model pembelajaran kontekstual
July 26, 2019 | Author: ardytiaputra | Category: N/A
Short Description
tugas inovasi pembelajaran matematika...
Description
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak belajar lebih baik melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan yang alamiah. Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali berpikir bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak “mengalami” apa yang dipelajarinya, bukan “mengetahui”nya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti ber hasil dalam kompetisi “mengingat” jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Dan itulah yang terjadi di kelas- kelas sekolah kita. Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami. Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi kelas (siswa). Sesuatu yang baru (pengetahuan dan keterampilan) datang dari ”menemukan diri” bahkan dari “apa kata guru”. Kontekstual hanya sebagai strategi pembelajaran. Seperti halnya strategi pembelajaran yang lain, kontekstual dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran lebih produktif dan bermakna. Pendekatan kontekstual dapat dijalankan tanpa harus mengubah kurikulum dan tatanan yang ada.(Riyanto,2009:161-162)
Model Pembelajaran Pembelajaran Kontekstual
1
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah definisi pembelajaran kontekstual?
2.
Apa sajakah komponen-komponen yang terdapat dalam pembelajaran kontekstual?
3.
Apa sajakah kelebihan dan kekurangan pembelajaran kontekstual?
4.
Apakah perbedaan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran konvensional?
5.
Apakah perbedaan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran realistik?
C. Tujuan
1.
Mengetahui definisi pembelajaran kontekstual.
2.
Mengetahui apa saja komponen-komponen yang terdapat dalam pembelajaran kontekstual.
3.
Mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran kontekstual.
4.
Mengetahui perbedaan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran konvensional.
5.
Mengetahui perbedaan pembelajaran kontekatual dan pembelajaran realistik.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual(Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.(dalam Nurhadi,2002) Elaine B.Johnson mengatakan pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola- pola yang mewujudkan makna. Lebih lanjut, Elaine mengatakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah suatu sistem pembelajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari- hari siswa. Jadi, pembelajaran kontekstual adalah usaha untuk membuat siswa aktif dalam memompa kemampuan diri tanpa merugi dari segi manfaat, sebab siswa berusaha mempelajari konsep sekaligus menerapkan dan mengaitkannya dengan dunia nyata.(Rusman,2011:187) Sementara menurut Howey R, Keneth,(2001) mendefinisikan CTL sebagai berikut, CTL adalah pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses belajar di mana siswa menggunakan pemahaman dan kemampuan akademiknya dalam berbagai konteks dalam dan luar sekolah untuk memecahkan masalah yang bersifat simulativ ataupun nyata, baik sendiri- sendiri maupun bersama- sama. Sejauh ini, pembelajaran masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai fakta untuk dihafal. Pembelajaran tidak hanya difokuskan pada pemberian pembekalan kemampuan pengetahuan yang bersifat teoritis saja, akan tetapi bagaimana agar pengalaman belajar yang dimiliki siswa itu senantiasa terkait dengan permasalahan- permasalahan actual
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
dengan kondisi faktual, juga bisa disiasati dengan pemberian ilustrasi atau contoh, sumber belajar, media, dan lain sebagainya, yang memang baik secara langsung maupun tidak diupayakan terkait atau ada hubungan dengan pengalaman hidup nyata. Dengan demikian, pembelajaran selain akan lebih menarik, juga akan dirasakan sangat dibutuhkan oleh setiap siswa karena apa yang dipelajari dirasakan langsung manfaatnya. Ketika memberikan pengalaman belajar yang diorientasikan pada pengalaman dan kemampuan aplikatif yang lebih bersifat praktis, tidak diartikan pemberian pengalaman teoritis konseptual tidak penting. Sebab dikuasainya pengetahuan teoritis secara baik oleh para siswa akan memfasilitasi kemampuan aplikatif lebih baik pula. Demikian juga halnya bagi guru, kemampuan melaksanakan proses pembelajaran melalui CTL yang baik didasarkan pada penguasaan konsep apa, mengapa, dan bagaimana CTL itu. Melalui pemahaman konsep yang benar
dan mendalam terhadap CTL itu sendiri, akan membekali kemampuan para guru
menerapkan secara lebih luas, tegas, dan penuh keyakinan, karena memang telah didasari oleh kemampuan konsep teori yang kuat.(Rusman,2011:187-188) B. Komponen Pembelajaran Kontekstual
CTL sebagai model pembelajaran, tentunya mempunyai beberapa komponen yang perlu diterapkan dalam pendekatannya di kelas. Terdapat tujuh komponen utama dalam pembelajaran kontekstual, yakni: a. Kontruktivisme
Kontruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) dalam CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk dianbil dan diingat. Manusia harus membangun pengetahuan itu memberi makna melalui pegalaman yang nyata.(Rusman,2011:193) Dalam komponen ini siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan suatu permasalahan, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide- ide. Siswa harus
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
sendiri. Jadi dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan mengajar.(Riyanto,2009:172) b. Inquiry (Menemukan)
Menemukan, merupakan kegiatan inti dari CTL, melalui upaya menemukan akan memberikan penegasan bahwa pengetahuan dan keterampilan serta kemampuankemampuan lain yang diperlukan bukan merupakan hasil dari mengingat seperangkat fakta- fakta, tetapi merupakan hasil menemukan sendiri. c. Questioning (Bertanya)
Unsur lain yang menjadi karakteristik utama CTL adalah kemampuan dan kebiasaan untuk bertanya. Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari bertanya. Penerapan unsur bertanya atau kemampuan difasilitasi oleh guru, kebiasaan untuk bertanya atau kemampuan guru dalam menggunakan pertanyaan yang baik akan mendorong pada peningkatan kualitas dan produktivitas pembelajaran. d. Learning Community (Masyarakat Belajar)
Maksud dari masyarakat belajar adalah membiasakan siswa untuk melakukan kerja sama dan memanfaatkan sumber belajar dari teman- teman belajarnya. Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. e. Modeling (Pemodelan)
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, rumitnya permasalahan hidup yang dihadapi serta tuntutan siswa yang semakin berkembang dan beranekaragam, telah berdampak pada kemampuan guru yang memiliki kemampuan lengkap, dan ini sulit dipenuhi. Oleh karena itu, tahap pembuatan model dapat dijadikan alternative untuk mengembangkan pembelajaran agar siswa bisa memenuhi harapan siswa secara menyeluruh, dan mengatasi keterbatasan yang dimiliki oleh guru. f.
Reflection (Refleksi)
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru terjadi atau baru saja dipelajari. Dengan kata lain refleksi adalah berpikir ke belakang tentang apa- apa yang sudah
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
g. Authentic Assessment (Penilaian Sebenarnya)
Tahap terakhir dari pembelajaran kontekstual adalah melakukan penilaian . penilaian sebagai bagian integral dari pembelajaran memiliki fungsi yang amat menentukan untuk mendapatkan informasi kualitas proses dan hasil pembelajaran melalui penerapan CTL. Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa.
Karakteristik dalam model pembelajaran Kontekstual: Kerjasama Saling menunjang Menyenangkan, dan tidak membosankan Belajar dengan bergairah Pembelajaran terintegrasi Menggunakan berbagai sumber Siswa aktif Sharing dengan teman Siswa kritis, guru kreatif Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor dan lain-lain Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa, laporan hasil pratikum, karangan siswa dan lain-lain
C. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kontekstual
Adapun beberapa keunggulan dari pembelajaran Kontekstual adalah: 1. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menagkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
2. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”. 3. Kontekstual adalah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun mental. 4. Kelas dalam pembelajaran Kontekstual bukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan mereka di lapangan . 5. Materi pelajaran dapat ditemukan sendiri oleh siswa, bukan hasil pemberian dari guru. 6. Penerapan pembelajaran Kontekstual dapat menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna. Sedangkan kelemahan dari pembelajaran Kontekstual adalah sebagai berikut: 1. Diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran Kontekstual berlangsung. 2. Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas maka dapat menciptakan situasi kelas yang kurang kondusif. 3. Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode CTL, guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
D. Perbedaan Pembelajaran Konteskstual dengan Pembelajaran Konvensional NO
Perbedaan CTL dengan Pembelajaran Konvensioanal CTL
Pembelajaran Konvensional
1
Siswa sebagai subjek belajar
Siswa sebagai objek belajar
2.
Siswa belajar melalui kegiatan
Siswa lebih banyak belajar secara individu
kelompok 3.
Pembelajaran dikaitkan dengan
Pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak
kehidupan nyata 4
Kemampuan didasarkan atas
Kemampuan diperoleh dari latihan-latihan
pengalaman 5
Tujuan akhir kepuasan diri
Tujuan akhir nilai atau angka
6
Prilaku dibangun atas kesadaran
Prilaku dibangun oleh factor dari luar
7
Pengetahuan yang dimiliki individu
Pengetahuan yang dimiliki bersifat absolute
berkembang sesuai dengan pengalaman
dan final, tidak mungkin berkembang.
yang dialaminya 8
Siswa bertanggungjawab dalam
Guru penentu jalannya proses pembelajaran
memonitor dan mengembangkan pembelajaran 9
Pembelajaran bisa terjadi dimana saja
Pembelajaran terjadi hanya di dalam kelas
10
Keberhasilan pembelajaran dapat diukur
Keberhasilan pembelajaran hanya bisa
dengan berbagai cara
diukur dengan tes
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
2.
Penemuan masalah didasarkan pada
Penemuan masalah didasarkan pada
pertanyaan yang ditujukan guru kepada
penemuan siswa sendiri
siswa 4
Interaktif hanya dengan antar siswa, dan
Interaktif antara siswa dengan siswa, siswa
siswa dengan guru
dengan guru, siswa dengan lingkungan sekitar
5
Pemahaman konsep diperoleh dari
Pengintegrasian dengan topik-topik lain
penilaian akhir yang dilakukan oleh
sehingga dapat memunculkan pemahaman
guru
konsep secara serentak
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Model pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk aktif di dalam kegiatan pembelajaran supaya nantinya siswa mendapatkan pengalaman dan sesuatu yang baru dalam pembelajaran dan diharapkan bisa menjadi bekal buat jangka pendek ataupun jangka panjang. Dalam pendekatan kontekstual terdapat tujuh komponen utama dalam pembelajaran yaitu kontruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya. Dalam pembelajaran kontekstual ada beberapa kelebihan juga kelemahan. Kelebihannya yaitu pembelajaran lebih bermakna dan riil, lebih produktif. Siswa menemukan sendiri materi bukan dari guru. Kelemahannya yaitu butuh waktu yang relatif lama dalam pelaksanaannya, jika guru tidak bias mengendalikan kelas maka kelas jadi kurang kondusif, guru harus bisa lebih intensif dalam membimbing. Dan dalam pendekatannya terdapat banyak perbedaan antara pembelajaran kontekstual dan pembelajaran konvensional, diantaranya dalam pembelajaran kontekstual siswa dituntut untuk aktif sedangkan dalam pembelajaran konvensional siswa hanya bersifat pasif, siswa hanya
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
B. Saran
1. Seorang guru harus menguasai materi yang yang akan disampaikan kepada muridnya. 2. Seorang guru harus menguasai model pembelajaran yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga proses belajar mengajar terjadi lebih baik. 3. Guru harus bisa menguasai kelas, agar dapat melaksanakan model pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya.
View more...
Comments