Morfologi Bangunan Peter Eisenman

October 3, 2017 | Author: Hárry Pöerwántö | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Morfologi Bangunan Peter Eisenman...

Description

Morfologi Bangunan Peter Eisenman Desain Guardiola House, Santa Maria del Mar, Spain Peter Eisenman hampir selalu mendesain karyanya atas dasar persegi empat, namun dimodifikasi dalam bentuk-bentuk yang variatif. Eisenman merasa perlu untuk melepaskan satu persatu hubungan antar struktur, bentuk, arti, isi, simbol yang disebutnya sebagai tindakan „displacement‟. Peter Eisenman mengembangkan bentuk-bentuk arsitektur yang menyatakan suatu dunia tanpa perintah atau logika. Fragmen bentuk menabrak anothers, grid lengkap dan memutar bingung ketimbang bentuk terorganisir dan dinamis mengalami penyimpangan di atas gravitasi dengan melayang di atas komposisi tanpa terlihat sarana pendukung. Keras efek disrutive diperlukan, Eisenman meskipun dalam rangka untuk membubarkan oposisi buatan arsitektur antara struktur dan dekorasi, abstraktif dan figurasi, angka dan tanah, bentuk dan fungsi. Setelah kami telah dibersihkan pemikiran kita ini membangun buatan, arsitektur dapat menjelajahi 'antara' dalam kategori ini. Eisenman juga berpikir bahwa melarutkan membangun ini akan membebaskan kita dari pesanan patologis represif.

Pada olah geometri desain denah Guardiola House bentukan geometri asalnya adalah rectangular dipadu dengan beberapa bentuk L secara penetrasi dan interweaving. Tahapan dasarnya adalah

displacement, intersection, solids with voided intersection, rotation,

displacement between solid and void, trace and frame definition, imprinting solids, imprinting through surface.

Proses Olahan Geometri Peter Eisenman cenderung mengembangkan gagasan olah geometrinya dengan teknik „imprint‟ dan „trace‟ – jejak dan membekas ( pernyataan metafora tentang kaki yang mencetak diatas pasir , jejak ini tak bertahan lama dan bekasnyapun cepat hilang tertiup angin ). Gagasan ini memungkinkan hasil yang bisa menimbulkan ke-aneka-an interpretasi. Ia mempromosikan bentuk „lemah‟ ( weak image/form) yang dijelaskan lewat perbandingan dua kekuatan. Bila suatu obyek berada diantara dua kekuatan tersebut maka ia akan tampil mirip kedua kekuatan tadi atau sama sekali tidak mirip dengan kekuatan tadi. Hal ini dianggap saling melemahkan. Hubungan yang lemah ( tidak kaku ) akan mendorong lahirnya

bentuk-bentuk bebas dan mengarah bentuk terpilin(twisted), saling bertumpuk, tidak beraturan (superimposse) sehingga beragam imajinasi dapat muncul karena penampilan tersebut. „Pure form has indeed been contaminated, trnsforming architectue into an agent of instability, disharmony, conflict‟ (kutipan yang dipampang di depan pameran „Dekonstruksi‟ 1988) Kiranya kutipan diatas juga terefleksikan dalam olahan Eisenman terhadap karyanya di Spain ini.

Arsitektur dekonstruksi ( yang juga menjadi ajang kreasi Eisenman ) lahir dari pengaruh filsafat Derrida , karena itu tepat untuk disebut “Dekonstruksi Derridean” tapi bisa juga lahir sekedar sebagai produk pragmatis dan formal, sehingga bisa disebut “Dekonstruksi Non-Derridean” Dekonstruksi non-Derridean mencakup dekonstruksi bentuk dan struktur bangunan yang didasarkan pada konsep „disrution‟, „dislocation‟. „deviation‟, „distorsion‟ sehingga menyebabkan stabilitas , kohesi dan identitas bentuk murni menjadi terganggu. Peter Eisenman sedikit banyak sering melakukan dekonstruksi bentuk arsitektural dengan caranya yang khas yaitu secara intelektual mendekonstruksi melalui permainan sistem geometri yang kompleks dan canggih.4 Dekonstruksi yang ditunjukkan oleh Peter Eisenman seolah olah memproduksi komposisi –komposisi yang terdistorsi . Bentuk murni seolah terganggu oleh parasit, yang menginfeksi sebuah bentuk dan mendistorsinya dari dalam . teknik desain yang digunakannya terkadang sangat pelik seperti : Moving set of volumes, Points, lines,

Coloured skew of grids, Tilted blocks, Skewed flying beams, long thin rising spine, layering, rotation, fragmentasi, superimposisi,combination, etc. 5 Yang jelas kelihatan pola „decentering‟ ( non sumbu ) menjadi titik tolak yang mendukung kebebasan dalam „mempermainkan‟ bentuk geometrisnya mencapai ensemble bentukan yang diinginkan. Teknik twisting (penekukan) nampak jelas pada olahan tampak sampingnya untuk memperoleh efek „decentering‟.

Kesimpulan Proses Olah Geometri Eisenman Proses olah geometri sebenarnya masih menggunakan teknik yang lazim namun karena dibungkus dengan pernyataan (konsep?) yang diambil dari filsafat (misalnya Derrida , Dekonstruksi) menjadi terkesan baru karena „lain‟ yaitu memakai sebutan-sebutan filsafati untuk menerangkan olah geometrinya dan tentu saja menjadi berbeda dari olahan geometri yang pernah ada ( misalnya teknik olah geometri Gary Steven, Francis D.K.Ching ) maka lantas segera menarik perhatian. Justru yang menjadi „heart‟ nya adalah „kata sifat‟ yang digunakan sebagai „kata kerja‟ misalnya „imprint(ing)‟, „decenter(ing)‟ dan ini dipakai untuk menamai perjalanan perancangannya. Proses yang mampu membuat batas „tak terbatas‟ bisa jadi merupakan kebolehan Eisenman dalam mengumbar kreatifitasnya. Yang jelas proses kreatifnya teruji dengan kolaborasinya bersama limabelas asisten arsiteknya (yang membutuhkan proses penyamaan persepsi yang luar biasa ). Attitude yang demikianlah mungkin sebagai penanda bahwa ia memang kreatif (It is the day and night pre occupation, mental and physical, of a person who constantly searches for new ways of doing things and new ideas.)

Produk Olah Geometri Peter Eisenman Geometri diperlakukan sebagai bentuk dasar yang diolah dengan teknik sedemikian hingga geometri tetap tampil juga sebagai bentuk akhir dengan komposisi yang dinamai dengan „ kata sifat „ sebagai konsep sekaligus rencana terhadap kesan/suasana yang diharapkan ( harapan untuk diterjemahkan secara multi interpretasi ) sebagai perwujudan kreatifitas rancangannya. Produk desain Eisenman mencerminkan kegigihan pencariannya terhadap sesuatu yang unik ( lihat juga kolaborasinya dengan arsitek Jepang Kojiro Kitayama dalam menggarap exhibition hall Koijumi Sangyo di Tokyo ) Ia tidak cepat meras puas bila dirinya dapat di „duga „ penampilan desainnya penuh surprise ( memang tidak se-eksplosif Zaha Hadid ). Sederhana ( trivial ) dalam olahan rectangularnya yang diolah dengan cermat dan „patiently‟. Unsur keduniaannya memancar dalam mengkorelasikan desainnya dengan alam ( mundane ). 7 Pernyataannya untuk tidak menjadi „type‟ anutan dan tidak menjadi „fashionable‟ sebenarnya menjaganya agar tetap berada di depan. Disadarinya pernyataan itu justru membuat efek yang sebaliknya. Ia menjadi panutan dan fashionable. Cara yang unik dalam menempatkan diri sebagai seorang avant garde-is. ( Some reason for self-existence ).8 Terakhir kreasinya menjadi sumber ketakjuban , pemacu idea kreatifitas ( lepas dari tindakan ke-eisenman-eisenman-an yang banyak dilakukan perancang muda, bagaimanapun kreasinya telah memicu sebagai „new ways of doing‟ and „new ideas‟ dalam perancangan arsitektur ) Sebagai penutup perlu disitir kilah Peter Eisenman yang manyampaikan bahwa alam mendisain dengan tidak memperhatikan alasan yang jelas. Bila ada yang mempersoalkan mengapa kita merancang dengan begitu maka berarti boleh saja dijawab “ saya tidak tahu, terserah anda !” Artinya tidak setiap tindakan desain harus beroleh alasan yang akurat detail.Ini agaknya supaya dicermati sebagai pembebasan pencapaian kreatifitas ( as „the carefree‟ yaitu pendapat yang menyatakan arsitek akan kreatif bila bebas dari kegelisahan ), tentu saja pendapat Eisenman diatas jangan lantas diartikan boleh „brutal‟ semau-maunya dalam merancang tanpa batasan.

Produk Olah Geometri Peter Eisenman Geometri diperlakukan sebagai bentuk dasar yang diolah dengan teknik sedemikian hingga geometri tetap tampil juga sebagai bentuk akhir dengan komposisi yang dinamai dengan „ kata sifat „ sebagai konsep sekaligus rencana terhadap kesan/suasana yang diharapkan ( harapan untuk diterjemahkan secara multi interpretasi ) sebagai perwujudan kreatifitas rancangannya. Produk desain Eisenman mencerminkan kegigihan pencariannya terhadap sesuatu yang unik ( lihat juga kolaborasinya dengan arsitek Jepang Kojiro Kitayama dalam menggarap exhibition hall Koijumi Sangyo di Tokyo ) Ia tidak cepat meras puas bila dirinya dapat di „duga „ penampilan desainnya penuh surprise ( memang tidak se-eksplosif Zaha Hadid ). Sederhana ( trivial ) dalam olahan rectangularnya yang diolah dengan cermat dan „patiently‟. Unsur keduniaannya memancar dalam mengkorelasikan desainnya dengan alam ( mundane ). 7 Pernyataannya untuk tidak menjadi „type‟ anutan dan tidak menjadi „fashionable‟ sebenarnya menjaganya agar tetap berada di depan. Disadarinya pernyataan itu justru membuat efek yang sebaliknya. Ia menjadi panutan dan fashionable. Cara yang unik dalam menempatkan diri sebagai seorang avant garde-is. ( Some reason for self-existence ).8 Terakhir kreasinya menjadi sumber ketakjuban , pemacu idea kreatifitas ( lepas dari tindakan ke-eisenman-eisenman-an yang banyak dilakukan perancang muda, bagaimanapun kreasinya telah memicu sebagai „new ways of doing‟ and „new ideas‟ dalam perancangan arsitektur ) Sebagai penutup perlu disitir kilah Peter Eisenman yang manyampaikan bahwa alam mendisain dengan tidak memperhatikan alasan yang jelas. Bila ada yang mempersoalkan mengapa kita merancang dengan begitu maka berarti boleh saja dijawab “ saya tidak tahu, terserah anda !” Artinya tidak setiap tindakan desain harus beroleh alasan yang akurat detail.Ini agaknya supaya dicermati sebagai pembebasan pencapaian kreatifitas ( as „the carefree‟ yaitu pendapat yang menyatakan arsitek akan kreatif bila bebas dari kegelisahan ), tentu saja pendapat Eisenman diatas jangan lantas diartikan boleh „brutal‟ semau-maunya dalam merancang tanpa batasan.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF