Mineral

March 12, 2019 | Author: Edwin Delta Tambunan | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Mineral...

Description

BAB 1 PENDAHULUAN

lATAR belakang

Mineral adalah komposisi kristal

bahan anorganik, terbentuk

kimia yang

tetap

karakteristik yang Saat ini

mineral mineral

pada tercermin

batas

secara alamiah, seragam

volumenya,

dalam

dan

bentuk

dengan

mempunyai

dan

sifat

struktur fisiknya.

telah dikenal lebih dari d ari 2000 mineral. Sebagian merupakan mineral-

utama

yang

tersebut

dikelompokkan

terutama

sebagai Mineral

Pembentuk

mengandung unsur-unsur

yang

Batuan. Mineral-

menempati

bagian

terbesar di bumi, antara lain unsur Oksigen (O), Silikon (Si), Aluminium (AL), Besi

(Fe),

Kalsium

(Ca),

Sodium

(Na),

Potasium

(K)

dan

Magnesium

(Mg).

Mineral dapat dikenal dengan menguji sifat fisik umum yang dimilikinya. Sebagai contoh, garam dapur halite (NaCl) dapat dengan mudah dirasakan. Komposisi kimia seringkali tidak

cukup untuk menentukan

jenis

mineral,

misalnya

mineral grafit (graphite)

dan

intan (diamond) mempunyai satu komposisi yang sama yaitu karbon (C). Mineral-mineral yang lain dapat terlihat dari sifat fisik seperti bentuk kristal, sifat belahan atau warna, atau dengan peralatan yang sederhana seperti pisau atau potongan gelas dengan mudah diuji kekerasannya. Mineral dapat dipelajari dengan seksama dengan memerikan dari bentuk potongan (hand specimen) dari mineral, atau batuan dimana dia terdapat, dengan menggunakan lensa pembesar (hand lens/loupe), dan mengujinya dengan alat lain, seperti pisau, kawat baja, potongan gelas atau porselen dan cairan asam (misalnya HCL). Mineral juga dipelajari lebih lanjut sifat fisik dan sifat optiknya dalam bentuk preparat sayatan tipis (thin section) dengan ketebalan 0,03 mm, Pengetahuan tentang “mineral” merupakan syarat mutlak untuk dapat mempelajari bagian yang padat dari Bumi ini, yang yang terdiri dari batuan. Bagian luar yang padat dari Bumi ini disebut litosfir, yang berarti be rarti selaput yang terdiri dari batuan, dengan mengambil “lithos” dari bahasa latin yang berarti batu, dan “sphere” yang berarti selaput. Tidak kurang da dari ri

2000 jenis mineral yang kita ketahui benda

padat

dengan

ikatan unsur

sekarang.

Beberapa

daripadanya

yang sederhana. Contohnya

adalah

merupakan

mineral

intan

yang hanya terdiri dari satu jenis unsur saja yaitu “Karbon”. Garam dapur yang disebut mineral halit, terdiri dari se nyawa dua unsur “Natrium” dan “Chlorit” dengan simbol NaCl. Setiap mineral mempunyai susunan unsur-unsur yang tetap dengan perbandingan Studi

yang

mempelajari

segala sesuatunya

tentang mineral

tertentu.

disebut “Mineralogi”,

didalamnya juga mencakup pengetahuan tentang “Kristal”, yang merupakan unsur  utama dalam

susunan mineral. Pengetahuan

dan pengenalan

mineral secara benar sebaiknya

dikuasai terlebih dahulu sebelum mempelajari dasar-dasar geologi atau “Geologi Fisik”, dimana batuan,

yang terdiri dari mineral, merupakan

topik utama yang akan dibahas. Diatas

telah dijelaskan bahwa salah satu syarat utama untuk dapat mengenal jenis-jenis batuan sebagai bahan yang

membentuk

litosfir

ini, adalah

dengan

cara mengenal

yang membentuk batuan tersebut. Dengan anggapan bahwa

pengguna

mineral-mineral buku ini telah

mengenal dan memahami “mineralogi”, maka untuk selanjutnya akan diulas secara garis besar tentang mineral sebagai penyegaran saja. PEROLEHAN MATERI

Makalah coba di susun dengan cara mengambil beberapa rangkuman rangkuman baik  dari media cetak berupa buku panduan mengenai materi materi Mineral,,juga dari internet yang berupa Pembagian Mineral, dan juga baik dari media komunikasi seperti televisi yang berisi berita atau informasi mengenai jenis jenis mineral di Indonesia.

cara pemamparan

Metode atau cara pemamparan makalah ini adalah dengan menjelaskan terlebih dahulu hal hal yang berhubungan dengan Mineral di mulai dari pengertian nya , selanjutnya pemamparan mengenai sifat sifat dari mineral itu sendiri lalu masuk kepada pembagian atau klasifikasi dari mineral,

BAB 2 PEMBAHASAN

A.  Sifat Sifat Mineral  Kristal memiliki cukup banyak sifat, Beberapa sifat sifat dari Kristal antara lain :

Bentuk Kistal (Crystal Habit) Suatu kristal dibatasi permukaan (sisi kristal) yang mencerminkan struktur dalam dari mineral. Bentuk kristal merupakan kumpulan dari sisi-sisi yang membentuk permukaan luar kristal. Sifat simetri kristal adalah hubungan geometri antara sisi-sisinya, yang merupakan karakteristik dari tiap mineral. Satu mineral yang sama selalu menunjukkan hubungan me nyudut dari sisi-sisi kristal yang disebut sebagai sudut antar sisi (constancy of interfacial angels), yang merupakan dasar dari sifat simetri. Bentuk kristal ditentukan berdasarkan sifat-sifat simetrinya yaitu, bidang simetri dan sumbu simetri. Dikenal

tujuh

bentuk

kristal

yaitu

;

Kubus (Cubic),Tetragonal, Ortorombik (Orthorombic),

Monoklin (Monoclonic), Triklin (Triclinic), Hexagonal dan Trigonal.

Warna dan Gores (Streak) Warna dari mineral adalah warna yang terlihat di permukaan yang bersih dan sinar yang cukup. Suatu mineral dapat berwarna terang, transparan (tidak berwarna atau memperlihatkan warna yang berangsur atau berubah). Warna sangat berariasi, umumnya karena perbedaan kompisisi kimia atau pengotoran pada mineral. Gores (streak) adalah warna dari serbuk mineral. Terlihat bila mineral digoreskan pada lempeng kasar porselen meninggalkan warna goresan. Untuk mineral-mineral logam gores dapat dipakai sebagai petunjuk.

Kilap (Luster) Kilap adalah kenampakan hasil pantulan cahaya pada perm ukaan mineral. Ini akan tergantung pada kwalitas fisik permukaan (kehalusan dan trasparansi).

Beberapa istilah kilap mineral

Metallic (logam) : Seperti logam terpoles >> digunakan untuk pemerian mineral bijih Dull (tanah) : buram seperti tanah Vitrous (kaca) : seperti pecahan kaca >> terutama untuk mineral silikat Resinous (minyak): berminyak  Silky (sutera) : seperti serat benang, sejajar permukaan. Pearly (mutiara) : seperti mutiara

Belahan (Cleavage) Belahan adalah kecenderungan dari beberapa kristal mineral untuk pecah melalui bidang lemah yang terdapat pada struktur kristalnya. Arah belahan ini umumnya sejajar dengan satu sisi-sisi kristal. Kesempurnaan belahan diperikan dalam istilah sempurna, baik, cukup atau buruk. Beberapa bentuk belahan ditunjukkan pada Sifat pecah adakalanya tidak berhubungan dengan struktur kristal, atau mineral tersebut pecah tidak melalui bidang belahannya, yang disebut sebagai rekahan (fracture). Beberapa sifat rekahan karakteristik, misalnya pada kwarsa membentuk  lengkungan permukaan yang kosentris (conchoidal fracture). Beberapa istilah lain adalah, serabut (fibrous) pada asbes, hackly, even (halus), uneven (kasar), earhty, pada mineral yang lunak misalnya kaolinit.

Kekerasan (Hardness) Kekerasan mineral adalah ketahanannya terhadap kikisan. Kekerasan ini ditentukan dari dengan cara menggoreskan satu mineral yang tidak diketahui denga mineral lain yang telah diketahui. Dengan cara ini Mohs membuat skala kekerasan relatif dari mineral-mineral, dari yang paling lunak hingga yang paling keras. Untuk pemakaian praktis, dapat digunakan kuku (± 2,5), jarum tembaga (± 3,5), pisau silet (5 - 5,5), pecahan kaca (± 5,5) dan kawat baja dengan kekerasan (± 6,5).

Densitas (Specific Gravity) Densitas mineral dapat diukur dengan sederhana di labolatorium bila kristal tersebut tidak  terlalu kecil. Dilapangan agak sulit menentukan dengan pasti biasanya dengan perkiraan; berat, sedang atau ringan. Beberapa mineral yang dapat dipakai sebagai perbandingan misalnya : - Silikat, Karbonat, Sulfat, dan Halida SG berkisar antara 2,2 - 4,0. - Bijih logam, termasuk Sulfida, dan Oksida berkisar antara 4,5 - 7,5. - Native elemen (logam), Emas dan Perak umumnya termasuk logam berat.

Transparansi (Transparency) Transparansi merupakan kemampuan (potongan pipih) mineral untuk meneruskan cahaya. Suatu obyek terlihat jelas melalui cahaya yang menembus potongan mineral yang transparan. Bila obyek tersebut terlihat secara samar, dipakai istilah transculent .

Keliatan (Tenacity) Keliatan adalah tingkat ketahanan mineral untuk hancur atau melentur

B.Klasifikasi Mineral berdasarkan pada kemiripan komposisi kimia dan struktur kristal Klasifikasi /pengelompokan mineral yang digunakan berdasarkan klasifikasi menurut James D.Dana (dalam Kraus, Hunt,dan Ramsdell, 1951) yang didasarkan pada kemiripan komposisi kimia dan struktur kristal, adalah sebagai berikut:

1. Kelompok Native Element (Unsur Murni) Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak mengandung unsur lain selain unsur pembentuk utamanya. Pada umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu akan menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun tidak akan kembali lagi seperti semula jika dilepaskan. Dibagi lagi dalam 3 kelas mineral yang berbeda , antara lain : a. Metal dan element intermetalic (logam). Contohnya: emas (Au), perak (Ag), Platina (Pt) dan tembaga (Cu). sistem kristalnya adalah isometrik. b. Semimetal (Semi logam). Contohnya: bismuth (Bi), arsenic (As), , yang keduanya memiliki sistem kristalnya adalah hexagonal. c. Non metal (bukan logam). Contohnya intan, graphite dan sulfur. sistem kristalnya dapat berbeda-beda, seperti sulfur sistem kristalnya orthorhombic, intan sistem kristalnya isometric, dan graphite sistem kristalnya adalah hexagonal. Pada umumnya, berat jenis dari mineralmineral ini tinggi, kisarannya sekitar 6.

2. KELOMPOK SULFIDA Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang) (S2-). Pada umumnya unsure utamanya adalah logam (metal). Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air panas). Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores). Dan oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada industri logam, mineral-mineral sulfides tersebut akan diproses untuk memisahkan unsur logam dari sulfurnya. Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai kekerasan yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang bersifat logam. Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal adalah pirit (FeS2), Kalkosit (Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS), dan Kalkopirit (CuFeS2) .Dan termasuk juga didalamnya selenides, tellurides, arsenides, antimonides, bismuthinides dan juga sulfosalt.

3. KELOMPOK HALIDA Kelompok ini dicirikan oleh adanya dominasi dari ion halogenelektronegatif, seperti: F-, Cl-, Br-, I-. Pada umumnya memiliki BJ yang rendah (< 5).Contoh mineralnya adalah: Halit (NaCl), Fluorit (CaF2), Silvit (KCl), dan Kriolit (Na3AlF6).

4. KELOMPOK OKSIDA DAN HIDROKSIDA Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari kombinasi unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O2-) dan gugus hidroksil hidroksida (OH-). a. OKSIDA

Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah, korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).

b.HIDROKSIDA

Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran atau persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH-). Reaksi pembentukannya dapat juga terkait dengan pengikatan dengan air. Sama seperti oksida, pada mineral hidroksida, unsur utamanya pada umumnya adalah unsur-unsur logam. Beberapa contoh mineral hidroksida adalah Manganite MnO(OH), Bauksit [FeO(OH)] dan limonite (Fe2O3.H2O).

5. KELOMPOK KARBONAT Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2- , dan disebut “karbonat”, umpamanya  persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3 dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen. Carbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonat juga terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua (caves), stalaktit, dan stalagmite. Dalam kelas carbonat ini juga termasuk nitrat (NO3) dan juga Borat (BO3). Beberapa contoh mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah dolomite (CaMg(CO3)2, calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3). Dan contoh mineral nitrat dan borat adalah niter (NaNO3) dan borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O).

6. KELOMPOK SULFAT Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi logam dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah evaporitik  (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Pada kelas sulfat termasuk juga mineral-mineral molibdat, kromat, dan tungstat. Dan sama seperti sulfat, mineral-mineral tersebut juga terbentuk dari kombinasi logam dengan anionanionnya masing-masing. Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah barite (barium sulfate), celestite (strontium sulfate), anhydrite (calcium sulfate), angelsit dan gypsum (hydrated calcium sulfate). Juga termasuk didalamnya mineral chromate, molybdate, selenate, sulfite, tellurate serta mineral tungstate .

7. KELOMPOK PHOSPHAT Kelompok ini dicirikan oleh adanya gugus PO43-, dan pada umumnya memiliki kilap kaca atau lemak, contoh mineral yaitu:Apatit (Ca,Sr, Pb,Na,K)5 (PO4)3(F,Cl,OH),Vanadine Pb5Cl(PO4)3,dan Turquoise CuAl6(PO4)4(OH)8 . 5H2O.

8.KELOMPOK SILIKAT Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hamper 100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan. Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium. Kelompok non-ferromagnesium 1.Quartz (SiO2) 2.Feldspar Alkali (KAlSi3O8) 3.Feldspar Plagioklas ((Ca,Na)AlSi3O8) 4.Mica Muscovit (K2Al4(Si6Al2O20)(OH,F)2) Kelompok ferromagnesium 1.Mica Biotit (K2(Mg,Fe)6Si3O10(OH)2) 2.Amphibol Horblende ((Na,Ca)2(Mg,Fe,Al)3(Si,Al)8O22(OH)) 3.Piroksin ((Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6) 4.Olivin ((Mg,Fe)2SiO4)

BAB 3 KESIMPULAN

Dari ulasan diatas yang tertera pada pembahasan , maka secara keseluruhan dapat ditarik  kesimpulan :

1. Dalam Mineral Silikat , Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok  ini, yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. 2. Klasifikasi /pengelompokan mineral yang digunakan berdasarkan klasifikasi menurut James D.Dana,mineral dikelompokkan atas 8 jenis yakni Kelompok Native Element (Unsur Murni),KelompokSulfida, Kelompok Oksida dan Hidroksida ,Kelompok Halida, Kelompok Karbonat, Kelompok Sulfat, Kelompok Phosfat, Kelompok Silikat 3. Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari kombinasi

unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O2-) dan gugus hidroksil hidroksida (OH-). Metal dan element intermetalic (logam), Semimetal (Semi logam), Non metal (bukan logam).

Daftar pustaka

Deer, W.A. (2004). Rock-forming minerals. Volume 4B. Framework silicates: silica minerals. Feldspathoids and the zeolites (edisi ke-2nd). London: Geological Society of London Hurlbut, Cornelius S. (1985). Manual of Mineralogy  (edisi ke-20th). Wiley

Setia Graha, Doddy, Ir. 1987. Batuan dan Mineral. Penerbit Nova, Bandung. http://ml.scribd.com/doc/89508013/Klasifikasi-Mineral http://es.scribd.com/doc/88515833/8/Klasifikasi-Batuan-Beku http://en.wikipedia.org/wiki/Mineral

http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_minerals http://en.wikipedia.org/wiki/Mohs_scale_of_mineral_hardness

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF