mitos perangkat lunak

March 5, 2019 | Author: Sri Rahmayuni | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

J...

Description

MITOS PERANGKAT LUNAK

DEWI HARTINI JUNAID 162010001

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK DAN INFORMATKA UNIVERSITAS PATRIA ARTHA TAHUN AKADEMIK 2017/2018

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Latar belakang

munculnya

Rekayasa

Perangkat

Lunak, adanya

kebutuhan dari manusia dengan tuntutan adanya perkembangan hardware dan software yang semakin meningkat. Ada beberapa kegiatan Rekayasa Perangkat Lunak yang senantiasa pada model proses apapun yaitu identifikasi kebutuhan, desain, pengkodean, penerapan, dan pemeliharaan. Rekayasa perangkat lunak –  (RPL, atau dalam bahasa Inggris: Software Engineering atau SE) adalah satu bidang profesi yang mendalami cara-cara  pengembangan

perangkat

lunak

termasuk

pembuatan,

pemeliharaan,

manajemen organisasi pengembanganan perangkat lunak dan manajemen kualitas. Mitos perangkat lunak tidak sama dengan mitos-mitos jaman dahulu. Mitos ini merupakan sesuatu yang menjadi dasar dari pembuatan perangkat lunak, dimana masih seringkali dipercaya walaupun memiliki keraguan. Mitos  perangkat lunak dapat ditinjau dari 3 sisi yaitu Mitos Manajemen, Mitos Customer/Pelanggan dan Mitos Praktisi

B. Tujuan Mengetahui Apa saja mitos yang ada di Rekaya Perangkat Lunak juga untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah Rekayasa Perangkat Lunak.

C. Rumusan Masalah 1. Apa itu Mitos Manajemen ? 2. Apa itu Mitos Customer/Pelanggan ? 3. Apa itu Mitos Praktisi

BAB II PEMBAHASAN

A. Mitos Perangkat Lunak Mitos perangkat lunak tidak sama dengan mitos-mitos jaman dahulu. Mitos ini merupakan sesuatu yang menjadi dasar dari pembuatan perangkat lunak, dimana masih seringkali dipercaya walaupun memiliki keraguan Mitos  perangkat lunak ada 3, yaitu : 1. Mitos Manajemen 2. Mitos Customer/Pelanggan 3. Mitos praktisi

1. Mitos Manajemen Manajer yang bertanggung-jawab terhadap masalah perangkat lunak, seperti juga manajer pada kebanyakan disimplin, sering mengalami tekanan karena masalah pengaturan keuangan, menjaga jadwal agar tidak kacau, dan  peningkatan kualitas. a. Mitos : Kita sudah memilki buku yang penuh dengan standar dan  prosedur untuk membuat perangkat lunak. Apakah buku itu tidak memberikan semua yang ingin diketahui oleh staf saya? Kenyataan : Buku standar mungkin ada, tetapi apakah buku-buku

tersebut dipakai? Apakah para praktisi perangkat lunak sadar akan keberadaan

buku-buku

tersebut?

Apakah

dia

benar-benar

mencerminkan praktik perkembangan perangkat lunak modern? Apakah sudah lengkap? Dalam banyak hal, jawaban untuk semua  pertanyaan di atas adalah “tidak”.  b. Mitos  : Staf saya sebenarnya memiliki alat pengembangan perangkat lunak terkini, karena itulah kita membeli komputer baru bagi mereka.

Kenyataan  : Dibutuhkan lebih dari sekedar mainframe model terakhir,

workstation

atau

PC

untuk

mengembangkan

perangkat

lunak

 berkualitas tinggi. Computer-aided software engineering (CASE) lebih  penting daripada perangkat keras untuk mencapai kualitas dan  produktivitas yang tinggi, tetapi mayoritas pengembang perangkat lunak tetap belum menggunakannya. c. Mitos  : Jika kita menaati jadwal, kita dapat menambah lebih banyak lagi pemrogram dan mengejar ketinggalan (kadang-kadang disebut “Mongolian horde concept”). Kenyataan  : Perkembangan perangkat lunak bukan merupakan proses

mekanis seperti pemanufakturan. Semakin manusia bertambah, para  personil yang sudah bekerja lebih lama harus menggunakan waktu untuk membimbing pendatang baru, sehingga akan mengurangi jumlah waktu yang digunakan dalam fase pengembangan produksi.

2. Mitos Customer/Pelanggan Pelanggan mempercayai mitos tentang perangkat lunak karena manajer dan para pelaksana yang bertanggung-jawab atas masalah perangkat lunak hanya bekerja sedikit saja untuk memperbaiki kesalahan informasi. Mitos ini membawa ke arah pengharapan yang salah (oleh pelanggan) dan ketidak-puasan pengembang. a. Mitos: pernyataan umum tentang obyektivitas sudah cukup untuk memulai menulis program. Kita dapat mengisi detailnya nanti. Kenyataan : Definisi awal yang buruk merupakan sebab utama

gagalnya kerja perangkat lunak. Deskripsi yang detail dan formal tentang domain informasi, fungsi, unjuk kerja , interface, design constraint, dan kriteria validasi merupakan hal yang men dasar. Ciri-ciri dapat ditentukan melalui komunikasi yang hati-hati antara pelanggan dan pengembang.

 b. Mitos: kebutuhan proyek berubah terus-menerus, tetapi perubahan tersebut dapat diakomodasi karena perangkat lunak bersifat fleksibel. Kenyataan : Memang benar bahwa kebutuhan-kebutuhan perangkat

lunak selalu berubah. Tetapi pengaruh perubahan itu bervariasi sesuai waktu saat perangkat lunak dikenalkan. Perubahan-perubahan pada fungsi, unjuk kerja, atau karakteristik lain pada saat implementasi (kode dan tes) besar pengaruhnya terhadap biaya. Perubahan, ketika diminta setelah perangkat lunak diproduksi, dapat lebih mahal daripada bila  perubahan yang sama dilakukan pada saat yang lebih awal.

3. Mitos Para Praktisi. Seperti yang ditulis sebelumnya, selama masa awal perangkat lunak,  pemrograman dilihat sebagai sebuah karya seni. Cara dan kebiasaan lama tetap sukar lenyap. a. Mitos: Sekali kita menulis program, dan dapat membuatnya bekerja,  pekerjaan kita akan terselesaikan. Kenyataan : Data industri menunjukkan bahwa antara 50 sampai 7 0 dari

semua usaha yang dilakukan pada sebuah program akan terus dilakukan sampai program diantar ke tangan konsumen untuk yang pertama kalinya.  b. Mitos: Saya benar-benar tidak mempunyai cara untuk “menilai” kualitas program, kecuali jika saya dapat membuat program itu “berjalan”. Kenyataan : Salah satu dari mekanisme jaminan kualitas perangkat

lunak yang paling efektif dapat diperkirakan dari awal proyek –  formal technical review. Tinjauan perangkat lunak merupakan “filter kualitas” yang lebih efektif daripada pengujian untuk menemukan kelas-kelas kesalahan perangkat lunak yang khusus.

c. Mitos: satu-satunya yang dapat disampaikan untuk sebuah proyek yang sukses adalah program yang bekerja. Kenyataan : Program yang bekerja hanya merupakan salah satu bagian

dari konfigurasi perangkat lunak yang menyangkut program, dokumen, dan data. Dokumentasi membentuk fondasi bagi perkembangan yang  berhasil, serta yang lebih penting lagi, memberikan tuntunan bagi tugas  pemeliharaan perangkat lunak.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Rekayasa Perangkat Lunak adalah disiplin yang mengintegrasikan  proses, metode, dan alat untuk pengembangan perangkat lunak komputer. Didalam Rekayasa Perangkat Lunak ada juga yang namanya Mitos, Yaitu : 1. Mitos

Manajemen (Manajer bertanggung jawab terhadap masalah

 perangkat lunak). 2. Mitos Pelanggan (Pelanggan mempercayai atas pertanggung jawaban terhadap masalah perangkat lunak). 3. Mitos para Praktisi (Pemrograman dilihat sebagai karya seni).

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

ADHI PURNA HERMAWAN, mitos perangkat lunak. 2011-2012, http://globalwara.blogspot.co.id/2012/10/mitos-perangkat-lunak.html di akses pada tanggal 9 oktober 2017

ROEDAVAN, RICKMAN mitos perangkat lunak, 2017 http://roedavan.blogspot.co.id/2009/10/mitos-perangkat-lunak.html di akses pada tanggal 9 oktober 2017

PIPIT TAHTA ALFIANI, pengertian dasar rekayasa perangkat lunak. 18-12-2014 https://alfianitahta.wordpress.com/2014/12/18/pengertian-dasar-rekayasa-perangkatlunak/ di akses pada tanggal 9 oktober 2017

ARICHO TIF UWKS, bab 1 pengertian rpl (rekayasa perangkat lunak). 22-09-2013 http://arichotifuwks.blogspot.co.id/2013/09/bab-1-pengertian-rpl-rekayasa perangkat.html di akses pada tanggal 9 oktober 2017

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF