Modul Mektan 2
May 4, 2017 | Author: Albert Wilson Marbun | Category: N/A
Short Description
Modul mektan 2...
Description
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
07 Hand Boring 7.1.
PENDAHULUAN
7.1.1. Maksud dan Tujuan Percobaan : •
Untuk memeriksa karakteristik tanah secara visual mengenai warna, ukuran butiran, dan jenis tanah.
•
Untuk mengambil contoh tanah undisturbed yang akan digunakan dalam praktikum selanjutnya.
7.1.2. Alat dan Bahan : •
Auger Iwan
•
2 buah batang dan 1 buah kepala pemutar
•
Batang pemegang
•
Kunci Inggris
•
Socket
•
Tabung 2 buah
•
Palu dan kepala pemukul
•
Beberapa kantong plastik
•
Lilin
•
Oli
7.1.3. Teori Singkat Dalam percobaan ini diambil contoh tanah terganggu (disturbed sample) dan contoh tanah tidak terganggu (undisturbed sample). Disturbed sample adalah contoh tanah yang diambil tanpa ada usaha yang dilakukan untuk melindungi struktur asli tanah tersebut. Undisturbed sample adalah contoh tanah yang masih menunjukkan sifat asli tanah. Contoh undisturbed ini secara ideal tidak mengalami perubahan struktur, kadar air, dan susunan kimia. Contoh tanah yang benar-benar asli tidak
Modul Praktikum – Hand Boring
1
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia mungkin diperoleh, tetapi untuk pelaksanaan yang baik maka kerusakan contoh dapat dibatasi sekecil mungkin. Tabung yang dipakai untuk mengambil contoh tanah undisturbed harus memenuhi ketentuan :
D12 − D22 ×100% ≤ 10% D12
(7.1)
dimana : D1 = diameter tabung bagian dalam D2 = diameter tabung bagian luar 7.2.
PROSEDUR PRAKTIKUM
7.2.1. Persiapan Praktikum : a. Semua alat-alat praktikum disiapkan. b. Menentukan titik pengeboran dan membersihkan permukaan tanah dari rumput dan batuan. 7.2.2. Jalannya Praktikum : a. Memasang auger Iwan pada batang bor dan diletakkan di titik bor. b. Memutar
bor
searah
jarum
jam
sambil
dibebani.
Batang
bor
diusahakan tetap tegak lurus.
Gambar 7.1. Proses pembuatan lubang hand boring
Modul Praktikum – Hand Boring
2
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia c. Memasukkan auger Iwan sampai kedalaman 30 cm, lalu ambil contoh tanah dan dimasukkan dalam kantong plastik.
Gambar 7.2. Proses pemasukan auger Iwan
d. Pada kedalaman 1 m auger Iwan diganti dengan socket dan tabung, lalu pasang kepala pemukul dan dipukul dengan palu.
Gambar 7.3. Proses pemukulan tabung Hand Boring
e. Setelah
tabung
penuh,
tabung
diangkat
kembali,
dilepas,
dan
kemudian kedua permukaan tabung ditutup dengan lilin. Contoh yang didapat adalah contoh tanah tak terganggu. f. Memasang kembali auger Iwan lalu meneruskan pemboran sampai kedalaman 2 m.
Modul Praktikum – Hand Boring
3
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia g. Setelah sampai kedalaman 2 m, kembali auger Iwan diganti dengan tabung dan socket untuk mengambil contoh tanah undisturbed yang kedua. 7.3.
HASIL PRAKTIKUM Dari sampel tanah yang diambil, maka tanah secara visual dapat diklasifikasikan sebagai berikut : (hanya contoh) Kedalaman (m) 0,00 - 5,00 5,00 - 6,00
7.4.
Jenis Tanah Lempung Kelanauan Lempung Kelanauan
Warna Cokelat Gelap Cokelat Muda
Uraian Berbutir agak halus Berbutir agak kasar
KESIMPULAN 1. Hand Boring digunakan untuk mengetahui karakteristik tanah secara visual. 2. Jenis tanah pada pemboran ini umumnya adalah silty clay (lempung kelanauan) berwarna coklat. 3. Kesalahan yang terjadi umumnya karena : •
Runtuhnya tanah akibat pemboran yang tidak tegak lurus.
•
Pada
pengambilan
contoh
tanah
undisturbed,
tabung
dipukul
dengan palu sampai kedalaman yang melebihi panjang tabung sehingga contoh tanah di dalamnya menjadi lebih padat. 7.5.
REFERENSI 1. Bardet, Jean-Pierre. 1997. Experimental Soil Mechanics. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. 2. Bowles, Joseph E. 1989. Sifat-Sifat Fisis Dan Geoteknis Tanah. Edisi Kedua. trans. Johan K. Hainim. Jakarta: Erlangga. 3. Craig, R.F. 1994. Mekanika Tanah. Edisi Keempat. trans. Budi Susilo S. Jakarta: Erlangga.
7.6.
LAMPIRAN
Modul Praktikum – Hand Boring
4
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia 1. Contoh Profil Bor Log
Modul Praktikum – Hand Boring
5
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
08 Sondir 8.1.
PENDAHULUAN
8.1.1. Maksud dan Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui tahanan konus (end bearing) dan hambatan lekat tanah pada kedalaman tertentu, sehingga dapat dihitung daya dukung tanahnya. 8.1.2. Alat dan Bahan : •
Alat Sondir (Hydraulic Dutch Penetrometer)
•
Manometer 2 buah, berkapasitas 0 – 60 kg/cm2 dan 0 – 250 kg/cm2
•
Pipa sondir lengkap dengan pipa dalamnya
•
Biconus standar dengan luas konus 10 cm2 dan luas mantel 150 cm2
•
Angkur 2 buah lengkap dengan penguncinya
•
Besi kanal 4 buah
•
Kunci Inggris
•
Oli, kuas, lap, dan castrolie
8.1.3. Teori Singkat Rumus yang digunakan :
Ft × qt = Fc × qc + Fm × f f =
( Ft × qt ) − ( Fc × qc )
(8.1)
Fm
dengan memasukkan nilai - nilai Fm, Ft, dan Fc akan didapat :
10 qt − 10 qc 110 qt − qc fs = 11 fs =
Modul Praktikum – Sondir
(8.2)
1
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia dimana : Ft
= Fc = luas penampang bikonus (10 cm2)
qt
= tekanan tanah total yang terbaca pada manometer akibat tekanan konus dan friksi (kg/cm2)
qc
= tekanan konus yang terbaca pada manometer (kg/cm2)
Fm = luas mantel bikonus (110 cm2) Hambatan Pelekat (HP) :
HP = l × f
(8.3)
dimana : l = panjang lekatan = 20 cm (sondir ditekan tiap 20 cm) Jumlah Hambatan Pelekat (JHP) :
JHP = ∑ fi × li 8.2.
(8.4)
PROSEDUR PRAKTIKUM
8.2.1. Persiapan Praktikum : a. Dibuat lubang bujur sangkar dengan ukuran 30 cm sisinya dengan kedalaman 20 cm atau sampai kedalaman dimana tidak dijumpai lagi lapisan yang mengandung akar tanaman. b. Angkur dipasang pada dua sisi dimana alat sondir akan ditempatkan.
Gambar 8.1. Proses pemasangan angkur (kiri) dan angkur yg telah terpasang (kanan)
Modul Praktikum – Sondir
2
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia c. Mesin sondir diletakkan lalu dipasang baja kanal sebagai penahan agar alat tidak terangkat atau goyang. d. Kedua manometer diset nol. e. Konus diperiksa, pipa sondir dan pipa dalamnya diberi oli agar lancar. 8.2.2. Jalannya Praktikum : a. Konus dihubungkan dengan rangkaian pipa dan pipa dalamnya lalu dipasang pada alat sondir.
Gambar 8.2. Proses pemasangan konus pada alat sondir
b. Alat sondir diputar secara manual sehingga menekan rangkaian konus dan pipa menembus tanah sampai kedalaman 20 cm. c. Alat dikunci dan dilakukan pembacaan pada manometer. d. Bila pembacaan sudah mencapai nilai yang lebih besar dari 50 kg/cm2, pembacaan dilakukan pada manometer besar dengan cara mengunci manometer kecil dan membuka manometer besar, kemudian dilakukan pembacaan kembali. e. Pembacaan dihentikan bila nilai qc telah mencapai harga 250 kg/cm2. 8.3.
PENGOLAHAN DATA Contoh perhitungan data : •
Untuk h = 20 cm; qc = 20 kg/cm2; qt = 38 kg/cm2
fs =
qt − qc 38 − 20 = = 1, 636 kg / cm2 11 11
Modul Praktikum – Sondir
3
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
HP = l × fs = 20 × 1, 636 = 32,727 kg / cm2 JHP = 0 + 32,727 = 32,727 kg / cm2 ⎛ fs ⎞ ⎛ 1, 636 ⎞ FR = ⎜ ⎟ × 100% = ⎜ ⎟ × 100% = 8,182% ⎝ 20 ⎠ ⎝ qc ⎠ •
Untuk h = 40 cm; qc = 34 kg/cm2; qt = 50 kg/cm2
fs =
qt − qc 50 − 34 = = 1, 455 kg / cm2 11 11
HP = l × fs = 20 × 1, 455 = 29, 091 kg / cm2 JHP = 32,727 + 29, 091 = 61, 818 kg / cm2 ⎛ fs ⎞ ⎛ 1, 455 ⎞ FR = ⎜ ⎟ × 100% = ⎜ ⎟ × 100% = 4,278% ⎝ 34 ⎠ ⎝ qc ⎠ 8.4.
KESIMPULAN Dari hasil praktikum tanah dapat diklasifikasikan berdasarkan buku “Mekanika Tanah ” karangan Ir. V. Sunggono K. H. sebagai berikut : Tabel 8.1. Klasifikasi tanah untuk hasil sondir (karangan Ir. V. Sunggono K.H.)
qc 6 - 10
10 - 30
30 - 60 60 - 150
150 - 300
f 0,01 - 0,1 0,2 0,2 - 0,6 0,1 0,1 - 0,4 0,4 - 0,8 0,8 - 2,0 10 10 - 30 10 10 - 30 > 30 10 - 20
Klasifikasi Lumpur, lempung sangat lunak Pasir kelanauan lepas, pasir sangat lepas Lempung lembek, lempung kelanauan lembek Kerikil lepas Pasir lepas Lempung atau lempung kelanauan Lempung agak kenyal Pasir kelanauan, pasir agak padat Lempung kelanauan kenyal Kerikil kepasiran lepas Pasir padat, pasir kelanauan/lempung padat Kerikil kelempungan Lempung kekerikilan kenyal Pasir padat, pasir kekerikilan padat Pasir kasar, pasir kelanauan padat
Dari daftar ini dapat diperkirakan bahwa lapisan tanah pada percobaan adalah:
Modul Praktikum – Sondir
4
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia Kedalaman, m : 0-6 6 - 10 10 - 13 13 - 15,60
Jenis Tanah Lempung Lempung agak kenyal Lempung Lempung agak kenyal
Kesalahan pada percobaan ini kemungkinan terjadi karena :
8.5.
1.
Kesalahan pada saat pembacaan manometer.
2.
Penekanan batang sondir yang kurang tepat vertikal.
3.
Penambahan kedalaman batang sondir tidak selalu tepat 20 cm.
REFERENSI 1. Bardet, Jean-Pierre. 1997. Experimental Soil Mechanics. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
8.6.
LAMPIRAN 1. Gambar alat bikonus
Gambar 8.3. Proses kerja bikonus pada alat sondir
Modul Praktikum – Sondir
5
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia 2. Contoh Perhitungan Data Sondir
Modul Praktikum – Sondir
6
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Modul Praktikum – Sondir
7
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Modul Praktikum – Sondir
8
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
09 Triaxial Test 9.1.
PENDAHULUAN
9.1.1. Maksud dan Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui sudut geser tanah (φ) dan nilai kohesi (c) suatu tanah. 9.1.2. Alat dan Bahan : •
Unit mesin Triaxial Test
•
Alat untuk memasang membran karet pada tanah uji
•
Pompa penghisap
•
Membran karet untuk membungkus tanah uji
•
Kertas tissue
•
Cetakan contoh tanah uji
•
Jangka sorong dengan ketelitian 0,01 mm
•
Extruder
•
Spatula
•
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr
•
Can
•
Oven
9.1.3. Teori Singkat Konsolidasi adalah peristiwa penyusutan volume secara perlahan-lahan pada
tanah
jenuh
sempurna
dengan
permeabilitas
rendah
akibat
pengaliran sebagian air pori. Proses tersebut berlangsung terus sampai kelebihan tekanan air pori yang disebabkan oleh kenaikan tegangan total telah benar-benar hilang. Kenaikan tekanan air pori menimbulkan gradien tekanan pada air pori yang menyebabkan aliran transien (transien flow) air pori menuju batas
Modul Praktikum – Triaksial
1
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia aliran bebas pada lapisan tanah. Aliran atau drainasi ini akan berlanjut sampai tekanan air pori sama dengan suatu nilai yang dipengaruhi posisi muka air tanah yang tunak. Nilai akhir ini disebut tekanan air pori kondisi tunak (steady-state pore water pressure). Pada umumnya, nilai-nilai tekanan air pori statik dan tunak akan sama, tetapi mungkin saja tekanan air pori berlebihan (excess pore water pressure). Penurunan tekanan air pori berlebihan ke kondisi tunak disebut dissipasi dan jika hal ini telah seluruhnya terjadi, tanah dikatakan dalam keadaan terdrainasi (drained). Sebelum terjadi dissipasi tekanan air pori berlebihan, tanah dikatakan dalam kondisi tak terdrainasi (undrained). Ada tiga macam Triaxial Test : 1. Unconsolidated Undrained Test Pada percobaan ini air tidak diperbolehkan mengalir dari sampel tanah. Tegangan air pori biasanya tidak diukur pada percobaan semacam ini. Dengan demikian hanya kekuatan geser “UNDRAINED” (Undrained Shear Strength) yang dapat ditentukan. Rumus yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah :
Tegangan Total (τ ) = cf
+
σ f tan θ f
(9.1)
Pemakaian di dalam praktek lapangan meliputi keadaan akhir dari pada konstruksi tanggul dan pondasi dari tanggul, pondasi tiang dan telapak pada tanah yang normally consolidated. Pada keadaan ini kondisi kritikal disain segera setelah adanya muatan (pada akhir konstruksi) tekanan air pori besar sekali, tetapi belum terjadi konsolidasi. Setelah konsolidasi mulai terjadi, void ratio dan isi air berkurang, sedangkan tekanan bertambah, jadi tanggul atau pondasi bertambah aman, dengan kata lain terjadi tegangan efektif.
Modul Praktikum – Triaksial
2
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia Pemakaian di dalam praktek adalah sbb: total
Soft Clay
τf = in-situ undrained shear strength
τf
Gambar 9.1. Tanggul dibangun secara cepat di atas lapisan tanah liat.
Inti
τf = undrained shear strength pada pemadatan inti tanah liat
τf
Gambar 9.2. Dam/waduk yang dibangun secara cepat tanpa ada perubahan jumlah air pada inti tanah.
qult
qult = beban yang bekerja adalah fungsi dari θ
Gambar 9.3. Pondasi ditempatkan secara cepat di atas lapisan tanah.
2. Consolidated Undrained Test Pada percobaan ini sampel tanah diberikan tegangan normal dan air diperbolehkan mengalir dari sampel. Tegangan normal ini bekerja sampai konsolidasi selesai, yaitu sampai tidak terjadi lagi perubahan pada isi sampel tanah. Kemudian jalan air dari sampel ditutup dan sampel
diberikan
tegangan
geser
secara
undrained
(tertutup).
Tegangan normal masih tetap bekerja, biasanya tegangan air pori diukur selama tegangan geser diberikan. Rumus yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah :
Tegangan total (τ ) = c ′ + (σ - μ ) tan θ ′
Modul Praktikum – Triaksial
(9.2)
3
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia Pemakaian di dalam praktek adalah sbb: [1] [2] τf = in-situ undrainasi shear strength setelah terjadi konsolidasi di bawah lapisan (1) Gambar 9.4. Tanggul yang ditinggikan (2), disini konsolidasi sudah terjadi di bawah lapisan (1). Inti
f
τf
dari inti yang bersamaan dengan konsolidasi menurut rembesan air sebelumnya dan penurunan air.
Gambar 9.5. Akibat penurunan permukaan air tiba-tiba dari (1) ke (2) pada inti tanah masih terdapat tegangan air pori. Dan tidak terjadi pengaliran air keluar dari inti.
Timbunan
in-situ undrained shear strength dari tanah pada lereng sebelum dibuat timbunan
τf Gambar 9.6. Pembuatan tanggul yang cepat pada lereng.
3. Drained Test Pada percobaan ini sampel tanah diberi tegangan normal dan air diperbolehkan
mengalir
sampai
konsolidasi
selesai.
Kemudian
tegangan geser diberikan dengan kata lain pergeseran dilakukan secara drained (terbuka). Untuk menjaga tekanan air pori tetap nol, maka
kecepatan
percobaan
harus
lambat
(dalam
hal
ini
juga
tergantung koefisien permeability). Rumus yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah:
Tegangan total (τ ′) = c ′ + σ ′ tan θ ′
Modul Praktikum – Triaksial
(9.3)
4
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia Pemakaian di dalam praktek adalah sbb:
Soft Clay
τ = in-situ undrained shear strength
τ
Gambar 9.7. Tanggul yang dibangun secara lambat (lapis demi lapis) di atas lapisan tanah liat.
τf
drained shear strength dari inti Inti
Gambar 9.8. Waduk/Dam dengan rembesan air tetap.
in-situ drained shear strength
τ τ
τ
Gambar 9.9. Penggalian atau lereng tanah liat, dimana pada lapisan telah terjadi konsolidasi.
Pada
percobaan,
yang
akan
dilakukan
adalah
Unconsolidated
Undrained. Rumus-rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
k .M +σ3 A k .M Δσ = = deviator stress A A A= 0 1− ε
σ1 =
ε=
(9.4)
L L0
dimana: σ1
= Tegangan vertikal yang diberikan.
σ3
= Tegangan horizontal.
Modul Praktikum – Triaksial
5
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia k
= Kaliberasi dari proving ring.
Ao
= Luas sampel tanah awal.
∆L
= Perubahan panjang sampel awal.
Lo
= Panjang sampel tanah awal.
M
= Pembacaan proving ring maksimum.
Dengan Diagram Mohr, hubungan sudut geser tanah, tegangan, dan gaya geser dapat digambarkan:
σn=
(σ 1 + σ 3 ) + (σ 1 − σ 3 ) cos 2θ
2 2 (σ − σ ) σ n = 1 3 × sin 2θ 2
(9.5)
Gambar 9.10. Diagram mohr untuk mencari nilai kohesi (c) dan sudut geser (φ).
Dari percobaan Triaxial ini diketahui tiga jenis keruntuhan dari tanah uji, sbb: 1. General Shear Failure Penambahan beban pada pondasi diikuti oleh penurunan pondasi tersebut. Pada pembebanan mencapai qu maka terjadi keruntuhan tibatiba yang diikuti oleh perluasan keruntuhan permukaan sampai ke bawah permukaan.
Modul Praktikum – Triaksial
6
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Gambar 9.11. Grafik hubungan q vs settlement, terlihat puncak yang jelas.
2. Local Shear Failure Pada keadaan lain jika pondasi masih dapat memikul beban setelah tercapai qu, walaupun terjadi penurunan permukaan tiba-tiba. Pada grafik hubungan q vs settlement tidak terlihat puncak yang jelas.
Gambar 9.12. Grafik hubungan q vs settlement, tidak terlihat puncak yang jelas.
3. Punching Shear Failure Pada pondasi yang didukung oleh tanah yang agak lepas setelah tercapainya
qu,
maka
grafik
hubungan
q
vs
settlement
bisa
digambarkan mendekati linear.
Modul Praktikum – Triaksial
7
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Gambar 9.13. Grafik hubungan q vs settlement, mendekati linear.
9.2.
PROSEDUR PRAKTIKUM
9.2.1. Persiapan Praktikum : a. Mengeluarkan
sampel
tanah
undisturbed
dari
tabung
dan
memasukkannya ke dalam cetakan silinder uji (dengan menggunakan extruder mekanis) dan potong dengan gergaji kawat.
Gambar 9.14. Proses pencetakan sampel uji undisturbed.
b. Ratakan kedua ujung sampel tanah di dalam silinder uji dengan menggunakan spatula. Kemudian keluarkan sampel uji dari silinder uji dengan extruder manual.
Modul Praktikum – Triaksial
8
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Gambar 9.15. Proses pengeluaran sampel uji dari silinder uji (kiri) dan sampel uji yang telah jadi (kanan).
c. Ukur dimensi sampel tanah (L = 2-3 D ). d. Timbang berat awal sampel tanah tersebut.
Gambar 9.16. Proses penimbangan sampel uji setelah dicetak.
9.2.2. Jalannya Praktikum : a. Memasang membran karet pada sampel dengan menggunakan alat pemasang : •
Memasang membran karet pada dinding alat tersebut.
•
Menghisap udara yang ada di antara membran dan dinding alat dengan pompa hisap.
•
Memasukkan sampel tanah ke dalam alat pemasang tersebut.
Modul Praktikum – Triaksial
9
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia •
Melepaskan sampel tanah dari alat tersebut sehingga sampel terbungkus membran.
Gambar 9.17. Sampel uji yang telah terpasang membran karet.
b. Memasukkan sampel tanah dan batu pori ke dalam sel Triaxial, dan menutupnya dengan rapat.
Gambar 9.18. Proses pemasangan sampel uji ke alat triaksial.
c. Memasang sel triaksial pada unit mesin Triaxial d. Mengatur kecepatan penurunan 1 – 2 % dari ketinggian sampel. e. Mengisi sel Triaxial dengan gliserin sampai penuh dengan memberi tekanan pada tabumg tersebut. Pada saat gliserin hampir memenuhi tabung, udara yang ada di dalam tabung dikeluarkan agar gliserin
Modul Praktikum – Triaksial
10
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia dapat memenuhi sel. Fungsi gliserin ini adalah untuk menjaga tegangan σ3 dapat merata ke seluruh permukaan sel dan besarnya dapat dibaca pada manometer. Untuk percobaan ini diberikan harga: σ3 = 0.50 kg/cm2 σ3 = 0.75 kg/cm2 σ3 = 1.00 kg/cm2 dengan kedalam sampel tanah = 2.00 m
Gambar 9.19. Proses pengisian sel triaksial dengan gliserin / air.
f. Melakukan penekanan pada sampel tanah dari atas (vertikal). g. Melakukan pembacaan Load Dial setiap penurunan dial bertambah 0.02 inch atau 0.025 mm. h. Setelah selesai, sampel uji dimasukkan ke oven untuk mencari kadar air. 9.3.
PENGOLAHAN DATA
9.3.1. Data dan tabel hasil perhitungan terlampir 9.3.2. Contoh perhitungan : Sampel No.1 dengan kedalaman asal tanah 1.0 m – 1.5 m : Data : σ31 = 0.4 kg/cm2 Tinggi sampel (L0)= 7.23 cm
Modul Praktikum – Triaksial
11
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia Diameter sampel (D) = 3.55 cm A0 = ¼.π.D2 = 9.89 cm2 LRC = 0.15 kg/cm2 Contoh perhitungan : •
Pembacaan dial deformasi 0.025 mm
•
Pembacaan dial pembebanan (M) = 21
•
Unit strain (ε) = ∆L/L0 = (0.025)/(7.23) = 0.0034602
•
Area correction factor = (1- ε) = 1-( 0.0034602) = 0.9965398 cm2
•
Correct area :
A' = •
A0 9.89 = = 9.9273131 cm 2 1 − ε 0.9965398
Dari diagram Mohr didapat : σ1 = (σ1-σ3) + σ3 σ1 = Δσ + σ3 Diambil harga yang maksimum M = 85.00 ; diperoleh c = 32,87, dan φ = 31,51o maka :
θ = 45 + •
φ 2
= 45 +
31.51 = 60.76° 2
Mencari σn dan τn :
σn =
σ1 + σ 3
σ1 − σ 3
cos 2θ 2 2 1.649 + 0.40 1.649 − 0.40 = + cos(121.52) 2 2 = 0.6810 kg / cm2
τn = =
+
(σ 1 − σ 3) sin2θ 2 (1.649 − 0.4 )
sin(121.52) 2 = 0.5324 kg / cm2 9.4.
KESIMPULAN 1. Dari percobaan yang dilakukan didapatkan: •
Sudut geser tanah (φ) = 31,51o
Modul Praktikum – Triaksial
12
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia •
Nilai kohesi tanah (c) = 32,87 kPa.
•
Dari pengamatan grafik hubungan q vs settlement, sampel tanah termasuk dalam jenis keruntuhan geser lokal (Local Shear Failure).
2. Sumber kesalahan: •
Pemotongan permukaan kedua ujung sampel di dalam silinder besi tidak rata.
9.5.
•
Kekurangtelitian pada saat menimbang sampel tanah.
•
Membran yang digunakan tidak berfungsi dengan baik.
•
Kekurangtelitian pada saat pembacaan load dial.
REFERENSI 1. Bardet, Jean-Pierre. 1997. Experimental Soil Mechanics. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Modul Praktikum – Triaksial
13
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia 9.6.
LAMPIRAN 1. Contoh Perhitungan Data Triaksial
Gambar 9.20. Data tiap sampel triaksial.
Modul Praktikum – Triaksial
14
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Gambar 9.21. Pengolahan data sampel triaksial no.1
Modul Praktikum – Triaksial
15
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Gambar 9.22. Pengolahan data sampel triaksial no.2
Modul Praktikum – Triaksial
16
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Modul Praktikum – Triaksial
17
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Gambar 9.23. Pengolahan data sampel triaksial no.3
Modul Praktikum – Triaksial
18
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Gambar 9.24. Grafik keruntuhan dan Grafik Mohr dari uji Triaksial.
Modul Praktikum – Triaksial
19
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
10 Konsolidasi 10.1. PENDAHULUAN 10.1.1. Maksud dan Tujuan Percobaan : •
Menentukan koefisien pemampatan / Compression Index (CC).
•
Mencari tegangan Pre-Consolidated (PC), untuk mengetahui kondisi tanah dalam keadaan Normally Consolidated atau Over Consolidated .
•
Menentukan koefisien konsolidasi (CV), yang menjelaskan tingkat kompresi primer tanah.
•
Menentukan koefisien tekanan sekunder (Cα) yang menjelaskan koefisien rangkak (creep) dari suatu tanah.
10.1.2. Alat dan Bahan : •
Consolidation loading device
•
Consolidation cell
•
Ring Konsolidasi
•
Beban (1; 2; 4; 8; 16; 32 kg)
•
Jangka sorong dengan ketelitian 0,01 mm
•
Gergaji kawat dan spatula
•
Vaseline, kertas pori, dan batu Porous,
•
Oven pengering
•
Dial dengan akurasi 0,002 mm
•
Stopwatch
•
Extruder
•
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr
•
Can
Modul Praktikum – Konsolidasi
1
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia 10.1.3. Teori Singkat Konsolidasi adalah peristiwa penyusutan volume secara perlahan-lahan pada tanah jenuh sempurna dengan permeabilitas rendah akibat pengaliran sebagian air pori. Proses tersebut berlangsung terus sampai kelebihan tekanan air pori yang disebabkan oleh kenaikan tegangan total telah benar-benar hilang. Penurunan konsolidasi adalah perpindahan vertikal permukaan tanah sehubungan dengan perubahan volume pada suatu tingkat dalam proses konsolidasi. Perkembangan
konsolidasi
di
lapangan
dapat
diketahui
dengan
menggunakan alat piezometer yang dapat mencatat perubahan air pori terhadap waktu.
Gambar 10.1. Alat konsolidasi
Modul Praktikum – Konsolidasi
2
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia 10.2. PROSEDUR PRAKTIKUM 10.2.1. Persiapan Praktikum : a. Ring
konsolidometer
dibersihkan
dan
diolesi
vaseline
diseluruh
permukaan bagian dalam, kemudian dimensi (D dan h0) dan massanya (Wring) diukur dengan jangka sorong dan timbangan.
Gambar 10.2. Pengolesan vaseline ke silinder ring (kiri), pengukuran diameter ring konsolidasi (kanan), dan pengukuran tinggi ring konsolidasi (bawah).
b. Sampel
tanah
dikeluarkan
dengan
menggunakan
extruder
dan
dimasukkan ke dalam ring dan diratakan permukaannya dengan spatula. Kemudian ditimbang beratnya (Ww0).
Modul Praktikum – Konsolidasi
3
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Gambar 10.3. Tanah dikeluarkan dari tabung dengan extruder (kiri), proses perataan permukaan ring (kanan), dan penimbangan berat basah sampel tanah untuk mencari kadar air (bawah).
10.2.2. Jalannya Praktikum : a. Susun modul ke dalam sel konsolidasi dengan urutan dari bawah : •
Batu pourous
•
Kertas pori
•
Sampel tanah dalam ring
•
Kertas pori
•
Batu porous
•
Silinder tembaga yang berfungsi meratakan beban
•
Penahan dengan 3 mur
Modul Praktikum – Konsolidasi
4
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Gambar 10.4. Kertas pori dan batu porous (kiri) dan sample tanah dalam ring konsolidasi (kanan)
Gambar 10.5. Silinder tembaga (kiri) dan 3 mur penahan (kanan)
b. Berikan air sampai permukaan silinder tembaga tergenang, kemudian set dial menjadi nol sebelum beban ditambahkan; sedangkan lengan beban masih ditahan baut penyeimbang.
Modul Praktikum – Konsolidasi
5
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Gambar 10.6. Pemberian air hingga permukaan silinder tembaga terendam (kiri) dan pengesetan dial (kanan)
c. Diberikan pembebanan konstan sebesar 1 kg dengan interval waktu 0”, 6”, 15”, 30”, 60”, 120”, 240”, 480”, dan 24 jam. Dan masingmasing pembacaan pada dial dicatat. d. Percobaan diulangi untuk pembebanan 2; 4; 8; 16 dan 32 kg dengan interval waktu 24 jam. Dan masing-masing pembacaan pada dial dicatat. e. Dilakukan proses unloading yaitu menurunkan beban secara bertahap dari 32; 16; 8; 4; 2; dan 1 kg. Mencatat nilai unloading sebelum beban diturunkan.
Gambar 10.7. Proses loading (kiri) dan pembacaan dial untuk setiap waktu (kanan)
Modul Praktikum – Konsolidasi
6
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia f. Tanah dikeluarkan dari sel konsolidometer dan ring berikut sampel tanah kemudian ditimbang dan dimasukkan ke dalam oven untuk mendapatkan berat kering sampel (Wd) sehingga dapat ditentukan kadar airnya. 10.3. PENGOLAHAN DATA 10.3.1. Data Pengamatan dan Perhitungan (terlampir) 10.3.2. Contoh Perhitungan
a. Menentukan harga t90 t
x
t (menit)
Æ Menurut Taylor Nilai t x yang didapatkan kemudian dikuadratkan untuk mendapatkan nilai t90 x 1.15x Penurunan (cm) Gambar 10.8. Grafik penurunan vs akar waktu penurunan, untuk menentukan t90.
Langkah-langkah dalam menentukan t90 ialah: 1. Buat grafik penurunan vs akar waktu penurunan. 2. Tarik garis singgung pada kurva di daerah penurunan awal dan cari titik potong dengan sumbu akar waktu sebesar 1,15 kali absis titik potong pertama tadi untuk dihubungkan dengan titik potong antara perpanjangan garis terakhir dengan kurva itulah yang dinamakan t90.
b. Menentukan Koefisien Konsolidasi (CV) Rumus yang digunakan adalah :
0,848 H 2 Cv = t90 1⎛ ΔH ⎞ H = half average load height = ⎜ H ring − ⎟ 2⎝ 2 ⎠
Modul Praktikum – Konsolidasi
Kondisi Awal
H (10.1) ΔH
Susut
7
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia Menentukan tegangan pre-consolidation (PC)
Langkah pengerjaan :
1. Sketsa grafik angka pori vs tegangan 2. Buat garis dari titik 0 ke titik 32 (grs 1). 3. Buat garis sejajar thd garis 1 dan bersinggungan dgn titik lengkung (grs 2). 4. Buat garis horisontal thd titik p (grs 3). 5. Tarik garis melalui titik 16 dan 32 (grs 4). 6. Buat garis yang membagi sudut antara garis 2 dan 3 sama besar (Δ1=Δ2) (grs 5). 7. Titik perpotongan garis 4 dgn garis 5 kita tarik lurus ke atas dan didapatkan nilai Pc.
Pressure (kg/cm2) dlm log
Pc Grs 2 Grs 1 0
Grs 3
p
Δ1 Grs 5 Δ2 16
e2 e1
32 Grs 4 Void Ratio, e Gambar 10.9. Grafik angka pori vs tegangan, untuk mencari tegangan PC.
c. Menentukan harga Compression Index (CC) Rumus yang digunakan adalah :
Modul Praktikum – Konsolidasi
8
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Cc =
e2 − e1 ( log p1 − log p2 )
keterangan : e1 , e2 = angka pori → dari grafik pressure vs void ratio
(10.2)
= diambil titik 16 dan 32 utk memudahkan perhitungan p1 , p2 = tekanan (kg / cm 2 ) Untuk mencari harga Recompression Index (CR) : Æ Rumus sama dengan CC namun, nilai e0 dan ec diambil pada titik 0 dan 2. Data Percobaan Awal :
1.
Diameter ring (D)
............................
cm
2.
Luas ring (A)
............................
cm2
3.
Tinggi ring (Ht)
............................
cm
4.
Tinggi sampel (Hi)
............................
cm
5.
Harga Spesivic Gravity (Gs)
............................
6.
Berat (tanah + ring) awal
............................
gr
7.
Berat ring
............................
gr
8.
Berat tanah basah (Wt)
(6) – (7)
gr
9.
Kadar air awal (Wi)
Berat air ×100% Berat tan ah ker ing
%
10.
Berat kering tanah (W′s)
............................
gr
11.
Berat tanah kering oven (Ws)
............................
gr
12.
Tinggi tanah awal (H0)
............................
cm
Modul Praktikum – Konsolidasi
9
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
13.
Beda tinggi (Hv)
14.
Derajat saturasi (Si)
15.
Void ratio (e0)
Hi – H0
cm
Wt − Ws Hv × A Hv H0
Data Percobaan Akhir :
16.
Pembacaan awal
............................
cm
17.
Pembacaan akhir
............................
cm
18.
Bedaan tinggi
(16) – (17)
cm
19.
Tinggi sampel akhir (Hvf)
(13) – (18)
cm
20.
Void ratio akhir (ef)
21.
Kadar air akhir (Wf)
%
22.
Po
Hvf H0 Berat air ×100% WS Wt ×H Hi × A
kg/c m2
23.
Beda tinggi (ΔH)
............................
cm
24.
Beda void ratio (Δe)
25.
Void ratio (e)
ΔH H0 e0 - Δe
10.4. KESIMPULAN 1. Dari hasil percobaan didapatkan : •
Harga tegangan Pre-Consolidated : o
PC =
kg/cm2
o
P0 =
kg/cm2
o
Over Consolidated Ratio (OCR) = PC/P0 = 0,1 < 1
Maka sampel tanah yang diuji dalam keadaan Under Consolidated
Modul Praktikum – Konsolidasi
10
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia •
Harga Compression Index (CC) : o
CC Laboratorium = 0,13
2. Hal-hal yang mempengaruhi keakuratan hasil percobaan : •
Kondisi sampel tanah yang akan diuji tidak dapat dipastikan dalam keadaan undisturbed.
•
Kecermatan dalam pembacaan dial, pengukuran dimensi, dan penimbangan.
•
Sensitivitas
dial
dapat
mempengaruhi
pembacaan
dial
akibat
adanya goncangan, dsb. 10.5. REFERENSI 1. Bardet, Jean-Pierre. 1997. Experimental Soil Mechanics. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. 10.6. LAMPIRAN
Modul Praktikum – Konsolidasi
11
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia 1. Contoh Perhitungan Data Konsolidasi
Gambar 10.10. Data sampel konsolidasi.
Modul Praktikum – Konsolidasi
12
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Gambar 10.11. Data pembacaan sampel konsolidasi tiap tahap pembebanan.
Gambar 10.12. Data perhitungan t90 untuk pembebanan sebesar 1 kg.
Modul Praktikum – Konsolidasi
13
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Gambar 10.13. Data perhitungan t90 untuk pembebanan sebesar 2 kg.
Gambar 10.14. Data perhitungan t90 untuk pembebanan sebesar 4 kg.
Modul Praktikum – Konsolidasi
14
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Gambar 10.15. Data perhitungan t90 untuk pembebanan sebesar 8 kg.
Gambar 10.16. Data perhitungan t90 untuk pembebanan sebesar 16 kg.
Modul Praktikum – Konsolidasi
15
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Gambar 10.17. Data perhitungan t90 untuk pembebanan sebesar 32 kg.
Gambar 10.18. Data perhitungan untuk mencari t90 dan Cv.
Modul Praktikum – Konsolidasi
16
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Gambar 10.19. Grafik konsolidasi yang dapat digunakan untuk mencari Pc.
Modul Praktikum – Konsolidasi
17
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
11 Direct Shear Test 11.1. PENDAHULUAN 11.1.1. Maksud dan Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui nilai kohesi (c) dan sudut geser (φ) pada suatu tanah 11.1.2. Alat dan Bahan : •
Alat Direct Shear Test dan Shear Box
•
Beban dengan berat 5 – 25 kg
•
2 Dial gauge untuk vertical dan horizontal displacement
•
Specimen cutter untuk memotong sampel tanah kohesif
•
Tamper untuk memadatkan tanah yang cohesionless
•
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr
•
Jangka sorong dengan ketelitian 0,01 mm
•
Stopwatch
•
Can
•
Oven
11.1.3. Teori Singkat Kekuatan geser dapat diukur langsung dengan pemberian beban konstan vertikal (normal) pada sampel dan pemberian gaya geser tertentu dengan kecepatan konstan dan perlahan-lahan untuk menjaga tegangan air pori tetap nol hingga tercapai kekuatan geser maksimum. Tegangan normal didapat dengan pembagian besarnya gaya normal dengan luas permukaan bidang geser atau S = P/A.
Modul Praktikum – Direct Shear
1
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia Tegangan geser didapat dengan menghitung gaya geser (G) yang didapat dari pembacaan maksimum load ring dial setelah dikalikan dengan nilai kalibrasi prooving ring (LRC). T=G/A G = M x LRC .. LRC = 0,15 kg/div
(11.1)
Dari beberapa buku referensi menyatakan harga kohesi pasir (c) = 0, dan harga sudut geser pasir (φ) berkisar : 280 – 480. Tabel 11.1. Tabel harga kohesi untuk beberapa jenis pasir
Soil (sand) Loose Dry Loose Saturated Dense Dry Dense Saturated
Type of Test UU CD 28 - 34 28 - 34 35 - 46 43 - 50 1-2 43 - 50
11.2. PROSEDUR PRAKTIKUM 11.2.1. Persiapan Praktikum : a. Ukur diameter lingkar dalam Shear Box.
Gambar 11.1. Diameter lingkar dalam shear box yang harus diukur.
b. Seimbangkan sistem counterweight sehingga mampu memberikan gaya normal terhadap shear box.
Modul Praktikum – Direct Shear
2
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Gambar 11.2. Alat Direct Shear yang sistem counterweight-nya telah seimbang.
c. Timbang penutup Shear Box + bola + can.
Gambar 11.3. Penimbangan shear box + bola + can.
d. Sediakan pasir secukupnya dan dibersihkan dari kotoran maupun kerikil menggunakan saringan no.18 e. Ambil sedikit pasir, timbang dan masukkan oven untuk mencari kadar air pasir. 11.2.2. Jalannya Praktikum : a. Pasir dimasukkan ke dalam Shear Box kira-kira 3/4 bagian dengan mengunci Shear Box terlebih dahulu agar tidak dapat bergerak.
Modul Praktikum – Direct Shear
3
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia b. Permukaan pasir diratakan dengan spatula lalu ditutup dengan penutup shear box dan bola. c. Diberikan beban sebesar 5 kg, lalu kunci shear box dibuka. d. Set horizontal dial dan load ring dial menjadi nol. e. Shear box diberikan gaya geser dengan kecepatan 1 mm/menit.
Gambar 11.4. Proses pemberian gaya geser pada shear box.
f. Pembacaan horizontal dial dicatat setiap 15 detik hingga dial berhenti dan berbalik arah. g. Mengulang percobaan a – f untuk beban 10, 15, 20, dan 25 kg.
11.3. PENGOLAHAN DATA 11.3.1. Data Pengamatan dan Perhitungan (terlampir) 11.3.2. Contoh Perhitungan. Dari data diketahui :
1.
Berat penutup + bola
............................
gr
2.
Diameter shear box (d)
............................
cm
3.
Luas penampang pasir (A)
¼ π d2
cm2
4.
LRC
............................
kg/div
Modul Praktikum – Direct Shear
4
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
5.
6.
Beban 5 Kg : S = P/A = (5 + (1))/(A)
............................
kg/cm2
T = (LRC *M)/(A)
............................
kg/cm2
S = P/A = (10 + (1))/(A)
............................
kg/cm2
T = (LRC * M)/(A)
............................
kg/cm2
Beban 10 Kg :
Demikian selanjutnya untuk beban yang lainnya sehingga dapat dibuat grafik untuk menentukan harga c dan φ dengan menggunakan regresi linear: Y = (a)X + (b)
(11.2)
X = S = P/A
(11.3)
Y = T = G/A
(11.4)
dimana :
Tabel 11.2. Tabel untuk pembuatan grafik Direct Shear
Beban 5 kg 10 kg 15 kg 20 kg 25 kg
Modul Praktikum – Direct Shear
X (P/A )
Y (G/A )
5
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia 11.4. KESIMPULAN 1. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan didapatkan harga kohesi pasir (c) = b = ........ kg/cm2, dan besarnya sudut geser tanah (φ) = ........ 0, termasuk jenis pasir ...... Sudut geser (φ ) = tan-1 (y/x) dimana : x = x2 – x1 y = y2 – y1 2. Hal yang menentukan keakuratan hasil percobaan : •
Tidak dapat dipastikan kecepatan pemberian gaya geser tetap konstan.
•
Kurang cermat dalam pembacaan dial, pengukuran dimensi, dan penimbangan.
3. Harga kohesi tanah dan sudut geser tanah merupakan parameter sangat penting dalam perhitungan daya dukung tanah, perencanaan dinding penahan tanah, dsb. 11.5. REFERENSI 1. Bardet, Jean-Pierre. 1997. Experimental Soil Mechanics. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. 11.6. LAMPIRAN
Modul Praktikum – Direct Shear
6
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia 1. Contoh Perhitungan Data Direct Shear
Gambar 11.5. Tabel data sampel direct shear.
Modul Praktikum – Direct Shear
7
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Gambar 11.6. Tabel data percobaan direct shear dengan variasi beban yang berbeda.
Modul Praktikum – Direct Shear
8
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Gambar 11.7. Grafik direct shear yang dapat digunakan untuk mencari kohesi (c) dan sudut geser (φ) pasir.
Modul Praktikum – Direct Shear
9
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
12 Unconfined Compression Test 12.1. PENDAHULUAN 12.1.1. Maksud dan Tujuan Percobaan : Untuk mencari nilai unconfined shear strength dari tanah berbutir halus dengan
kondisi
undrained,
seperti
lempung
yang
tersaturasi
dan
cemented soils. 12.1.2. Alat dan Bahan : •
Unit mesin Unconfined Compression Test
•
Sampel tanah undisturbed dari tabung
•
Cetakan silinder contoh tanah uji
•
Jangka sorong dengan ketelitian 0,01 mm
•
Oli
•
Extruder mekanis dan manual
•
Gergaji kawat
•
Spatula
•
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
•
Can
•
Oven
•
Palu
12.1.3. Teori Singkat Dalam percobaan ini sudut geser dalam (Ø) = 0 dan tidak ada tegangan sel (σ3=0), jadi yang ada hanya beban vertikal (σ1).
Modul Praktikum – Unconfined Compression Test
1
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia Beban vertikal yang menyebabkan tanah menjadi retak dibagi satuan luas yang dikoreksi (A') disebut Ultimate Compression Strength (qu). harga qu ini bisa juga didapat dari lingkaran mohr :
Gambar 12.1. Grafik mohr untuk mencari nilai qU.
Pada percobaan unconfined compression ini kita mengadakan koreksi luas contoh tanah. Ini disebabkan karena pada waktu contoh diberikan beban vertikal, maka luas contoh akan berubah yaitu menjadi lebih besar. Cara menghitung luas contoh tanah dapat dijelaskan sebagai berikut : •
Isi contoh semula (V0) = L0 . A0 dimana : L0= panjang contoh mula-mula A0= luas penampang contoh mula-mula
•
Sesudah beban vertikal diberikan : Æ panjang menjadi L ; isi menjadi V ; luas menjadi A
Bentuk contoh semula Bentuk contoh setelah pembebanan
L
Bentuk yang dipakai untuk menghitung luas contoh B Gambar 12.2. Perubahan yang terjadi pada sampel selama percobaan berlangsung.
Modul Praktikum – Unconfined Compression Test
2
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
dimana : L = L0 – ΔL
(L dan V diukur selama percobaan
V = V0 – ΔL
dilakukan)
Dari persamaan diatas didapat :
A. ( L0 − ΔL ) = A0 .L0 − ΔV A=
( A0 .L0 − ΔV )
(12.1)
L0 − ΔL
Apabila tidak terjadi perubahan isi (ΔV=0) persamaan menjadi :
A=
A0 .L0 A0 A = = 0 L0 − ΔL (1 − L L0 ) 1 − ε
(12.2)
dim ana ε = regangan Pada percobaan ini besarnya gaya yang bekerja dapat diketahui yaitu : P=K.M
(12.3)
dimana : P = gaya yang hendak dicari K = kalibrasi alat M = pembacaan pada dial
Sedang nilai qu dapat dicari:
qu =
P A
dan
C=
qu 2
(12.4)
dimana : qu = ultimate compression strength C = kekuatan geser tanah Dalam percobaan ini dimensi contoh harus memenuhi syarat : 2D ≤ L ≤ 3D
dimana :
D = diameter contoh L
Modul Praktikum – Unconfined Compression Test
= tinggi contoh
3
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia Karena jika L ≤ 2D, maka sudut bidang runtuhnya akan mengalami overlap, dan jika L ≥ 3D, maka contoh tanah akan berlaku sebagai kolom dan kemungkinan akan terjadi tekuk. Idealnya adalah L : D = 2:1. 12.2. PROSEDUR PRAKTIKUM 12.2.1. Persiapan Praktikum : a. Mengeluarkan
sampel
tanah
undisturbed
dari
tabung
dan
memasukkannya ke dalam cetakan silinder uji (dengan menggunakan extruder mekanis) dan potong dengan gergaji kawat.
Gambar 12.3. Proses pencetakan sample uji undisturbed
b. Ratakan kedua ujung sampel tanah di dalam silinder uji dengan menggunakan spatula. Kemudian keluarkan sampel uji dari silinder uji dengan extruder manual.
Gambar 12.4. Proses pengeluaran sampel uji dari silinder uji (kiri) dan sampel uji yang telah jadi (kanan)
Modul Praktikum – Unconfined Compression Test
4
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia c. Ukur dimensi sampel tanah (L = 2-3 D ). d. Timbang berat awal sampel tanah tersebut.
Gambar 12.5. Proses penimbangan berat awal sampel
e. Ambil sisa tanah hasil pencetakan untuk ditentukan kadar airnya. 12.2.2. Jalannya Praktikum : a. Tempatkan sampel uji pada mesin Unconfined Compression Test sesegera mungkin untuk menghindari hilangnya kadar air pada sampel uji.
Gambar 12.6. Proses pengujian unconfined sedang berlangsung
b. Naikkan pelat bawah dengan memutar kenop hingga ujung atas sampel uji mengenai pelat atas dan dial gauge untuk pembebanan tersentuh. Kunci kenop tersebut agar mesin Unconfined dapat bekerja.
Modul Praktikum – Unconfined Compression Test
5
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia c. Set dial menjadi nol dan mulai jalankan mesin Unconfined. d. Catat pembacaan Load Dial setiap penurunan dial bertambah 0.02 inch atau 0.025 mm. Pembacaan dihentikan jika nilai Load Dial mulai bergerak stabil atau turun selama 3 kali pembacaan. e. Melakukan proses remoulded yaitu melebur kembali sampel uji yang telah dicoba dan dipadatkan kembali dengan cara ditumbuk secara konstan langsung pada silinder uji. Berat sampel uji remoulded haruslah sama dengan berat sampel uji undisturbed. f. Ulangi percobaan b – d. 12.3. PENGOLAHAN DATA 12.3.1. Data Pengukuran Contoh :
Sampel Undisturbed
Data Kadar air sampel : Wt of wet soil + cup
= ..... gr
Wt of dry soil + cup
= ..... gr
Wt of cup
= ..... gr
Wt of water
= ..... gr
Wt of dry soil
= ..... gr
Water content, w
= ..... %
Dimensi sampel : Diameter
= ...... cm
Tinggi
= ...... cm
Luas
= ...... cm2
Volume
= ...... cm3
Berat
= ...... gr
12.3.2. Contoh Perhitungan Dari data di atas didapat :
Modul Praktikum – Unconfined Compression Test
6
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia Density :
weight volume dim ana :
γ wet =
γ dry =
γ wet 1+ w (12.5)
w = kadar air → bukan dalam persen
1.
Density
2.
Kalibrasi alat (K)
............................
kg/div
3.
P
=K×M
............................
kg
4.
ε
= ΔL/L
............................
5.
A
= A0/(1-ε)
............................
cm2
6.
qu
= P/A
............................
kg/cm2
7.
Cu
= qu/2
............................
kg/cm2
(Rumus 12.5)
Untuk Remoulded : 8.
qur
= P/A
kg/cm2
9.
Cur
= qu/2
kg/cm2
Nilai Sensitivity :
quu qur
12.4. HASIL DISKUSI 1. Tanah dalam keadaan undisturbed memiliki nilai qu yang lebih besar daripada setelah diremoulded. 2. Didapat tabel nilai qu tiap kedalaman tanah :
Modul Praktikum – Unconfined Compression Test
7
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia qu (kg/cm2) Kedalaman (m) Undisturbed Remoulded 1 2
3. Didapat juga nilai sensitivitas tanah untuk setiap kedalaman : Kedalaman (m) Sensitivitas 1 2
12.5. KESIMPULAN Menurut tabel yang terdapat pada buku Mekanika Tanah karangan Joseph E. Bowles, maka tanah termasuk jenis tanah ...... 12.6. REFERENSI 1. Bardet, Jean-Pierre. 1997. Experimental Soil Mechanics. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. 2. Bowles, Joseph E. 1989. Sifat-Sifat Fisis Dan Geoteknis Tanah. Edisi Kedua. trans. Johan K. Hainim. Jakarta: Erlangga. 3. Craig, R.F. 1994. Mekanika Tanah. Edisi Keempat. trans. Budi Susilo S. Jakarta: Erlangga. 12.7. LAMPIRAN
Modul Praktikum – Unconfined Compression Test
8
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia 1. Contoh Perhitungan Data UCT Undisturbed
Gambar 12.7. Tabel data sampel UCT kondisi Undisturbed.
Modul Praktikum – Unconfined Compression Test
9
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Gambar 12.8. Tabel perhitungan sampel UCT kondisi Undisturbed.
Modul Praktikum – Unconfined Compression Test
10
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Gambar 12.9. Grafik sampel UCT kondisi Undisturbed.
Modul Praktikum – Unconfined Compression Test
11
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia 2. Contoh Perhitungan Data UCT Remoulded
Gambar 12.10. Tabel data sampel UCT kondisi Remoulded.
Modul Praktikum – Unconfined Compression Test
12
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Gambar 12.11. Tabel perhitungan sampel UCT kondisi Remoulded.
Modul Praktikum – Unconfined Compression Test
13
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Gambar 12.12. Grafik sampel UCT kondisi Remoulded.
Modul Praktikum – Unconfined Compression Test
14
Soil Mechanics Laboratory Civil Engineering Department, Faculty of Engineering University of Indonesia Depok 16424 Telp. +62 21 788 49102, Fax. +62 21 788 49102
UNCONFINED TEST PROJECT
DEPTH OF SAMPLE -
LOCATION
DATE DD/MM/YYYY
BOREHOLE NO.
TESTED BY
m
UNCONFINED COMPRESSION 200
175
150
Stress (kPa)
125
100
75
50
0.00
0.00
25
0 0
1
2
3
4
5 Strain (%)
qu
kPa
cu
kPa
6
7
8
9
10
View more...
Comments