Menyemai Inklusi Sosial 2

July 17, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Menyemai Inklusi Sosial 2...

Description

 

KEMENTERIANPEMBERDAYAANPEREMPUANDANPERLINDUNGANANAK  REPUBLIKINDONESIA

Menyemai

Inklusi

Sosial BUKU PRAKTIK CERDAS

PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

KEMENTERIANPEMBERDAYAANPEREMPUANDANPERLINDUNGANANAK  REPUBLIKINDONESIA

Menyemai

Inklusi Sosial BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

Menyemai Meny emai Inklusi Sosial Buku Praktik Cerdas Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat

Tim Penulis Abdul Salim, Annisa Inayah, Anwar Sholihin, Bambang Y Sundayana, Dewi Astri Sudirman, DayaIwan Riswan, Edi Ariadi, Imelda Sulis Seda, Machrus, Nora Evriani, Odi Shalahuddin, Rachmat Tau󰁦ik Oemar, Rambu W. Lodang, Sirot Fajar, Sisillia Vela Velayati, yati, Suharti, Tatang, Veronica Veronica Purwaningsih, Yudi Supriadi, Yuliyanti Anggraeni, Zuhro Rosyidah, Zulkarnain Kontributor dari Kementerian Pemberdayaan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Valentina Gintings Santi Herlina Zaenab Anisa Amirika Agung Budi Editor Dani Wahyu Munggoro Siti Maemunah Budhita Kismadi

Ilustrasi Deni Rodendo Desain Gra󰁦is Galih Gerryaldy Foto Isi Dody Aries Kusumawidada Dwi Prasetyo Budi Santosa Iwan Joyo Suprapto Roni Purnawan Supardal Dokumen organisasi Foto Sampul Yusuf Ahmad

Publikasi ini diterbitkan oleh The Asia Foundation melalui Program Peduli dengan dukungan dari Kedutaan Besar Australia di Indonesia dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan  Anak. Pandangan Pandangan yang ada dalam publika publikasi si ini adalah adalah pandangan pandangan penulis dan tidak tidak mewakili mewakili pandangan Pemerintah Australia.

ii

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

Daftar ISI Daftar Singkatan

iv

Pendahuluan

4

Kata Pengantar

ix

Wilayah Cakupan Program Peduli

18

ANAK PEKERJA MIGRAN Dari Kader ke Leader 

22

Laskar Peduli Lai Hau

36

Wahana Belajar Anak Umma Pande

46

Pola Po la Pe Peng ngas asuh uhan an AP APM M di di Desa Desa Pu Purw rwod odad adii

56

Mereka Yang Tergugah

64

Bergerak Bersama Melindungi APM

76

ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM Rumahku Tempatku Kembali

88

Menjaga Mimpi di Jalan Bali

99

LPKA Ramah Anak Jalan Panjang Gapai Dukungan Bagi Anak di Lapas

108

Melangkah Pasti

128

118

ANAK YANG DILACURKAN Di Depan Pintu Puskesmas, Tangannya Mendadak Dingin

143

Berdaya Bersama Dana Desa

155

Pendampingan Anak Rentan dan Korban Berbasis Sekolah

164

KPM dan Harapan Perlindungan Anak Mel elin inta tasi si Lor oron ong g, Mem Meman anu usi siak akan an AYL YLA A

172 184 184

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

iii

 

Daftar SINGKATAN A

B C D E F

iv

ABH

Anak Berhadapan dengan Hukum

ADD

Alokasi Dana Desa

APBDes

Anggaran Pendapatan Belanja Desa

AMPP

Anak yang Menjalani Pidana Penjara

APM AYLA

Anak Pekerja Migran Anak yang Dilacurkan

Bhabinkamtibmas

Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat

BK

Bimbingan Konseling

BKKBD

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah

BNP2TKI

Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia

BPJS

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

BPS

Badan Pusat Statistik

BPU

Balai Pertemuan Umum

CCC

Children Crisis Centre

CSR

Corporate Social Responsibility 

Dapil

Daerah Pemilihan

DO

Drop Out (sekolah) Out (sekolah)

DP3APKB

Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana

DP3APPKB

Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

DPRD

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Dukcapil

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

E󰀭KTP

Kartu Tanda Penduduk Elektronik

ESA

Eksploitasi Seksual Anak

FK FKG G

Fakultas Kedokteran Gigi

FKPABH

Forum Koordinasi Penanganan Anak Berhadapan dengan Hukum

FKPM

Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat

Fota

Forum Orang Tua Asuh

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

G H I

K

L M N O

P

Genre

Generasi Berencana

HAM

Hak Asasi Manusia

HIV

Human Immunode󰁦iciency Virus

IMS

Infeksi Menular Seksual

KDR

Kelas Disciples Disciples Remaja  Remaja

KIA

Kartu Identitas Anak

KIP

Kartu Indonesia Pintar

KIS

Kartu Indonesia Sehat

KLA

Kota/Kabupaten Layak Anak

KPLP

Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan

KPM

Komite Pendidikan Masyarakat

KPMD

Komite Pendidikan Masyarakat Desa

KPPPA

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

KTB

Kelas Tumbuh Kembang

KTP

Kartu Tanda Penduduk

Lapas

Lembaga Pemasyarakatan

LPA LPA LPKP

Lembaga Perlindungan Anak Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan dan Pembangunan

LSM

Lembaga Swadaya Masyarakat

MoU

Memorandum of Understanding atau Understanding atau Nota Kesepahaman Kesepahaman

MUI

Majelis Ulama Indonesia

Musrenbang

Musyawarah Perencanaan Pembangunan

Musrenbangdes

Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa

Napza

Narkotika dan obat/ bahan berbahaya, psikotropika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya

NTB

Nusa Tenggara Barat

NTT

Nusa Tenggara Timur

OPD

Organisasi Perangkat Daerah

P2TP2A

Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak

PATBM

Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat

PAUD

Pendidikan Anak Usia Dini

PERDES

Peraturan Desa

PERSIT

Persatuan Istri Tentara

PKBI

Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia

PKBM

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Masyarakat

PKH

Program Keluarga Harapan

PKK

Pembinaan Kesejahteraan Keluarga

PLN

Perusahaan Listrik Negara

Posyandu

Pos Pelayanan Terpadu

PRA

Participatory Rural Appraisal atau Pengkajian Desa secara Partisipatif

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

v

 

P R

S

T U W Y

vi

PSK

Pekerja Seks Komersial

Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat

RAFA

Rencana Aksi Forum Anak

RAM

Rencana Aksi Masyarakat

Ranperda

Rancangan Peraturan Daerah

RKPD

Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

RPJMD

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

SANTAI

Yayasan Tunas Alam Indonesia

SD

Sekolah Dasar

SDN

Sekolah Dasar Negeri

SE

Surat Edaran

SEMAK

Yayasan Solidaritas Masyarakat Anak

SK

Surat Keputusan

SMA

Sekolah Menengah Atas

SMAN

Sekolah Menengah Atas Negeri

SMK

Sekolah Menengah Kejuruan

SMKN

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

SMP

Sekolah Menengah Pertama

SMPN STAIN

Sekolah Menengah Pertama Negeri Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

TKI

Tenaga Kerja Indonesia

TKSK

Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan

TKW

Tenaga Kerja Wanita

TNI󰀭AD

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat

TP TPA A

Taman Pendidikan Alquran

TPQ

Taman Pendidikan Quran

UPN

Universitas Pembangunan Nasional

UU

Undang-Undang

WPS

Wanita Pekerja Seks

Yasalti

Yayasan Wali Ati

YHS

Yayasan Hotline Surabaya

YKPM

Yayasan Kajian Pemberdayaan Masyarakat

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

Glosarium Aja

Saja

Blok

Bangunan yang berisi kamar-kamar di Lapas

Burn Out

Mengalami kejenuhan atas yang dilakukan selama ini dan tidak tahu cara penyelesaiannya

Cennel Dikeong

Jaringan, pelanggan, pengguna, konsumen Sebutan untuk anak-anak yang dikurung dalam kamar LPKA atau di LPKA itu sendiri

Eksploitasi

Pemanfaatan Pemanf aatan tubuh untuk tujuan seksual yang merugikan anak

Hayu

Mari/ayo

Identi󰁦ikasi

Menentukan atau menetapkan

Kasi

Kepala Seksi

Kekerasan Fisik

Perlakuan dengan cara memukul atau mencubit yang dapat melukai anak secara 󰁦isik

Kekerasan Verbal

Kekerasan yang dilakukan dengan cara membentak dan menghardik anak Kekerasan dan lain-lain sejenisnya

Klinik

Tempat layanan kesehatan

Komersial

Pencarian keuntungan atas tubuh anak

Konseling

Upaya membantu membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat prib pribadi adi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, lingkungann ya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan berdasarka n nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya. (Schertzer dan Stone, 1980).

Konselor

Orang yang melakukan konseling

Korban

Anak korban dilacurkan

Madya/Nindya

Tingkatan dalam Kabupaten Layan Anak

Monitoring

Proses rutin untuk melihat perubahan yang dialami anak

Narkoba

Narkotika, obat-obatan terlarang, terlarang, dan zat adiktif

Ngeles

Mengalihkan perhatian

Perkumpulan Inisiatif

Organisasii yang peduli terhadap penganggaran dan pemerintahan Organisas

Self Con󰁦idence

Rasa percaya diri

Sok

Silahkan

Stigma

Melakukan cap negatif pada anak

User

Pengguna seks anak

Warem

Warung remang-remang

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

vii

 

viii

BUKU PRAKTIK CERDAS

PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT  

Menyadari masih tingginya kasus kekerasan terhadap anak di masyarakat, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyambut baik dan apresiasi kepada Program Peduli dengan diterbitkannya buku “Praktik “Praktik Cerdas Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat: Menyemai Inklusi Sosial” Sosial” yang merupakan kumpulan karya dan kasus-kasus nyata yang diambil dari lapangan dalam praktek pola Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM). Harapan dari buku ini dapat mengajak semua unsur di tingkat nasioanal dan daerah sampai tingkat pemerintah terbawah, yaitu Desa/Kelurahan untuk menyelesaikan masalah kekerasan pada anak yang terjadi di masyarakat dengan berbagai isu dan situasi lokal dan menjadi inspirasi bagi dalam menentukan kebijakan perlindungan anak. Terima kasih dan penghargaan atas kerja keras seluruh pihak dalam penulisan buku ini. Semoga dengan hadirnya buku ini berkontribusi terwujudnya pemenuhan hak perlindungan anak di Indonesia.

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

ix

 

Kata pengantar  A 

nak-anak adalah masa depan. Mereka adalah titipan Allah pada ‘kita’ (kita mencakup ayah, ibu, keluarga dekat, guru-guru, dan manusia-manusia lain

 yang memiliki memiliki kedekat kedekatan an dengan dengan sang anak), untuk untuk diasuh sehingga mampu menemukan jati dirinya, mengasah potensi-potensinya, serta memperluas pilihan-pilihan terbaik atas masa depannya. Pada mereka, kita bisa berharap tentang kebaikan umat manusia dalam membangun kehidupan dan mengelola sumber-sumber daya bumi yang amat terbatas ini. Berpijak pada persepsi di atas, kecakapan kita memberi perlindungan dan pengasuhan pada anak-anak, disertai dengan penyediaan arenaarena pengembangan diri yang tepat agar anakanak memiliki banyak pilihan untuk mengasah dirinya menjadi amat penting. Kita melihat, cukup  banyak anak anak yang meraih prestasi prestasi dan dan mampu mengembangkan diri, karena mereka memiliki keluarga yang menyediakan rasa aman, nyaman, serta kesempatan yang cukup bagi anak-anak itu untuk memperkuat potensi dirinya. Sayangnya, tidak semua anak Indonesia memiliki ‘keberuntungan’ itu. Dalam perjalanan, kita menemukan bahwa cukup banyak anak-anak  yang terabaikan, terabaikan, disisih disisihkan, kan, bahkan bahkan di stigma sehingga mendapat perlakuan kekerasan dari orang-orang dewasa maupun sebayanya. Data Kementerian Sosial (2016) menyatakan  bahwa ada ada 4,1 juta juta anak telantar telantar dan sebagian sebagian dari dari mereka adalah anak-anak yang membutuhkan

x

BUKU PRAKTIK CERDAS

PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT  

perlindungan khusus, mencakup: (1)

dan bantuan sosial, penguatan penerimaan

anak dalam situasi darurat; (2) anak yang

sosial, dan kontribusi terhadap perbaikan

 berhadapan  berhada pan dengan dengan hukum; hukum; (3) anak dari dari

kebijakan-kebijakan di tingkat nasional

kelompok minoritas dan terisolasi; (4) anak

dan daerah. Anak, menjadi salah satu

 yang tereksplo tereksploitasi itasi secara secara ekonomi ekonomi atau

pilar di Program Peduli, terutama dengan

seksual; (5) anak yang diperdagangkan; (6) anak korban penyalahgunaan napza;

mengembangkan program untuk anak-anak rentan yang menjadi populasi tersembunyi,

(7) anak korban penculikan, penjualan dan

 yaitu anak anak yang dilacurk dilacurkan, an, anak yang

perdagangan; (8) anak korban kekerasan

menjalani pidana penjara, dan anak buruh

sik dan mental; (9) anak disabilitas; dan

migran.

(10) anak korban perlakuan salah dan penelantaran. Data anak telantar tersebut didapatkan

Berbagai cerita yang tertuang dalam  buku ini ini menggambark menggambarkan an situasi situasi yang dihadapi anak-anak rentan tersebut.

 belum melalu melaluii sensus sensus yang akurat. AnakAnak-

Bagaimana anak-anak rentan menjadi

anak yang dieksploitasi masih menjadi

korban, dipaksa menjalani hidup yang amat

populasi tersembunyi yang tidak tersentuh

keras, terhimpit dalam jeratan eksploitasi

oleh banyak pihak.

di berbagai sisi, mendapat stigma dari

Buku Praktik Cerdas Perlindungan

 berbagai  berbag ai kalangan kalangan bahkan bahkan sebaya sebaya mereka. mereka.

 Anak Terpadu Terpadu Berbasis Berbasis Masyaraka Masyarakatt ini

Himpitan itu bisa bermula di rumah mereka

 berusaha  berusa ha menangkap menangkap berbagai berbagai pengala pengalaman man

sendiri, maupun di lingkungan di mana

organisasi masyarakat sipil dan komunitas

mereka tinggal, sampai ke ranah sekolah.

kecil masyarakat di 16 daerah untuk

Rumah, sekolah, dan lingkungan

memberikan sentuhan bermakna bagi

tempat tinggal yang seharusnya menjadi

anak-anak yang tersisih. Kegiatan tersebut

ruang paling aman bagi anak, berubah

didukung melalui Program Peduli.

menjadi ‘ruang yang berbahaya’. Ketika

Program Peduli dirancang untuk

anak-anak itu berupaya mencari ruang

mengembangkan pembangunan yang lebih

 yang (ny)aman (ny)aman bersama bersama teman teman sebaya sebaya di

inklusif, dengan memberdayakan sejumlah

 jalan dan dan di tempat tempat ‘nongkrong ‘nongkrong’, ’, mereka mereka

kelompok terpinggirkan yang sering

 justru menghad menghadapi api risiko risiko lebih lebih besar, besar,

terlupakan dari sentuhan berbagai program

terperangkap dalam eksploitasi atau

pembangunan, melalui tiga strategi, yaitu peningkatan akses pada layanan publik

melakukan tindakan melawan hukum.

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

1

 

Dari sini cerita bergulir. Organisasi masyarakat sipil di lingkungan anak seperti itu mulai melakukan

kreatif dalam melakukan perlindungan kepada anak

‘intervensi’. Intervensi inilah yang kita sebut sebagai

 yang rentan. rentan. Kunci Kunci dari semua kreativit kreativitas as adalah adalah

praktik cerdas.

‘pengakuan’ terhadap anak yang dieksploitasi dan/

Dalam buku ini, Anda akan diajak untuk

atau dikucilkan. Wujudnya adalah identitas mereka

melihat variasi pendekatan yang dilakukan berbagai

diakui dan didata secara resmi, sehingga mereka

organisasi masyarakat sipil dan komunitas dalam

‘hadir’, tak lagi menjadi populasi tersembunyi.

membuka dan mengembangkan ‘ruang-ruang

Enam belas praktik cerdas ini bermaksud pula

aman’ bagi anak sebagai bentuk perlindungan

memberi gambaran bahwa tidak ada satu pakem

terhadap anak rentan. Bentuknya bisa beragam,

pendekatan yang bisa berhasil untuk berbagai isu

 berupa sanggar khusus atau rumah rumah tokoh tokoh

 yang dihadapi, dihadapi, seperti seperti halnya halnya tak ada obat obat yang

masyarakat/kader yang dijadikan tempat bertemu

 bisa menyembu menyembuhkan hkan segala segala jenis jenis penyakit. penyakit. CaraCara-

anak-anak, dengan kegiatan yang bervariasi seperti

cara kreatif melakukan perlindungan kepada anak

pelatihan, mengaji, berbagi cerita sambil bermain,

rentan sesuai dengan situasi yang berbeda di tiap

dan seterusnya.

lokasi, merupakan resep sukses dari keberhasilan

Hasilnya, anak-anak belajar berinteraksi dan mulai membangun relasi sosial dengan orang-

intervensi yang tergambar di buku ini.  Yang dibutuhk dibutuhkan, an, justru justru kebijakan kebijakan dan dan

orang lain, termasuk orang-orang yang selama ini

implementasi kebijakan yang ‘akomodatif’, yang

mengucilkan mereka. Pada gilirannya, pengucilan

mampu memberi peluang untuk Pemerintah Daerah

semakin berkurang dan semakin banyak orang di sekitar mereka yang memberikan perlindungan,

dan para-pihak berkreasi dalam mengembangkan program-program pemenuhan kebutuhan anak

terutama setelah mengenal dan sadar tentang

rentan atas perlindungan yang tepat sasar, sekaligus

situasi yang melingkupi anak-anak tersebut.

memungkinkan apresiasi untuk berbagai pihak

Kenapa intervensi tersebut dinamakan praktik cerdas? Karena bekerja dengan anak-anak rentan memang butuh kecerdasan. Kecerdasan melakukan

 yang mampu mampu mengembang mengembangkan kan inovasi-inov inovasi-inovasi asi  bermanfaat  bermanf aat langsung langsung bagi bagi anak-anak anak-anak rentan rentan ini. ini. Proses penulisan praktik-praktik cerdas ini

pengamatan dan membaca situasi, kecerdasan

tidak sederhana, dan memakan waktu yang cukup

menetapkan titik masuk dan berimprovisasi

panjang, setengah tahun. Ini dikarenakan penulis-

mengingat begitu kompleksnya masalah yang

penulis memang bukan orang yang berprofesi

dihadapi sang anak, serta kecerdasan menganalisis

sebagai penulis, namun berasal dari para praktisi

perkembangan dan memanfaatkannya untuk

 yang secara secara langsung langsung berinter berinteraksi aksi dengan dengan anakanak-

membuka pilihan-pilihan kehidupan lebih baik bagi

anak rentan.

sang anak. Sesuai dengan ‘bacaan’ atas situasi wilayah yang

2

kemampuan mengembangkan imajinasi, cara-cara

Dimulai dari gagasan yang dibahas bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan

 juga beragam, beragam, titik titik masuk masuk pun banyak banyak ragamnya. ragamnya.

Perlindungan Anak (KPPPA) yang dimatangkan

 Ada yang memula memulaii dengan dengan melakukan melakukan pendeka pendekatan tan

pada Desember 2017; kemudian dilanjutkan dengan

dan penyadaran pada beberapa tokoh dan kader-

pertemuan pertama dengan beberapa wakil dari

kader desa/kelurahan, ada yang memulai dengan

mitra payung Program Peduli di pertengahan

mendekati pembuat kebijakan (pendekatan

Februari 2018 untuk memperoleh gambaran

struktural), ada pula yang memulainya dengan

tentang apa saja inti sari yang akan dan perlu ditulis

 bekerja  bekerj a dan berdialo berdialog g dengan dengan anak-anak anak-anak rentan rentan

sekaligus menyepakati untuk apa penulisan ini

untuk mengembangkan rasa percaya diri mereka.

ditujukan; kemudian pertemuan pertama dengan

 Yang menjadi menjadi benang benang merah merah adalah adalah semua semua

seluruh tim penulis dari 16 daerah dalam rangka

 bentuk interve intervensi nsi dimulai dimulai dengan dengan pengamata pengamatan n

mematangkan mematangk an gagasan tentang apa-apa saja yang

 yang jeli jeli atas situasi situasi guna guna menemuke menemukenali nali titik titik masuk yang tepat dan kemudian diikuti dengan

akan dituangkan dalam tulisan, seperti apa bentuk penulisannya, sekaligus praktik penulisan draf

BUKU PRAKTIK CERDAS

PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT  

pertama pada Maret 2018; proses-proses proses-proses

Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

penulisan draf kedua, draf ketiga, disertai

(KemenkoPMK) atas dampingannya untuk

dengan asistensi via via  online online dan  dan tatap muka

Program Peduli.

oleh tim INSPIRIT-Inspirasi Tanpa Batas;

Ucapan terima kasih juga disampaikan

dan akhirnya pertemuan ketiga seluruh tim

untuk tim INSPIRIT, yang mengasuh

penulis di penghujung Juni 2018 dalam

seluruh proses penulisan praktik cerdas

rangka memnalkan tulisan sampai proses

dengan sabar, telaten, dan bernas.

layout -nya. -nya.

Tak kalah penting, terima kasih untuk

 Akhir kata, kata, ucapan terima kasih kasih kami kami

masyarakat Australia melalui Dep melalui Depart artmen mentt

untuk 22 orang tim penulis: Abdul Salim,

of Foreign Aars and Trade (DFAT) Trade (DFAT) yang

 Annisa Inayah, Inayah, Anwar Anwar Sholihin, Sholihin, Bambang Bambang

memberikan dukungan pendanaan untuk

 Y. Sundayana, Sundayana, Dewi Dewi Astri Astri Sudirman, Sudirman, Edi Edi

keseluruhan proses kerja pengembang pengembangan an

 Ariadi, Imelda Imelda Sulis Seda, Seda, Iwan Iwan Riswan, Riswan,

program-program perlindungan dan

Machrus, Nora Evriani, Odi Shalahuddin,

pemberdayaan anak rentan di berbagai

Rachmat Tauk Oemar, Rambu W.

 wilaya  wil ayah h sert serta a pend pendoku okumen mentas tasian ian dar darii prak praktik tik--

Lodang, Sirot Fajar, Sisilia, Suharti, Tatang,

praktik cerdas yang berkembang di wilayah-

 Veronica  Veronic a Purwaningsih,Y Purwaningsih,Yudi udi Supriadi, Supriadi,

 wilaya  wil ayah h itu. itu.

 Yuliyanti  Yuliyan ti Anggraeni, Anggraeni, Zuhro Zuhro Rosyidah, Rosyidah,

Menjadi harapan, bahwa variasi praktik

dan Zulkarnain; yang telah berjibaku

cerdas ini mampu memberikan inspirasi

selama berbulan-bulan menuangkan pengalamannya bekerja bersama anak-

kepada pemerintah dari berbagai level, tokoh-tokoh masyarakat, komunitas-

anak rentan yang disamarkan namanya

komunitas di wilayah lain, dan berbagai

dalam tulisan, dan memberikan analisis

institusi yang memiliki kepedulian terhadap

atas kekhasan program untuk anak yang

anak rentan, untuk mengembangkan

dilacurkan, anak menjalani pidana penjara,

pola pengasuhan dan perlindungan anak

dan anak buruh migran.

 berbasis  berbas is komunitas komunitas yang yang tepat sasar serta serta

Kami bangga bekerja bersama organisasi-organisasi masyarakat sipil ini,  yang telah telah menunjukka menunjukkan n kepiawaiannya kepiawaiannya

memberikan kemanfaatan langsung untuk masa depan anak-anak rentan. Mari jadikan anak-anak ini ‘hadir’,

untuk bekerja bersama anak-anak rentan,

mampu melepas jeratan masalah dan

sehingga menghasilkan manfaat nyata,

eksploitasi, melepas keterkungkungannya

 baik untuk untuk anak-anak anak-anak sendiri, sendiri, maupun maupun

dari situasi ‘bahaya’ yang secara terus

lingkungan sekitar anak tersebut.

menerus mereka hadapi, dan pada

Terima kasih pula untuk tim

gilirannya, memberi keberdayaan sehingga

Kementerian Pemberdayaan Perempuan

mereka mampu mengembangkan pilihan-

dan Perlindungan Anak (KPPPA),

pilihan terbaik untuk kehidupan dan

khususnya dari Deputi Bidang

penghidupan mereka ke depan.

Perlindungan Anak, yang turut memberi inspirasi untuk mengaitkan kerja-kerja Program Peduli sebagai contoh-contoh konkret Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM), serta memberi masukan-masukan dalam tiap tahapan penulisan. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Kementerian Koordinator Bidang

 Abdi Suryaningat Suryaningatii Team Leader Program Leader Program Peduli The Asia Foundation

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

3

 

Pendahuluan

Menyemai Inklusi Sosial Oleh Anwar Solihin, Nora Evriani, Odi Shalahuddin, Rachmat Tau󰁦ik Oemar, Veronica Purwaningsih, Yudi Supriadi

B

uku ini ditulis untuk berbagi pengalaman menafsirkan,

mengembangkan dan melaksanakan Program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) di

 berbagai  berba gai wilayah wilayah di Indones Indonesia. ia. Enam belas lembag lembaga a nonpemerintah menceritakan bagaimana mereka memulai, mengelola, berkolaborasi dan belajar melindungi anak-anak dan remaja yang rentan.  Apa itu Perlindun Perlindungan gan Anak? Anak? Perlind Perlindungan ungan  Anak adalah adalah segala segala upaya upaya untuk untuk mengurangi mengurangi risiko terhadap kesejahteraan anak secara holistik, menjadikan hak-hak anak nyata dalam kehidupan sehari-hari mereka, membangun kembali kehidupan yang bermartabat dan berpengharapan di mana kekerasan pernah terjadi, dan menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak yang positif. Perlindungan Anak bertujuan mencegah dan merespon kekerasan, eksploitasi dan pelecehan pada anak-anak — seperti eksploitasi seksual komersial, perdagangan orang, buruh anak dan pernikahan dini. Selain itu perlindungan anak

4

BUKU PRAKTIK CERDAS

PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT  

menjangkau anak-anak yang rentan seperti

 warga negara termasuk anak-ana anak-anak k negara — termasuk

 yang hidup hidup tanpa pengasu pengasuhan han orang orang tua,

dan remaja — merasa terlayani, terlibat

 yang menghadapi menghadapi masalah denga dengan n hukum

dan terlindungi. Setiap warga — tanpa

dan hidup di daerah konik.

terkecuali, seperti anak dan remaja rentan,

Pelanggaran hak-hak anak terjadi

anak dan remaja berkebutuhan khusus,

di berbagai daerah di Indonesia dan

anak dan remaja yang diperdagangkan,

 berlangsung  berlang sung secara secara masif, masif, kurang kurang diakui, diakui,

anak dan remaja yang telantar serta

dan kurang dilaporkan serta menjadi

 berbagai  berbag ai situasi situasi yang tidak tidak menguntu menguntunkan nkan

rintangan bagi keberlangsungan dan

anak dan remaja — harus merasa bernilai

tumbuh kembang anak, disamping juga

dan dianggap penting.

merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Buku ini menceritakan kegiatan

Pada Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan  Anak dinyatakan dinyatakan bahwa Negara Negara

perlindungan anak yang berkaitan dengan:

Kesatuan Republik Indonesia menjamin

(1) anak pekerja migran yang hidup tanpa

kesejahteraan tiap warga negaranya,

pengasuhan orang tua; (2) anak yang

termasuk perlindungan terhadap hak anak

 berhadapan  berhada pan dengan dengan hukum; hukum; dan dan (3) anak

 yang merupakan merupakan hak asasi asasi manusia. manusia.

 yang dilacurkan dilacurkan.. Ketigan Ketiganya ya menjadi menjadi fokus fokus

Selaras dengan jaminan negara di

utama Program Peduli Pilar Anak dan

muka, Program Peduli bekerja untuk

Remaja Rentan.

memastikan kelompok-kelompok anak yang

Program Peduli bertujuan mendorong pembangunan sosial yang inklusif. Proses pembangunan yang memastikan setiap

‘tak terlihat’ memperoleh perlindungan dan pemenuhan hak-haknya.

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

5  

 Anak Pek Pekerj erja a Migran su perlindungan anak pekerja migran (APM) di Indonesia belum menjadi perhatian  berbagai pihak, baik pemerintah maupun

I

lembaga-lembaga swadaya masyarakat. APM dianggap memiliki taraf hidup yang lebih baik karena kiriman uang dari orang tua mereka yang ya ng

 bekerja di luar daerah atau luar negeri. Kenyataannya, APM menghadapi banyak masalah seperti masalah pengasuhan, masalah pelayanan dasar, masalah kekerasan pada anak dan masalah eksploitasi sebagai pekerja anak, serta masalah pernikahan dini. Sebagai pekerja anak,  banyak APM bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga yang ditinggalkan orang tua mereka.  Anak-anak yang ditinggalkan orang tuanya menjadi pekerja migran biasanya diasuh dan dititipkan kepada keluarga pengganti (kakek, nenek, paman, bibi, atau salah satu orang tua ayah atau ibunya, bahkan tetangganya yang juga punya anak). Keluarga pengganti umumnya umumnya keluarga miskin dan tidak mampu memberikan perlindungan anak yang memadai.  APM juga banyak mengalami perundungan. Mereka sering dirundung sebagai anak sebagai anak oleh-oleh,

Kebanyakan anak pekerja migran yang diasuh oleh orang tua pengganti sangat sulit memperoleh pelayanan dasar.

anak gendongan, anak unta, anak rerumputan, anak Pakistan, anak Arab dan anak Hongkong.

Peduli Pilar Anak dan Remaja Rentan berinisiatif

Perundungan pada APM menjadikan banyak APM

mengembangkan Program Perlindungan APM

tidak percaya diri, terasing, terabaikan dan sulit

 bersama berbagai mitra di Jawa Barat, Jawa

mengakses pelayanan dasar seperti akta kelahiran,

Timur, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara

pendidikan dan kesehatan.

Timur.

Sampai saat ini, pemerintah dan pemerintah

Saat ini, LPKP telah bekerja bekerja dengan 6

daerah belum memiliki kebijakan dan regulasi

mitra (Lembaga Pusat Pelayanan Terpadu

untuk melindungi APM. Walaupun Pemerintah

Pemberdayaan Perempuan dan Anak Malang,

sudah menerbitkan Undang-Undang No. 18

Tanoker Jember, Yakin Tasikmalaya, Santai

Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran

Lombok, YPK Donders Sumba Barat Daya, Yasalti

Indonesia, akan tetapi belum ada pasal-pasal yang

Sumba Timur) dan telah menjangkau 3.336 APM,

memuat tentang perlindungan bagi APM.

 bekerja di 22 desa dan kelurahan, 7 kabupaten dan

Kondisi-kondisi di muka tentunya tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan dan Pembangunan (LPKP) Jawa Timur sebagai mitra payung Program

BUKU PRAKTIK CERDAS

4 provinsi. Sampai Desember 2017, LPKP menemukan 872 APM membutuhkan layanan identitas, 1.032  APM membutuhkan akses pada bantuan sosial dan

6

PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

layanan publik, 1.623 APM hidup dalam

pengalaman bagaimana memperkuat

pengasuhan ibunya, 584 APM dalam

Laskar Peduli APM di tingkat desa.

pengasuhan ayah dan 605 APM hidup

Laskar ini menjadi lembaga koordinasi di

dalam pengasuhan neneknya. APM yang

tingkat desa yang berjuang melindungi dan

diasuh oleh orang tua pengganti sangat

memenuhi hak-hak APM.

sulit memperoleh memperoleh pelayanan dasar. LPKP

DONDERS bercerita tentang

 juga menemukan lebih kurang 16 APM

partisipasi masyarakat yang cukup besar

menjadi korban kekerasan.

untuk membangun “Umma Pande”.

Berdasarkan data-data APM di setiap

“Umma Pande” adalah arena bagi anak-

daerah, maka mitra melakukan proses intervensi program yang berbeda-beda. Pada buku ini, setiap mitra menuliskan satu pengalaman yang mewakili apa yang sedang dikerjakan di wilayah mereka. TANOKER Jember menulis pengalaman bagaimana pengasuhan  bersama yang berkualitas menjamin tumbuh kembang APM yang positif. Kader-kader APM berhasil menjadi leader leader  

Sampai saat ini, pemerintah dan pemerintah daerah belum memiliki kebijakan dan regulasi untuk melindungi Anak Pekerja Migran

 bagi anak dan remaja di desanya. SANTAI Lombok menceritakan

anak dan warga desa untuk belajar,

 bagaimana pendekatan yang berbasis data

 berdiskusi dan membicarakan masalah-

tentang kondisi APM berhasil menggugah

masalah desa-termasuk penangangan

 Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat

 APM. “Umma Pande” melahirkan banyak

mengeluarkan regulasi agar semua

gagasan cemerlang seperti perlindungan

kabupaten dan kota mengalokasikan

 APM, pemenuhan hak APM, pelatihan

anggaran Dana Desa untuk perlindungan

keterampilan dan pengembangan

 APM.

pertanian organik.

LP3TP2A Malang menceritakan

Selama dua tahun terakhir, berbagai

keresahan pengurus pemerintah desa

kegiatan yang dilakukan 6 mitra

pada perlindungan APM di desanya.

membuahkan hasil yang menggembirakan.

Pengurus pemerintah desa bersama tokoh

Hasil-hasil yang telah dirasakan sampai

masyarakat lainnya bahu-membahu

saat ini (1) meningkatnya kesadaran

mendampingi dan membantu mengatasi

keluarga tentang pentingnya pengasuhan

masalah-masalah yang dihadapi APM.

dan perlindungan bagi APM (2)

 YAKIN Tasikmalaya menulis

tumbuhnya kesadaran tokoh masyarakat

 bagaimana bekerja di desa-desa yang

dan warga desa untuk peduli pada hak

dominan dipimpin oleh tokoh-tokoh

 APM dan (3) meningkatnya partisipasi

agama. Semula tokoh agama setempat

pemerintah daerah melindungi dan

menolak dan tidak peduli dengan APM,

memenuhi hak APM melalui regulasi

setelah memperoleh data dan kondisi

daerah.

 APM, secara sukarela seorang tokoh agama

Keberhasilan melindungi dan

 berjuang memenuhi hak-hak APM serta

memenuhi hak APM di muka, memberikan

memastikan pemerintah desa membantu

harapan bagaimana praktik cerdas ini

mengurus akta kelahiran APM.  YASALTI Sumba Timur menulis

direplikasi di berbagai desa dan kabupaten di Indonesia.

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

 Anak yang yang Berhadapan dengan Hukum

 berpikirr penghukuman  berpiki penghukuman melaink melainkan an pemulihan pemulihan pada pada kondisi semula. Pijakan dari UU SPPA adalah Konvensi Hak  Anak secara secara khusus khusus diatur diatur dalam dalam pasal 37 dan pasal 40. Pasal 37 terkait dengan isu pencabutan kebebasan.. Upaya pencabutan kebebasan harus kebebasan

nak adalah salah satu kelompok paling

 A 

dijadikan upaya terakhir dalam waktu sesingkat

rentan dan paling sering menjadi korban

mungkin, sedangkan Pasal 40 KHA terkait dengan

dari lingkungan sekitar yang tidak ramah

persoalan administrasi peradilan anak.

anak. Pada saat anak melakukan tindak pidana atau

Secara garis besar Pasal 37 menjelaskan tentang

 berkonik  berkon ik dengan dengan hukum, hukum, maka maka disebut disebut Anak Anak yang

 ABH sebagai sebagai pelaku pelaku harus harus diperlakuka diperlakukan n secara

Berhadapan dengan Hukum (ABH).

manusiawi. Penyiksaan, perlakuan-penghukuman

Menurut Badan PBB untuk anak-anak, UNICEF, jumlah ABH di Indonesia cenderung

 yang kejam, kejam, hukuman hukuman mati, mati, pemenjaraan pemenjaraan seumur seumur hidup, tidak dapat diterapkan kepada anak.

meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2000,

 Anak yang yang menjadi menjadi pelaku pelaku tindak tindak pidana pidana

terdapat 11.344 anak yang disangka sebagai pelaku

harus ditempatkan terpisah dari narapidana

tindak pidana, dan sebagian besar dari anak-

dewasa kecuali penempatannya itu dianggap demi

anak itu ditahan. Dari data Balai Pemasyarakatan

kepentingan anak, atau belum tersedia fasilitas

(Bapas), tahun 2004- 2005 sekitar 4.277 anak

LPKA. Namun demikian, penempatan anak di

 berusia di bawah  berusia bawah 16 tahun tahun menjalani menjalani proses proses pengadilan, sekitar 13.242 anak berusia 16-18 tahun

Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak mendapa mendapatkan tkan bantuan hukum dan bantuan lainnya

dipenjara. Selanjutnya, menurut data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, hingga bulan Juli 2010, jumlah anak yang memiliki masalah hukum sebanyak 6.273 orang anak, sedangkan, 3.197 anak di antaranya telah berstatus narapidana. Kebijakan memasukan anak ke penjara otomatis menciptakan stigma ABH sebagai anak nakal dan

LP Dewasa tetap harus menjamin hak untuk

 jahat. ABH ABH dipandang dipandang sebagai sebagai anak-anak anak-anak berbahaya berbahaya

mempertahankan kontak dengan keluarga dan

 yang bisa bisa menciptakan menciptakan hal-hal hal-hal buruk buruk di di lingkungan lingkungan

mendapatkan bantuan hukum.

masyarakat. Cara berpikir ini memberikan peluang yang

Pasal 16 yang menyatakan bahwa setiap anak  berhak mempero memperoleh leh perlindun perlindungan gan dari dari sasaran

 besar bagi bagi penegak penegak hukum hukum untuk untuk menangkap, menangkap,

penganiayaan, penyiksaan, atau penjatuhan

menahan dan menghukum penjara terhadap anak.

hukuman yang tidak manusiawi.

Tindakan ini bukan kabar baik buat masa depan  ABH. Penting diingat diingat,, anak itu berbe berbeda da dengan dengan orang dewasa. Anak-anak masih belum matang  baik secara secara pikiran, pikiran, hati dan jiwa. jiwa. Untuk mengatasi kerentanan di muka, pemerintah telah menerbitkan UU No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA)

Setiap anak berhak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum. Penangkapan, penahanan, atau tindak pidana penjara bagi anak hanya dilakukan apabila sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir. Pasal 17 menyatakan bahwa setiap anak

untuk menggantikan UU No. 3 Tahun 1997 tentang

 yang dirampas dirampas kebebas kebebasannya annya berhak berhak untuk: untuk: a)

Pengadilan Anak. UU SPPA menganut pendekatan restorative justice. justice. Pendekatan ini tidak lagi

mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan penempatannya dipisahkan dari orang dewasa;

BUKU PRAKTIK CERDAS

7

8

PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

 b) memperoleh bantuan hukum hukum atau atau memperoleh bantuan

PBB tentang Hak- hak Anak (United (United

 bantuan lainnya secara efektif efektif dalam setiap setiap

 Nations Conven Convention tion on on the Rights Rights of of the

tahapan upaya hukum yang berlaku; dan c)

Child , UNCRC) atau Konvensi Hak Anak.

membela diri dan memperoleh keadilan di

dan UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang

depan pengadilan anak yang objektif dan

Perlindungan Anak. UU no 11 tentang

tidak memihak dalam sidang tertutup untuk

SPPA 2012 UU SPPA mendenisikan anak

umum.

di bawah umur sebagai anak yang telah

Setiap anak yang menjadi korban

 berumurr 12 tahun  berumu tahun tetapi belum berumu berumurr

atau pelaku kekerasan seksual atau yang

18 tahun. UU SPPA membedakan anak

 berhadapan  berhada pan dengan dengan hukum hukum berhak berhak

 yang terlibat terlibat dalam dalam suatu suatu tindak tindak pidana pidana

dirahasiakan.

dalam tiga kategori: (1) Anak yang menjadi

Sementara itu pada pasal 18 dinyatakan

pelaku tindak pidana; (2) Anak yang

 bahwa, “Setiap “Setiap anak anak yang menjadi

menjadi korban tindak pidana; dan (3)

korban atau pelaku tindak pidana berhak

 Anak yang yang menjadi menjadi saksi saksi tindak pidana.

mendapatkan bantuan hukum dan bantuan lainnya”. Sebagai langkah lanjutan, pada bulan

Pada UU SPPA, pertanggung jawaban pidana direvisi menjadi berusia 12-18 tahun tanpa tambahan frasa “dan belum

JuIi 2012, pemerintah Indonesia telah

menikah”. Sebutan Rutan dan Lapas Anak

mengesahkan UU No. 11 Tahun 2012

pun diganti menjadi LPAS (Lembaga

tentang Sistem Peradilan Pidana Anak

Penempatan Anak Sementara), LPKA

(UU SPPA) menggantikan UU No.3 Tahun

(Lembaga Pembinaan Khusus Anak),

1997 tentang Pengadilan Anak yang dianggap belum sinkron dengan Konvensi

maupun LPKS (Lembaga Penyelenggara Kesejahteraan Sosial). Undang-undang

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

 baru ini mensyaratkan kan pelatihan pelatihan terpadu terpadu bagi bagi ini juga mensyarat para penyelenggara SPPA. Undang-undang juga mengatur sanksi pidana dan administratif bagi penyelenggara SPPA yang tidak mengikuti aturan, misalnya lalai memberikan bantuan hukum bagi  ABH pelaku. pelaku. UU ini diperkuat dengan terbitnya Peraturan

P

ada tahap awal Program Perlindungan ABH, PKBI melakukan kunjungan ke mitra-mitra kerja di seluruh lokasi program. Kunjungan

dilakukan untuk mendiskusikan bagaimana melaksanakan SPPA di Lapas Anak. Pertemuan menggunakan menggunakan pendekatan TOC (Theory of Change) dan Change) dan dalam bentuk lokakarya

Presiden RI Nomor 75 tahun 2015 Tentang Rencana

sehari serta melibatkan berbagai pihak yang

 Aksi Nasional Nasional Hak Hak Asasi Asasi Manusia Manusia (RANHAM) (RANHAM)

 berkepentinga  berkep entingan n dengan dengan Program Program Perlindung Perlindungan an

Indonesia Tahun 2015-2019 yang didalamnya

 ABH dalam dalam kerangka kerangka SPPA. SPPA.

terdapat strategi untuk pemenuham HAM bagi  ABH.

S

ebelum penerbitan UU SPPA pada 2012, situasi Lapas Anak tidak berbeda dengan Lapas Dewasa. Anak-anak dimasukan ke

dalam Lapas berdasarkan jenis kelamin tapi tidak orientasi seksualnya. Akibatnya kekerasan dan

Orientasi Program Anak Orientasi yang Mengalami Pidana Penjara di Lapas dan LPKA menitikberatkan menitikberatkan

pelecehan seksual pada ABH sering terjadi.  Anak Lapas Lapas pasti dikelu dikeluarkan arkan dari dari sekolah sekolah asal. Tidak semua Lapas memberikan layanan pendidikan yang memadai baik berupa ketrampilan  vokasional  vokasio nal maupun maupun pendidikan pendidikan paket A/B/C. A/B/C. Pelayan kesehatan Lapas Anak sangat terbatas, sulit memperoleh obat sesuai dengan resep dokter,

pada penerimaan sosial keluarga, kelompok masyarakat dan parapihak yang berkepentingan

tenaga medis tidak selalu berada di Lapas dan mekanisme layakan rujukan pada situasi darurat  juga belum belum ada. ada. Program layanan reintegrasi sosial tidak ada.

Pertemuan pertama ini bertujuan menemukenali masalah-masalah di lapangan,

Persiapan reintegrasi tidak memadai sehingga ABH

merumuskan strategi intervensi dan membuat data

sulit beradaptasi saat bebas dari hukuman.

dasar situasi yang ada (ABH, Lapas dan pemangku

Pada sisi pemenuhan hak anak, ABH mengalami penyiksaan bagi yang dinilai

kepentingan lainnya). Pertemuan TOC di berbagai kota pada 2014

 bersalah.  bersal ah. Untuk menimbu menimbulkan lkan efek efek jera, jera, Lapas

menghasilkan beberapa hal penting seperti: (1)

lebih cenderung mengedepankan keamanan

mitra dan para pihak optimis mencapai perubahan

dibandingkan pembinaan.

 yang disepakati; disepakati; (2) perubahan perubahan bisa bisa dimulai dimulai dari

Banyak keluarga juga mengabaikan hak-hak

aktor yang sudah terpetakan, baik dari pihak

 ABH, karena karena ABH ABH dianggap dianggap aib keluarg keluarga. a. Jam

pemerintah atau pihak lain; (3) perubahan terjadi

kunjungan yang relatif singkat juga mengakibatkan

sesuai dengan kebutuhan penerima manfaat; dan

hubungan ABH dan keluarga juga tidak sempurna.

(4) perubahan bisa diukur baik pada proses maupun

Pada sisi kebijakan, batas usia pertanggung  jawaban pidana 8 tahun mengakib mengakibatkan atkan

hasil akhir. PKBI bersama mitra kerja mengembangkan

kebanyakan hakim cenderung memilih memberikan

 beberapa  bebera pa strategi strategi program program implementas implementasii UU

keputusan penjara dibandingkan keputusan lain.

SPPA sebagai berikut: (1) pembentukan jaringan kerja nasional; (2) penguatan kapasitas mitra; (3) pengembangan prol ABH; (4) pengembangan

BUKU PRAKTIK CERDAS

9

10

PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

Seorang anak yang menjalani masa pidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Curup Bengkulu

kerangka kerja advokasi; (5) pengembangan

 AMPP terl terlibat ibat dal dalam am kegia kegiatan tan Foru Forum m

kerangka kerja forum di tingkat daerah; dan

 Anak dan berk berkontr ontribus ibusii pada pada perumu perumusan san

(6) pengembangan sistem dukungan dan

kebijakan perlindingan anak di daerah

manajemen.

mereka masing-masing.

Setelah tiga tahun bekerja

 PKBI dan mitra fokus pada empat

 berkolaborasi  berkol aborasi,, berikut berikut adalah beber beberapa apa

perubahan penting yakni penerimaan sosial dan

perubahan penting yang telah dihasilkan.

partisipasi masyarakat, akses pelayanan publik,

Orientasi Program AMPP (Anak yang

penegakan hak asasi manusia dan peningkatan

Menjalani Pidana Penjara) di Lapas dan

peran pemerintah. Fokus pada empat

LPKA menitikberatkan pada penerimaan

perubahan penting menghasilkan perubahan

sosial keluarga, kelompok masyarakat dan

di tingkat individu, tingkat organisasi dan di

parapihak yang berkepenting berkepentingan. an. AMPP

tingkat kebijakan serta regulasi.

dipersiapkan kembali ke masyarkat melalui

Penguatan jejaring kerja

 berbag  ber bagai ai keg kegiat iatan an di lua luarr LPKA LPKA/L /Lapa apas/R s/Ruta utan. n.

menciptakan kerja-kerja kolaborasi untuk

Semisal, AMPP LPKA Palembang mengikuti

mengoptimalkan penanganan AMPP di lima

pertandingan pencak silat Abas Akbar Cup

LPKA. Penguatan ini memastikan dukungan

di SMA Muhammadiyah Palembang. AMPP

 yang leb lebih ih sist sistemi emik k berk berkena enaan an den dengan gan

memperoleh medali dari kegiatan ini.

sumber daya manusia dan anggaran.

 AMPP meng mengikut ikutii berbag berbagai ai kegia kegiatan tan  bermanfa  berm anfaat at untuk untuk men mengisi gisi wakt waktu u luang luang sesuai minat dan bakat. Kegiatan ini menciptakan rasa percaya diri dan keberanian berbicara dengan banyak pihak.

Dalam buku ini, dipaparkan bagaimana hasil-hasil di muka bisa terjadi. LPKA Kelas II Jakarta. Jakarta. PKBI Jakarta melakukan pendekatan sebaya untuk melakukan kegiatan bersama

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

untuk memberikan dukungan psikososial, konseling dan bakat minat AMPP di LPKA. Semua kegiatan melibatkan relawan sebaya yang sudah mendapatkan pelatihan. Saat ini anak-anak di LPKA Jakarta bisa kembali menata hidupnya, merencanakan apa yang dicita-citakan setelah lulus dari LPKA. LPKA Kelas I Blitar. Blitar. LPA Jawa Timur menjaga semangat dan harapan AMPP di LPKA. Dengan berbagai bentuk kegiatan kreatif, AMPP dibangkitkan harapan dan impiannya melalui pembentukan Forum Anak LPKA. LPKA Kelas II A Bandung. Bandung. PKBI Jawa Barat mengembangkan model Forum Keluarga untuk mempererat hubungan antara anak dengan keluarga. Kunjungan keluarga yang lebih sering menguatkan kepercayaan diri anak. Forum Keluarga mempercepat proses reintegrasi di tengah masyarakat. Selain itu PKBI Jawa Barat melakukan advokasi ke berbagai dinas untuk pemenuhan hak  AMPP. LPKA Kelas I Palembang. Palembang. Penjara berkesan keras, tertutup dan hanya urusan Kementerian Hukum dan HAM. PKBI Sumatera Selatan  bersama  bers ama LPKA Pale Palemban mbang g mengu mengubah bah penj penjara ara yang menyeramkan menjadi arena ramah anak. Konsep LPKA Ramah Anak menjadi semua pihak yang  berkepen  berk epenting tingan an terlib terlibat at aktif aktif sesu sesuai ai tugas tugas poko pokok k masing-masing. masing-mas ing. Pada 2017, LPKA Palembang Palembang terpilih menjadi LPKA Ramah Anak Terbaik di tingkat Nasional. Lapas Kelas IIA Curup, Bengkulu. PKBI

 Anak yang Dilacurkan

 A 

nak yang dilacurkan adalah salah satu

 bentuk  bentu k eksploitasi eksploitasi seksual seksual terhadap anak. Keberadaannya diyakini telah menyebar di

 berbagai  berbag ai wilayah, wilayah, tidak terbatas di daerah daerah perkotaan perkotaan

Bengkulu membangun keterlibatan semua pihak

namun juga sudah ditemukan di daerah pedesaan.

mulai dari organisasi perangkat daerah, organisasi

Keberadaannya diketahui, kendati bersifat

masyarakat sipil, perguruan tinggi, dunia usaha dan

tersembunyi. Seberapa besar jumlah anak-anak

media untuk merumuskan tanggung jawab masing-

 yang dilacurkan dilacurkan,, tampaknya tampaknya belum belum tersedia tersedia data data

masing pihak dalam perlindungan AMPP di Lapas.

dan informasi yang memadai.

Kolaborasi berbagai pihak ini akhirnya memperoleh

 Anak yang dila dilacurk curkan an dike dikelomp lompokk okkan an sebag sebagai ai

pengesahan dari pemerintah daerah dengan

 bentuk  bent uk peke pekerjaan rjaan terb terburuk uruk bagi anak (Kon (Konvens vensii ILO ILO

terbitnya Surat Keputusan Kepala Daerah tentang

182) yang harus dihapuskan. Konvensi Hak Anak

Penanganan Anak yang Berhadapan dengan Hukun

memberikan jaminan agar anak-anak terlindungi

di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.

dari semua bentuk eksploitasi dan penyalahgunaan

Lima praktik cerdas berkenaan dengan

seks, di antaranya penggunaan anak-anak dalam

penanganan dan perlindungan bagi ABH bisa

pelacuran atau praktek-praktek seksual lainnya

menjadi inspirasi untuk direplikasi di berbagai daerah di Indonesia.

 yang tida tidak k sah sah (pasal (pasal 34). Ins Instrum trumen en penti penting ng adala adalah h diadopsinya Protokol Tambahan Konvensi Hak Anak

BUKU PRAKTIK CERDAS

11

12

PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

menjadi ESA (Eksploitasi Seksual Anak).  Ada lima lima bentuk bentuk ESA, selain tiga bentuk bentuk  yang disebutk disebutkan an di atas, atas, bertambah bertambah dengan dengan pariwisata seks anak dan perkawinan anak. Salah satu dari agenda aksi Kongres Dunia I adalah setiap negara harus memiliki Rencana Aksi Nasional (RAN). Indonesia sebagai salah satu peserta yang aktif mengikuti kongres tersebut telah berhasil memenuhi ketentuan ini melalui Keputusan Presiden Nomor 87 tahun 2002 tentang

Konvensi Hak Anak memberikan jaminan agar anak-anak terlindungi dari semua bentuk eksploitasi dan penyalahgunaan seks tentang Penjualan Anak, Prostitusi Anak dan

Rencana Aksi Nasional Penghapusan

Pornogra Anak yang telah diratikasi oleh

Eksploitasi Seksual Komersial Terhadap

Indonesia melalui Undang-Undang Nomor

 Anak. Pada Pada periode periode berikutnya, berikutnya, RAN RAN ini

10 Tahun 2012.

digabungkan dengan RAN Tracking, yakni

Isu pelacuran anak mulai mendapat

melalui Peraturan Menteri Koordinator

perhatian serius di tingkat internasional

Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 25/

sejak awal tahun 1990-an dengan adanya

KEP/MENKO/KESRA/IX/2009 tentang

kampanye dari ECPAT, khususnya yang

Rencana Aksi Nasional Pemberantasan

terkait dengan pariwisata seks. Gerakan

Tindak Pidana Perdagangan Orang

global dimulai pada tahun 1996 dengan

(PTPPO) dan Eksploitasi Seksual Anak

diselenggarakannya Kongres Dunia

(ESA) 2009-2014. Periode berikutnya

Menentang Eksploitasi Seksual Komersial

hanya tersedia RAN PTPPO periode 2015-

Terhadap Anak (ESKA) yang menghasilkan

2019.

deklarasi dan agenda aksi. Pelacuran

Setidaknya dalam lima tahun

anak menjadi salah satu bentuk ESKA,

terakhir, tampaknya intervensi untuk

dan bentuk lainnya adalah perdagangan

pencegahan dan penanganan anak yang

anak untuk tujuan seksual dan pornogra

dilacurkan sebagai salah satu bentuk ESA,

anak. Kongres Dunia I yang berlangsung di

sangat minim; baik yang dilakukan oleh

Stockholm disusul dengan Kongres Dunia

pemerintah maupun organisasi masyarakat

ke II (2001) di Yokohama dan Kongres

sipil. Sedangkan, kendati belum diketahui

Dunia ke III (2008) di Rio de Janeiro. Pada Kongres Dunia III, istilah ESKA diubah

 besaran perkira perkiraan an jumlahnya, jumlahnya, diyakini diyakini  jumlah anak anak yang dilacur dilacurkan kan semakin semakin

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

meningkat. Terlebih dengan tingginya penggunaan

Isu anak yang dilacurkan secara umum masih

gawai yang membuka ruang atau pola baru yang

dinilai sebagai sesuatu yang dapat mempermalukan

disebut “prostitusi online online”. ”.

suatu wilayah . Dalam pengalaman SEMAK, seorang

Dari minimnya intervensi, salah satu upaya

tokoh desa melakukan penolakan atas rencana

telah dilakukan oleh Program Peduli dengan tajuk

program yang akan dilakukan di wilayahnya dan

“Inklusi Sosial bagi Kelompok Rentan”, yang

meminta SEMAK mencari wilayah lain.

memasukkan anak yang dilacurkan sebagai salah

Saat lima lembaga menjelaskan persoalan anak

satu penerima manfaat utama. Program yang secara

 yang dilacurkan dilacurkan,, masyarakat masyarakat segera segera menanggapi menanggapi

efektif telah dimulai sejak Januari 2015 dan masih

 bahwa di wilayahn wilayahnya ya tidak ada anak anak seperti seperti itu.

 berlangsung  berlan gsung hingga saat ini terdapat terdapat di lima wilayah

Identikasi persoalan anak baik yang dilakukan

 yang melibatka melibatkan n lima Organisa Organisasi si Non Pemerint Pemerintah, ah,

dalam pertemuan ataupun melibatkan masyarakat

 yakni di Bandar Lampung Lampung (CCC), Makassar Makassar

dalam melakukan pengamatan di wilayahnya, membuka kesadaran bahwa persoalan tersebut

Komunitas atau masyarakat di seputar tempat tinggal anak dapat menjadi benteng yang kuat untuk menghindari anak-anak menjadi korban berbagai bentuk kekerasan dan eksploit eksploitasi

memang dihadapi oleh mereka. Melalui pendekatan dan dialog-dialog dengan masyarakat, mulai tumbuh perhatian yang diwujudkan dengan keterlibatan dalam perlindungan anak. Komunitas atau masyarakat di seputar tempat tinggal anak dapat menjadi benteng yang kuat untuk menghindari anak-anak menjadi korban  berbagai  berb agai ben bentuk tuk keke kekerasa rasan n dan dan eksplo eksploitas itasi. i. Merek Mereka a  juga dapa dapatt berper berperan an meres merespon pon kasu kasus-ka s-kasus sus yang muncul dan terlibat dalam upaya pemulihan dan reintegrasi sosial. Lima lembaga mengorganisir masyarakat ke dalam organisasi perlindungan anak dengan nama Komite Perlindungan Masyarakat

(YKPM), Surabaya (YHS), Bandung (KAP) dan

(KPM), yang sejalan dengan program Kementerian

Garut (SEMAK), yang dikoordinasikan oleh Yayasan

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Sekretariat Anak Merdeka Indonesia (SAMIN).

 Anak yait yaitu u Geraka Gerakan n Perlin Perlindun dungan gan Anak Terp Terpadu adu

Program ini diarahkan sebagai upaya

Berbasis Masyarakat (PATBM). Melalui organisasi-

pencegahan, penanganan dan pemulihan bagi anak-

organisasi ini bertumbuhan kader-kader atau tokoh

anak yang dilacurkan, mendorong tersedianya akses

pembaharu yang memainkan peranan penting dalam

layanan dan bantuan sosial dan mendorong adanya

mempromosikan perlindungan anak di wilayahnya.

kebijakan baik di tingkat desa/kelurahan maupun di

Program ini juga mendorong keterlibatan

tingkat kota/kabupaten guna mewujudkan ‘inklusi

 berbagai  berbag ai pihak, seperti Organis Organisasi asi Pemerintah Pemerintah

sosial’.

Daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan

Pengasuhan menjadi fokus dalam pelaksanaan

lembaga-lembaga layanan, yang dikoordinasikan

program ini. Penyadaran tanggung jawab

melalui pertemuan-pertemuan rutin kelompok

pengasuhan tidak terbatas pada orang tua/

kerja untuk memperbarui situasi dan pembahasan

keluarga melainkan juga bagi orang dewasa di

 berbagai  berbag ai persoalan persoalan yang yang muncul muncul terutama terutama dalam dalam

mana anak berada, seperti di komunitas, sekolah,

membuka akses layanan anak. Salin itu, didorong

dan lembaga layanan. Identikasi aktor-aktor yang

lahirnya kebijakan-kebijakan yang berpihak pada

diharapkan dapat berperan dalam perlindungan

kepentingan terbaik anak.

anak merupakan tahapan penting untuk mengembangkan strategi dan pendekatan yang tepat.

Kebebasan masing-masing organisasi untuk mengembangkan strategi dan pendekatan yang didasarkan pada situasi dan kondisi masing-

13

14

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

masing wilayah telah memperkaya praktik

kantong kaum marginal, dengan situasi

pelaksanaan program. Hal ini tergambarkan

dan kondisi anak-anak yang sangat rentan

dalam tulisan yang terhimpun dalam bagian

terjebak dengan obat-obatan, kekerasan

ini.

dan eksploitasi seksual, termasuk prostitusi. Children Crisis Centre (CCC) Centre (CCC) Bandar

Melalui pengalaman dari dua tokoh

Lampung memusatkan kegiatannya di

pembaharu dari organisasi yang menjadi

dua lokalisasi. Sebelum Program Peduli,

gerakan PATBM guna membangun

organisasi ini pernah berkegiatan di

perubahan situasi, pembelajaran

dua tempat tersebut. Keberhasilan yang

 yang dipetik dipetik adalah adalah kesunggu kesungguhan han dan

diangkat dalam tulisannya aadalah cara

kemampuan dalam menghadapi tantangan,

mengorganisir masyarakat ke dalam

menciptakan ruang-ruang aman bagi anak,

satu wadah yang berperan aktif dalam

dan memanfaatkan pertemuan-pertemuan

mempromosikan perlindungan anak.

untuk mempromosikan perlindungan anak.

Melalui organisasi yang diberi nama Komite

 YKPM juga juga berperan berperan mendorong mendorong lahirnya lahirnya

Pendidikan Masyarakat (KPM) yang sejalan

Peraturan Daerah tentang Perlindungan

dengan Gerakan Perlindungan Anak

 Anak di kota Makassar. Makassar.

Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM),

 Yayasan Hotline Surab Surabaya aya (YHS)

muncul kader-kader yang menjadi tokoh

Surabaya memfokuskan kegiatannya

pembaharu yang berperan tidak hanya di

di sekolah-sekolah guna melakukan

tingkat komunitas, tetapi juga di tingkat

pencegahan dan merespon jika terjadi

 yang lebih lebih luas di kecamatan kecamatan ataupun ataupun kota/ kota/

kasus-kasus anak. Mereka berhasil

kabupaten.

melibatkan para guru, khususnya guru

 Yayasan Pengkaj Pengkajian ian Pengembang Pengembangan an

Bimbingan dan Konseling (BK) sebagai

Masyarakat (YKPM) Makassar memusatkan

tokoh pembaharu yang memberikan

kegiatannya di lorong-lorong yang dikenal sebagai kawasan padat dan menjadi

perhatian memadai kepada anak-anak secara aktif termasuk melakukan kunjungan

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

dan dialog ke rumah-rumah muridnya. Konfederasi Anti Pemiskinan (KAP) Indonesia

 Yayasan Solidar Solidaritas itas Masyarakat Masyarakat Anak Anak (SEMAK) (SEMAK)  yang bekerja bekerja di di Kabupaten Kabupaten Garut Garut memusatkan memusatkan

di Bandung memilih tiga kecamatan yang

kegiatannya di tiga desa. Ini merupakan hal yang

dinilai menjadi basis tempat tinggal anak-anak

menarik mengingat selama ini perhatian banyak

 yang dilacurkan dilacurkan dan anak-anak anak-anak rentan. rentan. Untuk Untuk

pihak terhadap persoalan prostitusi anak adalah

memperkenalkan persoalan anak yang dilacurkan

di wilayah-wilayah perkotaan. Digambarkan

di wilayah ini, berdasarkan hasil pemetaan masalah

keberadaan anak-anak yang dilacurkan melakukan

 bersama  bersam a masyarakat, masyarakat, mereka mereka mengguna menggunakan kan isu

kegiatan tidak jauh dari tempat tinggal mereka.

kehamilan tidak dikehendaki (KTD) sebagai pintu

Pada awalnya, tokoh-tokoh pemerintahan desa

masuk dialog yang lebih intens dengan masyarakat.

menolak kehadiran SEMAK dan menganggap

Basis gerakan PATBM yang diberi nama Forum

 bahwa di wilayah mereka tidak ada ada persoalan persoalan

Komunikasi Peduli Anak (FKPA) telah melahirkan

prostitusi anak. Namun, melalui kegiatan bersama

tokoh pembaharu yang berperan di dalam

para ibu, yang juga mengidentikasi persoalan-

pendampingan anak, promosi perlindungan anak,

persoalan anak di desa mereka, ditemukan adanya

dan juga bersama KAP Indonesia membangun

anak-anak yang terjebak di dunia prostitusi. Melalui

komunikasi dan kerja sama dengan lembaga

Gerakan PATBM yang terorganisir dengan nama

layanan terutama layanan kesehatan. Rintisan di

Komite Pendidikan Masyarakat Desa (KPMD),

tiga Puskesmas, diapresiasi secara positif oleh Dinas

 bermunculan  bermun culan kader-ka kader-kader der tangguh tangguh yang aktif

Kesehatan Bandung yang kemudian menetapkan tujuh Puskesmas ramah anak di awal tahun 2018.

mempromosikan perlindungan anak, berperan penting dalam rencana pembangunan di tingkat

15

16

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

desa, dan berhasil mendapatkan alokasi

menyemai benih-benih inklusi sosial di

dana desa bagi kegiatan anak-anak.

tingkat desa, kabupaten, provinsi dan pusat.

 Apresiasii Pemerintah  Apresias Pemerintah Kabupaten Kabupaten Garut Garut

Pada setiap praktik cerdas disertakan

terhadap program di wilayah ini sangat

 visualisasi  visuali sasi tahapan-tahapa tahapan-tahapan n penting penting dalam

 baik.

membangun inklusi sosial untuk anak

Berbagai praktik pengalaman baik yang tergambarkan dalam tulisan-tulisan dari lima organisasi, diharapkan dapat menjadi

pekerja migran, anak yang berhadapan dengan hukum dan anak yang dilacurkan. Menyemai Inklusi Sosial adalah

 bahan pembelaj pembelajaran aran dan membe memberikan rikan

langkah-langkah kecil dan mendasar untuk

inspirasi bagi pihak-pihak lain yang bekerja

memastikan semua anak Indonesia yang

untuk perlindungan anak, khususnya

‘tak terlihat’ memperoleh perlindungan dan

 bagi yang yang bekerja bekerja bersama bersama kelompok kelompok

pelayanan sesuai yang diamanatkan oleh

anak-anak yang dilacurkan. Semakin

undang-undang.

 banyak pihak pihak yang terliba terlibatt dan dengan dengan

“ Negar  Negara, a, Pemerintah Pemerintah,, dan Pemerint Pemerintah ah

kekayaan pengalaman serta metode-metode

 Daerah berkew berkewajiban ajiban dan bertangg bertanggung ung

pendekatan dan pendampingan, harapan

 jawab member memberikan ikan dukunga dukungan n sarana, sarana,

kita anak-anak dapat keluar dari situasinya

 prasarana,  prasar ana, dan dan ketersedia ketersediaan an sumber sumber

 yang buruk, buruk, dan dan tercipta tercipta kehidupan kehidupan anak

daya manusia dalam penyelenggaraan

Indonesia yang lebih baik. Buku ini berisi enam belas pengalaman

 Perlindungan  Perlindunga n Anak.” Anak.” (Pasal 22 UU Nomor 35 Tahun 2014)

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

17

 

Wilayah Cakupan 2017-2018

Palembang

Bengkulu

Rejang Lebong

PKBI Bengkulu

Sumatera Selatan PKBI Sumsel

Lampung

Bengkulu

Bandar Lampung

DKI Jakarta PKBI Jakarta

Jakarta Timur Bandung

CCC

Surabaya

Garut

Jawa Barat KAP Indonesia, PKBI Jabar, SEMAK, Yakin

Tasikmalaya

Malang Jember

Lombok Tengah

Blitar

Jawa Timur Tanoker, LP3TP2A Malang, Hotline Surabaya, LPA Jatim

Lombok Timur

BUKU PRAKTIK CERDAS

18

PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

Pilar Remaja dan Anak-anak Rentan

Makassar

Sulawesi Selatan YKPM Makassar

Sumba Barat Daya Sumba Timur

Nusa Tenggara Timur YPK Donders

Nusa Tenggara Barat SANTAI

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Pek Mi

19

20

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

Bagian 1

nak rja ran

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Dari Kader ke Leader  Oleh Sisillia Velayati Velayati Tanoker, Jember

21

22  

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

 A 

tsror Ryan Alief (17), Anak Pekerja Migran (APM) yang ditinggalkan ayahnya sejak balita. Ayahnya bekerja sebagai mandor bangunan di Sumba

dan Bali, ibunya guru Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Ledokombo. Meski bertemu ayah hanya 3-6 bulan sekali, komunikasi Ryan dengan sang ayah berjalan baik melalui telepon. “Cuma nahan kangen selama jauh dari abah. Ryan ingin setiap hari bisa kumpul”, ujar Ryan yang memanggil ayahnya abah.  abah.  Pada 2014, orang tuanya bercerai. Di awal perceraian itu, ia susah beradaptasi dengan kondisi keluarga. Ia juga harus menghadapi orang di lingkungan sekitar yang menganggapnya tidak dipedulikan orang tuanya. Ia memilih tinggal di pondok pesantren agar adil terhadap orang tuanya. Ryan menghadapi kondisi itu dengan mengikuti

 berbagai kegiatan  berbagai kegiatan di komunit komunitas as Tanoker Tanoker bersama bersama anak-anak Kecamatan Ledokombo yang sebagian kondisinya tidak jauh berbeda dengannya. Sejak 2011, ia menjadi kader dengan bergabung dalam tim Tari Egrang. Egrang. Ryan mengasah minat dan kemampuannya dengan bermain perkusi. Ia tampil membawa Atsror Ryan Alief: “Abahku Bekerja di Sumba dan Bali”

Tarian  Egrang Tarian  Egrang ke berbagai wilayah, baik di dalam maupun luar negeri.

“Anak-anak adalah masa depan dunia. Anak-anak membutuhkan wawasan yang yang luas. Mewakili anakanak Ledokombo, saya mohon pemerintah menyediakan anggaran untuk anak-anak Ledokombo belajar ke luar Ledokombo sekaligus mempromosikan Tarian Egrang ke masyarakat dunia.” Atsror Ryan Alief, 17 tahun, di Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2019, Tingkat Kecamatan Ledokombo, 22 Februari 2018.

23

24

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

Pada 2016, ia juga aktif sebagai leader, leader,   memimpin berbagai kegiatan di sekolah, seperti pramuka, pasukan pengibar

Nurhalimah: “Ibuku Bekerja di Oman.”

 Atas (SMA) (SMA) dan Pergurua Perguruan n Tinggi Tinggi ternama ternama di Jember. “Mereka bilang, ‘Sekolah di kota itu

 bendera,  bende ra, paduan paduan suara, band , dan pencak

pergaulannya bebas. Bayarnya mahal.

silat. Dua tahun berikutnya, ia terpilih

Belum lagi biaya hidup. Apa kamu tega

menjadi juara 3 pemilihan duta sekolah,

nyuruh ibumu kerja terus?’ Intinya tidak

Gus dan Ning di Sekolah Menengah Atas

ada uang untuk aku sekolah. Waktu

Negeri (SMAN) 1 Kalisat.

diterima di FKG, aku disuruh pindah

Selain Ryan, ada Nurhalimah, 20 tahun,

 jurusan.. Bahkan tidak diperbo  jurusan diperbolehkan lehkan

mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi (FKG),

kuliah,” cerita Nunung menggambarkan

Universitas Jember, juga aktif di Tanoker.

pendapat keluarga besarnya.

Ibunda Nunung pernah bekerja di Saudi

Nunung diam-diam tetap mendaftar

 Arabia pada pada 2007 sampai 2010. 2010. Kemudian Kemudian

ke sekolah impiannya. Hanya ibunya

sang ibu melanjutkan bekerja sebagai

 yang tahu. tahu. Ibunya Ibunya bahkan bahkan pulang pulang

Pekerja Rumah Tangga di Oman hingga

mendampinginya dan memberikan

saat ini, sedangkan ayahnya tidak diketahui

penjelasan kepada keluarga besar.

keberadaannya sejak 8 tahun lalu. Nunung, sapaan akrabnya, diasuh

Guru bimbingan konseling dan olahraga di Sekolah Menengah Pertama (SMP)nya,

oleh neneknya yang berusia 60 tahun.

Drs. Radik Sandjaja juga membantunya

Sekian lama berjauhan dengan ibunya, ia

mengantar dan membayar biaya

hampir tak bisa melanjutkan pendidikan

pendaftaran SMA.

sesuai pilihannya. Selain sang ibu, tak ada dari keluarga besar yang mendukungnya melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah

Perjuangannya, ibunya, dan perjuangan orang-orang yang mencintainya, membuahkan keberhasilan. Nunung

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

mempersembahkan berbagai prestasi buat mereka. Semasa di perguruan tinggi, ia mendapatkan  beasiswa  beasis wa Bidikmisi Bidikmisi dan dan tabungan tabungan dari dari Bupati Jember. Ia menyabet gelar Top 10 Best 10 Best Speaker Speaker   di Brawijaya Engli Brawijaya English sh Tournamen Tournament  t ; Juara 3 lomba debat keagamaan yang diadakan oleh Kementerian  Agama Republik Republik Indone Indonesia; sia; Finalis Finalis lomba lomba debat debat pangan tingkat nasional di UPN Veteran Jawa Timur; Delegasi FKG di ASEAN Islam ASEAN Islamic ic Dentistry Dentistry  Festival   Festiv al ; Juara 3 lomba poster ilmiah di Soedirman  Dentistry  Dentis try Scientic Scientic Meeting. Meeting. Ia  Ia juga menjadi mahasiswa berprestasi FKG tahun 2018. Sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi, Nunung menjadi leader leader di  di sejumlah organisasi. Sekarang, ia menjabat sebagai Wakil Ketua Dentine, Unit Kegiatan Penalaran Mahasiswa Kedokteran Gigi.

Ledokombo Ledokom bo dan Pekerja Migran



 yan dan Nunung Nunung tinggal di Kecamatan Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, Jawa Timur bagian utara yang jumlah

dilabeli keras kepala dan susah diajak maju. Mata

penduduknya 64.841 orang (BPS; 2017). Kawasan

pencaharian mereka pada umumnya adalah buruh

 yang berada berada di wilayah berbuki berbukitt dengan dengan suhu

tani. Sisanya bekerja di sektor informal (pedagang

sekitar 18oC ini terdiri dari 10 desa yang terletak di

kecil) dan menjadi buruh perusahaan, pegawai

ketinggian 370 meter di atas permukaan laut. Selain

negeri, atau swasta.

udaranya yang sejuk, kawasan ini memiliki bentang

Tiga dekade belakangan, sebagian penduduk

alam yang asri dan indah dengan hamparan sawah nan hijau dikelilingi sungai. Akses jalan utama antar

 berusia produktif  berusia produktif di kawasan ini menjadi menjadi pekerja pekerja migran. Mereka pergi ke luar daerah untuk mencari

desa sudah beraspal dan mudah dilalui kendaraan.

nafkah, baik di dalam negeri (Bali, Lombok, dan

Sebaliknya, akses jalan antar dusun berupa tanah

Kalimantan) maupun luar negeri (Malaysia,

disertai bebatuan yang sering kali licin jika dilalui.

Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Hongkong,

Ledokombo tempo dulu, dikenal sebagai  wilayah tertingg tertinggal al di Jember. Jember. Marginal Marginalisasi isasi sosial, sosial,

Singapura,Taiwan, dan sebagian negara di Eropa). Belum ada data yang valid mengenai jumlah

politik, budaya, dan ekonomi terjadi di tengah-

penduduk yang bekerja ke luar daerah. Pada

tengah masyarakat. Belum banyak pihak yang

2016, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

memberikan perhatian terhadap pembangunan di

Jember mencatat sebanyak 7 orang penduduk asal

 wilayah ini. ini.

Kecamatan Ledokombo bekerja ke luar negeri.

Ledokombo dianggap sebagai wilayah buangan.

Padahal hasil pendataan oleh komunitas Tanoker Tanoker  

Jika ada staf pemerintahan yang ditugaskan di

menunjukkan terdapat 156 orang bekerja ke

Ledokombo, dianggap sebagai hukuman untuknya. Mayoritas penduduk adalah Suku Madura yang

luar negeri. Itupun baru angka dari satu desa di Kecamatan Ledokombo, yaitu Desa Sumbersalak.

25

26

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

 Anak-anak k itu dititipkan dititipkan dan diasuh diasuh  Anak-ana oleh salah satu orang tuanya, paman dan

Anak-anak: Berkarya, Berdaya

Mereka membolos bahkan putus sekolah, sampai mengalami kehamilan

atau bibi, nenek dan atau kakek yang

di luar nikah, dipaksa nikah dini, hingga

 berangkat  berang kat renta, renta, bahkan bahkan ada yang yang ditinggal ditinggal

 berakhirr perceraian.  berakhi perceraian. Belakangan Belakangan mewaba mewabah h

dan dititipkan begitu saja kepada tetangga.

anak-anak mulai dari Sekolah Dasar (SD)

Kehidupan tanpa pengasuhan yang layak

mengonsumsi minuman keras dan obat-

mewarnai hari-hari mereka. Kurang siapnya peralihan pengasuhan

obatan terlarang yang secara bebas beredar di masyarakat. Mereka mengenal minuman

ke pihak kedua yang mengasuh,

keras dan obat-obatan itu kebanyakan dari

menyebabkan mereka kurang dipedulikan,

anak-anak yang putus sekolah. Awalnya

 bahkan mengala mengalami mi kekerasan kekerasan sik, sik, psikis, psikis,

mereka sebagai pemakai kemudian

maupun seksual.

meningkat menjadi pengedar.

Permasalahan demi permasalahan

Selain minuman keras, perilaku

muncul di tengah kehidupan anak-anak,

hidup tidak sehat juga diakibatkan sering

temasuk APM. Ini berakar dari minimnya

mengonsumsi makanan dan minuman

pendidikan dan pengetahuan anak serta

ringan tidak sehat ( junk food  food ). ). Saat bermain

orang tua yang mengasuh, pergaulan geng

di lingkungan rumah, istirahat sekolah,

anak, arus migrasi pemuda dan pemudi

atau menunggu waktu mengaji di Taman

desa, perkembangan teknologi terutama

Pendidikan Alquran (TPA), anak-anak

gawai, dan kurangnya sarana penyaluran  bakat yang yang positif. positif.

gemar “rojegen bebbel bik jembuh”. Dalam  bahasa Madura Madura bermakna bermakna:: rujakan nangka

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

muda dan jambu dicampur cabai, penyedap rasa,

karena kartu keluarga atau surat nikah orang tua

dan garam.

dibawa ke luar daerah.

Problem lainnya berkaitan banyaknya anak

Dampaknya, hak mereka terabaikan. Mereka

 yang belum belum memiliki memiliki akta kelahiran. kelahiran. Identit Identitas as anak

tidak bisa mendapatkan berbagai layanan dasar,

dianggap sebagai sesuatu yang tidak penting oleh

seperti Kartu Identitas Anak (KIA), mendaftar

masyarakat. Pemerintah seolah membiarkan ini

sekolah, dan kelak tidak bisa mendapatkan surat

terjadi.

nikah serta lain sebagainya.

 Ada keterputu keterputusan san informasi informasi antara antara pemerintah pemerintah desa, kecamatan, dan kabupaten akan pilihan solusi  jika salah salah satu dokume dokumen n persyaratan persyaratan pembuatan pembuatan akta kelahiran tidak dapat dipenuhi, misalnya

Egrang dan Kampung Wisata Belajar

B

egitu banyak permasalahan yang terjadi, namun tidak semua APM terjerembab secara sosial. Di antara mereka ada yang

 bergerak  berge rak menjadi menjadi motor motor perubahan. perubahan. Mereka Mereka belajar belajar  berorganisasi  berorg anisasi dan melahirkan melahirkan komunit komunitas as Tanoker Tanoker pada 10 Desember 2009. Dalam bahasa Madura Tanoker berarti kepompong. Dalam hampir 9 tahun terakhir, anak-anak telah mengubah banyak hal. Mereka mengawal Ledokombo menjadi sebuah “desa dunia” melalui egrang sebagai egrang  sebagai medianya.  Anak-anak  Anak-ana k mengembang mengembangkan kan optimisme optimisme dan gairah baru permainan tradisional egrang egrang.. Keseimbangan dan saling peduli terhadap teman lain adalah nilai yang tertangkap. Melihat ada yang terjatuh dan berdarah, membuat satu per satu ide muncul dari mereka. Mereka belajar bersama menemukan gerakan-gerakan yang tidak membuat terluka. Media sosial seperti youtube youtube adalah  adalah salah satu gudang ilmunya.  Egrang,, dalam perkembangannya berhasil  Egrang dihidupkan dan dirayakan untuk menjadi harapan masa kini dan masa depan. Anak-anak memodikasi permainan tradisional ini dengan dipadukan perkusi dan gerak tari menjadi hasil kreasi seni inovatif, Tarian Tarian Egrang  Egrang.. Kini anak-anak komunitas Tanoker berjumlah 280 anak, sekitar 52 anak di antaranya merupakan  APM. Mereka Mereka didampingi didampingi belajar dan bermain bermain  bersama  bersam a dengan dengan metode metode peer  peer educatio education n atau

Tarian Egrang, Bermain Mencerdaskan

saling belajar dari teman sebaya. Mereka belajar pendidikan karakter dengan outbound  permainan  permainan

27

28

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

tradisional, kolam baca. Di kolam baca

kegiatan, seperti pawai Egran pawai Egrang g, jalan sehat

ini anak-anak berenang di kolam kecil

 beregrang,  beregr ang, bazar bazar kuliner kuliner dan kerajin kerajinan an

dengan membaca buku sebagai tiketnya.

tangan, lomba foto dan videogra,

Mereka juga belajar berorganisasi dan

serta lomba mewarnai bertema egrang egrang..

kepemimpinan, public kepemimpinan,  public speaki speaking ng,, seni

Partisipan dalam kegiatan ini dari usia

musik, drama, tari, bahasa Inggris,

anak-anak hingga lansia. Tahun ini, Festival

kesehatan reproduksi, kerajinan tangan,

 Egrang  Egran g telah memasuki tahun ke-9 dan

pola hidup sehat termasuk pola konsumsi

menjadi agenda tahunan pemerintah

sehat, serta belajar pengetahuan tentang

Kabupaten Jember.

Indonesia serta negara-negara di dunia

Sebelumnya, pada Festival Egran Festival Egrang g 

 baik lewat lewat berbagai berbagai buku, buku, situs situs web, web, 

ke-8, peserta mencapai sekitar 1.500

maupun warga negara lain yang datang

orang. Menteri Pemberdayaan Perempuan

ke Ledokombo melalui kampung wisata

dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana

 belajar..  belajar

 Yembisee menghadiri  Yembis menghadiri festival festival.. “Anak-anak “Anak-anak membutuhkan waktu untuk berkreasi sesuai dengan konvensi hak anak

“Anak-anak membutuhkan waktu untuk berkreasi sesuai dengan konvensi hak anak internasional yang sudah diratifikasi. dira tifikasi. Festival Egrang adalah salah satu wujud dari pemenuhan hak anak.”

internasional yang sudah diratikasi. Festival Egrang Festival  Egrang adalah  adalah salah satu wujud dari pemenuhan hak anak.” Pada acara tersebut, Kementerian PPPA mendukung Pemerintah Kabupaten Jember mendeklarasikan Jember menuju Kabupaten Layak Anak. Festival Egran Festival Egrang g  ke-8 menjadi media advokasi melalui pendekatan budaya melalui kerja sama dengan Program Peduli. Tarian Egrang juga Egrang juga merupakan cikal bakal yang membawa Ledokombo menjadi destinasi wisata baru di Jember.

Yohana Yembise, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA)

 Apa yang diinisia diinisiasi si oleh anak-an anak-anak ak telah membuahkan hasil. Dari parade

Ledokombo berproses menjadi kampung  wisata belajar belajar di di mana ekonomi ekonomi desa  bergerak dan kehidupa  bergerak kehidupan n sosial, sosial, politik, politik, dan  budaya makin bergairah bergairah.. Kampung wisata belajar dikelola

keliling desa kemudian membuat keluarga

oleh mayoritas pekerja migran purna

lebih memedulikan anak-anak. Anak-anak

dan keluarga yang sejatinya mempunyai

dipercaya menjadi wakil daerah untuk

pengalaman-pengalaman internasional

kegiatan budaya di tingkat lokal, nasional,

 yang didapatkan didapatkan di luar neger negeri, i, seperti seperti

dan internasional.

kecakapan hidup maupun keahlian

Salah satu gagasan penting anakanak adalah Festival Egrang Festival Egrang.. Festival ini menjadi puncak hajatan budaya tahunan

memasak aneka kuliner dan kemampuan  berbagai  berbag ai bahasa bahasa internasional internasional.. Kreativitas bersama ini melahirkan

memperebutkan piala bergilir dari

paket wisata dengan suguhan aneka

Kementerian Pemberdayaan Perempuan

outbound  berbasis  berbasis permainan tradisional;

dan Perlindungan Anak (KPPPA). Festival  Festival   Egrang dimeriahkan  Egrang  dimeriahkan dengan berbagai

kuliner sehat kreatif mulai dari makanan,  jajanan, dan dan minuman minuman tradisional tradisional

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Indonesia dan beberapa negara lainnya yang salah satunya dipasarkan di Pasar Lumpur (pasar kuliner

lainnya yang dibutuhkan. Keberhasilan Sekolah Bok-eb Sekolah Bok-ebok ok mulai  mulai dirasakan

ndeso)) pada setiap hari Minggu di akhir bulan; ndeso

di keluarga kecil Muihatun, 43 tahun yang

produk pertanian organik serta produk kerajinan

diungkapkannya dalam bahasa Madura.

tangan; dan penyediaan homestay homestay..

“Mon sebelum bedeh Sekolah Bok-ebok, ebok reh mentang-mentang. Apa-apa bender. Denglah norok Sekolah Bok-ebok pendapat nak-kanak kodu

 “Anakku,  Anakm  Anak mu, Anak Kita Bersama”

T

kedingagih. Engkok reh ebok tak pasteh bender meloloh. Ebok tak mentang ebok. Kodu butoh ke nak-kanak. Padena a mesak’a apa tak pas metepak ke eberah dibik. Kan kodu tanya ke anak tero ngakan apa. Pas poleh, engkok setiyah tak ngalak

anoker menggagas program Collaborative

sekarepa dibik mon nyoroh anak bik lakeh. Kodu

 Parenting  Parenti ng atau  atau pengasuhan bersama

ngocak kasoon. Setiyah lah biasa tak canggung.

terutama untuk APM. Pengasuhan bersama

 Reh gebei gebei ngajeri ngajeri anak anak kiyah.”  kiyah.”  

dilakukan melalui pendekatan sosial budaya di

(Sebelum ada Sekolah Ibu, ibu mentang-

mana pemerintah dan masyarakat menjadi orang

mentang. Semua mentang.  Semua yang dilakukan dan diucapkan

tua semua anak, “anakku, “anakku, anakmu, anak kita

adalah benar. Saat sudah mengikuti Sekolah Ibu,

bersama” . Upaya sinergis ini digalang atas kerja

saya harus mendengarkan pendapat anak-anak.

sama berbagai pihak baik di tingkat lokal hingga internasional.

Saya ini ibu yang tidak selalu benar. Ibu juga membutuhkan anak-anak. Contohnya jika akan

Pengasuhan bersama dirintis melalui kerja

memasak harus menanyakan kepada anak, ia ingin

pendampingan anak-anak yang kemudian diperkuat

makan masakan apa. Tidak hanya sesuai dengan

dengan hadirnya Sekolah Bok-ebok Sekolah Bok-ebok (sekolah ibu),

 yang diinginkan diinginkan ibu. Selain Selain itu, itu, saya sekarang sekarang tidak

Sekolah Pak-bapak Sekolah  Pak-bapak (sekolah  (sekolah bapak), dan Sekolah  Sekolah 

mau menang sendiri kalau minta bantuan anak

Yang-eyang (sekolah Yang-eyang  (sekolah nenek dan kakek).

dan suami. Setelah dibantu harus mengucapkan

Pengasuhan ini dikemas dengan membangun

terima kasih. Ini sudah terbiasa dilakukan dan tidak

ruang-ruang curhat sebagai upaya pengasuhan

lagi canggung. Ini juga untuk memberikan contoh

untuk perdamaian.

kepada anak.)

Sekolah Bok-ebok Sekolah  Bok-ebok bertujuan  bertujuan memberdayakan

Seiring berjalannya waktu, Sekolah Bok-ebo Sekolah Bok-ebok k

perempuan. Pengelolaan belajar bersama sudah

ternyata tak cukup memenuhi kebutuhan belajar di

terorganisir dengan kerja sama komunitas akar rumput yang mayoritas keluarga pekerja migran

kampung. “Re tak cokop Sekolah Bok-ebok. Jugen

dan juga pengajian-pengajian di kampung.

butoh Sekolah Pak-bapak mak gun tak pasrah

 Ada fasilitator fasilitator lokal dalam setiap setiap pertemuan pertemuan

ke embuk’en meloloh gebei adidik anak. Mak le

dengan materi sesuai dengan kesepakatan yang

 pade tanggun tanggung g jawab. jawab. Degik Degik pas adidi adidik k tak padeh padeh

tertuang dalam modul sebagai panduannya.

antara pak bik embuk. Embuk’en tak nokol, tapeh

Beberapa materi dalam modul tersebut,

 pak’en nokol kan pas pas tak padeh.”  padeh.”  

 yaitu pengasuha pengasuhan n bersama,  bersama, pemenuhan pemenuhan dan dan

(Sekolah Ibu saja tidak cukup. Selain itu, juga

perlindungan hak asasi manusia, pemenuhan

 butuh diadakan diadakan Sekola Sekolah h Bapak agar agar tidak tidak hanya

dan perlindungan hak anak dan perempuan,

pasrah kepada istri untuk mengasuh anak-anak.

kesehatan reproduksi, pola hidup sehat termasuk

Nanti kalau tidak sama-sama mengikuti sekolah,

pola konsumsi sehat, membangun keluarga damai,

maka akan tidak sama pola asuh antara bapak dan

migrasi aman dan benar, internet cerdas, peran

ibu. Sebagai contoh, ibu sudah tidak memukul

perempuan pembangunan dan keamanan, seks dan gender, deteksi dini radikalisme, serta materi

dalam mengasuh anak, tetapi bapak masih memukul.)

29

30

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

bingong g tak biasah biasah kedibi kedibik k “ Kuleh bingon

dengan baik dan belum tersedia modul.

adidik nak-kanak. Ebok’en nak-kanak

Kegiatannya dilaksanakan setiap dua

mangkat ke luar negeri. Bileh bede Sekolah

minggu bersamaan dengan arisan bapak-

 Pak-bapak?   Pak-bap ak? ”

 bapak. Materi Materi untuk untuk sekolah sekolah bapak-bapa bapak-bapak k

(Saya bingung, tidak biasa sendiri

masih seputar penyeimbangan peran

mengasuh anak-anak. Ibunya anak-anak

 bapak dan dan ibu dalam dalam keluarga keluarga serta serta fase fase

 berangkat  berang kat kerja kerja ke luar luar negeri. negeri. Kapan ada

perkembangan psikologis anak.

Sekolah Pak-bap Sekolah  Pak-bapak ak?) ?)

Ternyata dua sekolah masih tak cukup.

Permintaan dua orang laki-laki untuk

Masyarakat meminta Sekolah Yang-eyang Sekolah Yang-eyang  

 bersama-sama  bersama -sama melaksan melaksanakan akan Sekolah Sekolah Pak Pak-

 juga.

bapak.

Sekolah Yang-Eyang Yang-Eyang bertujuan  bertujuan

Sekolah Pak-bapak Sekolah  Pak-bapak menjadi  menjadi penting

melakukan pengasuhan terhadap cucu

karena banyak suami ditinggal istri keluar

 yang lebih lebih baik. baik. Sekolah Sekolah  yang juga  yang juga

Ledokombo untuk mencari nafkah. Pada

tergolong baru ini berkembang dengan

umumnya mereka kurang siap untuk

pesat. Semangat mereka luar biasa dalam

mengasuh anak dan mengelola keluarga. Sekolah Pak-bapak Sekolah  Pak-bapak masih  masih tergolong  baru berjalan. berjalan. Masih belum belum terorganis terorganisir ir

Sekolah Bok-ebok: Menjadi ibu pembelajar

menjadi teman berjuang untuk Ledokombo. Komunitas lansia yang berawal dari kegiatan senam dan pengajian, beberapa

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

 waktu belakan gan ini secara mandiri mandiri membuat membuat belakangan

karena penghasilan yang didapatkan dipakai untuk

kurikulum pembelajaran untuk Sekolah Yang-

kegiatan konsumtif, seperti membangun rumah dan

eyang.. Kesehatan keluarga dan pengasuhan eyang

membeli barang-barang elektronik atau kendaraan

cucu yang lebih baik adalah isu utama dalam

 bermotorr sebagai  bermoto sebagai simbol simbol keberhasilan keberhasilan..

pembelajarannya.

Pengasuhan bersama dengan pendekatan

Pengasuhan bersama ini dilengkapi dengan sebuah upaya pengasuhan lintas batas dengan

 budaya yang yang dirintis dirintis anak-anak, anak-anak, kini berkemba berkembang ng menggerakkan kepedulian banyak pihak. Salah

menciptakan keterhubungan antara orang tua

satunya untuk berpartisipasi dalam melakukan

di rantau dengan anak mereka, serta jejaring

perubahan kebijakan yang ramah anak dan

pengasuhan bersama di desa melalui berbagai

perempuan yang hasilnya adalah Peraturan

alat komunikasi masa kini. Jika sang anak belum

Desa (Perdes) Perlindungan Tenaga Kerja

memiliki alat tersebut, misalnya telepon genggam,

Indonesia (TKI) dan anggota keluarganya asal

maka pendamping dan atau tokoh masyarakat

Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo, serta

aktif menjadi jembatan dalam pengasuhan jarak

melibatkan anak-anak dan perempuan secara aktif

 jauh ini. ini. Mereka mengha menghampiri mpiri rumah rumah si anak anak dan

dalam musyawarah Desa Sumbersalak hingga

meminjamkan telepon genggamnya.

Kecamatan Ledokombo sejak tahun 2015.

Kini mereka bisa saling bercerita tentang

Sejak 2016, Pemerintah Desa Sumbersalak

 banyak hal. Bicara Bicara tentang tentang keseharian keseharian di di kampung kampung

menganggarkan dari dana desa untuk kegiatan

dan di rantau, serta soal keberlanjutan pendidikan

pemberdayaan anak dan perempuan.

anak yang dulunya tidak terlalu diperhatikan

31

32

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

“Berkat anak-anak dengan egrangnya, Ledokombo dikenal banyak orang. Banyak orang dari luar negeri datang ke Ledokombo, ingin belajar bareng anakanak. Aku paling suka ini. Bisa belajar

   L    A    D    R    A    P    U    S    N    A    W    A    N    R    U    P    I    N    O    R   :    O    T    O    F

langsung sama native speaker-nya,” speaker-nya,” jelas Nunung sambil mengenang masa lalunya. Nunung makin peka terhadap lingkungan sekitarnya. Segala hal positif dan negatif yang ia temukan di Ledokombo, disaringnya. Ia bertekad menjadi perempuan tangguh dan bermanfaat untuk  banyak orang orang agar agar dapat membaha membahagiakan giakan

Prestasi dari Collaborative  Paren  Pa renting ting uah pengasuhan bersama nampak  jelas dari dari jejak jejak tumbuh tumbuh kembang kembang

B

Ryan dan Nunung.

Sejak usia 11 tahun, Ryan aktif dalam

orang tua, terutama ibunya yang (atas) Sekolah Pak-bapak : Berbagi, membimbing, mengasuh bersama

 berjuang  berjuan g untuk untuk keluarga. keluarga. Ibunya Ibunya selalu selalu menyemangati setiap hari, sekitar 20 menit melalui telepon genggam. Pengalamannya dengan sang ibu membuatnya peduli terhadap APM lainnya.

(Kiri)Sekolah Yang-eyang: Semangat tak pernah uzur

Saat ditanya, “Apa tipsmu untuk APM?” Nunung yang hobinya membaca dan menonton lm berbahasa Inggris ini mengatakan, “Tips untuk teman-temanku

gerakan budaya khususnya bermain perkusi

seperjuangan (APM), build a strong parent

 bersama dengan teman-t teman-temannya emannya di

and child bond, membangun ikatan yang

komunitas Tanoker. Ryan merasakan masa

kuat antara orang tua dan anak, jangan

depannya lebih terarah.

pernah putus komunikasi, jadikan orang

“Awalnya saya pemalu. Sekarang, masa

tua sebagai sahabat, bangga sama orang

depan Ryan lebih terarah, lebih percaya diri, banyak pengalaman. Ini semua karena  belajar bersam bersama a banyak orang dan dan punya kesempatan tampil di mana-mana. Ini tidak hanya dirasakan Ryan saja, tapi juga temanteman,” ungkapnya dalam perbincangan  bersama penulis penulis.. Keahlian bermain perkusi ditransferkan kepada teman-teman sebayanya, baik di lingkungan sekolah maupun di Kecamatan Ledokombo. Begitu juga Nunung. Telah banyak prestasi yang digenggamnya terutama dalam kemampuan berbahasa Inggris yang dipelajarinya melalui kampung wisata  belajar yang diinisiasi diinisiasinya nya bersama bersama anakanakanak Ledokombo saat usianya masih 12 tahun.

Pengasuhan bersama dengan pendekatan budaya yang dirintis anak-anak, kini berkembang menggerakkan kepedulian banyak pihak

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Anak dan perempuan dalam Musrenbang Kecamatan Ledokombo: Suara kami menentukan

tua, jangan minder karena orang tua kita sebagai

merupakan guru mengajinya dan salah satu

pekerja migran. Buatlah target untuk masa depan,

fasilitator Sekolah Bok-ebok. Sekolah Bok-ebok.  

ajak diskusi orang tua apa yang dicita-citakan

(Bu Guru, tetangga saya sudah berangkat ke

untuk anaknya dan ceritakanlah apa yang menjadi

luar negeri. Saya tidak boleh memberikan kabar ini

cita-cita kalian. Tetap berada di lingkungan

ke Bu Guru).

 yang menduku mendukung ng karena karena teman adalah sekolah sekolah

Laporan dari anak inilah yang kemudian

kehidupan.” Tak hanya Nunung yang peduli APM, empati

menjadi pembahasan dalam Sekolah Bok-ebok Sekolah Bok-ebok   untuk mengatur strategi menginformasikan tentang

 juga terawat terawat dalam dalam diri anak-an anak-anak ak lainnya. lainnya.

migrasi yang aman dan benar atau solusi mengatasi

Beberapa anak sering kali ikut keluarganya datang

permasalahan anak. Jika waktunya mendesak,

ke Sekolah Bok-ebok Sekolah Bok-ebok dan  dan mendengarkan materi

fasilitator Sekolah Bok-ebok Sekolah Bok-ebok atau  atau ustaz dan ustazah

migrasi aman. Mereka kemudian melaporkan

menghampiri dan memberikan edukasi terhadap

kepada orang tua, fasilitator Sekolah Bok-ebok Sekolah  Bok-ebok,, dan

orang yang bersangkutan.

guru mengaji ustaz atau ustazah jika ada tetangga

Ledokombo menorehkan cerita,

 yang hendak hendak bekerja bekerja ke ke luar negeri atau mengetahu mengetahuii

menggambarkan realitas bahwa perubahan

ada anak-anak yang mengalami masalah, termasuk

 bisa terjadi terjadi dari dari mana saja, saja, termasuk termasuk dari dari desa

 APM.

 yang dimotori dimotori oleh oleh anak-anak anak-anak dengan dengan percaya percaya

Salah satunya Melly Agustin, 15 tahun.

pada mereka, memberikan ruang, peluang dan

“Bu guru, tatanggehnah kuleh ampon mangkat

pendampingan. Anak-anak telah menginspirasi

ka luar negeri. Je’ kuleh tak olle le ngabele ka

dan menggerakkan orang dewasa, masyarakat, dan

empean” tandasnya kepada Siti Latifah yang

pemerintah untuk belajar.

33

34  

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

35

 

Laskar Pe Oleh Rambu W. Lodang Yasalti, Sumba Timur.

36

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

uli Lai Hau

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

P

rovinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dikenal sebagai provinsi yang paling  banyak mengha menghasilkan silkan Tenaga Tenaga Kerja Kerja Indonesia (TKI) ilegal di luar negeri.

Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) pada 2016 menyatakan, dari 1,3 juta TKI ilegal dari Indonesia, sekitar 60 persennya berasal dari NTT dan sebagian

 besar adalah perempua perempuan. n. Ini membuat pekerja migran NTT menjadi pekerja yang rawan mengalami kekerasan. Tak hanya itu, keluarga yang mereka tinggalkan harus menghadapi suasana baru, hidup tanpa seorang ibu. Mereka harus hidup bersama ayahnya, kadang dengan neneknya, tantenya, bahkan harus tinggal di rumah tetangganya. Di Desa Lai Hau, Kabupaten Sumba Timur, anak pekerja migran (APM) mengalami beragam persoalan. Ada sekitar 85 anak pekerja migran di desa ini. Rata-rata mereka berumur 5-17 tahun. Hidup menjadi tidak mudah bagi para APM. Penampilan Forum Anak Impian Kasih pada saat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak berkunjung ke Desa Lai Hau

Untuk memenuhi kebutuhan mereka, mereka harus menjadi pekerja anak, bekerja menjadi buruh tani.

“Mama sudah kurang lebih 3 tahun bekerja di Malaysia, Kak. Sejak saya berumur 10 tahun. Mama pernah pulang sekali, dua minggu lamanya untuk menjenguk kami, tet tetapi api kembali lagi ke Malaysia karena terikat kontrak dengan majikan.” Anton masih 13 tahun, kelas 1 di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Lewa.

37

38

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

Namun, di saat yang sama, mereka juga harus melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, dan jika lebih tua, mereka harus mengasuh adik-adiknya, menggantikan sebagian peran orang tua mereka. Salah satunya dialami Anton. Anton masih 13 tahun, kelas 1 di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Lewa. Ia mengaku jarang belajar. ”Sebenarnya saya jarang belajar. Kalau pulang dari sawah begini kadang saya capek sehingga saya tidak sempat lagi untuk belajar. Kadang kalau saya ke sekolah juga jarang, Kak, apalagi pas musim tanam. Saya jadi  buruh tani tani di sawah sawah tetangga tetangga dengan dengan upah upah Rp 65.000,- per harinya.”  Anton dan dan adik perempu perempuannya annya yang yang  berumurr 8 tahun,  berumu tahun, Yetty, saat ini tinggal dengan neneknya, Konga Wandal yang usianya 68 tahun. Ia sudah menjanda lama. Sebelumnya mereka tinggal berenam sebelum salah satu anak perempuannya  bekerja  bekerj a di luar luar negeri. negeri. Neneknya juga mengurus anak perempuannya yang disabilitas daksa, tidak bisa berjalan sejak lahir. Ibu Anton,  Anawulang,  Anawula ng, sejak sejak 3 tahun tahun lalu beker bekerja ja di Malaysia. Kadang-kadang ibunya berkirim uang. Nenek menggunakannya untuk kebutuhan rumah tangga serta membayar sekolah Anton dan adiknya yang sekolah di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Bapaknya bekerja menjadi sopir ojek.

Aprilani Pandahuki, Laskar Peduli Anak dan Anak

dengan mama. Mama hanya bertanya

Pekerja Migran di Desa Lai Hau

kami rajin ke sekolah? Kehidupan kami tidak menunjukkan sebuah keluarga

tentang keadaan kami melalui nenek dan bapak: Apakah kami sehat? Apakah

 yang utuh. utuh. Kadang Kadang nenek nenek saja yang yang selalu selalu

“Uang hasil ojek hanya untuk tambah-

memperhatikan kami. Bapak kalau sudah

tambah, belum lagi kebutuhan bapak

capek dari mengojek, hanya minum kopi,

merokok,” tambahnya.

makan, dan tidur tanpa bertanya apakah

“Mama sudah kurang lebih 3 tahun  bekerja  bekerj a di Malaysia, Malaysia, Kak. Kak. Sejak saya  berumurr 10 tahun.  berumu tahun. Mama pernah pulang pulang

kami sudah makan, bagaimana di sekolah, apakah ada PR, dan lainnya.” Desa Lai Hau berada di bagian utara

sekali, dua minggu lamanya untuk

Sumba Timur. Sebenarnya desa ini

menjenguk kami, tetapi kembali lagi ke

memiliki wilayah pertanian yang cukup

Malaysia karena terikat kontrak dengan

luas. Luasan sawahnya mencapai 5 ha.

majikan. Selama ini, kadang-kadang

Namun sawah tadah hujan ini hanya bisa

saja kami bicara dengan mama. Paling

ditanami setahun sekali pada Desember-

 banyak nenek nenek dan dan bapak yang ngobrol ngobrol

Maret.

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

”Sejak saat ini, jika ada orang yang mencari tenaga kerja, harus menunjukkan surat asli dengan tanda tangan dan cap basah dari dinas.” Kepala Dinas Transmigrasi dan Ketenagak Ketenagakerjaan erjaan

Mereka masih kesulitan untuk mendapatkan  biaya mendanai mendanai pendidi pendidikan kan dan kebut kebutuhan uhan lainnya. lainnya. Namun pendidikan yang rendah membuat tak  banyak pekerjaa pekerjaan n tersedia. tersedia. Tak ada pilihan pilihan selain selain menjadi pekerja migran. Saat ini ada sekitar 50 pekerja migran, baik  yang bekerja bekerja di di luar maupun maupun dalam dalam negeri. negeri. Sekitar 95 persennya adalah perempuan. Mereka meninggalkan anak-anak yang jumlahnya mencapai 180 orang. Mereka diasuh ayah atau ibu atau kakek atau nenek atau kakek dan nenek atau om atau tante atau om dan tante. Karena tidak diasuh orang tuanya, pola pengasuhan yang salah mengakibatkan anak-anak dan anak pekerja migran mengalami permasalahan sosial, seperti: banyak anak yang mengkonsumsi minuman keras, merokok, membolos dari sekolah

ekonomi, politik, dan budaya yang berpengaruh

 bahkan putus sekolah, sekolah, ada anak yang hamil hamil di luar luar

terhadap kehidupan buruh migran, serta

nikah, serta mengalami kekerasan sik, psikis, dan seksual.

mendiskusikan harapan, strategi, dan komitmen  bersama yang akan akan dilakukan dilakukan ke depan. Kepala Kepala

Situasi yang dialami anak-anak pekerja migran

Dinas Transmigrasi dan Ketenagakerjaan dalam

inilah yang membuat Yayasan Wali Ati (Yasalti)

pertemuan ini menyampaikan, ”Sejak saat ini,

 bekerja  bekerj a pada 3 desa dan dan 1 kelurahan kelurahan di Kabupaten Kabupaten

 jika ada orang yang yang mencari mencari tenaga tenaga kerja, kerja, harus

Sumba Timur. Mereka memperkenalkan Program

menunjukkan surat asli dengan tanda tangan dan

Peduli.

cap basah dari dinas.”

Namun Yasalti belum mengenal wilayah

Komitmen Kepala Dinas disampaikan

tersebut. Itulah sebabnya mereka harus “berkenalan

mengingat banyak praktik di lapangan, para

dan memahami” tempat mereka bekerja.

pencari tenaga kerja suka-suka datang ke kampung

Pada Agustus 2016, Yasalti menyelenggarakan

dan merekrut orang. Dalam pertemuan ini juga

lokakarya dan mengundang semua pemangku

disepakati dibentuknya laskar peduli anak dan anak

kepentingan dari tingkat desa hingga kabupaten.

pekerja migran di desa, biasa disebut Laskar Peduli.

Dalam pertemuan ini mereka saling mengenal,

Langkah Yasalti selanjutnya adalah menemukan

mendiskusikan informasi tentang situasi sosial,

kader-kader Laskar Peduli. Bagai tim pencari bakat,

39

40

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

Kerja Wanita (TKW). Kalau anak-anak pekerja migran di Desa Lai Hau banyak tetapi data anak pekerja migran di desa kami  belum  bel um ada. ada. Data Data peke pekerja rja migra migrannya nnya saja  juga belu belum m ada,” ada,” ujar ujar April Aprilani ani Panda Pandahuki huki,, 26 tahun, seorang Kader Posyandu Lansia di desa saat lokakarya.  Aprilani yang belakang belakangan an menjadi menjadi  bagian Laskar Laskar Peduli Peduli adalah adalah ibu yang memiliki dua orang anak, laki dan perempuan. Suaminya bekerja sebagai satpam kantor Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Sumba Barat Daya. Selama ini Aprilani aktif sebagai kader Posyandu lansia yang dikenal gigih. Selama menjadi kader Posyandu, Aprilani merasa hidupnya berarti bagi orang lain. Itu juga menjadi pengalaman berarti karena harus melayani orang tua yang sudah lanjut usia. Selain Aprilani, ada 35 orang kader Laskar Peduli lainnya yang terdiri dari 14 laki-laki dan 22 perempuan. Mereka direkrut pada Oktober 2017 dari 3 desa dan 1 kelurahan dampingan Yasalti. Akta Kelahiran bagi anak dan anak Pekerja Migran

Dari 36 Laskar Peduli yang direkrut paling banyak adalah perempuan. Perempuan dilihat lebih memahami dan memiliki pengalaman tentang anak, dan lebih sabar menghadapi kelakuan anak

 Yasalti mulai menanyak menanyakan an di sana sana sini. Mereka mencari orang yang dapat diajak

dengan karakternya masing-masing. Mereka berasal dari profesi yang

dan dipilih bekerja sama di desa. Orangorang tersebut bisa laki-laki, bisa juga

 berbeda. Ada yang  berbeda. yang pendeta, pendeta, aparat aparat desa dan kelurahan, guru, kader-kader Posyandu,

perempuan, yang memiliki kriteria punya

dan orang tua anak pekerja migran.

rasa kepedulian atau jiwa sosial dan rela

Pendataan APM diawali dengan

 berkorban.  berkor ban. Selain Selain itu terdapa terdapatt kriteriakriteria-

menyusun panduan pendataan bersama

kriteria lainnya seperti: harus ramah, punya

dengan Laskar Peduli. Kader memahami

pengalaman, bertanggung jawab, dan lain

format yang disiapkan untuk melihat

sebagainya.

 berapa jumlah, jumlah, apa apa yang dibutuh dibutuhkan, kan,

 Awalnya, belum semua Laskar Peduli Peduli  yang terpilih terpilih memahami memahami isu isu pekerja pekerja migran migran dan APM yang dikerjakan Yasalti, juga

 bagaimana  bagaiman a kondisi kondisi mereka, mereka, diasuh diasuh oleh siapa saat ini, dan lainnya. Pendataan pun dilakukan Aprilani

persoalan yang dialami anak-anak pekerja

dan teman-teman Laskar Peduli lainnya,

migran.

didampingi staf program Yasalti. Dari hasil

“Saya baru mendengar kata buruh migran. Selama ini yang saya pahami Tenaga

pendataan anak pekerja migran di 3 desa (Watu Hadang, Patawang, dan Lai Hau)

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

dan 1 Kelurahan Lumbu Kore, ada 180 orang anak

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil tak

pekerja migran yang terdiri dari 93 laki-laki dan 87

mau ketinggalan, mereka memberikan layanan akta

perempuan. Khusus di Lai Hau ada 85 orang yang

kelahiran bagi anak dan anak pekerja migran.

terdiri dari 45 laki-laki dan 40 perempuan.  Anak-anak  Anak-an ak pekerja pekerja migran migran memiliki memiliki persoalan persoalan  yang sangat sangat mendasar. mendasar. Kalau Kalau mau mau masuk sekola sekolah h mereka tidak punya akta lahir asli. Kalau mau dapat

Situasi ini mendorong Pemerintah Desa  bersedia  bersed ia mengalokas mengalokasikan ikan dana dana bagi anak anak dan anak pekerja migran.  Akhirnya,, lembaga  Akhirnya lembaga gereja gereja juga tak mau

 beasiswa,  beasis wa, tak punya punya akta lahir. lahir. Kalau Kalau mau buat buat

kalah. Lembaga Peruati melalui Kelas Discip Kelas Disciples les  

Kartu Tanda Penduduk Elektronik (E-KTP), tidak

Remaja (KDR) dan Kelas Tumbuh Bersama (KTB)

memiliki akta lahir, dan lain sebagainya.

memberikan bantuan peralatan sekolah bagi anak

Dari data yang diambil Laskar Peduli, diketahui

pekerja migran di Kelurahan Lumbu Kore.

anak-anak yang belum memiliki akta kelahiran sebanyak 96 orang anak yang terdiri dari 48 lakilaki dan 48 perempuan. Di Desa Lai Hau ada 43 orang anak pekerja migran yang belum memiliki akta kelahiran yang terdiri dari 21 laki-laki dan 22 perempuan. Dari data inilah Laskar Peduli mengunjungi para orang tua anak dan pengasuh. Kader memberi pemahaman kepada mereka tentang pentingnya anak memiliki akta kelahiran sekaligus membantu

Tantangan Perempuan Laskar Peduli ebagai perempuan, Aprilani dan perempuan lainnya dalam Laskar Peduli memiliki

 berkas yang dibutuhk dibutuhkan an untuk untuk pengurusan pengurusan akta

S

kelahiran, seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP)

orang tua, anak dan anak pekerja migran, bahkan

orang tua, Kartu Keluarga, surat keterangan kenal

dari sesama Laskar Peduli. Perempuan yang sudah

lahir dari desa, dan dokumen dasar lainnya.

menikah seperti Aprilani juga memiliki tantangan

orang tua anak dan pengasuh menyiapkan berkas-

Ternyata saat turun ke lapang, Laskar Peduli

tantangan yang berbeda-beda. Tantangan

 berbeda  berbe da ini bisa bisa berasal berasal dari dari keluarga, keluarga, dari dari tetangga, tetangga,

sendiri, salah satunya dukungan sang suami.

menemukan fakta tambahan. Ada sekitar 87 anak

Kepercayaan dan dukungan suaminya sangat

lainnya yang juga belum memiliki akta kelahiran.

membantu dalam mengembangkan diri sebagai

Setelah melakukan pendampingan sejak

perempuan meskipun dia kerap digunjingkan oleh

November 2017-Januari 2018, Laskar Peduli

tetangga-tetangganya.

 berhasil membantu  berhasil membantu keluarnya keluarnya 119 akta akta kelahiran kelahiran dari Desa Lai Hau, sekitar 17 di antaranya adalah

“Pendataan dari pagi sampai sore, data apa saja?” begitu kata Apriliani menirukan pertanyaan

akta kelahiran milik anak pekerja migran.

tetangganya.

Data yang dikumpulkan Laskar Peduli ternyata

Hal serupa dialami Dellyani M. E. Bunga, 57

mendorong berbagai pihak untuk bergerak dan

tahun, Ketua Laskar Peduli Kelurahan Lumbu

peduli kepada anak-anak, khususnya anak-anak

Kore. Ia dipertanyakan oleh anggota Laskar Peduli

pekerja migran. Instansi-instansi pemerintah

lainnya, yang mau bekerja asal diberi uang, insentif,

menggunakan data mereka untuk memberikan

atau honor.

layanan dasar kepada masyarakat, khususnya

Tantangan lainnya adalah kapasitas Laskar

keluarga pekerja migran. Salah satunya adalah

Peduli yang masih minim, apalagi dukungan

Dinas Sosial Kabupaten Sumba Timur yang bekerja

pemerintah desa untuk kerja-kerja Laskar Peduli

sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

 Anak Pekerja Pekerja Migran Migran juga juga kurang. kurang.

(BPJS) Cabang Waingapu untuk memberikan kartu

Tantangan-tantangan itu dijawab Yasalti

 jaminan keseha kesehatan tan dan Kartu Indones Indonesia ia Sehat (KIS)

dengan menyelenggarakan penguatan kapasitas

 bagi anak anak pekerja pekerja migran. migran.

 bagi Laskar Laskar Peduli. Peduli. Penguatan Penguatan kapasita kapasitass dilakukan dilakukan

41

42

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

melalui pelatihan dan diskusi sebagai upaya meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mereka tentang hak-hak anak, gender, pengorganisasian, dan advokasi. Kegiatan tersebut dilakukan melalui pelatihan-pelatihan, lokakarya, pertemuan rutin, asistensi, dan pendampingan. Koordinasi dan komunikasi terus

Dellyani M.E.Bunga, Laskar Peduli Anak dan Anak Pekerja Migran Kelurahan Lumbu Kore

 Akhirnya SK Kepala Kepala Desa Desa dan Lurah Lurah terbit. Kini ada harapan baru bagi Laskar Peduli dan Forum Anak. Melalui dukungan  Alokasi Dana Desa Desa (ADD), (ADD), Laskar Peduli membantu memperjuangkan hak anak-anak, mengupayakan pemenuhan hak anak, memberikan sosialisasi dan pemahaman tentang hak-hak anak dalam

dibangun Yasalti dan Laskar Peduli untuk mendorong pemerintah desa dan kelurahan

rangka meningkatkan wawasan dan pemahaman tentang perlindungan anak,

aktif terlibat dalam upaya perlindungan

serta membantu memberikan motivasi

anak. Laskar Peduli kini lebih percaya

kepada anak-anak untuk mengembangkan

diri terlibat dalam forum Musyawarah

 bakat, kreativit kreativitas, as, dan potensi yang dimiliki dimiliki

Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)

masing-masing anak.

desa dan kelurahan dalam mendorong

Strategi lain yang dilakukan Yasalti

alokasi dana desa bagi anak dan anak

untuk mendukung kerja Laskar Peduli

pekerja migran.

 Anak dan dan Anak Pekerja Pekerja Migran adalah adalah

Selain itu, mereka juga mengawal

dengan membentuk Forum Anak di Desa

penerbitan Surat Keputusan (SK) bagi

Lai Hau pada November 2017. Forum Anak

legalitas lembaga Forum Peduli Anak dan

memberi ruang anak-anak dan anak pekerja

Forum Anak pada 3 desa dan 1 kelurahan.

migran untuk bertemu serta berinteraksi

Di Lai Hau, Aprilani bahkan dipercaya

 bersama melalu melaluii bakat dan dan potensi potensi yang

menjadi bendahara Forum Peduli Anak.

dimiliki. Peran Laskar Peduli Anak dan

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Aprilani Pandahuki Laskar Peduli Anak dan Anak Pekerja Migran sedang berdiskusi bersama Laskar Peduli

Pekerja Migran  Anak Pekerja Migran membantu membantu mengol mengolah ah bakat bakat

dari teman-temannya. Nancy terharu dan tumbuh

dan potensi yang mereka miliki.

semangat baru dalam dirinya. Ia merasa ada seorang

Kegiatan demi kegiatan dikembangkan dalam

sosok ibu yang sering memberikan penguatan dan

Forum Anak. Anak-anak sering bertemu dan

selalu mendukung dia. Akhirnya Nancy bersedia

 berkreasi bersama  berkreasi bersama melalui melalui tarian, tarian, menyanyi, menyanyi, belajar belajar  bersama,  bersam a, dan mengemb mengembangkan angkan ketera keterampilan mpilan

 bergabung  bergabun g di Foru Forum m Anak Anak Impia Impian n Kasih. Kasih. “Sebelumnya saya adalah anak yang pemalu.

untuk membuat produk dari barang-barang bekas.

Minder dengan teman-teman lainnya, Tetapi sejak

Bersama Laskar Peduli Anak dan Anak Pekerja

saya bergabung di Forum Anak Impian Kasih,

Migran, mereka lebih terbuka dan menjadi teman

saya menjadi lebih percaya diri untuk berbicara,

untuk saling berbagi, sebagai teman curhat, dan

saya bisa mengenal banyak teman. Saat ini saya

teman yang akan mendengarkan keluhan-keluhan

dipercaya menjadi sekretaris Forum Anak Impian

dan mendiskusikan kemungkinan-kemungkinan

Kasih,” ungkap Fetrinancy.

solusi buat mereka. Kini anak pekerja migran tidak lagi merasakan

Forum anak menjadi tempat Nancy berproses  bersama anak-an anak-anak ak lainnya, lainnya, membangun membangun relasi dan dan

kesepian karena ditinggal orang tuanya. Tidak

interaksi sehingga menjadi anak yang lebih mandiri.

lagi merasa minder karena ada teman-teman yang

Dia dan teman-temannya saling melengkapi, saling

menjadi keluarga terdekat yang selalu ada dalam duka, dan senang. Perasaan itu, salah satunya

mengisi, dan saling berbagi, sehingga anak-anak  yang sebelum sebelumnya nya kurang kurang mendapatk mendapatkan an pengasuhan pengasuhan,,

dirasakan Fetrinancy.

kurang mendapatkan perhatian, bisa mendapatkan

Fetrinancy (16) adalah seorang anak pekerja migran. Kini dia duduk di kelas 3 Sekolah Menengah Atas (SMA) Lewa Tidahu. Anak ke-3

pembelajaran dari teman-temannya atau pengasuhpengasuhnya. Kini Nancy lebih ceria dan bersemangat, bahkan

dari 4 bersaudara yang ditinggal ibunya, Magdalena

 berprestasi.  berpres tasi. Ia terpilih menjad menjadii sekretaris sekretaris Forum Forum

Mora Ngguna, 3 tahun yang lalu. Ia tumbuh sebagai

 Anak Impian Impian Kasih. Kasih.

anak yang pendiam, jarang bertemu dengan teman-

 Yasalti bersam bersama a Laskar Peduli berhar berharap ap anak-

temannya karena merasa minder. Kesehariannya

anak, khususnya anak-anak pekerja migran tumbuh

hanya seputar sekolah, rumah, dan sawah saat

menjadi pribadi yang lebih mandiri sehingga

musim kerja sawah.

mereka bisa berpikir kreatif dan mempunyai mimpi

Nancy, panggilan akrabnya, sering didatangi

untuk masa depan mereka sendiri, juga keluarga

 Aprilani  Apri lani ke rumah rumahnya. nya. Ia dibe diberi ri pengu penguatan atan agar tida tidak k

dan untuk membangun Desa Lai Hau dan Sumba

terlena dan larut dengan perasaan malu dan minder

Timur.

43

44  

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

45

 

Wahana Belajar Anak Umma Pande Oleh Imelda Sulis Seda YPK Donders, Sumba Barat Daya

46  

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

 W 

ee Limbu ‘air mengalir dari batu-

 batu’, sebuah sebuah desa desa yang yang jaraknya jaraknya hampir satu jam dari ibu kota Kabupaten Sumba Barat Daya

 Wee Teebula, Teebula, yang yang artinya artinya air yang yang keluar keluar dari tempayan batu. Hampir semua nama-nama tempat di Pulau Sumba berhubungan dengan air. Desa Wee Limbu berada di Kecamatan Wewewa Timur. Sekitar 90% warga desa bekerja sebagai  buruh tani, tani, baik bertani sawah maupun maupun ladang. ladang. Sisanya menjadi pekerja migran. Pekerja migran dari daerah ini umumnya masih berusia muda. Mereka yang belum menikah, atau baru 1 sampai 3 tahun menikah. Mereka yang sudah menikah

Di hamparan wilayah yang terhambur 

 biasanya memilik memilikii 1 atau 2 orang anak yang usianya mencapai 1 hingga 13 tahun. Berbeda dengan wilayah lain di Indonesia,

Kubangun sebuah gerakan

kebanyakan pekerja migran dari Sumba Barat Daya

untuk masa depan anak 

luar negeri dikarenakan utang adat. Utang yang ditanggung karena tuntutan adat, seperti membayar

Di situ ada juga motiv motivasi. asi.

 biaya mahar mahar yang jumlahny jumlahnya a sangat besar untuk

Di situ juga ada harapan. Itulah dia Umma Pande 

memutuskan berangkat ke luar daerah maupun

pernikahan, biasa disebut belis belis atau  atau untuk biaya kematian yang disebut ke’dde ke’dde.. Ritual kematian menjadi sesuatu yang sangat mahal secara adat di Sumba, terutama saat akan

Umma Pande bawalah diriku

dilakukan penguburan dan pemindahan kerangka

dan langkahku yang cilik

kerangka untuk dipindahkan ke kampung adat.

dan cerdas  Puisi Novi, anak pekerja migran (APM) Desa Wee Limbu, anggota Komunitas Umma Pande.

orang yang sudah meninggal atau menggali Upacara yang biasa disebut Makawera atau Saiso ini membutuhkan hewan persembahan untuk para leluhur dalam jumlah cukup besar. Dalam setiap upacara, dibutuhkan sekitar 7 - 10 ekor kerbau. Satu ekor kerbau harganya bisa mencapai 15 hingga 20 juta rupiah. Artinya, tiap ritual kematian membutuhkan setidaknya 140 juta rupiah hanya untuk hewan persembahan. Biaya pernikahan di Sumba juga tak kalah mahal. Belis pernikahan jumlahnya beragam, tergantung kepada tinggi rendahnya derajat keluarga bersangkutan secara adat. Keluarga biasa membutuhkan biaya belis mencapai 135 juta rupiah untuk membeli 5 ekor kuda, 5 ekor kerbau, dan 3 ekor babi. Keluarga bangsawan bisa berlipat tiga  biaya belisnya. belisnya.

47

48

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

Inilah alasan kebanyakan orang menjadi pekerja migran di Sumba, khususnya dari Kabupaten Sumba Barat Daya. Dinas Ketenagakerjaan dan Sosial Sumba Barat Daya menyatakan bahwa

Mama Agustina Lingü Lango (45), Kader bintang perubahan desa

 Anak-anak  Anak-ana k pekerja pekerja migran migran ini biasanya biasanya dititipkan kepada keluarga terdekatnya, misalnya kakek, nenek, om, dan tante.  Ada juga juga yang terpaksa terpaksa dititipkan dititipkan kepada tetangganya. Di Desa Wee Lumbu, Yayasan

 jumlah buruh buruh migran migran yang pergi ke ke

Pengembangan Kemanusiaan (YPK)

Malaysia, Arab Saudi, dan Singapura

Donders menemukan 115 anak-anak

mencapai 3.270 orang. Sekitar 64,2 % pergi

pekerja migran.

secara ilegal. Akibatnya, mereka rentan

Orang tua sebagian anak-anak ini

mengalami kekerasan baik oleh majikan

memiliki status pernikahan yang belum

maupun penyalur mereka ke luar negeri.

 jelas, belum belum diakui diakui secara secara adat karena

Tak hanya para pekerja migran yang

 belum meluna melunasi si belisnya. belisnya. Status Status orang orang tua

rentan mengalami kekerasan, anak-anak

ini membuat status anak-anak juga tidak

mereka yang ditinggal dan dititipkan

 jelas. Orang Orang tuanya tuanya tidak tidak mungkin mungkin memiliki memiliki

ke keluarga terdekat juga berpotensi

kartu keluarga, padahal keberadaan kartu

menghadapi banyak masalah yang berujung

keluarga akan berpengaruh terhadap

pada kekerasan.

pengurusan akta kelahiran, juga Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

atau layanan dasar lainnya. Kesulitan yang dihadapi anak-anak ini

Kegiatan rutin anak daur ulang plastik menjadi kerajinan tangan dalam bentuk tas, tempat ponsel didampingi oleh kader anak

 berpotensi  berpote nsi membawa membawa mereka mereka kepada kepada kekerasa kekerasan n  berikutnya.  berikutnya.  Agustina  Agusti na Lingüística Lingüística Lango Lango (45), mama yang yang

Dana, anak-anak pekerja migran bahkan mengalami

tinggal di Wee Limbu menjadi saksi kekerasan yang

pelecehan seksual dari keluarga yang mengasuhnya,

dialami oleh anak-anak pekerja migran. Anak-anak

 yaitu om dan kakeknya. kakeknya.

pekerja migran, menurutnya, kerap mendapat

Situasi ini membuat Agustina prihatin. Rasa

perlakukan atau tekanan dari ‘keluarga baru’nya,

kasihan mendorongnya mengunjungi anak-anak

mulai dari umpatan kasar, bahkan ada yang

tersebut di rumahnya, hanya untuk sekedar

mendapatkan pukulan.

mengobrol dan menghibur mereka. Kepedulian ini

Hal ini mengakibatkan anak-anak cenderung

membawanya bertemu dengan YPK Donders saat

takut bertemu atau berbicara dengan orang lain.

lembaga ini melakukan kajian cepat tentang situasi

Mereka juga sulit belajar karena waktunya habis

anak-anak buruh migran pada Juni 2015.

untuk bekerja di kebun, mengambil kayu, dan menjaga ternak. Prestasi belajar di sekolah cenderung menurun. Di desa tetangga, Desa Wee Kokora dan Mawo

Belakangan, YPK Donders mengajaknya  bergabung  bergab ung menjadi menjadi kader. kader. Bersama empat kader lainnya di Desa Wee Limbu, Agustina mengikuti pelatihan-pelatihan

49

50

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

“Kami menyumbang ini untuk anak-anak karena mereka juga anak-anak saya. Kami mau anakanak ini menjadi lebih baik dan menjadi contoh buat buat anak-anak lainnya.” Erna Erisa Hoar

 yang diseleng garakan YPK Donders, Donders, diselenggarakan

Pemahaman terhadap kebutuhan

seperti pelatihan anak, kepemimpinan,

ini melahirkan gagasan bersama untuk

pengasuhan ( parent  parenting ing), ), hak anak, dan

menyediakan fasilitas bertemu dan belajar

pengorganisasian. Pelatihan-pelatihan

 bagi anak-anak anak-anak pekerja pekerja migran yang yang

ini membuatnya mampu membangun

mereka sebut sebagai Umma Pande.

komunikasi dan hubungan yang lebih

Umma di Umma  di tanah Sumba bermakna

luas dengan tokoh masyarakat dan aparat

rumah. Jika rumah biasanya hanya menjadi

pemerintah desa.

tempat tinggal, umma umma bagi  bagi masyarakat

 Yayasan  Yaya san Dond Donders ers men menyamak yamakan an kader kader--

Sumba memiliki fungsi sebagai tempat

kader desanya seperti sinar-sinar yang akan

orang berkumpul dan bermusyawarah

membawa perubahan. Itulah sebabnya

untuk pengambilan keputusan. Umma Umma  

mereka menyebut diri sebagai Kader

adalah simbol kebersamaan dan solidaritas.

“Bintang Perubahan”. Kader-kader inilah

Umma di Umma  di Sumba memiliki dua pintu.

 yang mel melakuk akukan an pende pendekata katan n multipi multipihak hak

Pintu sebelah kanan biasa disebut sebagai

dengan mendatangi dan mengajak diskusi

pintu bapak dan sebelah kiri pintu ibu.

semua pihak untuk bekerja sama dan peduli

Simbol ini menunjukan nilai harmoni

terhadap nasib anak-anak pekerja migran.

 bahwa perempuan perempuan dan laki-laki laki-laki saling saling

Pihak-pihak yang bekerja sama ini termasuk

membutuhkan.

orang tua asuh, tokoh adat dan tokoh masyarakat, juga aparat pemerintah desa.

 Pande dalam  Pande  dalam bahasa Indonesia  bermakna pintar atau cerdas.  bermakna cerdas. Harapan Harapan

Diskusi-disksusi ini membuat mereka

paling besar terhadap Umma Pande adalah

memahami kebutuhan anak-anak pekerja

 bisa menghasil menghasilkan kan buah-buah buah-buah kebaika kebaikan, n,

migran terhadap ‘ruang’ untuk saling

menghasilkan nilai-nilai kecerdasan bagi

 bertemu  bertem u dengan dengan anak-anak anak-anak lainnya, lainnya,

anak-anak dengan tetap berpijak pada

sehingga mereka tidak lagi distigma sebagai

kearifan lokal yang menjadi basis gerakan

anak yang tak punya orang tua. Anak-

kemanusiaan.

anak ini juga membutuhkan ruang belajar

Umma Pande yang dibangun di

dan berkreasi serta mengenal seni dan

Dusun Satu, Desa Wee Limbu, adalah

adat mereka. Mereka juga membutuhkan

hasil gotong royong dan sumbangan

peningkatan pengetahuan tentang hak-hak

nyata masyarakat terhadap masa depan

dasar anak dan keberanian menyampaikan

anak-anak pekerja migran. Rumah yang

pendapat, juga pelatihan untuk

memiliki luas 63 meter persegi ini dibangun

pengembangan bakat dan minat.

dari hasil sumbangan 25 keluarga. Ada

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

 yang menyumban g kayu dan bambu, bambu, ada yang menyumbang menyumbang uang tunai, memberikan material  bangunan,  bangun an, menyumbang menyumbang makanan makanan,, bahkan menyumbang tenaganya untuk bekerja bergotong royong. Rumah berbentuk menara seperti rumah adat Sumba pada umumnya ini selesai dibangun dalam waktu 90 hari. Rumah yang semua dinding dan lantainya dibuat dari bambu ini berdiri di atas tanah seluas 525 meter persegi. Umma Pande memiliki halaman  yang cukup cukup luas untuk digunak digunakan an berkegiatan berkegiatan oleh anak-anak. Mereka bisa berkebun, belajar, dan  bermain di sana. Tanah untuk rumah ini disumbangkan oleh Erna Erisa Hoar, mama berusia 43 tahun. Ia juga salah satu kader Bintang Perubahan. “Kami menyumbang ini untuk anak-anak karena mereka juga anak-anak saya. Kami mau anak-anak ini menjadi lebih baik dan menjadi contoh buat anak-anak lainnya,” ujar Erna Erisa Hoar tentang alasannya menghibahkan tanahnya secara cuma-cuma. Kini, setiap jam 3 hingga jam 5 sore, Umma Pande selalu ramai dan riuh dengan suara anakanak berkumpul, bermain, dan menari. Kini anak-anak memiliki tempat belajar menulis, menggambar, membuat kerajinan-kerajinan tangan, menari, menyanyi, berpuisi, dan berpidato. Siapa yang melatih mereka? Mereka dilatih oleh tetua adat, orang tua mereka, para kader Bintang Perubahan, relawan dari luar Sumba, dan staf YPK Donders. Umma Pande menjadi tempat anak-anak

kaum perempuan, anak muda, dan para tokoh masyarakat untuk mendiksusikan tak hanya

mengenal pola dan tata cara bertani yang ramah

masalah pekerja migran, tapi juga permasalahan-

lingkungan. Mereka berpraktik membuat pupuk cair

permasalahan di tingkat desa lainnya dan mencari

dan pupuk padat organik menggunakan organisme

solusinya.

lokal yang dikenal dengan teknologi Eectiv teknologi Eectivee

Sejak itu, jumlah anggota komunitas dan kader

 Microorganis  Microor ganism m (EM4). Bahan dasar pupuk ini

terus bertambah. Jumlah kader Bintang Perubahan

 berasal dari kebun kebun warga. warga.

 yang pada pada awalnya hanya 5 orang, orang, saat saat ini menjadi menjadi

Kehadiran Umma Pande memberikan pengaruh

10 orang. Meningkatnya jangkauan dan peran-

 besar terhadap terhadap upaya-upa upaya-upaya ya berbagai berbagai pihak pihak

peran kader ini mendorong lahirnya komunitas-

terhadap perlindungan anak-anak pekerja migran.

komunitas belajar anak di dusun-dusun. Mereka

Umma Pande juga mendorong kemajuan para kader

memiliki jadwal belajar secara bergantian di Umma

Bintang Perubahan dan juga peran pemerintah desa

Pande.

serta tokoh adat. Di Umma Pande, para kader mengumpulkan

Perkembangan yang tidak kalah penting yang muncul sejak berdirinya Umma Pande adalah

51

52

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

mendorong perempuan di desa mulai aktif dengan usaha-usaha ekonomi produktif. Mengolah bahan pangan lokal menjadi menjadi makanan yang bisa dijual. Kue-kue dari bahan ubi, singkong, pisang, dan labu  yang dibuat dibuat oleh oleh para mama mama sekarang sekarang mulai mulai

Umma Pande sebagai pusat dasar pelayanan sosial dasar bagi warga Desa Wee Limbu.

Keberadaan Umma Pande juga memberi keyakinan dan harapan baru bagi masyarakat dan pemerintah desa. Mereka mulai memperhatikan para keluarga pengasuh anak-anak pekerja migran. Sepuluh keluarga mendapat bantuan masing-masing sepasang

dikenal. Mereka bahkan mendapat pesanan

ternak kambing pada 2017. Tahun ini,

untuk menyediakan konsumsi rapat desa.

 bantua  ban tuan n kemb kembali ali dib diberik erikan an pada pada sep sepulu uluh h

Selain itu, mama-mama juga semakin

keluarga yang berbeda.

aktif dan terlibat dalam pertemuan

Pemerintah juga menyediakan dana

di tingkat desa. Mereka mengikuti

insentif bagi para kader Bintang Perubahan

Musyawarah Perencanaan Pembangunan

 yang jumlahnya jumlahnya mencapai mencapai sepuluh sepuluh orang.

Desa (Musrenbangdes) dan berani

Setelah mereka mendapatkan Surat

mengeluarkan pendapat pada saat

Keputusan (SK) Kepala Desa, tiap orang

pertemuan di forum desa.

mendapat dana sebesar 300 ribu rupiah

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

setiap 3 bulan, sesuai jadwal pencairan Anggaran

Agustinus Ndamalero tokoh masyarakat salah satu penggagas pembangunan Umma Pande

Dana Desa (ADD). Kerja sama antara para kader dan pemerintah

hal penting bagi kami orang tua. Umma menjadi

desa juga semakin erat. Dibuktikan oleh keluarnya 80 Kartu Keluarga, 100 buah akta kelahiran, 10

simbol budaya yang hampir dilupakan. Kami  bangga anak-ana anak-anak k dapat belajar belajar tentang tentang simbol

Kartu Indonesia Sehat, dan 100 Kartu Indonesia

kekayaan Sumba. Sebab dengan begitu mereka

Pintar yang diajukan para kader.

tak melupakan identitas Sumba. Rumah ini juga

Umma Pande juga memicu lahirnya gagasan

menjadi tempat membangun kerja sama antara

 baru dari dari warga, warga, anak-anak, anak-anak, dan pemerin pemerintah tah desa desa

anak-anak pekerja migran dan anak-anak lainnya di

untuk mendirikan fasilitas Pendidikan Anak usia

desa.”

Dini (PAUD) Peduli pada April 2018. Keinginan

Umma Pande menjadi simbol harapan bagi

mendirikan PAUD didorong karena banyaknya

anak-anak pekerja migran dan anak-anak Desa

anak-anak usia 2 hingga 4 tahun yang belum bisa

 Wee Limbu Limbu lainnya. lainnya. Para kader Bintang Bintang Perubah Perubahan an

 belajar..  belajar

 yakin, bersama bersama Umma Umma Pande akan tumbuh tumbuh generasi generasi

Perkembangan yang terjadi bersama hadirnya Umma Pande membuat para tokoh adat Desa Wee Limbu bangga. Seperti yang diungkapkan oleh  Agustinus  Agustin us Ndamalero, Ndamalero, “Umma Umma Pande  Pande merupakan

 yang cerdas, cerdas, kreatif, kreatif, dan mandiri mandiri,, yang akan akan  berbuatt untuk Pulau Sumba.  berbua Sumba. Seperti penutup puisi yang dibaca Novi, “Untukmu Sumba aku berdiri di sini”.

53

54  

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Pola Pengasuhan APM di Desa Purwodadi Oleh Zuhro Rosyidah LP3TP2A, Malang

55

56  

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

i’ut (50), perangkat Desa

Karena fisik

Purwodadi, mengkhawatirkan  warganya  wargany a yang menjadi menjadi pekerja pekerja migran, baik di daerah lain

mereka yang berbeda, mereka sering disebut sebagai “Anak Onta”

atau yang kerja di luar negeri. Selama lima tahun terakhir, ada 432 warganya yang menjadi pekerja

M

migran dan jumlahnya terus meningkat. Desa Purwodadi berada di Kecamatan

Donomulyo, Kabupaten Malang. Desa ini ditempuh sekitar 2 jam dari Kota Malang, melewati Bendungan Sengguruh dan jalan hutan yang

 berkelok-ke  berke lok-kelok. lok. Purwodadi terdiri dari 5 Dusun, 10 Rukun  Warga (RW), (RW), 41 Rukun Rukun Tetangga Tetangga (RT), dan jumlah penduduk sekitar 6.557 jiwa (3.035 laki-laki dan 3.232 perempuan). Jumlah anak yang berusia 14 tahun ke bawah sebanyak 1.128 anak. Sebagian besar warga, sekitar 2.220 orang,  bekerja  beker ja sebagai sebagai petani. petani. Mereka Mereka mengelola mengelola lahan lahan

57

58

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

Mi’ut, tokoh relawan pemilik TPQ di Desa Purwodadi

keren, bahkan banyak yang mengendarai motor walau belum mempunyai Surat Izin Mengemudi (SIM). Mereka juga merasa  bahwa pendidik pendidikan an menjadi menjadi tidak penting karena orang tua selalu dapat memenuhi kebutuhan materi mereka. Mi’ut berhasil memengaruhi warga di sekitarnya. Ia menemukan beberapa orang dengan kegelisahan yang sama. Beberapa memiliki pengalaman mengasuh APM. Beberapa pernah menjadi pekerja migran.

seluas 12.777 ha, namun 96% lahan

Mereka sepakat untuk menjadi tim relawan

tersebut adalah lahan kritis atau tidak

penanganan APM.

subur. Inilah yang membuat banyak warga

Desa Purwodadi merupakan satu dari

Desa Purwodadi memilih bekerja ke luar

tiga desa yang mendapatkan pendampingan

desanya, walau mereka tidak tercatat dalam

Program Peduli, khususnya sub pilar

prol desa.

 APM. Mi’ut menjad menjadii penggerak penggerak Program Program

Kegelisahan Mi’ut lebih kepada anak-

Peduli melakukan sosialisasi program

anak para pekerja migran yang ditinggalkan

pendampingan APM kepada masyarakat

di desa. Pada pendataan terakhir, jumlah

desanya.

 Anak Pekerja Pekerja Migran Migran (APM) telah telah mencapai mencapai

 APM yang mendapa mendapatt kekerasan kekerasan seksual seksual

164 anak, 250 persen lebih tinggi dari 5

menjadi perhatian utama. Dalam kurun

tahun lalu.

 waktu satu satu tahun, tahun, kantor kantor Pusat Pelayanan Pelayanan

 APM tumbuh tumbuh tanpa damping dampingan an orang

Terpadu Pemberdayaan Perempuan

tua langsung, kebanyakan diasuh nenek

dan Anak Kabupaten Malang sudah

atau kakek. Ini menimbulkan permasalahan

mendampingi 8 APM, 3 anak berasal dari

sosial akibat salah asuhan karena jauhnya

Kecamatan Donomulyo.

 jarak generasi generasi mereka. Tak hanya itu, APM dianggap

Ironisnya, masyarakat justru menganggap APM yang bersalah dengan

masyarakat sebagai biang masalah, tidak

tuduhan menggoda pelaku atau karena

sopan, dianggap centil kalau perempuan,

pergaulan yang salah. Anak-anak dan

dan suka kebut-kebutan. Anggapananggapan buruk semacam itu dianggap

remaja pun ikut memiliki pandangan serupa dan sering melecehkan APM.

hal yang wajar dan membuat APM rentan

Program Peduli mulai dilakukan

terhadap kekerasan. Alih-alih mendapat

Lembaga Pengembangan Pusat Pelayanan

perlindungan, mereka justru dianggap

Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan

sumber masalahnya.

 Anak (LP3TP2A) (LP3TP2A) sejak sejak Juli Juli 2017. LP3TP2A

Lebih parah lagi untuk anak yang lahir

memulai programnya dengan melakukan

ketika ibu mereka bekerja di luar negeri.

audiensi kepada Bupati Malang dan jajaran

Karena sik mereka yang berbeda, mereka

Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

sering disebut sebagai “Anak Onta”. Pandangan-pandangan negatif dari

 Audiensi  Audien si dilanjutkan dilanjutkan ke tingkat tingkat kecamatan dan tiga desa terpilih,

masyarakat memberi pengaruh buruk

Desa Kedungsalam, Mentaraman, dan

 bagi APM. APM. Mereka jadi sering sering meminta meminta

Purwodadi. Satu pokok bahasan yang

gawai atau motor baru kepada orang tua

dibahas adalah cara menangani isu eksklusi

 yang bekerja bekerja di di luar negeri negeri agar agar terlihat terlihat

 yang dialami dialami APM. APM.

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Hasilnya, Program Peduli mendapat  banyak dukung dukungan an pemerintah pemerintah dan dan ada program program pengelolaan keuangan pekerja migran dalam bentuk koperasi di desa. Diskusi-diskusi yang dilakukan  juga membuat membuat wawasan wawasan tentang isu APM menjad menjadii lebih luas. Selain bekerja bersama OPD, LP3TP2A percaya bahwa Program Peduli harus menyasar semua kalangan secara simultan, khususnya warga desa. Para relawan direkrut untuk melakukan pendataan desa. Data-data yang didapat, diolah dan dipaparkan di depan pemangku kebijakan pada tingkat kecamatan. Salah satu sasaran Program Peduli adalah tokoh agama. Mereka diajak memahami eksklusi sosial  APM yang harusny harusnya a menjadi menjadi perhatian perhatian para ulama ulama dan bisa diangkat dalam ceramah-ceramah mereka. Selain LP3TP2A, narasumber juga berasal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Malang. Cara ini diharapkan membuat para tokoh agama tak ragu memasukkan isu APM dalam ceramahceramahnya karena tidak menyalahi aturan dalam

melatari lahirnya Sekolah Peduli, sekolah untuk

 berdakwah.  berdak wah.

orang tua dan orang tua pengganti APM yang

Selain tokoh agama, sasaran penting lainnya untuk mendukung perlindungan APM adalah

mengajarkan tentang parent tentang parenting ing atau  atau pengasuhan  bagi anak anak yang jauh jauh dari orang tua. tua.

perangkat desa dan pendamping desa. Kegiatan

Sekolah Peduli disesuaikan dengan kondisi

Lokakarya Inisiasi Inklusi Sosial APM didukung

keseharian APM, seperti materi bijak menggunakan

 Anggaran  Anggar an Pendapatan Pendapatan dan dan Belanja Belanja Desa (APBDes (APBDes))

internet serta mengajarkan orang tua dan orang

dan dilaksanakan dengan melibatkan pihak

tua pengganti cara mengantisipasi dan mengatasi

kecamatan yang membidangi kesejahteraan

kecanduan gawai. Ada juga materi bijak berlalu

sosial serta menghadirkan narasumber dari Dinas

lintas. Materi tersebut diadakan karena banyak anak

Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Konsultan Kementerian Desa tingkat Kabupaten Malang.

menggunakan sepeda motor meski belum memiliki SIM, bahkan anak-anak Sekolah Dasar (SD).

Lokakarya diharapkan menghasilkan kesepakatan

Sebenarnya ujung tombak kegiatan adalah para

tentang alokasi dana khusus untuk anak dalam

relawan. Mereka terlibat di semua kegiatan untuk

 APBDes,, khususnya  APBDes khususnya untuk untuk APM.

meningkatkan kapasitas mereka agar lebih mudah

Sasaran utama Program Peduli adalah APM pada tiga desa. Mereka membutuhkan sebuah

melakukan pendampingan. Mi’ut adalah penggerak relawan. Semula

forum untuk saling berdiskusi, melahirkan

LP3TP2A mengenalnya sebagai Sekretaris Desa

gagasan, dan berekspresi. Organisasi anak yang

Purwodadi. Ia sangat peduli pada permasalahan

membaurkan membaurkan APM dengan non

 yang dialami dialami masyarakat. masyarakat. Ia memiliki memiliki Tempat Tempat

 APM. Keanekarag Keanekaragaman aman peserta peserta dalam dalam forum forum anak

Pendidikan Qur’an (TPQ) yang dikelola secara

diharapkan mempercepat terwujudnya inklusi sosial

swadaya sejak 2005 dengan 40 anak didik, 80% nya

di antara anak-anak tersebut.

adalah APM.

Tak hanya anak, orang terdekat yang mengasuh si anak juga perlu mendapat perhatian. Inilah yang

Mi’ut pernah menjadi pekerja migran di Malaysia saat masih muda sehingga memahami

59

60

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

Maslakah juga mendampingi salah satu  APM yang memilik memilikii kebutuhan kebutuhan khusus khusus atau lambat belajar. APM tersebut berusia 13 tahun dan belum memiliki kemampuan membaca sehingga ia malas sekolah. Tiada henti-hentinya Maslakah mendatangi sekolah agar para guru memberikan perhatian ekstra pada anak tersebut. Ia juga terus membujuknya sekolah. Akibatnya, pihak sekolah kini sangat kooperatif terhadap kondisi APM. Nur Rohman (29), penggerak di Dusun Sumber Blimbing, menerapkan strategi berbeda. Ia menggunakan seni Pertemuan relawan di sekretariat LP3TP2APeduli Kecamatan Donomulyo,

dalam membimbing APM. Ia mendirikan

Kabupaten Malang

“Jathilan”. Itu adalah strategi untuk

kelompok Seni Hadrah di Dusun Purworejo Kidul. Jayani (45), ketua Rukun Tetangga (RT), juga ikut membentuk kelompok kesenian tradisional kuda lumping mengurangi waktu anak bermain gawai dan

 bagaimana  bagaiman a kesulitan kesulitan APM. APM. Tiap ba’da ba’da   Magrib, beliau memberikan ceramah bagi

kebut-kebutan.  Anak-anak  Anak-ana k juga punya forum forum tersendir tersendirii

orang tua. Saat anak-anak belajar, ia juga

 yaitu Forum Forum Anak Anak Desa Purwoda Purwodadi. di.

memberikan siraman rohani bagi para

Ketua Forum Anak, Alex Firmansyah

orang tua.

(17), mengumpulkan anak-anak APM dan

Sebagai seorang yang berkecimpung di dunia sosial, ia banyak mengalami tantangan dari masyarakat. Ajakannya

non-APM pada hari Minggu sore untuk melakukan olahraga bersama. Forum Anak juga memiliki pelajaran

pada orang-orang terdekat untuk peduli

tambahan untuk murid kelas 2 Sekolah

terhadap permasalahan APM lambat laun

Dasar (SD). Forum Anak Desa kini memiliki

membuahkan hasil. Muncul relawanrelawan yang melakukan pendampingan

SK pengesahan dari kepala desa dan dilibatkan dalam kegiatan forum anak di

 bagi APM. APM.

tingkat kabupaten dan kecamatan.

Para relawan melakukan pendampingan

LP3TP2A menyadari bahwa relawan

dengan cara yang berbeda-beda. Maslakah

merupakan ujung tombak pendampingan

(43), tetangga dekat Mi’ut memberikan

 bagi perlindun perlindungan gan APM dalam Program Program

les mata pelajaran gratis. Les ini selain

Peduli. Para relawan dilibatkan dalam

menambah pengetahuan akademik APM

semua kegiatan, khususnya penguatan

sesuai dengan mata pelajaran di sekolah,

kapasitas dan peningkatan pemahaman

 juga men menjadi jadi cara untu untuk k memant memantau au dan dan

mereka terhadap Konvensi Hak Anak dan

mendampingi tumbuh kembang APM. Selain

Undang-Undang Perlindungan Anak.

memberi les gratis, ia juga mengajarkan

Para relawan juga memiliki forum

keterampilan seperti membuat prakarya

pertemuan bulanan untuk membahas

dari kain anel. Banyak APM yang tertarik

permasalahan tumbuh kembang anak APM

mengikuti program Maslakah.

dan mengevaluasi kegiatan yang sudah

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Olahraga minguan yang digagas oleh Forum Anak Desa Purwodadi

 berjalan  berjala n serta rencana bulan beriku berikutnya. tnya. Kadang, Kadang,

Mengantar anak ke sekolah menjadi kebiasaan baru warga Desa Purwodadi

Sore hari, anak-anak pergi ke Tempat

 jika diperluka diperlukan n dalam pertemu pertemuan, an, diundang diundang

Pendidikan Agama, sudah tidak kebut-kebutan

narasumber yang kompeten sehingga para relawan

motor lagi. Mereka lebih rajin belajar dibanding

 bisa berdisku berdiskusi si dan menimb menimba a pengetahuan pengetahuan dengan dengan

dulu. Pihak sekolah pun lebih terbuka dengan

leluasa.

relawan.

Relawan juga mendapat kesempatan untuk

Perubahan-perubahan di atas juga mem-

 belajar dari organisasi organisasi atau wilayah wilayah lain. lain. Saat

pengaruhi prestasi akademik siswa, khususnya

Festival Egran Festival  Egrang g VIII di Tanoker, relawan juga pergi

sejak ada pelajaran tambahan yang diberikan

ke sana dan belajar cara pendampingan APM.

para relawan. Di Sekolah Dasar Negeri (SDN)

Sejak adanya Program Peduli, banyak

Purwodadi 4, siswa kelas 6 berjumlah 16 anak dan 3

perubahan yang terjadi di desa. Ponisri (61), nenek  yang mengasuh mengasuh 4 cucu dari dari tiga anaknya yang

di antaranya APM. Ketiga APM tersebut mendapat nilai ujian akhir di atas 80, sedangkan nilai tertinggi

 bekerja  bekerj a di luar luar negeri, negeri, merasa merasa sangat sangat terbantu terbantu

di SD tersebut 85 dan terendah 74. Prestasi

dengan adanya Sekolah Peduli. Ia sadar telah salah

membanggakan untuk sekolah di tempat terpencil.

dalam mendidik 4 cucu yang dititipkan padanya.

Pemerintah desa pun menunjukkan

Pelajaran pola pengasuhan di pada Sekolah Peduli

dukungannya. APBDes di Desa Purwodadi pada

sangat membantu dalam memahami cucu-cucunya.

2018 menganggarkan 6,5 juta, khusus untuk

Para orang tua lebih peduli dengan pendidikan

kegiatan APM. Ini tidak lepas dari peran Kholin

anak-anak mereka. Saat ini, banyak orang tua yang

(47) relawan dari Dusun Sumber Blimbing yang

mengantar anaknya ke sekolah. Dulu, mengantar

menjabat sebagai sekretaris Desa Purwodadi.

anak dianggap sesuatu yang mengurangi jadwal

Keberhasilan-keberhasilan dan kemenangan-

kerja mereka. Sekarang, mengantar dan menjemput

kemenangan kecil di atas membuat masyarakat

anak di sekolah sudah menjadi kecenderungan baru

 yakin jalan jalan menuju menuju Desa Desa Purwodadi Purwodadi yang Ramah

di kalangan masyarakat Purwodadi, khususnya bagi

 Anak makin makin terlihat. terlihat. Mereka Mereka yakin yakin Desa Purwoda Purwodadi di

mereka yang memiliki anak-anak di sekolah dasar.

dapat menjadi desa inklusi bagi semua anak.

61

62  

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Mereka Yang Tergugah Oleh Suharti SANTAI, Lombok

63

64  

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

“Saya baru tersadar betapa berat beban yang mereka alami selama ini. Mereka adalah anak-anak yatim sosial.”

 A 

nak-anak buruh migran seperti yatim sosial. Bagaimana tidak, mereka hidup

 jauh dari dari orang tuanya. Tidak Tidak mudah mudah menjadi anak-anak pekerja migran.

 Anak-anak  Anak-ana k yang ditingga ditinggalkan lkan ini, ini, ada yang yang masih  bayi dan belum genap berusia berusia 1 tahun, ada yang  balita, dan dan ada yang yang sudah sudah bersekolah. bersekolah. Dalam waktu seketika, mereka kehilangan kasih sayang, kehilangan teman untuk bercerita, kehilangan sosok yang akan membantu mereka

H. Muh. Amin, Gubenur NTB pada Seminar Gerakan InklusiWakil Sosial Anak Pekerja Migran, 13󰀭14 Juni 2016 di Mataram.

ketika ada persoalan, dan kehilangan orang yang akan melindungi mereka. Peran-peran dan sosok orang tua tersebut kemudian digantikan oleh nenek, kakek, bibi, paman, saudara, bahkan orang lain.  Anak-anak  Anak-ana k ini hidup hidup di bawah bawah pengasuhan pengasuhan ala kadarnya. Mereka memiliki masalah sosial yang pelik. Pertama, mereka tidak memperoleh pelayanan dasar kependudukan. Kedua, mereka mengalami  banyak perundu perundungan ngan oleh oleh kawan-kawan kawan-kawan sebayan sebayanya ya maupun oleh masyarakat. Ketiga, mereka tidak memperoleh pengasuhan yang memadai dari orang tuanya. Keempat, perbedaan sik menyebabkan mereka juga mengalami berbagai kasus tindak kekerasan dan diskriminasi.

65

66

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

ibunya dan bantuan dari bibinya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tak lama, Abdullah, adik laki-laki Siti yang masih duduk di kelas 5 SD pun menyusul keluar dari sekolahnya. Ia malu karena sering diolok-olok dengan sebutan “Anak Onta” oleh temannya. Ia terpaksa  bekerja di sebuah  bekerja sebuah toko kayu di desanya dan kerja serabutan lainnya untuk membantu kakaknya. Tahun 2017, ibu Siti pulang dari Arab Saudi. Kepulangannya ini bukan tanpa alasan. Kepulangannya karena saudaranya sudah tidak sanggup lagi menjaga Siti dan saudara-saudaranya. Konsekuensi dari kepulangan ibunya, Siti bersama ketiga saudaranya

 Abdullah  Abdull ah terpaksa terpaksa mengambil mengambil alih tanggung tanggung  jawab untuk untuk menghidu menghidupi pi keluarganya keluarganya dengan menjadi buruh bangunan di Bali. Siti akhirnya menikah pada usia dini, 16 tahun. Ia menjadi istri kedua laki-laki dari

 Anak-anak  Anak-ana k pekerja pekerja migran migran yang dibawa dibawa orang tuanya dari negara tempatnya bekerja

desa tetangga. Tak berselang lama, Siti mengandung

dalam usia balita, mereka belum terlalu

dan melahirkan. Saat ini dia sedang

merasakan perbedaan dengan temannya,

menunggu keberangkatan menjadi pekerja

tetapi ketika mereka mulai memasuki

migran ke luar negeri. Dia berencana

sekolah dasar (SD), perbedaan itu mulai

menitipkan anaknya yang masih balita pada

terasa. Apalagi ketika mendapatkan

ibunya untuk diasuh.

perundungan dari kawan-kawan sebayanya,

Beginilah daur lingkaran kemiskinan

 bahkan ada ada anak yang terpaksa terpaksa keluar keluar dari dari

kelurga pekerja migran yang susah diputus.

sekolahnya karena tidak tahan dan merasa

Berbeda lagi dengan Ahmad, bocah

minder. Situasi-situasi sulit anak pekerja

laki-laki yang saat ini berusia 10 tahun yang tinggal di Desa Wanasaba. Dia dibawa oleh

migran ini dialami Siti yang tinggal di Desa

ibunya kembali ke Indonesia saat masih

Lenek Lauq. Ia terpaksa berhenti sekolah

dalam kandungan. Saat itu ibunya menjadi

untuk mengurus ketiga adiknya. Keempat

pekerja migran di Malaysia.

 bersaudara  bersau dara ini dibawa ibunya dari dari Arab

Tak lama berselang, ketika usianya

Saudi ketika masih bekerja di sana. Ayah

masih balita, ibunya kembali lagi menjadi

Siti, menurut pengakuan ibunya adalah

pekerja migran sampai sekarang. Selama

orang Pakistan.

ini, Ahmad hidup bersama kakeknya. Ia

Pada usia 15 tahun, Siti harus

 juga mendapatk mendapatkan an perundungan perundungan dari

menggantikan peran orang tuanya.

teman sebayanya dan warga sekitar. Namun

Mulai dari mengurus rumah, memasak,

kakeknya selalu menjadi pembelanya

menyediakan kebutuhan sekolah adiknya,

sehingga dia masih tetap bertahan di

serta mengasuh adiknya yang masih balita.

sekolah.

Mereka hanya mengandalkan kiriman uang

Itulah sekelumit cerita yang dialami

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

oleh anak pekerja migran yang mendapatkan stigma di Desa Lenek Lauq, Kecamatan Lenek (dulu masih Kecamatan Aikmel) dan Desa Wanasaba, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur. Kedua desa ini memiliki hamparan sawah yang hijau. Penduduknya mayoritas menjadi petani dan  buruh tani. Sebagian Sebagian lagi lagi menjadi menjadi pekerja pekerja migran migran ke luar negeri seperti Malaysia dan Timur Tengah, maupun dalam negeri seperti Kalimantan, Bali, dan lainnya. Bekerja di luar negeri adalah salah satu pilihan  yang diambil diambil sebagian sebagian warga di di Desa Lenek Lauq dan Desa Wanasaba maupun desa-desa sekitarnya  yang ada ada di Kabupaten Kabupaten Lombok Timur. Alasan  yang paling paling dominan dominan adalah adalah faktor faktor ekonomi ekonomi dan dan tergoda melihat teman dan tetangga yang sudah  berhasil.  berhasi l. Pada umumnya, umumnya, masyarak masyarakat at di desa desa ini menggunakan uang hasil kerja dari luar negeri untuk membangun rumah, membeli sepeda motor,  biaya sekolah sekolah anak, anak, dan kebut kebutuhan uhan lainnya. lainnya. Dibalik cita-cita mulia yang ingin mereka capai, ternyata ada persoalan yang harus ditanggung anakanak mereka. Jika berkunjung ke pedesaan di Lombok, terkadang kita jumpai anak-anak yang wajahnya terlihat berbeda dengan anak-anak di sana pada umumnya. Mereka memiliki paras lebih cantik dan ganteng. Warga desa memanggil mereka “Anak Onta”, “Anak Pakistan”, “Anak Sawit”, atau “Anak India”. Ini salah satu stigma yang diberikan

perasaan anak-anak ketika mereka ditinggalkan,

masyarakat setempat terhadap anak-anak yang

apa yang dialami oleh anak-anaknya selama

dilahirkan oleh para pekerja migran perempuan ketika bekerja di luar negeri. Mereka adalah Anak

ditinggalkan, atau menanyakan apakah mereka mengizinkan orang tuanya pergi.

Pekerja Migran (APM). Stigma ini memberikan rasa sakit bagi anak-

 Anak-anak  Anak-ana k pekerja pekerja migran migran ini dibiarkan dibiarkan tumbuh hanya dengan kekuatan yang mereka miliki. Tentu

anak pekerja migran. Mereka harus kehilangan

saja ada juga APM yang hidup berkecukupan,

kesempatan untuk bersekolah. Mereka dibatasi

mendapatkan pendidikan dan layanan kesehatan

untuk bermain dan berinteraksi dengan teman

 yang layak, layak, serta mendapa mendapatkan tkan pengasuhan pengasuhan yang

sebayanya. Mereka juga rentan untuk dinikahkan

 baik dari dari keluarga keluarga terdekatn terdekatnya, ya, tapi lebih lebih banyak banyak

maupun menikah di usia anak, bahkan rentan

 yang justru justru mendapatka mendapatkan n kesulitan kesulitan saat saat orang

menjadi korban eksploitasi seksual.

tuanya jauh.

Kondisi-kondisi di atas hampir tidak pernah

Ketika kita menanyakan berapa jumlah

dibahas oleh siapapun, bahkan oleh pemerintah.

anak-anak yang ditinggal oleh orang tuanya ke

Selama ini, topik yang dibahas hanyalah tentang

luar negeri, kita bisa pastikan data itu tidak akan

pekerja migrannya. Kalaupun membahas

pernah kita dapatkan. Jangankan data tentang

keluarganya, itu bukan khusus membahas tentang

 jumlah anak anak yang ditingg ditinggalkan. alkan. Berapa Berapa jumlah jumlah

67

68

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

masyarakat, tokoh masyarakat, kader desa,  bahkan staf staf desa desa yang Yayasan Tunas Tunas  Alam Indonesi Indonesia a (SANTAI) (SANTAI) temui, temui, mereka mereka memberikan pernyataan yang beragam terhadap situasi anak-anak pekerja migran. “Tidak ada yang terjadi dengan anakanak pekerja migran. Kehidupan mereka  jauh lebih lebih sejahtera sejahtera dibanding dibandingkan kan kami kami  yang menjadi menjadi staf staf desa,” desa,” ungkap ungkap Turmuzi, Turmuzi, staf Desa Lenek Lauq. Lain lagi yang disampaikan oleh salah satu warga yang mengatakan, “Di desa kami tidak ada anak yang dipangil seperti itu.” Memang tidak mudah meyakinkan semua pihak bahwa ada banyak persoalan  yang dihadapi dihadapi anak-anak anak-anak pekerja pekerja migran. Butuh waktu yang cukup lama untuk meyakinkan mereka. Situasi inilah yang membawa SANTAI mengajak beberapa orang di Desa Lenek Lauq dan Wanasaba untuk membahas apa yang sedang dialami anak-anak pekerja migran di desa, apa yang bisa dilakukan untuk membantu mereka, dan mendiskusikan memulainya dari mana. Mereka kemudian menyepakati awalnya dengan melakukan pendataan dari dusun ke dusun. Bersama kader desa, mereka melihat berapa jumlah APM, apa

Bagi anak pekerja

Aktivitas petani di pedesaan,

 yang dibutuhkan dibutuhkan APM, bagaimana bagaimana kondisi kondisi

migran memperoleh pelayanan pelay anan dasar kependudukan tidaklah mudah

Lombok

 APM saat ini. ini. Dari hasil pendataan pendataan terseb tersebut ut didapatkan data sejumlah 441 anak (207

mereka, serta serta siapa yang mengasuh

perempuan dan 234 laki-laki) di Desa Lenek Lauq dan 303 anak (139 perempuan dan 162 laki-laki) di Desa Wanasaba. Selanjutnya mereka mulai mendekati dan mendiskusikan dengan para kader desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan

 warga yang bekerja ke luar luar negeri negeri di desa desa yang bekerja saja pasti akan didapatkan data yang

pemerintah desa sampai kabupaten. Dari data yang diperoleh bersama,

 beragam dan tergantung tergantung lembag lembaga a mana

mereka membuat strategi advokasi serta

 yang mengelua mengeluarkan. rkan. Ini Ini bukti persoal persoalan an

membangun komitmen dan koordinasi

anak pekerja migran bukan isu yang “seksi”

dengan pemerintah daerah. Data ini juga

untuk dibahas.

kemudian menjadi kekayaan desa. Desa

Pada awal diskusi dengan beberapa

 yang semula semula tidak tidak memiliki memiliki data, data, kini jadi

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

memiliki data yang kemudian digunakan dalam menyusun program kerja di desa. Data ini juga digunakan untuk mendapatkan layanan dasar dan  bantuan sosial bagi bagi anak pekerj pekerja a migran. migran. Bagi anak pekerja migran memperoleh pelayanan dasar kependudukan tidaklah mudah. Nama mereka harus terdaftar dalam kartu keluarga pengganti, yang belum tentu secara otomatis

“Saya merasa senang dengan adanya pertemuan ini. Kami jadi tahu cara mendidik anak-anak kami.”

memasukkannya dalam kartu keluarga. Kartu keluarga ini berkaitan dengan kepastian identitas  yang berimplik berimplikasi asi pada kemud kemudahan ahan mengakses mengakses

anak-anak pekerja migran, dilakukan pendidikan

layanan sosial dasar pemerintah, seperti Kartu

 parenting  parenti ng atau  atau pengasuhan di tingkat desa.

Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar

Kegiatan ini melibatkan tak hanya pengasuh anak

(KIP), dan Akta Kelahiran.

pekerja migran, tetapi juga untuk para orang tua di

Seharusnya tiap warga negara berhak mendapat layanan dasar penduduk, termasuk hak

desa. Pemerintah juga diajak terlibat untuk menjadi

mendapatkan identitas hukum, termasuk anak-anak

narasumber dalam pendidikan pengasuhan ini.

pekerja migran. Namun apa daya, masih banyak

Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan

di antara anak-anak ini yang belum mendapatkan

 Anak dan dan Keluarga Keluarga Berencana Berencana (DP3APKB (DP3APKB), ),

akta kelahiran. Hal ini disebabkan kelengkapan

Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas

persyaratan administrasi untuk mendapatkan

Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil),

akta kelahiran tidak bisa dipenuhi. Selain itu, para

Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan

pengasuh pengganti tidak tahu bagaimana cara

pihak lainnya menjadi narasumber pada kegiatan

mengurusnya.

pelatihan. Materi yang dibahas meliputi bagaimana

Tak berhenti di situ, upaya-upaya untuk

pola pengasuhan yang baik, bagaimana masyarakat

mendapatkan layanan dasar ini terus dilakukan.

mengetahui hak-hak anak, serta bagaimana peran

Namun di awal, SANTAI melihat perlunya upaya

masyarakat dalam memberikan perlindungan

penguatan kapasitas bagi kader desa, kader

kepada anak.

Posyandu, guru, tokoh agama, tokoh masyarakat,

“Saya merasa senang dengan adanya pertemuan

pemuda, dan pemerintah desa. Penguatan kapasitas

ini. Kami jadi tahu cara mendidik anak-anak kami,”

kunci ini bertujuan meningkatkan pemahaman,

ungkap salah satu warga.

pengetahuan, dan keterampilan mereka tentang hak-hak anak, gender, pengorganisasian, advokasi,

Data yang dihasilkan juga digunakan untuk membangun koordinasi dan sinergi dengan

perencanaan penganggaran, dan lainnya.

pemerintah desa, Organisasi Perangkat Daerah

Upaya penguatan kapasitas dilakukan melalui

(OPD) terkait, sampai dengan pemerintah provinsi.

pelatihan-pelatihan, lokakarya, pertemuan rutin,

Koordinasi dan komunikasi yang dibangun bersama

asistensi, dan pendampingan. Strategi-strategi ini

OPD terkait dilakukan tidak hanya secara formal

dilakukan untuk membangun komitmen, jejaring,

tetapi juga pendekatan secara informal.

kepedulian masyarakat, serta keberlanjutan

Data-data ini telah membuka mata, bahkan

dari program ke depannya. Untuk menjamin

cara berpikir pemerintah daerah, bahwa persoalan

keberlanjutan kepedulian terhadap anak pekerja

 yang dihadapi dihadapi anak anak pekerja pekerja migran migran saat ini ini harus

migran, penting melahirkan aktor-aktor kunci yang

dicarikan solusinya dan membutuhkan dukungan,

akan menjadi agen perubahan dan tetap mengawal

kerja sama, dan sinergi semua pemangku

program ke depan.

kepentingan.

Untuk mengubah pola pikir dan menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap keberadaan

Pertemuan-pertemuan formal dengan berbagai pemangku kepentingan pun dilakukan melalui

69

70

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

lokakarya, seminar, dan pertemuan rutin. Ini dilakukan untuk berbagi pengalaman dan pembelajaran, serta menentukan

Ahmad bersama kakek dan neneknya

Class”” di Desa Wanasaba, dan perpustakaan Class desa di Desa Lenek Lauq yang difasilitasi pemerintah desa. Selain itu, anak-anak usia

strategi-strategi bersama menyelesaikan

remaja juga disibukkan dengan terlibat

persoalan layanan dasar dan bantuan sosial

dalam klub sepak bola Desa Lenek Lauq.

 yang diperuntuk diperuntukkan kan bagi bagi anak pekerja pekerja migran dan anak secara umum. Pengorganisasian kelompok anak juga

Tidak ada yang sia-sia ketika kita  berusaha.  berusa ha. Itulah Itulah kata yang yang sempat sempat terucap terucap ketika kami melihat semangat dan senyum

tak luput dilakukan. Strategi ini bertujuan

ceria di wajah anak-anak pekerja migran.

mengembalikan kepercayaan diri anakanak pekerja migran, sekaligus mendorong

 Anak-anak yang selama  Anak-anak selama ini ini terlupakan, terlupakan, tidak diperhatikan, bahkan tidak pernah

penerimaan sosial bagi anak-anak pekerja

dibahas, kini mulai dibicarakan.

migran. Ruang inilah yang diciptakan oleh

 Walaupun  Walaupu n belum belum sesempurna sesempurna yang yang kami harapkan, tetapi saat ini sudah

 beberapa  bebera pa kader kader desa sebagai sebagai wadah untuk untuk

mampu menggugah para pimpinan daerah

saling bercerita, saling berbagi, dan saling

ketika beberapa anak pekerja migran

 belajar untuk menerim menerima a perbedaan. perbedaan. Wadah Wadah

dihadirkan dan bicara pada Seminar

 yang sebelumn sebelumnya ya tidak pernah dipikirka dipikirkan n

Gerakan Inklusi Sosial Anak Buruh

oleh masyarakat.

Migran di tingkat provinsi maupun dalam

Setelah berdikusi dengan kader, dan

kegiatan lainnya yang memberikan mereka

 berdasarkan  berdas arkan hasil hasil kajian kajian tentang tentang kebutuhan kebutuhan

kesempatan untuk belajar dari kelompok

anak pekerja migran dalam bersosialisasi

lainnya.

dengan teman-teman sebayanya, maka digagaslah wadah yang diberi nama “ Smart

“Saya senang sekali waktu kita diajak untuk berkegiatan di Jember. Saya bisa

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

naik pesawat, naik bus, dan naik kereta api. Yang paling menyenangkan adalah saya bisa presentasi di depan teman-teman yang lain. Pokoknya ini adalah pengalaman yang paling menyenangkan, tidak akan terlupakan,” ungkap Fika. Beberapa anak pekerja migran saat ini sudah mulai tumbuh rasa percaya dirinya. Mereka mulai dilibatkan pada kegiatan-kegiatan di desa. Mereka  juga terlibat terlibat dalam dalam kegiatan kegiatan smart class yang class yang merupakan wadah bagi anak-anak yang ada di desa untuk berkumpul dan belajar bersama. Selain itu, anak-anak pekerja migran sering ikut dalam lomba-lomba yang diadakan desa dalam rangka hari besar keagamaan.  Anak-anak  Anak-an ak pekerja pekerja migran migran akhirnya akhirnya mulai mulai dilibatkan dalam musyawarah perencanaan pembangunan di desa. “Anak-anak pekerja migran di Desa Lenek Lauq saat ini semua bersekolah. Anak-anak remaja sudah difasilitasi mesin perbengkelan dan perlengkapannya ditempatkan di Dusun Praubanyar dan Gelumpang,” ungkap Sarkiyah. “Saya sangat senang karena Kartu Keluarga

dan bisa bergaul dengan teman-teman yang lain dalam hal positif. Anak-anak kita tidak lagi merasa

dan akta kelahiran cucu saya sudah jadi sehingga

tereksklusi dengan teman-teman yang lain dan

memudahkan pengurusan sekolah cucu saya dan

mereka bisa berkumpul,” ungkap Suprihatin, salah

pengurusan Program Keluarga Harapan (PKH)-

satu kader Desa Wanasaba.

nya,” ungkap Inaq Zuriyatun, 40 tahun, yang saat

Kader desa dan pihak-pihak yang selama ini

ini mengasuh kedua cucu laki-lakinya yang masih

tidak mengakui fakta yang terjadi pada anak-anak

 berusia  berusi a 10 dan dan 8 tahun. tahun.

pekerja migran, saat ini sudah mulai mengubah cara

Perubahan juga dirasakan oleh beberapa

pandang mereka. Bahkan salah satu staf desa yang

pengasuh anak pekerja migran yang ada di desa.

pada awalnya tidak sepaham, kini menjadi kader

Sekitar 200 lebih anak di Desa Lenek Lauq dan 32 anak di Desa Wanasaba bisa mendapatkan akta

sekaligus aktor dalam mengubah pemahaman dan cara pandang masyarakat.

kelahiran, baik APM dan anak lainnya. “Saya sekarang sangat senang karena tidak

“Sebelum saya mendampingi anak pekerja migran, saya sudah jadi guru Raudatul Athfal (RA)

mengalami masalah lagi dalam mengasuh cucu

dan jadi kader Posyandu, tapi waktu itu perasaan

saya, Basir. Selama ini dia bergabung di smart class. class.

saya biasa-biasa saja, tidak begitu peduli dengan

Dia menjadi aktif belajar dan selalu dapat juara di

keberadaan anak-anak pekerja migran. Namun

sekolah,” ungkap Abdul Latif.

setelah saya mengikuti kegiatan bersama SANTAI,

Berbeda lagi yang dirasakan salah satu kader

saya jadi tahu apa yang dibutuhkan oleh anak-anak

desa yang selama ini aktif mendampingi anak-anak

pekerja migran. Mereka membutuhkan perhatian

pekerja migran dan rela rumahnya dijadikan tempat

dan kasih sayang, bukan materi semata. Jadi saya

untuk belajar mereka.

selalu mencari anak pekerja migran duluan, baru

“Alhamdulillah saya bisa membantu anak-anak

 yang lain. lain. Mereka Mereka butuh bimbing bimbingan an agar anak-anak anak-anak

 yang ada ada di desa desa ini termasuk termasuk anak pekerja pekerja migran migran

ini menjadi anak yang baik, tidak salah pergaulan,

untuk menambah ilmu pengetahuan dalam belajar,

dan mengerti dengan siapa mereka bergaul. Itu

71

72

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

sebabnya kita bentuk sejak dini,” ungkap Sarkiyah. Sarkiyah, salah satu guru sekaligus pemilik RA yang lebih dari setengah muridnya adalah anak-anak pekerja migran. Dia juga semakin kencang menyuarakan kondisi anak-anak pekerja migran setelah terpilih menjadi salah

(kiri) Ekspresi bahagia yang dirasakan oleh Inaq Zuriyatun ketika cucunya mendapatkan akta kelahiran.

perekaman Kartu Tanda Penduduk

(Kanan) Fika Anak Pekerja Migran

mesin dan peralatan perbengkelan remaja,

Elektronik (E-KTP) dan pembuatan Kartu Keluarga. Di tingkat desa, bahkan sudah ada alokasi anggaran dari dana desa untuk pengadaan perpustakaan desa, bantuan dan bantuan mesin jahit bagi pengasuh

satu anggota tim 9 di desanya. Ini juga

anak pekerja migran. Kelompok peduli

 bagian strategi strategi agar anak anak pekerja pekerja migran migran

di desa yang diwadahi Forum Komunitas

mendapatkan perhatian dari pemerintah desa melalui kebijakan dan anggaran desa.

Peduli dan pemerintah desa, mulai melakukan pendidikan dan penyadaran

 Aktor-aktor  Aktor-ak tor yang ada di desa desa juga juga sudah mampu membangun dan mengubah pemahaman atau cara pandang masyarakat

sehingga warga lebih memperhatikan kondisi APM. Kegiatan yang dilakukan ini juga sangat

terhadap keberadaan anak-anak pekerja

 berdampak  berdam pak pada anak lainnya lainnya yang ada

migran. Hal ini mengurangi stigma yang

di Desa Lenek Lauq dan Desa Wanasaba.

selama ini disandangkan pada mereka.

Muncul kepercayaan diri bagi anak dan

Capaian lain yang dihasilkan adalah

tidak ada lagi anak yang menstigma negatif

kemampuan kader desa dalam melakukan

anak pekerja migran. Lahir pula komunitas

advokasi untuk pelayanan dasar. Anak-

 belajar bagi anak anak yang menjad menjadii wadah anak anak

anak pekerja migran saat ini sudah bisa

untuk berkreasi, mengeluarkan pendapat,

mendapatkan layanan administrasi

dan berpartisipasi dalam pembangunan

penduduk berupa akta kelahiran. Pengasuh

di tingkat desa. Selain itu, terbangun juga

anak pekerja migran sudah bisa melakukan

 jejaring antar komunitas komunitas belajar anak desa desa

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

diperlukan dalam mendorong gerakan inklusi sosial anak pekerja migran.  Akhirnya ada kabar kabar baik pada Januari Januari 2017. 2017. Dr. TGH. Muhammad Zainul Majdi selaku Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat mengeluarkan Surat Edaran (SE) Gubernur nomor 400/10/BP3AKB tentang Perlindungan Anak Buruh Migran. Tentu saja kebijakan bukan akhir dari perjuangan untuk perlindungan AMP, tetapi itu adalah awal untuk memastikan kepedulian pemerintah. Kita masih membutuhkan pengawalan atas kebijakan tersebut. Yang tak kalah penting adalah menjaga keberlanjutan, komitmen, dan keterlibatan komunitas dalam memberikan perlindungan kepada anak pekerja migran menjadi sebuah Suprihatin salah satu kader di Desa Wanasaba penginisiasi sekolah smart class

keharusan dalam membangun masa depan anakanak menjadi lebih baik lagi. Pembelajaran penting dari proses yang dilakukan ini adalah keterlibatan, kepedulian, dan

dengan forum anak di tingkat kabupaten. Beberapa capaian penting untuk anak-anak

komitmen dari semua pemangku kepentingan akan sangat penting dalam keberhasilan sebuah

antara lain mendapatkan layanan kartu identitas,

program. Membangun koordinasi dan sinergi

kesehatan, dan sekolah. Namun yang paling utama

antar pemangku kepentingan, baik di tingkat

 yakni perubahan perubahan untuk tidak lagi lagi melakukan melakukan

desa, kabupaten, sampai dengan provinsi, sangat

perundungan pada APM, meskipun hal ini belum

dibutuhkan dalam mendorong terpenuhinya hak-

100 persen tercapai sesuai harapan.

hak dasar anak.

Capaian yang sangat menarik di tingkat kabupaten adalah isu anak pekerja migran menjadi salah satu isu yang banyak dibicarakan dan menjadi

Data merupakan alat yang sangat jitu yang dapat digunakan dalam melakukan advokasi. Kini praktik cerdas ini sudah dilakukan di 2

komitmen beberapa Organisasi Perangkat Daerah

desa dan direplikasi di 2 desa lain di Kabupaten

(OPD) untuk mendukung upaya perlindungan APM. Selain itu, pada perencanaan pembangunan

Lombok Timur, yaitu Desa Pandan Wangi dan Pemongkong, juga 2 desa lagi di Kabupaten Lombok

Kabupaten Lombok Timur, isu anak pekerja migran

Tengah, yaitu Desa Jago dan Sukaraja. Hal menarik

menjadi prioritas dalam Rencana Pembangunan

 yang diperoleh diperoleh dalam mereplik mereplikasi asi praktik praktik cerdas cerdas

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) kabupaten.

ini adalah adanya layanan administrasi penduduk

Keterlibatan kader dalam Musyawarah Perencanaan

sampai ke tingkat desa yang dilakukan Dukcapil

Pembangunan (Musrenbang), baik itu Musrenbang

Kabupaten Lombok Timur dan di tingkat desa lahir

regular dan Musrenbang perempuan, juga menjadi

peraturan desa tentang perlindungan anak.

kekuatan untuk mendorong isu anak pekerja migran menjadi prioritas dalam Musrenbang tersebut. Kekuatan data hasil pendataan langsung merupakan salah satu alat dan strategi jitu dalam advokasi anggaran dan kebijakan pada tingkat desa melalui Musrenbangdes. Kolaborasi dan sinergi dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) juga

Praktik cerdas ini bisa direplikasi di mana saja. Tentunya disesuaikan dengan kondisi dan sumber daya yang tersedia serta memperhatikan kearifan lokal yang ada di tempat tersebut.

73

74  

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Bergerak Bersama Melindungi APM Oleh Iwan Riswan YAKIN, Tasikmalaya

75

76  

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

“Sudahlah, Pak Ust Ustaz az ngurus ngaji saja. Jangan ikut campur ngurus yan yangg

M

emiliki nama lengkap A. Jajang Nurjaman, Ustaz Jajang sehari-hari mengurus sekaligus mengajar di Pondok Pesantren

Subulus Salam di Kampung Panguyuhan, Desa Purwarahayu. Rata-rata murid santrinya adalah

begini.” Warga Desa Purwarahayu, Kabupaten Tasikmalaya

anak-anak, termasuk juga anak pekerja migran (APM). Sejak 2017, Ustaz Jajang banyak membantu anak-anak buruh migran. Ia menceritakan bagaimana tanggapan masyarakat pada saat awal program. Mereka menunjukkan kecurigaan. “Bahkan salah seorang warga mengatakan, ‘Aduh! Pak Ustaz, awas jangan masuk politik. Nanti  bisa hancur’,” hancur’,” cerita cerita beliau beliau sambil sambil tertawa. tertawa. Seperti warga lainnya, pada awalnya Ustaz Jajang juga tidak langsung percaya terhadap kehadiran Program Peduli yang mengajaknya memberikan perhatian terhadap perlindungan anak-anak pekerja migran.

77

78

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

“Pada awalnya saya tidak langsung ikut

mengerti apa tujuan Program Peduli. Saat

terjun di Program Peduli ini karena saya

ini, melalui kegiatan pengajian rutin, Ustaz

ingin melihat dulu seperti apa dan untuk

Jajang juga aktif menyuarakan hak anak

apa program ini dilakukan,” ujarnya.

dan menyampaikan informasi pentingnya

Tanggapan masyarakat desa ketika

kepedulian terhadap anak buruh migran

ditawari bantuan pengurusan pembuatan

kepada masyarakat Desa Purwarahayu.

akta kelahiran gratis juga negatif. Malah sempat ada warga masyarakat

Desa Purwarahayu dan Desa Kertaraharja adalah dua desa di wilayah

 yang mengatakan mengatakan,, “Sudahlah, “Sudahlah, Pak Ustaz

Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya,

ngurus ngaji  saja.  saja. Jangan ikut campur

 yang menjadi menjadi wilayah wilayah sasaran sasaran Program Program

ngurus yang ngurus  yang begini,” begini,” ujar ujar salah salah satu warga warga

Peduli. Keduanya berada di ujung barat

Desa Purwarahayu. Namun Ustaz Jajang

daya wilayah ibu kota kabupaten yang

tak peduli. Dia sudah berniat membantu

 berbatasan  berbata san dengan dengan Kabupaten Kabupaten Garut. Garut. Jarak Jarak

anak-anak pekerja migran di desanya.

dari ibu kota kabupaten, Singaparna, adalah

Setelah dijelaskan, barulah masyarakat

sekitar 27 km dengan waktu tempuh 1,5-2

mengerti kalau bantuan yang diberikan

 jam perjalanan. perjalanan. Jalan Jalan menuju menuju ke desa naik naik

adalah bagian dari tujuan Program Peduli.

turun, berkelok-kelok, berbatu, serta rawan

Seiring waktu berjalan dan sering

longsor.

dilibatkannya dalam berbagai kegiatan

Jumlah penduduk Desa Kertaraharja

program, akhirnya Ustaz memahami dan

 yaitu 4.571 4.571 jiwa, sedang sedangkan kan Desa Desa Purwarahayu 7.009 jiwa. Ustaz Jajang tokoh agama Desa Purwarahayu

 Yayasan Akses Indones Indonesia ia (YAKIN) (YAKIN) melaksanakan Program Peduli dengan sasaran anak pekerja migran sejak 2017. Dari hasil pendataan YAKIN, ditemukan sekitar 188 anak pekerja migran tinggal di kedua desa tersebut (Maret 2018). Sebagian anak pekerja migran tersebut lahir saat ibunya masih bekerja di luar negeri dan tidak diketahui siapa bapaknya. Anakanak ini dikenal dengan sebutan “Anak Gendongan”. Di dua desa tersebut 7 orang “anak gendongan”. Salah satunya adalah Indah, anak perempuan yang kini berusia 10 tahun. Ia tidak pernah bertemu ibu kandungnya. Sejak lahir dia dititipkan kepada paman dan bibinya yang sudah dia anggap sebagai orang tuanya. Ibunya adalah pekerja migran.  YAKIN percaya percaya bahwa bahwa pelabelan pelabelan “Anak Gendongan” merupakan salah satu bentuk perlakuan buruk yang harus dihilangkan. Pelabelan ini memberikan tekanan psikologis kepada anak karena hal ini bisa mengakibatkan anak menghadapi kesulitan

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar,  bahkan mengal mengalami ami kekerasan. kekerasan. Masalah lain yang ditemukan pada anak pekerja migran di kedua desa tersebut antara lain adalah masalah pola pengasuhan. Selain diasuh oleh nenek dengan perhatian yang kurang memadai, kadang mereka yang diasuh oleh bapaknya juga kurang mendapat perhatian.  Anak-anak  Anak-an ak pekerja pekerja migran migran ini juga juga menghadapi menghadapi kesulitan mendapatkan akses layanan publik karena  belum memili memiliki ki akta kelahira kelahiran. n. Terdata Terdata dari 180 180 anak pekerja migran, sekitar 51% belum memiliki akta kelahiran. Masalah ini ternyata tak hanya milik anak pekerja migran tapi juga anak-anak lainnya  yang orang orang tuanya tuanya tidak beker bekerja ja di luar luar negeri. negeri. Hal tersebut membuat tim YAKIN bertanya-tanya karena kondisi tersebut seolah-olah dibiarkan tanpa ada penyelesaian. Masalah-masalah di atas menjadi perhatian tim  YAKIN. Sayangn Sayangnya ya perhatian perhatian ini tidak tidak serta serta merta merta diterima baik oleh masyarakat maupun pemerintah desa. Hambatan dan tantangan yang harus dihadapi adalah menumbuhkan kepercayaan masyarakat

penyebab dari permasalahan tersebut ternyata

dan pemerintah desa manakala program ini akan

saling berkaitan satu sama lain. Peran orang tua,

digulirkan.

keluarga, masyarakat, dan pemerintah desa yang

Untuk itu, tim kemudian menerapkan strategi

seharusnya memenuhi dan menjamin anak untuk

pengorganisasian dengan menguatkan kelompok

mendapatkan hak identitas menjadi titik persoalan

masyarakat agar mereka mampu menyelesaikan

 yang terjadi terjadi selama selama ini.

persoalan yang terjadi di lingkungannya. Langkah pertama yang dilakukan Tim Peduli

Para orang tua di kedua desa ini kurang memperhatikan kebutuhan pengadaan akta

 YAKIN adalah melakuk melakukan an identikasi identikasi langsu langsung. ng.

kelahiran untuk anak-anaknya. Hal ini salah satunya

Mereka tinggal di desa untuk mengamati kelompok masyarakat pada kedua desa tersebut yang benar-

dikarenakan sang orang tua juga tidak memiliki kartu keluarga termasuk surat nikah. Ini disebabkan oleh

 benar memilik memilikii kepedulian kepedulian sosial. sosial. Hasilnya, Hasilnya,

pernikahan yang mereka lakukan secara agama,

terdapat tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh

sehingga tidak ada bukti hukum tentang pernikahan

pemuda, dan kader perempuan yang bisa dilibatkan

mereka, padahal dokumen-do dokumen-dokumen kumen tersebut menjadi

sebagai kader Program Peduli.

salah satu persyaratan untuk membuat akta kelahiran.

Pelibatan tokoh agama seperti Ustaz atau

Di sisi lain, mereka tidak tahu bagaimana tata

ajengan dilakukan karena Ustaz merupakan sosok

cara pengurusan administrasi kependudukan dan

panutan bagi warga masyarakat pada dua desa

 juga tidak tidak mampu dari sisi sisi keuangan. keuangan. Adapun Adapun

tersebut. Melalui kegiatan pelatihan, pertemuan

mereka yang mampu secara ekonomi biasanya

koordinasi, dan pertemuan rutin yang dilakukan,

menggunakan jasa agen atau calo dengan biaya yang

mereka diajak berdiskusi untuk membahas seputar

tidak murah, mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 350

persoalan anak yang terjadi di lingkungan desanya. Setelah beberapa kali berdiskusi, akhirnya

ribu. Namun hasilnya nol. Setelah ditunggu selama  berbulan-bulan,  berbulan-bul an, bahkan bahkan ada yang yang sampai sampai bertahunbertahun-

ditemukan akar masalahnya. Setelah dipetakan,

tahun, bukti akta tersebut tidak pernah mereka

79

80

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

(atas) Pelatihan kader Program Peduli anak pekerja migran (kiri) Kegiatan Forum Anak Desa Purwarahayu

terima. Hal inilah yang menimbulkan

rencana kerja dan saling berbagi peran. Tim

rasa kekecewaan sehingga mereka enggan

 YAKIN berperan berperan melaku melakukan kan sosialisas sosialisasii dan

mengurusnya kembali.

koordinasi kepada dinas terkait, khususnya

Peran masyarakat dalam mengatasi

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

persoalan yang terjadi pada anak-anak

Kabupaten Tasikmalaya. Cara ini dilakukan

seperti anak putus sekolah, anak yang

agar membantu pemenuhan kebutuhan

 bekerja,  bekerj a, dan anak anak yang menikah di usia

hak identitas anak dengan menerbitkan

muda juga tidak terlihat. Mereka masih

akta kelahiran bagi anak yang tinggal

memandang bahwa kondisi tersebut adalah

di dua desa tersebut, sedangkan kader

sesuatu hal yang biasa dan lumrah. Peran pemerintah desa sebagai

 berperan melakukan  berperan melakukan sosialisa sosialisasi, si, pendataan, pendataan, mengumpulkan persyaratan pembuatan

perwakilan negara untuk memenuhi dan

akta kelahiran, serta koordinasi dengan

menjamin anak mendapatkan hak identitas

pemerintah desa.

 juga kurang kurang berfung berfungsi si optimal. optimal. Kurangnya Kurangnya

Situasi dua desa ini sebenarnya

kemampuan sumber daya manusia

menggambarkan juga situasi yang dialami

menjadi penyebab layanan administrasi

Kabupaten Tasikmalaya. Itulah sebabnya

kependudukan tidak berjalan dengan baik.

Tim YAKIN melakukan koordinasi dengan

Secara tidak disadari, masalah administrasi

pihak Dinas Kependudukan dan Catatan

kependudukan seperti kepemilikan akta

Sipil Kabupaten Tasikmalaya dan bertemu

kelahiran, kartu keluarga, dan kartu

dengan Ano, Kepala Bidang Pencatatan

tanda penduduk (KTP) menjadi semakin

Sipil.

 bertumpuk dan terben  bertumpuk terbengkalai. gkalai. Melihat persoalan tersebut, Tim YAKIN

Ternyata Kabupaten Tasikmalaya memang membutuhkan percepatan

 bersama kader masyarak masyarakat at menyusun menyusun

penerbitan akta kelahiran. “Saat ini

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Terpenuhinya administrasi kependudukan di desa

pembuatan akta kelahiran Kabupaten Tasikmalaya

pekerja migran. Sekitar 40 keluarga ikut terbantu

 baru mencapai mencapai 40% 40% pada Desember Desember 2017,” ujar ujar

mendapatkan kartu keluarga.

 Ano. Koordinasi dan kerja sama yang dilakukan

Peran kader yang terdiri dari tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, termasuk

antara Tim YAKIN dengan Dinas Kependudukan

kader perempuan sebagai bagian dari kelompok

dan Catatan Sipil Kabupaten Tasikmalaya, serta

masyarakat, sangatlah penting. Untuk

antara kader dengan pemerintah desa dalam

mempersatukan kelompok masyarakat tersebut

pengurusan layanan administrasi kependudukan

maka dibentuklah Forum Peduli Anak di masing-

akhirnya membuahkan hasil. Pada Februari

masing desa tersebut. Forum ini berfungsi sebagai

2018, dari pengajuan awal sebanyak 19 berkas permohonan akta, pihak dinas baru bisa

 wadah masyarakat masyarakat dalam memperj memperjuangka uangkan n hak-hak hak-hak anak serta turut berperan serta dalam membangun

menerbitkan 11 berkas akta karena 8 berkas sisanya

desa dengan mengedepankan kepentingan yang

secara administrasi belum lengkap.

terbaik bagi anak.

Terbitnya 11 berkas akta kelahiran menjadi

Kehadiran Ustaz sebagai kader forum peduli

awal masyarakat mulai percaya terhadap layanan

 yang mengajak mengajak masyaraka masyarakatt untuk menyel menyelesaikan esaikan

administrasi kependudukan yang dilakukan kader

masalah administrasi kependudukan ternyata

forum. Kader yang biasanya harus mendatangi

cukup efektif. Meskipun dipandang sebagai tokoh,

masyarakat, sekarang berbalik didatangi warga yang

tidak segan-segan Ustaz bersama kader lain turun

mengajukan permohonan pembuatan akta bagi

mendatangi rumah warga untuk mengumpulkan

anaknya.

persyaratan dengan mensosialisasikan pentingnya

Hingga April 2018, Tim YAKIN mencatat

akta kelahiran bagi anak-anak mereka.

sebanyak 128 berkas akta kelahiran anak telah diterbitkan. Berkas tersebut terdiri dari 36 berkas

Terselesaikannya layanan administrasi kependudukan ini membuat tingkat kepercayaan

anak pekerja migran dan 92 berkas anak bukan

masyarakat dan pemerintah desa terhadap

81

82

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

keberadaan Program Peduli semakin meningkat. “Sekarang ini pemerintah desa menjadi semakin ingin ikut terlibat dalam kegiatan forum. Masyarakat pun mulai  berdatangan  berdata ngan ke forum untuk untuk mengurus mengurus pembuatan administrasi kependudukan,” kata Ustaz Jajang. Tidak hanya sampai di situ saja, Ustaz Jajang juga ikut membina Forum Anak Desa Purwarahayu. Anak-anak yang tergabung dalam forum anak ini dilatih dengan kesenian tradisional Marawis. Tim YAKIN mengusulkan agar dilakukan kolaborasi antara seni budaya dan

Ardan dan neneknya (kanan) Pak Yayan penerima manfaat pelayanan administrasi kependuduk-kependuduk an

“Sekarang dengan adanya kartu keluarga ini saya bisa mengajukan bantuan permodalan untuk anak saya membuka reparasi Ponsel.” Yayan

informasi. Jadi dalam setiap penyampaian materi tentang hak anak atau kesehatan reproduksi remaja yang dilakukan oleh

Marawis adalah Ardan. Dia tinggal bersama

forum anak, maka pembukan pembukanya ya adalah

neneknya yang tidak lain adalah ibunya

dengan menampilkan kesenian Marawis.

Ustaz Jajang.

Hal ini menjadi metode yang dilakukan

 Awalnya Ardan tidak tidak begitu begitu tertarik tertarik

oleh Forum Anak Desa Purwarahayu dalam

ikut dalam kegiatan. Namun setelah

menyampaikan informasi. Salah satu anak pekerja migran yang

mengikuti pelatihan dan diajak ikut dalam kegiatan Festival Egrang di Jember, dia

sekarang tergabung dalam forum anak dan

menjadi senang dan semakin ingin terlibat.

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

dirinya untuk bisa berkreasi. “Bersama forum anak

“Murah, Cepat, dan Nyata”

sekarang saya ikut kesenian Marawis meskipun

Hada, Kepala Desa Purwarahayu

“Saya senang bisa ikut dalam kegiatan ini karena menambah banyak teman dari daerah lain,” ungkapnya. Kegiatan di festival tersebut mendorong

hanya sebagai penabuh rebana,” katanya. Dampak keberhasilan layanan administrasi

Keberhasilan pengurusan administrasi

kependudukan ini dirasakan juga oleh Yayan, salah

kependudukan ini menjadi sebuah awal adanya

seorang warga Desa Purwarahayu. Ia menceritakan

kesepakatan antara Forum Peduli Anak dengan

 bahwa dengan dengan adanya adanya akta akta kelahiran, kelahiran, keinginan keinginan

pemerintah desa. Melalui proses koordinasi,

anaknya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang

komunikasi, dan advokasi yang dilakukan forum,

lebih tinggi bisa terbantu. “Melalui program ini saya

akhirnya kepala desa menerbitkan Surat Keputusan

mengucapkan terima kasih kepada semuanya atas

(SK) Kepala Desa Purwarahayu Nomor 141/019/

 bantuan yang diberikan. diberikan. Keingin Keinginan an anak saya untuk untuk

Kep. Des/2018 tentang Pembentukan Pengurus

melanjutkan sekolah ke Sekolah Menengah Atas

Forum Peduli Anak tertanggal 3 April 2018. Dalam

(SMA) bisa terbantu. Karena baru sekarang ini, di

struktur organisasinya, Ustaz Jajang diangkat dan

usia 17 tahun, anak saya mempuyai akta kelahiran,”

dipercaya sebagai Ketua Forum Peduli Anak Desa

ucapnya.

Purwarahayu.

“Alhamdulillah, saya sendiri secara pribadi

Pada April 2018, saat acara penyerahan simbolis

terbantu dengan selesainya kartu keluarga yang

akta kelahiran, Hada, Kepala Desa Purwarahayu,

telah dibantu oleh forum. Dulu saya tidak bisa

secara langsung menyampaikan ucapan terima

mengakses bantuan karena tidak memiliki kartu

kasih kepada Tim Yakin dan Forum Peduli Anak

keluarga,” katanya. “Sekarang dengan adanya

 yang telah telah membantu membantu masyarakat masyarakat di desanya. desanya.

kartu keluarga ini saya bisa mengajukan bantuan

Beliau mengatakan bahwa layanan administrasi

permodalan untuk anak saya membuka reparasi

kependudukan ini adalah layanan yang “Murah,

ponsel,” pungkas Yayan sambil menunjukkan

Cepat, dan Nyata”. Ia bahkan menyampaikan

peralatan tersebut.

gagasan baik, “Agar forum ini bisa berjalan dan

Ternyata kegiatan-kegiatan yang dilakukan di

 berkegiatan,  berkeg iatan, maka maka ke depan depan harus harus dibuat dibuat peraturan peraturan

Desa Kertaraharja dan Desa Purwarahayu menarik

desa sebagai acuan untuk mengakses dana desa,”

perhatian H. Ena, seorang pengusaha teh di wilayah

pungkasnya.

Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya.  Awalnya ia terkejut terkejut mendenga mendengarr adanya kegiata kegiatan n

Pernyataan Kepala Desa Purwarahayu ini menjadi kabar baik bagi Tim Yakin. Meskipun baru

positif di dua desa tersebut. Menurutnya desa

setahun bekerja membawa Program Peduli pada

tersebut termasuk desa yang rawan dengan

dua desa melalui program layanan administrasi

keributan.

kependudukan, terbukti bisa menggerakkan semua

 Akan tetapi, tetapi, setelah setelah mendapatk mendapatkan an penjelasan penjelasan tentang program, H. Ena yang juga merupakan Ketua Tim Inovasi Desa Kecamatan Taraju

pihak untuk peduli pada hak-hak anak, khususnya anak-anak pekerja migran. Semua pihak mulai dari orang tua, keluarga,

memahami dan tergerak untuk turut berkontribusi

masyarakat, dan pemerintah telah menunjukkan

membantu, khususnya pada program anak. Ia

perannya masing-masing. Upaya ini juga secara

 berkomitmen  berkom itmen memberi memberikan kan 5% dari dari keuntungan keuntungan

tidak langsung mengubah cara kerja dan sistem di

penjualan produk perusahaannya untuk kegiatan

desa yang tadinya berjalan kurang baik menjadi

anak.

lebih baik.

83

84  

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

85

 

Anak berh

d

86

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

Bagian 2

yang dapan

ngan ukum

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Rumahku Tempatku Kembali Oleh Yuliyanti Anggraeni PKBI, Garut

87

88  

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

G

inda tak membayangkan hobinya modikasi motor dengan memasang knalpot yang berbunyi keras membawanya ke balik jeruji Lembaga

Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Bandung. Ia terpaksa menjadi Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) setelah bersama tiga orang temannya melakukan pengeroyokan yang menyebabkan satu orang meninggal dunia. Masalahnya sepele, sang korban tak terima mendengar suara knalpot teman berkumpul Ginda dan kawan-kawan yang sangat berisik. Pengeroyokan itu berakhir di Lembaga Pembinaan Khusus Anak mereka divonis 2 tahun. Saat divonis hukum, Ginda baru lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dia harus menunda dua tahun untuk bisa belajar di bangku SMA. “ Nyesel denga dengan n apa yang sudah sudah saya saya lakukan lakukan dengan teman-teman, di LPKA tidak senyaman di rumah, makan tak seenak masakan mamah, dan suka disuruh-suruh sama senior. Disuruh ngambil ini itu. LPKA Bandung tempatnya bersih tapi tetap rumah adalah tempat paling nyaman. Dua bulan pertama saya terus menangis karena ingin

 pulang,  pulan g,”” ujarnya. Tapi bagi ABH, penderitaan itu tak cukup. Saat masa pembinaan mereka selesai, tantangan baru harus mereka hadapi: penolakan saat kembali ke Ginda mencium tangan sang ibunda saat bersiap berangkat sekolah

sekolah.

“Anak saya tidak bisa lagi meneruskan belajar di jenjang pendidikan yang yang lebih tinggi. Beberapa sekolah menolak kami, sekolah tidak mau menerima m enerima anak didik yang mempunyai latar belakang hukum. Bagaimana dengan masa depan anak a nak sa s aya?” Ima, Ibunda Ginda

89

90

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

“Awas! Anak itu orang jahat. Jangan

 Apa yang dialami Ginda dan dan Shakti Shakti

sampai anak itu kembali ke kampung kita,

merupakan masalah umum yang dihadapi

nanti anak kita terbawa jahat dan nakal,

anak-anak yang menyelesaikan pembinaan.

mencoreng nama baik kampung kita saja.

Data Perkumpulan Keluarga Berencana

Pergi sana, pergi!” Ketakutan itu terbersit di

Indonesia (PKBI) menyebutkan ada sekitar

 benak Ima. Ima.

21 Anak yang Menjalani Pidana Penjara

Saat Ginda masuk LPKA, perasaan Ima sangat cemas dan khawatir. Namun

(AMPP) di 12 kecamatan di Kabupaten Garut. Tujuh anak sudah kembali kepada

perasaan itu memuncak ketika Ginda

keluarganya. Situasi ini yang kemudian

pulang. Kekhawatirannya terbukti, ada

mendorong PKBI mendampingi AMPP.

dua sekolah yang menolak Ginda karena riwayatnya di LPKA.

Berjuang Menghapus Stigma

Ima juga mengkhawatirkan Shakti, teman akrab Ginda saat sama-sama di LPKA. Keduanya bersamaan menyelesaikan masa pembinaannya, apalagi badan Shakti penuh tato. Selama ini masyarakat selalu melihat orang bertato itu negatif, mereka

ada masa awal intervensi, PKBI

selalu menghubungkan tato dengan

 berkunjung  berku njung dari dari rumah rumah ke rumah rumah

perilaku kriminal pemiliknya. Kekhawatiran Ima terbukti. “Saya jadi ditolak setiap sekolah,” kata Shakti sambil menunduk.

Suasana kelas belajar mengajar di LPKA Bandung

P

orang tua AMPP. Tahapan ini

sangat penting untuk mendengar dan menangkap masalah-masalah dan harapanharapan keluarga bila anak-anak bebas dari masa pembinaan.

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Sekolah tempat Ginda belajar

Kunjungan door to door ini door ini bertujuan menggali permasalahan yang dihadapi dan harapan orang tua setelah anak bebas dari masa pembinaan, termasuk labelisasi pada anak. Para orang tua berharap anak akan tetap mendapat haknya dan dapat melanjutkan hidup setelah bebas kelak. Kunjungan ini ternyata memakan waktu

Faktor ekonomi salah sa satu tu faktor yang menyebabkan anak jarang dikunjungi keluarganya

panjang, sebab jarak tempuh antar rumah lebih kurang empat jam perjalanan dari pusat Kota Garut. Beberapa rumah bahkan hanya bisa dijangkau

oleh masyarakat. Tak hanya tidak diterima secara

dengan cara berjalan kaki. Banyak alamat juga sudah berubah atau waktu kunjungan yang kurang

sosial, AMPP pun sering mengalami kekerasan dari masyarakat atau keluarganya sendiri. Masyarakat

tepat. Atas bantuan tetangga mereka, PKBI bisa

percaya, anak-anak yang keluar dari LPKA adalah

menemukan alamat terbaru keluarga-keluarga

anak jahat.

 AMPP. Selain kesiapan keluarga menerima AMPP,

Padahal, ketika keluar dari LPKA, anak-anak ini juga mempunyai harapan atau cita-cita yang

rasa percaya diri anak-anak penghuni LKPA juga

sama dengan anak-anak lainnya. Oleh karena itu,

menjadi penentu. Kerap mereka tidak percaya

perlu ada intervensi sosial agar masyarakat lebih

diri membaur dengan masyarakat dan teman-

memahami anak-anak tersebut dan terpenuhi

teman sebaya. Mereka pun merasa tidak menentu

haknya seperti hak kelangsungan hidup, hak untuk

menghadapi masa depannya. Situasi ini bisa

dilindungi, hak memperoleh pendidikan, dan hak

membuat mereka berbuat kriminal lagi dan

tumbuh kembang anak. Inilah waktunya melakukan

 berhadapan kembali  berhadapan kembali dengan dengan hukum. hukum. Persoalan di atas terjadi karena anak-anak yang

reintegrasi sosial. Pada proses reintegrasi sosial, partisipasi

telah keluar dari LPKA tidak sepenuhnya diterima

masyarakat menjadi sangat penting. Untuk itu,

91

92

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

PKBI Garut melakukan advokasi kepada  berbagai  berbag ai pihak seperti seperti Dinas Pendidik Pendidikan, an, Dinas Sosial, Rukun Tetangga (RT), Rukun  Warga (RW), (RW), Kelurahan, Kelurahan, Kepolisian Kepolisian,, dan tokoh masyarakat lainnya. Advokasi  bertujuan  bertuju an mengubah mengubah cara cara pandang pandang mereka mereka pada AMPP, sebab perubahan cara pandang  bisa mempercepa mempercepatt proses reinteg reintegrasi rasi sosial. sosial. Reintegrasi sosial merupakan proses  yang dilakukan dilakukan PKBI Garut Garut kepada kepada masyarakat, agar masyarakat tidak memberikan stigma kepada anak. Tindakan ini dilakukan dengan melibatkan tokohtokoh masyarakat untuk memberikan penyadaran pada masyarakat tentang perlunya menerima kembali anak yang pernah berhadapan dengan hukum. Selain kegiatan pemahaman dan penyadaran, PKBI Garut melakukan sosialisasi tentang perlunya menangani sendiri apabila menemukan salah satu anggota masyarakat berperilaku melanggar norma-norma sosial. Secara tidak langsung proses reintegrasi diharapkan memberikan pelajaran bagi masyarakat untuk menangani anak berkonik hukum. PKBI juga pernah ditolak saat  berkunjung  berkun jung ke ke rumah masyarak masyarakat. at.

Pertemuan Forum Keluarga PKBI Garut

Memulihkan Harga Diri Lewat Foru Forum m Keluarga

Terkadang keluarga yang dikunjungi menutupi dan mengatakan bahwa anak

elain proses advokasi, PKBI Garut

tersebut bukan keluarganya. Namun ada

 juga memfasili memfasilitasi tasi terbentukn terbentuknya ya

 juga yang yang kemudian kemudian menceritak menceritakan an tentang tentang anaknya.

forum komunikasi keluarga AMPP. Grup Whatsapp “Forum Keluarga PKBI

dan harapan saat anaknya kembali. Tanpa

S

melihat anak mereka benar atau salah,

dan menguatkan. Forum keluarga

anaknya tetap menjadi kebanggaanya. Bagi

 beranggotakan  berang gotakan seluru seluruh h keluarga keluarga anak anak yang

mereka yang terpenting adalah anaknya

sedang ataupun sudah bebas dari LPKA.

Mereka pun mengungkapkan angan

selalu sehat di LPKA dan saat keluar nanti

Garut” menjadi wahana komunikasi bagi keluarga AMPP untuk saling berbagi

Memang belum banyak yang dilakukan

mereka tetap bisa menjalani hidupnya

untuk upaya reintegrasi. Komunikasi yang

dengan baik, tanpa melihat latar belakang

intensif antar keluarga AMPP dan banyak

pernah masuk LPKA, sehingga anak mereka

pihak diharapkan bisa menjadi embrio

 bisa menjadi menjadi lebih lebih baik lagi.

menciptakan masyarakat yang inklusif untuk anak-anak kita. Saat pertemuan forum keluarga banyak sekali cerita, mulai dari rasa sedih yang

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

mereka rasakan dan stigma dari masyarakat serta orang tua yang mengeluh jarang mengunjungi anak karena faktor ekonomi. Faktor ekonomi adalah salah faktor yang menyebabkan anak jarang dikunjungi keluarganya, apalagi jarak Garut-Bandung cukup jauh. Biaya transportasinya juga tak sedikit, sekitar Rp 300 ribu untuk 2 orang pulang pergi. Keluarga  yang mempunyai mempunyai keterb keterbatasan atasan ekonomi ekonomi tidak memungkinkan rutin berkunjung. Padahal kunjungan keluarga sangat  berpengaruh  berpen garuh besar besar terhadap terhadap psikis psikis anak. anak. Lewat Lewat forum keluarga, PKBI lantas mengajak para keluarga untuk memikirkan bagaimana solusi anak  yang jarang jarang dikunjung dikunjungii dapat bertemu bertemu keluar keluarganya. ganya. Dari hasil diskusi, disepakati adanya dana patungan. Biaya patungan adalah komitmen anggota forum keluarga untuk membiayai kunjungan ke LPKA. Koordinator forum menyusun jadwal keberangkatan kelompok melakukan kunjungan secara bergiliran, yang dijadwalkan setiap minggu pertama pada awal bulan. Seluruh biaya akomodasi hasil dari patungan sehingga meringankan beban keluarga yang kurang mampu. Lewat dana patungan, seluruh anak diharapkan

Pertemuan PKBI dengan Zakaria bermula dari

mendapatkan kunjungan yang rutin dari

kegiatan PKBI Garut dalam sosialisasi kesehatan

keluarganya, agar mereka merasa tidak dibuang

reproduksi remaja di Sekolah Menengah Kejuruan

dari keluarganya.

(SMK) 1 Maret. SMK ini berada dalam naungan

Keterlibatan pemerintah sangat penting

 yayasan yang yang dipimpinnya, dipimpinnya, Yayasan Yayasan Anak Anak

dalam upaya reintegrasi. Forum keluarga juga

Kusuma Bangsa Garut (YAKBG). Ia seorang tokoh

mengadvokasi dinas-dinas terkait seperti Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan. Pendekatan

masyarakat yang berpengaruh di wilayahnya. “Pada prinsipnya, pendidikan adalah hak

ini mendapatkan hasil. Dinas Sosial bersedia

seluruh anak tanpa melihat latar belakangnya. Saya

memfasilitasi pelatihan keterampilan AMPP.

selaku tenaga pendidik berkewajiban mendidik

Dinas Pendidikan Kabupaten Garut bersedia

seluruh anak tanpa terkecuali. Tidak bisa anak

memfasilitasi kejar paket A, B dan C. Mereka juga

ditolak sekolah karena takut mencoreng nama baik

 bersedia  bersed ia memfasilitas memfasilitasi, i, jika ada ada anak yang yang bebas bebas

sekolah. Itu namanya bukan lembaga pendidikan

dari LPKA tetapi keluarga tidak menjemput karena

 yang baik,” baik,” tutur tutur Zakaria. Zakaria.

kurang mampu. Dinas Sosial Kabupaten Garut akan mengantarkannya sampai ke rumah. Setelah proses advokasi dan audiensi, PKBI

Penerimaan sosial di sekolah yang dipimpin Zakaria menciptakan perubahan sosial. Ia membuat SMK yang berbasis pesantren ramah anak. Ginda

Garut akhirnya bertemu dengan Zakaria, 60

akhirnya bisa meneruskan pendidikan di SMK yang

tahun, seorang pendidik yang berpikiran maju. Zakaria berani mengambil risiko dengan menerima

dipimpin Zakaria. Keberanian Zakaria menerima Ginda menjadi cikal bakal proses reintegrasi sosial

 beberapa  beber apa orang lepasan LPKA di di sekolahnya. sekolahnya.

di Garut.

93

94

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

PKBI Garut mengundang Zakaria untuk  bergabung  bergab ung di Forum Keluar Keluarga ga PKBI Garut. Ia menjadi kekuatan baru bagi Forum Keluarga. Zakaria menyambut dengan tangan terbuka jika ada yang mau sekolah di sekolah yang dipimpinnya. Ginda tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Saat keluar dari LPKA, Ginda baru lulusan SMP. Ia ingin meneruskan ke  jenjang Sekol Sekolah ah Menengah Menengah Atas Atas (SMA).  Akhirnya ia diterima diterima di SMK SMK 1 Maret. Maret. “Semula saya kikuk dan minder. Pada hari pertama sekolah pun saya diantar mama saking tidak percaya dirinya, tetapi lambat laun saya bisa bergaul dan diterima oleh kawan-kawan. Saya ingin menjadi polisi,” katanya dengan mata berbinarShakti paling dekat dengan ibunya, tempat ia berkeluh kesah

 binar. Rasa minder, malu sampai dia memisahkan diri dari teman-teman  barunya pernah dia dia rasakan rasakan selama selama kurun kurun  waktu bulan bulan petama petama masuk masuk sekolah sekolah baru. baru. Namun tantangan ini bisa diatasi. ”Setelah lulus sekolah nanti saya ingin menjadi polisi karena saya ingin membuktikan walau saya pernah masuk

“Semula saya kikuk dan minder. Pada hari

lembaga pembinaan, tapi saya bisa sukses,  bisa membahagi membahagiakan akan serta serta membanggaka membanggakan n keluarga saya. Saya sedih melihat orang tua saya ketika saya masuk LPKA. Mereka

pertama sekolah pun pertama saya diantar mama saking tidak percaya dirinya. Tetapi lambat laun saya bisa bergaul dan diterima oleh kawan-kawan. Saya

 berkorban banyak  berkorban banyak hal untuk untuk saya. saya. Mereka Mereka mengorbankan uang, waktu, dan tenaga untuk menjenguk saya selama saya di dalam. Suatu hari nanti saya akan mengganti air mata mereka dengan senyum  bangga,”  bangga ,” tuturnya tuturnya dengan dengan suara lirih dan dan mata berkaca-kaca. Cita-cita yang harus kita dukung. Semoga terwujud dan kita semua akan terus mendorong agar anak-anak yang mempunyai latar belakang hukum memperoleh haknya.

ingin menjadi polisi.” Ginda

Namun teman Ginda, Shakti belum  jelas nasib nasib pendidika pendidikannya. nnya.

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

“Saya ingin semua anak memiliki hak dan kesempatan yang sama, baik anak itu pernah menjalani hukuman pidana ataupun masalah lainnya.” Zakaria, Kepala SMK 1 Maret

anak untuk beradaptasi kembali di lingkungannya dengan pelabelan dalam masyarakat. PKBI Garut  Garut berperan  berperan sebagai sebagai pendamping, pendamping,  yang melakukan melakukan pendamp pendampingan ingan kepada kepada anak anak dengan cara menempatkan diri sebagai sahabat anak dan menempatkan anak sebagai manusia  yang pantas pantas untuk untuk dihormati dihormati serta serta memiliki memiliki hakhakZakaria, Kepala SMK 1 Maret

hak, bukan hanya perlindungan hukum tetapi juga perlindungan sosial. Dengan kita menghormati anak, ia akan merasa bahwa dirinya masih berharga

Shakti kini bekerja menjadi tukang parkir di sebuah bank di Garut. Sebenarnya ia masih ingin meneruskan sekolah, namun tidak semudah

di mata orang lain sehingga timbul rasa percaya diri dan berani. Reintegrasi terhadap anak yang berkonik

Ginda. Tato yang dulu dia banggakan kini menjadi

dengan hukum belum banyak dilakukan, baik

masalah. Shakti memiliki tato yang jelas terlihat di

pemerintah maupun Lembaga Swadaya Masyarakat

kedua tangan hingga jemari. Di keningnya terdapat

(LSM). Untuk itu, program yang dilakukan lebih

tato dengan tulisan ”boncell”.

ditingkatkan mengenai penyadaran masyarakat

Namun Zakaria masih memberikan peluang

sehingga bisa menghilangkan stigma negatif

Shakti bersekolah di SMK 1 dengan syarat: Boleh sekolah asal tatonya dihapus, sehingga ia

masyarakat terhadap anak mantan LPKA. Kalau stigma negatif sudah tidak ada, maka

 bisa mengikut mengikutii sekolah sekolah regular regular atau mengik mengikuti uti kejar kejar

anak akan bisa berkembang lebih baik. Mereka

paket C.

tidak dipersulit mendapatkan haknya, termasuk hak

Proses penghapusan tato ternyata tidak mudah. Butuh waktu dan biayanya cukup mahal, seperti  yang terbaca terbaca pada pada sebuah sebuah brosur brosur penawaran. penawaran. Namun tekad Shakti tidak goyah. Ia bersedia menghapus tatonya. “Tato akan saya hapus agar saya dapat

atas pendidikan. “Saya ingin semua anak memiliki hak dan kesempatan yang sama, baik anak itu pernah menjalani hukuman pidana ataupun masalah lainnya. Setiap orang pernah melakukan kesalahan. Begitu pun kita. Allah saja yang menciptakan kita

 bersekolah  bersek olah kembali,” kembali,” ujarnya dengan dengan kepala kepala

maha pengampun dan maha pemberi kesempatan,

menunduk.

masa kita sebagai hambanya tidak bisa. Jadi

Cerita Ginda dan Shakti hanya menggambarkan sebagian kecil kesulitan mantan anak binaan LPKA,

tidak ada salahnya ketika anak ingin meneruskan sekolahnya maka saya akan menerimanya dengan

 yang berjuang berjuang menumb menumbuhkan uhkan rasa rasa percaya percaya diri

senang hati dan terbuka,” pungkas Zakaria.

95

96  

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

97

98

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

Menjaga Mimpi di Jalan Bali Oleh Sirot Fajar LPA, Jawa Timur

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

“Teng teng teng…” 

S

uara lonceng bel itu menyadarkan lamunan Bagus. Ia tidak membayangkan sebelumnya jika hari ini akan kembali mengenyam bangku pendidikan. Ini

adalah hari ia kembali bersekolah, setelah berhenti enam tahun lamanya. Sejak tadi ia terus melamun, membayangkan kiranya pelajaran apa yang akan dia peroleh di hari pertamanya sekolah, Apalagi sekolahnya bukan sekolah biasa. Sekolahnya disebut Sekolah Istimewa karena tempatnya di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Blitar, di Jalan Bali, Kabupaten Blitar. Suara lonceng bel tanda masuknya sekolah itu membuyarkan lamunan Bagus. Ia kini berlari secepat mungkin. Ia bergegas berlari, tidak mau

Orang tua yang selama ini tidak pernah membesuk anaknya anakny a di penjara mendapatt undangan mendapa u ndangan untuk acara temu keluarga di LPKA dari Program Peduli

terlambat di hari pertama sekolahnya. Ia berlari mengejar waktu seperti saat ia harus berlari dari kejaran massa karena ketahuan menjambret. Pelarian itulah yang akhirnya mengantarkannya  berada  berad a di Lembaga Lembaga Pembinaan Pembinaan Khusu Khususs Anak yang yang  biasa disebu disebutt Penjara Anak. Bagus akhirnya sampai di kelasnya. Kelas enam Sekolah Dasar (SD). Padahal usianya kini sudah mau 18 tahun. Andai saja ia tidak Drop tidak Drop Out  Out   menjelang Ujian Nasional dan terus melanjutkan pendidikannya, tentu kini telah masuk ke perguruan tinggi. Namun, itu semua hanya “andai saja”. saja” .

Suasana di kelas sekolah istimewa LPKA

99

100

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

Kenyatannya, kini ia kembali duduk di kelas enam SD. Bagus merasa bahagia karena bisa melanjutkan sekolah. Namun ia juga sedih karena kesempatan kembali mendapatkan pendidikan itu justru hadir di saat harus mendekam di balik jeruji penjara anak. Namun ia tetap bersyukur karena selain  bisa melanjutk melanjutkan an sekolahnya, sekolahnya, beberapa beberapa hari lalu ia mendapat kabar dan melihat kondisi neneknya yang semakin tua, walaupun ia hanya melihatnya lewat video. Masih teringat dengan jelas percakapan ibu-ibu dari Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur dengan nenek Bagus saat ditemui di rumah petaknya di kampung

renta dan tak ada sanak keluarga lain yang

pinggiran Kota Pahlawan, Surabaya.

mengantar, kecil kemungkinan neneknya

“Bagaimana kabar Bagus?” tanya nenek. “Baik, Mbah. Katanya kangen kangen karena  karena nggak pernah dijenguk.” nggak pernah Neneknya langsung terisak,

hadir. Bagus masih menyimpan harapan pada neneknya. Di hari acara temu keluarga itu, ia terus menunggu dan memandangi

mengucurkan air mata. Ibu-ibu dari LPA

pintu kedatangan. Berharap neneknya tiba-

 juga diam, diam, memberi memberi waktu waktu nenek nenek Bagus

tiba muncul, atau orang lain yang pernah

melepas rasa rindunya.

dikenalnya. Namun sampai acara selesai,

Tak terasa air mata Bagus mulai

 yang ditunggu ditunggunya nya tak jua jua tiba.

mengalir mengingat neneknya. Ia begitu

Beruntung pihak LPA kemudian

 bahagia karena akhirnya akhirnya bisa bisa mendapat mendapat

mengunjungi neneknya. Akhirnya ia kini

kabar neneknya. Selama setahun lebih

tahu kabar neneknya. Melihat wajahnya.

mendekam di penjara, tak sekalipun ada

Mendengar suranya. Menangkap cahaya

orang yang membesuknya.

rindu yang terpancar dari rumahnya walau

Beberapa waktu lalu banyak temannya  yang bersuka bersuka cita cita karena karena bisa bertemu bertemu

semua itu hanya lewat video. Bagus merasa sangat puas dan terobati

orang tuanya. Orang tua yang selama ini

rasa kangennya pada keluarga saat

tidak pernah membesuk anaknya di penjara

menerima titipan bingkisan sebungkus

mendapat undangan untuk acara temu

permen, roti, dan uang saku yang dititipkan

keluarga di LPKA dari Program Peduli.

nenek Bagus melalui konselor Lembaga

LPKA penuh haru biru anak dan orang

Perlindungan Anak Jatim yang sebelumnya

tua melepas kerinduan mereka. Hari itu,

membesuk dan menyampaikan pesan dari

para orang tua hadir untuk acara bersama.

Bagus.

Bagus sedih saat itu sebab tak ada lagi kedua orang tuanya. Ayahnya telah kembali

“Teng teng teng...” Tak terasa bel istirahat berbunyi. Bagus

menghadap Sang Pencipta. Ibunya, pergi

lebih banyak melamun di hari pertamanya

entah kemana. Ia tak tahu tempat pastinya.

sekolah. Ia mengingat banyak hal tentang

Satu-satunya harapan adalah neneknya  yang selama selama ini mengas mengasuhnya. uhnya. Namun Namun

perjalanan hidupnya. Hatinya berbuncah karena kini bisa kembali bersekolah.

ia sadar, kondisi neneknya yang semakin

Saat Bagus keluar dari kelasnya,

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

seorang memanggilnya, “Baguuus….” Teman yang lainnya menggoda dengan suara keras, sengaja agar teman yang lainnya juga mendengar, “Woi! Bagus sekarang sekolah. Lihat ini, ia masih kelas enam.” Bagus hanya tersenyum. Teman-temannya pun ribut mengomentarinya. Tak sedikit yang mengolok-oloknya, “Jambret sekolah. Hati-hati  yang bawa bawa uang.” uang.” Bagus hanya membalas dengan senyum. Ia sudah paham dengan perilaku teman-temannya itu. Bagus memang cukup populer di kalangan temannya. Tak heran ketika ada pemilihan ketua Forum Anak LPKA, Bagus mendapat dukungan paling banyak. Ia terpilih menjadi Ketua Forum  Anak.

Pendidikan Motivasi

Berlatih menjadi pemimpin merupakan hal  yang benar-ben benar-benar ar baru baginy baginya. a. Ia sendiri sendiri juga juga heran, bagaimana dirinya yang biasa-biasa saja,  baik secara secara sik, sik, pendidikan, pendidikan, ataupun ataupun lainnya, lainnya, ternyata dipilih menjadi ketua forum. Demikian sekelumit kisah Bagus yang

Pendidikan Motivasi Saat anak berhadapan dengan hukum dan

mengalami banyak perubahan dalam hidupnya

akhirnya masuk LPKA, banyak di antara mereka

ketika berada di LPKA. Bagus hanyalah satu dari

 yang akhirnya akhirnya putus putus asa dan dan pasrah pasrah akan nasibnya. nasibnya.

kira-kira 200 anak laki-laki yang menghuni LPKA.

 Anak kehilanga kehilangan n semangat semangat hidupnya. hidupnya. Padahal Padahal

Jumlahnya memang dinamis, terus berubah karena

sebenarnya, di usia mereka yang masih anak-anak,

 biasa ada ada yang keluar, keluar, juga ada ada yang masuk. masuk.

sisa usia mereka setelah keluar dari LPKA masih

 Anak-anak  Anak-an ak yang menghu menghuni ni LPKA adalah anakanakanak yang bermasalah dengan hukum. Penyebab

panjang. Untuk menjaga harapan dan optimisme mereka,

mereka menghuni LPKA bermacam-macam,

maka diadakan pendidikan motivasi yang bertujuan

ada yang karena narkoba, mencuri, menjambret,

membangun kesadaran kritis agar anak mampu

asusila, membunuh, dan lainnya. Akhirnya, mau

 berubah,  beruba h, mempunyai mempunyai konsep konsep diri, diri, bersemangat bersemangat

tidak mau, di antara anak-anak itu ada yang harus

selama menjalani masa pembinaan, mengikuti dan

menjalani masa kecilnya di LPKA. Kebebasannya

mengakses layanan, serta menentukan langkah

pun terampas.

positif dalam hidupnya.

Persoalan-persoalan lain pun mengiringi anak-

Di antara manfaat dari kegiatan pendidikan

anak yang berhadapan dengan hukum tersebut.

motivasi adalah seperti yang dituturkan Bagus,

Terlebih ketika mereka sudah masuk di LPKA.

“Semula saya agak canggung ketika fasilitator

Bukan hanya kebebasan yang terenggut, tetapi

menyuruh berdiskusi kelompok. Permainan kreatif

masalah lain pun muncul mengiringinya.

dengan teman beda blok terasa tidak nyaman

Untuk membantu anak-anak yang berhadapan

karena sebelumnya tidak pernah berinteraksi

dengan hukum agar bisa menjalani pembinaan

dengan anak blok lain. Namun pada akhirnya,

dengan sebaik-baiknya dan tetap terpenuhi hak-

permainan membuat anak-anak menjadi akrab,

haknya sebagai seorang anak, maka Program Peduli melalui LPA Jatim membuat beberapa program,

guyon atau bergurau, saling mengingatkan ketika guyon atau salat, dan saya sendiri menyuruh dan mengajak

antara lain:

teman satu blok yang semula tidak sekolah sekarang

101

102

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

mau sekolah.” Manfaat lain dari pendidikan motivasi

Kegiatan Outbound

kerja sama antar teman, bahkan melatih kepemimpinan. Dikemas dalam bentuk

disampaikan oleh salah seorang anak

permainan, kegiatan ini termasuk yang

di LPKA, Rio “Di antara hal yang paling

mendapat sambutan positif dari anak-anak

 berkesan  berkes an bagi saya adalah adalah ketika ketika mendapat mendapat

di LPKA karena mereka merasa sedang

pendidikan motivasi. Saat mendapatkan

 bermain-main  bermain -main bersama. bersama.

itu, semangat hidup saya yang padam kembali menyala. Saya lebih bisa menerima kenyataan yang harus saya hadapi sekarang ini.”

 Body  Bod yM Mapp appin ing g Dalam rangka menanamkan perlindungan terhadap diri sendiri dan

Kegiatan Outbound  Bagi anak-anak, kegiatan outbound  

 juga orang orang lain, lain, maka Program Program Peduli Peduli juga juga mengadakan kegiatan Body kegiatan Body Mapping Mapping.. Melalui kegiatan ini, anak-anak di LPKA ditanamkan kesadaran akan tubuhnya, memahami aturan tentang sentuhan,

terasa seperti main-main bersama teman,

memahami bentuk hubungan dan perasaan

seperti jawaban Bagus ketika ditanya

 yang muncul, muncul, serta serta mengetahui mengetahui apa yang

kegiatan yang paling disukai. Ia menjawab,

harus dilakukan tatkala ada yang melanggar

“Outbound . Seru sekali bisa bermain

hal tersebut.

 bersama-sama  bersama -sama teman. teman. Belum Belum pernah pernah

Harapan terbesar dilakukannya Body dilakukannya Body  

sebelumnya kami melakukan kegiatan seru-

 Mapping  Mappin g adalah agar anak menyadari jika

seruan seperti itu.” Memang tujuan kegiatan outbound  ini  ini

mendapat kekerasan, dan tidak melakukan kekerasan pada yang lainnya, baik

adalah untuk penguatan team building,

kekerasan sik, seksual, ataupun psikis.

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Dalam kegiatan ini juga diajarkan Mappin g diajarkan Mapping  Area. Anak  Area.  Anak diajak berpikir kritis dan menganalisa tiga hal yang perlu diwaspadai. Ketiga hal itu adalah: mengenali tempat-tempat yang berbahaya; mewaspadai ketika berada pada lingkungan yang asing atau tidak dikenal; dan mengenali sikap-sikap orang yang berbahaya atau mencurigakan untuk mengajak pada kejahatan.

Konseling Sebagaimana kita pada umumnya yang tak pernah lepas dari masalah, anak-anak di LPKA  juga memiliki memiliki masalah. Tidak semua semua orang orang bisa bisa menyelesaikan sendiri, sebagian membutuhkan tempat untuk mencurahkan masalahnya. Dari sinilah Program Peduli mengutus para konselor untuk mendampingi anak-anak di LPKA. Melalui konseling, anak-anak mau mengungkapkan masalah-masalahnya yang selama ini disimpan di hati dan masalah yang ada  juga dicoba dicoba untuk untuk diselesai diselesaikan. kan. Sebagai Sebagai contoh, contoh, melalui proses konseling, ternyata didapati ada anak yang tidak bisa membaca dan menulis. Selain itu, anak tersebut juga hanya bisa berkomunikasi dengan bahasa Madura. Maka konselor kemudian menyampaikan ke pihak LPKA agar anak tersebut diajari baca tulis. Dalam beberapa kesempatan, konseling juga disediakan untuk keluarga yang membesuk. Tujuan dari konseling keluarga adalah untuk menguatkan

asih, dan asuh yang diberikan pada anak mampu mendekatkan dan memberikan energi positif bagi anak-anak di LPKA. Kaf dan Yus yang sudah hampir setahun di

keluarga dan membuat orang tua lebih perhatian

LPKA menuturkan setelah orang tuanya dua kali

lagi kepada anaknya yang ada di LPKA.

mengikuti penguatan kapasitas pengaasuhan anak, yang dari semula orang tuanya tidak mau

Temu Peng Penguata uatan n Keluarga Kel uarga dengan dengan  Anak Pada masa awal kehidupan, anak membutuhkan

 berbicara  berbica ra saat berkunj berkunjung ung ke LPKA, menjadi menjadi selalu menjenguk setiap minggunya. Itulah beberapa kegiatan penguatan dan peningkatan kapasitas anak-anak di LPKA. Kegiatan tersebut diharapkan mampu membantu menumbuhkan motivasi dan kepercayaan diri anak agar sadar dan mau berubah, mempunyai konsep

kedekatan dan berhak hidup bersama keluarga.

diri, bisa membuat keputusan, serta sikap positif

Kekuatan anak dalam menyikapi dan menyelesaikan

lainnya.

masalah dalam setiap fase kehidupan sangat ditentukan oleh keluarga, tidak terkecuali bagi

Setelah anak bisa menghadapi masalahnya sendiri, anak diberi kegiatan lanjutan agar

anak yang berada di LPKA Blitar. Saling asah,

mereka bisa berperan aktif. Kegiatan lanjutan

103

104

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

menghimpun mereka semua, perlu dibuat suatu wadah sebagai tempat mereka untuk  berkumpul  berkum pul bersama, bersama, saling saling tukar tukar pikiran, pikiran, dan untuk membicarakan kepentingan mereka. Tidak sampai di situ, menurut penuturan Bagus selaku Ketua Forum Anak LPKA, sejak adanya forum anak, jumlah anak yang bertengkar di LPKA menurun drastis. Meski kadang masih terjadi sekali dua kali, namun intensitasnya sudah  jauh berkurang berkurang.. Hal ini ini karena merek mereka a mulai sadar pentingnya persaudaraan dan persahabatan antara teman di LPKA. Selain itu, Rio menambahkan, “Forum  Anak ini bahkan mengu mengubah bah obrolan obrolan temantemanteman yang dulunya hanya ngalor ngidul ‘tidak jelas arahnya’, kini terkadang kita diskusi untuk perbaikan diri dan LPKA. Keakraban teman-teman juga menjadi lebih  baik.” Keberadaan forum anak juga menjadi Konseling dengan keluarga AMPP

perhatian petugas di LPKA karena keberadaan forum anak disahkan dan diberi SK Pembentukan Forum Anak LPKA oleh Kepala LPKA pada 1 Maret 2018. Dampak adanya Forum Anak ini,

tersebut diharapkan bisa membuat anak

Pemerintah Daerah Kota Blitar melalui

mengaktualisasikan diri mereka dan saling

Dinas Pengendalian Penduduk dan

menguatkan di antara sesama. Intinya,

Keluarga Berencana dan Pemberdayaan

setelah anak bisa menyelesaikan masalah

Perempuan dan Perlindungan Anak

 yang mereka mereka hadapi, hadapi, selanjutnya selanjutnya anak

(PPKBP3A) akhirnya melibatkan lima

diajak untuk berperan aktif untuk saling

pengurus Forum Anak LPKA menjadi

 berbagii dan menebar  berbag menebar energi positifn positifnya ya

narasumber dan perwakilan dalam

kepada teman sesama.

perhelatan acara pemilihan Duta Anak dan Jambore Anak-anak Kota Blitar dalam rangka Kota Blitar menuju Kota Layak

Forum Anak Anak LPKA  Saat anak masuk LPKA, mereka

 Anak. Sampai saat ini, melalui Program Peduli, kami terus berusaha menguatkan sumber daya manusia Forum Anak LPKA Kota Blitar sebagai wadah untuk

terputus hubungan dengan teman

menyuarakan aspirasi dan ruang partisipasi

sebayanya. Sebagai gantinya, mereka akan bertemu teman lain yang sama-

anak untuk memahami hak dan kewajiban mereka sebagai anak-anak yang menjalani

sama berhadapan dengan hukum. Untuk

pidana penjara (AMPP).

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Perwakilan FA LPKA bergabung dengan FA Blitar dalam Jambore Anak Blitar

Kegiatan-kegiatan tersebut adalah beberapa

dan sosialisasi pada pihak media dan jurnalis untuk

kegiatan yang langsung dirasakan dan dilakukan

membangun persepsi dan kesadaran kritis tentang

anak-anak LPKA Blitar.

kerentanan dan pemenuhan hak-hak anak di LPKA

Selain itu, masih terdapat beberapa Program Peduli yang dilakukan LPA Jatim yang meski tidak

Blitar. Untuk mewujudkan itu semua, LPKA tidak bisa

dirasakan dan dilakukan secara langsung oleh

 bekerja  bekerj a sendiri. sendiri. Perlu bantuan dari pihak pihak lain, siapa siapa

anak tetapi sangat bermanfaat bagi mereka. Salah

saja, terutama pihak yang secara otoritas berkaitan

satunya adalah pembentukan Forum Stakeh Forum Stakeholders olders  

langsung seperti Dinas Pendidikan Daerah. Mereka

dan advokasi ke Dinas Pendidikan untuk kebijakan

seharusnya juga memantau pendidikan anak-anak

akses pendidikan yang berpihak pada anak di

di LPKA.

LPKA sebagai jembatan masa depan. Advokasi ke

Semoga perhatian kita semua kepada anak-anak

Dinas Pendidikan ini diharapkan dapat mendorong

menjadikan mereka tetap memiliki harapan untuk

terbitnya kebijakan penguatan layanan pendidikan

melanjutkan hidup yang lebih baik, tidak berputus berputus

dan pengasuhan pada AMPP.

asa karena menjadi anak yang pernah berhadapan

Sungguh, begitu banyak masalah yang dihadapi anak-anak yang berhadapan dengan hukum itu.

dengan hukum. Dari sini, dari Jalan Bali, Kota Blitar, tempat

 Aktualisasi  Aktual isasi diri, diri, komunikasi, komunikasi, pendidi pendidikan kan dan

anak-anak yang berhadapan dengan hukum itu

pengasuhan, dan masalah lainnya. Belum lagi

menghabiskan hari-harinya. Semoga mereka tetap

 bagaimana mereka  bagaimana mereka menghadapi menghadapi stigma stigma negatif negatif dari dari keluarga dan masyarakat.

menjaga mimpi yang mungkin telah tercerai berai. Semoga anak-anak itu kembali menyalakan api

Itulah sebabnya LPA terus melakukan advokasi

harapan akan masa depan.

105

106  

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

LPKA Ramah Anak Oleh Zulkarnain PKBI, Sumatera Selatan

107

108  

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

P

enjara, jeruji, atau Lapas kata yang tidak asing lagi di telinga semua orang. Banyak orang sepakat ini tempat yang harus dijauhi dan tidak perlu diberi

perhatian khusus. Tempat di mana semua orang dianggap hina, tanpa mengetahui kehidupan

 yang sebenarn sebenarnya ya di sana. sana. Entah kapan kita kita akan mengerti, padahal tempat itu juga bagian dari kehidupan kita. Kehidupan di Lapas memang sangat keras. Semua Lapas di seluruh dunia hampir sama kondisinya, tidak terkecuali Lapas Anak Kelas II Palembang. Seluas mata memandang, yang terlihat hanya jeruji-jeruji besi. Di Lapas, uang merupakan senjata paling ampuh untuk menangkal banyak hal, juga untuk mendapatkan apapun yang diinginkan. Di sana uang menjadi raja. Ini bukan hanya berlaku untuk sesama napi, tetapi juga para sipir yang biasanya memasang muka seram dan suaranya lantang. Lapas mengedepankan pengamanan tanpa peduli penghuninya adalah anak-anak. Artinya, siapa yang membuat ulah pasti akan mendapat hukuman. Setiap ada keributan ataupun perkelahian antar sesama napi, tidak cukup hanya satu orang sipir yang turun tangan melakukan pemeriksaan yang biasanya juga disertai penyiksaan sik. Ini membuat persoalan tidak akan pernah selesai, bahkan bisa menimbulkan persoalan baru dan membuat anak-anak menyimpan dendam.

“Belum sehari saya di sel, kaki-tangan Kepala Kamar sudah langsung mengintimidasi say saya. Kalau mau aman di sini, harus bay bayar uang keamanan. Sudah menjadi tradisi rupanya, tiap tahanan baru akan dimintai sejumlah uang. Kalau tidak akan digulung, alias disiksa ramai-ramai.” Mimin

109

110

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

Sejalan berlakunya Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA), Lapas anak dituntut melakukan perubahan tata

Lapas Anak Kelas IIA Palembang sebelum menjadi LPKA

Menyikapi hal tersebut, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Sumatera Selatan, melalui Program Peduli melakukan pendekatan dan

nama dari Lapas Anak menjadi Lembaga

 bertemu  bertem u dengan dengan Kepala Kepala LPKA. Mereka Mereka

Pembinaan Khusus Anak (LPKA).

mendiskusikan bagaimana mendorong

Sayangnya perubahan tersebut tidak

perubahan pola pikir petugas agar sesuai

disertai dengan perubahan pola pikir para

dengan amanat pasal 85 UU No. 11 Tahun

petugas LPKA. Unsur penyiksaan terhadap

2012.

anak masih kerap terjadi dan dilakukan

Dalam pertemuan tersebut, disepakati

oleh oknum-oknum petugas yang belum

penyelenggaraan pelatihan psikososial bagi

memahami perubahan yang terjadi. Secara teoretis, harusnya unsur pembinaan

petugas dengan harapan mereka menjadi lebih ramah dalam melakukan pembinaan

diutamakan dibanding unsur pengamanan.

kepada anak. Mereka diharapkan menjadi

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

pengganti orang tua dan keluarga bagi anak di LPKA. Pada pelatihan tersebut, para petugas diberikan pengetahuan terkait Undang-Undang SPPA, teknik konseling, serta pemahaman bahwa pembinaan anak di LPKA merupakan tanggung jawab semua pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat sipil. Untuk mewujudkan perubahan tersebut memang tidak semudah membalik telapak tangan. Semua membutuhkan waktu dan proses yang tidak mudah. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Seksi Pembinaan Anak, Ahmad Fuad, SH. M.Si. “Mengurusi anak di LPKA ini lebih susah daripada orang dewasa. Mereka tidak cukup sekali atau dua kali untuk diingatkan. Memang tidak mudah untuk mengubah pola pikir seseorang, tetapi kami berkeyakinan bahwa sekeras-kerasnya batu, kalau terus menerus ditetesi air, lama kelamaan akan berlobang juga,” ujarnya optimis. Hal senada juga diungkap Kepala Sub Seksi Pendidikan dan Keterampilan, sebelumnya adalah Kepala Sub Seksi Bimbingan Pemasyarakatan dan Perawatan, Fahriyuddin Jusef, S.Ag. Ia menyatakan  bahwa sejak sejak berlakun berlakunya ya UU Nomor Nomor 11 tahun tahun 2012, 2012, Lapas Anak Palembang pada 2013 sudah mulai dipersiapkan dengan mengadakan studi banding ke  beberapa  beber apa Lapas di daerah daerah lain untuk untuk mendapatk mendapatkan an gagasan seperti apa LPKA akan dikelola. “Kami menyimpulkan bahwa Lapas Anak Palembang lebih baik kami kuatkan segi pendidikan

Kelas I Palembang dengan Dinas Pendidikan kota Palembang. Perubahan-perubahan pada LPKA Kelas I

untuk anak karena tugas kami sebagai petugas

Palembang mulai dirasakan pada 2015, baik dari

pemasyarakatan bagi pelanggar hukum, baik

segi ruangan maupun aktivitas dan fasilitas LPKA.

dewasa dan anak khususnya, disesuaikan dengan

Perubahan ini merupakan mandat perubahan Lapas

perkembangan jiwa anak dan cita-cita anak

 Anak menjadi menjadi LPKA. LPKA. Di seluruh seluruh LPKA diharapkan diharapkan

tersebut,” jelasnya.

tidak ada lagi jeruji atau terali sebagai pembatas

Berangkat dari hasil tersebut, PKBI Sumatera Selatan menghadap Walikota Palembang untuk membicarakan pemenuhan kebutuhan

ruang gerak anak dalam menyalurkan bakat dan minat mereka. Dari segi fasilitas, saat ini dirasa sudah sangat

pendidikan bagi anak. Hasilnya di luar dugaan.

menunjang. Kalau dulu, di Lapas hanya ada blok-

 Walikota  Walikot a menyambut menyambut baik baik usulan usulan tersebut tersebut

 blok kamar kamar dan tempat ibadah. ibadah. Sekaran Sekarang g semua semua

sehingga menginstruksikan Dinas Pendidikan

fasilitas yang tersedia sudah berpihak pada anak.

untuk membuka sekolah jarak jauh ( lial ) mulai

 Aktor di di balik perubah perubahan an ini salah salah satunya satunya

dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah

adalah kepala LPKA Kelas I Palembang, Endang

Menengah Atas (SMA) di lingkungan sekitar Lapas. Keputusan Walikota tersebut dituangkan

Lintang Hardiman, SH. MH yang berani mengubah penampilan sik LPKA sehingga kesan penjara

dalam bentuk perjanjian kerja sama antara LPKA

sudah tidak terlihat.

111

112

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

seni bela diri Palembang. Bukan hanya pendidikan formal saja. LPKA juga memberikan peluang bagi semua pihak untuk terlibat dalam proses pembinaan dalam LPKA. Sampai saat ini, telah terjalin kerja sama dengan beberapa lembaga yang terlibat dalam proses pembinaan. LPKA menjalin kerja sama dengan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 dan 5 Palembang. SMKN 2 memberikan peningkatan keterampilan perbengkelan sepeda motor, sementara SMKN 5 meningkatkan pengetahuan tentang teknologi informasi dalam bentuk kursus video editing dan editing dan pembuatan lm dokumenter. Sekolah Tinggi Manajemen Ilmu Komputer Palcomtec juga menjalin kerja sama dengan berbagi teknik fotogra dan Kedekatan petugas dan anak di LPKA dalam kegiatan diskusi

 photo editing editing.. Hasil karya foto anak-anak LPKA pun diikutsertakan pada lomba fotogra tingkat perguruan tinggi di Medan, Sumatera Utara. Selain itu, ada Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sumpah Pemuda yang memberikan penyuluhan dan sosialisasi hukum.

 Anak-ana  Anak-anak k diberikan diberikan ruang ruang untuk untuk

 Ada mahasiswa mahasiswa magang magang yang yang datang datang ke

mengekspresikan bakat dan minat yang

LPKA untuk bakti sosial. Sekolah Tinggi

mereka miliki. LPKA Kelas I Palembang

Ilmu Psikologi Abdi Nusa dan Fakultas

menyediakan sekolah jarak jauh ( lial )

Kedokteran Ilmu Psikologi (FKIP)

mulai tingkatan SD hingga SMA. Sekolah

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)

ini mempunyai ijazah yang tidak berbeda

 juga memberik memberikan an layanan layanan konseling konseling bagi bagi

dengan sekolah umum lainnya.

anak-anak LPKA.

Pengembangan bakat dan minat

Selain dukungan akademisi, pemerintah

 juga digalakka digalakkan. n. PKBI Sumate Sumatera ra Selatan Selatan

 juga menduku mendukung ng dalam dalam bentuk bentuk pemberian pemberian

melibatkan pihak-pihak luar untuk

 bantuan belaja belajarr siswa pendidi pendidikan kan layanan layanan

 berkegiatan  berkeg iatan di dalam LPKA. LPKA. Contohnya, Contohnya,

khusus pada 9 November 2017. Bantuan

LPKA menggandeng salah satu perguruan

ini berupa anggaran pendidikan yang bisa

 bela diri diri Pencak Silat Tapak Tapak Suci Suci Putra

digunakan untuk biaya pembelian buku,

Muhammadiyah untuk melatih anak-anak

seragam, perlengkapan sekolah, serta

 yang mempunyai mempunyai minat minat pada pada seni bela bela diri. diri.

kebutuhan lain terkait pembinaan bagi anak

Puncaknya, atas izin dari kepala LPKA,

di LPKA.

anak dapat mengikuti ujian kenaikan sabuk  yang diadakan diadakan di di luar LPKA. LPKA. Hasilnya, Hasilnya, tiga tiga

Berbagai kerja sama itu memberikan dampak positif bagi anak-anak di Lapas,

anak LPKA berhasil menjuarai perlombaan

seperti yang dirasakan Sani Tampubolon,

anak LPKA berhasil menjuarai perlombaan

seperti yang dirasakan Sani Tampubolon,

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

anak didik LPKA Kelas I Palembang karena kasus

ditangkap dan dijerat dengan Undang-Undang

asusila. Ia akrab dipanggil Batak atau Ucok oleh

Perlindungan Anak divonis hukuman 2,2 tahun,”

teman-teman karena ia berasal dari Medan.

ceritanya singkat.

 Wajahnya sediki sedikitt tegang saat mengingat mengingat masa

“Saya tidak menyangka akan terjadi begini.

lalunya. Sani menceritakan awal dari kasus yang

Namun apa mau dikata, saat mendengar putusan

menimpanya.

hakim saya harus menjalani pidana penjara, dalam

“Ketika itu saya berkenalan dengan salah satu

pikiran saya itu pasti sangat menyeramkan. Apalagi

cewek dan cewek  dan singkat cerita kami pacaran. Kami saling

kalau melihat dalam lm, kehidupan di penjara

mencintai dan ketika kami sudah sepakat untuk

sangat keras dan ini yang membuat saya benar-

menikah, saya memberanikan diri untuk melamar

 benar stres,” stres,” kenangn kenangnya ya cepat.

pacar saya ke orang tuanya. Namun kedua orang

“Saat pertama tiba di LPKA, saya sempat bingung

tuanya tidak setuju dengan berbagai alasan dan

melihat kondisi di LPKA. Sebetulnya ini penjara atau

salah satunya adalah masih di bawah umur serta

asrama? Karena kesan penjara tidak terlihat sama

 beda keyakinan keyakinan.. Sampai akhirnya akhirnya,, kami berdua berdua

sekali. Bahkan ini sangat jauh dari apa yang saya

memutuskan untuk kawin lari dan inilah awal malapetaka yang saya alami. Kedua orang tua pacar

 bayangkan  bayangka n sebel sebelumny umnya. a. Apalag Apalagii ketika ketika diwa diwawanc wancarai arai oleh salah satu petugas tentang pendidikan dan saya

113

saya melaporkan ke polisi sampai akhirnya saya

114

dianjurkan untuk melanjutkan sekolah yang ada

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

di LPKA. Tambah membuat saya bingung. Kok di penjara ada sekolah. Dan ini benar benarr sekol  bena sekolah, ah, bukan bukan kurs kursus us ataup ataupun un paket belajar,” tambahnya mengingat hari pertamanya di Lapas. “Akhirnya saya pun mengikuti saran dari petugas tersebut. Sebelum masuk ke sini, saya sudah menyelesaikan sekolah sampai tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jadi waktu melanjutkan sekolah di sini, saya masuk di kelas 1 SMA. Tapi sangat disayangkan, saya tidak dapat menyelesaikan sekolah sampai tamat

Sekolah 󰁦ilial SMA Negeri 11 Palembang

“Penjara tanpa terali itu nyata. Lapas Anak Kelas IIA pun berubah menjadi LPKA KELAS I Palembang. LPKA terbaik seluruh Indonesia dan menjadi

karena masa pembinaan saya di LPKA sudah selesai. Hanya sampai di kelas 2. Sebetulnya saya ingin tetap melanjutkan

percontohan.”

Mimin

sekolah. Namun karena orang tua

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Suasana kunjungan orang tua di LPKA Palembang

meminta saya untuk pulang ke Medan, niat untuk

petugas lainnya dalam mewujudkan LPKA ramah

melanjutkan sekolah jadi tertunda,” tambah Sani

anak.

mengakhiri ceritanya. Bukan hanya Sani yang merasakan perubahan

Para petugas Lapas kini mulai berubah, mereka lebih terbuka dan bersedia melibatkan pihak-pihak

dalam dirinya. Mimin juga merasakannya.

luar yang sering datang ke LPKA dalam pembinaan

Semenjak diangkat menjadi tahanan pendamping

anak-anak. Petugas klinik LPKA sudah dapat

(Tamping), ia mendalami ilmu hukum. Ia juga

memberikan penyuluhan kesehatan yang selama ini

mendapat banyak pengalaman, mendalami ilmu

dilakukan oleh Puskesmas.

agama Islam, dan merasa sangat dekat dengan Tuhan karena menjadi Tamping. “Di masjid, saya sering melihat pria-pria kuat

Kegiatan kerohanian dalam bentuk pengajian dan salat berjamaah juga mulai dibimbing langsung oleh petugas dari LPKA. Perubahan ini adalah

 yang berdoa berdoa sambil sambil menangis menangis.. Bukan hanya untuk untuk

 bukti dari dari perubahan perubahan pola pola pikir petugas petugas.. Dari unsur unsur

diri sendiri tapi untuk orang-orang yang mereka

pengamanan, kini lebih mengedepankan unsur

tinggalkan. Saya tetap bersyukur karena semuanya

pembinaan.

sekarang terasa lebih baik.”

Dulu, kunjungan orang tua dan keluarga

“Penjara tanpa terali itu nyata. Lapas Anak

terhadap anak di LPKA dibatasi oleh jeruji besi.

Kelas IIA pun berubah menjadi LPKA KELAS I

Sekarang orang tua dan anak dapat berkumpul

Palembang. LPKA terbaik seluruh Indonesia dan

dalam satu meja karena ruang kunjungan keluarga

menjadi percontohan. Tempat ini menjadi saksi

lebih seperti taman di sebuah hotel atau kafe.

perubahan dalam diri untuk menjadi manusia yang  bersih,”” cerita Mimin  bersih, Mimin ketika ketika diwawancarai diwawancarai.. Perubahan-perubahan yang terjadi pada LPKA

Pada 2017, perubahan-perubahan baik itu mengantarkan LPKA Kelas I Palembang mendapatkan penghargaan dari Kementerian

Kelas I Palembang tak lepas dari pemikiran dan

Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai

tangan dingin Ahmad Fuad, SH selaku Kepala Seksi Pembinaan dan Fahriyuddin Jusef, S.Ag. Peran

LPKA terbaik se-Indonesia, juga penghargaan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan

115

mereka berdua inilah yang menjadi inspirasi bagi

116  

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

Perlidungan Anak sebagai LPKA Ramah Anak.

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Panjang Jalan Gapai Dukungan Bagi Anak Di Lapas Oleh Abdul Salim Ali Siregar PKBI, Bengkulu

117

118  

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

I

a tinggal bersama anak-anak lainnya yang  berjumlah  berjum lah 35 anak. anak. Mereka Mereka ditempatkan ditempatkan dalam kamar berukuran 2,5x3 meter di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas

IIA Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.  Ada 4 kamar kamar yang berisi masing-m masing-masing asing 8-10 8-10 anak dalam blok L, blok khusus untuk anak di Lapas

“Tak ada sekolah. Kegiatan kami sehari-hari sehari -hari hanya ngobrol dengan teman atau menunggu keluarga k eluarga yang berkunjung ke sini. Kalau

Kelas IIA ini. Jumlah anak di Lapas sangat dinamis karena ada saja anak yang baru masuk dan ada yang  bebas. Leo (17), salah satu anak di Lapas, bercita-cita menjadi wirausahawan. Ia berkata, “Tapi aku masih mau sekolah.” Keinginan untuk tetap bersekolah juga diamini oleh Wawan dan Adi, temannya. Sayangnya keinginan itu tak bersambut. Keterbatasan sarana dan prasarana dalam proses

sakit palingsaja.” kami diberi obat panas

pembinaan anak di Lapas menjadi hambatan dalam memberikan dukungan bagi anak. Hambatan

Adi

layanan kesehatan, layanan identitas, dan layanan

tersebut meliputi tidak adanya layanan pendidikan, keterampilan sesuai minat bakatnya.

119

120

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

Belum lagi penempatan anak di Lapas

Hasil identikasi yang dilakukan,

hanya terpisah blok dengan blok dewasa.

terdapat empat kebutuhan dasar anak

Ini menjadikan anak-anak tersebut rentan

 yang harus harus tersedia tersedia di Lapas. Lapas. Kebutuhan Kebutuhan

mendapatkan kekerasan dari narapidana

dasar tersebut terkait layanan pendidikan,

dewasa.

layanan kesehatan, layanan keterampilan,

“Pada saat jam besuk, blok kami

dan layanan identitas.

seringkali didatangi oleh napi dewasa,” ujar

Kebutuhan dasar yang telah

Leo.

terpetakan tersebut menjadi bahan bagi

“Kami sering disuruh-suruh. Disuruh

PKBI Bengkulu untuk melakukan kerja-

pijat, ambil air, terkadang juga dimintai

kerja advokasi. Bertemu dengan kepala

uang. Kalau kami tidak menurut, kami

Lapas secara rutin dilakukan dalam

diancam dan kepala kami dipukul. Pernah

setiap kesempatan, baik secara formal

ada yang dijadikan kurir “togel”. Kami

maupun non-formal pada saat bertemu di

dipaksa bertugas mencatat angka-angka

 beberapa  bebera pa kesempatan. kesempatan. Pertemua Pertemuan n dengan dengan

togel yang dipasang oleh napi dewasa.” Togel adalah permainan judi dengan

 berada dalam kondisi kondisi aman dan tertib.

“Kami sering disuruh-suruh. Disuruh pijat, ambil air, terkadang juga dimintai uang. Kalau kami tidak menurut, menurut, kami diancam di ancam dan kepala kami dipukul.”

Kami juga sudah berupaya maksimal untuk

Leo

menuliskan angka. “Lapas Curup ini kan Lapas dewasa,” ujar Sri Harmowo, Bc.IP., SH (51), Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Lapas Kelas IIA Curup. “Jadi yang pertama, bagaimana semua warga binaan, termasuk anak,

melakukan pembinaan terhadap anak. Keterbatasan petugas pembinaan anak  yang hanya hanya berjumlah berjumlah 8 orang orang dari dari total

Kepala Lapas menjadi penting dilakukan

80 orang petugas Lapas, sedangkan 80

karena ia mempunyai kewenangan dalam

orang petugas tersebut harus mengawasi

menentukan kebijakan di dalam Lapas.

sekitar 620 orang narapidana. Selain itu,

PKBI Bengkulu juga berinisiatif

tidak adanya sarana pendukung khusus

untuk mendorong semua pihak dalam

untuk pembinaan anak juga membuat

memberikan layanan dalam memenuhi

Lapas belum bisa memenuhi kebutuhan-

kebutuhan anak. PKBI melakukan

kebutuhan dasar anak, seperti pendidikan

kunjungan ke Dinas Pendidikan, Dinas

dan keterampilan,” tambahnya.

Kesehatan, Dinas Sosial, serta Dinas

Dari kondisi tersebut, Perkumpulan

Kependudukan dan Catatan Sipil untuk

Keluarga Berencana Indonesia (PKBI)

mengetahui apakah dinas-dinas tersebut

Bengkulu berupaya melakukan identikasi

mempunyai program kegiatan yang terkait

kebutuhan anak yang ada di Lapas. Kerja

dengan anak di dalam Lapas.

sama yang terbangun sejak tahun 2012

“Tangung jawab untuk memenuhi

antara PKBI Bengkulu dengan Kantor

kebutuhan anak di Lapas tidak hanya

 Wilayah Kemente Kementerian rian Hukum Hukum dan

menjadi tanggung jawab Lapas. Pemerintah

Hak Asasi Manusia (HAM) Bengkulu memudahkan kami melakukan identikasi

Daerah melalui Organiasi Perangkat Daerah (OPD) yang terkait langsung pemenuhan

kebutuhan tersebut.

hak anak harus bertanggung jawab dalam

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Rapat Koordinasi untuk Dukungan bagi Anak Berhadapan dengan Hukum di Dinas Sosial Kabupaten Rejang Lebong.

memberikan layanan sebagai bentuk perlindungan

rapat, ada kegiatan di luar kantor, bahkan kepala

anak,” ujar Ir. Harmudya selaku Direktur Eksekutif Daerah PKBI Bengkulu.

dinas sedang tidak ada di kantor,” lanjut Febri. Kunjungan dilakukan dengan tujuan untuk

“Selain melakukan proses pendampingan,

menyampaikan kondisi anak di Lapas dan

PKBI Bengkulu mendorong pelayanan publik yang

 bagaimana  bagaiman a bisa bersama-s bersama-sama ama memberika memberikan n

manusiawi untuk anak Lapas dan mendorong

dukungan bagi anak di Lapas.

kreativitas mereka berkembang. Selain kegiatan

Saat berkunjung, harapannya dapat bertemu

pendampingan, dilakukan juga advokasi kepada

dengan kepala dinas agar mendapatkan solusi

lembaga-lembaga yang terkait dengan persoalan

atau bahkan mengambil keputusan dari persoalan

anak Lapas. Lembaga Pemasyarakatan, Kantor

anak di Lapas Curup. Namun kepala dinas sulit

 Wilayah Kemente Kementerian rian Hukum Hukum dan HAM,

untuk ditemui. Kalau diterima, terkadang hanya

Pemerintah Daerah, Dinas Kesehatan, Dinas

diterima oleh staf ataupun kepala seksi (Kasi) yang

Pendidikan, Dinas Sosial, dan Dinas Kependudukan

membidangi masalah anak.

dan Catatan Sipil (Dukcapil),” lebih lanjut

Pada saat bertemu mereka, selalu terkendala

disampaikan Direktur Eksekutif Daerah PKBI

dalam pengambilan keputusan karena mereka tidak

Bengkulu yang akrab dipanggil Bang Ayang.

 bisa mengambil mengambil keputu keputusan san dan harus melapork melaporkan an

Pada saat kunjungan, disampaikan kepada dinas

dahulu kepada kepala Dinas. Di setiap pertemuan

instansi terkait bahwa ada anak di dalam Lapas dan

 juga ada dinas yang yang menyampaikan menyampaikan alasan tidak

mereka dalam kondisi tidak lagi bersekolah, tidak

mempunyai anggaran atau sudah masuk tahun

mempunyai aktivitas dalam mendukung minat

anggaran berjalan. Dinas tersebut tidak dapat

 bakatnya,  bakatny a, dan pada pada saat sakit sakit hanya mendap mendapatkan atkan

melakukan program dan kegiatan untuk anak-anak

layanan dari klinik Lapas yang hanya memiliki

di Lapas.

petugas medis yang terdiri dari 2 orang perawat. “Seringkali kami mendatangi instansi

Kondisi tersebut tidak membuat PKBI Bengkulu  berhenti  berhen ti untuk memasti memastikan kan apakah apakah dinas instans instansii

pemerintah. Dalam seminggu bisa tiga kali

mempunyai program dan kegiatan untuk dukungan

mengunjungi dinas yang sama, tetapi kami sering

 bagi anak, anak, khususnya khususnya untuk untuk anak anak yang ada di Lapas. Lapas.

mengalami penolakan,” ujar Febri Saputra, pendamping PKBI Bengkulu. “Alasannya

Setiap minggu pendamping PKBI Bengkulu selalu mendatangi Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan,

121

 bermacam-macam.  bermaca m-macam. Ada Ada yang alasann alasannya ya sedang sedang ada

122

Dinas Sosial, Dukcapil, dan Badan Kependudukan

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

dan Keluarga Berencana, sekarang menjadi Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana. Selain mendatangi langsung kantor masing-masing dinas, PKBI Bengkulu juga melakukan kegiatan pertemuan formal melalui kegiatan koordinasi penanganan anak berhadapan dengan hukum. Salah satu strategi PKBI Bengkulu agar semua

Audensi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kabupaten Rejang Lebong

secara reguler. Pertemuan-pertemuan reguler tersebut menghasilkan kesepakatan-kesepakatan untuk memberikan dukungan bagi anakanak Lapas. Pasca pertemuan-pertemuan koordinasi  yang selalu selalu menghasil menghasilkan kan kesepakata kesepakatan n  bersama,, PKBI Bengku  bersama Bengkulu lu melalui melalui para para pendampingnya, mendatangi kembali dinas instansi untuk menagih janji dari masing-

pihak yang diundang hadir adalah dengan

masing pihak. Hal ini juga dilakukan

meminta pihak Lapas menyelenggarakan

 berulang-ulan  berula ng-ulang. g.

pertemuan tersebut di Lapas. Ini dilakukan

“Kami mendatangi kembali dinas

agar para peserta pertemuan yang terdiri

instansi yang membuat kesepakatan dalam

dari dinas instansi dan perguruan tinggi

pertemuan koordinasi untuk mendapatkan

dapat juga melihat langsung kondisi anak-

rencana kegiatan yang disampaikan

anak yang ada di Lapas Curup.

perwakilan dinas instansi dan yang tertera

Strategi tersebut ternyata jitu. Semua dinas yang diundang hadir pada pertemuan

dalam dokumen kesekapatan,” ujar Febri.  Akhirnya kerja keras keras selama selama 3 tahun tahun

tersebut. Dinas instansi pemerintah yang

mulai kelihatan hasilnya. Pada 13 Agustus

datang pada pertemuan koordinasi dihadiri

2015, bertepatan dengan peringatan Hari

langsung oleh kepala dinas. Kalau bukan

 Anak Nasional Nasional tingkat tingkat Kabupate Kabupaten n Rejang

kepala dinas yang hadir, yang datang

Lebong, sebuah kerja sama dilakukan

mewakili adalah kepala bidang yang menangani persoalan anak. Pertemuan-

antara Lapas Curup, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah (BKKBD),

pertemuan koordinasi ini juga dilakukan

Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Rapat Koordinasi Forum Komunikasi Penanganan Anak berhadapan Hukum Kabupaten Rejang Lebong

Sosial, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)

generasi berencana (Genre) serta terkadang

Curup, dan PKBI Bengkulu. Kerja sama diwujudkan dalam bentuk

melibatkan Forum Anak Daerah. STAIN Curup juga mulai melakukan kegiatan rutin dengan melibatkan

penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU)

mahasiswa untuk memberikan layanan konseling

untuk memenuhi hak-hak anak Lapas. Masing-

sebaya.

masing pihak yang menandatangani MoU membuat

Minimnya komitmen dinas instansi dalam

rencana kegiatan dalam bentuk dokumen yang

memberikan dukungan bagi anak yang ada di Lapas,

ditandatangani oleh kepala dinas dan pimpinan

tidak membuat PKBI Bengkulu berhenti melakukan

lembaga. Untuk instansi pemerintah, dokumen

upaya advokasi. PKBI kembali mendatangi dinas

rencana kegiatan dapat juga ditandatangani oleh

instansi guna mendapatkan dukungan program dan

kepala bidang yang membidangi persoalan anak.

kegiatan bagi anak yang ada di Lapas. Menemui

Harapannya, melalui kerja sama antar pihak,

kepala-kepala dinas, sampai bertemu dengan Wakil

hak-hak anak Lapas terkait pendidikan, kesehatan,

Bupati dilakukan agar Pemerintah Kabupaten

dan keterampilan dapat terpenuhi.

Rejang Lebong mengeluarkan kebijakan terkait

Sayangnya harapan hanya sebatas harapan. Tak

pemenuhan hak-hak anak yang ada di Lapas.

semua dinas instansi yang menandatangani kerja

Kerja-kerja advokasi ini juga mendapat

sama benar-benar bisa mewujudkannya. Padahal

dukungan dari Kepala Lapas, Ahmad Faedhoni.

setelah penandatanganan kerja sama, semua pihak

PKBI Bengkulu dengan pihak Lapas kembali

 juga membuat membuat rencana rencana kegiatan kegiatan atau program program kerja kerja

melakukan pertemuan-pertemuan yang melibatkan

untuk anak di Lapas. Namun akhirnya kegiatan-

lebih banyak pihak. Tidak hanya dinas instansi

kegiatan yang dilaksanakan kembali seperti biasa,

pemerintah, tetapi juga melibatkan organisasi

hanya bersifat tentatif dan belum menjadi rutinitas

masyarakat sipil, perguruan tinggi, dan media.

dari dinas instansi. Ketersediaan anggaran menjadi alasan dinas

Dari pertemuan yang dilakukan, disepakati  bahwa kesepakat kesepakatan an bersama bersama dalam dalam bentuk bentuk Nota

terkait tidak bisa menjalankan kesepakatan kerja

Kesepahaman (MoU) belum dapat menjadi acuan

sama. Namun sebagian sudah menunjukkan

 bagi dinas dinas instansi instansi pemerintah pemerintah kabupat kabupaten en dalam dalam

komitmennya, misalnya Dinas Kesehatan melakukan penyuluhan kesehatan untuk anak-anak

menyusun program dan anggaran di masing-masing dinas. Diperlukan payung hukum dalam bentuk

123

Lapas dan BKKBD melakukan kegiatan sosialisasi

124

legalitas pemerintah kabupaten.

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

Selain mendorong keluarnya SK Bupati tersebut, PKBI Bengkulu juga aktif memastikan hak-hak anak di Lapas tetap  bisa dipenuhi dipenuhi melalui melalui berbag berbagai ai kegiatan kegiatan  yang melibatkan melibatkan multipih multipihak. ak. “Anak-anak harus mempunyai aktivitas  yang rutin,” rutin,” kata Ahmad Faedhoni Faedhoni,, SH. MH, “Karena dengan mempunyai ativitas  yang rutin rutin setiap setiap hari, anak anak tidak merasa  bosan dan dan jenuh,” jenuh,” lanjutnya. lanjutnya. “Saat ini, di Lapas dengan dukungan semua pihak, setiap hari ada kegiatan, seperti olahraga, latihan baris berbaris, Ahmad Faedhoni, SH. MH Kepala Lapas klas IIA Curup Kab Rejang Lebong Provinsi Bengkulu

pendidikan Alquran, dan latihan pramuka. Harapannya, di Lapas, anak-anak dapat melanjutkan pendidikannya,” ujar Ahmad Faedhoni yang menjadi kepala Lapas Kelas IIA Curup sejak Oktober 2017. Menurut Ahmad Faedhoni, dalam pembinaan anak di Lapas, pekerjaan  beratnya  beratny a adalah meruba merubah h pola pikir pikir para petugas. “Mereka harus memahami bahwa pembinaan terhadap anak itu sangat

Legalitas pemerintah kabupaten yang

 berbeda  berbed a dengan dengan pembinaan pembinaan kepada kepada warga warga

diperlukan adalah Surat Keputusan (SK)

 binaan dewasa,” dewasa,” ujarnya. “Jadi selain selain

Bupati di tingkat paling minimal. Urusan

dukungan yang ada dari luar, kami juga

memformalkan MoU untuk dijadikan

harus menyiapkan petugas-petugas Lapas

Surat Keputusan Bupati disepakati akan

 yang ramah ramah anak,” lanjutn lanjutnya. ya.

dilakukan dan diadvokasikan secara  bersama..  bersama Badan Kependudukan dan Keluarga

Semangat kepala Lapas agar anakanak di sana mendapatkan hak-haknya, serta kerja-kerja advokasi yang dilakukan

Berencana Daerah yang saat ini menjadi

 bersama,, akhirnya  bersama akhirnya mendapat mendapat dukungan dukungan

Dinas Pemberdayaan Perempuan

pemerintah kabupaten. Keluarnya Surat

Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk

Keputusan Bupati Kabupaten Rejang

dan Keluarga Berencana (DP3APPKB)

Lebong tentang Pembentukan Forum

dimandatkan sebagai koordinator dalam

Koordinasi Penanganan Anak Berhadapan

proses pengurusannya. Ini juga sesuai

dengan Hukum (FKPABH) adalah bentuk

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8

dukungan Pemerintah Kabupaten Rejang

Tahun 2017 tentang Tata Cara Pelaksanaan

Lebong pada Oktober 2017.

Koordinasi, Pemantauan, Evaluasi, dan

Dukungan kebijakan ini juga diikuti

Pelaporan Sistem Peradilan Pidana Anak.

dengan dukungan anggaran sebesar

Seperti disebutkan dalam Pasal 7, dalam

Rp 40 juta untuk kegiatan Pelaksanaan

melaksanakan kebijakan Sistem Peradilan

Penanganan Anak yang Berhadapan

Pidana Anak di daerah, gubernur dan  bupati/walikota  bupati/ walikota berkoo berkoordinasi rdinasi dengan

dengan Hukum (ABH). Kegiatan ini dilakukan DP3APPKB Kabupaten Rejang

lembaga terkait.

Lebong dengan kelompok sasaran kegiatan

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Pelatihan keterampilan sebagai bekal pada saat bebas dan kembali ke masyarakat

adalah anak yang berhadapan dengan hukum dan

dan latihan baris berbaris yang dilakukan setiap

keluarganya.

pagi, latihan pramuka seminggu sekali, pendidikan

Saat ini, pemenuhan hak anak yang ada di Lapas sudah lebih baik dibandingkan saat Wawan,  Adi, dan Leo, serta serta anak-anak anak-anak lainnya lainnya berada berada di dalam Lapas.

keagamaan, serta sekolah setiap hari Sabtu,” lanjut Putra. “Kami juga diajari tentang perbengkelan dan membuat kerajinan yang dilakukan di bengkel kerja

Setiap hari sudah tersusun kegiatan dalam

Lapas,” ujar Herly (17) yang juga menjadi teman

rangka pemenuhan hak anak. Kegiatan keagamaan

satu kamar Putra di Blok Anak Lapas Kelas IIA

mulai dari belajar salat sampai belajar mengaji.

Curup.

Kegiatan olahraga, seni, pramuka, layanan

Kondisi kamar saat ini juga sudah lebih baik.

kesehatan dan konseling, serta fasilitasi minat dan

Kepala Lapas menginstruksikan bahwa masing-

 bakat sudah sudah tersedia. tersedia.

masing kamar di blok harus dijaga kebersihannya

Untuk layanan pendidikan, walau belum

dan tidak boleh lagi membuat coretan-coretan di

ada sekolah, anak-anak difasilitasi pendidikan

dinding kamar. “Kami juga diberi kebebasan untuk

kesetaraan melalui kejar paket A, B, dan C. Tiap

mewarnai dinding kamar sesuai dengan kreasi dan

hari Sabtu, mereka dibagi dalam tiga kelas sesuai

 warna yang yang disukai,” disukai,” lanjut lanjut Herly. Herly.

tingkatan yang akan dipelajari. Pusat Kegiatan

Sudah seharusnya ketika berjumpa dan

Belajar Masyarakat (PKBM) Bina Sejahtera

menatap wajah-wajah anak yang ada di Lapas, kita

Kabupaten Rejang Lebong memfasilitasi proses

tidak lagi membicarakan kenapa anak-anak tersebut

 belajar mengaja mengajarr tersebut. tersebut.

 berada di sana. Justru saat ini harus dilihat dilihat apa

“Sekarang banyak kegiatan di Lapas,” ujar Putra (17), salah seorang anak yang ada di Lapas. “Setiap

 yang mereka mereka lakukan lakukan selama selama di di Lapas dan dan seperti seperti apa mereka merencanakan masa depannya.

125

hari kami mengikuti kegiatan, mulai dari olahraga

126  

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Melangkah Pasti Oleh Annisa Inayah PKBI, DKI Jakarta

127

128  

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

L

angkah kakinya kini terasa ringan, matanya berkaca-kaca merasakan kembali ke rumah ternyaman. “Kerinduan hatiku menjadi baru,

kutinggalkan semua masa laluku. Kutatap hari esok, indah dan damai. Kuingin menggapainya tuk hidupku,” penggalan lagu Melangkah Pasti, karya Jeki-teman karibnya, mengiringi langkah kaki Maul keluar dari LPKA Jakarta. Sudah 8 bulan Maul berada di balik pengapnya

 jeruji besi Lembaga Lembaga Khusus Khusus Pembina Pembinaan an Anak (LPKA) Jakarta. Bukan hanya Maul yang menantikan momen bahagia untuk kembali mendekap keluarga dan menghirup udara bebas.

PKBI melihat lokasi LPKA yang berhimpitan dengan

Masih ada Kele, Tio, dan Jeki yang menginginkan hal yang sama. Kini mereka hanya  bisa melepas melepas Maul, Maul, teman teman dekat dekat mereka mereka dengan dengan senyuman ikhlas. Tio masih harus menunggu 16

Lapas DEWASA MEMBAWA KERENTANAN KERENT ANAN TERSENDIRI BAGI ANAK-ANAK

 bulan lagi untuk untuk bisa bisa bebas bebas dari LPKA, LPKA, Kele Kele masih masih 22 bulan, dan Jeki paling lama, masa pembinaannya masih 34 bulan lagi. Saat masuk LPKA, mereka masih muda. Maul, Tio, dan Kele baru 16 tahun, sedangkan Jeki lebih

129

130

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

muda setahun dibanding ketiganya. Mereka

PKBI melihat lokasi LPKA yang

adalah anak-anak yang sedang berhadapan

 berhimpitan  berhimp itan dengan dengan Lapas Lapas dewasa dewasa

dengan hukum (ABH).

membawa kerentanan tersendiri bagi

Berbeda dengan orang dewasa di

anak-anak. Ketika berjalan melewati

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas),

lorong, bisa dilihat anak-anak yang disuruh

anak-anak di dalam LPKA ini masih

memindahkan barang oleh napi dewasa.

membutuhkan perhatian dan pembinaan

Kerap makanan yang mereka dapat dari

karena setiap anak yang berada pada

kunjungan keluarganya, diambil oleh napi

situasi hukum merupakan bagian dari

dewasa.

masyarakat yang harus mendapat

Di LPKA inilah masa-masa kelam Maul

perhatian dan pembinaan seperti yang

dan teman-temannya dimulai. Masa saat

tertera pada Undang-Undang Nomor 11

relawan-relawan PKBI membantu mereka

Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan

melwati masa-masa sulit itu.

Pidana Anak (SPPA). Hal ini dimaksudkan untuk melindungi dan mengayomi anak  yang berhadapan berhadapan dengan hukum dengan pembinaan, sehingga anak memiliki jati

Selama proses perkenalan dan menganalisa kebutuhan, anak-

diri, mandiri, dan bertanggung jawab. Inilah  yang menjadi menjadi perhatian perhatian Perkumpul Perkumpulan an Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) DKI Jakarta.

anak cenderung menunduk dan mengalihkan pandangannya

Saat PKBI memulai fokusnya pada  ABH pada pada 2015, LPKA LPKA baru baru diresmikan diresmikan di di

Pada awalnya Ella, Panji, dan Heni

Indonesia dan para petugas masih belajar

serta relawan-relawan lain PKBI melakukan

 bagaimana  bagaiman a membina membina anak-anak, anak-anak, begitu begitu

perkenalan dan observasi. Mereka bertemu

 juga di LPKA Jakarta. Jakarta. Membuat Membuat para para

dan bertatap muka.

petugas ini mampu melakukan pembinaan anak merupakan tantangan pertama. PKBI DKI Jakarta melakukan

Maul dan Jeki mencoba menarik senyumnya dengan canggung, Tio mencoba  bersalaman  bersal aman sambil sambil menunduk menunduk,, dan Kele Kele

pendekatan kepada petugas selama kurun

 yang menatap menatap kami kami dengan dengan serius serius serta

5 bulan dengan melihat kesulitan apa

anak-anak lain yang menunjukkan ekspresi

 yang dihadapi dihadapi petugas petugas saat saat membina membina

 berbeda-beda  berbed a-beda saat saat itu.

anak-anak. Bersama LPKA, mereka

Para relawan memulai dengan

memulainya dengan melihat kembali

menanyakan kabar dan memperkenalkan

Undang-Undang No 11 Tahun 2012 tentang

diri.

SPPA untuk mengetahui kebutuhan

Selama proses perkenalan dan

dan pedoman pembinaan anak. Lantas

menganalisa kebutuhan, anak-anak

dibuatlah kesepakatan untuk bekerja

cenderung menunduk dan mengalihkan

sama menerapkan apa yang tertuang

pandangannya.

dalam undang-undang itu, bagaimana

Hal yang paling Ella ingat ketika ia

mendampingi dan mengayomi anak

 bertanya,, “Teman-teman,  bertanya “Teman-teman, kalau boleh boleh gue gue  

dengan melihat kondisi dan kebutuhan

tahu hal apa sih yang lagi teman-teman

psikologisnya.

sukai?” Jeki menjawab, “Kalau di sini, gak

Inilah yang mengawali PKBI bertemu Maul dan teman-temannya. Jumlah mereka

ada yang disukai, Kak. Semuanya mah dienak-enakin aja, dikeong melulu.”

kurang lebih 40 anak.

 Anak-anak  Anak-ana k lain tertawa tertawa kecil kecil sambil sambil

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

melihat ke arah Jeki. Tantangan terbesar saat melakukan observasi adalah anak-anak tidak sepenuhnya percaya, terbuka, dan siap untuk bertemu orang lain yang ingin membantu mereka. Saat ditanya bagaimana perasaannya, Tio hanya menjawab datar , “Ya, baik.” Melihat situasi ini, Ella dan kawan-kawannya mengubah strategi. Ia mengajak anak-anak berdiri dan bermain games games rubah,  rubah, pohon, dan gempa  bumi. Permainan ini cukup sederhana. Anak-anak diminta membentuk tim dan menemukan anggota timnya. Jika Ella berkata pohon maka peserta lain yang tadinya menjadi pohon harus berganti menjadi pohon di tempat tim yang lain. Permainan ini memakan banyak energi dan kecepatan karena mereka harus mencari timnya. Mereka yang gagal menemukan timnya dianggap kalah dan dihukum. Permainan ini membuat anak-anak bergairah,  bergerak  berge rak cepat meskip meskipun un ada juga juga yang masih terlihat malas bergerak. Setelah permainan usai, Ella mengajak anak mengeluarkan pendapatnya mengenai permainan tersebut. “Seru, Kak. Bikin kompak”, ujar Maul. Ella lantas membawa pertanyaannya lebih mendalam: apa yang ingin mereka lakukan di Lapas. Jeki menjawab “Musik, Kak, biar saya bisa main gitar lagi.”

Maul sedang menunjukkan kepiawaiannya memasak

“Kak, gambar. Saya suka gambar,” sahut Maul. Mulailah anak lain juga menyampaikan apa  yang mereka mereka sukai sukai “Futsal, “Futsal, Kak. Kak. Adain futsal futsal”. ”. Ella menuliskan gagasan-gagasan tadi di papan

Para petugas mengatakan bahwa sebagian anak terlihat memiliki emosi negatif, banyak terjadi perundungan a perundungan  antar ntar anak, mereka tidak pernah

tulis. Ella menutup pertemuan hari itu dengan

dikunjungi oleh orang tua, juga masalah kesehatan

mengajak mereka menyimpulkan kegiatan dan doa

 yang dialami dialami anak anak di LPKA. LPKA.

penutup.

PKBI lantas menyusun program yang saling

Semua hasil cerita dan gagasan dikumpulkan.

 berkaitan,  berkait an, yaitu psikoso psikososial, sial, konselin konseling, g, dan bakat bakat

Tim relawan melihat anak-anak memiliki kondisi

minat. Program ini bertujuan membangun harga

 yang rentan. rentan. Mereka Mereka tidak tidak mengetahui mengetahui dirinya.

diri anak. Anak-anak ini perlu mengetahui jenis

Mereka memandang dirinya negatif dan merasa

emosinya dan mampu mengelolanya, perlu

rendah diri.

mengerti bagaimana bertahan dan membangun

Kemudian tim relawan juga melakukan observasi kepada petugas Lapas. Mereka

komunikasi dengan teman di LPKA, dan mulai merencanakan apa yang ingin dilakukan ketika

131

menanyakan bagaimana situasi anak-anak di LPKA.

132

mereka bebas.

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

Program pertama adalah psikososial

diminta menuliskan kelebihan dan kebaikan yang mereka miliki. Dari 18 anak yang hadir, Maul menuliskan kelebihan dan kebaikannya adalah suka menolong dan mudah  beradaptasi  beradap tasi dengan dengan teman. teman.

M

odul yang dikembangkan

 Ada lagi, lagi, Jeki menjawab menjawab keleb kelebihannya ihannya

 berasall dari materi-mat  berasa materi-materi eri yang

adalah suka melawak dan kebaikan yang

disusun melihat kebutuhan

dimiliki adalah ia sangat sayang kepada

psikologis anak. Modul mengintegrasikan

 berbagai  berbag ai teori psikolo psikologis gis yang membah membahas as seputar remaja, anak, psikologi perkembangan, dan faktor lain yang mempengaruhi psikososial anak. Modul diimplementasikan dengan pendekatan-pendekatan yang merujuk situasi si anak, seperti pendekatan teman sebaya. Teman sebaya merupakan relawan  yang sebaya sebaya dengan dengan anak-anak anak-anak LPKA LPKA dan sudah memiliki perspektif pendidik sebaya. Relawan-relawan ini mendapat penguatan dan kapasitas mengenai bagaimana menjadi pendidik anak sebaya. Bagian yang penting untuk membangun

kedua orang tuanya. Saat tulisan dibacakan, teman-teman  yang lain lain tertawa tertawa dan bertepuk bertepuk tangan. tangan. Pada tahapan ini, terlihat anak mulai membuka diri dengan tim, meskipun sebagian lain masih diam dan malu ketika dimintai pendapat, seperti Ikmal.

Bagian yang yang penting untuk u ntuk membangun harga diri anak adalah mengenai konsep diri yang positif Ikmal sesekali memalingkan wajahnya

harga diri anak adalah mengenai konsep

seakan mencari jawaban ketika ditanya.

diri yang positif. Materi ini mengacu pada

Meski begitu, Ikmal masih bisa didekati

hasil observasi anak yang masih merasa

secara personal. Ia hanya tidak ingin

kecewa dan menganggap diri mereka

 banyak terlihat terlihat dalam kegiatan kegiatan..

negatif. Metode yang digunakan yaitu

Selain konsep diri, masih ada tujuh

 bimbingan  bimbing an kelompok kelompok melalui melalui pendeka pendekatan tan

materi tema lain yang diberikan setiap

sebaya.

minggunya, yaitu bakat minat, resep

Dalam pendekatan ini, anak-anak

disukai teman, belajar memaafkan, aku dan

melihat sebuah lm berjudul Tarazamen,

keluarga, norma sosial, rencana hidup, dan

 yang mengisahk mengisahkan an seorang seorang anak dengan

motivasi diri.

disleksia, tetapi dia mampu bertahan dan akhirnya sukses. Pada saat menonton lm, anak-anak terlihat sangat antusias dan merasa

Maul, Tio, Jeki, dan Kele serta anakanak lainnya mengikuti hampir seluruh sesi psikososial setiap minggunya. Selama kegiatan, Maul yang paling

nyaman. Satu per satu, mereka terlihat

 bersemangat.  bersem angat. Ia Ia memiliki memiliki peluang peluang bertahan bertahan

memperbaiki posisi duduknya agar

dan mengajak teman-temannya agar tetap

nyaman.

tegak berdiri walaupun berada di LPKA.

Setelah lm selesai, mereka diminta

Ia memberikan contoh positif untuk

untuk menggali apa yang diceritakan dalam lm tersebut.

temannya. “Kalau mau disukain teman, kita

Selain menganalisa lm, mereka

harus mendengarkan teman kita cerita

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

dan selalu ada, kayak saya,” ujarnya, setengah mempromosikan diri. Maul humoris dan mudah tersenyum. Ia gampang memikat teman lainnya. Meskipun terlihat tegar dan sudah baik-baik saja, tetapi ketika memasuki materi mengenai “aku dan keluarga”, Maul terdiam dan memilih untuk menatap lurus ke depan. Maul mampu menuliskan keluarga di dalam pohon keluarga dengan baik. Ketika ditanya siapa yang paling dekat dengannya, Maul menjawab dengan pelan, “Ayah, Kak. Dia keluarga yang terus mendukung Maul dan sekarang Maul ngecewain dia karena harus ada di sini.” Rupanya apa yang dirasakan Maul juga serupa  yang dialami dialami Tio. Tio. Saat menjawab menjawab petanyaa petanyaan n yang

Maul adalah anak pertama yang mengacungkan

sama, wajahnya sedikit tegas dan menatap lurus ke

tangan ketika ditawari siapa yang ingin

depan seakan ada yang ingin disampaikan. Ia sangat rindu kepada kedua orang tuanya, terlebih ibunya.

 berkonseling..  berkonseling Konselor sebaya membangun komunikasi

“Iya, Kak. Kalo bisa saya pengen ketemu ibu saya. Udah kangen banget .” .” Mereka kemudian diajak menuangkan perasaan dalam sebuah surat untuk keluarga. Surat akan disampaikan langsung kepada keluarga.

dengan Maul sebelum memulai konseling, seperti menanyakan kabar, bagaimana perasaan hari ini, menu makanan apa baru dimakan siang tadi, dan sebagainya. Kemudian konselor bertanya, “Maul mau cerita apa?”

Program  berikutnya  beriku tnya adalah adalah

Maul sedikit menunduk sembari menggeser posisi duduknya menjadi lebih tegak. “Saya lagi sedih, Kak,” ujar Maul. Lalu konselor bertanya, “Apa yang membuat Maul sedih?”

konseling onseling membantu setiap anak melihat



dirinya dan menyelesaikan perasaan serta kondisi tidak baik yang dialami.

Konseling bisa membantu ketika anak

mengalami tekanan. Ia bisa meluapkan dan

Maul menjawab, “Orang tua, Kak. Khawatir aja gitu jauh gitu  jauh dari orang tua.” “Kalau boleh tau, bentuk khawatir yang seperti apa yang Maul alami sehingga membuat Maul sedih?” tanya konselor. Maul bercerita bahwa ia selalu merasa cemas

menceritakan serta menyampaikan harapan-

ketika mendengar kabar ayahnya. Ia dekat dengan

harapannya. Ia juga diajak memiliki pilihan-pilihan

ayahnya dan merasa ia harus membahagiakan

perilaku dan membangun perasaan yang lebih baik

ayahnya.

di LPKA. Orang yang melakukan konseling disebut

Masalah yang dihadapi Maul tidak sederhana. Ibu dan ayahnya terancam bercerai. Meskipun

konselor. Seorang konselor harus memiliki lisensi

penyebabnya bukan karena Maul berada di LPKA,

pendidikan konseling. PKBI menyiapkan konselor sebaya untuk

tetapi hal itu membuatnya semakin tertekan dan khawatir. Maul merasa mengecewakan orang

133

mendengarkan perasaan anak-anak di LPKA.

134

tuanya.

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

tidak bercerai. Ia ingin keluarganya utuh. “Saya sempat maksa mereka jangan sampai cerai dan harus berdua di rumah pas saya keluar. Coba kalau saya gak gak masuk  masuk sini, coba kalo saya buru-buru respon SMS temen saya kalo ada polisi yang mau dateng ke rumah. Ga ketangkep saya ketangkep saya dan gak gak bikin  bikin tambah banyak masalah bokap nyokap” nyokap” ujar Maul menyesal. Maul lantas menceritakan kronologis dia tinggal LPKA. Saat itu malam Minggu pukul 8. Ia  bersiap mengha menghadiri diri pesta pesta pernikahan pernikahan Surat untuk keluarga

temannya. Ia mendapat pesan singkat dari teman bahwa ada polisi yang mengintainya. Sayangnya dia tak menghiraukan pesan itu.

Setelah selesai bercerita, Maul

Saat membuka pintu rumahnya, ia melihat

mengusap kedua matanya yang mulai

dua orang polisi sedang mencari alamat

 berurai air mata. Konselor memberikan waktu Maul

seseorang. Maul gemetar dan kaku. Ia berjalan

untuk mendalami kesedihannya. Maul

cepat menuju kamar kakaknya. “Kak, kalau

kemudian mengangkat kepalanya dan

ada yang cari Maul, bilang Maul lagi keluar,

kembali tersenyum. “Maaf ya, Kak.

gak ada.”

Hehehe,” ujar Maul. Konselor menanggapi cerita Maul

Selang berapa menit, terdengar ketukan di pintu. Polisi itu mencari Maul. Kakaknya

dengan menepuk pundaknya,“Aku memang

mengatakan jika Maul tak ada di rumah.

ga tau persis rasanya jadi kamu, tapi dari

Namun Polisi tidak percaya. Mereka

cerita kamu aku merasakan kok.”

meminta izin menggeledah rumah.

Konselor lalu memberikan sebuah

Tak lama polisi menemukan

kertas dan ia diminta menuliskan apa yang

persembunyian Maul, di atap kamar mandi.

menjadi kekhawatirannya. Ada beberapa

Polisi memerintahkan Maul menyerah dan

hal yang dituliskan Maul, yaitu takut ayah

melepaskan tembakan peringatan. Pada

ibunya bercerai, khawatir teman-teman

peringatan ketiga Maul turun dari atap,

 baik di luar menjauhin menjauhinya, ya, dan khawatir khawatir

menyerah.

kalau ayahnya sakit karena memikirkannya. Lantas dari bahan tersebut, konselor

Maul dibawa ke kantor Polsek, diinterogasi dan ditahan selama 14

 bertanya kembal kembalii tentang tentang apa yang yang

hari, sebelum kemudian masuk proses

sudah dilakukannya untuk meredam

persidangan.

kekhawatirannya tersebut. Maul menjawab, “Saya banyak berdoa

Ia dan rekannya divonis 1 tahun 8 bulan dijerat pasal 114 UU tentang Narkotika.

aja buat aja  buat kedua orang tua saya.” Maul juga

Sejak itu pikiran Maul seperti terhenti.

menambahkan bahwa dirinya juga mencoba

Kehidupannya seakan gelap dan kehilangan

 berkomunikasi  berkom unikasi secara maksimal maksimal ketika

arah.

kedua orang tuanya datang berkunjung. Pada saat dikunjungi, Maul sempat

Semua terjadi begitu cepat hingga dia kini di dalam LPKA. Maul mengakhiri

memaksa ayah dan ibunya berjanji untuk

ceritanya.

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Di akhir cerita Maul, konselor mengajaknya

Pada proses konseling anak yang akan bebas,

mengevaluasi kejadian-kejadian dan perasaanperasaan yang dialaminya. Ia diberi waktu untuk

mereka harus selesai dengan dirinya terlebih dahulu. Artinya ia sudah memaafkan diri sendiri,

melakukan reeksi.

tidak stres, dan anak bisa mengevaluasi dirinya.

“Kak, evaluasi yang saya dapet yaitu lain kali

Konselor membantu menggali perasaan

saya ngga ngga main  main narkoba dan sering berkomunikasi

mereka ketika akan bebas, adakah perasaan takut

dengan orang tua meskipun keluarga saya kadang

atau kekhawatiran untuk kembali ke masyarakat

sibuk masing-masing.”

dan bagaimana menyikapi itu. Konselor juga

Kemudian Maul menuliskan beberapa hal

mendiskusikan hambatan atau tantangan dalam diri

 yang perlu perlu ia perbaiki perbaiki seperti selalu berdo berdoa a untuk

dan apa yang menjadi kekuatan mereka. Proses ini

keselamatan ayah dan ibu, berusaha menjadi lebih

diakhiri dengan mencari tahu dan mendiskusikan

 baik selama selama belajar belajar di sini, dan dan tidak pernah lelah lelah

rencana mereka setelah bebas, baik dari segi

untuk berubah.

individu, keluarga, pendidikan, ekonomi, dan sosial.

Semua evaluasi tersebut menjadi pengingat Maul untuk meredakan kekhawatiran dan kesedihannya sampai dia nanti bebas dan bertemu kedua orang tuanya. Konseling memberikan efek yang baik, tak hanya dirasakan Maul tapi juga anak lainnya. Jeki juga pernah melakukan konseling. Jeki  juga menyampaik menyampaikan an hal serupa, serupa, hanya hanya bedanya bedanya Jeki memiliki kekhawatiran terhadap ibunya. Sebab  yang selama selama ini mencari nafkah utama keluarga keluarga adalah Jeki. Kini ia tidak bisa lagi bekerja dan memiliki penghasilan untuk ibu dan adik-adiknya. Jeki dan Maul melakukan konseling lebih dari satu kali. “Enak aja gitu, gitu, Kak. Bisa dibantu sama PKBI

Program ketiga  yaitu bakat dan minat

T

io, Jeki, Kele, dan Maul tergabung dalam sebuah band  di  di LPKA. Mereka bahkan  berhasil  berhas il menciptakan menciptakan sebuah sebuah lagu, lagu, yang yang

saat ini masih diingat oleh para penghuni LPKA. Lagu itu berjudul Melangkah Pasti. Lagu ini dibuat dengan cukup serius hingga proses rekaman. Rekaman dilakukan di sebuah gudang kosong di dalam lingkungan LPKA. Pelatih

135

 buat nyelesain  buat  nyelesain beban  beban pikiran,” ujar Maul.

136

musik mengajarkan mereka bagaimana menulis

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

Hasil gambar komik curhat anak LPKA

sebuah lagu.

pelatih mengarahkannya. Ia juga tak malu

 Anak-anak diminta  Anak-anak diminta untuk untuk menuliskannya ke dalam sebuah kertas.

 belajar dari Tio, Tio, sang pemegan pemegang g cajon cajon dan  dan  vokalis band .

Setelah dua kali pertemuan, lirik lagu

Tio dan Jeki bisa bertukar alat musik,

diseleksi dan dipilih yang paling bagus.

sementara Kele memegang gitar. Ketika

Melangkah Pasti karya Jeki terpilih.

mereka kehabisan nada, Kele memetik gitarnya dan mencoba menggabungkannya

Melangkah Pasti Hati terasa hampa tiada menentu, karena kesalahanku kuterbelenggu, Kini aku sadari yang telah terjadi, sehingga

dengan nada yang dibuat. Hanya Maul yang tak terlalu suka  bermain musik. “Saya lebih suka gambar sebenernya sebenernya..

kumengerti arti hidupku ini...

Lagi gak mood  main  main musik,” ujarnya suatu

Kerinduan hatiku menjadi baru,

kali.

kutinggalkan semua masa laluku,

Pelatih lantas memberikannya kertas

Kutatap hari esok, indah dan damai.

dan spidol hitam. Ia diminta menggambar

Kuingin menggapainya tuk hidupku

sesi berlatih musik. Maul pun membuat

 Aku melangkah melangkah pasti lewati lewati banyak banyak

sketsa gambar teman-temannya yang

rintangan, meraih cita-cita agar hidupku

sedang berlatih musik. Anggota band  

 berarti,

lainnya turut memberikan masukan pada

 Aku melangka melangkah h pasti pasti lewati lewati banyak banyak

Maul mengenai sudut gambar seperti apa

rintangan,

 yang menarik. menarik.

 Demi masa masa depanku depanku yang penuh penuh  pengharapan  pengha rapan,, bahagia.... bahagia....

Di sinilah pentingnya kegiatan bakat minat komik curhat . Komik curhat  menjadi  menjadi media alternatif

Dalam bermusik, Jeki yang paling

di mana anak bisa menyampaikan

 bersemangat.  bersem angat. Ia Ia memang memang suka bermain

curhatannya ke dalam sebuah gambar. Tio

gitar.  Awalnya Jeki tidak tidak terlalu terlalu pandai pandai

dan Maul pandai menggambarkan curahan isi hati mereka melalui gambar.

memainkan kunci yang beragam, sempat

Komik  curhat   curhat  sudah  sudah naik cetak

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Rencana hidup Maul

sebanyak tiga kali. Judul komiknya antara lain: Aku

Setelah bebas, Maul menjalani proses belajar di

dan Orang Terdekat dan Hikmah di LPKA. Tema-

Dinas Sosial selama satu bulan. Ia belajar banyak

tema dalam buku tersebut beragam seperti keluarga impian, maan aku, ciri teman yang disuka, hikmah

hal dan memantapkan hidup untuk kembali ke masyarakat.

di LPKA, langkah baru, dan mesin waktu. Komik curhat ditanggapi berbeda-beda oleh

Saat dikunjungi pada 2017, Maul dan keluarganya menyampaikan bahwa sikap tetangga

setiap anak. Tio tidak membutuhkan waktu lama

sekitar terhadap Maul tidak berubah. Tetangga dan

untuk menggambar komik. Ia hanya membutuhkan

keluarga menyambut baik kepulangannya.

spidol hitam dan kertas lalu ia mulai menggambar. Maul lebih banyak diam dan memperhatikan

Maul berusaha berkonsultasi kepada orang tua mengenai rencana hidupnya. Ia masuk klub

 bagaimana  bagaima na teknik teknik menggambar menggambar,, kemudian kemudian ia

sepak bola Forkab FC Gelandangan (Sayap) di

dengan cepat mengikuti itu. Maul lebih pandai

daerah Depok dan berlatih setiap hari Sabtu. Ia juga

melukis, hingga suatu waktu diberikan kesempatan

melanjutkan sekolah ke Sekolah Menengah Atas

untuk bisa melukis dan diajarkan bagaimana

(SMA) Master.

mengembangkan lukisan. Karya Maul sempat ditampilkan di berbagai acara PKBI. Salah satunya pada Hari Anak Nasional di PKBI Pusat tahun 2016. Semua program yang dilakukan di LPKA membawa anak ke dalam sebuah perubahan, baik

Saat kembali dikunjungi pada April 2018, Maul sudah bekerja di sebuah kafe. Kami bernostalgia dengan cerita-cerita di LPKA. Maul semakin merasa lebih baik. Ia bercita-cita menjadi koki. “Sumpah! Maul merasakan banget  pas  pas ikutan

perasaan, perilaku, dan komunikasi yang ada dalam

PKBI di sana. Temen-temen jadi pada ada kegiatan,

diri mereka.

Maul jadi tahu ke depan mesti ngapain ngapain.. Sekarang

 Anak yang yang baru masuk LPKA terlihat terlihat lebih lebih siap

Maul udah udah tahu  tahu dan lancar menjalani kehidupan

menjalani kehidupan di LPKA. Mereka mengasah

Maul. Maul diajak ikut kegiatan PKBI di luar kota,

kemampuan mereka.

ngerasain lukisan ngerasain  lukisan Maul dipajang, dan ngerasain

Sedangkan anak yang akan bebas, mereka

manggung sama manggung  sama temen-temen yang lain di

mestinya memiliki rencana hidup yang jelas

acaranya PKBI bawain lagu Melangkah Pasti.”

ketika kembali ke masyarakat. Hal ini terlihat dari perubahan yang dialami Maul dan teman-

 Aku melangka melangkah h pasti pasti lewati lewati banyak banyak rintangan rintangan demi masa depanku yang penuh pengharapan

137

temannya.

138  

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

bahagia...

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Ana Dilac

139

140

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

Bagian 3

 yang rkan

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

141

142

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

DI DEPAN PINTU PUSKESMAS, TANGANNYA MENDADAK DINGIN Oleh Bambang Y Sundayana KAP Indonesia, Bandung

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

D

ewi adalah seorang remaja putri yang masih berusia 15 tahun ketika tertarik mengikuti acara bikin ‘seblak ‘seblak’’ di rumah Ibu Neni. Dia diajak teman-

temannya yang sudah beberapa kali mengikuti ‘kumpul-kumpul’ bersama beberapa ibu di Kecamatan Sukajadi. Kebetulan posisi rumah Ibu Neni yang sering dijadikan tempat ngumpul  tidak  tidak terlalu jauh dari rumah Dewi. Sejak berusia 13 tahun, Dewi dan temantemannya sering nongkrong di WARBU. Para remaja yang sering nongkrong di WARBU

 jumlahnya  jumlah nya sekitar sekitar 10 sampai sampai 20 orang. Rata-rata usia mereka 13-17 tahun. Sebagian besar dari mereka masih bersekolah tetapi ada sekitar tujuh orang yang sudah putus sekolah. WARBU adalah sebuah warung biasa yang menjual minuman dan makanan ringan seperti kopi, mi rebus, gorengan,

Sebuah Cerita Memulai langkah Awal Gerakan Inklusi Sosial Anak dan Remaja Rentan di Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung

rokok dan lain-lain. Lokasinya berada di wilayah kecamatan Sukajadi, tepatnya di seberang sebuah lapangan atau tanah kosong. Warung ini posisinya berada di tepi jalan perlintasan yang menghubungkan dua jalan besar, yaitu Jalan Sukajadi dan Jalan Pasteur. Selain tempat berkumpul para remaja, WARBU sering menjadi tempat nongkrong dan persinggahan tukang ojek, sales sales barang,  barang, preman, intel polisi, anak-anak geng motor dan lain-lain. Beberapa

Suasana tempat nongkrong anak muda di Warbu

143

Sukajadi Bandung

144

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

dari mereka mampir untuk beristirahat,

ayahnya, yang bekerja sebagai buruh

sambil ngopi  dan  dan makan goreng bala-bala.

 bangunan,  bangun an, tidak terlalu harmonis harmonis.. Menurut

Sebagian orang datang hanya untuk sekedar

dia, ayahnya sangat galak. “... Hese  Hese

nongkrong sambil mengobrol dengan

ngomong jeung si bapa mah, can nanaon

dibalut kepulan asap rokok.

geus emosi ti heula.” (Susah berkomunikasi

 WARBU juga juga menjadi menjadi salah salah satu tempat tempat

dengan bapak karena belum apa-apa sudah

 berkumpulnya  berkum pulnya anak-anak anak-anak geng motor. motor. XTC XTC

emosi duluan), begitu diungkapkan oleh

dan Moonraker adalah dua dari beberapa

Randy ketika ditanya hubungan dia dengan

geng motor yang cukup dikenal anak muda

orang tuanya. Ini dirasakan oleh Randy

Kota Bandung. Bisa dikatakan, hampir

sejak ayahnya menikah lagi. Ayahnya

semua remaja yang nongkrong di WARBU

 berceraii dengan  bercera dengan ibu kandung kandung Randy saat saat

menjadi anggota salah satu geng motor

dia berusia 11 tahun. Akhirnya tidak

tersebut, termasuk Dewi yang menjadi anggota Moonra anggota  Moonraker ker.. Para anggota senior atau ‘pengurus’ dari kedua geng motor tersebut, seringkali menjadikan WARBU sebagai tempat untuk

WARBU juga menjadi salah satu tempat berkumpulnya anak-anak yang terikat pada

merekrut, mengumpulkan anggota muda, dan berbagai aktivitas lainnya. Bahkan mereka biasa menjadikan pojok lapangan

organisasi geng motor.

di seberang WARBU, sebagai tempat

mengherankan ketika Randy merasa lebih

‘pesta’ minuman keras. Aktivitas tersebut

senang berada di luar rumah dan WARBU

dilakukan terutama pada malam hari.

menjadi tempat yang nyaman untuk

Dewi dan teman-temannya lebih senang menghabiskan waktu di sana

dirinya. Hampir mirip dengan Randy, WARBU

karena bisa bebas merokok dan pacaran,

menjadi tempat untuk menghabiskan

tanpa ada yang melarang. Bahkan pemilik

 waktu Dewi Dewi sepulang sepulang sekolah. sekolah. Saat ini

 warung, cender cenderung ung membiarka membiarkan n perilaku perilaku

Dewi tinggal hanya dengan ibunya dan

anak-anak muda tersebut. WARBU pun

seorang adik laki-laki di rumah petak

menjadi tempat yang nyaman bagi mereka

kontrakan. Orang tuanya sudah berpisah

dibandingkan dengan di rumahnya sendiri. Umumnya alasan mereka tidak nyaman

sejak Dewi kelas 4 SD. Kini ayahnya sudah menikah lagi dan tinggal di daerah Cimahi.

di rumah, bisa karena rumahnya yang

 Walaupun  Walaupu n jarak Cimahi Cimahi dan dan Sukajadi Sukajadi tidak tidak

terlalu padat penghuni atau hubungan yang

terlalu jauh, tapi dia sangat jarang bertemu

kurang harmonis dengan orang tuanya.

ayahnya.

Salah satu contohnya, disampaikan oleh

Ibu kandung Dewi bekerja sebagai

Randy (17 tahun), salah seorang remaja

pemandu lagu di sebuah karaoke. Sebagai

laki-laki yang sering nongkrong di WARBU.

pemandu lagu, ibunya harus banyak

Dia mengungkapkan bahwa rumah

 bekerja  bekerj a di malam malam hari. “ Mamah  Mamah pergi  pergi

kontrakan keluarganya hanya memiliki

kerja setelah asar dan pulang jam 2 pagi,

dua kamar tidur. Satu dipakai oleh orang

 bahkan kadang-k kadang-kadang adang sampai sampai jam 3”,

tuanya dan satu dipakai oleh dua orang adik

ungkap Dewi tentang pekerjaan ibunya.

perempuannya. Saat di rumah, Randy lebih

Bertemu dengan teman-teman sebayanya

sering tidur di kursi atau di karpet depan

di WARBU membuat rasa sepinya hilang.

TV.  Adapun hubung hubungan an Randy Randy dengan dengan

Bisa mengobrol dan bercanda tawa sampai larut malam. Rokok dan kadang-kadang

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Pelatihan untuk meningkatkan motivasi anak dampingan

minuman keras juga menemaninya saat nongkrong

dewasa pembeli jasa seks.

di WARBU. Pergaulan Dewi di WARBU mengantarkannya

Dari aktivitas yang dilakukan oleh anak remaja di WARBU dapat disimpulkan bahwa Dewi dan

pada perkenalan dengan seorang anggota senior

 juga anak anak remaja remaja lainnya, lainnya, memiliki memiliki kerentanan kerentanan

geng motor yang kemudian menjadi pacarnya. Dia

pada situasi eksploitasi seksual. Bahkan sebagian

sudah berusia 21 tahun sementara Dewi berumur 14

dari mereka sudah dapat dikategorikan sebagai

tahun. Seperti umumnya remaja yang ada di situ,

korban Eksploitasi Seksual Anak (ESA). Mereka

hubungan seksual dengan pacar merupakan hal

sangat rentan terinfeksi penyakit menular seksual,

 yang sudah sudah biasa biasa dilakukan. dilakukan. Pengal Pengalaman aman hubungan hubungan

HIV/AIDS, mendapat kekerasan, bahkan bisa

seksual pertama kali pun dialami oleh Dewi, di

mengarah pada jebakan perdagangan manusia,

usianya yang sangat dini.

serta kematian. Situasi itu pula yang menyebabkan

Beberapa di antara anak remaja yang berada

anak-anak remaja tersebut mendapat stigma dari

di situ, bahkan sudah melakukan hubungan

 berbagai  berbag ai pihak. Dalam tatanan tatanan relasi relasi sosial sosial yang yang

seksual bukan saja dengan pacarnya. Hubungan seks dilakukan dengan preman, tukang ojek, sopir

dilandasi norma, maka situasi diskriminatif seolah mendapatkan pembenaran.

angkot, polisi, dan lain-lain. Mereka biasanya

 WARBU merupakan merupakan salah satu satu tempat tempat

menerima imbalan untuk hubungan seks berupa

 yang muncul muncul dari dari proses proses pemetaan pemetaan partisipatif partisipatif

uang jajan, pulsa telepon, dibelikan baju, atau

masyarakat terkait persoalan ESA. ESA. Warga

 bahkan hanya sekedar sekedar perlindu perlindungan. ngan. Seperti

masyarakat yang tergabung dalam Forum

disampaikan oleh Ami seorang remaja putri berusia

Komunikasi Peduli Anak (FKPA) memulai proses

16 tahun yang mendapat Rp500,000 setelah

pemetaan sederhana tempat nongkrong anak

melakukan hubungan seks dengan seorang pria

dan remaja ESA setelah memiliki pemahaman

pemilik toko bangunan, “Pas kebetulan nggak

atas persoalan tersebut. Tempat nongkrong

punya uang, Teh Teh Susi  Susi ngasih ngasih tahu  tahu ada yang mau

ini sering diistilahkan oleh komunitas sebagai

itu.” Susi (32 tahun), adalah seorang perempuan

‘hotspot’ . Pemetaan ‘hotspot ’ adalah bagian dari

dewasa yang dikenal oleh anak-anak sebagai

analisa situasi yang dijadikan strategi awal FKPA/

preman dan ‘mucikari’. Dia cukup sering ikut

komunitas melakukan proses pendampingan pada

145

nongkrong di WARBU dan beberapa kali menjadi ‘penghubung’ antara anak remaja dan orang-orang

146

anak.  Adanya keterlib keterlibatan atan dari dari warga untuk untuk ikut ikut

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

 bertanggung  bertang gung jawab jawab pada pada persoalan persoalan ESA, ESA,

Penguatan

korban yang masih relatif muda. Tidak

merupakan hasil dari proses yang cukup panjang. Pada awalnya, membicarakan

kapasitas Forum Komunikasi Peduli Anak (FKPA)

 jarang pernikaha pernikahan n pun dilakuka dilakukan n secara paksa hanya untuk menutupi aib. KTD

ESA dengan masyarakat sangat sulit.

 juga berdampak berdampak pada putusnya putusnya pendidika pendidikan n

Tidak terlalu banyak tanggapan dari

anak. Bisa dipastikan, hampir semua

peserta tentang ESA, ketika pertama kali

korban KTD dikeluarkan dari sekolah.

melakukan pertemuan sosialisasi program

Mendapat stigma negatif dengan dicap

di wilayah Kecamatan Sukajadi.

sebagai anak nakal dan pembuat malu

Peserta pertemuan yang meliputi warga masyarakat serta aparat kelurahan dan kecamatan, menganggap bahwa situasi

keluarga adalah dampak yang muncul kemudian. Melalui titik masuk persoalan KTD,

ESA tidak terjadi di wilayahnya. Namun

maka berbagai topik pun menjadi materi

dalam pertemuan berikutnya, terjadi sedikit

 berdiskusi  berdis kusi dalam dalam pertemuan-p pertemuan-pertemu ertemuan an

perubahan ketika diskusi diarahkan pada kasus-kasus yang sering dihadapi oleh

 warga selanjutn selanjutnya. ya. Topik yang yang menjadi menjadi isi diskusi berkala tersebut, disesuaikan

remaja. Ada dua persolan yang muncul

dengan persoalan yang dimunculkan oleh

dari hasil diskusi, yaitu kenakalan karena

 warga masyarakat masyarakat itu sendiri. sendiri. Sebagai Sebagai

ikut geng motor dan Kehamilan yang Tidak

contoh, solusi pendidikan untuk anak putus

Diinginkan (KTD) bagi remaja perempuan.

sekolah, kebutuhan Akta Lahir, kejadian-

Pada akhirnya KTD menjadi pintu

kejadian Kekerasan di Dalam Rumah

masuk untuk mengajak masyarakat

Tangga (KDRT) pada anak, dampak dari

mendiskusikan ESA. Hampir semua

keterlibatan anak dengan geng motor, dan

peserta yang datang dari 5 kelurahan,

lain-lain. Hampir enam bulan diskusi

ternyata mengetahui sejumlah kasus

dalam pertemuan warga dilakukan. Rata-

tentang anak/remaja yang mengalami

rata pertemuan warga dilakukan sebulan

KTD di wilayahnya. Mereka melihat KTD

dua kali.

adalah masalah yang sulit diselesaikan.

Melalui persoalan yang muncul dalam

Solusi yang umumnya diambil adalah

diskusi oleh masyarakat maka informasi

dinikahkan, tanpa mempertimbangkan usia

 yang terkait terkait dengan dengan perlindun perlindungan gan anak anak

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

pun diberikan. Informasi tersebut di antaranya

masyarakat agar lebih memahami situasi ESA

adalah Konvensi Hak Anak (KHA), kekerasan pada

memang tidak mudah. Masyarakat memandang

anak, pekerjaan-pekerjaan terburuk bagi anak, hak kesehatan reproduksi, gender, konseling berbasis

 bahwa persoala persoalan n ESA, disebab disebabkan kan kesalahan kesalahan dari dari anaknya sendiri. sendiri. Masyarakat terbiasa memberikan

komunitas, dan lain-lain.

label  bahwa  bahwa anak itu memang nakal, malas sekolah,

Di dalam pertemuan warga, dihadirkan beberapa

 jarang pulang ke rumahnya, rumahnya, kalau kalau pulang pulang selalu selalu

narasumber. Narasumber yang sesuai dengan topik

malam, dan lain-lain. lain-lain. Sedikit sekali yang melihat

atau materi diskusi, misalnya dari Dinas Kesehatan/

anak dalam perspektif ‘korban’. Padahal situasi

Puskesmas untuk materi terkait kesehatan, Dinas

 yang dihadapi dihadapi oleh oleh anak-anak anak-anak tersebu tersebut, t, hampir

Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk urusan

semuanya merupakan dampak dari persoalan-

identitas maupun Akta Lahir, universitas untuk teknik

persoalan sebelumnya, misalnya disintegrasi

konseling, dan lain-lain. Pertemuan warga yang diisi

keluarga, kekerasan anak, pengabaian orang tua,

dengan diskusi tentang topik-topik tersebut menjadi

pengalaman seksual yang sangat dini, dan lain-lain.

sebuah proses penguatan kapasitas komunitas, baik

Hal tersebut menjadi tantangan utama ketika

dari sisi substansi maupun membangun jejaring

 bekerja  beker ja dengan dengan masyarakat. masyarakat. Bagaima Bagaimana na agar cara cara

antara warga dengan pemerintah dan berbagai pihak

pandang masyarakat terhadap anak/remaja korban

147

lainnya. Namun demikian, mendorong keterlibatan

148

ESA ini berubah? Bagaimana mengubah situasi  yang diskrimin diskriminatif atif dan melaku melakukan kan stigma stigma menjadi menjadi

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

Diskusi penguatan kapasitas anak

Neni Sumiati adalah kader Forum Komunikasi Peduli Anak (FKPA) yang lebih akrab dipanggil Mamah Neni oleh anakanak dampingan

hilang? Bagaimana menumbuhkan

Namun pertemuan warga terus dilakukan

adanya pengakuan bahwa mereka adalah

secara konsisten.

 bagian dari dari masyarakat masyarakat yang yang juga harus harus terpenuhi hak-haknya? Semua itu

Intensitas berdiskusi yang cukup sering dengan warga, pada akhirnya berhasil

memerlukan ketekunan dan konsistensi

menandai orang-orang yang ‘memiliki

mengupayakannya.

perhatian’ pada persoalan ESA. Mereka

Rangkaian diskusi bersama warga

memiliki gagasan-gagasan untuk mengajak

menjadi media mencari pemahaman

anak terlibat dalam berbagai kegiatan.

 bersama tentang anak korban korban ESA. ESA.

Sekelompok warga inilah yang kemudian

Pertemuan-pertemuan yang diisi dengan

mewadahi kegiatannya dalam sebuah forum

diskusi ini pun menjadi proses seleksi

 yang dinamakan dinamakan Forum Komunik Komunikasi asi Peduli Peduli

secara tidak langsung untuk menemukan

 Anak (FKPA) (FKPA) Kecamatan Kecamatan Sukajadi, Sukajadi, Kota

anggota masyarakat yang konsisten

Bandung.

 berpartisipasi.  berparti sipasi. Jumlah peserta yang terlibat terlibat

 Ibu Neni adalah salah seorang warga

diskusi dalam pertemuan warga semakin

 yang memiliki memiliki komitmen komitmen dan menjadi menjadi

lama semakin menurun. Awalnya dihadiri

salah satu penggagas lahirnya FKPA. Dia

sekitar 40-50 orang dan setelah pertemuan

adalah salah seorang ibu rumah tangga

keenam jumlahnya tinggal 8-10 orang.

 biasa yang yang tinggal tinggal bersama bersama suami suami dan anak

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

perempuannya yang berumur sekitar 14 tahun. Suaminya bekerja sebagai petugas keamanan di salah satu perusahaan, sedangkan anak perempuannya masih kelas dua SMP. Rumah Ibu Neni berada di salah satu jalan sempit, di tengah-tengah pemukiman padat di Kelurahan Cipedes. Jalan menuju rumahnya hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki atau menggunakan motor. Walaupun berada di pemukiman padat, namun dari sela-sela atap rumah yang nyaris rapat di lingkungannya, masih  bisa terlihat terlihat kemegaha kemegahan n sebuah sebuah bangunan bangunan pusat pusat perbelanjaan modern Paris van Java (PVJ) dan  beberapa  beber apa bangunan bangunan bertingkat bertingkat lainnya lainnya.. Mal PVJ adalah pusat perbelanjaan yang cukup besar dan sangat terkenal di belahan utara Kota Bandung. Pada pertemuan pertama, Ibu Neni hanya hadir karena fomalitas saja sebagai anggota Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang diundang atas rekomendasi Pengurus PKK Kecamatan Sukajadi. Namun akhirnya, dia tertarik untuk terus mengikuti pertemuan dan dan aktif berdiskusi. berdiskusi. Bu Neni mengungkapkan, bahwa dia menjadi sangat tertarik karena memiliki anak perempuan yang usianya sebaya dengan remaja korban ESA. ESA. Seperti  yang dia dia sampaikan, sampaikan, “Saya punya anak anak hanya satu dan perempuan, takut sekali anak saya jadi korban pergaulan yang salah.” Setelah sekitar enam bulan berproses, kegiatan ibu Neni dan kawan-kawan lainnya di FKPA

“saya punya anak hanya satu dan perempuan, takut sekali anak saya jadi korban pergaulan yang salah”

sudah lebih banyak. Banyak anggota FKPA FKPA yang aktif, tetapi ada juga orang-orang baru yang ikut

Neni

 bergabung.  bergab ung. Bahkan suami dari dari Ibu Neni pun pun

 yang sederhan sederhana a saja, misalnya misalnya membua membuatt makanan makanan

mulai terlibat di dalam FKPA. Kegiatan yang

untuk berbuka puasa, jalan-jalan bersama di Taman

dilakukan bukan saja pertemuan untuk berdiskusi

Hutan Raya (Tahura) Juanda di area Dago Pakar,

tetapi membuat perencanaan kegiatan dan

outbound  di  di Punclut, ‘ngarujak ‘ngarujak’,’, bikin nasi liwet

melaksanakannya. FKPA menyebutnya dengan

dan makan bersama, membicarakan perkembangan

istilah Rencana Aksi Masyarakat (RAM).

organisasi geng motor dan lain-lain.

RAM disusun oleh warga di dalam FKPA,

Dari kegiatan-kegiatan yang sederhana tersebut,

mulai dari pemetaan yang akan menjadi dasar

anak-anak menjadi akrab dengan anggota FKPA.

disusunnya aktivitas bersama anak. Pemetaan

Memang strategi yang dibangun adalah bagaimana

 bukan saja mengenali mengenali anak dan dan wilayah-wilayah wilayah-wilayah

membuat anak-anak merasa nyaman, percaya

‘nongkrongnya’, tetapi sudah mulai berkomunikasi

dan mau terus berkomunikasi dengan anggota

untuk mendapat informasi tentang kegiatan-

FKPA. Menceramahi dan menyalahkan anak

149

kegiatan yang anak-anak minati.  Anak-anak  Anak-an ak tertarik tertarik untuk untuk melakukan melakukan hal-hal

150

adalah sesuatu yang sangat dihindari oleh FKPA. Seperti yang disampaikan suami dari Ibu Neni,

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

memosisikan dirinya sebagai pendamping dan juga orang tua. Rasa percaya pada anggota FKPA tercermin dari panggilan mereka pada Ibu Neni dan ibu-ibu lainnya. Sekitar dua puluh anak yang didampingi memanggil ibu Neni dengan sebutan  Mamah.. Kegiatan pun seringnya dilakukan  Mamah di rumah Ibu Neni. Bahkan beberapa anak menganggap rumah Ibu Neni menjadi rumah tempat nongkrong mereka yang  baru. Membua Membuatt ‘seblak ‘seblak’’ atau ‘ngerujak ‘ngerujak’’ sambil mengobrol antara anak dan anggota Konseling kesehatan reproduksi yang dilakukan oleh bidan Tia di Puskesmas Sukajadi Kota Bandung

FKPA menjadi aktivitas yang rutin. Seringnya mengadakan kegiatan dengan anak berdampak pada berkurangnya waktu nongkrong mereka di WARBU. Memang  belum  bel um bis bisa a 100% 100% men menghi ghilan langka gkan n kebi kebiasa asaan an nongkrong di WARBU, tetapi kini anak-anak memiliki alternatif lain. Sejumlah anak merasa nyaman berbicara terbuka kepada anggota forum (FKPA). Demikian halnya

Pak Usman, “Kalau belum apa-apa sudah

dengan Dewi. Dewi. Dia menyampaikan keluhan

diceramahi pasti anak-anak nggak nggak mau  mau

terlambat datang bulan kepada Ibu Neni.

lagi kumpul-kumpul dengan kita, apalagi

Dewi merasa khawatir terjadi kehamilan

sampai dimarahi. Walaupun seringkali

karena aktivitas seksual dengan pacarnya.

kelakukannya membuat jengkel.” Melalui kegiatan bersama anak tersebut,

Bagi FKPA, keterbukaan seperti inilah  yang ditunggu ditunggu dari anak. anak. Saat itu juga

disampaikan pemahaman-pemahan baru

Dewi diajak untuk menghubungi bidan

misalnya risiko penyakit seksual menular,

di Puskesmas. Walaupun awalnya ragu-

risiko kekerasan, narkotika, dan lain-lain.

ragu, tetapi karena akan ditemani pergi

 Anak-anak mau mendeng  Anak-anak mendengarkan arkan karena karena sudah terbangun rasa nyaman. Metode

ke Puskesmas, akhirnya Dewi mau. Dewi mengatakan, “Asalnya nggak nggak mau  mau ke

 yang digunakan digunakan adalah ‘belaja ‘belajarr dengan dengan

Puskesmas. Takut dan malu juga kalau

melakukan kegiatan secara bersama’.

ketahuan hamil, tapi karena Mamah karena Mamah Neni  Neni

Misalnya untuk memberikan pemahaman

mau nemenin nemenin,, akhirnya pergi juga.”

tentang kesehatan reproduksi, tidak selalu

Saat sampai di depan Puskesmas

menggunakan paparan presentasi tetapi

Sukajadi itulah tangannya terasa dingin

menggali pengetahuan anak melalui diskusi

dan semakin erat menggenggam tangan

kelompok. Film menjadi salah satu media

Ibu Neni. “ Asa ngadegd ngadegdeg eg pisan pisan pas mau

 yang menarik menarik untuk untuk menjadi menjadi bahan bahan diskusi diskusi

masuk ke Puskesmas. Sieun petugasna

 bersama anak-an anak-anak. ak.

garalak.” garalak .” (Terasa gemetar saat mau

Hampir satu tahun berkegiatan telah

masuk Puskesmas, takut petugasnya galak-

menunjukan terbangunnya keakraban

galak). Itulah yang diungkapkan Dewi saat

FKPA dengan anak dan remaja rentan

pertama kali datang ke Puskesmas. Namun

 yang didampingi didampingi.. Anak-anak Anak-anak menjadi menjadi

ketakutannya tidak beralasan ketika dia

sering curhat pada anggota FKPA yang

diterima oleh Bidan Tia secara terbuka dan

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

diajak ngobrol-ngobrol ringan sebelum dilakukan

akan mengakibatkan mereka mengalami kesulitan

pemeriksaan.

dalam menangani seksualitasnya. Merekapun akan

Bidan Tia adalah salah seorang petugas layanan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Sukajadi. Beberapa kali dia menjadi narasumber

kesulitan menjadi survivor dari para pelanggar hakhak reproduksi. Puskesmas sebagai ujung tombak layanan

kesehatan reproduksi dan infeksi menular seksual,

kesehatan masyarakat adalah wujud kehadiran

pada saat berdiskusi baik dalam pertemuan warga

negara dalam memenuhi hak kesehatan bagi

maupun dengan dengan anak-anak dampingan. Bidan

masayarakat. Namun keberadaan Puskesmas

Tia dan hampir semua jajaran pemberi layanan

dengan segala kapasitasnya, tidak secara otomatis

di Puskesmas Sukajadi memiliki gagasan agar

memberikan jaminan adanya pemenuhan hak dasar

Puskesmas tidak dipandang sebagai tempat

layanan kesehatan seksual dan reproduksi bagi anak

pemeriksaan kesehatan saja.

dan remaja rentan.

Mereka ingin menjadikan Puskesmas sebagai

Upaya mewujudkan pemenuhan layanan

pusat informasi bagi masyarakat terkait persoalan-

kesehatan seksual dan reproduksi anak/remaja

persoalan kesehatan. Keberadaan petugas layanan

rentan, tidak bisa hanya diselesaikan oleh

 yang memahami memahami prinsip-pri prinsip-prinsip nsip pelayanan pelayanan ramah ramah

layanan kesehatan dan anak/remaja rentan

anak, sangat membantu dalam proses membuka

sendiri. Upaya ini perlu mendapat dukungan dari

akses pada pemenuhan hak dasar layanan

 warga masyarakat. masyarakat. Bagaiman Bagaimanapun apun keterlib keterlibatan atan

kesehatan bagi anak-anak dan remaja rentan. Bidan Tia pun memelopori untuk membuka komunikasi

masyarakat sangat strategis untuk berperan menjadi ‘penyambung’ antara Puskesmas dengan

dengan anak-anak yang didampingi, melalui media

anak/remaja rentan yang membutuhkan layanan

sosial. Keluhan-keluhan kesehatan anak, keinginan

kesehatan seksual dan reproduksi.

melakukan konseling pun disampaikan melalui

Bagi kami, semua yang dilakukan oleh

ponsel menggunakan aplikasi media sosial.

masyarakat di atas adalah contoh praktik cerdas

Pelayanan kesehatan yang ramah, pada

dalam mewujudkan gerakan inklusi sosial untuk

akhirnya membuat Dewi dan teman-temannya

anak dan remaja rentan. Berbagai aktivitas yang

sering memeriksakan diri ke Puskesmas. Bahkan

telah dilakukan FKPA, berdampak pada keluarnya

Bidan Tia pun mejadi tempat curhat dari anak-anak

Surat Keputusan Dinas Kesehatan Kota Bandung

dampingan. ‘Mamah Tia’ menjadi menjadi sebutan baru

untuk menetapkan tujuh Puskesmas ramah anak

 bagi sebagian sebagian anak-ana anak-anak. k.

pada awal 2018. Pada saat yang sama, Pemerintah

Dewi menjadi salah satu anak yang mengajak anak-anak lainnya untuk ikut dalam berbagai

Kecamatan Sukajadi Kota Bandung telah menetapkan dan mengeluarkan anggaran untuk

kegiatan FKPA. Dia juga beberapa beberapa kali mengajak

kegiatan penguatan anak dan remaja rentan secara

teman-temannya untuk mengakses layanan

rutin setiap tahun.

Puskesmas. Bahkan tidak jarang, Dewi memberikan

Satu langkah awal untuk sebuah perspektif

penjelasan ringan terkait kesehatan reproduksi

 baru dalam dalam memosisika memosisikan n masyarakat masyarakat sipil, sipil, anak

kepada teman-teman di tempat nongkrongnya.

dan remaja rentan sebagai subjek inklusi. Dua

Kesehatan seksual dan reproduksi adalah hak

kebijakan yang dicapai di atas, mungkin bukan

 yang harus harus dipenuhi dipenuhi bagi bagi seluruh seluruh warga, warga, tidak

merupakan ‘kebijakan yang bombastis bombastis’’ tetapi

terkecuali anak dan remaja rentan. Pengabaian

menjadi capaian konkret dengan implementasi yang

terhadap informasi dan pelayanan kesehatan

lebih mudah diawasi oleh masyarakat.

reproduksi bagi remaja yang terjebak pada situasi ESA, sesungguhnya merupakan bentuk pelangaran hak-hak reproduski remaja yang

151

nyata. Secara umum, tidak terpenuhinya hakhak kesehatan reproduksi remaja, pada akhirnya

152  

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

153

154

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

Berdaya Bersama Dana Desa Oleh Tatang SEMAK, Garut

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

M

inum di sini saja, Mas!” ajak Ina, 16 tahun, kepada sopir-sopir truk yang baru turun di parkiran  warung-warung  warung -warung yang berderet berderet

sepanjang jalur Limbangan-Malangbong. Jalur ini tempat yang ideal untuk beristirahat bagi sopirsopir truk yang membawa barang dari Jakarta menuju Jawa Tengah. Ina berdandan dengan bedak tebal, lipstik menyala, guratan alis buatan yang mencolok, dan

 berbusana  berbu sana ketat ketat dan mini. Ia bekerj bekerja a di warung warung yang yang menjual bir dan minuman keras. Warung-warung itu gaduh dengan lagu-lagu dangdut koplo. Tak jarang ketika melayani pesanan minuman,

Lebih dari 20 perempuan muda bekerja di warem di sepanjang jalur Limbangan. Selain menjajakan minuman keras, para gadis juga dilacurkan.

Ina dicolek, dipeluk, kadang sambil dipangku pelanggan ketika menuangkan minuman. Semakin  betah pelangg pelanggan an minum, minum, maka semakin semakin banyak pula pesanan bir. Artinya semakin banyak pula uang persentase yang Ina dapatkan. Beberapa pelanggan  yang tertarik tertarik bahkan bahkan biasa biasa memmem-booking booking Ina  Ina untuk dibawa ke suatu tempat. Orang-orang menyebut tempat itu warung remang-remang atau lebih dikenal dengan sebutan “Warem”. Ada juga warem yang menyediakan satu atau dua bilik untuk disewakan melakukan hubungan seksual.

Salah satu anak

155

dampingan yang sudah bisa mandiri

156

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

Namun bagi Ina, cerita di atas hanyalah

gadis ini dari tindakan eksploitasi seksual.

masa lalu. Sejak tiga tahun lalu ia memilih

Ibu-ibu ini merasa harus mulai

menjadi penjahit yang menerima pesanan

melakukan perlindungan terhadap

 baju dari dari warga di sekitar sekitar rumahnya. rumahnya.

anak-anak korban eksploitasi seksual di

 Warem banyak banyak dijumpai dijumpai di di jalur selatan

Limbangan dan sekitarnya.

Jawa, tepatnya jalur yang menghubungkan Kota Bandung dengan Kabupaten

Sayangnya isu perlindungan anak  bukan isu isu prioritas prioritas Kabupaten Kabupaten Garut.

Tasikmalaya hingga Jawa Tengah. Di

Belum ditemukan ada Perda tentang

sinilah truk-truk besar pengangkut logistik,

perlindungan anak hingga 2015, apalagi

tambang pasir, dan bus antar kota lalu-

pengalokasian dana untuk perlindungan

lalang di antara Jakarta dan Bandung

anak di desa-desa.

menuju Jawa Tengah bagian selatan atau sebaliknya. Meski berdampak positif bagi perekonomian warga, keberadaaan jalur ini  justru berdampa berdampak k negatif negatif terhadap terhadap anakanakanak bersama munculnya warem. Warung-

Anak yang yang dilacurkan (AYLA) merupakan kelompok yang paling terabaikan

 warung inilah yang yang memanfaatka memanfaatkan n jasa anak-anak sebagai pelayan warung yang  juga menjual menjual minuman minuman keras. Di Limbangan dan sekitarnya, sebagian

 Anak yang yang dilacurkan dilacurkan (AYLA) (AYLA) merupakan kelompok yang paling terabaikan. Tidak ada program penanganan

remaja memanfaatkan atmosfer pesantren

atau pencegahan AYLA. Bahkan tak satu

dengan mengikuti banyaknya pengajian

pun badan pemerintah atau dinas di

untuk mengisi waktu luang. Sebagian

Garut yang memiliki data AYLA. Jika ada

lainnya lebih senang mengisi waktu luang

penertiban wanita pekerja seks (WPS),

dengan bersenang-senang dengan teman-

maka AYLA yang turut tergaruk akan

temannya, nongkrong di alun-alun, menjadi

diperlakukan sama dengan WPS dewasa.

anggota teman berkumpul, berhubungan

Baru pada 2016, terbit Perda No

seks dengan pacarnya, dan sering berganti

13 tahun 2016 tentang Perlindungan

pacar. Sebagian anak dari kelompok ini

Perempuan dan Anak di Kabupaten Garut.

 yang drop out   bekerja menjadi penjual minuman di warem.

Namun setahun kemudian, Garut hanya memperoleh 225 poin pada evaluasi

Kondisi ini tentu membuat anak-anak

Kabupaten Layak Anak tahun 2017. Padahal

 yang berada berada di sepanjan sepanjang g jalur ini menjadi menjadi

untuk mencapai Kabupaten Layak Anak

rentan, termasuk anak-anak dengan orang

dibutuhkan setidaknya 500 poin. Artinya

tua yang perekonomiannya kurang mampu

Perda ini belum dilaksanakan sama sekali.

dan anak-anak drop out, kemudian bekerja

Namun Kabupaten Garut masih punya

sekolah. Mereka berpotensi menjadi

harapan. Limbangan memiliki perempuan-

pelayan warung remang-remang.

perempuan tangguh penggerak Komite

Lebih dari 20 perempuan muda bekerja

Pendidikan Masyarakat Desa (KPMD) yang

di warem di sepanjang jalur Limbangan.

memberi perhatian khusus pada anak-anak

Selain menjajakan minuman keras, para

di desa.

gadis juga dilacurkan. Inilah masalah pelik

Harapan ini bermula dari ibu-ibu di

 yang menarik menarik sekelomp sekelompok ok ibu-ibu ibu-ibu di sebuah

Limbangan yang prihatin terhadap banyak

desa di sekitar Limbangan, Kabupaten

anak yang putus sekolah, baik yang keluar

Garut, Jawa Barat, untuk melindungi para

di tengah tahun ajaran atau tidak berhasil

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Siti Maryam Ketua pertama KPMD

melanjutkan ke jenjang berikutnya. Temuan itu membuat kelompok ibu-ibu

Pemilihan Kabupaten Garut sebagai sasaran program awalnya berdasarkan pada diskusi-diskusi

resah. Mereka pun semakin sering mendiskusikan

informal dengan staf Dinas Sosial Ketenagakerjaan

keresahan mereka terhadap AYLA. Ada keinginan

dan Transmigrasi Kabupaten Garut. Mereka

untuk berbuat bagi anak-anak dan remaja rentan

mengatakan bahwa saat ini Kabupaten Garut mulai

ini, apalagi melihat anak-anak itu sering dipandang

 bangkit sebag sebagai ai kota wisata, wisata, dan dan mereka mereka mulai mulai

sebelah mata oleh masyarakat dan teman-teman

sering menemukan AYLA saat melakukan razia.

sebayanya. Setelah ibu-ibu mengungkapkan keresahannya,

SEMAK melakukan diskusi serial secara informal dengan perwakilan forum Tenaga

 Yayasan Solida Solidaritas ritas Masyarakat Masyarakat Anak Anak (SEMAK) (SEMAK)

Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) di

 bersama  bersam a ibu-ibu, ibu-ibu, membentuk membentuk Komite Komite Pendidik Pendidikan an

Kabupaten Garut. Dari diskusi informal tersebut,

Masyarakat Desa (KPMD) pada 2016. KPMD  bertujuan menjadi  bertujuan menjadi wadah wadah pembahasan pembahasan dan dan solusi solusi

diketahui bahwa menurut para TKSK, asal anakanak tersebut adalah dari wilayah Garut Utara,

untuk setiap permasalahan anak di desa.

tepatnya di seputar wilayah Limbangan dan

KPMD beranggotakan ibu-ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dari salah satu desa

Selaawi. SEMAK memutuskan bekerja di tiga desa di

di Limbangan. Siti Maryam, 60 tahun, menjadi

 wilayah tersebu tersebutt dengan dengan fokus fokus kerja satu desa desa yang

ketua pertama. Ia seorang perempuan paruh baya

dekat dengan jalur selatan Pulau Jawa, antara

 yang gesit gesit dan berkom berkomitmen itmen tinggi. tinggi.

Limbangan-Malangbong sebagai pusat aktivitas

Selepas diangkat menjadi ketua, Siti Maryam langsung bergerak mengujungi warem-warem

 AYLA. Sayangnya, sambutan pemerintah desa

di sepanjang jalur Limbangan-Manglangbong.

 berbeda  berbed a dengan dengan yang diharapk diharapkan. an. Mereka Mereka bahkan bahkan

Hasilnya, dua pemilik warem bergabung menjadi

mengingkari kenyataan di desa mereka banyak

anggota KPMD.

anak dan remaja rentan menjadi korban kekerasan,

 Yayasan SEMAK membaw membawa a Program Peduli

narkoba, atau eksploitasi seksual. Program SEMAK

157

158

melalui isu Inklusi Sosial bagi Anak dan Remaja

dianggap mengada-ada. “Ini daerah pesantren. Di

Rentan di Kabupaten Garut pada awal 2015.

sini banyaknya remaja santri, bukan anak nakal.

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

Sebaiknya program ini dilaksanakan di desa lain saja!” ujar salah satu tokoh di desa. Beruntung ada kelompok ibu-ibu  yang sebagian sebagian besar besar anggota anggota PKK PKK justru justru

Otong Suryana, Sekretaris Desa Limbangan

 berbagai  berbag ai kegiatan. kegiatan. KPMD mulai memperlihatkan keberadaannya dengan melakukan kegiatan pendataan anak dan remaja yang dianggap

menanggapi kehadiran Program Peduli.

rentan dan berdomisili di desa. Pendataan

“Apa yang Ibu katakan memang benar,”  benar,” 

dimulai dengan memetakan posisi anak

kata seorang Ibu peserta pertemuan

putus sekolah dengan kajian peta desa yang

sosialisasi program pada salah satu staf

disesuaikan dengan data PKK.

lapangan SEMAK. “Saya sering melihat remaja desa sini seperti yang Ibu katakan

Selanjutnya, setelah diketahui posisinya, KPMD mengunjungi keluarga

di rapat tadi. Saya dan teman-teman akan

tersebut untuk memastikan kebenaran

 bantu Ibu Ibu dan teman-t teman-teman,” eman,”  tambahnya.

 bahwa anak anak tersebut tersebut putus putus sekolah, sekolah,

Bersama kelompok ibu-ibu ini kemudian SEMAK melakukan penggalian kembali dengan metode Pengkajian Desa

lalu dipastikan apakah anak tersebut menganggur atau bekerja. Kemudian anak-anak yang telah didata,

secara Partisipatif atau Partici atau Participatory patory Rural

diajak berkegiatan bersama di sanggar

 Appraisal   Apprai sal  (PRA).  (PRA). Hasilnya terpetakanlah

anak. Kegiatan yang dilakukan mendapat

permasalahan-permasalahan anak dan

dukungan sepenuhnya dari Program Peduli.

remaja rentan di desa.

Semakin hari semakin banyak anak yang

Hasil penggalian masalah ini dijadikan

ikut dalam kegiatan KPMD, termasuk di

rujukan langkah selanjutnya. KPMD

dalamnya adalah anak yang dianggap tidak

membuat sebuah rencana aksi yang mereka

rentan dan anak-anak yang masih sekolah.

sebut Rencana Aksi Masyarakat. Rencana aksi tersebut kemudian dituangkan dalam

Setiap hari KPMD berkegiatan dengan anak-anak di sanggar mulai dari berlatih

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

menggunakan komputer, memasak, menjahit,  bermain bersam bersama, a, atau memberik memberikan an les pelajaran pelajaran  bagi anak anak yang masih sekolah. sekolah. Dalam Dalam sehari, sehari, anak anak  yang sudah sudah tidak tidak sekolah sekolah bisa bisa menghabiskan menghabiskan waktu sampai 6 jam di sanggar. Kegiatan utama mereka hanya 1 atau 2 jam, sisanya dihabiskan untuk bercengkrama, saling curhat, saling mendekat. Hingga akhirnya di sanggar sudah tidak terlihat lagi mana AYLA dan mana yang bukan AYLA. Hiruk pikuk sanggar kemudian mulai mendapat perhatian dari pihak pemerintah desa. Mereka mulai datang ke sanggar dan bertanya tentang kegiatan yang dilakukan serta kelompok sasarannya. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh KPMD sebagai momen penting untuk meraih kepedulian pemerintah desa. KPMD bersama SEMAK kemudian memberikan penjelasan lebih rinci tentang Program Peduli dan pemahaman tentang hak anak kepada pemerintah desa. Sejak saat itu, pihak desa mempermudah  birokrasinya.  birokra sinya. Kemudian Kemudian KPMD dan SEMAK

sebuah lembaga peduli anggaran bernama

SEMAK hanya hanya sebagai pemicu saja karena kegelisahan yang sama sebetulnya sudah ada jauh sebelum

Perkumpulan Inisiatif untuk memberikan pelatihan tentang undang-undang desa dan anggaran dana

SEMAK mengintervensi.

mendorong lebih lanjut pemerintah desa untuk menyisihkan anggaran dana desa untuk kegiatan KPMD bersama anak.  Awalnya pemerin pemerintah tah desa desa mengelak mengelak dengan dengan mengatakan kesulitan mengalokasikan anggaran dari dana desa. SEMAK dan KPMD mengajak

desa kepada pemerintah desa dan KPMD. Pelatihan yang dilaksanakan secara serial ini diselingi dengan pelatihan hak anak oleh SEMAK

8 juta rupiah setiap desa untuk kegiatan tahun 2017. Dana tersebut digunakan untuk kegiatan rutin

untuk memberikan pengetahuan tentang hak anak,

KPMD bersama anak seperti les pelajaran sekolah

pentingnya pemenuhan hak anak, dan mencoba

dan latihan komputer, untuk pelatihan-pelatihan

menimbulkan empati kepada anak.

kepada orang tua seperti pelatihan pengasuhan

 Akhirnya  Akhirny a KPMD untuk untuk pertama pertama kalinya kalinya diajak diajak

 yang baik baik dan pemahama pemahaman n tentang tentang hak anak, anak, serta serta

dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Desa

untuk kegiatan insidental seperti Hari Anak, Hari

(Musrenbangdes) di tiga desa di wilayah Limbangan

Kemerdekaan, dan Sumpah Pemuda yang biasanya

dan Selaawi pada tahun 2016 sebagai kelompok

 bekerja  beker ja sama dengan dengan Karang Karang Taruna Taruna Desa. Desa. Dana

pemerhati anak di desa. Salah satu desa bahkan

 juga digunaka digunakan n oleh KPMD untuk untuk biaya biaya operasional operasional

memperbolehkan anak untuk terlibat langsung

seperti pendekatan kepada anak-anak di warung

159

dalam Musrenbang desa. KPMD mendapatkan alokasi dana desa sebesar

160

remang-remang. Kegiatan KPMD yang didukung dana desa

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

tersebut dirasakan secara langsung manfaatnya oleh anak-anak. Mereka  bisa berkegiat berkegiatan an di sanggar sanggar dan dan mengisi mengisi kekosongan waktunya yang sebelumnya digunakan sekedar nongkrong di pinggir  jalan atau atau di alun-alun alun-alun Limbang Limbangan. an. Salah satu manfaat dirasakan Dini.

Proses identi󰁦ikasi masalah bersama masyarakat desa Situasi Musrenbangdes di salah satu desa

 “ Sok  Sok aja  aja yuk, belajar menjahit di rumah aku. Biar aku yang ngajarin. Siapa aja  yang mau, mau, hayu lah!” lah!” katanya katanya mengajak mengajak temannya dari berbagai macam kalangan untuk belajar bersamanya. “Mereka semua adalah teman kita. Kita harus merangkul mereka (AYLA),

 Anak drop out  sekolah  sekolah yang usianya 17 tahun. Ia kini memilih berlatih menjahit

 bukan menjauh menjauhinya, inya, agar tidak lebih lebih jauh jauh terjerumus,”  kata Muna, 20 tahun, mantan terjerumus,”

serta memasak bersama di sanggar

anak sanggar generasi pertama. Seorang

daripada menghabiskan waktunya

anak pesantren yang menjadi peduli pada

nongkrong di pinggir jalan seperti

anak-anak sejak bergabung di sanggar.

kebiasaan lamanya. Lani, teman Dini juga memilih

Dampak lainnya, pemerintah desa menjadi tahu bahwa isu anak adalah isu

menunda niatnya untuk segera menikah

 yang penting. penting. Hak Hak anak adalah adalah sesuatu sesuatu

setelah mengetahui risiko pernikahan dini,

 yang harus harus diperjuangka diperjuangkan n pemenuhannya. pemenuhannya.

 yang kerap kerap jadi bahan bahan diskusi diskusi di di sanggar. sanggar.

Bukan hanya anak AYLA yang menjadi

Ina yang sempat menikah dini dan

perhatian pemerintah desa, mereka juga

 berceraii ketika usianya masih anak,  bercera anak,

ingin Balai Desa menjadi kantor yang

memilih tidak pergi ke warem. Ia kini

ramah anak. Harapannya agar desa-desa di

menerima jahitan pakaian dan selalu

Limbangan adalah Desa yang Layak Anak.

mengajak kawan-kawannya untuk belajar menjahit di rumahnya. rumahnya.

Otong Suryana, Sekretaris Desa Limbangan, adalah orang di balik

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Lia Mulyanawati, Ketua Forum KPMD

dukungan penuh desa untuk Program Peduli. Ia

Diah tertarik dengan kegiatan KPMD.

mampu mempengaruhi bawahan dan atasannya mendukung kegiatan KPMD. Pemerintah desa

Menurutnya kegiatan seperti itu banyak di Garut, tapi baru pertama kali sasarannya adalah anak-

 bahkan menyum menyumbangkan bangkan tanah milik milik desa desa

anak korban eksploitasi seksual komersial anak.

untuk dijadikan sanggar. Hal itu disambut baik

Diah melalui pengaruh dan jaringannya mulai

Pemerintah Daerah Kabupaten Garut melalui Pusat

mendukung kegiatan KPMD, seperti misalnya

Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan

mengajak Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

 Anak (P2TP2A) (P2TP2A) Kabupaten Kabupaten Garut yang yang memberikan memberikan

mendukung kegiatan KPMD.

dukungan bagi pembangunan sanggar. Peran SEMAK di Kabupaten Garut sebenarnya

Diah juga berhasil mendapatkan bantuan 2 mesin jahit dan 2 komputer untuk KPMD dari salah

tidak terlalu besar. Jauh tertutupi oleh peran besar

satu bank swasta di Garut. Peresmian bangunan

KPMD, pemerintah desa, dan individu-individu

sanggar dilakukan oleh Bupati Garut. Bupati bahkan

 yang peduli peduli anak. anak. SEMAK hanya sebagai sebagai pemicu pemicu

menyumbang dana pribadi untuk kegiatan anak-

saja karena kegelisahan yang sama sebetulnya sudah ada jauh sebelum SEMAK mengintervensi.

anak di Limbangan. SKPD di Garut menjadi lebih bersemangat

Ketika SEMAK datang ke Limbangan, tinggal

menjalankan Perda No.13 tahun 2016 tentang

mengorganisir dan memberi sedikit pengetahuan

Perlindungan Perempuan dan Anak di Kabupaten

tentang hak anak serta membangun kepedulian

Garut. Berbagai sarana dan prasarana kabupaten

KPMD dan aparat desa. Selebihnya merekalah yang

layak anak terus dilengkapi.

lebih banyak bekerja bersama masyarakat dan anak-

 Akhirnya Kabupa Kabupaten ten Garut Garut berhasil berhasil

anak. SEMAK berhasil menjangkau anak-anak di

memperoleh nilai lebih dari 710 poin saat evaluasi

 warem melalui melalui sosiali sosialisasi sasi kepada kepada masyarakat masyarakat desa. desa.

Kabupaten Layak Anak, sebelum dilakukan

Kerja bersama ini berupaya memanusiakan AYLA

 verikasi.  verikas i. Saat ini, ini, Kabupaten Kabupaten Garut Garut sedang sedang

sebagai manusia.

menunggu hasil verikasi dari Kementerian

KPMD mulai mengembangkan jaringannya

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

ke tingkat kabupaten. Lobi KPMD berhasil

Jika angka tersebut dapat dipertanggung jawabkan

meyakinkan Ketua P2TP2A Kabupaten Garut, Diah

kepada verikator, Garut akan mencapai tingkat

161

Kurniasari yang juga istri Bupati Garut, bersedia datang ke sanggar kegiatan anak.

162  

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

Madya atau Nindya untuk Kabupaten Layak Anak.

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Pendampingan Anak Rentan dan Korban Sekolah Berbasis Oleh Machrus YHS, Surabaya

163

164  

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

S

urabaya sangat terik pada saat Prili dan Keke mengunjungi sekolah Melani. Suasana begitu ramai karena bersamaan dengan bel pulang sekolah. Ada yang

 berlarian,  berlar ian, ada juga siswa siswa yang masuk ke ruang ruang guru membawa buku, ada banyak siswa yang  bergerombol sambil bergur  bergerombol bergurau. au. Sekolah dengan luas kurang lebih 5 ribu meter persegi itu menampung sekitar 850 orang. Mereka berdua adalah pendamping anak dari  Yayasan Hotlin Hotlinee Surabaya Surabaya (YHS) (YHS) yang hari hari itu sengaja bertemu dengan guru Bimbingan Konseling (BK) untuk menanyakan perkembangan Melani di

Membangun sistem deteksi dini melalui sekolah di tingkat SMP serta membantu penyelesaian masalah anak dilakukan Yayasan Hotline Surabaya (YHS)

sekolah. Prilli sudah membuat janji sebelumnya, dia langsung naik ke lantai dua di mana ruang BK terletak. Melani adalah murid kelas satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di sebuah sekolah swasta di Surabaya. Usianya masih 14 tahun. Tubuhnya agak bongsor sehingga membuatnya terlihat lebih dewasa dari umurnya.  Ayahnya menikah menikah lagi lagi setelah setelah ibunya ibunya meninggal meninggal saat usia Melani baru 10 tahun. Ia mengikuti ayahnya yang tinggal di rumah ibu tirinya. Ayahnya membuka warung kopi di depan rumah.

Diskusi studi kasus penanganan

165

masalah anak di sekolah yang melibatkan guru BK

166

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

Sayangnya hubungan Melani dan ibu tirinya tidak harmonis. Ia merasa ibu tirinya tidak mampu menggantikan sosok ibu kandungnya. Ia dan kakaknya, Sara, sering mendapatkan kekerasan psikis seperti dibentak dan dimarahi tanpa tahu kesalahan apa yang mereka lakukan. Melani mulai tidak betah di rumah. Ia lebih suka nongkrong bersama temantemannya. Di situlah dia bertemu dengan Robby, laki-laki berusia 24 tahun yang kemudian menjadi pacarnya. Sayangnya sang pacar seringkali memaksanya melakukan hubungan seksual. Melani tidak berani menolak, karena menurutnya, Robby adalah sosok yang selama ini mengerti perasaannya. Ia menganggap pacarnya itu pengganti sosok ayahnya. Belakangan, diketahui pacarnya ternyata seorang pecandu narkoba jenis sabu-sabu. Saat dia mabuk, seringkali ia memaksa Melani melayani hasrat seksualnya. Mereka biasanya melakukan hubungan seksual di rumah Robby saat tak ada orang di rumah atau menyewa

Proses konseling dan layanan kesehatan reproduksi di Puskesmas Dupak

 yang dihadapi dihadapi di sekol sekolah. ah. PelatihanPelatihanpelatihan itu juga diikuti oleh guru BK dari 8 sekolah di Kota Surabaya. Dari proses tersebut, 32 anak terdeteksi sudah menjadi korban, baik

hotel. Pernah juga mereka kabur berdua ke

 yang ditemukan ditemukan di pelatihan pelatihan anak anak rentan rentan

Madura selama dua minggu.

maupun rujukan dari guru BK, dengan

Dalam sistem sekolah, peran wali kelas untuk melakukan deteksi dini anak-anak  yang bermasalah bermasalah aktif dilakuka dilakukan. n. Wali kelas kelas

kasus yang kurang lebih sama seperti kasus  yang dialami dialami oleh oleh Melani. Melani. Hubungan kerja sama YHS dengan

melakukan pendekatan kepada siswa dan melakukan konseling awal. Jika kasusnya

sekolah dimulai lewat diskusi dengan pihak sekolah. YHS masuk ke sekolah

agak berat, wali kelas kemudian merujuk

dalam rangka pencegahan agar anak tidak

siswa kepada guru BK untuk melakukan

menjadi korban kekerasan seksual, korban

konseling lanjutan.

kehamilan tidak diinginkan, serta korban

Perjumpaan para pendamping lapang

eksploitasi seksual dan komersial. Ini

 YHS dengan dengan Melani Melani adalah adalah berkat berkat Dyah, Dyah,

membuat sekolah dengan mudah menerima

guru Bimbingan Konseling (BK). Ia yang

kehadiran YHS.

merujuk agar Prilli membantu Melani. Dyah selama ini aktif mengikuti

Para guru BK yang mendapat pelatihan telah berperan sebagai sahabat siswa.

kegiatan yang dilakukan YHS seperti

Mereka tak hanya mengurus siswa yang

pelatihan guru tentang hak anak,

 berkasus  berkas us saja, tapi juga juga melakukan melakukan deteksi deteksi

terminologi anak yang dilacurkan, pelatihan

dini terhadap siswa. Deteksi dini dilakukan

deteksi dini gejala tingkah laku, deteksi dini

 jika ada siswa yang yang murung, murung, sering sering

tingkat adiksi obat, dan pertemuan studi

menyendiri, atau seringkali tidak masuk

kasus guna membahas persoalan-persoalan

kelas.

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Interaksi pendamping anak YHS di sekolah

Kemudian mereka akan didekati, bahkan jika

anak, serta kebiasaan atau perilaku anak. Tak hanya

diperlukan, mereka juga melakukan kunjungan ke

menggali informasi, dalam proses konseling juga

rumah siswa. Berbekal keterampilan dari pelatihan

diberikan edukasi kepada anak tentang Human tentang Human

inilah Dyah mampu memahami situasi yang

 Immunodecie  Immuno deciensi nsi Virus Virus (HIV),  (HIV), Infeksi Menular

dihadapi Melani.

Seksual (IMS), dan kesehatan reproduksi mulai

Dyah melihat Melani sering murung dan menyendiri. Ia mencoba mendekati Melani dan melakukan konseling, menanyakan kenapa muridnya itu sering murung dan menyendiri. Proses konseling tidak bisa dilakukan hanya

dari penularan hingga pencegahan yang harus dilakukan. Melani kelihatan bingung. Dalam keadaan  bingung  bingun g Melani Melani hanya bisa bisa pasrah pasrah kepada kepada Kak Prilli, panggilan akrabnya kepada Prilli. “Saya hanya

sekali. Perlu beberapa kali agar Melani tidak merasa

ingin masalah saya selesai dan hubungan dengan

diinterogasi.

ayah kembali baik,” kata Melani.

Konseling awal dengan Melani berlangsung kurang lebih dua minggu. Akhirnya Melani

Sambil menangis, Melani berharap dapat dibantu menyelesaikan masalahnya, termasuk

menceritakan masalah yang dihadapinya. Ia

gangguan kesehatan reproduksinya. Prilli bersedia

mengeluh kelaminnya sakit saat buang air kecil dan

membantu asalkan Melani sungguh-sungguh mau

ia kerap menderita keputihan dengan bau tidak

mengikuti proses konseling.

sedap. Dia juga mengakui jika dia sering melakukan

Dua hari kemudian, keduanya melakukan

hubungan seksual dengan pacarnya yang kini sudah

pemeriksaan di Puskesmas Dupak. Puskesmas ini

ditangkap polisi bersama empat orang temannya

menyediakan layanan kesehatan yang sudah ramah

karena kasus narkoba.

layanan kesehatan reproduksi terhadap anak.

Dyah akhirnya meminta YHS melakukan

Mereka bertemu dengan Ningsih, dokter

pendampingan. Inilah yang mengantarkan Prilli

Puskesmas di poli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

melakukan konseling terhadap Melani. Konseling

Hasil pemeriksaan ternyata Melani positif mengidap

tahap kedua ini dilakukan lebih mendalam.

Infeksi Menular Seksual (IMS) jenis Gonorhoe Gonorhoe  

167

Prilli menggali permasalahan yang dihadapi

168

(GO) atau kencing nanah. Dokter menduga hal

si anak, mulai dari latar belakang keluarga,

itu diakibatkan perilaku seksual Melani dengan

komunikasi yang dilakukan oleh orang tua kepada

pacarnya. Untunglah saat dilakukan tes darah

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

untuk mengetahui kandungan HIV serta tes kehamilan, hasilnya negatif. Setelah pemeriksaan, konseling tak  berhenti,  berhen ti, masih ada konseling konseling lanjut lanjutan an oleh

Interaksi guru BK bersama siswa disekolah

Sore itu, Basri, ayah Melani, sedang duduk di teras rumahnya ketika Prilli  berkunjung.  berkun jung. Mereka Mereka berdua berdua sepakat  bertemu  bertem u dan mendisk mendiskusikan usikan masalah

pendamping YHS. Kali ini berfokus pada

Melani. Prilli memulai perbincangan

perubahan perilaku Melani.

dengan menanyakan pekerjaan, umur,

Prilli meminta komitmen agar Melani mengubah perilakunya. Ia diminta mengurangi aktivitas seksualnya, bahkan menghentikannya jika memungkinkan. Ia juga diajarkan bagaimana melakukan negosiasi dengan pasangannya untuk

 jumlah anak, anak, dan kegiata kegiatan n keseharian keseharian sang sang ayah. “Saya kecewa, Mbak, dengan Melani. Dia itu tidak mau nurut,“ ujar Bas tentang anaknya. Meskipun begitu, Bas juga menyesal

menggunakan kondom agar terhindar dari

tidak bisa mengawasi anaknya semenjak

risiko menderita IMS, HIV, dan kehamilan

ia menikah lagi. Dia mengakui anaknya

 yang tidak tidak diinginkan. diinginkan.

itu sejak kecil memang sangat dekat

Tak hanya berproses dengan Melani,

dengan almarhum ibunya. Ia sendiri tidak

Prilli juga melakukan kunjungan ke rumah

 begitu dekat dengan dengan Melani Melani semenjak semenjak

orang tua Melani dan bertemu dengan

istri pertamanya meninggal. Ia menyadari

ayahnya. Melani memutuskan untuk

 bahwa anaknya anaknya kehilanga kehilangan n sosok ibunya,

sementara, selama enam bulan, tinggal

sementara dia sebagai ayah jarang

 bersama denga dengan n kakaknya kakaknya di rumah rumah ibu

komunikasi dengan Melani.

mereka. Langkah ini merupakan bagian

“Pak, mau tidak Melani kembali

komitmen bersama untuk mengubah

menjadi anak yang seperti dulu waktu

perilaku yang sudah disepakati bersama

ibunya masih ada?” tanya Prilli.

pendamping.

“Mau, Mbak,” jawab Pak Bas.

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

“Pernah tidak, Pak Bas tanya kenapa Melani seperti itu?” lanjut Prilli. Bas hanya terdiam. “Mau tidak, Pak Bas sedikit perhatian kepada Melani? Saya ingin Bapak mendukung Melani untuk  berubah,”  berub ah,” tambah tambah Prilli. Prilli.

dengan cara komunikasi yang baik. Jadi, ketika anak mendapatkan masalah, ia bisa bercerita pada guru dan orang tua, dan bisa diarahkan menjadi hal  yang positif. positif. Biasanya para guru cenderung memiliki stigma

“Masa depan Melani masih panjang. Pak Bas pasti tidak mau anaknya tidak nurut  kepada  kepada orang

kepada siswa yang mengalami permasalah serupa Melani. Mungkin juga karena mereka mengalami

tua. Melani cuma butuh perhatian dari Bapak.

burn out  atau  atau mengalami kejenuhan karena mereka

Nanti sedikit-sedikit anak akan berubah. Jika ingin

tidak tahu cara mengatasi masalah siswa tersebut.

anak berubah, maka Bapak yang harus berubah

Contoh kasusnya, ada siswa yang selalu bikin ulah

dulu karena anak akan melihat perubahan Bapak,”

di sekolah dan peristiwa itu terjadi berulang-ulang.

pungkas prilli.

Guru sudah mencoba untuk menyelesaikan masalah

 Ayah Melani Melani menyanggup menyanggupii ajakan Prilli.

tersebut akan tetapi perilaku anak masih tetap

Sejak itu, setiap dua minggu, Prilli memantau

sama. Jika ada kasus berulang, para guru memilih

perkembangan Melani untuk mengetahui

melakukan kekerasan, baik kekerasan verbal

perubahan apa yang telah terjadi. Selain perubahan

maupun kekerasan sik.

perilaku seksualnya, ia juga memperhatikan

Melani cukup beruntung karena memiliki guru

perubahan perilaku kesehariannya. Melani sudah

seperti Dyah yang memiliki kemampuan memahami

 berhenti  berhen ti dari kegiatan kegiatan seks bebasnya bebasnya..

masalah anak seperti Melani. Ia juga beruntung

“Saya ingin sembuh dari penyakit saya,” ujarnya. “Ok, aku akan berusaha bantu, tapi kuncinya ada di kamu sendiri. Kamu yang memutuskan perubahannya,” jawab Prilli. Selain mendampingi sang anak, Prilli juga terus

dipertemukan dengan Prilli, pendamping YHS  yang dengan dengan sabar sabar mendamping mendampinginya inya lepas lepas dari masalahnya. Semakin banyak sekolah yang bisa membuat sistem deteksi dini dan penanganan anak, akan semakin banyak anak tercegah menjadi korban dan

menjalin komunikasi dengan Bas dan Dyah untuk

anak-anak yang memiliki masalah dapat tertangani

melihat perkembangan Melani, baik di rumah

dengan cepat.

maupun sekolah. Selain mendiskusikan Melani, Dyah juga sering

Penanganan di sekolah sangat efektif karena anak dan orang tua terikat dengan aturan sekolah

mengajak diskusi tentang permasalahan anak

dalam waktu yang relatif lama. Jika sistem ini bisa

didiknya yang lain. Tindakannya ini didukung penuh oleh Rohim selaku kepala sekolah. Ia juga

dikembangkan di sekolah-sekolah lain, dampaknya akan luar biasa bagi masa depan anak-anak kita.

menjadikan program deteksi dini gejala tingkah

Peran guru BK sangat strategis dalam upaya

laku pada anak sebagai program di sekolah yang

melakukan deteksi dini. Hal itu dimungkinkan

dipimpinnya.

karena guru BK adalah penghubung antara anak

“Anak sudah menjadi korban. Jangan lagi dikorbankan,” itu kata yang sering didengar dari Rohim.

dengan sekolah. Guru BK menjadi motor penggerak dalam proses deteksi dini. Keharmonisan terjadi karena terbinanya

Program konseling yang dilakukan YHS pada

hubungan baik antara pihak sekolah dan YHS.

dasarnya menggunakan daur waktu yang digunakan

 YHS mencoba mencoba memahami memahami kebutuh kebutuhan an sekolah sekolah

oleh seorang anak. Umumnya anak-anak lebih

untuk menjaga nama baiknya, sekaligus tidak

 banyak menghab menghabiskan iskan waktu waktu di di sekolah sekolah dan di di

mengorbankan anak untuk menjaga nama baik

keluarga.

sekolah.

169

Oleh karenanya, jika ingin membantu

170  

Dengan kata lain, masalah anak tertangani

menyelesaikan masalah anak maka dibutuhkan

dan nama baik sekolah tetap terjaga sehingga

kerja sama yang baik antara guru dan orang tua

penerimaan murid baru tetap sesuai dengan target.

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

KPM dan Harapan Perlindungan Anak Oleh Dewi Astri Sudirman Children Crisis Centre, Lampung

171

172  

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

 A 

r, masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Ia tinggal di bekas lokalisasi Pemandangan, Kelurahan Waylunik, Kecamatan

Panjang, Bandar Lampung. Lokasi yang kerap ditanggapi dengan “Oooo...” “Oooo...” panjang panjang  dan nada merendahkan oleh lawan bicara jika memperkenalkan diri dari wilayah tersebut. Namun Ar tak mau rendah diri. Dengan suara lantang ia menceritakan kondisi masyarakat, khususnya problem anak di tempat tinggalnya, dalam Forum Anak Kota Bandar Lampung. Tentu saja tak serta merta Ar berani tampil mewakili anak

 yang dilacurkan dilacurkan (AYLA) di di wilayahnya. wilayahnya. Ia harus harus melalui proses belajar bersama Komite Pendidikan Masyarakatt (KPM). Masyaraka  Ar adalah adalah anak sulung sulung dari dua dua bersaudara. bersaudara. Ibunya merupakan mantan pekerja seks komersial (PSK). Ayahnya pecandu narkoba yang bekerja Anak-anak membaca buku di perpustakaan Sanggar Pelangi

sebagai penjaga keamanan di kafe-kafe di bekas lokalisasi. Ar sering berselisih paham dengan mereka. Ar sering tidak pulang ke rumah karena merasa tidak nyaman. “Dimarahin terus sama mamak mamak.. Aku sering

“Banyak anak dieksploitasi “Banyak dieksploitasi dan mengalami kekerasan di kampung kam pung saya. saya. Anak-anak dipaksa bekerja. Mereka terpaksa putus sekolah. Mereka tak betah betah di sekolah karena mereka banyak banyak diejek. Kami juga sulit mengurus akta akt a kelahiran, kartu tanda penduduk (KTP), dan bantuan pemerintah lainnya lainnya karena orang tua kami tak memiliki surat surat nikah. Suasana kampung kami padat dan kumuh. Tak ada ruang terbuka untuk bermain. Alihalih, anak-anak mudah terlibat dalam penyalahgunaan penyalahgunaan narkoba dan seks bebas.”

173

Ar, 16 tahun, pada Pertemuan Forum Anak Kota Lampung di Gedung Tapis, Kota Bandar Lampung, 17 April 2018.

174 17 4

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

sasaran kemarahan  jadi sasaran kemarahan mamak mamak kalau  kalau habis berantem sama bapak karena bapak gak pernah kasih uang ke mamak mamak.. Uang  bapak selalu selalu habis habis buat buat narkoba narkoba dan main perempuan. Aku juga suka emosi kalau

Rapat Komite Pendidikan Masyarakat (KPM) Kelurahan Way Lunik

ribu, aku dapat 100 ribu. Tugasku hanya nemenin ngobrol sekaligus ngerayu sama ngelus-ngelus pahanya om, Mbak. Kadangkadang aku suka dicium-cium juga dan payudaraku dipegang-pegang sama om-om.

tetangga ngomongin ngomongin keluarga  keluarga aku. Aku

Kalau omnya sudah kepengen, aku suka

sama mamak mamak suka  suka berantem  berantem sama  sama tetangga

ngeles,, ‘sama temenku aja, Om’. Aku mah ngeles mah  

 yang suka suka ngomongin  ngomongin keluarga  keluarga aku,” ujar

cuma nemenin cuma  nemenin aja,”  aja,” ujar Ar.

 Ar.

Sempat terbesit di pikiran Ar menjadi Ibu Ar bekerja serabutan jadi buruh

seperti temannya. “Enak kali ya jadi kamu,

cuci, kadang-kadang jadi kurir narkoba.

Put. Bisa beli HP bagus, ngasih ngasih uang  uang jajan

Karena kondisi ekonomi yang minim dan sering mendapatkan kekerasan dari orang

ke adek-adek adek-adek,, ngasih uang ke mamak mamak,,  beliin mamak mamak baju  baju baru,” ujar Ar. Namun

tua, Ar tidak betah di rumah jadi ia sering

pikiran itu hilang ketika ia sering diajak

mencari kenyaman dan perhatian dari

Ning, panggilan Iin Indarwati (38), salah

orang tuanya. Ia sering tidak pulang dan

satu pengurus KPM di Kelurahan Way

menginap di rumah teman-temannya. Ia

Lunik, untuk ikut kegiatan di Sanggar

hampir saja putus sekolah karena orang tua

Pelangi.

tidak ada biaya.  Ar sering sering keluar keluar malam malam bersama bersama temanteman-

“Aku sering diajak jalan-jalan sambil diskusi sama CCC. Di sanggar, aku

temannya, bahkan bolos sekolah. “Biasanya

sering diajak diskusi, marawis, mengaji,

aku nemenin aku  nemenin temanku kerja sama om-om.

menari, dan pelatihan serta kursus-kursus

 Kitaorang  Kitaor ang nemenin  nemenin om-om nyanyi sama

keterampilan. CCC juga pernah dateng dateng ke  ke

 jalan-jalan.  jalan-jal an. Abis  Abis itu tidur, abis abis itu  itu baru

sekolah ngasih sosialisasi ke teman-teman

kitaorang dikasih uang. Duitnya yang bagi kitaorang dikasih

di sekolah. Aku jadi nggak  merasa sendiri. nggak merasa

temen aku, Mbak. Kalau dapet  700  700 ribu,

 Aku juga juga punya banyak teman teman yang yang baik

aku dikasih 200 ribu. Kalau dapat 500

dan perhatian sama aku. Kalau ada tetangga

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

“Mereka itu sering minta cariin ‘cennel’, Mbak, sama aku. Kalau dapet ‘cennel’, aku dikasih uang 100 ribu dari si om. Kadang-kadang sampe 300 ribu. Tergantung om-omnya juga.”

 yang jahat jahat sama keluarg keluargaku, aku, temen-tem temen-temen en aku selalu ngasih ngasih  support . Kadang kalau aku berantem sama mamak mamak,, Ning selalu ada dengerin dengerin cerita  cerita aku dan nasehatin mamak mamak,” ,” ujar Ar. CCC adalah singkatan dari Children Crisis Centre. Pengalaman dan cerita Rano (15) berbeda. Rano adalah seorang anak laki-laki yang sering diminta teman sebayanya untuk menjajakan AYLA kepada sopir-sopir Fuso sopir-sopir  Fuso,, pekerja kapal, dan orang dewasa lainnya. Rano pernah diminta menemani temannya ke “jalan lintas” di Kabupaten Mesuji dan Sumatera Selatan. Sekali menemani dan mengantar AYLA ke “jalan lintas”, RA mendapatkan upah 1 - 1,5 juta

‘cennel’,” ujarnya.  Ar dan Rano Rano adalah adalah sedikit sedikit dari sekel sekelumit umit

rupiah. Biaya transportasi dan makan selama

kisah anak-anak yang tinggal di daerah bekas

perjalanan ditanggung oleh pemilik rumah makan sekaligus kafe remang-remang. Rano juga kerap

lokalisasi. Tingginya minat user user yang  yang menginginkan PSK muda/remaja, wilayah padat penduduk

mendapatkan kiriman uang dari temannya yang

 yang dekat dekat dengan dengan pusat pusat bisnis, bisnis, dan budaya budaya

sudah “sukses” karena mendapatkan banyak

kekerasan terhadap anak-anak di eks lokalisasi,

konsumen atau mendapatkan uang lebih, “bonus”

memicu seringnya anak mengalami kekerasan dan

dari user user..

eksploitasi seksual.

Selain itu, ia kerap diminta membantu

Selain Ar dan Rano, ada juga anak yang awalnya

menjajakan dan menemani temannya mencari

menjadi biduan organ tunggal, kemudian menjadi

user hingga user  hingga bertransaksi langsung. Dalam sekali

pemandu lagu di kafe remang-remang sekaligus

transaksi, ia bisa mendapatkan uang 200 hingga

menjual minuman. Lalu lambat laun menjadi PSK.

300 ribu rupiah dari user user dan  dan AYLA. “Mereka itu sering minta cariin ‘cennel’, Mbak, sama aku. Kalau dapet ‘cennel’, aku dikasih uang

 Ada juga juga anak dari dari seorang seorang PSK, PSK, dititipkan dititipkan ke  warga yang yang memiliki memiliki profesi profesi menjadi menjadi mucikari, mucikari, ataupun mantan mucikari. Mereka kemudian

175

176

100 ribu dari si om. Kadang-kadang sampe 300

ditelantarkan atau ditinggalkan tanpa kabar oleh

ribu. Tergantung om-omnya juga. Selain dapet dari

PSK tersebut. Ia kemudian menjadi anak angkat

si om, aku juga minta ke temenku yang aku kasih

sang pengasuh. Setelah remaja, anak perempuan

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

ini membaur dengan masyarakat sekitar saat transaksi seksual terjadi. Situasi ini sangat berpengaruh pada perkembangan masyarakat di kampung karena mereka  berdekatan  berdek atan dengan dengan kegiatan kegiatan seks seks bebas, bebas, narkoba, kejahatan perdagangan orang, dan sangat rawan kriminalitas. Hal ini memungkinkan anak-anak, khususnya perempuan muda seperti Ar, terjebak dalam situasi menjadi AYLA. Keprihatinan masyarakat terhadap situasi ini mengantarkan mereka bekerja sama dengan CCC untuk membantu anakanak seperti Ar. Namun ternyata tak semudah yang dibayangkan. Saat CCC pertama kali datang dan bertemu dengan masyarakat di dua eks lokalisasi tersebut, mereka sama Anak-anak belajar tari daerah Lampung bersama relawan dari Sanggar Taman Budaya

sekali tidak menunjukkan ketertarikan. CCC dianggap seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) umumnya yang kerjanya cuma mencari data. Saat memperkenalkan Program Peduli, mereka juga berhadapan dengan premanisme yang sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat di lingkungan  bekas lokalis lokalisasi. asi. Belum Belum lagi lagi menghadapi menghadapi

tersebut diminta bekerja, membantu

masyarakat yang menganggap CCC seperti

ekonomi keluarga dengan menjadi PSK.

“malaikat penolong” yang datang dengan

KPM merupakan hasil inisiasi warga  yang tinggal tinggal di dua dua bekas bekas lokalisasi lokalisasi Pemandangan (Kelurahan Waylunik)daerah yang juga kerap disebut Kampung

 berbagai  berbag ai macam bantuan bantuan.. Namun situasi ini tak menyurutkan langkah. Langkah penting Program Peduli di dua

Sawah, dan eks lokalisasi Pantai Harapan

lokasi tersebut adalah saat bertemu dan

(Kelurahan Panjang Selatan) yang berada

mengenal orang-orang kunci yang memiliki

di Kecamatan Panjang. Kedua lokasi ini

pengaruh dan mau bertindak mengubah

sangat berdekatan dengan pelabuhan kapal

situasi, seperti keluarga Nur Salim (58)

peti kemas milik Pelabuhan Indonesia

di Kelurahan Way Lunik dan Keluarga

(PELINDO) II.

Herman Nasir (56) di Panjang Selatan.

Di pelabuhan, orang keluar masuk dan memudahkan PSK melakukan transaksi

Keduanya tokoh utama KPM. Nur Salim adalah pendatang

seksual, baik dengan para pendatang

dari Banten yang lama bermukim di

maupun dengan masyarakat sekitar

perkampungan Kampung Sawah. Awalnya

karena lokasi mereka berada di dalam

Nur Salim menentang keberadaan CCC. Ia

perkampungan.

menganggap CCC mendukung keberadaan

Berpuluh tahun sudah kedua lokalisasi

eks lokalisasi karena melindungi anak-anak

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

 yang terjebak terjebak situasi AYLA. Saat audiensi dengan Walikota Bandar Lampung, CCC dianggap mau melegalkan praktik prostitusi di Bandar Lampung. Tantangan di atas dijawab CCC dengan strategi melakukan pendekatan serta menggandeng pemerintah, khususnya Dinas Sosial dan Dinas Perlindungan Perempuan dan Perlindungan  Anak (PPPA), (PPPA), sebelumny sebelumnya a Badan Kepend Kependudukan udukan dan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKKB dan PP) Kota Bandar Lampung. Bersama dengan Dinas Sosial dan PPPA, CCC melakukan sosialisasi tentang pemenuhan hak dan perlindungan AYLA di dua eks lokalisasi agar dapat diterima oleh masyarakat. Setelah berhasil masuk dan mengenal  beberapa  beber apa tokoh di sana, CCC mencari mencari tokoh tokoh kunci kunci  yang berpengar berpengaruh uh dan memilik memilikii komitmen komitmen serta serta konsisten untuk merubah situasi AYLA. Selama 5 tahun lebih terbentuknya KPM, KPM mengalami  jatuh bangun bangun dalam dalam perjalanan perjalanannya. nya. Kesadaran Kesadaran masyarakat yang beranggapan CCC hadir untuk

Nur Salim dan Herman Nasir, tokoh masyarakat penggerak perubahan terhadap kondisi AYLA di Kelurahan Way Lunik dan Panjang Selatan

memberikan bantuan membuat CCC sulit mencari tokoh kunci yang memiliki niat tulus melakukan

Perangkat Daerah (OPD) dan lembaga lainnya

perubahan terhadap situasi AYLA.

karena KPM sering mengalami penolakan jika

KPM pernah mengalami vakum selama  beberapa  beber apa tahun pada kepengur kepengurusan usan pertama pertama karena karena

mendatangi OPD satu per satu. Berhasil mendinamisir dinas-dinas pemerintah,

salah menempatkan kader di kepengurusan KPM.

lewat forum tersebut CCC memfasilitasi KPM

Hal ini dipicu adanya anggapan masyarakat dengan

 berinteraksi  berinte raksi dengan dengan OPD OPD dan lembaga lembaga lainnya lainnya..

dibentuknya KPM akan ada bantuan dana dan

Komunikasi yang baik di antara mereka membuat

modal usaha dari CCC atau pihak lain. Akibatnya ada beberapa kelompok masyarakat yang berebut

kader-kader KPM mendapatkan pembinaan lebih lanjut oleh Dinas PPPA dan lembaga sosial

dan saling intrik untuk menjadi Ketua KPM. Adanya

masyarakat lainnya.

korupsi dana program KPM oleh pengurus juga membuat progam tidak berjalan di komunitas. Pentingnya investigasi tokoh kunci dan upaya

Kader KPM pun menjadi kader Perlindungan  Anak Terpadu Terpadu Berbasis Berbasis Masyarak Masyarakat at (PATBM). (PATBM). Kapasitas KPM meningkat karena dibekali dengan

melahirkan kader-kader baru, serta ditunjang

pelatihan-peningkatan kapasitas seperti pelatihan

edukasi yang intensif dan peningkatan kapasitas

hak anak, pola asuh, paralegal, dan analisa anggaran

kader, menjadi faktor yang sangat penting

 berbasis  berbas is anak sebagai modal KPM melakukan melakukan

dalam membentuk kader organik yang lahir dari

advokasi di masyarakat.

komunitas. Pembentukan Kelompok Kerja dan Gugus Tugas penanganan dan reintegrasi sosial bagi

Salah satu kemajuan dari kerja sama ini adalah diangkatnya Iin Indrawati, salah satu anggota KPM, sebagai Ketua PATBM Bandar Lampung dan Ketua

177

178

anak korban kekerasan dan perdagangan orang

Forum Orang tua Asuh (FOtA). Ia aktif melakukan

di Bandar Lampung menjadi forum yang efektif

advokasi kasus kekerasan terhadap anak di

untuk mempertemukan KPM dengan Organisasi

Kecamatan Panjang dengan memanfaatkan jaringan

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

PATBM dan FotA. Cara ini lebih efektif

Herman Nasir

sehari-hari bekerja sebagai nelayan.

dalam mendapatkan tanggapan segera

Sebelum aktif di KPM, dia aktif di berbagai

dari pihak kepolisian dan dinas dalam

kegiatan-kegiatan kemasyarakatan,

pendampingan kasus.

khususnya mengenai pemberdayaan

Setelah melihat apa yang dilakukan

masyarakat nelayan. Ia pernah tercatat

CCC, Nur Salim yang sebelumnya

sebagai relawan Wahana Lingkungan Hidup

menentang keberadaan CCC menjadi

(WALHI) Lampung dan LSM Lingkungan

 berubah  beruba h haluan. haluan. Tidak mudah

Mitra Bentala.

mendapatkan simpati darinya. Butuh lebih

Tangan dingin keduanya dan kerja-

dari dua tahun untuk menggugah hatinya

kerja untuk meyakinkan masyarakat

untuk menjadi lebih peduli dan melakukan advokasi kasus-kasus anak di komunitas.

membuat Program Peduli diterima dan didukung masyarakat dua kelurahan

Melihat jatuh bangun dan kegigihan CCC dalam membangun KPM, serta kegiatan-

tersebut. Setelah pembentukan KPM, CCC

kegiatan yang dilakukan CCC bersama

 bersama warga di dua eks eks lokalisasi lokalisasi

anak dan memberikan perubahan yang

melakukan pemetaan masalah-masalah

 baik terh terhadap adap anak anak,, Nur Nur Salim Salim terg tergugah ugah

 warga. Hal Hal ini menjadi menjadi bahan bahan diskusi diskusi

untuk lebih peduli terhadap KPM dan anak

di antara masyarakat. Pemetaan ikut

di komunitas. Ia bahkan menghibahkan

membuka wacana tentang tanggung jawab

tanahnya yang berdekatan dengan musala

 warga eks eks lokalisasi lokalisasi terhadap terhadap lingku lingkungan ngan

miliknya menjadi sanggar untuk anak-anak

sosial untuk bersama-sama melakukan

di Kelurahan Way Lunik.

perlindungan dan pemenuhan hak AYLA,

Cerita Herman Nasir (56) sebagai

serta menghapus stigma wilayah itu

penggerak KPM di Kelurahan Panjang Selatan lain lagi. Ia sebenarnya pendatang dari Palembang, Sumatera Selatan, yang

dianggap tempat maksiat. Pertemuan-pertemuan untuk mendiskusikan berbagai persoalan warga

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

dilakukan. Persoalan yang mengemuka adalah kemiskinan dan pendidikan yang rendah menjadi persoalan krusial yang harus ditangani. Diskusi lanjutan dengan masyarakat, setelah pemetaan masalah, melahirkan usulan untuk membentuk satu wadah sebagai alat mempersatukan kehendak warga. Pada forum dialog warga, disepakati aktor penggerak dan nama alat pemersatunya yaitu Komite Pendidikan Masyarakat. KPM diharapkan menjadi tempat  warga berdisk berdiskusi usi dan memban membangun gun cita-cita cita-cita  bersama  bersam a mewujudkan mewujudkan dunia dunia yang yang lebih baik untuk untuk kepentingan anak. Hingga saat ini, KPM telah dua kali berganti kepengurusan di Kelurahan Way Lunik dan tiga kali pergantian kepengurusan di Kelurahan Panjang Selatan. KPM menjadi ujung tombak kegiatan seperti pelatihan hak anak, pelatihan pola pengasuhan  yang baik, baik, konseling konseling anak dan orang tua, tua, advokasi advokasi hak dasar anak di komunitas, dan menjadi wadah menyusun Rencana Aksi Masyarakat (RAM). Melalui RAM, warga menyusun bersama langkahlangkah dan strategi kegiatan KPM dalam upaya perlindungan dan pemenuhan hak anak. Selain melakukan pendampingan kasus dan pemenuhan hak anak terutama AYLA, KPM juga dipercaya masyarakat untuk membantu kasuskasus lainnya seperti membantu masyarakat yang sakit untuk mendapatkan layanan kesehatan gratis, hingga membantu masyarakat yang belum memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan akta kelahiran.

Sanggar menjadi tempat berbaurnya AYLA dengan

Tidak jarang juga kader KPM menjadi tempat

anak lainnya di komunitas. Selain itu, sanggar

curhat masalah keluarga oleh beberapa masyarakat.

 juga menjadi menjadi wadah wadah anak-anak anak-anak berekspr berekspresi esi dan

Lagi-lagi konsolidasi dengan pemerintah

menyampaikan pendapatnya. Belakangan ini,

menjadi langkah jitu dalam mendapatkan solusi

sanggar juga menjadi pusat kegiatan kesenian dan

pembuatan identitas (akta) anak titipan PSK di eks

Taman Pendidikan Agama (TPA).

lokalisasi. Strategi diawali dengan audiensi dan lobi

Selain membuat sanggar, CCC bersama KPM

kepada Kelurahan Way Lunik, Panjang Selatan,

 juga membentu membentuk k Forum Forum Anak di dua keluraha kelurahan n

dan Kecamatan Panjang serta Dinas PPPA Kota

tersebut. Forum Anak melibatkan AYLA sebagai

Bandar Lampung. Jurnalis lokal lalu dilibatkan

pengurus forumnya. Sama seperti kepengurusan

sehingga persoalan terangkat ke publik. Akhirnya,

KPM memiliki program kegiatan yang diberi nama

Camat Kecamatan Panjang bersedia mengkoordinir

Rencana Aksi Masyarakat (RAM), Forum Anak juga

179

pembuatan akta kelahiran. Selain kegaiatan tersebut, CCC bersama KPM membuat sanggar di dua kelurahan tersebut.

180

memiliki program kegiatan tahunan yang diberi nama Rencana Aksi Forum Anak (RAFA). Salah satu kegiataan RAFA adalah Gebyar

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

Inklusi pada peringatan Hari Anak Nasional (HAN) di Kecamatan Panjang sebagai upaya penghapusan stigma masyarakat terhadap anak-anak yang tinggal di wilayah Panjang. Belakangan ini, KPM mampu

pada malam hari. Apabila ada anak yang KPM sedang berbincangbincang di Sanggar Muda Ceria

masih nongkrong malam di seputaran eks lokalisasi, Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) langsung menegur anak dan mendatangi atau menghubungi

melakukan advokasi dan upaya

Rukun Tetangga (RT) setempat untuk

perlindungan di eks lokalisasi lewat

menegur anak dan orang tuanya.”

“Kesepakatan Warga”  Warga”  yang  yang dibuat warga

“Saya sering melihat Pak Made

dan para pemangku kepentingan lainnya di

 berkunjung  berkun jung dan dan keliling keliling di di area eks eks

dua kelurahan, Panjang Selatan dan Way

lokalisasi. Pak Lurah juga sering datang

Lunik.

ke sini, mengontrol TPA yang ada di

Kerja-kerja KPM dirasakan Ana

Balai Pertemuan Umum (BPU),” ujar

Mariana (59). “Saat ini sudah tidak ada

 Ana Mariana. Mariana. Made adalah anggota anggota

lagi anak yang bermain di lokalisasi

Bhabinkamtibmas.

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Bhabinkamtibmas sedang melakukan patroli jam malam anak di bekas lokalisasi

“Dulu BPU suka jadi tempat mojok dan ngelem  anak anakanak. NAMUN, sekarang BPU disulap menjadi TPA oleh

Sebelumnya, BPU yang berada di tengah-tengah eks lokalisasi Kelurahan Panjang Selatan sering dijadikan tempat maksiat oleh para PSK dan anakanak. “Dulu BPU suka jadi tempat mojok dan ngelem ngelem   anak-anak. Namun, sekarang BPU disulap menjadi TPA oleh Lurah Panjang Selatan dan ini baru pertama kali terjadi sepanjang saya tinggal di sini,”

Lurah Selatan dan iniPanjang baru pertama kali terjadi sepanjang saya tinggal di sini,” Ana Mariana

ujar Ana Mariana, salah satu warga yang sudah cukup lama tinggal di eks lokalisasi. Kini KPM mampu melahirkan kader-kader baru dan handal. Mereka tak hanya jago kandang, para kader mampu menjadi pelaku utama PATBM. Konsep yang dikembangkan KPM menjadi percontohan gerak PATBM. Peran kader-kader KPM menjadi penentu dinamika PATBM di Kota Bandar Lampung. Mereka juga terlibat aktif membantu Dinas PPPA dalam upaya memenuhi persyaratan Kota Bandar Lampung sebagai Kota Layak Anak (KLA).

181

182  

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Melintasi Lorong, Memanusiakan AYLA Oleh Edi Ariadi YKPM, Makasar

183

184  

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 



ukiyah (41) tinggal di Kaloku Bodoa, kelurahan paling padat penduduknya di Kecamatan Tala, Kota Makassar. Rumahnya yang kuning terang,

 berdesakan  berdes akan dengan dengan rumah-ruma rumah-rumah h lainnya di salah satu lorong di jalan kapal dek. Anaknya, Yuli, tinggal di lantai dua. Lima saudara Yuli laki-laki. Keluarga besar dengan banyak anak sudah biasa di Kaloku Bodoa. Khususnya di Rukun Tetangga (RT) tempat Rukiyah

Lorong-lorong di Kota Kota Makassar tak hanya menjadi saksi terjadinya terjadinya beragam bentuk kekerasan

tinggal, RT 3 yang populasinya mencapai hampir 200 keluarga. Jika malam hari datang, jalan-jalan kampung terasa sesak dengan motor, anak kecil  berlari-lari  berlari -lari di tengah jalan, jalan, sementara sementara yang remaja remaja nongkrong di pinggir jalan, orang dewasa duduk di depan rumah dengan keluarga yang lain. Belum lagi pedagang yang menjajakan dagangannya. Jalan-jalan kampung yang lebarnya

pada anak. Ia juga saksi tumbuhnya para kader Peduli anak.

hanya 1,5 - 2,5 meter inilah yang disebut lorong. Lorong-lorong ini menghubungkan satu kampung dengan kampung lainnya, kelurahan hingga kecamatan. Jika di Pulau Jawa, lorong itu mirip dengan gang.

185

186

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

“Lorong-lorong di sini sudah tak

udang yang makin malam makin laris

seangker dulu,” kata Rukiyah. Dulu orang

pembeli. Kambi pembeli.  Kambing ng artinya  artinya bakwan. Artinya

tidak berani datang ke kampung-kampung

masyarakat memandang buruk perempuan

sepanjang lorong. Di samping jalan menuju

 yang nongkrong nongkrong hingga tengah malam malam tapi tapi

rumahnya rusak dan gelap tak berlampu,

tak mampu berbuat sesuatu.

kawasan ini dikenal rawan kejahatan. Menurut data, ada sekitar 7 dari 5

 Ada juga juga istilah istilah “Ajuri”, “Ajuri”, anak jual jual diri. Istilah ini dipakai oleh kelompok-kelompok

kecamatan di Kota Makassar yang memiliki

 waria.

situasi serupa dengan Kelurahan Kaluku Bodoa. Semuanya terhubung oleh loronglorong seperti digambarkan di atas. “Biasanya kawasan-kawasan ini memiliki kesamaan. Penduduknya padat,  banyak pengang pengangguran, guran, pendidi pendidikan kan dan layanan kesehatan rendah. Lorong-lorong ini sebenarnya rata-rata merupakan kantong-kantong orang miskin di Makassar.

“Sebagian besar laki-laki di sana bekerja di bidang informal, inform al, rat r ata-rat a-rata a buruh bu ruh bangunan. Mabuk karena minuman keras pemandangan

Penduduknya padat, hampir tiap rumah  bisa dihuni dihuni oleh oleh dua sampai sampai empat empat keluarga. Rumah Rukiyah yang luasnya sekitar 50 meter persegi, ditinggali dua

biasa.” Istilah-istilah serupa juga dipakai

keluarga. “Totalnya sembilan orang,” kata

untuk menunjukkan identitas kelompok.

Rukiyah.

GGS salah satunya, atau Gila-Gila Sendiri.

Sebagian besar laki-laki di sana

Mereka adalah sekelompok remaja

 bekerja  bekerj a di bidang bidang informal, informal, rata-rata rata-rata buruh buruh

perempuan yang duduk di bangku Sekolah

 bangunan.  bangun an. Mabuk Mabuk karena karena minuman minuman keras keras

Menengah Pertama (SMP). Mereka saling

pemandangan biasa. Tak sedikit anak

 bersahabat  bersaha bat karena karena merasakan merasakan nasib nasib yang yang

remaja yang putus sekolah, menganggur,

sama, tak puas dengan situasi ekonomi

dan terlibat kenakalan remaja serta obat-

keluarga dan kerap dimarahi orang tuanya

obatan terlarang. Belakangan, tak sedikit

di rumah.

anak-anak kecil mengelem mengelem,, mengisap aroma lem agar bisa merasakan sensasi

Tahun lalu, Rukiyah dan temantemannya berhasil membebaskan anak saat

memabukkan. Inilah yang membuat

hampir ditahan polisi.

kawasan lorong dikenal rawan. Dulunya

“Ibunya Rizki datang pada saya. Dia

 juga sering sering ada ada perang busur yang

minta tolong karena anaknya hilang. Dia

penyebabnya sepele saja. Kadang karena

 juga sudah sudah lapor lapor polisi. polisi. Kami akhirnya akhirnya

perempuan, kadang karena tersenggol saat

masuk kampung keluar kampung untuk

naik motor,” tambah Rukiyah.

mencari anak-anak GGS itu. Akhirnya

 Anak-anak  Anak-ana k remaja, remaja, laki-laki laki-laki dan

ditemukan. Ternyata mereka merencanakan

perempuan, nongkrong tengah malam

akan melarikan diri ke Kota Tarakan,

adalah hal biasa.

Kalimantan Utara. Kami lakukan mediasi,

 Ada istilah istilah untuk untuk anak remaja remaja perempuan yang nongkrong hingga tengah

 baik dengan dengan keluarga keluarga ketiga anak anak itu, juga dengan kelurahan dan polisi. Akhirnya

malam. Mereka dijuluki “ Kambi  Kambing ng Potele Potele”. ”.

mereka setuju tiga anak itu dikirim

Sebenarnya istilah ini asalnya sebutan

ke rumah aman Dinas Pemberdayaan

untuk pedagang bakwan mini berisi

perempuan dan Anak (DPPA) untuk

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

mendapat penyadaran. Tentu saja tak semua kasus  bisa diselesa diselesaikan ikan dengan dengan baik baik seperti seperti GGS. GGS. Ada  juga anak anak remaja remaja yang memutus memutuskan kan meninggal meninggalkan kan rumah dan bekerja sebagai penghibur di kafe dan  warung-warung  warung -warung pangkal pangkalan an truk.” truk.” Kabar baiknya, orang-orang seperti Rukiyah kini makin banyak di Kelurahan Kaluku Bodoa. Bahkan ada juga yang berprofesi sebagai perantara perdagangan anak, kini berhenti dan bergabung untuk memperbaiki kondisi anak di sekitar rumahnya. “Saya sekarang punya 10 kader di kelurahan sini,” kata Ruki, panggilan Rukiyah. Ia adalah kader  Yayasan Kajian Pemberda Pemberdayaan yaan Masyarkat Masyarkat (YKPM) (YKPM)  yang mendampin mendampingi gi anak-anak anak-anak yang yang dilacurkan, dilacurkan, atau atau  AYLA.  Yayasan Kajian Pemberd Pemberdayaan ayaan Masyarakat Masyarakat   melibatkan Rukiyah menjadi pendamping karena pengalamannya menjadi penggerak warga di kampungnya sendiri. Dia juga merupakan warga setempat dengan pengalaman sebagai anak, istri, maupun ibu. Keterlibatannya menjadi pendamping YKPM memberikannya keleluasaan untuk membuat lingkungan tempatnya tinggal menjadi kawasan  yang tak lagi dianggap dianggap rawan. “Kami “Kami buat buat mereka mereka punya kesibukan yang bermanfaat. Anak-anak, laki-laki, juga ibu-ibu,” ujar Rukiyah tentang resep membuat kampungnya lebih nyaman. Bersama Program Peduli, dia merancang

“Tapi itu semua bukan sekedar kegiatan.

 berbagai kegiatan  berbagai kegiatan yang meliba melibatkan tkan dan bermanf bermanfaat aat  buat warga. warga. Di masjid masjid kini kini ada Tempat Tempat Pendidik Pendidikan an

Majelis taklim misalnya, kadang dihadiri 7 hingga 30 orang perempuan. Mereka tak hanya datang

 Alquran (TPA) yang yang aktif tiap hari. Masjid menjadi menjadi

mengaji, kami juga berdiskusi masalah-masalah di

salah satu pusat kegiatan warga. AYLA juga mengaji

kampung,” tambah Rukiyah.

di tempat ini. Salah satu korban AYLA kini menjadi pengajar dan imam masjid.  Ada pula pula Forum Warga yang yang dihadiri dihadiri laki-laki laki-laki

Cara tersebut ternyata efektif untuk mengurangi ketegangan-ketegangan antar tetangga karena  bisa mendetek mendeteksi si masalah masalah sejak awal. Selain Selain itu, itu,

dan perempuan, diadakan tiap bulan atau sesuai

anak yang dilacurkan (AYLA) juga berbaur dengan

kebutuhan untuk mendiskusikan masalah-masalah

masyarakat lainnya sehingga terbangun kesadaran

mendesak kampung.

untuk berubah.

 Ada juga juga Forum Forum Anak yang yang memberika memberikan n keleluasaan anak-anak berkumpul, menuangkan

“Kami juga berusaha membuat mereka  berprestasi  berpre stasi dan dan bangga. bangga. Tiga tahun berturut berturut-turut -turut

187

188

ide-ide dan mewujudkan kegiatannya melalui seni seperti teater, olahraga, dan menari. Selain itu, ada

anak-anak muda di sini menjadi panitia Pesta Rakyat,” cerita Rukiyah. Pesta Rakyat sebenarnya

majelis taklim untuk perempuan yang ingin belajar

adalah perayaan 17 Agustusan yang tidak pernah

mengaji tiap hari Sabtu dan Minggu.

dilakukan oleh anak-anak secara umum, apalagi

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

membuat mereka mudah terpengaruh halhal negatif seperi ngelem ngelem dan  dan obat-obatan. Karena harus tampil, mereka harus siap secara mental dan maju ke depan dengan rasa percaya diri. Itulah yang dirasakan anak. Lebih jauh lagi, mereka mulai dapat berpikir agar waktu mereka dapat  bermanfaat.  bermanf aat. Rupanya kegiatan-kegiatan ini memberikan efek positif yang membuat  warga terpicu terpicu menyeles menyelesaikan aikan masalahmasalahmasalah yang muncul pada Forum Warga. Salah satunya masalah pendidikan anakanak putus sekolah.  Anak yang yang kehilangan kehilangan percaya percaya diri diri untuk bersekolah karena stigma negatif, memilih tidak mau sekolah. Mereka sudah  bermukim  bermuk im di kawasan kawasan yang yang kurang kurang baik, baik, di kampung yang mendapatkan stigma anak nakal. Kemudian mereka juga diketahui di sekolah sebagai anak yang mudah diajak oleh laki-laki. Karena kondisi inilah, penting untuk memikirkan masa depan anak. Kader memberikan dukungan melalui pendidikan non formal dan kejar paket anak-anak yang diurus oleh warga agar mereka mendapatkan pendidikan yang layak dan setara demi masa depan.  AYLA. Mereka Mereka bergemb bergembira ira pada malam peringatan 17-an. Lorong-lorong penuh sesak. Sebagian  bahkan ditutup ditutup untuk untuk panggung panggung dan lapangan penonton yang mencapai ratusan. Sebagian anak-anak muda menjadi panitia.

M

  estinya Sumarni (52) gembira sebab laporan tentang kasus Kekerasan Dalam Rumah

Tangga (KDRT) di Kelurahan Tamamaung

Sebagian lagi tampil main teater dan

menurun drastis tahun lalu. Dari 30

menari. Banyak orang penting diundang,

kejadian kasus KDRT pada 2016, menurun

termasuk Kapolres Makassar. Pemerintah

hingga tersisa 11 kasus KDRT pada 2017. Ia

kota sengaja melibatkan anak dan memberi

 yakin itu merupak merupakan an dampak dampak kerja-kerja kerja-kerja

ruang kreativitas bagi anak rentan dan

 yang dia dan teman-tema teman-temannya nnya lakukan lakukan

 AYLA.

dalam mendampingi korban KDRT sejak

Manfaat kegiatan ini berdampak

2014. Namun sebagai kader Peduli, dia

langsung terhadap rasa percaya diri anak atau self condence. condence. Dulunya anak di

prihatin karena angka kasus kekerasan terhadap anak justru naik.

 wilayah ini ini adalah adalah anak yang yang minder minder dan

“Tahun lalu, ada 11 kasus KDRT dan

tidak memiliki kepercayaan diri sehingga

22 kasus kekerasan terhadap anak. Sampai

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Mei 2017, kami mencatat ada 5 kasus kekerasan

kelurahan yang paling padat di Kecamatan

terhadap anak,” ujar Sumarni.

Panakukang, tak memiliki ruang-ruang publik

Kasus kekerasan terhadap anak ini beragam

seperti taman yang bisa membuat para remaja ini

 bentuknya.  bentuk nya. Yang Yang paling banyak adalah kasus kasus

 berkegiatan  berkeg iatan dan dan melepaskan melepaskan ketegan ketegangan gan di rumah

kekerasan sik dan verbal. Disusul kasus pencurian

mereka yang sempit. Sumarni mengatakan tiap

dan “ngelem”. Terakhir, kekerasan seksual.

rumah di Tamamaung bisa ditinggali oleh 2 hingga 4 keluarga.

“Saya lebih baik dipukul berkali-kali daripada dimaki-maki sebagai pelacur. pelacu r. Padahal Pada hal saya saya tak melakukan itu. Saya ingin pergi saja dari rumah.” Ade

Sejak orang tuanya berpisah, Rina tinggal  berdua dengan ayahnya yang yang bekerja bekerja sebagai sebagai tukang tukang sapu di sebuah Sekolah Dasar (SD). Belakangan Rina merasakan sikap ayahnya yang aneh. Ayahnya suka mengeringkan badannya sehabis mandi, sambil menyentuh bagian-bagian tubuh Rina yang intim. Padahal Rina bukan anak kecil lagi. Dia gadis sepantaran Ade.  Ade kaget kaget mendengar mendengar cerita itu. itu. Ia lantas lantas mengajak Rina bertemu Sumarni di shelter shelter untuk  untuk  berkonsultasi  berkon sultasi.. “Saya bilang itu tidak boleh dilakukan oleh ayahnya. Itu bentuk kekerasan seksual. Saya

Peningkatan ini bisa jadi berkaitan dengan

sampaikan tentang hak-hak dia sebagai anak.

makin terbukanya kesadaran warga Tamamaung

Saya juga menyarankan Rina tidak tinggal dengan

terhadap bentuk-bentuk kekerasan terhadap anak,

ayahnya, tapi saya bingung saat itu karena dia

seperti yang diperlihatkan oleh Ade, siswa Sekolah

tak mungkin tinggal di rumah saya. Saya punya

Menengah Pertama (SMP) dampingan Program

6 orang anak, 4 di antaranya laki-laki. Untunglah

Peduli.

 Ade justru justru berani berani mengambil mengambil inisiati inisiatif. f. Ia mengajak mengajak

“Saya lebih baik dipukul berkali-kali daripada dimaki-maki sebagai pelacur. Padahal saya tak melakukan itu. Saya ingin pergi saja dari rumah,”

Rina tinggal sementara di rumahnya sehingga untuk sementara Rina aman,” ujar Sumarni. Tak lama, sang ayah datang mencari Rina. Ia

ujar Ade suatu kali mendatangi Sumarni di shelter shelter  

sampai juga ke shelter shelter Peduli  Peduli di rumah Sumarni.

 warga Tamamaung Tamamaung.. Sumarni berhasil menenangkan Ade sehingga

Ia mendesak Sumarni mengembalikan anaknya. Setelah perdebatan yang alot, Sumarni akhirnya

ia mengurungkan niatnya kabur dari rumah.

 berhasill meyakinkan  berhasi meyakinkan sang sang ayah. Sumarni

Tak hanya itu, ia juga membekalinya dengan

menjelaskan bahwa perbuatannya itu melanggar

pengetahuan tentang hak-hak anak menurut

hukum dan bisa dipolisikan. Sang ayah ketakutan.

undang-undang. Hal ini membuat Ade lebih percaya

Tak berhenti di situ, Sumarni dan kader Peduli

diri menghadapi situasi di rumahnya. Ini juga

 berupaya menemu menemukan kan tempat tempat tinggal tinggal ibu Rina.

membuatnya makin peka melihat potensi kekerasan

“Ia tinggal di Kota Makassar menjadi buruh cuci.

 yang terjadi terjadi di lingku lingkungannya ngannya,, termasuk termasuk yang

Setelah diceritakan tentang perbuatan suaminya, ia

dialami Rina, temannya.

 bersedia  bersed ia tinggal tinggal dengan dengan Rina,” Rina,” ujar Sumarni. Sumarni.

 Ade bertemu bertemu Rina di satu satu kesempatan kesempatan nongkrong bersama di sebuah sudut lorong yang

Tentu saja tak semua kasus kekerasan terhadap anak sederhana dan berakhir tenang seperti ini. Ada

189

remang. Nongkrong di lorong adalah satu-satunya kemewahan yang dimiliki anak-anak yang tinggal di wilayah tersebut untuk bertemu dan mengobrol dengan teman-temannya. Sebab Tamamaung,

190

 juga yang yang kompleks, kompleks, seperti seperti kasus kasus mucikari mucikari yang yang dipanggil Bunda. “Sasaran Bunda adalah pelajar-pelajar perempuan SMP dan Sekolah Menengah Atas

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

(SMA) yang orang tuanya miskin, tapi ingin tampil seperti pelajar-pelajar yang

Suasana pertemuan

 berat dan dan butuh butuh tindakan tindakan pemerintah. pemerintah. Untunglah Program Peduli telah

dilihatnya di TV dan internet. Pegang

membekalinya berjejaring kuat dengan

HP dan jalan-jalan di mal. Awalnya,

lembaga-lembaga pemerintah, seperti

Bunda mengajaknya jalan-jalan ke mal,

Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat

membelikannya makan. Berikutnya mereka

(FKPM), Dinas Pemberdayaan Perempuan

dikasih pegang HP. Senanglah mereka, toh toh..

dan Anak (DPPA), Dinas Kesehatan, dan

Tak lama ada laki-laki yang menelepon

Dinas Sosial di tingkat kota.

mereka dan mengajak bertemu di satu

Dalam waktu tak terlalu lama, melalui

tempat. Di sana, ia diajak makan dan

koordinasi dengan FKPM, Bunda akhirnya

diperkenalkan dengan minuman keras. Si anak menjadi mabuk dan tak ingat apa-

ditangkap polisi. Dinas Kesehatan memberikan layanan kesehatan bagi anak-

apa. Bangun-bangun dia sudah telanjang.

anak tersebut sementara DPPA dan Dinas

Rupanya laki-laki itu adalah langganan

Sosial memberikan pembinaan kepada

Bunda,” tuturnya. Sumarni semula tak

anak-anak tersebut.

percaya jika ada perempuan seperti Bunda,

Kini Tamamaung memiliki tim yang

 yang tega tega mendapatkan mendapatkan uang uang dengan dengan

cukup kuat untuk menangani kekerasan

memperdagangkan anak-anak perempuan

terhadap anak. Forum Anak Peduli

seusia SMP.

Panakukang (FAPP) yang dibentuk pada

Belakangan terbongkar, ada sekitar 8

2014, bersamaan dengan dimulainya

anak perempuan yang jadi korban Bunda.

Program Peduli, kini anggotanya meningkat

Sebagian mereka meneruskannya sebagai

3 kali lipat menjadi 60 anak. Tiap bulan

 jalan mendapatk mendapatkan an uang. uang. “Mereka “Mereka bilang bilang satu kali main dapat 100 ribu rupiah,” kata Sumarni. Untuk Sumarni, kasus ini tergolong

mereka bertemu mendiskusikan masalah dan kegiatan positif anak-anak muda. Mereka juga sudah terhubung dengan Forum Anak Kota Makassar (FAKM). Dua

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

anggota FAPP kini pengurus di FAKM.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota

Sejak tahun lalu, beranda rumah Sumarni

Makassar pada sebuah dengar pendapat (hearing ( hearing))

menjadi shelter shelter yang  yang menerima resmi pengaduan-

 yang difasilitas difasilitasii oleh Ketua DPRD, DPRD, Faraouk Faraouk M.Beta. M.Beta.

pengaduan berkaitan dengan kekerasan terhadap

Saat itu, dia dan 6 orang kader Peduli lainnya

anak ataupun anak yang dilacurkan. Mereka juga

sedang melakukan advokasi agar DPRD dan Pemkot

memiliki 8 rumah aman yang tersebar di tiap Rukun

Makassar segera mengeluarkan perda untuk

 Warga (RW). (RW). Sumarni Sumarni memiliki memiliki 20 orang kader, kader, 7 di

perlindungan anak.

antaranya kader aktif.

Lebih jauh, Sumarni melihat kemiskinan

“Tapi ada beberapa hal yang belum bisa dipenuhi. Saya mengusulkan ada taman-taman

menjadi salah satu akar masalah kekerasan terhadap anak. Itulah sebabnya, timnya secara

publik dan ada psikolog di tiap desa. Tak hanya

swadaya mencoba mengembangkan dukungan

korban yang membutuhkan layanan, para

ekonomi bagi orang-orang yang mereka dampingi,

pendamping juga membutuhkan healing sehingga

misalnya dengan menyediakan pelatihan

 bisa melakuka melakukan n perannya perannya dengan dengan optimal,” optimal,” jelas jelas

keterampilan dan modal untuk memproduksi

Sumarni tentang tantangan ke depan bagi para

makanan kecil untuk dititipkan ke warung-warung

pendamping.

di sekitar rumah mereka.

Selain itu, dia juga mengemukakan bahwa

Kini, anak-anak korban (AYLA) memiliki

teknologi informasi penting dilihat karena

kemampuan memproteksi diri dan memiliki

memberikan pengaruh yang sangat besar bagi

kemampuan membantu sesama remaja. Ada

perilaku anak, termasuk bentuk-bentuk kekerasan

 yang sudah sudah cukup matang dan malah malah berani berani

191

seksual yang baru, seperti pelacuran online dan  phone-sex .  phone-sex  Problem dan tantangan selama menjadi pendamping disampaikan Sumarni kepada Ketua

192

menggagalkan proses transaksi perdagangan seksual anak di wilayahnya sendiri. Lorong-lorong di Kota Makassar, tak hanya menjadi saksi terjadinya beragam bentuk kekerasan

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

 

pada anak. Ia juga saksi upaya membawa

No 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan

 berbagai  berbag ai pihak untuk untuk menautkan menautkan

 Anak.

kepentingannya pada perlindungan anak.

Draft awal Raperda ini disusun koalisi

Sebab dengan begitu, Makassar akan terus

organisasi masyarakat sipil dan individu

menggeliat menuju Kota Ramah Anak dan

 yang memberika memberikan n perhatian perhatian terhadap terhadap isu

 bebas eksploi eksploitasi tasi seksual seksual anak. anak.

anak dan partisipasi masyarakat, seperti  YKPM, Lembaga Lembaga Pembinaa Pembinaan n Anak (LPA), dan Kupas. Mereka menggandeng beberapa

Mendorong Perda Anak

individu termasuk Prof. Andi Pangerang, guru besar Fakultas Hukum Universitas

P

 besar pada pada partisipasi partisipasi hukum hukum warga. warga.

ada 9 April 2018, Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Perlindungan Anak Kota Makassar

Hasanudin Makassar, yang punya perhatian Rancangan awal ini kemudian diadopsi oleh DPRD dan diajukan sebagai Raperda

 yang didorong didorong YKPM dan bersam bersama a koalisi koalisi

inisiatif DPRD Kota Makassar. Raperda

organisasi masyarakat sipil lainnya di

ini salah satunya mengatur pendampingan

Makassar dinyatakan selesai dibahas pada

anak berbasis masyarakat.

sidang pleno DPRD Kota Makassar, tinggal menunggu pengesahan. Perda ini akan menjadi Perda

Raperda ini sangat mendesak bagi kotakota besar seperti Makassar. Pembangunan kota-kota besar selalu menyisakan kantong-

pertama di Pulau Sulawesi yang mengatur perlindungan anak. Waktu yang cukup lama

kantong kemiskinan yang rawan dengan kekerasan. Kepala Dinas Perlindungan

mengingat UU Perlindungan Anak sudah

Perempuan dan Perlindungan Anak

ada sejak 2002, yang kemudian menjadi UU

(DPPPA) Kota Makassar, Tenri A.Palallo

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

penting mengkonsolidasi dan mendinamisir koalisi masyarakat sipil. Pada salah satu dengar pendapat

“Jika ini disahkan, pendanaan Pemkot untuk program perlindungan anak akan meningkat meningkat hingga 200 persen.”

 yang sangat sangat penting penting dalam dalam Perda Perda ini, termasuk termasuk kota

Edi

akan memiliki perlindungan anak berbasis lorong,

dengan DPRD, YKPM meminta Sumarni dan dua pendamping lapang lainnya memberikan kesaksian tentang kebutuhan mendesak perlindungan bagi anak-anak lorong. Jika sudah terbit, menurut Edi, Perda ini menjadi angin segar bagi perbaikan upaya perlindungan anak di Makassar. “Ada beberapa isu

mewajibkan partisipasi masyarakat, larangan melakukan stigmatisasi kepada korban kekerasan, menyebutkan tingginya kasus-kasus anak, seperti

serta koordinasi antara 14 Organisasi Pemerintahan

anak jalanan, begal, pekerja anak, pekerja rumah

Daerah (OPD) dalam upaya melidungi anak.”

tangga anak, dan kasus eksploitasi seksual anak.

Perda juga akan berimplikasi terhadap

Pada 2016, kasus kekerasan anak sebanyak 276 kasus, sedangkan kasus anak yang dilacurkan

kepastian pendanaan program perlindungan anak. “Jika ini disahkan, pendanaan Pemkot untuk

(AYLA) menurut data YKPM pada 4 kecamatan

program perlindungan anak akan meningkat hingga

mencapai 69 anak. Meski memprihatinkan, tetapi

200 persen,” tambah Edi.

tingginya angka ini menurutnya merupakan

Selama Perda belum terbit, YKPM melalui

pertanda masyarakat sudah berani melaporkan

Program Peduli mendorong koordinasi pemerintah

kekerasan yang mereka alami.

untuk perlindungan anak dilakukan dalam kerangka

193

“Selama pembahasan Raperda, diselenggarakan  beberapa kali pertemu  beberapa pertemuan an informal informal dengan dengan anggota anggota

mendorong Makassar sebagai Kota Layak Anak,  yang dideklara dideklarasikan sikan Pemkot Pemkot Makassar Makassar pada pada 22

DPRD, dan satu kali dengar pendapat resmi,” ujar

September 2014.

Edi menceritakan bagaimana YKPM berperan

194  

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

MENYEMAI INKLUSI SOSIAL

 

Daftar Organiasi yang menyumbangkan pengalaman dan tulisan : 1.

Children Crisis Centre (CCC)

2. Konfederasi Anti Pemiskinan Indonesia (KAP Indonesia) 3. Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan dan Pembangunan (LPKP) 4. Lembaga Pengembangan Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perlindungan Perempuan Perempuan dan Anak (LP3TP2A) 5. Lembaga Perlindungan Anak Ja Jawa wa Timur (LPA Jatim) 6. Solidaritas Masyarakat Anak (Semak) 7.

Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI - Pusat, Bengkulu, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat)

8. Yayasan Tunas Alam Indonesia (Santai) 9. Yayasan Pengembangan Kemanusiaan (YPK) Donders 10. Yayasan Akses Indonesia (Yakin) (Yakin) 11. Yayasan Tanoker 12. Yayasan Sekretariat Anak Merdeka Merdeka Indonesia (Samin) (Samin) 13. Yayasan Kajian Pemberdayaan Masyarakat (KPM) 14. Yayasan Hotline Surabaya Surabaya (YHS) 15. Yayasan Wali Ati, Sumba

Informasi Lebih Lanjut Anak yang Dilacurkan Yayasan SAMIN Jl. Perintis 1, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta Telp: (0271) 530 620 http://yayasan-samin.org Anak Pekerja Migran Lembaga Pengkajian Kemasy Kemasyarakatan arakatan dan Pembangunan Perumahan Karanglo Indah Blok I/4, Tanjungtirto, Tanjungtirto, Singosari, Malang, Jawa Timur 65126 Telp: (0341) 472 557 Anak yang Berhadapan dengan Hukum Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jl. Hang Jebat III Blk F. No. 3 RT 4/ RW8, Gunung, Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibu kota Jakarta 12120 Telp: (021) 720 7372 http://pkbi.or.id/

195

www.programpeduli.org Program Peduli

196

[email protected]

@programpeduli

BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

@programpeduli

Program Peduli

#IDInklusif

 

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUANDAN PERLINDUNGAN ANAK  REPUBLIK INDONESIA

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF