KEMENTERIANPEMBERDAYAANPEREMPUANDANPERLINDUNGANANAK REPUBLIKINDONESIA
Menyemai
Inklusi
Sosial BUKU PRAKTIK CERDAS
PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
KEMENTERIANPEMBERDAYAANPEREMPUANDANPERLINDUNGANANAK REPUBLIKINDONESIA
Menyemai
Inklusi Sosial BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
Menyemai Meny emai Inklusi Sosial Buku Praktik Cerdas Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat
Tim Penulis Abdul Salim, Annisa Inayah, Anwar Sholihin, Bambang Y Sundayana, Dewi Astri Sudirman, DayaIwan Riswan, Edi Ariadi, Imelda Sulis Seda, Machrus, Nora Evriani, Odi Shalahuddin, Rachmat Tauik Oemar, Rambu W. Lodang, Sirot Fajar, Sisillia Vela Velayati, yati, Suharti, Tatang, Veronica Veronica Purwaningsih, Yudi Supriadi, Yuliyanti Anggraeni, Zuhro Rosyidah, Zulkarnain Kontributor dari Kementerian Pemberdayaan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Valentina Gintings Santi Herlina Zaenab Anisa Amirika Agung Budi Editor Dani Wahyu Munggoro Siti Maemunah Budhita Kismadi
Ilustrasi Deni Rodendo Desain Grais Galih Gerryaldy Foto Isi Dody Aries Kusumawidada Dwi Prasetyo Budi Santosa Iwan Joyo Suprapto Roni Purnawan Supardal Dokumen organisasi Foto Sampul Yusuf Ahmad
Publikasi ini diterbitkan oleh The Asia Foundation melalui Program Peduli dengan dukungan dari Kedutaan Besar Australia di Indonesia dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Pandangan Pandangan yang ada dalam publika publikasi si ini adalah adalah pandangan pandangan penulis dan tidak tidak mewakili mewakili pandangan Pemerintah Australia.
ii
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
Daftar ISI Daftar Singkatan
iv
Pendahuluan
4
Kata Pengantar
ix
Wilayah Cakupan Program Peduli
18
ANAK PEKERJA MIGRAN Dari Kader ke Leader
22
Laskar Peduli Lai Hau
36
Wahana Belajar Anak Umma Pande
46
Pola Po la Pe Peng ngas asuh uhan an AP APM M di di Desa Desa Pu Purw rwod odad adii
56
Mereka Yang Tergugah
64
Bergerak Bersama Melindungi APM
76
ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM Rumahku Tempatku Kembali
88
Menjaga Mimpi di Jalan Bali
99
LPKA Ramah Anak Jalan Panjang Gapai Dukungan Bagi Anak di Lapas
108
Melangkah Pasti
128
118
ANAK YANG DILACURKAN Di Depan Pintu Puskesmas, Tangannya Mendadak Dingin
143
Berdaya Bersama Dana Desa
155
Pendampingan Anak Rentan dan Korban Berbasis Sekolah
164
KPM dan Harapan Perlindungan Anak Mel elin inta tasi si Lor oron ong g, Mem Meman anu usi siak akan an AYL YLA A
172 184 184
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
iii
Daftar SINGKATAN A
B C D E F
iv
ABH
Anak Berhadapan dengan Hukum
ADD
Alokasi Dana Desa
APBDes
Anggaran Pendapatan Belanja Desa
AMPP
Anak yang Menjalani Pidana Penjara
APM AYLA
Anak Pekerja Migran Anak yang Dilacurkan
Bhabinkamtibmas
Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
BK
Bimbingan Konseling
BKKBD
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah
BNP2TKI
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
BPJS
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
BPS
Badan Pusat Statistik
BPU
Balai Pertemuan Umum
CCC
Children Crisis Centre
CSR
Corporate Social Responsibility
Dapil
Daerah Pemilihan
DO
Drop Out (sekolah) Out (sekolah)
DP3APKB
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana
DP3APPKB
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
DPRD
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Dukcapil
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
EKTP
Kartu Tanda Penduduk Elektronik
ESA
Eksploitasi Seksual Anak
FK FKG G
Fakultas Kedokteran Gigi
FKPABH
Forum Koordinasi Penanganan Anak Berhadapan dengan Hukum
FKPM
Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat
Fota
Forum Orang Tua Asuh
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
G H I
K
L M N O
P
Genre
Generasi Berencana
HAM
Hak Asasi Manusia
HIV
Human Immunodeiciency Virus
IMS
Infeksi Menular Seksual
KDR
Kelas Disciples Disciples Remaja Remaja
KIA
Kartu Identitas Anak
KIP
Kartu Indonesia Pintar
KIS
Kartu Indonesia Sehat
KLA
Kota/Kabupaten Layak Anak
KPLP
Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan
KPM
Komite Pendidikan Masyarakat
KPMD
Komite Pendidikan Masyarakat Desa
KPPPA
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
KTB
Kelas Tumbuh Kembang
KTP
Kartu Tanda Penduduk
Lapas
Lembaga Pemasyarakatan
LPA LPA LPKP
Lembaga Perlindungan Anak Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan dan Pembangunan
LSM
Lembaga Swadaya Masyarakat
MoU
Memorandum of Understanding atau Understanding atau Nota Kesepahaman Kesepahaman
MUI
Majelis Ulama Indonesia
Musrenbang
Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Musrenbangdes
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa
Napza
Narkotika dan obat/ bahan berbahaya, psikotropika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya
NTB
Nusa Tenggara Barat
NTT
Nusa Tenggara Timur
OPD
Organisasi Perangkat Daerah
P2TP2A
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak
PATBM
Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat
PAUD
Pendidikan Anak Usia Dini
PERDES
Peraturan Desa
PERSIT
Persatuan Istri Tentara
PKBI
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
PKBM
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Masyarakat
PKH
Program Keluarga Harapan
PKK
Pembinaan Kesejahteraan Keluarga
PLN
Perusahaan Listrik Negara
Posyandu
Pos Pelayanan Terpadu
PRA
Participatory Rural Appraisal atau Pengkajian Desa secara Partisipatif
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
v
P R
S
T U W Y
vi
PSK
Pekerja Seks Komersial
Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat
RAFA
Rencana Aksi Forum Anak
RAM
Rencana Aksi Masyarakat
Ranperda
Rancangan Peraturan Daerah
RKPD
Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
RPJMD
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
SANTAI
Yayasan Tunas Alam Indonesia
SD
Sekolah Dasar
SDN
Sekolah Dasar Negeri
SE
Surat Edaran
SEMAK
Yayasan Solidaritas Masyarakat Anak
SK
Surat Keputusan
SMA
Sekolah Menengah Atas
SMAN
Sekolah Menengah Atas Negeri
SMK
Sekolah Menengah Kejuruan
SMKN
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
SMP
Sekolah Menengah Pertama
SMPN STAIN
Sekolah Menengah Pertama Negeri Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
TKI
Tenaga Kerja Indonesia
TKSK
Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan
TKW
Tenaga Kerja Wanita
TNIAD
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat
TP TPA A
Taman Pendidikan Alquran
TPQ
Taman Pendidikan Quran
UPN
Universitas Pembangunan Nasional
UU
Undang-Undang
WPS
Wanita Pekerja Seks
Yasalti
Yayasan Wali Ati
YHS
Yayasan Hotline Surabaya
YKPM
Yayasan Kajian Pemberdayaan Masyarakat
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
Glosarium Aja
Saja
Blok
Bangunan yang berisi kamar-kamar di Lapas
Burn Out
Mengalami kejenuhan atas yang dilakukan selama ini dan tidak tahu cara penyelesaiannya
Cennel Dikeong
Jaringan, pelanggan, pengguna, konsumen Sebutan untuk anak-anak yang dikurung dalam kamar LPKA atau di LPKA itu sendiri
Eksploitasi
Pemanfaatan Pemanf aatan tubuh untuk tujuan seksual yang merugikan anak
Hayu
Mari/ayo
Identiikasi
Menentukan atau menetapkan
Kasi
Kepala Seksi
Kekerasan Fisik
Perlakuan dengan cara memukul atau mencubit yang dapat melukai anak secara isik
Kekerasan Verbal
Kekerasan yang dilakukan dengan cara membentak dan menghardik anak Kekerasan dan lain-lain sejenisnya
Klinik
Tempat layanan kesehatan
Komersial
Pencarian keuntungan atas tubuh anak
Konseling
Upaya membantu membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat prib pribadi adi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, lingkungann ya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan berdasarka n nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya. (Schertzer dan Stone, 1980).
Konselor
Orang yang melakukan konseling
Korban
Anak korban dilacurkan
Madya/Nindya
Tingkatan dalam Kabupaten Layan Anak
Monitoring
Proses rutin untuk melihat perubahan yang dialami anak
Narkoba
Narkotika, obat-obatan terlarang, terlarang, dan zat adiktif
Ngeles
Mengalihkan perhatian
Perkumpulan Inisiatif
Organisasii yang peduli terhadap penganggaran dan pemerintahan Organisas
Self Conidence
Rasa percaya diri
Sok
Silahkan
Stigma
Melakukan cap negatif pada anak
User
Pengguna seks anak
Warem
Warung remang-remang
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
vii
viii
BUKU PRAKTIK CERDAS
PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
Menyadari masih tingginya kasus kekerasan terhadap anak di masyarakat, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyambut baik dan apresiasi kepada Program Peduli dengan diterbitkannya buku “Praktik “Praktik Cerdas Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat: Menyemai Inklusi Sosial” Sosial” yang merupakan kumpulan karya dan kasus-kasus nyata yang diambil dari lapangan dalam praktek pola Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM). Harapan dari buku ini dapat mengajak semua unsur di tingkat nasioanal dan daerah sampai tingkat pemerintah terbawah, yaitu Desa/Kelurahan untuk menyelesaikan masalah kekerasan pada anak yang terjadi di masyarakat dengan berbagai isu dan situasi lokal dan menjadi inspirasi bagi dalam menentukan kebijakan perlindungan anak. Terima kasih dan penghargaan atas kerja keras seluruh pihak dalam penulisan buku ini. Semoga dengan hadirnya buku ini berkontribusi terwujudnya pemenuhan hak perlindungan anak di Indonesia.
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
ix
Kata pengantar A
nak-anak adalah masa depan. Mereka adalah titipan Allah pada ‘kita’ (kita mencakup ayah, ibu, keluarga dekat, guru-guru, dan manusia-manusia lain
yang memiliki memiliki kedekat kedekatan an dengan dengan sang anak), untuk untuk diasuh sehingga mampu menemukan jati dirinya, mengasah potensi-potensinya, serta memperluas pilihan-pilihan terbaik atas masa depannya. Pada mereka, kita bisa berharap tentang kebaikan umat manusia dalam membangun kehidupan dan mengelola sumber-sumber daya bumi yang amat terbatas ini. Berpijak pada persepsi di atas, kecakapan kita memberi perlindungan dan pengasuhan pada anak-anak, disertai dengan penyediaan arenaarena pengembangan diri yang tepat agar anakanak memiliki banyak pilihan untuk mengasah dirinya menjadi amat penting. Kita melihat, cukup banyak anak anak yang meraih prestasi prestasi dan dan mampu mengembangkan diri, karena mereka memiliki keluarga yang menyediakan rasa aman, nyaman, serta kesempatan yang cukup bagi anak-anak itu untuk memperkuat potensi dirinya. Sayangnya, tidak semua anak Indonesia memiliki ‘keberuntungan’ itu. Dalam perjalanan, kita menemukan bahwa cukup banyak anak-anak yang terabaikan, terabaikan, disisih disisihkan, kan, bahkan bahkan di stigma sehingga mendapat perlakuan kekerasan dari orang-orang dewasa maupun sebayanya. Data Kementerian Sosial (2016) menyatakan bahwa ada ada 4,1 juta juta anak telantar telantar dan sebagian sebagian dari dari mereka adalah anak-anak yang membutuhkan
x
BUKU PRAKTIK CERDAS
PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
perlindungan khusus, mencakup: (1)
dan bantuan sosial, penguatan penerimaan
anak dalam situasi darurat; (2) anak yang
sosial, dan kontribusi terhadap perbaikan
berhadapan berhada pan dengan dengan hukum; hukum; (3) anak dari dari
kebijakan-kebijakan di tingkat nasional
kelompok minoritas dan terisolasi; (4) anak
dan daerah. Anak, menjadi salah satu
yang tereksplo tereksploitasi itasi secara secara ekonomi ekonomi atau
pilar di Program Peduli, terutama dengan
seksual; (5) anak yang diperdagangkan; (6) anak korban penyalahgunaan napza;
mengembangkan program untuk anak-anak rentan yang menjadi populasi tersembunyi,
(7) anak korban penculikan, penjualan dan
yaitu anak anak yang dilacurk dilacurkan, an, anak yang
perdagangan; (8) anak korban kekerasan
menjalani pidana penjara, dan anak buruh
sik dan mental; (9) anak disabilitas; dan
migran.
(10) anak korban perlakuan salah dan penelantaran. Data anak telantar tersebut didapatkan
Berbagai cerita yang tertuang dalam buku ini ini menggambark menggambarkan an situasi situasi yang dihadapi anak-anak rentan tersebut.
belum melalu melaluii sensus sensus yang akurat. AnakAnak-
Bagaimana anak-anak rentan menjadi
anak yang dieksploitasi masih menjadi
korban, dipaksa menjalani hidup yang amat
populasi tersembunyi yang tidak tersentuh
keras, terhimpit dalam jeratan eksploitasi
oleh banyak pihak.
di berbagai sisi, mendapat stigma dari
Buku Praktik Cerdas Perlindungan
berbagai berbag ai kalangan kalangan bahkan bahkan sebaya sebaya mereka. mereka.
Anak Terpadu Terpadu Berbasis Berbasis Masyaraka Masyarakatt ini
Himpitan itu bisa bermula di rumah mereka
berusaha berusa ha menangkap menangkap berbagai berbagai pengala pengalaman man
sendiri, maupun di lingkungan di mana
organisasi masyarakat sipil dan komunitas
mereka tinggal, sampai ke ranah sekolah.
kecil masyarakat di 16 daerah untuk
Rumah, sekolah, dan lingkungan
memberikan sentuhan bermakna bagi
tempat tinggal yang seharusnya menjadi
anak-anak yang tersisih. Kegiatan tersebut
ruang paling aman bagi anak, berubah
didukung melalui Program Peduli.
menjadi ‘ruang yang berbahaya’. Ketika
Program Peduli dirancang untuk
anak-anak itu berupaya mencari ruang
mengembangkan pembangunan yang lebih
yang (ny)aman (ny)aman bersama bersama teman teman sebaya sebaya di
inklusif, dengan memberdayakan sejumlah
jalan dan dan di tempat tempat ‘nongkrong ‘nongkrong’, ’, mereka mereka
kelompok terpinggirkan yang sering
justru menghad menghadapi api risiko risiko lebih lebih besar, besar,
terlupakan dari sentuhan berbagai program
terperangkap dalam eksploitasi atau
pembangunan, melalui tiga strategi, yaitu peningkatan akses pada layanan publik
melakukan tindakan melawan hukum.
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
1
Dari sini cerita bergulir. Organisasi masyarakat sipil di lingkungan anak seperti itu mulai melakukan
kreatif dalam melakukan perlindungan kepada anak
‘intervensi’. Intervensi inilah yang kita sebut sebagai
yang rentan. rentan. Kunci Kunci dari semua kreativit kreativitas as adalah adalah
praktik cerdas.
‘pengakuan’ terhadap anak yang dieksploitasi dan/
Dalam buku ini, Anda akan diajak untuk
atau dikucilkan. Wujudnya adalah identitas mereka
melihat variasi pendekatan yang dilakukan berbagai
diakui dan didata secara resmi, sehingga mereka
organisasi masyarakat sipil dan komunitas dalam
‘hadir’, tak lagi menjadi populasi tersembunyi.
membuka dan mengembangkan ‘ruang-ruang
Enam belas praktik cerdas ini bermaksud pula
aman’ bagi anak sebagai bentuk perlindungan
memberi gambaran bahwa tidak ada satu pakem
terhadap anak rentan. Bentuknya bisa beragam,
pendekatan yang bisa berhasil untuk berbagai isu
berupa sanggar khusus atau rumah rumah tokoh tokoh
yang dihadapi, dihadapi, seperti seperti halnya halnya tak ada obat obat yang
masyarakat/kader yang dijadikan tempat bertemu
bisa menyembu menyembuhkan hkan segala segala jenis jenis penyakit. penyakit. CaraCara-
anak-anak, dengan kegiatan yang bervariasi seperti
cara kreatif melakukan perlindungan kepada anak
pelatihan, mengaji, berbagi cerita sambil bermain,
rentan sesuai dengan situasi yang berbeda di tiap
dan seterusnya.
lokasi, merupakan resep sukses dari keberhasilan
Hasilnya, anak-anak belajar berinteraksi dan mulai membangun relasi sosial dengan orang-
intervensi yang tergambar di buku ini. Yang dibutuhk dibutuhkan, an, justru justru kebijakan kebijakan dan dan
orang lain, termasuk orang-orang yang selama ini
implementasi kebijakan yang ‘akomodatif’, yang
mengucilkan mereka. Pada gilirannya, pengucilan
mampu memberi peluang untuk Pemerintah Daerah
semakin berkurang dan semakin banyak orang di sekitar mereka yang memberikan perlindungan,
dan para-pihak berkreasi dalam mengembangkan program-program pemenuhan kebutuhan anak
terutama setelah mengenal dan sadar tentang
rentan atas perlindungan yang tepat sasar, sekaligus
situasi yang melingkupi anak-anak tersebut.
memungkinkan apresiasi untuk berbagai pihak
Kenapa intervensi tersebut dinamakan praktik cerdas? Karena bekerja dengan anak-anak rentan memang butuh kecerdasan. Kecerdasan melakukan
yang mampu mampu mengembang mengembangkan kan inovasi-inov inovasi-inovasi asi bermanfaat bermanf aat langsung langsung bagi bagi anak-anak anak-anak rentan rentan ini. ini. Proses penulisan praktik-praktik cerdas ini
pengamatan dan membaca situasi, kecerdasan
tidak sederhana, dan memakan waktu yang cukup
menetapkan titik masuk dan berimprovisasi
panjang, setengah tahun. Ini dikarenakan penulis-
mengingat begitu kompleksnya masalah yang
penulis memang bukan orang yang berprofesi
dihadapi sang anak, serta kecerdasan menganalisis
sebagai penulis, namun berasal dari para praktisi
perkembangan dan memanfaatkannya untuk
yang secara secara langsung langsung berinter berinteraksi aksi dengan dengan anakanak-
membuka pilihan-pilihan kehidupan lebih baik bagi
anak rentan.
sang anak. Sesuai dengan ‘bacaan’ atas situasi wilayah yang
2
kemampuan mengembangkan imajinasi, cara-cara
Dimulai dari gagasan yang dibahas bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
juga beragam, beragam, titik titik masuk masuk pun banyak banyak ragamnya. ragamnya.
Perlindungan Anak (KPPPA) yang dimatangkan
Ada yang memula memulaii dengan dengan melakukan melakukan pendeka pendekatan tan
pada Desember 2017; kemudian dilanjutkan dengan
dan penyadaran pada beberapa tokoh dan kader-
pertemuan pertama dengan beberapa wakil dari
kader desa/kelurahan, ada yang memulai dengan
mitra payung Program Peduli di pertengahan
mendekati pembuat kebijakan (pendekatan
Februari 2018 untuk memperoleh gambaran
struktural), ada pula yang memulainya dengan
tentang apa saja inti sari yang akan dan perlu ditulis
bekerja bekerj a dan berdialo berdialog g dengan dengan anak-anak anak-anak rentan rentan
sekaligus menyepakati untuk apa penulisan ini
untuk mengembangkan rasa percaya diri mereka.
ditujukan; kemudian pertemuan pertama dengan
Yang menjadi menjadi benang benang merah merah adalah adalah semua semua
seluruh tim penulis dari 16 daerah dalam rangka
bentuk interve intervensi nsi dimulai dimulai dengan dengan pengamata pengamatan n
mematangkan mematangk an gagasan tentang apa-apa saja yang
yang jeli jeli atas situasi situasi guna guna menemuke menemukenali nali titik titik masuk yang tepat dan kemudian diikuti dengan
akan dituangkan dalam tulisan, seperti apa bentuk penulisannya, sekaligus praktik penulisan draf
BUKU PRAKTIK CERDAS
PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
pertama pada Maret 2018; proses-proses proses-proses
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
penulisan draf kedua, draf ketiga, disertai
(KemenkoPMK) atas dampingannya untuk
dengan asistensi via via online online dan dan tatap muka
Program Peduli.
oleh tim INSPIRIT-Inspirasi Tanpa Batas;
Ucapan terima kasih juga disampaikan
dan akhirnya pertemuan ketiga seluruh tim
untuk tim INSPIRIT, yang mengasuh
penulis di penghujung Juni 2018 dalam
seluruh proses penulisan praktik cerdas
rangka memnalkan tulisan sampai proses
dengan sabar, telaten, dan bernas.
layout -nya. -nya.
Tak kalah penting, terima kasih untuk
Akhir kata, kata, ucapan terima kasih kasih kami kami
masyarakat Australia melalui Dep melalui Depart artmen mentt
untuk 22 orang tim penulis: Abdul Salim,
of Foreign Aars and Trade (DFAT) Trade (DFAT) yang
Annisa Inayah, Inayah, Anwar Anwar Sholihin, Sholihin, Bambang Bambang
memberikan dukungan pendanaan untuk
Y. Sundayana, Sundayana, Dewi Dewi Astri Astri Sudirman, Sudirman, Edi Edi
keseluruhan proses kerja pengembang pengembangan an
Ariadi, Imelda Imelda Sulis Seda, Seda, Iwan Iwan Riswan, Riswan,
program-program perlindungan dan
Machrus, Nora Evriani, Odi Shalahuddin,
pemberdayaan anak rentan di berbagai
Rachmat Tauk Oemar, Rambu W.
wilaya wil ayah h sert serta a pend pendoku okumen mentas tasian ian dar darii prak praktik tik--
Lodang, Sirot Fajar, Sisilia, Suharti, Tatang,
praktik cerdas yang berkembang di wilayah-
Veronica Veronic a Purwaningsih,Y Purwaningsih,Yudi udi Supriadi, Supriadi,
wilaya wil ayah h itu. itu.
Yuliyanti Yuliyan ti Anggraeni, Anggraeni, Zuhro Zuhro Rosyidah, Rosyidah,
Menjadi harapan, bahwa variasi praktik
dan Zulkarnain; yang telah berjibaku
cerdas ini mampu memberikan inspirasi
selama berbulan-bulan menuangkan pengalamannya bekerja bersama anak-
kepada pemerintah dari berbagai level, tokoh-tokoh masyarakat, komunitas-
anak rentan yang disamarkan namanya
komunitas di wilayah lain, dan berbagai
dalam tulisan, dan memberikan analisis
institusi yang memiliki kepedulian terhadap
atas kekhasan program untuk anak yang
anak rentan, untuk mengembangkan
dilacurkan, anak menjalani pidana penjara,
pola pengasuhan dan perlindungan anak
dan anak buruh migran.
berbasis berbas is komunitas komunitas yang yang tepat sasar serta serta
Kami bangga bekerja bersama organisasi-organisasi masyarakat sipil ini, yang telah telah menunjukka menunjukkan n kepiawaiannya kepiawaiannya
memberikan kemanfaatan langsung untuk masa depan anak-anak rentan. Mari jadikan anak-anak ini ‘hadir’,
untuk bekerja bersama anak-anak rentan,
mampu melepas jeratan masalah dan
sehingga menghasilkan manfaat nyata,
eksploitasi, melepas keterkungkungannya
baik untuk untuk anak-anak anak-anak sendiri, sendiri, maupun maupun
dari situasi ‘bahaya’ yang secara terus
lingkungan sekitar anak tersebut.
menerus mereka hadapi, dan pada
Terima kasih pula untuk tim
gilirannya, memberi keberdayaan sehingga
Kementerian Pemberdayaan Perempuan
mereka mampu mengembangkan pilihan-
dan Perlindungan Anak (KPPPA),
pilihan terbaik untuk kehidupan dan
khususnya dari Deputi Bidang
penghidupan mereka ke depan.
Perlindungan Anak, yang turut memberi inspirasi untuk mengaitkan kerja-kerja Program Peduli sebagai contoh-contoh konkret Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM), serta memberi masukan-masukan dalam tiap tahapan penulisan. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Kementerian Koordinator Bidang
Abdi Suryaningat Suryaningatii Team Leader Program Leader Program Peduli The Asia Foundation
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
3
Pendahuluan
Menyemai Inklusi Sosial Oleh Anwar Solihin, Nora Evriani, Odi Shalahuddin, Rachmat Tauik Oemar, Veronica Purwaningsih, Yudi Supriadi
B
uku ini ditulis untuk berbagi pengalaman menafsirkan,
mengembangkan dan melaksanakan Program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) di
berbagai berba gai wilayah wilayah di Indones Indonesia. ia. Enam belas lembag lembaga a nonpemerintah menceritakan bagaimana mereka memulai, mengelola, berkolaborasi dan belajar melindungi anak-anak dan remaja yang rentan. Apa itu Perlindun Perlindungan gan Anak? Anak? Perlind Perlindungan ungan Anak adalah adalah segala segala upaya upaya untuk untuk mengurangi mengurangi risiko terhadap kesejahteraan anak secara holistik, menjadikan hak-hak anak nyata dalam kehidupan sehari-hari mereka, membangun kembali kehidupan yang bermartabat dan berpengharapan di mana kekerasan pernah terjadi, dan menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak yang positif. Perlindungan Anak bertujuan mencegah dan merespon kekerasan, eksploitasi dan pelecehan pada anak-anak — seperti eksploitasi seksual komersial, perdagangan orang, buruh anak dan pernikahan dini. Selain itu perlindungan anak
4
BUKU PRAKTIK CERDAS
PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
menjangkau anak-anak yang rentan seperti
warga negara termasuk anak-ana anak-anak k negara — termasuk
yang hidup hidup tanpa pengasu pengasuhan han orang orang tua,
dan remaja — merasa terlayani, terlibat
yang menghadapi menghadapi masalah denga dengan n hukum
dan terlindungi. Setiap warga — tanpa
dan hidup di daerah konik.
terkecuali, seperti anak dan remaja rentan,
Pelanggaran hak-hak anak terjadi
anak dan remaja berkebutuhan khusus,
di berbagai daerah di Indonesia dan
anak dan remaja yang diperdagangkan,
berlangsung berlang sung secara secara masif, masif, kurang kurang diakui, diakui,
anak dan remaja yang telantar serta
dan kurang dilaporkan serta menjadi
berbagai berbag ai situasi situasi yang tidak tidak menguntu menguntunkan nkan
rintangan bagi keberlangsungan dan
anak dan remaja — harus merasa bernilai
tumbuh kembang anak, disamping juga
dan dianggap penting.
merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Buku ini menceritakan kegiatan
Pada Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dinyatakan dinyatakan bahwa Negara Negara
perlindungan anak yang berkaitan dengan:
Kesatuan Republik Indonesia menjamin
(1) anak pekerja migran yang hidup tanpa
kesejahteraan tiap warga negaranya,
pengasuhan orang tua; (2) anak yang
termasuk perlindungan terhadap hak anak
berhadapan berhada pan dengan dengan hukum; hukum; dan dan (3) anak
yang merupakan merupakan hak asasi asasi manusia. manusia.
yang dilacurkan dilacurkan.. Ketigan Ketiganya ya menjadi menjadi fokus fokus
Selaras dengan jaminan negara di
utama Program Peduli Pilar Anak dan
muka, Program Peduli bekerja untuk
Remaja Rentan.
memastikan kelompok-kelompok anak yang
Program Peduli bertujuan mendorong pembangunan sosial yang inklusif. Proses pembangunan yang memastikan setiap
‘tak terlihat’ memperoleh perlindungan dan pemenuhan hak-haknya.
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
5
Anak Pek Pekerj erja a Migran su perlindungan anak pekerja migran (APM) di Indonesia belum menjadi perhatian berbagai pihak, baik pemerintah maupun
I
lembaga-lembaga swadaya masyarakat. APM dianggap memiliki taraf hidup yang lebih baik karena kiriman uang dari orang tua mereka yang ya ng
bekerja di luar daerah atau luar negeri. Kenyataannya, APM menghadapi banyak masalah seperti masalah pengasuhan, masalah pelayanan dasar, masalah kekerasan pada anak dan masalah eksploitasi sebagai pekerja anak, serta masalah pernikahan dini. Sebagai pekerja anak, banyak APM bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga yang ditinggalkan orang tua mereka. Anak-anak yang ditinggalkan orang tuanya menjadi pekerja migran biasanya diasuh dan dititipkan kepada keluarga pengganti (kakek, nenek, paman, bibi, atau salah satu orang tua ayah atau ibunya, bahkan tetangganya yang juga punya anak). Keluarga pengganti umumnya umumnya keluarga miskin dan tidak mampu memberikan perlindungan anak yang memadai. APM juga banyak mengalami perundungan. Mereka sering dirundung sebagai anak sebagai anak oleh-oleh,
Kebanyakan anak pekerja migran yang diasuh oleh orang tua pengganti sangat sulit memperoleh pelayanan dasar.
anak gendongan, anak unta, anak rerumputan, anak Pakistan, anak Arab dan anak Hongkong.
Peduli Pilar Anak dan Remaja Rentan berinisiatif
Perundungan pada APM menjadikan banyak APM
mengembangkan Program Perlindungan APM
tidak percaya diri, terasing, terabaikan dan sulit
bersama berbagai mitra di Jawa Barat, Jawa
mengakses pelayanan dasar seperti akta kelahiran,
Timur, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara
pendidikan dan kesehatan.
Timur.
Sampai saat ini, pemerintah dan pemerintah
Saat ini, LPKP telah bekerja bekerja dengan 6
daerah belum memiliki kebijakan dan regulasi
mitra (Lembaga Pusat Pelayanan Terpadu
untuk melindungi APM. Walaupun Pemerintah
Pemberdayaan Perempuan dan Anak Malang,
sudah menerbitkan Undang-Undang No. 18
Tanoker Jember, Yakin Tasikmalaya, Santai
Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran
Lombok, YPK Donders Sumba Barat Daya, Yasalti
Indonesia, akan tetapi belum ada pasal-pasal yang
Sumba Timur) dan telah menjangkau 3.336 APM,
memuat tentang perlindungan bagi APM.
bekerja di 22 desa dan kelurahan, 7 kabupaten dan
Kondisi-kondisi di muka tentunya tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan dan Pembangunan (LPKP) Jawa Timur sebagai mitra payung Program
BUKU PRAKTIK CERDAS
4 provinsi. Sampai Desember 2017, LPKP menemukan 872 APM membutuhkan layanan identitas, 1.032 APM membutuhkan akses pada bantuan sosial dan
6
PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
layanan publik, 1.623 APM hidup dalam
pengalaman bagaimana memperkuat
pengasuhan ibunya, 584 APM dalam
Laskar Peduli APM di tingkat desa.
pengasuhan ayah dan 605 APM hidup
Laskar ini menjadi lembaga koordinasi di
dalam pengasuhan neneknya. APM yang
tingkat desa yang berjuang melindungi dan
diasuh oleh orang tua pengganti sangat
memenuhi hak-hak APM.
sulit memperoleh memperoleh pelayanan dasar. LPKP
DONDERS bercerita tentang
juga menemukan lebih kurang 16 APM
partisipasi masyarakat yang cukup besar
menjadi korban kekerasan.
untuk membangun “Umma Pande”.
Berdasarkan data-data APM di setiap
“Umma Pande” adalah arena bagi anak-
daerah, maka mitra melakukan proses intervensi program yang berbeda-beda. Pada buku ini, setiap mitra menuliskan satu pengalaman yang mewakili apa yang sedang dikerjakan di wilayah mereka. TANOKER Jember menulis pengalaman bagaimana pengasuhan bersama yang berkualitas menjamin tumbuh kembang APM yang positif. Kader-kader APM berhasil menjadi leader leader
Sampai saat ini, pemerintah dan pemerintah daerah belum memiliki kebijakan dan regulasi untuk melindungi Anak Pekerja Migran
bagi anak dan remaja di desanya. SANTAI Lombok menceritakan
anak dan warga desa untuk belajar,
bagaimana pendekatan yang berbasis data
berdiskusi dan membicarakan masalah-
tentang kondisi APM berhasil menggugah
masalah desa-termasuk penangangan
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat
APM. “Umma Pande” melahirkan banyak
mengeluarkan regulasi agar semua
gagasan cemerlang seperti perlindungan
kabupaten dan kota mengalokasikan
APM, pemenuhan hak APM, pelatihan
anggaran Dana Desa untuk perlindungan
keterampilan dan pengembangan
APM.
pertanian organik.
LP3TP2A Malang menceritakan
Selama dua tahun terakhir, berbagai
keresahan pengurus pemerintah desa
kegiatan yang dilakukan 6 mitra
pada perlindungan APM di desanya.
membuahkan hasil yang menggembirakan.
Pengurus pemerintah desa bersama tokoh
Hasil-hasil yang telah dirasakan sampai
masyarakat lainnya bahu-membahu
saat ini (1) meningkatnya kesadaran
mendampingi dan membantu mengatasi
keluarga tentang pentingnya pengasuhan
masalah-masalah yang dihadapi APM.
dan perlindungan bagi APM (2)
YAKIN Tasikmalaya menulis
tumbuhnya kesadaran tokoh masyarakat
bagaimana bekerja di desa-desa yang
dan warga desa untuk peduli pada hak
dominan dipimpin oleh tokoh-tokoh
APM dan (3) meningkatnya partisipasi
agama. Semula tokoh agama setempat
pemerintah daerah melindungi dan
menolak dan tidak peduli dengan APM,
memenuhi hak APM melalui regulasi
setelah memperoleh data dan kondisi
daerah.
APM, secara sukarela seorang tokoh agama
Keberhasilan melindungi dan
berjuang memenuhi hak-hak APM serta
memenuhi hak APM di muka, memberikan
memastikan pemerintah desa membantu
harapan bagaimana praktik cerdas ini
mengurus akta kelahiran APM. YASALTI Sumba Timur menulis
direplikasi di berbagai desa dan kabupaten di Indonesia.
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Anak yang yang Berhadapan dengan Hukum
berpikirr penghukuman berpiki penghukuman melaink melainkan an pemulihan pemulihan pada pada kondisi semula. Pijakan dari UU SPPA adalah Konvensi Hak Anak secara secara khusus khusus diatur diatur dalam dalam pasal 37 dan pasal 40. Pasal 37 terkait dengan isu pencabutan kebebasan.. Upaya pencabutan kebebasan harus kebebasan
nak adalah salah satu kelompok paling
A
dijadikan upaya terakhir dalam waktu sesingkat
rentan dan paling sering menjadi korban
mungkin, sedangkan Pasal 40 KHA terkait dengan
dari lingkungan sekitar yang tidak ramah
persoalan administrasi peradilan anak.
anak. Pada saat anak melakukan tindak pidana atau
Secara garis besar Pasal 37 menjelaskan tentang
berkonik berkon ik dengan dengan hukum, hukum, maka maka disebut disebut Anak Anak yang
ABH sebagai sebagai pelaku pelaku harus harus diperlakuka diperlakukan n secara
Berhadapan dengan Hukum (ABH).
manusiawi. Penyiksaan, perlakuan-penghukuman
Menurut Badan PBB untuk anak-anak, UNICEF, jumlah ABH di Indonesia cenderung
yang kejam, kejam, hukuman hukuman mati, mati, pemenjaraan pemenjaraan seumur seumur hidup, tidak dapat diterapkan kepada anak.
meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2000,
Anak yang yang menjadi menjadi pelaku pelaku tindak tindak pidana pidana
terdapat 11.344 anak yang disangka sebagai pelaku
harus ditempatkan terpisah dari narapidana
tindak pidana, dan sebagian besar dari anak-
dewasa kecuali penempatannya itu dianggap demi
anak itu ditahan. Dari data Balai Pemasyarakatan
kepentingan anak, atau belum tersedia fasilitas
(Bapas), tahun 2004- 2005 sekitar 4.277 anak
LPKA. Namun demikian, penempatan anak di
berusia di bawah berusia bawah 16 tahun tahun menjalani menjalani proses proses pengadilan, sekitar 13.242 anak berusia 16-18 tahun
Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak mendapa mendapatkan tkan bantuan hukum dan bantuan lainnya
dipenjara. Selanjutnya, menurut data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, hingga bulan Juli 2010, jumlah anak yang memiliki masalah hukum sebanyak 6.273 orang anak, sedangkan, 3.197 anak di antaranya telah berstatus narapidana. Kebijakan memasukan anak ke penjara otomatis menciptakan stigma ABH sebagai anak nakal dan
LP Dewasa tetap harus menjamin hak untuk
jahat. ABH ABH dipandang dipandang sebagai sebagai anak-anak anak-anak berbahaya berbahaya
mempertahankan kontak dengan keluarga dan
yang bisa bisa menciptakan menciptakan hal-hal hal-hal buruk buruk di di lingkungan lingkungan
mendapatkan bantuan hukum.
masyarakat. Cara berpikir ini memberikan peluang yang
Pasal 16 yang menyatakan bahwa setiap anak berhak mempero memperoleh leh perlindun perlindungan gan dari dari sasaran
besar bagi bagi penegak penegak hukum hukum untuk untuk menangkap, menangkap,
penganiayaan, penyiksaan, atau penjatuhan
menahan dan menghukum penjara terhadap anak.
hukuman yang tidak manusiawi.
Tindakan ini bukan kabar baik buat masa depan ABH. Penting diingat diingat,, anak itu berbe berbeda da dengan dengan orang dewasa. Anak-anak masih belum matang baik secara secara pikiran, pikiran, hati dan jiwa. jiwa. Untuk mengatasi kerentanan di muka, pemerintah telah menerbitkan UU No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA)
Setiap anak berhak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum. Penangkapan, penahanan, atau tindak pidana penjara bagi anak hanya dilakukan apabila sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir. Pasal 17 menyatakan bahwa setiap anak
untuk menggantikan UU No. 3 Tahun 1997 tentang
yang dirampas dirampas kebebas kebebasannya annya berhak berhak untuk: untuk: a)
Pengadilan Anak. UU SPPA menganut pendekatan restorative justice. justice. Pendekatan ini tidak lagi
mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan penempatannya dipisahkan dari orang dewasa;
BUKU PRAKTIK CERDAS
7
8
PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
b) memperoleh bantuan hukum hukum atau atau memperoleh bantuan
PBB tentang Hak- hak Anak (United (United
bantuan lainnya secara efektif efektif dalam setiap setiap
Nations Conven Convention tion on on the Rights Rights of of the
tahapan upaya hukum yang berlaku; dan c)
Child , UNCRC) atau Konvensi Hak Anak.
membela diri dan memperoleh keadilan di
dan UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang
depan pengadilan anak yang objektif dan
Perlindungan Anak. UU no 11 tentang
tidak memihak dalam sidang tertutup untuk
SPPA 2012 UU SPPA mendenisikan anak
umum.
di bawah umur sebagai anak yang telah
Setiap anak yang menjadi korban
berumurr 12 tahun berumu tahun tetapi belum berumu berumurr
atau pelaku kekerasan seksual atau yang
18 tahun. UU SPPA membedakan anak
berhadapan berhada pan dengan dengan hukum hukum berhak berhak
yang terlibat terlibat dalam dalam suatu suatu tindak tindak pidana pidana
dirahasiakan.
dalam tiga kategori: (1) Anak yang menjadi
Sementara itu pada pasal 18 dinyatakan
pelaku tindak pidana; (2) Anak yang
bahwa, “Setiap “Setiap anak anak yang menjadi
menjadi korban tindak pidana; dan (3)
korban atau pelaku tindak pidana berhak
Anak yang yang menjadi menjadi saksi saksi tindak pidana.
mendapatkan bantuan hukum dan bantuan lainnya”. Sebagai langkah lanjutan, pada bulan
Pada UU SPPA, pertanggung jawaban pidana direvisi menjadi berusia 12-18 tahun tanpa tambahan frasa “dan belum
JuIi 2012, pemerintah Indonesia telah
menikah”. Sebutan Rutan dan Lapas Anak
mengesahkan UU No. 11 Tahun 2012
pun diganti menjadi LPAS (Lembaga
tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
Penempatan Anak Sementara), LPKA
(UU SPPA) menggantikan UU No.3 Tahun
(Lembaga Pembinaan Khusus Anak),
1997 tentang Pengadilan Anak yang dianggap belum sinkron dengan Konvensi
maupun LPKS (Lembaga Penyelenggara Kesejahteraan Sosial). Undang-undang
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
baru ini mensyaratkan kan pelatihan pelatihan terpadu terpadu bagi bagi ini juga mensyarat para penyelenggara SPPA. Undang-undang juga mengatur sanksi pidana dan administratif bagi penyelenggara SPPA yang tidak mengikuti aturan, misalnya lalai memberikan bantuan hukum bagi ABH pelaku. pelaku. UU ini diperkuat dengan terbitnya Peraturan
P
ada tahap awal Program Perlindungan ABH, PKBI melakukan kunjungan ke mitra-mitra kerja di seluruh lokasi program. Kunjungan
dilakukan untuk mendiskusikan bagaimana melaksanakan SPPA di Lapas Anak. Pertemuan menggunakan menggunakan pendekatan TOC (Theory of Change) dan Change) dan dalam bentuk lokakarya
Presiden RI Nomor 75 tahun 2015 Tentang Rencana
sehari serta melibatkan berbagai pihak yang
Aksi Nasional Nasional Hak Hak Asasi Asasi Manusia Manusia (RANHAM) (RANHAM)
berkepentinga berkep entingan n dengan dengan Program Program Perlindung Perlindungan an
Indonesia Tahun 2015-2019 yang didalamnya
ABH dalam dalam kerangka kerangka SPPA. SPPA.
terdapat strategi untuk pemenuham HAM bagi ABH.
S
ebelum penerbitan UU SPPA pada 2012, situasi Lapas Anak tidak berbeda dengan Lapas Dewasa. Anak-anak dimasukan ke
dalam Lapas berdasarkan jenis kelamin tapi tidak orientasi seksualnya. Akibatnya kekerasan dan
Orientasi Program Anak Orientasi yang Mengalami Pidana Penjara di Lapas dan LPKA menitikberatkan menitikberatkan
pelecehan seksual pada ABH sering terjadi. Anak Lapas Lapas pasti dikelu dikeluarkan arkan dari dari sekolah sekolah asal. Tidak semua Lapas memberikan layanan pendidikan yang memadai baik berupa ketrampilan vokasional vokasio nal maupun maupun pendidikan pendidikan paket A/B/C. A/B/C. Pelayan kesehatan Lapas Anak sangat terbatas, sulit memperoleh obat sesuai dengan resep dokter,
pada penerimaan sosial keluarga, kelompok masyarakat dan parapihak yang berkepentingan
tenaga medis tidak selalu berada di Lapas dan mekanisme layakan rujukan pada situasi darurat juga belum belum ada. ada. Program layanan reintegrasi sosial tidak ada.
Pertemuan pertama ini bertujuan menemukenali masalah-masalah di lapangan,
Persiapan reintegrasi tidak memadai sehingga ABH
merumuskan strategi intervensi dan membuat data
sulit beradaptasi saat bebas dari hukuman.
dasar situasi yang ada (ABH, Lapas dan pemangku
Pada sisi pemenuhan hak anak, ABH mengalami penyiksaan bagi yang dinilai
kepentingan lainnya). Pertemuan TOC di berbagai kota pada 2014
bersalah. bersal ah. Untuk menimbu menimbulkan lkan efek efek jera, jera, Lapas
menghasilkan beberapa hal penting seperti: (1)
lebih cenderung mengedepankan keamanan
mitra dan para pihak optimis mencapai perubahan
dibandingkan pembinaan.
yang disepakati; disepakati; (2) perubahan perubahan bisa bisa dimulai dimulai dari
Banyak keluarga juga mengabaikan hak-hak
aktor yang sudah terpetakan, baik dari pihak
ABH, karena karena ABH ABH dianggap dianggap aib keluarg keluarga. a. Jam
pemerintah atau pihak lain; (3) perubahan terjadi
kunjungan yang relatif singkat juga mengakibatkan
sesuai dengan kebutuhan penerima manfaat; dan
hubungan ABH dan keluarga juga tidak sempurna.
(4) perubahan bisa diukur baik pada proses maupun
Pada sisi kebijakan, batas usia pertanggung jawaban pidana 8 tahun mengakib mengakibatkan atkan
hasil akhir. PKBI bersama mitra kerja mengembangkan
kebanyakan hakim cenderung memilih memberikan
beberapa bebera pa strategi strategi program program implementas implementasii UU
keputusan penjara dibandingkan keputusan lain.
SPPA sebagai berikut: (1) pembentukan jaringan kerja nasional; (2) penguatan kapasitas mitra; (3) pengembangan prol ABH; (4) pengembangan
BUKU PRAKTIK CERDAS
9
10
PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
Seorang anak yang menjalani masa pidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Curup Bengkulu
kerangka kerja advokasi; (5) pengembangan
AMPP terl terlibat ibat dal dalam am kegia kegiatan tan Foru Forum m
kerangka kerja forum di tingkat daerah; dan
Anak dan berk berkontr ontribus ibusii pada pada perumu perumusan san
(6) pengembangan sistem dukungan dan
kebijakan perlindingan anak di daerah
manajemen.
mereka masing-masing.
Setelah tiga tahun bekerja
PKBI dan mitra fokus pada empat
berkolaborasi berkol aborasi,, berikut berikut adalah beber beberapa apa
perubahan penting yakni penerimaan sosial dan
perubahan penting yang telah dihasilkan.
partisipasi masyarakat, akses pelayanan publik,
Orientasi Program AMPP (Anak yang
penegakan hak asasi manusia dan peningkatan
Menjalani Pidana Penjara) di Lapas dan
peran pemerintah. Fokus pada empat
LPKA menitikberatkan pada penerimaan
perubahan penting menghasilkan perubahan
sosial keluarga, kelompok masyarakat dan
di tingkat individu, tingkat organisasi dan di
parapihak yang berkepenting berkepentingan. an. AMPP
tingkat kebijakan serta regulasi.
dipersiapkan kembali ke masyarkat melalui
Penguatan jejaring kerja
berbag ber bagai ai keg kegiat iatan an di lua luarr LPKA LPKA/L /Lapa apas/R s/Ruta utan. n.
menciptakan kerja-kerja kolaborasi untuk
Semisal, AMPP LPKA Palembang mengikuti
mengoptimalkan penanganan AMPP di lima
pertandingan pencak silat Abas Akbar Cup
LPKA. Penguatan ini memastikan dukungan
di SMA Muhammadiyah Palembang. AMPP
yang leb lebih ih sist sistemi emik k berk berkena enaan an den dengan gan
memperoleh medali dari kegiatan ini.
sumber daya manusia dan anggaran.
AMPP meng mengikut ikutii berbag berbagai ai kegia kegiatan tan bermanfa berm anfaat at untuk untuk men mengisi gisi wakt waktu u luang luang sesuai minat dan bakat. Kegiatan ini menciptakan rasa percaya diri dan keberanian berbicara dengan banyak pihak.
Dalam buku ini, dipaparkan bagaimana hasil-hasil di muka bisa terjadi. LPKA Kelas II Jakarta. Jakarta. PKBI Jakarta melakukan pendekatan sebaya untuk melakukan kegiatan bersama
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
untuk memberikan dukungan psikososial, konseling dan bakat minat AMPP di LPKA. Semua kegiatan melibatkan relawan sebaya yang sudah mendapatkan pelatihan. Saat ini anak-anak di LPKA Jakarta bisa kembali menata hidupnya, merencanakan apa yang dicita-citakan setelah lulus dari LPKA. LPKA Kelas I Blitar. Blitar. LPA Jawa Timur menjaga semangat dan harapan AMPP di LPKA. Dengan berbagai bentuk kegiatan kreatif, AMPP dibangkitkan harapan dan impiannya melalui pembentukan Forum Anak LPKA. LPKA Kelas II A Bandung. Bandung. PKBI Jawa Barat mengembangkan model Forum Keluarga untuk mempererat hubungan antara anak dengan keluarga. Kunjungan keluarga yang lebih sering menguatkan kepercayaan diri anak. Forum Keluarga mempercepat proses reintegrasi di tengah masyarakat. Selain itu PKBI Jawa Barat melakukan advokasi ke berbagai dinas untuk pemenuhan hak AMPP. LPKA Kelas I Palembang. Palembang. Penjara berkesan keras, tertutup dan hanya urusan Kementerian Hukum dan HAM. PKBI Sumatera Selatan bersama bers ama LPKA Pale Palemban mbang g mengu mengubah bah penj penjara ara yang menyeramkan menjadi arena ramah anak. Konsep LPKA Ramah Anak menjadi semua pihak yang berkepen berk epenting tingan an terlib terlibat at aktif aktif sesu sesuai ai tugas tugas poko pokok k masing-masing. masing-mas ing. Pada 2017, LPKA Palembang Palembang terpilih menjadi LPKA Ramah Anak Terbaik di tingkat Nasional. Lapas Kelas IIA Curup, Bengkulu. PKBI
Anak yang Dilacurkan
A
nak yang dilacurkan adalah salah satu
bentuk bentu k eksploitasi eksploitasi seksual seksual terhadap anak. Keberadaannya diyakini telah menyebar di
berbagai berbag ai wilayah, wilayah, tidak terbatas di daerah daerah perkotaan perkotaan
Bengkulu membangun keterlibatan semua pihak
namun juga sudah ditemukan di daerah pedesaan.
mulai dari organisasi perangkat daerah, organisasi
Keberadaannya diketahui, kendati bersifat
masyarakat sipil, perguruan tinggi, dunia usaha dan
tersembunyi. Seberapa besar jumlah anak-anak
media untuk merumuskan tanggung jawab masing-
yang dilacurkan dilacurkan,, tampaknya tampaknya belum belum tersedia tersedia data data
masing pihak dalam perlindungan AMPP di Lapas.
dan informasi yang memadai.
Kolaborasi berbagai pihak ini akhirnya memperoleh
Anak yang dila dilacurk curkan an dike dikelomp lompokk okkan an sebag sebagai ai
pengesahan dari pemerintah daerah dengan
bentuk bent uk peke pekerjaan rjaan terb terburuk uruk bagi anak (Kon (Konvens vensii ILO ILO
terbitnya Surat Keputusan Kepala Daerah tentang
182) yang harus dihapuskan. Konvensi Hak Anak
Penanganan Anak yang Berhadapan dengan Hukun
memberikan jaminan agar anak-anak terlindungi
di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.
dari semua bentuk eksploitasi dan penyalahgunaan
Lima praktik cerdas berkenaan dengan
seks, di antaranya penggunaan anak-anak dalam
penanganan dan perlindungan bagi ABH bisa
pelacuran atau praktek-praktek seksual lainnya
menjadi inspirasi untuk direplikasi di berbagai daerah di Indonesia.
yang tida tidak k sah sah (pasal (pasal 34). Ins Instrum trumen en penti penting ng adala adalah h diadopsinya Protokol Tambahan Konvensi Hak Anak
BUKU PRAKTIK CERDAS
11
12
PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
menjadi ESA (Eksploitasi Seksual Anak). Ada lima lima bentuk bentuk ESA, selain tiga bentuk bentuk yang disebutk disebutkan an di atas, atas, bertambah bertambah dengan dengan pariwisata seks anak dan perkawinan anak. Salah satu dari agenda aksi Kongres Dunia I adalah setiap negara harus memiliki Rencana Aksi Nasional (RAN). Indonesia sebagai salah satu peserta yang aktif mengikuti kongres tersebut telah berhasil memenuhi ketentuan ini melalui Keputusan Presiden Nomor 87 tahun 2002 tentang
Konvensi Hak Anak memberikan jaminan agar anak-anak terlindungi dari semua bentuk eksploitasi dan penyalahgunaan seks tentang Penjualan Anak, Prostitusi Anak dan
Rencana Aksi Nasional Penghapusan
Pornogra Anak yang telah diratikasi oleh
Eksploitasi Seksual Komersial Terhadap
Indonesia melalui Undang-Undang Nomor
Anak. Pada Pada periode periode berikutnya, berikutnya, RAN RAN ini
10 Tahun 2012.
digabungkan dengan RAN Tracking, yakni
Isu pelacuran anak mulai mendapat
melalui Peraturan Menteri Koordinator
perhatian serius di tingkat internasional
Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 25/
sejak awal tahun 1990-an dengan adanya
KEP/MENKO/KESRA/IX/2009 tentang
kampanye dari ECPAT, khususnya yang
Rencana Aksi Nasional Pemberantasan
terkait dengan pariwisata seks. Gerakan
Tindak Pidana Perdagangan Orang
global dimulai pada tahun 1996 dengan
(PTPPO) dan Eksploitasi Seksual Anak
diselenggarakannya Kongres Dunia
(ESA) 2009-2014. Periode berikutnya
Menentang Eksploitasi Seksual Komersial
hanya tersedia RAN PTPPO periode 2015-
Terhadap Anak (ESKA) yang menghasilkan
2019.
deklarasi dan agenda aksi. Pelacuran
Setidaknya dalam lima tahun
anak menjadi salah satu bentuk ESKA,
terakhir, tampaknya intervensi untuk
dan bentuk lainnya adalah perdagangan
pencegahan dan penanganan anak yang
anak untuk tujuan seksual dan pornogra
dilacurkan sebagai salah satu bentuk ESA,
anak. Kongres Dunia I yang berlangsung di
sangat minim; baik yang dilakukan oleh
Stockholm disusul dengan Kongres Dunia
pemerintah maupun organisasi masyarakat
ke II (2001) di Yokohama dan Kongres
sipil. Sedangkan, kendati belum diketahui
Dunia ke III (2008) di Rio de Janeiro. Pada Kongres Dunia III, istilah ESKA diubah
besaran perkira perkiraan an jumlahnya, jumlahnya, diyakini diyakini jumlah anak anak yang dilacur dilacurkan kan semakin semakin
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
meningkat. Terlebih dengan tingginya penggunaan
Isu anak yang dilacurkan secara umum masih
gawai yang membuka ruang atau pola baru yang
dinilai sebagai sesuatu yang dapat mempermalukan
disebut “prostitusi online online”. ”.
suatu wilayah . Dalam pengalaman SEMAK, seorang
Dari minimnya intervensi, salah satu upaya
tokoh desa melakukan penolakan atas rencana
telah dilakukan oleh Program Peduli dengan tajuk
program yang akan dilakukan di wilayahnya dan
“Inklusi Sosial bagi Kelompok Rentan”, yang
meminta SEMAK mencari wilayah lain.
memasukkan anak yang dilacurkan sebagai salah
Saat lima lembaga menjelaskan persoalan anak
satu penerima manfaat utama. Program yang secara
yang dilacurkan dilacurkan,, masyarakat masyarakat segera segera menanggapi menanggapi
efektif telah dimulai sejak Januari 2015 dan masih
bahwa di wilayahn wilayahnya ya tidak ada anak anak seperti seperti itu.
berlangsung berlan gsung hingga saat ini terdapat terdapat di lima wilayah
Identikasi persoalan anak baik yang dilakukan
yang melibatka melibatkan n lima Organisa Organisasi si Non Pemerint Pemerintah, ah,
dalam pertemuan ataupun melibatkan masyarakat
yakni di Bandar Lampung Lampung (CCC), Makassar Makassar
dalam melakukan pengamatan di wilayahnya, membuka kesadaran bahwa persoalan tersebut
Komunitas atau masyarakat di seputar tempat tinggal anak dapat menjadi benteng yang kuat untuk menghindari anak-anak menjadi korban berbagai bentuk kekerasan dan eksploit eksploitasi
memang dihadapi oleh mereka. Melalui pendekatan dan dialog-dialog dengan masyarakat, mulai tumbuh perhatian yang diwujudkan dengan keterlibatan dalam perlindungan anak. Komunitas atau masyarakat di seputar tempat tinggal anak dapat menjadi benteng yang kuat untuk menghindari anak-anak menjadi korban berbagai berb agai ben bentuk tuk keke kekerasa rasan n dan dan eksplo eksploitas itasi. i. Merek Mereka a juga dapa dapatt berper berperan an meres merespon pon kasu kasus-ka s-kasus sus yang muncul dan terlibat dalam upaya pemulihan dan reintegrasi sosial. Lima lembaga mengorganisir masyarakat ke dalam organisasi perlindungan anak dengan nama Komite Perlindungan Masyarakat
(YKPM), Surabaya (YHS), Bandung (KAP) dan
(KPM), yang sejalan dengan program Kementerian
Garut (SEMAK), yang dikoordinasikan oleh Yayasan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Sekretariat Anak Merdeka Indonesia (SAMIN).
Anak yait yaitu u Geraka Gerakan n Perlin Perlindun dungan gan Anak Terp Terpadu adu
Program ini diarahkan sebagai upaya
Berbasis Masyarakat (PATBM). Melalui organisasi-
pencegahan, penanganan dan pemulihan bagi anak-
organisasi ini bertumbuhan kader-kader atau tokoh
anak yang dilacurkan, mendorong tersedianya akses
pembaharu yang memainkan peranan penting dalam
layanan dan bantuan sosial dan mendorong adanya
mempromosikan perlindungan anak di wilayahnya.
kebijakan baik di tingkat desa/kelurahan maupun di
Program ini juga mendorong keterlibatan
tingkat kota/kabupaten guna mewujudkan ‘inklusi
berbagai berbag ai pihak, seperti Organis Organisasi asi Pemerintah Pemerintah
sosial’.
Daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan
Pengasuhan menjadi fokus dalam pelaksanaan
lembaga-lembaga layanan, yang dikoordinasikan
program ini. Penyadaran tanggung jawab
melalui pertemuan-pertemuan rutin kelompok
pengasuhan tidak terbatas pada orang tua/
kerja untuk memperbarui situasi dan pembahasan
keluarga melainkan juga bagi orang dewasa di
berbagai berbag ai persoalan persoalan yang yang muncul muncul terutama terutama dalam dalam
mana anak berada, seperti di komunitas, sekolah,
membuka akses layanan anak. Salin itu, didorong
dan lembaga layanan. Identikasi aktor-aktor yang
lahirnya kebijakan-kebijakan yang berpihak pada
diharapkan dapat berperan dalam perlindungan
kepentingan terbaik anak.
anak merupakan tahapan penting untuk mengembangkan strategi dan pendekatan yang tepat.
Kebebasan masing-masing organisasi untuk mengembangkan strategi dan pendekatan yang didasarkan pada situasi dan kondisi masing-
13
14
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
masing wilayah telah memperkaya praktik
kantong kaum marginal, dengan situasi
pelaksanaan program. Hal ini tergambarkan
dan kondisi anak-anak yang sangat rentan
dalam tulisan yang terhimpun dalam bagian
terjebak dengan obat-obatan, kekerasan
ini.
dan eksploitasi seksual, termasuk prostitusi. Children Crisis Centre (CCC) Centre (CCC) Bandar
Melalui pengalaman dari dua tokoh
Lampung memusatkan kegiatannya di
pembaharu dari organisasi yang menjadi
dua lokalisasi. Sebelum Program Peduli,
gerakan PATBM guna membangun
organisasi ini pernah berkegiatan di
perubahan situasi, pembelajaran
dua tempat tersebut. Keberhasilan yang
yang dipetik dipetik adalah adalah kesunggu kesungguhan han dan
diangkat dalam tulisannya aadalah cara
kemampuan dalam menghadapi tantangan,
mengorganisir masyarakat ke dalam
menciptakan ruang-ruang aman bagi anak,
satu wadah yang berperan aktif dalam
dan memanfaatkan pertemuan-pertemuan
mempromosikan perlindungan anak.
untuk mempromosikan perlindungan anak.
Melalui organisasi yang diberi nama Komite
YKPM juga juga berperan berperan mendorong mendorong lahirnya lahirnya
Pendidikan Masyarakat (KPM) yang sejalan
Peraturan Daerah tentang Perlindungan
dengan Gerakan Perlindungan Anak
Anak di kota Makassar. Makassar.
Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM),
Yayasan Hotline Surab Surabaya aya (YHS)
muncul kader-kader yang menjadi tokoh
Surabaya memfokuskan kegiatannya
pembaharu yang berperan tidak hanya di
di sekolah-sekolah guna melakukan
tingkat komunitas, tetapi juga di tingkat
pencegahan dan merespon jika terjadi
yang lebih lebih luas di kecamatan kecamatan ataupun ataupun kota/ kota/
kasus-kasus anak. Mereka berhasil
kabupaten.
melibatkan para guru, khususnya guru
Yayasan Pengkaj Pengkajian ian Pengembang Pengembangan an
Bimbingan dan Konseling (BK) sebagai
Masyarakat (YKPM) Makassar memusatkan
tokoh pembaharu yang memberikan
kegiatannya di lorong-lorong yang dikenal sebagai kawasan padat dan menjadi
perhatian memadai kepada anak-anak secara aktif termasuk melakukan kunjungan
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
dan dialog ke rumah-rumah muridnya. Konfederasi Anti Pemiskinan (KAP) Indonesia
Yayasan Solidar Solidaritas itas Masyarakat Masyarakat Anak Anak (SEMAK) (SEMAK) yang bekerja bekerja di di Kabupaten Kabupaten Garut Garut memusatkan memusatkan
di Bandung memilih tiga kecamatan yang
kegiatannya di tiga desa. Ini merupakan hal yang
dinilai menjadi basis tempat tinggal anak-anak
menarik mengingat selama ini perhatian banyak
yang dilacurkan dilacurkan dan anak-anak anak-anak rentan. rentan. Untuk Untuk
pihak terhadap persoalan prostitusi anak adalah
memperkenalkan persoalan anak yang dilacurkan
di wilayah-wilayah perkotaan. Digambarkan
di wilayah ini, berdasarkan hasil pemetaan masalah
keberadaan anak-anak yang dilacurkan melakukan
bersama bersam a masyarakat, masyarakat, mereka mereka mengguna menggunakan kan isu
kegiatan tidak jauh dari tempat tinggal mereka.
kehamilan tidak dikehendaki (KTD) sebagai pintu
Pada awalnya, tokoh-tokoh pemerintahan desa
masuk dialog yang lebih intens dengan masyarakat.
menolak kehadiran SEMAK dan menganggap
Basis gerakan PATBM yang diberi nama Forum
bahwa di wilayah mereka tidak ada ada persoalan persoalan
Komunikasi Peduli Anak (FKPA) telah melahirkan
prostitusi anak. Namun, melalui kegiatan bersama
tokoh pembaharu yang berperan di dalam
para ibu, yang juga mengidentikasi persoalan-
pendampingan anak, promosi perlindungan anak,
persoalan anak di desa mereka, ditemukan adanya
dan juga bersama KAP Indonesia membangun
anak-anak yang terjebak di dunia prostitusi. Melalui
komunikasi dan kerja sama dengan lembaga
Gerakan PATBM yang terorganisir dengan nama
layanan terutama layanan kesehatan. Rintisan di
Komite Pendidikan Masyarakat Desa (KPMD),
tiga Puskesmas, diapresiasi secara positif oleh Dinas
bermunculan bermun culan kader-ka kader-kader der tangguh tangguh yang aktif
Kesehatan Bandung yang kemudian menetapkan tujuh Puskesmas ramah anak di awal tahun 2018.
mempromosikan perlindungan anak, berperan penting dalam rencana pembangunan di tingkat
15
16
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
desa, dan berhasil mendapatkan alokasi
menyemai benih-benih inklusi sosial di
dana desa bagi kegiatan anak-anak.
tingkat desa, kabupaten, provinsi dan pusat.
Apresiasii Pemerintah Apresias Pemerintah Kabupaten Kabupaten Garut Garut
Pada setiap praktik cerdas disertakan
terhadap program di wilayah ini sangat
visualisasi visuali sasi tahapan-tahapa tahapan-tahapan n penting penting dalam
baik.
membangun inklusi sosial untuk anak
Berbagai praktik pengalaman baik yang tergambarkan dalam tulisan-tulisan dari lima organisasi, diharapkan dapat menjadi
pekerja migran, anak yang berhadapan dengan hukum dan anak yang dilacurkan. Menyemai Inklusi Sosial adalah
bahan pembelaj pembelajaran aran dan membe memberikan rikan
langkah-langkah kecil dan mendasar untuk
inspirasi bagi pihak-pihak lain yang bekerja
memastikan semua anak Indonesia yang
untuk perlindungan anak, khususnya
‘tak terlihat’ memperoleh perlindungan dan
bagi yang yang bekerja bekerja bersama bersama kelompok kelompok
pelayanan sesuai yang diamanatkan oleh
anak-anak yang dilacurkan. Semakin
undang-undang.
banyak pihak pihak yang terliba terlibatt dan dengan dengan
“ Negar Negara, a, Pemerintah Pemerintah,, dan Pemerint Pemerintah ah
kekayaan pengalaman serta metode-metode
Daerah berkew berkewajiban ajiban dan bertangg bertanggung ung
pendekatan dan pendampingan, harapan
jawab member memberikan ikan dukunga dukungan n sarana, sarana,
kita anak-anak dapat keluar dari situasinya
prasarana, prasar ana, dan dan ketersedia ketersediaan an sumber sumber
yang buruk, buruk, dan dan tercipta tercipta kehidupan kehidupan anak
daya manusia dalam penyelenggaraan
Indonesia yang lebih baik. Buku ini berisi enam belas pengalaman
Perlindungan Perlindunga n Anak.” Anak.” (Pasal 22 UU Nomor 35 Tahun 2014)
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
17
Wilayah Cakupan 2017-2018
Palembang
Bengkulu
Rejang Lebong
PKBI Bengkulu
Sumatera Selatan PKBI Sumsel
Lampung
Bengkulu
Bandar Lampung
DKI Jakarta PKBI Jakarta
Jakarta Timur Bandung
CCC
Surabaya
Garut
Jawa Barat KAP Indonesia, PKBI Jabar, SEMAK, Yakin
Tasikmalaya
Malang Jember
Lombok Tengah
Blitar
Jawa Timur Tanoker, LP3TP2A Malang, Hotline Surabaya, LPA Jatim
Lombok Timur
BUKU PRAKTIK CERDAS
18
PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
Pilar Remaja dan Anak-anak Rentan
Makassar
Sulawesi Selatan YKPM Makassar
Sumba Barat Daya Sumba Timur
Nusa Tenggara Timur YPK Donders
Nusa Tenggara Barat SANTAI
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Pek Mi
19
20
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
Bagian 1
nak rja ran
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Dari Kader ke Leader Oleh Sisillia Velayati Velayati Tanoker, Jember
21
22
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
A
tsror Ryan Alief (17), Anak Pekerja Migran (APM) yang ditinggalkan ayahnya sejak balita. Ayahnya bekerja sebagai mandor bangunan di Sumba
dan Bali, ibunya guru Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Ledokombo. Meski bertemu ayah hanya 3-6 bulan sekali, komunikasi Ryan dengan sang ayah berjalan baik melalui telepon. “Cuma nahan kangen selama jauh dari abah. Ryan ingin setiap hari bisa kumpul”, ujar Ryan yang memanggil ayahnya abah. abah. Pada 2014, orang tuanya bercerai. Di awal perceraian itu, ia susah beradaptasi dengan kondisi keluarga. Ia juga harus menghadapi orang di lingkungan sekitar yang menganggapnya tidak dipedulikan orang tuanya. Ia memilih tinggal di pondok pesantren agar adil terhadap orang tuanya. Ryan menghadapi kondisi itu dengan mengikuti
berbagai kegiatan berbagai kegiatan di komunit komunitas as Tanoker Tanoker bersama bersama anak-anak Kecamatan Ledokombo yang sebagian kondisinya tidak jauh berbeda dengannya. Sejak 2011, ia menjadi kader dengan bergabung dalam tim Tari Egrang. Egrang. Ryan mengasah minat dan kemampuannya dengan bermain perkusi. Ia tampil membawa Atsror Ryan Alief: “Abahku Bekerja di Sumba dan Bali”
Tarian Egrang Tarian Egrang ke berbagai wilayah, baik di dalam maupun luar negeri.
“Anak-anak adalah masa depan dunia. Anak-anak membutuhkan wawasan yang yang luas. Mewakili anakanak Ledokombo, saya mohon pemerintah menyediakan anggaran untuk anak-anak Ledokombo belajar ke luar Ledokombo sekaligus mempromosikan Tarian Egrang ke masyarakat dunia.” Atsror Ryan Alief, 17 tahun, di Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2019, Tingkat Kecamatan Ledokombo, 22 Februari 2018.
23
24
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
Pada 2016, ia juga aktif sebagai leader, leader, memimpin berbagai kegiatan di sekolah, seperti pramuka, pasukan pengibar
Nurhalimah: “Ibuku Bekerja di Oman.”
Atas (SMA) (SMA) dan Pergurua Perguruan n Tinggi Tinggi ternama ternama di Jember. “Mereka bilang, ‘Sekolah di kota itu
bendera, bende ra, paduan paduan suara, band , dan pencak
pergaulannya bebas. Bayarnya mahal.
silat. Dua tahun berikutnya, ia terpilih
Belum lagi biaya hidup. Apa kamu tega
menjadi juara 3 pemilihan duta sekolah,
nyuruh ibumu kerja terus?’ Intinya tidak
Gus dan Ning di Sekolah Menengah Atas
ada uang untuk aku sekolah. Waktu
Negeri (SMAN) 1 Kalisat.
diterima di FKG, aku disuruh pindah
Selain Ryan, ada Nurhalimah, 20 tahun,
jurusan.. Bahkan tidak diperbo jurusan diperbolehkan lehkan
mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi (FKG),
kuliah,” cerita Nunung menggambarkan
Universitas Jember, juga aktif di Tanoker.
pendapat keluarga besarnya.
Ibunda Nunung pernah bekerja di Saudi
Nunung diam-diam tetap mendaftar
Arabia pada pada 2007 sampai 2010. 2010. Kemudian Kemudian
ke sekolah impiannya. Hanya ibunya
sang ibu melanjutkan bekerja sebagai
yang tahu. tahu. Ibunya Ibunya bahkan bahkan pulang pulang
Pekerja Rumah Tangga di Oman hingga
mendampinginya dan memberikan
saat ini, sedangkan ayahnya tidak diketahui
penjelasan kepada keluarga besar.
keberadaannya sejak 8 tahun lalu. Nunung, sapaan akrabnya, diasuh
Guru bimbingan konseling dan olahraga di Sekolah Menengah Pertama (SMP)nya,
oleh neneknya yang berusia 60 tahun.
Drs. Radik Sandjaja juga membantunya
Sekian lama berjauhan dengan ibunya, ia
mengantar dan membayar biaya
hampir tak bisa melanjutkan pendidikan
pendaftaran SMA.
sesuai pilihannya. Selain sang ibu, tak ada dari keluarga besar yang mendukungnya melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah
Perjuangannya, ibunya, dan perjuangan orang-orang yang mencintainya, membuahkan keberhasilan. Nunung
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
mempersembahkan berbagai prestasi buat mereka. Semasa di perguruan tinggi, ia mendapatkan beasiswa beasis wa Bidikmisi Bidikmisi dan dan tabungan tabungan dari dari Bupati Jember. Ia menyabet gelar Top 10 Best 10 Best Speaker Speaker di Brawijaya Engli Brawijaya English sh Tournamen Tournament t ; Juara 3 lomba debat keagamaan yang diadakan oleh Kementerian Agama Republik Republik Indone Indonesia; sia; Finalis Finalis lomba lomba debat debat pangan tingkat nasional di UPN Veteran Jawa Timur; Delegasi FKG di ASEAN Islam ASEAN Islamic ic Dentistry Dentistry Festival Festiv al ; Juara 3 lomba poster ilmiah di Soedirman Dentistry Dentis try Scientic Scientic Meeting. Meeting. Ia Ia juga menjadi mahasiswa berprestasi FKG tahun 2018. Sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi, Nunung menjadi leader leader di di sejumlah organisasi. Sekarang, ia menjabat sebagai Wakil Ketua Dentine, Unit Kegiatan Penalaran Mahasiswa Kedokteran Gigi.
Ledokombo Ledokom bo dan Pekerja Migran
R
yan dan Nunung Nunung tinggal di Kecamatan Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, Jawa Timur bagian utara yang jumlah
dilabeli keras kepala dan susah diajak maju. Mata
penduduknya 64.841 orang (BPS; 2017). Kawasan
pencaharian mereka pada umumnya adalah buruh
yang berada berada di wilayah berbuki berbukitt dengan dengan suhu
tani. Sisanya bekerja di sektor informal (pedagang
sekitar 18oC ini terdiri dari 10 desa yang terletak di
kecil) dan menjadi buruh perusahaan, pegawai
ketinggian 370 meter di atas permukaan laut. Selain
negeri, atau swasta.
udaranya yang sejuk, kawasan ini memiliki bentang
Tiga dekade belakangan, sebagian penduduk
alam yang asri dan indah dengan hamparan sawah nan hijau dikelilingi sungai. Akses jalan utama antar
berusia produktif berusia produktif di kawasan ini menjadi menjadi pekerja pekerja migran. Mereka pergi ke luar daerah untuk mencari
desa sudah beraspal dan mudah dilalui kendaraan.
nafkah, baik di dalam negeri (Bali, Lombok, dan
Sebaliknya, akses jalan antar dusun berupa tanah
Kalimantan) maupun luar negeri (Malaysia,
disertai bebatuan yang sering kali licin jika dilalui.
Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Hongkong,
Ledokombo tempo dulu, dikenal sebagai wilayah tertingg tertinggal al di Jember. Jember. Marginal Marginalisasi isasi sosial, sosial,
Singapura,Taiwan, dan sebagian negara di Eropa). Belum ada data yang valid mengenai jumlah
politik, budaya, dan ekonomi terjadi di tengah-
penduduk yang bekerja ke luar daerah. Pada
tengah masyarakat. Belum banyak pihak yang
2016, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
memberikan perhatian terhadap pembangunan di
Jember mencatat sebanyak 7 orang penduduk asal
wilayah ini. ini.
Kecamatan Ledokombo bekerja ke luar negeri.
Ledokombo dianggap sebagai wilayah buangan.
Padahal hasil pendataan oleh komunitas Tanoker Tanoker
Jika ada staf pemerintahan yang ditugaskan di
menunjukkan terdapat 156 orang bekerja ke
Ledokombo, dianggap sebagai hukuman untuknya. Mayoritas penduduk adalah Suku Madura yang
luar negeri. Itupun baru angka dari satu desa di Kecamatan Ledokombo, yaitu Desa Sumbersalak.
25
26
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
Anak-anak k itu dititipkan dititipkan dan diasuh diasuh Anak-ana oleh salah satu orang tuanya, paman dan
Anak-anak: Berkarya, Berdaya
Mereka membolos bahkan putus sekolah, sampai mengalami kehamilan
atau bibi, nenek dan atau kakek yang
di luar nikah, dipaksa nikah dini, hingga
berangkat berang kat renta, renta, bahkan bahkan ada yang yang ditinggal ditinggal
berakhirr perceraian. berakhi perceraian. Belakangan Belakangan mewaba mewabah h
dan dititipkan begitu saja kepada tetangga.
anak-anak mulai dari Sekolah Dasar (SD)
Kehidupan tanpa pengasuhan yang layak
mengonsumsi minuman keras dan obat-
mewarnai hari-hari mereka. Kurang siapnya peralihan pengasuhan
obatan terlarang yang secara bebas beredar di masyarakat. Mereka mengenal minuman
ke pihak kedua yang mengasuh,
keras dan obat-obatan itu kebanyakan dari
menyebabkan mereka kurang dipedulikan,
anak-anak yang putus sekolah. Awalnya
bahkan mengala mengalami mi kekerasan kekerasan sik, sik, psikis, psikis,
mereka sebagai pemakai kemudian
maupun seksual.
meningkat menjadi pengedar.
Permasalahan demi permasalahan
Selain minuman keras, perilaku
muncul di tengah kehidupan anak-anak,
hidup tidak sehat juga diakibatkan sering
temasuk APM. Ini berakar dari minimnya
mengonsumsi makanan dan minuman
pendidikan dan pengetahuan anak serta
ringan tidak sehat ( junk food food ). ). Saat bermain
orang tua yang mengasuh, pergaulan geng
di lingkungan rumah, istirahat sekolah,
anak, arus migrasi pemuda dan pemudi
atau menunggu waktu mengaji di Taman
desa, perkembangan teknologi terutama
Pendidikan Alquran (TPA), anak-anak
gawai, dan kurangnya sarana penyaluran bakat yang yang positif. positif.
gemar “rojegen bebbel bik jembuh”. Dalam bahasa Madura Madura bermakna bermakna:: rujakan nangka
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
muda dan jambu dicampur cabai, penyedap rasa,
karena kartu keluarga atau surat nikah orang tua
dan garam.
dibawa ke luar daerah.
Problem lainnya berkaitan banyaknya anak
Dampaknya, hak mereka terabaikan. Mereka
yang belum belum memiliki memiliki akta kelahiran. kelahiran. Identit Identitas as anak
tidak bisa mendapatkan berbagai layanan dasar,
dianggap sebagai sesuatu yang tidak penting oleh
seperti Kartu Identitas Anak (KIA), mendaftar
masyarakat. Pemerintah seolah membiarkan ini
sekolah, dan kelak tidak bisa mendapatkan surat
terjadi.
nikah serta lain sebagainya.
Ada keterputu keterputusan san informasi informasi antara antara pemerintah pemerintah desa, kecamatan, dan kabupaten akan pilihan solusi jika salah salah satu dokume dokumen n persyaratan persyaratan pembuatan pembuatan akta kelahiran tidak dapat dipenuhi, misalnya
Egrang dan Kampung Wisata Belajar
B
egitu banyak permasalahan yang terjadi, namun tidak semua APM terjerembab secara sosial. Di antara mereka ada yang
bergerak berge rak menjadi menjadi motor motor perubahan. perubahan. Mereka Mereka belajar belajar berorganisasi berorg anisasi dan melahirkan melahirkan komunit komunitas as Tanoker Tanoker pada 10 Desember 2009. Dalam bahasa Madura Tanoker berarti kepompong. Dalam hampir 9 tahun terakhir, anak-anak telah mengubah banyak hal. Mereka mengawal Ledokombo menjadi sebuah “desa dunia” melalui egrang sebagai egrang sebagai medianya. Anak-anak Anak-ana k mengembang mengembangkan kan optimisme optimisme dan gairah baru permainan tradisional egrang egrang.. Keseimbangan dan saling peduli terhadap teman lain adalah nilai yang tertangkap. Melihat ada yang terjatuh dan berdarah, membuat satu per satu ide muncul dari mereka. Mereka belajar bersama menemukan gerakan-gerakan yang tidak membuat terluka. Media sosial seperti youtube youtube adalah adalah salah satu gudang ilmunya. Egrang,, dalam perkembangannya berhasil Egrang dihidupkan dan dirayakan untuk menjadi harapan masa kini dan masa depan. Anak-anak memodikasi permainan tradisional ini dengan dipadukan perkusi dan gerak tari menjadi hasil kreasi seni inovatif, Tarian Tarian Egrang Egrang.. Kini anak-anak komunitas Tanoker berjumlah 280 anak, sekitar 52 anak di antaranya merupakan APM. Mereka Mereka didampingi didampingi belajar dan bermain bermain bersama bersam a dengan dengan metode metode peer peer educatio education n atau
Tarian Egrang, Bermain Mencerdaskan
saling belajar dari teman sebaya. Mereka belajar pendidikan karakter dengan outbound permainan permainan
27
28
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
tradisional, kolam baca. Di kolam baca
kegiatan, seperti pawai Egran pawai Egrang g, jalan sehat
ini anak-anak berenang di kolam kecil
beregrang, beregr ang, bazar bazar kuliner kuliner dan kerajin kerajinan an
dengan membaca buku sebagai tiketnya.
tangan, lomba foto dan videogra,
Mereka juga belajar berorganisasi dan
serta lomba mewarnai bertema egrang egrang..
kepemimpinan, public kepemimpinan, public speaki speaking ng,, seni
Partisipan dalam kegiatan ini dari usia
musik, drama, tari, bahasa Inggris,
anak-anak hingga lansia. Tahun ini, Festival
kesehatan reproduksi, kerajinan tangan,
Egrang Egran g telah memasuki tahun ke-9 dan
pola hidup sehat termasuk pola konsumsi
menjadi agenda tahunan pemerintah
sehat, serta belajar pengetahuan tentang
Kabupaten Jember.
Indonesia serta negara-negara di dunia
Sebelumnya, pada Festival Egran Festival Egrang g
baik lewat lewat berbagai berbagai buku, buku, situs situs web, web,
ke-8, peserta mencapai sekitar 1.500
maupun warga negara lain yang datang
orang. Menteri Pemberdayaan Perempuan
ke Ledokombo melalui kampung wisata
dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana
belajar.. belajar
Yembisee menghadiri Yembis menghadiri festival festival.. “Anak-anak “Anak-anak membutuhkan waktu untuk berkreasi sesuai dengan konvensi hak anak
“Anak-anak membutuhkan waktu untuk berkreasi sesuai dengan konvensi hak anak internasional yang sudah diratifikasi. dira tifikasi. Festival Egrang adalah salah satu wujud dari pemenuhan hak anak.”
internasional yang sudah diratikasi. Festival Egrang Festival Egrang adalah adalah salah satu wujud dari pemenuhan hak anak.” Pada acara tersebut, Kementerian PPPA mendukung Pemerintah Kabupaten Jember mendeklarasikan Jember menuju Kabupaten Layak Anak. Festival Egran Festival Egrang g ke-8 menjadi media advokasi melalui pendekatan budaya melalui kerja sama dengan Program Peduli. Tarian Egrang juga Egrang juga merupakan cikal bakal yang membawa Ledokombo menjadi destinasi wisata baru di Jember.
Yohana Yembise, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA)
Apa yang diinisia diinisiasi si oleh anak-an anak-anak ak telah membuahkan hasil. Dari parade
Ledokombo berproses menjadi kampung wisata belajar belajar di di mana ekonomi ekonomi desa bergerak dan kehidupa bergerak kehidupan n sosial, sosial, politik, politik, dan budaya makin bergairah bergairah.. Kampung wisata belajar dikelola
keliling desa kemudian membuat keluarga
oleh mayoritas pekerja migran purna
lebih memedulikan anak-anak. Anak-anak
dan keluarga yang sejatinya mempunyai
dipercaya menjadi wakil daerah untuk
pengalaman-pengalaman internasional
kegiatan budaya di tingkat lokal, nasional,
yang didapatkan didapatkan di luar neger negeri, i, seperti seperti
dan internasional.
kecakapan hidup maupun keahlian
Salah satu gagasan penting anakanak adalah Festival Egrang Festival Egrang.. Festival ini menjadi puncak hajatan budaya tahunan
memasak aneka kuliner dan kemampuan berbagai berbag ai bahasa bahasa internasional internasional.. Kreativitas bersama ini melahirkan
memperebutkan piala bergilir dari
paket wisata dengan suguhan aneka
Kementerian Pemberdayaan Perempuan
outbound berbasis berbasis permainan tradisional;
dan Perlindungan Anak (KPPPA). Festival Festival Egrang dimeriahkan Egrang dimeriahkan dengan berbagai
kuliner sehat kreatif mulai dari makanan, jajanan, dan dan minuman minuman tradisional tradisional
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Indonesia dan beberapa negara lainnya yang salah satunya dipasarkan di Pasar Lumpur (pasar kuliner
lainnya yang dibutuhkan. Keberhasilan Sekolah Bok-eb Sekolah Bok-ebok ok mulai mulai dirasakan
ndeso)) pada setiap hari Minggu di akhir bulan; ndeso
di keluarga kecil Muihatun, 43 tahun yang
produk pertanian organik serta produk kerajinan
diungkapkannya dalam bahasa Madura.
tangan; dan penyediaan homestay homestay..
“Mon sebelum bedeh Sekolah Bok-ebok, ebok reh mentang-mentang. Apa-apa bender. Denglah norok Sekolah Bok-ebok pendapat nak-kanak kodu
“Anakku, Anakm Anak mu, Anak Kita Bersama”
T
kedingagih. Engkok reh ebok tak pasteh bender meloloh. Ebok tak mentang ebok. Kodu butoh ke nak-kanak. Padena a mesak’a apa tak pas metepak ke eberah dibik. Kan kodu tanya ke anak tero ngakan apa. Pas poleh, engkok setiyah tak ngalak
anoker menggagas program Collaborative
sekarepa dibik mon nyoroh anak bik lakeh. Kodu
Parenting Parenti ng atau atau pengasuhan bersama
ngocak kasoon. Setiyah lah biasa tak canggung.
terutama untuk APM. Pengasuhan bersama
Reh gebei gebei ngajeri ngajeri anak anak kiyah.” kiyah.”
dilakukan melalui pendekatan sosial budaya di
(Sebelum ada Sekolah Ibu, ibu mentang-
mana pemerintah dan masyarakat menjadi orang
mentang. Semua mentang. Semua yang dilakukan dan diucapkan
tua semua anak, “anakku, “anakku, anakmu, anak kita
adalah benar. Saat sudah mengikuti Sekolah Ibu,
bersama” . Upaya sinergis ini digalang atas kerja
saya harus mendengarkan pendapat anak-anak.
sama berbagai pihak baik di tingkat lokal hingga internasional.
Saya ini ibu yang tidak selalu benar. Ibu juga membutuhkan anak-anak. Contohnya jika akan
Pengasuhan bersama dirintis melalui kerja
memasak harus menanyakan kepada anak, ia ingin
pendampingan anak-anak yang kemudian diperkuat
makan masakan apa. Tidak hanya sesuai dengan
dengan hadirnya Sekolah Bok-ebok Sekolah Bok-ebok (sekolah ibu),
yang diinginkan diinginkan ibu. Selain Selain itu, itu, saya sekarang sekarang tidak
Sekolah Pak-bapak Sekolah Pak-bapak (sekolah (sekolah bapak), dan Sekolah Sekolah
mau menang sendiri kalau minta bantuan anak
Yang-eyang (sekolah Yang-eyang (sekolah nenek dan kakek).
dan suami. Setelah dibantu harus mengucapkan
Pengasuhan ini dikemas dengan membangun
terima kasih. Ini sudah terbiasa dilakukan dan tidak
ruang-ruang curhat sebagai upaya pengasuhan
lagi canggung. Ini juga untuk memberikan contoh
untuk perdamaian.
kepada anak.)
Sekolah Bok-ebok Sekolah Bok-ebok bertujuan bertujuan memberdayakan
Seiring berjalannya waktu, Sekolah Bok-ebo Sekolah Bok-ebok k
perempuan. Pengelolaan belajar bersama sudah
ternyata tak cukup memenuhi kebutuhan belajar di
terorganisir dengan kerja sama komunitas akar rumput yang mayoritas keluarga pekerja migran
kampung. “Re tak cokop Sekolah Bok-ebok. Jugen
dan juga pengajian-pengajian di kampung.
butoh Sekolah Pak-bapak mak gun tak pasrah
Ada fasilitator fasilitator lokal dalam setiap setiap pertemuan pertemuan
ke embuk’en meloloh gebei adidik anak. Mak le
dengan materi sesuai dengan kesepakatan yang
pade tanggun tanggung g jawab. jawab. Degik Degik pas adidi adidik k tak padeh padeh
tertuang dalam modul sebagai panduannya.
antara pak bik embuk. Embuk’en tak nokol, tapeh
Beberapa materi dalam modul tersebut,
pak’en nokol kan pas pas tak padeh.” padeh.”
yaitu pengasuha pengasuhan n bersama, bersama, pemenuhan pemenuhan dan dan
(Sekolah Ibu saja tidak cukup. Selain itu, juga
perlindungan hak asasi manusia, pemenuhan
butuh diadakan diadakan Sekola Sekolah h Bapak agar agar tidak tidak hanya
dan perlindungan hak anak dan perempuan,
pasrah kepada istri untuk mengasuh anak-anak.
kesehatan reproduksi, pola hidup sehat termasuk
Nanti kalau tidak sama-sama mengikuti sekolah,
pola konsumsi sehat, membangun keluarga damai,
maka akan tidak sama pola asuh antara bapak dan
migrasi aman dan benar, internet cerdas, peran
ibu. Sebagai contoh, ibu sudah tidak memukul
perempuan pembangunan dan keamanan, seks dan gender, deteksi dini radikalisme, serta materi
dalam mengasuh anak, tetapi bapak masih memukul.)
29
30
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
bingong g tak biasah biasah kedibi kedibik k “ Kuleh bingon
dengan baik dan belum tersedia modul.
adidik nak-kanak. Ebok’en nak-kanak
Kegiatannya dilaksanakan setiap dua
mangkat ke luar negeri. Bileh bede Sekolah
minggu bersamaan dengan arisan bapak-
Pak-bapak? Pak-bap ak? ”
bapak. Materi Materi untuk untuk sekolah sekolah bapak-bapa bapak-bapak k
(Saya bingung, tidak biasa sendiri
masih seputar penyeimbangan peran
mengasuh anak-anak. Ibunya anak-anak
bapak dan dan ibu dalam dalam keluarga keluarga serta serta fase fase
berangkat berang kat kerja kerja ke luar luar negeri. negeri. Kapan ada
perkembangan psikologis anak.
Sekolah Pak-bap Sekolah Pak-bapak ak?) ?)
Ternyata dua sekolah masih tak cukup.
Permintaan dua orang laki-laki untuk
Masyarakat meminta Sekolah Yang-eyang Sekolah Yang-eyang
bersama-sama bersama -sama melaksan melaksanakan akan Sekolah Sekolah Pak Pak-
juga.
bapak.
Sekolah Yang-Eyang Yang-Eyang bertujuan bertujuan
Sekolah Pak-bapak Sekolah Pak-bapak menjadi menjadi penting
melakukan pengasuhan terhadap cucu
karena banyak suami ditinggal istri keluar
yang lebih lebih baik. baik. Sekolah Sekolah yang juga yang juga
Ledokombo untuk mencari nafkah. Pada
tergolong baru ini berkembang dengan
umumnya mereka kurang siap untuk
pesat. Semangat mereka luar biasa dalam
mengasuh anak dan mengelola keluarga. Sekolah Pak-bapak Sekolah Pak-bapak masih masih tergolong baru berjalan. berjalan. Masih belum belum terorganis terorganisir ir
Sekolah Bok-ebok: Menjadi ibu pembelajar
menjadi teman berjuang untuk Ledokombo. Komunitas lansia yang berawal dari kegiatan senam dan pengajian, beberapa
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
waktu belakan gan ini secara mandiri mandiri membuat membuat belakangan
karena penghasilan yang didapatkan dipakai untuk
kurikulum pembelajaran untuk Sekolah Yang-
kegiatan konsumtif, seperti membangun rumah dan
eyang.. Kesehatan keluarga dan pengasuhan eyang
membeli barang-barang elektronik atau kendaraan
cucu yang lebih baik adalah isu utama dalam
bermotorr sebagai bermoto sebagai simbol simbol keberhasilan keberhasilan..
pembelajarannya.
Pengasuhan bersama dengan pendekatan
Pengasuhan bersama ini dilengkapi dengan sebuah upaya pengasuhan lintas batas dengan
budaya yang yang dirintis dirintis anak-anak, anak-anak, kini berkemba berkembang ng menggerakkan kepedulian banyak pihak. Salah
menciptakan keterhubungan antara orang tua
satunya untuk berpartisipasi dalam melakukan
di rantau dengan anak mereka, serta jejaring
perubahan kebijakan yang ramah anak dan
pengasuhan bersama di desa melalui berbagai
perempuan yang hasilnya adalah Peraturan
alat komunikasi masa kini. Jika sang anak belum
Desa (Perdes) Perlindungan Tenaga Kerja
memiliki alat tersebut, misalnya telepon genggam,
Indonesia (TKI) dan anggota keluarganya asal
maka pendamping dan atau tokoh masyarakat
Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo, serta
aktif menjadi jembatan dalam pengasuhan jarak
melibatkan anak-anak dan perempuan secara aktif
jauh ini. ini. Mereka mengha menghampiri mpiri rumah rumah si anak anak dan
dalam musyawarah Desa Sumbersalak hingga
meminjamkan telepon genggamnya.
Kecamatan Ledokombo sejak tahun 2015.
Kini mereka bisa saling bercerita tentang
Sejak 2016, Pemerintah Desa Sumbersalak
banyak hal. Bicara Bicara tentang tentang keseharian keseharian di di kampung kampung
menganggarkan dari dana desa untuk kegiatan
dan di rantau, serta soal keberlanjutan pendidikan
pemberdayaan anak dan perempuan.
anak yang dulunya tidak terlalu diperhatikan
31
32
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
“Berkat anak-anak dengan egrangnya, Ledokombo dikenal banyak orang. Banyak orang dari luar negeri datang ke Ledokombo, ingin belajar bareng anakanak. Aku paling suka ini. Bisa belajar
L A D R A P U S N A W A N R U P I N O R : O T O F
langsung sama native speaker-nya,” speaker-nya,” jelas Nunung sambil mengenang masa lalunya. Nunung makin peka terhadap lingkungan sekitarnya. Segala hal positif dan negatif yang ia temukan di Ledokombo, disaringnya. Ia bertekad menjadi perempuan tangguh dan bermanfaat untuk banyak orang orang agar agar dapat membaha membahagiakan giakan
Prestasi dari Collaborative Paren Pa renting ting uah pengasuhan bersama nampak jelas dari dari jejak jejak tumbuh tumbuh kembang kembang
B
Ryan dan Nunung.
Sejak usia 11 tahun, Ryan aktif dalam
orang tua, terutama ibunya yang (atas) Sekolah Pak-bapak : Berbagi, membimbing, mengasuh bersama
berjuang berjuan g untuk untuk keluarga. keluarga. Ibunya Ibunya selalu selalu menyemangati setiap hari, sekitar 20 menit melalui telepon genggam. Pengalamannya dengan sang ibu membuatnya peduli terhadap APM lainnya.
(Kiri)Sekolah Yang-eyang: Semangat tak pernah uzur
Saat ditanya, “Apa tipsmu untuk APM?” Nunung yang hobinya membaca dan menonton lm berbahasa Inggris ini mengatakan, “Tips untuk teman-temanku
gerakan budaya khususnya bermain perkusi
seperjuangan (APM), build a strong parent
bersama dengan teman-t teman-temannya emannya di
and child bond, membangun ikatan yang
komunitas Tanoker. Ryan merasakan masa
kuat antara orang tua dan anak, jangan
depannya lebih terarah.
pernah putus komunikasi, jadikan orang
“Awalnya saya pemalu. Sekarang, masa
tua sebagai sahabat, bangga sama orang
depan Ryan lebih terarah, lebih percaya diri, banyak pengalaman. Ini semua karena belajar bersam bersama a banyak orang dan dan punya kesempatan tampil di mana-mana. Ini tidak hanya dirasakan Ryan saja, tapi juga temanteman,” ungkapnya dalam perbincangan bersama penulis penulis.. Keahlian bermain perkusi ditransferkan kepada teman-teman sebayanya, baik di lingkungan sekolah maupun di Kecamatan Ledokombo. Begitu juga Nunung. Telah banyak prestasi yang digenggamnya terutama dalam kemampuan berbahasa Inggris yang dipelajarinya melalui kampung wisata belajar yang diinisiasi diinisiasinya nya bersama bersama anakanakanak Ledokombo saat usianya masih 12 tahun.
Pengasuhan bersama dengan pendekatan budaya yang dirintis anak-anak, kini berkembang menggerakkan kepedulian banyak pihak
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Anak dan perempuan dalam Musrenbang Kecamatan Ledokombo: Suara kami menentukan
tua, jangan minder karena orang tua kita sebagai
merupakan guru mengajinya dan salah satu
pekerja migran. Buatlah target untuk masa depan,
fasilitator Sekolah Bok-ebok. Sekolah Bok-ebok.
ajak diskusi orang tua apa yang dicita-citakan
(Bu Guru, tetangga saya sudah berangkat ke
untuk anaknya dan ceritakanlah apa yang menjadi
luar negeri. Saya tidak boleh memberikan kabar ini
cita-cita kalian. Tetap berada di lingkungan
ke Bu Guru).
yang menduku mendukung ng karena karena teman adalah sekolah sekolah
Laporan dari anak inilah yang kemudian
kehidupan.” Tak hanya Nunung yang peduli APM, empati
menjadi pembahasan dalam Sekolah Bok-ebok Sekolah Bok-ebok untuk mengatur strategi menginformasikan tentang
juga terawat terawat dalam dalam diri anak-an anak-anak ak lainnya. lainnya.
migrasi yang aman dan benar atau solusi mengatasi
Beberapa anak sering kali ikut keluarganya datang
permasalahan anak. Jika waktunya mendesak,
ke Sekolah Bok-ebok Sekolah Bok-ebok dan dan mendengarkan materi
fasilitator Sekolah Bok-ebok Sekolah Bok-ebok atau atau ustaz dan ustazah
migrasi aman. Mereka kemudian melaporkan
menghampiri dan memberikan edukasi terhadap
kepada orang tua, fasilitator Sekolah Bok-ebok Sekolah Bok-ebok,, dan
orang yang bersangkutan.
guru mengaji ustaz atau ustazah jika ada tetangga
Ledokombo menorehkan cerita,
yang hendak hendak bekerja bekerja ke ke luar negeri atau mengetahu mengetahuii
menggambarkan realitas bahwa perubahan
ada anak-anak yang mengalami masalah, termasuk
bisa terjadi terjadi dari dari mana saja, saja, termasuk termasuk dari dari desa
APM.
yang dimotori dimotori oleh oleh anak-anak anak-anak dengan dengan percaya percaya
Salah satunya Melly Agustin, 15 tahun.
pada mereka, memberikan ruang, peluang dan
“Bu guru, tatanggehnah kuleh ampon mangkat
pendampingan. Anak-anak telah menginspirasi
ka luar negeri. Je’ kuleh tak olle le ngabele ka
dan menggerakkan orang dewasa, masyarakat, dan
empean” tandasnya kepada Siti Latifah yang
pemerintah untuk belajar.
33
34
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
35
Laskar Pe Oleh Rambu W. Lodang Yasalti, Sumba Timur.
36
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
uli Lai Hau
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
P
rovinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dikenal sebagai provinsi yang paling banyak mengha menghasilkan silkan Tenaga Tenaga Kerja Kerja Indonesia (TKI) ilegal di luar negeri.
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) pada 2016 menyatakan, dari 1,3 juta TKI ilegal dari Indonesia, sekitar 60 persennya berasal dari NTT dan sebagian
besar adalah perempua perempuan. n. Ini membuat pekerja migran NTT menjadi pekerja yang rawan mengalami kekerasan. Tak hanya itu, keluarga yang mereka tinggalkan harus menghadapi suasana baru, hidup tanpa seorang ibu. Mereka harus hidup bersama ayahnya, kadang dengan neneknya, tantenya, bahkan harus tinggal di rumah tetangganya. Di Desa Lai Hau, Kabupaten Sumba Timur, anak pekerja migran (APM) mengalami beragam persoalan. Ada sekitar 85 anak pekerja migran di desa ini. Rata-rata mereka berumur 5-17 tahun. Hidup menjadi tidak mudah bagi para APM. Penampilan Forum Anak Impian Kasih pada saat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak berkunjung ke Desa Lai Hau
Untuk memenuhi kebutuhan mereka, mereka harus menjadi pekerja anak, bekerja menjadi buruh tani.
“Mama sudah kurang lebih 3 tahun bekerja di Malaysia, Kak. Sejak saya berumur 10 tahun. Mama pernah pulang sekali, dua minggu lamanya untuk menjenguk kami, tet tetapi api kembali lagi ke Malaysia karena terikat kontrak dengan majikan.” Anton masih 13 tahun, kelas 1 di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Lewa.
37
38
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
Namun, di saat yang sama, mereka juga harus melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, dan jika lebih tua, mereka harus mengasuh adik-adiknya, menggantikan sebagian peran orang tua mereka. Salah satunya dialami Anton. Anton masih 13 tahun, kelas 1 di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Lewa. Ia mengaku jarang belajar. ”Sebenarnya saya jarang belajar. Kalau pulang dari sawah begini kadang saya capek sehingga saya tidak sempat lagi untuk belajar. Kadang kalau saya ke sekolah juga jarang, Kak, apalagi pas musim tanam. Saya jadi buruh tani tani di sawah sawah tetangga tetangga dengan dengan upah upah Rp 65.000,- per harinya.” Anton dan dan adik perempu perempuannya annya yang yang berumurr 8 tahun, berumu tahun, Yetty, saat ini tinggal dengan neneknya, Konga Wandal yang usianya 68 tahun. Ia sudah menjanda lama. Sebelumnya mereka tinggal berenam sebelum salah satu anak perempuannya bekerja bekerj a di luar luar negeri. negeri. Neneknya juga mengurus anak perempuannya yang disabilitas daksa, tidak bisa berjalan sejak lahir. Ibu Anton, Anawulang, Anawula ng, sejak sejak 3 tahun tahun lalu beker bekerja ja di Malaysia. Kadang-kadang ibunya berkirim uang. Nenek menggunakannya untuk kebutuhan rumah tangga serta membayar sekolah Anton dan adiknya yang sekolah di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Bapaknya bekerja menjadi sopir ojek.
Aprilani Pandahuki, Laskar Peduli Anak dan Anak
dengan mama. Mama hanya bertanya
Pekerja Migran di Desa Lai Hau
kami rajin ke sekolah? Kehidupan kami tidak menunjukkan sebuah keluarga
tentang keadaan kami melalui nenek dan bapak: Apakah kami sehat? Apakah
yang utuh. utuh. Kadang Kadang nenek nenek saja yang yang selalu selalu
“Uang hasil ojek hanya untuk tambah-
memperhatikan kami. Bapak kalau sudah
tambah, belum lagi kebutuhan bapak
capek dari mengojek, hanya minum kopi,
merokok,” tambahnya.
makan, dan tidur tanpa bertanya apakah
“Mama sudah kurang lebih 3 tahun bekerja bekerj a di Malaysia, Malaysia, Kak. Kak. Sejak saya berumurr 10 tahun. berumu tahun. Mama pernah pulang pulang
kami sudah makan, bagaimana di sekolah, apakah ada PR, dan lainnya.” Desa Lai Hau berada di bagian utara
sekali, dua minggu lamanya untuk
Sumba Timur. Sebenarnya desa ini
menjenguk kami, tetapi kembali lagi ke
memiliki wilayah pertanian yang cukup
Malaysia karena terikat kontrak dengan
luas. Luasan sawahnya mencapai 5 ha.
majikan. Selama ini, kadang-kadang
Namun sawah tadah hujan ini hanya bisa
saja kami bicara dengan mama. Paling
ditanami setahun sekali pada Desember-
banyak nenek nenek dan dan bapak yang ngobrol ngobrol
Maret.
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
”Sejak saat ini, jika ada orang yang mencari tenaga kerja, harus menunjukkan surat asli dengan tanda tangan dan cap basah dari dinas.” Kepala Dinas Transmigrasi dan Ketenagak Ketenagakerjaan erjaan
Mereka masih kesulitan untuk mendapatkan biaya mendanai mendanai pendidi pendidikan kan dan kebut kebutuhan uhan lainnya. lainnya. Namun pendidikan yang rendah membuat tak banyak pekerjaa pekerjaan n tersedia. tersedia. Tak ada pilihan pilihan selain selain menjadi pekerja migran. Saat ini ada sekitar 50 pekerja migran, baik yang bekerja bekerja di di luar maupun maupun dalam dalam negeri. negeri. Sekitar 95 persennya adalah perempuan. Mereka meninggalkan anak-anak yang jumlahnya mencapai 180 orang. Mereka diasuh ayah atau ibu atau kakek atau nenek atau kakek dan nenek atau om atau tante atau om dan tante. Karena tidak diasuh orang tuanya, pola pengasuhan yang salah mengakibatkan anak-anak dan anak pekerja migran mengalami permasalahan sosial, seperti: banyak anak yang mengkonsumsi minuman keras, merokok, membolos dari sekolah
ekonomi, politik, dan budaya yang berpengaruh
bahkan putus sekolah, sekolah, ada anak yang hamil hamil di luar luar
terhadap kehidupan buruh migran, serta
nikah, serta mengalami kekerasan sik, psikis, dan seksual.
mendiskusikan harapan, strategi, dan komitmen bersama yang akan akan dilakukan dilakukan ke depan. Kepala Kepala
Situasi yang dialami anak-anak pekerja migran
Dinas Transmigrasi dan Ketenagakerjaan dalam
inilah yang membuat Yayasan Wali Ati (Yasalti)
pertemuan ini menyampaikan, ”Sejak saat ini,
bekerja bekerj a pada 3 desa dan dan 1 kelurahan kelurahan di Kabupaten Kabupaten
jika ada orang yang yang mencari mencari tenaga tenaga kerja, kerja, harus
Sumba Timur. Mereka memperkenalkan Program
menunjukkan surat asli dengan tanda tangan dan
Peduli.
cap basah dari dinas.”
Namun Yasalti belum mengenal wilayah
Komitmen Kepala Dinas disampaikan
tersebut. Itulah sebabnya mereka harus “berkenalan
mengingat banyak praktik di lapangan, para
dan memahami” tempat mereka bekerja.
pencari tenaga kerja suka-suka datang ke kampung
Pada Agustus 2016, Yasalti menyelenggarakan
dan merekrut orang. Dalam pertemuan ini juga
lokakarya dan mengundang semua pemangku
disepakati dibentuknya laskar peduli anak dan anak
kepentingan dari tingkat desa hingga kabupaten.
pekerja migran di desa, biasa disebut Laskar Peduli.
Dalam pertemuan ini mereka saling mengenal,
Langkah Yasalti selanjutnya adalah menemukan
mendiskusikan informasi tentang situasi sosial,
kader-kader Laskar Peduli. Bagai tim pencari bakat,
39
40
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
Kerja Wanita (TKW). Kalau anak-anak pekerja migran di Desa Lai Hau banyak tetapi data anak pekerja migran di desa kami belum bel um ada. ada. Data Data peke pekerja rja migra migrannya nnya saja juga belu belum m ada,” ada,” ujar ujar April Aprilani ani Panda Pandahuki huki,, 26 tahun, seorang Kader Posyandu Lansia di desa saat lokakarya. Aprilani yang belakang belakangan an menjadi menjadi bagian Laskar Laskar Peduli Peduli adalah adalah ibu yang memiliki dua orang anak, laki dan perempuan. Suaminya bekerja sebagai satpam kantor Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Sumba Barat Daya. Selama ini Aprilani aktif sebagai kader Posyandu lansia yang dikenal gigih. Selama menjadi kader Posyandu, Aprilani merasa hidupnya berarti bagi orang lain. Itu juga menjadi pengalaman berarti karena harus melayani orang tua yang sudah lanjut usia. Selain Aprilani, ada 35 orang kader Laskar Peduli lainnya yang terdiri dari 14 laki-laki dan 22 perempuan. Mereka direkrut pada Oktober 2017 dari 3 desa dan 1 kelurahan dampingan Yasalti. Akta Kelahiran bagi anak dan anak Pekerja Migran
Dari 36 Laskar Peduli yang direkrut paling banyak adalah perempuan. Perempuan dilihat lebih memahami dan memiliki pengalaman tentang anak, dan lebih sabar menghadapi kelakuan anak
Yasalti mulai menanyak menanyakan an di sana sana sini. Mereka mencari orang yang dapat diajak
dengan karakternya masing-masing. Mereka berasal dari profesi yang
dan dipilih bekerja sama di desa. Orangorang tersebut bisa laki-laki, bisa juga
berbeda. Ada yang berbeda. yang pendeta, pendeta, aparat aparat desa dan kelurahan, guru, kader-kader Posyandu,
perempuan, yang memiliki kriteria punya
dan orang tua anak pekerja migran.
rasa kepedulian atau jiwa sosial dan rela
Pendataan APM diawali dengan
berkorban. berkor ban. Selain Selain itu terdapa terdapatt kriteriakriteria-
menyusun panduan pendataan bersama
kriteria lainnya seperti: harus ramah, punya
dengan Laskar Peduli. Kader memahami
pengalaman, bertanggung jawab, dan lain
format yang disiapkan untuk melihat
sebagainya.
berapa jumlah, jumlah, apa apa yang dibutuh dibutuhkan, kan,
Awalnya, belum semua Laskar Peduli Peduli yang terpilih terpilih memahami memahami isu isu pekerja pekerja migran migran dan APM yang dikerjakan Yasalti, juga
bagaimana bagaiman a kondisi kondisi mereka, mereka, diasuh diasuh oleh siapa saat ini, dan lainnya. Pendataan pun dilakukan Aprilani
persoalan yang dialami anak-anak pekerja
dan teman-teman Laskar Peduli lainnya,
migran.
didampingi staf program Yasalti. Dari hasil
“Saya baru mendengar kata buruh migran. Selama ini yang saya pahami Tenaga
pendataan anak pekerja migran di 3 desa (Watu Hadang, Patawang, dan Lai Hau)
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
dan 1 Kelurahan Lumbu Kore, ada 180 orang anak
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil tak
pekerja migran yang terdiri dari 93 laki-laki dan 87
mau ketinggalan, mereka memberikan layanan akta
perempuan. Khusus di Lai Hau ada 85 orang yang
kelahiran bagi anak dan anak pekerja migran.
terdiri dari 45 laki-laki dan 40 perempuan. Anak-anak Anak-an ak pekerja pekerja migran migran memiliki memiliki persoalan persoalan yang sangat sangat mendasar. mendasar. Kalau Kalau mau mau masuk sekola sekolah h mereka tidak punya akta lahir asli. Kalau mau dapat
Situasi ini mendorong Pemerintah Desa bersedia bersed ia mengalokas mengalokasikan ikan dana dana bagi anak anak dan anak pekerja migran. Akhirnya,, lembaga Akhirnya lembaga gereja gereja juga tak mau
beasiswa, beasis wa, tak punya punya akta lahir. lahir. Kalau Kalau mau buat buat
kalah. Lembaga Peruati melalui Kelas Discip Kelas Disciples les
Kartu Tanda Penduduk Elektronik (E-KTP), tidak
Remaja (KDR) dan Kelas Tumbuh Bersama (KTB)
memiliki akta lahir, dan lain sebagainya.
memberikan bantuan peralatan sekolah bagi anak
Dari data yang diambil Laskar Peduli, diketahui
pekerja migran di Kelurahan Lumbu Kore.
anak-anak yang belum memiliki akta kelahiran sebanyak 96 orang anak yang terdiri dari 48 lakilaki dan 48 perempuan. Di Desa Lai Hau ada 43 orang anak pekerja migran yang belum memiliki akta kelahiran yang terdiri dari 21 laki-laki dan 22 perempuan. Dari data inilah Laskar Peduli mengunjungi para orang tua anak dan pengasuh. Kader memberi pemahaman kepada mereka tentang pentingnya anak memiliki akta kelahiran sekaligus membantu
Tantangan Perempuan Laskar Peduli ebagai perempuan, Aprilani dan perempuan lainnya dalam Laskar Peduli memiliki
berkas yang dibutuhk dibutuhkan an untuk untuk pengurusan pengurusan akta
S
kelahiran, seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP)
orang tua, anak dan anak pekerja migran, bahkan
orang tua, Kartu Keluarga, surat keterangan kenal
dari sesama Laskar Peduli. Perempuan yang sudah
lahir dari desa, dan dokumen dasar lainnya.
menikah seperti Aprilani juga memiliki tantangan
orang tua anak dan pengasuh menyiapkan berkas-
Ternyata saat turun ke lapang, Laskar Peduli
tantangan yang berbeda-beda. Tantangan
berbeda berbe da ini bisa bisa berasal berasal dari dari keluarga, keluarga, dari dari tetangga, tetangga,
sendiri, salah satunya dukungan sang suami.
menemukan fakta tambahan. Ada sekitar 87 anak
Kepercayaan dan dukungan suaminya sangat
lainnya yang juga belum memiliki akta kelahiran.
membantu dalam mengembangkan diri sebagai
Setelah melakukan pendampingan sejak
perempuan meskipun dia kerap digunjingkan oleh
November 2017-Januari 2018, Laskar Peduli
tetangga-tetangganya.
berhasil membantu berhasil membantu keluarnya keluarnya 119 akta akta kelahiran kelahiran dari Desa Lai Hau, sekitar 17 di antaranya adalah
“Pendataan dari pagi sampai sore, data apa saja?” begitu kata Apriliani menirukan pertanyaan
akta kelahiran milik anak pekerja migran.
tetangganya.
Data yang dikumpulkan Laskar Peduli ternyata
Hal serupa dialami Dellyani M. E. Bunga, 57
mendorong berbagai pihak untuk bergerak dan
tahun, Ketua Laskar Peduli Kelurahan Lumbu
peduli kepada anak-anak, khususnya anak-anak
Kore. Ia dipertanyakan oleh anggota Laskar Peduli
pekerja migran. Instansi-instansi pemerintah
lainnya, yang mau bekerja asal diberi uang, insentif,
menggunakan data mereka untuk memberikan
atau honor.
layanan dasar kepada masyarakat, khususnya
Tantangan lainnya adalah kapasitas Laskar
keluarga pekerja migran. Salah satunya adalah
Peduli yang masih minim, apalagi dukungan
Dinas Sosial Kabupaten Sumba Timur yang bekerja
pemerintah desa untuk kerja-kerja Laskar Peduli
sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Anak Pekerja Pekerja Migran Migran juga juga kurang. kurang.
(BPJS) Cabang Waingapu untuk memberikan kartu
Tantangan-tantangan itu dijawab Yasalti
jaminan keseha kesehatan tan dan Kartu Indones Indonesia ia Sehat (KIS)
dengan menyelenggarakan penguatan kapasitas
bagi anak anak pekerja pekerja migran. migran.
bagi Laskar Laskar Peduli. Peduli. Penguatan Penguatan kapasita kapasitass dilakukan dilakukan
41
42
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
melalui pelatihan dan diskusi sebagai upaya meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mereka tentang hak-hak anak, gender, pengorganisasian, dan advokasi. Kegiatan tersebut dilakukan melalui pelatihan-pelatihan, lokakarya, pertemuan rutin, asistensi, dan pendampingan. Koordinasi dan komunikasi terus
Dellyani M.E.Bunga, Laskar Peduli Anak dan Anak Pekerja Migran Kelurahan Lumbu Kore
Akhirnya SK Kepala Kepala Desa Desa dan Lurah Lurah terbit. Kini ada harapan baru bagi Laskar Peduli dan Forum Anak. Melalui dukungan Alokasi Dana Desa Desa (ADD), (ADD), Laskar Peduli membantu memperjuangkan hak anak-anak, mengupayakan pemenuhan hak anak, memberikan sosialisasi dan pemahaman tentang hak-hak anak dalam
dibangun Yasalti dan Laskar Peduli untuk mendorong pemerintah desa dan kelurahan
rangka meningkatkan wawasan dan pemahaman tentang perlindungan anak,
aktif terlibat dalam upaya perlindungan
serta membantu memberikan motivasi
anak. Laskar Peduli kini lebih percaya
kepada anak-anak untuk mengembangkan
diri terlibat dalam forum Musyawarah
bakat, kreativit kreativitas, as, dan potensi yang dimiliki dimiliki
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)
masing-masing anak.
desa dan kelurahan dalam mendorong
Strategi lain yang dilakukan Yasalti
alokasi dana desa bagi anak dan anak
untuk mendukung kerja Laskar Peduli
pekerja migran.
Anak dan dan Anak Pekerja Pekerja Migran adalah adalah
Selain itu, mereka juga mengawal
dengan membentuk Forum Anak di Desa
penerbitan Surat Keputusan (SK) bagi
Lai Hau pada November 2017. Forum Anak
legalitas lembaga Forum Peduli Anak dan
memberi ruang anak-anak dan anak pekerja
Forum Anak pada 3 desa dan 1 kelurahan.
migran untuk bertemu serta berinteraksi
Di Lai Hau, Aprilani bahkan dipercaya
bersama melalu melaluii bakat dan dan potensi potensi yang
menjadi bendahara Forum Peduli Anak.
dimiliki. Peran Laskar Peduli Anak dan
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Aprilani Pandahuki Laskar Peduli Anak dan Anak Pekerja Migran sedang berdiskusi bersama Laskar Peduli
Pekerja Migran Anak Pekerja Migran membantu membantu mengol mengolah ah bakat bakat
dari teman-temannya. Nancy terharu dan tumbuh
dan potensi yang mereka miliki.
semangat baru dalam dirinya. Ia merasa ada seorang
Kegiatan demi kegiatan dikembangkan dalam
sosok ibu yang sering memberikan penguatan dan
Forum Anak. Anak-anak sering bertemu dan
selalu mendukung dia. Akhirnya Nancy bersedia
berkreasi bersama berkreasi bersama melalui melalui tarian, tarian, menyanyi, menyanyi, belajar belajar bersama, bersam a, dan mengemb mengembangkan angkan ketera keterampilan mpilan
bergabung bergabun g di Foru Forum m Anak Anak Impia Impian n Kasih. Kasih. “Sebelumnya saya adalah anak yang pemalu.
untuk membuat produk dari barang-barang bekas.
Minder dengan teman-teman lainnya, Tetapi sejak
Bersama Laskar Peduli Anak dan Anak Pekerja
saya bergabung di Forum Anak Impian Kasih,
Migran, mereka lebih terbuka dan menjadi teman
saya menjadi lebih percaya diri untuk berbicara,
untuk saling berbagi, sebagai teman curhat, dan
saya bisa mengenal banyak teman. Saat ini saya
teman yang akan mendengarkan keluhan-keluhan
dipercaya menjadi sekretaris Forum Anak Impian
dan mendiskusikan kemungkinan-kemungkinan
Kasih,” ungkap Fetrinancy.
solusi buat mereka. Kini anak pekerja migran tidak lagi merasakan
Forum anak menjadi tempat Nancy berproses bersama anak-an anak-anak ak lainnya, lainnya, membangun membangun relasi dan dan
kesepian karena ditinggal orang tuanya. Tidak
interaksi sehingga menjadi anak yang lebih mandiri.
lagi merasa minder karena ada teman-teman yang
Dia dan teman-temannya saling melengkapi, saling
menjadi keluarga terdekat yang selalu ada dalam duka, dan senang. Perasaan itu, salah satunya
mengisi, dan saling berbagi, sehingga anak-anak yang sebelum sebelumnya nya kurang kurang mendapatk mendapatkan an pengasuhan pengasuhan,,
dirasakan Fetrinancy.
kurang mendapatkan perhatian, bisa mendapatkan
Fetrinancy (16) adalah seorang anak pekerja migran. Kini dia duduk di kelas 3 Sekolah Menengah Atas (SMA) Lewa Tidahu. Anak ke-3
pembelajaran dari teman-temannya atau pengasuhpengasuhnya. Kini Nancy lebih ceria dan bersemangat, bahkan
dari 4 bersaudara yang ditinggal ibunya, Magdalena
berprestasi. berpres tasi. Ia terpilih menjad menjadii sekretaris sekretaris Forum Forum
Mora Ngguna, 3 tahun yang lalu. Ia tumbuh sebagai
Anak Impian Impian Kasih. Kasih.
anak yang pendiam, jarang bertemu dengan teman-
Yasalti bersam bersama a Laskar Peduli berhar berharap ap anak-
temannya karena merasa minder. Kesehariannya
anak, khususnya anak-anak pekerja migran tumbuh
hanya seputar sekolah, rumah, dan sawah saat
menjadi pribadi yang lebih mandiri sehingga
musim kerja sawah.
mereka bisa berpikir kreatif dan mempunyai mimpi
Nancy, panggilan akrabnya, sering didatangi
untuk masa depan mereka sendiri, juga keluarga
Aprilani Apri lani ke rumah rumahnya. nya. Ia dibe diberi ri pengu penguatan atan agar tida tidak k
dan untuk membangun Desa Lai Hau dan Sumba
terlena dan larut dengan perasaan malu dan minder
Timur.
43
44
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
45
Wahana Belajar Anak Umma Pande Oleh Imelda Sulis Seda YPK Donders, Sumba Barat Daya
46
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
W
ee Limbu ‘air mengalir dari batu-
batu’, sebuah sebuah desa desa yang yang jaraknya jaraknya hampir satu jam dari ibu kota Kabupaten Sumba Barat Daya
Wee Teebula, Teebula, yang yang artinya artinya air yang yang keluar keluar dari tempayan batu. Hampir semua nama-nama tempat di Pulau Sumba berhubungan dengan air. Desa Wee Limbu berada di Kecamatan Wewewa Timur. Sekitar 90% warga desa bekerja sebagai buruh tani, tani, baik bertani sawah maupun maupun ladang. ladang. Sisanya menjadi pekerja migran. Pekerja migran dari daerah ini umumnya masih berusia muda. Mereka yang belum menikah, atau baru 1 sampai 3 tahun menikah. Mereka yang sudah menikah
Di hamparan wilayah yang terhambur
biasanya memilik memilikii 1 atau 2 orang anak yang usianya mencapai 1 hingga 13 tahun. Berbeda dengan wilayah lain di Indonesia,
Kubangun sebuah gerakan
kebanyakan pekerja migran dari Sumba Barat Daya
untuk masa depan anak
luar negeri dikarenakan utang adat. Utang yang ditanggung karena tuntutan adat, seperti membayar
Di situ ada juga motiv motivasi. asi.
biaya mahar mahar yang jumlahny jumlahnya a sangat besar untuk
Di situ juga ada harapan. Itulah dia Umma Pande
memutuskan berangkat ke luar daerah maupun
pernikahan, biasa disebut belis belis atau atau untuk biaya kematian yang disebut ke’dde ke’dde.. Ritual kematian menjadi sesuatu yang sangat mahal secara adat di Sumba, terutama saat akan
Umma Pande bawalah diriku
dilakukan penguburan dan pemindahan kerangka
dan langkahku yang cilik
kerangka untuk dipindahkan ke kampung adat.
dan cerdas Puisi Novi, anak pekerja migran (APM) Desa Wee Limbu, anggota Komunitas Umma Pande.
orang yang sudah meninggal atau menggali Upacara yang biasa disebut Makawera atau Saiso ini membutuhkan hewan persembahan untuk para leluhur dalam jumlah cukup besar. Dalam setiap upacara, dibutuhkan sekitar 7 - 10 ekor kerbau. Satu ekor kerbau harganya bisa mencapai 15 hingga 20 juta rupiah. Artinya, tiap ritual kematian membutuhkan setidaknya 140 juta rupiah hanya untuk hewan persembahan. Biaya pernikahan di Sumba juga tak kalah mahal. Belis pernikahan jumlahnya beragam, tergantung kepada tinggi rendahnya derajat keluarga bersangkutan secara adat. Keluarga biasa membutuhkan biaya belis mencapai 135 juta rupiah untuk membeli 5 ekor kuda, 5 ekor kerbau, dan 3 ekor babi. Keluarga bangsawan bisa berlipat tiga biaya belisnya. belisnya.
47
48
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
Inilah alasan kebanyakan orang menjadi pekerja migran di Sumba, khususnya dari Kabupaten Sumba Barat Daya. Dinas Ketenagakerjaan dan Sosial Sumba Barat Daya menyatakan bahwa
Mama Agustina Lingü Lango (45), Kader bintang perubahan desa
Anak-anak Anak-ana k pekerja pekerja migran migran ini biasanya biasanya dititipkan kepada keluarga terdekatnya, misalnya kakek, nenek, om, dan tante. Ada juga juga yang terpaksa terpaksa dititipkan dititipkan kepada tetangganya. Di Desa Wee Lumbu, Yayasan
jumlah buruh buruh migran migran yang pergi ke ke
Pengembangan Kemanusiaan (YPK)
Malaysia, Arab Saudi, dan Singapura
Donders menemukan 115 anak-anak
mencapai 3.270 orang. Sekitar 64,2 % pergi
pekerja migran.
secara ilegal. Akibatnya, mereka rentan
Orang tua sebagian anak-anak ini
mengalami kekerasan baik oleh majikan
memiliki status pernikahan yang belum
maupun penyalur mereka ke luar negeri.
jelas, belum belum diakui diakui secara secara adat karena
Tak hanya para pekerja migran yang
belum meluna melunasi si belisnya. belisnya. Status Status orang orang tua
rentan mengalami kekerasan, anak-anak
ini membuat status anak-anak juga tidak
mereka yang ditinggal dan dititipkan
jelas. Orang Orang tuanya tuanya tidak tidak mungkin mungkin memiliki memiliki
ke keluarga terdekat juga berpotensi
kartu keluarga, padahal keberadaan kartu
menghadapi banyak masalah yang berujung
keluarga akan berpengaruh terhadap
pada kekerasan.
pengurusan akta kelahiran, juga Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
atau layanan dasar lainnya. Kesulitan yang dihadapi anak-anak ini
Kegiatan rutin anak daur ulang plastik menjadi kerajinan tangan dalam bentuk tas, tempat ponsel didampingi oleh kader anak
berpotensi berpote nsi membawa membawa mereka mereka kepada kepada kekerasa kekerasan n berikutnya. berikutnya. Agustina Agusti na Lingüística Lingüística Lango Lango (45), mama yang yang
Dana, anak-anak pekerja migran bahkan mengalami
tinggal di Wee Limbu menjadi saksi kekerasan yang
pelecehan seksual dari keluarga yang mengasuhnya,
dialami oleh anak-anak pekerja migran. Anak-anak
yaitu om dan kakeknya. kakeknya.
pekerja migran, menurutnya, kerap mendapat
Situasi ini membuat Agustina prihatin. Rasa
perlakukan atau tekanan dari ‘keluarga baru’nya,
kasihan mendorongnya mengunjungi anak-anak
mulai dari umpatan kasar, bahkan ada yang
tersebut di rumahnya, hanya untuk sekedar
mendapatkan pukulan.
mengobrol dan menghibur mereka. Kepedulian ini
Hal ini mengakibatkan anak-anak cenderung
membawanya bertemu dengan YPK Donders saat
takut bertemu atau berbicara dengan orang lain.
lembaga ini melakukan kajian cepat tentang situasi
Mereka juga sulit belajar karena waktunya habis
anak-anak buruh migran pada Juni 2015.
untuk bekerja di kebun, mengambil kayu, dan menjaga ternak. Prestasi belajar di sekolah cenderung menurun. Di desa tetangga, Desa Wee Kokora dan Mawo
Belakangan, YPK Donders mengajaknya bergabung bergab ung menjadi menjadi kader. kader. Bersama empat kader lainnya di Desa Wee Limbu, Agustina mengikuti pelatihan-pelatihan
49
50
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
“Kami menyumbang ini untuk anak-anak karena mereka juga anak-anak saya. Kami mau anakanak ini menjadi lebih baik dan menjadi contoh buat buat anak-anak lainnya.” Erna Erisa Hoar
yang diseleng garakan YPK Donders, Donders, diselenggarakan
Pemahaman terhadap kebutuhan
seperti pelatihan anak, kepemimpinan,
ini melahirkan gagasan bersama untuk
pengasuhan ( parent parenting ing), ), hak anak, dan
menyediakan fasilitas bertemu dan belajar
pengorganisasian. Pelatihan-pelatihan
bagi anak-anak anak-anak pekerja pekerja migran yang yang
ini membuatnya mampu membangun
mereka sebut sebagai Umma Pande.
komunikasi dan hubungan yang lebih
Umma di Umma di tanah Sumba bermakna
luas dengan tokoh masyarakat dan aparat
rumah. Jika rumah biasanya hanya menjadi
pemerintah desa.
tempat tinggal, umma umma bagi bagi masyarakat
Yayasan Yaya san Dond Donders ers men menyamak yamakan an kader kader--
Sumba memiliki fungsi sebagai tempat
kader desanya seperti sinar-sinar yang akan
orang berkumpul dan bermusyawarah
membawa perubahan. Itulah sebabnya
untuk pengambilan keputusan. Umma Umma
mereka menyebut diri sebagai Kader
adalah simbol kebersamaan dan solidaritas.
“Bintang Perubahan”. Kader-kader inilah
Umma di Umma di Sumba memiliki dua pintu.
yang mel melakuk akukan an pende pendekata katan n multipi multipihak hak
Pintu sebelah kanan biasa disebut sebagai
dengan mendatangi dan mengajak diskusi
pintu bapak dan sebelah kiri pintu ibu.
semua pihak untuk bekerja sama dan peduli
Simbol ini menunjukan nilai harmoni
terhadap nasib anak-anak pekerja migran.
bahwa perempuan perempuan dan laki-laki laki-laki saling saling
Pihak-pihak yang bekerja sama ini termasuk
membutuhkan.
orang tua asuh, tokoh adat dan tokoh masyarakat, juga aparat pemerintah desa.
Pande dalam Pande dalam bahasa Indonesia bermakna pintar atau cerdas. bermakna cerdas. Harapan Harapan
Diskusi-disksusi ini membuat mereka
paling besar terhadap Umma Pande adalah
memahami kebutuhan anak-anak pekerja
bisa menghasil menghasilkan kan buah-buah buah-buah kebaika kebaikan, n,
migran terhadap ‘ruang’ untuk saling
menghasilkan nilai-nilai kecerdasan bagi
bertemu bertem u dengan dengan anak-anak anak-anak lainnya, lainnya,
anak-anak dengan tetap berpijak pada
sehingga mereka tidak lagi distigma sebagai
kearifan lokal yang menjadi basis gerakan
anak yang tak punya orang tua. Anak-
kemanusiaan.
anak ini juga membutuhkan ruang belajar
Umma Pande yang dibangun di
dan berkreasi serta mengenal seni dan
Dusun Satu, Desa Wee Limbu, adalah
adat mereka. Mereka juga membutuhkan
hasil gotong royong dan sumbangan
peningkatan pengetahuan tentang hak-hak
nyata masyarakat terhadap masa depan
dasar anak dan keberanian menyampaikan
anak-anak pekerja migran. Rumah yang
pendapat, juga pelatihan untuk
memiliki luas 63 meter persegi ini dibangun
pengembangan bakat dan minat.
dari hasil sumbangan 25 keluarga. Ada
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
yang menyumban g kayu dan bambu, bambu, ada yang menyumbang menyumbang uang tunai, memberikan material bangunan, bangun an, menyumbang menyumbang makanan makanan,, bahkan menyumbang tenaganya untuk bekerja bergotong royong. Rumah berbentuk menara seperti rumah adat Sumba pada umumnya ini selesai dibangun dalam waktu 90 hari. Rumah yang semua dinding dan lantainya dibuat dari bambu ini berdiri di atas tanah seluas 525 meter persegi. Umma Pande memiliki halaman yang cukup cukup luas untuk digunak digunakan an berkegiatan berkegiatan oleh anak-anak. Mereka bisa berkebun, belajar, dan bermain di sana. Tanah untuk rumah ini disumbangkan oleh Erna Erisa Hoar, mama berusia 43 tahun. Ia juga salah satu kader Bintang Perubahan. “Kami menyumbang ini untuk anak-anak karena mereka juga anak-anak saya. Kami mau anak-anak ini menjadi lebih baik dan menjadi contoh buat anak-anak lainnya,” ujar Erna Erisa Hoar tentang alasannya menghibahkan tanahnya secara cuma-cuma. Kini, setiap jam 3 hingga jam 5 sore, Umma Pande selalu ramai dan riuh dengan suara anakanak berkumpul, bermain, dan menari. Kini anak-anak memiliki tempat belajar menulis, menggambar, membuat kerajinan-kerajinan tangan, menari, menyanyi, berpuisi, dan berpidato. Siapa yang melatih mereka? Mereka dilatih oleh tetua adat, orang tua mereka, para kader Bintang Perubahan, relawan dari luar Sumba, dan staf YPK Donders. Umma Pande menjadi tempat anak-anak
kaum perempuan, anak muda, dan para tokoh masyarakat untuk mendiksusikan tak hanya
mengenal pola dan tata cara bertani yang ramah
masalah pekerja migran, tapi juga permasalahan-
lingkungan. Mereka berpraktik membuat pupuk cair
permasalahan di tingkat desa lainnya dan mencari
dan pupuk padat organik menggunakan organisme
solusinya.
lokal yang dikenal dengan teknologi Eectiv teknologi Eectivee
Sejak itu, jumlah anggota komunitas dan kader
Microorganis Microor ganism m (EM4). Bahan dasar pupuk ini
terus bertambah. Jumlah kader Bintang Perubahan
berasal dari kebun kebun warga. warga.
yang pada pada awalnya hanya 5 orang, orang, saat saat ini menjadi menjadi
Kehadiran Umma Pande memberikan pengaruh
10 orang. Meningkatnya jangkauan dan peran-
besar terhadap terhadap upaya-upa upaya-upaya ya berbagai berbagai pihak pihak
peran kader ini mendorong lahirnya komunitas-
terhadap perlindungan anak-anak pekerja migran.
komunitas belajar anak di dusun-dusun. Mereka
Umma Pande juga mendorong kemajuan para kader
memiliki jadwal belajar secara bergantian di Umma
Bintang Perubahan dan juga peran pemerintah desa
Pande.
serta tokoh adat. Di Umma Pande, para kader mengumpulkan
Perkembangan yang tidak kalah penting yang muncul sejak berdirinya Umma Pande adalah
51
52
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
mendorong perempuan di desa mulai aktif dengan usaha-usaha ekonomi produktif. Mengolah bahan pangan lokal menjadi menjadi makanan yang bisa dijual. Kue-kue dari bahan ubi, singkong, pisang, dan labu yang dibuat dibuat oleh oleh para mama mama sekarang sekarang mulai mulai
Umma Pande sebagai pusat dasar pelayanan sosial dasar bagi warga Desa Wee Limbu.
Keberadaan Umma Pande juga memberi keyakinan dan harapan baru bagi masyarakat dan pemerintah desa. Mereka mulai memperhatikan para keluarga pengasuh anak-anak pekerja migran. Sepuluh keluarga mendapat bantuan masing-masing sepasang
dikenal. Mereka bahkan mendapat pesanan
ternak kambing pada 2017. Tahun ini,
untuk menyediakan konsumsi rapat desa.
bantua ban tuan n kemb kembali ali dib diberik erikan an pada pada sep sepulu uluh h
Selain itu, mama-mama juga semakin
keluarga yang berbeda.
aktif dan terlibat dalam pertemuan
Pemerintah juga menyediakan dana
di tingkat desa. Mereka mengikuti
insentif bagi para kader Bintang Perubahan
Musyawarah Perencanaan Pembangunan
yang jumlahnya jumlahnya mencapai mencapai sepuluh sepuluh orang.
Desa (Musrenbangdes) dan berani
Setelah mereka mendapatkan Surat
mengeluarkan pendapat pada saat
Keputusan (SK) Kepala Desa, tiap orang
pertemuan di forum desa.
mendapat dana sebesar 300 ribu rupiah
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
setiap 3 bulan, sesuai jadwal pencairan Anggaran
Agustinus Ndamalero tokoh masyarakat salah satu penggagas pembangunan Umma Pande
Dana Desa (ADD). Kerja sama antara para kader dan pemerintah
hal penting bagi kami orang tua. Umma menjadi
desa juga semakin erat. Dibuktikan oleh keluarnya 80 Kartu Keluarga, 100 buah akta kelahiran, 10
simbol budaya yang hampir dilupakan. Kami bangga anak-ana anak-anak k dapat belajar belajar tentang tentang simbol
Kartu Indonesia Sehat, dan 100 Kartu Indonesia
kekayaan Sumba. Sebab dengan begitu mereka
Pintar yang diajukan para kader.
tak melupakan identitas Sumba. Rumah ini juga
Umma Pande juga memicu lahirnya gagasan
menjadi tempat membangun kerja sama antara
baru dari dari warga, warga, anak-anak, anak-anak, dan pemerin pemerintah tah desa desa
anak-anak pekerja migran dan anak-anak lainnya di
untuk mendirikan fasilitas Pendidikan Anak usia
desa.”
Dini (PAUD) Peduli pada April 2018. Keinginan
Umma Pande menjadi simbol harapan bagi
mendirikan PAUD didorong karena banyaknya
anak-anak pekerja migran dan anak-anak Desa
anak-anak usia 2 hingga 4 tahun yang belum bisa
Wee Limbu Limbu lainnya. lainnya. Para kader Bintang Bintang Perubah Perubahan an
belajar.. belajar
yakin, bersama bersama Umma Umma Pande akan tumbuh tumbuh generasi generasi
Perkembangan yang terjadi bersama hadirnya Umma Pande membuat para tokoh adat Desa Wee Limbu bangga. Seperti yang diungkapkan oleh Agustinus Agustin us Ndamalero, Ndamalero, “Umma Umma Pande Pande merupakan
yang cerdas, cerdas, kreatif, kreatif, dan mandiri mandiri,, yang akan akan berbuatt untuk Pulau Sumba. berbua Sumba. Seperti penutup puisi yang dibaca Novi, “Untukmu Sumba aku berdiri di sini”.
53
54
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Pola Pengasuhan APM di Desa Purwodadi Oleh Zuhro Rosyidah LP3TP2A, Malang
55
56
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
i’ut (50), perangkat Desa
Karena fisik
Purwodadi, mengkhawatirkan warganya wargany a yang menjadi menjadi pekerja pekerja migran, baik di daerah lain
mereka yang berbeda, mereka sering disebut sebagai “Anak Onta”
atau yang kerja di luar negeri. Selama lima tahun terakhir, ada 432 warganya yang menjadi pekerja
M
migran dan jumlahnya terus meningkat. Desa Purwodadi berada di Kecamatan
Donomulyo, Kabupaten Malang. Desa ini ditempuh sekitar 2 jam dari Kota Malang, melewati Bendungan Sengguruh dan jalan hutan yang
berkelok-ke berke lok-kelok. lok. Purwodadi terdiri dari 5 Dusun, 10 Rukun Warga (RW), (RW), 41 Rukun Rukun Tetangga Tetangga (RT), dan jumlah penduduk sekitar 6.557 jiwa (3.035 laki-laki dan 3.232 perempuan). Jumlah anak yang berusia 14 tahun ke bawah sebanyak 1.128 anak. Sebagian besar warga, sekitar 2.220 orang, bekerja beker ja sebagai sebagai petani. petani. Mereka Mereka mengelola mengelola lahan lahan
57
58
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
Mi’ut, tokoh relawan pemilik TPQ di Desa Purwodadi
keren, bahkan banyak yang mengendarai motor walau belum mempunyai Surat Izin Mengemudi (SIM). Mereka juga merasa bahwa pendidik pendidikan an menjadi menjadi tidak penting karena orang tua selalu dapat memenuhi kebutuhan materi mereka. Mi’ut berhasil memengaruhi warga di sekitarnya. Ia menemukan beberapa orang dengan kegelisahan yang sama. Beberapa memiliki pengalaman mengasuh APM. Beberapa pernah menjadi pekerja migran.
seluas 12.777 ha, namun 96% lahan
Mereka sepakat untuk menjadi tim relawan
tersebut adalah lahan kritis atau tidak
penanganan APM.
subur. Inilah yang membuat banyak warga
Desa Purwodadi merupakan satu dari
Desa Purwodadi memilih bekerja ke luar
tiga desa yang mendapatkan pendampingan
desanya, walau mereka tidak tercatat dalam
Program Peduli, khususnya sub pilar
prol desa.
APM. Mi’ut menjad menjadii penggerak penggerak Program Program
Kegelisahan Mi’ut lebih kepada anak-
Peduli melakukan sosialisasi program
anak para pekerja migran yang ditinggalkan
pendampingan APM kepada masyarakat
di desa. Pada pendataan terakhir, jumlah
desanya.
Anak Pekerja Pekerja Migran Migran (APM) telah telah mencapai mencapai
APM yang mendapa mendapatt kekerasan kekerasan seksual seksual
164 anak, 250 persen lebih tinggi dari 5
menjadi perhatian utama. Dalam kurun
tahun lalu.
waktu satu satu tahun, tahun, kantor kantor Pusat Pelayanan Pelayanan
APM tumbuh tumbuh tanpa damping dampingan an orang
Terpadu Pemberdayaan Perempuan
tua langsung, kebanyakan diasuh nenek
dan Anak Kabupaten Malang sudah
atau kakek. Ini menimbulkan permasalahan
mendampingi 8 APM, 3 anak berasal dari
sosial akibat salah asuhan karena jauhnya
Kecamatan Donomulyo.
jarak generasi generasi mereka. Tak hanya itu, APM dianggap
Ironisnya, masyarakat justru menganggap APM yang bersalah dengan
masyarakat sebagai biang masalah, tidak
tuduhan menggoda pelaku atau karena
sopan, dianggap centil kalau perempuan,
pergaulan yang salah. Anak-anak dan
dan suka kebut-kebutan. Anggapananggapan buruk semacam itu dianggap
remaja pun ikut memiliki pandangan serupa dan sering melecehkan APM.
hal yang wajar dan membuat APM rentan
Program Peduli mulai dilakukan
terhadap kekerasan. Alih-alih mendapat
Lembaga Pengembangan Pusat Pelayanan
perlindungan, mereka justru dianggap
Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan
sumber masalahnya.
Anak (LP3TP2A) (LP3TP2A) sejak sejak Juli Juli 2017. LP3TP2A
Lebih parah lagi untuk anak yang lahir
memulai programnya dengan melakukan
ketika ibu mereka bekerja di luar negeri.
audiensi kepada Bupati Malang dan jajaran
Karena sik mereka yang berbeda, mereka
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
sering disebut sebagai “Anak Onta”. Pandangan-pandangan negatif dari
Audiensi Audien si dilanjutkan dilanjutkan ke tingkat tingkat kecamatan dan tiga desa terpilih,
masyarakat memberi pengaruh buruk
Desa Kedungsalam, Mentaraman, dan
bagi APM. APM. Mereka jadi sering sering meminta meminta
Purwodadi. Satu pokok bahasan yang
gawai atau motor baru kepada orang tua
dibahas adalah cara menangani isu eksklusi
yang bekerja bekerja di di luar negeri negeri agar agar terlihat terlihat
yang dialami dialami APM. APM.
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Hasilnya, Program Peduli mendapat banyak dukung dukungan an pemerintah pemerintah dan dan ada program program pengelolaan keuangan pekerja migran dalam bentuk koperasi di desa. Diskusi-diskusi yang dilakukan juga membuat membuat wawasan wawasan tentang isu APM menjad menjadii lebih luas. Selain bekerja bersama OPD, LP3TP2A percaya bahwa Program Peduli harus menyasar semua kalangan secara simultan, khususnya warga desa. Para relawan direkrut untuk melakukan pendataan desa. Data-data yang didapat, diolah dan dipaparkan di depan pemangku kebijakan pada tingkat kecamatan. Salah satu sasaran Program Peduli adalah tokoh agama. Mereka diajak memahami eksklusi sosial APM yang harusny harusnya a menjadi menjadi perhatian perhatian para ulama ulama dan bisa diangkat dalam ceramah-ceramah mereka. Selain LP3TP2A, narasumber juga berasal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Malang. Cara ini diharapkan membuat para tokoh agama tak ragu memasukkan isu APM dalam ceramahceramahnya karena tidak menyalahi aturan dalam
melatari lahirnya Sekolah Peduli, sekolah untuk
berdakwah. berdak wah.
orang tua dan orang tua pengganti APM yang
Selain tokoh agama, sasaran penting lainnya untuk mendukung perlindungan APM adalah
mengajarkan tentang parent tentang parenting ing atau atau pengasuhan bagi anak anak yang jauh jauh dari orang tua. tua.
perangkat desa dan pendamping desa. Kegiatan
Sekolah Peduli disesuaikan dengan kondisi
Lokakarya Inisiasi Inklusi Sosial APM didukung
keseharian APM, seperti materi bijak menggunakan
Anggaran Anggar an Pendapatan Pendapatan dan dan Belanja Belanja Desa (APBDes (APBDes))
internet serta mengajarkan orang tua dan orang
dan dilaksanakan dengan melibatkan pihak
tua pengganti cara mengantisipasi dan mengatasi
kecamatan yang membidangi kesejahteraan
kecanduan gawai. Ada juga materi bijak berlalu
sosial serta menghadirkan narasumber dari Dinas
lintas. Materi tersebut diadakan karena banyak anak
Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Konsultan Kementerian Desa tingkat Kabupaten Malang.
menggunakan sepeda motor meski belum memiliki SIM, bahkan anak-anak Sekolah Dasar (SD).
Lokakarya diharapkan menghasilkan kesepakatan
Sebenarnya ujung tombak kegiatan adalah para
tentang alokasi dana khusus untuk anak dalam
relawan. Mereka terlibat di semua kegiatan untuk
APBDes,, khususnya APBDes khususnya untuk untuk APM.
meningkatkan kapasitas mereka agar lebih mudah
Sasaran utama Program Peduli adalah APM pada tiga desa. Mereka membutuhkan sebuah
melakukan pendampingan. Mi’ut adalah penggerak relawan. Semula
forum untuk saling berdiskusi, melahirkan
LP3TP2A mengenalnya sebagai Sekretaris Desa
gagasan, dan berekspresi. Organisasi anak yang
Purwodadi. Ia sangat peduli pada permasalahan
membaurkan membaurkan APM dengan non
yang dialami dialami masyarakat. masyarakat. Ia memiliki memiliki Tempat Tempat
APM. Keanekarag Keanekaragaman aman peserta peserta dalam dalam forum forum anak
Pendidikan Qur’an (TPQ) yang dikelola secara
diharapkan mempercepat terwujudnya inklusi sosial
swadaya sejak 2005 dengan 40 anak didik, 80% nya
di antara anak-anak tersebut.
adalah APM.
Tak hanya anak, orang terdekat yang mengasuh si anak juga perlu mendapat perhatian. Inilah yang
Mi’ut pernah menjadi pekerja migran di Malaysia saat masih muda sehingga memahami
59
60
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
Maslakah juga mendampingi salah satu APM yang memilik memilikii kebutuhan kebutuhan khusus khusus atau lambat belajar. APM tersebut berusia 13 tahun dan belum memiliki kemampuan membaca sehingga ia malas sekolah. Tiada henti-hentinya Maslakah mendatangi sekolah agar para guru memberikan perhatian ekstra pada anak tersebut. Ia juga terus membujuknya sekolah. Akibatnya, pihak sekolah kini sangat kooperatif terhadap kondisi APM. Nur Rohman (29), penggerak di Dusun Sumber Blimbing, menerapkan strategi berbeda. Ia menggunakan seni Pertemuan relawan di sekretariat LP3TP2APeduli Kecamatan Donomulyo,
dalam membimbing APM. Ia mendirikan
Kabupaten Malang
“Jathilan”. Itu adalah strategi untuk
kelompok Seni Hadrah di Dusun Purworejo Kidul. Jayani (45), ketua Rukun Tetangga (RT), juga ikut membentuk kelompok kesenian tradisional kuda lumping mengurangi waktu anak bermain gawai dan
bagaimana bagaiman a kesulitan kesulitan APM. APM. Tiap ba’da ba’da Magrib, beliau memberikan ceramah bagi
kebut-kebutan. Anak-anak Anak-ana k juga punya forum forum tersendir tersendirii
orang tua. Saat anak-anak belajar, ia juga
yaitu Forum Forum Anak Anak Desa Purwoda Purwodadi. di.
memberikan siraman rohani bagi para
Ketua Forum Anak, Alex Firmansyah
orang tua.
(17), mengumpulkan anak-anak APM dan
Sebagai seorang yang berkecimpung di dunia sosial, ia banyak mengalami tantangan dari masyarakat. Ajakannya
non-APM pada hari Minggu sore untuk melakukan olahraga bersama. Forum Anak juga memiliki pelajaran
pada orang-orang terdekat untuk peduli
tambahan untuk murid kelas 2 Sekolah
terhadap permasalahan APM lambat laun
Dasar (SD). Forum Anak Desa kini memiliki
membuahkan hasil. Muncul relawanrelawan yang melakukan pendampingan
SK pengesahan dari kepala desa dan dilibatkan dalam kegiatan forum anak di
bagi APM. APM.
tingkat kabupaten dan kecamatan.
Para relawan melakukan pendampingan
LP3TP2A menyadari bahwa relawan
dengan cara yang berbeda-beda. Maslakah
merupakan ujung tombak pendampingan
(43), tetangga dekat Mi’ut memberikan
bagi perlindun perlindungan gan APM dalam Program Program
les mata pelajaran gratis. Les ini selain
Peduli. Para relawan dilibatkan dalam
menambah pengetahuan akademik APM
semua kegiatan, khususnya penguatan
sesuai dengan mata pelajaran di sekolah,
kapasitas dan peningkatan pemahaman
juga men menjadi jadi cara untu untuk k memant memantau au dan dan
mereka terhadap Konvensi Hak Anak dan
mendampingi tumbuh kembang APM. Selain
Undang-Undang Perlindungan Anak.
memberi les gratis, ia juga mengajarkan
Para relawan juga memiliki forum
keterampilan seperti membuat prakarya
pertemuan bulanan untuk membahas
dari kain anel. Banyak APM yang tertarik
permasalahan tumbuh kembang anak APM
mengikuti program Maslakah.
dan mengevaluasi kegiatan yang sudah
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Olahraga minguan yang digagas oleh Forum Anak Desa Purwodadi
berjalan berjala n serta rencana bulan beriku berikutnya. tnya. Kadang, Kadang,
Mengantar anak ke sekolah menjadi kebiasaan baru warga Desa Purwodadi
Sore hari, anak-anak pergi ke Tempat
jika diperluka diperlukan n dalam pertemu pertemuan, an, diundang diundang
Pendidikan Agama, sudah tidak kebut-kebutan
narasumber yang kompeten sehingga para relawan
motor lagi. Mereka lebih rajin belajar dibanding
bisa berdisku berdiskusi si dan menimb menimba a pengetahuan pengetahuan dengan dengan
dulu. Pihak sekolah pun lebih terbuka dengan
leluasa.
relawan.
Relawan juga mendapat kesempatan untuk
Perubahan-perubahan di atas juga mem-
belajar dari organisasi organisasi atau wilayah wilayah lain. lain. Saat
pengaruhi prestasi akademik siswa, khususnya
Festival Egran Festival Egrang g VIII di Tanoker, relawan juga pergi
sejak ada pelajaran tambahan yang diberikan
ke sana dan belajar cara pendampingan APM.
para relawan. Di Sekolah Dasar Negeri (SDN)
Sejak adanya Program Peduli, banyak
Purwodadi 4, siswa kelas 6 berjumlah 16 anak dan 3
perubahan yang terjadi di desa. Ponisri (61), nenek yang mengasuh mengasuh 4 cucu dari dari tiga anaknya yang
di antaranya APM. Ketiga APM tersebut mendapat nilai ujian akhir di atas 80, sedangkan nilai tertinggi
bekerja bekerj a di luar luar negeri, negeri, merasa merasa sangat sangat terbantu terbantu
di SD tersebut 85 dan terendah 74. Prestasi
dengan adanya Sekolah Peduli. Ia sadar telah salah
membanggakan untuk sekolah di tempat terpencil.
dalam mendidik 4 cucu yang dititipkan padanya.
Pemerintah desa pun menunjukkan
Pelajaran pola pengasuhan di pada Sekolah Peduli
dukungannya. APBDes di Desa Purwodadi pada
sangat membantu dalam memahami cucu-cucunya.
2018 menganggarkan 6,5 juta, khusus untuk
Para orang tua lebih peduli dengan pendidikan
kegiatan APM. Ini tidak lepas dari peran Kholin
anak-anak mereka. Saat ini, banyak orang tua yang
(47) relawan dari Dusun Sumber Blimbing yang
mengantar anaknya ke sekolah. Dulu, mengantar
menjabat sebagai sekretaris Desa Purwodadi.
anak dianggap sesuatu yang mengurangi jadwal
Keberhasilan-keberhasilan dan kemenangan-
kerja mereka. Sekarang, mengantar dan menjemput
kemenangan kecil di atas membuat masyarakat
anak di sekolah sudah menjadi kecenderungan baru
yakin jalan jalan menuju menuju Desa Desa Purwodadi Purwodadi yang Ramah
di kalangan masyarakat Purwodadi, khususnya bagi
Anak makin makin terlihat. terlihat. Mereka Mereka yakin yakin Desa Purwoda Purwodadi di
mereka yang memiliki anak-anak di sekolah dasar.
dapat menjadi desa inklusi bagi semua anak.
61
62
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Mereka Yang Tergugah Oleh Suharti SANTAI, Lombok
63
64
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
“Saya baru tersadar betapa berat beban yang mereka alami selama ini. Mereka adalah anak-anak yatim sosial.”
A
nak-anak buruh migran seperti yatim sosial. Bagaimana tidak, mereka hidup
jauh dari dari orang tuanya. Tidak Tidak mudah mudah menjadi anak-anak pekerja migran.
Anak-anak Anak-ana k yang ditingga ditinggalkan lkan ini, ini, ada yang yang masih bayi dan belum genap berusia berusia 1 tahun, ada yang balita, dan dan ada yang yang sudah sudah bersekolah. bersekolah. Dalam waktu seketika, mereka kehilangan kasih sayang, kehilangan teman untuk bercerita, kehilangan sosok yang akan membantu mereka
H. Muh. Amin, Gubenur NTB pada Seminar Gerakan InklusiWakil Sosial Anak Pekerja Migran, 1314 Juni 2016 di Mataram.
ketika ada persoalan, dan kehilangan orang yang akan melindungi mereka. Peran-peran dan sosok orang tua tersebut kemudian digantikan oleh nenek, kakek, bibi, paman, saudara, bahkan orang lain. Anak-anak Anak-ana k ini hidup hidup di bawah bawah pengasuhan pengasuhan ala kadarnya. Mereka memiliki masalah sosial yang pelik. Pertama, mereka tidak memperoleh pelayanan dasar kependudukan. Kedua, mereka mengalami banyak perundu perundungan ngan oleh oleh kawan-kawan kawan-kawan sebayan sebayanya ya maupun oleh masyarakat. Ketiga, mereka tidak memperoleh pengasuhan yang memadai dari orang tuanya. Keempat, perbedaan sik menyebabkan mereka juga mengalami berbagai kasus tindak kekerasan dan diskriminasi.
65
66
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
ibunya dan bantuan dari bibinya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tak lama, Abdullah, adik laki-laki Siti yang masih duduk di kelas 5 SD pun menyusul keluar dari sekolahnya. Ia malu karena sering diolok-olok dengan sebutan “Anak Onta” oleh temannya. Ia terpaksa bekerja di sebuah bekerja sebuah toko kayu di desanya dan kerja serabutan lainnya untuk membantu kakaknya. Tahun 2017, ibu Siti pulang dari Arab Saudi. Kepulangannya ini bukan tanpa alasan. Kepulangannya karena saudaranya sudah tidak sanggup lagi menjaga Siti dan saudara-saudaranya. Konsekuensi dari kepulangan ibunya, Siti bersama ketiga saudaranya
Abdullah Abdull ah terpaksa terpaksa mengambil mengambil alih tanggung tanggung jawab untuk untuk menghidu menghidupi pi keluarganya keluarganya dengan menjadi buruh bangunan di Bali. Siti akhirnya menikah pada usia dini, 16 tahun. Ia menjadi istri kedua laki-laki dari
Anak-anak Anak-ana k pekerja pekerja migran migran yang dibawa dibawa orang tuanya dari negara tempatnya bekerja
desa tetangga. Tak berselang lama, Siti mengandung
dalam usia balita, mereka belum terlalu
dan melahirkan. Saat ini dia sedang
merasakan perbedaan dengan temannya,
menunggu keberangkatan menjadi pekerja
tetapi ketika mereka mulai memasuki
migran ke luar negeri. Dia berencana
sekolah dasar (SD), perbedaan itu mulai
menitipkan anaknya yang masih balita pada
terasa. Apalagi ketika mendapatkan
ibunya untuk diasuh.
perundungan dari kawan-kawan sebayanya,
Beginilah daur lingkaran kemiskinan
bahkan ada ada anak yang terpaksa terpaksa keluar keluar dari dari
kelurga pekerja migran yang susah diputus.
sekolahnya karena tidak tahan dan merasa
Berbeda lagi dengan Ahmad, bocah
minder. Situasi-situasi sulit anak pekerja
laki-laki yang saat ini berusia 10 tahun yang tinggal di Desa Wanasaba. Dia dibawa oleh
migran ini dialami Siti yang tinggal di Desa
ibunya kembali ke Indonesia saat masih
Lenek Lauq. Ia terpaksa berhenti sekolah
dalam kandungan. Saat itu ibunya menjadi
untuk mengurus ketiga adiknya. Keempat
pekerja migran di Malaysia.
bersaudara bersau dara ini dibawa ibunya dari dari Arab
Tak lama berselang, ketika usianya
Saudi ketika masih bekerja di sana. Ayah
masih balita, ibunya kembali lagi menjadi
Siti, menurut pengakuan ibunya adalah
pekerja migran sampai sekarang. Selama
orang Pakistan.
ini, Ahmad hidup bersama kakeknya. Ia
Pada usia 15 tahun, Siti harus
juga mendapatk mendapatkan an perundungan perundungan dari
menggantikan peran orang tuanya.
teman sebayanya dan warga sekitar. Namun
Mulai dari mengurus rumah, memasak,
kakeknya selalu menjadi pembelanya
menyediakan kebutuhan sekolah adiknya,
sehingga dia masih tetap bertahan di
serta mengasuh adiknya yang masih balita.
sekolah.
Mereka hanya mengandalkan kiriman uang
Itulah sekelumit cerita yang dialami
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
oleh anak pekerja migran yang mendapatkan stigma di Desa Lenek Lauq, Kecamatan Lenek (dulu masih Kecamatan Aikmel) dan Desa Wanasaba, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur. Kedua desa ini memiliki hamparan sawah yang hijau. Penduduknya mayoritas menjadi petani dan buruh tani. Sebagian Sebagian lagi lagi menjadi menjadi pekerja pekerja migran migran ke luar negeri seperti Malaysia dan Timur Tengah, maupun dalam negeri seperti Kalimantan, Bali, dan lainnya. Bekerja di luar negeri adalah salah satu pilihan yang diambil diambil sebagian sebagian warga di di Desa Lenek Lauq dan Desa Wanasaba maupun desa-desa sekitarnya yang ada ada di Kabupaten Kabupaten Lombok Timur. Alasan yang paling paling dominan dominan adalah adalah faktor faktor ekonomi ekonomi dan dan tergoda melihat teman dan tetangga yang sudah berhasil. berhasi l. Pada umumnya, umumnya, masyarak masyarakat at di desa desa ini menggunakan uang hasil kerja dari luar negeri untuk membangun rumah, membeli sepeda motor, biaya sekolah sekolah anak, anak, dan kebut kebutuhan uhan lainnya. lainnya. Dibalik cita-cita mulia yang ingin mereka capai, ternyata ada persoalan yang harus ditanggung anakanak mereka. Jika berkunjung ke pedesaan di Lombok, terkadang kita jumpai anak-anak yang wajahnya terlihat berbeda dengan anak-anak di sana pada umumnya. Mereka memiliki paras lebih cantik dan ganteng. Warga desa memanggil mereka “Anak Onta”, “Anak Pakistan”, “Anak Sawit”, atau “Anak India”. Ini salah satu stigma yang diberikan
perasaan anak-anak ketika mereka ditinggalkan,
masyarakat setempat terhadap anak-anak yang
apa yang dialami oleh anak-anaknya selama
dilahirkan oleh para pekerja migran perempuan ketika bekerja di luar negeri. Mereka adalah Anak
ditinggalkan, atau menanyakan apakah mereka mengizinkan orang tuanya pergi.
Pekerja Migran (APM). Stigma ini memberikan rasa sakit bagi anak-
Anak-anak Anak-ana k pekerja pekerja migran migran ini dibiarkan dibiarkan tumbuh hanya dengan kekuatan yang mereka miliki. Tentu
anak pekerja migran. Mereka harus kehilangan
saja ada juga APM yang hidup berkecukupan,
kesempatan untuk bersekolah. Mereka dibatasi
mendapatkan pendidikan dan layanan kesehatan
untuk bermain dan berinteraksi dengan teman
yang layak, layak, serta mendapa mendapatkan tkan pengasuhan pengasuhan yang
sebayanya. Mereka juga rentan untuk dinikahkan
baik dari dari keluarga keluarga terdekatn terdekatnya, ya, tapi lebih lebih banyak banyak
maupun menikah di usia anak, bahkan rentan
yang justru justru mendapatka mendapatkan n kesulitan kesulitan saat saat orang
menjadi korban eksploitasi seksual.
tuanya jauh.
Kondisi-kondisi di atas hampir tidak pernah
Ketika kita menanyakan berapa jumlah
dibahas oleh siapapun, bahkan oleh pemerintah.
anak-anak yang ditinggal oleh orang tuanya ke
Selama ini, topik yang dibahas hanyalah tentang
luar negeri, kita bisa pastikan data itu tidak akan
pekerja migrannya. Kalaupun membahas
pernah kita dapatkan. Jangankan data tentang
keluarganya, itu bukan khusus membahas tentang
jumlah anak anak yang ditingg ditinggalkan. alkan. Berapa Berapa jumlah jumlah
67
68
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
masyarakat, tokoh masyarakat, kader desa, bahkan staf staf desa desa yang Yayasan Tunas Tunas Alam Indonesi Indonesia a (SANTAI) (SANTAI) temui, temui, mereka mereka memberikan pernyataan yang beragam terhadap situasi anak-anak pekerja migran. “Tidak ada yang terjadi dengan anakanak pekerja migran. Kehidupan mereka jauh lebih lebih sejahtera sejahtera dibanding dibandingkan kan kami kami yang menjadi menjadi staf staf desa,” desa,” ungkap ungkap Turmuzi, Turmuzi, staf Desa Lenek Lauq. Lain lagi yang disampaikan oleh salah satu warga yang mengatakan, “Di desa kami tidak ada anak yang dipangil seperti itu.” Memang tidak mudah meyakinkan semua pihak bahwa ada banyak persoalan yang dihadapi dihadapi anak-anak anak-anak pekerja pekerja migran. Butuh waktu yang cukup lama untuk meyakinkan mereka. Situasi inilah yang membawa SANTAI mengajak beberapa orang di Desa Lenek Lauq dan Wanasaba untuk membahas apa yang sedang dialami anak-anak pekerja migran di desa, apa yang bisa dilakukan untuk membantu mereka, dan mendiskusikan memulainya dari mana. Mereka kemudian menyepakati awalnya dengan melakukan pendataan dari dusun ke dusun. Bersama kader desa, mereka melihat berapa jumlah APM, apa
Bagi anak pekerja
Aktivitas petani di pedesaan,
yang dibutuhkan dibutuhkan APM, bagaimana bagaimana kondisi kondisi
migran memperoleh pelayanan pelay anan dasar kependudukan tidaklah mudah
Lombok
APM saat ini. ini. Dari hasil pendataan pendataan terseb tersebut ut didapatkan data sejumlah 441 anak (207
mereka, serta serta siapa yang mengasuh
perempuan dan 234 laki-laki) di Desa Lenek Lauq dan 303 anak (139 perempuan dan 162 laki-laki) di Desa Wanasaba. Selanjutnya mereka mulai mendekati dan mendiskusikan dengan para kader desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan
warga yang bekerja ke luar luar negeri negeri di desa desa yang bekerja saja pasti akan didapatkan data yang
pemerintah desa sampai kabupaten. Dari data yang diperoleh bersama,
beragam dan tergantung tergantung lembag lembaga a mana
mereka membuat strategi advokasi serta
yang mengelua mengeluarkan. rkan. Ini Ini bukti persoal persoalan an
membangun komitmen dan koordinasi
anak pekerja migran bukan isu yang “seksi”
dengan pemerintah daerah. Data ini juga
untuk dibahas.
kemudian menjadi kekayaan desa. Desa
Pada awal diskusi dengan beberapa
yang semula semula tidak tidak memiliki memiliki data, data, kini jadi
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
memiliki data yang kemudian digunakan dalam menyusun program kerja di desa. Data ini juga digunakan untuk mendapatkan layanan dasar dan bantuan sosial bagi bagi anak pekerj pekerja a migran. migran. Bagi anak pekerja migran memperoleh pelayanan dasar kependudukan tidaklah mudah. Nama mereka harus terdaftar dalam kartu keluarga pengganti, yang belum tentu secara otomatis
“Saya merasa senang dengan adanya pertemuan ini. Kami jadi tahu cara mendidik anak-anak kami.”
memasukkannya dalam kartu keluarga. Kartu keluarga ini berkaitan dengan kepastian identitas yang berimplik berimplikasi asi pada kemud kemudahan ahan mengakses mengakses
anak-anak pekerja migran, dilakukan pendidikan
layanan sosial dasar pemerintah, seperti Kartu
parenting parenti ng atau atau pengasuhan di tingkat desa.
Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar
Kegiatan ini melibatkan tak hanya pengasuh anak
(KIP), dan Akta Kelahiran.
pekerja migran, tetapi juga untuk para orang tua di
Seharusnya tiap warga negara berhak mendapat layanan dasar penduduk, termasuk hak
desa. Pemerintah juga diajak terlibat untuk menjadi
mendapatkan identitas hukum, termasuk anak-anak
narasumber dalam pendidikan pengasuhan ini.
pekerja migran. Namun apa daya, masih banyak
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan
di antara anak-anak ini yang belum mendapatkan
Anak dan dan Keluarga Keluarga Berencana Berencana (DP3APKB (DP3APKB), ),
akta kelahiran. Hal ini disebabkan kelengkapan
Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas
persyaratan administrasi untuk mendapatkan
Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil),
akta kelahiran tidak bisa dipenuhi. Selain itu, para
Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan
pengasuh pengganti tidak tahu bagaimana cara
pihak lainnya menjadi narasumber pada kegiatan
mengurusnya.
pelatihan. Materi yang dibahas meliputi bagaimana
Tak berhenti di situ, upaya-upaya untuk
pola pengasuhan yang baik, bagaimana masyarakat
mendapatkan layanan dasar ini terus dilakukan.
mengetahui hak-hak anak, serta bagaimana peran
Namun di awal, SANTAI melihat perlunya upaya
masyarakat dalam memberikan perlindungan
penguatan kapasitas bagi kader desa, kader
kepada anak.
Posyandu, guru, tokoh agama, tokoh masyarakat,
“Saya merasa senang dengan adanya pertemuan
pemuda, dan pemerintah desa. Penguatan kapasitas
ini. Kami jadi tahu cara mendidik anak-anak kami,”
kunci ini bertujuan meningkatkan pemahaman,
ungkap salah satu warga.
pengetahuan, dan keterampilan mereka tentang hak-hak anak, gender, pengorganisasian, advokasi,
Data yang dihasilkan juga digunakan untuk membangun koordinasi dan sinergi dengan
perencanaan penganggaran, dan lainnya.
pemerintah desa, Organisasi Perangkat Daerah
Upaya penguatan kapasitas dilakukan melalui
(OPD) terkait, sampai dengan pemerintah provinsi.
pelatihan-pelatihan, lokakarya, pertemuan rutin,
Koordinasi dan komunikasi yang dibangun bersama
asistensi, dan pendampingan. Strategi-strategi ini
OPD terkait dilakukan tidak hanya secara formal
dilakukan untuk membangun komitmen, jejaring,
tetapi juga pendekatan secara informal.
kepedulian masyarakat, serta keberlanjutan
Data-data ini telah membuka mata, bahkan
dari program ke depannya. Untuk menjamin
cara berpikir pemerintah daerah, bahwa persoalan
keberlanjutan kepedulian terhadap anak pekerja
yang dihadapi dihadapi anak anak pekerja pekerja migran migran saat ini ini harus
migran, penting melahirkan aktor-aktor kunci yang
dicarikan solusinya dan membutuhkan dukungan,
akan menjadi agen perubahan dan tetap mengawal
kerja sama, dan sinergi semua pemangku
program ke depan.
kepentingan.
Untuk mengubah pola pikir dan menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap keberadaan
Pertemuan-pertemuan formal dengan berbagai pemangku kepentingan pun dilakukan melalui
69
70
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
lokakarya, seminar, dan pertemuan rutin. Ini dilakukan untuk berbagi pengalaman dan pembelajaran, serta menentukan
Ahmad bersama kakek dan neneknya
Class”” di Desa Wanasaba, dan perpustakaan Class desa di Desa Lenek Lauq yang difasilitasi pemerintah desa. Selain itu, anak-anak usia
strategi-strategi bersama menyelesaikan
remaja juga disibukkan dengan terlibat
persoalan layanan dasar dan bantuan sosial
dalam klub sepak bola Desa Lenek Lauq.
yang diperuntuk diperuntukkan kan bagi bagi anak pekerja pekerja migran dan anak secara umum. Pengorganisasian kelompok anak juga
Tidak ada yang sia-sia ketika kita berusaha. berusa ha. Itulah Itulah kata yang yang sempat sempat terucap terucap ketika kami melihat semangat dan senyum
tak luput dilakukan. Strategi ini bertujuan
ceria di wajah anak-anak pekerja migran.
mengembalikan kepercayaan diri anakanak pekerja migran, sekaligus mendorong
Anak-anak yang selama Anak-anak selama ini ini terlupakan, terlupakan, tidak diperhatikan, bahkan tidak pernah
penerimaan sosial bagi anak-anak pekerja
dibahas, kini mulai dibicarakan.
migran. Ruang inilah yang diciptakan oleh
Walaupun Walaupu n belum belum sesempurna sesempurna yang yang kami harapkan, tetapi saat ini sudah
beberapa bebera pa kader kader desa sebagai sebagai wadah untuk untuk
mampu menggugah para pimpinan daerah
saling bercerita, saling berbagi, dan saling
ketika beberapa anak pekerja migran
belajar untuk menerim menerima a perbedaan. perbedaan. Wadah Wadah
dihadirkan dan bicara pada Seminar
yang sebelumn sebelumnya ya tidak pernah dipikirka dipikirkan n
Gerakan Inklusi Sosial Anak Buruh
oleh masyarakat.
Migran di tingkat provinsi maupun dalam
Setelah berdikusi dengan kader, dan
kegiatan lainnya yang memberikan mereka
berdasarkan berdas arkan hasil hasil kajian kajian tentang tentang kebutuhan kebutuhan
kesempatan untuk belajar dari kelompok
anak pekerja migran dalam bersosialisasi
lainnya.
dengan teman-teman sebayanya, maka digagaslah wadah yang diberi nama “ Smart
“Saya senang sekali waktu kita diajak untuk berkegiatan di Jember. Saya bisa
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
naik pesawat, naik bus, dan naik kereta api. Yang paling menyenangkan adalah saya bisa presentasi di depan teman-teman yang lain. Pokoknya ini adalah pengalaman yang paling menyenangkan, tidak akan terlupakan,” ungkap Fika. Beberapa anak pekerja migran saat ini sudah mulai tumbuh rasa percaya dirinya. Mereka mulai dilibatkan pada kegiatan-kegiatan di desa. Mereka juga terlibat terlibat dalam dalam kegiatan kegiatan smart class yang class yang merupakan wadah bagi anak-anak yang ada di desa untuk berkumpul dan belajar bersama. Selain itu, anak-anak pekerja migran sering ikut dalam lomba-lomba yang diadakan desa dalam rangka hari besar keagamaan. Anak-anak Anak-an ak pekerja pekerja migran migran akhirnya akhirnya mulai mulai dilibatkan dalam musyawarah perencanaan pembangunan di desa. “Anak-anak pekerja migran di Desa Lenek Lauq saat ini semua bersekolah. Anak-anak remaja sudah difasilitasi mesin perbengkelan dan perlengkapannya ditempatkan di Dusun Praubanyar dan Gelumpang,” ungkap Sarkiyah. “Saya sangat senang karena Kartu Keluarga
dan bisa bergaul dengan teman-teman yang lain dalam hal positif. Anak-anak kita tidak lagi merasa
dan akta kelahiran cucu saya sudah jadi sehingga
tereksklusi dengan teman-teman yang lain dan
memudahkan pengurusan sekolah cucu saya dan
mereka bisa berkumpul,” ungkap Suprihatin, salah
pengurusan Program Keluarga Harapan (PKH)-
satu kader Desa Wanasaba.
nya,” ungkap Inaq Zuriyatun, 40 tahun, yang saat
Kader desa dan pihak-pihak yang selama ini
ini mengasuh kedua cucu laki-lakinya yang masih
tidak mengakui fakta yang terjadi pada anak-anak
berusia berusi a 10 dan dan 8 tahun. tahun.
pekerja migran, saat ini sudah mulai mengubah cara
Perubahan juga dirasakan oleh beberapa
pandang mereka. Bahkan salah satu staf desa yang
pengasuh anak pekerja migran yang ada di desa.
pada awalnya tidak sepaham, kini menjadi kader
Sekitar 200 lebih anak di Desa Lenek Lauq dan 32 anak di Desa Wanasaba bisa mendapatkan akta
sekaligus aktor dalam mengubah pemahaman dan cara pandang masyarakat.
kelahiran, baik APM dan anak lainnya. “Saya sekarang sangat senang karena tidak
“Sebelum saya mendampingi anak pekerja migran, saya sudah jadi guru Raudatul Athfal (RA)
mengalami masalah lagi dalam mengasuh cucu
dan jadi kader Posyandu, tapi waktu itu perasaan
saya, Basir. Selama ini dia bergabung di smart class. class.
saya biasa-biasa saja, tidak begitu peduli dengan
Dia menjadi aktif belajar dan selalu dapat juara di
keberadaan anak-anak pekerja migran. Namun
sekolah,” ungkap Abdul Latif.
setelah saya mengikuti kegiatan bersama SANTAI,
Berbeda lagi yang dirasakan salah satu kader
saya jadi tahu apa yang dibutuhkan oleh anak-anak
desa yang selama ini aktif mendampingi anak-anak
pekerja migran. Mereka membutuhkan perhatian
pekerja migran dan rela rumahnya dijadikan tempat
dan kasih sayang, bukan materi semata. Jadi saya
untuk belajar mereka.
selalu mencari anak pekerja migran duluan, baru
“Alhamdulillah saya bisa membantu anak-anak
yang lain. lain. Mereka Mereka butuh bimbing bimbingan an agar anak-anak anak-anak
yang ada ada di desa desa ini termasuk termasuk anak pekerja pekerja migran migran
ini menjadi anak yang baik, tidak salah pergaulan,
untuk menambah ilmu pengetahuan dalam belajar,
dan mengerti dengan siapa mereka bergaul. Itu
71
72
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
sebabnya kita bentuk sejak dini,” ungkap Sarkiyah. Sarkiyah, salah satu guru sekaligus pemilik RA yang lebih dari setengah muridnya adalah anak-anak pekerja migran. Dia juga semakin kencang menyuarakan kondisi anak-anak pekerja migran setelah terpilih menjadi salah
(kiri) Ekspresi bahagia yang dirasakan oleh Inaq Zuriyatun ketika cucunya mendapatkan akta kelahiran.
perekaman Kartu Tanda Penduduk
(Kanan) Fika Anak Pekerja Migran
mesin dan peralatan perbengkelan remaja,
Elektronik (E-KTP) dan pembuatan Kartu Keluarga. Di tingkat desa, bahkan sudah ada alokasi anggaran dari dana desa untuk pengadaan perpustakaan desa, bantuan dan bantuan mesin jahit bagi pengasuh
satu anggota tim 9 di desanya. Ini juga
anak pekerja migran. Kelompok peduli
bagian strategi strategi agar anak anak pekerja pekerja migran migran
di desa yang diwadahi Forum Komunitas
mendapatkan perhatian dari pemerintah desa melalui kebijakan dan anggaran desa.
Peduli dan pemerintah desa, mulai melakukan pendidikan dan penyadaran
Aktor-aktor Aktor-ak tor yang ada di desa desa juga juga sudah mampu membangun dan mengubah pemahaman atau cara pandang masyarakat
sehingga warga lebih memperhatikan kondisi APM. Kegiatan yang dilakukan ini juga sangat
terhadap keberadaan anak-anak pekerja
berdampak berdam pak pada anak lainnya lainnya yang ada
migran. Hal ini mengurangi stigma yang
di Desa Lenek Lauq dan Desa Wanasaba.
selama ini disandangkan pada mereka.
Muncul kepercayaan diri bagi anak dan
Capaian lain yang dihasilkan adalah
tidak ada lagi anak yang menstigma negatif
kemampuan kader desa dalam melakukan
anak pekerja migran. Lahir pula komunitas
advokasi untuk pelayanan dasar. Anak-
belajar bagi anak anak yang menjad menjadii wadah anak anak
anak pekerja migran saat ini sudah bisa
untuk berkreasi, mengeluarkan pendapat,
mendapatkan layanan administrasi
dan berpartisipasi dalam pembangunan
penduduk berupa akta kelahiran. Pengasuh
di tingkat desa. Selain itu, terbangun juga
anak pekerja migran sudah bisa melakukan
jejaring antar komunitas komunitas belajar anak desa desa
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
diperlukan dalam mendorong gerakan inklusi sosial anak pekerja migran. Akhirnya ada kabar kabar baik pada Januari Januari 2017. 2017. Dr. TGH. Muhammad Zainul Majdi selaku Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat mengeluarkan Surat Edaran (SE) Gubernur nomor 400/10/BP3AKB tentang Perlindungan Anak Buruh Migran. Tentu saja kebijakan bukan akhir dari perjuangan untuk perlindungan AMP, tetapi itu adalah awal untuk memastikan kepedulian pemerintah. Kita masih membutuhkan pengawalan atas kebijakan tersebut. Yang tak kalah penting adalah menjaga keberlanjutan, komitmen, dan keterlibatan komunitas dalam memberikan perlindungan kepada anak pekerja migran menjadi sebuah Suprihatin salah satu kader di Desa Wanasaba penginisiasi sekolah smart class
keharusan dalam membangun masa depan anakanak menjadi lebih baik lagi. Pembelajaran penting dari proses yang dilakukan ini adalah keterlibatan, kepedulian, dan
dengan forum anak di tingkat kabupaten. Beberapa capaian penting untuk anak-anak
komitmen dari semua pemangku kepentingan akan sangat penting dalam keberhasilan sebuah
antara lain mendapatkan layanan kartu identitas,
program. Membangun koordinasi dan sinergi
kesehatan, dan sekolah. Namun yang paling utama
antar pemangku kepentingan, baik di tingkat
yakni perubahan perubahan untuk tidak lagi lagi melakukan melakukan
desa, kabupaten, sampai dengan provinsi, sangat
perundungan pada APM, meskipun hal ini belum
dibutuhkan dalam mendorong terpenuhinya hak-
100 persen tercapai sesuai harapan.
hak dasar anak.
Capaian yang sangat menarik di tingkat kabupaten adalah isu anak pekerja migran menjadi salah satu isu yang banyak dibicarakan dan menjadi
Data merupakan alat yang sangat jitu yang dapat digunakan dalam melakukan advokasi. Kini praktik cerdas ini sudah dilakukan di 2
komitmen beberapa Organisasi Perangkat Daerah
desa dan direplikasi di 2 desa lain di Kabupaten
(OPD) untuk mendukung upaya perlindungan APM. Selain itu, pada perencanaan pembangunan
Lombok Timur, yaitu Desa Pandan Wangi dan Pemongkong, juga 2 desa lagi di Kabupaten Lombok
Kabupaten Lombok Timur, isu anak pekerja migran
Tengah, yaitu Desa Jago dan Sukaraja. Hal menarik
menjadi prioritas dalam Rencana Pembangunan
yang diperoleh diperoleh dalam mereplik mereplikasi asi praktik praktik cerdas cerdas
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) kabupaten.
ini adalah adanya layanan administrasi penduduk
Keterlibatan kader dalam Musyawarah Perencanaan
sampai ke tingkat desa yang dilakukan Dukcapil
Pembangunan (Musrenbang), baik itu Musrenbang
Kabupaten Lombok Timur dan di tingkat desa lahir
regular dan Musrenbang perempuan, juga menjadi
peraturan desa tentang perlindungan anak.
kekuatan untuk mendorong isu anak pekerja migran menjadi prioritas dalam Musrenbang tersebut. Kekuatan data hasil pendataan langsung merupakan salah satu alat dan strategi jitu dalam advokasi anggaran dan kebijakan pada tingkat desa melalui Musrenbangdes. Kolaborasi dan sinergi dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) juga
Praktik cerdas ini bisa direplikasi di mana saja. Tentunya disesuaikan dengan kondisi dan sumber daya yang tersedia serta memperhatikan kearifan lokal yang ada di tempat tersebut.
73
74
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Bergerak Bersama Melindungi APM Oleh Iwan Riswan YAKIN, Tasikmalaya
75
76
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
“Sudahlah, Pak Ust Ustaz az ngurus ngaji saja. Jangan ikut campur ngurus yan yangg
M
emiliki nama lengkap A. Jajang Nurjaman, Ustaz Jajang sehari-hari mengurus sekaligus mengajar di Pondok Pesantren
Subulus Salam di Kampung Panguyuhan, Desa Purwarahayu. Rata-rata murid santrinya adalah
begini.” Warga Desa Purwarahayu, Kabupaten Tasikmalaya
anak-anak, termasuk juga anak pekerja migran (APM). Sejak 2017, Ustaz Jajang banyak membantu anak-anak buruh migran. Ia menceritakan bagaimana tanggapan masyarakat pada saat awal program. Mereka menunjukkan kecurigaan. “Bahkan salah seorang warga mengatakan, ‘Aduh! Pak Ustaz, awas jangan masuk politik. Nanti bisa hancur’,” hancur’,” cerita cerita beliau beliau sambil sambil tertawa. tertawa. Seperti warga lainnya, pada awalnya Ustaz Jajang juga tidak langsung percaya terhadap kehadiran Program Peduli yang mengajaknya memberikan perhatian terhadap perlindungan anak-anak pekerja migran.
77
78
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
“Pada awalnya saya tidak langsung ikut
mengerti apa tujuan Program Peduli. Saat
terjun di Program Peduli ini karena saya
ini, melalui kegiatan pengajian rutin, Ustaz
ingin melihat dulu seperti apa dan untuk
Jajang juga aktif menyuarakan hak anak
apa program ini dilakukan,” ujarnya.
dan menyampaikan informasi pentingnya
Tanggapan masyarakat desa ketika
kepedulian terhadap anak buruh migran
ditawari bantuan pengurusan pembuatan
kepada masyarakat Desa Purwarahayu.
akta kelahiran gratis juga negatif. Malah sempat ada warga masyarakat
Desa Purwarahayu dan Desa Kertaraharja adalah dua desa di wilayah
yang mengatakan mengatakan,, “Sudahlah, “Sudahlah, Pak Ustaz
Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya,
ngurus ngaji saja. saja. Jangan ikut campur
yang menjadi menjadi wilayah wilayah sasaran sasaran Program Program
ngurus yang ngurus yang begini,” begini,” ujar ujar salah salah satu warga warga
Peduli. Keduanya berada di ujung barat
Desa Purwarahayu. Namun Ustaz Jajang
daya wilayah ibu kota kabupaten yang
tak peduli. Dia sudah berniat membantu
berbatasan berbata san dengan dengan Kabupaten Kabupaten Garut. Garut. Jarak Jarak
anak-anak pekerja migran di desanya.
dari ibu kota kabupaten, Singaparna, adalah
Setelah dijelaskan, barulah masyarakat
sekitar 27 km dengan waktu tempuh 1,5-2
mengerti kalau bantuan yang diberikan
jam perjalanan. perjalanan. Jalan Jalan menuju menuju ke desa naik naik
adalah bagian dari tujuan Program Peduli.
turun, berkelok-kelok, berbatu, serta rawan
Seiring waktu berjalan dan sering
longsor.
dilibatkannya dalam berbagai kegiatan
Jumlah penduduk Desa Kertaraharja
program, akhirnya Ustaz memahami dan
yaitu 4.571 4.571 jiwa, sedang sedangkan kan Desa Desa Purwarahayu 7.009 jiwa. Ustaz Jajang tokoh agama Desa Purwarahayu
Yayasan Akses Indones Indonesia ia (YAKIN) (YAKIN) melaksanakan Program Peduli dengan sasaran anak pekerja migran sejak 2017. Dari hasil pendataan YAKIN, ditemukan sekitar 188 anak pekerja migran tinggal di kedua desa tersebut (Maret 2018). Sebagian anak pekerja migran tersebut lahir saat ibunya masih bekerja di luar negeri dan tidak diketahui siapa bapaknya. Anakanak ini dikenal dengan sebutan “Anak Gendongan”. Di dua desa tersebut 7 orang “anak gendongan”. Salah satunya adalah Indah, anak perempuan yang kini berusia 10 tahun. Ia tidak pernah bertemu ibu kandungnya. Sejak lahir dia dititipkan kepada paman dan bibinya yang sudah dia anggap sebagai orang tuanya. Ibunya adalah pekerja migran. YAKIN percaya percaya bahwa bahwa pelabelan pelabelan “Anak Gendongan” merupakan salah satu bentuk perlakuan buruk yang harus dihilangkan. Pelabelan ini memberikan tekanan psikologis kepada anak karena hal ini bisa mengakibatkan anak menghadapi kesulitan
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, bahkan mengal mengalami ami kekerasan. kekerasan. Masalah lain yang ditemukan pada anak pekerja migran di kedua desa tersebut antara lain adalah masalah pola pengasuhan. Selain diasuh oleh nenek dengan perhatian yang kurang memadai, kadang mereka yang diasuh oleh bapaknya juga kurang mendapat perhatian. Anak-anak Anak-an ak pekerja pekerja migran migran ini juga juga menghadapi menghadapi kesulitan mendapatkan akses layanan publik karena belum memili memiliki ki akta kelahira kelahiran. n. Terdata Terdata dari 180 180 anak pekerja migran, sekitar 51% belum memiliki akta kelahiran. Masalah ini ternyata tak hanya milik anak pekerja migran tapi juga anak-anak lainnya yang orang orang tuanya tuanya tidak beker bekerja ja di luar luar negeri. negeri. Hal tersebut membuat tim YAKIN bertanya-tanya karena kondisi tersebut seolah-olah dibiarkan tanpa ada penyelesaian. Masalah-masalah di atas menjadi perhatian tim YAKIN. Sayangn Sayangnya ya perhatian perhatian ini tidak tidak serta serta merta merta diterima baik oleh masyarakat maupun pemerintah desa. Hambatan dan tantangan yang harus dihadapi adalah menumbuhkan kepercayaan masyarakat
penyebab dari permasalahan tersebut ternyata
dan pemerintah desa manakala program ini akan
saling berkaitan satu sama lain. Peran orang tua,
digulirkan.
keluarga, masyarakat, dan pemerintah desa yang
Untuk itu, tim kemudian menerapkan strategi
seharusnya memenuhi dan menjamin anak untuk
pengorganisasian dengan menguatkan kelompok
mendapatkan hak identitas menjadi titik persoalan
masyarakat agar mereka mampu menyelesaikan
yang terjadi terjadi selama selama ini.
persoalan yang terjadi di lingkungannya. Langkah pertama yang dilakukan Tim Peduli
Para orang tua di kedua desa ini kurang memperhatikan kebutuhan pengadaan akta
YAKIN adalah melakuk melakukan an identikasi identikasi langsu langsung. ng.
kelahiran untuk anak-anaknya. Hal ini salah satunya
Mereka tinggal di desa untuk mengamati kelompok masyarakat pada kedua desa tersebut yang benar-
dikarenakan sang orang tua juga tidak memiliki kartu keluarga termasuk surat nikah. Ini disebabkan oleh
benar memilik memilikii kepedulian kepedulian sosial. sosial. Hasilnya, Hasilnya,
pernikahan yang mereka lakukan secara agama,
terdapat tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh
sehingga tidak ada bukti hukum tentang pernikahan
pemuda, dan kader perempuan yang bisa dilibatkan
mereka, padahal dokumen-do dokumen-dokumen kumen tersebut menjadi
sebagai kader Program Peduli.
salah satu persyaratan untuk membuat akta kelahiran.
Pelibatan tokoh agama seperti Ustaz atau
Di sisi lain, mereka tidak tahu bagaimana tata
ajengan dilakukan karena Ustaz merupakan sosok
cara pengurusan administrasi kependudukan dan
panutan bagi warga masyarakat pada dua desa
juga tidak tidak mampu dari sisi sisi keuangan. keuangan. Adapun Adapun
tersebut. Melalui kegiatan pelatihan, pertemuan
mereka yang mampu secara ekonomi biasanya
koordinasi, dan pertemuan rutin yang dilakukan,
menggunakan jasa agen atau calo dengan biaya yang
mereka diajak berdiskusi untuk membahas seputar
tidak murah, mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 350
persoalan anak yang terjadi di lingkungan desanya. Setelah beberapa kali berdiskusi, akhirnya
ribu. Namun hasilnya nol. Setelah ditunggu selama berbulan-bulan, berbulan-bul an, bahkan bahkan ada yang yang sampai sampai bertahunbertahun-
ditemukan akar masalahnya. Setelah dipetakan,
tahun, bukti akta tersebut tidak pernah mereka
79
80
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
(atas) Pelatihan kader Program Peduli anak pekerja migran (kiri) Kegiatan Forum Anak Desa Purwarahayu
terima. Hal inilah yang menimbulkan
rencana kerja dan saling berbagi peran. Tim
rasa kekecewaan sehingga mereka enggan
YAKIN berperan berperan melaku melakukan kan sosialisas sosialisasii dan
mengurusnya kembali.
koordinasi kepada dinas terkait, khususnya
Peran masyarakat dalam mengatasi
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
persoalan yang terjadi pada anak-anak
Kabupaten Tasikmalaya. Cara ini dilakukan
seperti anak putus sekolah, anak yang
agar membantu pemenuhan kebutuhan
bekerja, bekerj a, dan anak anak yang menikah di usia
hak identitas anak dengan menerbitkan
muda juga tidak terlihat. Mereka masih
akta kelahiran bagi anak yang tinggal
memandang bahwa kondisi tersebut adalah
di dua desa tersebut, sedangkan kader
sesuatu hal yang biasa dan lumrah. Peran pemerintah desa sebagai
berperan melakukan berperan melakukan sosialisa sosialisasi, si, pendataan, pendataan, mengumpulkan persyaratan pembuatan
perwakilan negara untuk memenuhi dan
akta kelahiran, serta koordinasi dengan
menjamin anak mendapatkan hak identitas
pemerintah desa.
juga kurang kurang berfung berfungsi si optimal. optimal. Kurangnya Kurangnya
Situasi dua desa ini sebenarnya
kemampuan sumber daya manusia
menggambarkan juga situasi yang dialami
menjadi penyebab layanan administrasi
Kabupaten Tasikmalaya. Itulah sebabnya
kependudukan tidak berjalan dengan baik.
Tim YAKIN melakukan koordinasi dengan
Secara tidak disadari, masalah administrasi
pihak Dinas Kependudukan dan Catatan
kependudukan seperti kepemilikan akta
Sipil Kabupaten Tasikmalaya dan bertemu
kelahiran, kartu keluarga, dan kartu
dengan Ano, Kepala Bidang Pencatatan
tanda penduduk (KTP) menjadi semakin
Sipil.
bertumpuk dan terben bertumpuk terbengkalai. gkalai. Melihat persoalan tersebut, Tim YAKIN
Ternyata Kabupaten Tasikmalaya memang membutuhkan percepatan
bersama kader masyarak masyarakat at menyusun menyusun
penerbitan akta kelahiran. “Saat ini
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Terpenuhinya administrasi kependudukan di desa
pembuatan akta kelahiran Kabupaten Tasikmalaya
pekerja migran. Sekitar 40 keluarga ikut terbantu
baru mencapai mencapai 40% 40% pada Desember Desember 2017,” ujar ujar
mendapatkan kartu keluarga.
Ano. Koordinasi dan kerja sama yang dilakukan
Peran kader yang terdiri dari tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, termasuk
antara Tim YAKIN dengan Dinas Kependudukan
kader perempuan sebagai bagian dari kelompok
dan Catatan Sipil Kabupaten Tasikmalaya, serta
masyarakat, sangatlah penting. Untuk
antara kader dengan pemerintah desa dalam
mempersatukan kelompok masyarakat tersebut
pengurusan layanan administrasi kependudukan
maka dibentuklah Forum Peduli Anak di masing-
akhirnya membuahkan hasil. Pada Februari
masing desa tersebut. Forum ini berfungsi sebagai
2018, dari pengajuan awal sebanyak 19 berkas permohonan akta, pihak dinas baru bisa
wadah masyarakat masyarakat dalam memperj memperjuangka uangkan n hak-hak hak-hak anak serta turut berperan serta dalam membangun
menerbitkan 11 berkas akta karena 8 berkas sisanya
desa dengan mengedepankan kepentingan yang
secara administrasi belum lengkap.
terbaik bagi anak.
Terbitnya 11 berkas akta kelahiran menjadi
Kehadiran Ustaz sebagai kader forum peduli
awal masyarakat mulai percaya terhadap layanan
yang mengajak mengajak masyaraka masyarakatt untuk menyel menyelesaikan esaikan
administrasi kependudukan yang dilakukan kader
masalah administrasi kependudukan ternyata
forum. Kader yang biasanya harus mendatangi
cukup efektif. Meskipun dipandang sebagai tokoh,
masyarakat, sekarang berbalik didatangi warga yang
tidak segan-segan Ustaz bersama kader lain turun
mengajukan permohonan pembuatan akta bagi
mendatangi rumah warga untuk mengumpulkan
anaknya.
persyaratan dengan mensosialisasikan pentingnya
Hingga April 2018, Tim YAKIN mencatat
akta kelahiran bagi anak-anak mereka.
sebanyak 128 berkas akta kelahiran anak telah diterbitkan. Berkas tersebut terdiri dari 36 berkas
Terselesaikannya layanan administrasi kependudukan ini membuat tingkat kepercayaan
anak pekerja migran dan 92 berkas anak bukan
masyarakat dan pemerintah desa terhadap
81
82
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
keberadaan Program Peduli semakin meningkat. “Sekarang ini pemerintah desa menjadi semakin ingin ikut terlibat dalam kegiatan forum. Masyarakat pun mulai berdatangan berdata ngan ke forum untuk untuk mengurus mengurus pembuatan administrasi kependudukan,” kata Ustaz Jajang. Tidak hanya sampai di situ saja, Ustaz Jajang juga ikut membina Forum Anak Desa Purwarahayu. Anak-anak yang tergabung dalam forum anak ini dilatih dengan kesenian tradisional Marawis. Tim YAKIN mengusulkan agar dilakukan kolaborasi antara seni budaya dan
Ardan dan neneknya (kanan) Pak Yayan penerima manfaat pelayanan administrasi kependuduk-kependuduk an
“Sekarang dengan adanya kartu keluarga ini saya bisa mengajukan bantuan permodalan untuk anak saya membuka reparasi Ponsel.” Yayan
informasi. Jadi dalam setiap penyampaian materi tentang hak anak atau kesehatan reproduksi remaja yang dilakukan oleh
Marawis adalah Ardan. Dia tinggal bersama
forum anak, maka pembukan pembukanya ya adalah
neneknya yang tidak lain adalah ibunya
dengan menampilkan kesenian Marawis.
Ustaz Jajang.
Hal ini menjadi metode yang dilakukan
Awalnya Ardan tidak tidak begitu begitu tertarik tertarik
oleh Forum Anak Desa Purwarahayu dalam
ikut dalam kegiatan. Namun setelah
menyampaikan informasi. Salah satu anak pekerja migran yang
mengikuti pelatihan dan diajak ikut dalam kegiatan Festival Egrang di Jember, dia
sekarang tergabung dalam forum anak dan
menjadi senang dan semakin ingin terlibat.
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
dirinya untuk bisa berkreasi. “Bersama forum anak
“Murah, Cepat, dan Nyata”
sekarang saya ikut kesenian Marawis meskipun
Hada, Kepala Desa Purwarahayu
“Saya senang bisa ikut dalam kegiatan ini karena menambah banyak teman dari daerah lain,” ungkapnya. Kegiatan di festival tersebut mendorong
hanya sebagai penabuh rebana,” katanya. Dampak keberhasilan layanan administrasi
Keberhasilan pengurusan administrasi
kependudukan ini dirasakan juga oleh Yayan, salah
kependudukan ini menjadi sebuah awal adanya
seorang warga Desa Purwarahayu. Ia menceritakan
kesepakatan antara Forum Peduli Anak dengan
bahwa dengan dengan adanya adanya akta akta kelahiran, kelahiran, keinginan keinginan
pemerintah desa. Melalui proses koordinasi,
anaknya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang
komunikasi, dan advokasi yang dilakukan forum,
lebih tinggi bisa terbantu. “Melalui program ini saya
akhirnya kepala desa menerbitkan Surat Keputusan
mengucapkan terima kasih kepada semuanya atas
(SK) Kepala Desa Purwarahayu Nomor 141/019/
bantuan yang diberikan. diberikan. Keingin Keinginan an anak saya untuk untuk
Kep. Des/2018 tentang Pembentukan Pengurus
melanjutkan sekolah ke Sekolah Menengah Atas
Forum Peduli Anak tertanggal 3 April 2018. Dalam
(SMA) bisa terbantu. Karena baru sekarang ini, di
struktur organisasinya, Ustaz Jajang diangkat dan
usia 17 tahun, anak saya mempuyai akta kelahiran,”
dipercaya sebagai Ketua Forum Peduli Anak Desa
ucapnya.
Purwarahayu.
“Alhamdulillah, saya sendiri secara pribadi
Pada April 2018, saat acara penyerahan simbolis
terbantu dengan selesainya kartu keluarga yang
akta kelahiran, Hada, Kepala Desa Purwarahayu,
telah dibantu oleh forum. Dulu saya tidak bisa
secara langsung menyampaikan ucapan terima
mengakses bantuan karena tidak memiliki kartu
kasih kepada Tim Yakin dan Forum Peduli Anak
keluarga,” katanya. “Sekarang dengan adanya
yang telah telah membantu membantu masyarakat masyarakat di desanya. desanya.
kartu keluarga ini saya bisa mengajukan bantuan
Beliau mengatakan bahwa layanan administrasi
permodalan untuk anak saya membuka reparasi
kependudukan ini adalah layanan yang “Murah,
ponsel,” pungkas Yayan sambil menunjukkan
Cepat, dan Nyata”. Ia bahkan menyampaikan
peralatan tersebut.
gagasan baik, “Agar forum ini bisa berjalan dan
Ternyata kegiatan-kegiatan yang dilakukan di
berkegiatan, berkeg iatan, maka maka ke depan depan harus harus dibuat dibuat peraturan peraturan
Desa Kertaraharja dan Desa Purwarahayu menarik
desa sebagai acuan untuk mengakses dana desa,”
perhatian H. Ena, seorang pengusaha teh di wilayah
pungkasnya.
Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya. Awalnya ia terkejut terkejut mendenga mendengarr adanya kegiata kegiatan n
Pernyataan Kepala Desa Purwarahayu ini menjadi kabar baik bagi Tim Yakin. Meskipun baru
positif di dua desa tersebut. Menurutnya desa
setahun bekerja membawa Program Peduli pada
tersebut termasuk desa yang rawan dengan
dua desa melalui program layanan administrasi
keributan.
kependudukan, terbukti bisa menggerakkan semua
Akan tetapi, tetapi, setelah setelah mendapatk mendapatkan an penjelasan penjelasan tentang program, H. Ena yang juga merupakan Ketua Tim Inovasi Desa Kecamatan Taraju
pihak untuk peduli pada hak-hak anak, khususnya anak-anak pekerja migran. Semua pihak mulai dari orang tua, keluarga,
memahami dan tergerak untuk turut berkontribusi
masyarakat, dan pemerintah telah menunjukkan
membantu, khususnya pada program anak. Ia
perannya masing-masing. Upaya ini juga secara
berkomitmen berkom itmen memberi memberikan kan 5% dari dari keuntungan keuntungan
tidak langsung mengubah cara kerja dan sistem di
penjualan produk perusahaannya untuk kegiatan
desa yang tadinya berjalan kurang baik menjadi
anak.
lebih baik.
83
84
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
85
Anak berh
d
86
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
Bagian 2
yang dapan
ngan ukum
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Rumahku Tempatku Kembali Oleh Yuliyanti Anggraeni PKBI, Garut
87
88
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
G
inda tak membayangkan hobinya modikasi motor dengan memasang knalpot yang berbunyi keras membawanya ke balik jeruji Lembaga
Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Bandung. Ia terpaksa menjadi Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) setelah bersama tiga orang temannya melakukan pengeroyokan yang menyebabkan satu orang meninggal dunia. Masalahnya sepele, sang korban tak terima mendengar suara knalpot teman berkumpul Ginda dan kawan-kawan yang sangat berisik. Pengeroyokan itu berakhir di Lembaga Pembinaan Khusus Anak mereka divonis 2 tahun. Saat divonis hukum, Ginda baru lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dia harus menunda dua tahun untuk bisa belajar di bangku SMA. “ Nyesel denga dengan n apa yang sudah sudah saya saya lakukan lakukan dengan teman-teman, di LPKA tidak senyaman di rumah, makan tak seenak masakan mamah, dan suka disuruh-suruh sama senior. Disuruh ngambil ini itu. LPKA Bandung tempatnya bersih tapi tetap rumah adalah tempat paling nyaman. Dua bulan pertama saya terus menangis karena ingin
pulang, pulan g,”” ujarnya. Tapi bagi ABH, penderitaan itu tak cukup. Saat masa pembinaan mereka selesai, tantangan baru harus mereka hadapi: penolakan saat kembali ke Ginda mencium tangan sang ibunda saat bersiap berangkat sekolah
sekolah.
“Anak saya tidak bisa lagi meneruskan belajar di jenjang pendidikan yang yang lebih tinggi. Beberapa sekolah menolak kami, sekolah tidak mau menerima m enerima anak didik yang mempunyai latar belakang hukum. Bagaimana dengan masa depan anak a nak sa s aya?” Ima, Ibunda Ginda
89
90
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
“Awas! Anak itu orang jahat. Jangan
Apa yang dialami Ginda dan dan Shakti Shakti
sampai anak itu kembali ke kampung kita,
merupakan masalah umum yang dihadapi
nanti anak kita terbawa jahat dan nakal,
anak-anak yang menyelesaikan pembinaan.
mencoreng nama baik kampung kita saja.
Data Perkumpulan Keluarga Berencana
Pergi sana, pergi!” Ketakutan itu terbersit di
Indonesia (PKBI) menyebutkan ada sekitar
benak Ima. Ima.
21 Anak yang Menjalani Pidana Penjara
Saat Ginda masuk LPKA, perasaan Ima sangat cemas dan khawatir. Namun
(AMPP) di 12 kecamatan di Kabupaten Garut. Tujuh anak sudah kembali kepada
perasaan itu memuncak ketika Ginda
keluarganya. Situasi ini yang kemudian
pulang. Kekhawatirannya terbukti, ada
mendorong PKBI mendampingi AMPP.
dua sekolah yang menolak Ginda karena riwayatnya di LPKA.
Berjuang Menghapus Stigma
Ima juga mengkhawatirkan Shakti, teman akrab Ginda saat sama-sama di LPKA. Keduanya bersamaan menyelesaikan masa pembinaannya, apalagi badan Shakti penuh tato. Selama ini masyarakat selalu melihat orang bertato itu negatif, mereka
ada masa awal intervensi, PKBI
selalu menghubungkan tato dengan
berkunjung berku njung dari dari rumah rumah ke rumah rumah
perilaku kriminal pemiliknya. Kekhawatiran Ima terbukti. “Saya jadi ditolak setiap sekolah,” kata Shakti sambil menunduk.
Suasana kelas belajar mengajar di LPKA Bandung
P
orang tua AMPP. Tahapan ini
sangat penting untuk mendengar dan menangkap masalah-masalah dan harapanharapan keluarga bila anak-anak bebas dari masa pembinaan.
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Sekolah tempat Ginda belajar
Kunjungan door to door ini door ini bertujuan menggali permasalahan yang dihadapi dan harapan orang tua setelah anak bebas dari masa pembinaan, termasuk labelisasi pada anak. Para orang tua berharap anak akan tetap mendapat haknya dan dapat melanjutkan hidup setelah bebas kelak. Kunjungan ini ternyata memakan waktu
Faktor ekonomi salah sa satu tu faktor yang menyebabkan anak jarang dikunjungi keluarganya
panjang, sebab jarak tempuh antar rumah lebih kurang empat jam perjalanan dari pusat Kota Garut. Beberapa rumah bahkan hanya bisa dijangkau
oleh masyarakat. Tak hanya tidak diterima secara
dengan cara berjalan kaki. Banyak alamat juga sudah berubah atau waktu kunjungan yang kurang
sosial, AMPP pun sering mengalami kekerasan dari masyarakat atau keluarganya sendiri. Masyarakat
tepat. Atas bantuan tetangga mereka, PKBI bisa
percaya, anak-anak yang keluar dari LPKA adalah
menemukan alamat terbaru keluarga-keluarga
anak jahat.
AMPP. Selain kesiapan keluarga menerima AMPP,
Padahal, ketika keluar dari LPKA, anak-anak ini juga mempunyai harapan atau cita-cita yang
rasa percaya diri anak-anak penghuni LKPA juga
sama dengan anak-anak lainnya. Oleh karena itu,
menjadi penentu. Kerap mereka tidak percaya
perlu ada intervensi sosial agar masyarakat lebih
diri membaur dengan masyarakat dan teman-
memahami anak-anak tersebut dan terpenuhi
teman sebaya. Mereka pun merasa tidak menentu
haknya seperti hak kelangsungan hidup, hak untuk
menghadapi masa depannya. Situasi ini bisa
dilindungi, hak memperoleh pendidikan, dan hak
membuat mereka berbuat kriminal lagi dan
tumbuh kembang anak. Inilah waktunya melakukan
berhadapan kembali berhadapan kembali dengan dengan hukum. hukum. Persoalan di atas terjadi karena anak-anak yang
reintegrasi sosial. Pada proses reintegrasi sosial, partisipasi
telah keluar dari LPKA tidak sepenuhnya diterima
masyarakat menjadi sangat penting. Untuk itu,
91
92
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
PKBI Garut melakukan advokasi kepada berbagai berbag ai pihak seperti seperti Dinas Pendidik Pendidikan, an, Dinas Sosial, Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), (RW), Kelurahan, Kelurahan, Kepolisian Kepolisian,, dan tokoh masyarakat lainnya. Advokasi bertujuan bertuju an mengubah mengubah cara cara pandang pandang mereka mereka pada AMPP, sebab perubahan cara pandang bisa mempercepa mempercepatt proses reinteg reintegrasi rasi sosial. sosial. Reintegrasi sosial merupakan proses yang dilakukan dilakukan PKBI Garut Garut kepada kepada masyarakat, agar masyarakat tidak memberikan stigma kepada anak. Tindakan ini dilakukan dengan melibatkan tokohtokoh masyarakat untuk memberikan penyadaran pada masyarakat tentang perlunya menerima kembali anak yang pernah berhadapan dengan hukum. Selain kegiatan pemahaman dan penyadaran, PKBI Garut melakukan sosialisasi tentang perlunya menangani sendiri apabila menemukan salah satu anggota masyarakat berperilaku melanggar norma-norma sosial. Secara tidak langsung proses reintegrasi diharapkan memberikan pelajaran bagi masyarakat untuk menangani anak berkonik hukum. PKBI juga pernah ditolak saat berkunjung berkun jung ke ke rumah masyarak masyarakat. at.
Pertemuan Forum Keluarga PKBI Garut
Memulihkan Harga Diri Lewat Foru Forum m Keluarga
Terkadang keluarga yang dikunjungi menutupi dan mengatakan bahwa anak
elain proses advokasi, PKBI Garut
tersebut bukan keluarganya. Namun ada
juga memfasili memfasilitasi tasi terbentukn terbentuknya ya
juga yang yang kemudian kemudian menceritak menceritakan an tentang tentang anaknya.
forum komunikasi keluarga AMPP. Grup Whatsapp “Forum Keluarga PKBI
dan harapan saat anaknya kembali. Tanpa
S
melihat anak mereka benar atau salah,
dan menguatkan. Forum keluarga
anaknya tetap menjadi kebanggaanya. Bagi
beranggotakan berang gotakan seluru seluruh h keluarga keluarga anak anak yang
mereka yang terpenting adalah anaknya
sedang ataupun sudah bebas dari LPKA.
Mereka pun mengungkapkan angan
selalu sehat di LPKA dan saat keluar nanti
Garut” menjadi wahana komunikasi bagi keluarga AMPP untuk saling berbagi
Memang belum banyak yang dilakukan
mereka tetap bisa menjalani hidupnya
untuk upaya reintegrasi. Komunikasi yang
dengan baik, tanpa melihat latar belakang
intensif antar keluarga AMPP dan banyak
pernah masuk LPKA, sehingga anak mereka
pihak diharapkan bisa menjadi embrio
bisa menjadi menjadi lebih lebih baik lagi.
menciptakan masyarakat yang inklusif untuk anak-anak kita. Saat pertemuan forum keluarga banyak sekali cerita, mulai dari rasa sedih yang
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
mereka rasakan dan stigma dari masyarakat serta orang tua yang mengeluh jarang mengunjungi anak karena faktor ekonomi. Faktor ekonomi adalah salah faktor yang menyebabkan anak jarang dikunjungi keluarganya, apalagi jarak Garut-Bandung cukup jauh. Biaya transportasinya juga tak sedikit, sekitar Rp 300 ribu untuk 2 orang pulang pergi. Keluarga yang mempunyai mempunyai keterb keterbatasan atasan ekonomi ekonomi tidak memungkinkan rutin berkunjung. Padahal kunjungan keluarga sangat berpengaruh berpen garuh besar besar terhadap terhadap psikis psikis anak. anak. Lewat Lewat forum keluarga, PKBI lantas mengajak para keluarga untuk memikirkan bagaimana solusi anak yang jarang jarang dikunjung dikunjungii dapat bertemu bertemu keluar keluarganya. ganya. Dari hasil diskusi, disepakati adanya dana patungan. Biaya patungan adalah komitmen anggota forum keluarga untuk membiayai kunjungan ke LPKA. Koordinator forum menyusun jadwal keberangkatan kelompok melakukan kunjungan secara bergiliran, yang dijadwalkan setiap minggu pertama pada awal bulan. Seluruh biaya akomodasi hasil dari patungan sehingga meringankan beban keluarga yang kurang mampu. Lewat dana patungan, seluruh anak diharapkan
Pertemuan PKBI dengan Zakaria bermula dari
mendapatkan kunjungan yang rutin dari
kegiatan PKBI Garut dalam sosialisasi kesehatan
keluarganya, agar mereka merasa tidak dibuang
reproduksi remaja di Sekolah Menengah Kejuruan
dari keluarganya.
(SMK) 1 Maret. SMK ini berada dalam naungan
Keterlibatan pemerintah sangat penting
yayasan yang yang dipimpinnya, dipimpinnya, Yayasan Yayasan Anak Anak
dalam upaya reintegrasi. Forum keluarga juga
Kusuma Bangsa Garut (YAKBG). Ia seorang tokoh
mengadvokasi dinas-dinas terkait seperti Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan. Pendekatan
masyarakat yang berpengaruh di wilayahnya. “Pada prinsipnya, pendidikan adalah hak
ini mendapatkan hasil. Dinas Sosial bersedia
seluruh anak tanpa melihat latar belakangnya. Saya
memfasilitasi pelatihan keterampilan AMPP.
selaku tenaga pendidik berkewajiban mendidik
Dinas Pendidikan Kabupaten Garut bersedia
seluruh anak tanpa terkecuali. Tidak bisa anak
memfasilitasi kejar paket A, B dan C. Mereka juga
ditolak sekolah karena takut mencoreng nama baik
bersedia bersed ia memfasilitas memfasilitasi, i, jika ada ada anak yang yang bebas bebas
sekolah. Itu namanya bukan lembaga pendidikan
dari LPKA tetapi keluarga tidak menjemput karena
yang baik,” baik,” tutur tutur Zakaria. Zakaria.
kurang mampu. Dinas Sosial Kabupaten Garut akan mengantarkannya sampai ke rumah. Setelah proses advokasi dan audiensi, PKBI
Penerimaan sosial di sekolah yang dipimpin Zakaria menciptakan perubahan sosial. Ia membuat SMK yang berbasis pesantren ramah anak. Ginda
Garut akhirnya bertemu dengan Zakaria, 60
akhirnya bisa meneruskan pendidikan di SMK yang
tahun, seorang pendidik yang berpikiran maju. Zakaria berani mengambil risiko dengan menerima
dipimpin Zakaria. Keberanian Zakaria menerima Ginda menjadi cikal bakal proses reintegrasi sosial
beberapa beber apa orang lepasan LPKA di di sekolahnya. sekolahnya.
di Garut.
93
94
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
PKBI Garut mengundang Zakaria untuk bergabung bergab ung di Forum Keluar Keluarga ga PKBI Garut. Ia menjadi kekuatan baru bagi Forum Keluarga. Zakaria menyambut dengan tangan terbuka jika ada yang mau sekolah di sekolah yang dipimpinnya. Ginda tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Saat keluar dari LPKA, Ginda baru lulusan SMP. Ia ingin meneruskan ke jenjang Sekol Sekolah ah Menengah Menengah Atas Atas (SMA). Akhirnya ia diterima diterima di SMK SMK 1 Maret. Maret. “Semula saya kikuk dan minder. Pada hari pertama sekolah pun saya diantar mama saking tidak percaya dirinya, tetapi lambat laun saya bisa bergaul dan diterima oleh kawan-kawan. Saya ingin menjadi polisi,” katanya dengan mata berbinarShakti paling dekat dengan ibunya, tempat ia berkeluh kesah
binar. Rasa minder, malu sampai dia memisahkan diri dari teman-teman barunya pernah dia dia rasakan rasakan selama selama kurun kurun waktu bulan bulan petama petama masuk masuk sekolah sekolah baru. baru. Namun tantangan ini bisa diatasi. ”Setelah lulus sekolah nanti saya ingin menjadi polisi karena saya ingin membuktikan walau saya pernah masuk
“Semula saya kikuk dan minder. Pada hari
lembaga pembinaan, tapi saya bisa sukses, bisa membahagi membahagiakan akan serta serta membanggaka membanggakan n keluarga saya. Saya sedih melihat orang tua saya ketika saya masuk LPKA. Mereka
pertama sekolah pun pertama saya diantar mama saking tidak percaya dirinya. Tetapi lambat laun saya bisa bergaul dan diterima oleh kawan-kawan. Saya
berkorban banyak berkorban banyak hal untuk untuk saya. saya. Mereka Mereka mengorbankan uang, waktu, dan tenaga untuk menjenguk saya selama saya di dalam. Suatu hari nanti saya akan mengganti air mata mereka dengan senyum bangga,” bangga ,” tuturnya tuturnya dengan dengan suara lirih dan dan mata berkaca-kaca. Cita-cita yang harus kita dukung. Semoga terwujud dan kita semua akan terus mendorong agar anak-anak yang mempunyai latar belakang hukum memperoleh haknya.
ingin menjadi polisi.” Ginda
Namun teman Ginda, Shakti belum jelas nasib nasib pendidika pendidikannya. nnya.
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
“Saya ingin semua anak memiliki hak dan kesempatan yang sama, baik anak itu pernah menjalani hukuman pidana ataupun masalah lainnya.” Zakaria, Kepala SMK 1 Maret
anak untuk beradaptasi kembali di lingkungannya dengan pelabelan dalam masyarakat. PKBI Garut Garut berperan berperan sebagai sebagai pendamping, pendamping, yang melakukan melakukan pendamp pendampingan ingan kepada kepada anak anak dengan cara menempatkan diri sebagai sahabat anak dan menempatkan anak sebagai manusia yang pantas pantas untuk untuk dihormati dihormati serta serta memiliki memiliki hakhakZakaria, Kepala SMK 1 Maret
hak, bukan hanya perlindungan hukum tetapi juga perlindungan sosial. Dengan kita menghormati anak, ia akan merasa bahwa dirinya masih berharga
Shakti kini bekerja menjadi tukang parkir di sebuah bank di Garut. Sebenarnya ia masih ingin meneruskan sekolah, namun tidak semudah
di mata orang lain sehingga timbul rasa percaya diri dan berani. Reintegrasi terhadap anak yang berkonik
Ginda. Tato yang dulu dia banggakan kini menjadi
dengan hukum belum banyak dilakukan, baik
masalah. Shakti memiliki tato yang jelas terlihat di
pemerintah maupun Lembaga Swadaya Masyarakat
kedua tangan hingga jemari. Di keningnya terdapat
(LSM). Untuk itu, program yang dilakukan lebih
tato dengan tulisan ”boncell”.
ditingkatkan mengenai penyadaran masyarakat
Namun Zakaria masih memberikan peluang
sehingga bisa menghilangkan stigma negatif
Shakti bersekolah di SMK 1 dengan syarat: Boleh sekolah asal tatonya dihapus, sehingga ia
masyarakat terhadap anak mantan LPKA. Kalau stigma negatif sudah tidak ada, maka
bisa mengikut mengikutii sekolah sekolah regular regular atau mengik mengikuti uti kejar kejar
anak akan bisa berkembang lebih baik. Mereka
paket C.
tidak dipersulit mendapatkan haknya, termasuk hak
Proses penghapusan tato ternyata tidak mudah. Butuh waktu dan biayanya cukup mahal, seperti yang terbaca terbaca pada pada sebuah sebuah brosur brosur penawaran. penawaran. Namun tekad Shakti tidak goyah. Ia bersedia menghapus tatonya. “Tato akan saya hapus agar saya dapat
atas pendidikan. “Saya ingin semua anak memiliki hak dan kesempatan yang sama, baik anak itu pernah menjalani hukuman pidana ataupun masalah lainnya. Setiap orang pernah melakukan kesalahan. Begitu pun kita. Allah saja yang menciptakan kita
bersekolah bersek olah kembali,” kembali,” ujarnya dengan dengan kepala kepala
maha pengampun dan maha pemberi kesempatan,
menunduk.
masa kita sebagai hambanya tidak bisa. Jadi
Cerita Ginda dan Shakti hanya menggambarkan sebagian kecil kesulitan mantan anak binaan LPKA,
tidak ada salahnya ketika anak ingin meneruskan sekolahnya maka saya akan menerimanya dengan
yang berjuang berjuang menumb menumbuhkan uhkan rasa rasa percaya percaya diri
senang hati dan terbuka,” pungkas Zakaria.
95
96
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
97
98
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
Menjaga Mimpi di Jalan Bali Oleh Sirot Fajar LPA, Jawa Timur
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
“Teng teng teng…”
S
uara lonceng bel itu menyadarkan lamunan Bagus. Ia tidak membayangkan sebelumnya jika hari ini akan kembali mengenyam bangku pendidikan. Ini
adalah hari ia kembali bersekolah, setelah berhenti enam tahun lamanya. Sejak tadi ia terus melamun, membayangkan kiranya pelajaran apa yang akan dia peroleh di hari pertamanya sekolah, Apalagi sekolahnya bukan sekolah biasa. Sekolahnya disebut Sekolah Istimewa karena tempatnya di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Blitar, di Jalan Bali, Kabupaten Blitar. Suara lonceng bel tanda masuknya sekolah itu membuyarkan lamunan Bagus. Ia kini berlari secepat mungkin. Ia bergegas berlari, tidak mau
Orang tua yang selama ini tidak pernah membesuk anaknya anakny a di penjara mendapatt undangan mendapa u ndangan untuk acara temu keluarga di LPKA dari Program Peduli
terlambat di hari pertama sekolahnya. Ia berlari mengejar waktu seperti saat ia harus berlari dari kejaran massa karena ketahuan menjambret. Pelarian itulah yang akhirnya mengantarkannya berada berad a di Lembaga Lembaga Pembinaan Pembinaan Khusu Khususs Anak yang yang biasa disebu disebutt Penjara Anak. Bagus akhirnya sampai di kelasnya. Kelas enam Sekolah Dasar (SD). Padahal usianya kini sudah mau 18 tahun. Andai saja ia tidak Drop tidak Drop Out Out menjelang Ujian Nasional dan terus melanjutkan pendidikannya, tentu kini telah masuk ke perguruan tinggi. Namun, itu semua hanya “andai saja”. saja” .
Suasana di kelas sekolah istimewa LPKA
99
100
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
Kenyatannya, kini ia kembali duduk di kelas enam SD. Bagus merasa bahagia karena bisa melanjutkan sekolah. Namun ia juga sedih karena kesempatan kembali mendapatkan pendidikan itu justru hadir di saat harus mendekam di balik jeruji penjara anak. Namun ia tetap bersyukur karena selain bisa melanjutk melanjutkan an sekolahnya, sekolahnya, beberapa beberapa hari lalu ia mendapat kabar dan melihat kondisi neneknya yang semakin tua, walaupun ia hanya melihatnya lewat video. Masih teringat dengan jelas percakapan ibu-ibu dari Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur dengan nenek Bagus saat ditemui di rumah petaknya di kampung
renta dan tak ada sanak keluarga lain yang
pinggiran Kota Pahlawan, Surabaya.
mengantar, kecil kemungkinan neneknya
“Bagaimana kabar Bagus?” tanya nenek. “Baik, Mbah. Katanya kangen kangen karena karena nggak pernah dijenguk.” nggak pernah Neneknya langsung terisak,
hadir. Bagus masih menyimpan harapan pada neneknya. Di hari acara temu keluarga itu, ia terus menunggu dan memandangi
mengucurkan air mata. Ibu-ibu dari LPA
pintu kedatangan. Berharap neneknya tiba-
juga diam, diam, memberi memberi waktu waktu nenek nenek Bagus
tiba muncul, atau orang lain yang pernah
melepas rasa rindunya.
dikenalnya. Namun sampai acara selesai,
Tak terasa air mata Bagus mulai
yang ditunggu ditunggunya nya tak jua jua tiba.
mengalir mengingat neneknya. Ia begitu
Beruntung pihak LPA kemudian
bahagia karena akhirnya akhirnya bisa bisa mendapat mendapat
mengunjungi neneknya. Akhirnya ia kini
kabar neneknya. Selama setahun lebih
tahu kabar neneknya. Melihat wajahnya.
mendekam di penjara, tak sekalipun ada
Mendengar suranya. Menangkap cahaya
orang yang membesuknya.
rindu yang terpancar dari rumahnya walau
Beberapa waktu lalu banyak temannya yang bersuka bersuka cita cita karena karena bisa bertemu bertemu
semua itu hanya lewat video. Bagus merasa sangat puas dan terobati
orang tuanya. Orang tua yang selama ini
rasa kangennya pada keluarga saat
tidak pernah membesuk anaknya di penjara
menerima titipan bingkisan sebungkus
mendapat undangan untuk acara temu
permen, roti, dan uang saku yang dititipkan
keluarga di LPKA dari Program Peduli.
nenek Bagus melalui konselor Lembaga
LPKA penuh haru biru anak dan orang
Perlindungan Anak Jatim yang sebelumnya
tua melepas kerinduan mereka. Hari itu,
membesuk dan menyampaikan pesan dari
para orang tua hadir untuk acara bersama.
Bagus.
Bagus sedih saat itu sebab tak ada lagi kedua orang tuanya. Ayahnya telah kembali
“Teng teng teng...” Tak terasa bel istirahat berbunyi. Bagus
menghadap Sang Pencipta. Ibunya, pergi
lebih banyak melamun di hari pertamanya
entah kemana. Ia tak tahu tempat pastinya.
sekolah. Ia mengingat banyak hal tentang
Satu-satunya harapan adalah neneknya yang selama selama ini mengas mengasuhnya. uhnya. Namun Namun
perjalanan hidupnya. Hatinya berbuncah karena kini bisa kembali bersekolah.
ia sadar, kondisi neneknya yang semakin
Saat Bagus keluar dari kelasnya,
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
seorang memanggilnya, “Baguuus….” Teman yang lainnya menggoda dengan suara keras, sengaja agar teman yang lainnya juga mendengar, “Woi! Bagus sekarang sekolah. Lihat ini, ia masih kelas enam.” Bagus hanya tersenyum. Teman-temannya pun ribut mengomentarinya. Tak sedikit yang mengolok-oloknya, “Jambret sekolah. Hati-hati yang bawa bawa uang.” uang.” Bagus hanya membalas dengan senyum. Ia sudah paham dengan perilaku teman-temannya itu. Bagus memang cukup populer di kalangan temannya. Tak heran ketika ada pemilihan ketua Forum Anak LPKA, Bagus mendapat dukungan paling banyak. Ia terpilih menjadi Ketua Forum Anak.
Pendidikan Motivasi
Berlatih menjadi pemimpin merupakan hal yang benar-ben benar-benar ar baru baginy baginya. a. Ia sendiri sendiri juga juga heran, bagaimana dirinya yang biasa-biasa saja, baik secara secara sik, sik, pendidikan, pendidikan, ataupun ataupun lainnya, lainnya, ternyata dipilih menjadi ketua forum. Demikian sekelumit kisah Bagus yang
Pendidikan Motivasi Saat anak berhadapan dengan hukum dan
mengalami banyak perubahan dalam hidupnya
akhirnya masuk LPKA, banyak di antara mereka
ketika berada di LPKA. Bagus hanyalah satu dari
yang akhirnya akhirnya putus putus asa dan dan pasrah pasrah akan nasibnya. nasibnya.
kira-kira 200 anak laki-laki yang menghuni LPKA.
Anak kehilanga kehilangan n semangat semangat hidupnya. hidupnya. Padahal Padahal
Jumlahnya memang dinamis, terus berubah karena
sebenarnya, di usia mereka yang masih anak-anak,
biasa ada ada yang keluar, keluar, juga ada ada yang masuk. masuk.
sisa usia mereka setelah keluar dari LPKA masih
Anak-anak Anak-an ak yang menghu menghuni ni LPKA adalah anakanakanak yang bermasalah dengan hukum. Penyebab
panjang. Untuk menjaga harapan dan optimisme mereka,
mereka menghuni LPKA bermacam-macam,
maka diadakan pendidikan motivasi yang bertujuan
ada yang karena narkoba, mencuri, menjambret,
membangun kesadaran kritis agar anak mampu
asusila, membunuh, dan lainnya. Akhirnya, mau
berubah, beruba h, mempunyai mempunyai konsep konsep diri, diri, bersemangat bersemangat
tidak mau, di antara anak-anak itu ada yang harus
selama menjalani masa pembinaan, mengikuti dan
menjalani masa kecilnya di LPKA. Kebebasannya
mengakses layanan, serta menentukan langkah
pun terampas.
positif dalam hidupnya.
Persoalan-persoalan lain pun mengiringi anak-
Di antara manfaat dari kegiatan pendidikan
anak yang berhadapan dengan hukum tersebut.
motivasi adalah seperti yang dituturkan Bagus,
Terlebih ketika mereka sudah masuk di LPKA.
“Semula saya agak canggung ketika fasilitator
Bukan hanya kebebasan yang terenggut, tetapi
menyuruh berdiskusi kelompok. Permainan kreatif
masalah lain pun muncul mengiringinya.
dengan teman beda blok terasa tidak nyaman
Untuk membantu anak-anak yang berhadapan
karena sebelumnya tidak pernah berinteraksi
dengan hukum agar bisa menjalani pembinaan
dengan anak blok lain. Namun pada akhirnya,
dengan sebaik-baiknya dan tetap terpenuhi hak-
permainan membuat anak-anak menjadi akrab,
haknya sebagai seorang anak, maka Program Peduli melalui LPA Jatim membuat beberapa program,
guyon atau bergurau, saling mengingatkan ketika guyon atau salat, dan saya sendiri menyuruh dan mengajak
antara lain:
teman satu blok yang semula tidak sekolah sekarang
101
102
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
mau sekolah.” Manfaat lain dari pendidikan motivasi
Kegiatan Outbound
kerja sama antar teman, bahkan melatih kepemimpinan. Dikemas dalam bentuk
disampaikan oleh salah seorang anak
permainan, kegiatan ini termasuk yang
di LPKA, Rio “Di antara hal yang paling
mendapat sambutan positif dari anak-anak
berkesan berkes an bagi saya adalah adalah ketika ketika mendapat mendapat
di LPKA karena mereka merasa sedang
pendidikan motivasi. Saat mendapatkan
bermain-main bermain -main bersama. bersama.
itu, semangat hidup saya yang padam kembali menyala. Saya lebih bisa menerima kenyataan yang harus saya hadapi sekarang ini.”
Body Bod yM Mapp appin ing g Dalam rangka menanamkan perlindungan terhadap diri sendiri dan
Kegiatan Outbound Bagi anak-anak, kegiatan outbound
juga orang orang lain, lain, maka Program Program Peduli Peduli juga juga mengadakan kegiatan Body kegiatan Body Mapping Mapping.. Melalui kegiatan ini, anak-anak di LPKA ditanamkan kesadaran akan tubuhnya, memahami aturan tentang sentuhan,
terasa seperti main-main bersama teman,
memahami bentuk hubungan dan perasaan
seperti jawaban Bagus ketika ditanya
yang muncul, muncul, serta serta mengetahui mengetahui apa yang
kegiatan yang paling disukai. Ia menjawab,
harus dilakukan tatkala ada yang melanggar
“Outbound . Seru sekali bisa bermain
hal tersebut.
bersama-sama bersama -sama teman. teman. Belum Belum pernah pernah
Harapan terbesar dilakukannya Body dilakukannya Body
sebelumnya kami melakukan kegiatan seru-
Mapping Mappin g adalah agar anak menyadari jika
seruan seperti itu.” Memang tujuan kegiatan outbound ini ini
mendapat kekerasan, dan tidak melakukan kekerasan pada yang lainnya, baik
adalah untuk penguatan team building,
kekerasan sik, seksual, ataupun psikis.
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Dalam kegiatan ini juga diajarkan Mappin g diajarkan Mapping Area. Anak Area. Anak diajak berpikir kritis dan menganalisa tiga hal yang perlu diwaspadai. Ketiga hal itu adalah: mengenali tempat-tempat yang berbahaya; mewaspadai ketika berada pada lingkungan yang asing atau tidak dikenal; dan mengenali sikap-sikap orang yang berbahaya atau mencurigakan untuk mengajak pada kejahatan.
Konseling Sebagaimana kita pada umumnya yang tak pernah lepas dari masalah, anak-anak di LPKA juga memiliki memiliki masalah. Tidak semua semua orang orang bisa bisa menyelesaikan sendiri, sebagian membutuhkan tempat untuk mencurahkan masalahnya. Dari sinilah Program Peduli mengutus para konselor untuk mendampingi anak-anak di LPKA. Melalui konseling, anak-anak mau mengungkapkan masalah-masalahnya yang selama ini disimpan di hati dan masalah yang ada juga dicoba dicoba untuk untuk diselesai diselesaikan. kan. Sebagai Sebagai contoh, contoh, melalui proses konseling, ternyata didapati ada anak yang tidak bisa membaca dan menulis. Selain itu, anak tersebut juga hanya bisa berkomunikasi dengan bahasa Madura. Maka konselor kemudian menyampaikan ke pihak LPKA agar anak tersebut diajari baca tulis. Dalam beberapa kesempatan, konseling juga disediakan untuk keluarga yang membesuk. Tujuan dari konseling keluarga adalah untuk menguatkan
asih, dan asuh yang diberikan pada anak mampu mendekatkan dan memberikan energi positif bagi anak-anak di LPKA. Kaf dan Yus yang sudah hampir setahun di
keluarga dan membuat orang tua lebih perhatian
LPKA menuturkan setelah orang tuanya dua kali
lagi kepada anaknya yang ada di LPKA.
mengikuti penguatan kapasitas pengaasuhan anak, yang dari semula orang tuanya tidak mau
Temu Peng Penguata uatan n Keluarga Kel uarga dengan dengan Anak Pada masa awal kehidupan, anak membutuhkan
berbicara berbica ra saat berkunj berkunjung ung ke LPKA, menjadi menjadi selalu menjenguk setiap minggunya. Itulah beberapa kegiatan penguatan dan peningkatan kapasitas anak-anak di LPKA. Kegiatan tersebut diharapkan mampu membantu menumbuhkan motivasi dan kepercayaan diri anak agar sadar dan mau berubah, mempunyai konsep
kedekatan dan berhak hidup bersama keluarga.
diri, bisa membuat keputusan, serta sikap positif
Kekuatan anak dalam menyikapi dan menyelesaikan
lainnya.
masalah dalam setiap fase kehidupan sangat ditentukan oleh keluarga, tidak terkecuali bagi
Setelah anak bisa menghadapi masalahnya sendiri, anak diberi kegiatan lanjutan agar
anak yang berada di LPKA Blitar. Saling asah,
mereka bisa berperan aktif. Kegiatan lanjutan
103
104
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
menghimpun mereka semua, perlu dibuat suatu wadah sebagai tempat mereka untuk berkumpul berkum pul bersama, bersama, saling saling tukar tukar pikiran, pikiran, dan untuk membicarakan kepentingan mereka. Tidak sampai di situ, menurut penuturan Bagus selaku Ketua Forum Anak LPKA, sejak adanya forum anak, jumlah anak yang bertengkar di LPKA menurun drastis. Meski kadang masih terjadi sekali dua kali, namun intensitasnya sudah jauh berkurang berkurang.. Hal ini ini karena merek mereka a mulai sadar pentingnya persaudaraan dan persahabatan antara teman di LPKA. Selain itu, Rio menambahkan, “Forum Anak ini bahkan mengu mengubah bah obrolan obrolan temantemanteman yang dulunya hanya ngalor ngidul ‘tidak jelas arahnya’, kini terkadang kita diskusi untuk perbaikan diri dan LPKA. Keakraban teman-teman juga menjadi lebih baik.” Keberadaan forum anak juga menjadi Konseling dengan keluarga AMPP
perhatian petugas di LPKA karena keberadaan forum anak disahkan dan diberi SK Pembentukan Forum Anak LPKA oleh Kepala LPKA pada 1 Maret 2018. Dampak adanya Forum Anak ini,
tersebut diharapkan bisa membuat anak
Pemerintah Daerah Kota Blitar melalui
mengaktualisasikan diri mereka dan saling
Dinas Pengendalian Penduduk dan
menguatkan di antara sesama. Intinya,
Keluarga Berencana dan Pemberdayaan
setelah anak bisa menyelesaikan masalah
Perempuan dan Perlindungan Anak
yang mereka mereka hadapi, hadapi, selanjutnya selanjutnya anak
(PPKBP3A) akhirnya melibatkan lima
diajak untuk berperan aktif untuk saling
pengurus Forum Anak LPKA menjadi
berbagii dan menebar berbag menebar energi positifn positifnya ya
narasumber dan perwakilan dalam
kepada teman sesama.
perhelatan acara pemilihan Duta Anak dan Jambore Anak-anak Kota Blitar dalam rangka Kota Blitar menuju Kota Layak
Forum Anak Anak LPKA Saat anak masuk LPKA, mereka
Anak. Sampai saat ini, melalui Program Peduli, kami terus berusaha menguatkan sumber daya manusia Forum Anak LPKA Kota Blitar sebagai wadah untuk
terputus hubungan dengan teman
menyuarakan aspirasi dan ruang partisipasi
sebayanya. Sebagai gantinya, mereka akan bertemu teman lain yang sama-
anak untuk memahami hak dan kewajiban mereka sebagai anak-anak yang menjalani
sama berhadapan dengan hukum. Untuk
pidana penjara (AMPP).
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Perwakilan FA LPKA bergabung dengan FA Blitar dalam Jambore Anak Blitar
Kegiatan-kegiatan tersebut adalah beberapa
dan sosialisasi pada pihak media dan jurnalis untuk
kegiatan yang langsung dirasakan dan dilakukan
membangun persepsi dan kesadaran kritis tentang
anak-anak LPKA Blitar.
kerentanan dan pemenuhan hak-hak anak di LPKA
Selain itu, masih terdapat beberapa Program Peduli yang dilakukan LPA Jatim yang meski tidak
Blitar. Untuk mewujudkan itu semua, LPKA tidak bisa
dirasakan dan dilakukan secara langsung oleh
bekerja bekerj a sendiri. sendiri. Perlu bantuan dari pihak pihak lain, siapa siapa
anak tetapi sangat bermanfaat bagi mereka. Salah
saja, terutama pihak yang secara otoritas berkaitan
satunya adalah pembentukan Forum Stakeh Forum Stakeholders olders
langsung seperti Dinas Pendidikan Daerah. Mereka
dan advokasi ke Dinas Pendidikan untuk kebijakan
seharusnya juga memantau pendidikan anak-anak
akses pendidikan yang berpihak pada anak di
di LPKA.
LPKA sebagai jembatan masa depan. Advokasi ke
Semoga perhatian kita semua kepada anak-anak
Dinas Pendidikan ini diharapkan dapat mendorong
menjadikan mereka tetap memiliki harapan untuk
terbitnya kebijakan penguatan layanan pendidikan
melanjutkan hidup yang lebih baik, tidak berputus berputus
dan pengasuhan pada AMPP.
asa karena menjadi anak yang pernah berhadapan
Sungguh, begitu banyak masalah yang dihadapi anak-anak yang berhadapan dengan hukum itu.
dengan hukum. Dari sini, dari Jalan Bali, Kota Blitar, tempat
Aktualisasi Aktual isasi diri, diri, komunikasi, komunikasi, pendidi pendidikan kan dan
anak-anak yang berhadapan dengan hukum itu
pengasuhan, dan masalah lainnya. Belum lagi
menghabiskan hari-harinya. Semoga mereka tetap
bagaimana mereka bagaimana mereka menghadapi menghadapi stigma stigma negatif negatif dari dari keluarga dan masyarakat.
menjaga mimpi yang mungkin telah tercerai berai. Semoga anak-anak itu kembali menyalakan api
Itulah sebabnya LPA terus melakukan advokasi
harapan akan masa depan.
105
106
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
LPKA Ramah Anak Oleh Zulkarnain PKBI, Sumatera Selatan
107
108
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
P
enjara, jeruji, atau Lapas kata yang tidak asing lagi di telinga semua orang. Banyak orang sepakat ini tempat yang harus dijauhi dan tidak perlu diberi
perhatian khusus. Tempat di mana semua orang dianggap hina, tanpa mengetahui kehidupan
yang sebenarn sebenarnya ya di sana. sana. Entah kapan kita kita akan mengerti, padahal tempat itu juga bagian dari kehidupan kita. Kehidupan di Lapas memang sangat keras. Semua Lapas di seluruh dunia hampir sama kondisinya, tidak terkecuali Lapas Anak Kelas II Palembang. Seluas mata memandang, yang terlihat hanya jeruji-jeruji besi. Di Lapas, uang merupakan senjata paling ampuh untuk menangkal banyak hal, juga untuk mendapatkan apapun yang diinginkan. Di sana uang menjadi raja. Ini bukan hanya berlaku untuk sesama napi, tetapi juga para sipir yang biasanya memasang muka seram dan suaranya lantang. Lapas mengedepankan pengamanan tanpa peduli penghuninya adalah anak-anak. Artinya, siapa yang membuat ulah pasti akan mendapat hukuman. Setiap ada keributan ataupun perkelahian antar sesama napi, tidak cukup hanya satu orang sipir yang turun tangan melakukan pemeriksaan yang biasanya juga disertai penyiksaan sik. Ini membuat persoalan tidak akan pernah selesai, bahkan bisa menimbulkan persoalan baru dan membuat anak-anak menyimpan dendam.
“Belum sehari saya di sel, kaki-tangan Kepala Kamar sudah langsung mengintimidasi say saya. Kalau mau aman di sini, harus bay bayar uang keamanan. Sudah menjadi tradisi rupanya, tiap tahanan baru akan dimintai sejumlah uang. Kalau tidak akan digulung, alias disiksa ramai-ramai.” Mimin
109
110
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
Sejalan berlakunya Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA), Lapas anak dituntut melakukan perubahan tata
Lapas Anak Kelas IIA Palembang sebelum menjadi LPKA
Menyikapi hal tersebut, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Sumatera Selatan, melalui Program Peduli melakukan pendekatan dan
nama dari Lapas Anak menjadi Lembaga
bertemu bertem u dengan dengan Kepala Kepala LPKA. Mereka Mereka
Pembinaan Khusus Anak (LPKA).
mendiskusikan bagaimana mendorong
Sayangnya perubahan tersebut tidak
perubahan pola pikir petugas agar sesuai
disertai dengan perubahan pola pikir para
dengan amanat pasal 85 UU No. 11 Tahun
petugas LPKA. Unsur penyiksaan terhadap
2012.
anak masih kerap terjadi dan dilakukan
Dalam pertemuan tersebut, disepakati
oleh oknum-oknum petugas yang belum
penyelenggaraan pelatihan psikososial bagi
memahami perubahan yang terjadi. Secara teoretis, harusnya unsur pembinaan
petugas dengan harapan mereka menjadi lebih ramah dalam melakukan pembinaan
diutamakan dibanding unsur pengamanan.
kepada anak. Mereka diharapkan menjadi
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
pengganti orang tua dan keluarga bagi anak di LPKA. Pada pelatihan tersebut, para petugas diberikan pengetahuan terkait Undang-Undang SPPA, teknik konseling, serta pemahaman bahwa pembinaan anak di LPKA merupakan tanggung jawab semua pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat sipil. Untuk mewujudkan perubahan tersebut memang tidak semudah membalik telapak tangan. Semua membutuhkan waktu dan proses yang tidak mudah. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Seksi Pembinaan Anak, Ahmad Fuad, SH. M.Si. “Mengurusi anak di LPKA ini lebih susah daripada orang dewasa. Mereka tidak cukup sekali atau dua kali untuk diingatkan. Memang tidak mudah untuk mengubah pola pikir seseorang, tetapi kami berkeyakinan bahwa sekeras-kerasnya batu, kalau terus menerus ditetesi air, lama kelamaan akan berlobang juga,” ujarnya optimis. Hal senada juga diungkap Kepala Sub Seksi Pendidikan dan Keterampilan, sebelumnya adalah Kepala Sub Seksi Bimbingan Pemasyarakatan dan Perawatan, Fahriyuddin Jusef, S.Ag. Ia menyatakan bahwa sejak sejak berlakun berlakunya ya UU Nomor Nomor 11 tahun tahun 2012, 2012, Lapas Anak Palembang pada 2013 sudah mulai dipersiapkan dengan mengadakan studi banding ke beberapa beber apa Lapas di daerah daerah lain untuk untuk mendapatk mendapatkan an gagasan seperti apa LPKA akan dikelola. “Kami menyimpulkan bahwa Lapas Anak Palembang lebih baik kami kuatkan segi pendidikan
Kelas I Palembang dengan Dinas Pendidikan kota Palembang. Perubahan-perubahan pada LPKA Kelas I
untuk anak karena tugas kami sebagai petugas
Palembang mulai dirasakan pada 2015, baik dari
pemasyarakatan bagi pelanggar hukum, baik
segi ruangan maupun aktivitas dan fasilitas LPKA.
dewasa dan anak khususnya, disesuaikan dengan
Perubahan ini merupakan mandat perubahan Lapas
perkembangan jiwa anak dan cita-cita anak
Anak menjadi menjadi LPKA. LPKA. Di seluruh seluruh LPKA diharapkan diharapkan
tersebut,” jelasnya.
tidak ada lagi jeruji atau terali sebagai pembatas
Berangkat dari hasil tersebut, PKBI Sumatera Selatan menghadap Walikota Palembang untuk membicarakan pemenuhan kebutuhan
ruang gerak anak dalam menyalurkan bakat dan minat mereka. Dari segi fasilitas, saat ini dirasa sudah sangat
pendidikan bagi anak. Hasilnya di luar dugaan.
menunjang. Kalau dulu, di Lapas hanya ada blok-
Walikota Walikot a menyambut menyambut baik baik usulan usulan tersebut tersebut
blok kamar kamar dan tempat ibadah. ibadah. Sekaran Sekarang g semua semua
sehingga menginstruksikan Dinas Pendidikan
fasilitas yang tersedia sudah berpihak pada anak.
untuk membuka sekolah jarak jauh ( lial ) mulai
Aktor di di balik perubah perubahan an ini salah salah satunya satunya
dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah
adalah kepala LPKA Kelas I Palembang, Endang
Menengah Atas (SMA) di lingkungan sekitar Lapas. Keputusan Walikota tersebut dituangkan
Lintang Hardiman, SH. MH yang berani mengubah penampilan sik LPKA sehingga kesan penjara
dalam bentuk perjanjian kerja sama antara LPKA
sudah tidak terlihat.
111
112
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
seni bela diri Palembang. Bukan hanya pendidikan formal saja. LPKA juga memberikan peluang bagi semua pihak untuk terlibat dalam proses pembinaan dalam LPKA. Sampai saat ini, telah terjalin kerja sama dengan beberapa lembaga yang terlibat dalam proses pembinaan. LPKA menjalin kerja sama dengan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 dan 5 Palembang. SMKN 2 memberikan peningkatan keterampilan perbengkelan sepeda motor, sementara SMKN 5 meningkatkan pengetahuan tentang teknologi informasi dalam bentuk kursus video editing dan editing dan pembuatan lm dokumenter. Sekolah Tinggi Manajemen Ilmu Komputer Palcomtec juga menjalin kerja sama dengan berbagi teknik fotogra dan Kedekatan petugas dan anak di LPKA dalam kegiatan diskusi
photo editing editing.. Hasil karya foto anak-anak LPKA pun diikutsertakan pada lomba fotogra tingkat perguruan tinggi di Medan, Sumatera Utara. Selain itu, ada Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sumpah Pemuda yang memberikan penyuluhan dan sosialisasi hukum.
Anak-ana Anak-anak k diberikan diberikan ruang ruang untuk untuk
Ada mahasiswa mahasiswa magang magang yang yang datang datang ke
mengekspresikan bakat dan minat yang
LPKA untuk bakti sosial. Sekolah Tinggi
mereka miliki. LPKA Kelas I Palembang
Ilmu Psikologi Abdi Nusa dan Fakultas
menyediakan sekolah jarak jauh ( lial )
Kedokteran Ilmu Psikologi (FKIP)
mulai tingkatan SD hingga SMA. Sekolah
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
ini mempunyai ijazah yang tidak berbeda
juga memberik memberikan an layanan layanan konseling konseling bagi bagi
dengan sekolah umum lainnya.
anak-anak LPKA.
Pengembangan bakat dan minat
Selain dukungan akademisi, pemerintah
juga digalakka digalakkan. n. PKBI Sumate Sumatera ra Selatan Selatan
juga menduku mendukung ng dalam dalam bentuk bentuk pemberian pemberian
melibatkan pihak-pihak luar untuk
bantuan belaja belajarr siswa pendidi pendidikan kan layanan layanan
berkegiatan berkeg iatan di dalam LPKA. LPKA. Contohnya, Contohnya,
khusus pada 9 November 2017. Bantuan
LPKA menggandeng salah satu perguruan
ini berupa anggaran pendidikan yang bisa
bela diri diri Pencak Silat Tapak Tapak Suci Suci Putra
digunakan untuk biaya pembelian buku,
Muhammadiyah untuk melatih anak-anak
seragam, perlengkapan sekolah, serta
yang mempunyai mempunyai minat minat pada pada seni bela bela diri. diri.
kebutuhan lain terkait pembinaan bagi anak
Puncaknya, atas izin dari kepala LPKA,
di LPKA.
anak dapat mengikuti ujian kenaikan sabuk yang diadakan diadakan di di luar LPKA. LPKA. Hasilnya, Hasilnya, tiga tiga
Berbagai kerja sama itu memberikan dampak positif bagi anak-anak di Lapas,
anak LPKA berhasil menjuarai perlombaan
seperti yang dirasakan Sani Tampubolon,
anak LPKA berhasil menjuarai perlombaan
seperti yang dirasakan Sani Tampubolon,
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
anak didik LPKA Kelas I Palembang karena kasus
ditangkap dan dijerat dengan Undang-Undang
asusila. Ia akrab dipanggil Batak atau Ucok oleh
Perlindungan Anak divonis hukuman 2,2 tahun,”
teman-teman karena ia berasal dari Medan.
ceritanya singkat.
Wajahnya sediki sedikitt tegang saat mengingat mengingat masa
“Saya tidak menyangka akan terjadi begini.
lalunya. Sani menceritakan awal dari kasus yang
Namun apa mau dikata, saat mendengar putusan
menimpanya.
hakim saya harus menjalani pidana penjara, dalam
“Ketika itu saya berkenalan dengan salah satu
pikiran saya itu pasti sangat menyeramkan. Apalagi
cewek dan cewek dan singkat cerita kami pacaran. Kami saling
kalau melihat dalam lm, kehidupan di penjara
mencintai dan ketika kami sudah sepakat untuk
sangat keras dan ini yang membuat saya benar-
menikah, saya memberanikan diri untuk melamar
benar stres,” stres,” kenangn kenangnya ya cepat.
pacar saya ke orang tuanya. Namun kedua orang
“Saat pertama tiba di LPKA, saya sempat bingung
tuanya tidak setuju dengan berbagai alasan dan
melihat kondisi di LPKA. Sebetulnya ini penjara atau
salah satunya adalah masih di bawah umur serta
asrama? Karena kesan penjara tidak terlihat sama
beda keyakinan keyakinan.. Sampai akhirnya akhirnya,, kami berdua berdua
sekali. Bahkan ini sangat jauh dari apa yang saya
memutuskan untuk kawin lari dan inilah awal malapetaka yang saya alami. Kedua orang tua pacar
bayangkan bayangka n sebel sebelumny umnya. a. Apalag Apalagii ketika ketika diwa diwawanc wancarai arai oleh salah satu petugas tentang pendidikan dan saya
113
saya melaporkan ke polisi sampai akhirnya saya
114
dianjurkan untuk melanjutkan sekolah yang ada
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
di LPKA. Tambah membuat saya bingung. Kok di penjara ada sekolah. Dan ini benar benarr sekol bena sekolah, ah, bukan bukan kurs kursus us ataup ataupun un paket belajar,” tambahnya mengingat hari pertamanya di Lapas. “Akhirnya saya pun mengikuti saran dari petugas tersebut. Sebelum masuk ke sini, saya sudah menyelesaikan sekolah sampai tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jadi waktu melanjutkan sekolah di sini, saya masuk di kelas 1 SMA. Tapi sangat disayangkan, saya tidak dapat menyelesaikan sekolah sampai tamat
Sekolah ilial SMA Negeri 11 Palembang
“Penjara tanpa terali itu nyata. Lapas Anak Kelas IIA pun berubah menjadi LPKA KELAS I Palembang. LPKA terbaik seluruh Indonesia dan menjadi
karena masa pembinaan saya di LPKA sudah selesai. Hanya sampai di kelas 2. Sebetulnya saya ingin tetap melanjutkan
percontohan.”
Mimin
sekolah. Namun karena orang tua
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Suasana kunjungan orang tua di LPKA Palembang
meminta saya untuk pulang ke Medan, niat untuk
petugas lainnya dalam mewujudkan LPKA ramah
melanjutkan sekolah jadi tertunda,” tambah Sani
anak.
mengakhiri ceritanya. Bukan hanya Sani yang merasakan perubahan
Para petugas Lapas kini mulai berubah, mereka lebih terbuka dan bersedia melibatkan pihak-pihak
dalam dirinya. Mimin juga merasakannya.
luar yang sering datang ke LPKA dalam pembinaan
Semenjak diangkat menjadi tahanan pendamping
anak-anak. Petugas klinik LPKA sudah dapat
(Tamping), ia mendalami ilmu hukum. Ia juga
memberikan penyuluhan kesehatan yang selama ini
mendapat banyak pengalaman, mendalami ilmu
dilakukan oleh Puskesmas.
agama Islam, dan merasa sangat dekat dengan Tuhan karena menjadi Tamping. “Di masjid, saya sering melihat pria-pria kuat
Kegiatan kerohanian dalam bentuk pengajian dan salat berjamaah juga mulai dibimbing langsung oleh petugas dari LPKA. Perubahan ini adalah
yang berdoa berdoa sambil sambil menangis menangis.. Bukan hanya untuk untuk
bukti dari dari perubahan perubahan pola pola pikir petugas petugas.. Dari unsur unsur
diri sendiri tapi untuk orang-orang yang mereka
pengamanan, kini lebih mengedepankan unsur
tinggalkan. Saya tetap bersyukur karena semuanya
pembinaan.
sekarang terasa lebih baik.”
Dulu, kunjungan orang tua dan keluarga
“Penjara tanpa terali itu nyata. Lapas Anak
terhadap anak di LPKA dibatasi oleh jeruji besi.
Kelas IIA pun berubah menjadi LPKA KELAS I
Sekarang orang tua dan anak dapat berkumpul
Palembang. LPKA terbaik seluruh Indonesia dan
dalam satu meja karena ruang kunjungan keluarga
menjadi percontohan. Tempat ini menjadi saksi
lebih seperti taman di sebuah hotel atau kafe.
perubahan dalam diri untuk menjadi manusia yang bersih,”” cerita Mimin bersih, Mimin ketika ketika diwawancarai diwawancarai.. Perubahan-perubahan yang terjadi pada LPKA
Pada 2017, perubahan-perubahan baik itu mengantarkan LPKA Kelas I Palembang mendapatkan penghargaan dari Kementerian
Kelas I Palembang tak lepas dari pemikiran dan
Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai
tangan dingin Ahmad Fuad, SH selaku Kepala Seksi Pembinaan dan Fahriyuddin Jusef, S.Ag. Peran
LPKA terbaik se-Indonesia, juga penghargaan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
115
mereka berdua inilah yang menjadi inspirasi bagi
116
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
Perlidungan Anak sebagai LPKA Ramah Anak.
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Panjang Jalan Gapai Dukungan Bagi Anak Di Lapas Oleh Abdul Salim Ali Siregar PKBI, Bengkulu
117
118
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
I
a tinggal bersama anak-anak lainnya yang berjumlah berjum lah 35 anak. anak. Mereka Mereka ditempatkan ditempatkan dalam kamar berukuran 2,5x3 meter di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas
IIA Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Ada 4 kamar kamar yang berisi masing-m masing-masing asing 8-10 8-10 anak dalam blok L, blok khusus untuk anak di Lapas
“Tak ada sekolah. Kegiatan kami sehari-hari sehari -hari hanya ngobrol dengan teman atau menunggu keluarga k eluarga yang berkunjung ke sini. Kalau
Kelas IIA ini. Jumlah anak di Lapas sangat dinamis karena ada saja anak yang baru masuk dan ada yang bebas. Leo (17), salah satu anak di Lapas, bercita-cita menjadi wirausahawan. Ia berkata, “Tapi aku masih mau sekolah.” Keinginan untuk tetap bersekolah juga diamini oleh Wawan dan Adi, temannya. Sayangnya keinginan itu tak bersambut. Keterbatasan sarana dan prasarana dalam proses
sakit palingsaja.” kami diberi obat panas
pembinaan anak di Lapas menjadi hambatan dalam memberikan dukungan bagi anak. Hambatan
Adi
layanan kesehatan, layanan identitas, dan layanan
tersebut meliputi tidak adanya layanan pendidikan, keterampilan sesuai minat bakatnya.
119
120
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
Belum lagi penempatan anak di Lapas
Hasil identikasi yang dilakukan,
hanya terpisah blok dengan blok dewasa.
terdapat empat kebutuhan dasar anak
Ini menjadikan anak-anak tersebut rentan
yang harus harus tersedia tersedia di Lapas. Lapas. Kebutuhan Kebutuhan
mendapatkan kekerasan dari narapidana
dasar tersebut terkait layanan pendidikan,
dewasa.
layanan kesehatan, layanan keterampilan,
“Pada saat jam besuk, blok kami
dan layanan identitas.
seringkali didatangi oleh napi dewasa,” ujar
Kebutuhan dasar yang telah
Leo.
terpetakan tersebut menjadi bahan bagi
“Kami sering disuruh-suruh. Disuruh
PKBI Bengkulu untuk melakukan kerja-
pijat, ambil air, terkadang juga dimintai
kerja advokasi. Bertemu dengan kepala
uang. Kalau kami tidak menurut, kami
Lapas secara rutin dilakukan dalam
diancam dan kepala kami dipukul. Pernah
setiap kesempatan, baik secara formal
ada yang dijadikan kurir “togel”. Kami
maupun non-formal pada saat bertemu di
dipaksa bertugas mencatat angka-angka
beberapa bebera pa kesempatan. kesempatan. Pertemua Pertemuan n dengan dengan
togel yang dipasang oleh napi dewasa.” Togel adalah permainan judi dengan
berada dalam kondisi kondisi aman dan tertib.
“Kami sering disuruh-suruh. Disuruh pijat, ambil air, terkadang juga dimintai uang. Kalau kami tidak menurut, menurut, kami diancam di ancam dan kepala kami dipukul.”
Kami juga sudah berupaya maksimal untuk
Leo
menuliskan angka. “Lapas Curup ini kan Lapas dewasa,” ujar Sri Harmowo, Bc.IP., SH (51), Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Lapas Kelas IIA Curup. “Jadi yang pertama, bagaimana semua warga binaan, termasuk anak,
melakukan pembinaan terhadap anak. Keterbatasan petugas pembinaan anak yang hanya hanya berjumlah berjumlah 8 orang orang dari dari total
Kepala Lapas menjadi penting dilakukan
80 orang petugas Lapas, sedangkan 80
karena ia mempunyai kewenangan dalam
orang petugas tersebut harus mengawasi
menentukan kebijakan di dalam Lapas.
sekitar 620 orang narapidana. Selain itu,
PKBI Bengkulu juga berinisiatif
tidak adanya sarana pendukung khusus
untuk mendorong semua pihak dalam
untuk pembinaan anak juga membuat
memberikan layanan dalam memenuhi
Lapas belum bisa memenuhi kebutuhan-
kebutuhan anak. PKBI melakukan
kebutuhan dasar anak, seperti pendidikan
kunjungan ke Dinas Pendidikan, Dinas
dan keterampilan,” tambahnya.
Kesehatan, Dinas Sosial, serta Dinas
Dari kondisi tersebut, Perkumpulan
Kependudukan dan Catatan Sipil untuk
Keluarga Berencana Indonesia (PKBI)
mengetahui apakah dinas-dinas tersebut
Bengkulu berupaya melakukan identikasi
mempunyai program kegiatan yang terkait
kebutuhan anak yang ada di Lapas. Kerja
dengan anak di dalam Lapas.
sama yang terbangun sejak tahun 2012
“Tangung jawab untuk memenuhi
antara PKBI Bengkulu dengan Kantor
kebutuhan anak di Lapas tidak hanya
Wilayah Kemente Kementerian rian Hukum Hukum dan
menjadi tanggung jawab Lapas. Pemerintah
Hak Asasi Manusia (HAM) Bengkulu memudahkan kami melakukan identikasi
Daerah melalui Organiasi Perangkat Daerah (OPD) yang terkait langsung pemenuhan
kebutuhan tersebut.
hak anak harus bertanggung jawab dalam
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Rapat Koordinasi untuk Dukungan bagi Anak Berhadapan dengan Hukum di Dinas Sosial Kabupaten Rejang Lebong.
memberikan layanan sebagai bentuk perlindungan
rapat, ada kegiatan di luar kantor, bahkan kepala
anak,” ujar Ir. Harmudya selaku Direktur Eksekutif Daerah PKBI Bengkulu.
dinas sedang tidak ada di kantor,” lanjut Febri. Kunjungan dilakukan dengan tujuan untuk
“Selain melakukan proses pendampingan,
menyampaikan kondisi anak di Lapas dan
PKBI Bengkulu mendorong pelayanan publik yang
bagaimana bagaiman a bisa bersama-s bersama-sama ama memberika memberikan n
manusiawi untuk anak Lapas dan mendorong
dukungan bagi anak di Lapas.
kreativitas mereka berkembang. Selain kegiatan
Saat berkunjung, harapannya dapat bertemu
pendampingan, dilakukan juga advokasi kepada
dengan kepala dinas agar mendapatkan solusi
lembaga-lembaga yang terkait dengan persoalan
atau bahkan mengambil keputusan dari persoalan
anak Lapas. Lembaga Pemasyarakatan, Kantor
anak di Lapas Curup. Namun kepala dinas sulit
Wilayah Kemente Kementerian rian Hukum Hukum dan HAM,
untuk ditemui. Kalau diterima, terkadang hanya
Pemerintah Daerah, Dinas Kesehatan, Dinas
diterima oleh staf ataupun kepala seksi (Kasi) yang
Pendidikan, Dinas Sosial, dan Dinas Kependudukan
membidangi masalah anak.
dan Catatan Sipil (Dukcapil),” lebih lanjut
Pada saat bertemu mereka, selalu terkendala
disampaikan Direktur Eksekutif Daerah PKBI
dalam pengambilan keputusan karena mereka tidak
Bengkulu yang akrab dipanggil Bang Ayang.
bisa mengambil mengambil keputu keputusan san dan harus melapork melaporkan an
Pada saat kunjungan, disampaikan kepada dinas
dahulu kepada kepala Dinas. Di setiap pertemuan
instansi terkait bahwa ada anak di dalam Lapas dan
juga ada dinas yang yang menyampaikan menyampaikan alasan tidak
mereka dalam kondisi tidak lagi bersekolah, tidak
mempunyai anggaran atau sudah masuk tahun
mempunyai aktivitas dalam mendukung minat
anggaran berjalan. Dinas tersebut tidak dapat
bakatnya, bakatny a, dan pada pada saat sakit sakit hanya mendap mendapatkan atkan
melakukan program dan kegiatan untuk anak-anak
layanan dari klinik Lapas yang hanya memiliki
di Lapas.
petugas medis yang terdiri dari 2 orang perawat. “Seringkali kami mendatangi instansi
Kondisi tersebut tidak membuat PKBI Bengkulu berhenti berhen ti untuk memasti memastikan kan apakah apakah dinas instans instansii
pemerintah. Dalam seminggu bisa tiga kali
mempunyai program dan kegiatan untuk dukungan
mengunjungi dinas yang sama, tetapi kami sering
bagi anak, anak, khususnya khususnya untuk untuk anak anak yang ada di Lapas. Lapas.
mengalami penolakan,” ujar Febri Saputra, pendamping PKBI Bengkulu. “Alasannya
Setiap minggu pendamping PKBI Bengkulu selalu mendatangi Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan,
121
bermacam-macam. bermaca m-macam. Ada Ada yang alasann alasannya ya sedang sedang ada
122
Dinas Sosial, Dukcapil, dan Badan Kependudukan
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
dan Keluarga Berencana, sekarang menjadi Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana. Selain mendatangi langsung kantor masing-masing dinas, PKBI Bengkulu juga melakukan kegiatan pertemuan formal melalui kegiatan koordinasi penanganan anak berhadapan dengan hukum. Salah satu strategi PKBI Bengkulu agar semua
Audensi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kabupaten Rejang Lebong
secara reguler. Pertemuan-pertemuan reguler tersebut menghasilkan kesepakatan-kesepakatan untuk memberikan dukungan bagi anakanak Lapas. Pasca pertemuan-pertemuan koordinasi yang selalu selalu menghasil menghasilkan kan kesepakata kesepakatan n bersama,, PKBI Bengku bersama Bengkulu lu melalui melalui para para pendampingnya, mendatangi kembali dinas instansi untuk menagih janji dari masing-
pihak yang diundang hadir adalah dengan
masing pihak. Hal ini juga dilakukan
meminta pihak Lapas menyelenggarakan
berulang-ulan berula ng-ulang. g.
pertemuan tersebut di Lapas. Ini dilakukan
“Kami mendatangi kembali dinas
agar para peserta pertemuan yang terdiri
instansi yang membuat kesepakatan dalam
dari dinas instansi dan perguruan tinggi
pertemuan koordinasi untuk mendapatkan
dapat juga melihat langsung kondisi anak-
rencana kegiatan yang disampaikan
anak yang ada di Lapas Curup.
perwakilan dinas instansi dan yang tertera
Strategi tersebut ternyata jitu. Semua dinas yang diundang hadir pada pertemuan
dalam dokumen kesekapatan,” ujar Febri. Akhirnya kerja keras keras selama selama 3 tahun tahun
tersebut. Dinas instansi pemerintah yang
mulai kelihatan hasilnya. Pada 13 Agustus
datang pada pertemuan koordinasi dihadiri
2015, bertepatan dengan peringatan Hari
langsung oleh kepala dinas. Kalau bukan
Anak Nasional Nasional tingkat tingkat Kabupate Kabupaten n Rejang
kepala dinas yang hadir, yang datang
Lebong, sebuah kerja sama dilakukan
mewakili adalah kepala bidang yang menangani persoalan anak. Pertemuan-
antara Lapas Curup, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah (BKKBD),
pertemuan koordinasi ini juga dilakukan
Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Rapat Koordinasi Forum Komunikasi Penanganan Anak berhadapan Hukum Kabupaten Rejang Lebong
Sosial, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
generasi berencana (Genre) serta terkadang
Curup, dan PKBI Bengkulu. Kerja sama diwujudkan dalam bentuk
melibatkan Forum Anak Daerah. STAIN Curup juga mulai melakukan kegiatan rutin dengan melibatkan
penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU)
mahasiswa untuk memberikan layanan konseling
untuk memenuhi hak-hak anak Lapas. Masing-
sebaya.
masing pihak yang menandatangani MoU membuat
Minimnya komitmen dinas instansi dalam
rencana kegiatan dalam bentuk dokumen yang
memberikan dukungan bagi anak yang ada di Lapas,
ditandatangani oleh kepala dinas dan pimpinan
tidak membuat PKBI Bengkulu berhenti melakukan
lembaga. Untuk instansi pemerintah, dokumen
upaya advokasi. PKBI kembali mendatangi dinas
rencana kegiatan dapat juga ditandatangani oleh
instansi guna mendapatkan dukungan program dan
kepala bidang yang membidangi persoalan anak.
kegiatan bagi anak yang ada di Lapas. Menemui
Harapannya, melalui kerja sama antar pihak,
kepala-kepala dinas, sampai bertemu dengan Wakil
hak-hak anak Lapas terkait pendidikan, kesehatan,
Bupati dilakukan agar Pemerintah Kabupaten
dan keterampilan dapat terpenuhi.
Rejang Lebong mengeluarkan kebijakan terkait
Sayangnya harapan hanya sebatas harapan. Tak
pemenuhan hak-hak anak yang ada di Lapas.
semua dinas instansi yang menandatangani kerja
Kerja-kerja advokasi ini juga mendapat
sama benar-benar bisa mewujudkannya. Padahal
dukungan dari Kepala Lapas, Ahmad Faedhoni.
setelah penandatanganan kerja sama, semua pihak
PKBI Bengkulu dengan pihak Lapas kembali
juga membuat membuat rencana rencana kegiatan kegiatan atau program program kerja kerja
melakukan pertemuan-pertemuan yang melibatkan
untuk anak di Lapas. Namun akhirnya kegiatan-
lebih banyak pihak. Tidak hanya dinas instansi
kegiatan yang dilaksanakan kembali seperti biasa,
pemerintah, tetapi juga melibatkan organisasi
hanya bersifat tentatif dan belum menjadi rutinitas
masyarakat sipil, perguruan tinggi, dan media.
dari dinas instansi. Ketersediaan anggaran menjadi alasan dinas
Dari pertemuan yang dilakukan, disepakati bahwa kesepakat kesepakatan an bersama bersama dalam dalam bentuk bentuk Nota
terkait tidak bisa menjalankan kesepakatan kerja
Kesepahaman (MoU) belum dapat menjadi acuan
sama. Namun sebagian sudah menunjukkan
bagi dinas dinas instansi instansi pemerintah pemerintah kabupat kabupaten en dalam dalam
komitmennya, misalnya Dinas Kesehatan melakukan penyuluhan kesehatan untuk anak-anak
menyusun program dan anggaran di masing-masing dinas. Diperlukan payung hukum dalam bentuk
123
Lapas dan BKKBD melakukan kegiatan sosialisasi
124
legalitas pemerintah kabupaten.
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
Selain mendorong keluarnya SK Bupati tersebut, PKBI Bengkulu juga aktif memastikan hak-hak anak di Lapas tetap bisa dipenuhi dipenuhi melalui melalui berbag berbagai ai kegiatan kegiatan yang melibatkan melibatkan multipih multipihak. ak. “Anak-anak harus mempunyai aktivitas yang rutin,” rutin,” kata Ahmad Faedhoni Faedhoni,, SH. MH, “Karena dengan mempunyai ativitas yang rutin rutin setiap setiap hari, anak anak tidak merasa bosan dan dan jenuh,” jenuh,” lanjutnya. lanjutnya. “Saat ini, di Lapas dengan dukungan semua pihak, setiap hari ada kegiatan, seperti olahraga, latihan baris berbaris, Ahmad Faedhoni, SH. MH Kepala Lapas klas IIA Curup Kab Rejang Lebong Provinsi Bengkulu
pendidikan Alquran, dan latihan pramuka. Harapannya, di Lapas, anak-anak dapat melanjutkan pendidikannya,” ujar Ahmad Faedhoni yang menjadi kepala Lapas Kelas IIA Curup sejak Oktober 2017. Menurut Ahmad Faedhoni, dalam pembinaan anak di Lapas, pekerjaan beratnya beratny a adalah meruba merubah h pola pikir pikir para petugas. “Mereka harus memahami bahwa pembinaan terhadap anak itu sangat
Legalitas pemerintah kabupaten yang
berbeda berbed a dengan dengan pembinaan pembinaan kepada kepada warga warga
diperlukan adalah Surat Keputusan (SK)
binaan dewasa,” dewasa,” ujarnya. “Jadi selain selain
Bupati di tingkat paling minimal. Urusan
dukungan yang ada dari luar, kami juga
memformalkan MoU untuk dijadikan
harus menyiapkan petugas-petugas Lapas
Surat Keputusan Bupati disepakati akan
yang ramah ramah anak,” lanjutn lanjutnya. ya.
dilakukan dan diadvokasikan secara bersama.. bersama Badan Kependudukan dan Keluarga
Semangat kepala Lapas agar anakanak di sana mendapatkan hak-haknya, serta kerja-kerja advokasi yang dilakukan
Berencana Daerah yang saat ini menjadi
bersama,, akhirnya bersama akhirnya mendapat mendapat dukungan dukungan
Dinas Pemberdayaan Perempuan
pemerintah kabupaten. Keluarnya Surat
Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk
Keputusan Bupati Kabupaten Rejang
dan Keluarga Berencana (DP3APPKB)
Lebong tentang Pembentukan Forum
dimandatkan sebagai koordinator dalam
Koordinasi Penanganan Anak Berhadapan
proses pengurusannya. Ini juga sesuai
dengan Hukum (FKPABH) adalah bentuk
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8
dukungan Pemerintah Kabupaten Rejang
Tahun 2017 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Lebong pada Oktober 2017.
Koordinasi, Pemantauan, Evaluasi, dan
Dukungan kebijakan ini juga diikuti
Pelaporan Sistem Peradilan Pidana Anak.
dengan dukungan anggaran sebesar
Seperti disebutkan dalam Pasal 7, dalam
Rp 40 juta untuk kegiatan Pelaksanaan
melaksanakan kebijakan Sistem Peradilan
Penanganan Anak yang Berhadapan
Pidana Anak di daerah, gubernur dan bupati/walikota bupati/ walikota berkoo berkoordinasi rdinasi dengan
dengan Hukum (ABH). Kegiatan ini dilakukan DP3APPKB Kabupaten Rejang
lembaga terkait.
Lebong dengan kelompok sasaran kegiatan
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Pelatihan keterampilan sebagai bekal pada saat bebas dan kembali ke masyarakat
adalah anak yang berhadapan dengan hukum dan
dan latihan baris berbaris yang dilakukan setiap
keluarganya.
pagi, latihan pramuka seminggu sekali, pendidikan
Saat ini, pemenuhan hak anak yang ada di Lapas sudah lebih baik dibandingkan saat Wawan, Adi, dan Leo, serta serta anak-anak anak-anak lainnya lainnya berada berada di dalam Lapas.
keagamaan, serta sekolah setiap hari Sabtu,” lanjut Putra. “Kami juga diajari tentang perbengkelan dan membuat kerajinan yang dilakukan di bengkel kerja
Setiap hari sudah tersusun kegiatan dalam
Lapas,” ujar Herly (17) yang juga menjadi teman
rangka pemenuhan hak anak. Kegiatan keagamaan
satu kamar Putra di Blok Anak Lapas Kelas IIA
mulai dari belajar salat sampai belajar mengaji.
Curup.
Kegiatan olahraga, seni, pramuka, layanan
Kondisi kamar saat ini juga sudah lebih baik.
kesehatan dan konseling, serta fasilitasi minat dan
Kepala Lapas menginstruksikan bahwa masing-
bakat sudah sudah tersedia. tersedia.
masing kamar di blok harus dijaga kebersihannya
Untuk layanan pendidikan, walau belum
dan tidak boleh lagi membuat coretan-coretan di
ada sekolah, anak-anak difasilitasi pendidikan
dinding kamar. “Kami juga diberi kebebasan untuk
kesetaraan melalui kejar paket A, B, dan C. Tiap
mewarnai dinding kamar sesuai dengan kreasi dan
hari Sabtu, mereka dibagi dalam tiga kelas sesuai
warna yang yang disukai,” disukai,” lanjut lanjut Herly. Herly.
tingkatan yang akan dipelajari. Pusat Kegiatan
Sudah seharusnya ketika berjumpa dan
Belajar Masyarakat (PKBM) Bina Sejahtera
menatap wajah-wajah anak yang ada di Lapas, kita
Kabupaten Rejang Lebong memfasilitasi proses
tidak lagi membicarakan kenapa anak-anak tersebut
belajar mengaja mengajarr tersebut. tersebut.
berada di sana. Justru saat ini harus dilihat dilihat apa
“Sekarang banyak kegiatan di Lapas,” ujar Putra (17), salah seorang anak yang ada di Lapas. “Setiap
yang mereka mereka lakukan lakukan selama selama di di Lapas dan dan seperti seperti apa mereka merencanakan masa depannya.
125
hari kami mengikuti kegiatan, mulai dari olahraga
126
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Melangkah Pasti Oleh Annisa Inayah PKBI, DKI Jakarta
127
128
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
L
angkah kakinya kini terasa ringan, matanya berkaca-kaca merasakan kembali ke rumah ternyaman. “Kerinduan hatiku menjadi baru,
kutinggalkan semua masa laluku. Kutatap hari esok, indah dan damai. Kuingin menggapainya tuk hidupku,” penggalan lagu Melangkah Pasti, karya Jeki-teman karibnya, mengiringi langkah kaki Maul keluar dari LPKA Jakarta. Sudah 8 bulan Maul berada di balik pengapnya
jeruji besi Lembaga Lembaga Khusus Khusus Pembina Pembinaan an Anak (LPKA) Jakarta. Bukan hanya Maul yang menantikan momen bahagia untuk kembali mendekap keluarga dan menghirup udara bebas.
PKBI melihat lokasi LPKA yang berhimpitan dengan
Masih ada Kele, Tio, dan Jeki yang menginginkan hal yang sama. Kini mereka hanya bisa melepas melepas Maul, Maul, teman teman dekat dekat mereka mereka dengan dengan senyuman ikhlas. Tio masih harus menunggu 16
Lapas DEWASA MEMBAWA KERENTANAN KERENT ANAN TERSENDIRI BAGI ANAK-ANAK
bulan lagi untuk untuk bisa bisa bebas bebas dari LPKA, LPKA, Kele Kele masih masih 22 bulan, dan Jeki paling lama, masa pembinaannya masih 34 bulan lagi. Saat masuk LPKA, mereka masih muda. Maul, Tio, dan Kele baru 16 tahun, sedangkan Jeki lebih
129
130
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
muda setahun dibanding ketiganya. Mereka
PKBI melihat lokasi LPKA yang
adalah anak-anak yang sedang berhadapan
berhimpitan berhimp itan dengan dengan Lapas Lapas dewasa dewasa
dengan hukum (ABH).
membawa kerentanan tersendiri bagi
Berbeda dengan orang dewasa di
anak-anak. Ketika berjalan melewati
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas),
lorong, bisa dilihat anak-anak yang disuruh
anak-anak di dalam LPKA ini masih
memindahkan barang oleh napi dewasa.
membutuhkan perhatian dan pembinaan
Kerap makanan yang mereka dapat dari
karena setiap anak yang berada pada
kunjungan keluarganya, diambil oleh napi
situasi hukum merupakan bagian dari
dewasa.
masyarakat yang harus mendapat
Di LPKA inilah masa-masa kelam Maul
perhatian dan pembinaan seperti yang
dan teman-temannya dimulai. Masa saat
tertera pada Undang-Undang Nomor 11
relawan-relawan PKBI membantu mereka
Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
melwati masa-masa sulit itu.
Pidana Anak (SPPA). Hal ini dimaksudkan untuk melindungi dan mengayomi anak yang berhadapan berhadapan dengan hukum dengan pembinaan, sehingga anak memiliki jati
Selama proses perkenalan dan menganalisa kebutuhan, anak-
diri, mandiri, dan bertanggung jawab. Inilah yang menjadi menjadi perhatian perhatian Perkumpul Perkumpulan an Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) DKI Jakarta.
anak cenderung menunduk dan mengalihkan pandangannya
Saat PKBI memulai fokusnya pada ABH pada pada 2015, LPKA LPKA baru baru diresmikan diresmikan di di
Pada awalnya Ella, Panji, dan Heni
Indonesia dan para petugas masih belajar
serta relawan-relawan lain PKBI melakukan
bagaimana bagaiman a membina membina anak-anak, anak-anak, begitu begitu
perkenalan dan observasi. Mereka bertemu
juga di LPKA Jakarta. Jakarta. Membuat Membuat para para
dan bertatap muka.
petugas ini mampu melakukan pembinaan anak merupakan tantangan pertama. PKBI DKI Jakarta melakukan
Maul dan Jeki mencoba menarik senyumnya dengan canggung, Tio mencoba bersalaman bersal aman sambil sambil menunduk menunduk,, dan Kele Kele
pendekatan kepada petugas selama kurun
yang menatap menatap kami kami dengan dengan serius serius serta
5 bulan dengan melihat kesulitan apa
anak-anak lain yang menunjukkan ekspresi
yang dihadapi dihadapi petugas petugas saat saat membina membina
berbeda-beda berbed a-beda saat saat itu.
anak-anak. Bersama LPKA, mereka
Para relawan memulai dengan
memulainya dengan melihat kembali
menanyakan kabar dan memperkenalkan
Undang-Undang No 11 Tahun 2012 tentang
diri.
SPPA untuk mengetahui kebutuhan
Selama proses perkenalan dan
dan pedoman pembinaan anak. Lantas
menganalisa kebutuhan, anak-anak
dibuatlah kesepakatan untuk bekerja
cenderung menunduk dan mengalihkan
sama menerapkan apa yang tertuang
pandangannya.
dalam undang-undang itu, bagaimana
Hal yang paling Ella ingat ketika ia
mendampingi dan mengayomi anak
bertanya,, “Teman-teman, bertanya “Teman-teman, kalau boleh boleh gue gue
dengan melihat kondisi dan kebutuhan
tahu hal apa sih yang lagi teman-teman
psikologisnya.
sukai?” Jeki menjawab, “Kalau di sini, gak
Inilah yang mengawali PKBI bertemu Maul dan teman-temannya. Jumlah mereka
ada yang disukai, Kak. Semuanya mah dienak-enakin aja, dikeong melulu.”
kurang lebih 40 anak.
Anak-anak Anak-ana k lain tertawa tertawa kecil kecil sambil sambil
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
melihat ke arah Jeki. Tantangan terbesar saat melakukan observasi adalah anak-anak tidak sepenuhnya percaya, terbuka, dan siap untuk bertemu orang lain yang ingin membantu mereka. Saat ditanya bagaimana perasaannya, Tio hanya menjawab datar , “Ya, baik.” Melihat situasi ini, Ella dan kawan-kawannya mengubah strategi. Ia mengajak anak-anak berdiri dan bermain games games rubah, rubah, pohon, dan gempa bumi. Permainan ini cukup sederhana. Anak-anak diminta membentuk tim dan menemukan anggota timnya. Jika Ella berkata pohon maka peserta lain yang tadinya menjadi pohon harus berganti menjadi pohon di tempat tim yang lain. Permainan ini memakan banyak energi dan kecepatan karena mereka harus mencari timnya. Mereka yang gagal menemukan timnya dianggap kalah dan dihukum. Permainan ini membuat anak-anak bergairah, bergerak berge rak cepat meskip meskipun un ada juga juga yang masih terlihat malas bergerak. Setelah permainan usai, Ella mengajak anak mengeluarkan pendapatnya mengenai permainan tersebut. “Seru, Kak. Bikin kompak”, ujar Maul. Ella lantas membawa pertanyaannya lebih mendalam: apa yang ingin mereka lakukan di Lapas. Jeki menjawab “Musik, Kak, biar saya bisa main gitar lagi.”
Maul sedang menunjukkan kepiawaiannya memasak
“Kak, gambar. Saya suka gambar,” sahut Maul. Mulailah anak lain juga menyampaikan apa yang mereka mereka sukai sukai “Futsal, “Futsal, Kak. Kak. Adain futsal futsal”. ”. Ella menuliskan gagasan-gagasan tadi di papan
Para petugas mengatakan bahwa sebagian anak terlihat memiliki emosi negatif, banyak terjadi perundungan a perundungan antar ntar anak, mereka tidak pernah
tulis. Ella menutup pertemuan hari itu dengan
dikunjungi oleh orang tua, juga masalah kesehatan
mengajak mereka menyimpulkan kegiatan dan doa
yang dialami dialami anak anak di LPKA. LPKA.
penutup.
PKBI lantas menyusun program yang saling
Semua hasil cerita dan gagasan dikumpulkan.
berkaitan, berkait an, yaitu psikoso psikososial, sial, konselin konseling, g, dan bakat bakat
Tim relawan melihat anak-anak memiliki kondisi
minat. Program ini bertujuan membangun harga
yang rentan. rentan. Mereka Mereka tidak tidak mengetahui mengetahui dirinya.
diri anak. Anak-anak ini perlu mengetahui jenis
Mereka memandang dirinya negatif dan merasa
emosinya dan mampu mengelolanya, perlu
rendah diri.
mengerti bagaimana bertahan dan membangun
Kemudian tim relawan juga melakukan observasi kepada petugas Lapas. Mereka
komunikasi dengan teman di LPKA, dan mulai merencanakan apa yang ingin dilakukan ketika
131
menanyakan bagaimana situasi anak-anak di LPKA.
132
mereka bebas.
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
Program pertama adalah psikososial
diminta menuliskan kelebihan dan kebaikan yang mereka miliki. Dari 18 anak yang hadir, Maul menuliskan kelebihan dan kebaikannya adalah suka menolong dan mudah beradaptasi beradap tasi dengan dengan teman. teman.
M
odul yang dikembangkan
Ada lagi, lagi, Jeki menjawab menjawab keleb kelebihannya ihannya
berasall dari materi-mat berasa materi-materi eri yang
adalah suka melawak dan kebaikan yang
disusun melihat kebutuhan
dimiliki adalah ia sangat sayang kepada
psikologis anak. Modul mengintegrasikan
berbagai berbag ai teori psikolo psikologis gis yang membah membahas as seputar remaja, anak, psikologi perkembangan, dan faktor lain yang mempengaruhi psikososial anak. Modul diimplementasikan dengan pendekatan-pendekatan yang merujuk situasi si anak, seperti pendekatan teman sebaya. Teman sebaya merupakan relawan yang sebaya sebaya dengan dengan anak-anak anak-anak LPKA LPKA dan sudah memiliki perspektif pendidik sebaya. Relawan-relawan ini mendapat penguatan dan kapasitas mengenai bagaimana menjadi pendidik anak sebaya. Bagian yang penting untuk membangun
kedua orang tuanya. Saat tulisan dibacakan, teman-teman yang lain lain tertawa tertawa dan bertepuk bertepuk tangan. tangan. Pada tahapan ini, terlihat anak mulai membuka diri dengan tim, meskipun sebagian lain masih diam dan malu ketika dimintai pendapat, seperti Ikmal.
Bagian yang yang penting untuk u ntuk membangun harga diri anak adalah mengenai konsep diri yang positif Ikmal sesekali memalingkan wajahnya
harga diri anak adalah mengenai konsep
seakan mencari jawaban ketika ditanya.
diri yang positif. Materi ini mengacu pada
Meski begitu, Ikmal masih bisa didekati
hasil observasi anak yang masih merasa
secara personal. Ia hanya tidak ingin
kecewa dan menganggap diri mereka
banyak terlihat terlihat dalam kegiatan kegiatan..
negatif. Metode yang digunakan yaitu
Selain konsep diri, masih ada tujuh
bimbingan bimbing an kelompok kelompok melalui melalui pendeka pendekatan tan
materi tema lain yang diberikan setiap
sebaya.
minggunya, yaitu bakat minat, resep
Dalam pendekatan ini, anak-anak
disukai teman, belajar memaafkan, aku dan
melihat sebuah lm berjudul Tarazamen,
keluarga, norma sosial, rencana hidup, dan
yang mengisahk mengisahkan an seorang seorang anak dengan
motivasi diri.
disleksia, tetapi dia mampu bertahan dan akhirnya sukses. Pada saat menonton lm, anak-anak terlihat sangat antusias dan merasa
Maul, Tio, Jeki, dan Kele serta anakanak lainnya mengikuti hampir seluruh sesi psikososial setiap minggunya. Selama kegiatan, Maul yang paling
nyaman. Satu per satu, mereka terlihat
bersemangat. bersem angat. Ia Ia memiliki memiliki peluang peluang bertahan bertahan
memperbaiki posisi duduknya agar
dan mengajak teman-temannya agar tetap
nyaman.
tegak berdiri walaupun berada di LPKA.
Setelah lm selesai, mereka diminta
Ia memberikan contoh positif untuk
untuk menggali apa yang diceritakan dalam lm tersebut.
temannya. “Kalau mau disukain teman, kita
Selain menganalisa lm, mereka
harus mendengarkan teman kita cerita
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
dan selalu ada, kayak saya,” ujarnya, setengah mempromosikan diri. Maul humoris dan mudah tersenyum. Ia gampang memikat teman lainnya. Meskipun terlihat tegar dan sudah baik-baik saja, tetapi ketika memasuki materi mengenai “aku dan keluarga”, Maul terdiam dan memilih untuk menatap lurus ke depan. Maul mampu menuliskan keluarga di dalam pohon keluarga dengan baik. Ketika ditanya siapa yang paling dekat dengannya, Maul menjawab dengan pelan, “Ayah, Kak. Dia keluarga yang terus mendukung Maul dan sekarang Maul ngecewain dia karena harus ada di sini.” Rupanya apa yang dirasakan Maul juga serupa yang dialami dialami Tio. Tio. Saat menjawab menjawab petanyaa petanyaan n yang
Maul adalah anak pertama yang mengacungkan
sama, wajahnya sedikit tegas dan menatap lurus ke
tangan ketika ditawari siapa yang ingin
depan seakan ada yang ingin disampaikan. Ia sangat rindu kepada kedua orang tuanya, terlebih ibunya.
berkonseling.. berkonseling Konselor sebaya membangun komunikasi
“Iya, Kak. Kalo bisa saya pengen ketemu ibu saya. Udah kangen banget .” .” Mereka kemudian diajak menuangkan perasaan dalam sebuah surat untuk keluarga. Surat akan disampaikan langsung kepada keluarga.
dengan Maul sebelum memulai konseling, seperti menanyakan kabar, bagaimana perasaan hari ini, menu makanan apa baru dimakan siang tadi, dan sebagainya. Kemudian konselor bertanya, “Maul mau cerita apa?”
Program berikutnya beriku tnya adalah adalah
Maul sedikit menunduk sembari menggeser posisi duduknya menjadi lebih tegak. “Saya lagi sedih, Kak,” ujar Maul. Lalu konselor bertanya, “Apa yang membuat Maul sedih?”
konseling onseling membantu setiap anak melihat
K
dirinya dan menyelesaikan perasaan serta kondisi tidak baik yang dialami.
Konseling bisa membantu ketika anak
mengalami tekanan. Ia bisa meluapkan dan
Maul menjawab, “Orang tua, Kak. Khawatir aja gitu jauh gitu jauh dari orang tua.” “Kalau boleh tau, bentuk khawatir yang seperti apa yang Maul alami sehingga membuat Maul sedih?” tanya konselor. Maul bercerita bahwa ia selalu merasa cemas
menceritakan serta menyampaikan harapan-
ketika mendengar kabar ayahnya. Ia dekat dengan
harapannya. Ia juga diajak memiliki pilihan-pilihan
ayahnya dan merasa ia harus membahagiakan
perilaku dan membangun perasaan yang lebih baik
ayahnya.
di LPKA. Orang yang melakukan konseling disebut
Masalah yang dihadapi Maul tidak sederhana. Ibu dan ayahnya terancam bercerai. Meskipun
konselor. Seorang konselor harus memiliki lisensi
penyebabnya bukan karena Maul berada di LPKA,
pendidikan konseling. PKBI menyiapkan konselor sebaya untuk
tetapi hal itu membuatnya semakin tertekan dan khawatir. Maul merasa mengecewakan orang
133
mendengarkan perasaan anak-anak di LPKA.
134
tuanya.
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
tidak bercerai. Ia ingin keluarganya utuh. “Saya sempat maksa mereka jangan sampai cerai dan harus berdua di rumah pas saya keluar. Coba kalau saya gak gak masuk masuk sini, coba kalo saya buru-buru respon SMS temen saya kalo ada polisi yang mau dateng ke rumah. Ga ketangkep saya ketangkep saya dan gak gak bikin bikin tambah banyak masalah bokap nyokap” nyokap” ujar Maul menyesal. Maul lantas menceritakan kronologis dia tinggal LPKA. Saat itu malam Minggu pukul 8. Ia bersiap mengha menghadiri diri pesta pesta pernikahan pernikahan Surat untuk keluarga
temannya. Ia mendapat pesan singkat dari teman bahwa ada polisi yang mengintainya. Sayangnya dia tak menghiraukan pesan itu.
Setelah selesai bercerita, Maul
Saat membuka pintu rumahnya, ia melihat
mengusap kedua matanya yang mulai
dua orang polisi sedang mencari alamat
berurai air mata. Konselor memberikan waktu Maul
seseorang. Maul gemetar dan kaku. Ia berjalan
untuk mendalami kesedihannya. Maul
cepat menuju kamar kakaknya. “Kak, kalau
kemudian mengangkat kepalanya dan
ada yang cari Maul, bilang Maul lagi keluar,
kembali tersenyum. “Maaf ya, Kak.
gak ada.”
Hehehe,” ujar Maul. Konselor menanggapi cerita Maul
Selang berapa menit, terdengar ketukan di pintu. Polisi itu mencari Maul. Kakaknya
dengan menepuk pundaknya,“Aku memang
mengatakan jika Maul tak ada di rumah.
ga tau persis rasanya jadi kamu, tapi dari
Namun Polisi tidak percaya. Mereka
cerita kamu aku merasakan kok.”
meminta izin menggeledah rumah.
Konselor lalu memberikan sebuah
Tak lama polisi menemukan
kertas dan ia diminta menuliskan apa yang
persembunyian Maul, di atap kamar mandi.
menjadi kekhawatirannya. Ada beberapa
Polisi memerintahkan Maul menyerah dan
hal yang dituliskan Maul, yaitu takut ayah
melepaskan tembakan peringatan. Pada
ibunya bercerai, khawatir teman-teman
peringatan ketiga Maul turun dari atap,
baik di luar menjauhin menjauhinya, ya, dan khawatir khawatir
menyerah.
kalau ayahnya sakit karena memikirkannya. Lantas dari bahan tersebut, konselor
Maul dibawa ke kantor Polsek, diinterogasi dan ditahan selama 14
bertanya kembal kembalii tentang tentang apa yang yang
hari, sebelum kemudian masuk proses
sudah dilakukannya untuk meredam
persidangan.
kekhawatirannya tersebut. Maul menjawab, “Saya banyak berdoa
Ia dan rekannya divonis 1 tahun 8 bulan dijerat pasal 114 UU tentang Narkotika.
aja buat aja buat kedua orang tua saya.” Maul juga
Sejak itu pikiran Maul seperti terhenti.
menambahkan bahwa dirinya juga mencoba
Kehidupannya seakan gelap dan kehilangan
berkomunikasi berkom unikasi secara maksimal maksimal ketika
arah.
kedua orang tuanya datang berkunjung. Pada saat dikunjungi, Maul sempat
Semua terjadi begitu cepat hingga dia kini di dalam LPKA. Maul mengakhiri
memaksa ayah dan ibunya berjanji untuk
ceritanya.
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Di akhir cerita Maul, konselor mengajaknya
Pada proses konseling anak yang akan bebas,
mengevaluasi kejadian-kejadian dan perasaanperasaan yang dialaminya. Ia diberi waktu untuk
mereka harus selesai dengan dirinya terlebih dahulu. Artinya ia sudah memaafkan diri sendiri,
melakukan reeksi.
tidak stres, dan anak bisa mengevaluasi dirinya.
“Kak, evaluasi yang saya dapet yaitu lain kali
Konselor membantu menggali perasaan
saya ngga ngga main main narkoba dan sering berkomunikasi
mereka ketika akan bebas, adakah perasaan takut
dengan orang tua meskipun keluarga saya kadang
atau kekhawatiran untuk kembali ke masyarakat
sibuk masing-masing.”
dan bagaimana menyikapi itu. Konselor juga
Kemudian Maul menuliskan beberapa hal
mendiskusikan hambatan atau tantangan dalam diri
yang perlu perlu ia perbaiki perbaiki seperti selalu berdo berdoa a untuk
dan apa yang menjadi kekuatan mereka. Proses ini
keselamatan ayah dan ibu, berusaha menjadi lebih
diakhiri dengan mencari tahu dan mendiskusikan
baik selama selama belajar belajar di sini, dan dan tidak pernah lelah lelah
rencana mereka setelah bebas, baik dari segi
untuk berubah.
individu, keluarga, pendidikan, ekonomi, dan sosial.
Semua evaluasi tersebut menjadi pengingat Maul untuk meredakan kekhawatiran dan kesedihannya sampai dia nanti bebas dan bertemu kedua orang tuanya. Konseling memberikan efek yang baik, tak hanya dirasakan Maul tapi juga anak lainnya. Jeki juga pernah melakukan konseling. Jeki juga menyampaik menyampaikan an hal serupa, serupa, hanya hanya bedanya bedanya Jeki memiliki kekhawatiran terhadap ibunya. Sebab yang selama selama ini mencari nafkah utama keluarga keluarga adalah Jeki. Kini ia tidak bisa lagi bekerja dan memiliki penghasilan untuk ibu dan adik-adiknya. Jeki dan Maul melakukan konseling lebih dari satu kali. “Enak aja gitu, gitu, Kak. Bisa dibantu sama PKBI
Program ketiga yaitu bakat dan minat
T
io, Jeki, Kele, dan Maul tergabung dalam sebuah band di di LPKA. Mereka bahkan berhasil berhas il menciptakan menciptakan sebuah sebuah lagu, lagu, yang yang
saat ini masih diingat oleh para penghuni LPKA. Lagu itu berjudul Melangkah Pasti. Lagu ini dibuat dengan cukup serius hingga proses rekaman. Rekaman dilakukan di sebuah gudang kosong di dalam lingkungan LPKA. Pelatih
135
buat nyelesain buat nyelesain beban beban pikiran,” ujar Maul.
136
musik mengajarkan mereka bagaimana menulis
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
Hasil gambar komik curhat anak LPKA
sebuah lagu.
pelatih mengarahkannya. Ia juga tak malu
Anak-anak diminta Anak-anak diminta untuk untuk menuliskannya ke dalam sebuah kertas.
belajar dari Tio, Tio, sang pemegan pemegang g cajon cajon dan dan vokalis band .
Setelah dua kali pertemuan, lirik lagu
Tio dan Jeki bisa bertukar alat musik,
diseleksi dan dipilih yang paling bagus.
sementara Kele memegang gitar. Ketika
Melangkah Pasti karya Jeki terpilih.
mereka kehabisan nada, Kele memetik gitarnya dan mencoba menggabungkannya
Melangkah Pasti Hati terasa hampa tiada menentu, karena kesalahanku kuterbelenggu, Kini aku sadari yang telah terjadi, sehingga
dengan nada yang dibuat. Hanya Maul yang tak terlalu suka bermain musik. “Saya lebih suka gambar sebenernya sebenernya..
kumengerti arti hidupku ini...
Lagi gak mood main main musik,” ujarnya suatu
Kerinduan hatiku menjadi baru,
kali.
kutinggalkan semua masa laluku,
Pelatih lantas memberikannya kertas
Kutatap hari esok, indah dan damai.
dan spidol hitam. Ia diminta menggambar
Kuingin menggapainya tuk hidupku
sesi berlatih musik. Maul pun membuat
Aku melangkah melangkah pasti lewati lewati banyak banyak
sketsa gambar teman-temannya yang
rintangan, meraih cita-cita agar hidupku
sedang berlatih musik. Anggota band
berarti,
lainnya turut memberikan masukan pada
Aku melangka melangkah h pasti pasti lewati lewati banyak banyak
Maul mengenai sudut gambar seperti apa
rintangan,
yang menarik. menarik.
Demi masa masa depanku depanku yang penuh penuh pengharapan pengha rapan,, bahagia.... bahagia....
Di sinilah pentingnya kegiatan bakat minat komik curhat . Komik curhat menjadi menjadi media alternatif
Dalam bermusik, Jeki yang paling
di mana anak bisa menyampaikan
bersemangat. bersem angat. Ia Ia memang memang suka bermain
curhatannya ke dalam sebuah gambar. Tio
gitar. Awalnya Jeki tidak tidak terlalu terlalu pandai pandai
dan Maul pandai menggambarkan curahan isi hati mereka melalui gambar.
memainkan kunci yang beragam, sempat
Komik curhat curhat sudah sudah naik cetak
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Rencana hidup Maul
sebanyak tiga kali. Judul komiknya antara lain: Aku
Setelah bebas, Maul menjalani proses belajar di
dan Orang Terdekat dan Hikmah di LPKA. Tema-
Dinas Sosial selama satu bulan. Ia belajar banyak
tema dalam buku tersebut beragam seperti keluarga impian, maan aku, ciri teman yang disuka, hikmah
hal dan memantapkan hidup untuk kembali ke masyarakat.
di LPKA, langkah baru, dan mesin waktu. Komik curhat ditanggapi berbeda-beda oleh
Saat dikunjungi pada 2017, Maul dan keluarganya menyampaikan bahwa sikap tetangga
setiap anak. Tio tidak membutuhkan waktu lama
sekitar terhadap Maul tidak berubah. Tetangga dan
untuk menggambar komik. Ia hanya membutuhkan
keluarga menyambut baik kepulangannya.
spidol hitam dan kertas lalu ia mulai menggambar. Maul lebih banyak diam dan memperhatikan
Maul berusaha berkonsultasi kepada orang tua mengenai rencana hidupnya. Ia masuk klub
bagaimana bagaima na teknik teknik menggambar menggambar,, kemudian kemudian ia
sepak bola Forkab FC Gelandangan (Sayap) di
dengan cepat mengikuti itu. Maul lebih pandai
daerah Depok dan berlatih setiap hari Sabtu. Ia juga
melukis, hingga suatu waktu diberikan kesempatan
melanjutkan sekolah ke Sekolah Menengah Atas
untuk bisa melukis dan diajarkan bagaimana
(SMA) Master.
mengembangkan lukisan. Karya Maul sempat ditampilkan di berbagai acara PKBI. Salah satunya pada Hari Anak Nasional di PKBI Pusat tahun 2016. Semua program yang dilakukan di LPKA membawa anak ke dalam sebuah perubahan, baik
Saat kembali dikunjungi pada April 2018, Maul sudah bekerja di sebuah kafe. Kami bernostalgia dengan cerita-cerita di LPKA. Maul semakin merasa lebih baik. Ia bercita-cita menjadi koki. “Sumpah! Maul merasakan banget pas pas ikutan
perasaan, perilaku, dan komunikasi yang ada dalam
PKBI di sana. Temen-temen jadi pada ada kegiatan,
diri mereka.
Maul jadi tahu ke depan mesti ngapain ngapain.. Sekarang
Anak yang yang baru masuk LPKA terlihat terlihat lebih lebih siap
Maul udah udah tahu tahu dan lancar menjalani kehidupan
menjalani kehidupan di LPKA. Mereka mengasah
Maul. Maul diajak ikut kegiatan PKBI di luar kota,
kemampuan mereka.
ngerasain lukisan ngerasain lukisan Maul dipajang, dan ngerasain
Sedangkan anak yang akan bebas, mereka
manggung sama manggung sama temen-temen yang lain di
mestinya memiliki rencana hidup yang jelas
acaranya PKBI bawain lagu Melangkah Pasti.”
ketika kembali ke masyarakat. Hal ini terlihat dari perubahan yang dialami Maul dan teman-
Aku melangka melangkah h pasti pasti lewati lewati banyak banyak rintangan rintangan demi masa depanku yang penuh pengharapan
137
temannya.
138
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
bahagia...
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Ana Dilac
139
140
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
Bagian 3
yang rkan
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
141
142
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
DI DEPAN PINTU PUSKESMAS, TANGANNYA MENDADAK DINGIN Oleh Bambang Y Sundayana KAP Indonesia, Bandung
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
D
ewi adalah seorang remaja putri yang masih berusia 15 tahun ketika tertarik mengikuti acara bikin ‘seblak ‘seblak’’ di rumah Ibu Neni. Dia diajak teman-
temannya yang sudah beberapa kali mengikuti ‘kumpul-kumpul’ bersama beberapa ibu di Kecamatan Sukajadi. Kebetulan posisi rumah Ibu Neni yang sering dijadikan tempat ngumpul tidak tidak terlalu jauh dari rumah Dewi. Sejak berusia 13 tahun, Dewi dan temantemannya sering nongkrong di WARBU. Para remaja yang sering nongkrong di WARBU
jumlahnya jumlah nya sekitar sekitar 10 sampai sampai 20 orang. Rata-rata usia mereka 13-17 tahun. Sebagian besar dari mereka masih bersekolah tetapi ada sekitar tujuh orang yang sudah putus sekolah. WARBU adalah sebuah warung biasa yang menjual minuman dan makanan ringan seperti kopi, mi rebus, gorengan,
Sebuah Cerita Memulai langkah Awal Gerakan Inklusi Sosial Anak dan Remaja Rentan di Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung
rokok dan lain-lain. Lokasinya berada di wilayah kecamatan Sukajadi, tepatnya di seberang sebuah lapangan atau tanah kosong. Warung ini posisinya berada di tepi jalan perlintasan yang menghubungkan dua jalan besar, yaitu Jalan Sukajadi dan Jalan Pasteur. Selain tempat berkumpul para remaja, WARBU sering menjadi tempat nongkrong dan persinggahan tukang ojek, sales sales barang, barang, preman, intel polisi, anak-anak geng motor dan lain-lain. Beberapa
Suasana tempat nongkrong anak muda di Warbu
143
Sukajadi Bandung
144
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
dari mereka mampir untuk beristirahat,
ayahnya, yang bekerja sebagai buruh
sambil ngopi dan dan makan goreng bala-bala.
bangunan, bangun an, tidak terlalu harmonis harmonis.. Menurut
Sebagian orang datang hanya untuk sekedar
dia, ayahnya sangat galak. “... Hese Hese
nongkrong sambil mengobrol dengan
ngomong jeung si bapa mah, can nanaon
dibalut kepulan asap rokok.
geus emosi ti heula.” (Susah berkomunikasi
WARBU juga juga menjadi menjadi salah salah satu tempat tempat
dengan bapak karena belum apa-apa sudah
berkumpulnya berkum pulnya anak-anak anak-anak geng motor. motor. XTC XTC
emosi duluan), begitu diungkapkan oleh
dan Moonraker adalah dua dari beberapa
Randy ketika ditanya hubungan dia dengan
geng motor yang cukup dikenal anak muda
orang tuanya. Ini dirasakan oleh Randy
Kota Bandung. Bisa dikatakan, hampir
sejak ayahnya menikah lagi. Ayahnya
semua remaja yang nongkrong di WARBU
berceraii dengan bercera dengan ibu kandung kandung Randy saat saat
menjadi anggota salah satu geng motor
dia berusia 11 tahun. Akhirnya tidak
tersebut, termasuk Dewi yang menjadi anggota Moonra anggota Moonraker ker.. Para anggota senior atau ‘pengurus’ dari kedua geng motor tersebut, seringkali menjadikan WARBU sebagai tempat untuk
WARBU juga menjadi salah satu tempat berkumpulnya anak-anak yang terikat pada
merekrut, mengumpulkan anggota muda, dan berbagai aktivitas lainnya. Bahkan mereka biasa menjadikan pojok lapangan
organisasi geng motor.
di seberang WARBU, sebagai tempat
mengherankan ketika Randy merasa lebih
‘pesta’ minuman keras. Aktivitas tersebut
senang berada di luar rumah dan WARBU
dilakukan terutama pada malam hari.
menjadi tempat yang nyaman untuk
Dewi dan teman-temannya lebih senang menghabiskan waktu di sana
dirinya. Hampir mirip dengan Randy, WARBU
karena bisa bebas merokok dan pacaran,
menjadi tempat untuk menghabiskan
tanpa ada yang melarang. Bahkan pemilik
waktu Dewi Dewi sepulang sepulang sekolah. sekolah. Saat ini
warung, cender cenderung ung membiarka membiarkan n perilaku perilaku
Dewi tinggal hanya dengan ibunya dan
anak-anak muda tersebut. WARBU pun
seorang adik laki-laki di rumah petak
menjadi tempat yang nyaman bagi mereka
kontrakan. Orang tuanya sudah berpisah
dibandingkan dengan di rumahnya sendiri. Umumnya alasan mereka tidak nyaman
sejak Dewi kelas 4 SD. Kini ayahnya sudah menikah lagi dan tinggal di daerah Cimahi.
di rumah, bisa karena rumahnya yang
Walaupun Walaupu n jarak Cimahi Cimahi dan dan Sukajadi Sukajadi tidak tidak
terlalu padat penghuni atau hubungan yang
terlalu jauh, tapi dia sangat jarang bertemu
kurang harmonis dengan orang tuanya.
ayahnya.
Salah satu contohnya, disampaikan oleh
Ibu kandung Dewi bekerja sebagai
Randy (17 tahun), salah seorang remaja
pemandu lagu di sebuah karaoke. Sebagai
laki-laki yang sering nongkrong di WARBU.
pemandu lagu, ibunya harus banyak
Dia mengungkapkan bahwa rumah
bekerja bekerj a di malam malam hari. “ Mamah Mamah pergi pergi
kontrakan keluarganya hanya memiliki
kerja setelah asar dan pulang jam 2 pagi,
dua kamar tidur. Satu dipakai oleh orang
bahkan kadang-k kadang-kadang adang sampai sampai jam 3”,
tuanya dan satu dipakai oleh dua orang adik
ungkap Dewi tentang pekerjaan ibunya.
perempuannya. Saat di rumah, Randy lebih
Bertemu dengan teman-teman sebayanya
sering tidur di kursi atau di karpet depan
di WARBU membuat rasa sepinya hilang.
TV. Adapun hubung hubungan an Randy Randy dengan dengan
Bisa mengobrol dan bercanda tawa sampai larut malam. Rokok dan kadang-kadang
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Pelatihan untuk meningkatkan motivasi anak dampingan
minuman keras juga menemaninya saat nongkrong
dewasa pembeli jasa seks.
di WARBU. Pergaulan Dewi di WARBU mengantarkannya
Dari aktivitas yang dilakukan oleh anak remaja di WARBU dapat disimpulkan bahwa Dewi dan
pada perkenalan dengan seorang anggota senior
juga anak anak remaja remaja lainnya, lainnya, memiliki memiliki kerentanan kerentanan
geng motor yang kemudian menjadi pacarnya. Dia
pada situasi eksploitasi seksual. Bahkan sebagian
sudah berusia 21 tahun sementara Dewi berumur 14
dari mereka sudah dapat dikategorikan sebagai
tahun. Seperti umumnya remaja yang ada di situ,
korban Eksploitasi Seksual Anak (ESA). Mereka
hubungan seksual dengan pacar merupakan hal
sangat rentan terinfeksi penyakit menular seksual,
yang sudah sudah biasa biasa dilakukan. dilakukan. Pengal Pengalaman aman hubungan hubungan
HIV/AIDS, mendapat kekerasan, bahkan bisa
seksual pertama kali pun dialami oleh Dewi, di
mengarah pada jebakan perdagangan manusia,
usianya yang sangat dini.
serta kematian. Situasi itu pula yang menyebabkan
Beberapa di antara anak remaja yang berada
anak-anak remaja tersebut mendapat stigma dari
di situ, bahkan sudah melakukan hubungan
berbagai berbag ai pihak. Dalam tatanan tatanan relasi relasi sosial sosial yang yang
seksual bukan saja dengan pacarnya. Hubungan seks dilakukan dengan preman, tukang ojek, sopir
dilandasi norma, maka situasi diskriminatif seolah mendapatkan pembenaran.
angkot, polisi, dan lain-lain. Mereka biasanya
WARBU merupakan merupakan salah satu satu tempat tempat
menerima imbalan untuk hubungan seks berupa
yang muncul muncul dari dari proses proses pemetaan pemetaan partisipatif partisipatif
uang jajan, pulsa telepon, dibelikan baju, atau
masyarakat terkait persoalan ESA. ESA. Warga
bahkan hanya sekedar sekedar perlindu perlindungan. ngan. Seperti
masyarakat yang tergabung dalam Forum
disampaikan oleh Ami seorang remaja putri berusia
Komunikasi Peduli Anak (FKPA) memulai proses
16 tahun yang mendapat Rp500,000 setelah
pemetaan sederhana tempat nongkrong anak
melakukan hubungan seks dengan seorang pria
dan remaja ESA setelah memiliki pemahaman
pemilik toko bangunan, “Pas kebetulan nggak
atas persoalan tersebut. Tempat nongkrong
punya uang, Teh Teh Susi Susi ngasih ngasih tahu tahu ada yang mau
ini sering diistilahkan oleh komunitas sebagai
itu.” Susi (32 tahun), adalah seorang perempuan
‘hotspot’ . Pemetaan ‘hotspot ’ adalah bagian dari
dewasa yang dikenal oleh anak-anak sebagai
analisa situasi yang dijadikan strategi awal FKPA/
preman dan ‘mucikari’. Dia cukup sering ikut
komunitas melakukan proses pendampingan pada
145
nongkrong di WARBU dan beberapa kali menjadi ‘penghubung’ antara anak remaja dan orang-orang
146
anak. Adanya keterlib keterlibatan atan dari dari warga untuk untuk ikut ikut
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
bertanggung bertang gung jawab jawab pada pada persoalan persoalan ESA, ESA,
Penguatan
korban yang masih relatif muda. Tidak
merupakan hasil dari proses yang cukup panjang. Pada awalnya, membicarakan
kapasitas Forum Komunikasi Peduli Anak (FKPA)
jarang pernikaha pernikahan n pun dilakuka dilakukan n secara paksa hanya untuk menutupi aib. KTD
ESA dengan masyarakat sangat sulit.
juga berdampak berdampak pada putusnya putusnya pendidika pendidikan n
Tidak terlalu banyak tanggapan dari
anak. Bisa dipastikan, hampir semua
peserta tentang ESA, ketika pertama kali
korban KTD dikeluarkan dari sekolah.
melakukan pertemuan sosialisasi program
Mendapat stigma negatif dengan dicap
di wilayah Kecamatan Sukajadi.
sebagai anak nakal dan pembuat malu
Peserta pertemuan yang meliputi warga masyarakat serta aparat kelurahan dan kecamatan, menganggap bahwa situasi
keluarga adalah dampak yang muncul kemudian. Melalui titik masuk persoalan KTD,
ESA tidak terjadi di wilayahnya. Namun
maka berbagai topik pun menjadi materi
dalam pertemuan berikutnya, terjadi sedikit
berdiskusi berdis kusi dalam dalam pertemuan-p pertemuan-pertemu ertemuan an
perubahan ketika diskusi diarahkan pada kasus-kasus yang sering dihadapi oleh
warga selanjutn selanjutnya. ya. Topik yang yang menjadi menjadi isi diskusi berkala tersebut, disesuaikan
remaja. Ada dua persolan yang muncul
dengan persoalan yang dimunculkan oleh
dari hasil diskusi, yaitu kenakalan karena
warga masyarakat masyarakat itu sendiri. sendiri. Sebagai Sebagai
ikut geng motor dan Kehamilan yang Tidak
contoh, solusi pendidikan untuk anak putus
Diinginkan (KTD) bagi remaja perempuan.
sekolah, kebutuhan Akta Lahir, kejadian-
Pada akhirnya KTD menjadi pintu
kejadian Kekerasan di Dalam Rumah
masuk untuk mengajak masyarakat
Tangga (KDRT) pada anak, dampak dari
mendiskusikan ESA. Hampir semua
keterlibatan anak dengan geng motor, dan
peserta yang datang dari 5 kelurahan,
lain-lain. Hampir enam bulan diskusi
ternyata mengetahui sejumlah kasus
dalam pertemuan warga dilakukan. Rata-
tentang anak/remaja yang mengalami
rata pertemuan warga dilakukan sebulan
KTD di wilayahnya. Mereka melihat KTD
dua kali.
adalah masalah yang sulit diselesaikan.
Melalui persoalan yang muncul dalam
Solusi yang umumnya diambil adalah
diskusi oleh masyarakat maka informasi
dinikahkan, tanpa mempertimbangkan usia
yang terkait terkait dengan dengan perlindun perlindungan gan anak anak
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
pun diberikan. Informasi tersebut di antaranya
masyarakat agar lebih memahami situasi ESA
adalah Konvensi Hak Anak (KHA), kekerasan pada
memang tidak mudah. Masyarakat memandang
anak, pekerjaan-pekerjaan terburuk bagi anak, hak kesehatan reproduksi, gender, konseling berbasis
bahwa persoala persoalan n ESA, disebab disebabkan kan kesalahan kesalahan dari dari anaknya sendiri. sendiri. Masyarakat terbiasa memberikan
komunitas, dan lain-lain.
label bahwa bahwa anak itu memang nakal, malas sekolah,
Di dalam pertemuan warga, dihadirkan beberapa
jarang pulang ke rumahnya, rumahnya, kalau kalau pulang pulang selalu selalu
narasumber. Narasumber yang sesuai dengan topik
malam, dan lain-lain. lain-lain. Sedikit sekali yang melihat
atau materi diskusi, misalnya dari Dinas Kesehatan/
anak dalam perspektif ‘korban’. Padahal situasi
Puskesmas untuk materi terkait kesehatan, Dinas
yang dihadapi dihadapi oleh oleh anak-anak anak-anak tersebu tersebut, t, hampir
Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk urusan
semuanya merupakan dampak dari persoalan-
identitas maupun Akta Lahir, universitas untuk teknik
persoalan sebelumnya, misalnya disintegrasi
konseling, dan lain-lain. Pertemuan warga yang diisi
keluarga, kekerasan anak, pengabaian orang tua,
dengan diskusi tentang topik-topik tersebut menjadi
pengalaman seksual yang sangat dini, dan lain-lain.
sebuah proses penguatan kapasitas komunitas, baik
Hal tersebut menjadi tantangan utama ketika
dari sisi substansi maupun membangun jejaring
bekerja beker ja dengan dengan masyarakat. masyarakat. Bagaima Bagaimana na agar cara cara
antara warga dengan pemerintah dan berbagai pihak
pandang masyarakat terhadap anak/remaja korban
147
lainnya. Namun demikian, mendorong keterlibatan
148
ESA ini berubah? Bagaimana mengubah situasi yang diskrimin diskriminatif atif dan melaku melakukan kan stigma stigma menjadi menjadi
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
Diskusi penguatan kapasitas anak
Neni Sumiati adalah kader Forum Komunikasi Peduli Anak (FKPA) yang lebih akrab dipanggil Mamah Neni oleh anakanak dampingan
hilang? Bagaimana menumbuhkan
Namun pertemuan warga terus dilakukan
adanya pengakuan bahwa mereka adalah
secara konsisten.
bagian dari dari masyarakat masyarakat yang yang juga harus harus terpenuhi hak-haknya? Semua itu
Intensitas berdiskusi yang cukup sering dengan warga, pada akhirnya berhasil
memerlukan ketekunan dan konsistensi
menandai orang-orang yang ‘memiliki
mengupayakannya.
perhatian’ pada persoalan ESA. Mereka
Rangkaian diskusi bersama warga
memiliki gagasan-gagasan untuk mengajak
menjadi media mencari pemahaman
anak terlibat dalam berbagai kegiatan.
bersama tentang anak korban korban ESA. ESA.
Sekelompok warga inilah yang kemudian
Pertemuan-pertemuan yang diisi dengan
mewadahi kegiatannya dalam sebuah forum
diskusi ini pun menjadi proses seleksi
yang dinamakan dinamakan Forum Komunik Komunikasi asi Peduli Peduli
secara tidak langsung untuk menemukan
Anak (FKPA) (FKPA) Kecamatan Kecamatan Sukajadi, Sukajadi, Kota
anggota masyarakat yang konsisten
Bandung.
berpartisipasi. berparti sipasi. Jumlah peserta yang terlibat terlibat
Ibu Neni adalah salah seorang warga
diskusi dalam pertemuan warga semakin
yang memiliki memiliki komitmen komitmen dan menjadi menjadi
lama semakin menurun. Awalnya dihadiri
salah satu penggagas lahirnya FKPA. Dia
sekitar 40-50 orang dan setelah pertemuan
adalah salah seorang ibu rumah tangga
keenam jumlahnya tinggal 8-10 orang.
biasa yang yang tinggal tinggal bersama bersama suami suami dan anak
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
perempuannya yang berumur sekitar 14 tahun. Suaminya bekerja sebagai petugas keamanan di salah satu perusahaan, sedangkan anak perempuannya masih kelas dua SMP. Rumah Ibu Neni berada di salah satu jalan sempit, di tengah-tengah pemukiman padat di Kelurahan Cipedes. Jalan menuju rumahnya hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki atau menggunakan motor. Walaupun berada di pemukiman padat, namun dari sela-sela atap rumah yang nyaris rapat di lingkungannya, masih bisa terlihat terlihat kemegaha kemegahan n sebuah sebuah bangunan bangunan pusat pusat perbelanjaan modern Paris van Java (PVJ) dan beberapa beber apa bangunan bangunan bertingkat bertingkat lainnya lainnya.. Mal PVJ adalah pusat perbelanjaan yang cukup besar dan sangat terkenal di belahan utara Kota Bandung. Pada pertemuan pertama, Ibu Neni hanya hadir karena fomalitas saja sebagai anggota Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang diundang atas rekomendasi Pengurus PKK Kecamatan Sukajadi. Namun akhirnya, dia tertarik untuk terus mengikuti pertemuan dan dan aktif berdiskusi. berdiskusi. Bu Neni mengungkapkan, bahwa dia menjadi sangat tertarik karena memiliki anak perempuan yang usianya sebaya dengan remaja korban ESA. ESA. Seperti yang dia dia sampaikan, sampaikan, “Saya punya anak anak hanya satu dan perempuan, takut sekali anak saya jadi korban pergaulan yang salah.” Setelah sekitar enam bulan berproses, kegiatan ibu Neni dan kawan-kawan lainnya di FKPA
“saya punya anak hanya satu dan perempuan, takut sekali anak saya jadi korban pergaulan yang salah”
sudah lebih banyak. Banyak anggota FKPA FKPA yang aktif, tetapi ada juga orang-orang baru yang ikut
Neni
bergabung. bergab ung. Bahkan suami dari dari Ibu Neni pun pun
yang sederhan sederhana a saja, misalnya misalnya membua membuatt makanan makanan
mulai terlibat di dalam FKPA. Kegiatan yang
untuk berbuka puasa, jalan-jalan bersama di Taman
dilakukan bukan saja pertemuan untuk berdiskusi
Hutan Raya (Tahura) Juanda di area Dago Pakar,
tetapi membuat perencanaan kegiatan dan
outbound di di Punclut, ‘ngarujak ‘ngarujak’,’, bikin nasi liwet
melaksanakannya. FKPA menyebutnya dengan
dan makan bersama, membicarakan perkembangan
istilah Rencana Aksi Masyarakat (RAM).
organisasi geng motor dan lain-lain.
RAM disusun oleh warga di dalam FKPA,
Dari kegiatan-kegiatan yang sederhana tersebut,
mulai dari pemetaan yang akan menjadi dasar
anak-anak menjadi akrab dengan anggota FKPA.
disusunnya aktivitas bersama anak. Pemetaan
Memang strategi yang dibangun adalah bagaimana
bukan saja mengenali mengenali anak dan dan wilayah-wilayah wilayah-wilayah
membuat anak-anak merasa nyaman, percaya
‘nongkrongnya’, tetapi sudah mulai berkomunikasi
dan mau terus berkomunikasi dengan anggota
untuk mendapat informasi tentang kegiatan-
FKPA. Menceramahi dan menyalahkan anak
149
kegiatan yang anak-anak minati. Anak-anak Anak-an ak tertarik tertarik untuk untuk melakukan melakukan hal-hal
150
adalah sesuatu yang sangat dihindari oleh FKPA. Seperti yang disampaikan suami dari Ibu Neni,
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
memosisikan dirinya sebagai pendamping dan juga orang tua. Rasa percaya pada anggota FKPA tercermin dari panggilan mereka pada Ibu Neni dan ibu-ibu lainnya. Sekitar dua puluh anak yang didampingi memanggil ibu Neni dengan sebutan Mamah.. Kegiatan pun seringnya dilakukan Mamah di rumah Ibu Neni. Bahkan beberapa anak menganggap rumah Ibu Neni menjadi rumah tempat nongkrong mereka yang baru. Membua Membuatt ‘seblak ‘seblak’’ atau ‘ngerujak ‘ngerujak’’ sambil mengobrol antara anak dan anggota Konseling kesehatan reproduksi yang dilakukan oleh bidan Tia di Puskesmas Sukajadi Kota Bandung
FKPA menjadi aktivitas yang rutin. Seringnya mengadakan kegiatan dengan anak berdampak pada berkurangnya waktu nongkrong mereka di WARBU. Memang belum bel um bis bisa a 100% 100% men menghi ghilan langka gkan n kebi kebiasa asaan an nongkrong di WARBU, tetapi kini anak-anak memiliki alternatif lain. Sejumlah anak merasa nyaman berbicara terbuka kepada anggota forum (FKPA). Demikian halnya
Pak Usman, “Kalau belum apa-apa sudah
dengan Dewi. Dewi. Dia menyampaikan keluhan
diceramahi pasti anak-anak nggak nggak mau mau
terlambat datang bulan kepada Ibu Neni.
lagi kumpul-kumpul dengan kita, apalagi
Dewi merasa khawatir terjadi kehamilan
sampai dimarahi. Walaupun seringkali
karena aktivitas seksual dengan pacarnya.
kelakukannya membuat jengkel.” Melalui kegiatan bersama anak tersebut,
Bagi FKPA, keterbukaan seperti inilah yang ditunggu ditunggu dari anak. anak. Saat itu juga
disampaikan pemahaman-pemahan baru
Dewi diajak untuk menghubungi bidan
misalnya risiko penyakit seksual menular,
di Puskesmas. Walaupun awalnya ragu-
risiko kekerasan, narkotika, dan lain-lain.
ragu, tetapi karena akan ditemani pergi
Anak-anak mau mendeng Anak-anak mendengarkan arkan karena karena sudah terbangun rasa nyaman. Metode
ke Puskesmas, akhirnya Dewi mau. Dewi mengatakan, “Asalnya nggak nggak mau mau ke
yang digunakan digunakan adalah ‘belaja ‘belajarr dengan dengan
Puskesmas. Takut dan malu juga kalau
melakukan kegiatan secara bersama’.
ketahuan hamil, tapi karena Mamah karena Mamah Neni Neni
Misalnya untuk memberikan pemahaman
mau nemenin nemenin,, akhirnya pergi juga.”
tentang kesehatan reproduksi, tidak selalu
Saat sampai di depan Puskesmas
menggunakan paparan presentasi tetapi
Sukajadi itulah tangannya terasa dingin
menggali pengetahuan anak melalui diskusi
dan semakin erat menggenggam tangan
kelompok. Film menjadi salah satu media
Ibu Neni. “ Asa ngadegd ngadegdeg eg pisan pisan pas mau
yang menarik menarik untuk untuk menjadi menjadi bahan bahan diskusi diskusi
masuk ke Puskesmas. Sieun petugasna
bersama anak-an anak-anak. ak.
garalak.” garalak .” (Terasa gemetar saat mau
Hampir satu tahun berkegiatan telah
masuk Puskesmas, takut petugasnya galak-
menunjukan terbangunnya keakraban
galak). Itulah yang diungkapkan Dewi saat
FKPA dengan anak dan remaja rentan
pertama kali datang ke Puskesmas. Namun
yang didampingi didampingi.. Anak-anak Anak-anak menjadi menjadi
ketakutannya tidak beralasan ketika dia
sering curhat pada anggota FKPA yang
diterima oleh Bidan Tia secara terbuka dan
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
diajak ngobrol-ngobrol ringan sebelum dilakukan
akan mengakibatkan mereka mengalami kesulitan
pemeriksaan.
dalam menangani seksualitasnya. Merekapun akan
Bidan Tia adalah salah seorang petugas layanan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Sukajadi. Beberapa kali dia menjadi narasumber
kesulitan menjadi survivor dari para pelanggar hakhak reproduksi. Puskesmas sebagai ujung tombak layanan
kesehatan reproduksi dan infeksi menular seksual,
kesehatan masyarakat adalah wujud kehadiran
pada saat berdiskusi baik dalam pertemuan warga
negara dalam memenuhi hak kesehatan bagi
maupun dengan dengan anak-anak dampingan. Bidan
masayarakat. Namun keberadaan Puskesmas
Tia dan hampir semua jajaran pemberi layanan
dengan segala kapasitasnya, tidak secara otomatis
di Puskesmas Sukajadi memiliki gagasan agar
memberikan jaminan adanya pemenuhan hak dasar
Puskesmas tidak dipandang sebagai tempat
layanan kesehatan seksual dan reproduksi bagi anak
pemeriksaan kesehatan saja.
dan remaja rentan.
Mereka ingin menjadikan Puskesmas sebagai
Upaya mewujudkan pemenuhan layanan
pusat informasi bagi masyarakat terkait persoalan-
kesehatan seksual dan reproduksi anak/remaja
persoalan kesehatan. Keberadaan petugas layanan
rentan, tidak bisa hanya diselesaikan oleh
yang memahami memahami prinsip-pri prinsip-prinsip nsip pelayanan pelayanan ramah ramah
layanan kesehatan dan anak/remaja rentan
anak, sangat membantu dalam proses membuka
sendiri. Upaya ini perlu mendapat dukungan dari
akses pada pemenuhan hak dasar layanan
warga masyarakat. masyarakat. Bagaiman Bagaimanapun apun keterlib keterlibatan atan
kesehatan bagi anak-anak dan remaja rentan. Bidan Tia pun memelopori untuk membuka komunikasi
masyarakat sangat strategis untuk berperan menjadi ‘penyambung’ antara Puskesmas dengan
dengan anak-anak yang didampingi, melalui media
anak/remaja rentan yang membutuhkan layanan
sosial. Keluhan-keluhan kesehatan anak, keinginan
kesehatan seksual dan reproduksi.
melakukan konseling pun disampaikan melalui
Bagi kami, semua yang dilakukan oleh
ponsel menggunakan aplikasi media sosial.
masyarakat di atas adalah contoh praktik cerdas
Pelayanan kesehatan yang ramah, pada
dalam mewujudkan gerakan inklusi sosial untuk
akhirnya membuat Dewi dan teman-temannya
anak dan remaja rentan. Berbagai aktivitas yang
sering memeriksakan diri ke Puskesmas. Bahkan
telah dilakukan FKPA, berdampak pada keluarnya
Bidan Tia pun mejadi tempat curhat dari anak-anak
Surat Keputusan Dinas Kesehatan Kota Bandung
dampingan. ‘Mamah Tia’ menjadi menjadi sebutan baru
untuk menetapkan tujuh Puskesmas ramah anak
bagi sebagian sebagian anak-ana anak-anak. k.
pada awal 2018. Pada saat yang sama, Pemerintah
Dewi menjadi salah satu anak yang mengajak anak-anak lainnya untuk ikut dalam berbagai
Kecamatan Sukajadi Kota Bandung telah menetapkan dan mengeluarkan anggaran untuk
kegiatan FKPA. Dia juga beberapa beberapa kali mengajak
kegiatan penguatan anak dan remaja rentan secara
teman-temannya untuk mengakses layanan
rutin setiap tahun.
Puskesmas. Bahkan tidak jarang, Dewi memberikan
Satu langkah awal untuk sebuah perspektif
penjelasan ringan terkait kesehatan reproduksi
baru dalam dalam memosisika memosisikan n masyarakat masyarakat sipil, sipil, anak
kepada teman-teman di tempat nongkrongnya.
dan remaja rentan sebagai subjek inklusi. Dua
Kesehatan seksual dan reproduksi adalah hak
kebijakan yang dicapai di atas, mungkin bukan
yang harus harus dipenuhi dipenuhi bagi bagi seluruh seluruh warga, warga, tidak
merupakan ‘kebijakan yang bombastis bombastis’’ tetapi
terkecuali anak dan remaja rentan. Pengabaian
menjadi capaian konkret dengan implementasi yang
terhadap informasi dan pelayanan kesehatan
lebih mudah diawasi oleh masyarakat.
reproduksi bagi remaja yang terjebak pada situasi ESA, sesungguhnya merupakan bentuk pelangaran hak-hak reproduski remaja yang
151
nyata. Secara umum, tidak terpenuhinya hakhak kesehatan reproduksi remaja, pada akhirnya
152
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
153
154
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
Berdaya Bersama Dana Desa Oleh Tatang SEMAK, Garut
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
M
inum di sini saja, Mas!” ajak Ina, 16 tahun, kepada sopir-sopir truk yang baru turun di parkiran warung-warung warung -warung yang berderet berderet
sepanjang jalur Limbangan-Malangbong. Jalur ini tempat yang ideal untuk beristirahat bagi sopirsopir truk yang membawa barang dari Jakarta menuju Jawa Tengah. Ina berdandan dengan bedak tebal, lipstik menyala, guratan alis buatan yang mencolok, dan
berbusana berbu sana ketat ketat dan mini. Ia bekerj bekerja a di warung warung yang yang menjual bir dan minuman keras. Warung-warung itu gaduh dengan lagu-lagu dangdut koplo. Tak jarang ketika melayani pesanan minuman,
Lebih dari 20 perempuan muda bekerja di warem di sepanjang jalur Limbangan. Selain menjajakan minuman keras, para gadis juga dilacurkan.
Ina dicolek, dipeluk, kadang sambil dipangku pelanggan ketika menuangkan minuman. Semakin betah pelangg pelanggan an minum, minum, maka semakin semakin banyak pula pesanan bir. Artinya semakin banyak pula uang persentase yang Ina dapatkan. Beberapa pelanggan yang tertarik tertarik bahkan bahkan biasa biasa memmem-booking booking Ina Ina untuk dibawa ke suatu tempat. Orang-orang menyebut tempat itu warung remang-remang atau lebih dikenal dengan sebutan “Warem”. Ada juga warem yang menyediakan satu atau dua bilik untuk disewakan melakukan hubungan seksual.
Salah satu anak
155
dampingan yang sudah bisa mandiri
156
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
Namun bagi Ina, cerita di atas hanyalah
gadis ini dari tindakan eksploitasi seksual.
masa lalu. Sejak tiga tahun lalu ia memilih
Ibu-ibu ini merasa harus mulai
menjadi penjahit yang menerima pesanan
melakukan perlindungan terhadap
baju dari dari warga di sekitar sekitar rumahnya. rumahnya.
anak-anak korban eksploitasi seksual di
Warem banyak banyak dijumpai dijumpai di di jalur selatan
Limbangan dan sekitarnya.
Jawa, tepatnya jalur yang menghubungkan Kota Bandung dengan Kabupaten
Sayangnya isu perlindungan anak bukan isu isu prioritas prioritas Kabupaten Kabupaten Garut.
Tasikmalaya hingga Jawa Tengah. Di
Belum ditemukan ada Perda tentang
sinilah truk-truk besar pengangkut logistik,
perlindungan anak hingga 2015, apalagi
tambang pasir, dan bus antar kota lalu-
pengalokasian dana untuk perlindungan
lalang di antara Jakarta dan Bandung
anak di desa-desa.
menuju Jawa Tengah bagian selatan atau sebaliknya. Meski berdampak positif bagi perekonomian warga, keberadaaan jalur ini justru berdampa berdampak k negatif negatif terhadap terhadap anakanakanak bersama munculnya warem. Warung-
Anak yang yang dilacurkan (AYLA) merupakan kelompok yang paling terabaikan
warung inilah yang yang memanfaatka memanfaatkan n jasa anak-anak sebagai pelayan warung yang juga menjual menjual minuman minuman keras. Di Limbangan dan sekitarnya, sebagian
Anak yang yang dilacurkan dilacurkan (AYLA) (AYLA) merupakan kelompok yang paling terabaikan. Tidak ada program penanganan
remaja memanfaatkan atmosfer pesantren
atau pencegahan AYLA. Bahkan tak satu
dengan mengikuti banyaknya pengajian
pun badan pemerintah atau dinas di
untuk mengisi waktu luang. Sebagian
Garut yang memiliki data AYLA. Jika ada
lainnya lebih senang mengisi waktu luang
penertiban wanita pekerja seks (WPS),
dengan bersenang-senang dengan teman-
maka AYLA yang turut tergaruk akan
temannya, nongkrong di alun-alun, menjadi
diperlakukan sama dengan WPS dewasa.
anggota teman berkumpul, berhubungan
Baru pada 2016, terbit Perda No
seks dengan pacarnya, dan sering berganti
13 tahun 2016 tentang Perlindungan
pacar. Sebagian anak dari kelompok ini
Perempuan dan Anak di Kabupaten Garut.
yang drop out bekerja menjadi penjual minuman di warem.
Namun setahun kemudian, Garut hanya memperoleh 225 poin pada evaluasi
Kondisi ini tentu membuat anak-anak
Kabupaten Layak Anak tahun 2017. Padahal
yang berada berada di sepanjan sepanjang g jalur ini menjadi menjadi
untuk mencapai Kabupaten Layak Anak
rentan, termasuk anak-anak dengan orang
dibutuhkan setidaknya 500 poin. Artinya
tua yang perekonomiannya kurang mampu
Perda ini belum dilaksanakan sama sekali.
dan anak-anak drop out, kemudian bekerja
Namun Kabupaten Garut masih punya
sekolah. Mereka berpotensi menjadi
harapan. Limbangan memiliki perempuan-
pelayan warung remang-remang.
perempuan tangguh penggerak Komite
Lebih dari 20 perempuan muda bekerja
Pendidikan Masyarakat Desa (KPMD) yang
di warem di sepanjang jalur Limbangan.
memberi perhatian khusus pada anak-anak
Selain menjajakan minuman keras, para
di desa.
gadis juga dilacurkan. Inilah masalah pelik
Harapan ini bermula dari ibu-ibu di
yang menarik menarik sekelomp sekelompok ok ibu-ibu ibu-ibu di sebuah
Limbangan yang prihatin terhadap banyak
desa di sekitar Limbangan, Kabupaten
anak yang putus sekolah, baik yang keluar
Garut, Jawa Barat, untuk melindungi para
di tengah tahun ajaran atau tidak berhasil
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Siti Maryam Ketua pertama KPMD
melanjutkan ke jenjang berikutnya. Temuan itu membuat kelompok ibu-ibu
Pemilihan Kabupaten Garut sebagai sasaran program awalnya berdasarkan pada diskusi-diskusi
resah. Mereka pun semakin sering mendiskusikan
informal dengan staf Dinas Sosial Ketenagakerjaan
keresahan mereka terhadap AYLA. Ada keinginan
dan Transmigrasi Kabupaten Garut. Mereka
untuk berbuat bagi anak-anak dan remaja rentan
mengatakan bahwa saat ini Kabupaten Garut mulai
ini, apalagi melihat anak-anak itu sering dipandang
bangkit sebag sebagai ai kota wisata, wisata, dan dan mereka mereka mulai mulai
sebelah mata oleh masyarakat dan teman-teman
sering menemukan AYLA saat melakukan razia.
sebayanya. Setelah ibu-ibu mengungkapkan keresahannya,
SEMAK melakukan diskusi serial secara informal dengan perwakilan forum Tenaga
Yayasan Solida Solidaritas ritas Masyarakat Masyarakat Anak Anak (SEMAK) (SEMAK)
Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) di
bersama bersam a ibu-ibu, ibu-ibu, membentuk membentuk Komite Komite Pendidik Pendidikan an
Kabupaten Garut. Dari diskusi informal tersebut,
Masyarakat Desa (KPMD) pada 2016. KPMD bertujuan menjadi bertujuan menjadi wadah wadah pembahasan pembahasan dan dan solusi solusi
diketahui bahwa menurut para TKSK, asal anakanak tersebut adalah dari wilayah Garut Utara,
untuk setiap permasalahan anak di desa.
tepatnya di seputar wilayah Limbangan dan
KPMD beranggotakan ibu-ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dari salah satu desa
Selaawi. SEMAK memutuskan bekerja di tiga desa di
di Limbangan. Siti Maryam, 60 tahun, menjadi
wilayah tersebu tersebutt dengan dengan fokus fokus kerja satu desa desa yang
ketua pertama. Ia seorang perempuan paruh baya
dekat dengan jalur selatan Pulau Jawa, antara
yang gesit gesit dan berkom berkomitmen itmen tinggi. tinggi.
Limbangan-Malangbong sebagai pusat aktivitas
Selepas diangkat menjadi ketua, Siti Maryam langsung bergerak mengujungi warem-warem
AYLA. Sayangnya, sambutan pemerintah desa
di sepanjang jalur Limbangan-Manglangbong.
berbeda berbed a dengan dengan yang diharapk diharapkan. an. Mereka Mereka bahkan bahkan
Hasilnya, dua pemilik warem bergabung menjadi
mengingkari kenyataan di desa mereka banyak
anggota KPMD.
anak dan remaja rentan menjadi korban kekerasan,
Yayasan SEMAK membaw membawa a Program Peduli
narkoba, atau eksploitasi seksual. Program SEMAK
157
158
melalui isu Inklusi Sosial bagi Anak dan Remaja
dianggap mengada-ada. “Ini daerah pesantren. Di
Rentan di Kabupaten Garut pada awal 2015.
sini banyaknya remaja santri, bukan anak nakal.
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
Sebaiknya program ini dilaksanakan di desa lain saja!” ujar salah satu tokoh di desa. Beruntung ada kelompok ibu-ibu yang sebagian sebagian besar besar anggota anggota PKK PKK justru justru
Otong Suryana, Sekretaris Desa Limbangan
berbagai berbag ai kegiatan. kegiatan. KPMD mulai memperlihatkan keberadaannya dengan melakukan kegiatan pendataan anak dan remaja yang dianggap
menanggapi kehadiran Program Peduli.
rentan dan berdomisili di desa. Pendataan
“Apa yang Ibu katakan memang benar,” benar,”
dimulai dengan memetakan posisi anak
kata seorang Ibu peserta pertemuan
putus sekolah dengan kajian peta desa yang
sosialisasi program pada salah satu staf
disesuaikan dengan data PKK.
lapangan SEMAK. “Saya sering melihat remaja desa sini seperti yang Ibu katakan
Selanjutnya, setelah diketahui posisinya, KPMD mengunjungi keluarga
di rapat tadi. Saya dan teman-teman akan
tersebut untuk memastikan kebenaran
bantu Ibu Ibu dan teman-t teman-teman,” eman,” tambahnya.
bahwa anak anak tersebut tersebut putus putus sekolah, sekolah,
Bersama kelompok ibu-ibu ini kemudian SEMAK melakukan penggalian kembali dengan metode Pengkajian Desa
lalu dipastikan apakah anak tersebut menganggur atau bekerja. Kemudian anak-anak yang telah didata,
secara Partisipatif atau Partici atau Participatory patory Rural
diajak berkegiatan bersama di sanggar
Appraisal Apprai sal (PRA). (PRA). Hasilnya terpetakanlah
anak. Kegiatan yang dilakukan mendapat
permasalahan-permasalahan anak dan
dukungan sepenuhnya dari Program Peduli.
remaja rentan di desa.
Semakin hari semakin banyak anak yang
Hasil penggalian masalah ini dijadikan
ikut dalam kegiatan KPMD, termasuk di
rujukan langkah selanjutnya. KPMD
dalamnya adalah anak yang dianggap tidak
membuat sebuah rencana aksi yang mereka
rentan dan anak-anak yang masih sekolah.
sebut Rencana Aksi Masyarakat. Rencana aksi tersebut kemudian dituangkan dalam
Setiap hari KPMD berkegiatan dengan anak-anak di sanggar mulai dari berlatih
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
menggunakan komputer, memasak, menjahit, bermain bersam bersama, a, atau memberik memberikan an les pelajaran pelajaran bagi anak anak yang masih sekolah. sekolah. Dalam Dalam sehari, sehari, anak anak yang sudah sudah tidak tidak sekolah sekolah bisa bisa menghabiskan menghabiskan waktu sampai 6 jam di sanggar. Kegiatan utama mereka hanya 1 atau 2 jam, sisanya dihabiskan untuk bercengkrama, saling curhat, saling mendekat. Hingga akhirnya di sanggar sudah tidak terlihat lagi mana AYLA dan mana yang bukan AYLA. Hiruk pikuk sanggar kemudian mulai mendapat perhatian dari pihak pemerintah desa. Mereka mulai datang ke sanggar dan bertanya tentang kegiatan yang dilakukan serta kelompok sasarannya. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh KPMD sebagai momen penting untuk meraih kepedulian pemerintah desa. KPMD bersama SEMAK kemudian memberikan penjelasan lebih rinci tentang Program Peduli dan pemahaman tentang hak anak kepada pemerintah desa. Sejak saat itu, pihak desa mempermudah birokrasinya. birokra sinya. Kemudian Kemudian KPMD dan SEMAK
sebuah lembaga peduli anggaran bernama
SEMAK hanya hanya sebagai pemicu saja karena kegelisahan yang sama sebetulnya sudah ada jauh sebelum
Perkumpulan Inisiatif untuk memberikan pelatihan tentang undang-undang desa dan anggaran dana
SEMAK mengintervensi.
mendorong lebih lanjut pemerintah desa untuk menyisihkan anggaran dana desa untuk kegiatan KPMD bersama anak. Awalnya pemerin pemerintah tah desa desa mengelak mengelak dengan dengan mengatakan kesulitan mengalokasikan anggaran dari dana desa. SEMAK dan KPMD mengajak
desa kepada pemerintah desa dan KPMD. Pelatihan yang dilaksanakan secara serial ini diselingi dengan pelatihan hak anak oleh SEMAK
8 juta rupiah setiap desa untuk kegiatan tahun 2017. Dana tersebut digunakan untuk kegiatan rutin
untuk memberikan pengetahuan tentang hak anak,
KPMD bersama anak seperti les pelajaran sekolah
pentingnya pemenuhan hak anak, dan mencoba
dan latihan komputer, untuk pelatihan-pelatihan
menimbulkan empati kepada anak.
kepada orang tua seperti pelatihan pengasuhan
Akhirnya Akhirny a KPMD untuk untuk pertama pertama kalinya kalinya diajak diajak
yang baik baik dan pemahama pemahaman n tentang tentang hak anak, anak, serta serta
dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Desa
untuk kegiatan insidental seperti Hari Anak, Hari
(Musrenbangdes) di tiga desa di wilayah Limbangan
Kemerdekaan, dan Sumpah Pemuda yang biasanya
dan Selaawi pada tahun 2016 sebagai kelompok
bekerja beker ja sama dengan dengan Karang Karang Taruna Taruna Desa. Desa. Dana
pemerhati anak di desa. Salah satu desa bahkan
juga digunaka digunakan n oleh KPMD untuk untuk biaya biaya operasional operasional
memperbolehkan anak untuk terlibat langsung
seperti pendekatan kepada anak-anak di warung
159
dalam Musrenbang desa. KPMD mendapatkan alokasi dana desa sebesar
160
remang-remang. Kegiatan KPMD yang didukung dana desa
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
tersebut dirasakan secara langsung manfaatnya oleh anak-anak. Mereka bisa berkegiat berkegiatan an di sanggar sanggar dan dan mengisi mengisi kekosongan waktunya yang sebelumnya digunakan sekedar nongkrong di pinggir jalan atau atau di alun-alun alun-alun Limbang Limbangan. an. Salah satu manfaat dirasakan Dini.
Proses identiikasi masalah bersama masyarakat desa Situasi Musrenbangdes di salah satu desa
“ Sok Sok aja aja yuk, belajar menjahit di rumah aku. Biar aku yang ngajarin. Siapa aja yang mau, mau, hayu lah!” lah!” katanya katanya mengajak mengajak temannya dari berbagai macam kalangan untuk belajar bersamanya. “Mereka semua adalah teman kita. Kita harus merangkul mereka (AYLA),
Anak drop out sekolah sekolah yang usianya 17 tahun. Ia kini memilih berlatih menjahit
bukan menjauh menjauhinya, inya, agar tidak lebih lebih jauh jauh terjerumus,” kata Muna, 20 tahun, mantan terjerumus,”
serta memasak bersama di sanggar
anak sanggar generasi pertama. Seorang
daripada menghabiskan waktunya
anak pesantren yang menjadi peduli pada
nongkrong di pinggir jalan seperti
anak-anak sejak bergabung di sanggar.
kebiasaan lamanya. Lani, teman Dini juga memilih
Dampak lainnya, pemerintah desa menjadi tahu bahwa isu anak adalah isu
menunda niatnya untuk segera menikah
yang penting. penting. Hak Hak anak adalah adalah sesuatu sesuatu
setelah mengetahui risiko pernikahan dini,
yang harus harus diperjuangka diperjuangkan n pemenuhannya. pemenuhannya.
yang kerap kerap jadi bahan bahan diskusi diskusi di di sanggar. sanggar.
Bukan hanya anak AYLA yang menjadi
Ina yang sempat menikah dini dan
perhatian pemerintah desa, mereka juga
berceraii ketika usianya masih anak, bercera anak,
ingin Balai Desa menjadi kantor yang
memilih tidak pergi ke warem. Ia kini
ramah anak. Harapannya agar desa-desa di
menerima jahitan pakaian dan selalu
Limbangan adalah Desa yang Layak Anak.
mengajak kawan-kawannya untuk belajar menjahit di rumahnya. rumahnya.
Otong Suryana, Sekretaris Desa Limbangan, adalah orang di balik
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Lia Mulyanawati, Ketua Forum KPMD
dukungan penuh desa untuk Program Peduli. Ia
Diah tertarik dengan kegiatan KPMD.
mampu mempengaruhi bawahan dan atasannya mendukung kegiatan KPMD. Pemerintah desa
Menurutnya kegiatan seperti itu banyak di Garut, tapi baru pertama kali sasarannya adalah anak-
bahkan menyum menyumbangkan bangkan tanah milik milik desa desa
anak korban eksploitasi seksual komersial anak.
untuk dijadikan sanggar. Hal itu disambut baik
Diah melalui pengaruh dan jaringannya mulai
Pemerintah Daerah Kabupaten Garut melalui Pusat
mendukung kegiatan KPMD, seperti misalnya
Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan
mengajak Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Anak (P2TP2A) (P2TP2A) Kabupaten Kabupaten Garut yang yang memberikan memberikan
mendukung kegiatan KPMD.
dukungan bagi pembangunan sanggar. Peran SEMAK di Kabupaten Garut sebenarnya
Diah juga berhasil mendapatkan bantuan 2 mesin jahit dan 2 komputer untuk KPMD dari salah
tidak terlalu besar. Jauh tertutupi oleh peran besar
satu bank swasta di Garut. Peresmian bangunan
KPMD, pemerintah desa, dan individu-individu
sanggar dilakukan oleh Bupati Garut. Bupati bahkan
yang peduli peduli anak. anak. SEMAK hanya sebagai sebagai pemicu pemicu
menyumbang dana pribadi untuk kegiatan anak-
saja karena kegelisahan yang sama sebetulnya sudah ada jauh sebelum SEMAK mengintervensi.
anak di Limbangan. SKPD di Garut menjadi lebih bersemangat
Ketika SEMAK datang ke Limbangan, tinggal
menjalankan Perda No.13 tahun 2016 tentang
mengorganisir dan memberi sedikit pengetahuan
Perlindungan Perempuan dan Anak di Kabupaten
tentang hak anak serta membangun kepedulian
Garut. Berbagai sarana dan prasarana kabupaten
KPMD dan aparat desa. Selebihnya merekalah yang
layak anak terus dilengkapi.
lebih banyak bekerja bersama masyarakat dan anak-
Akhirnya Kabupa Kabupaten ten Garut Garut berhasil berhasil
anak. SEMAK berhasil menjangkau anak-anak di
memperoleh nilai lebih dari 710 poin saat evaluasi
warem melalui melalui sosiali sosialisasi sasi kepada kepada masyarakat masyarakat desa. desa.
Kabupaten Layak Anak, sebelum dilakukan
Kerja bersama ini berupaya memanusiakan AYLA
verikasi. verikas i. Saat ini, ini, Kabupaten Kabupaten Garut Garut sedang sedang
sebagai manusia.
menunggu hasil verikasi dari Kementerian
KPMD mulai mengembangkan jaringannya
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
ke tingkat kabupaten. Lobi KPMD berhasil
Jika angka tersebut dapat dipertanggung jawabkan
meyakinkan Ketua P2TP2A Kabupaten Garut, Diah
kepada verikator, Garut akan mencapai tingkat
161
Kurniasari yang juga istri Bupati Garut, bersedia datang ke sanggar kegiatan anak.
162
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
Madya atau Nindya untuk Kabupaten Layak Anak.
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Pendampingan Anak Rentan dan Korban Sekolah Berbasis Oleh Machrus YHS, Surabaya
163
164
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
S
urabaya sangat terik pada saat Prili dan Keke mengunjungi sekolah Melani. Suasana begitu ramai karena bersamaan dengan bel pulang sekolah. Ada yang
berlarian, berlar ian, ada juga siswa siswa yang masuk ke ruang ruang guru membawa buku, ada banyak siswa yang bergerombol sambil bergur bergerombol bergurau. au. Sekolah dengan luas kurang lebih 5 ribu meter persegi itu menampung sekitar 850 orang. Mereka berdua adalah pendamping anak dari Yayasan Hotlin Hotlinee Surabaya Surabaya (YHS) (YHS) yang hari hari itu sengaja bertemu dengan guru Bimbingan Konseling (BK) untuk menanyakan perkembangan Melani di
Membangun sistem deteksi dini melalui sekolah di tingkat SMP serta membantu penyelesaian masalah anak dilakukan Yayasan Hotline Surabaya (YHS)
sekolah. Prilli sudah membuat janji sebelumnya, dia langsung naik ke lantai dua di mana ruang BK terletak. Melani adalah murid kelas satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di sebuah sekolah swasta di Surabaya. Usianya masih 14 tahun. Tubuhnya agak bongsor sehingga membuatnya terlihat lebih dewasa dari umurnya. Ayahnya menikah menikah lagi lagi setelah setelah ibunya ibunya meninggal meninggal saat usia Melani baru 10 tahun. Ia mengikuti ayahnya yang tinggal di rumah ibu tirinya. Ayahnya membuka warung kopi di depan rumah.
Diskusi studi kasus penanganan
165
masalah anak di sekolah yang melibatkan guru BK
166
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
Sayangnya hubungan Melani dan ibu tirinya tidak harmonis. Ia merasa ibu tirinya tidak mampu menggantikan sosok ibu kandungnya. Ia dan kakaknya, Sara, sering mendapatkan kekerasan psikis seperti dibentak dan dimarahi tanpa tahu kesalahan apa yang mereka lakukan. Melani mulai tidak betah di rumah. Ia lebih suka nongkrong bersama temantemannya. Di situlah dia bertemu dengan Robby, laki-laki berusia 24 tahun yang kemudian menjadi pacarnya. Sayangnya sang pacar seringkali memaksanya melakukan hubungan seksual. Melani tidak berani menolak, karena menurutnya, Robby adalah sosok yang selama ini mengerti perasaannya. Ia menganggap pacarnya itu pengganti sosok ayahnya. Belakangan, diketahui pacarnya ternyata seorang pecandu narkoba jenis sabu-sabu. Saat dia mabuk, seringkali ia memaksa Melani melayani hasrat seksualnya. Mereka biasanya melakukan hubungan seksual di rumah Robby saat tak ada orang di rumah atau menyewa
Proses konseling dan layanan kesehatan reproduksi di Puskesmas Dupak
yang dihadapi dihadapi di sekol sekolah. ah. PelatihanPelatihanpelatihan itu juga diikuti oleh guru BK dari 8 sekolah di Kota Surabaya. Dari proses tersebut, 32 anak terdeteksi sudah menjadi korban, baik
hotel. Pernah juga mereka kabur berdua ke
yang ditemukan ditemukan di pelatihan pelatihan anak anak rentan rentan
Madura selama dua minggu.
maupun rujukan dari guru BK, dengan
Dalam sistem sekolah, peran wali kelas untuk melakukan deteksi dini anak-anak yang bermasalah bermasalah aktif dilakuka dilakukan. n. Wali kelas kelas
kasus yang kurang lebih sama seperti kasus yang dialami dialami oleh oleh Melani. Melani. Hubungan kerja sama YHS dengan
melakukan pendekatan kepada siswa dan melakukan konseling awal. Jika kasusnya
sekolah dimulai lewat diskusi dengan pihak sekolah. YHS masuk ke sekolah
agak berat, wali kelas kemudian merujuk
dalam rangka pencegahan agar anak tidak
siswa kepada guru BK untuk melakukan
menjadi korban kekerasan seksual, korban
konseling lanjutan.
kehamilan tidak diinginkan, serta korban
Perjumpaan para pendamping lapang
eksploitasi seksual dan komersial. Ini
YHS dengan dengan Melani Melani adalah adalah berkat berkat Dyah, Dyah,
membuat sekolah dengan mudah menerima
guru Bimbingan Konseling (BK). Ia yang
kehadiran YHS.
merujuk agar Prilli membantu Melani. Dyah selama ini aktif mengikuti
Para guru BK yang mendapat pelatihan telah berperan sebagai sahabat siswa.
kegiatan yang dilakukan YHS seperti
Mereka tak hanya mengurus siswa yang
pelatihan guru tentang hak anak,
berkasus berkas us saja, tapi juga juga melakukan melakukan deteksi deteksi
terminologi anak yang dilacurkan, pelatihan
dini terhadap siswa. Deteksi dini dilakukan
deteksi dini gejala tingkah laku, deteksi dini
jika ada siswa yang yang murung, murung, sering sering
tingkat adiksi obat, dan pertemuan studi
menyendiri, atau seringkali tidak masuk
kasus guna membahas persoalan-persoalan
kelas.
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Interaksi pendamping anak YHS di sekolah
Kemudian mereka akan didekati, bahkan jika
anak, serta kebiasaan atau perilaku anak. Tak hanya
diperlukan, mereka juga melakukan kunjungan ke
menggali informasi, dalam proses konseling juga
rumah siswa. Berbekal keterampilan dari pelatihan
diberikan edukasi kepada anak tentang Human tentang Human
inilah Dyah mampu memahami situasi yang
Immunodecie Immuno deciensi nsi Virus Virus (HIV), (HIV), Infeksi Menular
dihadapi Melani.
Seksual (IMS), dan kesehatan reproduksi mulai
Dyah melihat Melani sering murung dan menyendiri. Ia mencoba mendekati Melani dan melakukan konseling, menanyakan kenapa muridnya itu sering murung dan menyendiri. Proses konseling tidak bisa dilakukan hanya
dari penularan hingga pencegahan yang harus dilakukan. Melani kelihatan bingung. Dalam keadaan bingung bingun g Melani Melani hanya bisa bisa pasrah pasrah kepada kepada Kak Prilli, panggilan akrabnya kepada Prilli. “Saya hanya
sekali. Perlu beberapa kali agar Melani tidak merasa
ingin masalah saya selesai dan hubungan dengan
diinterogasi.
ayah kembali baik,” kata Melani.
Konseling awal dengan Melani berlangsung kurang lebih dua minggu. Akhirnya Melani
Sambil menangis, Melani berharap dapat dibantu menyelesaikan masalahnya, termasuk
menceritakan masalah yang dihadapinya. Ia
gangguan kesehatan reproduksinya. Prilli bersedia
mengeluh kelaminnya sakit saat buang air kecil dan
membantu asalkan Melani sungguh-sungguh mau
ia kerap menderita keputihan dengan bau tidak
mengikuti proses konseling.
sedap. Dia juga mengakui jika dia sering melakukan
Dua hari kemudian, keduanya melakukan
hubungan seksual dengan pacarnya yang kini sudah
pemeriksaan di Puskesmas Dupak. Puskesmas ini
ditangkap polisi bersama empat orang temannya
menyediakan layanan kesehatan yang sudah ramah
karena kasus narkoba.
layanan kesehatan reproduksi terhadap anak.
Dyah akhirnya meminta YHS melakukan
Mereka bertemu dengan Ningsih, dokter
pendampingan. Inilah yang mengantarkan Prilli
Puskesmas di poli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
melakukan konseling terhadap Melani. Konseling
Hasil pemeriksaan ternyata Melani positif mengidap
tahap kedua ini dilakukan lebih mendalam.
Infeksi Menular Seksual (IMS) jenis Gonorhoe Gonorhoe
167
Prilli menggali permasalahan yang dihadapi
168
(GO) atau kencing nanah. Dokter menduga hal
si anak, mulai dari latar belakang keluarga,
itu diakibatkan perilaku seksual Melani dengan
komunikasi yang dilakukan oleh orang tua kepada
pacarnya. Untunglah saat dilakukan tes darah
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
untuk mengetahui kandungan HIV serta tes kehamilan, hasilnya negatif. Setelah pemeriksaan, konseling tak berhenti, berhen ti, masih ada konseling konseling lanjut lanjutan an oleh
Interaksi guru BK bersama siswa disekolah
Sore itu, Basri, ayah Melani, sedang duduk di teras rumahnya ketika Prilli berkunjung. berkun jung. Mereka Mereka berdua berdua sepakat bertemu bertem u dan mendisk mendiskusikan usikan masalah
pendamping YHS. Kali ini berfokus pada
Melani. Prilli memulai perbincangan
perubahan perilaku Melani.
dengan menanyakan pekerjaan, umur,
Prilli meminta komitmen agar Melani mengubah perilakunya. Ia diminta mengurangi aktivitas seksualnya, bahkan menghentikannya jika memungkinkan. Ia juga diajarkan bagaimana melakukan negosiasi dengan pasangannya untuk
jumlah anak, anak, dan kegiata kegiatan n keseharian keseharian sang sang ayah. “Saya kecewa, Mbak, dengan Melani. Dia itu tidak mau nurut,“ ujar Bas tentang anaknya. Meskipun begitu, Bas juga menyesal
menggunakan kondom agar terhindar dari
tidak bisa mengawasi anaknya semenjak
risiko menderita IMS, HIV, dan kehamilan
ia menikah lagi. Dia mengakui anaknya
yang tidak tidak diinginkan. diinginkan.
itu sejak kecil memang sangat dekat
Tak hanya berproses dengan Melani,
dengan almarhum ibunya. Ia sendiri tidak
Prilli juga melakukan kunjungan ke rumah
begitu dekat dengan dengan Melani Melani semenjak semenjak
orang tua Melani dan bertemu dengan
istri pertamanya meninggal. Ia menyadari
ayahnya. Melani memutuskan untuk
bahwa anaknya anaknya kehilanga kehilangan n sosok ibunya,
sementara, selama enam bulan, tinggal
sementara dia sebagai ayah jarang
bersama denga dengan n kakaknya kakaknya di rumah rumah ibu
komunikasi dengan Melani.
mereka. Langkah ini merupakan bagian
“Pak, mau tidak Melani kembali
komitmen bersama untuk mengubah
menjadi anak yang seperti dulu waktu
perilaku yang sudah disepakati bersama
ibunya masih ada?” tanya Prilli.
pendamping.
“Mau, Mbak,” jawab Pak Bas.
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
“Pernah tidak, Pak Bas tanya kenapa Melani seperti itu?” lanjut Prilli. Bas hanya terdiam. “Mau tidak, Pak Bas sedikit perhatian kepada Melani? Saya ingin Bapak mendukung Melani untuk berubah,” berub ah,” tambah tambah Prilli. Prilli.
dengan cara komunikasi yang baik. Jadi, ketika anak mendapatkan masalah, ia bisa bercerita pada guru dan orang tua, dan bisa diarahkan menjadi hal yang positif. positif. Biasanya para guru cenderung memiliki stigma
“Masa depan Melani masih panjang. Pak Bas pasti tidak mau anaknya tidak nurut kepada kepada orang
kepada siswa yang mengalami permasalah serupa Melani. Mungkin juga karena mereka mengalami
tua. Melani cuma butuh perhatian dari Bapak.
burn out atau atau mengalami kejenuhan karena mereka
Nanti sedikit-sedikit anak akan berubah. Jika ingin
tidak tahu cara mengatasi masalah siswa tersebut.
anak berubah, maka Bapak yang harus berubah
Contoh kasusnya, ada siswa yang selalu bikin ulah
dulu karena anak akan melihat perubahan Bapak,”
di sekolah dan peristiwa itu terjadi berulang-ulang.
pungkas prilli.
Guru sudah mencoba untuk menyelesaikan masalah
Ayah Melani Melani menyanggup menyanggupii ajakan Prilli.
tersebut akan tetapi perilaku anak masih tetap
Sejak itu, setiap dua minggu, Prilli memantau
sama. Jika ada kasus berulang, para guru memilih
perkembangan Melani untuk mengetahui
melakukan kekerasan, baik kekerasan verbal
perubahan apa yang telah terjadi. Selain perubahan
maupun kekerasan sik.
perilaku seksualnya, ia juga memperhatikan
Melani cukup beruntung karena memiliki guru
perubahan perilaku kesehariannya. Melani sudah
seperti Dyah yang memiliki kemampuan memahami
berhenti berhen ti dari kegiatan kegiatan seks bebasnya bebasnya..
masalah anak seperti Melani. Ia juga beruntung
“Saya ingin sembuh dari penyakit saya,” ujarnya. “Ok, aku akan berusaha bantu, tapi kuncinya ada di kamu sendiri. Kamu yang memutuskan perubahannya,” jawab Prilli. Selain mendampingi sang anak, Prilli juga terus
dipertemukan dengan Prilli, pendamping YHS yang dengan dengan sabar sabar mendamping mendampinginya inya lepas lepas dari masalahnya. Semakin banyak sekolah yang bisa membuat sistem deteksi dini dan penanganan anak, akan semakin banyak anak tercegah menjadi korban dan
menjalin komunikasi dengan Bas dan Dyah untuk
anak-anak yang memiliki masalah dapat tertangani
melihat perkembangan Melani, baik di rumah
dengan cepat.
maupun sekolah. Selain mendiskusikan Melani, Dyah juga sering
Penanganan di sekolah sangat efektif karena anak dan orang tua terikat dengan aturan sekolah
mengajak diskusi tentang permasalahan anak
dalam waktu yang relatif lama. Jika sistem ini bisa
didiknya yang lain. Tindakannya ini didukung penuh oleh Rohim selaku kepala sekolah. Ia juga
dikembangkan di sekolah-sekolah lain, dampaknya akan luar biasa bagi masa depan anak-anak kita.
menjadikan program deteksi dini gejala tingkah
Peran guru BK sangat strategis dalam upaya
laku pada anak sebagai program di sekolah yang
melakukan deteksi dini. Hal itu dimungkinkan
dipimpinnya.
karena guru BK adalah penghubung antara anak
“Anak sudah menjadi korban. Jangan lagi dikorbankan,” itu kata yang sering didengar dari Rohim.
dengan sekolah. Guru BK menjadi motor penggerak dalam proses deteksi dini. Keharmonisan terjadi karena terbinanya
Program konseling yang dilakukan YHS pada
hubungan baik antara pihak sekolah dan YHS.
dasarnya menggunakan daur waktu yang digunakan
YHS mencoba mencoba memahami memahami kebutuh kebutuhan an sekolah sekolah
oleh seorang anak. Umumnya anak-anak lebih
untuk menjaga nama baiknya, sekaligus tidak
banyak menghab menghabiskan iskan waktu waktu di di sekolah sekolah dan di di
mengorbankan anak untuk menjaga nama baik
keluarga.
sekolah.
169
Oleh karenanya, jika ingin membantu
170
Dengan kata lain, masalah anak tertangani
menyelesaikan masalah anak maka dibutuhkan
dan nama baik sekolah tetap terjaga sehingga
kerja sama yang baik antara guru dan orang tua
penerimaan murid baru tetap sesuai dengan target.
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
KPM dan Harapan Perlindungan Anak Oleh Dewi Astri Sudirman Children Crisis Centre, Lampung
171
172
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
A
r, masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Ia tinggal di bekas lokalisasi Pemandangan, Kelurahan Waylunik, Kecamatan
Panjang, Bandar Lampung. Lokasi yang kerap ditanggapi dengan “Oooo...” “Oooo...” panjang panjang dan nada merendahkan oleh lawan bicara jika memperkenalkan diri dari wilayah tersebut. Namun Ar tak mau rendah diri. Dengan suara lantang ia menceritakan kondisi masyarakat, khususnya problem anak di tempat tinggalnya, dalam Forum Anak Kota Bandar Lampung. Tentu saja tak serta merta Ar berani tampil mewakili anak
yang dilacurkan dilacurkan (AYLA) di di wilayahnya. wilayahnya. Ia harus harus melalui proses belajar bersama Komite Pendidikan Masyarakatt (KPM). Masyaraka Ar adalah adalah anak sulung sulung dari dua dua bersaudara. bersaudara. Ibunya merupakan mantan pekerja seks komersial (PSK). Ayahnya pecandu narkoba yang bekerja Anak-anak membaca buku di perpustakaan Sanggar Pelangi
sebagai penjaga keamanan di kafe-kafe di bekas lokalisasi. Ar sering berselisih paham dengan mereka. Ar sering tidak pulang ke rumah karena merasa tidak nyaman. “Dimarahin terus sama mamak mamak.. Aku sering
“Banyak anak dieksploitasi “Banyak dieksploitasi dan mengalami kekerasan di kampung kam pung saya. saya. Anak-anak dipaksa bekerja. Mereka terpaksa putus sekolah. Mereka tak betah betah di sekolah karena mereka banyak banyak diejek. Kami juga sulit mengurus akta akt a kelahiran, kartu tanda penduduk (KTP), dan bantuan pemerintah lainnya lainnya karena orang tua kami tak memiliki surat surat nikah. Suasana kampung kami padat dan kumuh. Tak ada ruang terbuka untuk bermain. Alihalih, anak-anak mudah terlibat dalam penyalahgunaan penyalahgunaan narkoba dan seks bebas.”
173
Ar, 16 tahun, pada Pertemuan Forum Anak Kota Lampung di Gedung Tapis, Kota Bandar Lampung, 17 April 2018.
174 17 4
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
sasaran kemarahan jadi sasaran kemarahan mamak mamak kalau kalau habis berantem sama bapak karena bapak gak pernah kasih uang ke mamak mamak.. Uang bapak selalu selalu habis habis buat buat narkoba narkoba dan main perempuan. Aku juga suka emosi kalau
Rapat Komite Pendidikan Masyarakat (KPM) Kelurahan Way Lunik
ribu, aku dapat 100 ribu. Tugasku hanya nemenin ngobrol sekaligus ngerayu sama ngelus-ngelus pahanya om, Mbak. Kadangkadang aku suka dicium-cium juga dan payudaraku dipegang-pegang sama om-om.
tetangga ngomongin ngomongin keluarga keluarga aku. Aku
Kalau omnya sudah kepengen, aku suka
sama mamak mamak suka suka berantem berantem sama sama tetangga
ngeles,, ‘sama temenku aja, Om’. Aku mah ngeles mah
yang suka suka ngomongin ngomongin keluarga keluarga aku,” ujar
cuma nemenin cuma nemenin aja,” aja,” ujar Ar.
Ar.
Sempat terbesit di pikiran Ar menjadi Ibu Ar bekerja serabutan jadi buruh
seperti temannya. “Enak kali ya jadi kamu,
cuci, kadang-kadang jadi kurir narkoba.
Put. Bisa beli HP bagus, ngasih ngasih uang uang jajan
Karena kondisi ekonomi yang minim dan sering mendapatkan kekerasan dari orang
ke adek-adek adek-adek,, ngasih uang ke mamak mamak,, beliin mamak mamak baju baju baru,” ujar Ar. Namun
tua, Ar tidak betah di rumah jadi ia sering
pikiran itu hilang ketika ia sering diajak
mencari kenyaman dan perhatian dari
Ning, panggilan Iin Indarwati (38), salah
orang tuanya. Ia sering tidak pulang dan
satu pengurus KPM di Kelurahan Way
menginap di rumah teman-temannya. Ia
Lunik, untuk ikut kegiatan di Sanggar
hampir saja putus sekolah karena orang tua
Pelangi.
tidak ada biaya. Ar sering sering keluar keluar malam malam bersama bersama temanteman-
“Aku sering diajak jalan-jalan sambil diskusi sama CCC. Di sanggar, aku
temannya, bahkan bolos sekolah. “Biasanya
sering diajak diskusi, marawis, mengaji,
aku nemenin aku nemenin temanku kerja sama om-om.
menari, dan pelatihan serta kursus-kursus
Kitaorang Kitaor ang nemenin nemenin om-om nyanyi sama
keterampilan. CCC juga pernah dateng dateng ke ke
jalan-jalan. jalan-jal an. Abis Abis itu tidur, abis abis itu itu baru
sekolah ngasih sosialisasi ke teman-teman
kitaorang dikasih uang. Duitnya yang bagi kitaorang dikasih
di sekolah. Aku jadi nggak merasa sendiri. nggak merasa
temen aku, Mbak. Kalau dapet 700 700 ribu,
Aku juga juga punya banyak teman teman yang yang baik
aku dikasih 200 ribu. Kalau dapat 500
dan perhatian sama aku. Kalau ada tetangga
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
“Mereka itu sering minta cariin ‘cennel’, Mbak, sama aku. Kalau dapet ‘cennel’, aku dikasih uang 100 ribu dari si om. Kadang-kadang sampe 300 ribu. Tergantung om-omnya juga.”
yang jahat jahat sama keluarg keluargaku, aku, temen-tem temen-temen en aku selalu ngasih ngasih support . Kadang kalau aku berantem sama mamak mamak,, Ning selalu ada dengerin dengerin cerita cerita aku dan nasehatin mamak mamak,” ,” ujar Ar. CCC adalah singkatan dari Children Crisis Centre. Pengalaman dan cerita Rano (15) berbeda. Rano adalah seorang anak laki-laki yang sering diminta teman sebayanya untuk menjajakan AYLA kepada sopir-sopir Fuso sopir-sopir Fuso,, pekerja kapal, dan orang dewasa lainnya. Rano pernah diminta menemani temannya ke “jalan lintas” di Kabupaten Mesuji dan Sumatera Selatan. Sekali menemani dan mengantar AYLA ke “jalan lintas”, RA mendapatkan upah 1 - 1,5 juta
‘cennel’,” ujarnya. Ar dan Rano Rano adalah adalah sedikit sedikit dari sekel sekelumit umit
rupiah. Biaya transportasi dan makan selama
kisah anak-anak yang tinggal di daerah bekas
perjalanan ditanggung oleh pemilik rumah makan sekaligus kafe remang-remang. Rano juga kerap
lokalisasi. Tingginya minat user user yang yang menginginkan PSK muda/remaja, wilayah padat penduduk
mendapatkan kiriman uang dari temannya yang
yang dekat dekat dengan dengan pusat pusat bisnis, bisnis, dan budaya budaya
sudah “sukses” karena mendapatkan banyak
kekerasan terhadap anak-anak di eks lokalisasi,
konsumen atau mendapatkan uang lebih, “bonus”
memicu seringnya anak mengalami kekerasan dan
dari user user..
eksploitasi seksual.
Selain itu, ia kerap diminta membantu
Selain Ar dan Rano, ada juga anak yang awalnya
menjajakan dan menemani temannya mencari
menjadi biduan organ tunggal, kemudian menjadi
user hingga user hingga bertransaksi langsung. Dalam sekali
pemandu lagu di kafe remang-remang sekaligus
transaksi, ia bisa mendapatkan uang 200 hingga
menjual minuman. Lalu lambat laun menjadi PSK.
300 ribu rupiah dari user user dan dan AYLA. “Mereka itu sering minta cariin ‘cennel’, Mbak, sama aku. Kalau dapet ‘cennel’, aku dikasih uang
Ada juga juga anak dari dari seorang seorang PSK, PSK, dititipkan dititipkan ke warga yang yang memiliki memiliki profesi profesi menjadi menjadi mucikari, mucikari, ataupun mantan mucikari. Mereka kemudian
175
176
100 ribu dari si om. Kadang-kadang sampe 300
ditelantarkan atau ditinggalkan tanpa kabar oleh
ribu. Tergantung om-omnya juga. Selain dapet dari
PSK tersebut. Ia kemudian menjadi anak angkat
si om, aku juga minta ke temenku yang aku kasih
sang pengasuh. Setelah remaja, anak perempuan
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
ini membaur dengan masyarakat sekitar saat transaksi seksual terjadi. Situasi ini sangat berpengaruh pada perkembangan masyarakat di kampung karena mereka berdekatan berdek atan dengan dengan kegiatan kegiatan seks seks bebas, bebas, narkoba, kejahatan perdagangan orang, dan sangat rawan kriminalitas. Hal ini memungkinkan anak-anak, khususnya perempuan muda seperti Ar, terjebak dalam situasi menjadi AYLA. Keprihatinan masyarakat terhadap situasi ini mengantarkan mereka bekerja sama dengan CCC untuk membantu anakanak seperti Ar. Namun ternyata tak semudah yang dibayangkan. Saat CCC pertama kali datang dan bertemu dengan masyarakat di dua eks lokalisasi tersebut, mereka sama Anak-anak belajar tari daerah Lampung bersama relawan dari Sanggar Taman Budaya
sekali tidak menunjukkan ketertarikan. CCC dianggap seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) umumnya yang kerjanya cuma mencari data. Saat memperkenalkan Program Peduli, mereka juga berhadapan dengan premanisme yang sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat di lingkungan bekas lokalis lokalisasi. asi. Belum Belum lagi lagi menghadapi menghadapi
tersebut diminta bekerja, membantu
masyarakat yang menganggap CCC seperti
ekonomi keluarga dengan menjadi PSK.
“malaikat penolong” yang datang dengan
KPM merupakan hasil inisiasi warga yang tinggal tinggal di dua dua bekas bekas lokalisasi lokalisasi Pemandangan (Kelurahan Waylunik)daerah yang juga kerap disebut Kampung
berbagai berbag ai macam bantuan bantuan.. Namun situasi ini tak menyurutkan langkah. Langkah penting Program Peduli di dua
Sawah, dan eks lokalisasi Pantai Harapan
lokasi tersebut adalah saat bertemu dan
(Kelurahan Panjang Selatan) yang berada
mengenal orang-orang kunci yang memiliki
di Kecamatan Panjang. Kedua lokasi ini
pengaruh dan mau bertindak mengubah
sangat berdekatan dengan pelabuhan kapal
situasi, seperti keluarga Nur Salim (58)
peti kemas milik Pelabuhan Indonesia
di Kelurahan Way Lunik dan Keluarga
(PELINDO) II.
Herman Nasir (56) di Panjang Selatan.
Di pelabuhan, orang keluar masuk dan memudahkan PSK melakukan transaksi
Keduanya tokoh utama KPM. Nur Salim adalah pendatang
seksual, baik dengan para pendatang
dari Banten yang lama bermukim di
maupun dengan masyarakat sekitar
perkampungan Kampung Sawah. Awalnya
karena lokasi mereka berada di dalam
Nur Salim menentang keberadaan CCC. Ia
perkampungan.
menganggap CCC mendukung keberadaan
Berpuluh tahun sudah kedua lokalisasi
eks lokalisasi karena melindungi anak-anak
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
yang terjebak terjebak situasi AYLA. Saat audiensi dengan Walikota Bandar Lampung, CCC dianggap mau melegalkan praktik prostitusi di Bandar Lampung. Tantangan di atas dijawab CCC dengan strategi melakukan pendekatan serta menggandeng pemerintah, khususnya Dinas Sosial dan Dinas Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), (PPPA), sebelumny sebelumnya a Badan Kepend Kependudukan udukan dan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKKB dan PP) Kota Bandar Lampung. Bersama dengan Dinas Sosial dan PPPA, CCC melakukan sosialisasi tentang pemenuhan hak dan perlindungan AYLA di dua eks lokalisasi agar dapat diterima oleh masyarakat. Setelah berhasil masuk dan mengenal beberapa beber apa tokoh di sana, CCC mencari mencari tokoh tokoh kunci kunci yang berpengar berpengaruh uh dan memilik memilikii komitmen komitmen serta serta konsisten untuk merubah situasi AYLA. Selama 5 tahun lebih terbentuknya KPM, KPM mengalami jatuh bangun bangun dalam dalam perjalanan perjalanannya. nya. Kesadaran Kesadaran masyarakat yang beranggapan CCC hadir untuk
Nur Salim dan Herman Nasir, tokoh masyarakat penggerak perubahan terhadap kondisi AYLA di Kelurahan Way Lunik dan Panjang Selatan
memberikan bantuan membuat CCC sulit mencari tokoh kunci yang memiliki niat tulus melakukan
Perangkat Daerah (OPD) dan lembaga lainnya
perubahan terhadap situasi AYLA.
karena KPM sering mengalami penolakan jika
KPM pernah mengalami vakum selama beberapa beber apa tahun pada kepengur kepengurusan usan pertama pertama karena karena
mendatangi OPD satu per satu. Berhasil mendinamisir dinas-dinas pemerintah,
salah menempatkan kader di kepengurusan KPM.
lewat forum tersebut CCC memfasilitasi KPM
Hal ini dipicu adanya anggapan masyarakat dengan
berinteraksi berinte raksi dengan dengan OPD OPD dan lembaga lembaga lainnya lainnya..
dibentuknya KPM akan ada bantuan dana dan
Komunikasi yang baik di antara mereka membuat
modal usaha dari CCC atau pihak lain. Akibatnya ada beberapa kelompok masyarakat yang berebut
kader-kader KPM mendapatkan pembinaan lebih lanjut oleh Dinas PPPA dan lembaga sosial
dan saling intrik untuk menjadi Ketua KPM. Adanya
masyarakat lainnya.
korupsi dana program KPM oleh pengurus juga membuat progam tidak berjalan di komunitas. Pentingnya investigasi tokoh kunci dan upaya
Kader KPM pun menjadi kader Perlindungan Anak Terpadu Terpadu Berbasis Berbasis Masyarak Masyarakat at (PATBM). (PATBM). Kapasitas KPM meningkat karena dibekali dengan
melahirkan kader-kader baru, serta ditunjang
pelatihan-peningkatan kapasitas seperti pelatihan
edukasi yang intensif dan peningkatan kapasitas
hak anak, pola asuh, paralegal, dan analisa anggaran
kader, menjadi faktor yang sangat penting
berbasis berbas is anak sebagai modal KPM melakukan melakukan
dalam membentuk kader organik yang lahir dari
advokasi di masyarakat.
komunitas. Pembentukan Kelompok Kerja dan Gugus Tugas penanganan dan reintegrasi sosial bagi
Salah satu kemajuan dari kerja sama ini adalah diangkatnya Iin Indrawati, salah satu anggota KPM, sebagai Ketua PATBM Bandar Lampung dan Ketua
177
178
anak korban kekerasan dan perdagangan orang
Forum Orang tua Asuh (FOtA). Ia aktif melakukan
di Bandar Lampung menjadi forum yang efektif
advokasi kasus kekerasan terhadap anak di
untuk mempertemukan KPM dengan Organisasi
Kecamatan Panjang dengan memanfaatkan jaringan
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
PATBM dan FotA. Cara ini lebih efektif
Herman Nasir
sehari-hari bekerja sebagai nelayan.
dalam mendapatkan tanggapan segera
Sebelum aktif di KPM, dia aktif di berbagai
dari pihak kepolisian dan dinas dalam
kegiatan-kegiatan kemasyarakatan,
pendampingan kasus.
khususnya mengenai pemberdayaan
Setelah melihat apa yang dilakukan
masyarakat nelayan. Ia pernah tercatat
CCC, Nur Salim yang sebelumnya
sebagai relawan Wahana Lingkungan Hidup
menentang keberadaan CCC menjadi
(WALHI) Lampung dan LSM Lingkungan
berubah beruba h haluan. haluan. Tidak mudah
Mitra Bentala.
mendapatkan simpati darinya. Butuh lebih
Tangan dingin keduanya dan kerja-
dari dua tahun untuk menggugah hatinya
kerja untuk meyakinkan masyarakat
untuk menjadi lebih peduli dan melakukan advokasi kasus-kasus anak di komunitas.
membuat Program Peduli diterima dan didukung masyarakat dua kelurahan
Melihat jatuh bangun dan kegigihan CCC dalam membangun KPM, serta kegiatan-
tersebut. Setelah pembentukan KPM, CCC
kegiatan yang dilakukan CCC bersama
bersama warga di dua eks eks lokalisasi lokalisasi
anak dan memberikan perubahan yang
melakukan pemetaan masalah-masalah
baik terh terhadap adap anak anak,, Nur Nur Salim Salim terg tergugah ugah
warga. Hal Hal ini menjadi menjadi bahan bahan diskusi diskusi
untuk lebih peduli terhadap KPM dan anak
di antara masyarakat. Pemetaan ikut
di komunitas. Ia bahkan menghibahkan
membuka wacana tentang tanggung jawab
tanahnya yang berdekatan dengan musala
warga eks eks lokalisasi lokalisasi terhadap terhadap lingku lingkungan ngan
miliknya menjadi sanggar untuk anak-anak
sosial untuk bersama-sama melakukan
di Kelurahan Way Lunik.
perlindungan dan pemenuhan hak AYLA,
Cerita Herman Nasir (56) sebagai
serta menghapus stigma wilayah itu
penggerak KPM di Kelurahan Panjang Selatan lain lagi. Ia sebenarnya pendatang dari Palembang, Sumatera Selatan, yang
dianggap tempat maksiat. Pertemuan-pertemuan untuk mendiskusikan berbagai persoalan warga
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
dilakukan. Persoalan yang mengemuka adalah kemiskinan dan pendidikan yang rendah menjadi persoalan krusial yang harus ditangani. Diskusi lanjutan dengan masyarakat, setelah pemetaan masalah, melahirkan usulan untuk membentuk satu wadah sebagai alat mempersatukan kehendak warga. Pada forum dialog warga, disepakati aktor penggerak dan nama alat pemersatunya yaitu Komite Pendidikan Masyarakat. KPM diharapkan menjadi tempat warga berdisk berdiskusi usi dan memban membangun gun cita-cita cita-cita bersama bersam a mewujudkan mewujudkan dunia dunia yang yang lebih baik untuk untuk kepentingan anak. Hingga saat ini, KPM telah dua kali berganti kepengurusan di Kelurahan Way Lunik dan tiga kali pergantian kepengurusan di Kelurahan Panjang Selatan. KPM menjadi ujung tombak kegiatan seperti pelatihan hak anak, pelatihan pola pengasuhan yang baik, baik, konseling konseling anak dan orang tua, tua, advokasi advokasi hak dasar anak di komunitas, dan menjadi wadah menyusun Rencana Aksi Masyarakat (RAM). Melalui RAM, warga menyusun bersama langkahlangkah dan strategi kegiatan KPM dalam upaya perlindungan dan pemenuhan hak anak. Selain melakukan pendampingan kasus dan pemenuhan hak anak terutama AYLA, KPM juga dipercaya masyarakat untuk membantu kasuskasus lainnya seperti membantu masyarakat yang sakit untuk mendapatkan layanan kesehatan gratis, hingga membantu masyarakat yang belum memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan akta kelahiran.
Sanggar menjadi tempat berbaurnya AYLA dengan
Tidak jarang juga kader KPM menjadi tempat
anak lainnya di komunitas. Selain itu, sanggar
curhat masalah keluarga oleh beberapa masyarakat.
juga menjadi menjadi wadah wadah anak-anak anak-anak berekspr berekspresi esi dan
Lagi-lagi konsolidasi dengan pemerintah
menyampaikan pendapatnya. Belakangan ini,
menjadi langkah jitu dalam mendapatkan solusi
sanggar juga menjadi pusat kegiatan kesenian dan
pembuatan identitas (akta) anak titipan PSK di eks
Taman Pendidikan Agama (TPA).
lokalisasi. Strategi diawali dengan audiensi dan lobi
Selain membuat sanggar, CCC bersama KPM
kepada Kelurahan Way Lunik, Panjang Selatan,
juga membentu membentuk k Forum Forum Anak di dua keluraha kelurahan n
dan Kecamatan Panjang serta Dinas PPPA Kota
tersebut. Forum Anak melibatkan AYLA sebagai
Bandar Lampung. Jurnalis lokal lalu dilibatkan
pengurus forumnya. Sama seperti kepengurusan
sehingga persoalan terangkat ke publik. Akhirnya,
KPM memiliki program kegiatan yang diberi nama
Camat Kecamatan Panjang bersedia mengkoordinir
Rencana Aksi Masyarakat (RAM), Forum Anak juga
179
pembuatan akta kelahiran. Selain kegaiatan tersebut, CCC bersama KPM membuat sanggar di dua kelurahan tersebut.
180
memiliki program kegiatan tahunan yang diberi nama Rencana Aksi Forum Anak (RAFA). Salah satu kegiataan RAFA adalah Gebyar
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
Inklusi pada peringatan Hari Anak Nasional (HAN) di Kecamatan Panjang sebagai upaya penghapusan stigma masyarakat terhadap anak-anak yang tinggal di wilayah Panjang. Belakangan ini, KPM mampu
pada malam hari. Apabila ada anak yang KPM sedang berbincangbincang di Sanggar Muda Ceria
masih nongkrong malam di seputaran eks lokalisasi, Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) langsung menegur anak dan mendatangi atau menghubungi
melakukan advokasi dan upaya
Rukun Tetangga (RT) setempat untuk
perlindungan di eks lokalisasi lewat
menegur anak dan orang tuanya.”
“Kesepakatan Warga” Warga” yang yang dibuat warga
“Saya sering melihat Pak Made
dan para pemangku kepentingan lainnya di
berkunjung berkun jung dan dan keliling keliling di di area eks eks
dua kelurahan, Panjang Selatan dan Way
lokalisasi. Pak Lurah juga sering datang
Lunik.
ke sini, mengontrol TPA yang ada di
Kerja-kerja KPM dirasakan Ana
Balai Pertemuan Umum (BPU),” ujar
Mariana (59). “Saat ini sudah tidak ada
Ana Mariana. Mariana. Made adalah anggota anggota
lagi anak yang bermain di lokalisasi
Bhabinkamtibmas.
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Bhabinkamtibmas sedang melakukan patroli jam malam anak di bekas lokalisasi
“Dulu BPU suka jadi tempat mojok dan ngelem anak anakanak. NAMUN, sekarang BPU disulap menjadi TPA oleh
Sebelumnya, BPU yang berada di tengah-tengah eks lokalisasi Kelurahan Panjang Selatan sering dijadikan tempat maksiat oleh para PSK dan anakanak. “Dulu BPU suka jadi tempat mojok dan ngelem ngelem anak-anak. Namun, sekarang BPU disulap menjadi TPA oleh Lurah Panjang Selatan dan ini baru pertama kali terjadi sepanjang saya tinggal di sini,”
Lurah Selatan dan iniPanjang baru pertama kali terjadi sepanjang saya tinggal di sini,” Ana Mariana
ujar Ana Mariana, salah satu warga yang sudah cukup lama tinggal di eks lokalisasi. Kini KPM mampu melahirkan kader-kader baru dan handal. Mereka tak hanya jago kandang, para kader mampu menjadi pelaku utama PATBM. Konsep yang dikembangkan KPM menjadi percontohan gerak PATBM. Peran kader-kader KPM menjadi penentu dinamika PATBM di Kota Bandar Lampung. Mereka juga terlibat aktif membantu Dinas PPPA dalam upaya memenuhi persyaratan Kota Bandar Lampung sebagai Kota Layak Anak (KLA).
181
182
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Melintasi Lorong, Memanusiakan AYLA Oleh Edi Ariadi YKPM, Makasar
183
184
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
R
ukiyah (41) tinggal di Kaloku Bodoa, kelurahan paling padat penduduknya di Kecamatan Tala, Kota Makassar. Rumahnya yang kuning terang,
berdesakan berdes akan dengan dengan rumah-ruma rumah-rumah h lainnya di salah satu lorong di jalan kapal dek. Anaknya, Yuli, tinggal di lantai dua. Lima saudara Yuli laki-laki. Keluarga besar dengan banyak anak sudah biasa di Kaloku Bodoa. Khususnya di Rukun Tetangga (RT) tempat Rukiyah
Lorong-lorong di Kota Kota Makassar tak hanya menjadi saksi terjadinya terjadinya beragam bentuk kekerasan
tinggal, RT 3 yang populasinya mencapai hampir 200 keluarga. Jika malam hari datang, jalan-jalan kampung terasa sesak dengan motor, anak kecil berlari-lari berlari -lari di tengah jalan, jalan, sementara sementara yang remaja remaja nongkrong di pinggir jalan, orang dewasa duduk di depan rumah dengan keluarga yang lain. Belum lagi pedagang yang menjajakan dagangannya. Jalan-jalan kampung yang lebarnya
pada anak. Ia juga saksi tumbuhnya para kader Peduli anak.
hanya 1,5 - 2,5 meter inilah yang disebut lorong. Lorong-lorong ini menghubungkan satu kampung dengan kampung lainnya, kelurahan hingga kecamatan. Jika di Pulau Jawa, lorong itu mirip dengan gang.
185
186
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
“Lorong-lorong di sini sudah tak
udang yang makin malam makin laris
seangker dulu,” kata Rukiyah. Dulu orang
pembeli. Kambi pembeli. Kambing ng artinya artinya bakwan. Artinya
tidak berani datang ke kampung-kampung
masyarakat memandang buruk perempuan
sepanjang lorong. Di samping jalan menuju
yang nongkrong nongkrong hingga tengah malam malam tapi tapi
rumahnya rusak dan gelap tak berlampu,
tak mampu berbuat sesuatu.
kawasan ini dikenal rawan kejahatan. Menurut data, ada sekitar 7 dari 5
Ada juga juga istilah istilah “Ajuri”, “Ajuri”, anak jual jual diri. Istilah ini dipakai oleh kelompok-kelompok
kecamatan di Kota Makassar yang memiliki
waria.
situasi serupa dengan Kelurahan Kaluku Bodoa. Semuanya terhubung oleh loronglorong seperti digambarkan di atas. “Biasanya kawasan-kawasan ini memiliki kesamaan. Penduduknya padat, banyak pengang pengangguran, guran, pendidi pendidikan kan dan layanan kesehatan rendah. Lorong-lorong ini sebenarnya rata-rata merupakan kantong-kantong orang miskin di Makassar.
“Sebagian besar laki-laki di sana bekerja di bidang informal, inform al, rat r ata-rat a-rata a buruh bu ruh bangunan. Mabuk karena minuman keras pemandangan
Penduduknya padat, hampir tiap rumah bisa dihuni dihuni oleh oleh dua sampai sampai empat empat keluarga. Rumah Rukiyah yang luasnya sekitar 50 meter persegi, ditinggali dua
biasa.” Istilah-istilah serupa juga dipakai
keluarga. “Totalnya sembilan orang,” kata
untuk menunjukkan identitas kelompok.
Rukiyah.
GGS salah satunya, atau Gila-Gila Sendiri.
Sebagian besar laki-laki di sana
Mereka adalah sekelompok remaja
bekerja bekerj a di bidang bidang informal, informal, rata-rata rata-rata buruh buruh
perempuan yang duduk di bangku Sekolah
bangunan. bangun an. Mabuk Mabuk karena karena minuman minuman keras keras
Menengah Pertama (SMP). Mereka saling
pemandangan biasa. Tak sedikit anak
bersahabat bersaha bat karena karena merasakan merasakan nasib nasib yang yang
remaja yang putus sekolah, menganggur,
sama, tak puas dengan situasi ekonomi
dan terlibat kenakalan remaja serta obat-
keluarga dan kerap dimarahi orang tuanya
obatan terlarang. Belakangan, tak sedikit
di rumah.
anak-anak kecil mengelem mengelem,, mengisap aroma lem agar bisa merasakan sensasi
Tahun lalu, Rukiyah dan temantemannya berhasil membebaskan anak saat
memabukkan. Inilah yang membuat
hampir ditahan polisi.
kawasan lorong dikenal rawan. Dulunya
“Ibunya Rizki datang pada saya. Dia
juga sering sering ada ada perang busur yang
minta tolong karena anaknya hilang. Dia
penyebabnya sepele saja. Kadang karena
juga sudah sudah lapor lapor polisi. polisi. Kami akhirnya akhirnya
perempuan, kadang karena tersenggol saat
masuk kampung keluar kampung untuk
naik motor,” tambah Rukiyah.
mencari anak-anak GGS itu. Akhirnya
Anak-anak Anak-ana k remaja, remaja, laki-laki laki-laki dan
ditemukan. Ternyata mereka merencanakan
perempuan, nongkrong tengah malam
akan melarikan diri ke Kota Tarakan,
adalah hal biasa.
Kalimantan Utara. Kami lakukan mediasi,
Ada istilah istilah untuk untuk anak remaja remaja perempuan yang nongkrong hingga tengah
baik dengan dengan keluarga keluarga ketiga anak anak itu, juga dengan kelurahan dan polisi. Akhirnya
malam. Mereka dijuluki “ Kambi Kambing ng Potele Potele”. ”.
mereka setuju tiga anak itu dikirim
Sebenarnya istilah ini asalnya sebutan
ke rumah aman Dinas Pemberdayaan
untuk pedagang bakwan mini berisi
perempuan dan Anak (DPPA) untuk
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
mendapat penyadaran. Tentu saja tak semua kasus bisa diselesa diselesaikan ikan dengan dengan baik baik seperti seperti GGS. GGS. Ada juga anak anak remaja remaja yang memutus memutuskan kan meninggal meninggalkan kan rumah dan bekerja sebagai penghibur di kafe dan warung-warung warung -warung pangkal pangkalan an truk.” truk.” Kabar baiknya, orang-orang seperti Rukiyah kini makin banyak di Kelurahan Kaluku Bodoa. Bahkan ada juga yang berprofesi sebagai perantara perdagangan anak, kini berhenti dan bergabung untuk memperbaiki kondisi anak di sekitar rumahnya. “Saya sekarang punya 10 kader di kelurahan sini,” kata Ruki, panggilan Rukiyah. Ia adalah kader Yayasan Kajian Pemberda Pemberdayaan yaan Masyarkat Masyarkat (YKPM) (YKPM) yang mendampin mendampingi gi anak-anak anak-anak yang yang dilacurkan, dilacurkan, atau atau AYLA. Yayasan Kajian Pemberd Pemberdayaan ayaan Masyarakat Masyarakat melibatkan Rukiyah menjadi pendamping karena pengalamannya menjadi penggerak warga di kampungnya sendiri. Dia juga merupakan warga setempat dengan pengalaman sebagai anak, istri, maupun ibu. Keterlibatannya menjadi pendamping YKPM memberikannya keleluasaan untuk membuat lingkungan tempatnya tinggal menjadi kawasan yang tak lagi dianggap dianggap rawan. “Kami “Kami buat buat mereka mereka punya kesibukan yang bermanfaat. Anak-anak, laki-laki, juga ibu-ibu,” ujar Rukiyah tentang resep membuat kampungnya lebih nyaman. Bersama Program Peduli, dia merancang
“Tapi itu semua bukan sekedar kegiatan.
berbagai kegiatan berbagai kegiatan yang meliba melibatkan tkan dan bermanf bermanfaat aat buat warga. warga. Di masjid masjid kini kini ada Tempat Tempat Pendidik Pendidikan an
Majelis taklim misalnya, kadang dihadiri 7 hingga 30 orang perempuan. Mereka tak hanya datang
Alquran (TPA) yang yang aktif tiap hari. Masjid menjadi menjadi
mengaji, kami juga berdiskusi masalah-masalah di
salah satu pusat kegiatan warga. AYLA juga mengaji
kampung,” tambah Rukiyah.
di tempat ini. Salah satu korban AYLA kini menjadi pengajar dan imam masjid. Ada pula pula Forum Warga yang yang dihadiri dihadiri laki-laki laki-laki
Cara tersebut ternyata efektif untuk mengurangi ketegangan-ketegangan antar tetangga karena bisa mendetek mendeteksi si masalah masalah sejak awal. Selain Selain itu, itu,
dan perempuan, diadakan tiap bulan atau sesuai
anak yang dilacurkan (AYLA) juga berbaur dengan
kebutuhan untuk mendiskusikan masalah-masalah
masyarakat lainnya sehingga terbangun kesadaran
mendesak kampung.
untuk berubah.
Ada juga juga Forum Forum Anak yang yang memberika memberikan n keleluasaan anak-anak berkumpul, menuangkan
“Kami juga berusaha membuat mereka berprestasi berpre stasi dan dan bangga. bangga. Tiga tahun berturut berturut-turut -turut
187
188
ide-ide dan mewujudkan kegiatannya melalui seni seperti teater, olahraga, dan menari. Selain itu, ada
anak-anak muda di sini menjadi panitia Pesta Rakyat,” cerita Rukiyah. Pesta Rakyat sebenarnya
majelis taklim untuk perempuan yang ingin belajar
adalah perayaan 17 Agustusan yang tidak pernah
mengaji tiap hari Sabtu dan Minggu.
dilakukan oleh anak-anak secara umum, apalagi
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
membuat mereka mudah terpengaruh halhal negatif seperi ngelem ngelem dan dan obat-obatan. Karena harus tampil, mereka harus siap secara mental dan maju ke depan dengan rasa percaya diri. Itulah yang dirasakan anak. Lebih jauh lagi, mereka mulai dapat berpikir agar waktu mereka dapat bermanfaat. bermanf aat. Rupanya kegiatan-kegiatan ini memberikan efek positif yang membuat warga terpicu terpicu menyeles menyelesaikan aikan masalahmasalahmasalah yang muncul pada Forum Warga. Salah satunya masalah pendidikan anakanak putus sekolah. Anak yang yang kehilangan kehilangan percaya percaya diri diri untuk bersekolah karena stigma negatif, memilih tidak mau sekolah. Mereka sudah bermukim bermuk im di kawasan kawasan yang yang kurang kurang baik, baik, di kampung yang mendapatkan stigma anak nakal. Kemudian mereka juga diketahui di sekolah sebagai anak yang mudah diajak oleh laki-laki. Karena kondisi inilah, penting untuk memikirkan masa depan anak. Kader memberikan dukungan melalui pendidikan non formal dan kejar paket anak-anak yang diurus oleh warga agar mereka mendapatkan pendidikan yang layak dan setara demi masa depan. AYLA. Mereka Mereka bergemb bergembira ira pada malam peringatan 17-an. Lorong-lorong penuh sesak. Sebagian bahkan ditutup ditutup untuk untuk panggung panggung dan lapangan penonton yang mencapai ratusan. Sebagian anak-anak muda menjadi panitia.
M
estinya Sumarni (52) gembira sebab laporan tentang kasus Kekerasan Dalam Rumah
Tangga (KDRT) di Kelurahan Tamamaung
Sebagian lagi tampil main teater dan
menurun drastis tahun lalu. Dari 30
menari. Banyak orang penting diundang,
kejadian kasus KDRT pada 2016, menurun
termasuk Kapolres Makassar. Pemerintah
hingga tersisa 11 kasus KDRT pada 2017. Ia
kota sengaja melibatkan anak dan memberi
yakin itu merupak merupakan an dampak dampak kerja-kerja kerja-kerja
ruang kreativitas bagi anak rentan dan
yang dia dan teman-tema teman-temannya nnya lakukan lakukan
AYLA.
dalam mendampingi korban KDRT sejak
Manfaat kegiatan ini berdampak
2014. Namun sebagai kader Peduli, dia
langsung terhadap rasa percaya diri anak atau self condence. condence. Dulunya anak di
prihatin karena angka kasus kekerasan terhadap anak justru naik.
wilayah ini ini adalah adalah anak yang yang minder minder dan
“Tahun lalu, ada 11 kasus KDRT dan
tidak memiliki kepercayaan diri sehingga
22 kasus kekerasan terhadap anak. Sampai
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Mei 2017, kami mencatat ada 5 kasus kekerasan
kelurahan yang paling padat di Kecamatan
terhadap anak,” ujar Sumarni.
Panakukang, tak memiliki ruang-ruang publik
Kasus kekerasan terhadap anak ini beragam
seperti taman yang bisa membuat para remaja ini
bentuknya. bentuk nya. Yang Yang paling banyak adalah kasus kasus
berkegiatan berkeg iatan dan dan melepaskan melepaskan ketegan ketegangan gan di rumah
kekerasan sik dan verbal. Disusul kasus pencurian
mereka yang sempit. Sumarni mengatakan tiap
dan “ngelem”. Terakhir, kekerasan seksual.
rumah di Tamamaung bisa ditinggali oleh 2 hingga 4 keluarga.
“Saya lebih baik dipukul berkali-kali daripada dimaki-maki sebagai pelacur. pelacu r. Padahal Pada hal saya saya tak melakukan itu. Saya ingin pergi saja dari rumah.” Ade
Sejak orang tuanya berpisah, Rina tinggal berdua dengan ayahnya yang yang bekerja bekerja sebagai sebagai tukang tukang sapu di sebuah Sekolah Dasar (SD). Belakangan Rina merasakan sikap ayahnya yang aneh. Ayahnya suka mengeringkan badannya sehabis mandi, sambil menyentuh bagian-bagian tubuh Rina yang intim. Padahal Rina bukan anak kecil lagi. Dia gadis sepantaran Ade. Ade kaget kaget mendengar mendengar cerita itu. itu. Ia lantas lantas mengajak Rina bertemu Sumarni di shelter shelter untuk untuk berkonsultasi berkon sultasi.. “Saya bilang itu tidak boleh dilakukan oleh ayahnya. Itu bentuk kekerasan seksual. Saya
Peningkatan ini bisa jadi berkaitan dengan
sampaikan tentang hak-hak dia sebagai anak.
makin terbukanya kesadaran warga Tamamaung
Saya juga menyarankan Rina tidak tinggal dengan
terhadap bentuk-bentuk kekerasan terhadap anak,
ayahnya, tapi saya bingung saat itu karena dia
seperti yang diperlihatkan oleh Ade, siswa Sekolah
tak mungkin tinggal di rumah saya. Saya punya
Menengah Pertama (SMP) dampingan Program
6 orang anak, 4 di antaranya laki-laki. Untunglah
Peduli.
Ade justru justru berani berani mengambil mengambil inisiati inisiatif. f. Ia mengajak mengajak
“Saya lebih baik dipukul berkali-kali daripada dimaki-maki sebagai pelacur. Padahal saya tak melakukan itu. Saya ingin pergi saja dari rumah,”
Rina tinggal sementara di rumahnya sehingga untuk sementara Rina aman,” ujar Sumarni. Tak lama, sang ayah datang mencari Rina. Ia
ujar Ade suatu kali mendatangi Sumarni di shelter shelter
sampai juga ke shelter shelter Peduli Peduli di rumah Sumarni.
warga Tamamaung Tamamaung.. Sumarni berhasil menenangkan Ade sehingga
Ia mendesak Sumarni mengembalikan anaknya. Setelah perdebatan yang alot, Sumarni akhirnya
ia mengurungkan niatnya kabur dari rumah.
berhasill meyakinkan berhasi meyakinkan sang sang ayah. Sumarni
Tak hanya itu, ia juga membekalinya dengan
menjelaskan bahwa perbuatannya itu melanggar
pengetahuan tentang hak-hak anak menurut
hukum dan bisa dipolisikan. Sang ayah ketakutan.
undang-undang. Hal ini membuat Ade lebih percaya
Tak berhenti di situ, Sumarni dan kader Peduli
diri menghadapi situasi di rumahnya. Ini juga
berupaya menemu menemukan kan tempat tempat tinggal tinggal ibu Rina.
membuatnya makin peka melihat potensi kekerasan
“Ia tinggal di Kota Makassar menjadi buruh cuci.
yang terjadi terjadi di lingku lingkungannya ngannya,, termasuk termasuk yang
Setelah diceritakan tentang perbuatan suaminya, ia
dialami Rina, temannya.
bersedia bersed ia tinggal tinggal dengan dengan Rina,” Rina,” ujar Sumarni. Sumarni.
Ade bertemu bertemu Rina di satu satu kesempatan kesempatan nongkrong bersama di sebuah sudut lorong yang
Tentu saja tak semua kasus kekerasan terhadap anak sederhana dan berakhir tenang seperti ini. Ada
189
remang. Nongkrong di lorong adalah satu-satunya kemewahan yang dimiliki anak-anak yang tinggal di wilayah tersebut untuk bertemu dan mengobrol dengan teman-temannya. Sebab Tamamaung,
190
juga yang yang kompleks, kompleks, seperti seperti kasus kasus mucikari mucikari yang yang dipanggil Bunda. “Sasaran Bunda adalah pelajar-pelajar perempuan SMP dan Sekolah Menengah Atas
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
(SMA) yang orang tuanya miskin, tapi ingin tampil seperti pelajar-pelajar yang
Suasana pertemuan
berat dan dan butuh butuh tindakan tindakan pemerintah. pemerintah. Untunglah Program Peduli telah
dilihatnya di TV dan internet. Pegang
membekalinya berjejaring kuat dengan
HP dan jalan-jalan di mal. Awalnya,
lembaga-lembaga pemerintah, seperti
Bunda mengajaknya jalan-jalan ke mal,
Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat
membelikannya makan. Berikutnya mereka
(FKPM), Dinas Pemberdayaan Perempuan
dikasih pegang HP. Senanglah mereka, toh toh..
dan Anak (DPPA), Dinas Kesehatan, dan
Tak lama ada laki-laki yang menelepon
Dinas Sosial di tingkat kota.
mereka dan mengajak bertemu di satu
Dalam waktu tak terlalu lama, melalui
tempat. Di sana, ia diajak makan dan
koordinasi dengan FKPM, Bunda akhirnya
diperkenalkan dengan minuman keras. Si anak menjadi mabuk dan tak ingat apa-
ditangkap polisi. Dinas Kesehatan memberikan layanan kesehatan bagi anak-
apa. Bangun-bangun dia sudah telanjang.
anak tersebut sementara DPPA dan Dinas
Rupanya laki-laki itu adalah langganan
Sosial memberikan pembinaan kepada
Bunda,” tuturnya. Sumarni semula tak
anak-anak tersebut.
percaya jika ada perempuan seperti Bunda,
Kini Tamamaung memiliki tim yang
yang tega tega mendapatkan mendapatkan uang uang dengan dengan
cukup kuat untuk menangani kekerasan
memperdagangkan anak-anak perempuan
terhadap anak. Forum Anak Peduli
seusia SMP.
Panakukang (FAPP) yang dibentuk pada
Belakangan terbongkar, ada sekitar 8
2014, bersamaan dengan dimulainya
anak perempuan yang jadi korban Bunda.
Program Peduli, kini anggotanya meningkat
Sebagian mereka meneruskannya sebagai
3 kali lipat menjadi 60 anak. Tiap bulan
jalan mendapatk mendapatkan an uang. uang. “Mereka “Mereka bilang bilang satu kali main dapat 100 ribu rupiah,” kata Sumarni. Untuk Sumarni, kasus ini tergolong
mereka bertemu mendiskusikan masalah dan kegiatan positif anak-anak muda. Mereka juga sudah terhubung dengan Forum Anak Kota Makassar (FAKM). Dua
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
anggota FAPP kini pengurus di FAKM.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota
Sejak tahun lalu, beranda rumah Sumarni
Makassar pada sebuah dengar pendapat (hearing ( hearing))
menjadi shelter shelter yang yang menerima resmi pengaduan-
yang difasilitas difasilitasii oleh Ketua DPRD, DPRD, Faraouk Faraouk M.Beta. M.Beta.
pengaduan berkaitan dengan kekerasan terhadap
Saat itu, dia dan 6 orang kader Peduli lainnya
anak ataupun anak yang dilacurkan. Mereka juga
sedang melakukan advokasi agar DPRD dan Pemkot
memiliki 8 rumah aman yang tersebar di tiap Rukun
Makassar segera mengeluarkan perda untuk
Warga (RW). (RW). Sumarni Sumarni memiliki memiliki 20 orang kader, kader, 7 di
perlindungan anak.
antaranya kader aktif.
Lebih jauh, Sumarni melihat kemiskinan
“Tapi ada beberapa hal yang belum bisa dipenuhi. Saya mengusulkan ada taman-taman
menjadi salah satu akar masalah kekerasan terhadap anak. Itulah sebabnya, timnya secara
publik dan ada psikolog di tiap desa. Tak hanya
swadaya mencoba mengembangkan dukungan
korban yang membutuhkan layanan, para
ekonomi bagi orang-orang yang mereka dampingi,
pendamping juga membutuhkan healing sehingga
misalnya dengan menyediakan pelatihan
bisa melakuka melakukan n perannya perannya dengan dengan optimal,” optimal,” jelas jelas
keterampilan dan modal untuk memproduksi
Sumarni tentang tantangan ke depan bagi para
makanan kecil untuk dititipkan ke warung-warung
pendamping.
di sekitar rumah mereka.
Selain itu, dia juga mengemukakan bahwa
Kini, anak-anak korban (AYLA) memiliki
teknologi informasi penting dilihat karena
kemampuan memproteksi diri dan memiliki
memberikan pengaruh yang sangat besar bagi
kemampuan membantu sesama remaja. Ada
perilaku anak, termasuk bentuk-bentuk kekerasan
yang sudah sudah cukup matang dan malah malah berani berani
191
seksual yang baru, seperti pelacuran online dan phone-sex . phone-sex Problem dan tantangan selama menjadi pendamping disampaikan Sumarni kepada Ketua
192
menggagalkan proses transaksi perdagangan seksual anak di wilayahnya sendiri. Lorong-lorong di Kota Makassar, tak hanya menjadi saksi terjadinya beragam bentuk kekerasan
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
pada anak. Ia juga saksi upaya membawa
No 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan
berbagai berbag ai pihak untuk untuk menautkan menautkan
Anak.
kepentingannya pada perlindungan anak.
Draft awal Raperda ini disusun koalisi
Sebab dengan begitu, Makassar akan terus
organisasi masyarakat sipil dan individu
menggeliat menuju Kota Ramah Anak dan
yang memberika memberikan n perhatian perhatian terhadap terhadap isu
bebas eksploi eksploitasi tasi seksual seksual anak. anak.
anak dan partisipasi masyarakat, seperti YKPM, Lembaga Lembaga Pembinaa Pembinaan n Anak (LPA), dan Kupas. Mereka menggandeng beberapa
Mendorong Perda Anak
individu termasuk Prof. Andi Pangerang, guru besar Fakultas Hukum Universitas
P
besar pada pada partisipasi partisipasi hukum hukum warga. warga.
ada 9 April 2018, Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Perlindungan Anak Kota Makassar
Hasanudin Makassar, yang punya perhatian Rancangan awal ini kemudian diadopsi oleh DPRD dan diajukan sebagai Raperda
yang didorong didorong YKPM dan bersam bersama a koalisi koalisi
inisiatif DPRD Kota Makassar. Raperda
organisasi masyarakat sipil lainnya di
ini salah satunya mengatur pendampingan
Makassar dinyatakan selesai dibahas pada
anak berbasis masyarakat.
sidang pleno DPRD Kota Makassar, tinggal menunggu pengesahan. Perda ini akan menjadi Perda
Raperda ini sangat mendesak bagi kotakota besar seperti Makassar. Pembangunan kota-kota besar selalu menyisakan kantong-
pertama di Pulau Sulawesi yang mengatur perlindungan anak. Waktu yang cukup lama
kantong kemiskinan yang rawan dengan kekerasan. Kepala Dinas Perlindungan
mengingat UU Perlindungan Anak sudah
Perempuan dan Perlindungan Anak
ada sejak 2002, yang kemudian menjadi UU
(DPPPA) Kota Makassar, Tenri A.Palallo
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
penting mengkonsolidasi dan mendinamisir koalisi masyarakat sipil. Pada salah satu dengar pendapat
“Jika ini disahkan, pendanaan Pemkot untuk program perlindungan anak akan meningkat meningkat hingga 200 persen.”
yang sangat sangat penting penting dalam dalam Perda Perda ini, termasuk termasuk kota
Edi
akan memiliki perlindungan anak berbasis lorong,
dengan DPRD, YKPM meminta Sumarni dan dua pendamping lapang lainnya memberikan kesaksian tentang kebutuhan mendesak perlindungan bagi anak-anak lorong. Jika sudah terbit, menurut Edi, Perda ini menjadi angin segar bagi perbaikan upaya perlindungan anak di Makassar. “Ada beberapa isu
mewajibkan partisipasi masyarakat, larangan melakukan stigmatisasi kepada korban kekerasan, menyebutkan tingginya kasus-kasus anak, seperti
serta koordinasi antara 14 Organisasi Pemerintahan
anak jalanan, begal, pekerja anak, pekerja rumah
Daerah (OPD) dalam upaya melidungi anak.”
tangga anak, dan kasus eksploitasi seksual anak.
Perda juga akan berimplikasi terhadap
Pada 2016, kasus kekerasan anak sebanyak 276 kasus, sedangkan kasus anak yang dilacurkan
kepastian pendanaan program perlindungan anak. “Jika ini disahkan, pendanaan Pemkot untuk
(AYLA) menurut data YKPM pada 4 kecamatan
program perlindungan anak akan meningkat hingga
mencapai 69 anak. Meski memprihatinkan, tetapi
200 persen,” tambah Edi.
tingginya angka ini menurutnya merupakan
Selama Perda belum terbit, YKPM melalui
pertanda masyarakat sudah berani melaporkan
Program Peduli mendorong koordinasi pemerintah
kekerasan yang mereka alami.
untuk perlindungan anak dilakukan dalam kerangka
193
“Selama pembahasan Raperda, diselenggarakan beberapa kali pertemu beberapa pertemuan an informal informal dengan dengan anggota anggota
mendorong Makassar sebagai Kota Layak Anak, yang dideklara dideklarasikan sikan Pemkot Pemkot Makassar Makassar pada pada 22
DPRD, dan satu kali dengar pendapat resmi,” ujar
September 2014.
Edi menceritakan bagaimana YKPM berperan
194
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
MENYEMAI INKLUSI SOSIAL
Daftar Organiasi yang menyumbangkan pengalaman dan tulisan : 1.
Children Crisis Centre (CCC)
2. Konfederasi Anti Pemiskinan Indonesia (KAP Indonesia) 3. Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan dan Pembangunan (LPKP) 4. Lembaga Pengembangan Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perlindungan Perempuan Perempuan dan Anak (LP3TP2A) 5. Lembaga Perlindungan Anak Ja Jawa wa Timur (LPA Jatim) 6. Solidaritas Masyarakat Anak (Semak) 7.
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI - Pusat, Bengkulu, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat)
8. Yayasan Tunas Alam Indonesia (Santai) 9. Yayasan Pengembangan Kemanusiaan (YPK) Donders 10. Yayasan Akses Indonesia (Yakin) (Yakin) 11. Yayasan Tanoker 12. Yayasan Sekretariat Anak Merdeka Merdeka Indonesia (Samin) (Samin) 13. Yayasan Kajian Pemberdayaan Masyarakat (KPM) 14. Yayasan Hotline Surabaya Surabaya (YHS) 15. Yayasan Wali Ati, Sumba
Informasi Lebih Lanjut Anak yang Dilacurkan Yayasan SAMIN Jl. Perintis 1, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta Telp: (0271) 530 620 http://yayasan-samin.org Anak Pekerja Migran Lembaga Pengkajian Kemasy Kemasyarakatan arakatan dan Pembangunan Perumahan Karanglo Indah Blok I/4, Tanjungtirto, Tanjungtirto, Singosari, Malang, Jawa Timur 65126 Telp: (0341) 472 557 Anak yang Berhadapan dengan Hukum Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jl. Hang Jebat III Blk F. No. 3 RT 4/ RW8, Gunung, Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibu kota Jakarta 12120 Telp: (021) 720 7372 http://pkbi.or.id/
195
www.programpeduli.org Program Peduli
196
[email protected]
@programpeduli
BUKU PRAKTIK CERDAS PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
@programpeduli
Program Peduli
#IDInklusif
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUANDAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA