‬‬

‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫ـ ػ‬ ‫‪ ‬ػ‬ ‫‪  ‬ػ‬ ‫ـ‬ ‫‪-‬‬ ‫‪-‬‬

‫ـػ‬ ‫‪‬ت‬ ‫م‬

‫‪‬ى‬

‫ل‬

‫ـػ‬ ‫‪-‬‬

‫ـ‬ ‫‪ ‬‬‫‪‬ػ‬ ‫ـي‬ ‫‪-‬‬

‫‬‫ـى ى‬

‫ا‪ ‬‬ ‫‪‬ى ‪ -‬‬ ‫‪ ‬ؼ‪‬‬ ‫‬‫‪‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫ن‬ ‫‪‬ىان‬ ‫‪ -  ‬ى‪ ‬م‪‬‬

‫ع‬ ‫ػ‬ ‫ل‪‬‬ ‫م‬ ‫ع ‪ - ‬‬ ‫يػ‬ ‫ػنػ‪-‬ة‬ ‫‪‬‬ ‫ػ‬ ‫ي‪‬‬ ‫م‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫ن‬ ‫ا‪-‬ة ‪ ‬‬ ‫ا‬ ‫خ‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪-‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫‬‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬ا‬ ‫ـ‪-‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫ي‪ ‬‬

‫‪ ‬‬

‫‪-‬‬

‫‪ ‬‬

‫ـ‬ ‫‪-‬‬

‫‪ ‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫ا‬ ‫)‬ ‫‪‬‬

‫‪ ‬ى‪ ‬‬

‫آ‬ ‫عؿ‬ ‫م‬ ‫‪‬‬ ‫ف ‪ ‬ى ‪ ‬ة‬ ‫)‬ ‫‪‬‬

‫‪‬‬

‫لى‬

‫‪‬‬

‫ى‬

‫‪ -‬‬ ‫و‬‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫ل‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪  ‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪‬‬

‫ن‪ ‬‬ ‫‪   ‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫ف‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫ؿ‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪   ‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪‬‬ ‫أ‬ ‫ؿ‬

‫ـ‪‬‬ ‫ـ‪‬‬ ‫‪ ‬ت‬ ‫ل‬ ‫‪‬‬

‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫)‬ ‫مى‬ ‫‪‬‬

‫‪ ‬ف‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫ا‪‬‬ ‫ـ‬ ‫‪‬‬ ‫ة‬ ‫)‬

‫ك‬ ‫ؼ‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫ر‬ ‫‪‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫ة‬ ‫‪ ‬‬ ‫)‬ ‫ـ ل‬

‫)‬ ‫‪2‬‬ ‫‪8‬‬ ‫‪5‬‬ ‫‪:‬‬

‫ك ‪  ‬ه‬ ‫ا‬

‫‪ ‬‬ ‫‪  ‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪‬‬ ‫ـ‬ ‫نى‪‬‬ ‫‪‬‬

‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫م‬ ‫ـ‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬ة‬ ‫‪‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫)‬ ‫‪ ‬ى ‪‬‬ ‫‪‬‬

‫ي ‪ ‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫ف‪ ‬‬ ‫ي‬ ‫‪  ‬ىت ى‬

‫ر‬

‫كىر‪ ‬‬ ‫‪‬‬

‫‪‬‬ ‫‪ ‬‬

‫ك‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬

‫)‬ ‫‪1‬‬ ‫‪0‬‬ ‫‪:‬‬

‫ى‬

‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫لو ى‪‬‬ ‫نى‪‬‬ ‫ن‬ ‫ـ ‪‬‬ ‫ى‬

‫)‬ ‫‪3‬‬ ‫‪6:‬‬

‫‪ ‬ىل‬ ‫ك ‪‬ى ن‬ ‫‪ ‬‬ ‫ـ‬

‫ـ‪ ‬‬ ‫ر‬ ‫لب‬ ‫ن‬

‫ـ‬ ‫ـ‪‬‬ ‫‪‬‬

‫‪-‬‬

‫‪-‬‬

‫‪ ‬‬ ‫)‬ ‫‪7‬‬ ‫‪:‬‬

‫‪-‬‬

‫ل‬ ‫‪-‬‬

‫‪‬‬ ‫ػ‬ ‫ـ ‪-‬‬ ‫ل‪ ‬‬

‫‪ ‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪ ‬ـ‬ ‫‬‫ه‬

‫)‬ ‫‪2‬‬ ‫‪6‬‬ ‫‪:‬‬

‫)‬ ‫‪9‬‬ ‫‪9‬‬ ‫‪:‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪‬أ‬ ‫‪‬‬ ‫ن‬ ‫‪‬‬ ‫ى‬ ‫‪‬ى ‪ ‬ى‪‬ى ‪ ‬‬

‫‪‬ػ‬ ‫‬‫ـ ‪ ‬‬

‫‪   ‬‬ ‫و‬ ‫‪- ‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬‫‪ - ‬ى‬‫خ ‪-  ‬‬ ‫‪ ‬ي ى‬

‫‪ ‬ى‬

‫ك‬

‫‪‬‬ ‫ ىا‬‫‪ ‬‬

‫‪‬‬

‫ػ‬ ‫‪‬‬ ‫ػ‬ ‫ي‪‬‬ ‫ػ‪‬ا‪ -‬‬ ‫ي‬ ‫ا‬ ‫ػ ‪- ‬‬ ‫ا‪‬‬ ‫ػ‬ ‫ر‪‬‬ ‫ا‪ -‬‬ ‫ػ‬

‫ى نى‬ ‫‪‬‬ ‫ى‪ ‬‬ ‫‪  ‬‬

‫‪-‬‬

‫‪-‬‬

‫كى‪   ‬و‬ ‫ت‬

‫ى‬



‫ه‬

‫ق ى‬

 

‫ى‬

 

  ‫م‬



‫أ‬

‫م‬ ‫ة‬

‫يى‬





  ‫ ق‬   

‫ك‬

‫ق يى‬ ) 5 1 :

  ) ‫ر‬  ‫ن‬

‫ى‬

‫ا‬ ‫ـ‬   ‫غ‬ ‫ن‬ 2 .‫د‬ --

‫ن‬ ‫ػ‬

-‫اىـػ‬-

‫ىن‬

-‫ ىـػ‬-‫ىـػ‬

‫ة‬-‫اـػ‬ ‫ؿ‬-‫ـػ‬ ‫ػ‬    ‫ى‬

- ‫ن‬    ‫و‬- ‫ش ن‬ ‫نػ‬ ‫ػ‬  

‫ لى‬-‫نػ‬

  -‫ػ‬ -‫نػ‬‫ي‬

  ) ‫ل‬  ‫ـ‬  ‫لـ‬ 1 1 2 :   ‫ ىى‬   ‫ ى‬ 

) 5 2 : ‫ى‬

  

  ‫ث‬   ‫ـ‬ ‫ث‬ ) 1 5 4 :‫ـ‬

   ‫ك‬  ‫ػ‬

 

-

‫ى‬

    ‫ى‬

 

  -‫ػ‬

‫ ػ‬

 ‫ة‬    ‫ا‬ ‫ؼ‬    ‫ة‬   )  )     ‫ة‬   ‫ة‬   

   ‫م‬  ‫ة‬  ‫آ‬ ‫ؿ‬  ‫ع‬ ‫م‬ ‫ف‬   ‫ة‬ }   )

    ‫ـ‬  ‫ ل‬   

 ‫ى‬ ) 5 5:

‫هل ػن‬ 

 ‫ة‬   ‫ة‬   ) 

  ‫ـ‬   ) 5 3 :    ‫ك ى‬      ‫ى‬

‫ ػ‬  

   ‫ة‬  ‫ن‬ ‫ف‬    ‫ة‬ )

 ‫ن‬     ) 7 : ‫ ك‬    ‫ف‬ ‫ق‬     ‫ن‬ ‫ن‬   ‫ي‬   ‫ى‬ ‫ى‬         ) ‫ك‬ ‫ت‬       ‫ن‬ ‫ك‬  2 2 :        

‫ل‬   ) ‫م‬     ‫ي‬

 ‫ة‬    ‫ب‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬   ‫ة‬ )    ‫ا‬ ‫ـ‬  3 .‫د‬

    -‫ن‬  -   ‫م‬ ‫م‬-‫ء‬ ‫ا‬ ‫ه‬ -‫ػ‬   -‫ن‬   ‫نى‬    

-‫ى‬ ‫ل‬   ‫ ىك‬ 

‫ت‬  -‫ن‬  

      - 

-

 ‫ى‬

‫ن‬

   ‫ن‬

   - ‫ه‬  

 

 

     - ‫ػ‬     - ‫ػ‬    - ‫و‬ ‫ئ‬ ‫ػ‬ ‫ى‬  ‫ن‬   -‫رو‬ ‫ي‬

‫ي‬ ‫ ػ‬ ‫ي‬ ‫ة‬

‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫ف‬ ‫‪‬‬ ‫)ى‬

‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫)‬ ‫‪2‬‬ ‫‪:‬‬ ‫‪‬‬ ‫ىن ‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪‬‬ ‫ب‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬ل‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫ي‬ ‫‪ ‬‬ ‫ى‬ ‫‪‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫ى‬ ‫‪ ‬‬ ‫شى‬ ‫‪‬‬

‫ن ذ‬

‫‪ ‬‬

‫‪ ‬‬ ‫‪‬‬ ‫ا‬ ‫ب‬ ‫‪4‬‬ ‫‪.‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬

‫ـ‪  ‬‬ ‫ـ‬ ‫‪-‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪ -‬ه‬

‫ى‪-‬‬ ‫ـ‪ ‬‬

‫‪‬‬ ‫‪‬‬

‫‪‬‬

‫ك‬

‫‪ ‬‬ ‫ـ أ‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪- ‬‬ ‫‪‬‬ ‫ى‪ ‬‬ ‫–ى‬

‫‪‬لك‬

‫ؿ‬ ‫‪ )‬ت‬ ‫‪‬‬ ‫‪ ‬‬

‫‪‬‬ ‫‪‬‬

‫‪‬‬

‫كا‬ ‫‪‬‬

‫‪‬ل‬ ‫أ‬ ‫أ‪‬‬ ‫‪ ‬‬

‫‪ ‬‬

‫‪‬‬ ‫‪‬ل‪ ‬‬

‫ى‬

‫‪‬‬ ‫أ‬ ‫‪ ‬‬

‫‪‬‬

‫)‬ ‫‪3‬‬ ‫‪3‬‬ ‫‪:‬‬

‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫ه‬ ‫أ‬ ‫أ‬ ‫ك‬ ‫ك‬ ‫أ‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪  ‬‬ ‫‪ ‬م‪ ‬ر‬ ‫‪)‬‬ ‫‪‬‬ ‫ىى ى‬ ‫‪ ‬‬ ‫ب‪‬ى‪ ‬ى‬

‫‪ ‬‬

‫ة‪‬‬ ‫)‬ ‫‪1‬‬ ‫‪1‬‬ ‫‪3‬‬ ‫‪:‬‬

‫‪‬ى ك‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬ت‬ ‫ـ‬ ‫‪‬‬ ‫ك ‪ ‬ه ك‬ ‫‪‬‬ ‫)‬ ‫ك‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪‬‬ ‫ى‬ ‫م‬

‫‪ ‬‬ ‫ـ‪‬‬ ‫‪‬ك‬ ‫ى‬

‫)‬ ‫‪7‬‬ ‫‪:‬‬

‫‪‬‬ ‫كى‬

‫خ‬ ‫ا‬ ‫ف‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪5‬‬ ‫‪.‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫ن ‪  -‬‬ ‫‪ ‬م‬ ‫‪ ‬ػ‬

‫ن‪‬‬

‫‪-‬‬

‫ذ‬ ‫‪- ‬م‬

‫‬‫‪-‬‬

‫‪-‬‬

‫‪-‬‬

‫‪ ‬مرػ‬ ‫ـػ ‪  ‬ـ‬

‫ى‪ ‬‬ ‫و‬ ‫‪- ‬‬ ‫اا‬ ‫‬‫ت‬ ‫‪‬ى ‪ -‬ىن‬ ‫‪‬‬

‫‪ ‬ـ‪-‬‬ ‫‪-‬‬

‫‪-‬‬

‫ا‬

‫‪ ‬‬ ‫‬‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫ػ ن‬ ‫‪‬‬ ‫ـػ ‪ ‬‬

‫‪-‬‬

‫‪  ‬ن‬ ‫‪-‬‬ ‫ط‬ ‫‪‬‬ ‫ـ‬ ‫‪‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫ن ‪ ‬‬‫ن‬ ‫‬‫‪‬‬ ‫ى‬ ‫‪‬ى‬

‫ـ‬ ‫‪‬‬ ‫ػ‬ ‫‪ ‬‬ ‫ـػ‪-‬ا‬

‫ـ‬ ‫‪‬لا ف‬ ‫م‬ ‫إ‪ -‬‬

‫‪‬‬ ‫‪-  -‬ػ‬ ‫‪‬و‬ ‫‪‬‬

‫‪ ‬‬ ‫ر‬

‫أ‬ ‫‪ ‬ذ‬ ‫ـ‬ ‫ـ ن‪-‬‬ ‫ف‪-‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫ـ‪‬‬ ‫‪-‬‬ ‫ا ػ‪-‬‬

‫‪‬‬

‫‪‬‬

‫‪‬‬ ‫‪- ‬‬ ‫‪-‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪‬‬ ‫‬‫ـػ‪-‬ا بػ ‪-‬م ‪  ‬‬

‫ن‪- ‬‬

‫ى ‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫ـ‪‬‬ ‫ف‬ ‫ـ‪‬ىف‬ ‫‬‫ـ‪  ‬‬ ‫ـ‪-‬‬ ‫ـ ى‪- ‬‬ ‫ـ ـى‪- ‬‬ ‫‬‫‪-‬‬

‫ا‬ ‫ق ـػ‪-‬‬ ‫ـ‪-‬ـ‬ ‫ف‬ ‫ا‬ ‫ـ‬

‫‪‬‬ ‫ـ‬ ‫ـ‪‬‬ ‫ش ‪-‬لػ ‪- ‬م ‪‬‬ ‫‪‬‬

‫‪‬أ‬ ‫د ‪-‬ا‬ ‫ك‬ ‫‪‬‬ ‫د‬ ‫ـػ‪-‬ي ػـػ‪-‬‬ ‫‬‫‪ ‬‬

‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫ى‪ ‬‬ ‫‪-‬‬ ‫‪‬ـ‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫ك‬ ‫‪-‬‬ ‫ـ ‪-‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫ي‬ ‫ى‪-‬‬ ‫إن‬ ‫ـ‬ ‫ف‬ ‫ت‬‫‪‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫و‬ ‫ت‬ ‫‪‬‬ ‫‬‫م‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬أ‬ ‫‪‬‬ ‫ن ‪-‬‬ ‫‬‫‬‫‪‬‬ ‫‪ -  ‬‬ ‫‪‬‬ ‫ي‬ ‫‪‬‬

‫‪-‬‬

‫ـ‪-‬‬ ‫‪-‬‬

‫ع‬ ‫‪‬‬

‫ن‬

 ‫ػ‬  ‫ل‬ -‫ا‬   ‫ن‬

-  ‫م‬ ‫ ي ه‬-‫نػ‬

 

 

‫ت‬‫د‬‫ر‬‫بي‬‫ت‬

‫ح‬‫ك‬‫ا‬‫م‬   ‫ ميم‬  ‫ا‬‫ك‬‫ةن‬ ‫ف‬  ‫ء‬    ‫ف‬ ‫و‬ ‫م‬  1 .‫خ‬

‫ا‬ ‫ل‬ ‫ـ‬   ‫و‬  ‫ا‬ ‫ـ‬   }  : ) 1 0 1: ‫ى‬

 

    ‫ م‬‫ط‬  ‫م‬  }

 ‫م‬ ‫ ػ‬‫ص‬ ‫ر‬ ‫م‬  ‫ـ‬ ‫ف‬  }  } }   ‫ي‬ ‫ى‬‫ن‬

  ‫ـ‬ ‫ت‬    ‫ـ‬  

‫ى‬

‫ـ‬ ‫ت‬ ‫مـ‬  ‫ة‬  ‫آ‬ ‫ؿ‬  ‫ع‬ ‫م‬   ‫}ة‬ }   ) 



‫ا‬ ‫ـ‬     ‫ف‬ ‫و‬ ‫م‬  2 .‫د‬  ‫ث‬:   ‫و‬   ‫ر‬ } ‫ق‬    ‫ر‬ "  ‫ء‬   ‫م‬    ‫ن‬   ‫ك‬ ‫ا‬   ‫م‬   ‫أ‬  ‫ـ‬ }‫ى‬   :   "    .  }   }   ‫ل م‬

‫م‬ }  ‫م‬ } ‫مل‬ 

     ‫ك‬    ‫ى ث‬           ‫م‬

‫ك‬

‫ك‬ ‫ل‬



 ‫ة‬ ‫ف‬  } )   ‫و‬    ‫ا‬   

)

  ‫ة‬ 2 9: ‫ف‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ه‬     3 .      -‫ـ‬

--

‫ـ‬ ‫ـ‬   ‫ن‬   -‫ـ‬

‫ػ‬ 

‫ـيػ‬ ‫ػ‬ -  -

 -‫ـ‬

‫ل‬-  

‫ـ‬  -   ‫ك‬ ‫ا‬

‫ن‬ -‫ـ‬

‫ـ–ة‬ ‫ن‬ 

‫ويػ‬- ‫ ػ‬

 -‫ـ‬

-‫ـ‬



  ‫ث‬:‫ـ‬ ‫ـ‬ – ‫ل‬   ‫ك‬ ‫ـ‬‫ـر‬ ‫ ا–ف‬  -

-

‫ـ‬ –‫أ‬ ‫ـ‬ 





‫ػ‬  ‫ػ‬ -

‫ػ‬ ‫و‬  - ‫ـ‬

‫ـ‬  ‫ع‬ ‫ل‬ ‫ـ‬  –‫أ‬ - ‫ ػ‬-‫ى‬ ) 1 2: ‫ى‬

 

‫ك‬    ‫ى‬

‫و‬- ‫ل‬

 ‫غ ى‬

‫ف‬-

  -‫ػ‬   ‫أ‬ ‫ى‬

‫ك‬ ‫غ ى ن‬   

  -‫ل‬  ‫ر‬ ‫ك‬ -

‫ك‬  ‫ا‬    ‫ة‬  ‫و‬   ‫ة‬ ) }     ‫ن‬

 ‫ل‬   ‫ذ‬ ‫و‬ ‫ا‬      

‫ت‬‫د‬‫ر‬‫بي‬‫ت‬

‫خ‬‫مي‬  ‫و‬‫ر‬‫ق‬

 

   ‫ر‬ ‫ؼ‬     ‫ت‬  1 .‫ح‬   ) 7 (    ‫ى‬  ‫ك‬ ‫)ل‬ 4 ( ‫ م‬   ‫ى‬   

    ‫ى‬

 

 

‫ل‬ ‫ب‬     

    ‫ا‬    ) 1 6 (

 

 

   

 

  ‫ف‬ ‫ق‬ ‫ن‬ 

 ‫ن‬ ‫ى‬

 

 

 

) 1 4 ( 

‫ر‬ ‫ب‬

 ) ) ‫غ ػ‬ 1 0 (

     ‫ل‬ ‫ ى‬ ‫ا‬.   ‫مى‬  ‫ن‬     

  ‫و‬ ‫ ه‬   ‫م‬      ‫ ى‬  (

) 1

     (1 7 (  

  ‫تني‬:‫ح‬  ‫ر‬ ‫ؼ‬     ‫ت‬  2 . ‫ػ‬ ) 4 0 (

 



‫ل‬

‫ل‬ ‫إ‬

 ‫ب‬ ‫و‬ ‫)ي‬ 2 6 (  ‫ي‬  ‫ى‬ ‫ى‬

‫ي‬ ‫ى ر‬   ‫ي‬

 

‫ن‬ ‫ـ‬ ‫ى‬ ‫ػ‬

‫ػ‬



 



‫ى‬

) 5 ( (‫ى‬



‫ ى‬



‫ي‬

 ) 5 0 (‫ ى‬  ‫ق‬ ‫ي‬

‫ق ض كى‬ ‫ى‬

‫ل‬

 ‫ى‬

 ‫ى‬

‫ب‬

‫ا‬ 

) 7 (

‫)ػن‬ 1 3( ‫ن‬ ‫ك‬     

 ) 1 0 6 (

 ‫ن‬‫ ا‬ ‫ـ‬ ‫ي‬ ‫ىي‬ ‫ن‬ ‫ي‬  ‫لء‬ ‫ة‬    ‫ل‬ ‫ض‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ة‬  3 .

 )  )   ‫أ‬   ‫م‬   3 (  ‫ى‬2(      

 

 1 (   )

 ‫ ر‬  ‫م‬

) 1 (‫ ى‬ 

‫مى‬

‫‪ ‬‬

‫ك‬ ‫‪ ‬ى ه‬ ‫ه ‪‬‬

‫)‪   ‬ط‬ ‫‪6‬‬ ‫‪3‬‬ ‫ف ى ‪ ‬ى(‬ ‫‪ ‬‬ ‫ى‬

‫د‬

‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪‬‬ ‫أ‬ ‫)‬ ‫‪1‬‬ ‫‪2‬‬ ‫(‬ ‫‪‬‬ ‫ي‬ ‫‪‬‬ ‫ل‬ ‫ك‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫ى‬ ‫‪ ‬أى ‪‬‬ ‫ى‬

‫ؾ‬ ‫‪‬‬

‫ى‬

‫‪ ‬‬

‫‪‬ى‬

‫‪‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫ى ى‬ ‫ى‬

‫‪‬‬

‫‪‬‬

‫ك‬

‫ـ‪ ‬تػ‬ ‫ـأ ‪- ‬‬ ‫م ى‪-‬‬ ‫‪ ‬‬

‫ك‬ ‫‪ ‬‬

‫‪  ‬‬ ‫‪  ‬‬ ‫‪‬‬

‫)‬ ‫‪4‬‬ ‫(‬

‫‪‬ث‬

‫ـ‪‬‬ ‫‪-‬‬

‫‪‬‬

‫‪‬تا‬ ‫ل‪ ‬م أ‬ ‫‪‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪:  ‬‬

‫ػ‬

‫ػ ‪-‬‬

‫ـ ‪‬ػ‬ ‫‪-‬‬

‫ت‪‬بي‪‬ر‪‬د‪‬ت‬

‫‪:‬‬

‫ه‪‬ش‪‬م ‪ ‬ى ‪  ‬جت‪‬ح‪  ‬تاي‬ ‫‪‬ة‪‬ها‪‬‬ ‫ى‬

‫‪  ‬‬ ‫)‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫ن‬ ‫ى‪‬‬ ‫‪‬ا‬ ‫‪‬‬ ‫ا‬ ‫ش‬ ‫‪1‬‬ ‫ي (‬ ‫‪ ‬‬ ‫ن‪ ‬‬ ‫ين‬ ‫ن‬ ‫ج ‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫ف ى‬ ‫ل‬ ‫‪‬‬ ‫ى ‪:‬ا‬ ‫‪ ‬‬ ‫ـ‬ ‫‬‫‪ ‬‬ ‫ذ‪ ‬ل‬ ‫م‬

‫‪‬‬ ‫)‬ ‫‪2‬‬ ‫‪‬‬ ‫ى‬

‫)‬ ‫‪2‬‬ ‫‪7‬‬

‫‪ ‬‬

‫‪‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪   ‬ىر‪‬‬

‫لك‬ ‫ىه‬ ‫ى‬

‫ن‪‬ي ‪‬ن ‪‬جت‪ ‬مو‪  ‬ن ‪‬يب ‪‬ر‪‬ت ‪‬مو ن‪‬يث‪‬مت‪‬م ‪‬م‪‬ا‪‬غ‪‬د‪‬إ ‪‬م‪‬ا‪‬ك‪‬ح‬

‫ا‬ ‫ل‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬

‫‪‬‬ ‫ا‬ ‫‪‬‬ ‫‪ ‬‬

‫)‬ ‫‪5‬‬ ‫‪2‬‬ ‫ى‪‬ى(‬

‫أ‬ ‫‪‬‬

‫)ف‬

‫‪ ‬ى‬

‫‪‬‬ ‫ى ‪ ‬‬

‫‪‬‬

‫‪ ‬‬ ‫ت ‪ ‬ه‬

‫ى‬

‫‪   ‬‬ ‫أ‬ ‫ك ‪ ‬‬ ‫‪ ‬ا‬ ‫‪ ‬‬

‫‪  ‬‬

‫‪‬‬ ‫‪ ‬‬

‫)‬ ‫‪1‬‬ ‫‪4‬‬ ‫(‬

‫لر ‪ ‬‬ ‫‪‬‬

‫ى ‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬

‫‪‬‬ ‫‪ ‬‬

‫‪‬‬

‫)‬ ‫‪4‬‬ ‫‪1‬‬ ‫‪‬ى(‬

‫مامش‪‬‬

‫ف‪‬‬ ‫‪‬‬

‫‪ ‬‬ ‫ف‬ ‫ك‬ ‫إ‬ ‫‪ ‬ن‬

‫‪‬‬

‫‪ ‬‬ ‫ـ‬

‫‪‬‬

‫أ‬

‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬ن‪  ‬ن‬ ‫ل‪‬قى(‬ ‫‪‬‬ ‫ن‪‬‬

‫ة ام‪‬‬

‫م‪‬‬

‫‪ ‬‬

‫)‬ ‫‪1‬‬ ‫‪1‬‬ ‫‪(‬‬

‫و‬

‫ن‬

‫ه‬ ‫ى‬  ‫ى‬  ‫ى‬

‫ى‬

  ‫ن‬ ‫ك‬

‫ه‬ ‫كى‬

 ‫ك‬ 

 

     ‫ف‬  ‫ق‬‫ل‬   ‫آ‬ ‫ا‬ ‫ك‬   ‫أ‬ ‫جن‬           ‫ى‬ ‫ى‬ ‫ ى‬  

‫ل‬ ‫أ‬ ‫ى‬    

‫ى‬

‫ى‬

) 4 4 ( ‫ ى‬

      ‫ل‬ ‫ػ‬ ‫ن‬ ‫ف‬   ‫ـ‬  

‫و‬‫ءر ز‬‫ةء‬    ‫ص‬‫س د‬

 ) ‫ـ‬

‫كىىث ا‬  ‫ػ‬

‫ى‬

‫ػ إ‬ ‫كى‬   ‫ػم‬



‫ـ‬ ‫ع‬ ‫ل‬ ‫ـ‬    ) 2 4 5 ()

‫م‬

‫ا‬

‫ا ي نى‬

( ) 2 4 5:  ‫ػ‬ ‫ك‬  )   ‫كى‬

     ‫ك‬   ‫ف‬ ‫ل‬  ‫ك‬      ‫ل‬   ‫ى‬  

‫ك‬  ‫ء‬  ‫ـ‬  ‫ك‬ ‫ػ‬     



‫ـ‬ ‫ع‬ ‫ل‬ ‫ـ‬    ) 6 9 ()    ‫ا‬ ‫ؼ‬  ( ) 6 9:

) 3 7: ‫ـ‬

   ‫ ز‬‫كر‬      



 

) 2 2:

) 3 7 ( ( ) )    ‫ـ‬ ‫ل‬   ‫ط‬       ‫ا‬  ) 2 2 ( )

‫و‬‫ ز‬‫ءر‬‫ةء‬    ‫دحح‬ ‫ى‬  ‫كر‬ Huruf dhad pada ayat berikut boleh dibaca dengan harakat fathah atau dhammah dengan tetap memperhatikan memperhatik an keseragaman dengan fathah semua s emua atau dhammah semua.

‫ػ‬

‫ػ‬

 ‫ث‬

  ‫ف‬   ‫ى‬ ‫ى‬ 

‫ل‬



 ‫ ى‬ ‫ل‬ ‫يق‬      ‫ ل م‬ ‫ك‬      ‫ر‬ ‫ـ‬ ( ) 5 4:5 4 ()

‫و‬ ‫ق‬ ‫و‬ ‫ؼ‬  ‫ل‬  ‫ؼ‬   ‫ل‬ ‫ش‬   ‫ة‬  ( La t i h a nb e r h e n t i p a d ah u r u fb e r t a s y d i d ) )98( 5 .

   ‫ن‬     ‫ى‬  1 .

‫ل‬  

‫ن‬

‫جل‬

  ‫ ن‬‫ك‬ ‫ى ا‬ ‫آ‬ ‫ل‬ ‫ ى‬  ‫ض‬ ‫قي‬    ‫ن‬    ‫أ‬ ‫ى‬ ‫ل‬    ‫ ى‬ ‫ ى‬6.     ‫ـى‬    ‫ػ‬    ‫ر‬ ‫ ك‬     ‫ تى‬  ‫ر‬  ) 6 (    ‫آ‬  ‫و‬ ‫تأ‬ ‫ر‬ ‫ك‬     ‫ـ‬   ‫ك‬ 

 ‫ث‬

‫ى‬

‫ ى‬

 

) 2 (

‫ـ‬ 

‫ت‬  ) 2 (  ‫ـ‬ ‫ا‬ ‫ر‬ ‫ـ‬ ‫م‬

‫ل‬   

) 3 9 (  

‫ ى م‬ ‫بى ى‬ ‫ب‬ ) 8 . ‫ػ‬  

 ‫ى‬

) 1

‫ تاي‬‫ بج‬  ‫ن‬‫بت‬‫ه‬  ‫ن‬‫د‬‫ه‬ Ay a t a y a t y a n gh a r u sme n d a p a t p e r h a t i a nk h u s u sd a l a mme mb a c a n y a , k a r e n a s e r i n gt e r j a d i k e s a l a h a n . P e r h a t i k a nl a f a d z hy a n gd i g a r i sb a wa h i :

 ‫ا‬  ‫ى ل‬ ‫ك‬  ‫ذك‬   ‫ى‬

  1 .  

‫ى‬

 ‫ى‬    ‫ ى‬   ‫ى‬  ‫ أ‬  ‫ي‬ ‫ى‬  

‫ى‬ 

‫ل‬  ‫ك‬ ‫ا‬  ‫ ك‬  ) 1 2 5 : ‫ى‬ ‫ى‬ ) 2 3 3 :‫ا‬ ‫ي‬

1 2 5 ( ‫ج‬ )  )

 

  ‫ق‬ ‫ة‬  . . . )  









  ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ث‬  

‫ىى‬

    ‫ـ‬ 

2 .  . . . ‫ى‬   8 : ) ‫ك‬

  ‫أ‬    ‫ى‬

‫و‬  ‫ ك‬ ‫ـ‬ ‫ف‬   8 ) ) (‫ق‬     ‫ـ‬ ‫ى‬     . ‫ر‬ 3  ‫ك‬ ‫ر‬     ‫ك‬  ‫ف‬ ‫ن‬         ‫ى‬  ‫ك‬

   ‫ر‬ ) 6 6 :  ‫ػ‬



 

 ) 6 6 ()  

‫ك‬    ‫ة‬   ‫ ى‬4. ‫ى‬         ‫ػ‬ ‫ـ‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ػ‬ ‫ئ‬ ‫ـ‬  ‫ػ‬  ‫د‬ ‫م‬  ‫د‬ ‫ل‬  ‫ر‬ ‫ج‬  ) 1 1 : ) 1 1 ()       

 5 .      ‫ـ‬ ‫كي‬ ) 3 6 : ‫ت‬    

   ‫ـ‬  3 6 ()   )

‫ـ‬ ‫ت‬  ‫ى‬‫ـ‬  ‫ىل‬

‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ك ت‬       ‫ؿ‬ ‫ـ‬    6 .

) 1 7 :     ‫ف‬

‫ـ‬   ‫م‬   

‫ى‬ 

  ‫مىأ‬ ‫ن‬   ‫ى‬ 

  ‫ـل‬

‫ه‬

‫كى‬     ‫م‬  ‫ؾ‬  ‫ب‬

‫ل‬

‫ز‬ ‫ىظ‬ ) 1 7 ( ‫ل‬ )  ‫ى‬     7 . ‫ـ‬  ‫ـ‬ ‫ت‬ ‫ب‬   

‫ت‬ 

8 .  

RINGKASAN penjelasan Rasulullah saw

Keistmewaan Tilawah (membaca)

) ‫وق ل‬  ‫رح‬ ‫نكو‬ ‫رح‬ ‫و‬ ‫رح‬ ‫و‬  ‫رح‬ )‫ور‬‫ت‬‫ر‬ ‫ذ‬‫ي‬ “Saya tdak mengaakan bahwa Alif Lam Min iu sau huruf, namun Alif adalah sau huruf, Lam sau huruf dan mim sau huruf.” (Riwaya a Tirmidzi)

ruh )penggerak( bagi kemajuan kehidupan Allah Taala berfrman:

KEISTIMEWAAN ALQURAN

Keistmewaan Tadabbur (merenungkan)

“Dan demikian kami wahyukan kepadamu sebuah ruh (Alquran) dengan perinah Kami. Sebelumnya kamu tdaklah mengeahui apakah Alkiab iu dan tdak pula mengeahui apakah iman iu? Teapi Kami menjadikan Alquran iu cahaya, yang Kami unjuki dengannya siapa yang Kami kehendaki di anara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya Kami Kami benar-benar membe ri peunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. 42 : 5)

ciri khas orang yang diberi ilmu, juga sebagai tolok ukur keimanan

Keistmewaan Hifzh (menghafal)

Allah Taala berfrman : “Sebenarnya Alquran iu adalah aya-aya yang jelas di dalam dadadada orang yang diberi ilmu, dan tdaklah mengingkari aya-aya Kami kecuali orang-orang yang dzhalim.” (QS. 29:49)

PENGANTAR ILMU TAJWID Denisi Ilmu Tajwid

bahasa: membaguskan

islah: “Mengeluarkan setap islah:“Mengeluarkan huruf dari empa keluarnya dengan memberi hak dan musahaknya.”

Hukum Mempelajari

keuamaan Ilmu Tajwid

secara teori : ardhu kiayah

“Sebaik-baik kalian adalah yang yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya” )HR. Albukhari(

secara praktek : ardhu 'ain

“Barang siapa yang disibukkan oleh Alquran dalam rangka berdzikir kepada Ku dan memohon kepada Ku niscaya Aku akan memberikan sesuatu yang yang utama dari apa yang telah Aku berikan kepada orang-orang yang telah meminta.)H.R Tirmidzi(

QS. 73:4

“Tidaklah suau kaum berkumpul disau masjid dari masjid-masjid Allah, kemudian mereka membaca Alquran dan mempelajarinya, melainkan urun kepada mereka keenraman, diliput dengan rahma, dinaungi oleh malaika, dan disebu-sebu oleh Allah dihadapan malaika Nya.” (HR. Muslim)

Tingkaan Membaca Alquran

  Aahqqi

A  arl

  Aadwir

Alhadr  Al

 

Cara membaca is’adzah, basmalah dan awal surat

is’adzah, basmalah, dan surat secara terpisah

is’adzah , basmalah, dan surat secara bersambung

membaca is’adzah secara terpisah dengan basmalah dan surat

is’adzah secara terpisah dengan basmalah dan surat

Cara menyambung diantara dua surat

akhir surat, basmalah, dan surat yang baru secara terpisah

   N    I    W    N    A    T    N    A    D    I    T    A    M    N    U    N    M    U    K    U    H

   I    T    A    M    M    I    M    M    U    K    U    H

akhir surat, basmalah, dan surat yang baru secara bersambung

idzh-har ) –     - ‫– ع‬

berhen keka selesai membaca surat, kemudian kemud ian membaca basmalah disambung dengan surat yang baru

‫غ – ح‬ - ‫(خ‬

secara bahasa : jelas, menurut ilmu tajwid : pembacaan nun ma atau tanwin sesuai dengan makhrajnya tanpa dighunnahkan apabila bertemu dengan salah satu huru halqiyah )tenggorokan( idgham bahasa : memasukkan, menurut ilmu tajwid adalah pengucapan nun ma atau tanwin secara lebur keka bertemu huru-huru idgham, atau pengucapan dua huru seper dua huru yang ditasydidkan Iqlab )‫(ب‬

idgham bighunnah:   ‫و‬  idgham bila ghunnah: – ‫ر‬

secara bahasa arnya merubah. Sedangkan menurut islah adalah pengucapan nun ma atau tanwin yang bertemu dengan huru ba' yang berubah menjadi mim dan disertai dengan ghunnah . Ikha )

– –

‫ث‬  – ‫ – ش – ج‬ – ‫ – ف – ز – ط – د – س‬ – ‫ض‬ - ‫(ظ‬

secara bahasa arnya menutupi. Sedangkan yang dimaksud di sini adalah pengucapan nun ma atau tanwin keka bertemu dengan huru-huru lkha' memiliki siat antara lzh-har dan idgham dengan disertai ghunnah

Ikha' Syaawi mim ma bertemu dengan ba'. Cara pengucapannya mim tampak samar disertai dengan ghunnah

Idgham Mitslain mim ma bertemu dengan mim. Cara pengucapannya harus disertai dengan ghunnah gh unnah

Idzh-har Syaawi mim ma bertemu dengan selain huru mim dan ba’. Cara pengucapannya adalah mim harus tampak jelas tanpa ghunnah, terutama keka bertemu dengan a’ dan waw

 

Ali Lam Qamariyah

HUKUM ALIF LAAM





‫ء‬

Ali Lam Syamsiyah

‫ – ج – ح – غ‬ – ‫ – ع – ف – خ – و‬ –  – ‫م‬ - ‫ه‬

 ‫ رش رز نظ ءوس‬‫ يذ‬‫ر‬

 ‫ث‬ ‫ص‬ ‫ر‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ض ز‬ ‫ذ‬ ‫ن‬ 

HUKUM MAD

Mad Asli

Mad Far’i

Mad Thabi'ii

karena sukun

karena hamzah

2 harakat :

‫ ل‬ ‫وو‬‫ذ‬

Mad Wajib Muashil

sukun lazim

panjang 4 atau 5 harakat kek keka a washal, dan dibaca panjang 4, 5 atau 6 harakat keka waqa

Mad Badal 2

-  ‫ءاج اذ‬

harakat :

‫و‬   ‫ء – ت‬‫ا‬‫د‬

‫ر‬  – ‫م‬  ‫ءوس‬  ‫ن‬  ‫و‬  ‫ء‬

Mad Tamkiin

 ‫و‬‫اذ‬ 

panjang 4 atau 5 harakat keka washal, dan dibaca panjang 2 harakat keka waqa

‫ا‬

 ‫ا‬

Mad 'lwadh

Mad Farqi 6 harakat

Mad Liin 2, 4, 6 harakat

Mad Lazim Mukhaa Kalimi

Mad Jaiz Munashil

2 harakat :

sukun 'aridh

‫ اور‬‫ ل‬‫ ف ود‬ ‫نن‬ ‫وق‬

2 harakat

Mad 'Aridh Lissukun

6 harakat

2, 4, 6 harakat

Mad Lazim Mutsaqqol Kalimi 6 harakat

  ‫ ا‬‫ك‬‫ا‬

Mad Shilah Thawilah

 ‫و‬ ‫و‬‫ر‬‫ر ا‬  

4 atau 5 harakat keka washal, dan berubah menjadi ma keka waqa

Mad Shilah Qashirah dua harakat

‫ ن‬  ‫دد‬ –‫ش‬ ‫ن‬‫د‬ ‫ل‬ ‫ب‬‫ذذ‬‫ن‬

Mad Iazim Mukhaa Harf 6 harakat

Mad Lazim Mutsaqal Harf

 -  

6 harakat

Istlah-Istlah Istlah-Istla h Yang Perlu Dijelaskan Yang Ada Di Dalam Alquran

‫ كس‬ Saktah Kahf : 1-2 yasin : 52 Al Qiyamah : 27 Al Muthofn:14

‫إ‬ I symam

‫ا‬ ‫ل‬ ‫ل‬‫ة‬  lmalah

 Tashil

  Naql

Yusu :11

Hud : 41

Fushshilat : 44

Alhujurat : 11

‫نو‬ ‫ل‬‫و‬‫ق‬‫ا‬   Nun Wiqayah ‫ب‬ ‫ ر‬‫ط‬‫ن‬‫ن‬

‫ر‬‫ت‬    ‫ت‬‫د‬  

Shirul Mustadir

‫و‬ ‫و‬‫د‬‫ا‬   

‫ ر‬‫ت‬ ‫ت‬‫ط‬  ‫ق‬

Shirul Mustadir

‫ا راو تن‬

assajadah 7 : 206 - 13 : 15 16 : 50 - 17 : 109 19 : 58 - 22 : 18 22 : 27 - 25 : 60 27 : 26 - 32 : 15 38 : 24 - 41 : 37 53 : 26 - 84 : 21 96 : 19

 

SIFAT-SIFAT SIFAT -SIFAT HURUF

Idgham Mutamatsilain Siat yang memiliki lawan kata

Pertemuan dua huru yang sama makhraj dan siatnya.

Siat yang dak memiliki lawan kata

Contoh:

‫ر‬

‫رر‬ x  

‫ة‬

‫ل‬‫ر‬ ‫ا‬‫و‬‫ة‬  x ‫د‬ ‫د‬‫ة‬

IDGHAM

‫ن‬

‫ ا‬‫ل‬  x ‫ت‬ ‫ ا‬‫ت‬‫ل‬  ‫ل‬‫ء‬

ldgham Mutajanisain Pertemuan dua huru yang sama makhraj, namun siatnya berlainan Contoh:  ‫ت‬

‫ر‬

‫ ا‬ x ‫ا‬ ‫ط‬‫ق‬ ‫ا‬  ‫تت‬  x ‫ذ‬‫ق‬

    ‫ا ت‬‫ر‬‫ت‬ – ‫ر‬‫ك‬‫ك‬ ‫و‬ ‫و‬‫ت‬  ‫ا‬

‫رر‬

‫ او‬  -‫د‬

” ldgham Mutaqaribain pertemuan dua huru yang makhraj dan siatnya berdekatan )hampir sama(, – dan - ‫ر‬

ً 

Contoh:        ً - ‫ك‬

‫ة‬

Waqa lkhbari

aitu tu waqa pada ayat yang sudah su dah sempurna ‫و‬  ‫ت‬Yai arnya dan dak ada hubungannya dengan ayat sesudahnya, baik secara laadzh atau ar

intidzhari pembagian waqa Idhthirari

aitu tu waqa pada ayat yang yan g sudah ً ‫و‬ ‫ك‬ Yai

sempurna arnya, namun ayat selanjutnya masih ada hubungan laazh

lkhtiyari

‫و‬ ‫ن‬ ‫ن‬Yait aitu u waqa pada ayat yang sempurna  ‫لة‬‫و‬ ‫زل‬Tanda ) )‫ع‬  waqa yang menunjukkan harus berhen.

arnya. Namun secara ar dan laazh masih terdapat hubungan

Waqa ) ‫ة‬ ‫ل ة‬‫و‬ ‫ن‬ ‫ن‬‫و‬ (  ‫ ل‬Tanda waqa yang menunjukkan dilarang berhen. Contoh:

  ) ‫و‬‫ ى‬ ‫ع‬  ‫ة‬‫ة‬ ‫ل‬‫و‬   ‫ز‬ ‫م‬ ‫ول نو‬ ( Tanda waqa boleh berhen, namun meneruskan

tanda-tanda waqa

)

‫رط‬  ‫ع‬‫ة‬ ‫لة‬‫و‬   ‫ز‬  ‫وو‬ ( ‫ج‬

Tanda waqa yang menunjukkan waqa atau washol sama saja, keduanya boleh dilakukan.

  Tanda waqa yang menunjukkan lebih bagus berhen walaupun naas masih kuat. Contoh:

  ....... )‫م‬ (Tanda waqa agar  ‫ن‬‫ن‬‫ق‬‫ة‬ (Tanda berhen pada salah satu kata. Contoh:

‫و‬  Yai aitu tu waqa pada ayat yang belum

sempurna

arnya, karena adanya keterkaitan dengan kata berikutnya, baik secara laadzh maupun ar

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF