Modul Pemeriksaan Fisik VIII

December 1, 2017 | Author: Dimas Gondronk | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Modul Pemeriksaan Fisik VIII...

Description

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

J ob S he e t : 08

OKSIGENISASI PENGANTAR Selanjutnya materi yang akan disajikan dalam modul ini adalah tentang konsep oksigenasi yang normal ditemui dan abnormal yang sering ditemukan pada klien dilahan praktek. Mengetahui masalah khusus dan kesehatan yang terjadi pada konsep oksigenasi merupakan dasar utama atau langkah awal dalam memberikan asuhan keperawatan secara keseluruhan.

Pada modul ini akan diawali dengan konsep oksigenasi meliputi : pengertian oksigen, anatomi dan fisiologi sistem pernafasan, jenis-jenis pernafasan, factor-faktor yang mempengaruhi sistem pernafasan, perubahan-perubahan fungsi jantung yang mempengaruhi sistem pernafasan,

perubahan

fungsi

pernafasan,

proses

terjadinya

pernafasan.

TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan akan dapat melakukan pengkajian keperawatan yang terkait dengan masalah oksigenasi yang terjadi pasien dilahan. Pada mata kuliah ini anda juga akan diberikan

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

1

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

bekal bagaimana cara memberikan tindakan keperawatan yang baik sesuai dengan masalah khusus dengan gangguan oksigenasi yang terjadi. Selanjutnya, marilah kita pelajari dengan seksama modul ini untuk mengetahui apa, mengapa dan bagaimana melakukan pengkajian serta tindakan keperawatan

terkait dengan masalah konsep

oksigenasi?

BAHAN BACAAN Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernafas. Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen (O2) kedalam tubuh serta menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa oksidasi. Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi (pernafasan), kardiovaskuler dan hematologi.

SISTEM PERNAFASAN

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

2

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

Bernafas adalah pergerakan udara dari atmosfer ke sel tubuh dan pengeluaran CO2 dari sel tubuh sampai ke luar tubuh. Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan, diagfragma, isi abdomen, dinding abdomen dan pusat pernafasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernafasan 12-15 kali per menit. Ada 3 langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru dan difusi. Ventilasi

Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan paru-paru, jumlahnya sekitar 500 ml. Ventilasi membutuhkan koordinasi otot paru dan thoraks yang elastis serta persyarafan yang utuh. Otot pernapasan inspirasi utama adalah diagfragma. Diafragma dipersyarafi oleh saraf frenik, yang keluarnya dari medulla spinalis pada vertebra servikal keempat. Udara yang masuk dan keluar terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara antara intrapleura dengan tekanan atmosfer, dimana pada inspirasi tekanan intrapleural lebih negatif (725 mmHg) dari pada tekanan atmosfer (760 mmHg) sehingga udara masuk ke alveoli. Ventilasi paru mencakup gerakan dasar atau kegiatan bernafas atau inspirasi dan ekspirasi. Hukum Boyle’s : jika volume meningkat maka tekanan menurun, jika volume menurun maka tekanan meningkat Akademi Keperawatan Harum Jakarta

3

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

Inspirasi  bersifat aktif, selama inspirasi terjadi kontraksi otot diafragma dan interkosta eksterna, hal ini akan meningkatkan volume intra thorak  menurunkan tekanan intra thorak  tekanan intrapleural makin negatif  paru berkembang  tekanan intrapulmonary menjadi makin negatif  udara masuk paru. Ekspirasi  bersifat pasif, selama ekspirasi terjadi relaksasi otot diafragma dan interkosta eksterna, hal ini akan menurunkan volume intra thorak  meningkatkan tekanan intra thorak  tekanan intrapleural makin postitif  paru mengempis  tekanan intrapulmonal menjadi makin positif  udara keluar paru. Kepatenan ventilasi tergantung pada faktor : a. Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan nafas akan menghalangi masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru. b. Adekuatnya sistem saraf pusat dan pusat pernafasan. c. Adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru-paru d. Kemampuan otot-otot pernafasan seperti diafragma, eksternal interkosta, internal interkosta, otot abdominal.

Kepatenan Ventilasi terganutung pada faktor :

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

4

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

1. Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan napas akan menghalangi masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru-paru. 2. Adekuatnya sistem saraf pusat dan pusat pernafasan 3. Adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru-paru 4. Kemampuan otot-otot pernafasan seperti diafragma, eksternal interkosa, internal interkosa, otot abdominal.

Perfusi Paru

Perfusi paru adalah gerakan darah melewati sirkulasi paru untuk dioksigenasi, dimana pada sirkulasi paru adalah darah deoksigenasi yang mengalir dalam arteri pulmonaris dari ventrikel kanan jantung. Darah ini memperfusi paru bagian respirasi dan ikut serta dalam proses pertukaan oksigen dan karbondioksida di kapiler dan alveolus. Sirkulasi paru merupakan 8-9% dari curah jantung. Sirkulasi paru bersifat fleksibel dan dapat mengakodasi variasi volume darah yang besar sehingga digunakan jika sewaktu-waktu terjadi penurunan voleme atau tekanan darah sistemik. Perfusi paru adalah gerakan darah yang melewati sirkulasi paru untuk dioksigenasi, dimana pada sirkulasi paru adalah darah deoksigenasi yang mengalir dalam arteri pulmonaris dari ventrikel kanan jantung. Darah ini memperfusi paru bagian respirasi dan ikut serta dalam proses pertukaran oksigen dan karbondioksida di kapiler dan alveolus. Sirkulasi paru merupakan 8-9% dari curah jantung. Sirkulasi paru bersifat fleksibel dan dapat mengakodasi variasi volume darah yang besar

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

5

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

sehingga dapat dipergunakan jika sewaktu-waktu terjadi penurunan volume atau tekanan darah sistemik. Adekuatnya pertukaran gas dalam paru dipengaruhi oleh keadaan ventilasi dan perfusi. Pada orang dewasa sehat pada saat istirahat ventilasi alveolar (volume tidal = V) sekitar 4,0 lt/menit, sedangkan aliran darah kapiler pulmonal (Q) sekitar 5,0 lt/menit, sehingga rasio ventilasi dan perfusi adalah :

Alveolar ventilasi (V) = 4,0 lt/mnt = 0,8,Aliran darah kapiler pulmonar(Q) 5,0

lt/mnt

Besarnya rasio ini menunjukkan adanya keseimbangan pertukaran gas. Misalnya jika ada penurunan ventilasi karena sebab tertentu maka rasio V/Q akan menurun sehingga darah yang mengalir ke alveolus kurang mendapatkan oksigen. Demikian halnya dengan jika perfusi kapiler terganggu sedangkan ventilasinya adekuat maka terjadi penigkatan V/Q sehingga daya angkut oksigen juga akan rendah.

Difusi

Oksigen terus-menerus berdifusi dari udara dalam alveoli ke dalam aliran darah dan karbon dioksida (CO2) terus berdifusi dari darah ke dalam alveoli. Difusi adalah pergerakan molekul dari area dengan konsentrasi tinggi ke area konsentrasi rendah. Difusi udara respirasi terjadi antara alveolus dengan membrane kapiler. Perbedaan tekanan

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

6

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

pada area membran respirasi akan mempengaruhi proses difusi. Misalnya pada tekanan parsial (P) O2 di alveoli sekitar 100 mmHg sedangkan tekanan parsial pada kapiler pulmonal 60 mmHg sehingga oksigen akan berdifusi masuk ke dalam darah. Berbeda halnya dengan CO2 dengan PCO2 dalam kapiler 45 mmHg sedangkan pada alveoli 40 mmHg maka CO2 akan berdifusi keluar alveoli.

Anatomi paru Paru-paru merupakan sebuah organ yang sebagian terdiri dari gelembung-gelembung udara atau alveoli. Paru-paru dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : 1. Paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus, yaitu lobus superior, lobus media, dan lobus inferior. 2. Paru-paru kiri, terdiri dari 2 lobus, yaitu lobus superior dan lobus inferior. (Syaifuddin, 1997).

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

7

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

Difusi Difusi adalah pergerakan molekul dari area dengan konsentrasi tinggi ke area konsentrasi rendah. Oksigen terus menerus berdifusi dari udara dalam alveoli ke dalam aliran darah dan karbondioksida (CO2) terus berdifusi dari darah ke dalam alveoli. Difusi udara respirasi terjadi antara alveolus dengan membran kapiler. Perbedaan tekanan pada area membran respirasi akan mempengaruhi proses difusi. Misalnya pada tekanan parsial (P) O2 di alveoli sekitar 100 mmHg sedangkan tekanan parsial pada kapiler pulmonal 60 mmHg sehingga oksigen akan berdifusi masuk dalam darah. Berbeda halnya dengan CO2 dengan PCO2 dalam kapiler 45 mmHg sedangkan alveoli 40 mmHg maka CO2 akan berdifusi keluar alveoli. Sistem Kardiovaskuler

Kemampuan oksigenasi pada jaringan sangat dipengaruhi oleh fungsi jantung untuk memompa darah sebagai transpor oksigen. Darah masuk ke atrium kiri dari vena pulmonaris. Aliran darah keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui katup aorta. Kemudin dari aorta darah disalurkanke seluruh sirkulasi sistemik melalui arteri, arteriol, dan kapiler serta menyatu kembali membentuk vena yang kemudian di alirkan ke jantung melalui atrium kanan. Darah dari atrium kanan masuk dalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis kemudian keluar ke arteri pulmonaris melalui katup pulmonaris untu kemudian dialirkan ke paru-paru kanan dan kiri untuk berdifusi. Darah mengalir di dalam vena pulmonaris kembali ke atrium kiri dan bersirkulasi secara sistemik. Akademi Keperawatan Harum Jakarta

8

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

Sehingga tidak

adekuatnya sirkulasi sistemik

berdampak

pada

kemampuan transpor gas oksigen dan karbondioksida. Hematologi Oksigen membutuhkan transpor dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida dari jaringan ke paru-paru. Sekitar 97% oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah berikatan dengan hemoglobin (Hb) dan 3% oksigen larut dalam plasma. Setiap sel darah merah mengandung 280 juta molekul Hb dan setiap molekul dari keempat molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan satu molekul oksigen membentuk oksihemoglobin (HbO2). Reaksi pengikatan Hb dengan O2 adalah Hb + O2 - HbO2. Afinitas atau ikatan Hb dengan O2 dipengaruhi oleh suhu, pH, konsentrasi 2,3 difosfogliserat dalam darah merah. Dengan demikian besarnya Hb dan jumlah eritrosit akan mempengaruhi transpor

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

gas.

9

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEMBERIAN OKSIGEN

Pengertian : Pemberian oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat bantu oksigen

Tujuan : 1. Memenuhi kebutuhan oksigen 2. Mencegah terjadinya hipoksia

Alat dan bahan : 1. Tabung oksigen lengkap dengan flow meter dan humidifier 2. Kateter nasal, kanula nasal, atau masker 3. Vaelin/jeli

Prosedur kerja

Kateter nasal

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

10

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan 2. Cuci tangan 3. Atur posisi oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 16 liter/menit. Kemudian observasi humidifire dengan melihat air gelembung 4. Atur posisi dengan semi fowler 5. Ukur kateter nasal dimulai dari lubang telinga sampai kehidung dan beri tanda 6. Buka saluran udara dari tabung oksigen 7. Berikan minyak pelumas (vaselin/jeli) 8. Masukan kedalam hidung sampai batas yang ditentukan 9. Lakukan pengecekan kateter apakah sudah masuk atau belum dengan menekan lidah pasien menggunakan spatel (akan terlihat posisinya dibelakang uvula) 10. Fiksasi pada daerah hidung 11. Periksa kateter nasal setiap 6-8 jam 12. Kaji cuping, septum dan mukosa hidung serta periksa kecepatan aliran oksigen setiap 6-8 jam 13. Catat kecepatan aliran oksigen, rute pemberian dan respon klien 14. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan 15. Dokumentasi

Kanul nasal 1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan 2. Cuci tangan 3. Atur posisi oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 16 liter/menit. Kemudian observasi humidifire dengan melihat air gelembung 4. Pasang kanula nasal pada hidung dan atur pengikat untuk kenyamanan pasien 5. Periksa kanula tiap 6-8 jam Akademi Keperawatan Harum Jakarta

11

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

6. Kaji cuping, septum dan mukosa hidung serta periksa kecepatan aliran oksigen tiap 6-8 jam 7. Catat kecepatan aliran oksigen, rute pemberian dan respon klien 8. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan 9. Dokumentasi

Masker oksigen 1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan 2. Cuci tangan 3. Atur posisi dengan semi fowler 4. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan. Kemudian observasi humidifire pada tabung air yang menunjukan adanya gelembung 5. Tempatkan masker oksigen diatas mulut dan hidung pasien dan atur pengikat untuk kenyamanan pasien 6. Periksa kecepatan aliran tiap 6-8 jam, catat kecepatan aliran oksigen, rute pemberian dan respon klien 7. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan 8. Dokumentasi

SUCTION

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

12

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

Pengertian : Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu mengeluarkan secret atau lendir secara mandiri dengan menggunakan alat penghisap

Tujuan : 1. Membersihkan jalan nafas 2. Memenuhi kebutuhan oksigenasi

Alat dan bahan 1. Alat penghisap lendir dengan botol berisi larutan desinfektan 500cc 2. Kateter penghisap lendir steril 3. Sarung tangan 4. Dua kom berisi larutan aquades atau NaCl 0,9% dan larutan desinfektan 5. Kasa 6. Kertas tisu 7. Stetoskop 8. Bengkok 9. Perlak dan pengalas

Prosedur kerja 1. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan 2. Cuci tangan 3. Tempatkan pasien pada posisi terlentang dengan kepala miring kearah perawat 4. Pasang perlak dan pengalas di samping kepala pasien 5. Letakkan bengkok diatas perlak 6. Letakan tisu di sisi badan pasien 7. Gunakan sarung tangan Akademi Keperawatan Harum Jakarta

13

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

8. Hubungkan kateter penghisap dengan slang alat penghisap 9. Mesin penghisap dihidupkan 10. Lakukan penghisapan lendir dengan memasukan kateter penghisap kedalam kom berisi aquades atau NaCl 0,9% untuk mempertahankan tingkat kesterilan (asepsis), periksa apakah kateter penghisap dapat berfungsi dengan baik 11. Masukan kateter penghisap dalam keadaan tidak menghisap 12. Gunakan alat penghisap dengan tekanan 110-150 mmHg untuk dewasa, 9-110 mmHg untuk anak-anak, dan 50-95 mmHg untuk bayi 13. Tarik kateter penghisap dari lubang hidung dengan cara memutar secara perlahan tidak lebih dari 15 detik 14. Bilas kateter dengan aquades atau NaCl 0,9% 15. Lakukan penghisapan antara penghisapan pertama dengan berikutnya. Minta pasien untuk bernafas dalam dan batuk. Apabila pasien mengalami distress pernapasan biarkan istirahat 20-30 detik sebelum melakukan penghisapan berikutnya 16. Auskultasi pernafasan pasien dengan menggunakan stetoskop untuk mengetahui apakah masih terdengar adanya lendir dalam saluran pernafasan atau tidak 17. Setelah selesai, kaji jumlah, konsistensi, warna, bau sekret dan respon pasien terhadap prosedur yang dilakukan 18. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan 19. Dokumentasi

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

14

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

MEMBERIKAN OKSIGEN MELALUI NASAL KANUL

Pengertian : Pemberian oksigen kepada klien yang memerlukan oksigen ekstra dengan cara memasukan selang yang terbuat dari plastik ke dalam lubang hidung dan mengkaitkannya dibelakang telinga

Tujuan : 1. Meningkatkan ekspansi dada 2. Memperbaiki status oksigenisasi klien dan memenuhi kekurangan oksigen 3. Membantu kelancaran metabolisme 4. Mencegah hipoksia 5. Menurunkan kerja jantung Akademi Keperawatan Harum Jakarta

15

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

6. Menurunkan kerja paru-paru pada klien dengan dyspnea 7. Meningkatkan rasa nyaman dan efisiensi frekwensi nafas pada penyakit paru

Alat dan bahan : Baki beralas berisikan : 1. Tabung oksigen lengkap dengan manometer dan sarung tabung oksigen 2. Flow meter (pengukur aliran) 3. Humidifier (yang sudah diisi dengan aquadest) 4. Selang oksigen 5. Nasal kanule 6. Tanda ”dilarang merokok”

Prosedur kerja : 1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan 2. Jaga privacy klien 3. Kontrak waktu,tempat dan tujuan tindakan 4. Pasang sampiran 5. Berikan klien posisi fowler di tempat tidur atau posisi duduk dikursi, sampai klien merasa nyaman 6. Mencuci tangan 7. Sambungkan kanule ke selang oksigen dari humidifier 8. Putar tombol flow meter sampai kecepatan yang diprogramkan dan mencoba aliran pada kulit muka melalui ujung selang 9. Masukan cabang kanule ke dalam hudung klien ± 1-2 cm dan kaitkan tali dibelakang telinga klien, lalu rapatkan pengatur selang oksigen di bawah dagu klien 10. Minta klien untuk setiap menarik nafas melalui hidung Akademi Keperawatan Harum Jakarta

16

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

11. Menanyakan kepada klien apakah sesaknya berkurang/tidak 12. Mengobservasi status pernafasan klien 13. Memberitahu klien bahwa tindakan sudah selesai 14. Rapihkan alat dan pasien 15. Menjelaskan pada klien dan keluarga : - Tidak boleh merokok dilingkungan klien - Tidak boleh mengubah flow meter - Segera lapor jika ada reaksi sesak bertambah/klien gelisah 16. Mencuci tangan 17. Mendokumentasikan prosedur

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

17

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

MEMBERIKAN OKSIGEN MELALUI FACE MASK

Pengertian : Pemberian oksigen kepada klien dengan posisi menutupi hidung dan mulut klien

Tujuan : 1. Meningkatkan ekspansi dada 2. Memperbaiki status oksigenisasi klien dan memenuhi kekurangan oksigen 3. Membantu kelancaran metabolisme 4. Mencegah hipoksia 5. Menurunkan kerja jantung 6. Menurunkan kerja paru-paru pada klien dengan dyspnea 7. Meningkatkan rasa nyaman dan efisiensi frekwensi nafas pada penyakit paru

Alat dan bahan : Baki beralas berisikan : 1. Tabung oksigen lengkap dengan manometer dan sarung tabung oksigen 2. Flow meter (pengukur aliran) 3. Humidifier (yang sudah diisi dengan aquadest) 4. Selang oksigen 5. Face mask 6. Tanda ”dilarang merokok” Akademi Keperawatan Harum Jakarta

18

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

Prosedur kerja : 1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan 2. Jaga privacy klien 3. Kontrak waktu,tempat dan tujuan tindakan 4. Pasang sampiran 5. Berikan klien posisi semi fowler di tempat tidur atau posisi duduk dikursi, sampai klien merasa nyaman 6. Mencuci tangan 7. Sambungkan face mask ke selang oksigen dari humidifier 8. Putar tombol flow meter sampai kecepatan yang diprogramkan dan mencoba aliran pada kulit muka melalui face mask 9. Bantu klien untuk memakai face mask. Pastikan posisi mulut dan hidung klien ada di dalam face mask dan terpasang rapat sehinga seminimal mungkin oksigen dapat keluar dari dalam face mask 10. Ikatkan tali face mask dikepala klien 11. Menanyakan kepada klien apakah sesaknya berkurang/tidak 12. Mengobservasi status pernafasan klien 13. Memberitahu klien bahwa tindakan sudah selesai 14. Rapihkan alat dan pasien 15. Menjelaskan pada klien dan keluarga : - Tidak boleh merokok dilingkungan klien - Tidak boleh mengubah flow meter - Segera lapor jika ada reaksi sesak bertambah/klien gelisah 16. Mencuci tangan 17. Mendokumentasikan prosedur

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

19

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

INHALASI DENGAN AIR PANAS

Pengertian : Memberi uap pada saluran pernafasan bagian atas

Tujuan : 1. Mengobati peradangan didalam pernafasan bagian atas 2. Mengencerkan lendir dalam saluran pernafasan bagian atas

Alat dan Bahan : Akademi Keperawatan Harum Jakarta

20

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

1. TTV set 2. Mangkok besar berisi air mendidih 3. Obat-obat yang digunakan seperti menthol 5 tetes 4. Bengkok 5. Handuk kecil 2 buah 6. Tissue 7. Gelas ukur 8. Peniti 9. Vaselin 10. Masker

Langkah-langkah : 1. Cuci tangan dilakukan 2. Pasien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan, dalam posisi duduk dengan kaku menjuntai ke sisi tempat tidur meja pasien diletakan didepannya 3. Dada dan leher ditutup dengan handuk lalu dipenitikan kesebelah belakang 4. Sekitar mulut dan hidung diolesi dengan vaselin 5. Mangkok besar yang berisi air mendidih ditutup dengan handuk, pasien diminta memegang sendiri handuk tersebut dengan mulut dan hidung menghadap magkok sambil merapatkan tepi-tepi handuk kemukanya kemudian disuruh menghisap uap tersebut 6. Cuci tangan dilakukan 7. Sesudah selesai pasien dan alat dirapihkan

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

21

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

POSTURAL DRAINASE, FISIOTERAPI DADA DAN BATUK EFEKTIF

Pengertian : Postural Drainase adalah cara klasik untuk mengeluarkan secret dari paru dengan mempergunakan gaya berat (gravitasi) dari secret. Fisioterapi dada adalah tindakan yang dilakukan pada klien yang mengalami retensi sekresi dan gangguan oksigenasi yang memerlukan bantuan untuk mengencerkan atau mengeluarkan sekresi. Batuk Efektif adalah cara untuk melatih pasien yang tidak memiliki kemampuan batuk secara efektif dengan tujuan untuk membersihkan laring, trakea dan bronkiolus dari sekret atau benda asing di jalan nafas Tujuan: 1. Meningkatkan efisiensi pernapasan dan ekspansi paru 2. Memperkuat otot pernapasan 3. Mengeluarkan secret dari saluran pernapasan 4. Klien dapat bernapas dengan bebas dan tubuh mendapatkan oksigen yang cukup. Alat dan bahan : 1. Handuk 2. Bantal ( 2 – 3 buah ) 3. Segelas air hangat 4. Tissue 5. Sputum pot, berisi cairan desinfektan 6. Masker Akademi Keperawatan Harum Jakarta

22

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

7. Stetoskop 8. Buku catatan Langkah-langkah : 1. Informasikan klien mengenai : tujuan pemeriksaan, waktu dan prosedur 2. Pasang sampiran / jaga privacy pasien 3. Atur posisi yang nyaman bagi klien 4. Cuci tangan 5. Lakukan auskultasi bunyi napas klien 6. Instruksikan klien untuk mengatakan bila mengalami mual, nyeri dada, dispneu. 7. Berikan medikasi yang dapat membantu mengencerkan sekresi. 8. Kendurkan pakaian klien

9. Postural drainase :  Pilih area yang tersumbat yang akan didrainase  Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainase area yang tersumbat. Letakkan bantal sebagai penyangga  Minta klien untuk mempertahankan posisi selama 10 – 15 menit  Selama dalam posisi ini, lakukan perkusi dan vibrasi dada di atas area yang didrainase  Setelah drainase pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk efektif. Tampung sekresi dalam sputum pot.  Istirahatkan pasien, minta klien minum sedikit air

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

23

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

 Ulangi untuk area tersumbat lainnya. Tindakan tidak lebih dari 30 – 60 menit.

POSISI-POSISI POSTURAL DRAINASE 1. Semi fowler bersandar kekanan, kekiri, lalu kedepan apabila daerah yang akan didrainase pada lobus atas bronkus apikal 2. Tegak dengan sudut 450 membungkuk ke depan pada bantal dengan sudut 450 ke kiri dan ke kanan apabila daerah yang akan di drainase bronkus posterior 3. Berbaring dengan bantal di bawah lutut apabila yang akan di drainase bronkus anterior 4. Posisi trandelenburg dengan sudut 300 atau dengan menaikkan kaki tempat tidur 35 - 40 cm, sedikit miring kekiri apabila yang akan di drainase pada lobus tengah (Bronkhus lateral dan medial) 5. Posisi trandelenburg dengan sudut 300 atau dengan menaikkan kaki tempat tidur 35 - 40 cm, sedikit miring ke kanan apabila daerah yang akan di drainase bronkhus superior dan inferior 6. Condong dengan bantal di bawah panggul apabila yang di drainase bronkus apikal 7. Posisi trandelenburg dengan sudut 450 atau dengan menaikkan kaki tempat tidur 45 - 50 cm ke samping kanan, apabila yang akan di drainase bronkhus medial 8. Posisi trandelenburg dengan sudut 450 atau dengan menaikkan kaki tempat tidur 45 - 50 cm ke samping kiri, apabila yang akan di drainase bronkhus lateral 9. Posisi trandelenburg condong dengan sudut 450 dengan bantal di bawah panggul, apabila yang akan di drainase bronkhus posterior Akademi Keperawatan Harum Jakarta

24

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

Bronkus

Apikal

Lobus

Anterior

Kanan

dan

Kiri

Atas

danKiri

Atas

Minta klien duduk di kursi, bersandar pada bantal Bronkuas

Apikal

Lobus

Posterior

Kanan

Minta klien duduk di kursi, menyandar ke depan pada bantal atau meja. Bronkus

Lobus

Anterior

Kanan

dan

Kirir

Atas

Minta klien berbaring datar dengan bantal kecil di bawah lutut Bronkus

Lobus

Lingual

Kiri

Atas

Minta klien berbaring miring ke kanan dengan lengan di atas kepala pada posisi Trendelenburg, dengan kaki tempat tidur di tinggikan 30 cm (12 inci). Letakan bantal di belakang punggung, dan gulingkan klien

seperempat

putaran

Bronkus

ke

atas

bantal

Kanan

Tengah

Minta klien berbaring miring ke kiri dan tinggikan kaki tempat tidur 30 cm (12 inci). Letakan bantal di belakang punggung dan gulingkan klien

Bronkus

seperempat

Lobus

putaran

Anterior

ke

Kanan

atas

dan

bantal

Kiri

.

Bawah

Minta klien berbaring terlentang dengan posisi trendelenburg, kaki tempat tidur di tinggikan 45 sampai 50 cm (18 sampai 20 inci). Biarkan lutut menekuk di atas bantal Bronkus

Lobus

Lateral

Kanan

Bawah

Minta klien berbaring miring ke kiri pada posisi trendelenburg dengan kaki tempat tidur di tinggikan 45 sampai 50 cm (18 samapi 20 inci)

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

25

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

Bronkus

Lobus

Lateral

Kiri

Bawah

Minta klien berbaring ke kanan pada posisi trendelenburg denan kaki di

tinggikan

Bronkus

25

sampai

Lobus

50

Superior

cm

(18

Kanan

sampai

dan

20

Kiri

inci).

Bawah

Minta klien berbaring tengkurap dengan bantal di bawah lambung

Bronkus

Basalis

Posterior

Kanan

dan

Kiri

Minta klien berbaring terungkup dalam posisi trendelenburg dengan kaki tempat tidur di tinggikan 45 sampai 50 (18 sampai 20 inci) GAMBAR ANATOMI LOBUS-LOBUS PARU

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

26

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

27

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

Lobus Kanan Atas : 1. segmen apical 2. segmen posterior 3. segmen anterior Lobus Kanan Tengah : 1. segmen lateral 2. segmen medial

Lobus Kanan Bawah : 1.segmen superior

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

28

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

2.segmen basal anterior 3.segmen basal lateral 4.segmen basal posterior 5.segmen basal medial

10. Fisioterapi Dada  Tutup area yang akan diperkusi dengan menggunkan handuk  Anjurkan klien untuk tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan relaksasi  Jari dan ibu jari berhimpitan dan fleksi membentuk mangkuk  Secara bergantian, lakukan fleksi dan ekstensi pergelangan tangan secara cepat menepuk dada  Perkusi pada setiap segmen paru selama 1 -2 menit, jangan pada area yang mudah cedera 11. Batuk Efektif  Atur posisi pasien dengan duduk di tepi tempat tidur membungkuk ke depan  Anjurkan untuk menarik nafas secara pelan dan dalam dengan menggunakan pernafasan diafragma  Setelah itu tahan nafas kurang lebih 2 detik  Batukkan 2 kali dengan mulut terbuka  Tarik nafas dengan ringan  Istirahat Akademi Keperawatan Harum Jakarta

29

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

 Catat respons yang terjadi  Cuci tangan

TUGAS

1. Orang yang pertama mencetuskan tentang personal hygene adalah....... a. Louis Pasteur b. Louis William c. Louis Bechkam d. Louis Laurent 2. Di bawah ini yang termasuk dalam tujuan dari personal hygene adalah....... 1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang Akademi Keperawatan Harum Jakarta

30

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

2. Memelihara kebersihan diri seseorang 3. Mencegah penyakit 4. Menciptakan keindahan 3. Awal mula personal hygene berasal dari kata....... a. Bahasa Latin b. Bahasa Yunani c. Bahasa Amerika d. Bahasa Eropa 4. Kulit terdiri atas dua lapisan yaitu........ 1. Lapisan Epidermis 2. Lapisan Sebasea 3. Lapisan Dermis 4. Lapisan Kutikula

5. Di dalam kulit ada dua kelenjar yang sangat membantu bagi tubuh kita yaitu kelenjar........ 1. Kelenjar Endokrin 2. Kelenjar Sebasea 3. Kelenjar Eksokrin 4. Kelenjar Serumen

6. Di bawah ini adalah fungsi kulit adalah....... 1. Proteksi tubuh 2. Pengaturan temperatur tubuh Akademi Keperawatan Harum Jakarta

31

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

3. Pengeluaran air 4. Sensasi dari stimulus lingkungan 7. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygene dalah........ 1. Body Image 2. Praktik Sosial 3. Status sosial ekonomi 4. Pengetahuan 8. Dampak yang sering timbul jika personal hygene tidak dijaga antara lain...... 1. Dampak fisik 2. Dampak Lingkungan 3. Dampak Psikososial 4.Dampak Spiritual 9. Lapisan kulit yang tidak mengandung pembuluh darah terdapat di..... a. Dermis b. Epidermis c. Kutikula d. Sebasea 10. Lapisan kulit yang terdiri atas jaringan otot, saraf folikel rambut dan kelenjar terdapat di....... a. Dermis b. Epidermis c. Kutikula d. Sebasea

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

32

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

KRITERIA KEBERHASILAN

Kunci Jawaban : 1. A

2. E

3. B

4. B

5. C

6. E

Tingkat penguasaan =

7. E

8. B

9.B

10. A

Jumlah Jawaban yang Benar

 100%

Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70%

= kurang

NILAI

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

33

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

TOPIK DISKUSI Diskusikan dengan kelompok Anda hal-hal berikut: 1. Lakukan perawatan personal hygiene pada teman anda di mulai dari : a. Cara Memandikan b. Cara mencuci rambut c. Cara Perawatan kuku kaki dan tangan d. Cara vulva/penis hygiene

”Selamat Berdiskusi”

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

34

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

laporan hasil 1.Tuliskan hasil perawatan personal hygiene dari ujung rambut hingga ujung kaki sesuai dengan yang saudara lakukan 2. Lakukan kembali perawatan personal hygiene pada teman yang lain kemudian bandingkan apakah hasilnya sama dengan perawatan yang dilakukan pada teman sebelumnya

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

35

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

REFLEKSI DIRI 1. Kendala apa saja yang ditemukan. ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... 2. Bagian yang paling berkesan selama melakukan kegiatan. ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... 3. Apa yang dapat Anda kembangkan setelah menyelesaiakan job sheet ini. ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ...................................................................................................................

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

36

Job Sheet

MODUL PR AKTIKU M Akademi Keperawatan Harum Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Aziz.2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. ECG:Jakarta Iqbal Mubarak, Wahit. 2007. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:EGC Kusyati,eni.2006, Keterampilan Keperawatan Dasar. Jakarta : EGC

dan

Prosedur

Laboratorium

Perry,potter.2005. Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : EGC Perry,Peterson,Potter. 2005. Keterampilan dan Prosedur Dasar. Eds 5 jakarta : EGC Tarwoto.2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses keperawatan. Jakarta:Salemba Medika.

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

37

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF