Model Teori Keperawatan Menurut Orem

October 6, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Model Teori Keperawatan Menurut Orem...

Description

 

MODEL TEORI KEPERAWATAN MENURUT PARA AHLI 1.  MODEL TEORI KEPERAWATAN MENURUT OREM

Model konsep Dorothea Orem terfokus pada selfcare dan kebutuhan  perawatan diri klienuntuk mempertahankan kehidupan, kesehatan, perkembangan, dan kesejahteraan. Ada 3 prinsip dalam keperawatan diri sendiri se ndiri yaitu: 1.  Perawatan diri yang bersifat holistik, seperti s eperti kebutuhanoksigen, air, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat. 2.  Perawatan mandiri yang harus dilakukan sesuai dengan tumbuh kembang manusia. 3.  Perawatan mandiri yang harus dilakukan karena adanya masalah kesehatan k esehatan atau penyakit. Dalam teori Orem (1991) ada 5 area aktifitas keperawatan yaitu: 1.  Masuk kedalam dan memelihara hubungan antara perawat dengan pasien dengan individu keluarga, kelompok, sampai pasien dapat melegitimasi rencana keperawatan. 2.  Menentukan kapan dan bagaimana pasien dapat dibantu melalui keperawatan. 3.  Bertanggung jawab atas permintaan pasien, keinginan dan kebutuhan untuk kontak dan dibantu perawat. 4.  Menjelaskan,memberikan dan melindungi pasien secara langsung dalam  bentuk keperawatan. 5.  Mengkoordinasi dan mengintegrasi keperawatan dengan kehidupan seharihari pasien atau perawatan kesehatan lain jika dibutuhkan serta pelayanan sosial dan edukasi yang dibutuhkan atau yang akan diterima.

1. Teo Teor i Se Self lf C Ca ar e  Untuk memahami teori self care sangat penting terlebih dahulu memahami konsep self care, selfcare agency, basic conditioning factor dan kebutuhan self care therapeutik. Self care adalah performance atau praktek kegiatan individu

 

untuk berinisiatif dan membentuk perilaku mereka dalam memelihara kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Jika self care dibentuk denganefektif maka hal tersebut akan membantu membentuk integritas struktur dan fungsi manusiadan erat kaitannya dengan perkembangan manusia.

 Self  Se lf ca care re agenc gency  y   adalah kemampuan manusia atau kekuatan untuk melakukan self care. Kemampuan individu untuk melakukan self care dipengaruhi oleh basic conditioning factor sseperti; s seperti; umur, jenis kelamin, status perkembangan, status kesehatan, orientasi sosialbudaya, sistem perawatan kesehatan (diagnostik,  penatalaksanaan, modalitas), sistem keluarga, polakehidupan, lingkungan serta ketersediaan sumber. Kebutuhan self care therapeutik (Therapeutic self care demand )  adalah merupakantotalitas dari tindakan  self care yang diinisiatifdan dibentuk untuk memenuhi kebutuhan self caredengan menggunakan metode yang valid yangberhubungan dengan tindakan yang akan dilakukan. Konsep lain yang berhubungan denganteori  self care adalah  se  self lf ca carr e katagori  self carerequisite : requisite. Orem mengidentifikasikan tiga katagori self a. Universal  meliputi: udara, air, makanan daneliminasi, aktifitas dan istirahat,

 privasi, sosialisi daninteraksi sosial, pencegahan resiko, peningkatan kesehatan, kesejahteraan dan potensi diri.

b. Developmental, lebih khusus dari universaldihubungkan dengan kondisi yangmeningkatkan proses pengembangan sikluskehidupan seperti; pekerjaan baru,

 perubahanstruktur tubuh dan kehilangan rambut. c.

Perubahan kesehatan (H ealth D eviat viatii on)  berhubungan dengan akibat

terjadinyaperubahan struktur normal dan kerusakanintegritas individu untuk melakukan self careakibat suatu penyakit atau injury.

 

 2. Te Teo ori S Se elf Care D eficit  fi cit   Merupakan hal utama dari teori general keperawatan menurut Orem. Dalam teori ini keperawatan diberikan jika seorang dewasa (atau pada kasus ketergantungan) tidak mampu atau terbatas dalam melakukan self care secara efektif. Keperawatan diberikan jika kemampuan merawat berkurang atau tidak dapat terpenuhi atau adanya ketergantungan. Orem mengidentifikasi lima metode yang dapat digunakan dalam membantu self membantu self care: care: a.  Tindakan untuk atau lakukan untuk oranglain.  b.  Memberikan petunjuk dan pengarahan. c.  Memberikan dukungan fisik dan psychologis. d.  Memberikan

dan

memelihara

lingkunganyang

mendukung

 pengembangan personal. e.  Pendidikan.Perawat dapat membantu individu dengan menggunakan beberapa atau semua metode tersebut dalam memenuhi self care.

ursing ng S Sys ysttem  3. Teory N ursi  Nursing system didesain oleh perawat didasarkan pada kebutuhan self kebutuhan self care dan kemampuan pasien melakukan  self care. care. Jikaada  self care defisit ,  self care agency dan kebutuhan  self care therapeutik maka keperawatan akan diberikan.  Nursing agencyadalah agencyadalah suatu properti atau atribut yanglengkap diberikan untuk orang-orang yang telah didik dan dilatih sebagai perawat yang dapat melakukan, mengetahui dan membantu orang lain untuk menemukan kebutuhan  selfcare terapeutik mereka, melalui pelatihan dan pengembangan  self care agency.Orem agency.Orem mengidentifikasi tiga klasifikasi nursing system yaitu: a. Wholly Compensatory system 

Suatu situasi dimana individu tidak dapat melakukan tindakan self care, dan menerima selfcare secara langsung serta ambulasi harus dikontrol dan  pergerakan dimanipulatif atau adanya alasan-alasan medis tertentu. Ada tig

 

akondisi yang termasuk dalam kategori ini yaitu: tidak dapat melakukan tindakan self care misalnya koma, dapat membuat keputusan, observasi atau pilihan tentang self care tetapi tidak dapat melakukan ambulasi dan pergerakan manipulatif, tidak mampu membuat keputusan yang tepat tentang self carenya. b. Partly compensatory nursing system  

Suatu situasi dimana antara perawat dan klien melakukan perawatan atau tindakan lain danperawat atau pasien mempunyai peran yang besar untuk mengukur kemampuan melakukan selfcare. c. Supportive educative system  

Pada sistem ini orang dapat membentuk atau dapat belajar membentuk internal atau externalself care tetapi tidak dapat melakukannya tanpa bantuan. Hal ini juga dikenal dengan supportive developmental sistem. KEKUATAN DAN KELEMAHAN TEORI SELF CARE OREM’S

Kekuatan yang paling utama dari teori Orem ini adalah pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dilakukan dengan efektif dan efisien karena terlebih dahulu melihat kemampuan self care yang dimiliki oleh keluarga tersebut. Sedangkan kelemahannya adalah perlu adanya pengetahuan dan teknologi keperawatan yang baik dan terstandarisasi guna pelaksanaan teori ini secara komprehensif dan holistic. 2.  MODEL TEORI KEPERAWATAN MENURUT CALISTA ROY A.  RIWAYAT CALISTA ROY 

Suster Calista Roy adalah seorang suster dari Saint Joseph of Carondelet. Roy dilahirkan pada tanggal 14 oktober 1939 di Los Angeles California. Roy menerima Bachelor of Art Nursing pada tahun 1963 dari Mount Saint Marys College dan Magister Saint in Pediatric Nursing pada tahun 1966 di University of California Los Angeles.

 

Roy memulai pekerjaa dengan teori adaptasi keperawatan pada tahun 1964 ketika dia lulus dari University of California Los Angeles. Dalam Sebuah seminar dengan Dorrothy E. Johnson, Roy tertantang untuk mengembangkan sebuah model konsep keperawatan. Konsep adaptasi mempengaruhi Roy dalam kerangka konsepnya yang sesuai dengan keperawatan. Dimulai dengan pendekatan teori sistem. Roy menambahkan kerja adaptasi dari Helsen (1964) seorang ahli fisiologis –  fisiologis  –  psikologis.  psikologis. Untuk memulai membangun pengertian konsepnya. Helsen mengartikan respon adaptif sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi yang di butuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu : focal stimuli, konsektual stimuli dan residual stimuli. Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan  pandangan terhadap manusia sebagai sistem yang adaptif. Selain konsep-konsep tersebut, Roy juga mengadaptasi nilai “ Humanisme” dalam model konseptualnya  berasal dari konsep A.H. Maslow untuk menggali keyakinan dan nilai dari manusia. Menurut Roy humanisme dalam keperawatan adalah keyakinan, terhadap kemampuan koping manusia dapat meningkatkan derajat kesehatan. Sebagai model yang berkembang, Roy menggambarkan kerja dari ahli-ahli lain dari ahli-ahli lain di area adaptasi seperti Dohrenwend (1961), Lazarus (1966), Mechanic ( 1970) dan Selye (1978). Setelah beberapa tahun, model ini  berkembang menjadi sebagai suatu kerangka kerja pendidikan keperawatan,  praktek keperawatan dan penelitian. Tahun 1970, model adaptasi keperawatan diimplementasikan sebagai dasar kurikulum sarjana muda keperawatan di Mount Saint Mary’s College. Sejak saat itu lebih dari 1500 staf pengajar dan mahasiswamahasiswa mahasiswa terbantu untuk mengklarifikasi, menyaring, dan memperluas model. Penggunaan model praktek juga memegang peranan penting untuk klarifikasi lebih lanjut dan penyaringan model. Sebuah studi penelitian pada tahun 1971 dan survey penelitian pada tahun 1976-1977 menunjukkan beberapa penegasan sementara dari model adaptasi. Perkembangan model adaptasi keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang Roy dan profesionalismenya. Secara filosofi Roy mempercayai kemampuan bawaan, tujuan,,

dan

nilai

kemanusiaan,

pengalaman

klinisnya

telah

membantu

 

 perkembangan kepercayaannya kepercayaannya itu dalam keselarasan dari tubuh manausia dan spirit. Keyakinan filosofi Roy lebih jelas dalam kerjanya yang baru pada model adaptasi keperawatan.

B.  SUMBER TEORI 

Dimulai dengan pendekatan teori sistem Roy menambahkan kerja adaptasi dari Harry Helson ( 1964 ) seorang ahli fisiologis-psikologis. Untuk memulai membangun pengertian konsepnya Harry Helson mengartikan respon adaptif sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi yang dibutuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu :

  Focal stimuli : Individu segera menghadap

o

  Konsektual

o

stimuli

:

semua

kehadiran

stimuli

yang

menyumbangkan efek Dari focal stimuli.

  Residual stimuli : faktor lingkungan mengakibatkan tercemarnya

o

keadaan. Teori Helson dikembangkan dari penyesuaian tingkat zona yang mana menentukan stimulus akan mendatangkan respon hal yang positif maupun negatif. Sesuai dengan teori Helson, adaptasi adalah proses yang berdampak positif terhadap perubahan lingkungan. Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan  pandangan terhadap manusia sebagai sistem yang adaptif. Dengan teori adaptif Helson Roy mengembangkan dan memperluas model dengan konsep dan teori dari Dohrenwed,R.S. Latarus, N.Malaznik, D.Mechanic dan H.Selye. Roy memberi kredit spesial ke Driever penulis, Subdivisi garis besar dari kejujuran sendiri dan Martinez serta Sarto, identitas keduanya umum dan stimuli sangat mempengaruhi mode. Teman sekerja lain konsepnya juga rumit yaitu M.Poush dan J.Van Landingham dalam keadaan saling bergantung dan B. Randa untuk fungsi aturan mode. Setelah mengembangkan teorinya Roy mengembangkan model sebagai suatu kerangka kerja pendidikan keperawatan, praktek keperawatan dan  penelitian. Sejak itu lebih dari 1500 staf pengajar dan mahasiswa-mahasiswa

 

terbantu untuk mengklasifikasi, menyaring dan memperluas model. Penggunaan model praktek juga memegang peranan penting untuk penyaringan model. Perkembangan model keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang Roy dan  profesionalismenya. Roy mempercayai kemampuan bawaan, tujuan dan nilai kemanusiaan. Pengalaman klinisnya membantu perkembangan kepercayaan dari tubuh manusia dan spiritnya.

C.  KONSEP DASAR DAN MODEL KEPERAWATAN CALLISTA ROY 

Sebelum mengenal konsep dasar keperawatan Callista Roy akan lebih baik  jika mengetahui filosofi, falsafah keperawatan. Filsafah keperawatan mengkaji  penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasarkan pada alasan logis dan metode empiris. empiris . Contoh dari falsafah keperawatan menurut Roy ( Mc Quiston, 1995 ) : Roy memiliki delapan falsafah yang kemudian dibagi menjadi dua yaitu empat  berdasarkan falsafah humanisme dan empat yang lainnya berdasarkan falsafah veritivity. Falsafah humanisme / kemanusiaan berarti bahwa manusia itu memiliki rasa ingin tahu dan menghargai, jadi seorang individu akan memiliki rasa saling  berbagi dengan sesama dalam kemampuannya memecahkan suatu persoalan atau untuk mencari solusi, bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu, memiliki holism intrinsik dan selalu berjuang untuk mempertahankan integritas agar senantiasa bisa berhubungan dengan orang lain. Falsafah veritivity yaitu kebenaran , yang dimaksud adalah bahwa ada hal yang bersifat absolut. Empat falsafah tersebut adalah : a) 

tujuan eksistensi manusia

 b) 

gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia

c) 

aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan umum.

d) 

nilai dan arti kehidupan.

Roy kemudian mengemukakan mengenai konsep mayor, berikut beberapa definisi dari konsep mayor Callista Roy,

 

a.  sistem adalah kesatuan dari beberapa komponen atau elemen yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu kesatuan yang meliputi adanya input, control, proses, output dan umpan balik.  b.  derajat adaptasi adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus fokal, konsektual dan residual. c.   problem adaptasi adalah kejadian atau situasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan. d.  stimulus fokal adalah stimulus yang mengharuskan manusia berespon adaptif. e.  stimulus konsektual adalah seluruh stimulus yang memberikan kontribusi perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh stimulus fokal. f.  stimulus residual adalah seluruh faktor yang memberikan kontribusi terhadap perubaha tingkah laku tetapi belum dapat di validasi. g.  regulator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon otomatik melalui neural, cemikal dan proses endokrin. h.  kognator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon melalui proses yang komplek dari persepsi informasi, mengambil keputusan dan belajar. i.  model efektor adaptif adalah kognator yaitu fisiological, fungsi peran, interdependensi dan konsep diri.  j.  respon adaptif adalah respon yang meningkatkan integritas manusia dalam mencapai tujuan manusia untuk mempertahankan memperta hankan kehidupan. k.  fisiologis adalah kebutuhan fisiologis termasuk kebutuhan dasar dan  bagaimana proses adaptasi dilakukan. l.  konsep diri adalah seluruh keyakinan dan perasaanpenampilan peran adalah penampilan fungsi peran dalam hubungannya di dalam hubungannyaa di lingkungan sosial. hubunganny m.  interdependensi adalah hubungan individu dengan orang lain sebagai support sistem.

 

D.  MODEL KONSEPTUAL CALLISTA ROY 

Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang menerangkan tentang serangkain ide global tentang keterlibatan individu,

kelompok,

situasi

atau

kejadian

terhadap

suatu

ilmu

dan

 pengembangannya. Roy dengan fokus adaptasinya pada manusia terdapat 4 elemen esensial yaitu keperawatan, manusia, kesehatan dan lingkungan. Berikut akan kami jelaskan definisi dari keempat elemen esensial menurut Roy :

a)   K epe perr aw awat atan an Menurut Roy keperawatan di definisikan sebagai disiplin ilmu dan  praktek. Keperawatan sebagai disiplin ilmu mengobservasi, mengklasifikasikan, dan menghubungkan proses yang berpengaruh terhadap kesehatan. Keperawatan menggunakan pendekatan pengetahuan untuk menyediakan pelayanan bagi orangorang. Keperawatan meningkatkan adaptasi individu untuk meningkatkan kesehatan, jadi model adaptasi keperawatan menggambarkan lebih khusus  perkembangan ilmu keperawatan dan praktek keperawatan. Dalam model tersebut keperawatan terdiri dari tujuan perawat dan aktifitas perawat. Tujuan keperawatan adalah mempertinggi interaksi manusia dengan lingkungannya, peningkatan adaptasi dilakukan melalui empat cara yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi  peran dan interdependensi. Tujuan keperawatan diraih ketika stimulus fokal  berada dalam wilayah dengan tingkatan adaptasi manusia. Adaptasi membebaskan energi dari upaya koping yang tidak efektif dan memungkinkan individu untuk merespon

stimulus

yang

lain,

kondisi

seperti

ini

dapat

meningkatkan

 penyembuhan dan kesehatan.

b)  Manusia

Menurut Roy manusia adalah sebuah sistem adaptif, sebagai sistem yang adaptif manusia digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang memiliki input, control, output dan proses umpan balik. Lebih khusus manusia didefinisikan sebagai sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan regulator untuk mempertahankan adaptasi, empat cara adaptasinya yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Sebagai sistem yang adaptif mausia digambarkan dalam istilah karakteristik, jadi manusia dilihat sebagai satu

 

kesatuan yang saling berhubungan antar unit secara keseluruhan atau beberapa unit untuk beberapa tujuan.

c)  K esehat sehatan an Kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Dalam model keperawatan konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi. Adaptasi adalah komponen  pusat dalam model keperawatan, dalam hal ini manusia digambarkan sebagai suatu sistem yang adaptif. Proses adaptasi termasuk semua interaksi manusia dengan lingkungan ysng terdiri dari dua proses, proses yang pertama dimulai dengan perubahan dalam lingkungan internal dan eksternal dan proses yang kedua adalah mekanisme koping yang menghasilkan respon adaptif dan inefektif.

d)  Lingkungan

Lingkungan digambarkan sebagai suatu keadaan yang ada di dalam dan di luar manusia. Lingkungan merupakan input bagi manusia sebagai suatu sistem yang adaptif.

E.  TEORI PENEGASAN 

Dalam teorinya sister Callista Roy memiliki dua model mekanisme yaitu

  Fungsi atau proses control yang terdiri dari kognator dan regulator.



  Efektor, mekanisme ini dibagi menjadi empat yaitu fisiologi, konsep diri,



fungsi peran dan Interpendensi. Regulator digambarkan sebagai aksi dalam hubungannya terhadap empat efektor cara adaptasi yaitu: fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi. Berikut penjelasan dari empat efektor yang telah disebutkan.

a.   Mode Fungsi Fisiologi Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua bagian, mode fungsi

 

fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi fisiologis dengan  proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian bagian yaitu : 1.  Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu ventilasi, pertukaran gas dan transpor gas (Vairo,1984 dalam Roy 1991). 2.   Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan mengganti  jaringan yang injuri. (Servonsky, 1984 dalam Roy 1991). 1991). 3.  Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan ginjal. ( Servonsky, 1984 dalam Roy 1991). 4.  Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan istirahat yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam memperbaiki dan memulihkan semua komponen-komponen tubuh. (Cho,1984 dalam Roy, 1991). 5.  Proteksi/ perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses imunitas dan struktur integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana hal ini penting sebagai fungsi proteksi dari infeksi, trauma dan  perubahan suhu. (Sato, 1984 dalam Roy 1991). 6.  The sense / perasaan : Penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa dan  bau memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungan . Sensasi nyeri penting dipertimbangkan dalam pengkajian perasaan.( Driscoll, 1984, dalam Roy, 1991). 7.  Cairan dan elektrolit. : Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalamnya termasuk air, elektrolit, asam basa dalam seluler, ekstrasel dan fungsi sistemik. Sebaliknya inefektif fungsi sistem fisiologis dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. (Parly, 1984, dalam Roy 1991). 8.  Fungsi syaraf / neurologis : Hubungan-hubungan neurologis merupakan bagian integral dari regulator koping mekanisme seseorang. Mereka mempunyai fungsi untuk mengendalikan dan mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan proses emosi

 

kognitif yang baik untuk mengatur aktivitas organ-organ tubuh (Robertson, 1984 dalam Roy, 1991). 9.  Fungsi endokrin : Aksi endokrin adalah pengeluaran horman sesuai dengan fungsi neurologis, untuk menyatukan dan mengkoordinasi fungsi tubuh. Aktivitas endokrin mempunyai peran yang signifikan dalam respon stress dan merupakan dari regulator koping mekanisme ( Howard & Valentine dalam Roy,1991)

b.

Mode Konsep Diri Mode konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan penekanan

spesifik pada aspek psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari konsep diri ini berhubungan dengan integritas psikis antara lain persepsi, aktivitas mental dan ekspresi perasaan. Konsep diri menurut Roy terdiri dari dua komponen yaitu the  physical self dan the personal self. 1.  The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya  berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saat merasa kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atau hilang kemampuan seksualitas. 2.  The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri, moral- etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau takut merupakan hal yang berat dalam area ini.

c.

Mode fungsi peran Mode fungsi peran mengenal pola –  pola  –  pola   pola interaksi sosial seseorang dalam

hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer, sekunder dan tersier. Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat memerankan dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya .

d.

Mode Interdependensi Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang dijabarkan oleh

Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan saling menghargai.

 

Interdependensi

yaitu

keseimbangan

antara

ketergantungan

dan

kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya. Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi dengan orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima. Output dari manusia sebagai suatu sistem adaptif adalah respon inefektif. Respon-respon yang adaptif itu mempertahankan atau meningkatkan integritas, sedangkan respon yang tidak efektif atau maladaptif itu mengganggu integritas. Melalui proses umpan balik respon-respon memberikan lebih lanjut masukan (input) pada manusia sebagai suatu sisem.Subsistem regulator dan kognator adalah mekanisme adaptasi atau koping dengan perubahan lingkungan, dan diperlihatkan melalui perubahan biologis, psikologis, dan social. Subsistem regulator adalah gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan pada sistem saraf, kimia tubuh dan organ endokrin serta subsistem kognator adalah gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan kognitif dan emosi, termasuk didalamnya persepsi, proses informasi, pembelajaran, dan membuat alasan dan emosional, yang termasuk didalamnya mempertahankan untuk mencari bantuan.

F.  TEORI CALISTA ROY 

Model konsep adaptasi pertama kali dikemukakan oleh Suster Callista Roy (1969). Konsep ini dikembangkan dari konsep individu dan proses adaptasi seperti diuraikan di bawah ini. Asumsi dasar model adaptasi Roy adalah : 1.  Manusia adalah keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang terusmenerus berinteraksi dengan lingkungan. 2.  Manusia

menggunakan

mekanisme

pertahanan

untuk

mengatasi

 perubahan-perubahan biopsikososial. 3.  Setiap

orang

memahami

bagaimana

individu

mempunyai

batas

kemampuan untuk beradaptasi. Pada dasarnya manusia memberikan respon terhadap semua rangsangan baik positif maupun negatif. 4.  Kemampuan adaptasi manusia berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, jika seseorang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan maka

 

ia mempunyai kemampuan untuk menghadapi rangsangan baik positif maupun negatif. 5.  Sehat dan sakit merupakan adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari dari kehidupan manusia. Dalam asuhan keperawatan, menurut Roy (1984) sebagai penerima asuhan keperawatan adalah individu, keluarga, kelompok, masyarakat yang dipandang sebagai “Holistic adaptif system”dalam segala aspek yang merupakan satu kesatuan. System adalah Suatu kesatuan yang di hubungkan karena fungsinya sebagai kesatuan untuk beberapa tujuan dan adanya saling ketergantungan dari setiap bagian-bagiannya. System terdiri dari proses input, autput, kontrol dan umpan balik ( Roy, 1991 ), dengan penjelasan sebagai berikut :

1.  Input

Roy mengidentifikasi bahwa input sebagai stimulus, merupakan kesatuan informasi, bahan-bahan atau energi dari lingkungan yang dapat menimbulkan respon, dimana dibagi dalam tiga tingkatan yaitu stimulus fokal, kontekstual dan stimulus residual. a. 

Stimulus fokal yaitu stimulus yang langsung berhadapan dengan seseorang, efeknya segera, misalnya infeksi .

 b.  Stimulus kontekstual yaitu semua stimulus lain yang dialami seseorang  baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi situasi dan dapat diobservasi, diukur dan secara subyektif dilaporkan. Rangsangan ini muncul secara bersamaan dimana dapat menimbulkan respon negatif  pada stimulus fokal seperti anemia, isolasi sosial. c. 

Stimulus residual yaitu ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan dengan situasi yang ada tetapi sukar untuk diobservasi meliputi kepercayan, sikap, sifat individu berkembang sesuai pengalaman yang lalu, hal ini memberi proses belajar untuk toleransi. Misalnya pengalaman nyeri  pada pinggang ada yang toleransi tetapi ada yang tidak.

 

2.

Kontrol

Proses kontrol seseorang menurut Roy adalah bentuk mekanisme koping yang di gunakan. Mekanisme kontrol ini dibagi atas regulator dan kognator yang merupakan subsistem. a)

Subsistem regulator Subsistem regulator mempunyai komponen-komponen : input-proses dan

output. Input stimulus berupa internal atau eksternal. Transmiter regulator sistem adalah kimia, neural atau endokrin. Refleks otonom adalah respon neural dan  brain sistem dan spinal cord yang diteruskan sebagai perilaku output output dari regulator sistem. Banyak proses fisiologis yang dapat dinilai sebagai perilaku regulator subsistem.  b)

Subsistem kognator Stimulus untuk subsistem kognator dapat eksternal maupun internal.

Perilaku output dari regulator subsistem dapat menjadi stimulus umpan balik untuk kognator subsistem. Kognator kontrol proses berhubungan dengan fungsi otak dalam memproses informasi, penilaian dan emosi. Persepsi atau proses informasi berhubungan dengan proses internal dalam memilih atensi, mencatat dan mengingat. Belajar berkorelasi dengan proses imitasi, reinforcement (penguatan) dan insight (pengertian yang mendalam). Penyelesaian masalah dan  pengambilan keputusan adalah proses internal yang berhubungan dengan  penilaian atau analisa. Emosi adalah proses pertahanan untuk mencari keringanan, mempergunakan penilaian dan kasih sayang.

3.

Output

Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapt di amati, diukur atau secara subyektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun dari luar . Perilaku ini merupakan umpan balik untuk sistem. Roy mengkategorikan output sistem sebagai respon yang adaptif atau respon yang tidak mal-adaptif. Respon yang adaptif dapat meningkatkan integritas seseorang yang secara keseluruhan dapat terlihat bila seseorang tersebut mampu melaksanakan mela ksanakan tujuan yang berkenaan dengan kelangsungan hidup, perkembangan, reproduksi dan keunggulan. Sedangkan respon yang mal adaptif perilaku yang tidak mendukung tujuan ini.

 

Roy telah menggunakan bentuk mekanisme koping untuk menjelaskan  proses kontrol seseorang sebagai adaptif sistem. Beberapa mekanisme koping diwariskan atau diturunkan secara genetik (misal sel darah putih) sebagai sistem  pertahanan terhadap bakteri yang menyerang tubuh. Mekanisme yang lain yang dapat dipelajari seperti penggunaan antiseptik untuk membersihkan luka. Roy memperkenalkan konsep ilmu Keperawatan yang unik yaitu mekanisme kontrol yang disebut Regulator dan Kognator dan mekanisme tersebut merupakan bagian sub sistem adaptasi. Dalam memahami konsep model ini, Callista Roy mengemukakan konsep keperawatan dengan model adaptasi yang memiliki beberapa pandangan atau keyakinan serta nilai yang dimilikinya diantaranya: a.  Manusia sebagai makhluk biologi, psikologi dan social yang selalu  berinteraksi dengan lingkungannya. lingkungannya.  b.  Untuk mencapai suatu homeostatis atau terintegrasi, seseorang harus  beradaptasi sesuai dengan perubahan yang terjadi. c.  Terdapat tiga tingkatan adaptasi pada manusia yang dikemukakan oleh roy, diantaranya:

  Focal stimulasi yaitu stimulus yang langsung beradaptasi dengan



seseorang dan akan mempunyai pengaruh kuat terhadap seseorang individu.

  Kontekstual stimulus, merupakan stimulus lain yang dialami



seseorang, dan baik stimulus internal maupun eksternal, yang dapat mempengaruhi, kemudian dapat dilakukan observasi, diukur secara subjektif.

  Residual stimulus, merupakan stimulus lain yang merupakan ciri



tambahan yang ada atau sesuai dengan situasi dalam proses  penyesuaian dengan lingkungan lingkungan yang sukar dilakukan observasi. d.  System adaptasi memiliki empat mode adaptasi diantaranya:

  Fungsi fisiologis, komponen system adaptasi ini yang adaptasi



fisiologis diantaranya oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat, integritas kulit, indera, cairan dan elektrolit, fungsi neurologis dan fungsi endokrin.

 

  Konsep diri yang mempunyai pengertian bagaimana seseorang



mengenal pola-pola interaksi social dalam berhubungan dengan orang lain.

  Fungsi peran merupakan proses penyesuaian yang berhubungan



dengan bagaimana peran seseorang dalam mengenal pola-pola interaksi social dalam berhubungan dengan orang lain.

  Interdependent merupakan kemampuan seseorang mengenal pola-



 pola tentang t entang kasih sayang, cinta ci nta yang dilakukan melalui hubungan secara interpersonal pada tingkat individu maupun kelompok. e.  Dalam proses penyesuaian diri individu harus meningkatkan energi agar mampu melaksanakan tujuan untuk kelangsungan kehidupan,  perkembangan, reproduksi dan keunggulan sehingga proses ini memiliki

tujuan

meningkatkan

respon

adaptasi.

Teori adaptasi suster Callista Roy memeandang klien sebagai suatu system adaptasi. Sesuai dengan model Roy, tujuan dari keperawatan adalah membantu seseorang untuk beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan hubungan interdependensi selama sehat dan sakit (Marriner-Tomery,1994). Kebutuhan asuhan keperawatan muncul ketika klien tidak dapat  beradaptasi terhadap kebutuhan lingkungan internal dan eksternal. Seluruh individu harus beradaptasi terhadap kebutuhan berikut :

  Pemenuhan kebutuhan fisiologis dasar



 



Pengembangan konsep diri positif   Penampilan peran sosial



  Pencapaian keseimbangan antara kemandirian dan ketergantungan



Perawat menetukan kebutuhan di atas menyebabkan timbulnya masalah  bagi klien dan mengkaji bagaimana klien beradaptasi terhadap hal tersebut. Kemudian asuhan keperawatan diberikan dengan tujuan untuk membantu klien  beradaptasi. Menurut Roy terdapat empat objek utama dalam ilmu keperawatan, yaitu :

 

1.   Manusia (individu yang mendapatkan asuhan keperawatan) Roy menyatakan bahwa penerima jasa asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok, komunitas atau social. Masing-masing dilakukan oleh  perawat sebagai system adaptasi yang holistic dan terbuka. System terbuka tersebut berdampak terhadap perubahan yang konstan terhadap informasi, kejadian, energi antara system dan lingkungan. Interaksi yang konstan antara individu dan lingkungan dicirikan oleh perubahan internal dan eksternal. Dengan  perubahan tersebut individu harus mempertahankan intergritas dirinya, dimana setiap individu secara kontunyu beradaptasi. Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistem adaptif. Sebagai sistem adaptif, manusia dapat digambarkan secara holistik sebagai satu kesatuan yang mempunyai input, kontrol, out put dan proses umpan balik. Proses kontrol adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan cara- cara adaptasi. Lebih spesifik manusia didefenisikan sebagai sebuah sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan regulator untuk mempertahankan adaptasi dalam empat cara-cara adaptasi yaitu : fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Dalam model adaptasi keperawatan, manusia dijelaskan sebagai suatu sistem yang hidup, terbuka dan adaptif yang dapat mengalami kekuatan dan zat dengan perubahan lingkungan. Sebagai sistem adaptif manusia dapat digambarkan dalam istilah karakteristik sistem, jadi manusia dilihat sebagai satukesatuan yang saling berhubungan antara unit fungsional secara keseluruhan atau  beberapa unit fungsional untuk beberapa tujuan. Input pada manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan menerima masukan dari lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu itu sendiri. Input atau stimulus termasuk variabel standar yang berlawanan yang umpan baliknya dapat dibandingkan. Variabel standar ini adalah stimulus internal yang mempunyai tingkat adaptasi dan mewakili dari rentang stimulus manusia yang dapat ditoleransi dengan usahausaha yang biasa dilakukan. Proses kontrol manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah mekanisme koping. Dua mekanisme koping yang telah diidentifikasi yaitu : subsistem regulator dan subsistem kognator. 2.

Keperawatan

 

Keperawatan adalah bentuk pelayanan professional berupa pemenuhan kebutuhan dasar dan diberikan kepada individu baik sehat maupun sakit yang mengalami gangguan fisik, psikis dan social agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Roy mendefinisikan bahwa tujuan keperawatan adalah meningkatkan respon adaptasi berhubungan dengan empat mode respon adaptasi. Perubahan internal dan eksternal dan stimulus input tergantung dari kondisi koping individu. Kondisi koping seseorang atau keadaan koping seseorang merupakan tingkat adaptasi seseorang. Tingkat adaptasi seseorang akan ditentukan oleh stimulus fokal, kontekstual, dan residual. Fokal adalah suatu respon yang diberikan secara langsung terhadap ancaman/input yang masuk. Penggunaan fokal pada umumnya tergantung tingkat perubahan yang berdampak terhadap seseorang. Stimulus kontekstual adalah semua stimulus lain seseorang baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi situasi dan dapat diobservasi, diukur, dan secara subjektif disampaikan oleh individu. Stimulus residual adalah karakteristik/riwayat dari seseorang yang ada dan timbul releva dengan situasi yang dihadapi tetapi sulit diukur secara objektif.

3.

Konsep sehat Roy mendefinisikan sehat sebagai suatu continuum dari meninggal sampai

tingkatan tertinggi sehat. Dia menekankan bahwa sehat merupakan suatu keadaan dan proses dalam upaya dan menjadikan dirinya secara terintegrasisecara keseluruhan, fisik, mental dan social. Integritas adaptasi individu dimanifestasikan oleh kemampuan individu untuk memenuhi tujuan mempertahankan pertumbuhan dan reproduksi. Sakit adalah suatu kondisi ketidakmampuan individu untuk beradapatasi terhadap rangsangan yang berasal dari dalam dan luar individu. Kondisi sehat dan sakit sangat individual dipersepsikan oleh individu. Kemampuan seseorang dalam  beradaptasi (koping) tergantung dari latar belakang individu tersebut dalam mengartikan dan mempersepsikan sehat-sakit, misalnya tingkat pendidikan,  pekerjaan, usia, budaya dan lain-lain.

 

4.

Konsep lingkungan Roy mendefinisikan lingkungan sebagai semua kondisi yang berasal dari

internal dan eksternal,yang mempengaruhi dan berakibat terhadap perkembangan dari perilaku seseorang dan kelompok. Lingkunan eksternal dapat berupa fisik, kimiawi, ataupun psikologis yang diterima individu dan dipersepsikan sebagai suatu ancaman. Sedangkan lingkungan internal adalah keadaan proses mental dalam tubuh individu (berupa pengalaman, kemampuan emosioanal, kepribadian) dan proses stressor biologis (sel maupun molekul) yang berasal dari dalam tubuh individu.manifestasi yang tampak akan tercermin dari perilaku individu sebagai suatu respons. Dengan pemahaman yang baik tentang lingkungan akan membantu  perawat dalam meningkatkan adaptasi dalam merubah dan mengurangi resiko akibat dari lingkungan sekitar. 3.MODEL TEORI KEPERAWATAN MENURUT M. KING A.  KERANGKA

KONSEP

IMOGENE

M.

KING

DALAM

KEPERAWATAN KEPERAWATA N KOMUNITAS

Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama Menurut Imogene M King komunitas merupakan suatu system dari subsistem keluarga dan supra sistemnya adalah system sosial yang lebih luas. Keluarga sebagai sub sistem komunitas merupakan sistem terbuka dimana terjadi hubungan Timbal balik antara keluarga dengan komunitas, yang sekaligus sebagai umpan balik. Adanya gangguan atau stressor pada salah satu subsistem akan mempengaruhi komunitas, misalnya adanya gangguan pada salah satu subsistem pendidikan, dimana masyarakat akan kehilangan informasi atau ketidaktahuan. Tujuan

perawat

adalah

untuk

membantu

individu

menjaga

atau

mendapatkan kembali kesehatan. Ranah keperawatan adalah mempromosikan,

 

memelihara, memulihkan kesehatan dan merawat orang sakit, terluka atau sekarat. Fungsi perawat profesional adalah untuk menafsirkan informasi secara mendalam, yang biasa dikenal sebagai proses keperawatan, untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. King menyatakan bahwa perhatian keperawatan adalah membantu orang  berinteraksi dengan lingkungan mereka dengan cara yang akan mendukung  pemeliharaan kesehatan dan pertumbuhan menuju pemenuhan diri. King mengemukakan dalam kerangka konsepnya, hampir setiap konsep yang dimiliki oleh perawat dapat digunakan dalam asuhan keperawatan.

1. Si ste stem m P er sonal sonal Menurut king setiap individu adalh system personal (system terbuka). Untuk

system

personal konsep

yang

relevan

adalah

persepsi,

diri,

 pertumbuhan dan perkembangan, perkembangan, citra tubuh, dan waktu. a.

Persepsi

Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek, orang dan kejadiankejadian. Persepsi berbeda dari satu orang dan orang lain dan hal ini tergantung dengan pengalaman masa lalu, latar belakang, pengetauhan dan status emosi. Karakteristik persepsi adalah universal atau dialami oleh semua, selekltif untuk semua orang, subjektif atau personal.  b.

Diri

Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan orang lain. Diri adalah individu indivi du atau bila seseorang berkata “AKU”. Karakteristik diri adalah individu yang dinamis, system terbuka dan orientasi  pada tujuan. c.

Pertumbuhan dan perkembangan

Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku manusia. Perubah ini biasnya terjadi dengan cara yang tertib, dan dapat diprediksiakan walaupun individu itu berfariasi, dan sumbangan fungsi genetic, pengalam yang berarti dan memuaskan. Tumbuh kembang dapat didefinisikan sebagai

 

 proses diseluruh kehidupan seseorang dimana dia bergerak dari potensial untuk mencapai aktualisasi diri d.

Citra tubuh

King mendefinisikan citra diri yaitu bagaimana orang merasakan tubuhnya dan reaksi-reaksi lain untuk penampilanya. e.

Ruang

Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep ruang, personal atau subjektif, individual, situasional, dan tergantung dengan hubunganya dengan situasi, jarak dan waktu, transaksional, atau berdasarkan pada persepsi individu terhadap situasi. Definisi secara operasioanal, ruang meliputi ruang yang ada untuk semua arah, didefinisikan sebagai area fisik yang disebut territory dan perilaku oran yang menempatinya. f.

Waktu

King mendefisikan waktu sebagai lama antra satu kejadian dengan kejadian yang lain merupakan pengalaman unik setiap orang dan hubungan antara satu kejadian dengan kejadian yang lain

2.

Sistem Interpersonal  

King mengemukakan system interpersonal terbentuk oleh interkasi antra manusia. Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut TRIAD, dan empat orang disebut GROUP. Konsep yang relefan dengan system interpersonal adalah interkasi, komunikasi, transaksi, peran dan stress. a.

Interaksi

Interaksi didefinisak sebagai tingkah laku yang dapat diobserfasi oleh dua orang atau lebih didalam hubungan timbal balik.  b.

Komunikasi

King mendefinisikan komunikasi sebagai proses diman informasi yang diberikan dari satu orang keorang lain baik langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui telpon, televisi atau tulisan kata. ciri-ciri komunikasi adalah verbal,non verbal, situasional, perceptual, transaksional, tidak dapat diubah,  bergerak maju dalam waktu, personal, dan dinamis. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis dalam menyampaikan ide- ide satu

 

orang keorang lain. Aspek perilaku nonverbal yang sangat penting adalah sentuhan. Aspek lain dari perilaku adalah jarak, postur, ekspresi wajah,  penampilan fisik dan gerakan tubuh. tubuh. c.

Transaksi

Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai realitas  personal berdasarkan persepsi mereka. Dimensi temporal-spatial, mereka mempunyai pengalaman atau rangkaian-rangkaian kejadian dalam waktu. d.

Peran

Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada suatu saat sebagai pemberi dan disat yang lain sebagai penerima ada 3 elemen utama  peran yaitu, peran berisi set perilaku yang di harapkan pada orang yang menduduki posisi di social system, set prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan kewajiban yang berhubungan dengan prosedur atau organisasi, dan hubungan antara 2 orang atau lebih berinteraksi untuk tujuan pada situasi khusus. e.

Stress

Definisi stress menurut King adalah suatu keadaan yang dinamis dimanapun manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk memelihara keseimbangan pertumbuhan, perkembangan dan perbuatan yang melibatkan  pertukaran energi dan informsi antara seseorang s eseorang dengan lingkungannya untuk mengatur stressor. Stress adalah suatu yang dinamis sehubungan dengan system terbuka yang terus-menerus terjadi pertukaran dengan lingkunagn, intensitasnya berfariasi, ada diemnsi yang temporal-spatial yang dipengaruhi oleh pengalaman lalu, individual, personal, dan subjektif.

3.

Sistem Sosial

King mendefinisikan system social sebagai system pembatas peran organisasi

sosisal,

perilaku,

dan

praktik

yang

dikembangkan

untuk

memelihara nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara praktk-praktek dan aturan (George, 1995). Konsep yang relevan dengan system social adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan pengambilan keputusan.

 

a.

Organisasi

Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas yang  berhubungan dengan pengaturan pengaturan formal dan informal seseorang dan kelompok untuk mencapai tujuan personal atau organisasi.  b.

Otoritas

King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu aktif,  proses transaksi yang timbal balik dimana latar belakang, persepsi, pe rsepsi, nilai-nilai dari pemegang mempengaruhi definisi, validasi dan penerimaan posisi di dalam organisasi berhubungan dengan wewenang. c.

Kekuasaan

Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan personal, esensial dalam organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber dalam suatu situasi, dinamis dan orientasi pada tujuan. d.

Pembuatan keputusan

Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur setiap kehidupan dan pekerjaan, orang, universal, individual, personal, subjektif, situasional, proses yang terus menerus, dan berorientasi pada tujuan. e.

Status

Status bercirikan situasional, posisi ketergantungan, dapat diubah. King mendefinisikan status sebagai posisi seseorang didalam kelompok atau kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain di dalam organisasi dan mengenali bahwa status berhubungan dengan hak-hak istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban.

B.  MODEL KONSEP KEPERAWATAN KING

King

memahami

model

konsep

dan

teori

keperawatan

dengan

menggunakan pendekatan system terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan lingkungan, sehingga King mengemukakan dalm model konsep interaksi. Dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi adanya system personal, system interpersonal dan system social yang saling berhuabungan satu dengan yang lain.

 

Manusia memiliki 3 kebutuhan dasar yaitu kebutuhan terhadap informasi, kesehatan, kebutuhan terhadap pencegahan penyakit dan kebutuhan terhadap  perawatan

ketika

sakit.

Untuk

memenuhi

kebutuhan

tersebut,

King

mengemukakan pendekatan teori yang terdiri dari komponen: 1.  Aksi merupakan proses awal hubungan 2 individu dalam berprilaku, dalam

memahami

atau

mengenali

kindisi

yang

ada

dalam

keperawatan dengan digambarkan hubungan keperawatan dan klien melakukan kontrak atau tujuan yang diharapkan. 2.  Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat dari adanya aksi dan merupakan respon dari individu. 3.  Interaksi

merupakan

suatu

bentuk

kerjasama

yang

saling

mempengaruhi antara perawat dan klien yang terwujud dalam komunikasi 4.  Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dank lien terjadi suatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.

C.PANDANGAN KING TERHADAP KEPERAWATAN

1.

Konsep Manusia King memandang manusia sebagai suatu system terbuka yang berinteraksi

dengan lingkungan yang memungkinkan benda, energi, dan informasi dengan leluasa mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya meliputi tiga system interksi yang dinamis sebagai individu disebut sebagai system personal, ketika individu ini bersatu dalam kelompok disebut system interpersonal. System social tercipta ketika kelompok mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama dalam satu komunitas atau masyarakat.

2.

Konsep Lingkungan Menurut king lingkingan adalah system social yang ada dalam masyarakat

yang saling berinteraksi dengan system lainya secara terbuka. Lingkungan merupakan suatu system terbuka yang menunjukkan penukaran masalah, energi,

 

informasi dengan keberadaan manusia. Manusia tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan internal dengan penukaran energi yang diatur secara terus menerus terhadap perubahan lingkungan eksternal.

3.

Konsep Kesehatan King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang

dinamis, yang secara berkelanjutan melakukan penyesuain terhadap stressor internal dan eksternal melewati rentang sehat sakit, dengan menggunakan sumbersumber yang dimiliki oleh seseorang atau individu untuk mencapai kehidupan sehari- sehari yamg maksimal.

4.

Konsep Keperawatan King menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalh proses interaksi

klien dan perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada gangguan, menetapkan tujuan dengan maksud tercapinya suatu persetujuan dan membuat transaksi

D.KELEBIHAN dan KEKURANGAN TEORI KING  

Kelebihan

1.  Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, teori ini dapat dipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi sebagian besar fenomena dalam keperawatan. 2.  Teori ini merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan. 3.  Mengedepankan partisipasi aktif klien dalam penyusunan tujuan  bersama, mengambil keputusan, dan interaksi untuk mencapai tujuan klien. 4.  Teori ini dapat dipakai pada semua tatanan pelayanan keperawatan. 5.  Teori ini dapat dikembangkan dan diuji melalui riset. 6.  Teori ini sangat penting pada kolaborasi antara tenaga kesehatan.

 

 

Kekurangan

1.  Beberapa konsep dasar kurang jelas,contohnya teori ini menyatakan  bahwa stress memiliki konsekuensi positif dan menyarankan perawat harus menghilangkan pembuat stress dari lingkungan RS. 2.  Teori ini berfokus pada system interpersonal sehingga tujuan yang akan dicapai sangat tergantung pada presepsi p perawat erawat dan klien yang terlibat dalam hubungan interpersonal dan hanya pada saat itu saja. 3.  Teori ini belum menjelaskan metode yang aplikatif dalam penerapan konsep interaksi,komunikasi,transaksi dan persepsi,misalnya pasien pasien yang tidak dapat berinteraksi dengan perawat misalnya klien dengan koma, BBL ,dan pasien psikiatrik.

4.  MODEL TEORI KEPERAWATAN MENURUT COMMUNITY AS

PARTNER  

COMMUNI CO MMUNI TY AS PARTNE R   Model community as partner   (Anderson & McFarlane, 2011) didasarkan

pada

model

yang

dikembangkan

oleh

Neuman

dengan

menggunakan pendekatan manusia secara utuh dalam melihat masalah pasien. Model community of client dikembangkan oleh Anderson dan McFlarlane untuk menggambarkan definisi keperawatan kesehatan masyarakat sebagai  perpaduan antara kesehatan masyarakat dan keperawatan. Model tersebut dinamakan model “community “community as partner ” untuk menekankan filosofi dasar dari perawatan kesehatan masyarakat. Empat

konseptual

yang

merupakan

pusat

keperawatan

dapat

memberikan sebuah kerangka kerja bagi model community as partner   yang didefinisikan sebagai berikut: 1.  Individu Individu dalam model community as partner  adalah  adalah sebuah populasi atau sebuah agregat. Setiap orang dalam sebuah komunitas yang didefinisikan

 

(populasi total) atau agregat (lansia, dewasa, remaja, anak, perawat) mencerminkan individu. 2.  Lingkungan Lingkungan

dapat

diartikan

sebagai

komunitas

seperti

jaringan

masyarakat dan sekelilingnya. Hubungan antara masyarakat dalam komunitas dapat terjadi dimana masyarakat tinggal, pekerjaan, suku  bangsa dan ras, cara hidup, serta faktor lain yang umumnya dimiliki masyarakat. 3.  Kesehatan Kesehatan dalam model ini dilihat sebagai sumber bagi kehidupan seharihari, bukan tujuan hidup. Kesehatan merupakan sebuah konsep positif yang menekankan pada sumber sosial dan personal sebagai kemampuan fisik. 4.  Keperawatan Keperawatan, berdasarkan definisi tiga konsep yang lain, merupakan upaya pencegahan ( prevention  prevention). ). Keperawatan terdiri dari pencegahan  primer yang bertujuan pada menurunkan kemungkinan yang berhadapan dengan stressor atau memperkuat bentuk pertahanan, pencegahan sekunder yang dilakukan setelah sebuah  stressor   memasuki garis  pertahanan dan menyebabkan sebuah s ebuah reaksi serta tujuannya adalah pada deteksi dini dalam mencegah kerusakan lebih lanjut, dan pencegahan tersier yang bertujuan untuk meningkatkan dan mengembalikan status kesehatan. Model community as partner   memiliki dua faktor sentral yaitu  berfokus pada komunitas sebagai  partner   (mitra) yang digambarkan dalam roda assessment. roda  assessment. Fokus sentral tersebut berhubungan dengan masyarakat pada komunitas sebagai intinya dan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Model tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:

 

  Gambar 2.1. Model Community as Partner (Anderson & McFarlane, 2011). Model community as partner digambarkan dalam gambaran yang jelas untuk membantu pengguna model dalam memahami bagian-bagiannya yang akan menjadi pedoman dalam praktik di komunitas. Anderson dan McFarlane (2011) mengatakan bahwa dengan menggunakan model community as  partner  terdapat   terdapat dua komponen utama yaitu roda pengkajian komunitas dan  proses keperawatan. Roda pengkajian komunitas dalam community as partner   (Anderson & McFarlane, 2011) terdiri dari dua bagian utama yaitu inti dan delapan subsistem yang mengelilingi inti yang merupakan bagian dari pengkajian

 

keperawatan, sedangkan proses keperawatan terdiri dari beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Inti roda  pengkajian adalah individu yang membentuk suatu komunitas. Inti meliputi demografi, nilai, keyakinan, dan sejarah penduduk setempat. Sebagai anggota masyarakat, penduduk setempat dipengaruhi oleh delapan subsistem komunitas, dan sebaliknya. Delapan subsistem ini terdiri atas lingkungan,  pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi, dan rekreasi. Garis tebal yang mengelilingi komunitas menggambarkan garis  pertahanan yang normal atau tingkat t ingkat kesehatan kese hatan komunitas yang telah dicapai selama ini. Garis normal pertahanan dapat berupa karakteristik seperti nilai imunitas yang tinggi, angka mortalitas infant yang rendah, atau tingkat  penghasilan yang sedang. Garis pertahann normal juga meliputi pola koping yang digunakan, kemampuan memecahkan masalah yang mencerminkan kesehatan komunitas. Fleksibilitas garis pertahanan digambarkan sebagai sebuah garis putus-putus di sekitar komunitas dan garis pertahanan normal, merupakan daerah (zona) penyangga (buffer  (buffer ) yang menggambarkan sebuah tingkat kesehatan yang dinamis yang dihasilkan dari respon sementara terhadap  stressor . Respon sementara tersebut mungkin menjadi gerakan lingkungan melawan sebuah stressor lingkungan atau sebuah stressor sosial. Kedelapan  subsistem  subsistem   tersebut

dibagi

dalam

garis

terputus

untuk

mengingatkan bahwa subsistem tersebut saling mempengaruhi (Anderson & McFarlane, 2011).

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF