Modul 6 Praktek K3 ; Job Safety Analysis (JSA)

May 10, 2017 | Author: Azka Roby Antari | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Sebuah Modul Praktek, Modul Praktikum, Panduan Praktikum K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) tentang Job Safety Analysi...

Description

MODUL VI PRAKTEK KESEHATAN KESELAMATAN KERJA “ JOB SAFETY ANALYSIS ”

Dosen Pengajar : Azka Roby Antari, ST

PROGRAM STUDI  TEKNIK ANALISIS LABORATORIUM MIGAS  TEKNIK PENGOLAHAN MIGAS  TEKNIK EKSPLORASI PRODUKSI MIGAS  TEKNIK PERTAMBANGAN BATUBARA

POLITEKNIK AKAMIGAS PAEMBANG 2014

JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) 1.

IDENTITAS PRAKTEK 1) Pokok Praktek 2) Sub-pokok Praktek

3)

2.

Penilaian

: :

:

Job Safety Analysis a. Praktek analisa ilustrasi identifikasi bahaya b. Praktek menyusun JSA Pilihan c. Praktek menyusun JSA dengan observasi d. Pre-test – 10% e. Laporan hasil identifikasi bahaya (25%) f. Lembar JSA pilihan (25%) g. Laporan JSA observasi (40%)

TUJUAN PRAKTEK ↘ Mahasiswa mengenali definisi, fungsi dan cara penyusunan JSA. ↘ Mahasiswa mampu mengidentifikasi bahaya di lingkungan tempat belajarnya (kampus). ↘ Mahasiswa mampu menyusun JSA dengan baik.

3. DASAR TEORI 3.1 Definisi JSA Job Safety Analysis (JSA) atau disebut juga Job Hazard Analysis (JHA) yang dikembangkan oleh beberapa lembaga standar K3 adalah suatu teknik atau prosedur yang memusatkan perhatian pada pengidentifikasian potensi bahaya yang melekat pada suatu langkah kerja atau pekerjaan. Dalam aplikasinya, JSA berbentuk dokumen tertulis yang disebut Lembar JSA atau JSA Sheet. JSA mengembangkan identifikasi bahaya yang keterkaitan antara pekerja (worker), kerja/tugas yang dilakukan (task), peralatan yang digunakan (tools), dan lingkungan kerja (work environment). JSA dibuat dengan konsep bahwa bahaya dari masing-masing langkah kerja dikenali agar prosedur kerja yang aman dapat disusun dan tindakan pengendalian bahaya dapat ditentukannya, hasil kajian JSA ini kelak akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam Sistem Manajemen K3 (SMK3). Penyusunan JSA diperlukan dikarenakan beberapa alasan yaitu : ↘ Diperlukannya Standar Operating Procedures (SOP) yang tepat yang dapat memberikan rasa aman kepada para pekerja dalam melaksanakan pekerjaan. ↘ Perlunya manajemen melakukan pengendalian bahaya, mempelajari dan mencegah potensi bahaya pada suatu pekerjaan yang dapat mengakibatkan penyakit, luka, bahkan kematian pada pekerja. ↘ Perlunya petunjuk kerja yang konsisten untuk keperluan orientasi training dan retraining pekerja baru, pekerja pindahann dan atau pekerja lama yang mengerjakan pekerjaan baru (“pre-job instruction on irregular jobs”) ↘ Perlunya kegiatan kaji ulang (review) terhadap prosedur kerja setelah terjadinya suatu kecelakaan. 3.2

Manfaat JSA Idealnya dari sudut pandang Ahli K3, suatu pekerjaan tidak dilaksanakan tanpa SOP yang jelas dilengkapi dengan prosedur kerja yang aman. SOP sedemikian bisa disusun bila JSA pekerjaan

1

tersebut telah lebih dahulu disusun dan menjadi sumber referensi bagi penyusunan SOP. Itulah salah satu manfaat JSA, adapun manfaat lainnya adalah : ↘ Dapat menjadi bahan evaluasi pelaksanaan pekerjaan lama dan pertimbangan dalam pelaksanaan pekerjaan baru. ↘ Dapat digunakan sebagai alat ukur kinerja pegawai/pekerja. ↘ Dapat mengidentifikasi kerja tidak aman sebelum munculnya kecelakaan yang pada gilirannya menurunkan resiko kerja. ↘ Pengendalian bahaya dapat lebih preventif daripada kuratif. ↘ Dapat mengkombinasikan dua atau lebih proses atau prosedur kerja yang berlainan menjadi satu secara mulus dan berkesinambungan. ↘ Meningkatkan kenyamanan pekerja dan faktor keamanan yang bermuara pada peningkatan produktifitas. ↘ Dapat mengurangi masa pelatihan baik bagi pekerja baru (trainee) dan maupun pekerja lama. ↘ Membangun komunikasi yang baik antar fungsi supervisi – operasi – birokrasi. 3.3

Aplikasi JSA Meskipun idealnya JSA diterapkan pada semua pekerjaan yang memiliki potensi bahaya sekecil apapun. Penyusunan JSA lebih diprioritaskan pada pekerjaan dengan karakteristik : ↘ Tingkat resikonya relatif tinggi, terutama yang memiliki riwayat kecelakaan ataupun “near misses”. ↘ Memiliki kekerasan potensial dan tingkat cedera yang menyebabkan cacat seperti kebakaran, ledakan, paparan kimia, atmosfir beracun, kondisi rendah oksigen. ↘ Pekerjaan-pekerjaan lama yang dilakukan di lingkungan yang baru. ↘ Pekerjaan-pekerjaan baru terutama yang masih dalam tahap perencanaan dan desain. ↘ Pekerjaan dilakukan oleh pekerja baru. ↘ Terdapat perubahan dalam langkah kerja. ↘ Pekerjaan-pekerjaan yang sangat jarang dilakukan. ↘ Semua pekerjaan yang membutuhkan “Surat Ijin Kerja” atau “Work Permit” (contoh ; ruang tertutup, kerja panas, ketinggian, LOTO). 3.4

Prosedur penyusunan JSA Penyusunan JSA secara garis besar sama saja meskipun merujuk pada berbagai standar referensi yang berbeda. Standar internasional seperti OSHA 3078-2002 dan 3071-2007 yang dikeluarkan Departemen Perburuhan Amerika Serikat, OHSAS 18001 yang disusun oleh forum institusi K3 global, maupun aturan regulasi nasional menunjukkan keserupaan dalam langkah penyusunannya. Langkah penyusunan JSA secara garis besar terdiri empat langkah utama sebagaimana tergambarkan dalam bagan berikut :

2

1

Select critical jobs / tasks Pilah dan pilih pekerjaan kritis dan kumpulkan informasi

2

Break jobs / tasks down in to steps Jabarkan pekerjaan menjadi langkah-langkah kerja secara berurutan

3

Pin point loss exposures Identifikasi potensi bahaya pada masing-masing langkah

4

Write and develop controls / procedures Mengembangkan solusi pengendalian untuk mencegah kecelakaan

Patut menjadi perhatian bahwa penyusunan JSA tersebut tidak hanya dilakukan oleh manajemen saja tetapi juga harus melibatkan pekerja sebagai garda terdepan operasi kerja yang tahu dan berhadapan langsung dengan obyek kerja, dan setelah identifikasi bahaya serta langkah pengendalian bahaya ditentukan, monitoring dan kontrol atas jalannya JSA harus rutin dilakukan untuk memastikan pekerjaan berlangsung dengan aman dan benar. Uraian dari empat langkah diatas adalah sebagai berikut : 1. Seleksi pekerjaan dan pengumpulan informasi ; Mula-mula penyusun JSA (Pengawas K3) harus memilih dahulu pekerjaan apa yang akan dikerjakan dan membutuhkan analisa dan membuat prioritas. Mulai dari langkah ini, manajemen melibatkan pekerja terutama operator dalam penyusunan JSA. Tips bagi Penyusun JSA dalam memilih pekerjaan adalah dengan memperhatikan aspek kompleksitas dan peringkat resiko : Kompleksitas : > Jangan terlalu rumit. Seperti : mendirikan pabrik, membangun gedung. > Jangan terlalu sederhana. Seperti : mengencangkan baut, memencet tombol. Peringkat resiko : lakukan penilaian peringkat resiko. Sebagai contoh pada stasiun pengumpul migas, pekerjaan seperti mengoperasikan kompressor, heater treater, heat exchanger, dan beragam bejana tekan tentu mengandung resiko tinggi terpapar bahaya mekanis, panas dan kebakaran. Pekerjaan seperti pengisian (loading) cairan kimia aditif kedalam tangki penampung cairan kimia (chemical tank) tentu tinggi akan resiko paparan bahaya kimia. Pekerjaan berbahaya seperti inilah yang prioritas penyusunan JSA-nya melebihi pekerjaan yang tingkat resiko lebih rendah bahkan dapat diabaikan seperti penyusunan arsip atau ATK di kantor, atau membersihan ruang kerja dan taman. Selain itu, Penyusun JSA harus memperhatikan pekerjaan-pekerjaan yang mencederai pekerja dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari : Laporan insiden atau kecelakaan pekerja sebelumnya.

3

Data pelaksanaan kerja serupa sebelumnya. Klaim-klaim kompensasi yang diajukan pekerja. Pengamatan langsung ke tempat kerja (walk through observations). Rekaman video. Adalah kewajiban penyusun untuk memperhatikan dengan seksama apakah informasi atau data-data yang diperoleh lengkap dan akurat. 2. Penjabaran langkah kerja ; Pekerjaan yang telah ditetapkan untuk dianalisa, kemudian diuraikan kedalam komponen langkah-langkah pelaksanaannya. Satu pekerjaan tunggal dapat memiliki begitu banyak penjabaran pekerjaan penyusunnya dan melibatkan pekerjaan-pekerjaan penunjang, tetapi dapat juga berdiri sendiri. Penggunaan pertanyaan kunci akan membangkitkan rasa penasaran dan membantu memudahkan Penyusun K3 dalam penjabaran langkah ini seperti : Pekerjaan apa ? Langkah kerjanya bagaimana ? Bahaya yang terkandung ? Apa konsekuensinya jikalau bahaya dibiarkan ? Bagaimana cara mengendalikan bahaya itu ? Kecelakaan/ insiden apa yang terjadi atau mungkin terjadi ? Selain itu, tips bagi Penyusun JSA dalam menjabarkan langkah kerja ini adalah dengan memperhatikan aspek detil. Contoh sederhana untuk mengilustrasikan penjabaran langkah kerja adalah pada penyusunan JSA “mengganti lampu di plafon kamar” : > Penjabaran jangan kurang detil, karena akan “menghilangkan” bahaya ; o Ambil tangga dan lampu baru. o Ganti bola lampu. o Kembalikan tangga dan buang bola lampu lama. > Jangan terlalu detil, karena akan tidak praktis dan merepotkan ; o Ambil tangga dari gudang. o Ambil bola lampu baru dari tempat penyimpanan. o Bawa tangga dan bola lampu ke tempat yang memerlukan pergantian lampu. o Letakkan tangga dibawah lampu yang akan diganti. o Pastikan saklar lampu dalam keadaan mati (off). o Naiki tangga. o Buka kap lampu. o Putar bola lampu ke arah berlawanan dengan jarum jam sampai lepas dari rumahnya (socket). o Lepas dan sisihkan bola lampu lama. o Buka bungkus dan keluarkan bola lampu baru. o Masukkan bola lampu baru ke rumah lampu. o Putar searah jarum jam hingga erat.

4

o Tutup kembali kapnya o Lipat tangga. o Buang bola lampu lama ke tempat sampah. o Kembalikan tangga ke gudang. Gunakanlah langkah yang sedang-sedang saja, namun cukup mewakili, jika perlu, dapat dibatasi hingga 10 langkah atau kurang : o Ambil tangga dan bola lampu baru. o Letakkan tangga dibawah lampu yang akan diganti. o Dengan menggunakan tangga, ganti bola lampu. o Tepikan semua alat dan lampu ke tempatnya. 3. Identifikasi bahaya dan pemeringkatan (ranking) resiko ; Identifikasi bahaya penting untuk mengevaluasi peralatan, prosedur kerja dan personil. Namun sebelum menyusun JSA, Penyusun JSA harus terlebih dahulu menguasai konsep bahaya dan resiko agar dapat mengisi JSA dengan baik. Bahaya yang ada di tempat kerja amat banyak dan beragam jenisnya. Terdiri dari bahaya mekanis, listrik, ergonomis, biologi, kimia, radiasi, dll. Namun sebelumnya, penting bagi Penyusun untuk memahami proses terjadinya kecelakaan terjadi. Dimulai dari adanya kondisi tak aman (unsafe conditions) yang bertemu dengan perilaku tidak aman (unsafe act). Demikian juga halnya dalam pemeringkatan resiko, komponen perhitungan tingkat resiko membutuhkan pertimbangan banyak hal sehingga sebaiknya dilakukan oleh tenaga ahli dan referensi yang memadai. Tips bagi Penyusun JSA dalam langkah ini adalah membuat daftar sumber bahaya dan menggunakan metode pengurutan resiko dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya bahaya yang menyebabkan kecelakaan (probability atau occurence) dan estimasi keparahan bila terjadi (severity). Daftar sumber bahaya dapat disertai pertanyaan sebagai berikut :

DAFTAR SUMBER BAHAYA Jatuh

Apakah para pekerja bekerja di ketinggian ?

Memasuki raung tertutup :

Apakah pekerja harus memasuki ruang tertutup ?

Penggalian, lubang, atau bukaan pada lantai kerja :

Dapatkah pekerja masuk atau terperosok kedalam ?

Peralatan bergerak :

Apakah terdapat mesin-mesin atau alat berat di area kerja ?

Titik-titik penting pada mesin/alat :

Dapatkah pekerja kontak/ tersangkut pada bagian2 atau sparepart mesin seperti rantai, sproket, dll ?

Kimiawi :

Apakah pekerja menggunakan larutan asam, basa, pestisida, bahan makanan, radiokaktif, dll ?

Penggilingan :

Dapatkah pekerja masuk atau terjepit penggilingan ?

Debu :

Apakah pekerjaan dapat terpapar debu proses dalam pekerjaan tersebut ?

5

DAFTAR SUMBER BAHAYA Bahaya Listrik

Bagaimana kondisi terminal2 listik, jaringan kabel, service panels, dll ?

Tingkat pencahayaan :

Apakah cukup pencahayaan di tempat kerja ?

Bahaya energi tersimpan (listrik, mekanis, tekanan):

Dapatkah energi terlepas saat kerja ? (Lock-out/Tag-out)

Kejatuhan :

Apakah pekerja bekerja diketinggian atau dibawah benda rawan jatuh ?

Berkendara dan lalu lintas:

Apakah pekerja harus berkendara atau bekerja ditengah lalu lintas ?

Benda tajam :

Apakah pekerja menggunakan pisau, alat potong ?

Terpeleset :

Bagaimana kondisi permukaan lantai kerja, bagaimana housekeeping dll?

Tata letak lokasi kerja :

Apakah tata letak atau alur proses berpotensi bahaya ?

Penggunaan tangga atau perancah :

Apakah tangga dan perancah digunakan dalam pekerjaan itu?

Cuaca :

Dapatkah cuaca menimbulkan bahaya saat kerja ?

Api/Ledakan :

Adakah potensi kebakaran atau ledakan ?

Akses keluar-masuk :

Dapatkah pekerja memasuk i tempat kerja dengan aman ?dan tersediakah jalur evakuasi saat kondisi darurat ?

Alur proses :

Apakah terdapat bahaya dalam proses pengaliran produk dalam proses ?

Lokasi mitra usaha atau pekerja lain di area tersebut :

Apakah pekerjaan kita membahayakan mereka atau sebaliknya?

Faktor manusia :

Apakah training sudah cukup dilakukan? Apakah pekerja kelelahan ? Seberapa fitkah para pekerja ?

Pemindahan atau penerangan material :

Apakah pekerja harus mengangkat atau membawa beban berat ?

Gerakan berulang-ulang :

Apakah pekerjaan tersebut membutuhkan gerakan berulangulang (mengetik, memutar)?

Penilaian resiko (risk assesment) sendiri dilakukan melalui matriks resiko secara kualitatif antara probability atau occurence yaitu berapa sering kemungkinan bahaya dapat terjadi dan severity yaitu tingkat keparahan yang dapat terjadi atau bagaimana seriusnya dampak kejadian sebagai konsekuensinya, dengan formulasi : RISK = SEVERITY X PROBABILITY

6

SEVERITY

PROBABILITY

RISK

H

4

H

5

H

20

H

4

M

4

H

16

M

3

H

5

H

15

M

3

M

4

M

12

H

4

L

3

M

12

L

2

H

5

M

10

M

3

L

3

M

9

L

2

M

4

M

8

L

2

L

3

L

6

Dimana : H = High M = Medium L = Low Standar range penilaian probability dan severity beberapa institusi memiliki sedikit perbedaan, namun mengarah pada formulasi yang sama. Sebagaimana salah satunya sebagai berikut : Probability : 5 – Frequently, likely to occur frequently (High) 4 – Probable, will occur several times (Medium) 3 – Occasional, likely to occur (Low) 2 – Remote, unlikely but possible (Very Low) 1 – Improbable, so unlikely it can be assumed that it will not occur PROBABILITY (KEMUNGKINAN)

PENGERTIAN

LOW (RENDAH)

Kemungkinan terjadi sangat kecil selama kegiatan

MEDIUM (SEDANG)

Kemungkinan terjadi beberapa kali selama kegiatan

HIGH (TINGGI)

Kemungkinan terjadi berkali-kali selama kegiatan Severity : 4 – Catastrophic, may cause death 3 – Critical, may cause serious injury or illness 2 – Marginal, may cause minor injury or illness 1 – Negligible, will not cause injury or illness

SEVERITY (KONSEKWENSI) KESELAMATAN

LOW RENDAH P3K

MEDIUM SEDANG Pertolongan Dokter

7

(High) (Medium) (Low)

HIGH TINGGI Hilang hari kerja (loss time

SEVERITY (KONSEKWENSI)

LOW RENDAH

MEDIUM SEDANG

HIGH TINGGI acc), kematian (fatal)

LINGKUNGAN

Dampak terhadap lingkungan

Pencemaran yang harus Pencemaran serius dilaporkan

KESEHATAN

Paparan < NAB

Paparan beberapa kali Paparan yang dapat diatas NAB mengganggu kesehatan atau mengakibatkan Kematian

PRODUKSI

Tidak mengakibat- kan Stop produksi stop produksi beberapa jam

Stop produksi beberapa hari

4. Rekomendasi pengendalian bahaya ; Setelah potensi bahaya dan tingkat resiko pada masing-masing langkah kerja berhasil diidentifikasi, langkah selanjutnya dalam penyusunan JSA adalah Penyusun merekomendasikan tindakan pengendalian bahaya guna mencegah kecelakaan. Dalam usaha pengendalian bahaya, dikenal piramida lima tingkat pengendalian bahaya sebagai berikut :

Eliminasi – Memodifikasi metode atau material proses yang digunakan untuk menghilangkan sama sekali bahaya tersebut. (100%) Substitusi – Mengganti material, bahan atau proses dengan yang lebih rendah nilai resiko atau potensi bahayanya. (75%) Kendali rekayasa (engineering) – Mengisolasi pekerja dari paparan bahaya dengan menutup, memberi pembatas, memberi jeda jarak, jeda waktu dll. (50%) Kendali administrasi (administrative) – Mengubah lama waktu atau kondisi terpapar resiko (30%) dan meningkatkan kemampuan pekerja sehingga pekerjaan mengurangi bahaya kerja. (20%) Alat Pelindung Diri (Personal Protective Equipment) – pertahanan terakhir dalam pengendalian bahaya manakala bentuk pengendalian lain tidak dapat diterapkan, pekerja diwajibkan mengenakan APD yang cocok dan nyaman yang didesain khusus untuk jenis bahaya yang dihadapi. (5%)

8

Dalam aplikasi di lapangan dan dalam penyusunan JSA, Penyusun JSA dapat merekomendasikan kombinasi dari tingkat pengndalian yang ada (combination of controls). 3.5

Lembar JSA Lembar JSA yang memiliki komponen beragam tergantung standar yang dirujuk dan kebutuhan dari Penyusun JSA. Format yang digunakan dalam praktek K3 ini dapat dilihat pada Lampiran 1. 3.6

Contoh JSA. Praktikan memposisikan diri sebagai bagian dari tim yang ditugasi menyusun JSA. Contoh 1 : JSA Mengganti Lampu di Plafon Kamar Mandi : Lembar Kerja Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (JSA)

Pekerjaan : Mengganti Lampu di Plafon WC Dianalisis Oleh :

Diperiksa Oleh :

Disetujui Oleh :

Tanggal :

Tanggal :

Tanggal :

Rangkaian Langkah

Potensi Bahaya

Langkah Preventif

Mematikan Sakelar

Kena setrum

Pakai sandal

Mengangkat dan mendirikan tangga

Terpeleset

Keringkan lantai, Jangan pakai sandal yang licin

Naik tangga mengganti lampu

Terjatuh

Posisi naik hati-hati dan jangan pakai sandal yang licin

Turun tangga dan mengembalikan tangga

Terjatuh dan terpeleset

Jangan pakai sandal yang licin

Contoh 2: JSA Internal Tank Cleaning Akan dilakukan pekerjaan “Internal Tank Cleaning” pada Tanki 039T-201 yang berisi bahan kimia Toluene yang mempunyai karakteristik flammable, toxic dan korosif. Agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan aman, maka Saudara diminta untuk menyusun JSA-nya. NO

LANGKAH KEGIATAN

BAHAYA (HAZARD)

REKOMENDASI PENGENDALIAN

PERSIAPAN 1.

Menyiapkan drum bekas untuk menampung kotoran.

- Terjepit , tergores, terpukul, - Tertimpa peralatan - Terpukul

- Kerjakan dgn hati-hati, gunakan APD standard (safety cap, safety gloves & safety shoes), gas masker & safety belt)

2.

Menurunkan level minyak sampai batas minimal.

- Terpapar gas hydrocarbon & toxic gas

- Ambil posisi diatas angin

3.

Memasang spade blank diantara valve

- Bahaya kebakaran

- Cover dengan IKD, dilarang menimbulkan bunga api, gunakan tools dari bahan non

9

NO

LANGKAH KEGIATAN

BAHAYA (HAZARD)

REKOMENDASI PENGENDALIAN sparking materials

dengan tanki pada semua line yang berhubungan dengan tanki. 4.

Membuka manhole bawah dan manhole atas

- Jatuh dari ketinggian

- Gunakan peralatan APD bekerja di ketinggian

5.

Memasang blower

- Terkena baling-baling blower

- Selama penempatan blower harus dalam posisi off - Blower harus dari type “ëxplosion proof”

6.

Melepas peralatan listrik dan instrument

- Tersengat arus listrik

- Yakinkan bahwa power telah dioffkan, - Laksanakan prosedur LOTO

PELAKSANAAN (CLEANING BAGIAN DALAM) 7.

Mentransfer sisa minyak ke tanki lain

- Bahaya kebakaran

- Gunakan pompa bertenaga angin / steam

8.

Mengeluarkan kotoran / sludge dari dalam tanki dan ditampung didalam drum kemudian dibuang / ditampun di dalam sludge pond

- Terpapar gas hydrocarbon, toxic gas dan kekurangan O2 - Terjepit drum

- Gunakan peralatan (sekop/serok dll) dari bahan non sparking material - Isi drum maksimal 3/4 volume

9.

Membersihkan bagian dalam tanki menggunakan kain majun & serbuk gergaji

- Minyak, majun / serbuk gergajian bekas tercecer mencemari lingkungan - Iritasi mata / kulit

- Pakai chemical suit, full face mask dan rubber boot. - Gunakan “äir line compressor” sebagai alat bantu pernapasan - Jalankan blower untuk meminimize paparan gas hydrocarbon / toxic gas - Lakukan gas test / pengukuran gas jika hasilnya Free atau dibawah NAB, pekerja cukup menggunakan gas masker saja sebagai pelindung pernapasan - Minimize ceceran minyak, jika terjadi ceceran segera bersihkan / lakukan striping. - Kumpulkan majun / gergajian bekas, tampung dalam tempat kusus, kemudian buang /timbun ditempat khusus sesuai aturan LL.

FINISHING 10.

Mengeluarkan semua peralatan kerja dari dalam tanki

- Terjepit, tertimpa peralatan - Peralatan kerja tertinggal didalam tanki

- Kerjakan dengan cermat dan hati-hati - Yakinkan semua peralatan kerja telah dikeluarkan dari dalam tanki -

11.

Memasang kembali semua peralatan listrik dan instrument

- Tersengat arus listrik

- Yakinkan semua peralatan listrik masih dalam posisi off (LOTO)

12.

Menutup kembali semua manhole

- Bahaya terjepit

- Hati-hati menutup manhole dan mengencangkan baut

13.

Mencabut semua spade blank

- Bahaya kebakaran - Spade blank tertinggal

- Cover dengan IKD, dilarang menimbulkan bunga api, gunakan tools dari bahan non sparking matrial. - Yakinkan tidak ada spade blank yang

10

NO

LANGKAH KEGIATAN

BAHAYA (HAZARD)

REKOMENDASI PENGENDALIAN tertinggal (sesuai dengan prosedur Pemasangan dan Pencabutan Sorokan Buta)

Contoh 3 : JSA Change a tire of a pick-up truck A pick-up truck got broken tire in the middle of heavy traffic. The driver run the vehicle aside the road to change tire. The JSA arrangements shall compromise the following ; Job Safety Analysis Worksheet

Date:

Title of Job/Operation: Change tire on pickup truck

Log Number:

Employee Name and Job Title: Driver

Analyst and Date:

Division/Bureau/Section:

Approved By and Date:

Personal Protective Equipment required or recommended: Sequence of Basic Job Steps 1. Prepare materials to change tire

Unsafe mechanical Problems

Recommended Safe Job Procedures

Struck by vehicle

Engine must be shut off

Slip and fall to same level Exposure to cold, frostbite

Observe area. Removing tripping or stumbling hazards or move vehicle

Overexertion removing spare tire from carrier

Wear gloves and other appropriate clothing

Overexertion loosening lug nuts

Follow instruction in owner’s manual or posted near jack Use leg muscles to break lug nuts

2. Raise vehicle

Struck by vehicle

Put vehicle in gear or park. Set parking brake. Choke wheel on opposite end of vehicle (both sides)

Struck by jack Contact with hot exhaust

Following jacking instructions in owner’s manual or posted near jack

Overexertion using jack

Exhaust system may be very hot do not touch Use jack as described in owner’s manual. Examine jack and handle for defects 3. Change Tire

Caught between tire and ground or caught between vehicle body and ground

Check jack stability before any work is performed on the raised vehicle.

Overexertion lifting tire off of or on to hub

Grasp tire on sides to remove from hub

Contact with hot hub wheel or lug nuts

Use proper lifting techniques. Get help if needed

Exposure to cold (frostbite)

Wear gloves when removing tire. Wheel and lug nuts may be hot. Wear gloves and other appropriate clothing 4. Lower Vehicle

Same as step 2.

Same as step 2.

5. Replace Materials

Overexertion putting flat tire in truck bed.

Same as step 3.

11

Same as Step 1.

*Codes for Potential Hazards: Struck By (SB) Struck Against (SA) Contacted By (CB) Contact With (CW)

Caught On (CO) Caught In (CI) Caught Between (CBT) Fall - Same Level (FS)

Fall To Below (FB) Overexertion Exposure (E)

4. ALAT, BAHAN DAN LOKASI 4.1 Alat dan bahan 1. Lembar JSA 2. Alat tulis 3. Data primer dan sekunder : berupa regulasi teknis dan perundang-undangan, standarstandar terkait, catatan kecelakaan, data wawancara, dll. Jika diperlukan : 4. Alat rekam gambar (kamera) dan suara (sound recorder). 5. Alat ukur suhu, tegangan listrik, panjang dll. 4.2 Lokasi 1. Kampus Kebonjahe (Diklat) 2. Kampus Rampai Opsional : 3. Pasar Plaju 4. Simpang Kayuagung 5.

PRAKTEK Praktek JSA terbagi atas tiga bagian yang harus dilakukan oleh kelompok Praktikan yaitu :

5.1 Identifikasi penyebab bahaya Perhatikan ilustrasi gambar yang diberikan Dosen Praktek, analisa dan susunlah laporan hasil analisa tentang itu (lihat Lampiran II) 5.2 Tugas Pilihan Sebagai latihan pada pertemuan kelas utnuk percobaan ini, Susunlah Lembar JSA untuk pekerjaan-pekerjaan berikut ini : NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

KERJA Mengganti ban motor yang pecah tertusuk paku. Mengantar anak-anak sekolah menyeberang jalan Menyambung rantai motor yang putus di tengah jalan Menebang pohon di samping rumah Membuat bangku dari limbah kayu Memperbaiki atap seng yang bocor Mengecat genteng Memperbaiki pompa air yang tersumbat Merubuhkan pagar beton Mengganti terminal listrik di dinding kamar. Mengganti kaca jendela kamar yang pecah

12

NO 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

KERJA Memanen durian di halaman tempat anak-anak bermain Membersihkan kandang bebek Mengangkat mobil yang selip di got Membersihkan semak di kebun salak di belakang rumah Menggiling ikan gabus segar untuk dijadikan bahan pempek Membersihkan ceceran minyak di lantai dapur Mengambil bangkai kucing di loteng Membakar sampah dedaunan di samping kamar Memindahkan lemari kaca ke lantai atas Berkendara di jalan licin Memasang gorden di ruang tamu Mengganti ban truk yang bocor di jalan menanjak saat hujan deras

5.3 Tugas Observasi Lakukan observasi lapangan seputar lokasi yang telah ditentukan, amati kondisi lingkungan lokasi dan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh orang/pekerja di lokasi dan lakukan pemilihan pekerjaan, Susun JSA untuk pekerjaan tersebut sesuai prosedur penyusunan. Kumpulkan hasil observasi dalam bentuk Laporan JSA. 6.

FORMAT LAPORAN PRAKTEK PENYUSUNAN JSA Penyusunan JSA yang dilakukan kelompok Praktikan, dilaporkan kepada Dosen Pengasuh MK Praktek K3 dengan format dibawah ini. 1. Ukuran : - Kertas : A4 - Huruf : Calibri, Cambria, Arial, atau Times New Roman ukuran 11 atau 12 - Batasan : kiri 4 cm, atas 4 cm, kanan 3 cm, bawah 3 cm. 2. Cover : Berisikan judul JSA dan kelompok penyusun, dilengkapi dengan logo K3. 3. Lembar pengesahan Laporan Berisikan identitas isi dan pembuat laporan yang ditandatangani oleh koordinator kelompok Praktikan dan disetujui oleh Dosen Praktek. 4. Latar belakang penyusunan JSA Berisikan penjelasan tentang alasan atau pertimbangan yang melatarbelakangi disusunnya JSA pekerjaan tersebut. Tidak perlu “ngalor-ngidul” kepada hal-hal yang tidak berkaitan langsung. 5. Personil, Alat dan Bahan : Berisikan keterangan tentang personil yang terlibat, komponen alat dan bahan yang digunakan dalam observasi. 6. Data hasil pengamatan (observasi) dan Tabel JSA Yang harus diamati adalah satu dari dua pilihan atau kedua-duanya yaitu (1) pekerjaaan dan atau (2) kondisi dan perilaku tidak aman. Pengamatan yang dilakukan ditulis kedalam JSA Sheet (Lembar JSA), 1 JSA Sheet hanya untuk 1 pekerjaan atau 1 kondisi/perilaku tidak aman. Artinya, jika ada 5 temuan dalam obeservasi berarti ada 5 JSA Sheet.

13

Mula-mula, cantumkan gambar/foto hasil temuan, Kemudian, diuraikan dalam tabel JSA berikut ini secara 1 foto temuan 1 uraian (masing-masing terpisah). Pekerjaan/ Kondisi-perilaku (6.1)

Bahaya (6.2)

Uraian langkah atau analisa Temuan 1 Uraian bahaya

F

S

R (6.3)

=FxS

Rekomendasi (6.4)

Uraian rekomendasi

Dimana : 6.1 Pekerjaan dan uraian langkah kerja atau kondisi dan perilaku tidak aman. Berisikan penjelasan proses pemilihan disertai pertimbangan yang mendasari dan pengelolaan informasi terkait pekerjaan pilihan tersebut. Juga menguraikan langkahlangkah kerjanya secara memadai. 6.2 Identifikasian bahaya Berisikan uraian tentang kategori bahaya yang dikandung dari masing-masing langkah kerja. 6.3 Penilaian resiko Berisikan pengelompokkan nilai resiko (R) masing-masing langkah kerja yang besarnya dapat diasumsikan dengan merujuk pada occurence atau frecuency (F) dan severity (S) diatas (boleh juga dari referensi lain). 6.4 Rekomendasi pengendalian resiko. Berisikan penjelasan tentang langkah-langkah pengendalian yang tersedia dan dapat diterapkan dalam rangka mencegah kecelakaan. 7. Kesimpulan Berisikan kesimpulan yang bisa Praktikan ambil dari rangkaian kegiatan observasi JSA ini. 8. Daftar Pustaka Berisikan daftar buku pegangan yang menjadi sumber referensi penulisan laporan. 9. Lampiran Berupa lembar JSA hasil pengamatan (lihat Lampiran 1 tentang format Lembar JSA) serta lampirkan data penunjang laporan.

14

Lampiran 1.

LEMBAR JOB SAFETY ANALYSIS TUGAS PILIHAN : HSE Perusahaan : Proyek : Petugas Jabatan Aktivitas Kerja

JSA No. : Tanggal :

: :

PPE yang harus dikenakan Peralatan dan Perkakas Kerja

: :

Langkah kegiatan

1 2 3

: : :

Lokasi Tanggal pekerjaan

No

Revisi No. : Halaman :

1 2

Bahaya

dari

Disusun oleh Petugas Pengawas Safety Inspector Disetujui oleh Kepala Bagian Ahli Teknik

Risk Assesment Prob. Seve. Rank

PAP

halaman Nama

Tanda tangan

: : :

( ( (

) ) )

: :

( (

) )

Rekomendasi

Dilaksanakan Oleh

Result of Risk Prob. Seve. R

Lampiran 1.

No

Langkah kegiatan

Bahaya

Risk Assesment Prob. Seve. Rank

Rekomendasi

Dilaksanakan Oleh

Result of Risk Prob. Seve. R

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF