Muhammad SAW Adalah Seorang Nabi Terakhir Yang Diutus Ke Bumi Oleh Allah SWT
October 2, 2017 | Author: Adam Zulfikar | Category: N/A
Short Description
Barter...
Description
Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan Allah SWT. Risalah yang dibawanya adalah sama dengan risalah yang dibawa oleh nabi-nabi terdahulu yaitu untuk menyembah dan beribadah hanya kepada Allah semata, menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Nabi Muhamad SAW merupakan seorang pembawa risalah yang benar. Seorang yang membawakan risalah yang benar juga sudah sepantasnya memiliki akhlak yang baik atau akhlak yang terpuji dan tentunya akhlak Rasulullah SAW adalah akhlak yang paling terpuji diantara seluruh umat manusia sampai akhir jaman. Beliau juga memiliki perilaku yang sangat baik sehingga beliau patut untuk dijadikan sebagai contoh yang baik dalam segala aspek kehidupan di dunia ini. Allah SWT juga telah menyebutkan dalam Al-quran surat Al-ahzab ayat 21 : ” Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah “.
Dalam sejarah Rasulullah SAW memang memiliki sifat yang sangat terpuji, sesuai dengan surat Al-Ahzab ayat 21 tersebut. Karena perilaku beliau yang sangat jujur serta rendah hati sehingga pada masa beliau sebelum diangkat menjadi nabi dan rasul, Rasulullah SAW dijuluki sebagai Al-Amin (orang yang dapat dipercaya), julukan tersebut diberikan oleh kaum qurais hanya kepada beliau. Hal ini karena mereka sangat mempercayai akhlaknya yang mulia. Setelah beliau diangkat oleh Allah SWT sebagai nabi dan rasul tentunya akhlak beliau menjadi pedoman bagi umatnya dan karena kemuliaan akhlak inilah ketika beliau mulai melakukan dakwah secara terang-terangan, orang kafir qurais yang tidak suka dengan beliau sangat sulit sekali untuk memfitnahnya, karena beliau adalah orang yang sangat dikenal memiliki akhlak yang sangat baik. Hal inilah yang menunjukan bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang benar dan tentunya risalah yang diberikan adalah risalah kebenaran.
Risalah yang dibawa oleh Rasulullah adalah suatu risalah kebenaran. Sebuah risalah yang dinyatakan risalah kebenaran tentunya memiliki nilai-nilai yang sesuai dengan segala kondisi zaman. Al-Quran sebagai wahyu dari Allah SWT yang diturunkan kepada Rasulullah SAW adalah sebuah wahyu yang sangat agung, nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Quran ini memiliki kesesuaian dengan keadaan setiap zaman. Semenjak Al-Quran diturunkan hingga saat ini telah terjadi berbagai macam zaman yang memiliki ciri khas zamannya tersendiri. Pada abad pertengahan salah satu aspek yang sangat menonjol dalam kehidupan manusia, yaitu dengan majunya zaman kesusastraan dan tentunya Al-Quran pada masa kesusastraan memiliki nilai yang sangat penting, karena Al-Quran adalah kitab suci dalam bahasa arab yang memiliki nilai kesusastraan dan bahasa yang sangat tinggi, yang mencakup keindahan bahasanya serta makna dari suatu kata yang dituliskan dalam Al-Quran sangat lugas dan mudah difahami. Setelah itu pada masa sekarang ini kita telah memasuki kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Dan Al-quran sekali lagi menunjukan kebenarannya dalam setiap ayatnya, yaitu dengan ditemukannya berbagai penemuan dan ternyata hal tersebut telah terdapat dalam Al-Quran. Sebagai salah satu contoh pada beberapa dekade ini telah dicetuskan suatu teori tentang awal mula terbentuknya jagat raya. Dan teori yang menerangkan peristiwa tersebut adalah teori Big Bang. Dalam teori ini dikatakan bahwa pada mulanya alam semesta ini satu nebula, tetapi kemudian terpecah karena suatu ledakan besar. Hal serupa juga terdapat dalam salah satu ayat Al-Quran yaitu pada surat Al-Anbiya ayat 30, seperti berikut : “ Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? “.
Hakikat rasul sebagai pembawa risalah tak lepas dari tugas para rasul yakni menyampaikan, menyeru untuk beriman kepada Allah dan keesaan-Nya. Iman kepada Allah SWT adalah fitrah yang telah ada dalam diri manusia pada saat manusia masih dalam kandungan, karena setiap manusia yang dilahirkan ke bumi ini terlahir dalam keadaan islam. Maka setiap manusia mendapatkan dirinya dikuasai oleh sesuatu kekuatan yang lebih tinggi dari kekuatannya, akantetapi manusia berbeda dalam menentukan kekuatan itu, di antaranya ada yang menafsirkannya
sebagai kekuatan alam dan ada yang menafsirkannya
sebagai berhala-berhala yang mereka buat dan yang lain - lain. Maka datanglah nabi-nabi
membetulkan
kesesatan-kesesatan
ini,
membawa
risalah
dan
membimbing akal ke arah I’tikad adanya Allah dan keesaaan-Nya. Andaikata akal manusia bertindak sendirian dalam memahami kebenaran - kebenaran ini, tidaklah tepat sasarannya dan tidak sampai pada tujuan, khususnya dalam perkataan perkataan ghaib yang tidak bisa dijangkau oleh akal manusia dan pengetahuan tanpa wahyu yang di sampaikan Allah SWT pada nabi dan rasul-Nya. Dalam hal ini Allah SWT berfirman dalam QS 21:25 yang artinya : “ Dan kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya. Bahwasanya tidak ada Tuhan Melainkan Allah (Aku), maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku “. Risalah yang dibawa rasulullah bukanlah sesuatu yang baru. Dasar aqidah yang disampaikan oleh rasulullah adalah juga aqidah yang disampaikan oleh nabi-nabi sebelumnya. Ajaran yang disampaikan rasulullah dapat dilihat sebagai hikmah Ilahiah untuk melakukan pemurnian terhadap tauhid dari penyelewengan yang telah dilakukan oleh umat sebelumnya. Rasulullah memperkuat kembali keyakinan terhadap keesaan Allah SWT (zat, sifat, af’al) yang telah tenggelam akibat keterkungkungan akal manusia terhadap keduniaan, karena dunia menjadi tujuan akhir kehidupan. Atas dasar itu, manusia dikendalikan oleh hawa nafsu yang berakibat kehidupan mereka mengalami kesengsaraan. Keadilan sosial menjadi nilai kebaikan utama dalam ajaran Islam, oleh karena itu Islam dapat berkembang dengan demikian cepat karena salah satu
alasan Islam telah tampil sebagai kekuatan pembebas yang membebaskan umat manusia ketika itu dari perilaku ketidakadilan. Risalah yang dibawa Nabi Muhammad SAW, mempunyai ciri-ciri yang khusus dibandingkan dengan para rasul sebelumnya. Ciri-ciri khusus itu adalah :
Ajaran Nabi Muhammad adalah penggabungan ajaran rasul-rasul sebelumnya. Sehingga ajaran Nabi SAW adalah ajaran yang menceritakan sejarah dan berkaitan dengan kebenaran iman serta
kebenaran syariat para nabi terdahulu. Ajaran Muhammad SAW bersifat universal. Allah mengutus
Rasulullah SAW untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Risalah Nabi SAW cocok untuk semua kelompok manusia dan semua zaman. Hal ini dimungkinkan karena ajaran Islam memenuhi kebutuhan realitas kehidupan. Di dalam Al-Qur’an ada dialog antara Allah SWT dengan rasulullah SAW serta antara Rasulullah SAW dengan kaumnya.
Ajaran Islam mementingkan yang mudah bagi manusia, menghilangkan yang sulit. Yang
dimaksud
dengan
yang
mudah
bukan
memudah-mudahkan.
Melainkan, kemudahan yang sesuai dengan fitrah manusia yang sesuai dengan realisasi yang ma’ruf dan upaya untuk meninggalkan yang munkar. Ciri-ciri ini dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW. dan tidak dimiliki oleh para rasul sebelumnya. Rasulullah SAW tampil sebagai pembawa risalah Islam yang mencakup Huda (petunjuk) dan Dienul Haq (agama yang benar). Selain itu hadirnya Rasulullah SAW di tengah umat akhir zaman adalah sebagai saksi, pembawa berita gembira dan peringatan, menyeru ke jalan Allah, dan sebagai pelita yang menerangi umat manusia. Nabi Muhammad SAW, diturunkan ke bumi dengan beberapa tujuan, diantaranya :
Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) “Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu,
diantara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang rasul
membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah SWT. Maka apabila telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.” (Al-Mu’min: 78) Sebagai penutup para nabi, maka risalah yang dibawa Nabi Muhamamd SAW menjadi penghapus risalah para rasul sebelumnya. Hal ini pernah ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW saat Umar bin Khattab membaca Taurat. Beliau berkata kepada Umar bahwa jika Nabi Musa a.s. ada di antara mereka, pasti Nabi Musa akan mengikuti risalah yang dibawa Nabi Muhammad SAW.
Mushaddiqul Anbiya (Membenarkan Para Nabi)
Risalah yang dibawa Nabi Muhammad SAW melengkapi risalah yang dibawa para rasul sebelumnya dan sekaligus membenarkan risalah sebelumnya. Risalah Nabi Muhammad SAW sesuai dan dapat digunakan oleh semua manusia serta dapat diamalkan hingga hari kiamat. Nabi Isa a.s. sebagai nabi setelah Nabi Musa, membenarkan kenabian Nabi Musa. Bahkan, Nabi Isa a.s. mengabarkan kepada umatnya akan datang seorang rasul setelahnya yang bernama Ahmad (Nabi Muhammad SAW). Meski kedatangan Nabi Muhammad SAW sudah dikabarkan oleh para nabi dan rasul sebelumnya, tetap saja ada usaha untuk mendustakannya. Banyak tantangan dan usaha yang dicoba untuk menghapuskan agama Allah, namun demikian Allah SWT, senantiasa menjaga dan memeliharanya dari serangan kaum kafir. Di antaranya dengan memenangkan Islam atas agama lainnya atau dengan menurunkan para Rasul dan Nabi untuk kembali meluruskan penyimpangan dan kejahiliyahan umat. Nabi Muhammad SAW sebagai nabi akhir melengkapi risalah nabi-nabi sebelumnya dan dijadikan sebagai rujukan utama bagi umat Islam.
Mukammilur Risalah (Penyempurna Risalah)
Selain membenarkan para rasul dan nabi sebelumnya yang membawa risalah Islam,
kehadiran
menyempurnakan
Nabi risalah
Muhammad sebelumnya.
SAW
juga
Risalah
diperuntukkan
sebelumnya
guna
cenderung
diperuntukkan bagi suatu kaum tertentu saja dan untuk saat tertentu. Berbeda
dengan Nabi Muhammad SAW yang diutus untuk semua manusia dan berlaku hingga kiamat.
Rahmatan Lil Alamin (Rahmat Bagi Alam Semesta)
“ Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Al-Anbiya’: 107). Kehadiran Nabi Muhammad SAW di bumi ini adalah sebagai rahmat bagi seluruh alam yang tidak saja manusia, tetapi juga hewan, tumbuhan dan makhluk ciptaan yang lainya. Manusia, dengan kehadiran Nabi Muhammad SAW mendapatkan rahmat dan kebaikan. Begitu juga manusia kafir dan jahiliyah, mendapatkan rahmat dari kedatangan Islam. Dengan demikian Islam dan Nabi Muhammad tidak hanya untuk umat Islam, tetapi kebaikannya juga dirasakan oleh umat manusia lainnya. Islam membawa agama fitrah yang sesuai dengan penciptaan manusia. Jadi, ketika Islam disampaikan maka akan dirasakan oleh manusia. Alam, hewan dan tumbuhan pun dilindungi serta dipelihara dengan kedatangan Islam. Umat Islam sebagai khalifah dimuka bumi melaksanakan pemeliharaan dan penjagaan alam. Dengan demikian kestabilan terwujud dan alam beserta isinya menjadi damai.
Risalatul Islam
Risalah Nabi Muhammad SAW adalah risalah Islam, yang dibawanya adalah sesuatu yang benar. Hal ini tercermin dari akhlak, kepribadian dan sifat-sifat nabi yang mulia. Inti dari risalah Nabi Muhammad SAW adalah huda (petunjuk) dan dienul haq (agama yang benar). Risalah membawa huda karena Islam itu sendiri sebagai panduan bagi manusia. “ Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak (benar) dan agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.” (Al-Fath: 28)
Ad-Dakwah
Rasul menggunakan Islam sebagai petunjuk dan juga Allah menangkan Islam sebagai dienul haq atas agama-agama lainnya. Usaha ini tidak akan tercapai apabila tidak dilaksanakan dakwah. Rasul dalam menjalankan dakwahnya mempunyai peranan sebagai saksi atas umatnya, memberi penyampaian nilai-nilai Islam yang bersifat kabar gembira ataupun kabar peringatan Allah SWT.
View more...
Comments