Mesin Anastesia NEW

March 18, 2019 | Author: Fitri Aziz Adk | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

aaaaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaa...

Description

Referat MESIN ANESTESI

PERIODE 10 JANUARI 2014  –  17  17 MARET 2014

Oleh : K Sashitheran 54081001123

UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS KEDOKTERAN BAGIAN ANESTESI TAHUN 2014

HALAMAN PENGESAHAN Laporan Kasus dengan Judul : M ESI ESI N ANE STESI  TESI 

Disusun Oleh : K Sashitheran 54081001123

Telah diterima sebagai salah satu tugas dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Anestesi Universitas Sriwijaya RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.

Mengetahui, Dr. Endang Melati Maas SpAN KIC KAP

KATA PENGANTAR Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan menyelesaikan referat yang berjudul Mesin Anestesi. Di kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Endang Melati Maas SpAN KIC KAP selaku pembimbing Dr.Rahman Syahputra yang telah membantu penyelesaian portofolio ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Orang tua ,teman teman, dan semua  pihak yang telah telah membantu dalam dalam menyelesaikan menyelesaikan portofolio portofolio ini. Portopolio ini masih masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Demikianlah penulisan referat ini, semoga bermanfaat, amin.

Palembang, Januari 2014

K SASHITHERAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... ii KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................................................... iv BAB I ................................................................................................................................. 1 BAB II ............................................................................................................................... 6 BAB III ............................................................................................................................ 28 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 31

BAB I PENDAHULUAN

Konsep asal mesin anestesi ini diciptakan oleh seorang ahli anestesi Inggris Hendry Edmund Gaskin Boyle pada tahun 1917. Sebelum masa ini, seorang ahli anestesi

selalu

membawa

sendiri

semua

perlengkapannya,

tetapi

dengan

 berkembangnya alat-alat yang lebih berat, tabung penyimpanan gas yang besar, dan kelengkapan alat-alat pengaman jalan nafas, hal ini menjadi tidak praktis Anestesi adalah hilangnya sensasi sakit. Pada anestesi umum hilangnya rasa sakit terjadi pada seluruh tubuh disertai hilangnya kesadaran yang bersifat reversibel. Anestesi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu anestesi umum dan anestesi lokal. Pada anestesi lokal hilangnya rasa sakit hanya pada sebagian tubuh dan tidak disertai hilangnya kesadaran. Mesin anestesi digunakan oleh ahli anestesi untuk mendukung pemberian anestesi. Tipe mesin anestesi yang digunakan di negara maju adalah mesin anestesi  jenis cotinuous-flow, yang dirancang untuk memberikan secara akurat dan terusmenerus pasokan gas (seperti oksigen dan nitrogen oksida), dicampur dengan uap agen anestesi (seperti isoflurane) yang dihantarkan dengan aliran dan tekanan yang aman bagi pasien. Mesin anestesi modern dilengkapi ventilator, suction unit, dan  peralatan monitoring pasien. Kesalahan penggunaan peralatan penghantar gas tiga kali lebih sering menyebabkan efek samping dibandingkan dengan kegagalan fungsi mesin itu sendiri. Kurangnya penguasaan alat dan kelalaian dalam pemeriksaan fungsi mesin merupakan penyebab tersering. Kecelakaan ini mencatat angka 2% kasus pada American Society of Anesthesiology (ASA) Close Claim Project Database. Sirkuit nafas merupakan sumber tersering terjadinya kecelakaan (39%) dan menyebabkan 70% kematian atau kerusakan otak, hampir semua insiden berhubungan dengan miskoneksi dan diskoneksi alat.

Setiap kemajuan dari mesin anestesi ini dibuat dengan tujuan untuk memperbaiki dan mengurangi efek samping yang terjadi akibat penghantaran gas oleh mesin anestesi yang sangat penting bagi keamanan pasien.

BAB II PEMBAHASAN

I.

SEJARAH MESIN ANESTESI

Suatu cabang ilmu kedokteran yang sekarang dekenal dengan anestesi  boleh dikatakan dimulai sejak hari dimana Sir Humphry Davy, pencipta lampu tambang, menemukan “gas gelak” atau Nitrogen-oksida. Davy menemukan bahwa senyawa Nitrogen dan Oksigen (Nitrogen-oksida) dapat menimbulkan akibat yang tidak biasa. Pada mulanya, saat Davy menghirup gas ini, timbul euforia yang segera diikuti oleh ledakan tawa yang tidak dapat dikendalikan hingga terjadi hilangnya kesadaran.7 Davy juga mendapati sakit giginya hilang ketika secara tidak sengaja ia menghirup gas ini. Ini terjadi sekitar desember tahun 1799. Saat itu ia berfikir bahwa nitrogen-oksida dapat digunakan pada pembedahan, akan tetapi tidak ada yang mencoba menggunakannya selama bertahun-tahun. Dalam

buku

yang

ditulisnya

sekitar

Juli

tahun1800

yang

 berjudul “Researches chemical and philosophical; chiefly concerning nitrous oxide or dephlogisticated nitrous air, and its aspiration” , dalam salah satu kesimpulannya terkutip satu paragraf yang sekarang sering disebut-sebut sebagai berikut:  As nitrous oxide in its etensive operation appears capable of destroying physical pain, it may probably be used with advantage during  surgical operations in which no great effusion of blood take place. Pada 11 Desember 1844 ia meminta seseorang untuk mencabut salah satu giginya sementara ia menghirup nitrogen-oksida dan berhasil dengan  baik sekali. Sayangnya ketika ia melakukannya di Rumah Sakit Umum Massachusetts, Boston, percobaannya tidak berjalan mulus, para pelajar yang melihatnya mengejek dan berteriak “penipu!”. Akhirnya ia memutuskan untuk  bunuh diri dalam usia 33 tahun.

Penghargaan bagi pengguna pertama anestesi untuk prosedur pembedahan adalah milik Dr. Crawford Long (1815-1878), seorang praktisi pemerintah di Georgia yang memulai penggunaan eter untuk kasus bedah minor pada 30 Maret 1842, Pasien pertamanya, James Venable, menghirup handuk yang dibasahi eter dan kemudian menjadi tidak sadarkan diri. Long kemudian dapat mengangkat kista dari lehernya, namun ia tidak mempublikasikan teknik ini sampai tahun 1848.

. A. Gambar 2 

Sir Humphrey Davy.10 B. Dr. Horace Wells.11 C. Dr. Crawford Long.12

Dr. William Morton, seorang dokter gigi di Boston yang merupakan rekan Dr. Horace wells adalah merupakan salah satu orang yang pertama kali menggunakan eter sebagai anestesia. Pada tahun 1846, hanya dua tahun setelah Horace Wells berhasil melakukan anestesi dengan nitrogen-oksida, Dr. William Morton (1819-1868) membuat mesin anestesi pertama. Alat sederhana yang dibuat Morton berupa sebuah gelas bulat yang dilengkapi dengan busa yang dibasahi dengan larutan eter, dalam hal ini yang harus dilakukan pasien adalah menghirup uap melalui salah satu dari dua lubang/ saluran keluar. Morton

berfikir

untuk

menggunakan

gas

nitrogen-oksida

dalam

 praktiknya sebagaimana yang dilakukan Wells. Kemudian ia meminta gas nitrogen-oksida kepada Charles Jackson, seorang ahli kimia ternama di sekolah kedokteran Harvard. Namun Jackson justru menyarankan eter sebagai

 pengganti gas nitrogen-oksida. Morton menemukan efek bius eter lebih kuat dibandingkan gas nitrogen-oksida.

Gambar 3. A .

Dr. William Morton dengan inhaler eter ciptaannya. B . Suasana demonstrasi anestesi pertama Morton.

Hasil ciptaan Morton ini diuji coba pada 16 oktober 1846 dikamar bedah Rumah sakit umum Massacusetts Boston pada seorang laki-laki berusia dua  puluh tahun yang berhasil dianestesi sehingga tumor didaerah leher (sebagian menyebutkan tumor pada rahang) dapat diangkat tanpa hambatan berarti. Tanggal 16 oktober 1846 tepatnya pada hari jum’at ini kemudian ditetapkan sebagai “Hari Eter”.  Eter sendiri ditemukan pertama kali oleh seorang ahli kimia berkebangsaan Spanyol, Raymundus Lullius pada tahun 1275 yang menamainya “sweet vitriol”kemudian diubah namanya menjadi eter oleh W.G. Frobenius pada tahun 1730. Dr. James Young Simpson (1811-1870), seorang ginekolog terkenal di Edinburgh (Skotlandia) pertama kali menggunakan eter dalam praktik kebidanannya. Simpson beranggapan bahwa eter tidak cukup stabil untuk digunakan

dalam

praktiknya

sehingga

dia

mempertimbangkan

untuk

menggunakan bahan anestetik lain. Setelah melakukan banyak percobaan ia memutuskan bahwa kloroform dapat memberikan anestesia lebih baik daripada eter atau nitrogen-oksida. Dr. James Simpson merupakan orang  pertama yang menggunakan kroroform untuk menghilangkan nyeri persalinan dikarenakan ia tidak puas dengan eter, tidak hanya karena mengiritasi mata dan mudah terbakar, akan tetapi juga karena tidak ada jaminan keamanannya.

Simpson pertama kali menggunakan kloroform pada tahun 1847 dengan cara sederhana yaitu dengan menyiramkan zat ini pada sebuah sapu tangan dan diletakkan menutupi mulut dan hidung penderita sehingga ia dapat menghirup uapnya. Kemudian Schimmelbusch (1860-1895), seorang ahli bedah di Berlin menggunakan masker yang dapat dipakai untuk memberikan kloroform, etil klorida atau dietil eter.

Gambar 4. A .

Dr. James Young Simpson. B . Ilustrasi Simpson dengan uji

kloroformnya.

A.

Mesin Anestesi Konvensional Dan Modern (1970  – 

Sekarang 

Mesin

Mesin Anestesi Konvensional

anestesi

konvensional

mencakup

mesin-mesin

seperti

seri

Ohmeda Modulus dan Excel, serta North american Dräger. Seri Narkomed dan Narkomed GS.

Gambar 20. North

american Dräger, dari kiri ke kanan: Narkomed 2 (1982),

 Narkomed AM-III (1977), Narkomed Standard (1972), Narkomed Compact (1977). Keterbatasan mesin anestesi konvensional. 1.

Mesin anestesi konvensional memiliki bayak hubungan/ koneksi

ekternal. Meskipun telah dilakukan standarisasi ukuran

pipa/ tabung,

 banyaknya koneksi eksterna ini merupakan sumber terjadinya diskoneksi atau miskoneksi, kinking, kelalaian, atau sumbatan. Morbiditas yang timbul akibatkesalahan peralatan ini bergantung pada lokasi dan fungsi komponen yang terganggu. Koneksi yang dimaksud mencakup pipa-pipa pada sikrkuit nafas, sistem pengeluaran gas, bellow, pipa aliran gas segar, sistem  pembuangan dan sebagainya. 2.

Perlindungan akan baro trauma. Mesin konvensional dilengkapi dengan

 pembatas tekanan dalam sirkuit nafas, akan tetapi sebagian perlu diset secara manualuntuk mempertahankan tekanan tetap berada dibawah nilai ekstrim. Sebagian mesin lainnya hanya akan membunyikan alarm bila nilai yang telah di set tersebut terlampaui. Pasien beresiko mendapat hembuhan oksigen tambahan sebesar 500-800 ml/dtk dari volume tidal. 3.

Resiko vaporizer. Vaporizer dapat bersifat fixed atau dapat dipindah-

 pindah. Jika dalam posisimiring, agen cair dapat memasuki ruang bypass, teruapkan, dan kemudian dialirkan ke sirkuit dalam dosis yang berlebihan. Dosis yang kurang dapat terjadi bila ada kebocoran pada tempat-tempat  persambungan. 4.

Penghantaran volume tidal yang tidak adekuat. Sejumlah besar volume

 bellow dapat saja hilang dalam sirkuit nafas akibat komplians dan kompresi. Ventilator

konvensional

biasanya

memerlukansistem

”dua-langkah”,

 perubahan mekanik atau elektrik dari ventilasi manual dan kesalahan manusia dapat menyebabkan kondisi apnoe pada pasien 5.

Automated Checkout. Mesin anestesi konvensional harus di periksa

secara manual sehingga sering tidak akurat. Klinisi biasanya tidak memeriksa alat secara keseluruhan sehingga tidak dapat

menemukan

kerusakan/

malfungsi atau bahkan tidak melakukan pemeriksaan sama sekali. Meskipun telah diberikan instruksi secara jelas, residen anestesi paling baik hanya dapat melakukan 81% prosedur pemeriksaan.4



Mesin

Mesin Anestesi Modern

anestesi

modern

mencakup

Date

 – Ohmeda,

Aestiva/5,

Anethesia Delivery Unit (ADU), Dräger Medical, Fabius GS vl.3, Julian, dan  Narkomed 6400. Mesin anestesi modern biasanya memiliki komponen sebagai berikut: 1.

Mempunyai hubungan dengan tabung oksigen, udara dan nitrogen-

oksida rumah sakit. Tekanan saluran pipa dari sistem gas rumah sakit (dikeluarkan melalui dinding) haruslah berkisar 400 kPa (60 psi; 4 atmosfer). 2.

Tabung gas cadangan untuk oksigen, udara dan nitrogen-oksida

yang diletakkan khusus. Mesin yang lebih kuno kadang memiliki tabung dan flow meter untuk karbon dioksida dan siklopropan. Kebanyakan mesin baru hanya memiliki tabung oksigen cadangan. Regulator silinder ini diatur pada tekanan 300 kPa (45 Psi; 3 Atmosfer). Jika tabung yang ada pada mesin dihubungkan dengan gas di dinding, gas yang ada pada dinding lah yang akan digunakankarena memiliki tekanan yang lebih tinggi. 3.

Flush oksigen aliran tinggi yang dapat memberikan oksigen sebanyak 30

L/ menit. 4.

Pengukur dan pengatur tekanan untuk melindungi komponen mesin

dan pasien dari gas bertekanan tinggi. 5.

Flow meter (rotameter) untuk oksigen, udara dan nitrogen oksida

yang digunakan oleh ahli anestesi untuk dapat memberikan gas-gas ini kepada pasien

dalam

campuran

yang

akurat.

Flow

meter

biasanya

 berbentuk pneumatik, akan tetapi akhir-akhir ini banyak digunakan jenis digital elektromagnetik. 6.

Satu atau lebih vaporizer untuk memberikan zat anestesi volatile

secara akurat.

7.

Ventilator

8.

Monitor fisiologi untuk memonitor laju jantung, EKG, tekanan darah, dan

saturasi oksigen (umumnya tersedia monitor tambahan untuk memantau suhu, tekanan arteri rata-rata dan tekanan vena sentral dsb) 9.

Sirkuit nafas, sebagian besar dengan sistem lingkar

10. Alat penukar panas dan uap 11. Sistem pembuangan 12. Perlengkapan sucktion. 13. Biasanya

terdapat

tatakan/

laci

meja

kecil

tempat

meletakkan

 perlengkatan pengelolaan jalan nafas sehingga mudah diraih oleh ahli anestesi.

. Mesin Gambar 21 

Anestesi Modern.

Untuk mengatasi keterbatasan mesin anestesi konvensional, pada mesin anestesi modern dilakukan perbaikan sebagai berikut: 1.

Mengurangi

koneksi

eksternal. Sistem

dengan

koneksi

mengurangi kemungkinan diskoneksi, miskoneksi atau kinking.

internal

2.

High Pressure Management. Mesin versi baru memiliki regulator tabung

O2 sampai sekitar 100 psig, sehingga tabung penghubung tetap terbuka pada tekanan dinding 50 psig. “fail safes” dapat dihilangkan dari jalur pipa oksigen sehingga udara dapat dihantarkan melalui vaporizer kedalam sirkuit nafas setelah tekanan oksigen dihilangkan.

3. Vaporisasi gas anestesi. Untuk mencegah masuknya agen anestesi keruang penguapan ketika vaporizer dalam posisi miring saat dipindahkan atau selama transportasi, vaporizer dibuat dalam posisi T

4. Akurasi seting volume tidal. ADU sebelumnya mengukur aliran gas segar dan agen anestesi,mengurangi jumlahnya dari jumlah yang diberikan sebelumnya sehingga dapat melindungi flush O2 selama inspirasi

5. Automatisasi Checkout dan monitoring.  Agar secara otomatis prosedur  pemeriksaan alat dapatdilaksanakan, mesin anestesi modern dilengkapi alarm.

II. MESIN ANESTESI A. DEFINISI

Istilah “mesin anestesi” adalah tradisional berlaku untuk suatu  perlengkapan yang mengirimkan oksigen dan agen bersifat gas dan/ atau cairan yang mudah menguap. Yang

dimaksud

dengan

peralatan

anestesi

adalah

alat-alat

anestesi

dan

 perlengkapannya yang digunakan untuk memberikan anestesi umum secara inhalasi. Mesin anestesi adalah peralatan yang digunakan untuk memberikan anestesi inhalasi. Fungsi mesin anestesia ialah menyalurkan gas atau campuran gas anesthetic yang aman ke rangkaian sirkuit anesthetic yang kemudian dihisap oleh pasien dan membuang sisa campuran gas dari pasien. 

Mesin yang aman dan ideal ialah mesin yang memenuhi persyaratan

 berikut: 1.

Dapat menyalurkan gas anesthetic dengan dosis tepat.

2.

Ruang rugi minimal



3.

Mengeluarkan CO2 dengan efisien.

4.

Bertekanan rendah

5.

Kelembaban terjaga dengan baik

6.

Penggunaannya sangat mudah dan aman

Mesin anestesia sebelum digunakan harus diperiksa apakah berfungsi

dengan baik atau tidak. Beberapa petunjuk dibawah ini perlu diperhatikan. 1.

Periksa mesin dan peralatan kaitannya secara visual apakah

ada kerusakan atau tidak, apakah rangkaian sambungannya benar. 2.

Periksa alat penguap apakah sudah terisi obat dan penutupnya

tidak longgar atau  bocor. 3.

Periksa apakah sambungan silinder gas atau pipa gas ke

mesin sudah benar. 4.

Periksa meter aliran gas apakah berfungsi baik.

5.

Periksa aliran gas O2 dan N2O

B. GAMBARAN MESIN ANESTESI

Dalam bentuk dasar, mesin anestesi menerima gas medis dari suplai gas, mengontrol aliran dari gas dan menurunkan tekanannya ke level aman,; menguapkan anastetik volatile hingga campuran gas final; dan memberikan gas ke breathing circuit yang terhubung dengan jalan nafas pasien. Ventilator mekanis yang tersambung ke breathing circuit tapi dapat dilepaskan dengan sebuah switch selama ventilasi spontan atau manual. Suplai oksigen

tambahan

dan

suction

regulator

juga

biasanya

ada

pada

mesin

anestesi. Sebagai tambahan pada komponen keamanan standar mesin anestesia yang paling canggih mempunyai tambahan pengaman, dan computer  processor yang mengintegrasi dan memonitor seluruh komponen, melakukan  pengecekan otomatis dan memberikan pilihan perekaman otomatis dan menghubungkan dengan monitor eksternal dan jaringan informasi rumah sakit. Beberapa mesin didesain untuk mobilitas (cth, Draeger Narkomed Mobile), magnetic resonance imaging kompabilitas (cth, Datex-Ohmeda Aestiva/5 MRI), Draeger Narkomed MRI-2) atau bentuk kompak (contoh, Datex-Ohmeda/5 Avance dan Aestiva S5 Compact, Draeger Fabius Tito).

C. SUPLAI GAS Sebagian besar mesin memiliki inlet untuk oxygen, nitrous oxide, dan udara. Model yang lebih kecil sering tidak memiliki inlet udara dimana mesin-mesin yang lain memiliki inlet keempat untuk helium, Heliox atau karbon dioxida. Inlet terpisah disediakan untuk suplai gas primer dari pipa yang melewati dinding fasilitas kesehatan dan untuk suplai gas sekunder. Jadi mesin memiliki dua

 pengukur tekanan gas untuk u ntuk setiap jenis gas: satu untuk dari pipa dan satu untuk silinder. 

Inlet Pipa

Oxygen, nitrous oxide, dan sering udaa dialirkan dari suplai sentra ke ruang operasi melewati jaringan pemipaan. Selangnya diberi kode warna dan menghubungkan ke mesin anestesi melalui fitting diameter-index safety system (DISS) yang tidak akan tertukar. Sebuah saringan menangkap debu

dari suplai dinding dan katup satu arah mencegah aliran balik dari gas ke suplai pemipaan. Harus diperhatikan bahwa beberapa mesin memiliki oxygen (pneumatic) power outlet yang digunakan untuk ventilator atau untuk oxygen flowmeter tambahan. Fitting DISS untuk oxygen inlet dan oxygen power outlet identik dan tidak boleh tertukar.



Inlet Silinder

Mirip dengan pipa, silinder ditempelkan ke mesin melalui hangeryoke yang menggunakan pin

index

safety

system untuk

mencegah

kesalahan.

Komponen yoke meliputi pin, washer, saringan gas, dan katup pencegah

aliran balik. Silinder E yang yang ditempelkan ke mesin anestesi adalah sumber sumber gas medis tekanan tinggi dan hanya digunakan sebagai cadangan kalau suplai  pipa tidak memadai/gagal. Beberapa mesin memiliki dua silinder oxygen,  jadi satu silinder dapat digunakan d igunakan ketika yang kedua sedang diganti. Tekanan silinder biasanya diukur dengan Bourdon pressure pressure gauge. Sebuah selang fleksibel didalam gauge ini akan menegang jika terkena tekanan gas, yang akan mendorong roda gigi untuk memutar jarum penunjuk.

D.

SIRKUIT PENGONTROL ALIRAN



Pengatur Tekanan

Tidak seperti suplai gas pipa yang umumnya bertekanan gas konstan, terdapat variasi tekanan yang besar pada silinder yang membuat kontrol aliran lebih sulit dan berpotensi berbahaya. Untuk keamanan dan memasikan penggunaan optimal dari gas silinder, mesin menggunakan pengatur tekanan untuk menurunkan tekanan gas silinder ke 45-47psi, sebelum memasuki katup aliran. Tekanan ini sedikit lebih rendah dari tekanan gas pipa untuk secara otomatis memakai gas pipa jika silinder dibiarkan terbuka (kecuali jika tekanan pipa turun dibawah dibawah 45psig). Setelah melewati Bourdon Bourdon pressure gauge dan katup searah, gas pipa dan silinder melewati jalur yang sama. High-pressure relief valve disediakan untuk tiap gas dan akan terbuka jika tekanan gas suplai lebih dari batas aman mesin (95-110psig). (95-110psig). Beberapa mesin (Datex-Ohmeda) juga menggunakan pengatur kedua untuk menurunkan tekanan pipa dan silinder lebih jauh (pengaturan tekanan dua tahap). Oxygen diturunkan ke 20psig dan nitrous oxide ke 38psig. Perbedaan penurunan antara kedua gas penting untuk fungsi yang benar dari aliran oxygen/nitrous oxide. Mesin lain (Draeger) (Draeger) tidak menurunkan tekanan pipa, jadi katup alirannya menerima gas pada 45-55psig. Pengaturan tekanan dua tahap mungkin dibutuhkan untuk flowmeter oxygen tambahan, mekanisme flush oxygen, atau untuk tenaga pneumatik ventilator.



Oxygen Supply Failure Protection Device

Dimana suplai oxygen dapat langsung menuju flow control valve, nitrous oxide, udara (pada beberapa mesin), dan gas lain harus melewati alat pengaman sebelum mencapai flow control control valve masing-masing. Pada beberapa mesin, seperti seperti Aestiva (dan model Datex-Ohmeda terakhir) udara dapat langsung menuju flow control valvenya; ini memungkinkan pemberian udara ketika oxygen tidak ada. Alat ini membolehkan aliran gas-gas lain hanya jika terdapat tekanan oxygen yang cukup

 pada alat pengaman dan mencegah pemberian campuran hipoxik kepada pasien ketika kegagalan oxygen. Jadi selain mensuplai oxygen ke flow control valvenya, oxygen juga digunakan untuk memberi tekanan pada alat pengaman, katup flush oxygen, dan power outlet untuk ventilator (pada beberapa model). Alat pengaman mendeteksi tekanan oxygen melalui jalur “piloting pressure”. Pada beberapa desain mesin anestesi (Datex-Ohmeda Excel), jika jalur piloting pressure jatuh dibawah ambang batas (contoh, 20psig), katup penutup akan tertutup mencegah pemberian gas apapun. Mesin-mesin modern (khususnya Datex-Ohmeda) mempunyai alat pengaman secara  proporsional untuk menggantikan katup penutup model lama. Alat ini, disebut sebagai oxygen failure protection device (Draeger) atau balance regulator (DatexOhmeda), secara proporsional menurunkan tekanan nitrous oxide dan gas lain kecuali udara. Alat ini hanya menutup total nitrous oxide dan aliran gas lain hanya jika tekanan oxygen dibawah minimum (cth. 0.5psig untuk nitrous oxide dan 10 psig untuk gas lain).

Semua mesin memiliki sensor suplai oxygen tekanan rendah yang mengaktifkan pluit gas atau bunyi alarm ketika tekanan gas inlet jatuh dibawah ambang (biasanya 2035psig). Harus ditekankan bahwa alat pengaman ini tidak melindungi terhadap  penyebab hipoksia yang lain.



Flow Valves & Meters

Ketika tekanan telah diturunkan ke level aman, setiap gas harus melewati flowcontrol valve dan diukur dengan flowmeter sebelum bercampur dengan gas lain, lalu memasuki vaporizer dan keluar dari mesin melalui common gas outlet. Jalur gas yang dekat ke flow valve dipandang sebagai circuit yang bertekanan tinggi dimana yang berada diantara flow valve dan common gas outlet dipandang sebagai bagian circuit bertekanan rendah. Ketika tombol dari flow-control valve diputar berlawanan  jarum jam, sebuah jarum pada valve berpindah dari tempatnya dan membiarkan gas mengalir melalui valve. Adanya penghentian di posisi full-off dan full-on mencegah kerusakan valve. Touch- dan color-coded tombol kontrol membuat lebih sulit untuk membuka gas yang salah on atau off. Sebagai pengaman tambahan, tombol oxygen

 biasanya lebih besar dan menonjol keluar dibandingkan tombol yang lain, dan  posisinya lebih ke kanan. Flowmeter pada mesin anestesi diklasifikasikan sebagai constant-pressure variableorifice atau electronic flowmeter. Pada constant-pressure variable-orifice flowmeter, sebuah bola indikator, bobbin atau float yang diapungkan oleh aliran gas melalui tabung (Thorpe tube) yang dindingnya (bore) diberi penanda angka. Dekat bawah tabung, dimana diameternya kecil, gas aliran rendah akan memberikan tekanan yang cukup dibawah float untuk mengangkatnya di dalam tabung. Ketika float terangkat, diameter tabung melebar, memungkinkan lebih banyak gas untuk melewati float. Float akan berhenti terangkat ketika beratnya terangkat hanya oleh perbedaan tekanan diatas dan dibawahnya. Flowmeter dikalibrasikan untuk spesifik gas,

karena alilran melewati celah

ergantung dari viskositas gas pada aliran laminar lambat dan densitasnya pada aliran turbulen yang cepat. Untuk meminimalisir efek dari friksi antara gas dan dinding tabung, float diidesain untuk berotasi konstan, hingga tetap di tengah tabung. Pelapisan bagian dalam tabung dengan zat konduktiv akan mengurangi efek listrik statis. Beberapa flowmeter mempunyai dua tabung kaca, satu untuk aliran lambat dan satu lagi untuk aliran cepat. Kedua tabung tersusun serial dan tetap dikontrol oleh satu katup. Desain dual taper memungkinkan sebuah flowmeter untuk dapat mengukur aliran lambat dan cepat. Penyebab malfungsi flowmeter antara lain adanya kotoran dalam tanbung, tabung yang tidak lurus secara vertikal dan float yang menempel di puncak tabung. Jika terdapat kebocoran di atau setelah flowmter oksigen, campuran gas hipoksik dapat terkirim ke pasien. Untuk mengurangi resiko, flowmeter oksigen selalu diposisikan lebih hilir dibandingkan flowmeter yang lain (paling dekat ke vaporizer). Beberapa mesin anestesi mempunyai pengontrol aliran dan pengukuran secara elektronik (cth Datex-Ohmeda S/5 Avance.

Pada keadaan ini terdapat cadangan

flowmeter

Model

konvensional

untuk

oksigen.

lain

memiliki

flowmeter

konvensional tetapi pengukuran elektronik. (Draeger 6400) dan tampilan digital (Draeger Fabius GS) atau tampilan digital/grafis (Datex-Ohmeda S/5 ADU. Jumlah

 penurunan tekanan yang disebabkan oleh restriktor flowmeter adalah dasar  pengukuran dari aliran gas pada sistem ini. Pada mesin-mesin ini, oksigen, nitrous oxida, dan udara masing-masing memiliki alat pengukuran aliran elektronik yang  berbeda sebelum akhirnya bercampur. a. Aliran oksigen minimum

Katup aliran oksigen biasanya didesain untuk mengirimkan aliran minimum 150 mL/mnt ketika mesin anestesi dihidupkan. Salah satu metode menggunakan resistor aliran minimum. Alat pengaman ini memastikan oksigen akan ikut mengalir meskipun operator terlupa untuk mengidupkan aliran oksigen. Beberapa mesin didesain untuk mengirimkan alian minimum atau low-flow-anestesia (
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF