Mind Mapping Stemi

July 15, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Mind Mapping Stemi...

Description

 

ST-Elevation Myocardial Infraction (STEMI) adalah kerusakan jaringan miokard akibat iskemia hebat yang terjadi secara tiba-tiba. Kejadian ini erat hubungannya dengan adanya penyempitan arteri koronaria oeh plak atheroma dan thrombus yang terbentuk akibat rupturnya plak atheroma. STEMI umumnya terjadi jika aliran darah koroner menurunsecara mendadak setelah oklusi trombus

1. Gejala klinisnya adalah nyeri dada yang khas atau tipikal yaitu nyeri dada atau rasa tidak enak yang  bersifat substernal, menetap yaitu lamanya  berlangsung > 20 menit, nyeri tidak berkurang dengan istirahat atau pemberian nitrat, nyeri dapat menjalar ke rahang, lengan atau punggung, dan disertai gejala penyerta seperti keringat dingin, mual dan muntah.

 pada plak arterosklerosiS sebelumnya 

2. Gambaran EKG yang bermakna adalah adanya gambaran elevasi segmen ST > 1 mm pada 2 atau lebih sadapan prekordial atau ekstremitas yangberhubungan. 3. Pemeriksaan enzim jantung yang paling spesifik adalah CKMB dan troponin. Kedua enzim ini mulai meningkat beberapa jam setelah terjadinya infark miokard. CKMB bertahan 24-48 jam seda sedan n kan kan tr tro o onin onin b ber erta taha han n hin hin a 14 hari hari..

yang

sudah

ada

STEMI terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat padalokasi injuri vascular, dimana injuri ini dicetuskan oleh faktor sepertimerokok, hipertensi dan akumulasi lipid. -  Penyempitan arteri koroner nonsklerolik -  Penyempitan aterorosklerotik -  Trombus -  Plak aterosklerotik -  Lambatnya aliran darah didaerah plak atau oleh viserasi plak -  Peningkatan kebutuhan oksigen miokardium

 

ACS STEMI

-  Keluhan utama klasik : nyeri dada sentral yang

Tatalaksana di Ruang Rawat Koroner Intensif/Intensive Coronary Care Unit (ICCU) 1.  Pasang monitor 24 jam 2.  Tirah baring 3.  Pemberian oksigen 3-4 L/menit 4.  Pemberian nitrat: sebagai vasodilator koroner untuk mengurangi gejala nyeri dada, menurunkan tekanan darah pada hipertensi dan vasodilator pada edema paru. Preparat nitrat oral sublingual isosorbid dinitrat 5 mg dapat diulang tiap 5 menit sampai 3 kali untuk mengatasi nyeri dada. Bila nyeri belum berkurang dapat diberikan nitrogliserin drip intravena secara titrasi sesuai respon tekanan darah, dimulai dengan dosis 5-10 mikrogram/menit dan dosis dapat ditingkatkan 5-

 berat , seperti rasaterbakar, ditindih benda benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dipelintir, tertekan yang berlangsung ≥ 20 menit, tidak  berkurangdengan pemberian pemberian nitrat, gejala yang menyertai : berkeringat, pucat dan mual, sulit  bernapas, cemas, dan lemas. lemas. -   Nyeri membaik atau menghilang dengan istirahat atau obat nitrat. -  Kelainan lain: di antaranya atrima, henti  jantung atau gagal jantung akut. akut. -  Bisa atipik: Pada manula: bisa kolaps atau bingung. Pada pasien diabetes: perburukan status metabolik atau ataugagal jantung bisa tanpa disertai nyeri dada.

20 mikrogram/menit sampai respon nyeri berkurang atau MAP (mean arterial pressure) menurun 10 % pada normotensi dan 30 % pada hipertensi, tetapi tekanan darah sistolik harus > 90mmHg 5.  Pemberian ACE inhibitor: Diberikan peroral pada pasien infark anterior, kongesti paru atau fungsi ventrikel kiri yang rendah dengan fraksi ejeksi (EF) < 40% dan tidak terdapat hipotensi atau tekanan darah sistolik > 100 mmHg. 6.  Pemberian Angiotensin Receptor Blocker (ARB) bila pasien intoleran dengan ACE inhibitor 7.  Mengatasi nyeri: Pemberian morfin sulfat intravena 2  –  4  4 mg dengan interval 5 –  5 –  15  15 menit bila nyeri belum teratasi 8.  Pemberian Laksatif untuk memperlancar defekasi 9.  Pemberian antiansietas sesuai evaluasi selama perawatan: Dapat diberikan diazepam 2 x 5 mg atau alprazolam 2 x 0,25 m 10. Hindari segala obat golongan antinyeri non inflamasi (NSAID) kecuali aspirin 11. Heparinisasi dilakukan yaitu pada kondisi: infark anterior luas, fungsi ventrikel yang buruk (EF< 40%), risiko tinggi trombosis, fibrilasi atrial, thrombus intrakardiak dan onset nyeri dada > 12 jam tanpa tindakan revaskularisasi. Heparinisasi sebagai ko-terapi pasca fibrinolitik diberikan 48 jam sampai 8 hari. Pada pasien yang akan mendapat terapi Heparin atau dengan risiko untuk terjadinya Heparin Induced Thrombocytopenia (HIT), direkomendasikan untuk  pemeriksaan hitung trombosit awal dan diulang tiap 2-3 hari untuk monitor efek efek terapi (tingkat rekomendasi 2C). (3)

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF