Muhammad Irfan Ilmy - Belajar Kembali Kepada Nenek Moyang Bangsa Indonesia _UPI Bandung

October 1, 2017 | Author: HIMAADP DEGAFI | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Lomba Essai Degafi 2015...

Description

BELAJAR KEMBALI KEPADA NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA Oleh: Muhammad Irfan Ilmy “Nenek moyangku orang pelaut. Gemar mengarung luas samudra. Menerjang ombak tiada takut. Menempuh badai sudah biasa. Angin bertiup layar terkembang. Ombak berdebur di tepi pantai. Pemuda b’rani bangkit sekarang ke laut kita beramai-ramai”1 --Ibu Soed-Menilik lirik lagu tentang nenek moyang bangsa Indonesia saya teringat masa kecil yang kerap kali dinyanyikan lagu ini. Dulu bernyanyi hanya sebatas bernyanyi saja tanpa bisa tahu makna dari rahasia di atas rahasia yang tersembunyi dibalik susuna liriknya. Seiring umur yang berlumur, usia yang mendewasa perlahan diketahui bahwa pesan moral dan filosofi lagu ini begitu tinggi. Pengarangnya mungkin ingin mengabarkan pada bangsa Indonesia bahwa para pendahulunya memang penakluk laut dan pawang samudra. Mereka tak gentar berjibaku dengan badai. Bagi mereka, hidup barangkali adalah sebuah pertaruhan keberanian. Bukankah ada adagium yang mengatakan bahwa pelaut ulung tak pernah terlahir dari laut yang tenang? Nenek moyang kita berarti telah mewariskan keperkasaan atas ketakutan-ketakutan berjuang sejak jauh-jauh hari. Barangkali kita sebagai generasi pelanjutnya saja yang masih abai atas kenyataan tersebut. “Usahakanlah agar kita menjadi bangsa pelaut kembali. Ya, bangsa pelaut dalam arti seluas-luasnya. Bukan sekedar menjadi jongos-jongos di kapal, bukan. Tetapi bangsa pelaut dalam arti kata cakrawala samudera. Bangsa pelaut yang mempunyai armada niaga, bangsa pelaut yang mempunyai armada militer, bangsa pelaut yang kesibukannya di laut menandingi irama gelombang lautan itu sendiri.”2 Terpukau ketika kali pertama saya membaca retorika dari presiden pertama kita, bung Karno. Letupan api semangat ketika mengatakannya seolaholah pertanda optimisme tingkat tinggi. Kalimat demi kalimatnya seakan menyihir siapapun yang mendengar. Tidak menyaksikan langsung saja kita sudah dibuatnya 1 http://liriklaguanak.com/nenek-moyangku-seorang-pelaut-lirik/, diakses pada 16 Juni 2015 2 http://www.bakosurtanal.go.id/berita-surta/show/mewujudkan-indonesia-sebagai-poros-maritimdunia-yang-maju-dan-mandiri , diakses 16 Juni 2015.

1

takjub apalagi berada di tempat ketika pidato itu disampaikan. Bahkan atas kekaguman itu, Presiden Joko Widodo mengamininya dengan cara menjadikannya sebuah visi, yakni menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Tidak berlebihan, ini merupakan upaya yang perlu kita apresiasi. Bahkan kita semestinya turut serta menjadi bagian yang terlibat di dalamnya.

Harta Karun Laut Indonesia Indonesia memiliki luas laut yang tak terelakkan lagi. 3,2 juta Kilometer persegi. Bukan total luas yang kecil bukan? Ditambah lagi dengan panjang pantai yang lebih dari 95.000 kilometer. Sebuah nilai yang fantastis dan menjadi kebanggaan bagi Indonesia. Melalui anugrah ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu pantai yang terpanjang di dunia, yakni bertengger di posisi ke-2. 3 Secara kuantitas, Indonesia berada di atas awan, namun kuantitas tanpa dibarengi dengan peningkatan kualitas sebagai bentuk optimalisasi tentu tidak akan mendatangkan apa-apa bagi Negara. Alih-alih menyumbangkan devisa, malah kerugian yang datang menghampiri. Terkait hal ini, salah satu kekayaan laut yang berpotensi menjadi sumber rizki bagi Indonesia adalah ikan. Namun miris, data dari Badan Pemeriksa Keuangan (2013) menunjukkan bahwa potensi pendapatan sektor perikanan laut kita jika tanpa illegal fishing mencapai Rp. 365 triliun per tahun. Namun, akibat illegal fishing, menurut hitungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (2011), pendapatan tersebut hanya berkisar Rp. 65 triliun per tahun. 4. Bayangkan betapa banyak uang yang menguap entah kemana. Padahal jika celah ini bisa ditutup dengan rapat maka Indonesia akan mendapat suntikan dana yang nantinya bisa digelontorkan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia. Ragam kekayaan laut bukan hanya sebatas pada ikan saja. Lebih dari itu banyak sekali potensi lain yang bisa dioptimalisasikan pengelolaannya. Pemerintah perlu melirik hal-hal yang berkaitan dengan kelautan secara serius. Perhatian terhadap pembangunan infrastruktur menjadi amat vital dalam rangka mendukung upaya merealisasikan mimpi besar ini—menjadikan Indonesia 3 http://www.lktikebudayaan.com/lomba-menulis-esai-sosial-budaya-2013/ diakses pada 16 Juni 2015. 4 http://www.bakosurtanal.go.id/berita-surta/show/mewujudkan-indonesia-sebagai-poros-maritimdunia-yang-maju-dan-mandiri , diakses 16 Juni 2015.

2

sebagai poros maritim dunia. Karena mimpi hanya selalu akan jadi mimpi ketika tidak ada gerak untuk menjadikannya nyata. Potensi ekonomi sektor kelautan tersebut meliputi 11 sektor yaitu perikanan tangkap, perikanan budidaya, industri pengolahan hasil perikanan, industri bioteknologi kelautan, dan pertambangan dan energi. Berikutnya sektor pariwisata bahari, hutan mangrove, perhubungan laut, sumber daya wilayah pulau-pulau kecil, serta sumber daya alam non konvensional. 5. Betapa harta karun yang tertimbun di sektor kelautan begitu menggiurkan. Bayangkan jika “raksasa yang tengah tertidur” ini benar-benar dibangkitkan, maka Indonesia tidak akan pernah lagi dilecehkan oleh Negara-negara lain—termasuk Negara tetangga. Indonesia mampu menjadi sumber inspirasi Negara lain—yang memiliki laut— untuk sekadar berguru mengenai kesuksesannya dalam menggali harta karun terpendam lautan. Dari sektor pariwisata bahari, Indonesia tidak kalah jika dibandingan dengan Negara yang menjadi tujuan destinasi para turis mancanegara. Kita samasama ketahui bahwa Bali menjadi salah satu icon bagi tempat pariwisata yang mengagumkan para pelancong dunia. Bahkan tidak jarang mereka—para turis— lebih mengenal Bali ketimbang Indonesia. Barangkali ini menjadi PR bagi kita bersama untuk memberikan pemahaman kepada mereka bahwa Indonesia bukan Bali melainkan keunikan Bali adalah salah satu dari beragam keajaiban yang ada di Indonesia. Selain Bali, tempat pariwisata bahari lainnya yang tidak kalah indah adalah Wakatobi, Raja Ampat, Bunaken, Taka Bone Rate, dan Karimun Jawa. Lagi-lagi peran pemerintah begitu vital untuk mengurusi sektor ini.

Belajar kepada Nenek Moyang Mental pelaut yang tersemat pada nenek moyang kita dahulu perlu diadopsi kembali oleh rakyat Indonesia—terutama generasi muda sebagai pelanjut kepemimpinan ke depan. Sebagai pelaut mereka adalah penjelajah samudra yang sudah barang tentu badai dan bencana menjadi teman berkelahi sehari-hari. Sikap pantang menyerah dan optimisme terlahir bukan tanpa sebab, melainkan karena 5 https://ugm.ac.id/id/berita/9256-potensi.kelautan.indonesia.12.triliun.belum.digarap.maksimal diakses 16 Juni 2015.

3

keadaan yang mendesak itulah mereka mampu keluar jadi pemenang. Laut telah membesarkan jiwanya hingga seburuk apapun cuaca bukanlah untuk dihindari melainkan untuk dihadapi. Barangkali filosofi nenek moyang kita dahulu itu menjadi angin segar yang perlu dihirup dan dihayati kesejukannya. Diambil semangatnya, ditiru keberaniannya. Indonesia sebagai poros maritim dunia suatu saat nanti pasti bukan sebatas isapan jempol belaka. Bukan kata-kata saja namun mewujud dan mengada.

4

REFERENSI : Anonim. (t.t.). Lirik Nenek Moyangku Seorang Pelaut. [Online]. Tersedia : http://liriklaguanak.com/nenek-moyangku-seorang-pelaut-lirik/, diakses pada 16 Juni 2015. Anonim. (2015). Lomba Menulis Esai Sosial Budaya. [Online]. Tersedia: http://www.lktikebudayaan.com/lomba-menulis-esai-sosialbudaya-2013/, diakses pada 16 Juni 2015. Badan Informasi Geospasial. (t.t.). Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia yang Maju dan Mandiri. [Online]. Tersedia: http://www.bakosurtanal.go.id/berita-surta/show/mewujudkanindonesia-sebagai-poros-maritim-dunia-yang-maju-dan-mandiri , diakses pada 16 Juni 2015. Ika. (2014). Potensi Kelautan Indonesia 1,2 Triliun belum Digarap Maksimal. [Online]. Tersedia: https://ugm.ac.id/id/berita/9256potensi.kelautan.indonesia.12.triliun.belum.digarap.maksimal, diakses pada 16 Juni 2015.

5

6

7

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF