METODE FILSAFAT STRUKTURALISME.docx

May 26, 2018 | Author: wiwin sbynt | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download METODE FILSAFAT STRUKTURALISME.docx...

Description

METODE FILSAFAT STRUKTURALISME MAKALAH

Diajukan sebagai salah satu syarat tugas Dasar - Dasar Filsafat Dosen: Dadan Firdaus, M. Ag.

Oleh  Nama : Siska Dara Yuktie (1165030182) (1165030182) Vivi Nurfauzia (1165030205) Widia Nadzifa Zahra (1165030208) Wiwin Subiyanti (1165030211)

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA PRODI SASTRA INGGRIS UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2017/2018

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahuwataala. Salawat dan salam kita kirimkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Sallallahualaihiwasallam, karena atas hidayah-Nyalah makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini Penulis sampaikan kepada pembina mata kuliah Dasar  –   Dasar Filsafat Bapak Dadan sebagai salah satu syarat tugas mata kuliah tersebut. Tidak lupa Penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak yang telah berjasa mencurahkan ilmu kepada penulis mengajar Dasar –  Dasar Filsafat. Penulis memohon kepada Bapak dosen khususnya, umumnya para  pembaca apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam karya tulis ini,  baik dari segi bahasanya maupun isinya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada semua pembaca demi lebih baiknya karya-karya tulis yang akan datang. Bandung, 28 September 2017 Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. B. C.

Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. B. C.

Pengertian Filsafat Strukturalisme Tokoh –  Tokoh Filsafat Strukturasime Tujuan dan Ciri –  Ciri Filsafat Strukturalisme

BAB III SIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Kata "filsafat" berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu dari kata "philos" dan "sophia". Philos artinya cinta yang sangat mendalam, dan sophia artinya kearifan atau kebijaksanaan. Jadi arti filsafat secara harfiah adalah cinta yang sangat mendalam terhadap kearifan dan kebijaksanaan. Istilah filsafat sering digunakan secara populer dalam kehidupan sehari-hari, baik secara sadar maupun tidak sadar. Dalam penggunaan secara populer, filasafat dapat diartikan sebagai suatu  pendirian hidup (masyarakat). Menurut bentuk kata, seorang philosphos adalah seorang pencinta kebijaksanaan. Sebagian lain mengatakan bahwa filsafat adalah cinta akan kebenaran. Filsafat sering pula diartikan sebagai  pandangan hidup. Dalam dunia pendidikan, filsaf at mempunyai peranan yang sangat besar. Karena, filsafat yang merupakan pandangan hidup untuk menentukan arah dan tujuan proses pendidikan. Filsafat dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. Sebab, pendidikan sendiri pada hakikatnya

merupakan

proses

pewarisan

nilai-nilai

filsafat,

yang

dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan yang lebih  baik atau sempurna dari keadaan sebelumnya. Dalam pendidikan diperlukan bidang filsafat pendidikan. Filsafat  pendidikan sendiri adalah ilmu yang mempelajari dan berusaha mengadakan  penyelesaian terhadap masalah-masalah pendidikan yang bersifat filosofis. Jadi jika ada masalah atas pertanyaan-pertanyaan soal pendidikan yang  bersifat filosofis, wewenang filsafat pendidikanlah untuk menjawab dan menyelesaikannya. Secara filosofis, pendidikan adalah hasil dari peradaban suatu bangsa yang terus menerus dikembangkan berdasarkan cita-cita dan tujuan filsafat serta pandangan hidupnya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang melembaga di dalam masyarakatnya. Dengan demikian, munculah filsafat pendidikan yang menjadi dasar bagaimana suatu bangsa itu berpikir,

 berperasaan, dan berkelakuan yang menentukan bentuk sikap hidupnya. Ajaran filsafat yang berbada-beda tersebut, oleh para peneliti disusun dalam suatu

sistematika

dengan

kategori

tertentu,

sehingga

menghasilkan

klasifikasi. Dari sinilah kemudian lahir apa yang disebut aliran filsafat Strukturalisme. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Filsafat Strukturalisme? 2. Siapa tokoh-tokoh Filsafat Strukturalisme? 3. Apa tujuan dan ciri-ciri dari Filsafat Strukturalisme? C. Tujuan Penulisan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang metode filsafat strukturalisme.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Strukturalisme Aliran Strukturalis atau Strukturalisme merupakan suatu pendekatan ilmu humanis yang mencoba untuk menganalisis bidang tertentu (misalnya, mitologi) sebagai sistem kompleks yang saling berhubungan. Ferdinand de Saussure (1857-1913) dianggap sebagai salah satu t okoh penggagas aliran ini, meskipun masih banyak intelektual Perancis lainnya yang dianggap memberi  pengaruh lebih luas. Aliran ini kemudian diterapkan pula pada bidang lain, seperti sosiologi, antropologi, psikologi, psikoanalisis, teori sastra dan arsitektur. Ini menjadikan strukturalisme tidak hanya sebagai sebuah metode, tetapi juga sebuah gerakan intelektual yang datang untuk mengambil alas eksistensialisme di Perancis tahun 1960-an. Strukturalisme muncul sekitar paruh kedua abad ke-20 dan berkembang menjadi salah satu pendekatan yang paling populer di bidang akademik  berkaitan dengan analisis bahasa, budaya, dan masyarakat. Aktivitas Ferdinand de Saussure yang menggeluti bidang linguistik inilah yang dianggap sebagai titik awal dari strukturalisme. Istilah Strukturalisme itu sendiri muncul dalam karya-karya antropolog Perancis Claude Lévi-Strauss, yang menyebabkan gerakan strukturalis di Perancis. Hal ini pula yang mendorong para pemikir seperti Louis Althusser, psikoanalis Jacques Lacan, serta Nicos Poulantzas untuk mengembangkannya sebagai Marxisme struktural.

Sebagian

menggambarkan

diri

besar

anggota

sebagai

aliran

bagian

dari

strukturalisme setiap

ini

gerakan

tidak

tersebut.

Strukturalisme berkaitan erat dengan semiotika. Tidak lama kemudian, aliran  baru post strukturalisme muncul dan mencoba untuk membedakan diri dari aliran struktural. Dengan cara memunculkan hal-hal yang kontradiktiv (dekonstruksi), para pengikut aliran ini berusaha untuk menjauhkan diri dari  pikiran stukturalis. Beberapa

kaum

intelektual

seperti

Julia

Kristeva,

mengambil

strukturalisme (dan formalisme Rusia) untuk titik awal kiprahnya yang

kemudian menjadikannya menonjol sebagai salah satu tokoh post strukturalis. Strukturalisme memiliki berbagai tingkat pengaruh dalam ilmu sosial, dan  pengaruh sangat kuat dapat terlihat di bidang sosiologi. Aliran Strukturalis menyatakan bahwa budaya manusia harus dipahami sebagai sistem tanda (system of signs). Robert Scholes mendefinisikannya sebagai reaksi terhadap keterasingan modernis dan keputusasaan. Para kaum strukturalis berusaha mengembangkan semiologi (sistem tanda). Ferdinand de Saussure adalah  penggagas strukturalisme abad ke-20, dan bukti tentang hal ini dapat ditemukan dalam Course in General Linguistics, yang ditulis oleh rekanrekan Saussure setelah kematiannya dan berdasarkan catatan para muridnya. Saussure tidak memfokuskan diri pada penggunaan bahasa (parole, atau ucapan), melainkan pada sistem yang mendasari bahasa (langue). Teori ini lalu muncul dan disebut semiologi. Namun, penemuan sistem ini harus terlebih dahulu melalui serangkaian pemeriksaan parole (ucapan). Dengan demikian, Linguistik Struktural sebenarnya bentuk awal dari li nguistik korpus (kuantifikasi). Pendekatan ini berfokus pada bagaimana sesungguhnya kita dapat mempelajari unsur-unsur bahasa yang terkait satu sama lain ’sinkronis‘ daripada ‘diakronis‘. Akhirnya, dia menegaskan bahwa tanda-tanda linguistik terdiri atas dua bagian, sebuah penanda (pola suara dari sebuah kata, baik dalam proyeksi mental –   seperti pada saat kita membaca puisi untuk diri kita sendiri dalam hati –  atau sebenarnya, realisasi fisik sebagai bagian dari tindak tutur) dan signified (konsep atau arti kata). Ini sangat berbeda dari pendekatan sebelumnya yang berfokus pada hubungan antara kata dan hal-hal di dunia dengan referensinya (Roy Harris dan Talbot Taylor : 1989). Dalam filsafat, strukturalisme merupakan aliran filsafat yang hendak memahami masalah yang muncul dalam sejarah filsafat. Di sini metodologi struktural dipakai untuk membahas tentang manusia, sejarah, kebudayan dan alam, yaitu dengan membuka secara sistematik struktur-struktur kekerabatan dan struktur-struktur yang lebih luas dalam kesusasteraan dan dalam pola pola psikologik tak sadar yang menggerakkan tindakan manusia. Para sturukturalis filosofis yang menerapkan prinsip-prinsip strukturalisme linguistik dalam berfilsafat bereaksi terhadap aliran filsafat Fenomenologi

dan eksistensialisme yang melihat manusia dari sudut pandang yang subjektif. Tokoh berpengaruh dalam aliran filsafat strukturalisme adalah Michel Foucault (1926-1984). Kesudahan "manusia" sudah dekat, itulah pendirian Foucault yang sudah terkenal tentang "kematian" manusia. Maksud Foucault  bukannya bahwa nanti tidak ada manusia lagi, melainkan bahwa akan hilang konsep "manusia" sebagai suatu kategori istimewa dalam pemikiran kita. Manusia akan kehilangan tempatnya yang sentral dalam bidang pengetahuan dan dalam kultur seluruhnya. B. Tokoh –  Tokoh Filsafat Strukturalisme 1. Claude Levi Strauss (1908) Claude Levi Strauss merupakan pemikir Perancis yang erat kaitannya dengan Strukturalisme. Karena melalui karya-karya tokoh ini Strukturalisme menjadi suatu aliran yang mendapat identitas sendiri. Bahkan

sering

juga

orang

menyebut

Strauss

sebagai

"Bapak

Strukturalisme Perancis". Karya Strauss yang membuatnya digolongkan ke dalam Strukturalisme yaitu Les Structures Elementaires de la Parente (The Elementary Structures of Kinship) -- Struktur-struktur Elementer Kekerabatan. Strauss dalam buku tersebut berusaha menganalisa dan menjelaskan sistem-sistem kekerabatan primitive dengan memakai metode strukturalistik. Kekerabatan sebagaimana bahasa memiliki sistemsistem tertentu yang terdiri atas relasi-relasi dan oposisi-oposisi, seperti: suami-isteri,

bapak-anak,

saudara

laki-laki,

saudara

perempuan.

Kekerabatan sama seperti bahasa merupakan system komunikasi karena klen-klen, famili-famili, suku-suku saling menukar wanita mereka. 2. Jacques Lacan (1901-1981 M) Lacan

menerapkan

metode

strukturalis

untuk

menganalisa

 pemikiran Freud. Semboyannya "kembalikan kepada Freud". Bertitik tolak dari psikoanalisa Freud ia mengungkapkan bahwa: Manusia tidak dikuasai oleh unsur kesadaran, tetapi oleh unsur ketidaksadaran. Manusia telah tergeser dari pusatnya. Ketidaksadaran merupakan struktur yang menguasai manusia. Mimpi, gejala neurotis, salah tindak merupakan significant (penanda). Ketidaksadaran merupakan logos yang mendahului

manusia dan manusia menyesuaikan diri dengannya. Teori psikoanalitik Lacan untuk sebagaian didasarkan pada penemuan Antropologi dan Linguistik Struktural. Salah satu keyakinan utama teori ini adalah bahwa ketidaksadaran merupakan struktur tersembunyi yang mirip dengan  bahasa.

Bahasa

memegang

peranan

penting

dalam

wawancara

 psikoanalitis, saat yang dianalisis diminta untuk mengatakan apa saja yang terlintas dalam pikirannya tanpa kecuali karena itu penting sekali sebagai pembentuk ingatan. Itulah sebabnya manusia tak pernah lepas dari tatanan yang simbolik. Lacan dalam keseluruhan karyanya berupaya menyerang ilusi-ilusi umum yang menyamakan ego dengan diri. Berbeda dengan mereka yang mengatakan "Saya berfikir maka saya ada", Lacan  justru sebaliknya mengatakan "Saya berfikir maka saya tidak ada". Bagi Lacan, saya ada justru ketika saya tidak berpikir, atau "Saya berpikir maka saya tidak dapat mengatakan saya ada". 3. Roland Barthes (1915-1980 M) Roland Barthes adalah pemikir yang ikut meramaikan pemikiran kesusastraan. Ia adalah petualang dalam perumusan prinsip-prinsip baru untuk memahami kesusastraan dan selalu provokatif menyingkirkan yang dirasanya sudah usang. Barthes mempebaharui kritik sastra di Perancis, yang sekarang menjadi jauh lebih bervariasi dan menjadi disiplin praktis disbanding sebelumnya. Ia juga membawa pengaruh serupa di luar Perancis ketika edisi terjemahan karya-karyanya tersebar ke berbagai negara. Barthes juga menerapkan metode strukturalis untuk menganalisa sebuah novel yang berjudul Sarrasine. Memotong teks menjadi satuansatuan (lexie), dan analisa dilakukan dengan memakai lima kode, yaitu: hermeneutis dan aksional, semantis dan simbolis, serta referensial. 4. Louis Althusser (1918-1990 M) Louis Althusser lahir di Aljazair pada tahun 1918 dan meninggal dalam penjara di kota Paris pada tahun 1990. Ia dihukum atas tuduhan telah

membunuh

istrinya.

Althusser

dikenal

dengan

sikap

anti

humanisme. Althusser menentang gagasan bahwa individu itu ada sebelum

munculnya

kondisi-kondisi

sosial.

Kemudian

dengan

menggambarkan masyarakat sebagai suatu kesatuan struktural yang tersusun dari tingkatan-tingkatan otonom (hukum, cultural, politis, dsb) yang cara artikulasinya atau efektivitasnya ditentukan oleh ekonomi. Oleh karena itu Althusser memperkenalkan suatu praktek membaca yang dapat mengenali bagaimana Marx mengawali suatu revolusi teoritis yang didasarkan pada objek yang sepenuhnya baru, yaitu cara produksi. Hasil  pembacaan Althusser lainnya tentang Marx dalam Reading Capital, yaitu: Ia membaca dan menafsirkan Marx dengan memakai metode strukturalis. Karya-karya Marx ditandai oleh suatu diskontinuitas. Karya masa muda Marx ditandai oleh konsep-konsep: objek, bentuk, structural, dsb. Karya masa muda Marx ditandai oleh konsep-konsep: subjek, kodarat, manusiawi, makna, alienasi, dan sejarah manusia dalam Das Kapital telah tergeser dari pusatnya, manusia merupakan produk dan sekaligus dikuasai oleh struktur-struktur sosio-ekonomi yang berasal dari luar dirinya. 5. Michel Foucault (1926-1984 M) Karya

Foucault

yang

menempatkannya

sebagai

seorang

Strukturalis adalah Le Mots et les Choose, Une Archeologie des Science Humanes (1966) -- Kata-kata dan Benda-benda, s ebuah Arkeologi tentang Ilmu-ilmu manusia. Foucault membagi jaman berdasarkan episteme. Episteme dalam filsafat Foucault memiliki arti khusus, yaitu suatu  pengandaian-pengandaian tertentu, prinsip-prinsip tertentu, cara-cara  pendekatan tertentu, episteme adalah sistem. C. Tujuan dan Ciri - Ciri Filsafat Strukturalisme Tujuan Strukturalisme adalah mencari struktur terdalam dari realitas yang tampak kacau dan beraneka ragam di permukaan secara ilmiah (obyektif, ketat dan berjarak). Ciri-ciri itu dapat dilihat strukturnya: 1. Bahwa yang tidak beraturan hanya dipermukaan, namun sesungguhnya di  balik itu terdapat sebuah mekanisme generatif yang kurang lebih konstan. 2. Mekanisme itu selain bersifat konstan, juga terpola dan terorganisasi, terdapat blok-blok unsur yang dikombinasikan dan dipakai untuk menjelaskan yang dipermukaan.

3. Para peneliti menganggap obyektif, yaitu bisa menjaga jarak terhadap yang sebenarnya dalam penelitian mereka. 4. Pendekatan dengan memakai sifat bahasa, yaitu mengidentifikasi unsurunsur yang bersesuaian untuk menyampaikan pesan. Seperti bahasa yang selalu terdapat unsur-unsur mikro untuk menandainya, salah satunya adalah bunyi atau cara pengucapan. 5. Strukturalisme dianggap melampaui humanisme, karena cenderung mengurangi, mengabaikan bahkan menegasi peran subjek. Ciri-ciri strukturalisme adalah pemusatan pada deskripsi keadaan aktual objek melalui penyelidikan, penyingkapan tabiat, sifat-sifat yang terkait dengan suatu hal melalui pendidikan. Ciri-ciri itu bisa dilihat dari beberapa hal; hirarki, komponen atau unsur-unsur, terdapat metode, model teoritis yang  jelas dan distingsi

yang jelas.

Para ahli strukturalisme

menentang

eksistensialisme dan fenomenologi yang mereka anggap terlalu individualistis dan kurang ilmiah. Salah satu yang terkenal adalah pandangan Maurice Meleau-Ponty yang menentang fenomenologi dan eksistensialisme tubuh manusia. Pounty menekankan bahwa hal yang fundamental dalam identitas manusia adalah bahwa kita adalah objek-objek fisik yang masing-masing memiliki kedudukan yang berbeda-beda dan unik dalam ruang dan waktu.

BAB III SIMPULAN

Strukturalisme merupakan aliran filsafat yang hendak memahami masalah yang muncul dalam sejarah filsafat. Di sini metodologi struktural dipakai untuk membahas tentang manusia, sejarah, kebudayan dan alam, yaitu dengan membuka secara sistematik struktur-struktur kekerabatan dan struktur-struktur yang lebih luas dalam kesusasteraan dan dalam pola-pola psikologik tak sadar yang menggerakkan tindakan manusia. Para sturukturalis filosofis yang menerapkan prinsip-prinsip strukturalisme linguistik dalam berfilsafat bereaksi terhadap aliran filsafat Fenomenologi dan eksistensialisme yang melihat manusia dari sudut pandang yang subjektif. Tokoh berpengaruh dalam aliran filsafat strukturalisme adalah Michel Foucault (1926-1984). Kesudahan "manusia" sudah dekat, itulah pendirian Foucault yang sudah terkenal tentang "kematian" manusia. Maksud Foucault  bukannya bahwa nanti tidak ada manusia lagi, melainkan bahwa akan hilang konsep "manusia" sebagai suatu kategori istimewa dalam pemikiran kita. Manusia akan kehilangan tempatnya yang sentral dalam bidang pengetahuan dan dalam kultur seluruhnya. Ciri-ciri strukturalisme adalah pemusatan pada deskripsi keadaan aktual objek melalui penyelidikan, penyingkapan tabiat, sifat-sifat yang terkait dengan suatu hal melalui pendidikan. Ciri-ciri itu bisa dilihat dari beberapa hal; hirarki, komponen atau unsur-unsur, terdapat metode, model teoritis yang jelas dan distingsi yang jelas.

DAFTAR PUSTAKA

Khairul Amry, Muhammad. (http://amry90.blogspot.co.id).

2013.

Utomo, Yudi. 2017.  Aliran (http://www.kompasiana.com). Veröffentlicht. 2010.  Aliran (https://sobara.wordpress.com).

 Filsafat

Filsafat

Strukturalis

Strukturalisme

Strukturalisme

(Strukturalisme)

Makassar, Crayon. 2016. Filsafat Struktural Dari Sejarah, Tokoh, Pengertian dan Ciri  –  Ciri Strukturalisme (http://www.kedaifilsafat.com).

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF