Modul 1 Perencanaan Proses
October 17, 2017 | Author: abidafifa | Category: N/A
Short Description
Modul Praktikum...
Description
TI 3003 – Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi II
1.
Modul 1 – Perencanaan Proses
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Modul 1 Perencanaan Proses ini ialah sebagai lahan praktikan untuk : 1. Memahami konsep ketergantungan operasi kerja dan menyusunnya ke dalam bentuk Precedence Diagram (PD). 2. Memahami dan menyusun struktur dari suatu produk berupa Bill of Material (BOM). 3. Memahami konsep urutan aliran komponen perakitan suatu produk dan menyusunnya ke dalam bentuk Assembly Chart (AC). 4. Memahami proses produksi pembuatan part dari suatu produk dan menyusun Lembar Rencana Proses (LRP) dari part tersebut. 5. Memahami konsep urutan operasi kerja dan menyusun Operation Process Chart (OPC) dari suatu produk.
2.
Teori Singkat
2.1
Definisi Perencanaan Proses
Menurut ANSI Standar Z94.10 (1972), process planning adalah, “[a] procedure for determining the operations or actions necessary to transform material from one state to another.” Sedangkan menurut Bedworth, process planning adalah “the preparation of a set of instructions that describe how to fabricate a part or build an assembly which will satisfy engineering design specification.” Praktikum ini menggunakan definisi yang kedua dimana “a set of instruction”pada definisi Bedworth merupakan pembahasan mengenai urutan pengerjaan, mesin dan tools yang digunakan, material yang dibutuhkan, toleransi, parameter pemesinan, dan lain-lain. Adapun prosedur perencanaan proses -- yang pada akhirnya disusun ke dalam bentuk Lembar Rencana Proses -meliputi beberapa tugas, yaitu pemilihan proses, pemilihan alat potong, pemilihan parameter pemesinan, pemilihan mesin, pemilihan metode pencekaman, pengurutan operasi, serta penentuan gerak pahat. Pada umumnya, pemilihan operasi sangat bergantung pada bentuk part yang akan dihasilkan serta kemampuan mesin yang digunakan.
Page | 1
TI 3003 – Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi II
2.2
Modul 1 – Perencanaan Proses
Langkah - Langkah 1. Identifikasi keseluruhan bentuk part dari suatu produk. 2. Identifikasi fitur-fitur dan catatan-catatan yang berkaitan dengan proses manufaktur part melalui gambar teknik. 3. Tentukan jenis material penyusun part. 4. Identifikasi datum surface untuk orientasi dimensi part. 5. Tentukan mesin untuk setiap proses. 6. Tentukan seluruh operasi yang diperlukan dalam pembuatan fitur part. 7. Urutkan operasi-operasi tersebut berdasarkan konsep ketergantungan operasi kerja. 8. Pilih tools atau pahat yang digunakan pada setiap operasi. 9. Pilih atau rancang fixture yang diperlukan. 10. Evaluasi hasil perencanaan serta lakukan modifikasi bila perlu. 11. Tentukan parameter pemesinan untuk setiap operasi. 12. Susun lembar rencana proses akhir.
2.3
Precedence Diagram (PD)
Precedence Diagram (PD) adalah gambaran grafis yang memperlihatkan hubungan antara dua atau lebih aktivitas dari suatu jaringan operasi kerja yang bertujuan untuk memudahkan pengawasan, evaluasi, dan perencanaan aktivitas kerja yang terkait. Tanda-tanda yang digunakan dalam menyusun Precedence Diagram ialah :
Simbol lingkaran yang tertera nomor di dalamnya untuk mengidentifikasi suatu proses operasi.
Tanda panah yang menunjukkan ketergantungan dari urutan tiap proses operasi, aturannya ialah operasi yang berada pada pangkal panah berarti mendahului operasi kerja yang terdapat pada ujung pangkal panah.
Pada gambar 1 tertera contoh Precedence Diagram yang menunjukkan bahwa aktivitas 1 mendahului aktivitas 2, artinya aktivitas 1 harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum aktivitas 2 dimulai; aktivitas 2 mendahului aktivitas 3 dan 4, aktivitas 5 dikerjakan setelah aktivitas 3 selesai, sedangkan aktivitas 7 hanya bisa dimulai setelah aktivitas 4, 5, dan 6 selesai dikerjakan. Contoh aktivitas ialah penggabungan dua buah part. Misalnya, node 2 berisi penggabungan part 1 dan 2. Untuk node 3 bisa berisi hasil penggabungan di node 2 dengan part 3. Untuk node 4 berisi hasil penggabungan node 2 dengan part 4.
Page | 2
TI 3003 – Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi II
Modul 1 – Perencanaan Proses
4 8 1
2
3
5
7
10 9
6
Gambar 1 Contoh Precedence Diagram
2.4
Bill Of Material (BOM)
Bill of Material (BOM) adalah daftar dari semua material, part, subassembly, dan kuantitas yang dibutuhkan untuk merakit, mencampur atau memproduksi produk akhir atau parent assembly. Menurut Scott (1994), BOM merupakan sebuah kunci dalam menghubungkan struktur produk dan sistem perencanaan material (material planning systems). Sangat baik apabila produk yang akan dibuat atau dirakit dipresentasikan oleh BOM produk tersebut karena di dalam BOM digambarkan komponen-komponen atau part-part produk dalam sebuah hubungan orang tua (parent) dan anak (child). Penggambaran komponen dengan level yang lebih rendah lagi pun ditunjukkan pada BOM. Jadi, BOM merupakan gambaran hierarki, dimana terdapat banyak level untuk subassemblies dari produk. BOM terdiri dari berbagai bentuk dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan. BOM dibuat sebagai bagian dari proses desain dan digunakan oleh manufacturing engineer untuk menentukan item yang harus dibeli atau diproduksi. Perencanaan pengendalian produksi dan persediaan menggunakan BOM yang dihubungkan dengan Master Production Schedule (MPS) untuk menentukan release item yang dibeli atau diproduksi. Untuk praktikum kali ini, digunakan format BOM dengan tabel yang kolom-kolomnya memuat informasi mengenai: 1. Part Number (nomor part), 2. Description (nama part dan keterangan lain yang perlu dicantumkan), 3. Quantity for Each Assembly (kuantitas part untuk setiap satu produk jadi), 4. Unit of Measure (unit ukuran part), dan 5. Decision (keputusan untuk membeli atau memproduksi part tersebut). Bila ditinjau dari komponen-komponen penyusun produknya, BOM dibedakan menjadi dua macam: Single Level Bill of Material dan Multilevel Bill of Material. Page | 3
TI 3003 – Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi II
Modul 1 – Perencanaan Proses
2.4.1 Single Level Bill Of Material Format sederhana dari BOM disebut sebagai Single Level Bill of Material yang dapat dilihat pada Tabel 1.
ABC Lamp Company Bill of Material, Part LA01 Part Number
Description
Quantity
Unit of
For Each Assembly
Measure
Decision
B100
Base assembly
1
Each
Make
S100
14” Black shade
1
Each
Make
A100
Socket assembly
1
Each
Buy
Tabel 1 Contoh Single Level BOM
2.4.2 Multilevel Bill Of Material Single Level Bill of Material tidak cukup untuk menggambarkan produk yang memiliki subassembly. Untuk produk dengan subassembly, digunakan Multilevel Tree dan Multilevel Bill of Material. Multilevel Tree berupa “pohon” dengan beberapa level yang menggambarkan struktur parents dan child dari produk. Produk akhir yang merupakan parent dari subassembly berada pada level 0 (nol). Begitu pula dengan subassembly yang merupakan parent dari parts yang berada pada level 1 (satu). Nomor level bertambah untuk tiap child dari parent nya. Contoh Multilevel Tree dicantumkan pada Gambar 2 dan contoh Multilevel Bill of Material dicantumkan pada Tabel 2. Pada Multilevel Bill of Material, penulisan setiap level ditandai dengan format penulisan Part Number yang menjorok ke dalam sesuai dengan level nya seperti yang tertera pada Tabel 2.
Page | 4
TI 3003 – Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi II
Modul 1 – Perencanaan Proses
LA01
B100
1100
1200
LEVEL 0
S100
1300
1400
A100
1500
LEVEL 1
1600
2100
1700
2200
LEVEL 2
2300
LEVEL 3
Gambar 2 Contoh Struktur Multilevel BOM
ABC Lamp Company Bill of Material, Part LA01 Part
Quantity for
Unit of
Each Assembly
Measure
Base assembly
1
Each
Make
Finished shaft
1
Each
Make
3/8” Steel tubing
26
Inches
Buy
1200
7”-Diameter steel plate
1
Each
Make
1300
Hub
1
Each
Make
1400
¼-20 Screws
4
Each
Buy
S100
14” Black shade
1
Each
Make
A100
Socket assembly
1
Each
Make
1500
Steel holder
1
Each
Make
1600
One-way socket
1
Each
Buy
1700
Wiring assembly
1
Each
Make
2200
16-Gauge lamp cord
12
Feet
Make
2300
Standard plug terminal
1
Each
Buy
Description
Number B100 1100 2100
Decision
Tabel 2 Contoh Multilevel BOM
Page | 5
TI 3003 – Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi II
2.5
Modul 1 – Perencanaan Proses
Assembly Chart (AC)
Assembly Chart merupakan gambaran grafis yang mendeskripsikan urutan aliran komponen dan subassembly yang akan dirakit menjadi sebuah produk. Assembly Chart bermanfaat untuk menunjukkan komponen penyusun suatu produk dan menjelaskan bagaimana aliran perakitan komponen-komponen tersebut. Pada pembuatan assembly chart, biasanya sering terjadi berbagai kesalahan, seperti kesalahan penulisan fastener dan subassembly. Pada Gambar 3 dan Gambar 4 dicantumkan format dan contoh Assembly Chart.
YYY
xx ZZZ
YYY
xx
YYY
xx
SiAj
ZZZ
ZZZ YYY
YYY
SiAj
SiAj
xx
ZZZ
SiAj
xx
ZZZ YYY
xx ZZZ
YYY
SiAj
xx ZZZ
YYY
SiAj
SiAj
xx ZZZ
YYY
xx
YYY
xx
YYY
xx
SiAj
ZZZ ZZZ
A
SiAj
Gambar 3 Format AC
Page | 6
TI 3003 – Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi II
Modul 1 – Perencanaan Proses
dimana :
xx
adalah nomor part
YYY
adalah nama part
ZZZ
adalah nama dan jumlah fastener (bila ada)
SiAj
adalah subassembly
A adalah produk akhir
Untuk penulisan pada lingkaran-lingkaran SiAj, nilai i bertambah dari kanan ke kiri dan nilai j bertambah dari atas ke bawah.
Berikut ini adalah contoh dari assembly chart.
Gambar 4 Contoh AC
Page | 7
TI 3003 – Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi II
2.6
Modul 1 – Perencanaan Proses
Lembar Rencana Proses (LRP)
Lembar Rencana Proses adalah representasi dalam bentuk tabular yang menyatakan urutan-urutan operasi beserta parameternya dalam pembuatan part dari suatu produk. Contoh Lembar Rencana Proses dapat dilihat pada tabel 3 dan tabel 4 di bawah ini. PP-1
L E M B A R R E N CA N A P R O S E S
Nomor
:
No. Part
Halaman ke- :
:
File Gambar:
Nama Part :
Material
: Panjang
Dibuat oleh : Tanggal
LSP—ITB
Ukuran
:
:
mm
Lebar/Diameter :
mm
Tinggi
:
Tools
Setup No. Proses
Uraian Operasi
Stasiun Kerja
No.
Alat
No.
Setup
Bantu
Sketsa
mm
Waktu
Waktu
Waktu
Setup (s)
Proses (s)
Total (s)
Tabel 3 Format LRP
Berikut ini adalah format penulisan operasi permesinan pada LRP :
Turning
: Nama Operasi (L=...., Do=..., Df=....)
Contoh
: Turning (L=5mm, Do= 10mm, Df = 8mm)
Milling
: Nama Operasi (L=...., d=....)
Contoh
: End Milling Roughing (L=15mm, d=2mm)
Drilling
: Nama Operasi (D=...., d=....)
Contoh
: Drilling (D=5mm, d=2mm)
Punching
: Nama Operasi ( Ǿ =...., t=...., TS=....)
Contoh
: Punching ( Ǿ = 8mm, t= 1.5 mm, TS=401.8 Mpa)
Blanking
: Nama Operasi ( L= ... , t= ...., TS=....)
Contoh
: Blanking ( L= 465.38 mm , t= 1,5 mm, TS=401.8 Mpa)
Page | 8
TI 3003 – Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi II
Modul 1 – Perencanaan Proses
Embossing
: Nama Operasi ( L=..., t=..., TS=....)
Contoh
: Embossing ( L= 100 mm, t= 1.5 mm, TS=401.8 Mpa)
Note : format penulisan operasi permesinan dapat berubah tergantung operasi yang dilakukan, mis : untuk chamfering pada mesin bubut diperlukan parameter tambahan yaitu besar sudut. Berikut adalah contoh penulisan LRP :
Tabel 4 Contoh Pengisian LRP
2.7
Operation Process Chart (OPC)
2.7.1 Definisi Operation Process Chart (OPC) adalah peta kerja yang menggambarkan urutan kerja dengan membagi pekerjaan-pekerjaan tersebut ke dalam elemen-elemen operasi secara rinci. OPC menjelaskan langkah-langkah proses pengerjaan material, mulai dari bahan baku (material) hingga menjadi komponen atau produk jadi. OPC memuat informasi-informasi yang diperlukan untuk analisis lebih lanjut, yaitu lama waktu setiap operasi, material yang digunakan, komponen yang dirakit, dan alat atau mesin yang dipakai untuk memproses material. Jadi, dalam suatu OPC dicatat
kegiatan-kegiatan operasi dan
pemeriksaan, terkadang pada akhir operasi dicantumkan kegiatan penyimpanan atau inspeksi.
2.7.2 Manfaat OPC 1. Untuk mengetahui kebutuhan mesin dan penganggarannya, Page | 9
TI 3003 – Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi II
Modul 1 – Perencanaan Proses
2. Untuk memperkirakan kebutuhan bahan baku dan waktu operasi, 3. Salah satu alat untuk menentukan tata letak pabrik, 4. Salah satu alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang berlaku, dan 5. Sebagai alat untuk latihan kerja.
2.7.3 Prinsip Penyusunan OPC 1. Pada baris paling atas terdapat kepala peta “Operation Process Chart”, dan identifikasi lain: nama objek yang dipetakan, nama pembuat peta, tanggal dipetakan, cara lama atau cara sekarang, nomor peta, dan nomor gambar. 2. Material yang akan diproses diletakkan di atas garis horizontal untuk me-nunjukkan bahwa material tersebut masuk ke dalam proses. 3. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang menunjukkan terjadi-nya perubahan proses. 4. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan, sesuai dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut, atau sesuai dengan proses yang terjadi. 5. Penomoran terhadap suatu kegiatan inspeksi diberikan secara tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi. 6. Pada bagian bawah OPC dibuat ringkasan yang memuat informasi: jumlah operasi, jumlah inspeksi, serta jumlah waktu yang diperlukan.
2.7.4 Simbol – Simbol pada OPC Operasi Simbol: Di samping lambang ini dituliskan nama proses, nama mesin, lama waktu proses, serta jumlah scrap yang terbuang pada proses ini. Inspeksi Simbol: Di samping lambang ini dituliskan nama kegiatan inspeksi serta lama waktunya.
Page | 10
TI 3003 – Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi II
Modul 1 – Perencanaan Proses
Penyimpanan Simbol: Lambang ini dicantumkan setelah seluruh proses selesai. Pengulangan untuk sebagian proses pada suatu material Simbol:
nx
Lambang ini dicantumkan dengan garis yang mencakup seluruh proses yang dilakukan pengulangan. Pengulangan untuk seluruh proses pada suatu material sebelum material tersebut diassembly dengan material lainnya Simbol
:
Lambang ini dicantumkan pada akhir keseluruhan proses apabila terdapat pengulangan keseluruhan.
Page | 11
TI 3003 – Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi II
Modul 1 – Perencanaan Proses
Perhatikan OPC di bawah ini. Pada setiap proses assembly, cantumkan alat bantu yang digunakan serta komponen - komponen pendukung yang digunakan dalam proses tersebut.
OPERATION PROCESS CHART Nama Objek
:
Nomor peta Sekarang
:
P
Usulan
Dipetakan oleh
:
Tanggal Dipetakan :
XX - YYY ZZZ
XX - YYY ZZZ
Nama Operasi
Waktu (detik) % Scrap Terbuang
O-i % Scrap Terbuang
Nama Mesin
Nama Operasi
Waktu (detik)
Nama Mesin
Nama Operasi
Waktu (detik)
O-i % Scrap Terbuang
Nama Operasi
Waktu (detik)
O-i
O-i % Scrap Terbuang
Nama Mesin
Nama Mesin
Nama Operasi
Waktu (detik) O-i % Scrap Terbuang
3x
Waktu (detik)
Nama Mesin
O-I I-j
Nama Operasi
Waktu (detik) Waktu (detik)
O-I I-j
Nama Operasi & Inspeksi
O-i
Nama Operasi & Inspeksi % Scrap Terbuang
Nama Mesin
Nama Operasi
Waktu (detik) O-i
2x % Scrap Terbuang
Nama Mesin
Nama Alat Bantu & Komponen Pendukung Waktu (detik)
RINGKASAN Kegiatan
Jumlah
Operasi
20
Inspeksi
6
Total
26
O-I I-j
Nama Operasi & Inspeksi
Waktu
Gambar 5 Format OPC
XX
: nomor komponen
YYY
: nama komponen
ZZZ
: bahan baku komponen
I
: indeks operasi
J
: indeks inspeksi Page | 12
TI 3003 – Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi II
Riset Pasar
Perancangan Produk
Perancangan Proses
Pengendalian Persediaan
Perencanaan Produksi
Perancangan Metode Kerja, Waktu Standar dan Perbaikan Produktivitas
Penyimpanan Pengiriman
Proses Pembuatan
Penerimaan
Pengendalian Kualitas
Pengendalian Produksi
Pengendalian Proses
Pemasok
Posisi Modul 1 pada Siklus Manufaktur
Konsumen
2.8
Modul 1 – Perencanaan Proses
Pengendalian Peralatan
Gambar 6 Siklus Manufaktur
3.
Alat dan Bahan 1. Gambar teknik dan part list Dongkrak. 2. Data raw material dan data mesin yang tersedia di lantai produksi. 3. 1 buah Dongkrak. 4. 1 set kunci L (3mm, 4mm, 5mm). 5. 1 buah palu. 6. Buku Fundamentals of Modern Manufacturing (Mikell P. Groover).
4.
Prosedur Pelaksanaan Praktikum 1. Setiap kelompok diberikan 1 buah Dongkrak dan 1 set peralatan. 2. Bongkar (disassembly) Dongkrak dengan menggunakan peralatan yang telah disediakan (kunci L dan palu). 3. Tentukan part kritis dari Dongkrak sesuai dengan output dari praktikum Modul 1 Perencanaan Proses. 4. Susun LRP untuk part kritis dengan menggunakan data gambar teknik, part list, data raw material, dan data mesin yang disediakan.
Page | 13
TI 3003 – Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi II
Modul 1 – Perencanaan Proses
5. Rakit (assembly) kembali Dongkrak dan buatlah AC dan PD untuk perakitan Dongkrak. 6. Susun Multilevel BOM untuk Dongkrak. 7. Susun OPC untuk Dongkrak. 8. Konfirmasikan LRP part, AC, dan PD yang telah disusun kepada asisten masing-masing.
5.
Struktur Laporan
Cover Lembar Pengesahan Lembar Asistensi BAB 1: Pendahuluan 1.1
Tujuan
1.2
Flowchart Praktikum
Bab 2: Pengolahan Data 2.1 Data Mesin dan Material 2.2 Multilevel Tree dan Multilevel Bill of Material 2.3 Lembar Rencana Proses 2.4 Precedence Diagram 2.5 Assembly Chart 2.6 Contoh Perhitungan Proses Pemesinan untuk OPC 2.7. Operation Process Chart 2.8. SketsaPart Bab 3: Analisis 3.1 Manfaat dan Perbedaan dari Masing-masing Tools Perencanaan Proses 3.2 Urutan Pembuatan Tools Perencanaan Proses 3.3 Penentuan Keputusan Make or Buy untuk Setiap Part 3.4 Penjelasan Keberadaan Perencanaan Proses Dalam Grand Design Manufaktur Bab 4: Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran Daftar Pustaka Lampiran 1.
Operation Process Chart
2.
Gambar part kritis, LRP part kritis, BOM, AC, dan PD yang telah di-acc asisten
Page | 14
TI 3003 – Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi II
6.
7.
Modul 1 – Perencanaan Proses
Format Laporan
Kertas A4
Margin : Atas, Bawah, Kiri, Kanan (2, 2, 2.5, 2)
Huruf : Calibri 11, Judul Bab 14 Bold, Sub-bab 12 Bold
Spasi : Multiple 1.3
Header : Kiri = Judul Modul, Kanan = No. Kelompok
Footer : Kiri = Nama Asisten, Kanan = Halaman… dari… (mis. 2/56)
Print bolak-balik
Laporan tidak dijilid. Di klip.
Referensi
Apple, James M. Tataletak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Bandung: Penerbit ITB, 1990. Bedworth. Computer-Integrated Design and Manufacturing. New York: Mc. Graw Hill, 1991. Chang Tien-Chien, et al. Computer-Aided Manufacturing.2nd Edition. New York: Prentice Hall, 2000. Elsayed, Elsayed A. Dan Thomas O. Boucher.Analysis and Control of Production System. New York: Prentice Hall, 1985. Fogarty, Donald W., John H. Blackstone, dan Thomas R. Hoffmann. Production & Inventory Management.2nd Edition. Cincinnati: South-Western Publishing Co., 1991. Groover, Mikell P. Fundamentals of Modern Manufacturing. New York: John Wiley & Sons, 2000. Ostwald dan Munoz. Manufacturing Processes and Systems.9th Edition. New York: John Wiley & Sons, 1997. Sule, D.R. Manufacturing Facilities: Location, Planning and Design. Boston: PWS Kent, 1991. Sutalaksana, Iftikar Z., Ruhana Anggawisastra, dan Jann H. Tjakraatmadja. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung : ITB. Gambar Cover. www.dribble.com Diakses pada tanggal 26 Agustus 2014.
Page | 15
TI 3003 – Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi II
Modul 1 – Perencanaan Proses
TUGAS BACA
Buku Fundamentals of Modern Manufacturing, 2nd edition” karangan Mikell P. Groover, Bab 21: Theory of Metal Machining dan Bab 22 : Machining Operations and Machine Tools .
Modul 6 PPST 1 : Proses Perencanaan dan Operasi.
Page | 16
TI 3003 – Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi II
Modul 1 – Perencanaan Proses
TEMPLATE LAPORAN COVER MODUL
LAPORAN TI-3003 PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI II
MODUL 1 PERENCANAAN PROSES Kelompok XX: 1. 2. 3. 4. 5.
Anggota 1 Anggota 2 Anggota 3 Anggota 4 Anggota 5
(NIM 1) (NIM 2) (NIM 3) (NIM 4) (NIM 5)
LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2014
Page | 17
TI 3003 – Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi II
Modul 1 – Perencanaan Proses
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PENGESAHAN Asisten Laboratorium Sistem Produksi ( LSP ITB ) yang bertandatangan di bawah ini mengesahkan Laporan Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi II Modul 1 : Perencanaan Proses Kelompok XX
yang
beranggotakan : 1. Anggota 1
(NIM 1)
2. Anggota 2
(NIM 2)
3. Anggota 3
(NIM 3)
4. Anggota 4
(NIM 4)
5. Anggota 5
(NIM 5)
Dan menyetujui untuk dikumpulkan pada : Hari
: xxx
Tanggal : xxx Waktu : xx.xx WIB.
Bandung, xx/xx/2014
Nama Asisten (NIM Asisten)
Page | 18
TI 3003 – Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi II
Modul 1 – Perencanaan Proses
LEMBAR ASISTENSI LEMBAR ASISTENSI Asistensi modul ke
:
Asistensi ke
:
Tanggal
:
Kelompok XX 1. 2. 3. 4. 5.
Anggota 1 (NIM 1) Anggota 2 (NIM 2) Anggota 3 (NIM 3) Anggota 4 (NIM 4) Anggota 5 (NIM 5)
Asisten : Catatan :
Bandung,_____________________
Asisten Laboratorium Sistem Produksi (_________________________________)
Page | 19
View more...
Comments