Monitoring Dan Evaluasi Penanggulangan Hiv

August 29, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Monitoring Dan Evaluasi Penanggulangan Hiv...

Description

 

MONITORING DAN EVALUASI PENANGGULANGAN HIV&AIDS DIY 2013 Yogyakarta- dr. Bambang Sigit sebagai coordinator monev KPA DIY menyampaikan hasil laporan monev untuk tahun 2013. Latar belakang monev ini merupakan upaya untuk memantau pelaksanaan program apakah sesuai dengan perencanaan dan diperoleh dari hasil dan dampak program. Sebagai kerangka kegiatan, dilakukan penilaian terhadap: 1.  Asesmen dan perencanaan  –  data  data pengembangan program 2.  Input (sumber daya)  –  data  data program 3.  Kegiatan (pelayanan)  –  data  data program 4.  Output (hasil langsung)  –  data  data program 5.  Hasil (hasil antara)  –  dari  dari data biologis, perilaku dan social berbasis populasi 6.  Dampak (hasil jangka panjang).  –  dari  dari data biologis, perilaku dan social berbasis  populasi Tujuan dari monev HIV/AIDS ini adalah untuk memonitor capaian program

 penanggulangan HIV&AIDS HIV&AIDS pada pencegahan, dukungan, dukungan, perawtaan dan pengobatan, mitigasi dampak, lingkungan kondusif dan program lainnya. Sebagai tambahan, juga ju ga memberikan gambaran tentang kondisi penanggulangan HIV/AIDS di Yogyakarta. tools monitoring untuk memantau Proses pelaksanaan monev ini terdiri dair penyusunan tools capain indicator monev, bentuknya berupa form kegiatan dan form kunjungan lapangan. Pengambilan data capain monev: angket monev dibagikan di bagikan kepada 37 lembaga yang dinilai terlibat dalamprogram penanggulangan HIV&AIDS di DIY. Capaian program yang dilaporkan than 2013. Ditambahakan laporan kegiatan KPA/K/Kab. Dilengkapi dengan data sekunder dan dianalisis dengan deskriptif kuantitatif dan kualitatf. Sebagai tahap akhir, dibuat  penyusunan laporan monev. monev. Data dianalisis dari 28 lembaga sasaran yang terdiri dari 8 layanan kesehatan, 8 LSM, 8 SKPD tingkat provinsi, 4 SKPD tingkat kabupaten. Berdasarkan data dari Dinkes DIY tahun 2013, di Yogyakarta jumlah penderita AIDS adalah 965, HIV 1.323 sejak tahun 1993. Sedangkan jumlah estimasi populasi dewasa rawan terinfeksi HIV tahun 2013, sebanyak seban yak 60.743 orang. Layanan yang bisa diberikan di HIV& AIDS di DIY sudah komprehensif meliputi 8 layanan CST, 22 layanan VCT, 25 layanan IMS, 1 layanan PMTCT, 6 layanan LASS dan 5 layanan PTRM. Tim monev mengalami

 

kendala dalam mengakumulasikan seluruh capaian dari tahun 2010. Oleh karena itu, hanya capaian tahun 2013. Beberapa hasil temuan kuantitatif dari berbagai sumber laporan: 

 

Capaian kegiatan penjangkauan LSM kembang di gunung kidul. Dari 225 WPS sebagai target, 113 yang dicapai.



 

Gap yang paling cukup jauh adalah jumlah kondom yan gdidistribusi melalui fasilitas kesehatan. Dari 33.667 sebagai target, hanya 9.241 yang terdistribusi (27%).



 

Jumlah ODHA yang dirujuk ke LSM untuk mendapat dukungan psikososial baru mencapai 44 orang



 

Sedangkan jumlah dan penasun yang sedang mendapat pengobatan terapi rumatan metadon 46 orang



 

Jumlah ODHA yang sedang mendapat pengobatan ARV yakni 731 orang.



 

Prevalensi HIV paling tinggi di lelaki seks lelaki (LSL): 20,3% termasuk LSL memiliki prevalensi paling tinggi terkena sifilis yakni 19.8%. Sedangkan Sedangkan  prevalensi HIV dan prevalensi paling rendah pada kelompok kelompok wanita pekreja seks (WPS) Tidak langsung.



 

Hasil survey Dinas kesehatan DIY untuk pengetahuan komprehensif remaja usai 15-24 tahun, baru tercapai 25,69% dari 90% target MDGs. Padahal waktu  pencapaian tinggal 1 tahun lagi.

Hasil program pencegahan    Anggaran untuk kegiatan pencegahan yang bersumber dari pemerintah sebesar 1,2 Milyar (49%), sisanya dari non pemerintah. Sehingga total anggaran  pencegahan sebesar 2,5 milyar rupiah. 





 

Tahun 2013, 50.153 remaja telah diberikan informasi mengenai HIV&AIDS, dengan rincian 63,1% remaja laki-laki. 36% perempuan dan 0,5% waria. Capaian ini dibandingkan dengan jumlah penduduk usia remaja adalah 8,6%.

 

Populasi kunci yang terpapar informasi HIV sebesar 7.313 orang. Atau sekitar 10% lebih dari total populasi kunci yang sebaigan besar adalah high risk man (HRM) -77.2%-.

Hasil program dukungan, perawatan, dan pengobatan    Dana yang dianggarkan dari 13 lembaga yang melaporkan adalah 496 juta dengan persentase anggaran yang paling besar dari donor. 



 

Jumlah kunjungan IMS yang paling tinggi adalah WPS, W PS, LSL, dan pasangan Risti.



 

Jumlah ODHA yang diskrining TB tahun 2013 di layanan la yanan VCT (113 dari 177) dan PITC (89 dari 116).

 

Di layanan VCT, hanya 34 orang HIV ayng dirujuk ke LSM/ petugas pendukung dari 177 orang HIV yang positif.



 



 

Selama 2013, terdapat 10 Kelompok dukungan sebaya yang terbentuk.

Hasil program mitigasi dampak     Anggaran untuk program ini sebesar 315 juta yang seluruhnya bersumber dari  pemerintah.   Beberapa kegiatan yang bersumber dari APBD dan APBN iniadalah untuk  jaminan hidup ADHA sebanyak sebanyak 27 orang, jaminan hidup ODHA ODHA non potensial sebanyak 30 orang dan fasilitasi fasili tasi ODHA usaha ekonomi produksi sebanyak 12 orang.   Tambahan gizi untuk ADHA dan ODHA dari LSM Victory plus 





Hasil Program lingkungan kondusif     Dari data yang berhasil dikumpulkan, anggaran kegiatan ini sebesar 35,8 juta yang sebagian besar didukung oleh donor (31 juta).   Kegiatan yang dilakukan meliputi audiensi, pertemuan koordinasi, diskusi  paralegal, workshop penysuunan penysuunan dokumen strategi dan rencana aksi daerah,  penysunan pedoman, penyusunan SOP PTRM di di lapas, penyusunan kesepakatan local, penguatan kelembagaan KPA, diseminasi hasil penelitian serta kegiatan lainnya. 



Hasil temuan kendala dari kunjungan lapangan dan FGD    Kegiatan yang belum dilaksanakan adalah ruukan layanan VCT perawatan dan kesehatan bagi TKI dan pekerja migran. 



 



 

Koordinasi dengan penjangkau untuk layanan alat suntik steril (LASS) dan administrasi LASS dirasa masih lemah



 

Penyediaan layanan PTRM yang sudah disediakan sejak seja k tahun 2009, klien yang mengakses methadone masih rendah akibat dari rendahnya penasun yang dirujuk oleh pengjangkau untuk akses methadone



 

Beberapa petugas belum melakukan prinsip 3C (Counseling, consent, confidential) secara optimal. Missal beberap aksus PITC tidak didahului dengan



Terdapat kendala dalam memberikan materi HIV & AIDS untuk kegiatan  pendidikan remaja. Sehingga diperlukan materi pokok dan juklak.

konseling   Sistem monev yang belum berjalan baik, yakni dokumen rujukan yang belum lengkap dan standar.



 



 

Pemantuan pasien-pasien yang mangkir masih menemui beberapa kendala. Fungsi manajer kasus belum optimal. Sistem pencatatan pasien ARV belum terpantau dengan baik. Meksipun sudah dilakuan pelatihan untuk manajer kasus, manajer kasus belum berfungsi optimal, karena melakukan double job, jejaring antar case manajer belum terjalin dengan baik, buku kontak person tidak ada. Sangat dibutuhkan indicator mutu yang jelas dan transparan untuk menilai quality assurance, saat ini indiaktor mutu layanan HIV di rumah sakit belum  jelas.

 

Dari hasil yang sudah disampaikan, terdapat kendala-kendala yang dilaksankan dalam monev ini, yakni belum rutinnya lembaga untuk menyampaikan laporan secara rutin. Sehinga data yang digunkaan dalam monev ini masih rendah. Kesimpulan    Pelaksanaan kegiatan penanggulangan HIV&AIDS di DIY sudah dilakukan 

secara komprehensif. Kegiatan penanggulangan HIV&AIDS di DIY sudah dilakukan secara komprehensif. Kegiatan penanggulangan p enanggulangan HIV&AIDS di DIY sudah mengacu pada 4 fokus area strategi yaitu pencegahan, dukungan,  perawtaan dan pengobatan, mitigasi dampak serta lingkungan lingkungan kondusif, sesuai dengan SRAN 2010-2014. 

 

Kegiatan yang dianggarkan SKPD juga sudah ada yang mengacu pada RAD MDGs serta SRAD penanggulangan HIV&AIDS DIY tahun 2011-2015.

Diskusi  l ayanan, mungkin tidak perlu sama.   Bagaimana kita bisa menyambungkan antar layanan, Tapi bagiaaman mendekatkan layanan antara VCT dan CST, dan siapa saja yang melayani nya? Karena banyak layanan yang bisa memberi layanan VCT, tapi apakah benar-benar dirujuk dan sampai ke layanan CST? 



 



 



PPIA/ PMTCT, sudah harus menjadi tulang punggung, punggung, karena epidemic ada di  perempuan. Sudah ada di permenkes permenkes 21. Seluruh ibu hamil yang memiliki risiko dan IMS harus diberikan penawaran. Tapi menurut beliau ini menjadi sulit, karena Menurut beliau, semua ibu hamil harus ditawari testing. Hal ini sudah terbukti berhasil di Kamboja.

Perlu dianalisis lebih lanjut apa arti jumlah kondom yang didistribusi melalui fasilitas kesheatan  –  puskesmas ketika bertemu pasien- dengan distribusi kondom melalui KPA  – di di lokasi-lokasi kelompok kunci-. Apa arti data ini? Response: mungkin akan lebih baik jika kita bisa membandingkannya dengan target kebutuhan kondom dan kesediaannya kondom. Tapi setelah dulu  pernah dicoba, kebutuhannya kebutuhannya sangat tinggi dan penydiaan menjadi tidak bisa mencukupi, sehingga sekarang hanya berdasarkan permintaan outlet. Ke depan, seharusnya dilakukan integrasi program dengan PKBI, yang saat ini banyak menumpuk. Dan tentu saja banyak yang mandiri dalam membeli nya, sehingga  juga dimasukkan.   5C yang sekarang diterapkan, bukan 3 C lagi.



 



 

Survey penggunaan kondom ingin dilakukan, tapi metodenya masih sulit, dan tools nya belum ada. Paling mungkin hanya berdasarkan pengakuan. Hanya ada 1 losmen yang mau memeriksa sampah kondom dari penampungan sampah.



 

Ada masukan untuk penyediaan kondom di tempat-tempat berisiko untuk tahun  baru. Karena memang berdasarkan penelitian, penjualan kondom kondom di apotek

Target dan capaian pengobatan jumlahnya tidak apple to apple. Perlu ada  pelatihan untuk menyamakan persepsi data sehingga hasil dapat dibandingkan. dibandingkan.

meningkat terutama tahun baru dan valentine. Bu Yanri, juga bisa mengusulkan

 

untuk menyebar kondom dan informasi HIV/AIDS ketika malam tahun baru di losmen-losmen. 

 

Sudah banyak pasien baru dengan umur 19 tahun, yang berarti berar ti sudah terkena ketika 5-6 tahun yang lalu (masa SMP). Hal ini cukup menyedihkan.



 

Diperlukan daftar istilah/ singkatan untuk masyarakat awam.



 



 

Beberapa kegiatan akandan dilaksanakan untuk memberikan adalah ABAT (aku strategi bangga yang aku tau), memasukkan dalam kurikuluminformasi  penjaskes. Diperlukan survey kepuasan pelanggan untuk mengetahui evaluasi pelayanan pel ayanan kesehatan.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF