Menentukan Kadar Udara Dalam Beton

September 7, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Menentukan Kadar Udara Dalam Beton...

Description

 

MENENTUKAN KADAR UDARA DALAM BETON A.  MENENTUKAN KADAR UDARA DALAM BETON   Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui kadar udara yang dikandung beton yang diinginkan sebagai bahan bangunan.   Kandungan udara beton memepengaruhi kekuatan beton dan kecepatan pembekuan dari beton tersebut. Banyaknya kandungan udara yang diperlukan tergantung dari penggunaan beton yang dikehendaki, sehingga dengan pemeriksaan dapat kita ketahui apakah udara yang terkandung dalam beton masih dalam batas –  – batas persyaratanyang diizinkan. Bila beton tersebut memiliki kandungan udara yang melebihi batas persyaratan, maka kekuatan beton akan berkurang karena terdapat banyak rongga tetapi mudah dalam pengerjaannya.  Persyaratan kandungan udara pada beton adalah sebagai berikut : Melebihi 6,5 %, maka kekuatan beton tersebut berkurang, karena banyak terdapat rongga.  

 



Kurang dari 3 %, maka akan menambah fraksi antara agregat sehingga dalam proses pemadatan akan sulit dilaksanakan. A.  Tujuan Praktikum  Praktikum 

Dengan pemeriksaan ini diharapkan dapat mengetahui kadar udara yang terkandung di dalam beton segar, diharapkan juga  :   Mengontrol   Dapat

hasil pemeriksaan dengan rancangan perhitungan sebelumnya.  

menerangkan prosedur pemeriksaan kadar udara dalam beton. 

B.  Peralatan dan Bahan  Bahan  1. 

Peralatan   Peralatan

 A.   Air meter, lengkap dengan den gan tongkat pemadat pemad at dari baja Ø 16 mm, dan panjang 60 cm.  B.  Pipet yang terbuat dari karet  2.  Bahan Bahan    Adukan beton yang dipakai untuk keperluan penentuan kadar udara di dalam beton di ambil langsung dari mesin pengaduk dengan menggunakan bahan yang tidak menyerap air, kemudian adukan beton diaduk kembali sebelum dilakukan pemeriksaan kadar udaranya.  C.  Prosedur Pelaksanaan  Pelaksanaan   

1. 2.  3. 

Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan  Bersihkan alat air meter dari kotoran yang menempel di dalamnya.  Isi bejana air meter dengan adukan beton dalam 3 lapisan, setiap lapisan berisi kira-kira 1/3 dari isi bejana, pada masing-masing lapisan dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali secara merata. 

4. 

Ketuk-ketuk bejana air meter pada lantai yang dilapisi kain hingga permukaan adukan beton mengkilat oleh air semen.  

5.  6. 

Ratakan permukaan adukan beton dan bersihkan bejana dari kelebihan adukan beton yang masih melekat.   Letakkan penutup bejana dan kencangkan klam penutupnya. 

7. 

Pompa “Hand “Hand Pump” hingga jarum penunjuk manometer melewati garis yang telah ditentukan yaitu :“Initial Pressure Line” yang

berwarna merah. 

Perhatian :  : 

 

Jika pemeriksaan kadar udara menggunakan air, maka prosedur sebagai berikut Buka selurPompa “Hand Pump” hinngga jarum

penunjuk pada manometer melewati garis yang telah ditentukan yaitu ”Initial : Pressure Line”  yang berwarna hitam.  Tunggu kira-kira 5 detik, buka keran (valve) pressure  pressure adjusting hingga jarum penunjuk tepat pada garis “Initial Pressure Line” .  8.

9.

Tekan gagang keran ke bawah. 

10.

Baca penurunan jarum penunjuk setelah gagang keran ditekan ke bawah, angka yang ditunjukkan oleh

 jarum penunjuk itu adalah a dalah harga kad kadar ar udara dalam bbeton eton (%).  Misal : Kadar udara dalam beton = 4 % 

Catatan : 

  Pemeriksaan

kadar udara dalam beton paling sedikit dilakukan dua kali percobaan. Harga rata-rata hasil pemeriksaan / pembacaan merupakan hasil akhir. 

  Dalam

pemeriksaan ini, koreksi udara dalam agregat diabaikan (karena nilainya kecil sekali). 

D.  Hasil Percobaan  Percobaan 

Pemeriksaan :  Tinggi muka air pada bacaan pertama (h1)   Tinggi muka air pada bacaan kedua (h2)  Perhitungan : 

Kandungan Udara dalam Beton = (h1 +h2)



Kandungan Udara dalam Beton rata-rata (%)  Kandungan Udara hasil pemeriksaan

= 3,60 % 

Kandungan Udara rencana

= 2 % - 6% 

I 4,6    0,9  I 

II 4,8    1,3  II 

3,7 

3,5  3,60 

E.  Kesimpulan Kesimpulan  

1. Batas ideal kandungan udara dalam beton adalah : 2 – 6 %  - Jadi, kandungan udara memenuhi syarat sebesar 3,55 % sehingga beton dapat dipergunakan.   - Apabila kadar udara kurang dari 2%, berarti beton terlalu keras sehingga akan terpengaruh dilapangan, dimana beton yang telah mengeras akan retak-retak karena kurangnya ruang bagi molekul – molekul beton untuk bergerak padasaat pemuaian.  2. Dari hasil percobaan di dapat Bj. Rata – rata lebih besar dari bobot isi rata – rata karena  volume pada Bj. Lebih kecil dari pada volume pada bobot isi. 

 

PERHITUNGAN MIX DESIGN

PERHITUNGAN MIX DESIGN 

Suatu mix design dengan data-data sebagai berikut  :  

Direncanakan dalam pembuatan untuk Pondasi 

 

Mutu beton K ─  225 

 

Deviasi standard, S = 70 kg/cm2 

 

Jenis semen yang dipakai, type I/ S-550 

 

Data agregat yang digunakan : 











 



Data Agregat 

Agregat Halus Alami 

Agregat Kasar Alami 

Berat Jenis 

2.38 

2.78 

Kadar Air  

1.21 

0.30 

Daya Serap 

2.04 

0.16 

Bj SSD 

2.43 

2.79 

Gradasi 

Zone 2 

 _ 

Usia pengujian pada umur 28 hari

Langkah-langkah perhitungan dan pengisian daftar isian mix design:  design: 

1.  Kuat tekan karakteristik : 225 kg/cm2 (sesuai data)  2.  Standat deviasi rencana : 70 kg/cm2 (sesuai data tabel)  3.  Nilai tambah : 1.64 x 70 = 114.8 kg/cm2 

 

4.  Kuat tekan rata-rata : Umur 28 hari = 225 + 114.8 = 339.8 kg/cm2  5.  Jenis semen : tipe I (ditetapkan)  6.  Jenis agregat halus : alami (ditetapkan)  7.  enis agregat kasar : alami (ditetapkan)  8.  Kuat tekan dengan Fas. 0,5 = kekuatan tekan pada umur 28 hari = 400 kg/cm2  note : jika jenis semen tipe I dan jenis agregat alami  9.  Faktor air semen (fas)  Gunakan tabel 2.5  Sesuai dengan jenis bahan-bahan yang akan digunakan , maka perkiraan kekuatan tekan beton yang akan dicapai pada umur  28 hari adalah 450 kg/cm2 untuk fas 0,5  Gunakan grafik 2.1  Berdasarkan nilai kekuatan tekan beton langkah 9, pada sb-y tarik garis horizontal sampai memotong garis vertikal fas 0,5 pada   perpotongna kedua garis tersebut akan didapatkan sebuah garis lengkung bantu.

Berdasarkan nilai kekuatan tekan beton langkah 4 pada sb- y tarik horizontal sampai memotong garis lengkung bantu atas pada titik perpotongan tersebut, tarik garis vertikal kebawah sehingga diperoleh nilai fas 0,56  10. Faktor air semen maksimum (FAS) = 0,55  Untuk pemakaian beton pada pondasi, dari tabel 3 diperoleh fas maks 0, 55. karena FAS yang diperoleh pada langkah 9 masih lebih besar dari fas maksimum. Pada langkah 10 maka nilai yang dipakai adalah yang terkecil.   11. Slump = 60 – 180 cm (sesuai PBI untuk pondasi)  12. Ukuran maksimum agregat halus : 40 mm (ditetapkan)  13. Kadar air bebas (gunakan tabel 2.6)  Dengan ukuran agregat maksimum 40 mm, tipe agregat alami dan slump 60 mm-180mm,  maka diperlukan air bebas sebanyak 175 kg/cm2.  14. Kadar semen  Kadar air bebas pada langkah 13 dibagi nilai fas yang terkecil = 175/0,55 = 318.18kg/cm2   15. Kadar semen minimum (gunakan tabel 2.7)  Untuk pemakaian beton pada pondasi, dari tabel 2,7 diperoleh kadar semen minimum 325 kg/cm2 karena kadar semen yang diperlukan pada langkah 14 lebih kecil dari kadar semen minimum yang dipakai pada langkah 15 (nilai terbesar) yaitu 325 kg/cm2

 

16. Fas yang disesuaikan yaitu dilakukan penyesuaian nilai Fas  17. Gradasi agregat halus = zona 2 (sesuai data)  18. Persen agregat halus (gunakann grafik 2.2)  Berdasarkan ukuran maksimum agregat = 40 mm, slump = 60 -180 mm  Fas = 0,55 serta gradasi agregat halus pada zone 2,  maka diperoleh dari grafik , persentase agregat halus = 37%  19. Persen agregat kasar

: 100% - persen agregat halus  : 100% - 37 % = 63% 

20. Berat jenis agregat gabungan :  BJ agregat gabungan

= % ag halus – BJ ag halus +% ag kasar . BJ ag halus  = 37%(2,43) + 63% (2,79)  = 2,657 g/dm3 

21. Berat jenis beton segar (gunakan grafik 2.3)  Berdasarkan nilai BJ standart agregat gabungan = 2,657 dibuat sebuah garis bantu seperti garis miring lain yang sudah ada.   Berdasarkan kadar air bebas 175 kg/cm3, ditarik garis vertikal keatas sampai berpotongan dengan garis bantu pada langkah 21.a  Pada titik berpotongan tersebut garis horizontal kekiri sehingga memotong sumbu-y. Nilai tersebut merupakan berat jenis beton segar = 2520 kg/m3  22. Kadar agregat gabungan   – kadar semen – kadar air bebas  = Bj beton segar  –

= 2520 – 325 – 175  = 2020.0 kg/m3  23. Kadar agregat halus  = % agregat halus x kadar agregat gabungan  = 0,37 x 2020.0 kg/m3  = 747.40 kg  24. Kadar agregat kasar  

 

= % agregat kasar x kadar agregat gabungan  = 0, 63 x 2020.0 kg/m3  = 1272.60 kg 

Dari hasil perhitungan diatas, diperoleh komposisi campuran beton perm3 

Semen (kg) 

 Agregat halus (kg) 

325 

 Agregat kasar (kg) 

747.40 

1272.60 

 Air (kg) 

175 

Hasil lengkap perhitungan perencanaan beton diatas dapat dilihat pada lembar daftar isian mix design pada halaman berikutnya.  

Koreksi kadar air campuran  1. Semen = 325 kg (tetap)  2. Agregat halus (pasir)

= pasir + (KA pasir - DS pasir) x pasir   = 747.40 + ((1.21 % - 2.04%) x 747.40)  = 741.19 kg 

3. Agregat kasar (kerikil)

= kerikil + (KA kerikil –  – DS kerikil) x kerikil  = 1272.6 + ((0.30%- 0,16%) x 1272.6)  = 1270.18 kg 

4. Air

= 175 - ((1.21 % - 2.04%) x 747.40)- ((0.30%- 0,16%) x 1272.6)  = 175 + 6.20 – 1.78 

 

= 179.42 ltr  

Setelah koreksi : 

Semen (kg) 

 Agregat halus (kg) 

325 

 Agregat kasar (kg) 

741.19 

1270.18 

 Air (kg) 

179.42 

DAFTAR ISIAN MIX DESIGN  No. 

Uraian Pekerjaan 

Tabel/Grafik 

Nilai 

 



Kuat Tekan Karakteristik 

Ditetapkan 

= 225 kg/cm2 pada 28 hari 



Standar Deviasi Rencana (SDr) 

Ditetapkan / dari PBI 

= 70 kg/cm2 



Nilai Tambah 

1,64 x SDr  

= 98,4 kg/cm2 



Ket. Rata2 yang hendak dicapai 

( 1+3 ) 

= 298,4 kg/cm2 



Jenis semen 

Ditetapkan 

Tipe I 



Jenis Agregat Kasar  

Diketahui 

 Alami 

Jenis Agregat Halus 

Diketahui 

 Alami 



Faktor Air Semen 

Tabel 2.5 dan Grafik 2.1  

= 0.56 



Faktor Air Semen Maksimum 

Tabel 2.7 / dari PBI  

= 0.55 



Slump 

Tabel 2.4 / dari PBI  

= 60-180 mm 

10 

Ukuran Agregat Maksimum 

Ditetapkan / dari PBI 

= dia.40 mm 

11 

Kadar Air Bebas 

Tabel 2.6 

= 175 kg/m3 

12 

Kadar Semen 

( 11:18 ) 

= 185 kg/m3/ 0,55 = 318.8kg/m3 

13 

Kadar Air Semen Minimum 

Tabel 2.7 / dari PBI  

= 325 kg/m3 

14 

FAS yang Disesuaikan 

( 11: 13 ) Bila kadar semen minimum yang dipakai 

15 

Gradasi Agregat Halus 

Grafik 2.2 s/d 2.5 

Zona II BS 

16 

Persen Agregat Halus 

Grafik 2.2 

= 37 % 

17 

Persen Agregat Kasar  

100 % - (16) 

= 63 % 

18 

Bj Agregat Gabungan (SSD) 

Diketahui 

= (0,37 x 2,43 + 0,63 x 2,79 ) =2,657 

19 

Bj Beton Basah 

Grafik 2.3 

= 2520 kg/m3 

20 

Kadar Agregat Gabungan 

( 19-12-11 ) 

= 2520-325-175 =2020.0 kg/cm3 

21 

Kadar Agregat Halus 

( 16 x 20 ) 

=37 % x 2020 =747.4 kg/cm 3 

22 

Kadar Agregat Kasar  

( 17 x 20 ) 

=63 % x 2020 =1272.6 kg/cm 3 

 

  Komposisi Campuran Beton per m3 setelah Koreksi : 

= 325kg 

1. Semen

2. Pasir = Psr SSD + (KA Psr   –– DS Psr x Psr SSD) = 747.40 kg  3. Kerikil = Krl SSD + (KA Krl Krl – DS Krl x Krl SSD)

= 1272.60 kg 

4. Air

= 175 kg 

= Air   –– Koreksi Psr   –– Koreksi Kerikil

Data Agregat 

KA Pasir

= 1.21 % 

DS Pasir

= 2.04 % 

KA Kerikil = 0.30%  DS Kerikil = 0.16 % 

Komposisi Campuran Beton per m3 setelah Koreksi : 

1. Semen

= 325 kg 

2. Pasir = Psr SSD + (KA Psr   –– DS Psr x Psr SSD) = 741.19 kg  3. Kerikil = Krl SSD + (KA Krl Krl – DS Krl x Krl SSD)

= 1270.18 kg 

4. Air

= 179.00 kg 

= Air   –– Koreksi Psr   –– Koreksi Kerikil

Posted by Rizaldy hasian harahap at 8:25 AM

 

 

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF