mood stabilizer

June 25, 2019 | Author: adhelia_kusuma1569 | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

mood stabilizer...

Description

Pembimbing: Dr . Niwayan Sp KJ



Mood stabilizer merupakan agen yang digunakan untuk menangani bipolar disorder . Ini merupakan suatu kelainan di mana munculnya episode peningkatan mood (mania/hipomania), fungsi kognitif dan enerjik dengan atau tanpa suatu atau lebih episode depresi. Antara episode mania dan depresi dapat diselingi mood normal, walau pada keadaan tertentu antara mania dan depresi dapat berubah-ubah (alternating ) dengan cepat.



Mood stabilizer umumnya lebih efektif mengobati mania ketimbang depresi. Oleh karena itu terkadang untuk mengatasi periode depresi tersebut diberikan antidepresan. Namun ada indikasi bahwa pemberian antidepresan bisa menimbulkan bahaya bagi pasien bipolar. Pemberian antidepresan tanpa mood stabilizer disinyalir bisa menginduksi mania. Oleh karena itu, antidepresan hanya boleh berikan setelah pasien stabil atau diberikan bersama mood stabilizer . Obat pertama yang telah disahkan oleh FDA yang mengandung antidepresan plus mood stabilizer  adalah Symbyax (Olanzapin-Fluoxetine HCl)



Mood stabilizer   yang memperlihatkan efikasi diantaranya adalah litium dan antikonvulsan seperti asam valproat dan karbamazepine



Litium karbonat adalah jenis garam litium yang paling sering digunakan untuk mengatasi gangguan bipolar, menyusul kemudian litium sitrat. Sejak disahkan oleh Food and Drug  Administration  (FDA) pada 1970 untuk mengatasi mania akut, litium masih efektif dalam menstabilkan mood pasien dengan gangguan bipolar

Farmakokinetik  Litium diabsorbsi di gastrointestinal  Litium tidak melewati sawar darah otak dengan cepat, waktu paruhnya 20 jam dan keseimbangan tercapai setelah 5-7 hari  Litium dieliminasi oleh ginjal,











kerja litium sebenarnya dalam mengatasi mania, belum diketahui secara detail. Namun diduga ion litium menimbulkan efek menstabilkan mood  dengan menghambat inositol monophosphatase  (IMPase), dengan subsitusi satu dari dua ion magnesium pada sisi aktif IMPase. IMPase merupakan enzim yang diyakinin sebagai penyebab beberapa gangguan bipolar, Efek pada elektrolit dan transpor ion Litium dapat mengganti natrium dalam membantu suatu potensial aksi neuron. Tetapi litium bukan substrat adekuat untuk pompa Na. Efek pada neurotransmiter. Litium menurunkan pengeluaran norepinefrin dan dopamin, menghambat supersensitivitas dopamin, meningkatkan sintesis asetilkolin Efek pada second messenger . Litium menghambat konversi IP2 menjadi IP1, konversi IP menjadi inositol.

Mengatasi  dari gangguan bipolar. Gejala hilang dalam jangka waktu 13 minggu setelah minum obat. Litium juga digunakan untuk mencegah atau mengurangi intensitas serangan ulang pasien bipolar dengan riwayat mania.  Episode depresi Kira-kira 80% pasien depresif gangguan bipolar 1 berespon terhadap terapi lithium Stabilisasi mood    Agresif & gangguan tingkah laku 



Mania akut: pasien biasanya memberikan respon optimal terhadap litium karbonat jika diberikan dosis 1800 mg per hari, dengan dosis berbagi. Dosis ini secara normal akan menghasilkan kadar litium serum yang diinginkan berkisar antara 1 dan 1,5 mEq/l.



Kontrol jangka panjang: kadar serum litium yang diinginkan adalah 0,6 -1,2 mEq/l. Dosis bervariasi per individu, tapi biasanya berkisar 900 mg -1200 mg per hari dalam dosis berbagi. Monitor serum setidaknya dilakukan setiap dua bulan. Pasien yangsensitif biasanya memperlihatkan tanda toksik pada kadar litium serum dibawah 1,0 mEq/l.



Efek samping yang dilaporkan pada penggunaan litium cukup serius. Efek yang ditimbulkan hampir serupa dengan efek mengkonsumsi banyak garam, yakni tekanan darah tinggi, retensi air, dan konstipasi, Efek ini mungkin saja menetap selama pengobatan, Oleh karena itu, selama penggunan obat ini harus dilakukan tes darah secara teratur untuk menentukan kadar litium. Apalagi mengingat dosis terapeutik litium berdekatan dengan dosis toksik.

 





Sering: nausea, tremor, poliuria & enuresis • Anak lebih muda (usia 4-6 thn) ES neurologis lebih sering dilaporkan: tremor, mengantuk, ataksia dan bingung terutama pada awal pengobatan (Hagino etal.1995) Mempunyai indeks terapi luas & membutuhkan monitor konsentrasi plasma (Tueth et al.1998) Toksisitas litium akut, koma, kejang.



Asam valproat selain sebagai antiepilepsi juga menunjukkan efek antimania. Efikasinya pada minggu pertama pengobatan seperti litium, tetapi asam valproat ternyata efektif untuk pasien yang gagal dengan terapi litium. Valproat menyebabkan hiperpolarisasi potensial istirahat membran neuron akibat peningkatan daya konduksi membran untuk kalium.



Farmakokinetik Pemberian valproat peroral cepat diabsorpsi dan kadar maksimal serum tercapai setelah 1-3 jam. Bersifat asam dan diikat protein sebesar 90%. Masa paruh 8-10 jam, kadar darah stabil setelah 48 jam terapi. Kecepatan 0,5-2,1 L/jam, kira-kira 70% dari dosis valproat diekskresi di urin dalam 24 jam.



: 1. Gangguan bipolar 1 : valproate efektif dalam terapi mania akut. Secara spesifik pasien yang diobati dengan valproate memiliki episode manik yang lebih sedikit, kurang parah, dan lebih singkat saat menggunakan valproat.

2. Gangguan skizoafektif Menurut data dari penelitian dan laporan kasus valproat efektif dalam terapi fase jangka pendek gangguan skizoafektif tipe bipolar.

Efek samping : Efek samping tersering adalah: mual. Efek pada SSP berupa kantuk, ataksia, tremor. Toksisitas valproat berupa ganggan saluran cerna, sistem saraf, hati, ruam kulit, dan alopesia.



Farmakodinamik Karbamazepin selain sebagai antiepilepsi juga menunjukkan efek nyata pada perbaikan psikis yaitu perbaikan kewaspadaan dan perasaan, sehingga dipakai juga untuk mengobati kelainan psikiatri seperti mania/bipolar. Karbamazepin diduga bekerja dengan menstabilisasi kanal sodium pada neuron sehingga menjadi kurang dapat tereksitasi. Karbamazepin juga mempotensiasi reseptor GABA pada subunit α1, β2 dan γ2.



Karbamazepin memiliki bioavailabilitas 80% dengan ikatan protein 76%. Karbamazepin dimetabolisme oleh enzim CYP3A4 hati menghasilkan metabolit aktif epoxide (karbamazepine 10,11 epoxide). Waktu paruh 25-65 jam dan ekskresi melalui urine. Karbamazepin menurunkan kadar asam valproat, fenobarbital, dan fenitoin.



Indikasi :

1. Gangguan bipolar 1 : efektif dalam mengobati mania akut dengan kemanjuran yang sebanding dengan lithium, pada penelitian menunjukan efektif dalam profilaksis episode manik maupun depresif pada gangguan bipolar 1, jika digunakan untuk terapi profilaksis. Obat anti manik yang efektif pada 50-70% dari semua pasien. 2. Skizofrenia dan gangguan skizoafektif. Pasien dengan gejala positif (halusinasi) dan beberapa gejala negatif



Efek samping Pusing, vertigo, ataksia, diplopia dan penglihatan kabur. Efek samping lainnya berupa mual, muntah, anemia aplastik, agranulositosis, dan reaksi alergi berupa dermatitis, eosinofilia, limfadenopati, dan splenomegali. Gejala intoksikasi akut dapat berupa stupor/koma, iritabel, kejang dan depresi napas.

Syarif A et.al. Farmakologi dan Terapi. 5 th ed.  Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007.  Kaplan & sadock’s synopsis of psychiatry : behavioral sciences/clinical psychiatry ed./ Benjamin James Sadock, Virginia. 

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF