Modul G Teknik Kendaraan Ringan

November 2, 2017 | Author: Aghie Hasmawan Isgandhi | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Modul Guru Pembelajar bagian G...

Description

Penulis : Drs. Mardjani, MT.; 081553894658; [email protected]

Penelaah : Ch. Wawan D.; 081233072105; [email protected]

Copyright  2016 Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan Elektronika, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KATA SAMBUTAN Peran guru professional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru professional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi focus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru. Pengembangan profesionalitas guru melalui program Guru Pembelajar (GP) merupakan upaya peningkatan kompetensi untuk semua guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui uji kompetensi guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan professional pada akhir tahun 2015. Hasil UKG menunjukkan peta kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru pasca UKG melalui program Guru Pembelajar. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Guru Pembelajar dilaksanakan melalui pola tatap muka, daring (online), dan campuran (blended) tatap muka dengan online. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK), dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggungjawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul untuk program Guru Pembelajar (GP) tatap muka dan GP online untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program GP memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru. Mari kita sukseskan program GP ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karya.

Karena

Jakarta, Februari 2016 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Sumarna Surapranata, Ph.D NIP 195908011985031002

i

ii

DAFTAR ISI Halaman PENDAHULUAN

1

A.

Latar belakang

1

B.

Tujuan Pembelajaran

2

C.

Peta Kompetensi

3

D.

Ruang Lingkup

7

E.

Saran Cara Penggunaan Modul

9

Kegiatan Pembelajaran 1 : Sistem Kemudi

10

A.

Tujuan

10

B.

Indikator Pencapaian Kompetensi

10

C.

Uraian Materi

10

D.

Aktifitas Pembelajaran

33

E.

Latihan / Tugas

33

F.

Rangkuman

36

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

36

H.

36

Kunci Jawaban

Kegiatan Pembelajaran 2: Memperbaiki Roda

38

A.

Tujuan

38

B.

Indikator Pencapaian Kompetensi

38

C.

Uraian Materi

38

D.

Aktifitas Pembelajaran

61

E.

Latihan / Tugas

61

F.

Rangkuman

64

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

64

Kegiatan Pembelajaran 3: Sistem Suspensi

66

A.

Tujuan

66

B.

Indikator Pencapaian Kompetensi

66

C.

Uraian Materi

66

D.

Aktifitas Pembelajaran

88 iii

E.

Latihan / Tugas

89

D.

Rangkuman

92

E.

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

92

F.

Kunci Jawaban

93

Kegiatan Pembelajaran 4: Wheel Alignment

94

A.

Tujuan

94

B.

Indikator Pencapaian Kompetensi

94

C.

Uraian Materi

94

D.

Aktifitas Pembelajaran

121

E.

Latihan/Tugas

121

F.

Rangkuman

123

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

123

H.

124

Kunci Jawaban

Penutup

125

Evaluasi

126

A.

140

Kunci Jawaban

Glosarium

142

Daftar Pustaka

143

iv

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. 1: Geometri Kemudi Ackermann

10

Gambar 1. 2: Komponen Utama Sistem Kemudi

13

Gambar 1. 3: Pitman-Arm

13

Gambar 1. 4: Relay Rod

13

Gambar 1. 5: Rack End ( Long Tie Rod )

14

Gambar 1. 6: Tie Rod

14

Gambar 1. 7: Steering Linkage

14

Gambar 1. 8: Knuckle Arm

15

Gambar 1. 9: Steering Knuckle

15

Gambar 1. 10: Idler Arm

15

Gambar 1. 11: Mobil BMW Seri 327 Tahun 1939

16

Gambar 1. 12: Jenis Kemudi Rack & Pinion

16

Gambar 1. 13: Komponen Jenis Kemudi Rack & Pinion

18

Gambar 1. 14: Pinion Tengah Tie Rod Pinggir

18

Gambar 1. 15: Pinion Pinggir Tie Rod Tengah

19

Gambar 1. 16: Pinion Pinggir Tie Rod Pinggir

19

Gambar 1. 17: Jenis Kemudi Recirculating Ball

20

Gambar 1. 18: Konstruksi Kemudi Worm & Roll

21

Gambar 1. 19: Kemudi Worm & Roll dan Nama Komponen

21

Gambar 1. 20: Kontak Gigi di Tengah

21

Gambar 1. 21: Kontak Gigi di Pinggir

22

Gambar 1. 22: Komponen Kemudi Recirculating Balls

22

Gambar 1. 23: Pasangan Mur dan Baut Perantara bola baja

23

Gambar 1. 24: Hydraulic Power Steering

24

Gambar 1. 25: Sistem Kemudi dengan Hydraulic Power Steering

25

Gambar 1. 26: Pompa Power Steering

25

Gambar 1. 27: Unit Penekan Pompa Power Steering

26

Gambar 1. 28: Konstruksi Katup Pengatur Aliran

26

Gambar 1. 29: Keluar dan Masuknya Aliran Cairan

27 v

Gambar 1. 30: Konstruksi Aliran Fluida saat Lurus

27

Gambar 1. 31: Konstruksi Aliran Fluida saat Belok

28

Gambar 1. 32: Katup Pengatur Volume

28

Gambar 1. 33: Katup Pengatur pada Putaran 650 - 1250 RPM

29

Gambar 1. 34: Katup Pengatur pada Putaran 1250 - 2500 RPM.

29

Gambar 1. 35: Katup Pengatur pada Putaran di atas 2500 RPM

30

Gambar 1. 36: Katup Pengatur pada Tekanan Lebih

30

Gambar 1. 37: Komponen Steering Linkage Kemudi Recirculating Balls

31

Gambar 1. 38: Sambungan Kemudi Prinsip Achermann

32

Gambar 1. 39: Prinsip Achermann saat Belok

32

Gambar 2. 1: Roda dari Piringan Kayu

39

Gambar 2. 2: Roda Mobil Sekarang

39

Gambar 2. 3: Peleg Baja

40

Gambar 2. 4: Peleg Aluminium Paduan

41

Gambar 2. 5: Macam-macam Offset Peleg

42

Gambar 2. 6: Peleg Terbagi

42

Gambar 2. 7: Komponen Peleg Terbagi

43

Gambar 2. 8: Mur-Baut Roda Truck

43

Gambar 2. 9: Mur Roda Model Tirus

43

Gambar 2. 10: Mur Roda Model Rata

44

Gambar 2. 11: Urutan Pengencangan Mur Roda

44

Gambar 2. 12: Memikul Beban Kendaraan

45

Gambar 2. 13: Meredam Guncangan

45

Gambar 2. 14 Meneruskan Gaya Gerak

46

Gambar 2. 15: Meneruskan Pengemudian

46

Gambar 2. 16: Konstruksi Ban Bias

46

Gambar 2. 17: Nama Bagian Ban Bias

47

Gambar 2. 18:Nama Bagian Ban Radial

48

Gambar 2. 19: Struktur Ban

49

Gambar 2. 20: Bagian Bead Area

50

Gambar 2. 21: Kode dan Ukuran Ban Radial

50

Gambar 2. 22: Ban Tube Type

52

Gambar 2. 23: Ban Tubeless

52

Gambar 2. 24: Macam-macam Valve Stem Tubeless

52

vi

Gambar 2. 25: Kode Ply Rating pada Ban

53

Gambar 2. 26: Tread Wear Indicator ( TWI )

54

Gambar 2. 27: Tanda TWI pada Ban

54

Gambar 2. 28: Mengukur Kedalaman Grove ( Alur Ban )

54

Gambar 2. 29: Pola Telapak Ban Directional

55

Gambar 2. 30 Pola Telapak Ban Symmetric

55

Gambar 2. 31: Pola Telapak Ban Assymmetric

56

Gambar 2. 32: Konstruksi RFT

57

Gambar 2. 33: Tanda Stempel pada Ban Baru

58

Gambar 2. 34: Tanda Titik pada Ban Baru

58

Gambar 2. 35: Mesin Tyre Changer

59

Gambar 2. 36 Cara Melonggarkan Bead

59

Gambar 2. 37 Memasang Roda pada Mesin

59

Gambar 2. 38 Melepas Bead dari Peleg

59

Gambar 2. 39: Peleg Terpasang pada Mesin

60

Gambar 2. 40 Melumasi Bead dengan Lubricant

60

Gambar 3. 1: Sistem Suspensi

66

Gambar 3. 2: Sistem Suspensi Depan

67

Gambar 3. 3: Suspensi Dependen ( Aksel Rigid )

68

Gambar 3. 4: Suspensi Rigid Aksel Canggah

68

Gambar 3. 5: Suspensi Rigid Aksel Kepalan Tinju

69

Gambar 3. 6: Aksel Rigid Berpegas Coil

69

Gambar 3. 7: Aksel Rigid dengan Lengan Panhard

70

Gambar 3. 8: Aksel Rigid Berpegas Daun

71

Gambar 3. 9: Gaya Memanjang dari Kendaraan

71

Gambar 3. 10: Gaya Kesamping dari Kendaraan

72

Gambar 3. 11: Aksel De-Dion

72

Gambar 3. 12: Sistem Suspensi Independent

73

Gambar 3. 13: Suspensi Mc Pherson Strut

74

Gambar 3. 14: Suspensi Mc Pherson dengan Lengan L

75

Gambar 3. 15: Suspensi Double Wishbone

76

Gambar 3. 16: Suspensi Wishbone "Honda"

76

Gambar 3. 17: Suspensi Double Wishbone Berpegas Coil

77

Gambar 3. 18: Suspensi Double Wishbone Berpegas Coil

78 vii

Gambar 3. 20: Suspensi Trailing Arm

79

Gambar 3. 21: Suspensi Semi-Trailing Arm

80

Gambar 3. 23: Massa Terpegas dan Tak Terpegas

81

Gambar 3. 24: Pegas Daun

82

Gambar 3. 25: Pegas Daun Terpasang pada Mobil

82

Gambar 3. 26: Pegas Coil ( Coil Spring )

83

Gambar 3. 27: Pegas Puntir ( Torsion Bar )

84

Gambar 3. 28: Pegas Torsi Terpasang pada Mobil

84

Gambar 3. 29: Prinsip Kerja Stabilisator

85

Gambar 3. 30: Pemasangan Stabilisator pada Mobil

86

Gambar 3. 31: Ujung Stabilisator di Ikat pada Bodi

86

Gambar 3. 32: Gerakan Mobil tanpa Shock Absorber

87

Gambar 3. 33: Gerakan Mobil Dengan Shock Absorber

87

Gambar 3. 34: Prinsip Kerja Shock Absorber

88

Gambar 3. 35: Penampang Shock Absorber

88

Gambar 4. 1: Sudut Camber pada mobil

95

Gambar 4. 2: Camber apositif pada kendaraan.

96

Gambar 4. 3: Camber Negatif

96

Gambar 4. 4: Camber Nol

96

Gambar 4. 5: Rolling camber

97

Gambar 4. 6 : Scrub Radius

97

Gambar 4. 7: Letak beban pada bearing dalam

98

Gambar 4. 8: Letak beban pada bearing luar

99

Gambar 4. 9: Reaksi camber nol

99

Gambar 4. 10: Sudut Caster pada Mobil

100

Gambar 4. 11: Caster Positif

101

Gambar 4. 12: Caster Negatif

102

Gambar 4. 13: Gaya yang bekerja pada caster

102

Gambar 4. 14 : Roda saat belok

103

Gambar 4. 15: Caster terlalu besar

104

Gambar 4. 16: Toe roda depan dan toe rodabelakang

105

Gambar 4. 17: Toe-In ( Toe Positif )

105

Gambar 4. 18: Toe-Out

106

Gambar 4. 19: Reaksi rolling camber positif

107

viii

Gambar 4. 20 : Koreksi Toe-In

107

Gambar 4. 21 : Mobil Penggerak belakang dan Mobil Penggerak depan

108

Gambar 4.22 : Satuan Toe

108

Gambar 4. 23: Sudut Ackermann

109

Gambar 4. 24: Prinsip Ackermann saat belok

109

Gambar 4. 25 Toe Out On Turns ( TOOT )

110

Gambar 4. 26 Sudut King-Pin

111

Gambar 4. 27: Posisi spindle saat belok

112

Gambar 4. 28: Macam-macam Offset

112

Gambar 4. 29: Pengaruh Offset Positif

113

Gambar 4. 30 : Proses dan hasil pengereman pada offset positif

113

Gambar 4. 31: Proses dan hasil pengereman pada offset Negatif

114

Gambar 4. 32: Geometric Centerline

115

Gambar 4. 33: Thrustline

115

Gambar 4. 34: Thrust angle

116

Gambar 4. 35: Gerak bebas roda kemudi

117

Gambar 4. 36: Pemeriksaan sambungan kemudi

117

Gambar 4. 37: Pemeriksaan karet pelindung debu pada rack & pinion

117

Gambar 4. 38: Menyamakan panjang tie rod kiri dan kanan

118

Gambar 4. 39: Kelurusan roda kemudi terhadap roda depan

118

Gambar 4. 40: Pemeriksaan karet stabilisator

118

Gambar 4. 41: Pemeriksaan kerja sock absorber

119

Gambar 4. 42: Pemeriksaan ball joint dan bushing

119

Gambar 4. 43: Menentukan keausan pada bearing daan ball joint

120

Gambar 4. 44: Ban aus akibat tekanan angin

120

Gambar 4. 45: Bodi mobil miring

120

ix

x

PENDAHULUAN A. Latar belakang Sistem Kemudi atau Steering System adalah merupakan komponen kendaraan yang berfungsi untuk merubah arah gerak kendaraan melalui roda depan, dengan cara memutar roda kemudi.Sistem kemudi pada kendaraan merupakan komponen penting , adapun sistem kemudi terdiri dari beberapa komponen utama yaitu , roda kemudi, poros kemudi , roda gigi kemudi dan sambungan kemudi atau steering linkage . Dan masing-masing komponen sistem kemudi mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Sistem kemudi jika ditinjau dari bentuk roda gigi kemudinya ada beberapa jenis , diantaranya yaitu sistem kemudi Rack & Pinion , sistem kemudi Worm &Roll dan sistem kemudi Recirculating Ball atau bola bersirkulasi. Roda adalah merupakan komponen kendaraan yang paling berat karena harus menopang semua beban kendaraan dan mengarahkan laju kendaraan dan memperlambat laju kendaraan jika diinginkan dengan melakukan pengereman. Roda terdiri dari ban dan peleg yang dipasang menjadi satu. Jika ditinjau dari konstruksinya ban itu sendiri jenisnya ada yang dinamakan ban Bias dan ban Radial, sedangkan ban radial dalam penggunaannya ada dua jenis , yaitu Tube type dan Tubeless. Dalam penggunaannya jenis Tube type harus menggunakan ban dalam , sedangkan untuk jenis tubeless dalam penggunaannya tidak harus menggunakan ban dalam. Peleg dalam penggunannya merupakan pasangan ban, peleg harus kuat dan mudah perawatannya dan harus mampu menyerap panas. Oleh karena itu peleg pada kendaraan terbuat dari logam, yaitu ada yang terbuat dari baja dan ada yang terbuat dari aluminium paduan atau aloy. Sistem suspensi adalah merupakan bagian kendaraan yang menghubungkan bodi kendaraan dengan roda. Konstruksinya dibuat sedemikian rupa sehingga kendaraan dapat berjalan dengan nyaman dan aman. Sistem suspensi yang digunakan pada mobil ada dua jenis jika dikelompokan menurut jenisnya, yaitu suspensi aksel rigid ( kaku ) dan suspensi independen ( bebas ). Suspensi rigid maupun suspensi independen juga bermacam-macam modelnya, masing-masing model mempunyai kelebihan dan kekurangan

1

sendiri-sendiri dan digunakan pada jenis kendaraan yang berbeda juga. Sebagai contoh suspensi independen yang banyak digunakan pada kendaraan penumpang adalah jenis suspensi Wishbone dan suspensi Mc Pherson. Dua jenis suspensi tersebut yang paling banyak digunakan pada kendaraan penumpang yang ada di sekitar kita. Pada dasarnya sistem suspensi terdiri dari komponen utama , yaitu : pegas , shock absorber , lengan-lengan ( control arm ) dan stabilisator. Wheel Alignment merupakan pengetahuan tentang sudut – sudut yang ada pada posisi kemiringan roda maupun posisi kemiringan sumbu putar kemudi ( steering axis ). Kemiringan pada roda maupun sumbu putar kemudi ( steering axis ) bisa di lihat dari depan roda maupun dari samping roda serta dari atas roda. Adapun yang dipelajari pada wheel alignment adalah : sudut camber , sudut caster , Toe , sudut kingpin , set back , dan thrust angle.Data spesifikasi sudut-sudut wheel alignment yang ada pada mobil berbeda satu dengan mobil lainnya. Oleh karena itu untuk melakukan penyetelan wheel alignment pada mobil harus selalu melihat data spesifikasinya dan menyesuaikannya. Jika melakukan penyetelan jauh dari data spesifikasi, maka hasilnya bisa berdampak pada jalannya kendaraan , pengemudiannya dan stabilitasnya maupun kenyamanan mobil itu sendiri.

B. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat :

2

1.

Menelaah sistem kemudi pada mobil

2.

Mendiagnosis kerusakan sistem kemudi pada mobil

3.

Memperbaiki sistem kemudi pada mobil

4.

Menelaah peleg dan ban

5.

Mendiagnosiskerusakan peleg dan ban

6.

Memperbaiki peleg dan ban

7.

Menelaah sistem suspensi

8.

Mendiagnosis kerusakan sistem suspensi

9.

Memperbaiki sistem suspensi

10.

Menelaah wheel alignment

11.

Mendiagnosis kesalahan wheel alignment

12.

Melaksanakan wheel alignment

C. Peta Kompetensi PETA KOMPETENSI GURU Program Keahlian

: Teknik Otomotif

Paket Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan (043) Kompetensi Grade

Guru Paket

Indikator Pencapaian Kompetensi

Keahlian Merawat berkala

Menelaah prinsip

Merawat berkala

mekanisme

kerja mekanisme

mekanisme katup

katup

katup

Merawat berkala

Menelaah prinsip

Menelaah minyak

sistem

kerja sistem

pelumas

pelumasan dan

pelumasan dan

pendinginan

pendinginan

Merawat berkala

Menelaah prinsip

Merawat berkala

sistem

kerja sistem

sistem

pemasukan dan

pemasukan dan

pemasukan dan

pembuangan

pembuangan

pembuangan

Menelaah prinsip

Merawat berkala

Merawat berkala

kerja sistem

sistem pengapian

sistem

pengapian

konvensional dan

pengapian

konvensional dan

elektronis

1

Merawat berkala sistem pelumasan dan pendinginan

elektronis Merawat berkala sistem bahan bakar bensin

Menelaah prinsip

Merawat berkala

kerja sistem

sistem bahan

bahan bakar

bakar bensin

bensin

Merawat berkala

Menelaah prinsip

Merawat berkala

sistem bahan

kerja sistem

sistem bahan

bakar Diesel

bahan bakar

bakar Diesel

3

Diesel

Merawat berkala

Menelaah prinsip

Merawat berkala

sistem kopling

kerja kopling

kopling

Merawat berkala

Menelaah prinsip

Merawat berkala

transmisi manual

kerja transmisi

transmisi manual

manual

2

Merawatberkala

Menelaah prinsip

Merawat berkala

transmisi

kerja transmisi

transmisi

otomatis

otomatis

otomatis

Merawat berkala

Menelaah prinsip

Merawat berkala

poros propeller,

kerja poros

poros propeller,

gardan dan aksel

propeller, gardan

gardan dan aksel

roda

dan aksel roda

roda

Merawat berkala

Menelaah prinsip

Merawat berkala

sistem kemudi

kerja sistem

sistem kemudi

kemudi Merawat berkala

Menelaah prinsip

Merawat berkala

sistem rem

kerja sistem rem

sistem rem

Merawat berkala

Menelaah

Merawat berkala

roda

kodefikasi peleg

peleg dan ban

dan ban Merawat berkala

Menelaah prinsip

Merawat berkala

sistem supensi

kerja sistem

sistem suspensi

suspensi

4

Merawat berkala

Menelaah prinsip

Merawat berkala

sistem

kerja sistem

sistem

penerangan,

penerangan,

penerangan,

tanda dan

tanda dan

tanda dan

pengaman

pengaman

pengaman

Merawat berkala

Menelaah prinsip

Merawat berkala

sistem

kerja

sistem

penghapus/

penghapus/pemb

penghapus/

pembersih kaca

ersih kaca

pembersih kaca

Merawat berkala

Menelaah prinsip

Merawat berkala

sistem starter

kerja sistem

sistem starter

dan pengisian

starter dan

dan pengisian

pengisian Memperbaiki blok motor dan mekanisme engkol

Menelaah blok

Mendiagnosis

Memperbaiki

motor dan

kerusakan blok

blok motor dan

mekanisme

motor dan

mekanisme

engkol

mekanisme

engkol

engkol

Memperbaiki

Menelaah kepala

Mendiagnosis

Memperbaiki

kepala silinder

silinder dan

kerusakan kepala

kepala silinder

dan mekanisme

mekanisme katup

silinder dan

dan mekanisme

mekanisme katup

katup

Menelaah sistem

Mendiagnosis

Memperbaiki

pemasukan dan

kerusakan sistem

sistem

pembuangan

pemasukan dan

pemasukan

pembuangan

dan

katup

3

Memperbaiki sistem pemasukan dan pembuangan

pembuangan

Memperbaiki

Menelaah sistem

Mendiagnosis

Memperbaiki

sistem

pelumasan dan

kerusakan sistem

sistem

pelumasan dan

pendinginan

pelumasan dan

pelumasan dan

pendinginan

pendinginan

pendinginan

4

Memperbaiki

Menelaah sistem

Mendiagnosis

Memperbaiki

sistem rem

rem

kerusakan sistem

sistem rem

rem

5

Memperbaiki

Menelaah sistem

Mendiagnosis

Memperbaiki

sistem

penerangan,

kerusakan sistem

sistem

penerangan,

tanda dan

penerangan,

penerangan,

tanda dan

pengaman

tanda dan

tanda dan

5

pengaman

pengaman

pengaman

Memperbaiki

Menelaah sistem

Mendiagnosis

Memperbaiki

sistem

penghapus/

kerusakan sistem

sistem

penghapus/

pembersih kaca

penghapus/

penghapus/

pembersih kaca

pembersih kaca

Menelaah sistem

Mendiagnosis

Memperbaiki

Memperbaiki

pengapian

kerusakan sistem

sistem

sistem

konvensional dan

pengapian

pengapian

pengapian

elektronis

konvensional dan

konvensional

elektronis

dan elektronis

pembersih kaca

6 Memperbaiki

Menelaah sistem

Mendiagnosis

Memperbaiki

sistem starter

starter dan

kerusakan sistem

sistem starter

dan pengisian

pengisian

starter dan

dan pengisian

pengisian Memperbaiki

Menelaah sistem

Mendiagnosis

Memperbaiki

sistem kemudi

kemudi

kerusakan sistem

sistem kemudi

kemudi Memperbaiki

Menelaah peleg

Mendiagnosis

Memperbaiki

roda

dan ban

kerusakan peleg

peleg dan ban

dan ban

7

Memperbaiki

Menelaah sistem

Mendiagnosis

Memperbaiki

sistem suspensi

suspensi

kerusakan sistem

sistem suspensi

suspensi. Melaksanakan

Menelaah wheel

Mendiagnosis

Melaksanakan

Wheel Alignment

aligment

kesalahan wheel

wheel aligment

aligment Memperbaiki sistem bahan bakar bensin 8

6

Menelaah sistem

Mendiagnosis

Memperbaiki

bahan bakar

kerusakan sistem

sistem bahan

bensin

bahan bakar

bakar bensin

bensin

Memperbaiki

Menelaah sistem

Mendiagnosis

Memperbaiki

sistem bahan

bahan bakar

kerusakan sistem

sistem bahan

bakar Diesel

Diesel

bahan bakar

bakar Diesel

Diesel Memperbaiki

Menelaah sistem

Mendiagnosis

Memperbaiki

system kopling

kopling

kerusakan sistem

sistem kopling

kopling

9

Memperbaiki

Menelaah

Mendiagnosis

Memperbaiki

transmisi

transmisi

kerusakan

transmisi

transmisi Memperbaiki

Menelaah poros

Mendiagnosis

Memperbaiki

poros

propeller,gardan

kerusakan poros

poros

propeller,gardan

dan aksel roda

propeller,gardan

propeller,gardan

dan aksel roda

dan aksel roda

dan aksel roda Memperbaiki

Menelaah sistem

Mendiagnosis

Memperbaiki

sistem Air

Air Conditioning

kerusakan sistem

sistem Air

Conditioning

(AC)

Air Conditioning

Conditioning

(AC)

(AC)

(AC) 10

Memperbaiki

Menelaah sistem

Mendiagnosis

Memperbaiki

assesoris

audio video dan

kerusakan pada

sistem audio

sistem tambahan

sistem audio

video dan

(GPS, dsb)

video dan sistem

sistem

tambahan (GPS,

tambahan

dsb)

(GPS, dsb)

D. Ruang Lingkup Sistem Kemudi Fungsi sistem kemudi Komponen utama sistem kemudi Sistem kemudi Rack & Pinion a. Rangkaian jenis kemudi Rack & Pinion b. Komponen-komponen kemudi jenis rack & pinion c. Macam-macam konstruksi rack & pinion d. Perbandingan bervariasi gigi kemudi jenis rack & pinion Sistem kemudi worm & roll dan recirculating ball a. Konstruksi dan nama-nama bagian worm & roll

7

b. Nama komponen gigi kemudi recirculating ball c. Konstruksi gigi kemudi recirculating ball Power steering a. Fungsi power steering b. Hydraulis power steering c. Komponen power steering Memperbaiki Roda Peleg dan ukuran kode Offset peleg Ban Tread patern Fungsi ban Konstruksi ban Ply rating a. TWI ( tread wear indicator ) b. Hydroplaning c. Roling resistance d. RFT ( run flat tire ) Memperbaiki Sistem Suspensi Sistem suspensi dependen Sistem suspensi independen Suspensi Mc Pherson Suspensi Wishbone Pegas a. Stabilisator b. Shock absorber Melaksanakan Wheel Alignment Camber Caster Toe Sudut king pin a. Sudut belok dan Toe Out On Turn b. Offset pada suspensi c. Set-back

8

d. Thrust angle e. Pemeriksaan sistem kemudi f. Pemeriksaan susoensi g. Pemeriksaan roda h. Pemeriksaan bodi

E. Saran Cara Penggunaan Modul Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain : 1. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya pada instruktur pengampu kegiatan belajar. 2. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar. 3. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah halhal berikut: Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku. Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik. Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat. Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar. Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin guru atau instruktur terlebih dahulu. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.

9

Kegiatan Pembelajaran 1 : Sistem Kemudi A. Tujuan Setelah belajar materi kegiatan belajar 1 ini peserta diharapkan: 1. mampu menelaah sistem kemudi 2. Mampu mendiagnosis kerusakan sistem kemudi 3. Mampu memperbaikisistem kemudi

B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menelaah sistem kemudi pada kendaraan 2. Mendiagnosis kerusakan sistem kemudi 3. Memperbaiki sistem kemudi.

C. Uraian Materi 1. Sistem Kemudi Pengaturan kemudi konvensional adalah untuk memutar roda depan dengan menggunakan roda kemudi tangan yang dioperasikan didepan pengemudi, melalui kolom kemudi, yang berisi sambungan universal atau juga menjadi bagian dari desain kolom kemudi. Pengaturan lain kadang-kadang ditemukan pada berbagai jenis kendaraan, misalnya, kemudi dengan pengaruran roda belakang. Kendaraan yang menggunakan kemudi roda belakang seperti Forklift, buldoser dan lain-lain.. Tujuan dasar dari kemudi adalah untuk memastikan bahwa roda yang menunjuk pada arah yang diinginkan.

Gambar 1. 1: Geometri Kemudi Ackermann

10

Fungsi Sistem Kemudi Sistem kemudi pada kendaraan berfungsi untuk : Merubah arah gerak kendaraan melalui roda depan, dengan cara memutar roda kemudi sehingga tercapai tujuan pengemudi sesuai keinginannya. a. Komponen utama sistem kemudi dan fungsinya : 1)

STEERING WHEEL berfungsi untuk mengendalikan arah roda depan melalui lengan penghubung .

2)

STEERING COULUMN berfungsiuntuk meneruskan arah putaran dari kemudi ke steering gear . Steering column atau batang kemudi merupakan tempat daripada poros utama atau yang bisa juga disebut main shaft. Steering column terdiri dari main shaft yang mempunyai fungsi untuk meneruskan putaran dari steering wheel ke steering gear, dan column tube yang berfungsi untuk mengikat main shaft ke body. Ujung atas poros utama dibuat meruncing dan bergerigi, dan steering wheel diikatkan ditempat tersebut dengan sebuah mur. Steering column juga merupakan mekanisme penyerap energi yang menyerap gaya dorong dari pengemudi pada saat tabrakan. Ada dua tipe steering column yaitu : a) Model Collapsible Model

ini

mempunyai

keuntungan

:

Apabila

kendaraan

berbenturan / bertabrakan dan steering gear box mendapat tekanan yang kuat, maka main shaft column atau bracket akan runtuh sehingga pengemudi terhindar dari bahaya. Kerugiannya adalah : Main shaft nya yang kurang kuat, sehingga hanya digunakan pada mobil penumpang atau mobil ukuran kecil. Konstruksinya lebih rumit. b) Model Non collapsible Model ini mempunyai keuntungan : Main shaftnya lebih kuat sehingga banyak digunakan pada mobil-mobil besar atau mobilmobil kecil, Konstruksinya sederhana. Kerugiannya adalah : Apabila berbenturan dengan keras, kemudinya

tidak

dapat

menyerap

goncangan

sehingga

keselamatan pengemudi relatif kecil.

11

3)

STEERING

GEAR

(

Gearbox

steering

)

berfungsi

untuk

memungkinkan roda depan dapat diarahkan sesuai dengan arah putaran kemudi yang diinginkan atau Steering Gear berfungsi untuk mengarahkan roda depan dan juga berfungsi sebagai gigi reduksi untuk meningkatkan momen agar pengemudian menjadi lebih ringan. Untuk

itu

diperlukan

perbandingan

reduksi

yang

disebut

perbandingan Steering Gear, Perbandingan yang semakin besar akan menyebabkan kemudi menjadi semakin ringan, tetapi jumlah putarannya akan bertambah banyak, untuk sudut belok yang sama. Steering gear ada beberapa type dan yang paling banyak di gunakan adalah type recirculating ball dan rack and pinion. Tipe yang pertama ( recirculating ball ) digunakan pada mobil penumpang ukuran sedang sampai besar dan mobil komersial. Sedangkan tipe kedua ( rack and pinion ), digunakan pada mobil penumpang ukuran kecil sampai sedang. 4)

STEERING

LINGKAGE

berfungsi sebagai

penghubung

untuk

memindahkan tenaga putar dari steering wheel ke roda depan. Steering linkage terdiri dari rod dan arm yang meneruskan tenaga gerak dari steering gear ke roda depan. Walaupun mobil bergerak naik dan turun, gerakan roda kemudi harus diteruskan ke roda-roda depan dengan sangat tepat setiap saat. Ada beberapa tipe steering linkage dan konstruksi joint yang dirancang untuk tujuan tersebut.  Steering linkage untuk suspensi rigid  Steering linkage untuk suspensi independent Bentuk yang tepat sangat mempengaruhi kestabilan pengendaraan.

12

Gambar 1. 2: Komponen Utama Sistem Kemudi o

Pitman Arm

Gambar 1. 3: Pitman-Arm Pitman arm meneruskan gerakan gigi kemudi ke relay rod atau drag link. Berfungsi untuk merubah gerakan putar steering column menjadi gerakan maju mundur. o Relay Rod

Gambar 1. 4: Relay Rod Relay rod dihubungkan dengan pitman arm dan tie rod end kiri serta kanan. Relay rod ini berfungsi untuk meneruskan gerakan pitman arm ke tie rod.

13

o Rack End ( Long tie rod )

Gambar 1. 5: Rack End ( Long Tie Rod ) Long Tie rod dipasangkan pada tie rod untuk menghubungkan tie rod dengan gigi rack pada kemudi rack & pinion , relay roda dan lain-lain yang berfungsi untuk meneruskan gerakan rack ke tie rod. o

Tie Rod

Gambar 1. 6: Tie Rod Ujung tie rod yang berulir dipasang pada ujung rack end ( long tie rod ) pada kemudi rack & pinion, atau ke dalam pipa penyetelan pada recirculating ball, dengan demikian jarak antara joint- joint dapat disetel.

Gambar 1. 7: Steering Linkage

14

o

Knuckle arm

Gambar 1. 8: Knuckle Arm Knuckle arm berfungsi meneruskan gerakan tie rod atau drag link ke roda depan melalui steering knuckle. o

Steering knuckle

Gambar 1. 9: Steering Knuckle Steering knuckle untuk menahan beban yang diberikan pada roda-roda depan dan berfungsi sebagai poros putaran roda. Berputar dengan tumpuan ball joint atau king pin dari suspension arm o

Idler arm

Gambar 1. 10: Idler Arm Pivot dari idler arm dipasang pada body dan ujung lainnya dihubungkan dengan relay rod dengan swivel joint. Arm ini memegang salah satu ujung relay rod dan membatasi gerakan relay rod pada tingkat tertentu

15

2. Sistem Kemudi Rack & Pinion Rack & pinion dirancang memiliki kelebihan sangat besar yaitu kemudi langsung bereaksi menggerakkan roda apabila roda kemudi diputar. Kerugiannya adalah bahwa hal itu tidak ada penyetelan pada gigi kemudinya, sehingga ketika terjadi keausan pada gigi kemudi , satusatunya jalan adalah menggantinya.

Gambar 1. 11: Mobil BMW Seri 327 Tahun 1939 BMW mulai menggunakan sistem kemudi Rack & pinion di tahun 1930an, dan banyak produsen Eropa lainnya mengadopsi teknologi tersebut. Mobil Amerika mengadopsi kemudi rack & pinion dimulai dengan Ford Pinto pada tahun 1974. a. Rangkaian Jenis Kemudi Rack & Pinion

Gambar 1. 12: Jenis Kemudi Rack & Pinion

16

17

b. Komponen – Komponen Kemudi Jenis Rack & Pinion

Gambar 1. 13: Komponen Jenis Kemudi Rack & Pinion Cara kerja : Dengan memutar roda kemudi , maka putaran tersebut diteruskan oleh coulumn dan Pinion akan berputar, kemudian rack akan bergerak ( ke kiri dan ke kanan ). c. Macam – Macam Konstruksi Kemudi Rack Dan Pinion Pinion tengah tie rod pinggir :

Gambar 1. 14: Pinion Tengah Tie Rod Pinggir Keuntungan : 

Jika terjadi tabrakan , keamanan lebih baik karena tidak terhubung langsung dengan batang kemudi



18

Produksi lebih efisien untuk dibuat kemudi kiri atau kanan.

Kerugian : 

Kontak gigi kecil



Pemegasan tidak baik, karena tie rod pendek



Pemakaian tempat besar Pinion Pinggir Tie – Rod Tengah :

Gambar 1. 15: Pinion Pinggir Tie Rod Tengah

Keuntungan : 

Kontak gigi besar



Pemegasan baik, tie rod yang panjang pada waktu pemegasan terjadi perubahan geometri roda kecil



Pemasangan tie rod bebas / tidak terikat dengan tinggi lengan suspensi

Kerugian : 

Konstruksi rumah lebih kuat, karena rumah menahan gaya radialdan tie rod



Pemakaian tempat besar

Pinion pinggir tie -rod pinggir

Gambar 1. 16: Pinion Pinggir Tie Rod Pinggir

19

Keuntungan:  Kontak gigi besar( pinion miring terhadap rak )  Harga murah  Memerlukan sedikit tempat 3. Sistem Kemudi Worm & Roll dan Kemudi Recirculating Balls Desain sistem kemudi yang lebih tua menggunakan dua jenis utama, yaitu jenis Worm & Roll ( Cacing dan rol ) dan jenis Screw & Nut atau jenis Recirculating balls. Kedua jenis ditingkatkan dengan mengurangi gesekan, untuk screw & nut itu adalah mekanisme bola bersirkulasi, yang masih ditemukan di truk dan kendaraan angkutan lainnya. Kolom kemudi merupakan sekrup besar yang berpasangan dengan mur dan dibatasi oleh bola sirkulasi. Jika sekrup atau baut yang merupakan kolom kemudi diputar, maka mur menggerakkan gigi sektor yang menyebabkan sektor berputar terhadap sumbu. Bola bersirkulasi ini mengurangi gesekan yang cukup besar dengan menempatkan bantalan bola besar antara baut dan mur, di kedua ujung pipa pada mur keluar bola antara dua lubang internal yang menyalurkan ke kotak yang menghubungkan mereka dengan ujung pipa sehingga mereka "diresirkulasi" a. Rangkaian sistem kemudi Recirculating balls

Gambar 1. 17: Jenis Kemudi Recirculating Ball

20

Gambar 1. 18: Konstruksi Kemudi Worm & Roll b. Konstruksi Dan Nama – Nama Bagian Worm Dan Rol

Gambar 1. 19: Kemudi Worm & Roll dan Nama Komponen

c. Kontak Gigi Worm Dan Roll Rol pada posisi tengah :Celah kontak gigi kecil

Gambar 1. 20: Kontak Gigi di Tengah

21

Rol pada posisi pinggir :Celah kontak gigi besar.

Gambar 1. 21: Kontak Gigi di Pinggir Saat penyetelan : Roll harus pada posisi tengah d. Nama Komponen Gigi Kemudi Jenis Recirculating Ball

Gambar 1. 22: Komponen Kemudi Recirculating Balls Cara kerja : Perubahan gesek : Gerak putar baut kemudi ( Roda kemudi ) dirubah menjadi gerak lurus memanjang mur kemudi, diteruskan menjadi gerak ayunan lengan pitman ( melalui sektor ).

22

Fungsi Bola Pasangan mur baut dengan perantara peluru

Gambar 1. 23: Pasangan Mur dan Baut Perantara bola baja Dengan adanya bola gesekan menjadi kecil dan Mur dapat bergerak turun dengan sendirinya , jadi fungsi bola berguna untuk memperkecil gesekan. 4. Power Steering ( Penguat Tenaga Kemudi ) Power steering membantu meringankan pengemudi

untuk mengarahkan

kendaraan dengan memutar rroda kemudi. Sebagai kendaraan telah menjadi lebih berat dan jika beban kendaraan beralih ke roda depan, terutama menggunakan sudut geometri

negatif ( sudut camber negatif ), bersama

dengan peningkatan lebar ban dan diameter, upaya yang diperlukan untuk memutar roda kemudi mereka telah meningkat beratnya. Untuk meringankan pengemudian

ini produsen mobil telah mengembangkan sistem power

steering, ada dua jenis sistem power steering yaitu hydraulic power steering ( HPS ) dan elektronik power steering ( EPS ). Hydraulic Power steering (HPS) menggunakan tekanan hidrolik yang diberikan oleh pompa , minyak didorong untuk membantu gerakan memutar roda kemudi. Elektronik Power Steering ( EPS ) , adalah jenis power steering yang dalam bekerjanya

menggunakan

motor

listrik

untuk

membantu

meringkan

pengemudian. Elektronik power steering (EPS) lebih efisien daripada power steering hidrolik, karena power steering motor listrik hanya perlu untuk memberikan bantuan ketika roda kemudi diputar, sedangkan pompa hidrolik harus bekerja atau berjalan terus-menerus. Adapun yang mempengaruhi beratnya power steering adalah sebagai berikut  Kecepatan rendah ( Contoh : parkir )  Kesalahan penyetelan geometri roda ( sudut camber negatif ).  Tekanan ban rendah

23

 Ukuran ban ( lebar ban )  Perbandingan gigi kemudi yang tinggi  Kerusakan pada sistem pompa a. Fungsi Power Steering Dari uraian di atas kita tahu bahwa Power Steering ( Penguat tenaga kemudi ) adalah peralatan tambahan pada sistem kemudi yang berfungsi untuk

meringankan

kerja

pengemudian

pada

mobil.

Maksudnya

pengemudian pada saat mobil berjalan pelan atau pada saat manuver melakukan parkir. Dan pada saat mobil dengan kecepatan tinggi berfungsi menjaga keamanan kemudi artinya roda kemudi seakan terkunci dan tidak mudah untuk berbelok, karena didalam pompa power steering terdapat komponen yang mengatur hal tersebut. b. Hydraulis Power Steering Seperti dijelaskan bahwa dalam bekerjanya hydraulis power steering menggunakan media fluida , yaitu oli hidrolis atau yang dikenal dengan istilah power steering fluida dan bisa juga menggunakan ATF atau automatic transmision fluid.

Gambar 1. 24: Hydraulic Power Steering Hydraulic power steering masih banyak digunakan pada saat ini, khususnya untuk mobil penumpang, adapun untuk mobil kecil atau yang dikenal dengan city car banyak yang sudah menggunakan elektronik power steering.

24

Gambar 1. 25: Sistem Kemudi dengan Hydraulic Power Steering 5. Komponen Power Steering a.

Pompa Power Steering Pompa power steering berfungsi untuk membangkitkan tekanan hidrolis pada sistem power steering. Tekanan tersebut tercipta karena mesin mobil hidup dan menggerakkan pompa power steering, adapun cara bekerjanya pompa power steering tersebut , adalah sebagai berikut : 

Rotor berputar bersama-sama pulley yang digerakkan oleh mesin mobil melalui belt.



Bersamaan dengan berputarnya rotor, maka baling-baling akan mengembang untuk menghisap fluida, dan seterusnya ditekan ke out put dengan cara baling-baling mengecil sehingga terciptalah tekanan pada fluida.

Gambar 1. 26: Pompa Power Steering

25

Gambar 1. 27: Unit Penekan Pompa Power Steering b. Katup pengatur aliran Katup pengatur aliran mempunyai fungsi untuk mengatur aliran tekanan hidrolis ke saluran yang diinginkan, agar pada saat belok kekiri maupun kekanan pengemudian bisa menjadi ringan. Dan mengatur aliran kapan saat menekan serta kapan saat mengembalikan hidrolis ke reservoir. Konstruksi katup pengatur aliran ini memungkinkan untuk mengatur aliran hidrolis yang bertekanan ke sisi kiri dan bersamaan pula mengatur aliran bertekanan rendah ke sisi kanan dan sebaliknya.

Gambar 1. 28: Konstruksi Katup Pengatur Aliran

26

Gambar 1. 29: Keluar dan Masuknya Aliran Cairan Aliran fluida pada sistem power steering di saat jalan lurus , adalah aliran fluida seperti mengalir pada sirkuit tertutup yaitu dari reservoir ke pompa kemudian diteruskan oleh katup pengatur aliran ke reservoir. Adapun pada saat belok ke kiri atau kekanan alirannya sebagai berikut : Aliran fluida dari reservoir masuk ke pompa power steering, kemudian ditekan ke katup pengatur aliran dan diteruskan tekanan fluida ke silinder kemudi kiri atau kanan. Dari silinder kemudi kiri atau kanan fluida yang bertekanan rendah dialirkan kembali ke reservoir. Dengan adanya batang torsi pada poros gigi rack, dimungkinkan bahwa apabila kemudi dibelokkan dan roda kemudi diam maka posisi katup pengatur aliran akan memosisikan netral seperti pada saat jalan lurus. Hal ini agar sistem kemudi dengan power steering nyaman dan aman untuk dikendalikan.

Gambar 1. 30: Konstruksi Aliran Fluida saat Lurus

27

Gambar 1. 31: Konstruksi Aliran Fluida saat Belok Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa power steering pada saat belok diam kedudukan katup seperti keadaan lurus. c. Katup Pengatur Volume “ Sebanding Putaran Mesin” Semakin tinggi putaran mesin, semakin tinggi kecepatan kendaraan akibatnya semakin besar tekanan pada pompa power steering. Semakin tinggi putaran mesin , semakin tinggi kecepatan kendaraan, efeknya maka semakin kecil kontak ( gesekan ) roda terhadap jalan. Oleh karena itu maka pada pompa power steering out put tekanan fluida yang digunakan harus direduksi agar tekanan maupun volumenya dapat di atur sedemikian rupa sesuai dengan keperluannya. Hal tersebut diperlukan penurunan tekanan fluida yang membantu power steering dengan jalan menurunkan volume fluida yang dihasilkan oleh pompa untuk membantu penguat tenaga kemudi, maka pompa power steering dilengkapi dengan Katup Pengatur Volume yang sebanding putaran mesin.

Gambar 1. 32: Katup Pengatur Volume

28

Cara kerja katup pengatur Volume Putaran rendah ( 650 – 1250 rpm )

Gambar 1. 33: Katup Pengatur pada Putaran 650 - 1250 RPM 

Tekanan pompa P1 di depan katup A dan P2 di belakang katup A



Setelah Fluida melewati lubang 1 dan lubang 2 ada perbedaan tekanan antara P1 dan P2



P1 lebih besar daripada tekanan P2 katup A bergerak mundur dan lubang menuju reservoar membuka sehingga sebagian fluida kembali ke reservoar

Putaran sedang ( 1250 – 2500 rpm )

Gambar 1. 34: Katup Pengatur pada Putaran 1250 - 2500 RPM. 

Tekanan pompa P1 bekerja di belakang katup B



Setelah tekanan P1 melebihi gaya pegas B, dan katup B bergerak ke depan mempersempit lubang 2, akibatnya P2 rendah



Perbedaan tekanan P1 dan P2 menjadi bertambah besar dan katup A terdorong ke belakang sehingga memperbesar lubang ke reservoar.

29

Putaran Tinggi ( Di Atas 2500 rpm )

Gambar 1. 35: Katup Pengatur pada Putaran di atas 2500 RPM 

Setelah putaran melebihi 2500 rpm katup B terdorong ke depan menutup lubang 2



Tekanan P2 ditentukan oleh jumlah fluida yang lewat lubang 1



Minyak yang menuju rumah gigi kemudi hanya lewat lubang 1 denan volume terbatas  3,3 liter / menit

Katup tekanan lebih :

Gambar 1. 36: Katup Pengatur pada Tekanan Lebih 

Katup tekanan lebih terletak di dalam katup A



Apabila tekanan P2 melebihi  80 Bar, katup tekanan lebih ( katup bola ) membuka  untuk menurunkan tekanan



Apabila tekanan P2 turun  katup A lebih terdorong ke kiri  untuk membuka lubang ke reservoar

30

d. Sambungan Kemudi 1) Macam-macam sambungan kemudi Sambungan kemudi pada gigi kemudi jenis recirculating balls berbeda dengan sambungan kemudi pada gigi kemudi model rack & pinion. Akan tetapi prinsipnya sama , yaitu meneruskan gaya putar dari gearbox steering ke roda depan dengan arah kiri dan kanan.

2) Sambungan kemudi ( steering linkage ) pada kemudi recirculating balls Gambar 1.37 merupakan komponen-komponen sambungan kemudi atau steering linkage pada jenis kemudi recirculating balls dan worm & roll. Sambungan jenis ini sangat baik untuk meredam getaran pada pengemudian, sehingga pengemudi merasa nyaman, selain itu dapat mengimbangi kerja sistem suspensi.

Gambar 1. 37: Komponen Steering Linkage Kemudi Recirculating Balls 3) Sambungan Kemudi Lengan Trapesium Sambungan kemudi jenis lengan trapesium yang digunakan pada mobil sekarang, yang mana sambungan jenis ini diciptakan oleh Achermann sehingga sambungan kemudi tersebut dikenal dengan istilah Ackermann steering geometri. Ackermann steering geometri adalah pengaturan geometris hubungan dengan kemudi mobil atau kendaraan lain yang dirancang untuk memecahkan masalah roda pada saat belok, baik itu roda dalam maupun roda bagian luar dalam hal menelusuri lingkaran dengan jari-

31

jari yang berbeda atau sudut belok berbeda untuk roda kiri dan kanan pada saat mobil berbelok. Hal ini ditemukan oleh orang Jerman pada saat pembangunan kereta yang bernama Georg Lankensperger di Munich pada tahun 1817, kemudian dipatenkan oleh agennya di Inggris, Rudolph Ackermann (1764-1834) pada tahun 1818 untuk kereta kuda.

Gambar 1. 38: Sambungan Kemudi Prinsip Achermann

Gambar 1. 39: Prinsip Achermann saat Belok

32

D. Aktifitas Pembelajaran Peserta diklat membaca dengan seksama uraian materi, jika ada yang kurang jelas peserta dapat bertanya/mendiskusikan dengan fasilitator. Peserta

mengerjakan

tugas

dan

latihan

untuk

mengetahui

tingkat

pemahaman materi yang dibahas. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian melaksanakan tugas yang ada. Selain itu peserta perlu mengidentifikasi peralatan keselamatan kerja yang layak digunakan pada saat pelatihan di bengkel agar terhindar dari kecelakaan .

E. Latihan / Tugas Soal 1. Gambar di bawa ini adalah sistem kemudi jenis apa ?

a. Rack & Pinion b. Recirculating ball c. Cacing dan roll d. Worm & nut 2. Nama komponen di bawa ini adalah . . . .

33

a. Pompa power steering b. Gear box steering c. Gigi rack d. Gigi pinion

3. Gambar berikut adalah . . . .

a. Tie rod b. Long tie rod c. Knuckle arm d. Pitman arm

4. Apa yang terjadi jika tie rod aus ? a. Gerak bebas ( speeling ) roda kemudi menjadi besar b. Setir menjadi ringan pada saat belok c. Sudut belok roda kemudi menjadi lebih besar d. Sudut belok roda kemudi menjadi kecil

5. Penyetelan pre load yang terlalu kencang menyebabkan . . . . a. Setir / kemudi menjadi lebih berat pada saat belok b. Setir menjadi lurus dan stabil pada saat jalan lurus c. Setir menjadi lebih stabil pada saat kecepatan tinggi d. Tie rod akan cepat aus dan rusak jika sering berbelok 6. Apa yang terjadi jika long tie rod aus ? a. Gerak bebas ( speeling ) roda kemudi menjadi besar b. Setir menjadi ringan pada saat belok c. Sudut belok roda kemudi menjadi lebih besar d. Sudut belok roda kemudi menjadi kecil

34

7. Mengapa pada saat penyetelan speeling pada sistem kemudi recirculating ball pada posisi gigi ditengah ? a. Agar celah gigi sektor dan gigi mur pada saat jalan lurus masih ada. b. Agar pada saat belok tidak mengunci gigi kemudinya c. Agar pada saat belok setirnya tidak berat d. Agar pada saat kecepatan tinggi stabil.

35

F. Rangkuman 1. Materi tentang Sistem Kemudi terdiri dari : (a) Sistem Kemudi Rack & Pinion dan Sistem Kemudi Recirculating ball , dalam sistem kemudi ini membahas tentang kemudi manual , yang mana fungsi sistem kemudi adalah merubah arah gerak kendaraan melalui roda depan, dengan cara memutar roda kemudi sehingga tercapai tujuan pengemudi sesuai keinginannya. (b) nama komponen dan fungsinya , gearbox steering berfungsi memungkinkan roda depan dapat diarahkan sesuai dengan arah putaran kemudi yang diinginkan, sambungan kemudi untuk meneruskan gaya dari roda kemudi ke roda depan. 2. Materi power steering terdiri dari : (a) Pompa yaitu untuk membangkitkan tekanan pada fluida untuk membantu meringkan pengemudian, (b) katup pembagi aliran yaitu mengatur kemana aliran fluida yang bertekanan tersebut diarahkan.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Peserta pelatihan setelah menyelesaikan proses pembelajaran dalam modul ini diharapkan mempelajari kembali materi/bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini sampai tuntas untuk dipahami secara mendalam. Setelah itu hendaknya pengetahuan sendirinya

sebagai

bekal

dari modul ini bisa dikembangkan dengan dalam

melaksanakan

tugas

keprofesian

guru/pendidik, dan untuk bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru dengan ketuntasan minimal materi 80%. Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban mengikuti uji kompetensi. Dalam hal uji kompetensi, jika hasil tidak dapat mencapai batas nilai minimal ketuntasan yang ditetapkan, maka peserta uji kompetensi wajib mengikuti diklat sesuai dengan grade perolehan nilai yang dicapai.

H. Kunci Jawaban 1. (a) Rack & Pinion 2. (a) Pompa power steering

36

3. (a) Tie rod 4. (a) Gerak bebas ( speeling ) roda kemudi menjadi besar 5. (a) Setir / kemudi menjadi lebih berat pada saat belok 6. (a) Gerak bebas ( speeling ) roda kemudi menjadi besar 7. (a) Agar celah gigi sektor dan gigi mur pada saat jalan lurus masih ada.

37

KEGIATAN

PEMBELAJARAN

2:

MEMPERBAIKI

RODA A. Tujuan Setelah belajar materi kegiatan belajar 2 ini pesertadiharapkan: 1. mampu menelaah peleg dan ban 2. mampu mendiagnosis kerusakan peleg dan ban 3. mampu memperbaiki peleg dan ban

B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menelaah peleg dan ban 2. Mendiagnosis kerusakan peleg dan ban 3. Memperbaiki peleg dan ban

C. Uraian Materi 1. Roda Sebuah rodaadalah komponen melingkar yang dimaksudkan untuk berputar pada bantalan poros. Roda adalah salah satu komponen utama kendaraan atau mobil. Roda dalam hubungannya dengan as roda, memungkinkan benda yang berat dapat dipindahkan dengan mudah. Sebuah roda sangat mengurangi gesekan dengan memfasilitasi gerakan dengan rolling bersama-sama dengan penggunaan as roda. Sejarah Roda Penemuan roda jatuh di Neolitik akhir, dan dapat dilihat dalam hubungannya dengan kemajuan teknologi lainnya yang memunculkan awal Zaman Perunggu.  9500-6500 SM: Aceramic Neolitik  6500-4500 SM: Keramik Neolitik ( Halafian ), roda kayu awal ( piringan dengan lubang untuk as roda )  4500 SM: penemuan roda tembikar, mulai dari Chalcolithic (Ubaid periode)  4500-3300 SM: Chalcolithic, kendaraan roda awal, domestikasi kuda

38

 3300-2200 SM: Awal Zaman Perunggu  2200-1550 SM: Bronze Age Tengah, penemuan roda spoked dan kereta.

Gambar 2. 1: Roda dari Piringan Kayu Pada awalnya roda awal adalah piringan kayu sederhana dengan lubang untuk as roda. Karena struktur kayu, satu potong batang horizontal pohon tidak akan cocok, karena tidak memiliki kekuatan struktural untuk mendukung tekanan yang relevan.

Gambar 2. 2: Roda Mobil Sekarang

Roda sekarang terdiri dari pelek dan ban, yang merupakan komponen utama mobil dengan segala tuntutan sesuai dengan teknologi kendaraan masa kini. Pelek terbuat dari logam sedangkan ban terdiri dari bahan terbanyak adalah karet , kawat baja, karbon dan nilon atau polyester. 2. Peleg ( Velg ) RIM adalah tepi luar peleg yang memegang ban. Kebanyakan orang menyebut RIM istilah lain dari peleg. Peleg adalah bagian dari roda yang berfungsi untuk menerima berat dan semua beban kendaraan serta gaya yang ditimbulkan oleh kondisi jalan. Oleh karena itu pelek dituntut harus :

 Kuat dan ringan

39



Dapat memindahkan panas dengan baik ( akibat dari rem dan gesekan ban)



Perawatan mudah

a. Jenis–Jenis Pelek Menurut Bahannya 1)

Pelek Baja (besi)

Gambar 2. 3: Peleg Baja Pelek ini dibuat dari baja yang dipres (dari lembaran baja yang digulung dan dipres) Sifat-Sifatnya : a) Daya tahan pemakaian tinggi b) Tingkat kualitas pelek dapat dibuat seragam c) Perawatan sangat mudah d) Murah 2) Pelek Alumunium Paduan Kebanyakan pelek jenis ini dibuat dari paduan aluminium dan magnesium. Jenis pelek ini selain tampilannya bagus dan menarik juga menyerap panas lebih baik. Selain hal tersebut diatas , pelek aluminium paduan ini mempunyai sifat lainnya , yaitu :  Ringan dapat memberikan kenyamanan pada kendaraan  Memerlukan mur khusus untuk pengikatan roda  Kekencangan mur / baut roda perlu diperiksa berkala (1500 km pertama harus diperiksa)

40

Gambar 2. 4: Peleg Aluminium Paduan

b. Ukuran kode peleg Sebuah peleg tertera kode sebagai berikut : 7½ x 17 ; 4 x 114.3 dan ET+40. Angka 7½ pada rangkaian kode 7½ x 17 merupakan lebar peleg dalam satuan inci sementara angka 17 merupakan diameter peleg dalam satuan inci. Arti angka 7½ x 17 berarti peleg memiliki lebar 7½ inci dengan diameter 17 inci. Sedangkan rangkaian kode 4 x 114.3 pada peleg merupakan kode untuk menunjukkan jumlah baut , yaitu 4 buah baut dan 114.3 merupakan kode untuk PCD (Pitch Circle Diameter) yaitu diameter pola lingkaran posisi baut dalam satuan milimeter.

c. Offset Peleg Adapun kode ET merupakan ukuran offset peleg. Peleg memiliki dua tanduk yaitu tanduk luar dan tanduk dalam. Jika dudukan baut peleg berada tepat di tengah-tengah antara tanduk luar dan tanduk dalam ( centerline) berarti peleg memiliki offset “0”. Posisi dudukan baut peleg semakin ke arah luar berarti peleg memiliki offset positif demikian pula sebaliknya jika posisi dudukan roda cenderung lebih ke arah dalam berarti negatif. Jadi jika pada peleg tertulis ET +40 itu artinya posisi dudukan baut roda pada peleg bergeser ke luar sejauh 40 mm.

41

Gambar 2. 5: Macam-macam Offset Peleg d. Peleg Terbagi Dikatakan peleg terbagi karena pada peleg ini ada ring pengunci sebagai pengunci pada saat memasang atau mengganti ban. Peleg terbagi kebanyakan digunakan pada kendaraan berat, seperti truck dan bus. Oleh karena itu peleg terbagi harus kuat dan mampu menahan beban berat, sehingga bahannya terbuat dari baja. Peleg terbagi mempunyai kelebihan dalam penggantian ban , yaitu penggantian ban sangat mudah dengan cara melepas ring penguncinya terlebih dahulu.

Gambar 2. 6: Peleg Terbagi Dalam pemasangan ring pengunci pastika bahwa ring mengunci dengan sempurna, karena apabila ring penguncinya tidak sempurna dalam mengunci kemungkinannya akan terlepas pada saat memompa angin bannya.

42

Gambar 2. 7: Komponen Peleg Terbagi

Gambar 2. 8: Mur-Baut Roda Truck

e. Mur , Baut dan Pemasangan Roda (Peleg) Untuk memasang peleg atau roda pada hub mobil maka diperlukan mur sebagai

penguncinya.

Akan

tetapi

ada

beberapa

mobil

yang

menggunakan baut untuk mengunci roda, contohnya : Mercedes , dan BMW serta Peugeot. Ada dua jenis mur yang digunakan pada pengikatan yaitu bentuk rata dan kerucut atau tirus.

Gambar 2. 9: Mur Roda Model Tirus

43

Gambar 2. 10: Mur Roda Model Rata

Gambar 2. 11: Urutan Pengencangan Mur Roda Mengapa demikian ? Untuk

mencegah ketidaklurusan

posisi roda

dan

penyimpangan



penyimpangan sudut-sudut roda. Artinya agar peleg bisa menempel rata pada hub., dan momen kekencangan mur / baut roda antara 8 – 12 KgM.

3. Ban Ban adalah peranti yang menutupi velg suatu roda. Ban adalah bagian penting dari kendaraan darat, dan digunakan untuk mengurangi getaran yang disebabkan ketidakteraturan permukaan jalan, melindungi roda dari aus dan kerusakan, serta memberikan kestabilan antara kendaraan dan tanah untuk meningkatkan percepatan dan mempermudah pergerakan. Ban merupakan bagian dari kendaraan yang langsung berhubungan dengan jalan. Dan berfungsi untuk menjamin kendaraan berjalan nyaman dan aman dengan mengurangi hambatan – hambatan gelinding ( rolling resistance ) roda.

44

a. Fungsi Ban 1) Fungsi Utama Ban 

Menahan beban

Gambar 2. 12: Memikul Beban Kendaraan Dalam hal menahan beban, yang paling berpengaruh adalah tekanan angin, karena angin dalam ban berfungsi untuk menopang berat kendaraan dan muatan. 

Meredam guncangan Tekanan angin dan tipe ban (radial/ bias) sangat berpengaruh dalam meredam guncangan awal sebelum diredam lagi oleh suspensi. Ban tipe radial mampu meredam guncangan lebih baik daripada ban tipe bias.

Gambar 2. 13: Meredam Guncangan 

Meneruskan tenaga dari mesin Ban berfungsi untuk meneruskan gaya gerak dan pengeraman ke permukaan jalan, hal ini berkaitan dengan kinerja traksi dan pengereman. Yang berpengaruh dalam hal ini adalah pattern atau kembangan telapak ban.

45

Gambar 2. 14 Meneruskan Gaya Gerak 

Meneruskan fungsi kemudi Ban sangat penting dalam mengontrol arah kendaraan, hal ini akan menentukan kemampuan bermanuver dan kestabilan dalam berkendara.

Gambar 2. 15: Meneruskan Pengemudian b. Konstruksi Ban 1)

Ban Bias ( Diagonal ) Ban bias adalah ban yang dibuat dengan susunan dua atau lebih benang yang melingkar dari bead ke bead dengan membentuk sudut 40 derajat hingga 65 derajat terhadap garis tengah lingkaran ban. Ban dengan struktur bias adalah yang paling banyak dipakai pada kendaraan angkutan, karena ban konstruksi ini hanya mengandalkan kekuatan menahan beban berat.

Gambar 2. 16: Konstruksi Ban Bias

46

Gambar 2. 17: Nama Bagian Ban Bias

Kode dan ukuran ban bias. Kode Ukuran ban bias berbeda dengan kode ukuran ban konstruksi Radial, contoh kode ukuran ban bias adalah 7.50 – 16 8PR , artinya angka 7.50 dari rangkaian kode 7.50 – 16

8PR

merupakan lebar ban dalam satuan inchi , 16 merupakan diameter RIM dalam satuan inchi kemudian kode 8PR adalah bahwa lapisan karkas pada ban tersebut kekuatannya setara dengan 8 lapisan jika lapisan karkasnya terbuat dari cotton. Jadi kode ban bias 7.50 – 16

8PR adalah ban tersebut mempunyai lebar 7.5

inchi dan diameter untuk RIM 16 inchi serta mempunyai kekuatan beban pikul setara 8 lapisan karkas. 2)

Ban Radial Ban radial adalah sejenis desain banotomotif. Rancangan ban radial pertama dipatenkan pada tahun 1915 oleh Arthur W. Savage, seorang produsen ban yang sukses dan seorang penemu di San Diego, California. Paten Savage telah kadaluarsa pada tahun 1949. Ban radial biasanya digunakan untuk mobil berpenumpang dan truk ringan dan jarang digunakan untuk kendaraan berat seperti tronton atau kendaraan berat lainnya. Ban radial memiliki konstruksi carcass cord membentuk sudut 90 derajat terhadap keliling lingkaran ban. Jadi dilihat dari samping

47

konstruksi cord adalah dalam arah radial terhadap pusat atau crown dari ban. Bagian dari ban berhubungan langsung dengan permukaan jalan diperkuat oleh semacam sabuk pengikat yang dinamakan "Breaker" atau "Belt". Ban Radial memiliki jalinan plycord yang membentang dari satu bibir ban ke bibir ban sampingnya. Jalinan antara Plycord juga di perkuat oleh sabuk kawat baja.

Gambar 2. 18:Nama Bagian Ban Radial Nama dan Fungsi Bagian Ban Radial 

Tread adalah lapisan karet luar bagian telapak ban yang berfungsi untuk melindungi carcass ban terhadap keausan ,

benturan,

kerusakandan tusukan obyek dari luar yang dapat merusak ban. Tread dibuat banyak pola yang disebut Pattern, yang langsung berhubungan dengan permukaan jalan dan menghasilkan tahanan gesek yang memindahkan gaya gerak dan gaya pengereman kendaraan ke permukaan jalan. 

Breaker dan Belt adalah bagian lapisan benang ( pada ban Bias terbuat dari tekstil, sedangkan pada ban Radial terbuat dari kawat baja ) yang diletakkan di antara tread dan carcass / casing yang memperkuat daya rekat keduanya . Berfungsi untuk melindungi serta meredam benturan yang terjadi pada Tread agar tidak langsung diserap oleh Carcass / Casing.

48



Carcass / Casing adalah lapisan benang pembentuk ban dan merupakan rangka ban yang keras, berfungsi untuk menahan udara yang bertekanan tinggi, tetapi harus cukup flexibel untuk meredam perubahan beban dan benturan. Carcass terdiri dari ply ( layer ) dari tire cord yang direkatkan menjadi satu dengan karet.



Bead adalah bundelan kawat yang disatukan oleh karet yang keras dan berfungsi berfungsi untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh karena berbagai gaya yang bekerja. Udara bertekanan di dalam ban mendorong bead keluar pada rim peleg dan tertahan kuat disana. Bead dilindungi dari kerusakan karena gesekan dengan peleg dengan jalan memberinya lapisan karet keras yang disebut Chafer strip.



Sidewall adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan berfungsi untuk melindungi carcass terhadap kerusakan dari luar.Di sidewall tercantum nama pabrik pembuat, ukuran ban, dan informasi lainnya.



Inner Liner adalah pengganti ban dalam dan terbuat dari campuran karet yang kedap udara.

Gambar 2. 19: Struktur Ban

49

Gambar 2. 20: Bagian Bead Area a) Kode Ukuran ban Radial Ban mempunyai bahasa sendiri untuk berkomunikasi dengan penggunanya. Bahasa ban yang berupa serangkaian angka dan huruf menunjukkan data-data spesifikasi, merek dan tipe, yang universal dan sudah disepakati oleh semua produsen ban di seluruh dunia. Sebagai contoh ada ban dengan kode seperti pada gambar 2.31 , Ban Radial dengan kodenya, yaitu : 205 / 65 R 15 94 H Angka 205 dari rangkaian kode 205 / 65 R 15 94 H merupakan lebar ban dalam satuan milimeter , kemudian angka 65 adalah aspek rasio ban dalam satuan prosentase terhadap lebar ban, dan huruf R merupakan konstruksi Radial serta angka 15 merupakan diameter RIM dalam satuan inchi kemudian angka 94 merupakan load index atau indek beban dalam satuan KG maksimum sedangkan huruf H merupakan kode simbol indek kecepatan (speed index ) dalam satuan KM / jam.

Gambar 2. 21: Kode dan Ukuran Ban Radial

50

b) Indeks ( Simbol ) Kecepatan dan Indeks Beban Indeks kecepatan adalah simbol huruf mulai dari J sampai dengan Z yang telah disepakati bersama seluruh produsen ban untuk menunjukkan batas kecepatan maksimum yang aman, yang juga berhubugan

dengan

indeks

beban.

Tabel

di

bawah

ini

memberikan informasi nilai indeks beban dan simbol kecepatan untuk masing-masing simbol atau nilai.

Simbol Kecepatan (simbol and kecepatan maksimum dalam km/jam) J KmH

K

L

M

N

P

Q

R

S

T

H

V

W

Y

100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 210 240 270 300

Keterangan: Simbol “ZR” berarti aman dipacu lebih dari 240km/jam

Indeks Beban (simbol and beban maksimum dalam Kg) LI

Kgs

LI

Kgs

LI

Kg

LI

Kg

LI

Kg

LI

Kg

69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80

325 335 345 355 365 375 387 400 412 425 437 450

81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92

462 485 487 500 515 530 545 560 582 600 615 630

93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104

650 670 690 710 730 750 775 800 825 850 875 900

93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104

650 670 690 710 730 750 775 800 825 850 875 900

105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116

925 950 975 1000 1030 1060 1090 1120 1150 1180 1215 1250

117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128

1285 1320 1360 1400 1450 1500 1550 1600 1650 1700 1750 1800

c) Jenis – jenis Ban Menurut Penggunaannya Dalam penggunaannya ban dibagi menjadi 2 , yaitu menggunakan ban harus memakai ban dalam dan satunya dalam penggunaannya tidak harus menggunakan ban dalam.

51

Tube Type Ban tube type adalah ban yang memiliki ban dalam, artinya dalam penggunaannya harus memakai ban dalam. Jenis ban ini paling banyak terdapat jenis ban motor. Adapun untuk mobil jenis ban ini banyak digunakan pada kendaraan angkutan. Keunggulan dari jenis ban ini antara lain, harga ban lebih murah ketimbang ban tubeless, biaya tambal lebih murah ketimbang ban tubeless, dan bisa memakai peleg jenis apa saja .

Gambar 2. 22: Ban Tube Type Ban Tubeless Ban tubeless lebih keras dibanding ban biasa, hal tersebut karena struktur karet lebih tebal dan padat. Tujuannya adalah pada saat dipasang pada peleg tidak akan bocor ban tersebut melalui poripori ban. Adapaun pada ban tubeless peleg sudah terpasang cop pentil seperti pada gambar 2.39 : valve stem terpasang pada peleg.

Gambar 2. 23: Ban Tubeless

Gambar 2. 24: Macam-macam Valve Stem Tubeless

52

d) PR ( Ply Rating ) Ply Rating adalah ukuran kekuatan ban bias. Semakin tinggi angka rating (selalu bilangan genap), semakin tinggi tekanan angin yang dapat ditahan. Dari tekanan angin itulah, kemampuan mengangkat beban bisa ditentukan dari tabel beban vs tekanan angin. Angka yang ditulis di depan Ply Rating bukan menunjukkan jumlah lapisan yang sebenarnya, tetapi menunjukkan angka kekuatan dari ban. Hal ini tergantung dari jenis bahan yang digunakan sebagai lapisannya

Gambar 2. 25: Kode Ply Rating pada Ban Contoh : Sebuah ban bias tertulis kode 8 PR ( 8 Ply Rating ) bahan dari polyester atau nylon dan lapisanya berjumlah 4 lapisan ( 4 ply ), akan tetapi kekuatannya sama dengan 8 plies ( ply ) jika bahannya terbuat dari cotton.

e) TWI ( Tread Wear Indicators ) Ban merupakan komponen yang sangat vital bagi suatu kendaraan, untuk itu diperlukan ban yang kondisinya masih bagus agar ban dapat berfungsi dengan baik dan keselamatan dapat dicapai. Untuk mengetahui kondisi keausan , maka pada ban diberi tanda yang digunakan memeriksa keausan pada ban berupa tanda Δ atau tulisan TWI. Tinggi TWI umumnya 1,5 s/d 2 mm diukur dari dasar telapak ban ( lihat gambar 2.40 )

53

Gambar 2. 26: Tread Wear Indicator ( TWI )

Gambar 2. 27: Tanda TWI pada Ban

Gambar 2. 28: Mengukur Kedalaman Grove ( Alur Ban ) f) Pola Telapak Ban Saat ini merek dan pola telapak ban begitu bervariasi, memilih ban yang tepat untuk memenuhi kebutuhan berkendaraan sangat diperlukan. Pada dasarnya, pola telapak ban hanya terbagi menjadi tiga golongan utama, yakni Searah (Directional), Simetris (Symmetric), dan Asimetris (Asymmetric). Ketiga golongan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan pengemudi yang berbeda-beda.

54

1) Searah ( Directional ) Ban searah memiliki ciri telapak searah yang menyerupai anak panah atau pola kembangannya berbentuk huruf "v".

Gambar 2. 29: Pola Telapak Ban Directional Karakteristik •

Menepis air dengan sempurna untuk pengendalian yang lebih baik di permukaan basah maupun kering.



Performa dan pengereman yang lebih baik.



Biasanya tersedia dalam ukuran besar (15" keatas) dan memiliki indeks kecepatan yang tinggi.



Dan sangat cocok untuk Pengemudi yang menyukai performa dan kecepatan tinggi.

2) Simetris ( Symmetric ) Ban simetris biasanya memiliki telapak dengan desain RIB yang berkesinambungan atau blok. Kedua sisinya, baik sisi dalam maupun sisi luar memiliki fitur dan kegunaan yang sama. Pada umumnya ban dengan pola simetris memiliki alur yang menyerupai gelombang.

Gambar 2. 30 Pola Telapak Ban Symmetric

55

Karakteristik 

Nyaman dan sangat hening atau tidak berisik



Alur utama untuk menepis air Dan sangat cocok untuk Pengemudi yang menyukai kenyamanan dan keheningan dalam berkendara.

3) Asimetris ( Assymmetric ) Ban asimetris memiliki pola yang unik untuk membedakan kedua bagian sisinya. Bagian luar ban biasanya memiliki desain alur yang lebih besar untuk menepis air dan meningkatkan pengendalian pada jalan basah. Sedangkan bagian dalam ban memiliki alur yang lebih kecil guna memperluas bidang yang bersentuhan dengan jalan sehingga ban lebih stabil.

Gambar 2. 31: Pola Telapak Ban Assymmetric Karakteristik 

Pengendalian yang baik di jalan basah maupun kering.



Pengendalian yang baik pada saat membelok pada kecepatan tinggi. Dan sangat cocok untuk Pengemudi yang menyukai performa tinggi.

g) RFT ( Run-Flate Tire ) Hampir

semua

pabrik

ban

secara

berkala selalu

meningkatkan performa produk-produknya baik dari segi kenyamanan maupun keselamatan. Karena menurut penelitian dan data dari perusahaan ban bahwa 80% dari kecelakaan yang terjadi erat hubungannya dengan ban dan tekanan angin yang kurang. RFT singkatan dari Run Flat Tyre. Ban runflat

56

bisa berjalan dengan aman pada kecepatan tertentu walau tanpa angin. Ban runflat telah dikembangkan guna menjamin keselamatan si pengemudi pada saat ban mengalami bocor dan habis anginnya secara tiba-tiba. Ban-ban konvensional atau biasa akan kempes cepat dan tidak dapat lagi menopang kendaraan ketika sudah tidak ada lagi angin di dalam ban dan akan

rusak

bila

pengemudi

meneruskan

perjalanan

kendaraan.

Gambar 2. 32: Konstruksi RFT Ban RFT secara umum dapat dipakai dalam keadaan tekanan 0 (nol) sejauh 80 Km dengan kecepatan maksimum 80 km/jam,

karena

pada

ban

RFT

konstruksinya

dibuat

sedemikian rupa untuk mendukung kekuatan ban pada saat tekanan angin nol. Pada ban RFT bagian sisi dalam sidewall terdapat karet penguat , sehingga mampu menahan beban kendaraan.

h) Pemasangan Ban Baru Untuk ban baru baik konstruksi radial maupun bias terdapat beberapa tanda ( stempel ) bulat berwarna, yaitu warna putih , warna kuning dan warna merah. Dalam pemasangan ban baru pada peleg , ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam pemasangannya.

57

o

Peleg . Pastikan bahwa peleg dalam kondisi bersih dan kondisi baik tidak bengkok maupun oleng.

o

Ban. Ban harus diperhatikan tanda stempel dari pabrik, berupa tanda bulatan warna putih, warna merah dan warna kuning. Tanda bulatan warna kuning harus tepat pada lubang tempat valve stem atau cop pentil, karena pada tanda bulatan kuning tersebut adalah posisi ban yang paling ringan.

Gambar 2. 33: Tanda Stempel pada Ban Baru

Gambar 2. 34: Tanda Titik pada Ban Baru

58

Gambar 2. 35: Mesin Tyre Changer

Gambar 2. 36 Cara Melonggarkan Bead

Gambar 2. 37 Memasang Roda pada Mesin

Gambar 2. 38 Melepas Bead dari Peleg

59

Gambar 2. 39: Peleg Terpasang pada Mesin

Gambar 2. 40 Melumasi Bead dengan Lubricant

60

D. Aktifitas Pembelajaran Peserta diklat membaca dengan seksama uraian materi, jika ada yang kurang jelas peserta dapat bertanya/mendiskusikan dengan fasilitator. Peserta

mengerjakan

tugas

dan

latihan

untuk

mengetahui

tingkat

pemahaman materi yang dibahas. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian melaksanakan tugas yang ada. Selain itu peserta perlu mengidentifikasi peralatan keselamatan kerja yang layak digunakan pada saat pelatihan di bengkel agar terhindar dari kecelakaan .

E. Latihan / Tugas Soal 1. Gambar berikut menunjukkan konstruksi ban . . . .

a. Radial b. Bias / diagonal c. Semi radial d. Rotasi

2. Ban ukuran 185/70 R14 , apa arti angka 185 ? a. Lebar ban dalam satuan mm b. Diameter ban dalam satuan mm c. Lebar ban dalam satuan inchi d. Diameter ban dalam satuan inchi

3. Pelek ukuran 5½Jx14 , apa arti angka 14 ? a. Diameter pelek dalam satuan inchi b. Lebar pelek dalam satuan inchi

61

c. Diameter pelek dalam satuan mm d. Lebar pelek dalam satuan inchi

4. Dalam pemakaiannya ban jenis tubeless adalah . . . . a. Tanpa menggunakan ban dalam b. Harus menggunakan ban dalam c. Menggunakan gas nitrogen d. Menggunaka gas biasa

5. Perhatikan gambar di bawah ini. Ban tersebut aus karena . . . .

a. Tekanan angin kurang b. Tekanan angin lebih c. Toe terlalu positif d. Toe terlalu negatif 6. Gambar berikut adalah jenis pola telapan ban . Apa jenis pola telapak tersebut ?

a. Rib b. Lug c. Rib Lug d. Kombinasi

7. Mengapa ban tersebut dikatakan radial ? a. Karena batiknya ( kembangannya )

62

b. Karena lebarnya c. Karena konstruksi karkasnya dianyam tegak lurus d. Karena daya cengkeramannya 8. Ban dengan ukuran 5.50 – 13, apa arti angka 5.50 ? a. Lebar ban ( inchi ) b. Tinggi ban ( mm ) c. Tinggi Ban ( inchi ) d. Diameter pelek ( inchi ) 9. Ban dengan kode ukuran 7.50 – 16 , apa arti angka 16 ? a. Tanda ban bias b. Indek ban c. Tinggi ban ( inchi ) d. Diameter pelek ( inchi )

10. Perhatikan gambar berikut !

Pola telapak ban diatas adalah . . . . a. Symetris b. Asymetris c. Directional d. Multi dyrectional

63

F. Rangkuman 1. Materi Peleg terdiri dari : (a) Konstruksi peleg ,yaitu peleg terbagi dan peleg utuh (b) Bahan peleg ,terbuat dari baja dan ada yang terbuat dari aluminium paduan, ukuran dan kode peleg untuk mengetahui berapa ukuran dan offset peleg 2. Mareti Ban terdiri dari : (a) Konstruksi ban , yaitu ban radial dan konstruksi ban bias (b) ukuran dan kode ban , 205 / 65 R 15 H 89 yaitu lebar ban ukuran 205 mm , apek rasio 65% dan diameter peleg 15 inchi , kecepatan maksimum ( H ) adalah 210 Km/jam serta mempunyai indek beban 89 adalah maksimum 582 Kg, (c) Tread patern adalah pola telapak ban 3. Materi RFT terdiri dari : (a) fungsi Run Flat Tire , yaitu jenis ban yang aman karena mobil masih bisa berjalan dengan kecepatan 80 Km/jam dengan jarak 80 Km walaupun tekanan angin ban nol.(b) Konstruksi RFT yaitu ada tambahan karet penguat disidewallnya sehingga mampu menahan beban yang tinggi walapun tekanan angin nol.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Peserta pelatihan setelah menyelesaikan proses pembelajaran dalam modul ini diharapkan mempelajari kembali materi/bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini sampai tuntas untuk dipahami secara mendalam. Setelah itu hendaknya pengetahuan

dari modul ini bisa dikembangkan

dengan sendirinya sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru/pendidik, dan untuk bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru dengan ketuntasan minimal materi 80%. Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban mengikuti uji kompetensi. Dalam hal uji kompetensi, jika hasil tidak dapat mencapai batas nilai minimal ketuntasan yang ditetapkan, maka peserta uji kompetensi wajib mengikuti diklat sesuai dengan grade perolehan nilai yang dicapai.

A. Kunci Jawaban

64

1.

(a) Radial

2.

(a) Lebar ban dalam satuan mm

3.

(a) Diameter pelek dalam satuan inchi

4.

(a) Tanpa menggunakan ban dalam

5.

(a) Tekanan angin kurang

6.

(a) RIB

7.

(c) Karena konstruksi karkasnya dianyam tegak lurus

8.

(a) Lebar ban ( inchi )

9.

(d) Diameter pelek ( inchi )

10. (c) Asymetris

65

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: SISTEM SUSPENSI A. Tujuan Setelah belajar materi kegiatan belajar 3 ini peserta diharapkan: 1. Mampu menelaah sistem suspensi. 2. Mampu mendiagnosis kerusakan sistem suspensi 3. Mampu memperbaikisistem suspensi.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menelaah sistem suspensi pada kendaraan 2. Mendiagnosis kerusakan sistem suspensi 3. Memperbaiki sistem suspensi

C. Uraian Materi 1. Sistem Suspensi

Suspensi adalah kumpulan komponen kendaraan yang berfungsi meredam kejutan, getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata yang dapat meningkatkan kenyamanan berkendara dan pengendalian kendaraan. Sistem suspensi kendaraan terletak di antara bodi (rangka) dengan roda.

Gambar 3. 1: Sistem Suspensi Untuk itu maka suspensi harus dapat :

66



Mengantar gerakan roda



Memungkinkan roda tetap menapak pada jalan



Mengabsorsi dan meredam getaran bodi akibat kondisi jalan



Meneruskan gaya pengemudian dan pengereman.

Ada dua jenis utama suspensi yaitu : 

Sistem suspensi dependen atau sistem suspensi poros kaku ( aksel rigid)



Sistem suspensi independen atau sistem suspensi bebas.

Gambar 3. 2: Sistem Suspensi Depan a. Sistem suspensi dependen atau aksel rigid Sistem Suspensi dependen adalah roda dalam satu poros dan dihubungkan dengan poros kaku ( aksel rigid ), poros kaku tersebut dihubungkan ke bodi dengan menggunakan pegas, peredam kejut dan lengan kontrol ( control arm ). Awalnya semua kendaraan menggunakan

sistem

ini.

Sampai

sekarang

sebagian

besar

kendaraan berat seperti truck, masih menggunakan sistem ini, sedangkan kendaraan niaga umumnya menggunakan sistem ini pada roda belakang. Suspensi tersebut mempunyai sikap saling mempengaruhi sikap roda kiri atau kanan serta badan mobil apabila salah satu roda memegas. Salah satu keuntungan suspensi tipe rigid ini adalah kontruksinya yang sederhana dan kuat.

67

Gambar 3. 3: Suspensi Dependen ( Aksel Rigid ) Macam – Macam konstruksi Suspensi Aksel Rigid Bahan aksel rigid umumnya dibuat dari baja yang diperkuat dengan proses perlakuan panas (temper). Yang menjadi perhatian penting adalah tidak boleh memanaskan aksel sampai temperatur tertentu yang menyebabkan struktur bahan berubah, sehingga kekuatan aksel menjadi berkurang. 1) Aksel Canggah Aksel dibuat menyerupai canggah yang dihubungkan King Pin dengan spindel. Aksel semacam ini sering digunakan pada mobil berat ( truk dan bus ) serta mobil jeep.

Gambar 3. 4: Suspensi Rigid Aksel Canggah 2) Aksel Kepalan Tinju Pada suspenssi jenis ini aksel dibuat menyerupai kepalan tinju yang dihubungkan oleh King-Pin dan Spindel. Aksel semacam ini

68

sering digunakan pada mobil berat yaitu truck dan bus dan aksel dibuat dari baja profil I.

Gambar 3. 5: Suspensi Rigid Aksel Kepalan Tinju Ujung aksel berbentuk seperti kepalan tinju yang dihubungkan oleh king pin dengan spindel. 3) Aksel Pipa Rigid Berpegas Koil Konstruksi aksel rigid dengan pegas koil lebih rumit karena harus dilengkapi dengan lengan melintang ( lateral rod / panhard rod ) dan lengan memanjang, tetapi pemegasan lebih nyaman dan suspensi menjadi lebih ringan.

Gambar 3. 6: Aksel Rigid Berpegas Coil Penahan Gaya Memanjang Lengan–lengan berfungsi untuk mengantar gerakan roda ( pegas koil tidak dapat menerima beban horisontal ) arah memanjang dan melintang. Karena pegas koil tidak dapat menahan gaya horisontal arah memanjang dan melintang yang menyebabkan

69

kedudukan pegas berubah-ubah. Untuk itu tugas ini dipikul oleh lengan memanjang. Pada saat terjadi pengereman, pada aksel terjadi puntiran dan pergeseran arah memanjang. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dua jenis lengan yaitu lengan memanjang bawah dan atas ( lengan torsi ). Penahan gaya melintang

Gambar 3. 7: Aksel Rigid dengan Lengan Panhard Penahan gaya melintang dengan batang Panhard ( Panhard rod ).Salah satu ujungnya dipasang pada aksel ujung yang lain dipasang pada rangka/bodi. Batang panhard harus dibuat sepanjang mungkin, untuk menghindari geseran arah ke samping (sifat jalan yang tidak aman).

4) Aksel Rigid Berpegas Daun Pegas daun yang dipakai pada suspensi ini adalah pegas daun yang berlapis yang dibentuk setengah elips. Lapisan pegas berbentuk elips berfungsi agar pemegasan terjadi bertahap sesuai berat / beban mobil dan gaya yang ditimbulkan oleh roda.

70

Gambar 3. 8: Aksel Rigid Berpegas Daun

Tidak dibutuhkan lengan – lengan, karena pegas daun dapat meneruskan beban / gaya memanjang dan melintang. Tiga gaya ( gaya samping, gaya memanjang, gaya tegak ) harus dapat ditahan

dengan

lembut

oleh

sistem

suspensi

dan

kelengkapannya. Tiga gaya tersebut timbul ketika pengereman, reaksi penggerak dan pemegasan. Penahan Gaya Memanjang Gaya memanjang Fb, terjadi ketika pengereman dan reaksi penggerak. Gaya Fb harus dapat ditahan oleh Fb’ Gaya Fb’ adalah gaya reaksi yang timbul dari pegas daun.

Gambar 3. 9: Gaya Memanjang dari Kendaraan Gaya reaksi penggerak dan pengereman. Bila aksel mendapat gaya pengereman dan reaksi penggerak, aksel akan terpuntir dan menekuk pegas sehingga berbentuk huruf “S”, bagian ini mudah patah. Oleh karena itu untuk menghindari patah pada pegas daun perlu penggantung ayun.

71

Penahan gaya samping

Gambar 3. 10: Gaya Kesamping dari Kendaraan Pegas diikat kuat oleh dua buah klem “U” pada aksel sehingga tidak bisa bergeser ke samping ketika terjadi gaya kesamping Fs. Gaya kesamping terjadi ketika mobil berbelok dan memegas. 5) Aksel De – Dion Kedua Roda dihubungkan tetap melalui aksel pipa arah melintang. Rumah differensial dipasang langsung pada bodi, dengan demikian massa tak berpegas menjadi ringan. Poros aksel dihubungkan oleh dua arah penghubung universal (universal joint) yang memungkinkan dapat bergerak aksial.

Gambar 3. 11: Aksel De-Dion

72

b. Suspensi Independen Antara roda dalam satu poros tidak terhubung secara langsung, masing-masing roda (kiri dan kanan) terhubung ke bodi atau rangka dengan lengan suspensi (suspension arm), pegas dan peredam kejut. Guncangan atau getaran pada salah satu roda tidak memengaruhi roda yang lain. Pada umumnya kendaraan penumpang menggunakan sistem ini pada semua poros rodanya, sedangkan kendaraan niaga umumnya menggunakan sistem ini pada roda depan sedangkan pada poros roda belakang menggunakan sistem suspensi dependen.

Gambar 3. 12: Sistem Suspensi Independent Pada suspensi model bebas

(independent suspension ), masing-

masing pada roda kiri dan kanan bergerak bebas ( independen ). Roda kiri dan kanan tidak dihubungkan secara langsung pada axle tunggal. Kedua roda dapat bergerak secara bebas tanpa saling mempengaruhi. Biasanya suspensi model bebas ini digunakan pada roda depan mobil penumpang dan truck kecil. Sekarang suspensi model bebas digunakan juga pada roda belakang mobil penumpang. Perbedaan besar antara suspensi depan dan belakang disebabkan roda depan dapat membelok. Ketika kendaraan membelok atau melalui jalan yang tidak rata, roda-rodanya menerima gaya dari permukaan jalan. Suspensi berfungsi menyerap gaya-gaya ini agar kendaraan berjalan sesuai dengan arah yang diinginkan. Disamping itu untuk mencegah roda bergoyang, bergerak ke arah depan, belakang, samping, secara berlebihan, atau merubah kemiringan roda, hal ini akan mempengaruhi kestabilan kendaraan. Karena faktor inilah suspensi model bebas sering digunakan pada roda depan.

73

1) Suspensi Tipe Mc Pherson Suspensi tipe ini banyak digunakan pada roda depan. Konstruksi dari suspensi tipe strut adalah : lower arm, strut bar, stabilizer bar dan strut assembly. Ujung lower arm dipasang pada suspension member melalui bushing karet dan dapat bergerak naik turun. Ujung lainnya dipasang ke steering knuckle arm melalui ball joint. Sebagai bagian dari suspension linkage, shock absorber berfungsi menyerap kejutan dari jalan dan menopang berat kendaraan. Bagian atasnya dipasang pada fender apron melalui bantalan karet dan bearing. Bagian bawah strut diikat dengan baut pada steering knuckle.

Gambar 3. 13: Suspensi Mc Pherson Strut

2) Suspensi Mc Pherson Strut dengan Lower arm “ L” type Ada beberapa macam bentuk lower arm yang digunakan untuk menopang roda dan bodi kendaraan. Diantaranya adalah bentuk lower arm berbentuk L. bentuk ini ada yang digunakan pada kendaraan yang mesinnya di depan dan penggeraknya roda depan. Lower arm bentuk L ini diikat pada body pada dua tempat melalui bushing dan ke steering knuckle melalui ball joint. Keuntungannya dapat menahan gaya dari arah samping maupun arah depan belakang sehingga tidak perlu menggunakan strut bar.

74

Gambar 3. 14: Suspensi Mc Pherson dengan Lengan L

3) Suspensi Double Wishbones Bagi

banyak

perancang

suspensi,

suspensi

Double

Wishbones atau istilah lainnya “A-arms adalah suspensi paling ideal. Suspensi indipenden ini dapat digunakan untuk roda depan dan belakang. Selain itu, Double Wishbones juga memiliki kontrol camber yang hampir sempurna. Selama lebih dari 40 tahun, inilah suspensi yang banyak dipakai pada mobil-mobil sports dan sedan-sedan berpengendalian terbaik. Suspensi ini memiliki kekuatan yang kokoh karena ada 2 lengan, bagian atas dan bawah, dengan begitu tekanan dari samping atas maupun depan dapat teredam dengan baik. Suspensi Double Wishbones sangat popular pada mobil-mobil Amerika.

75

Gambar 3. 15: Suspensi Double Wishbone Pada dasarnya, suspensi Double Wishbones selalu menjaga roda tegak lurus pada permukaan jalan dan meminimalkan pergerakan roda. Kemampuan ini berujung pada pengendalian kendaraan yang stabil. 4) WishboneSistem “ Honda “ ( Suspensi Lengan Melintang ) Suspensi ini tergolong “ Suspensi Wishbone “ atau lengan menlintang yang dikembangkan dari suspensi Mac Pherson oleh Honda. Ada dua sistem suspensi, yaitu

Wishbone suspension untuk

semua aksel ( aksel depan dan belakang ), dan Mc Pherson strut untuk aksel depan +

Wishbone suspension belakang , dulu

semua mobil Honda all wishbone suspension.

Gambar 3. 16: Suspensi Wishbone "Honda" Keuntungan dari suspensi Wishbone terletak pada kemampuan sudut camber depan yang mengikuti lengkungan permukaan jalan sehingga memberikan traksi maksimum di kecepatan tinggi dan di

76

permukaan jalan yang bergelombang. Masalahnya, suspensi wishbone ini membutuhkan tempat yang luas jadi mobil dengan suspensi ini cenderung panjang bagian depannya. a) Suspensi Double Wishbone Dengan Pegas Koil Suspensi model bebas ini banyak digunakan pada roda depan mobil penumpang dan truck kecil. Konstruksinya adalah roda dipasang pada body melalui dua lengan suspensi ( upper dan lower arm ). Shock absorber dan pegas koil dipasang diantara kedua arm tersebut di atas, steering knuckle dan frame. Salah satu ujung arm dipasang pada body atau frame melalui bushing, dan ujung lainnya pada steering knuckle melaui ball joint. Bagian atas shock absorber diikat pada body atau frame, dan bagian bawahnya ke lower arm. Pegas koil terletak diantara lower arm dan body

Gambar 3. 17: Suspensi Double Wishbone Berpegas Coil

b) Suspensi Double Wishbone Dengan Pegas Torsi Torsion Bar Salah satu ujung batang terpasang pada sasis sementara ujung lainnya melekat pada tuas lengan suspensi, dengan baut penyetel torsi tegak lurus dengan lengan yang melekat pada lengan suspensi, spindle, atau poros. Baut penyetel torsi dapat bervariasi untuk menyesuaikan tinggi

77

kendaraan. Beberapa keuntungan sistem ini adalah daya tahan, dan penyesuaian tinggi mobil. Pegas batang torsi (torsion bar) digunakan pada kendaraan yang tidak menggunakan pegas koil ataupun pegas daun pada suspensi depan. Pegas digantikan oleh pegas torsi yang berbentuk seperti pipa bulat memanjang. Pegas batang torsi (torsion bar) bekerja secara puntiran karena batang torsi dibuat dari baja yang mempunyai elastisitas tinggi.

Gambar 3. 18: Suspensi Double Wishbone Berpegas Coil Dan kerjanya apabila roda-roda depan menerima kejutan dari permukaan jalan dan diteruskan ke lower arm maupun upper arm melalui knuckle kemudi. Gaya yang diterima lower arm ditahan dengan kemampuan puntiran pegas torsi yang dipasangkan antara lower arm dengan rangka (frame). Untuk mendapatkan proses pemegasan (puntiran) yang halus pada pegas torsi, maka peredam getaran dipasangkan untuk memperhalus proses pemegasan yang dipasangkan antara lower arm dengan frame kendaraan. Pada suspensi Wishbone, lengan atas dibuat lebih pendek daripada lengan bawah, supaya saat pemegasan :

78



Jarak roda tidak berubah ( keausan ban berkurang )



Tumpuan roda saat pemegasan ( belok ) baik

c) Suspensi Trailing-Arm Suspensi ini biasanya digunakan pada roda belakang mobil kecil denga penggerak roda depan. Pada jenis ini bagian belakang lengan suspensi dihubungkan dengan jalan dilas pada axle beam. Saat roda-roda bergerak dengan arah yang berlawanan (satu arah ke atas dan yang satu ke bawah), gerakan puntiran dari ujung lengan suspensi diteruskan kedalam gerakan puntiran axle beam belakang. Puntiran dari axle beam belakang dan stabilisator menghasilkan gaya reaksi yang berlawanan dengan puntiran lengan suspensi. Lengan memanjang mengantar gerakan roda dan menahan gaya memanjang / melintang. Dan penggunaannya pada Aksel belakang tanpa penggerak roda.

Gambar 3. 19: Suspensi Trailing Arm

d) Suspensi Semi-Trailing Arm Pada umumnya jenis ini memiliki konstruksi yang sederhana dan tidak memerlukan banyak tempat. Biasanya jenis ini digunakan pada kendaraan roda belakang dan mobil penumpang. Jenis ini dirancang untuk meningkatkan kekakuan dengan memperlihatkan beban dari samping dan memperkecil alignment yang terjadi pada saat roda bergerak ke atas dan bawah.

79

Gambar 3. 20: Suspensi Semi-Trailing Arm 2. Pegas Dan Stabilisator a.

Pegas Pegas berfungsi untuk menghilangkan getaran karoseri yang ditimbulkan oleh pukulan jalan pada roda. Selain itu juga menjamin roda tetap menapak pada jalan. Pemegasan pada kendaraan dihasilkan oleh : ban, pegas suspensi dan pegas tempat duduk.

Gambar 3. 21: Pemegasan Massa tak terpegas ( A ), meliputi :Roda, rem, aksel dan setengah pegas bagian bawah. Massa terpegas ( B ) ,meliputi :Bodi dan semua komponen yang melekat pada bodi, penumpang barang dan setengah pegas bagian atas. Kendaraan semakin nyaman jika massa tak terpegas semakin ringan.

80

Gambar 3. 22: Massa Terpegas dan Tak Terpegas Ada 3 macam pegas yang umum digunakan pada sistem suspensi, yaitu pegas daun, coil dan batang torsi. Pegas coil atau coil spring bila dibandingkan dengan pegas yang lainnya memiliki tahanan atau redaman kejutan yang lebih baik dan tidak terjadi gesekan antara pegas (defleksi) yang menyebabkan getaran pada body. Didalam sistem suspensi pegas merupakan kawan dari shock absorber yang keduanya menjadi komponen utama pada sistem suspensi. Pegas mempunyai fungsi untuk menyerap kejutan, getaran, dan oskilasi yang diterima dari permukaan jalan yang tidak rata, sehingga tidak diteruskan ke bodi. Selain itu pegas juga mempunyai fungsi untuk meningkatkan kemampuan cengkeraman roda-roda terhadap jalan.

1) Pegas Daun Pegas ini biasanya dibuat dari plat baja yang memiliki ketebalan 3 – 6 mm. susunan pegas daun terdiri atas 3 – 10 lembar plat yang diikat menjadi satumenggunakan baut atau klem pada bagian tengahnya. Pada ujung plat terpanjang dibentuk mata pegas untuk pemasangannya. Sementara itu bagian belakang dari plat baja paling atas dihubungkan dengan kerangka menggunakan ayunan yang dapat bergerak bebas saat panjang pegas berubah-ubah karena pengaruh perubahan beban. Pegas daun biasanya digunakan pada kendaraan angkutan seperti pick-up, truck, dan ada beberapa mobil penumpang yang juga menggunakan pegas tipe ini. Pegas ini mempunyai keuntungan kontruksinya lebih sederhana, dapat meredam getaran sendiri, lebih kuat dan juga berfungsi sebagai lengan

81

penyangga

(tidak

memerlukan

lengan

memanjang

dan

melintang). Pada pegas tipe ini biasanya yang paling banyak terjadi kerusakan adalah bushingnya.

Gambar 3. 23: Pegas Daun

Pemasangan pegas daun : yaitu pegas daun dipasang diatas poros roda belakang dan pegas daun dipasang dibawah poros roda belakang.

Kebanyakan pegas daun dipasang tepat

ditengah-tengah panjang pegas tersebut sehingga bagian depan dan belakang sama panjang. Tetapi ada juga pemasangan pegas daun yang tidak tepat ditengah, yaitu bagian depan lebih pendek dari bagian belakang, getaran yang timbul ketika kendaraan direm atau meluncur dapat dikurangi. Saat kendaraan berat tidak menerima beban berat maka yang digunakan saat itu pegas primer, sedangkan saat diberi beban berat maka pegas primer dan sekunder akan bekerja bersama-sama.

Gambar 3. 24: Pegas Daun Terpasang pada Mobil

82

2) Pegas Koil Pegas Koil atau sering disebut juga coil spring dan sering juga disebut per keong atau pegas ulir dan pegas spiral.. Pegas sepiral ini terdiri atas sebuah uliran batang baja dalam bentuk melingkar seperti rumah siput atau keong. Pegas ini memiliki ketahanan sangat baik terhadap beban kejut, dan ketika terjadi defleksi tidak akan menimbulkan gesekan. Namun pegas spiral tidak memiliki sifat meredam beban kejut, sehingga dalam pemakaiannya selalu dirangkaikan dengan peredam kejut (shock absorber) serta memerlukan dudukan pegas yang dipasang dikedua ujung pegas spiral. Pada saat pemegasan, batang pegas koil menerima beban puntir dan lengkung. Pegas koil ini terbuat dari batang baja khusus dan berbentuk spiral. Pegas ini banyak digunakan pada kendaraan kecil kecil terutama kendaraan yang mementingkan kenyamanan penumpang, sebagai contoh adalah mobil sedan. Pegas coil memeliki kelebihan dapat menyerap getaran atau kejutan lebih besar (baik) daripada pegas daun dan pegas batang torsi, dan lengkah pemegasan panjang. Tetapi memiliki kerugian tidak dapat meredam dirinya sendiri, tidak dapat menerima gaya horizontal.

Pegas

koil

dapat

digunakan

pada

suspensi

independen dan axle rigid.

Gambar 3. 25: Pegas Coil ( Coil Spring )

83

3) Pegas Batang Torsi ( Puntir ) Hampir sama dengan kedua pegas sebelumnya, pegas ini dibuat dari batang baja tetapi bersifat elastis terhadap puntiran. Dengan puntiran inilah pegas ini dapat menyerap kejutan dan getaran yang diakibatkan oleh permukaan jalan. Konstruksi pegas batang torsi sangatlah sederhana, ringan dan tidak banyak memakan tempat. Namun demikian pegas ini kurang begitu kuat untuk menahan beban yang berat. Salah satu ujung pegas ini dipasang pada rangka yang tidak mendapat puntiran.

Gambar 3. 26: Pegas Puntir ( Torsion Bar )

Gambar 3. 27: Pegas Torsi Terpasang pada Mobil

b. Stabilisator : Stabilisator atau Stabilizer bar merupakan komponen utama pada sistem suspensi yang

berfungsi untuk mengurangi kemiringan

kendaraan akibat gaya sentrifugal saat kendaraan membelok atau

84

mengurangi efek rolling bodi kendaraan dan memperbaiki sifat jalan belok kendaraan. Untuk suspensi depan, stabilizer bar biasanya dipasang pada ke dua lower arm melalui bantalan karet dan linkage. Pada bagian tengah ke frame pada dua tempat melalui bushing.

Gambar 3. 28: Prinsip Kerja Stabilisator

Cara kerja : Pada saat salah satu roda terpegas ( misal : pada saat kendaraan belok ), maka bagian melintang stabilisator menerima beban puntir karena gaya pada kedua sisi memanjang berlawanan arah. Karena salah satu sisi stabilisator berhubungan langsung dengan bodi, maka gaya Fa menarik bodi ke bawah, gaya Fb mengangkat bodi ke atas, sehingga kecenderungan “ Rolling “ berkurang. Konstruksi pemasangan stabilisator. Cara pertama : Lengan melintang diikat pada body dengan ditahan atau diklem dengan besi berlapis karet atau bushing dan kedua

ujung

lengan

memanjang

diikat

pada

suspensi

menggunakan baut.

85

Gambar 3. 29: Pemasangan Stabilisator pada Mobil Cara kedua : Lengan melintang diikat pada suspensi dengan ditahan atau diklem dengan besi berlapis karet atau bushing dan kedua ujung lengan memanjang diikat pada body menggunakan baut.

Gambar 3. 30: Ujung Stabilisator di Ikat pada Bodi 3. Peredam Getaran ( Shock Absorber ) Shock Absorber (shock breaker) yang jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti peredam kejut, merupakan salah satu komponen utama dalam sistem suspensi, Shock absorber berkolaborasi dengan pegas (spring.

86

Tanpa Peredam Getaran Gerakan oksilasi mobil pada saat berjalan seperti gelombang dan relatif membutuhkan waktu yang lama untuk berhenti. Sehingga membuat pengemudi dan penumpang merasa tidak nyaman dan tidak aman pula.

Gambar 3. 31: Gerakan Mobil tanpa Shock Absorber Dengan Peredam Getaran Dengan peredam getaran atau shock absorber terlihat bahwa gerakan oskilasi mobil tersebut relatif cepat berhenti

dan gerakan oksilasi itu

maksimal 1,5 kali kemudian berhenti. Dengan demikian akan membuat penumpang maupun pengemudi merasa nyaman dan aman.

Gambar 3. 32: Gerakan Mobil Dengan Shock Absorber

a. Fungsi Peredam Getaran : Di dalam suspensi terdapat pegas yang berfungsi untuk menyerap kejutan dan getaran agar tidak diteruskan ke body kendaraan. Apabila suspensi kendaraan hanya terdapat pegas saja tanpa shock absorber, maka kendaraan akan bergerak naik turun dalam waktu yang lama, sehingga bukannya kenikmatan yang didapat tetapi ketidaknyamanan. Untuk meredam atau melawan oskilasi ( gerak naik

87

turun ) yang disebabkan oleh pegas saat menyerap kejutan dari jalan dipasanglah shock absorber didalam suspensi kendaraan.

Gambar 3. 33: Prinsip Kerja Shock Absorber b. Cara Kerja Shock Absorber Pada saat kompresi / turun (gambar 3.48), maka piston bergerak turun dan katup tarik terbuka sehingga minyak dapat mengalir dengan lancar, sehingga tidak terjadi peredaman. Pada saat naik (expansi), maka piston juga bergerak naik dan katup tarik tertutup, katup tekan membuka. Sehingga minyak akan melalui orifice (lubang kecil) pada katup tekan, pada saat inilah terjadi peredaman oskilasi yang diakibatkan oleh pegas.

Gambar 3. 34: Penampang Shock Absorber

D. Aktifitas Pembelajaran Peserta diklat membaca dengan seksama uraian materi, jika ada yang kurang jelas peserta dapat bertanya/mendiskusikan dengan fasilitator. Peserta

mengerjakan

tugas

dan

pemahaman materi yang dibahas.

88

latihan

untuk

mengetahui

tingkat

Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian melaksanakan tugas yang ada. Selain itu peserta perlu mengidentifikasi peralatan keselamatan kerja yang layak digunakan pada saat pelatihan di bengkel agar terhindar dari kecelakaan .

E. Latihan / Tugas Soal-soal 1. Jenis suspensi di gambar bawah ini adalah . . . .

a. Suspensi aksel rigid b. Suspensi Wishbone c. Suspensi Mc. Pherson d. Suspensi Dedion

2. Suspensi di bawa ini adalah jenis . . . .

a. Suspensi Mc. Pherson b. Suspensi aksel rigid c. Suspensi dedion d. Suspensi Wishbone

89

3. Suspensi berikut di bawa ini adalah . . . .

a. Suspensi wishbone b. Suspensi Mc. Pherson c. Suspensi aksel rigid d. Suspensi Dedion

4. Fungsi ball joint suspensi adalah . . . . a. Sebagai sendi pada saat mobil mengayun dan belok b. Untuk meredam getaran pada mobil c. Agar pengemudian mobil menjadi ringan d. Agar mobil stabil pada saat jalannya berkelok-kelok

5. Fungsi shock absorber adalah . . . . a. Meredam getaran akibat kondisi permukaan jalan b. Meredam pada saat jalannya mobil berbelok c. Supaya mobil stabil pada saat berjalan pada kecepatan tinggi d. Supaya mobil nyaman pada saat berjalan lambat maupun cepat

6. Fungsi pegas pada mobil adalah . . . . a. Mengurangi dan meredam getaran akibat permukaan jalan b. Supaya mobil berjalan bisa mengayun-ayun sehingga nyaman c. Mengurangi oleng pada saat mobil berbelok pada kecepatan tinggi d. Supaya pada saat mobil berjalan setir menjadi ringan

7. Yang tidak termasuk komponen Suspensi adalah :

90

a.

Shock absorber

b.

Pegas Coil

c.

Control arm

d.

Long tie-rod

8. Suspensi yang digunakan pada Truk dan Bus adalah : a.

Rigid bagian belakang, independent bagian depan

b.

Rigid bagian belakang, rigid bagian depan

c.

Rigid bagian depan, independent bagian belakang

d.

Independent bagian depan, independent bagian belakang

9. Yang berfungsi untuk meredam getaran pada komponen Suspensi adalah : a. Shock absorber b.

Pegas Coil

c. Control arm d. Ball joint

10. Perhatikan gambar di bawah ini, apa nama komponen yang ditunjukkan angka 1

pada gambar ?

2

1 1 a. Upper arm b.

Mc Pherson

c. Lower arm d.

Double Wishbone

91

D. Rangkuman a. Materi suspensi terdiri dari : (a) suspensi aksel rigid ( dependen ) yaitu jenis suspensi kaku yang banyak digunakan pada mobil angkutan, (b) suspensi Mc Pherson Strut yaitu jenis suspensi independen yang banyak digunakan mobil penumpang karena konstruksi lebih sederhana, mudah perawatannya , (c) suspensi double wishbone yaitu suspensi yang menggunakan 2 lengan yaitu lengan ata dan lengan bawah ( upper arm dan lower arm ) merupaka suspensi yang lebih sempurna akan tetapi perawatannya lebih rumit. b. Materi pegas dan stabilisator terdiri dari : (a) macam-macam pegas yaitu pegas daun , pegas koil dan pegas puntir ( batang torsi ), (b) stabilistor yang berfungsi untuk menstabilkan mobil setelah belok agar tidak terjadi rolling atau melewati jalan yang bergelombang. c. Shoc absorber terdiri dari : (a) fungsi shock absorber yaitu untuk meredam getaran yang ditimbulkan oleh permukaan jalan terhadap roda yang diteruskan ke bodi , (b) macam-macam shock absorber yaitu monotube , twintube dan jenis sock aksorber gas.

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Peserta pelatihan setelah menyelesaikan proses pembelajaran dalam modul ini diharapkan mempelajari kembali materi/bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini sampai tuntas untuk dipahami secara mendalam. Setelah itu hendaknya pengetahuan

dari modul ini bisa dikembangkan

dengan sendirinya sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru/pendidik, dan untuk bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru dengan ketuntasan minimal materi 80%. Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban mengikuti uji kompetensi. Dalam hal uji kompetensi, jika hasil tidak dapat mencapai batas nilai minimal ketuntasan yang ditetapkan, maka peserta uji kompetensi wajib mengikuti diklat sesuai dengan grade perolehan nilai yang dicapai.

92

F. Kunci Jawaban 1. (a)Suspensi aksel rigid 2. (a) Suspensi Mc. Pherson 3. (a) Suspensi wishbone 4. (a) Sebagai sendi pada saat mobil mengayun dan belok 5. (a) Meredam getaran akibat kondisi permukaan jalan 6. (a) Mengurangi dan meredam getaran akibat permukaan jalan 7. (d) Long tie-rod

8. (b) Rigid bagian belakang, rigid bagian depan 9. (a) Shock absorber 10. (c) Lower arm

93

KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: WHEEL ALIGNMENT A. Tujuan Setelah belajar materi kegiatan belajar 4 ini peserta diharapkan mampu menyetel wheel alignment.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menyetel wheel alignment pada kendaraan

C. Uraian Materi Wheel Alignment Wheel alignment (kelurusan roda) adalah suatu penyetelan yang meliputi komponen suspensi dan steering, roda dan rangka kendaraan. Produsen pembuat kendaraan menentukan sudut penyetelan whell alignment ini berdasarkan kontruksi kendaraan dan kegunaannya. Saat semua sudut telah sesuai dengan spesifikasinya, maka mobil atau kendaraan telah setel dengan tepat, dan merupakan kompromi yang baik antara gesekan yang kecil, usia pemakaian roda relatif lama, stabilitas mobil di jalan dan kontrol steering oleh pengemudi juga baik. Kecelakaan berkendara, berjalan melewati jalan yang bergelombang (guncangan di jalan) , serta perbaikan komponen dapat membuat beberapa sudut menyimpang dari spesifikasi. Pada saat hal tersebut terjadi, maka akan dapat mempengaruhi dalam pengontrolan kendaraan. Saat inilah mobil perlu untuk di setting ulang, untuk mendapatkan sudut yang tepat sesuai dengan spesifikasi pabrik mobil.

94

1. Camber Camber angle adalah sudut yang dibentuk oleh roda kendaraan yaitu sudut antara sumbu vertikal roda yang digunakan untuk kemudi dengan sumbu vertikal kendaraan bila dilihat dari depan atau belakang. Hal ini digunakan dalam desain kemudi dan suspensi. Jika bagian atas roda keluar dari bagian bawah maka disebut camber positif, jika bagian atas roda ke dalam dari bagian bawah maka disebut camber negatif. Pada mobil dengan suspensi double wishbone, sudut camber dapat disetel (disesuaikan) menurut spesifikasi pabrik atau tetap (tidak bisa disetel) , tapi suspensi Mc Pherson strut, biasanya tidak bisa disetel. Dengan meniadakan penyetelan

camber

yang

tersedia

dapat

mengurangi

kebutuhan

pemeliharaan, tetapi jika mobil diperbaiki dengan melepas atau mengganti salah satu komponen suspensi, contoh penggantian lower arm maka sudut camber akan berubah. Perubahan sudut camber yang berlebihan dapat menyebabkan

peningkatan

keausan

ban

dan

kenyamanan

dalam

pengemudian.

Gambar 4. 1: Sudut Camber pada mobil Dianjurkan untuk melakukan penyelarasan (spooring) mobil setelah 5000km pertama, karena semua suspensi bisa disetel untuk diatur sudut-sudutnya.

a. Camber Positif ( + ) Apabila roda kendaraan bagian atas miring keluar terhadap garis vertikal jika dilihat dari depan kendaraan, maka dinamakan sudut camber positif ( + ).

95

Gambar 4. 2: Camber apositif pada kendaraan. b. Camber negatif ( - )

Gambar 4. 3: Camber Negatif Bagian roda miring ke dalam jika dilihat dari depan kendaraan, sehingga garis vertikal dengan garis tengah roda membentuk sudut  ( sudut “ negatif “ )

c. Camber Nol ( 0 )

Gambar 4. 4: Camber Nol Garis tengah roda sejajar dengan garis vertikal jika dilihat dari depan kendaraan disebut camber nol.

96

Di sisi lain, untuk maksimum percepatan pada saat kendaraan jalan lurus, traksi yang paling besar akan dicapai ketika sudut camber adalah nol dan menapak rata di jalan. d. Fungsi Camber Fungsi Camber positif ( + )

Gambar 4. 5: Rolling camber Perpanjangan garis tengah sumbu roda akan bertemu pada permukaan jalan di titik “0” sehingga roda akan cenderung menggelinding mengelilingi titik “0” dan hal tersebut dinamakan rolling camber. Dengan adanya rolling camber, gaya untuk memutar kemudi menjadi lebih ringan oleh karena itu hampir semua jenis kendaraan angkutan menggunaan camber positif. Maka kesimpulannya Camber positif menyebabkan pengemudian menjadi ringan. Fungsi Camber negatif ( - )

Gambar 4. 6 : Scrub Radius Pada camber negatif jarak titik kontak ban terhadapjalan ( 1 ) dengan perpanjangan titik sumbu putar kemudi (steering axis) terhadap jalan ( 2 )

97

semakin makin jauh, maka Rolling camber mengarah ke dalam ke titik 0. Dengan adanya arah rolling camber ke dalam dan jarak titik ( 1 ) dengan titik ( 2 ) menyebabkan gaya ke samping besar, sehingga Camber negatif menyebabkan pengemudian semakin berat. Pengemudian yang relatif berat pada kendaraan berjalan dengan kecepatan tinggi sangat diperlukan, karena kendaraan pada kecepatan tinggi pengemudian menjadi ringan.

e. Pengaruh camber terhadap beban dan getaran Camber Positif

Gambar 4. 7: Letak beban pada bearing dalam Gaya sejajar sumbu spindel ( Fs ) yang mengarah ke roda menyebabkan reaksi roda menekan ke arah bantalan ( bearing ) sebelah dalam sehingga reaksi keausan bantalan berkurang. Letak beban kendaraan pada spindel mendekati bantalan dalam menyebabkan getaran ditimbulkan spindel diteruskan ke sistem kemudi menjadi kecil. Bantalan roda bagian dalam dibuat lebih besar Beban yang diterima pada Camber positif dapat mengurangi efek keausan bantalan. Camber Negatif ( - ) Gaya sejajar sumbu spindel ( Fs ) yang mengarah keluar dari roda menyebabkan roda ingin lepas dari pengikatannya, sehingga reaksi keausan bantalan ( bearing ) sebelah luar pada roda bertambah besar. Letak beban kendaraan pada sumbu spindel mendekati bantalan luar, menyebabkan gaya pada spindel diteruskan ke sistem kemudi bertambah.

98

Gambar 4. 8: Letak beban pada bearing luar Jadi Camber negatif menyebabkan efek keausan bantalan roda bertambah dan getaran yang dirasakan pada roda kemudi besar. Camber Nol ( 0 )

Gambar 4. 9: Reaksi camber nol Pada camber nol apabila berkendaraan di atas jalan yang berbatu atau jalan yang tidak rata, maka getaran yang ditimbulkan besar karena Gaya B dari roda akan langsung diteruskan ke sambungan kemudi dan kemudian ke roda kemudi sehingga menjadi bergetar. Jadi Camber nol menyebabkan getaran pada roda kemudi besar dan tidak stabil tergantung jarak titik A terhadap sumbu putar kemudi. Dan untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan sistem suspensi yang bagus, sehingga getaran yang ditimbulkan tidak akan sampai pada roda kemudi.

2. Caster

99

Sudut caster merupakan sudut yang dibentuk dari sumbu vertikal roda dengan sumbu putar kemudi pada mobil, sepeda motor, dan sepeda. Untuk mobil balap kadang-kadang sudut caster disesuaikan untuk mengoptimalkan penanganan karakteristik mobil dalam situasi pengemudian tertentu. Kemiringan sumbu putar kemudi ( steering axis ) terhadap garis tengah roda vertikal jika dilihat dari samping kendaraan , kemiringan sumbu putar kemudi ini berlaku untuk semua kendaraan.

Gambar 4. 10: Sudut Caster pada Mobil Dalam konteks sepeda dan sepeda motor, caster lebih sering disebut sebagai "Trail ". Ketika suspensi depan kendaraan sejajar, caster disesuaikan untuk mencapai aksi meluruskan sendiri dari kemudi, yang mempengaruhi stabilitas untuk mendapatkan garis lurus kendaraan.

c. Macam-macam Sudut Caster Sudut caster yang umun digunakan pada mobil kendaraan, baik mobil, sepeda motor maupun sepeda adalah Sudut caster positif. Akan tetapi pada kenyataannya pada mobil hal tersebut bisa berubah sudut caster menjadi nol atau caster negatif. Hal itu dikarenakan ada kerusakan komponen sistem suspensi atau perbaikan komponen suspensi, dan apabila mobil telah melakukan perbaikan sistem suspensi seharusnya setelah perbaikan dilakukan penyelarasan atau penyetelan kembali sudut wheel alignmennya.

100

Caster Positif Caster positif adalah kemiringan sumbu putar kemudi ( steering axis ) bagian atas miring ke belakang terhadap garis vertikal roda , apabila roda dilihat dari samping kendaraan. Apabila sumbu putar kemudi miring maka garis yang ditarik dari sumbu putar kemudi memotong permukaan jalan sedikit di depan telapak kontak ban di trotoar. Tujuan dari ini adalah untuk memberikan tingkat self-centering untuk kemudi dan roda caster berada di sekitar trail di belakang sumbu kemudi. Hal ini membuat mobil lebih mudah untuk mendorong

dan

meningkatkan

stabilitas

arahnya

(mengurangi

kecenderungan untuk melayang). Sudut caster yang berlebihan akan membuat kemudi lebih berat dan kurang responsif.

Gambar 4. 11: Caster Positif

Caster Negatif Caster Negatif apabila sumbu putar kemudi ( steering axis ) bagian atas berada di depan garis vertikal dari sumbu tengah roda jika dilihat dari samping kendaraan. Caster negatif tersebut hampir tidak mungkin diterapkan pada kendaraan atau mobil. Hal ini sangat berbahaya pada kendaraan yang berjalan pada kecepatan tinggi , maka mobil bisa terasa melayang , stabilitas pengemudian tidak ada.

101

Gambar 4. 12: Caster Negatif d. Fungsi Sudut Caster Dari uraian diatas maka bisa ditarik kesimpulan bahwa Sudut Caster positif membuat pengemudian stabil dan roda bisa mengambil sikap lurus dengan sendirinya. Hal ini dikarenakan gaya yang bekerja pada suspensi dengan caster positif pada saat jalan lurus. Gaya penggerak F bekerja pada titik A dan menarik roda ( yang digerakkan ) di titik B. Tahanan gelinding roda memberikan perlawanan (reaksi) yang arahnya berlawanan (Fr). Dengan demikian reaksi gaya gelinding roda yang ditarik akan selalu segaris dan arahnya berlawanan dengan arah gaya penggerak.Saat jalan lurus, caster berfungsi menggerakkan roda tetap stabil dalam posisi lurus walau roda kemudi dilepas

Gambar 4. 13: Gaya yang bekerja pada caster

102

Pada saat belok kekiri untuk caster positif, maka : 

Spindle roda kiri bergerak turun



Badan mobil kiri bergerak naik menyebabkan camber berubah ke arah positif.



Spindle roda kanan bergerak naik



Badan mobil kanan bergerak turun dan menyebabkan camber berubah ke arah negatif

Begitu juga sebaliknya, apabila roda dibelokkan kekanan. Jadi dari uraian diatas maka pada saat belok kiri maupun belok kanan maka camber akan berubah kearah positif dan roda satunya menjadi camber negatif, sehingga mobil berbelok dengan roda menahan gaya sentrifugal beban kendaraan dan mobil tidak akan selip terlempar keluar dari radius jalan.

Gambar 4. 14 : Roda saat belok e. Pengaruh Caster Terhadap Pengemudian Caster positif Penyetelan caster positif yang benar akan memberikan keuntungan : 

Roda tetap stabil dalam posisi lurus



Keausan ban rata dan ban menjadi lebih awet.

Penyetalan Caster Positif Terlalu Besar

103

Gambar 4. 15: Caster terlalu besar 

Makin besar penyetelan caster positif, makin panjang jarak caster atau trail, makin besar kemampuan roda kembali pada posisi lurus.



Kemudi terasa berat saat dibelokkan



Getaran pada roda kemudi terasa besar jika lewat jalan yang kasar atau tidak rata. Besar sudut caster berkisar antara 10 sampai dengan 100dan perbedaan yang diijinkan antara roda kiri dan kanan : ½° ( 30 menit )

3. Toe Selisih jarak antara roda bagian depan dengan roda bagian belakang jika dilihat dari atas kendaraan, atau kemiringan sikap roda terhadap garis memanjang kendaraan ( geometric centerline ) jika dilihat dari atas kendaraa. Hampir semua kendaraan roda empat atau lebih mempunyai Toe dan hampir semuanya bisa dilakukan penyelarasan atau penyetelan. Toe mudah sekali berubah, perubahan ini dikarenakan banyak faktor antara lain :

104



Perubahan kondisi rangka atau bodi



Kerusakan pada komponen sistem suspensi independen



Perbaikanpada komponen sistem suspensi independen



Kerusakan pada komponen sambungan-sambungan kemudi



Pergantian pada komponen sambungan kemudi

Gambar 4. 16: Toe roda depan dan toe rodabelakang Perubahan tersebut jika tidak dengan segera dilakukan penyelarasan atau penyetelan sesuai spesifikasi pabrik pembuat kendaraan , maka ban mobil tersebut akan cepat aus selain pengemudian kurang baik. a. Toe – In ( Toe Positif ) Selain Toe nol atau roda kiri dan roda kanan paralel , ada juga yang jarak roda depan bagian depan dengan roda depan bagian belakang. Kondisi toe yang demikian itu dinamakan Toe Positif ( + ) dan hampir semua kendaraan kategori kendaraan angkutan menggunakan spesifikasi toe positf dan besarnya tergantung dari data spesifikasi masing-masing merk mobil. Toe juga dapat digunakan untuk mengubah sifat penanganan kendaraan. Toe-in biasanya akan mengakibat kan berkurangnya oversteer, membantu menstabilkan mobil dan meningkatkan stabilitas kecepatan tinggi.

Gambar 4. 17: Toe-In ( Toe Positif ) Sebuah

kendaraan

dengan

sistem

penggerak

roda

belakang

"mendorong" ban pada aksel depan menggelinding sepanjang jalan.

105

Dengan adanya Rolling resistance Ban menyebabkan sedikit ada tarikan yang mengakibatkan gerakan lengan suspensi ke belakang terhadap bushingnya. Karena itu, sebagian besar kendaraan dengan penggerak roda belakang menggunakan spesifikasi Toe positif

( toe-in ) untuk

mengkompensasi gerakan tersebut, yang memungkinkan ban untuk berjalan dengan kecepatan roda sejajar satu sama lain. Adapun Toe positif adalah jarak roda depan bagian depan lebih pendek dari pada jarak roda depan bagian belakang b. Toe-Out ( Toe-Negatif ) Toe Negatif atau toe out adalah jika jarak roda depan bagian depan lebih panjang dari pada roda depan bagian belakang, atau roda bagian depan miring keluar terhadap geometri centerline jika dilihat dari atas kendaraan. Untuk roda bagian depan biasanya dikondisikan dalam spesifikasi toe out, jika kendaraan berpenggerak depan. Hal ini bertujuan untuk mengkompensasi perubahan pada steering linkage dan roda ketika kendaraan bergerak. Ketika kendaraan bergerak, toe akan menurun dikarenakan roda meluruskan kembali pada saat akselerasi dan steering linkage melentur sedikit demi sedikit. Penyetelan toe-out biasanya akan mengakibatkan berkurangnya understeer, membantu membebaskan mobil terutama saat belok tajam memasuki tikungan.

Gambar 4. 18: Toe-Out Perubahan toe terjadi ketika pada tie rod kemudi berubah panjang atau terinstalasi pada sudut yang salah. Hal ini akan menarik atau menekan knuckle arm (lengan kemudi) dan roda membentuk sudut atau ukuran toe yang baru.

106

c. Fungsi Toe Sebagai Koreksi Camber ( Saat Jalan Lurus ) Pada saat kendaraan berjalan lurus , reaksi rolling camber positif menyebabkan roda menggelinding ke arah luar oleh sambungan kemudi ( steering linkage ) roda dipaksa bergerak lurus ke arah jalannya kendaraan. Akibatnya roda menggelinding dengan ban menggosok pada permukaan jalan.

Gambar 4. 19: Reaksi rolling camber positif

Reaksi toe-in mengakibatkan roda menggelinding ke arah dalam, sehingga efek rolling camber ke arah luar dapat diatasi sehingga roda dapat menggelinding lurus tanpa terjadi ban menggosok pada permukaan jalan, sehingga dapat :  

Menghemat ban / keausan ban merata . Pengemudian stabil / tidak timbul getaran.

Gambar 4. 20 : Koreksi Toe-In

107

Sebagai Koreksi Gaya Penggerak

Gambar 4. 21 : Mobil Penggerak belakang dan Mobil Penggerak depan d. Ukuran Toe Ukuran Toe tiap – tiap kendaraan berbeda lebih tepatnya bisa melihat buku manual.

Gambar 4.22 : Satuan Toe Ukuran Satuan Toe Ada 2 satuan Toe yang umum dipakai di Indonesia , yaitu satuan derajat dan satuan milimeter.

4. Sudut Belok dan Toe Out On Turns. a. Sudut Belok

108

Sudut belok adalah sudut roda untuk membelokkan kendaraan, dalam hal ini dilayani oleh sistem sambungan kemudi. Dan sambungan kemudi ( steering linkage ) yang umum digunakan pada kendaraan adalah sambungan Kemudi Lengan Trapesium yang dikenal dengan prinsip Ackermman.

Gambar 4. 23: Sudut Ackermann

Lengan kemudi Trapesium ( prinsip Ackermann ), dimana pada saat belok sudut belok roda kiri tidak sama dengan sudut belok roda kanan.

Gambar 4. 24: Prinsip Ackermann saat belok

Dengan prinsip Acherman didapatkan titik pusat lingkaran belok semua roda yang terpusat sehingga kendaraan dapat membelok dengan baik tanpa menimbulkan gesekan antara ban dengan permukaan jalan . 5. Toe Out On Turns ( TOOT ) Toe Out On Turns adalah pengaturan toe relatif dari roda depan, pada saat berbelok ke kiri, atau berbelok kanan. Ketika kendaraan melakukan sebuah belokkan,setiap roda harus memutar dengan gerakan menggelinding dengan

109

benar, yang harus bebas dari ban menggosok pada permukaan jalan. Karena roda belakang tetap, pusat putaran akan terletak di suatu tempat di sepanjang garis tengah poros belakang, tergantung pada seberapa jauh roda kemudi diputar dari posisi lurus ke depan. Keselarasan otomatis yang benar ini diperoleh dengan menggunakan prinsip Ackerman.

Gambar 4. 25 Toe Out On Turns ( TOOT ) Dan pengukuran Toe out on turns adalah pada saat roda dibelokkan sebesar 20° (derajat) untuk roda dalam, kemudian di baca sudut belok untuk roda luarnya. Ketentuannya adalah sudut belok roda luar harus lebih kecil dari sudut belok roda dalam (20°). 6. Sudut King – Pin a. Definisi Sudut king-pin adalah : Kemiringan sumbu king – pin ( Steering axis ) terhadap garis vertikal jika dilihat dari depan kendaraan. Pada wheel alignment sudut king pin merupakan sudut analisa , jadi bukan sudut utama dari sistem wheel alignment. Oleh karena itu pada sudut king pin tidak ada penyetelan dan tidak diperbolehkan merubah sudut king pin.

110

Gambar 4. 26 Sudut King-Pin b. Fungsi Sudut King – Pin Pada saat roda kemudi diputar untuk belok kanan suspensi terangkat ke atas dan saat belok kiri juga terangkat. Gerakan ke atas suspensi diteruskan ke body kendaraan dengan menahan beban kendaraan. Pada saat roda kemudi di dilepas ( tidak dipegang ) , maka dengan adanya gaya grafitasi menyebabkan gaya balik bodi akan kembali turun , sehingga roda kemudi kembali ke posisi lurus. Jadi Sudut king – ping berfungsi untuk mengembalikan sikap roda ke posisi lurus setelah membelok.

111

Gambar 4. 27: Posisi spindle saat belok

7. Offset a. Difinisi Offset : Jarak antara titik temu, garis tengah roda terhadap permukaan jalan dengan titik temu perpanjangan garis sumbu king – pin terhadap permukaan jalan disebut “ OffSet “.

Gambar 4. 28: Macam-macam Offset

b. Pengaruh jarak offset Offset positif

112

Gambar 4. 29: Pengaruh Offset Positif

Jarak offset diperlukan saat roda dibelokkan agar supayaban tidak menggosok pada permukaan jalan, karena roda akan bergerak mengelilingi sumbu putar kemudi (steering axis). Pada kendaran hanya diperlukan sedikit offset, jika offset besar pengemudian terasa berat dan getaran cukup kuat Offset Positif Saat Di Rem Pada kondisi jalan yang jelek / koefisien gesek roda kiri dan kanan tidak sama, kendaraan akan cenderung membelok saat di rem.

Gambar 4. 30 : Proses dan hasil pengereman pada offset positif

113

Offset Negatif Saat Di Rem Pada saat kendaraan lewat pada jalan yang jelek atau bila koefisien gesek tidak sama , maka sifat pengereman dapat dikurangi. Sehingga pada saat dilakukan pengereman kendaraan cenderung lurus walaupun gaya pengereman kiri dan kanan berbeda.

Gambar 4. 31: Proses dan hasil pengereman pada offset Negatif

8. Thrust Angle Thrust angle mengacu pada semua keempat roda dan hubungan mereka satu sama lain , selain hubungan keempat roda ke garis tengah imajiner yang membentang dari masing-masing pasang roda di tengah-tengah kendaraan. Istilah "thrust line" mengacu pada arah di mana roda belakang yang menunjuk artinya garis arah gerak roda belakang ke depan. Thrust angle dapat disesuaikan pada kendaraan dengan suspensi belakang disesuaikan yaitu dengan penyetelan toe roda belakang. Pada kendaraan yang tidak memiliki suspensi belakang dengan penyetelan toe, thrust angle dapat dikompensasikan dengan menyelaraskan roda depan ke roda belakang.

114

Gambar 4. 32: Geometric Centerline Pada kendaraan dengan Suspensi Independent Belakang atau IRS, hanya melakukan keselarasan roda depan saja dianggap prosedur yang tidak memadai. Thrust line mungkin dalam posisi yang sama adalah seperti geometris "garis tengah" (centerline) kendaraan, namun ada variasi berbeda. Idealnya thrust line dan geometric centerline kendaraan harus sama. Centerline yang ditarik melalui titik tengah antara setiap pasangan roda, namun thrust line biasanya dalam posisi tegak lurus dari poros belakang pada mobil suspensi axel rigid, atau dengan suspensi independen belakang ( IRS ) , adalah garis yang diperoleh membelah sudut ujung roda belakang pada kendaraan.

Gambar 4. 33: Thrustline

115

Gambar 4. 34: Thrust angle

Situasi yang ideal adalah di mana thrust line dan centerlines bertepatan. Namun, mengingat ukuran kendaraan, toleransi selama pembuatan, tekanan operasional, dan pemakaian komponen, maka hal tersebut jarang terjadi. Jika penyimpangan sangat kecil, maka tindakan perbaikan biasanya tidak perlu. Namun, penyimpangan besar dapat menimbulkan kekhawatiran yang cukup besar ketika kendaraan sedang berjalan. Kesimpulannya bahwa apabila dari perhitungan faktor Toe roda belakang didapatkan hasil thrust angle positif berarti arah gerak roda belakang ke kanan, begitu juga sebaliknya apabila dari perhitungan didapatkan hasil negatif maka arah gerak roda belakang ke arah kiri. 9. Hal-hal yang diperhatikan sebelum melakukan spooring a. Pemeriksaan sistem kemudi  Periksa kebebasan gigi kemudi, luruskan roda dan gerakkan roda kemudi ke kiri dan ke kanan sambil memperhatikan roda mulai bergerak

116

Gambar 4. 35: Gerak bebas roda kemudi Jika ada kebebasan yang benar atau tidak ada kebebasan setel kebebasan gigi kemudi  Periksa sambungan kemudi, karet penutup debu dan sebagainya Gerakkan roda kemudi dan perhatikan kelonggaran pada joint-joint sambungan kemudi.

Gambar 4. 36: Pemeriksaan sambungan kemudi

Gambar 4. 37: Pemeriksaan karet pelindung debu pada rack & pinion Jika ada joint yang longgar maka ganti joint Jika keret penutup debu rusak ganti karet penutup debu  Periksa komponen sambungan kemudi dari kerusakan / kebengkokan Jika ada yang bengkok maka perbaiki / ganti komponen sambungan kemudi  Periksa panjang tie – rod kiri dan kanan

117

Gambar 4. 38: Menyamakan panjang tie rod kiri dan kanan

Jika panjang tie-rod tidak sama maka setel panjang tie – rod ( tie rod kanan / kiri harus sama )  Periksa kelurusan roda kemudi terhadap roda depan Luruskan roda dan perhatikan posisi roda kemudi. Jika pemasangan roda kemudi tidak simetris, tepatkan pemasangan roda kemudi hingga simetris.

Gambar 4. 39: Kelurusan roda kemudi terhadap roda depan b. Pemeriksaan suspensi Periksa bantalan karet dan klem pengikatan satabilisator, bila ada yang kendor / rusak maka perbaiki / ganti

Gambar 4. 40: Pemeriksaan karet stabilisator 

Periksa peredam getaran ( sock absorber ), bila oli bocor harus ganti sock absorber Dan jika bantalan karetnya longgar / rusak, karet harus diganti

118

Periksa bekerjanya, tekan mobil kemudi lepas dan perhatikan geraknya naik / turun

Gambar 4. 41: Pemeriksaan kerja sock absorber Bila geraknya lebih dari dua kali kondisinya jelek  Periksa ball joint dan bantalan karet Angkat mobil dan gerakkan roda dengan tangga

Gambar 4. 42: Pemeriksaan ball joint dan bushing Jika terdapat kelonggaran, pastikan dimana kelonggaran / kekocakan tersebut terjadi. Tekan pedal rem kaki dan gerakkan roda dengan kiri-kanan dan atas-bawah.

119

Gambar 4. 43: Menentukan keausan pada bearing daan ball joint Kelonggaran terjadi pada bantalan roda ganti / setel bantalan roda Kekocakan terjadi pada joint / bantalan suspensi maka ganti / perbaiki c. Pemeriksaan roda Jika keausan ban melebihi batas maka ganti bannya dengan ukuran yang sama. Jika keausan ban masih dalam batas toleransi, keausan ban kiri dan kanan harus sama  Perilksa tekanan ban

Gambar 4. 44: Ban aus akibat tekanan angin Beri tekanan ban yang sesuai dengan petunjuk d. Pemeriksaan body Perilksa kemiringan body dan tinggi body

Gambar 4. 45: Bodi mobil miring

120

D. Aktifitas Pembelajaran Peserta diklat membaca dengan seksama uraian materi, jika ada yang kurang jelas peserta dapat bertanya/mendiskusikan dengan fasilitator. Peserta mengerjakan

tugas

dan

latihan

untuk

mengetahui

tingkat

pemahaman materi yang dibahas. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian melaksanakan tugas yang ada. Selain itu peserta perlu mengidentifikasi peralatan keselamatan kerja yang layak digunakan pada saat pelatihan di bengkel agar terhindar dari kecelakaan .

E. Latihan/Tugas Soal-soal 1. Salah satu fungsi Toe adalah . . . . a. Mengoreksi sudut camber b. Mengoreksi sudut caster c. Mengoreksi sudut king pin d. Mengoreksi thrust angle

2. Fungsi camber positif adalah . . . . a. Kemudi menjadi ringan b. Kemudi menjadi lincah c. Kemudi menjadi lebih sensitif d. Kemudi menjadi lurus

3. Fungsi sudut caster adalah . . . . a. Jalannya mobil stabil lurus pada saat jalan lurus b. Mobil stabil lurus kembali setelah berbelok c. Jalannya mobil stabil pada saat melewati jalan gelombang d. Jalannya mobil tetap stabil walaupun kondisi tekanan ban kurang

4. Apa yang dimaksud dengan Camber ?

121

a. Kemiringan sumbu putar kemudi jika dilihat dari depan kendaraan b. Kemiringan roda jika dilihat dari atas kendaraan c. Kemiringan control arm atas dan bawah d. Kemiringan roda terhadap garis vertical jika dilihat dari depan kendaraan

5. Apa yang dimaksud dengan Camber Negatif ? a.

Kemiringan sumbu putar kemudi bagian atas miring ke belakang jika dilihat dari samping

b.

Kemiringan sumbu putar kemudi bagian atas miring ke depan jika dilihat dari samping

c.

Kemiringan roda bagian atas keluar jika dilihat dari depan

d.

Kemiringan roda bagian atas kedalam jika dilihat dari depan

6. Selisih jarak roda depan bagian depan dengan roda depan bagian belakang disebut : a.

Toe

b.

Camber

c.

Caster

d.

SAI / KPI / King pin

7. Kemiringan roda terhadap garis memanjang kendaraan jika dilihat dari atas disebut : a.

Toe

b.

Camber positif

c.

Camber negative

d.

SAI / KPI / Sudut King Pin

8. Apa yang dimaksud dengan Caster ? a.

Kemiringan sumbu putar kemudi terhadap garis vertikal jika dilihat dari samping

b.

Kemiringan sumbu putar kemudi terhadap garis vertikal jika dilihat dari depan

c.

122

Kemiringan roda terhadap garis vertikal jika dilihat dari depan

d.

Kemiringan roda terhadap garis memanjang kendaraan jika dilihat dari atas

9. Sebutkan apa saja satuan Toe ? a.

derajat

b.

millimeter

c.

inchi

d.

derajat dan millimeter

10. Ketidaklurusan roda kiri dan kanan jika dilihat dari samping disebut ? a.

Toe

b.

Set back

c.

Thrust angle

d.

Caster

F. Rangkuman 1. Materi wheel alignment terdiri dari : (a) Camber, caster , toe , toe out on turn, sudut kingpin, thrust anggle dan set back. (b) fungsi camber adalah agar pengemudian ringan dan stabil, fungsi caster adalah membuat mobil stabil lurus dan tidak mudah slip, fungsi toe adalah untuk koreksi rolling camber dan koreksi gaya penggerak dan fungsi king pin untuk mengembalikan setir ke posisi lurus dengan sendirinya setelah belok. 2. Materi pemeriksaan komponen sebelum melakukan spooring terdiri dari : (a) pemeriksaan sistem kemudi, pemeriksaan roda, dan pemeriksaan suspensi serta pemeriksaan bodi.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Peserta pelatihan setelah menyelesaikan proses pembelajaran dalam modul ini diharapkan mempelajari kembali materi/bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini sampai tuntas untuk dipahami secara mendalam. Setelah itu hendaknya pengetahuan

dari modul ini bisa dikembangkan

dengan sendirinya sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian

123

guru/pendidik, dan untuk bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru dengan ketuntasan minimal materi 80%. Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban mengikuti uji kompetensi. Dalam hal uji kompetensi, jika hasil tidak dapat mencapai batas nilai minimal ketuntasan yang ditetapkan, maka peserta uji kompetensi wajib mengikuti diklat sesuai dengan grade perolehan nilai yang dicapai.

H. Kunci Jawaban 1. (a) Mengoreksi sudut camber 2. (a) Kemudi menjadi ringan 3. (a) Jalannya mobil stabil lurus pada saat jalan lurus 4. (d) Kemiringan roda terhadap garis vertical jika dilihat dari depan kendaraan 5. (a) Kemiringan roda bagian atas kedalam jika dilihat dari depan 6. (a) Toe 7. (a) Toe 8. (a) Kemiringan sumbu putar kemudi terhadap garis vertikal jika dilihat dari samping 9. (d) derajat dan millimeter 10. (b) Set back

124

PENUTUP A.

Kesimpulan Modul diklat dengan judul” Memperbaiki sistem kemudi , Memperbaiki roda, Memperbaiki sistem suspensi dan melaksanakan wheel alignment” ini memuat materi tentang:

Sistem kemudi dengan sub judul: kemudi jenis Rack & pinion , kemudi jenis Worm & roll , kemudi jenis Recirculating ball, Power steering , steering linkage. Roda dengan sub judul : Peleg , Ban , Konstruksi ban, hydroplaning , Kode dan ukuran , tread patern , tread wear indicator , Run flat Tire. Sistem suspensi dengan sub judul : suspensi dependen, suspensi De-Dion , suspensi Mc Pherson, Suspensi Double Wishbone, Suspensi semi trailing, suspensi trailing, multilink suspension, pegas dan stabilisator, sock absorber Wheel alignment dengan su judul : Camber , caster , Toe , Sudut belok dan Toe out no turn ( TOOT ), sudut king pin, offset , thrust angle , set-back. .

B.

Tindak Lanjut Diharapkan setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu: menelaah sistem kemudi, mendiagnosis kerusakan sistem kemudi, memperbaiki sistem kemudi,

menelaah peleg dan ban pada mobil, mendiagnosis

kerusakan peleg dan ban , memperbaiki peleg dan ban pada mobil. Menelaah sistem suspensi pada kendaraan, mendiagnosis kerusakan sistem suspensi, memperbaiki sistem suspensi. Dan menelaah wheel alignment, mendiagnosis kesalahan wheel alignment serta melaksanakan wheel alignment pada kendaraan ringan. Dan penulis sadar bahwa isi dari modul diklat ini masih jauh dari sempurna,

jauh

dari

harapan

bapak/sdr/i

sebagai

pengguna

modul,olehkarena itu penulis mengharapkan kritik, saran yang sifatnya membangun guna penyempurnaan modul ini.

125

EVALUASI Soal : Waktu : 60 menit

1. Gambar di bawa ini adalah sistem kemudi jenis apa ?

1. Rack & Pinion 2. Recirculating ball 3. Cacing dan roll 4. Worm & nut

2. Nama komponen di bawa ini adalah . . . .

a. Pompa power steering b. Gear box steering c. Gigi rack d. Gigi pinion

126

3. Gambar berikut adalah . . . .

a. Tie rod b. Long tie rod c. Knuckle arm d. Pitman arm

4. Apa yang terjadi jika tie rod aus ? a. Gerak bebas ( speeling ) roda kemudi menjadi besar b. Setir menjadi ringan pada saat belok c. Sudut belok roda kemudi menjadi lebih besar d. Sudut belok roda kemudi menjadi kecil

5. Penyetelan pre load yang terlalu kencang menyebabkan . . . . a. Setir / kemudi menjadi lebih berat pada saat belok b. Setir menjadi lurus dan stabil pada saat jalan lurus c. Setir menjadi lebih stabil pada saat kecepatan tinggi d. Tie rod akan cepat aus dan rusak jika sering berbelok

6. Apa yang terjadi jika long tie rod aus ? a. Gerak bebas ( speeling ) roda kemudi menjadi besar b. Setir menjadi ringan pada saat belok c. Sudut belok roda kemudi menjadi lebih besar d. Sudut belok roda kemudi menjadi kecil

7. Mengapa pada saat penyetelan speeling pada sistem kemudi recirculating ball pada posisi gigi ditengah ? a. Agar celah gigi sektor dan gigi mur pada saat jalan lurus tetap ada. b. Agar pada saat belok tidak mengunci gigi kemudinya c. Agar pada saat belok setirnya tidak berat

127

d. Agar pada saat kecepatan tinggi stabil.

8.

Mengapa ban tersebut dikatakan radial ? a. Karena batiknya ( kembangannya ) b.

Karena lebarnya

c. Karena konstruksi karkasnya dianyam tegak lurus d. Karena daya cengkeramannya

9.

Suspensi yang digunakan pada Truk dan Bus adalah : a.

Rigid bagian belakang, independent bagian depan

b.

Rigid bagian belakang, rigid bagian depan

c. Independent bagian depan, independent bagian belakang d.

10.

Mc Pherson bagian depan, rigid bagian belakang

Yang tidak termasuk komponen Suspensi adalah : a.

Shock absorber

b.

Pegas Coil

c. Long tie-rod d.

Ball joint

11. Apa yang dimaksud dengan Camber ? a. Kemiringan sumbu putar kemudi jika dilihat dari depan kendaraan b.

Kemiringan sumbu putar kemudi jika dilihat dari samping kendaraan

c. Kemiringan control arm atas dan bawah d.

Kemiringan roda terhadap garis vertical jika dilihat dari depan kendaraan

12.

Ban dengan ukuran 5.50 – 13, apa arti angka 5.50 ? a.

Lebar ban ( mm )

b.

Lebar ban ( inchi )

c. Tinggi Ban ( inchi ) d.

128

Diameter pelek ( inchi )

13.

Ban ukuran 5.00 – 13 , apa arti angka 13 ? a.

Seri ban

b.

Tanda ban bias

c. Tinggi ban ( inchi ) d.

14.

Diameter pelek ( inchi )

Mengapa ban tersebut dikatakan Bias ( diagonal ) ? a.

Karena konstruksi karkasnya dianyam miring dari Bead ke Bead

b. Karena konstruksi telapaknya

15.

c.

Karena lebarnya

d.

Karena daya cengkeramannya

Apa yang dimaksud dengan Camber Negatif ? a.

Kemiringan sumbu putar kemudi bagian atas miring ke belakang jika dilihat dari samping

b.

Kemiringan sumbu putar kemudi bagian atas miring ke depan jika dilihat dari samping

c. Kemiringan roda bagian atas keluar jika dilihat dari depan d.

16.

Kemiringan roda bagian atas kedalam jika dilihat dari depan

Ban Tubelles adalah ban yang bagaimana ? a.

Ban yang harus menggunakan ban dalam

b.

Ban tanpa ban dalam

c. Ban Bias d. 17.

Ban yang tipis

Apabila tekanan angin pada ban kurang, apa akibatnya ? a.

Kemudinya oleng

b. Ausnya bagian luar c.

Ausnya bagian tengah

d.

Ausnya bagian pinggir

129

18.

19.

Untuk apa ban diberi tanda TWI ? a.

Batas akhir pemakaian

b.

Ausnya kelihatan

c.

Supaya ban tidak gundul

d.

Supaya habisnya rata

Selisih jarak roda depan bagian depan dengan roda depan bagian belakang disebut : a.

Toe

b. Caster

20.

c.

SAI / KPI / King pin

d.

Set Back

Kemiringan roda terhadap garis memanjang kendaraan jika dilihat dari atas disebut : a. Toe b.

Camber positif

c.

Caster positif

d. SAI / KPI / Sudut King Pin

21.

22.

Bila tekanan angin pada ban terlalu keras, apa akibatnya ? a.

Kemudi oleng

b.

Ausnya bergelombang

c.

Ausnya rata

d.

Ausnya bagian tengah

Apa yang dimaksud dengan Caster ? a. Kemiringan sumbu putar kemudi terhadap garis vertikal jika dilihat dari samping b.

Kemiringan sumbu putar kemudi terhadap garis vertikal jika dilihat dari depan

c.

Kemiringan roda terhadap garis vertikal jika dilihat dari depan

d.

Kemiringan roda terhadap garis memanjang kendaraan jika dilihat dari atas

130

23.

Sebutkan apa saja satuan Toe ? a.

derajat

b.

millimeter

c. derajat dan millimeter d.

24.

derajat, millimeter dan inchi

Ketidaklurusan roda kiri dan kanan jika dilihat dari samping disebut ? a.

Toe

b.

Set back

c. Thrust angle d. Caster

25.

Apa yang dimaksud dengan Caster positif ? a.

Kemiringan sumbu putar kemudi bagian atas miring kebelakang jika dilihat dari samping

b. Kemiringan sumbu putar kemudi terhadap garis vertikal jika dilihat dari depan c.

Kemiringan roda jika dilihat dari atas

d. Kemiringan roda bagian atas keluar jika dilihat dari depan

26.

Ditinjau dari konstruksinya , ban ada berapa macam ? a. 1 b.

2

c.

3

d. 4

27.

Masih soal nomor 26, apa saja jenisnya ? a.

Ban buatan pabrik dan vulkanisir

b.

Ban Radial

c.

Ban Bias

d. Radial dan Bias

131

28.

29.

Mengapa roda perlu di balancing ? a.

supaya ausnya rata

b.

supaya awet

c.

supaya tidak menarik kesalah satu sisi

d.

kemudi tidak shimmy

Kemiringan roda bagian atas kearah luar terhadap garis vertical jika dilihat dari depan adalah : a. Caster positif

30.

b.

Caster negative

c.

Camber positif

d.

Camber negative

Kemiringan sumbu putar kemudi terhadap garis vertikal jika dilihat dari depan adalah : a. Caster positif

31.

b.

Caster negative

c.

SAI / KPI / Sudut king pin

d.

Camber positif

Garis arah gerak roda belakang terhadap garis tengah kendaraan disebut :

32.

132

a.

Toe

b.

Camber

c.

Set Back

d.

Thrust angle

Sudut King pin ditambah sudut Camber disebut : a.

Side offset

b.

Toe out on turns

c.

Axle offset

d.

Included angle

33.

Apabila ada ban dengan ukuran 185 / 65 SR 14, apa arti angka 185 / 65 ? a. 185 = aspek rasio, 65 = lebar ban ( mm ) b.

185 = lebar ban ( mm ), 65 = aspek rasio

c. 185 = aspek rasio, 65 = lebar ban ( inchi ) d.

34.

35.

185 = lebar ban , 65 = aspek rasio ( mm )

Soal nomor 33. Apa arti angka 14 ? a.

Diameter pelek ( inchi )

b.

Diameter pelek ( mm )

c.

Diameter ban bagian luar

d.

Indek beban

Soal nomor 33. Apa arti kode SR ? a.

S = Shimmy, R = Radial

b.

S = Indek kecepatan, R = Radial

c. SR = Semi Radial d.

36.

37.

38.

S = Indek kecepatan, R= rotasi

Apa yang dimaksud dengan Aspek Rasio ? a.

Perbandingan antara tinggi dan lebar ban

b.

Perbandingan antara lebar dan tinggi ban

c.

Perbandingan antara lebar dan diameter ban

d.

Perbandingan antara lebar dan tekanan ban

Keausan ban yang dikarenakan Camber Negatif adalah ; a.

aus sebelah dalam

b.

aus ditengah

c.

aus disebelah luar

d.

aus sebelah luar dan dalam

Apa fungsi sudut King Pin ? a. untuk membuat mobil stabil lurus b.

untuk mengurangi keausan ban

133

39.

c.

untuk mengembalikan kemudi ke posisi lurus setelah belok

d.

untuk mebuat mobil tidak mudah selip pada saat belok

Jika sebuah mobil dengan data Toe roda depan kiri : +2mm dan kanan : 0mm, bagaimana roda kemudi saat jalan lurus ? a. miring kekiri b.

miring kekanan

c. miring kiri dan kanan d.

40.

mobil miring ke kiri ( lari kea rah kiri )

Sebuah mobil hasil pengukuran Camber roda depan kiri = 0, kanan = 30 menit. Cenderung kemana arah jalannya mobil ?

41.

a.

lurus bila kemudi dilepas

b.

Kekiri bila kemudi dilepas

c.

kekanan bila kemudi dilepas

d.

kekiri dan kekanan terasa dikemudi

Sebuah mobil dengan data Caster sebelah kiri lebih kecil dibanding roda kanan, cenderung kemana arah jalannya mobil ? a. ke kiri

c. ke kiri dan kekanan

( melayang ) b.

ke kanan

d.

belok sulit kembali 42. Gambar berikut yang dimaksud dengan Sudut Camber adalah garis … thd garis vertical

1

2

3 134

0 a. 1 - 0 - 2 b. 2 - 0 - 3 c. 1 – 0 - 3 d. 2 – 0 - 1

43. Gambar soal no 42, Sudut King Pin adalah yang ditunjukkan oleh garis : a. 1 – 2 - 3 b. 1 –0 - 3 c. 1 – 0 - 2 d.

2–0- 3

44. Perhatikan gambar potongan ban di bawah ini ! Yang dimaksud dengan Belt adalah nomor berapa ? 3 2 4 1 5

a. 1,

b. 2,

c. 3,

d. 4,

135

45. Soal nomor 44, yang dimaksud dengan Tread adalah : a. 1 b. 2 c. 3 d. 4

46. Soal nomor 44, yang dimaksud dengan Beads yaitu angka nomor : a. 2 b. 3 c. 4 d. 5

47. Perhatikan gambar berikut ! Mengapa kalau mengencangkan mur / baut roda harus silang seperti pada gambar dibawah ini ?

a. Agar mur/baut tidak rusak b. Supaya tidak lepas c. Agar velg tidak rusak d. Agar velg menempel dengan rata pada hub

48. Berapakah ukuran kekerasan pengencangan mur/baut roda pada mobil ? a. 6 – 7 kgm b. 8 – 12 kgm c. 12 – 14 kgm

136

d. 14 – 16 kgm

49. Ban Run Flat ( RFT ) yaitu ban dengan tingkat keamanan paling tinggi, secara teori jika ban tersebut tekanannya 0 psi tapi masih bisa berjalan sejauh : a. 60 Km dengan kecepatan maksimum 60 Km / jam b. 70 Km dengan kecepatan maksimum 70 Km / jam c. 80 Km dengan kecepatan maksimum 80 Km / jam d. 90 Km dengan kecepatan maksimum 90 Km / jam

50. Mengapa RFT tersebut bisa berjalan sejauh itu dengan kecepatan itu pula ? a. Karena side wall bagian dalam ada tambahaan karet penguatnya b. Karena karet yang digunakan untuk ban tersebut keras c. Karena kawat baja untuk belt sangat kuat d. Karena side wallnya ada tambahan kawat baja sebagai penguatnya

51. Apa pengaruhnya jika tekanan angin pada ban kurang ? a. Keausan ban tidak rata, hanya pada telapak bagian tengah saja b. Tahanan gelindinnya menjadi besar c. Setir menjadi lebih stabil d. Daya cengkeraman ( traksi ) menjadi besar

52. Yang membuat mobil stabil lurus kembali setelah belok adalah sudut : a. King pin. b. Caster. c. Camber. d. Toe.

53. Yang membuat mobil stabil lurus waktu jalan lurus walaupun setir tidak di pegang adalah sudut : a. King pin. b. Caster. c. Camber. d. Toe.

137

54.

Perhatikan gambar di bawah ini, jenis suspensi apakah gambar tersebut ?

1 1

55.

a.

De-dion

b.

Mc Pherson

c.

Dual link system

d.

Double Wishbone

Perhatikan gambar soal no 54. Komponen yang ditunjukkan dengan angka 1 adalah : a.

Strutbar

b.

Stabilisator

c.

Crossmember

d. Control arm

56.

Perhatikan gambar di bawah ini ! Garis yang ditunjukkan angka 1 adalah :

138

1

2

a.Sumbu putar kemudi b.Garis balljoint c.Garis Camber d.Garis suspensi

57. Gambar Soal no 56. Yang ditunjukkan angka 2 adalah : a. Lower arm b. Uper arm c. Idler arm d. Steering Knuckle

139

A. Kunci Jawaban 1. (a) Rack & Pinion 2. (a) Pompa power steering 3. (a) Tie rod 4. (a) Gerak bebas ( speeling ) roda kemudi menjadi besar 5. (a) Setir / kemudi menjadi lebih berat pada saat belok 6. (a) Gerak bebas ( speeling ) roda kemudi menjadi besar 7. (a) Agar celah gigi sektor dan gigi mur pada saat jalan lurus tetap ada. 8. (c) Karena konstruksi karkasnya dianyam tegak lurus 9. (b) Rigid bagian belakang, rigid bagian depan 10. (c) Long tie-rod 11. (d) Kemiringan roda terhadap garis vertical jika dilihat dari depan kendaraan 12. (b) Lebar ban ( inchi ) 13. (d) Diameter pelek ( inchi ) 14. (a) Karena konstruksi karkasnya dianyam miring dari Bead ke Bead 15. (d) Kemiringan roda bagian atas kedalam jika dilihat dari depan 16. (b) Ban tanpa ban dalam 17. (d) Ausnya bagian pinggir 18. (a) Batas akhir pemakaian 19. (a) Toe 20. (a) Toe 21. (d) Ausnya bagian tengah 22. (a) Kemiringan sumbu putar kemudi terhadap garis vertikal jika dilihat dari samping 23. (c) derajat dan millimeter 24. (b) Set back 25. (a) Kemiringan sumbu putar kemudi bagian atas miring kebelakang jika dilihat dari samping 26. (b)2 27. (d) Radial dan Bias 28. (d) kemudi tidak shimmy 29. (c) Camber positif

140

30. (c) SAI / KPI / Sudut king pin 31. (d) Thrust angle 32. (d) Included angle 33. (b) 185 = lebar ban ( mm ), 65 = aspek rasio 34.

(a) Diameter pelek ( inchi )

35. (b) S = Indek kecepatan, R = Radial 36.

(a) Perbandingan antara tinggi dan lebar ban

37.

(a) aus sebelah dalam

38. (c) untuk mengembalikan kemudi ke posisi lurus setelah belok 39.

(a) miring kekiri

40. (c) kekanan bila kemudi dilepas 41. (a) ke kiri 42.

(b) 2 - 0 - 3

43. (c) 1 – 0 – 2 44. (d)4 45. (c)3 46. (d)5 47. (d) Agar velg menempel dengan rata pada hub 48. (b) 8 – 12 kgm 49. (c) 80 Km dengan kecepatan maksimum 80 Km / jam 50. (a) Karena side wall bagian dalam ada tambahaan karet penguatnya 51. (b) Tahanan gelindinnya menjadi besar 52. (a) King pin 53. (b) Caster 54. (b) Mc Pherson 55.

(d) Control arm

56. (a) Sumbu putar kemudi 57. (d) Steering Knuckle

141

GLOSARIUM IRS : Independen Rear Suspension TOOT : Toe Out On Turn RFT : Run Flat Tire SUV : Sport Utility Vehicle TWI : Tread Wear Indicator PR : Ply Rating PCD : Pitch Circle Diameter

142

DAFTAR PUSTAKA https://miningundana07.wordpress.com/2010/01/16/factor-produksi/ www.vintage-car.athallah.biz/2015/06/istilah-penting-dalam-ban https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_suspensi_(kendaraan) Bridgestone Data Book, PT. Bridgestone Tire Indonesia, 2007 Modul Sistem Kemudi, PPPPTK VEDC Malang, 2010. Modul Geometri Roda, PPPPTK VEDC Malang, 2010.

143

144

Penulis

:

Aris Dwi Cahyono No HP : 08123306634

Penelaah : Dr. Sihkabudin, M.Pd.

Copyright  2016 Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan Elektronika, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikandan Kebudayaan

KATA SAMBUTAN Peran guru professional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru professional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi focus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru. Pengembangan profesionalitas guru melalui program Guru Pembelajar (GP) merupakan upaya peningkatan kompetensi untuk semua guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui uji kompetensi guru (UKG) untukkompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Hasil UKG menunjukkan peta kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru pasca UKG melalui program Guru Pembelajar. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Guru Pembelajar dilaksanakan melalui pola tatap muka, daring (online), dan campuran (blended) tatap muka dengan online. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikdan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembngan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK), dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit PelaksanaTeknis di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkantersebutadalahmoduluntuk program Guru Pembelajar (GP) tatap mukadan GP online untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program GP memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru. Mari kita sukseskan program GP ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya. Jakarta, Februari 2016 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Sumarna Surapranata, Ph.D NIP. 195908011985031002

i

ii

DAFTAR ISI KATA SAMBUTAN .............................................................................................. i DAFTAR ISI ........................................................................................................iii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v PENDAHULUAN ................................................................................................. 1 A.

Latar Belakang ......................................................................................... 1

B.

Tujuan ...................................................................................................... 2

C.

Peta kompetensi ...................................................................................... 3

D.

Ruang lingkup .......................................................................................... 3

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: KONSEP DASAR KOMUNIKASI ................. 5 A.

Tujuan ...................................................................................................... 5

B.

Indikator pencapaian Kompetensi ............................................................ 5

C.

Uraian materi ........................................................................................... 6 1.

Konsep Dasar Komunikasi .............................................................................. 6

2.

Berkomunikasi sesuai dengan potensi, lingkungan dan kemampuan peserta didik ............................................................................................................. 28

3.

Rangkuman .................................................................................................. 48

PENUTUP ......................................................................................................... 50 A.

Kesimpulan ............................................................................................ 50

B.

Tindak Lanjut ......................................................................................... 51

C.

Evaluasi ................................................................................................. 52

D.

Kunci Jawaban ....................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 57

iii

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Proses penyampaian pernyataan kepada orang lain ......................... 6 Gambar 2. Proses komunikasi ............................................................................ 8 Gambar 3. Komunikasi Kelompok ..................................................................... 10 Gambar 4. Proses Terjadinya Komunikasi ........................................................ 11 Gambar 5. Jendela Johari ................................................................................. 14 Gambar 6. Tahapan proses merespon ............................................................. 17 Gambar 7. Hurier Model ................................................................................... 18 Gambar 8. Model kontak mata .......................................................................... 22 Gambar 9. Contoh perilaku anggota tubuh ....................................................... 26 Gambar 10 Contoh daya tarik komunikator ....................................................... 30 Gambar 11 Strategi meningkatkan komunikasi ................................................. 32

v

vi

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidik memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang pada akhirnya berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional. Pendidik berperan sebagai pengelola pembelajaran, selaku fasilitator

yang

berusaha

menciptakan

pembelajaran

yang

efektif,

mengembangkan bahan ajar dengan baik, penggunaan media yang tepat, dan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, serta meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran tersebut untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam pengelolaan pembelajaran baik di dalam atau di luar kelas. Untuk memenuhi hal tersebut diatas seorang pendidik harus mampu memotivasi peserta didik dan dapat

memberikan rangsangan

kepada peserta didik agar mau belajar. Pendidik yang mampu melaksanakan perannya sesuai dengan yang disebutkan diatas disebut sebagai seorang pendidik profesional dan memiliki kompetensi pedagogik.

Berasarkan

Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang kualifikasi akademik dan kompetensi pendidik

menyebutkan bahwa guru harus memiliki kualifikasi

kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Adapun Kompetensi pedagogik yang dimaksud dalam tulisan ini antara lain kemampuan komunikasi terhadap peserta didik secara mendalam dalam penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik. Menurut Peraturan Pemerintah tentang

pendidik

bahwa

kompetensi

pedagogik

pendidik

merupakan

kemampuan pendidik dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik minimal meliputi: pemahaman wawasan atau landasan kependidikan,

pemahaman

terhadap peserta didik,

perancangan

pembelajaran,

pengembangan kurikulum, silabus,

pelaksanaan

pembelajaran

yang

mendidik

dan

dialogis,

pemanfaatan teknologi informatika dalam pembelajaran, evaluasi hasil belajar, serta mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

1

Oleh karena kemampuan komunikasi efektif, empatik, dan santun, baik lisan maupun tulisan dengan peserta didik harus dikuasai oleh seorang pendidik baik dalam menjelaskan konsep komunikasi,

strategi mengimplementasikan, dan

aplikasi dalam proses pembelajaran

B. Tujuan Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat : 1.

Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan

santun, secara lisan, tulisan, dan/atau bentuk lain. 2.

Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta

didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi kegiatan/ permainan yang mendidik yang terbangun secara siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh, (b) ajakan kepada peserta didik untuk ambil bagian, (c) respons peserta didik terhadap ajakan guru, dan (d) reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya.

2

C. Peta kompetensi

BIDANG KEAHLIAN : PEDAGOGIK KODE UNIT KOMPETENSI

POSISI MODUL

NAMA UNIT KOMPETENSI

WAKTU

PED0100000-00

Pengembangan Peserta Didik

4 JP

PED0200000-00

Teori Belajar dan Prinsip Pembelajaran yang mendidik

8 JP

PED0300000-00

Pengembangan Kurikulum

8 JP

PED0400000-00

Pembelajaran Yang Mendidik

10 JP

PED0500000-00

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran

2 JP

PED0600000-00

Pengembangan potensi peserta didik

4 JP

PED0700000-00

Komunikasi efektif

2 JP

PED0800000-00

Penilaian dan evaluasi pembelajaran

5 JP

PED0900000-00

Pemanfaataan hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran

4 JP

PED0100000-00

Tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

8 JP

D. Ruang lingkup Modul ini akan membahas tentang komunikasi efektif, empatik, dan santun, secara lisan maupun tulisan dengan peserta didik, bagaimana seorang pendidik memilih strategi komunikasi dengan peserta didik, dan mengimplementasikan cara berkomunikasi sesuai potensi, lingkungan dan kemampuan peserta didik, serta melakukan komunikasi efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi kegiatan/ permainan yang mendidik yang terbangun secara siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh, (b) ajakan kepada peserta didik untuk ambil bagian, (c) respons peserta didik terhadap ajakan guru, dan (d) reaksi guru terhadap respons peserta didi

3

4

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: KONSEP DASAR KOMUNIKASI A. Tujuan Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta dapat; 1.

Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan

santun, secara lisan, tulisan, dan/atau bentuk lain. 2.

Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik

dengan bahasa yang khas dalam interaksi kegiatan/ permainan yang mendidik yang terbangun secara siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh, (b) ajakan kepada peserta didik untuk ambil bagian, (c) respons peserta didik terhadap ajakan guru, dan (d) reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya.

B. Indikator pencapaian Kompetensi 1.

Komunikasi efektif dengan peserta didik dijelaskan secara visual.

2.

Komunikasi empatik dengan peserta didik dijelaskan secara visual.

3.

Komunikasi santun dengan peserta didik dijelaskan visual.

4.

Komunikasi secara lisan dengan peserta didik dijelaskan melalui peragaan.

5. Komunikasi tulisan dengan peserta didik dijelaskan sesuai kaidah bahasa Indonesia (EYD) 6.

Komunikasi dengan bahasa tubuh didemonstrasikan melalui peragaan

7. Strategi komunikasi dengan peserta didik ditentukan berdasarkan budaya setempat. 8. Strategi komunikasi dengan peserta didik ditentukan berdasarkan mata pelajaran yang diampu. 9. Komunikasi dilakukan untuk penyiapan kondisi psikologis peserta didik agar ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh sesuai mata pelajaran yang diampu 10. Komunikasi dilakukan untuk mengajak peserta didik agar ambil bagian dalam kegiatan pembelajaran sesuai mata pelajaran yang diampu 11. Komunikasi dilakukan agar peserta didik merespon ajakan guru dalam kegiatan pembelajaran sesuai mata pelajaran yang diampu

5

12. Komunikasi oleh guru dilakukan untuk merespon peserta didik secara lengkap & relevan sesuai dengan pertanyaan & perilaku siswa

C. Uraian materi 1.

Konsep Dasar Komunikasi

a.

Konsep Komunikasi

Kata komunikasi berasal dari bahasa Inggris “communication”, secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicates. Istilah ini bersumber dari kata communis yang memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

Gambar 1. Proses penyampaian pernyataan kepada orang lain

Ruben dan Steward (2005) mendefinisikan tentang komunikasi manusia adalah: Human communication is the process through which individuals –in relationships, group, organizations and societies—respond to and create messages to adapt to the environment and one another. Dapat diartikan bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain. berpendapat tentang komunikasi;

6

Ada beberapa ahli

1)

Evertt M. Rogers (1976) menyatakan bahwa komunikasi sebagai proses yang didalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk merubah perilakunya. Pendapat senada dikemukakan oleh Theodore Herbert yang mengatakan bahwa komunikasi merupakan proses yang didalamnya menunjukkan arti pengetahuan yang dipindahkan dari seseorang kepada orang lain biasanya dengan maksud mencapai beberapa tujuan khusus

2)

Wilbur Schramm dalam Suranto (2005) mengungkapkan bahwa komunikasi merupakan tindakan melaksanakan kontak antara pengirim dan penerima dengan bantuan pesan. Pengirim dan penerima memiliki beberapa pengalaman bersama yang memberi arti pada pesan dan simbol yang dikirim oleh pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.

3)

Mulyana (2000: 61-69) mengungkapkan pengertian komunikasi dalam pandangan: a)

Komunikasi sebagai tindakan satu arah adalah komunikasi sebagai suatu proses penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan, misalnya tenaga pendidik kepada peserta didik baik langsung melalui suatu t a t a p muka ataupun tidak langsung melalui suatu media. Komunikasi yang terjadi berorientasi pada pesanadalah a message-centered philosophy of communication. Sedangkan keberhasilan komunikasi seperti ini terletak pada penguasaan fakta atau informasi dan pengaturan mengenai cara-cara penyampaian fakta atau informasi tersebut.

b)

Komunikasi sebagai interaksi merupakan suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi secara bergantian baik verbal ataupun non-verbal. misalnya seseorang menyampaikan informasi kepada pihak penerima yang kemudian memberikan respon atas informasi yang diterimanya itu untuk kemudian pihak pertama bereaksi lagi setelah menerima respon atau umpan balik dari orang atau pihak kedua, dan seterusnya. Komunikasi demikian berorientasi pada pembicara: a speaker-centered philosophy of communication dan mengabaikan kemungkinan seseorang bisa mengirim dan atau menerima informasi pada saat yang sama. Di sini unsur umpan balik (feed-back) menjadi cukup penting. Bagaimana pihak pengirim dan penerima suatu informasi bisa silih berganti peran karena persoalan umpan balik.

c)

Komunikasi sebagai transaksi merupakan suatu proses yang bersifat personal karena makna atau arti yang diperoleh pada dasarnya bersifat pribadi. Penafsiran atas suatu informasi melalui proses penyandian (encoding process) dan melalui penyandian kembali (decoding process) dalam peristiwa komunikasi baik atas

7

perilaku verbal ataupun atas perilaku non-verbal bisa amat bervariasi.

Gambar 2. Proses komunikasi

Sebagai contoh dalam komunikasi akan melibatkan penafsiran yang bervariasi dan pembentukan makna yang lebih kompleks. Komunikasi tidak membatasi pada kesengajaan atau respons yang teramati melainkan pula mencakup spontanitas, bersifat simultan dan kontekstual. Komunikasi ini berorientasi pada arti baru yang terbentuk: a meaning-centered philosophy of communication. Berdasarkan beberapa definisi para ahli diatas dapat disaring bahwa : a)

Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses penyampaian informasi. Dilihat dari sudut pandang ini keberhasilan komunikasi tergantung kepada desain pesan atau informasi dan cara penyampaiannya. Menurut konsep ini pengirim dan penerima pesan tidak menjadi komponen utama yang menentukan keberhasilan sebuah komunikasi.

b)

Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan dari seseorang kepada orang lain. Pengirim pesan atau dengan istilah lain komunikator memiliki peran yang paling menentukan dalam keberhasilan komumikasi, sedangkan komunikan atau penerima pesan hanya sebagai objek yang pasif.

c)

Komunikasi diartikan sebagai proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang disampaikan. Pemahaman ini menempatkan tiga komponen yaitu pengirim, pesan, dan penerima pesan pada posisi

8

yang seimbang. Proses ini menuntut adanya proses encoding oleh pengirim dan decoding oleh penerima, sehingga informasi memiliki makna.

b.

Tujuan Komunikasi

1)

Untuk mempelajari dunia luar seperti berbagai objek, peristiwa dan orang lain. Informasi tentang dunia luar diperoleh melalui mass-media, dan pada akhirnya data yang diperoleh didiskusikan, dipelajari, diinternalisasi melalui komunikasi dalam pembelajaran. Nilai-nilai, sistem kepercayaan, dan sikap nampaknya lebih banyak dipengaruhi oleh pertemuan interpersonal daripada dipengaruhi media atau bahkan sekolah.

2)

Untuk memelihara hubungan dan mengembangkan kedekatan atau keakraban. Melalui komunikasi kita berkeinginan untuk menjalin rasa cinta dan kasih sayang. Di samping cara demikian dapat juga mengurangi rasa kesepian atau rasa depresi, komunikasi bertujuan membagi dan meningkatkan rasa bahagia yang akhirnya mengembangkan perasaan positif tentang diri kita sendiri. Kita diajari tidak boleh iri, dengki, dendam, saling fitnah dan saling bunuh; kita semua akan mati dan tentu saja orang lain yang akan menguburkan kita.

3)

Melalui komunikasi seorang pendidik mencoba mencapai tujuan pembelajaran dengan cara berinteraksi dengan peserta didik; membagi informasi atau gagasan, melakukan tukar pengalaman, mendorong dan saling membentuk sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan baru yang efektif berdasarkan persepsi yang diperoleh selama pembelajaran.

c. Jenis-jenis Komunikasi Dilihat dari jenisnya komunikasi dapat dibedakan menjadi; komunikasi intrapersonal, interpersonal, kelompok, dan komunikasi masa. 1) Komunikasi intrapersonal merupakan Komunikasi didalam diri individu yang berfungsi agar adanya kreativitas imajinasi, suatu pemahaman untuk bisa mengendalikan diri, dan adanya kedewasaan untuk bisa mengambil keputusan sesuai dengan kapasitasnya 2) Komunikasi interpersonal merupakan Komunikasi yang terjadi antara dua orang dengan ciri adanya kontak secara langsung dan adanya percakapan 3) Komunikasi kelompok adalah Komunikasi yang terjadi karena interaksi tatap muka dengan tujuan untuk saling berbagi informasi atau menyelesaikan suatu permasalahan. Sehingga

setiap anggota dapat saling mengetahui

karakteristik pribadi anggotanya

9

Gambar 3. Komunikasi Kelompok

4) Komunikasi

masa

merupakan

Komunikasi

yang

ditujukan

untuk

menyampaikan pesan kepada orang banyak dengan harapan orang lain akan mengikuti pesan yang disampaikan.

d. Bentuk Komunikasi berdasarkan ada dan tidaknya media Menurut bentuknya komunikasi dapat dibedakan menjadi komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung; 1)

Komunikasi langsung adalah komunikasi yang dilakukan melalui tatap muka (face to face) dan dapat juga dilakukan melalui telepon. Dengan kata lain komunikasi langsung merupakan salah satu cara berinteraksi antara seseorang dengan orang lain secara langsung

2)

Komunikasi tidak langsung adalah komunikasi yang dilakukan biasanya melalui perantara, pengirim pesan akan menyampaikan pesannya melalui surat atau fax.

e. Model Proses Komunikasi Secara sederhana komunikasi dapat dipahami sebagai suatu proses atau aliran mengenai suatu pesan atau informasi bergerak dari suatu sumber (komunikator) 10

hingga penerima (komunikan) dan berlangsung dinamis. P enyimpangan yang terjadi dalam komunikasi pada dasarnya merupakan hambatan. Bagan dibawah ini menggambarkan terjadinya sebuah proses komunikasi :

KONTEK/LINGKUNGAN

SUMBER

PENGKODEAN

Pesan

Pesan

Pesan

Pesan

SALURAN

PENGKODEAN

PENERIMA

UMPAN BALIK

Gambar 4. Proses Terjadinya Komunikasi

Tujuan sebuah proses komunikasi adalah menyampaikan suatu pesan atau informasi dari komunikator kepada penerima setepat mungkin; apapun bentuk dan cara penyampaiannya. Fakta dilapangan yang sering terjadi bahwa sebuah pesan atau informasi itu berubah arti (distorsi) sampai penerima. Sedangkan distorsi disebabkan karena akibat gangguan (noise) dalam proses komunikasi. Dalam komunikasi distorsi tidak boleh terlalu banyak dan sering terjadi karena akan menjadikan komunikasi tidak efektif. Untuk meminimalisasi distorsi yang terjadi dalam sebuah proseskomunikasi perlu mencermati 8 komponen yaitu: 1)

Konteks (lingkungan) merupakan sesuatu yang kompleks antara dimensi fisik, sosial -psikologis dan dimensi temporal saling mempengaruhi satu sama lain. Kita mesti memahami bahwa kenyamanan ruangan, peranan seseorang dan tafsir budaya serta hitungan waktu, merupakan contoh dari sekian banyak unsur lingkungan komunikasi.

2)

Komponen sumber-penerima menunjukkan bahwa keterlibatan pendidik dan peserta didik dalam berkomunikasi sama yaitu mereka sebagai penyampai pesan dan juga penerima. Sebagai sumber dalam berkomunikasi menunjukkan bahwa Anda mengirim pesan. Pengirim pesan berarti berbicara, menulis, memberikan isyarat tubuh atau tersenyum. Selain sebagai pengirim pesan, juga menerima pesan. Pada saat Anda berbicara dengan orang lain, Anda berusaha untuk memperoleh tanggapan: dukungan, pengertian, simpati, dan sebagainya; dan pada saat Anda menyerap isyarat-isyarat non-verbal, Anda menjalankan fungsi penerima dalam berkomunikasi. 11

3)

Encoding dan decoding; seseorang yang akan mengawali proses komunikasi paswti akan mengemas sebuah pesan yang dituangkan kedalam gelombang suara atau kedalam selembar kertas. Kodekode yang dihasilkan ini terjadi melalui proses pengkodean (enkoding). Bagaimana suatu pesan terkodifikasi, amat tergantung pada keterampilan, sikap, pengetahuan dan sistem sosial budaya yang mempengaruhi. Artinya keyakinan dan nilai-nilai yang dianut memiliki peranan dalam menentukan tingkat efektivitas sumber komunikasi. Proses kodifikasi (pengkodean) dipihak sumber komunikasi hingga pesan itu terkodekan, pada dasarnya mengandung unsur penafsiran subjektif atas simbol-simbol yang terdiri dari perspektif sosial budaya yang bisa menimbulkan distorsi bahkan makna yang berlainan. Sebelum suatu pesan itu disampaikan atau diterimakan dalam berkomunikasi kita berusaha menghasilkan pesan simbol-simbol yang akan diterjemahkan lebih dahulu kedalam ragam kode atau simbol tertentu oleh sipenerima melalui mendengarkan atau membaca. 4)

Kompetensi Komunikasi; mengacu pada kemampuan Anda berkomunikasi secara efektif. Kompetensi ini mencakup pengetahuan tentang peran lingkungan dalam mempengaruhi isi dan bentuk pesan komunikasi. Suatu topik pembicaraan dapat dipahami karena hal itu layak dikomunikasikan pada orang tertentu dalam lingkungan tertentu akan tetapi bisa tidak layak untuk orang dan lingkungan yang lain. Kompetensi komunikasi juga mencakup kemampuan tentang tatacara perilaku non-verbal seperti kedekatan, sentuhan fisik, dan suara keras.

5)

Pesan dan Saluran: pesan sebenarnya merupakan produk fisik dari proses kodefikasi. Jika seseorang itu berbicara maka pembicaraan itu adalah pesan. Jika seseorang itu menulis maka tulisan itu adalah pesan. Bila kita melakukan suatu gerakan maka gerakan itu adalah pesan. Pesan itu dipengaruhi oleh kode atau kelompok simbol yang digunakan untuk mentransfer makna atau isi dari pesan itu sendiri dan dipengaruhi oleh keputusan memilih dan menata kode dan isi tersebut. Menurut Sendjaja (1994) mengutip pendapat Reardon bahwa kendala utama dalam berkomunikasi seringkali lambang atau simbol yang sama mempunyai makna yang berbeda. Kurangnya kecermatan dalam memilih kode atau mentransfer makna dan menata kode serta isi pesan dapat memunculkan sumber distorsi komunikasi. Saluran merupakan medium; lewat mana suatu pesan itu berjalan. Saluran dipilih oleh sumber komunikasi. Sedangkan sumber komunikasi dapat dibedakan berdasarkan jaringan otoritas dan pelaksanaan yang disebut formal dan saluran informal biasanya digunakan untuk meneruskan pesan-pesan pribadi atau pesan-pesan sosial yang menyertai pesanpesan yang disampaikan secara formal.

12

6)

Umpan balik secara efektif adalah suatu cara yang dapat dipertimbangkan untuk menghindari dan mengoreksi terjadinya distorsi. Umpan balik merupakan pengecekan sejauh mana keberhasilan yang dicapai dalam mentransfer makna pesan antara komunikator dan komunikan. Setelah si-penerima pesan melaksanakan pengkodean kembali, maka yang bersangkutan sesungguhnya telah berubah menjadi sumber. Maksudnya bahwa yang bersangkutan mempunyai tujuan tertentu, yakni untuk memberikan respon atas pesan yang diterima, dan ia harus melakukan penkodean sebuah pesan dan mengirimkannya melalui saluran tertentu kepada pihak yang semula bertindak sebagai pengirim. Umpan balik menentukan apakah suatu pesan telah benar -benar dipahami atau belum dan adakah suatu perbaikan patut dilakukan.

7)

Gangguan merupakan komponen yang mendistorsi sebuah pesan. Gangguan dapat terjadi pada kedua belah pihak baik penyampai atau penerima pesan dalam komunikasi. Hal ini dapat berupa fisik, psikologis dan semantik atau kebahasaan. Misalnya desingan suara mobil, pandangan atau pikiran yang sempit dan penggunaan istilah yang menimbulkan arti yang berbeda-beda, merupakan contoh dari masing-masing jenis gangguan yang dapat mendistorsi pesan yang dimaksudkan dalam komunikasi.

8) Efek Komunikasi pada setiap peristiwa komunikasi selalu mempunyai konsekuensi atau dampak atas satu atau lebih yang terlibat. Dampak itu berupa perolehan pengetahuan, sikap-sikap baru atau memperoleh cara-cara/gerakan baru sebagai refleksi siko-motorik.

f. Persepsi dan Hubungan Interpersonal Dalam setiap komunikasi yang melibatkan dua orang atau beberapa orang akan ditemukan beragam pribadi yang harus dikenali yaitu diri kita sendiri dan orang lain yang menjadi

partner komunikasi. Sedangkan untuk mengenali

orang lain bukanlah perkara mudah dan sederhana. Hal itu akan berhubungan dengan proses psikologis yaitu persepsi. Persepsi merupakan proses internal dalam diri seseorang yang memungkinkan ia memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan sehingga dapat mempengaruhi perilaku yang bersangkutan. Proses persepsi melibatkan penginderaan atas suatu objek yaitu melalui penglihatan, pendengaran, kemudian

perhatian

atas

penciuman, sesuatu

perabaan,

dan

pengecapan;

objek/pesan tersebut dapat menarik

13

perhatian; dan interpretasi. komunikasi

sedangkan

Karena itu

persepsi merupakan inti

penafsiran (interpretasi) merupakan inti persepsi

(Mulyana, 2000). Secara teoritik persepsi baik terhadap lingkungan fisik ataupun terhadap lingkungan sosial (termasuk lingkungan masyarakat atau organisasi

seperti halnya sekolah) tidak akan akurat dan banyak memiliki

keterbatasan

untuk

dijadikan perolehan pengetahuan/informasi. Dalam

memahami suatu objek dan mempersepsi orang lain, kita harus membuat kesimpulan berdasarkan informasi yang tidak lengkap, yaitu informasi yang hanya diperoleh melalui kelima indera kita. Maka, ketika kita berkomunikasi, kita akan mendasarkan persepsi terhadap orang lain atas perilaku komunikasinya yang dapat kita amati. Tubbs dan Moss dalam

Mulyana, 1996: 13 dalam bukunya

human

communication : kontek-konteks komunikasi mengungkapkan bahwa Jendela Johari adalah salah satu model inovatif untuk memahami tingkat-tingkat kesadaran dan penyingkapan diri dalam komunikasi dalam pelatihan. Model ini menawarkan suatu cara melihat kesaling-bergantungan hubungan antara intrapersonal dan hubungan interpersonal. Model Jendela Johari digambarkan dalam empat kuadran yang mirip empat kaca pada sebuah jendela seperti gambar di bawah ini.

Diketahui diri sendiri 1

Diketahui orang lain 1 Diketahui orang lain 1

Tidak diketahui diri sendiri 1

Terbuka 1

Gelap 2

Tersembunyi 3

Tidak DIketahui 4

Gambar 5. Jendela Johari

Kuadran

pertama

disebut

kuadran

terbuka.

Tahap

ini

mencerminkan

keterbukaan Anda pada dunia secara umum. Kuadran ini mencakup semua aspek diri Anda yang Anda ketahui dan diketahui oleh orang lain. Kuadran ini

14

menjadi dasar dalam berkomunikasi antar dua orang. Kuadran kedua adalah kuadran gelap meliputi semua hal mengenai diri Anda yang dirasakan orang lain tetapi tidak anda rasakan. Contoh Anda terlalu memonopoli percakapan tanpa Anda sadari. Kuadran ketiga, kuadran tersembunyi. Kuadran ini menentukan kebijaksanaan. Kuadran ini dibangun oleh semua hal yang Anda

lebih

suka

tidak

membeberkannya kepada orang lain. Misalkan permasalahan perceraian orang tua Anda, gaji Anda, perasaan Anda pada sahabat sekamar. Kuadran keempat, sering disebut kuadran tak terketahui. Kuadran gelap tidak Anda ketahui meskipun diketahui orang lain. Kuadran ini mewakili segala sesuatu tentang diri Anda yang belum pernah ditelusuri oleh Anda atau oleh orang lain. Anda hanya dapat menduga bahwa hal ini ada atau menyadarinya dalam retrospeksi. a.

Tahapan hubungan interpersonal berlangsung dalam beberapa tahap mulai

tahap interaksi awal sampai tahap pemutusan (dissolution). Seorang kawan yang akrab tidak begitu saja terjadi setelah adanya pertemuan untuk menumbuhkan keakraban dilakukan secara bertahap. Terdapat lima tahapan yang dikemukakan DeVito (1986) dimana tahapan ini dapat menjadi dasar dalam menjalin hubungan. Kelima tahap itu adalah kontak, keterlibatan, keakraban, perusakan dan pemutusan. 1)

Tahap pertama kita membuat kontak, ada beberapa macam persepsi alat indra Anda melihat, mendengar dan Pada tahap ini Anda mengikat diri Anda lebih jauh. Anda mengikatkan diri untuk lebih mengenal orang lain. Anda mungkin membina hubungan primer, sehingga orang lain itu menjadi sahabat baik atau kekasih Anda. Komitmen ini dapat menjadi berbagai bentuk, perkawinan, membantu orang itu atau mengungkapkan rahasia besar Anda. Tahap ini hanya disediakan untuk sedikit orang paling banyak empat orang karena jarang sekali orang memiliki lebih dari empat orang sahabat.

2)

membaui

seseorang.

Beberapa

peneliti,

dalam

tahap

ini selama

empat menit pertama (interaksi awal), Anda akan memutuskan apakah ingin melanjutkan hubungan ini atau tidak. Pada tahap ini penampilan fisik begitu penting, karena dimensi fisik begitu terbuka untuk diamati

15

secara mudah. Namun demikian, kualitas-kualitas lain, seperti bersahabat, kehangatan, keterbukaan, dan dinamisme juga terungkap dalam tahap ini. Jika Anda menyukai orang tersebut maka akan berlanjut ketahap kedua. 3)

Dalam tahap berikutnya merupakan penurunan hubungan ketika ikatan diantara kedua pihak melemah.

4)

Pada tahap perusakan, Anda mulai merasa bahwa hubungan ini mungkin tidaklah seperti yang Anda pikirkan sebelumnya. Anda berdua menjadi semakin jauh, makin sedikit waktu senggang yang Anda lalui bersama dan apabila Anda berdua bertemu Anda saling berdiam diri tidak lagi banyak mengungkapkan diri. Jika tahap perusakan ini berlanjut Anda memasuki tahap pemutusan.

5)

Tahap pemutusan adalah pemutusan ikatan yang mempertalikan kedua pihak. Jika bentuk ikatan itu adalah perkawinan pemutusan hubungan dilambangkan dengan perceraian walaupun pemutusan hubungan aktual dapat berupa hidup terpisah. Dalam bentuk materi inilah tahap ketika harta kekayaan

dibagi

dan

pasangan

suami

istri

saling

merupakan

hal

yang

berebut

hak

pemeliharaan anak.

g. Mendengarkan dan Berbicara 1) Mendengarkan Mendengarkan

dan

berbicara

utama

dalam

berkomunikasi secara interpersonal. Pendengar aktif adalah mendengar untuk mengerti apa yang dikatakan dibalik pesan itu. Apabila terjadi kekurangan dalam proses mendengarkan maka yang terjadi adalah ketidakmengertian bahasa yang digunakan dalam menerjemahkan pesan yang disampaikan, kurangnya waktu untuk menerjemahkan pesan dalam bentuk kata-kata, atau mengabaikan isyarat nonverbal yang mengiringi pesan verbal.

16

Gambar 6. Tahapan proses merespon

Seseorang yang mendengarkan dengan aktif harus dapat mengetahui juga pesan yang diterima secara keseluruhan dan dari sudut pandang yang berbeda dari apa yang dikatakan seseorang. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mendengarkan secara aktif, yaitu: a)

Mendengarkan dengan menangkap ungkapan nonverbal sebaik isyarat verbal. Pada saat mendengarkan dengan aktif, penerima akan mendapat umpan balik dengan menguraikan sendiri kata-kata tentang pesan yang disampaikan oleh sumber.

b)

Penerima pesan mengecek kembali (perception check) yaitu apa yang terkandung dalam sebuah pesan yang diterimanya untuk mengerti pesan apa yang sesungguhnya.

c)

Gambaran

perilaku

(behavior

descriptions)

ini

merupakan

gambaran individu yang sangat spesifik. Kegiatan pengamatan kepada orang lain tanpa membuat keputusan atau mengeneralisasi tentang apa latarbelakang dan sifat-sifatnya. Teknik mendengarkan efektif

dapat membantu para komunikator

mempunyai informasi yang akurat. Pastikan bahwa kualitas informasi yang baik tidak hanya merupakan tantangan dalam mendengarkan. Keduanya baik pengirim maupun penerima harus

memastikan

bahwa

mereka

mempunyai kualitas ketepatan dari informasi yang benar. Brownell, 1994

menyatakan

bahwa efektivitas mendengarkan dapat dimengerti

melalui indikator perilaku: seseorang merasa berhubungan dengan

17

mendengarkan secara efektif dalam enam unsur yang dikenal; HURIER Model (Hearing, Understanding, Remembering, Interpreting, Evaluating, and Responding).

Hearing (Paying careful attentions to what us being said)

Understanding (comprehending the message being sent)

Remembering (Being able to recall the massage being sent)

Effective listening

Responding (replying to the sender letting him or her know you are paying attention)

Evaluating (Not immediately passing judgement on the massage being sent)

Interpreting ( not reading anythinginto the message the sender is communicating)

Gambar 7. Hurier Model

2) Ketrampilan Berbicara Ketrampilan

verbal

dalam

berbicara

merupakan

kemampuan

mengekspresikan bahan pembicaraan dalam bahasa kata-kata. Tidak ada aturan yang mengikat atau standar dalam penggunaannya, baik menyangkut panjang kata -kata maupun rincian uraian yang aka disampaikan. Semuanya tergantung pada unsur tingkat pengalaman, panjang pembicaraan, materi pembicaraan, serta waktu yang tersedia. Dalam berbicara tidak baik mengunakan kata-kata jargon yaitu katakata yang dibuat dan digunakan untuk kalangan tertentu saja sehingga orang lain tidak mengerti. Untuk menghindari kata-kata jargon dalam komunikasi disarankan untuk mengunakan kata-kata yang pendek,

18

sederhana, dan langsung pada sasaran. Sedangkan teknik yang dapat digunakan dalam meningkatkan effektifitas penampilan berbicara verbal adalah sebagai berikut: a)

Percaya diri: adalah keyakinan pada kemampuan dan penilaian diri sendiri dalam melakukan tugas dan memilih pendekatan yang efektif. Hal ini termasuk kepercayaan atas kemampuannya menghadapi lingkungan yang semakin menantang dan kepercayaan atas pendapatnya.

b)

Ucapkan kata-kata dengan jelas dan perlahan-lahan, berikan penekanan dan pengulangan untuk

hal-hal yang dianggap

penting. c)

Berbicaralah

dengan

wajar sebagaimana biasanya,

jangan

terkesan seperti penyair atau sedang berdeklarasi. d)

Hindari suara monoton, gunakan tekanan dan irama tertentu untuk menampilkan poin-poin tertentu seperti marah dengan nada tinggi, sedih dengan suara memelas, tetapi hindarkan kesan seperti pemain drama.

e)

Menarik napas dalam-dalam, dua sampai dua kali untuk mengurangi

ketegangan. Atur napas secara normal jangan

terkesan seperti yang sedang dikejar-kejar. f)

Hindari sindrom em, ah, anu, apa dan sebagainya. Jika terpojok dan kehabisan bicara.

g)

Membaca paragraf yang dianggap penting dari teks tulisan. Jangan merasa malu dengan hal ini karena pendengar akan berfikir bahwa kita akan menekankan poin pembicaraan.

h)

Siapkan air minum (terutama mereka yang sering kali kehabisan napas jika berbicara).

h. Komunikasi Nonverbal dan Bahasa Tubuh 1) Konsep Dasar Bahasa Tubuh Menurut David Cohen dalam buku “bahasa tubuh dalam pergaulan” menjelaskan tentang bahasa tubuh merupakan bentuk topeng-topeng yang mengungkapkan bahwa bahasa tubuh juga menyingkapkan topeng-topeng kita. Manusia belajar menggunakan topeng sejak kecil dan banyak diantara kita dapat melakukannya dengan baik. Banyak 19

isayarat-isyarat nonverbal tentang perasaan yang bersifat sangat halus dan terjadi hanya sekilas. Dapat diilustrasikan seperti seseorang mencoba menguraikan pola dari selendang yang dipakai seseorang yang sedang lewat. Untuk dapat memaknai itu diperlukan keahlian dan latihan. Untuk dapat menerobos topeng yang kita pakai adalah apa yang disebut oleh para ahli psikologi sebagai “isyarat yang bocor”, isyarat yang sebenarnya tidak ingin kita berikan namun tidak dapat terkontrol. Mengatur ekspresi wajah sangat mudah dilakukan. Jika anda tidak ingin tampak sedih, anda dapat berpura-pura. Lebih sulit mengatur nada suara kita atau gerakan tubuh, mereka ini sering “bocor”. Pelajari mereka dan anda akan segera tahu banyak tentang apa yang sedang dipikirkan orang lain. Cara seseorang berbicara mencerminkan kepribadiannya. Beberapa orang bicaranya keras dan tanpa henti; orang lainnya sukar dimengerti dan beberapa sangat diam. David Cohen tidak menyetujui anggapan bahwa orang dengan kepribadian tertentu cenderung memiliki gaya tubuh tertentu yang tidak akan sama dengan orang lain. Beberapa penelitian yang baik tentang kepribadian, menunjukkan kontras antara ekstravert, yang ceria, ramah, cepat, tidak teliti, suka humor, tidak sabar dan memiliki metabolisme yang tinggi dengan introvert yang teliti banyak cemas, lamban, dan kurang kemampuan dalam sosialisasi. Kepribadian yang satu tidak lebih baik dari kepribadian lainnya. Mereka adalah gaya, tapi gaya yang terungkap melalui bahasa tubuh. Dalam hubungan antar pribadi, banyak orang merasa berada dibawah tekanan untuk tidak menunjukkan perasaan mereka. Kita hidup melalui suatu periode perubahan sosial yang kompleks, membuat banyak dari kita merasa lebih aman bersembunyi dibalik kedok. Dalam kamus komunikasi dari Onong U. Effendy bahwa Kinesic Communication atau komunikasi kial atau komunikasi kinesik adalah komunikasi yang dilakukan dengan gerakan anggota tubuh; salah satu jenis komunikasi nonverbal. Peter Clayton dalam buku “bahasa tubuh dalam pergaulan sehari-hari” mengungkapkan bahwa apa yang disebut dengan bahasa tubuh ? saya

20

telah mengajukan pertanyaan ini kepada orang yang tak terhitung banyaknya. Jawaban yang mereka berikan tanpa kecuali sesuatu yang sejalan dengan komunikasi nonverbal yang menurut hemat saya tidak salah sejauh ini. Akan tetapi, jawaban itu tidak benar-benar menjelaskan kebenaran alami dari bahasa tubuh. Selama bertahun-tahun saya berusaha untuk menyingkat pengertian ini menjadi beberapa kalimat sederhana. Alo Liliweri dalam buku “komunikasi verbal dan nonverbal” menjelaskan bahwa bahasa tubuh adalah gerakan ; tubuh yang merupakan sebagian perilaku nonverbal dapat disampaikan melalui simbol komunikasi kepada orang lain. Perilaku itu sangat bergantung dari erat tidaknya hubungan dengan orang lain. Dalam bagian ini akan diuraikan komunikasi nonverbal “gerak tubuh” atau yang disebut kinesik. 2) Bentuk-bentuk bahasa tubuh Bentuk dan tipe umum dari bahasa tubuh meliputi tiga yakni : 1) kontak mata, 2) ekspresi wajah, 3) gerakan anggota tubuh. Agar jelasnya diuraikan secara singkat sebagai berikut :

a)

Kontak mata Kontak mata juga mengacu pada sesuatu yang disebut dengan gaze yang meliputi suatu keadaan penglihatan secara langsung antar orang disaat sedang berbicara. Kontak mata sangat menentukan kebutuhan psikologis dan membantu kita memantau efek komunikasi antar pribadi. Melalui kontak mata anda dapat menceritakan kepada orang lain suatu pesan sehingga orang akan memperhatikan kata demi kata melalui tatapan. Misalnya pandangan yang sayu, cemas, takut, terharu, dapat mewarnai latar belakang psikologis anda. Jumlah dan cara-cara penataan mata berbeda dari seseorang dengan orang yang lainnya, dari budaya yang satu kebudaya lain. Berbagai studi menunjukkan bahwa sekitar 50-60 persen orang akan memandang

orang

lain

disaat

melakukan percakapan.

Bagi

pembicara digunakan 40 persen dan bagi pendengar kira-kira 70 persen penglihatan. Pertanyaannnya kapankah anda suka melihat

21

orang lain ketika anda sedang berbicara ? mata anda seolah-olah membuat kontak yang semakin besar dan lelusa dalam melakukan kontak mata seperti waktu berdiskusi sehingga akan saling memberikan reaksi dan seterusnya. Kontak mata sebagai simbol komunikasi nonverbal mempengaruhi perilaku, kepercayaan dalam berkomunikasi. Ingatlah bahwa ketika melakukan kontak mata, orang lain langsung dapat mengukur sejauh mana kemampuan anda dalam melakukan komunikasi. Beberapa contoh dibawah ini berkaitan dengan perilaku kontak mata diberbagai etnik/bangsa di dunia; seorang guru akan mengunakan bahasa tubuh mata pada para murid-muridnya di sekolah, tingkah laku seorang anak akan menjadi sinyal guru atau pertanda bahwa murid tersebut tidak atau belum melakukan apa yang ditugaskan, jika seorang anak belum atau tidak mengerjakan

penugasan

yang

diberikan

guru

maka

ada

kecenderungan memiliki pandangan mata yang berbeda ketika murid tersebut bertatap muka.

Gambar 8. Model kontak mata

Aparat kepolisisan menggunakan bahasa tubuh mata pada para supir dijalanan baik pengemudi motor maupun mobil dapat menjadi sinyal atau pertanda kelengkapan surat-surat yang mereka miliki, jika para

22

pengemudi

tidak

memiliki

surat-surat

yang

lengkap

maka

ada

kecenderungan memiliki pandangan mata yang berbeda ketika bertemu dengan para aparat kepolisisian dalam suatu operasi di jalan, dan biasanya aparat kepolisisan dapat melihat perbedaan pandangan mata para pengemudi yang merasa bersalah atau tidak bersalah. Begitu pun kontak mata menjadi pertanda bagi para penjahat atau orang-orang yang merasa bersalah dari aspek hukum baik dalam kasus pencurian, perampokan, pembunuhan dan para pelaku kriminal lainnya. Cenderung memiliki kontak mata yang berbeda ketika melihat aparat kepolisian. Kalau dilihat dari perbedaan budaya ketika memandang orang lain bukan pada tempatnya dapat berakibat fatal. Misalnya ketika seorang wanita Jepang dengan seorang pria Amerika yang sedang ertatap muka, sang wanita harus menunduk tetapi sang pria terus memandang dengan penasaran. Setibanya di asrama mahasiswa, sang pria marah-marah dan mengejek wanita orang yang tidak bersahabat. Sang wanita tersinggung dan menangis histeris. Setelah diselidiki ternyata dalam budaya Jepang hanya wanita kurang baik yang boleh memandang seorang pria di tempat umum, hal demikian tidak terjadi di Amerika. b.

Ekspresi wajah Ekspresi wajah meliputi pengaruh raut wajah yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara emosional atau bereaksi terhadap suatu pesan. Wajah setiap orang selalu menyatakan hati dan perasaannya. Wajah ibarat cermin dari pikiran, dan perasaan. Melalui wajah orang juga bisa membaca makna suatu pesan. Pernyataan wajah menandai masalah ketika : 1). ekspresi wajah tidak merupakan tanda perasaan 2). ekspresi wajah yang dinyatakan tidak seluruhnya merupakan tanda pikiran dan perasaan. Dengan demikian penampilan wajah sangat tergantung pada orang yang menanggapi atau menafsirkannya. Ekspresi wajah dari budaya yang lain memandang berbeda. Ekspresi

wajah

juga

dapat

kita

lihat

ketika

kita

memandang

seseorang yang dianggap sebagai orang yang polos/lugu atau dianggap kejam/dingin. Hal ini didasari ada sebuah ekspresi wajah yang nampak pada orang yang bersangkutan tidak menunjukkan sebuah perubahan

23

seperti yang dilakukan oleh orang lain ketika mendengar atau mengetahui suatu peristiwa baik kesedihan maupun kegembiraan, keanehan atau kelayakan.

c.

Gestures Gestures merupakan bentuk perilaku nonverbal pada gerakan tangan, bahu, jari- jari. Kita sering menggunakan gerakan anggota tubuh secara sadar maupun tidak sadar untuk menekankan suatu pesan. Ketika anda berkata : pohon itu tinggi, atau rumahnya dekat; maka anda pasti menggerakkan tangan untuk menggambarkan deskripsi verbalnya. Pada saat anda mengatakan : letakkan barang itu! Lihat pada saya! Maka yang bergerak adalah telunjuk yang menunjukkan arah. Ternyata manusia mempunyai banyak cara dan bervariasi dalam menggerakkan tubuh dan angota tubuhnya ketika mereka sedang berbicara. Mereka yang cacat bahkan berkomunikasi hanya dengan tangan saja.

d.

Penggunaan Gerakan Tubuh Mungkin anda juga perlu mengetahui dan mengerti bagaimana gerak tubuh dipergunakan dalam komunikasi nonverbal. Tanpa diobservasi sekalipun, ternyata setiap gerakan tertentu.

tubuh mengkomunikasikan fungsi

Ekman dan Friesen mengkategorikannya sebagai emblem,

illustrator, affect display, regulator, adaptor. 1) Emblem Emblem merupakan terjemahan pesan nonverbal yang melukiskan suatu makna bagi suatu kelompok sosial. Tanda V menunjukkan suatu tanda

kekuatan

dan kemenangan yang biasanya dipakai

dalam kampanye presiden di Amerika Serikat. Atau di Indonesia dipakai untuk menunjukkan kemenangan Golkar. Emblem harus dipelajari melalui proses yang mungkin saja merupakan bentuk lain dari arbitrary, iconic dalam perlambangan saja 2) Ilustrator Ilustrator merupakan tanda-tanda nonverbal dalam komunikasi. Tanda ini merupakan gerakan anggota tubuh yang menjelaskan atau menunjukkan contoh sesuatu. Seorang ibu melukiskan bahwa Aris,

24

putranya yang sekolah di SMA Negeri ,

mempunyai tinggi badan

tertentu, memiliki kegemaran dan lain-lain .

Sang

ibu

menaik

turunkan tangannya.

3) Adaptor Adaptor merupakan gerakan anggota tubuh yang bersifat spesifik. Pada mulanya gerakan

ini

berfungsi untuk menyebarkan atau

membagi ketegangan anggota tubuh, misalnya meliuk-liukan tubuh, memulas tubuh, menggaruk kepala, loncatan kaki. Ada beberapa jenis adaptor yaitu : (1) self adaptor misalnya menggaruk kepala untuk menunjukkan kebingungan; (2) alter adaptors; geraka nadaptor yang diarahkan kepada orang lain, mengusap-usao kepala orang lain sebagai tanda kasih sayang; (3) obyek adaptor; adalah gerakan adaptor yang diarahkan kepada obyek tertentu. Gerakan

adaptor

sebenarnya

gerakan

seseorang

yang

menggambarkan perilaku ikonik dan intrinsic yang kadang-kadang secara sadar dilakukan terhadap dirinya sendiri; kecuali orang

lain

maka

adaptor

bertujuan

menumbuhkan

untuk interaksi

dan komunikasi. 4) Regulator Regulator adalah gerakan yang berfungsi mengarahkan, mengawasi, mengkoordinasi interaksi dnegan seksama. Sebagai contoh, kita menggunkan kontak mata sebagai tanda untuk memperhatikan orang lain yang sedang berbicar dan mendengarkan orang lain. Regulator merupakan tanda utama yang bersifat interaktif, bentuknya ikonik dan intrinsik.

(e). Affect Display Perilaku affect display selalu menggambarkan perasaan dan emosi. Wajah merupakan media yang paling digunakan untuk menunjukkan reaksi terhadap pesan yang direspon. Bentuk affect display bersifat intrinsik yang digunaka nuntuk fungsi interaktif dan informatif. Beberapa contoh perilaku gerakan anggota tubuh dapat terlihat sebagai berikut. Kalau di Amerika atau di Eropa continental anda

25

boleh menggunakan tanda V sebagai lambang kemenangan (Victory) yang dipopulerkan Winston Churchill maka di Afrika Selatan V tidak boleh anda gunakan. Di Afrika Selatan pun anda diharapkan tidak memasukkan ibu jari diantara telunjuk dan jari tengah. Isyarat-isyarat tangan sebaiknya dihindari jika

anda bertemu dengan orang

argentina; di Australia ibu jari yang diacungkan merupakan isyarat yang kasar, dalam pertemuan dengan orang Australia berdirilah tegak dan gunakan tangan secara sederhana.

Gambar 9. Contoh perilaku anggota tubuh

Di Austria sebaiknya anda menghindari berbicara dengan tangan dimasukan kedalam saku; sebaiknya di belanda anda boleh melambaikan tangan bagi orang yang jauh. Yang tidak boleh dilakukan di belanda adalah mengunyah permen karet atau berdiri dengan tangan di saku bagi mereka hal itu menggambarkan kesombongan dan keangkuhan. Di Chili waktu bercakap sambil duduk merupakan terbaik, namun hindari isyarat tangan karena hanya pelayan restoran yang dipanggil dengan lambaian tangan. Tidak hanya tangan di kolombia jangan menaruh kaki di atas meubel dianggap kurang ajar, karena di kolombia orang memanggil orang lain dengan melembaikan jari- jari tangan atau seluruh tangan dan telapaknya mengahadap ke bawah. Sama

26

dengan

di

afrika

selatan

maka

di

Costarica

jangan

mengepalkan tangan dengan ibu jari tersembul diantara telunjuk dan jari tengah. Pada waktu makan kedua tangan harus ada di tatas meja. Di Elsavador jangan menunjuk seseorang dengan jari tangan atau mengarahkan kaki kearah orang lain. Hanya teman akrab yang dipanggil dengan tangan. Di Inggris isyarat berlebihan seperti menepuk punggung atau merangkul bahu dengan lengan harus dihindari.

e.

Jenis-Jenis Komunikasi Nonverbal Menurut Jandt (1998: 99) sebagaimana yang dikutip Yosal Iriantara dalam bukunya Komunikasi Antarpribadi komunikasi nonverbal terbagi secara sempit dan luas. Secara sempit komunikasi nonverbal sebagai “penggunaan secara intensional seperti dalam

penggunaan simbol

nonlisan untuk mengkomunikasikan pesan tertentu.” Dari perspektif ini, komunikasi nonverbal merujuk pada tindakan sumber dan atribut-atribut yang tak sepenuhnya bersifat verbal. komunikasi nonverbal

Sedangkan secara luas

mengacu pada unsur-unsur lingkungan

yang

dipergunakan manusia dalam berkomunikasi, seperti warna dinding tempat percakapan berlangsung (Iriantara, 2014: 2.5). Fitur nonverbal mempengaruhi makna dari kata-kata kita. Jenis-jenis komunikasi verbal menurut Jandt (1998) dalam (Iriantara, 2014: 2.9-2.110) adalah sebagai berikut; 1)

Proxemics (Kedekatan), Istilah ini berasal dari Edward Hall yang mengambilnya dari kata Proximity (kedekatan) untuk menunjukan adanya ruang atau tetorial baku dan ruang personal yang kita gunakan dalam berkomunikasi.

2)

Kinesics (Kinesik), Istilah ini digunakan untuk menunjukan gerakgerik atau sikap tubuh (gestures), gerak tubuh (body movement), ekspresi wajah, dan kontak mata.

3)

Chronemics (Kronemik), Istilah ini berkaitan dengan waktu. Ada yang memandang waktu itu berjalan linier atau mengikuti garis lurus yang bergerak dari titik awal menuju titik akhir.

4)

Paralanguage (Parabahasa), Istilah ini menunjuk pada unsur-unsur nonverbal sauara dalam percakapan verbal.

27

5)

Kebisuan, Istilah ini dipandang agak membingungkan karena membisu dipandang tidak berkomunikasi. Namun sebenarnya, dalam kebisuan orang mengkomunikasikan sesuatu.

6)

Haptics, Istilah ini berkaitan dengan penggunaan sentuhan dalam berkomunikasi.

7)

Tampilan Fisik dan Busana, Istilah ini menunjukan pesan nonverbal dapat juga berupa tampilan fisik dan busana yang dikenakan.

8)

Olfactics, Istilah ini berkaitan dengan penggunaan indera penciuman dalam berkomunikasi nonverbal. Bukan hanya bau wangi parfum, tetapi juga bau badan berpengaruh terhadap komunikasi.

9)

Oculesics, Istilah ini menunjuk pada pesan yang disampaikan melalui mata.

Dengan demikian, komunikasi nonverbal yang menyampaikan pesanpesan nonverbal merupakan bagian dari setiap bentuk komunikasi manusia. Tanpa ada pesan nonverbal, kita akan merasakan komunikasi berlangsung hambar dan dingin karena fungsi komunikasi nonverbal yang amat penting dalam kegiatan komunikasi.

2.

Berkomunikasi

sesuai

dengan

potensi,

lingkungan

dan

kemampuan peserta didik Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan atau planning dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Demikian pula dengan strategi komunikasi yang merupakan perpaduan antara perencanaan komunikasi dengan menajemen komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukkan bagaimana operasional praktis yang harus dilakukan, dalam arti bahwa pendekatan bisa berbeda-beda sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan kondisi.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan

komunikasi yaitu;

28

a.

Mengenali sasaran komunikasi Sebelum

melakukan

memahami

komunikasi

seseorang

perlu

mengetahui

dan

siapa saja yang akan menjadi sasaran komunikasi tersebut.

Sudah tentu ini tergantung pada tujuan komunikasi apakah agar komunikan hanya sekedar mengetahui ataukah agar komunikan melakukan tindakan tertentu. Apapun tujuan, metode, dan banyaknya sasaran, pada diri komunikan perlu memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut: 1)

Kerangka referensi seseorang terbentuk dalam dirinya sebagai hasil dari perpaduan pengalaman, pendidikan, cita-cita, gaya hidup, norma hidup, status sosial, ideologi, dan lain-lain.

2)

Situasi dan kondisi: faktor situasi ini terjadi pada saat komunikan akan menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Sedangkan yang dimaksud kondisi adalah keadaan fisik dan psikis komunikan pada saat ia sedang menyampaikan atau

menerima pesan komunikasi.

Komunikasi kita tidak akan efektif jika komunikan sedang marah, sedih, bingung, sakit, atau lapar. 3)

Pemilihan media komunikasi dapat dilakukan karena ada berbagai macam media komunikasi mulai dari yang tradisional sampai dengan modern. Untuk mencapai sasaran komunikasi kita bisa memilih salah satu atau menggabungkan beberapa media untuk mencapai tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan, dan teknik yang akan dipergunakan. Peran media sangatlah penting untuk membantu proses komunikasi.

4)

Penentuan tujuan berkomunikasi sangat penting bagi komunikator dalam berkomunikasi

karena akan digunakan sebagai dasar untuk

menentukan teknik yang akan diambil. 5)

Peranan komunikator dalam komunikasi yang harus memperhatikan beberapa faktor : a) Daya tarik sumber Seorang komunikator akan berhasil dalam komunikasi jika mampu mengubah sikap, opini, dan perilaku komunikan melalui mekanisme daya

tarik,

yakni

ketika

pihak

komunikan

merasa

bahwa

komunikator ikut serta dengannya.

29

Gambar 10 Contoh daya tarik komunikator

b) Kredibilitas sumber c) Faktor kedua yang bisa menyebabkan komunikasi berhasil adalah kepercayaan komunikan pada komunikator. Kepercayaan ini banyak bersangkutan dengan profesi keahlian yang dimiliki seorang komunikator. Komunikasi yang efektif dalam pembelajaran banyak ditentukan oleh keaktifan antara pendidik dan peserta didik dalam bentuk timbal balik berupa pertanyaan, jawaban pertanyaan atau berupa perbuatan baik secara fisik maupun secara mental. Adanya umpan balik ini memungkinkan pembelajar mengadakan perbaikan-perbaikan cara komunikasi yang pernah dilakukan. Keefektifan komunikasi dapat mengambarkan kemampuan orang dalam menciptakan suatu pesan dengan tepat, yaitu pengirim pesan dapat mengetahui bahwa penerima pesan

mampu

menginterprestasikan

sama

dengan

apa

yang

dimaksudkan oleh si pengirim. Selain itu keefektifan pembelajaran sangat ditentukan oleh adanya perhatian dan minat pebelajar. Ini sesuai dengan model “AIDA singkatan dari Attention (perhatian ), Interest (minat), Desire (hasrat), dan Action (kegiatan)” . Maksudnya agar terjadi kegiatan pada diri pebelajar sebagai komunikan, maka terlebih dahulu harus dibangkitkan perhatian dan minatnya kemudian dilanjutkan dengan penyajian bahan. Dengan demikian timbul hasratnya untuk melaksanakan kegiatan, sehingga walaupun persepsinya tidak terlalu sama dalam menerima

30

pesan tetapi perbedaannya tidak terlalu banyak. Karena secara psikologis setiap orang akan menanggapi dan memberi makna yang berbeda-beda sesuai dengan karakternya masing-masing. Komunikasi yang jelas dalam sebuah pembelajaran adalah salah satu syarat bahwa pembelajaran berlangsung efektif. Jadi bila kita ingin menjadi pendidik yang efektif, marilah kita bersama-sama memperbaiki kemampuan kita berkomunikasi kepada peserta didik dalam setiap pembelajaran.

Ada

beberapa

komponen

dalam

komunikasi

pembelajaran yang efektif yaitu : penggunaan terminologi yang tepat, presentasi yang berkesinambungan dan sistematis, sinyal transisi atau perpindahan topik bahasan, tekanan pada bagian-bagian penting pembelajaran, kesesuaian antara tingkah laku komunikasi verbal dengan tingkah laku komunikasi nonverbal. b.

Strategi meningkatkan komunikasi Dalam proses belajar mengajar di sekolah, berbagai pendekatan yang digunakan guru dalam mendidik para pelajar. Ada kalanya guru bagaikan seorang bos atau raja yang hanya mengarah dan memerintah pelajar menurut kehendaknya.

Ada juga guru mengajak para pelajar bersama-

sama menyelesaikan topik yang dibincangkan. Namun kesemua kaedah itu berguna dan bermanfaat sesuai dengan keadaan.

Seorang guru yang

ditakuti pada dasarnya dianggap tidak berhasil dalam menjalankan komunikasi efektif, karena tanpa komunikasi yang baik, hasil yang dituai juga

tidak

akan

memuaskan.

Minimal

lima

strategi

yang

dapat

dikembangkan dalam upaya untuk menciptakan/mambangun komunikasi efektif dalam pembelajaran atau proses belajar mengajar, seperti disebutkan berikut ini: 1) Respect adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Seorang pendidik harus bisa menghargai setiap peserta didik yang dihadapinya. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan syarat mutlak dalam

berkomunikasi dengan

orang lain. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati maka kita dapat membangun kerjasama

yang

menghasilkan

sinergi

yang

akan

meningkatkan

31

efektivitas kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai tim.

Gambar 11 Strategi meningkatkan komunikasi

2) Menurut Dale Carnegie dalam bukunya “How to Win Friends and Influence People”, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan yang jujur dan tulus. Seorang psikolog yang sangat terkenal William James juga mengatakan bahwa “Prinsip paling dalam dari sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai”. Berikan sebuah penghargaan yang tulus kepada masing–masing peserta didik. Sehingga peserta didik dapat membedakan antara perlakuan yang tulus dan tidak tulus. Ketika memberikan penghargaan maka Anda sebagai seorang pendidik akan dihargai oleh peserta didik. 3) Emphaty, kemampuan menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain. Demikian halnya dengan bentuk komunikasi didunia pendidikan. Kita perlu saling memahami dan mengerti keberadaan, perilaku,

dan

keinginan

dari

peserta

didik.

menimbulkan respek atau penghargaan, membangun

kepercayaan

yang

Rasa

empati

akan

dan rasa respek akan

merupakan

unsur

utama

dalam

membangun sebuah suasana kondusif di dalam proses belajar-mengajar.

32

Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologi atau penolakan dari penerima. 4) Audible berarti “dapat didengarkan” atau bisa dimengerti dengan baik. Sebuah pesan harus dapat disampaikan dengan cara atau sikap yang bisa diterima oleh si penerima pesan. Raut muka yang cerah, bahasa tubuh yang baik, kata-kata yang sopan, atau cara menunjuk, termasuk ke dalam komunikasi audible. 5) Clarity

adalah

kejelasan

dari

pesan

itu

sendiri

sehingga

tidak

menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka, sehingga dapat menimbulkan rasa percaya dari penerima pesan. Karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme peserta didik dalam proses belajar-mengajar. Perjelas maksud Anda dalam mengajar sesuatu, sampaikan secara sistematis dan teratur, gunakan alat bantu peraga jika memang diperlukan. Semakin peserta didik merasakan mendapat banyak ilmu dari Anda, maka peserta didik akan semakin terpacu untuk terus menghadiri dan memperhatikan pelajaran yang Anda sampaikan. Dengan cara seperti ini peserta didik tidak akan menganggap lagi proses belajar-mengajar sebagai formalitas tetapi akan mengganggapnya sebagai sebuah kebutuhan pokok bagi kehidupannya. 6) Humble atau rendah hati adalah menghargai orang lain, mau mendengar, menerima kritik, tidak sombong, dan tidak memandang rendah orang lain. Seperti yang disampaikan Wilbur Schramm dalam Suranto (2005), “the condition of success in communication”, yakni kondisi yang harus dipenuhi jikakita menginginkan agar suatu pesan yang membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki dengan memperhatikan: a)

Pesan harus dirancang dan disampaikan dengan menarik.

b)

Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman antara komunikator dan komunikan, sehingga dimengerti.

33

c)

Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan.

d)

Pesan harus menyarankan kebutuhan komunikan.

suatu

jalan

untuk

memperoleh

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah bagaimana bisa menarik perhatian komunikan. Dengan mendapatkan perhatian komunikan maka kita juga akan membuat komunikan tertarik untuk mengetahui isi pesan yang disampaikan. Penyajian pesan agar menarik, jelas pada awalnya, tergantung pada packaging pesan sesuai dengan media yang akan digunakan. Saat menggunakan media cetak misalnya, pesan yang disampaikan haruslah disajikan dengan menarik. Baik dari segi isi maupun tampilan secara keseluruhan. Untuk menjadikan sebuah komunikasi akan menjadi lebih effektif maka perlu memperhatikan beberapa hal; a)

Berikan kesan bahwa anda antusias berbicara dengan mereka. Ketika anda memberikan kesan bahwa anda sangat antusias berbicara dengan mereka dan peduli kepada mereka, anda membuat perasaan mereka lebih positif dan percaya diri.

b)

Ajukan pertanyaan terbuka tentang minat mereka dan galilah sedetail mungkin sehingga akan membantu mereka memperoleh perspektif baru tentang diri mereka sendiri dan tujuan hidup mereka.

c)

Beradaptasi dengan bahasa tubuh dan perasaan mereka – Rasakan bagaimana perasaan mereka pada saat ini dengan mengamati bahasa tubuh dan nada suara. Dari sudut pandang ini anda dapat menyesuaikan kata-kata, bahasa tubuh, dan nada suara anda sehingga mereka akan merespon lebih positif.

d)

Tunjukkan rasa persetujuan: Katakan kepada mereka apa yang anda kagumi tentang mereka dan mengapa – Salah satu cara terbaik untuk segera berhubungan dengan orang adalah dengan menjadi jujur dan memberitahu mereka mengapa anda menyukai atau mengagumi mereka. Jika menyatakan secara langsung dirasakan kurang tepat cobalah dengan pernyataan tidak langsung. Kedua pendekatan tersebut bisa sama-sama efektif.

34

e)

Dengarkan dengan penuh perhatian semua yang mereka katakan – Jangan terlalu berfokus pada apa yang akan Anda katakan selanjutnya selagi mereka berbicara. Sebaliknya, dengarkan setiap kata yang mereka katakan dan responlah serelevan mungkin. Hal ini menunjukkan bahwa anda benar-benar mendengarkan apa yang mereka katakan dan anda sepenuhnya terlibat di dalam suasana bersama dengan mereka. Juga pastikan untuk bertanya setiap kali ada sesuatu yang tidak mengerti pada hal-hal yang mereka katakan.

f)

Beri mereka kontak mata yang lama – kontak mata yang kuat mengkomunikasikan kepada orang lain bahwa anda tidak hanya terpikat oleh mereka dan apa yang mereka katakan tetapi juga menunjukkan bahwa anda dapat dipercaya. Ketika dilakukan dengan tidak berlebihan mereka juga akan menganggap anda yakin pada diri anda sendiri karena kesediaan anda untuk bertemu mereka secara langsung.

g)

Ungkapkan diri anda sebanyak mungkin – Salah satu cara terbaik untuk mendapatkan kepercayaan seseorang adalah dengan mengungkapkan diri secara terbuka. Bercerita tentang kejadian atau pengalaman yang menarik dari hidup anda atau hanya menggambarkan contoh lucu dari kehidupan normal sehari-hari.

h)

Berikan kesan bahwa anda berdua berada di tim yang sama – Gunakan kata-kata seperti “kami, kita ” untuk segera membangun sebuah ikatan. Bila anda menggunakan kata-kata tersebut anda membuatnya tampak seperti anda dan mereka berada di tim yang sama, sementara orang lain berada di tim yang berbeda.

i)

Berikan mereka senyuman terbaik anda – Ketika anda tersenyum pada orang, anda menyampaikan pesan bahwa anda menyukai mereka dan kehadiran mereka membawa anda kebahagiaan. Tersenyum pada mereka akan menyebabkan mereka sadar ingin tersenyum kembali pada anda yang secara langsung akan membangun hubungan antara anda berdua.

j)

Menawarkan saran yang bermanfaat – Kenalkan tempat makan yang pernah anda kunjungi, film yang anda tonton, orang-orang baik yang mereka ingin temui, buku yang anda baca, peluang karir atau apa pun yang terpikirkan oleh anda. Jelaskan apa yang menarik dari orang-

35

orang, tempat atau hal-hal tersebut. Jika anda memberi ide yang cukup menarik perhatian mereka, mereka akan mencari anda ketika mereka memerlukan seseorang untuk membantu membuat keputusan tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya. k)

Beri mereka motivasi – Jika orang yang anda hadapi lebih muda atau dalam posisi yang lebih sulit dari anda, mereka mungkin ingin mendengar beberapa pengalaman . Jika anda ingin memiliki hubungan yang sehat dengan orang tersebut maka tentu saja tidak ingin tampak seperti anda memiliki semuanya. Yakinkan mereka bahwa mereka dapat melampaui masalah dan keterbatasan mereka, sehingga mereka akan berharap menjadikan anda sebagai teman yang enak untuk diajak bicara.

l)

Tampil dengan tingkat energi yang sedikit lebih tinggi dibanding orang lain – Umumnya, orang ingin berada disekitar orang-orang yang akan mengangkat mereka, bukannya membawa mereka ke bawah. Jika anda memiliki tingkat energi yang lebih rendah daripada orang lain maka mereka secara alami akan menjauh dari Anda. Untuk mencegah hal ini terjadi tunjukkan dengan suara dan bahasa tubuh anda bahwa anda memiliki tingkat energi yang sedikit lebih tinggi sehingga mereka akan merasa lebih bersemangat dan positif berada di sekitar Anda. Namun jangan juga anda terlalu berlebihan berenergik sehingga menyebabkan orang-orang tampak seperti tidak berdaya.

m) Sebut nama mereka dengan cara yang menyenangkan telinga mereka – nama seseorang adalah salah satu kata yang memiliki emosional yang sangat kuat bagi mereka. Tapi hal itu belum tentu seberapa sering anda menyebutkan nama seseorang mengatakannya.

namun lebih pada bagaimana anda

Hal ini dapat membiasakan menyebutkan

nama

seseorang untuk satu atau dua menit sampai anda merasakan adanya emosional yang kuat. n)

Tawarkan untuk menjalani hubungan selangkah lebih maju – Ada beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk memajukan persahabatan anda dengan seseorang : tawaran untuk makan dengan mereka, berbicara sambil minum kopi, melihat pertandingan olahraga, dll. Meskipun jika orang tersebut tidak menerima tawaran anda

36

mereka

akan tetap tersanjung bahwa anda ingin mereka menjalani persahabatan ketingkat yang lebih dalam. Di satu sisi mereka akan memandang anda karena anda memiliki keberanian untuk membangun persahabatan bukan mengharapkan persahabatan yang instan. b.

Ketahui tujuan

Tujuan

kita

berkomunikasi

akan

sangat

menentukan

cara

kita

menyampaikan informasi tentu komunikasi kita bersifat pengumuman. Tetapi bila kita bermaksud membeli atau menjual barang komunikasi kita akan bersifat negosiasi. Lain pula cara kita berkomunikasi apabila tujuan kita untuk menghibur, membujuk, atau sekedar basa-basi. c.

Perhatikan Konteks

Konteks

disini

bisa

berarti

keadaan

atau

lingkungan

pada

saat

berkomunikasi. Pada saat berkomunikasi konteks sangat berperan dalam memperjelas informasi yang disampaikan. Formalitas dalam konteks tertentu juga dapat mempengaruhi cara berkomunikasi seseorang. Gaya komunikasi atasan dan bawahan dilingkungan dunia kerja

bahkan komunikasi antar

sesama atasan maupun sesama bawahan pasti berbeda. Apabila orangorang ini bertemu di luar kantor gaya komunikasi diantara mereka akan sangat lain dengan gaya pada saat mereka berada dikantor. Mengirim bunga kepada orang yang berulang tahun atau kepada orang yang kita kasihi akan berbeda maknanya bila disampaikan kepada orang yang sedang berduka. Bahkan jenis bunga yang disampaikanpun membawa pesan atau kesan tersendiri. d.

Pelajari Kultur

Kultur atau budaya, habit atau kebiasaan orang atau masyarakat juga perlu diperhatikan dalam berkomunikasi. f.

Pahami Bahasa

Karena bahasa menunjukkan bangsa artinya bahasa dapat menjadi identitas suatu bangsa. Dengan memahami bahasa orang lain berarti berusaha menghargai orang lain. Tetapi memahami bahasa disini tidak berarti harus memahami semua bahasa yang dipakai oleh mitra bicara kita. Yang lebih penting adalah memahami gaya orang lain berbahasa. Untuk memperjelas

37

pesan yang hendak disampaikan dalam berkomunikasi gunakanlah kalimatkalimat sederhana yang mudah dipahami. Kalimat panjang dan kompleks seringkali mengaburkan makna. Kepiawaian dalam menggunakan kalimatkalimat yang sederhana dan tepat dalam berbahasa akan sangat mempengaruhi efektifitas komunikasi kita.

1.

Melaksanakan Komunikasi dalam Pembelajaran (Melaksanakan

komunikasi efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi kegiatan/permainan yang mendidik) a.

Proses Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses bukan sesuatu yang bersifat statis. Komunikasi memerlukan tempat yang

dinamis sehingga menghasilkan perubahan dalam

usaha mencapai hasil yang

melibatkan interaksi bersama dalam

suatu

kelompok. Pengirim pesan melakukan encode yaitu memformulasikan pesan yang akan disampaikannya dalam bentuk code yang sedapat mungkin dapat ditafsirkan oleh penerima pesan. Penerima pesan kemudian menafsirkan atau men-decode code yang disampaikan oleh pengirim pesan. prosesnya

Jika dilihat dari

komunikasi dibedakan atas komunikasi verbal dan komunikasi

nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan bahasa baik bahasa tulis maupun bahasa lisan. Sedangkan komunikasi nonoverbal adalah komunikasi yang menggunakan isyarat, gerak gerik, gambar, lambing, raut muka, dan sejenisnya. Menurut Endang Lestari G (2003) dalam bukunya yang berjudul “Komunikasi yang Efektif” ada dua model proses komunikasi yaitu : 1) Model linier Model ini menggambarkan sebuah proses yang hanya terdiri dari dua garis lurus dimana proses komunikasi berawal dari komunikator dan berakhir pada komunikan. Berkaitan dengan model ini ada yang dinamakan Formula Laswell. Formula ini merupakan cara untuk menggambarkan sebuah tindakan komunikasi dengan menjawab pertanyaan: who, says what, in wich channel, to whom, dan with what effect.

38

2) Model sirkuler Model ini ditandai dengan adanya 39unsur39 umpan balik (feedback). Pada hakekatnya model sirkuler ini merupakan proses komunikasi yang berlangsung dua arah. Melalui model ini dapat diketahui efektif dan tidaknya suatu komunikasi, karena komunikasi dikatakan efektif apabila terjadi umpan balik dari pihak penerima pesan. Proses komunikasi dapat berlangsung satu arah dan dua arah. Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang terjadi adanya arus informasi dua arah, yaitu dengan munculnya feedback dari pihak penerima pesan. Dalam proses komunikasi yang baik akan terjadi tahapan pemaknaan terhadap pesan (meaning) yang akan disampaikan oleh komunikator, kemudian komunikator melakukan proses encoding, yaitu interpretasi atau mempersepsikan makna dari pesan tadi, dan selanjutnya dikirim kepada komunikan melalui channel yang dipilih. Pihak komunikan menerima informasi dari pengirim dengan melakukan proses decoding, yaitu menginterpretasi pesan yang diterima, dan kemudian memahaminya sesuai dengan maksud komunikator. Sinkronisasi pemahaman antara komunikan dengan komunikator akan menimbulkan respon yang disebut dengan umpan balik. b.

Desain Pesan dalam Pembelajaran

Pembelajaran merupakan sebuah proses komunikasi yang dilakukan secara sengaja dan terencana, karena memiliki tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Agar pesan pembelajaran yang ingin ditransformasikan dapat sampai dengan baik, maka

perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut;

Malcolm sebagaimana disampaikan oleh Abdul Gaffur dalam handout kuliah Teknologi Pendidikan PPs UNY (2006) menyarankan agar pendidik perlu mendesain pesan pembelajaran tersebut dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : 1)

Kesiapan dan motivasi. Kesiapan disini mencakup kesiapan mental dan fisik. Untuk mengetahui kesiapan peserta didik dalam menerima belajar dapat dilakukan dengan pree tes 39atau tes prasyarat. Ada dua jenis motivasi yaitu internal dan eksternal, yang dapat ditumbuhkan dengan pemberian penghargaan,

39

hukuman, serta deskripsi mengenai keuntungan dan kerugian dari pembelajaran yang akan dilakukan. 2)

Alat Penarik Perhatian Pada dasarnya perhatian manusia adalah sangat flrksibel dan cenderung sering berubah-ubah. Sehingga dalam mendesain pesan belajar, pendidik harus pandai-pandai membuat daya tarik guna mengendalikan perhatian peserta didik pada saat belajar.

Sedangkan penarik perhatian dapat

dilakukan melalui: warna, efek , pergerakan/perubahan, humor, kejutan, ilustrasi verbal dan visual, serta sesuatu yang aneh. 3)

Partisipasi aktif peserta didik Pendidik harus mampu dan berusaha untuk membuat peserta didik aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu cara untuk menumbuhkan keaktifan peserta didik dapat melakukan rangsangan-rangsangan berupa : 40tanya jawab, praktik dan latihan, drill, membuat ringkasan, kritik dan komentar, serta pemberian tugas proyek.

4)

Pengulangan Agar peserta didik dapat menerima dan memahami materi dengan baik, maka penyampaian materi sebaiknya dilakukan berulang kali.

5)

Umpan Balik Dalam proses pembelajaran sebagaimana yang terjadi pada komunikasi perlu adanya umpan balik yang tepat dan sesuai. Sehingga Umpan balik tersebut dapat memotivasi dan memberikan semangat bagi peserta didik. Umpan balik yang diberikan dapat berupa : informasi kemajuan belajar peserta didik, penguatan terhadap jawaban benar, meluruskan jawaban yang keliru, komentar terhadap pekerjaan peserta didik, dan dapat pula melakukan umpan balik yang menyeluruh terhadap performansi peserta didik.

6)

Materi relevan degan peserta didik Agar materi pelajaran yang diterima peserta belajar tidak menimbulkan kebingungan atau bias dalam pemahaman, maka sedapat mungkin harus dihindari materi-materi yang tidak relevan dengan yang dibicarakan. Dalam mendesain pesan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : materi yang

40

disajikan hanyalah informasi yang penting, memberikan outline materi, memberikan konsep-konsep kunci yang akan dipelajari, membuang informasi distraktor, dan memberikan materi untuk diskusi. 2.

Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran

Komunikasi yang efektif terjadi apabila terdapat aliran informasi dari dua arah antara komunikator dengan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut memahaminya. Ada 5 aspek yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif, yaitu : a)

Kejelasan dalam berkomunikasi harus menggunakan bahasa dan mengemas informasi secara jelas sehingga mudah diterima dan dipahami.

b)

Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran informasi yang disampaikan.

c)

Konteks atau sering disebut dengan situasi, adalah bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.

d)

Alur bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap

e)

Komunikasi tidak hanya berhubungan dengan bahasa saja tetapi perlu memperhatikan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi. (Endang Lestari G : 2003)

Menurut Santoso Sastropoetro dalam (Riyono Pratikno : 1987) berkomunkasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan, atau sering disebut dengan “the communication is in tune”. Agar komunikasi dapat berjalan secara efektif, harus dipenuhi beberapa syarat : a)

menciptakan suasana komunikasi yang menguntungkan

b)

menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti

c)

pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat bagi pihak komunikan

41

d)

pesan dapat menggugah kepentingan komunikan yang dapat menguntungkan

e)

pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan bagi pihak komunikan.

Dalam sebuah proses pembelajaran, komunikasi dikatakan efektif jika pesan yang merupakan materi pelajaran yang disampaikan oleh pendidik dapat diterima dan dipahami, serta menimbulkan umpan balik yang positif dari peserta didik. Komunikasi efektif dalam pembelajaran harus didukung dengan keterampilan komunikasi antar pribadi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik. Komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang berlangsung secara informal antara dua orang individu. Komunikasi ini berlangsung dari hati ke

hati,

karena

diantara

keduabelah

pihak

terdapat

hubungan

saling

mempercayai. Komunikasi antar pribadi akan berlangsung efektif apabila pihak yang berkomunikasi menguasai keterampilan komunikasi antar pribadi. Dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar pribadi merupakan suatu keharusan, agar terjadi hubungan yang harmonis antara pengajar dengan peserta didik. Keefektifan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar ini sangat tergantung dari kedua belah pihak. Keberhasilan pengajar dalam mengemban tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam melakukan komunikasi ini. Sokolove dan Sadker seperti dikutip IGAK Wardani (2005) dalam bukunya membagi keterampilan antar pribadi dalam pembelajaran menjadi tiga kelompok, yaitu : a)

Kemampuan untuk mengungkapkan perasaan peserta didik. Kemampuan yang berkaitan dengan penciptaan iklim yang positif dalam proses belajar mengajar.

Pendidik

mampu memotivasi peserta didik

untuk dapat

mengungkapkan perasaan atau masalah yang dihadapinya tanpa merasa dipaksa atau dipojokkan. Iklim semacam ini dapat ditumbuhkan oleh pendidik dengan dua cara yaitu menunjukkan sikap memperhatikan dan mendengarkan dengan aktif.

Untuk menumbuhkan iklim semacam ini

pendidik harus bersikap : memberi dorongan positif, bertanya yang tidak memojokkan, dan fleksibel. b)

Kemampuan menjelaskan perasaan yang diungkapkan peserta didik. Apabila

42

peserta

didik

telah

bebas

mengungkapkan

problem

yang

dihadapinya selanjutnya tugas pendidik adalah membantu mengklarifikasi ungkapan perasaan mereka tersebut. Untuk kepentingan ini, pendidik perlu menguasai dua jenis keterampilan, yaitu merefleksikan dan mengajukan pertanyaan inventori. Pertanyaan inventori adalah pertanyaan yang menyebabkan orang melacak pikiran, perasaan dan perbuatannya sendiri, serta menilai kefektifan dari perbuatan tersebut. Pertanyaan inventori dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu pertanyaan yang menuntut peserta didik untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya, pertanyaan yang menggiring peserta didik untuk mengidentifikasi pola-pola perasaan, pikiran, dan perbuatannya, dan pertanyaan yang menggiring peserta didik untuk mengidentifikasi

konsekuensi/akibat

dari

perasaan,

pikiran,

dan

perbuatannya. Agar dapat merefleksikan ungkapan perasaan peserta didik secara efektif, pengajar perlu mengingat hal-hal berikut : a)

Hindari prasangka terhadap pembicara atau yang dibicarakan.

b)

Perhatikan dengan cermat semua pesan verbal maupun nonoverbal dari pembicara.

c)

Lihat, dengar, dan rekam dalam hati, kata-kata/perilaku khas yang diperlihatkan pembicara.

d)

Bedakan/simpulkan kata-kata/pesan yang bersifat emosional.

e)

Beri tanggapan dengan cara memparaphrase kata-kata yang diucapkan, menggambarkan perilaku khusus yang diperlihatkan, dan tanggapan mengenai kedua hal tersebut.

f)

Jaga nada suara, jangan sampai berteriak, menghakimi, atau seperti memusuhi.

g) Meminta klarifikasi disampaikan. h)

terhadap

pertanyaan

atau

pernyataan

yang

Mendorong Peserta didik untuk Memilih Perilaku Alternatif.

Komunikasi dan interaksi didalam kelas dan diluar kelas sangat menentukan efektivitas dan mutu pendidikan. Pendidik mempunyai peran untuk menjelaskan sedang peserta didik yang bertanya, berbicara dan mendengarkan yang terjadi silih berganti, semuanya itu merupakan bagian dari pendidikan yang penting serta berlaku dalam kehidupan. Bertanya pun harus jelas serta menggunakan

43

bahasa yang baik dan benar, supaya diperoleh jawaban yang baik dan benar pula. Mereka yang pandai mendengarkan sangatlah beruntung karena dapat belajar dan mendapatkan informasi lebih banyak. Peserta didik hendaknya diberi motivasi untuk bertanya tentang sesuatu yang belum jelas atau masih memerlukan penjelasan lebih lanjut. Dengan demikian pendidik dipacu untuk senantiasa mengikuti perkembangan dan peserta didik memahami semua materi yang dibahas. Keberhasilan pendidikan salah satu faktornya tidak lepas dari keberhasilan proses pembelajaran. Ketika proses pembelajaran didukung oleh kemampuan pendidik dalam memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi dan berkontribusi serta keterlibatan dalam pembelajaran. Jika proses pembelajaran sangat menarik maka peserta didik akan merasa senang dan merasa perlu mengikuti proses belajar

mengajar.

Secara

tidak

langsung

pendidik

akan

meningkatkan

kemampuan berkomunikasi serta dapat membaca pikiran atau gagasan peserta didik. Jika dalam pembelajaran terjadi komunikasi yang efektif antara pengajar dengan peserta didik, maka dapat dipastikan bahwa pembelajaran tersebut berhasil. 3.

Teknik bertanya

Teknik bertanya dan memberikan motivasi merupakan bagian penting dalam kegiatan pembelajaran. Ketika seseorang mengajukan pertanyaan maka harus sesuai dengan materi yang telah diberikan kepada peserta didik, jika pertanyaan yang diajukan keluar dari materi akan membuat peserta didik mengalami kesulitan akibatnya, peserta didik akan mencap dirinya tidak berada dalam pelajaran tersebut. Untuk itu agar tujuan dalam pembelajaran dapat tercapai pendidik mestinya mempunyai kemampuan untuk menentukan strategi yang tepat terutama dalam mengajukan pertanyaan kepada peserta didik sesuai materi yang telah diajarkan sebelumnya, gunanya untuk mengukur sejauh mana kemampuan peserta didik dalam mendapat materi yang diajarkan, bagi peserta didik yang mempunyai kemampuan yang kurang maka pendidik harus terampil menentukan strategi dengan memberikan motivasi dan semangat sehingga kesulitan peserta didik dapat teratasi. Mengajukan pertanyaan yang tepat adalah jantung komunikasi

efektif dan

pertukaran informasi. Dengan menggunakan pertanyaan yang tepat dalam

44

situasi tertentu, Anda dapat meningkatkan berbagai macam keterampilan komunikasi: misalnya, Anda dapat mengumpulkan informasi yang lebih baik dan belajar lebih banyak, Anda dapat membangun hubungan yang lebih kuat, lebih efektif mengelola orang dan membantu orang lain untuk belajar juga. Ada beberapa beberapa teknik pertanyaan umum yang dapat Anda gunakan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi Anda. a.

Teknik Pertanyaan tertutup dan terbuka

Sebuah pertanyaan tertutup biasanya digunakan untuk menggali informasi yang sifatnya singkat. Dalam pertanyaan tertutup pada umumnya responden tidak diberikan banyak pilihan jawaban. Berikut adalah beberapa contoh pertanyaan tertutup. 1) Apa pekerjaan Anda? 2) Di mana Anda tinggal? 3) Apakah Anda setuju dengan keputusan tersebut? 4) Apakah Anda suka politik? Sedangkan pertanyaan terbuka biasanya digunakan untuk menggali informasi yang lebih luas. Biasanya pertanyaan ini dimulai dengan apa, mengapa, dan bagaimana.

Sebuah pertanyaan terbuka memungkinkan respon untuk

memberikan jawaban yang luas, responden bebas mengutarakan pendapat, gagasan atau pengetahuannya mengenai sesuatu. Berikan adalah beberapa contoh pertanyaan terbuka. 1) Apa masalah yang Anda hadapi? 2) Apa yang akan Anda lakukan, bila masalah tersebut menimpa Anda? 3) Bisakah Anda jelaskan bagaimana langkah-langkah membangun usaha? 4) Apa saja hambatan dalam memulai sebuah usaha? 5) Bisakah Anda menjelaskan mengapa Anda lebih memilih bisnis online? Dalam komunikasi yang efektif, pertanyaan terbuka lebih efektif penggunaannya untuk membuka ruang hubungan yang lebih dalam dan terbuka. Meskipun begitu pertanyaan tertutup tetap bisa digunakan , hanya saja kita harus tahu kapan seharusnya pertanyaan tersebut diajukan. b.

Teknik Pertanyaan retoris

Pertanyaan retoris adalah pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban dari responden. Biasanya pertanyaan retoris digunakan oleh presenter atau public

45

speaker dalam presentasi atau pidato atau para penulis untuk mencapai efek yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar. Berikut adalah contoh dari pertanyaan retoris

c.

1)

Apakah mungkin kita bisa menjadi pendidik yang hebat dan disukai peserta didik? jika kita tidak memiliki kebiasaan-kebiasaan efektif?

2)

Apakah kita mau mengambil resiko dengan membiarkan diri kita terjerumus dalam narkoba?

3)

Apakah kita bisa jadi penulis yang lebih baik, jika kenyataannya kita jarang menulis?

Teknik Pertanyaan Menggali (Probing Question)

Pertanyaan menggali adalah pertanyaan yang diarahkan untuk mendorong responden untuk menambah kualitas dan kuantitas pertanyaan. Pertanyaan jenis ini biasanya digunakan untuk mencari tahu informasi yang lebih detail tentang suatu hal atau sekedar untuk memahami pernyataan yang telah dibuat oleh responden. Berikut adalah contoh pertanyaan menggali Masih adakah hal-hal yang perlu saya lakukan untuk mengoptimalkan pekerjaan ini? Bisakah Anda jelaskan apa yang Anda maksud dengan kebebasan finansial Pertanyaan menggali baik untuk mendapatkan klarifikasi untuk memastikan Anda memiliki seluruh cerita atau informasi secara menyeluruh dan untuk menggali informasi dari orang yang mencoba untuk memberikan informasi yang terbatas. d.

Pertanyaan Evaluasi

Pertanyaan evaluasi adalah pertanyaan yang menghendaki jawaban dengan cara memberikan penilaian atau tanggapan mengenai suatu isu. Berikut adalah contoh pertanyaan evaluasi? 1) Menurut Anda bagaimana kerja KPK saat ini dalam memberantas korupsi? 2) Bagaimana pendapat Anda tentang program membangun desa yang dikembangkan oleh Bapak Bupati? e.

Pertanyaan aplikatif

Pertanyaan aplikatif adalah pertanyaan yang menghendaki jawaban agar responden dapat menerapkan pengetahuan yang mereka miliki. Berikut adalah contoh pertanyaan aplikatif. 46

1) Bisakah Anda menjelaskan cara penggunaan alat ini? 2) Anda sudah bertahun-tahun belajar tentang presentasi, sekarang bisakah Anda menjelaskan pada saya bagaimana cara terbaik untuk membuka presentasi? Demikianlah beberapa teknik mengajukan pertanyaan yang efektif. Untuk hasil yang terbaik pastikan bahwa Anda selalu memberi ruang cukup bagi responden untuk memberikan jawaban yang terbaik. Di samping itu Anda juga harus menjadi pendengar yang baik, supaya Anda memahami jawaban yang mereka berikan. f.

Tipe-tipe pertanyaan

Tipe-tipe pertanyaan yang pendidik dan peserta didik ajukan dalam kegiatan pembelajaran seharusnya merujuk pada tujuan kognitif dan afektif dari pembelajaran yang dilakukan. Dalam perencanaan pembelajaran seorang pendidik

semestinya

mempersiapkan

pertanyaan-pertanyaan

yang

akan

ditanyakan kepada peserta didik sebagai bagian dari penilaian awal dan akhir pembelajaran. Pendidik seyogianya pula mengembangkan alternatif pertanyaan sebagai pelengkap dalam kerangka perencanan strategi pembelajaranya.

Sebelum pendidik mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan tujuan

pembelajaran

kepada

peserta

didik,

mereka

sebaiknya

mencobakan terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk dijawab sendiri. Apakah kedalaman materinya waktu yang diperlukan untuk berfikir dan menjawab pertanyaan yang diberikan sesuai dengan harapan?

Hal itu dimaksudkan untuk menjadi panduan para pendidik

dalam memformulasikan tujuan pembelajaran yang tepat dan proporsional. Sehingga

akan

membantu

proses

pembelajaran

khususnya

dalam

mengantisipasi masalah-masalah yang dihadapi pendidik dalam kegiatan pembelajaran. Karena sangat tidak mungkin pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan oleh peserta didik ketika pembelajaran berlangsung dan pendidik mengalami kesulitan bahkan tidak sanggup menjawabnya. Dalam sebuah pembelajaran pertanyaan yang ditujukan kepada peserta didik seharusnya memperhatikan tingkat kesukaran pertanyaan tersebut. Tingkat kesukaran pertanyaan semestinya disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik yang bersangkutan. Peserta didik yang mempunyai

47

kemampuan rendah sebaiknya terlebih dahulu diberi pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan tentang fakta dan keterampilan. Kemudian mereka diberi pertanyaan yang mempunyai tingkat kognitif yang lebih tinggi;

misalkan

pengetahuan tentang konsep atau prinsip. Sebaliknya para peserta didik yang mempunyai kemampuan diatas rata-rata sebaiknya diberi pertanyaan-pertanyaan yang tingkat kognitifnya berkategori sedang dan tinggi. Ketika pertanyaaan diberikan kepada peserta didik, pendidik sebaiknyamemberi kesempatan kepada semua

peserta

didik

terlibat

mencoba menjawab

pertanyaan

tersebut.

Pertimbangaan pula bahwa respon pendidik terhadap jawaban peserta didik harus proporsional. Karena respon pendidik terhadap jawaban peserta didik yang tidak tepat akan membuat peserta didik yang bersangkutan tidak termotivasi dalam kegiatan Tanya jawab. Jenis pertanyaan

yang diberikan sebaiknya bervariasi, baik model, bentuk,

maupun

kesukarannya.

tingkat

Strategi

pemberian

pertanyaan

dalam

pembelajaran akan meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar selama diberikan secara efektif dan proposional. Pemberian pertanyaan oleh pendidik semestinya dipersiapkan secara matang dan tidak bersifat spontan. Respon pendidik terhadap jawaban peserta didik harus bijaksana dan proporsional agar peserta didik nyaman dan mendapat manfaat respon dari pendidik tersebut.

3.

Rangkuman

a.

Komunikasi secara umum merupakan suatu proses penyampaian –

penerimaan pesan antar dua orang atau lebih. Pesan yang disampaikan dapat berupa komunikasi lisan, komunukasi tulisan, komunikasi verbal, komunikasi non verbal. Komunikasi tulisan suatu proses penyampaian pesan komunikasi dengan menggunakan kata-kata dalam bentuk tulisan yang memilki makna tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa komunikasi tulisan adalah kegiatan komunikasi yang menggunakan sarana tulisan yang dapat menggambarkan atau mewakili komunikasi lisan termasuk kedalamnya adalah menulis dan membaca. b.

Komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran sangat berdampak

terhadap keberhasilan pencapaian tujuan. Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku

48

komunikasi tersebut. Jika dalam pembelajaran terjadi komunikasi yang efektif antara pengajar dengan peserta, maka dapat dipastikan bahwa pembelajaran tersebut berhasil. Sehubungan dengan hal tersebut, maka para pendidik, atau instruktur pada lembaga-lembaga pendidikan harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Kemampuan komunikasi yang dimaksud dapat berupa kemampuan memahami dan mendesain informasi, memilih dan menggunakan saluran atau media, serta kemampuan komunikasi antar pribadi dalam proses pembelajaran. c.

Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi

pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik, dimana peserta didik mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik. Pengajar adalah pihak yang paling bertanggungjawab terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam pembelajara

49

PENUTUP A. Kesimpulan 1.

Dengan menguasai dan mengembangkan beberapa strategi dan teknik berkomunikasi secara otomatis akan meningkatkan kemampuan anda untuk berhubungan dengan berbagai macam orang.

2.

Seorang pendidik bisa menciptakan dan mengembangkan komunikasi yang efektif. Salah satu pengembanganya adalah materi pembelajaran harus bisa diterima dan mudah dipahami oleh peserta didik. Implementasinya seorang pendidik dalam komunikasi bisa mendapatkan umpan balik yang positif.

3.

Dalam komunikasi pendidikan, seorang pengajar

harus mempunyai

komunikasi pribadi yang baik karena ini akan sangat berpengaruh untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara guru dan peserta didiknya. Seorang pendidik juga harus mempunyai peranan yang penting untuk bisa mengendalikan kondisi kelas yang sehat karena ini menjadi tolak ukur keberhasilan dalam menciptakan komunikasi pendidikan yang efektif. 4.

Bahasa tubuh merupakan bagian yang sangat penting dalam komunikasi manusia yang merupakan bagian komunikasi nonverbal untuk dapat menyampaikan pesan-pesannya sendiri. Kita bahkan bisa memahami maksud komunikasi seseorang melalui bahasa tubuhnya. Hal lain yang penting dari bahasa tubuh dalam komunikasi umumnya dan komunikasi antar pribadi khususnya adalah membantu efektivitas komunikasi kita.

5.

Mengembangkan wawasan pendidik dan sekolah tentang kehidupan anak sehari-hari. Wawasan, inisiatif, pengelaman, dan kreatifitas orang tua harus diperhatikan pendidik untuk menjalin kerjasama yang positif sehingga pengalaman anak di sekolah dapat terintergrasikan secara bermakna dan relevan ke dalam kehidupan sehari-harinya.

50

B. Tindak Lanjut Mohon untuk merenungkan kelebihan dan kekurangan materi kegiatan pembelajaran 1 sampai kegiatan pembelajaran 3 ini. 1.

Bagaimanakah pemahaman saudara tentang berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik?

2.

Jika ada materi yang masih dirasakan kurang bagaimana upaya saudara mengatasi kekurangannya?

3.

Jika sudah menguasai, bagaimanakah pemanfaatan materi untuk meningkatkan profesionalisme saudara?

51

C. Evaluasi 1. Komunikasi sebagai proses yang di dalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk merubah perilakunya adalah definisi komunikasi menurut.; a. Wilbur Schramm b. Mulyana c. Sudjana d. Evertt M. Rogers 2. Untuk memelihara hubungan dan mengembangkan kedekatan atau keakraban. Melalui komunikasi kita berkeinginan untuk menjalin rasa cinta dan kasih sayang adalah; a. Prinsip komunikasi b. Tujuan Komunikasi c. Pengertian komunikasi d. Alat komunikasi 3. Dibawah ini merupakan Jenis-jenis komunikasi; a. Komunikasi

intrapersonal,

komunikasi

interpersonal,

komunikasi

komunikasi

internasisonal,

komunikasi

komunikasi

ekstrapersonal,

komunikasi

komunikasi

ekstrapersonal,

komunikasi

kelompok, komunikasi masa b. Komunikasi

intrapersonal,

kelompok, komunikasi masa c. Komunikasi

intrapersonal,

kelompok, komunikasi masa d. Komunikasi

intrapersonal,

intrapersonal, komunikasi masa 4. Bagan dibawah ini yang menggambarkan adalah: a.

52

sebuah proses komunikasi

b.

c.

d.

5. Lima tahapan hubungan interpersonal yang dikemukakan DeVito (1986) berlangsung dalam beberapa tahap yaitu; a. kontak, pendekatan, keakraban, perusakan dan pemutusan b. kontak, pendekatan, keakraban, kerja sama dan pemutusan c. kontak, keterlibatan, keakraban, pemulihan dan pemutusan d. kontak, keterlibatan, keakraban, perusakan dan pemutusan 6. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mendengarkan efektif adalah : a.

Mendengarkan dengan menangkap ungkapan nonverbal sebaik isyarat verbal.

b.

Penerima pesan mengecek kembali (perception check) yaitu apa yang terkandung dalam sebuah pesan yang diterimanya untuk mengerti pesan apa yang sesungguhnya.

c.

Memandang dengan kondisi yang ada terhadap lingkungannya

d.

Gambaran gambaran

perilaku individu

(behavior yang

sangat

descriptions) spesifik.

ini

merupakan

Kegiatan pengamatan

kepada orang lain tanpa membuat keputusan atau mengeneralisasi tentang apa latar belakang dan sifat-sifatnya. Pernyataan yang di atas yang benar adalah: a. 1,2,3 b. 2,3,4 c. 1,2,4 d. 1,3,4

53

7. Brownell menyatakan bahwa efektivitas mendengarkan dapat dimengerti melalui indikator perilaku: seseorang merasa berhubungan dengan mendengarkan secara efektif dalam enam unsur yang dikenal HURIER Model a.

Hearing, Understanding, Remembering, Interupting, Evaluating, and Responding.

b.

Handling, Understanding, Remembering, Interpreting, Evaluating, and Responding

c.

Hearing, Understanding, Remembering, Interpreting, Evaluating, and Responding

d.

Hearing, Understanding, Remembering, Interpreting, Evaluating, and researching

8. Teknik yang dapat digunakan dalam meningkatkan effektifitas penampilan berbicara verbal adalah sebagai berikut: a.

Percaya diri, ucapan kata-kata dengan jelas dan berlahan, berbicara wajar, menghindari suara monoton, mengatur nafas, membaca paragraf yang dianggap penting, hindari sindrom(em,ah,anu,apa,dll).

b.

Percaya diri, ucapan kata-kata dengan jelas dan berlahan, berbicara wajar, menghindari tatapan peserta, mengatur nafas, membaca paragraf yang dianggap penting, hindari sindrom(em,ah,anu,apa,dll).

c.

Percaya diri, ucapan kata-kata dengan jelas dan berlahan, berbicara wajar, menghindari suara monoton, mengatur nafas, membaca paragraf yang dianggap penting, mengucapkan (em,ah,anu,apa,dll)jika lupa yang akan disampaikan.

d.

Percaya diri, ucapan kata-kata dengan jelas dan berlahan, berbicara wajar, menghindari suara monoton, menahan nafas, membaca paragraf yang dianggap penting, hindari sindrom(em,ah,anu,apa,dll).

9. Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi yang efektif: a.

Respect, emphaty, audible, Clearity, humble

b.

Respect, emphaty, audible, Clarity, numble

c.

Respect, aphatis, audible, Clarity, humble

d.

Respect, emphaty, audible, Clarity, humble

54

10. Ada 5 aspek yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif dalam pembelajaran, yaitu : a.

Kejelasan, ketepatan, konteks, alur, dan budaya

b.

Kejelasan, Kecepatan, konteks, alur, dan budaya

c.

Kejelasan, ketepatan, konteks, alur, dan konteks

d.

Kejelasan, ketepatan, kecepatan, alur, dan konteks

11. Ada beberapa beberapa teknik pertanyaan umum yang dapat Anda gunakan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi Anda. a.

Teknik Pertanyaan tertutup dan terbuka, teknik pertanyaan storitoris, teknik pertanyaan menggali, teknik pertanyaan evaluatif, teknik pertanyaan aplikatif

b.

Teknik Pertanyaan tertutup dan terbuka, teknik Pertanyaan stories, teknik

pertanyaan mencari,

teknik

pertanyaan

evaluatif,

teknik

pertanyaan aplikatif c.

Teknik Pertanyaan tertutup dan terbuka, teknik Pertanyaan retoris, teknik pertanyaan menggali, teknik pertanyaan evaluatif, teknik pertanyaan aplikatif

d.

Teknik Pertanyaan tertutup dan terbuka, teknik Pertanyaan retoris, teknik pertanyaan menggali, teknik pertanyaan evaluatif, teknik pertanyaan edukatif

12. Ekspresi wajah, mata, anggota badan adalah bagian dari komunikasi : a. Verbal b. Nonverbal c. Langsung d. Tidak langsung

55

D. Kunci Jawaban 1.

D.

Evertt M. Rogers

2.

B.

Tujuan Komunikasi

3.

A.

Komunikasi

intrapersonal,

komunikasi

interpersonal,

komunikasi kelompok, komunikasi masa 4.

B.

5.

D.

Kontak, keterlibatan, keakraban, perusakan dan pemutusan

6.

C.

1,2,4

7,

C

Hearing,

Understanding,

Remembering,

Interpreting,

Evaluating, and Responding 8.

A.

Percaya diri, ucapan kata-kata dengan jelas dan berlahan, berbicara wajar, menghindari suara monoton, mengatur nafas, membaca paragraf

yang

dianggap

penting,

hindari

sindrom(em,ah,anu,apa,dll). 9.

D.

Respect, emphaty, audible, Clarity, humble

10.

A.

Kejelasan, ketepatan, konteks, alur, dan budaya

11.

C.

Teknik Pertanyaan tertutup dan terbuka, teknik Pertanyaan retoris, teknik pertanyaan menggali, teknik pertanyaan evaluatif, teknik pertanyaan aplikatif

12.

B

56

Nonverbal

DAFTAR PUSTAKA Brownell Pearson Education, Inc. Boston, 2005, pp. 400 Listening: Attitudes, Principles, and Skills - http://www.jknirp.com/skills.htm diakses 8 Agustus 2015 pkl. 13.00 Blake, Reed H. Haroldsen, Edwin O. 2003, Taksonomi Konsep Komunikasi, Surabaya, Papyrus Clayton, Peter, 2003, Bahasa Tubuh dalam Pergaulan Sehari-hari. London, Part of Octopus Publishing Group Ltd. Cohen, David, 1992, Bahasa Tubuh dalam Pergaulan, London, Sheldon Press, SPCK. Effendy, Onong U. 1989, Kamus Komunikasi, Bandung, Mandar Maju Devito, Joseph A. (1996). Human Communication. Alih bahasa oleh Maulana, Agus. (1997). Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Professional Books. Devito, Joseph A. (1992). The Interpersonal Communication Book. Sixth Edition. New York: Harper Collins Publishers. Everett M. Rogers and Rekha Agarwala (1976) Communication in Organizations free press Gafur, Abdul. (2006). Handout Kuliah Landasan Teknologi Pendidikan. PPs UNY. Yogyakarta http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/webbasedmedia diakses 15 juli 2015 pkl. 12.00 http://grandmall10.wordpress.com/2010/10/20/peran-komunikasiterhadap-lancarnya-proses-belajar-mengajar/ diakses pada tgl.12 Februari 2015 pkl.19.00. http://yogoz.wordpress.com/2011/02/12/komunikasi-pembelajaran/#more, diakses pada 11 Maret 2015, pkl.20.00. Iriantara, Yosal. 2014. Komunikasi Antarpribadi.Tangerang: Universitas Terbuka Lestari G, Endang dan Maliki, MA. (2003). Komunikasi yang Efektif. Lembaga Administrasi Negara. Jakarta. Liliweri, Alo. 1994, Komunikasi Verbal dan Nonverbal. Bandung, PT. Citra Aditya Bakti Mulyana, Deddy. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya.Bandung: PT. Remaja osdakarya. Mulyana, Deddy. (2000). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 57

Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi akademik dan kompetensi pendidik Pratikno, R. (1987). Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi. Remadja Karya. Bandung Ruben, Brent D,Steward, Lea P, 2005, Communication and Human behaviour ,USA:Alyn and Bacon Sendjaja, Djuarsa; dkk. (1994). Teori Komunikasi, Jakarta: universitas Terbuka. Suranto. (2005). Komunikasi Perkantoran. Media Wacana. Yogyakarta Tubbs, Stewart L.; Moss, Sylvia; Editor Mulyana, Deddy. (1996). Human Communication: Konteks-Konteks Komunikasi.Buku Kedua. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Wardani, IGAK. (2005). Dasar-Dasar Komunikasi dan Keterampilan Dasar Mengajar. PAU-DIKTI DIKNAS. Jakarta.

58

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF