Membangun Sistem Informasi Manajemen Aset
August 14, 2017 | Author: Antares Bugi | Category: N/A
Short Description
Sistem informasi manajemen aset adalah sebuah aplikasi pendukung pengelolaan aset dengan jumlah besar dan penanganan yan...
Description
ABSTRAK MEMBANGUN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PT. ARTISTIKA INKERNAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE WATERFALL Oleh Antares Bugi NIM: 116080048 (Program Studi Sistem Informasi) PT. Artistika Inkernas merupakan salah satu perusahaan manufaktur pembuatan keramik. Proses produksi yang dilakukan oleh PT. Artistika Inkernas adalah pengolahan tanah sampai menjadi sebuah keramik. Kekayaan yang dimiliki oleh PT. Artistika Inkernas seharusnya dapat dikelola dengan baik untuk mendukung proses bisnis yang terjadi di perusahaan. Kondisi perusahaan saat ini dalam mengelola aset perusahaan masih mengalami banyak masalah.Permasalahan pertama yang dihadapi oleh PT. Artistika Inkernas yaitu pengelolaan data aset perusahaan masih manual menggunakan dokumen fisik. Selain itu, PT. Artistika Inkernas belum dapat melakukan pengelolaan aset perusahaan dengan baik karena PT. Artistika Inkernas belum melakukan dokumentasi pengelolaan aset. Perhitungan depresiasi tidak dilakukan secara otomatis sehingga perusahaan tidak tahu nilai aset saat ini. Kemudian permasalahan terakhir yang dihadapi belum terstandarisasi data inventarisasi aset pada PT. Artistika Inkernas. Untuk mengatasi beberapa masalah tersebut akan dibangun suatu sistem informasi manajemen aset yang dapat membantu PT. Artistika Inkernas untuk melakukan pengelolaan data aset tetap disana. Hasil dari dibangunnya sebuah Sistem Informasi Manajemen Aset adalah sistem dapat mengatasi masalah pengelolaan data yang secara otomatis dan standarisasi dari datanya. Kata kunci: aset, sistem informasi, manajemen aset, waterfall i
ABSTRACT BUILD AN INFORMATION SYSTEM OF ASSET MANAGEMENT IN PT. ARTISTIKA INKERNAS USING WATERFALL METHOD by Antares Bugi NIM: 116080048 (Information System Program) PT. Artistika Inkernas is one of the ceramic manufacture. The production process in PT. Artitstika Inkernas are tillage into a ceramic. The wealth owned by PT. Artistika Inkernas should be managed properly to support business process in the company. Today, PT. Artistika Inkernas still has many problems in managing their assets. For the first problem PT. Artistika Inkernas faced is they still using physical document. Furthermore, PT. Artistika Inkernas can not manage the company’s assets well because PT. Artistika Inkernas doesn’t have good asset documentation documentation. Depreciation calculation is not done automatically so the company didn’t know the current value of assets. And the last is they have not standardized assets data on PT. Artistika Inkernas. To deal with these problems, will be built an information system of asset management that can help PT. Artistika Inkernas to manage their data assets. The result after Information System of Asset Management built is the system can handle the problem about managing data automatically and standarization of the datas. Keywords: asset, information system, asset management, waterfall
ii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam, atas limpahan rahmat, nikmat, dan karunia-Nya sehingga penulisan Tugas Akhir yang berjudul “Membangun Sistem Informasi Manajemen Aset di PT. Artistika Inkernas dengan Menggunakan Metode Waterfall” ini dapat terselesaikan dengan baik. Tugas akhir ini disusun dan diajukan sebagai persyaratan dalam menyelesaikan studi strata satu dan memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Rekayasa Industri, Intitut Teknologi Telkom. Pada kesempatan ini, Penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada: 1. Bapak Waham dan Ibu Sri Shima selaku orang tua serta Mas Oriza atas semangat, dukungan dan doanya. 2. Bapak Riza Agustiansyah, S.T, M.Kom., selaku pembimbing satu yang telah mengarahkan, membimbing, memberi saran, serta motivasi selama penulis menjalani penelitian dan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini. 3. Bapak Wahyu Wicaksono, S.T, M.T., selaku pembimbing dua, yang telah memberikan banyak motivasi, saran dan bimbingan Tugas Akhir ini. 4. Bapak Avon Budiyono, selaku Kaprodi Sistem Informasi yang telah membimbing dan memberikan visi pada seluruh mahasiswa Sistem Informasi. 5. Seluruh jajaran dosen dan staf Fakultas Rekayasa Industri yang telah memberikan ilmunya selama perkuliahan maupun diluar perkuliahan di IT Telkom. 6. Aprillia Ema Fiftiana yang tidak pernah lelah untuk mengingatkan dan mendukung penulis. Berkat dukungannya selama ini, tugas akhir ini dapat diselesaikan. 7. Endah Nur Sadrina dan Selma Wasleani yang telah membantu pengerjaan buku tugas akhir. Serta, Rifqi yang telah membantu pengerjaan aplikasi. 8. Teman-teman satu atap, Rifqi, Rizal, Febri, Wahid, dan Soni, terima kasih atas dukungan dan kebersamaan yang telah diberikan.
iii
9. Teman-teman Sistem Informasi angkatan 2008, terimakasih atas kebersamaan kalian. Satu Hati Selalu di Depan! 10. Teman-teman seperjuangan sekaligus keluarga di Laboratorium Sisjar, terima kasih telah menjadi keluarga baru penulis selama perkuliahan, terima kasih atas dukungannya selama ini. 11. Teman-teman sesama asisten Gedung C lantai 2, yaitu Lab. Prodase, Lab. ERP, dan Lab. BIS, dan sesama asisten Gedung C lantai 3, yaitu Lab. SISPROMASI, Lab. TEKMI, Lab. SIMBI, Lab. APK&E, Lab. GARTEK, dan Lab. PFT. 12. Keluarga HMTI, terima kasih atas kenangan dan kisah klasik selama perkuliahan, serta berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.Khususnya HRD: Mbeng, Eja, Lisa, Eka, Enop, Ayu, Putri dan Fajrin. 13. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan kepada penulis baik langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak lepas dari kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Namun berkat bimbingan, semangat, dan doa yang diberikan dari berbagai pihak maka tugas akhir ini dapat terselesaikan. Besar harapan Penulis agar tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Bandung, 20 Februari 2013
Antares Bugi
iv
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN .................................................... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN ORISINALITAS........................................... Error! Bookmark not defined. PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR .................... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ................................................................................................................................ i ABSTRACT............................................................................................................................... ii KATA PENGANTAR.............................................................................................................. iii DAFTAR ISI ............................................................................................................................ v DAFTAR TABEL ................................................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. ix DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................................... x DAFTAR ISTILAH ................................................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................... xii BAB I
Pendahuluan ............................................................................................................. 1
I.1
Latar Belakang.......................................................................................................... 1
I.2
Perumusan Masalah .................................................................................................. 4
I.3
Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 4
I.4
Batasan Penelitian .................................................................................................... 4
I.5
Manfaat Penelitian .................................................................................................... 5
I.6
Sistematika Penelitian .............................................................................................. 5
BAB II Landasan Teori ......................................................................................................... 8 II.1
Aset ........................................................................................................................... 8
II.1.1
Definisi Aset..................................................................................................... 8
II.1.2
Definisi Manajemen Aset ................................................................................. 8
II.1.3
Tujuan Manajemen Aset ................................................................................ 17
II.2
Sistem Informasi Manajemen Aset ......................................................................... 17
II.2.1
Definisi Sistem Informasi .............................................................................. 17
II.2.2
Definisi Sistem Informasi Manajemen........................................................... 18 v
II.3
Metodologi Pengembangan Sistem ........................................................................ 19
II.4
Alat Bantu Pemodel Sistem .................................................................................... 21
II.4.1
Pengertian UML............................................................................................. 21
II.4.2
UML Diagram ................................................................................................ 21
II.4.3
Alat Bantu Pemodelan Lain ........................................................................... 26
II.5
Web ......................................................................................................................... 27
II.6
Database ................................................................................................................. 28
II.7
Konsep MVC (Model, View, Controller)................................................................ 29
BAB III Metodologi Penelitian ............................................................................................ 31 III.1
Model Konseptual .................................................................................................. 31
III.2
Sistematika Pemecahan Penelitian ......................................................................... 32
III.3
Tahap Penelitian ..................................................................................................... 34
III.3.1
Tahap Identifikasi Masalah ............................................................................ 34
III.3.2
Tahap Analysis ............................................................................................... 34
III.3.3
Tahap Design.................................................................................................. 35
III.3.4
Tahap Coding ................................................................................................. 36
III.3.5
Tahap Testing ................................................................................................. 36
III.3.6
Tahap Analisis dan Penelitian ........................................................................ 36
III.3.7
Tahap Kesimpulan dan Saran ......................................................................... 37
BAB IV Analisis dan Perancangan ....................................................................................... 38 IV.1
Analisis Kondisi Awal ............................................................................................ 38
IV.1.1
Pengumpulan Data ......................................................................................... 38
IV.1.2
Profil Perusahaan ........................................................................................... 38
IV.1.3
Identifikasi Proses Bisnis ............................................................................... 39
IV.1.4
Identifikasi Kebutuhan Sistem ....................................................................... 42
IV.1.5
Identifikasi Pengguna Sistem ......................................................................... 43
IV.2
Analisis Kondisi Usulan ......................................................................................... 45
IV.2.1
Analisis Proses Bisnis Usulan ........................................................................ 45
IV.2.2
Analisis Arsitektur Teknologi Usulan ............................................................ 48
IV.3
Desain Sistem ......................................................................................................... 51
IV.3.1
Desain Perancangan Proses Sistem ................................................................ 51 vi
IV.3.2
Entity Relationship Diagram ......................................................................... 60
IV.3.3
Rancangan Interface Sistem........................................................................... 62
IV.3.4
Coding Summary ............................................................................................ 62
IV.3.5
Pengujian Aplikasi ......................................................................................... 63
BAB V Hasil dan Pengujian ................................................................................................ 64 V.1
Deskripsi Umum Sistem ......................................................................................... 64
V.2
Hasil Aplikasi ......................................................................................................... 64
V.2.1 V.3
Screenshot Aplikasi ........................................................................................ 64
Pengujian Aplikasi .................................................................................................. 64
V.3.1
Lingkungan Perangkat Lunak Pengujian ....................................................... 64
V.3.2
Lingkungan Perangkat Keras Pengujian ........................................................ 65
V.3.3
Pengujian Fungsional Aplikasi....................................................................... 65
V.3.4
User Acceptance Test ..................................................................................... 67
BAB VI Penutup ................................................................................................................... 69 VI.1
Kesimpulan ............................................................................................................. 69
VI.2
Saran ....................................................................................................................... 70
Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 71 LAMPIRAN........................................................................................................................... 73
vii
DAFTAR TABEL Tabel I.1 Data Inventaris PT. Artistika Inkernas untuk tipe Kendaraan ................................... 2 Tabel II.1 Nilai Nk pada Tahun ke - k .................................................................................... 15 Tabel IV.1 Tabel Identifikasi Kebutuhan Sistem .................................................................... 43 Tabel IV.2 Hak akses user dalam Sistem Informasi Manajemen Aset ................................... 44 Tabel V.1 Hasil pengujian fungsional aplikasi ....................................................................... 65 Tabel V.2 Hasil User Acceptance Test .................................................................................... 67
viii
DAFTAR GAMBAR Gambar II.1 Siklus Hidup Manajemen Aset ............................................................................ 9 Gambar II.2 Diagram Manajemen Aset ..................................................................................11 Gambar II.3 Contoh perhitungan Sum of the Years Digit ...................................................... 16 Gambar II.4 Metode Waterfall menurut Sommerville ........................................................... 20 Gambar II.5 Contoh Use Case Diagram oleh Larman .......................................................... 22 Gambar II.6 Contoh Class Diagram ...................................................................................... 24 Gambar II.7 Contoh Activity Diagram................................................................................... 25 Gambar II.8 Contoh Sequence Diagram ................................................................................ 25 Gambar II.9 Model Konsep MVC ......................................................................................... 29 Gambar III.1 Model Konseptual ............................................................................................ 31 Gambar III.2 Sistematika Pemecahan Masalah ..................................................................... 33 Gambar IV.1 Struktur Organisasi PT. Artistika Inkernas ....................................................... 39 Gambar IV.2 Proses eksisting pencatatan aset ....................................................................... 40 Gambar IV.3 Proses eksisting service / maintenance............................................................. 41 Gambar IV.4 Proses eksisting report...................................................................................... 41 Gambar IV.5 Proses eksisting disposal .................................................................................. 42 Gambar IV.6 Proses bisnis usulan pencatatan aset................................................................. 45 Gambar IV.7 Proses bisnis usulan service / maintenance ...................................................... 46 Gambar IV.8 Proses bisnis usulan report ............................................................................... 47 Gambar IV.9 Proses bisnis usulan disposal............................................................................ 47 Gambar IV.10 Arsitektur 3-tier .............................................................................................. 49 Gambar IV.11 Use Case Diagram Sistem Informasi Manajemen Aset ................................. 52 Gambar IV.12 Activity diagram input data aset ..................................................................... 53 Gambar IV.13 Activity diagram edit data aset ....................................................................... 54 Gambar IV.14 Activity diagram delete data aset .................................................................... 55 Gambar IV.15 Sequence diagram Input Vendor..................................................................... 56 Gambar IV.16 Sequence diagram Edit Vendor ...................................................................... 57 Gambar IV.17 Sequence diagram Delete Vendor................................................................... 58 Gambar IV.18 Class Diagram ................................................................................................ 59 Gambar IV.19 Arsitektur Aplikasi .......................................................................................... 59 Gambar IV.20 Entity Reationship Diagram ........................................................................... 61 Gambar IV.21 Rancangan Interface Sistem ........................................................................... 62 ix
DAFTAR SINGKATAN
SL
Straight Line
DB
Declining Balance
DDB
Double Declining Balance
SYD
Sum of the Year Digits
x
DAFTAR ISTILAH
Istilah
Arti
Akuisisi
Pemindahan kepemilikan aset
Depresiasi
Penurunan nilai dari sebuah aset karena waktu dan penggunaan. Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi.
Disposal
Pelepasan aset tetap dari penggunaan karena selesainya masa manfaat dari sebuah aset. Atau karena disebabkan menurunnya produktivitas dari aset tersebut.
Salvage Value
Nilai yang diharapkan dari aset tetap pada akhir masa kegunaan aset tetap, berdasar nilai mata uang sekarang.
Economical Life Time
Umur dari suatu aset yang berakhir hingga secara ekonomi penggunaan asset tersebut tidak menguntungkan lagi secara ekonomi, walaupun secara teknis asset tersebut masih dapat dipakai.
Nilai Buku
Nilai sebuah barang setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Yang dikurangi akumulasi penyusutan adalah nilai/ harga pembelian/ harga perolehan.
xi
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN A
Skenario Black box Testing
LAMPIRAN B
Skenario User Acceptance Test
LAMPIRAN C
Screenshot Aplikasi
LAMPIRAN D
Dokumen User Acceptance Test
LAMPIRAN E
Class diagram
xii
BAB I
I.1
Pendahuluan
Latar Belakang
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) secara umum adalah semua teknologi yang berhubungan dengan
pengambilan,
pengumpulan
(akuisisi),
pengolahan,
penyimpanan,
penyebaran, dan penyajian informasi (Kementerian Negara Riset dan Teknologi, 2006:6). Pesatnya penggunaan teknologi informasi tidak lepas dari dukungan sistem informasi yang membantu dalam pengelolaan proses bisnis dan menjadi kebutuhan penting suatu perusahaan masa kini untuk bersaing. Pengertian sistem informasi menurut Menurut Nash (1989), Sistem Informasi adalah kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting, proses atas transaksi-transaksi tertentu dan rutin, membantu manajemen, pemakai intern, dan ekstern serta menyediakan dasar pengambilan keputusan yang tepat. Sistem informasi merupakan salah satu faktor yang menunjang kinerja perusahaan. Pengertian manajemen aset menurut Hastings (2010), adalah sekumpulan aktifitas yang berhubungan dengan identifikasi aset apa yang dibutuhkan, identifikasi kebutuhan biaya, perolehan aset, dan pembuangan atau pembaharuan aset.Jadi, manajemen aset menyediakan sarana untuk perjalanan aset secara keseluruhan, untuk melihat aset yang akan dibeli, aset yang akan digunakan beserta pemanfaatannya, lokasi keberadaan aset, termasuk dalam biaya yang digunakan. Pengelolaan manajemen aset bagi suatu perusahaan memberikan pengaruh terhadap proses bisnis yang ada. Sehingga pengelolaan aset sangat diperlukan untuk memelihara seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Sistem informasi manajemen aset adalah sebuah aplikasi pendukung pengelolaan aset dengan jumlah besar dan penanganan yang kompleks melalui dukungan sistem
1
informasi yang.Penggunaan sistem informasi dalam mengelola aset yang ada di perusahaan dapat mendukung kinerja perusahaan menjadi lebih efisien. PT. Artistika Inkernas merupakan salah satu perusahaan manufaktur pembuatan keramik. Proses produksi yang dilakukan oleh PT. Artistika Inkernas adalah pengolahan tanah sampai menjadi sebuah keramik. Kekayaan yang dimiliki oleh PT. Artistika Inkernas seharusnya dapat dikelola dengan baik untuk mendukung proses bisnis yang terjadi di perusahaan. Berikut adalah tabel data inventaris PT. Artistika Inkernas untuk tipe Kendaraan. Tabel I.1 Data Inventaris PT. Artistika Inkernas untuk tipe Kendaraan No.
Keterangan
Jumlah
Tahun
Tarif%
Harga Perolehan
1
Forklift
1 unit
1982
50
12,494,400
2
Mobil Isuzu Panther th.02 Biru M B 2912 JX
1 unit
2002
25
156,500,000
3
Daihatsu Xenia 2005 Biru Metalik B 8643 ZY
1 unit
2005
25
82,000,000
4
Mobil Toyota Innova Bensin B 8221 GI
1 unit
26/01/06
25
180,000,000
5
Bob-Cat S130 SKID - Steel Loader
1 unit
03/12/06
25
213,085,615
6
Kijang Inova
1 unit
24/03/2010
25
236,050,000
7
Honda B 1098 TKZ
1 unit
27/04/2011
25
252,000,000
8
Daihatsu Xenia B 1317 TOM
1 unit
12 nov 2011
25
134,200,000
9
Daihatsu Xenia B 1419 TON
1 unit
12 nov 2011
25
150,200,600
10
Grand Max B 9731 TAD pick-up
1 unit
12 nov 2011
25
98,600,000 1,515,130,615
Namun kondisi PT. Artistika Inkernas saat ini dalam mengelola aset perusahaan masih mengalami banyak masalah. Permasalahan pertama yang dihadapi oleh PT. Artistika Inkernas yaitu pengelolaan data aset perusahaan masih manual menggunakan dokumen fisik. Penyimpanan dokumen fisik sering mengalami 2
kesulitan dalam proses pencarian data bahkan tidak jarang terjadi kehilangan dokumen. Hal ini sangat membahayakan apabila terjadi hilangnya dokumen aset masa lampau karena dapat memperlambat pengelolaan aset. Data kehilangan dokumen belum didapatkan karena dari PT. Artistika Inkernas pun tidak melakukan pendataan terhadap data yang hilang. Selain itu, PT. Artistika Inkernas belum dapat melakukan pengelolaan aset perusahaan dengan baik karena PT. Artistika Inkernas belum melakukan dokumentasi pengelolaan aset. Data aset perusahaan hanya diolah menggunakan Ms. Office Excel. Penggunaan Ms. Office Exceldapat mempersulit dalam memperbaharui mengenai kondisi aset. Filedata inventaris perusahaan sangat mudah terjadi duplikasi dan tidak beraturan karena disimpan dalam satu folder yang sama. Dan tidak jarang menyebabkan kebingungan untuk mengetahui mana file yang terbaru. Permasalahan selanjutnya adalah perhitungan depresiasi tidak dilakukan secara otomatis. Dari data inventaris PT. Artistika Inkernas, perhitungan nilai aset dilakukan secara manual dengan hanya diberikan info tentang harga beli dan berapa persen nilai aset sekarang. Nilai depresiasi yang tidak diketahui dari aset tersebut akan menyulitkan saat akan dimasukkan ke neraca perusahaan. Karena nilai depresiasi yang harus dihitung manual, maka berefek pada nilai buku dari aset. Dimana nilai buku merupakan nilai riil dari aset, dan bisa digunakan sewaktu-waktu ketika akan menjual aset sebagai harga patokan. Kemudian permasalahan terakhir yang dihadapi adalah belum terstandarisasi data inventarisasi aset pada PT. Artistika Inkernas yang dapat dilihat pada Tabel I.1. Berdasarkan uraian dari masalah yang ada, maka PT. Artistika Inkernas memerlukan perbaikan pada pengelolaan manajemen aset. Karena aset pada PT. Artistika Inkernas merupakan sarana pendukung bahkan penggerak bisnis pada perusahaan. Solusi yang akan diberikan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi saat ini adalah dengan perancangan sistem informasi manajemen aset. Pengembangan sistem informasi tersebut akan dilakukan menggunakan metode pengembangan waterfall. Metodologi pengembangan model waterfall merupakan metode pengembangan 3
dengan mempertimbangkan faktor waktu pengembangan yang singkat serta biaya pengembangan sistem yang terbatas. I.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang muncul dan dijadikan objek penelitian ini adalah: 1. Bagaimana mengatasi permasalahan pengelolaan data aset yang dikelola secara manual di PT. Artistika Inkernas? 2. Bagaimana memberikan informasi kondisi aset terbaru setelah dilakukan perhitungan depresiasi yang tepat untuk membantu PT. Artistika Inkernas dalam mengetahui keadaan terkini dari asetnya? 3. Bagaimana mengatasi permasalahan data yang tidak standar pada data aset PT. Artistika Inkernas? I.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dari tugas akhir ini adalah membangun Sistem Informasi Manajemen aset dengan fungsi / fitur yang dimiliki sebagai berikut: 1. Dapat melakukan pengolahan data secara otomatis sehingga mempercepat waktu dalam pengolahan data. 2. Dapat menyimpan data aset beserta nilai depresiasi dan history asetnya. 3. Dapat memberikan informasi kondisi aset terbaru setelah dilakukan perhitungan depresiasi yang tepat untuk membantu perusahaan dalam mengetahui keadaan terkini dari asetnya. 4. Input data aset yang standar. I.4
Batasan Penelitian
Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Penelitian dan pengembangan sistem informasi manajemen aset ini difokuskan pada pengelolaan dan pengolahan aset tetap di PT. Artistika Inkernas. 4
2. Penelitian tidak membahas mengenai pembelian sebuah aset atau permintaan untuk aset baru. 3. Hanya menggunakan 4 metode depresiasi, yaitu Straight line, Declining Balance, Double Declining Balance, dan Sum of the Years Digits. 4. Tidak memperhitungkan aspek biaya dalam perancangan sistem informasi manajemen aset di PT. Artistika Inkernas. I.5
Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini ialah sebagai berikut: 1. Dengan adanya sistem informasi manajemen aset, dokumentasi dan riwayat data aset menjadi lebih baik. Dapat mengurangi penggunaan kertas dan mencegah kehilangan dokumen fisik. 2. Perusahaan dapat mengetahui kondisi aset terkini. 3. Perencanaan pemanfaatan aset di masa yang akan datang menjadi lebih tepat karena dokumentasi data aset di masa lalu dapat digunakan untuk merencanakan pengelolaan di masa yang akan datang. I.6
Sistematika Penelitian
Sistematika penelitian dan pengembangan tugas akhir dengan topik sistem informasi manajemen aset di PT. Artistika Inkernas adalah sebagai berikut: Bab I
Pendahuluan Bab ini berisikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, batasan penelitian dan metode penelitian. Pada latar belakang membahas mengenai hal-hal yang melatarbelakangi dalam penelitian dan pentingnya dilakukan penelitian tugas akhir ini. Rumusan masalah membahas mengenai hal-hal yang akan dirumuskan dalam demi tercapainya tujuan yang diinginkan dalam penelitian tugas akhir. Tujuan membahas tentang hal-hal yang ingin dicapai dari penelitian tugas akhir ini. Pada manfaat penelitian dibahas mengenai manfaat yang dapat dihasilkan dari penelitian 5
tugas akhir yang dilakukan ini. Batasan masalah merupakan batasan dan ruang lingkup yang terdapat dalam penelitian. Bab II
Tinjauan Pustaka Pada bab ini dibahas mengenai literatur yang relevan dengan permasalahan yang diteliti, hasil-hasil penelitian terdahulu yang mendukung penelitian, serta membahas hubungan antar konsep yang menjadi kajian penelitian dan uraian kontribusi penelitian. Pada kasus ini adalah mengenai sistem informasi manajemen aset.
Bab III
Metodologi Penelitian Metodologi Penelitian akan membahas mengenai model konseptual dan sistematika penelitian sistem informasi management aset pada penelitian tugas akhir ini. Pada model konseptual akan membahas mengenai kerangka berpikir dalam melakukan dan menyelesaikan penelitian
ini.
Sistematika
penelitian
menggambarkan
dan
membahas mengenai metode penelitian dalam mendesain dan merancang sistem informasi manajemen aset yang akan digunakan dalam penelitian ini Bab IV
Analisis dan Perancangan Bab ini berisi identifikasi kebutuhan sistem dan identifikasi kebutuhan
user
yang
dibutuhkan
sebelum
melakukan
pengembangan sistem. Serta analisis dari kebutuhan tersebut dan perancangan awal dari sistem. Bab V
Pengujian Mekanisme pengujian yang dilakukan beserta analisis hasil dari pengujian sistem informasi manajemen aset akan dijelaskan pada bab ini.
6
Bab VI
Kesimpulan dan Saran Pada bab ini dijelaskan mengenai ringkasan dari hasil penelitian dan menjawab tujuan penelitian. Dan saran diberikan untuk kemungkinan dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya.
7
BAB II
Landasan Teori
II.1 Aset II.1.1
Definisi Aset
Assets are probable future economic benefits obtained or controlled by a perticular entity as a result of past transactions or events (SFAC No 6, prg 25). Aset merupakan sumber daya yang memiliki manfaat ekonomis masa datang yang cukup pasti atau diperoleh dan dikuasai atau dikendalikan oleh suatu entitas akibat transaksi atau kejadian masa lalu. Karena manfaat ekonomis tidak membatasi bentuk dan / atau jenis sumber ekonomis yang dapat dimasukkan sebagai kategori aset. Pada umumnya aset terbagi menjadi dua yaitu: 1. Aset tetap, adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun untuk digunakan dalam kegiatan ekonomi sebuah institusi. Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas operasi entitas tanah, peralatan, gedung bangunan, jalan dan sebagainya. 2. Aset tidak berwujud, adalah jenis aset yang tidak memiliki wujud fisik seperti hak cipta, paten, atau franchise. Maka diperlukanlah suatu pengelolaan aset yang baik yaitu manajemen aset. II.1.2
Definisi Manajemen Aset
Manajemen Aset merupakan sebuah langkah manajerial yang harus dilakukan seorang manajer keuangan saat ini, di dalam merencanakan, mengelola, dan mengevaluasi kinerja aset perusahaan secara efektif dalam upaya peningkatan nilai yang akan memberikan kontribusi pada efisiensi penggunaan kapital, nilai ekonomi sumber daya, produktifitas dan kualitas (Affandi, 2011).
8
Manajemen aset menyediakan informasi perjalanan aset secara menyeluruh, tidak hanya untuk melihat aset mana saja yang harus dibeli dan berapa biayanya, aset mana yang digunakan dan bagaimana pemanfaatannya, dimana lokasi aset, termasuk dalam biaya apa, tetapi juga membantu mencegah hilangnya atau pencurian dari aset itu agar dapat mengurangi biaya asuransi dan pembayaran pajak yang berlebih.
Asset Planning
Asset Management Review
Asset Creation
Financial Management
Asset Disposal
Asset Replacement
Asset Operation & Maintenance Asset Condition & Performance
Gambar II.1Siklus Hidup Manajemen Aset
Dalam manajemen aset, terdapat siklus hidup yang disebut dengan Life Cycle Asset Management, terdiri dari: a. Asset planning (perencanaan aset) meliputi konfirmasi tentang pelayanan yang dibutuhkan oleh pelanggan dan memastikan bahwa aset yang diajukan merupakan solusi yang paling efektif untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. b. Asset creation/acquisition (pengadaan aset) merupakan pengadaan atau peningkatan dari aset dimana pembiayaan dapat menjadi alasan yang diharapkan untuk menyediakan keuntungan di luar tahun pembiayaan. c. Financial management (manajemen keuangan) merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan kepemilikan aset, termasuk pengadaan/akuisisi, operasi,
9
pemeliharaan, rehabilitasi, pembaruan, depresiasi dan pembuangan dan pengambilan keputusan yang mendukung keefektifan biaya yang dikeluarkan. d. Asset operation and maintenance (perawatan dan pengoperasian aset) mempunyai fungsi yang berhubungan dengan kerja dan pengendalian aset dari hari ke hari dan biaya yang berhubungan dengannya yang merupakan komponen penting dalam aset yang dinamis atau berumur pendek. e. Asset condition and performance (kondisi dan kinerja aset) dimana kinerja aset berhubungan dengan pada kemampuan dari aset untuk memenuhi target dari level layanan dan kondisi aset mencerminkan kondisi fisik dari aset. f. Asset
rehabilitation/replacement
(rehabilitasi/penggantian
aset)
adalah
upgrade atau penggantian yang cukup signifikan dari sebuah aset atau komponen aset untuk mengembalikan aset kepada kondisi dan kinerja yang dibutuhkan. g. Asset disposal/rasionalisation (pembuangan/rasionalisasi aset) adalah pilihan ketika sebuah aset tidak diperlukan lagi, menjadi tidak ekonomis untuk dirawat atau direhabilitasi. h. Asset management review (review manajemen aset) melibatkan regulasi internal dan audit independen untuk meyakinkan siklus peningkatan aset manajemen yang berkelanjutan dan untuk mencapai atau memelihara praktik terbaik bagi perusahaan. Menurut Daryl Mather (2003), pengaruh pada pihak manajemen dengan aset manajemen, diringkas dalam beberapa hal berikut: 1. Perubahan pemahaman tentang bagaimana pemeliharaan dapat berkontribusi pada keuntungan strategis suatu perusahaan 2. Perubahan pada cara memahami kegagalan peralatan 3. Pemeliharaan bukan tentang mencegah kegagalan, tetapi tentang mencegah akibat dari kegagalan
10
Gambar II.2Diagram Manajemen Aset
1. Penyusutan Aset Tetap Penyusutan (depresiasi) merupakan salah satu konsekuensi atas penggunaan suatu aset tetap, dimana aset tetap akan mengalami penurunan fungsi karena sesuatu hal. Definisi penyusutan dari sisi akuntansi adalah sebagian dari harga perolehan suatu aset berwujud yang dialokasikan atau diakui sebagai biaya baik setiap tahun atau setiap bulan setiap periode akuntansi. Beberapa faktor yang mempengaruhi biaya penyusutan suatu aset adalah sebagai berikut: 1. Harga perolehan (Acquisition Cost) Harga perolehan adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap biaya penyusutan. 2. Nilai residu (Salvage Value) Merupakan estimasi nilai aset pada akhir masa umur ekonomisnya.Nilai residu tidak selalu ada, ada saatnya suatu aset tidak memiliki nilai residu karena aset tersebut tidak dijual pada masa penarikannya. 11
3. Umur ekonomis aset (Economical Life Time) Secara umum, terdapat 2 jenis umur ekonomis suatu aset, yaitu: 1. Umur fisik, yaitu umur yang dikaitkan dengan kondisi fisik suatu aset. Suatu aset dikatakan masih memiliki umur fisik apabila secara fisik aset tersebut masih dalam kondisi baik walaupun fungsinya mungkin sudah menurun. 2. Umur fungsional, yaitu umur yang dikaitkan dengan kontribusi aset tersebut dalam penggunaanya. Suatu aset dikatakan masih memiliki umur fungsional apabila aktiva tersebut masih memberikan kontribusi bagi perusahaan. Walaupun secara fisik suatu aset masih dalam kondisi sangat baik, akan tetapi belum tentu masih memiliki umur fungsional. Bisa saja aset tersebut tidak difungsikan lagi akibat perubahan model atas produk yang dihasilkan, kondisi ini biasanya terjadi pada aktiva mesin atau peralatan yang dipergunakan untuk membuat suatu produk. Atau aset tersebut sudah tidak sesuai dengan zaman (not fashionable), kondisi ini biasanya terjadi pada jenis aset yang bersifat dekoratif misalnya: furniture atau mebel, hiasan dinding dan lain sebagainya. Dalam penentuan beban penyusutan, yang dijadikan bahan perhitungan adalah umur fungsional yang biasa dikenal dengan umur ekonomis. 4. Pola penggunaan aset Pola penggunaan aset berpengaruh terhadap tingkat penurunan fungsi aset, dimana untuk mengakomodasi situasi ini biasanya dipergunakan metode penyusutan yang paling sesuai. Berikut adalah metode penyusutan yang paling banyak dipergunakan: 1. Straight line method Metode ini menganggap aktiva tetap akan memberikan kontribusi yang merata (tanpa fluktuasi) disepanjang masa penggunaannya, sehingga aktiva tetap akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang sama dari periode ke periode hingga aktiva ditarik dari penggunaannya.
12
Straight line method merupakan metode yang paling umum digunakan.Dalam penerapan “Matching Cost Principle”, metode garis lurus dipergunakan untuk menyusutkan aset-aset yang fungsionalnya tidak terpengaruh oleh besar kecilnya volume produk atau jasa yang dihasilkan. Rumus untuk menghitung punyusutan dengan Straight line method adalah sebagai berikut: 𝐷=
𝐷𝑘 =
𝐴𝐶 − 𝑆𝑉 𝑁
𝑘(𝐴𝐶 − 𝑆𝑉) = 𝑘×𝐷 𝑁
𝐵𝑉𝑘 = 𝐴𝐶 − 𝐷𝑘 D
= depresiasi
Dk
= depresiasi kumulatif selama tahun ke k
AC
= nilai perolehan / harga beli
SV
= nilai sisa
BVk = nilai buku pada akhir tahun ke k N
= umur ekonomis
Atau dengan menggunakan rate percentage, dengan rumus: 𝐷 = 𝑑% × 𝐴𝐶 − 𝑆𝑉 𝑑% =
100% 𝑁
2. Declining balance method Aset tetap dapat memberikan kontribusi terbesar pada periode awal masa penggunaanya, dan akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang semakin besar di 13
periode berikutnya seiring dengan semakin berkurangnya umur ekonomis atas aset tersebut. Perubahan teknologi yang cepat kadang mengakibatkan sebuah aset menjadi tidak terpakai lagi. Dalam hal ini, menggunakan metode dengan percepatan cocok digunakan karena mengalokaasikan depresiasi yang lebih besar diawal tahun dibanding tahun berikutnya. Declining balance method adalah metode percepatan yang biasa digunakan untuk depresiasi. Dengan metode ini, depresiasi dihitung dengan menambahkan rate yang tetap pada nilai terakhir dari aset tetap. Oleh karena itu, menghasilkan nilai depresiasi yang besar pada awal tahun umur aset. Berbagai macam besar rate bisa digunakan tapi rate yang paling sering digunakan adalah persentase yang setara atau sampai dua kali dari persentase dari depresiasi dengan metode straight line. Ketika menggunakan dua kali dari rate, metodenya biasa disebut dengan double declining balance method. Berikut rumus penyusutan dengan menggunakan Double Declining Balance Method: 𝑑% = 2 ×
100% 𝑁
Pada tahun pertama, rumusnya akan seperti berikut: 𝐶𝐷 = 𝑑% × 𝐴𝐶 Kemudian pada tahun-tahun berikutnya akan seperti berikut: 𝐶𝐷 = 𝑑% × 𝑝𝑟𝑒𝑣𝑖𝑜𝑢𝑠 𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 CD
= nilai depresiasi
AC
= nilai perolehan / harga beli
d%
= Depreciation Rate
14
N
= umur ekonomis 3. Sum of the Years Digit
Digit yang digunakan pada metode SYD adalah sisa umur manfaat dari aset. Faktor depresiasi adalah sisa umur aset dibagi dengan jumlah total digit. Rumus untuk menghitung punyusutan dengan Sum of the Years Digit adalah sebagai berikut dan diasumsikan bahwa aset dibeli pada tanggal 1 Januari: 𝑆𝑌 = 𝑁 × 𝐷=
(𝑁 + 1) 2
𝑁𝑘 × (𝐴𝐶 − 𝑆𝑉) 𝑆𝑌
Diasumsikan umur ekonomis suatu aset adalah 4 tahun, maka: Tabel II.1Nilai Nk pada Tahun ke - k
Tahun ke -
1
2
3
4
Nk
4
3
2
1
D
= depresiasi
SY
= jumlah tahun dari umur ekonomis
Nk
= nilai tahun pada tahun ke k (lihat Tabel II.1)
AC
= nilai perolehan / harga beli
SV
= nilai sisa
N
= umur ekonomis
Perhitungan penyusutan akan sedikit berubah ketika aset dibeli pada pertengahan bulan, contoh sebuah aset dibeli pada tanggal 1 April maka penyusutan tahun pertama akan dihitung mulai dari tanggal 1 April sampai 31 Desember. 15
𝐷1 =
𝐻𝑌1 𝑁𝑘−1 × × (𝐴𝐶 − 𝑆𝑉) 12 𝑆𝑌
𝐷2 =
𝐻𝑌2 𝑁𝑘 × × (𝐴𝐶 − 𝑆𝑉) 12 𝑆𝑌
D1
= depresiasi tengah awal tahun
D2
= depresiasi tengah akhir tahun
HY1
= nilai tengah awal tahun
HY2
= nilai tengah akhir tahun
Nk
= nilai tahun pada tahun ke k (lihat Tabel II.1)
𝑁𝑘−1 = nilai tahun pada tahun ke k-1 Seperti yang diasumsikan sebelumnya, jika suatu aset dibeli pada tanggal 1 April, maka nilai HY1 adalah 3 dan HY2 adalah 9. Atau dapat dilihat seperti pada gambar berikut:
Gambar II.3Contoh perhitungan Sum of the Years Digit
16
2. Penjualan Aset Tetap Ada kondisi-kondisi tertentu dimana yang menyebabkan perusahaan menjual aset tetapnya, antara lain: a. Kekurangan dana, tidak menutup kemungkinan kalau sebuah perusahaan akan mengalami kekurangan dana atau bahkan sampai bangkrut sehingga perlu menjual aset tetapnya untuk memperoleh dana tambahan. b. Berubahnya kebutuhan perusahaan, sehingga peralatan atau mesin-mesin lama yang sudah tidak dibutuhkan atau tidak memberikan manfaat pada perusahaan dapat dijual. c. Kemajuan teknologi, cepatnya pertumbuhan teknologi juga membuat perusahaan
perlu
melakukan
pembaharuan
terhadap
beberapa
alat
teknologinya. d. Perusahaan akan ditutup karena alasan tertentu. II.1.3
Tujuan Manajemen Aset
Tujuan dari Manajemen Aset ini adalah dalam rangka meningkatkan control atau pengawasan terhadap aktiva tetap dan revaluasinya yang berbasis nilai pasar. Atau dapat dikatakan, untuk menolong perusahaan memantau dan menghitung aset mereka seperti mesin produksi dari pembelian sampai disposal yang lebih efisien. Dengan Manajemen Aset, perusahaan dapat mendapatkan informasi tentang riwayat aset secara keseluruhan, tidak hanya untuk melihat aset mana saja yang dibeli, berapa biayanya, aset mana yang digunakan, dan bagaimana digunakannya, namun dapat membantu mencegah hilangnya dari aset tersebut. II.2 Sistem Informasi Manajemen Aset II.2.1
Definisi Sistem Informasi
Sistem merupakan kumpulan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan (Triwibisono, 2005). Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih bergunadan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu 17
kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Definisi sistem informasi menurut: “Suatu sistem, termasuk seperangkat pengarsipan informasi (information archive) dan proses-proses yang digunakan untuk menyediakan informasi”. (Nordbotten, Joan) Sistem informasi adalah kumpulan subsistem yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerjasama secara harmonis untuk mencapai suatu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang berguna (Susanto, 2002). Dari definisi sistem informasi tersebut dapat memberikan gambaran bahwa subsistem dasar suatu sistem informasi adalah pengarsipan informasi dan pelayanan informasi. Selain itu, sistem informasi berperan dalam mendukung proses koordinasi dan pengambilan keputusan, serta membantu aktifitas operasional dan manajerial dalam perusahaan. Tujuan utama dari sistem informasi adalah untuk menyediakan informasi dan pelayanan informasi kepada pemakainya. Suatu sistem informasi diharapkan berisikan informasi yang lengkap, relevan, tepat waktu, dan akurat dalam bentuk konteks organisasi serta menyediakan layanan yang menghadirkan informasi dalam bentuk yang bermanfaat, cepat, dan mudah. II.2.2
Definisi Sistem Informasi Manajemen
SIM didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai yang mempunyai kebutuhan yang serupa. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa depan. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus dan output dari simulasi matematika. Informasi digunakan oleh pengelola maupun staf lainnya pada saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah (Mc. Leod, 2007) 18
SIM merupakan metode formal yang menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada manajemen untuk mempermudah proses pengambilan keputusan dan membuat organisasi dapat melakukan fungsi perencanaan, operasi secara efektif dan pengendalian (Stoner, 1996) Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah sebuah sistem yang terstruktur yang digunakan untuk mengelola data secara terkomputersisasi (Budi Sutedjo Dharma Oetomo, 2006). Didalam SIM terdapat beberapa fungsi yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan, yaitu: a. Pencarian data b. Penginformasian data kepada user (dapat berupa report text, atau grafik) c. Penyimpanan data Dengan adanya SIM, sebuah perusahaan mengharapkan sistem tersebut dapat berjalan secara cepat dan akurat sehingga produktivitas kerja di perusahaan lebih meningkat. Bahasa pemrograman yang digunakan dalam perancangan SIM pada penelitian kali ini adalah PHP: Hypertext Preprocessor. Sedangkan bahasa pendukung untuk dabatase bagi program yang dibuat adalah SQL (Structure Query Language). II.3 Metodologi Pengembangan Sistem Dalam perancangan Tugas Akhir ini, lebih memilih menggunakan metode Waterfall.Karena metode ini merupakan salah satu metode yang terstruktur yang jelas, dimana setiap tahapan harus dilakukan sampai selesai sebelum melanjutkan ke tahapan berikutnya.
19
Fase metode Waterfall menurut Sommerville:
Requirements Definition System and Software Implementation and Unit Testing Integration and System Operational and Maintenance
Gambar II.4 Metode Waterfall menurut Sommerville
a. Requirement Analysis and Definition, tahapan pertama dan juga tahapan paling penting karena tahap ini meliputi pengumpulan informasi apa yang dibutuhkan sistem secara lengkap beserta prioritasnya. Analisis meliputi proses bisnis dan batasan, fungsi-fungsi yang harus dapat dilakukan oleh sistem, dan tingkatan hak akses. b. System and Software Design, pada tahap ini, kebutuhan bisnis akan diterjemahkan menjadi solusi basis IT. Meliputi arsitektur hardware dan software, desain penyimpanan data, dan pemilihan bahasa pemrograman yang akan digunakan. Tahap ini juga membahas tentang user interface dari sistem yang dikembangkan. c. Implementation and Unit Testing, desain sistem diterjemahkan ke dalam kode-kode program dengan bahasa pemrograman yang telah ditentukan pada tahap sebelumnya. Dan akan dilakukan pengujian pada setiap modul sistem. d. Integration and System Testing, penyatuan unit-unit sistem dan kemudian akan dilakukan pengujian secara menyeluruh. Sistem akan menjalani suatu test case untuk dievaluasi apakah sistem telah memenuhi kriteria atau belum. 20
Apabila hasil telah memenuhi kriteria, maka akan dilakukan instalasi sistem dan go live. e. Operational and Maintenance, tahap ini dilaksanakan setelah proses instalasi sistem dan berhubungan dengan modifikasi sistem atau komponen sistem untuk meningkatkan performansi sistem. Menurut
Deepika
Ganeshan
(2011,
theserverside.com),
metode
waterfall
direkomendasikan untuk sebuah proyek yang memiliki durasi waktu kurang dari 6 bulan, dimana kebutuhan dari proyek telah didefinisikan dengan jelas. II.4 Alat Bantu Pemodel Sistem Kesuksesan suatu pemodelan piranti lunak ditentukan oleh tiga unsur, yang kemudian terkenal dengan sebutan segitiga sukses (the triangle for success). Ketiga unsur tersebut adalah metode pemodelan (notation), proses (process) dan tool yang digunakan. Memahami notasi pemodelan tanpa mengetahui cara pemakaian yang sebenarnya (proses) akan membuat proyek gagal. Dan pemahaman terhadap metode pemodelan dan proses disempurnakan dengan penggunaan tool yang tepat. II.4.1
Pengertian UML
UML (Unified Modeling Language) adalah tool pemodelan secara visual sebagai sarana untuk merancang dan atau membuat software berorientasi objek. Karena UML ini merupakan bahasa visual untuk pemodelan bahasa berorientasi objek, maka semua elemen dan diagram berbasiskan pada paradigma object oriented. II.4.2
UML Diagram
UML sendiri terdiri atas pengelompokkan diagram-diagram sistem menurut aspek atau sudut pandang tertentu. Diagram adalah yang menggambarkan permasalahan maupun solusi dari permasalahan suatu model. UML yang digunakan untuk penelitian kali ini, yaitu:
21
a. Use Case Diagrams
Gambar II.5Contoh Use Case Diagram oleh Larman
Menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”. Diagram use case menggambarkan kebutuhan sistem dari sudut pandang user serta mengfokuskan pada proses komputerisasi, selain itu menggambarkan hubungan antara use case dan actor. Diagram use case terdiri dari: 1. Use case Use case dibuat berdasarkan keperluan actor mengenai hal yang dilakukan actor, Use case diberi nama yang menyatakan apa hal yang dicapai dari hasil interaksinya dengan actor. Use case dinotasikan dengan gambar (horizontal elipse), penamaan use case biasanya menggunakan kata kerja. 2. Actor Actor menggambarkan orang, sistem, atau entitas eksternal/ stakeholder yang menyediakan atau menerima informasi dari sistem serta menggambarkan sebuah tugas/peran dan bukannya posisi sebuah jabatan. Actor memberi input atau menerima informasi dari sistem.
22
3. Relationship Menggambarkan bagaimana actor terlibat dalam use case. Ada 4 jenis relasi yang bisa timbul pada diagram usecase, yaitu: a. Association antara actor dan usecase b. Association antara usecase c. Generalization/Inheritance antara usecase d. Generalization/Inheritance antara actors 4. System boundary boxes Digambarkan dengan kotak disekitar use case, untuk menggambarkan jangkauan sistem anda. Biasanya digunakan apabila memberikan beberapa alternatif sistem yang dapat dijadikan pilihan. Alasan menggunakan use case diagram pada perancangan sistem informasi pada penelitian kali ini adalah membantu memahami persyaratan fungsional sebuah sistem serta mewakili gambaran eksternal sebuah sistem. b. Class Diagrams Class Diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam sistem dan berbagai macam hubungan statis yang ada diantara objek serta menunjukkan properti dan operasi sebuah class dan batasan-batasan yang terdapat dalam hubungan-hubungan objek tersebut.Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Classdiagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lainlain. Class memiliki tiga area pokok:
Nama (dan stereotype)
Atribut
Metoda 23
Atribut dan metoda pada diagram class dapat memiliki salah satu sifat berikut:
Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan
Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan anak-anak yang mewarisinya
Public, dapat dipanggil oleh siapa saja
Gambar II.6 Contoh Class Diagram
Class diagram digunakan pada perancangan sistem informasi pada penelitian ini karena merupakan alat terbaik dalam perancangan perangkat lunak. Class diagram membantu pengembang mendapatkan struktur sistem dan menghasilkan rancangan sistem yang baik. c. Activity Diagrams Menggambarkan proses bisnis dan urutan aktivitas dalam sebuah proses. ActivityDiagram dipakai pada business modeling untuk memperlihatkan urutan aktifitas proses bisnis. Struktur diagram ini mirip flowchart atau Data Flow Diagram pada perancangan terstruktur. Activity Diagram sangat bermanfaat apabila kita membuat diagram ini terlebih dahulu dalam memodelkan sebuah proses untuk membantu memahami proses secara keseluruhan. Berikut gambar perancangan sistem menggunakan activity diagram.
24
Gambar II.7 Contoh Activity Diagram
Alasan menggunakan activity diagram adalah menggambarkan serangkaian kegiatan yang dilakukan secara paralel dengan user atau departemen atau dengan sistem. d. Sequence Diagrams Sequence diagram adalah suatu diagram yang menggambarkan interaksi antar obyek dan mengindikasikan komunikasi antara obyek-obyek tersebut. Diagram ini menunjukkan serangkaian pesan yang dipertukarkan oleh obyek-obyek yang melakukan suatu tugas atau aksi tertentu. Kemudian obyek tersebut diurutkan dari kiri ke kanan, aktor yang menginisiasi interaksi umunya diletakkan pada bagian paling kiri diagram.
Gambar II.8 Contoh Sequence Diagram 25
Penggunaan sequence diagram dalam perancangan sistem informasi pada penelitian ini disebabkan untuk melihat tingkah laku beberapa objek didalam use case tunggal (Martin Fowler:2005) serta mengkomunikasikan requirement karena diagram ini dapat lebih mudah untuk dielaborasi menjadi model desain. e. Deployment Diagrams Diagram Deployment menerangkan bahwa konfigurasi fisik software dan hardware. II.4.3
Alat Bantu Pemodelan Lain
Selain menggunakan UML, penelitian ini menggunakan Entity Relationship Diagram sebagai alat bantuperancangan sistem. Entity Relationship Diagram (ERD) menggambarkan data yang di-input, disimpan, diolah, dan dihasilkan oleh suatu proses / aplikasi, dengan menggunakan notasi grafis. Dengan kata lain, ERD digunakan untuk merepresentasikan obyek data dan relasinya. Komponen ERD antara lain: 1. Entitas / Entity Entitas merupakan suatu obyek yang dapat dibedakan secara unik dalam batasan organisasi, dimana informasi yang berkaitan dengannya dikumpulkan. Ada beberapa kategori kumpulan entitas yang sejenis (entity set), misalnya: orang (people), tempat (places), organisasi (organization), sesuatu (thing), konsep (concepts), dan kejadian (events). 2. Atribut / Attribute Atribut adalah karakteristik dari suatu entitas atau relasi, yang menjelaskan entitas atau relasi tersebut secara detail. Atribut disebut juga sebagai bagian terkecil dari sistem informasi yang menjelaskan sebuah entitas. 3. Pengulangan Entitas / Repeated Entity Suatu entitas boleh diulang dalam diagram yang sama. Pengulangan ditujukan untuk mengurangi kerumitan, terutama untuk menghindari relasi yang bersilangan. 26
4. Relasi / Relationship Relasi adalah penghubung antara dua atau lebih entitas. Sedangkan batasan jumlah entitas yang berhubungan melalui satu relasi disebut cardinality. Jenis-jenis cardinality antara lain : a. Satu-ke-satu (one-to-one) b. Satu-ke-banyak (one-to-many) c. Banyak-ke-banyak (many-to-many) 5. Nilai atau Isi Data Nilai atau isi data adalah data atau informasi yang disimpan dalam atribut atau elemen. 6. PrimaryKey Primary key adalah atribut / elemen kunci yang dapat mengidentifikasi suatu entitas atau kejadian secara unik dan spesifik, serta dapat mewakili atribut/elemen lain dalam entitas tersebut. II.5 Web Web adalah sebuah sistem dari keterhubungan, dokumen hypertext yang berjalan dalam Internet. Dengan browser web, seorang pengguna dapat melihat halamanhalaman web yang berisi teks, gambar, dan multimedia, dan menghubungkan antara mereka menggunakan hyperlink. World Wide Web adalah kombinasi dari empat hal: 1. Hypertext 2. Resource Identifiers 3. Model Client-Server 4. Markup Language
27
Dalam World Wide Web, aplikasi client menerima informasi, seperti halaman web atau file komputer lainnya, dari web server menggunakan URL. Pengguna kemudian dapat menggunakan hyperlink dalam tiap halaman web untuk navigasi ke informasi dalam web lainnya. II.6 Database Sebuah database adalah sekumpulan data yang saling berkaitan. Data itu sendiri dapat diartikan fakta yang diketahui yang dapat direkam dan mempunyai pengertian yang implisit. Sebagai contoh adalah sekumpulan nama, nomor telepon, dan alamat rumah dari orang-orang yang kita kenal. Data ini dapat dituliskan di atas buku alamat berindeks, atau dituliskan pada sebuah file dengan perangkat lunak Microsoft Access atau Excel. Ini adalah sekumpulan dari data yang saling berkaitan dengan makna implisit maka disebut database. Database yang umum digunakan biasanya mempunyai persyaratan tertentu, yaitu: 1. Sebuah database mewakili beberapa aspek di dunia nyata, yang kadangkadang disebut mini world atau Universe of Discourse (UoD). Perubahan pada mini world berpengaruh pula pada database. 2. Sebuah database adalah sekumpulan data yang berkaitan secara logis yang mempunyai makna yang melekat. Sekumpulan data acak tidak dapat disebut sebagai database. 3. Sebuah database didesain, dibangun, dan dipopulasi dengan data untuk tujuan tertentu. Database tersebut dimaksudkan untuk sekelompok pengguna tertentu. Suatu database adalah suatu koleksi data terstruktur. Data tersebut dapat berupa apa saja, dari list sederhana sampai sebuah galeri gambar. Menambah, mengakses, dan memproses data yang tersimpan dalam sebuah database, dibutuhkan suatu sistem manajemen database. Pada pengembangan ini, peneliti menggunakan MySQL sebagai sistem manajemen database relasional.
28
MySQL adalah suatu sistem manajemen database relasional. Suatu database relasional menyimpan data dalam tabel yang terpisah. Hal ini menambah kecepatan dan fleksibilitas. Tabel-tabel tersebut terhubungkan oleh suatu relasi terdefinisi yang memungkinkan memperoleh kombinasi data dari beberapa tabel dalam suatu permintaan. SQL (Structured Query Language) adalah bahasa standar yang digunakan untuk mengakses database. Administrasi database, seperti pembuatan database, pembuatan tabel, dan sebagainya, dapat digunakan aplikasi berbasis web seperti phpMyAdmin (Willy Bayuardi Suwarno, SP, Msi:2008). II.7 Konsep MVC (Model, View, Controller) Arsitektur Model-View-Controller adalah sebuah pola yang terbukti membangun proyek secara lebih efektif. Hal itu dilakukan dengan memilah komponen antara Model, View dan Controller pada bagian - bagian dalam proyek.
Gambar II.9Model Konsep MVC
Diagram di atas menunjukkan 3 komponen yang terdapat dalam pola MVC dan interaksi yang terjadi dari:
29
1. Model Pola MVC memiliki layer yang disebut dengan Model yang merepresentasikan data yang digunakan oleh aplikasi sebagaimana proses bisnis yang diasosiasikan terhadapnya. Dengan memilahnya sebagai bagian terpisah, seperti penampungan data, persistence, serta proses manipulasi, terpisah dari bagian lain aplikasi. Terdapat beberapa kelebihan dalam pendekatan ini. Pertama, membuat detail dari data dan operasinya dapat ditempatkan pada area yang ditentukan (Model) dibanding tersebar dalam keseluruhan lingkup aplikasi. Hal ini memberikan keuntungan dalam proses maintenance aplikasi. Kedua, dengan pemisahan total antara data dengan implementasi interface, komponen model dapat digunakan kembali oleh aplikasi lain yang memiliki kegunaan yang hampir sama. 2. View Layer ini mengandung keseluruhan detail dari implementasi user interface. Disini, komponen grafis menyediakan representasi proses internal aplikasi dan menuntun alur interaksi user terhadap aplikasi. Tidak ada layer lain yang berinteraksi dengan user, hanya View. Penggunaan layer View memiliki beberapa kelebihan: Pertama, memudahkan pengabungan divisi desain dalam development team. Divisi desain dapat berkonsentrasi pada style, look & feel, dan sebagainya, dalam aplikasi tanpa harus memperhatikan lebih pada detail yang lain. 3. Controller Terakhir, arsitektur MVC memiliki layer Controller. Layer ini menyediakan detail alur program dan transisi layer, dan juga bertanggung jawab akan penampungan events yang dibuat oleh user dari View dan melakukan update terhadap komponen Model menggunakan data yang dimasukkan oleh user.
30
BAB III
Metodologi Penelitian
III.1 Model Konseptual Model konseptual merupakan konsep pemikiran yang dapat membantu peneliti untuk merumuskan pemecahan masalah dan membantu dalam merumuskan solusi dari permasalahan yang ada. Model konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar III.1 Model Konseptual
Gambar model konseptual di atas menjelaskan perancangan sistem informasi manajemen aset memerlukan data asli dari perusahaan untuk dijadikan acuan dalam penelitian. Dokumen asli yang diperoleh dari perusahaan akan diolah sesuai kebutuhan perusahaan menjadi sebuah informasi yang dapat mempercepat proses pengelolaan data manajemen aset. Data aset dan support data aset, meliputi lokasi, tipe aset, dan vendor, merupakan inputan pada sistem informasi manajemen aset. Pada sistem, pihak keuangan akan menentukan metode depresiasi yang akan digunakan untuk menentukan nilai dari aset tersebut. Sehingga kondisi aset dapat diprediksi dengan hitungan yang tepat. Penggunaan sistem informasi akan mengubah penyimpanan dokumen yang semula dilakukan secara fisik menjadi penyimpanan data dokumen pada database sistem 31
informasi manajemen aset. Pendataan yang semula menggunakan kertas kerja diusulkan dengan menggunakan sistem untuk mempercepat proses pengolahan data hingga menjadi informasi yang dapat digunakan. Dokumentasi aset akan menjadi lebih baik karena telah diakomodir oleh sistem informasi manajemen aset. Dengan adanya dokumentasi yang baik dan informasi tentang kondisi aset, maka dalam pengelolaan aset menjadi lebih baik dan tepat sasaran. Apabila ada kerusakan yang sama, maka penanganannya pun menjadi lebih mudah dan cepat dilakukan karena terdapat histori dari aset tersebut. Hasil dari pengolahan sistem adalah berbagai macam laporan yang dapat dibuat secara up to date. Berbagai bentuk laporan yang tersedia yaitu daftar aset keseluruhan, berdasarkan kondisi aset, berdasarkan tipe aset, berdasarkan status aset, dan detail aset. III.2 Sistematika Pemecahan Penelitian Dalam melakukan penelitian ilmiah diperlukan adanya suatu tahapan yang merupakan suatu alur berpikir secara logis, memberikan arah yang jelas, teratur dan sistematis dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi dan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada tugas akhir ini, penulis menggunakan pendekatan metode waterfall dalam melakukan pembuatan dan pengembangan sistem informasi aset manajemen. Pada metode waterfall mempunyai 4 fase utama yaitu Analysis, Design, Coding, dan Testing. Sistematika penelitian berdasarkan metode waterfall adalah sebagai berikut:
32
Gambar III.2Sistematika Pemecahan Masalah 33
III.3 Tahap Penelitian Tahapan-tahapan pada penelitian ini akan dapat dilihat pada gambar III.2 sedangkan penjelasan pada setiap tahapan dibagi berdasarkan tahap pengembangan sistem waterfall. III.3.1 Tahap Identifikasi Masalah Pada tahap identifikasi masalah akan ditentukan rumusan masalah berdasarkan latar belakang, kemudian dari rumusan masalah dapat ditentukan tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Dari tujuan penelitian dapat dilakukan penentuan batasan masalah agar penilitian ini tidak terlalu luas dan tidak menyimpang dari tujuannya. Pada studi literatur dilakukan pencarian data dan paper yang mendukung penelitian manajemen aset pada PT. Artistika Inkernas.Selain itu dilakukan juga studi lapangan dengan melakukan wawancara di PT. Artistika Inkernas. Studi lapangan ini bertujuan untuk mengambil data-data yang diperlukan untuk penelitian. III.3.2 Tahap Analysis Aktivitas yang dilakukan pada tahap analisis diantaranya adalah analisis proses bisnis, analisis kebutuhan user, analisis kebutuhan sistem, dan analisis kebutuhan data. Pada analisis proses bisnis dilakukan analisa mengenai proses bisnis yang layak dan dapat dipakai pada sistem manajemen aset yang akan dibuat. Analisis ini dilakukan dengan memafaatkan data-data yang telah didapatkan pada tahap sebelumnya. Hasil analisis ini selanjutnya akan disesuaikan dengan kebutuhan user. Pada analisis kebutuhan sistem akan dilakukan analisa mengenai kebutuhan informasi sistem, yaitu:
34
1. Identifikasi Input Identifikasi input dilakukan untuk mengetahui data-data yang diperlukan dalam perancangan Sistem Informasi Manajemen Aset, yaitu: dokumen yang dikelola & data dokumen fisik. Sehingga menghasilkan bentuk form yang tepat pada sistem. 2. Identifikasi Output Identifikasi output bertujuan untuk mengetahui keluaran yang diinginkan dari Sistem Informasi Manajemen Aset. 3. Identifikasi User Proses pengidentifikasian user dilakukan untuk mengetahui siapa saja yang akan mengakses Sistem Informasi Manajemen Aset pada PT. Artistika Inkernas. 4. Identifikasi Hardware dan Software Pada tahap identifikasi hardware ini akan menganalisis spesifikasi hardware yang dibutuhkan untuk perancangan Sistem Informasi Manajemen Laboratorium. Sedangkan identifikasi software dilakukan untuk mengetahui software-software yang dibutuhkan dalam perancangan Sistem Informasi Manajemen Aset. III.3.3 Tahap Design Perancangan proses Sistem Informasi Manajemen Aset menggunakan alat pemodelan UML (Unified Modeling Language). Pemodelan UML yang digunakan untuk memodelkan sistem informasi, yaitu: Use Case Diagram, Class Diagram, Sequence Diagram dan Activity Diagram. Diagram-diagram ini akan digunakan sebagai pedoman untuk melakukan pengkodean awal. Perancangan interface yang dibuat adalah struktur menu, dan interface sistem. Struktur menu adalah pilihan menu yang terdapat pada antar muka untuk pengguna.
35
III.3.4 Tahap Coding Pada tahap coding dilakukan pengkodean secara menyeluruh terhadap sistem yang akan dibuat. Pengkodean akan dilakukan menggunakan framework PHP Codeigniter dan RDBMS (Relational Basis data Management System) menggunakan MySQL. Framework Codeigniter memiliki library yang bisa diturunkan, atau bisa langsung dipakai fungsinya oleh modul-modul atau fungsi yang akan kita kembangkan. Dengan menggunakan framework ini, aplikasi yang dibuat akan lebih mudah untuk dikembangkan karena framework ini sudah memiliki pola kerja yang baku. PhpMyAdmin yang sudah di-bundling kedalam aplikasi XAMPP untuk melakukan pengolahan pada MySQL. Untuk pembuatan database digunakan syntax SQL (Structured Query Language). Pada tahap pembuatan database ini akan dibuat objek database seperti tabel, skema, indeks, view, dan stored procedure berdasarkan desain perancangan yang sudah dibuat sebelumnya. III.3.5 Tahap Testing Setelah melakukan proses coding, sistem diuji untuk memastikan bahwa semua kebutuhan dan persoalan dapat diselesaikan dan benar. Proses pengujian fokus pada logika perangkat lunak, memastikan bahwa dari proses input, pemrosesan, hingga output benar dan sesuai dengan yang diinginkan. Pengujian dilakukan dengan proses black box testing. Setelah pengujian terhadap sistem informasi selesai, sistem informasi tersebut diimplementasikan di PT. Artistika Inkernas. Output yang dihasilkan dari tahap ini berupa dokumentasi testing. III.3.6 Tahap Analisis dan Penelitian Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis terhadap hasil penelitian yang terdiri dari analisis hasil perancangan sistem, analisis hasil pengujian aplikasi, serta analisis kelebihan dan kelemahan sistem.
36
III.3.7 Tahap Kesimpulan dan Saran Tahapan yang terakhir dari keseluruhan tahapan sistematika pemecahan masalah yaitu kesimpulan dan saran dari hasil penelitian mengenai perancangan Sistem Informasi Aset Manajemen.
37
BAB IV
Analisis dan Perancangan
IV.1 Analisis Kondisi Awal IV.1.1 Pengumpulan Data Dalam perancangan Sistem Informasi Manajemen Aset untuk mendukung seluruh proses siklus hidup aset, dilakukan proses pengumpulan data yang akan digunakan sebagai landasan dalam membangun sistem informasi berbasis web ini. Untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian kali ini, maka dilakukan dua macam kegiatan meliputi: a. Wawancara Wawancara langsung dilakukan dengan pimpinan perusahaan mengenai kegiatan manajemen aset perusahaan. Dari hasil wawancara, maka didapatkan beberapa data sebagai berikut: 1. Permasalahan yang timbul dalam kegiatan manajemen aset, 2. Kebutuhan sistem pendukung pengelolaan data saat ini, dan 3. Identifikasi kebutuhan pengguna. b. Pengumpulan data-data aset perusahaan Data-data aset perusahaan dibutuhkan dalam proses pengujian Sistem Informasi Manajemen Aset. Agar sistem yang dibuat sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan, maka sistem akan diuji dengan menggunakan data-data yang sesuai dengan aset perusahaan. Informasi yang didapatkan dari data aset tersebut antara lain: 1. Data aset yang dimiliki perusahaan saat ini 2. Perhitungan nilai beli dan nilai saat ini 3. Tahun perolehan aset beserta jumlahnya IV.1.2 Profil Perusahaan Didirikan pada tahun 1972, PT. Artistika memproduksi heavy duty split tiles. Dengan filosofi "kualitas adalah segalanya" yang dijalankan secara konsisten oleh seluruh 38
jajaran direksi, staff dan karyawan, produk keramik Artistika dapat bertahan di pasaran domestik dan internasional. Produk yang dihasilkan adalah keramik lantai dengan menggunakan system split yang sangat tepat untuk memproduksi keramik heavy duty yang berkualitas tinggi dan produk-produk pelengkap bangunan modern. Kapasitas per tahun yang dihasilkan PT. Artistika adalah: 180.000 m² keramik lantai berbagai bentuk dan design.
Pimpinan
Bagian Gudang Bahan & Barang Jadi
Divisi Pabrik
Divisi Personalia
Bagian Produksi
Bagian Maintenance
Divisi Keuangan
Divisi Marketing
Gambar IV.1 Struktur Organisasi PT. Artistika Inkernas
IV.1.3 Identifikasi Proses Bisnis Seluruh proses manajemen aset pada PT. Artistika Inkernas secara umum melibatkan tiga komponen, namun hanya dua komponen yang akan terlibat langsung dengan Sistem Informasi Manajemen Aset. Berikut gambaran proses bisnis manajemen aset pada PT. Artistika Inkernas: Proses pencatatan aset, Manager menentukan apakah barang yang dimiliki perusahaan termasuk aset atau bukan. Jika barang tersebut termasuk aset perusahaan, maka Manajer akan menugaskan Karyawan untuk melakukan pencatan terhadap barang tersebut. 39
Barang yang sudah dicatat dapat dipindahkan ke dalam gudang untuk dipakai pada saat dibutuhkan atau langsung digunakan dengan cara penunjukkan orang atau unit yang akan bertanggungjawab atas aset tersebut. Kemudian Karyawan akan membuat dokumen aset tersebut.
Karyawan
Manager
penentuan aset atau bukan
pencatatan aset
Digunakan
Barang ke Gudang
buat dokumen aset
penyimpanan dokumen
Gambar IV.2 Proses eksisting pencatatan aset
Proses service / maintenance, Manajer akan menentukan apakah sebuah aset perlu dilakukan perbaikan atau tidak berdasarkan hasil kontrol aset yang dilakukan Karyawan secara rutin. Jika telah ditentukan aset perlu diperbaiki atau service rutin, maka Karyawan akan membuat dokumentasi service.
40
Karyawan
Manager
Vendor
penentuan service atau tidak
buat dokumen service
perbaikan aset
pembayaran perbaikan
update dokumen aset
Gambar IV.3 Proses eksisting service / maintenance
Proses report, Manajer akan meminta Karyawan untuk membuat dokumen report. Kemudian Karyawan akan membuat report sesuai aset tertentu. Karyawan
Manager
meminta laporan
buat dokumen report
menerima laporan
Gambar IV.4 Proses eksisting report 41
Proses disposal, Manajer akan menentukan apakah aset akan dijual atau lebih baik dibuang. Apabila aset dijual, aset akan dijual sesuai dengan nilainya saat ini atau nilai yang disepakati. Apabila aset dibuang, Manajer akan melakukan pembayaran biaya disposal bila ada. Kemudian Karyawan akan melakukan pencatatan tentang pembuangan aset.
Karyawan
Manager
Vendor
penentuan jual buang
jual?
beli aset
menerima aset
pembayaran biaya disposal
menerima pembayaran
pembayaran aset
pencatatan pembayaran
Gambar IV.5 Proses eksisting disposal
IV.1.4 Identifikasi Kebutuhan Sistem Kebutuhan sistem akan berfokus pada penyelesaian masalah yang terdapat pada sistem eksisting. Berdasarkan masalah yang terdapat pada sistem eksisting, maka sistem yang akan dirancang diharapkan dapat memberikan solusi sebagai berikut: 42
Tabel IV.1 Tabel Identifikasi Kebutuhan Sistem
No
Kebutuhan
Deskripsi
1
Waktu Pemakaian
Sistem dapat diakses kapanpun.
2
Pengelolaan Data
Sistem dapat mengelola data yang saling terlibat dalam pengelolaan aset. Sehingga mengurangi penyimpanan data menggunakan dokumen fisik.
3
Depresiasi
Sistem dapat melakukan perhitungan depresiasi dengan menggunakan 4 metode yang berbeda.
4
Pembuatan Dokumen
Sistem dapat mempermudah dalam melakukan pembuatan dokumen yang saling terlibat dalam pengelolaan data aset.
5
Pencetakan Dokumen
Sistem dapat melakukan pencetakan dokumen.
6
Pembuatan Grafik
Sistem dapat memberikan pelaporan dalam bentuk grafik untuk mempermudah pimpinan perusahaan.
IV.1.5 Identifikasi Pengguna Sistem Pada Sistem Informasi Manajemen Aset ini memiliki tiga jenis user yang dapat mengaksesnya secara default, yaitu karyawan, manajer, dan administrator. Dimana karyawan adalah karyawan itu sendiri dari perusahaan.Manajer dapat diwakilkan dengan pimpinan perusahaan. Dan, administrator diwakilkan oleh pimpinan perusahaan atau bagian finansial.
43
Tugas dari karyawan adalah melakukan pengelolaan data aset perusahaan baik dari segi input dan transaksi aset. Untuk manajer dapat melakukan cetak laporan dari data aset.Sedangkan tugas dari administrator, sebagai user yang memiliki semua akses terhadap sistem. Kelebihan lain dari administrator yaitu memiliki akses untuk mengatur hak akses setiap user. Adapun hak akses yang dimiliki oleh masing-masing user yang lebih lengkap dalam penggunaan sistem ini digambarkan dalam Tabel IV.2. Tabel IV.2 Hak akses user dalam Sistem Informasi Manajemen Aset Role Administrator
Karyawan
Manajer
Hak Akses
Manage Asset
Manage Service / Maintenance
Manage Disposal
Manage Location
Manage Type, jenis aset
Manage Vendor
Manage User
Membuat Report Asset
Edit Profile user
Manage Asset
Manage Service / Maintenance
Manage Disposal
Manage Location
Manage Type, jenis aset
Manage Vendor
Edit Profile user
Membuat Report Asset
Edit Profile user 44
IV.2 Analisis Kondisi Usulan IV.2.1 Analisis Proses Bisnis Usulan Proses bisnis usulan yang dirancang diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang terjadi pada proses bisnis saat ini. Pada proses bisnis usulan akan menggunakan Sistem Informasi Manajemen Aset sebagai alat bantu dalam melakukan pengolahan data aset dan penyimpanannya. Proses pencatatan aset pada proses usulan dimana Manajer menentukan suatu barang termasuk aset atau bukan, kemudian bersama Karyawan menentukan akan digunakan atau disimpan. Lalu Karyawan akan memasukkan data aset tersebut ke sistem. Karyawan
Manager
Sisfo Manajemen Aset
penentuan aset atau bukan
Digunakan
Barang ke Gudang
Input Data Aset
simpan db
Gambar IV.6 Proses bisnis usulan pencatatan aset
Proses service / maintenanceusulan, Manajer tetap menentukan aset perlu dilakukan perbaikan atau tidak. Kemudian Karyawan akan membuka webpage mengenai aset yang akan diperbaiki, lalu memasukkan data perbaikannya. Aset akan perbaiki di
45
vendor. Lalu Manager akan melakukan pembayaran. Karyawan akan meng-update data service aset.
Karyawan
Manager
Vendor
Sisfo Manajemen Aset
penentuan service atau tidak
menampilkan data aset
buka data aset
simpan data service
input service data
perbaikan aset
pembayaran perbaikan
update data service
data service complete
Gambar IV.7 Proses bisnis usulan service / maintenance
Pada proses bisnis report usulan, Manager dapat langsung mengakses report melalui sistem. Tanpa meminta pembuatan report kepada Karyawan akan membuat waktu lebih efisien.
46
Manager
Sisfo Manajemen Aset
masuk menu report
buat report
tampil report aset
Gambar IV.8 Proses bisnis usulan report
Proses bisnis disposal usulan tidak terlalu beda jauh dengan proses bisnis eksisting, bedanya hanya pada proses bisnis usulan, data disposal aset disimpan di sistem. Karyawan
Manager
Vendor
Sisfo Manajemen Aset
penentuan jual buang
jual?
buy asset
receive asset
pembayaran biaya disposal
menerima pembayaran
pembayaran aset
input data disposal
pencatatan pembayaran
Gambar IV.9 Proses bisnis usulan disposal 47
IV.2.2 Analisis Arsitektur Teknologi Usulan Arsitektur teknologi yang digunakan pada pengembangan Sistem Informasi Manajemen Aset ini adalah arsitektur Three-Tier. Dalam model ini, pemrosesan disebarkan di dalam tiga lapisan (atau lebih jika diterapkan arsitektur multitier). Lapisan ketiga dalam arsitektur ini,masing-masing menjumlahkan fungsionalitas khusus, yaitu: 1. Layanan presentasi (tingkat client) 2. Layanan bisnis (tingkat menengah) 3. Layanan data (tingkat sumber data) Layanan presentasi atau logika antarmuka pengguna ditempatkan pada mesin client. Logika bisnis dikeluarkan dari kode client dan ditempatkan dalam tingkat menengah. Lapisan layanan data berisi server database. Setiap tingkatan dalam model three-tier berada pada komputer tersendiri. Konsep model three-tier adalah model yang membagi fungsionalitas ke dalam lapisan-lapisan, aplikasi mendapatkan skalabilitas, keterbaharuan, dan keamanan. Arsitektur Three Tier merupakan inovasi dari arsitektur Client Server.Pada arsitektur Three Tier ini terdapat Application Server yang berdiri di antara Client dan Database Server. Arsitektur Three Tier ini banyak sekali diimplementasikan dengan menggunakan Web Application. Karena dengan menggunakan Web Application, Client Side (Komputer Client) hanya akan melakukan instalasi Web Browser. Dan saat komputer client melakukan inputan data, maka data tersebut dikirimkan ke Application Server dan diolah berdasarkan business process-nya. Selanjutnya Application Serverakan melakukan komunikasi dengan database server. Kelebihan menggunakan arsitektur teknologi three-tier: 1. Segala sesuatu mengenai database terinstalasikan pada sisi server, begitu pula dengan pengkonfigurasiannya. Hal ini membuat harga yang harus dibayar lebih kecil,
48
2. Apabila terjadi kesalahan pada salah satu lapisan tidak akan menyebabkan lapisan lain ikut salah, 3. Perubahan pada salah satu lapisan tidak perlu menginstalasi ulang pada lapisan yang lainnya dalam hal ini sisi server ataupun sisi client, 4. Transfer informasi antara web server dan server database optimal, 5. Komunikasi antara sistem-sistem tidak harus didasarkan pada standar internet, tetapi dapat menggunakan protocol komunikasi yang lebih cepat dan berada pada tingkat yang lebih rendah, 6. Penggunaan middleware mendukung efisiensi query database dalam SQL di pakai untuk menangani pengambilan informasi dari database, 7. Mudah untuk mengubah DBMS engine, 8. Memungkinkan pula middle tier ke platform yang berbeda, 9. Biaya jangka panjang yang rendah, 10. Perubahan-perubahan cukup dilakukan pada middle tier daripada pada aplikasi keseluruhan, 11. Kemampuan untuk bereaksi terhadap perubahan bisnis dengan cepat, dengan cara mengubah.
Return Result
HTTP Response HTTP Request
Client
SQL Query
Database Server
Aplication Server
Gambar IV.10 Arsitektur 3-tier
1. Software Software (Perangkat Lunak) yang dibutuhkan dalam pengembangan aplikasi ini diantaranya: 1. Komputer Client a. Sistem Operasi Windows 7 b. Web browser 49
2. Aplication Server a. Sistem Operasi Windows 7 b. XAMPP 1.6.6a 3. DatabaseServer a. Sistem Operasi Windows 7 b. XAMPP 1.6.6a 2. Hardware Hardware (Perangkat Keras) yang dibutuhkan dalam pengembangan aplikasi ini diantaranya: 1. Komputer Client a. CPU dengan prosesor Intel Pentium 4, RAM minimal 1 Gb, dan harddisk minimal 40 Gb b. Monitor c. Keyboard d. Mouse e. Wireless& LAN Adapter 2. Application Server a. CPU dengan prosesor AMD Turion 64 x2, RAM minimal 2 Gb, dan harddisk minimal 160 Gb b. Monitor c. Keyboard d. Mouse c. LAN Adapter 3. Database Server a. CPU dengan prosesor AMD Turion 64 x2, RAM minimal 2 Gb, dan harddisk minimal 160 Gb b. Monitor c. Keyboard d. Mouse e. LAN Adapter 50
IV.3 Desain Sistem Pada tahap desain sistem perancangan desain dibagi menjadi tiga jenis desain sistem, yaitu desain perancangan proses sistem, desain perancangan database sistem dan desain perancangan interface sistem. IV.3.1 Desain Perancangan Proses Sistem Pada desain perancangan proses sistem peneliti menggunakan pendekatan berorientasi objek, yaitu dengan menggunakan alat pemodelan UML (Unified Modeling Language). Dengan menggambarkan beberapa diagram UML, yaitu: Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, Class Diagram, dan Deployment Diagram. IV.3.1.1.
Use-Case Diagram
Use Case Diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan pada sebuah sistem. Use-case dalam perancangan sistem ini dibagi menjadi dua user role utama, yaitu user role karyawan dan user role administrator. Untuk detail user role dengan fungsi masing-masing user role dapat dilihat pada use-case diagram dibawah ini:
51
Manager
Sistem Informasi Manajemen Aset
Create Report Manage Role
Manage Location
Manage Service/Maintenance
karyawan administrator
Manage Aset
Manage Vendor
Manage User
Manage Disposal
Manage Type
Gambar IV.11Use Case Diagram Sistem Informasi Manajemen Aset
52
IV.3.1.2.
Activity Diagram
Activity diagram dalam sistem ini mendeskripsikan setiap aktivitas yang dilakukan oleh setiap aktor. Activity diagram ini dibuat berdasarkan hasil use-case diagram yang sebelumnya telah didefinisikan. Pada use-case diatas terdapat 9 aktifitas yang dapat dilakukan oleh user, tetapi keseluruhan aktifitas berupa aktifitas yang serupa. Jadi untuk masing-masing aktivitas yang memiliki alur sama dibuat masing-masing satu activity diagram. 1. Activity diagram untuk input data aset
Karyawan
Sisfo Manajemen Aset
Request Input Page
View Input Page
Validasi data aset
Input Data Aset
Valid
Insert Database
Redirect to Input Page
Gambar IV.12 Activity diagram input data aset
53
2. Activity diagram untuk update data aset
Karyawan
Sisfo Manajemen Aset
Show Edit Page
Request Edit Page
Input Data Update Aset
Validasi Update Data
valid
Update Database
redirect to Asset Detail
Melihat hasil update
Gambar IV.13 Activity diagram edit data aset
54
3. Activity diagram untuk delete data aset
Karyawan
Sisfo Manajemen Aset
Request Delete Data
Show confirmation delete
confirm delete
Confirm
delete data from db
redirect to view asset data
melihat hasil delete
Gambar IV.14 Activity diagram delete data aset
IV.3.1.3.
Sequence Diagram
Diagram sequence merupakan salah satu diagram interaction yang menjelaskan bagaimana suatu operasi itu dilakukan; message (pesan) apa yang dikirim dan kapan pelaksanaannya. Diagram ini diatur berdasarkan waktu. Obyek-obyek yang berkaitan dengan proses berjalannya operasi diurutkan dari kiri ke kanan berdasarkan waktu terjadinya dalam pesan yang terurut.
55
1. Sequence diagram untuk input data vendor Input Vendor
Browser
Server
View
Controller
Model
Actor request page
autoload.php input.vendor() on admin.php
load view page view input data add.vendor() insert into db
validation load view
page view
Gambar IV.15 Sequence diagram Input Vendor
56
2. Sequence diagram untuk edit data vendor Edit Vendor
Browser
Server
View
Controller
Model
Actor request page autoload.php edit.vendor() on admin.php
load view page view pilih vendor select() on edit.vendor()
select db send data load view
edit page view update vendor edit() on edit.vendor() update into db validation load view page view
Gambar IV.16 Sequence diagram Edit Vendor
57
3. Sequence diagram untuk delete data vendor delete vendor
Browser
Server
View
Controller
Model
Actor request page autoload.php delete.vendor() on admin.php load view page view pilih vendor select() on delete.vendor() select db send data load view delete page view delete vendor delete() on delete.vendor()
delete on db validation
load view page view
Gambar IV.17 Sequence diagram Delete Vendor
IV.3.1.4.
Class Diagram
Berdasarkan model-model yang ada akan dibuat class diagram disusun sesuai hirarki package atau domain class. Class Diagram memberikan pandangan secara luas dari suatu sistem dengan menunjukan kelas-kelasnya dan hubungan mereka. Class Diagram bersifat statis, menggambarkan hubungan apa yang terjadi. Untuk detail hubungan class diagram aplikasi ini dapat dilihat pada class diagram dibawah ini. 58
Model mlogin
login
0..*
adminFunc
0..1 muser
0..*
Model
Controller
0..1 0..*
0..* mupload
admin
0..1
0..1 0..1 0..1
0..* 0..1 0..1 0..1 0..1 0..1 0..1 0..*
0..* 0..*
0..* listUser
0..1
0..1
0..*
0..*
0..*
serviceAll
report
asset
listVendor
0..*
0..*
role
disposalAll
View listLoc
listKlas
Gambar IV.18Class Diagram
Gambar diatas adalah ringkasan mengenai class diagram, untuk class diagram lengkap dapat dilihat pada Lampiran E. IV.3.1.5.
Deployment Diagram
Arsitektur aplikasi untuk mengimplementasikan Sistem Informasi Manajemen Aset dapat dilihat pada gambar IV.16.
Web Server
Generic PC
Database Server XAMPP : Apache
Web Browser
SQL
HTTP CodeIgniter
Gambar IV.19 Arsitektur Aplikasi
59
MySQL
Berdasarkan gambar IV.16, dapat dilihat arsitektur aplikasi pada penelitian ini dipecah menjadi 3 bagian yaitu bagian client, web server dan database. Pada sisi client hanya terdapat browser untuk mengakses halaman web. Pada sisi server terdapat framework CodeIgniter yang telah dipasang pada web server Apache.File tersebut berisi view, model dan controller. Server berhubungan langsung dengan client dan database.Kemudian pada sisi database terdapat database yang digunakan pada penelitian dengan menggunakan MySQL. IV.3.2 Entity Relationship Diagram Perancangan Basis Data pada aplikasi ini menggunakan Entity Relationship Diagram (Diagram Hubungan Entitas). ERD dari aplikasi ini digambarkan pada halaman berikutnya.
60
sessper sess Integer permission Integer stat Variable characters (3)
permission idPermisi Integer namaPermisi Variable characters (50)
memiliki
idPermisi
hak
user
sess sessionid Integer sessionname Variable characters (50) sessiondir Variable characters (100)
nomorKaryawan Variable characters (10) password Variable characters (20) fullName Variable characters (50) phone Variable characters (16) email Variable characters (50) status Integer pic Variable characters (15)
role
pk_sessionid
logaset idAsetLog Variable characters (20) tgl_update Date & Time perubahan Variable characters (200)
pk_nomorKaryawan
itemperbaik itemPerbaikID Integer itemPerbaikNama Variable characters (50)
menggunakan
pk_itemPerbaikID
klasaset
itemaset
diperbaiki
perbaikaset perbaikID Integer tanggal Date deskripsi Variable characters (200) status Integer biaya Money
riwayat
perbaikan
pk_perbaikID
idAset Variable characters (20) namaAset Variable characters (50) keterangan Variable characters (200) tgl_beli Date harga_beli Money umurEkonom Integer status Integer nilaiSisa Money kondisiAset Integer tgl_update Date & Time petugasAset Variable characters (100) assetpic Variable characters (30) assetcost Money
termasuk
klasID Integer klasName Variable characters (50) tgl_update Date & Time employee Variable characters (10) keterangan Variable characters (200) pk_klasID
vendor dari
pk_idAset berada
vendorID Variable characters (10) vendorNama Variable characters (50) alamat Variable characters (200) phone Variable characters (16) email Variable characters (50) website Variable characters (50) contactName Variable characters (50) contactNo Variable characters (16) pk_vendorID
dibuang
dengan
lokasiDept idDept Integer namaDept Variable characters (50) keterangan Variable characters (200) employee Variable characters (10) tgl_update Date & Time pk_idDept
disposal disposalID Integer tanggal Date status Integer hasil Money
idDepresiasi Integer namaDepresiasi Variable characters (50)
pk_disposalID
pk_idDepresiasi
depasset
Gambar IV.20Entity Reationship Diagram
61
IV.3.3 Rancangan Interface Sistem Setelah tahap perancangan sistem menggunakan UML, tahap selanjutnya adalah perancangan screen halaman aplikasi. Halaman aplikasi yang dirancang akan digunakan sebagai interface umum dalam Sistem Informasi Manajemen Aset adalah sebagai berikut:
Header
Content
Sidebar
Gambar IV.21 Rancangan Interface Sistem
IV.3.4 Coding Summary Pada tahap ini dilakukan implementasi hasil rancangan ke dalam baris kode program yang dapat dimengerti oleh komputer. Proses coding pada rancangan ini menggunakan bahasa pemrograman PHP untuk sisi server, menggunakan bahasa pemrograman HTML, JavaScript, CSS untuk sisi client atau tampilan, serta menggunakan bahasa pemrograman SQL untuk sisi database. Berikut adalah coding summary yang dibagi berdasarkan package: 1. Model Berisi kelas-kelas model yang bertugas untuk menampung data yang akan digunakan dalam program. Pada kelas-kelas di package model ini merupakan kelas-kelas yang berhubungan langsung dengan database. 2. View Berisi tampilan-tampilan yang dibagi berdasarkan hasil dari setiap request dari user.
62
3. Controller Berisi kelas Action yang bertugas untuk mengontrol hubungan antara tampilan (view) dan data (model). IV.3.5 Pengujian Aplikasi Pengujian aplikasi ini menggunakan black-box testing yang terdiri dari pengujian fungsi yang terdapat dalam sistem dalam melakukan pengolahan data. Pengujian aplikasi ini bertujuan untuk memeriksa apakah aplikasi yang telah dibuat sudah memenuhi kebutuhan fungsionalitas yang telah ditentukan. Pengujian ini dilakukan dengan cara menelusuri usecase setiap aktor pada aplikasi dan kemudian memeriksa kebenaran perilaku perangkat lunak dalam memenuhi kebutuhan fungsionalitasnya. Selain black-box testing, pengujian yang akan dilakukan adalah pengujian penerimaan user (User Acceptance Test) dimana aplikasi akan didemonstrasikan dan user tersebut memberikan feedback dan saran aplikasi.
63
BAB V
Hasil dan Pengujian
V.1 Deskripsi Umum Sistem Sistem Informasi Manajemen Aset merupakan sistem yang dirancang untuk menunjang pengelolaan data aset yang berada di PT. Artistika Inkernas. Sistem dapat mengakomodir keseluruhan siklus hidup dari sebuah aset, mulai dari akuisisi aset hingga disposal aset. Sistem ini mempunyai beberapa fungsi, diantaranya: 1. Login ke sistem 2. Kelola data pendukung untuk manajemen aset, seperti vendor, tipe aset, dan lokasinya 3. Kelola data aset dari akuisisi aset hingga disposal aset. 4. Kelola data aset yang sedang di service/maintenance. 5. Kelola data aset yang sedang di disposal. 6. Perhitungan depresiasi nilai aset. 7. Melihat grafik jumlah aset berdasarkan statusnya. 8. Kelola role. V.2 Hasil Aplikasi V.2.1
Screenshot Aplikasi
Sistem
Informasi Manajemen Aset
yang sebelumnya telah dirancang kemudian
diimplementasikan ke dalam bentuk kode, berhasil menjadi sebuah sistem informasi yang dapat menangani proses bisnis manajemen aset mulai dari akuisisi aset sampai dengan disposal sebuah aset. Screenshot dari aplikasi dapat dilihat pada Lampiran C. V.3 Pengujian Aplikasi V.3.1
Lingkungan Perangkat Lunak Pengujian
Pengujian yang akan dilakukan pada penelitian ini dengan menggunakan perangkat lunak yakni: 1. Windows 7 dari Microsoft sebagai sistem operasinya. 2. PhpMyAdmin sebagai database tempat penyimpanan data-data yang diperlukan oleh Sistem Informasi Manajemen Aset 64
3. Firefox dari Mozila sebagai browser tempat menjalankan kode program yang telah dibuat. 4. CodeIgniter sebagai sarana merancang kode program dan mempermudah dalam pengecekan apabila terdapat kode program yang salah yang salah 5. Data inputan nilai untuk mengetahui status penggatian secara otomatis. 6. Perangkat pengujian lain yang direncanakan. V.3.2
Lingkungan Perangkat Keras Pengujian
Dalam pengujian yang akan dilakukan pada penelitian ini, perangkat keras yang digunakan yakni: 1. Komputer server dengan spesifikasi AMD Turion64 x2, RAM 2 GB dan hardisk 160GB. 2. Jaringan Komputer, sebagai transmisi menggunakan kabel UTP. 3. LAN Card untuk koneksi ke intranet PT. Artistika Inkernas. V.3.3
Pengujian Fungsional Aplikasi
Pengujian dari masing masing proses yang terdapat dalam aplikasi ini bertujuan untuk
menguji setiap fungsionalitas dari aplikasi ini. Hal ini dilakukan untuk melihat berhasil atau tidaknya sistem dan berjalan sesuai dengan hasil yang diharapkan. Untuk melihat hasil dari pengujian dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel V.1Hasil pengujian fungsional aplikasi
Nama Aktor
Nama Use-Case
Manage Asset
Hasil yang diharapkan
Output
Sistem dapat
Input aset
mengelola aset,
berhasil. Edit
dari input aset,
aset berhasil.
edit aset, dan
Hapus aset
hapus aset.
berhasil.
Sistem dapat
Input service
mengelola
berhasil. Edit
service, dari
service berhasil.
input service,
Hapus service
edit service, dan
berhasil.
Hasil Evaluasi
Berhasil
Karyawan
Manage Service / Maintenance
65
Berhasil
hapus service.
Manage Disposal
Sistem dapat
Input disposal
mengelola
berhasil. Edit
disposal, dari
disposal berhasil.
input disposal,
Hapus disposal
edit disposal, dan
berhasil.
Berhasil
hapus disposal.
Manage Type
Sistem dapat
Input tipe aset
mengelola tipe
berhasil. Edit tipe
aset, dari input
aset berhasil.
tipe aset, edit tipe
Hapus tipe aset
aset, dan hapus
berhasil.
Berhasil
tipe aset.
Manage Location
Manage Vendor
Sistem dapat
Input lokasi
mengelola lokasi,
berhasil. Edit
dari input lokasi,
lokasi berhasil.
edit lokasi, dan
Hapus lokasi
hapus lokasi.
berhasil.
Sistem dapat
Input vendor
mengelola
berhasil. Edit
vendor, dari input
vendor berhasil.
vendor, edit
Hapus vendor
vendor, dan
berhasil.
Berhasil
Berhasil
hapus vendor.
Manage User Administrator
Manage Role
Sistem dapat
Input user
mengelola user,
berhasil. Edit
dari input user,
user berhasil.
edit user, dan
Hapus user
hapus user.
berhasil.
Sistem dapat
Sistem berhasil
mengelola hak
mengelola hak
akses dari role
akses role.
Berhasil
Berhasil
yang tersedia. Manajer
Create report
Sistem dapat
Sistem
mengolah setiap
menampilkan
66
Berhasil
data aset baik
hasil report data
berdasarkan
aset dengan
vendor atau
benar
detail aset.
V.3.4
User Acceptance Test
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan terhadap user di PT. Artistika Inkernas. Dokumen pengujian penerimaan user dilampirkan pada Lampiran D. Berikut ini beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil user acceptance test. Tabel V.2 Hasil User Acceptance Test Nama Dimensi
Jawaban Pertanyaan Ya Apakah tampilan website menarik? Apakah menu dalam website dapat dimengerti
Website Design
dengan baik? Apakah website memberikan informasi yang cukup? Apakah website dapat memproses data aset dengan baik dan akurat?
√
√
√
√
Reliability Apakah sistem manajemen aset di website cukup efektif dan efisien? Apakah website dapat memberikan kemudahan dalam memonitor aset?
√
√
Responsiveness Apakah website dapat memberikan respon yang cepat ketika diakses? Trust
Apakah website dapat dipercaya sebagai media 67
√
√
Tidak
dalam penyimpanan dan pengelolaan data aset?
Personalization
Apakah website dapat memberikan nilai tambah kepada user yang menggunakan?
√
1. Website Design a. Tampilannya menarik. b. Aplikasi mudah dimengerti. c. Sistem telah menampilkan data yang dibutuhkan. 2. Reliability a. Website dapat memberikan pengolahan data yang akurat &real-time b. Proses pengolahan data aset dapat berjalan lebih efektif dan efisien 3. Responsiveness a. Website memberikan respon yang cepat. b. Sistem memberikan solusi yang tepat untuk setiap user yang meggunakan. 4. Trust a. Data yang ditampilkan dapat dipastikan kebenarannya. b. Pengolahan data berjalan dengan baik. 5. Personalization a. Sistem memberikan nilai tambah bagi setiap user yang menggunakannya.
68
BAB VI
Penutup
VI.1 Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari pengembangan Sistem Informasi Manajemen Aset di PT. Artistika Inkernas adalah: 1. Sistem Informasi Manajemen Aset telah dikembangkan dengan menggunakan teknologi PHP dan framework CodeIgniter dengan menggunakan metode waterfall. 2. Sistem pada penelitian ini dirancang dengan siklus alur hidup dari sebuah aset, mulai dari akuisisi aset sampai disposal sebuah aset, untuk membantu PT. Artistika Inkernas dalam mengatasi masalah pengelolaan data aset. 3. Penggunaan dokumen fisik dapat dikurangi dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen Aset. 4. Sistem dapat membantu perusahaan dalam pengelolaan aset dan nilainya karena dilengkapi dengan perhitungan depresiasi untuk mengetahui berapa nilai dari suatu aset saat ini. 5. Berdasarkan hasil user acceptance test dan functional test, sistem dapat diterima oleh user dengan baik karena sudah memenuhi kebutuhan dari user untuk pengolahan data aset-asetnya. 6. Sistem memiliki fitur-fitur yang berguna untuk memudahkan pengelolaan data aset, yaitu: a. Barcode, agar memudahkan pencarian atau akses ke sebuah data aset. b. Quick Access ke data detail aset c. Manage data aset. d. Manage data pendukung aset, yaitu vendor, lokasi, dan tipe aset. e. Manage data user. f. Manage datarole. g. History dari transaksi sebuah aset, seperti pindah lokasi dan perubahan status dari aset beserta waktu transaksinya. h. Pengaturan hak akses pada setiap role yang tersedia. Administrator memiliki hak penuh untuk mengatur siapa yang dapat mengakses aplikasi. 69
VI.2 Saran Saran-saran yang dapat diberikan peniliti terkait dengan hasil penelitian yakni lebih kepada saran untuk pembangunan dan tindak lanjut untuk penelitian selanjutnya. Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut. 1. Sistem dapat me-breakdown suatu aset, minimal untuk satu level berikutnya. 2. Pada sistem, fitur maintenance dapat dimasukkan lebih dari satu jenis perbaikan dalam satu waktu. 3. Sistem dilengkapi perhitungan depresiasi yang lebih lengkap, karena masih ada banyak perhitungan depresiasi. 4. Sistem dikembangkan untuk integrasi dengan sistem akuntansi.
70
Daftar Pustaka [1]
Accounting
Study
Guide.
Components
of
Financial
Statemens.
(http://accountinginfo.com/study/fs/fs-comp-101.htm). Diakses pada 4 Januari 2012. [2]
Australian Accounting Standards Board. 1995. Definition and Recognition of the Elements of Financial Statements. Australian Accounting Research Foundation. Australia.
[3]
Azhar, La Midjan dan Susanto. 2001. Sistem Informasi Akuntansi I dan II, Edisi Ke Sebelas. Lembaga Informatika. Bandung.
[4]
Christina Ningsih dan Susanto, Slamet.2008. Manajemen Aset Berbasis Risiko pada Perusahaan Air Minum.
[5]
David Lloyd, Michael Rimov, Larry Hamel, et al. 2004. Expresso Developer's Guide. Jcorporate Ltd.
[6]
ExecutiveBrief. 2008. Which Life Cycle Is Best for Your Project. Projectsmart.co.uk.
[7]
Firgiawan Khafidli, M. 2011. Trik Menguasai HTML5, CSS3, PHP Aplikatif. Lokomedia. Indonesia.
[8]
George Schell dan McLeod, Raymond.2007. Management Information Systems. Prentice Hall.
[9]
Hastings, Nicholas A. J. 2010. Physical Asset Management. Springer.London.
[10] Jerry J. Weygandt, Paul D. Kimmel, Donald E. Kieso. 2011. Accounting Principles. Willey. [11] Larman, Craig. 2004. Applying UML and Patterns: An Introduction to Object-Oriented Analysis and Design and Iterative Development, Third Edition. Addison Wesley Professional. United States. [12] Mather, Daryl. 2003. The Strategic Importance of Asset Management. Strategicadvantages.com. Australia. [13] McLeod, Raymond dan George P Schell. 2007. Management Information Systems. Pearson/Prentice Hall. [14] Nash, John F. 1989. Accounting Information Systems, Second Edition. PWSKent Publishing Company. [15] Nordbotten, Joan. Capturing Diverse Usage Contexts for Web-based Images. Contextaware Image Management, CAIM. [16] Oetomo, Budi Sutedjo Dharma. 2006. Perencanaan Dan Pembangunan Sistem Informasi, Edisi 2. Andi Publisher. 71
[17] Pejompongan
Team.
2007.
Lifecycle
Asset
Management.
(http://assetmanagement.wordpress.com/2007/06/14/lifecycle-asset-management/). Diakses pada 9 April 2012. [18] Saputra, Agus. 2011. Trik Kolaborasi Codeigniter dan jQuery. Lokomedia. Indonesia. [19] Schwyn, Sven. 2009. 10 Reasons why PHP is Still Better than Ruby. (http://www.bitcetera.com/en/techblog/2009/04/07/10-reasons-why-php-is-still-betterthan-ruby--/). Diakses pada 9 April 2012. [20] Sommerville, Ian. 2010. Software Engineering, 9th Edition. Addison Wesley. [21] Stoner, Greg. 2009. Accounting students' IT applicaton skills over a 10-year period. Accounting Education. [22] Syamsuddin.
2008.
Penyusutan
Aktiva
Tetap.
(http://dosewa.wordpress.com/2008/09/24/penyusutan-aktiva-tetap/). Diakses pada 9 April 2012.
72
LAMPIRAN
73
LAMPIRAN A Skenario Black Box Testing
74
Skenario Black Box Testing
Nama Aktor
Nama Use-Case
Hasil yang diharapkan Sistem dapat
Manage Asset
mengelola aset, dari input aset, edit aset, dan hapus aset. Sistem dapat
Manage Service / Maintenance
mengelola service, dari input service, edit service, dan hapus service. Sistem dapat mengelola disposal,
Manage Disposal
dari inputdisposal, editdisposal, dan hapus disposal.
Karyawan
Sistem dapat mengelola tipe aset, Manage Type
dari input tipe aset, edit tipe aset, dan hapus tipe aset. Sistem dapat mengelola lokasi,
Manage Location
dari input lokasi, edit lokasi, dan hapus lokasi. Sistem dapat mengelola vendor,
Manage Vendor
dari input vendor, edit vendor, dan hapus vendor.
Administrator
Manage User
Sistem dapat mengelola user, dari
75
Output
Hasil Evaluasi
inputuser, edit user, dan hapus user. Sistem dapat Manage Role
mengelola hak akses dari role yang tersedia. Sistem dapat mengolah setiap data
Manajer
Create report
aset baik berdasarkan vendor atau detail aset.
Tabel diatas adalah tabel isian untuk scenario black-box testing. Setiap use-case dari masing-masing aktor akan dijalankan dan hasil yang tampil dari program untuk setiap usecase akan dilampirkan di kolom isian hasil, lalu dilakukan evaluasi terhadap hasil yang diharapkan dengan hasil yang terjadi. Apabila hasil sesuai dengan hasil yang diharapkan maka pada kolom isian Hasil Evaluasi diisi “Berhasil”, apabila hasil tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan maka pada kolom isian Hasil Evaluasi diisi “Tidak Berhasil”.
76
LAMPIRAN B Skenario User Acceptance Test
77
Jawaban
Nama
Pertanyaan
Dimensi
Ya
Tidak
Apakah tampilan website menarik? Apakah menu dalam website dapat dimengerti Website Design
dengan baik? Apakah website memberikan informasi yang cukup? Apakah website dapat memproses data aset dengan baik dan akurat?
Reliability Apakah sistem manajemen aset di website cukup efektif dan efisien? Apakah website dapat memberikan kemudahan dalam memonitor aset? Responsiveness Apakah website dapat memberikan respons yang cepat ketika diakses?
Trust
Personalization
Apakah website dapat dipercaya sebagai media dalam pengimpanan dan pengelolaan data aset? Apakah website dapat memberikan nilai tambah kepada user yang menggunakan?
Skenario User Acceptance Test:
Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Asetakan didemonstrasikan
User akan mencoba menggunakan aplikasi tersebut secara mandiri tanpa bantuan dari pihak pengembang.
Setelah user selesai menggunakan sistem tersebut, user akan diminta mengisi form isian sesuai dengan tabel diatas, dengan tata cara pengisian sebagai berikut
78
o
Berikan checklist pada kolom Ya apabila pertanyaan tersebut memenuhi kriteria berdasarkan asumsi user
o
Berikan checklist pada kolom Tidak apabila pertanyaan tersebut tidak memenuhi kriteria berdasarkan asumsi user
Setelah pengisian form selesai, user akan diminta untuk memberikan feedback dan saran untuk
Aplikasi
Sistem
Informasi
79
Manajemen
Aset.
LAMPIRAN C Screenshot Aplikasi
80
1. Tampilan Login
2. Tampilan Home
81
3. Tampilan Profile
4. Tampilan Role
82
5. Tampilan List
6. Tampilan New Asset
83
7. Tampilan Disposal
84
LAMPIRAN D Dokumen User Acceptance Test
85
1. Hasil Scan Dokumen User Acceptance Test
86
2. LanjutanHasil Scan Dokumen User Acceptance Test
87
LAMPIRAN E Class Diagram
88
Model
Controller adminFunc login mlogin
0..*
- web : Array
- que : Array
0..1
+ checkdb () : void
+ get_user () + get_vendor () Model + get_perbaik () + get_dispose () + get_dep () + get_klas () + get_loc ()
mupload
+ do_upload () : void + asset_upload () : void
0..* : : : : : : :
void void void void void void void
admin - web : Array + + + + + + + + + +
0..* 0..1
0..* 0..1 0..1 0..1 0..1 0..1
View 0..*
0..1
listVendor
asset
- sesyen : String - data : Array - title : String
- sesyen menu_asset get_perbaik : String - data : Array - title : String
listUser
0..1
: : : : : : : : : :
void void void void void void void void void void
+ input_user () + edit_user () + delete_u () + cupload () + aupload () + input_vendor () 0..1 + edit_vendor () + delete_v () + input_klas () + edit_klas () Controller + delete_k () + input_loc () + edit_loc () 0..1 + delete_l () + menu_asset () 0..* 0..1
0..* listLoc listKlas
0..*
0..* report
serviceAll
- sesyen : String - data : Array - title : String
- sesyen : String - data : Array - title : String
- sesyen : String - data : Array - title : String
role - sesyen : String - data : Array - title : String
void void void void void void void void void void void void void void void
0..1
0..* View
: : : : : : : : : : : : : : :
0..1
0..*
0..*
- title : String - data : Array - sesyen : String
index () asset () homeservice () homedisposal () listklas () listloc () listvendor () report () listuser () role ()
0..*
0..*
- sesyen : String - data : Array - title : String
+ checkin () : void + logout () : void + index () : void
muser - hasil : Array - result : Array - query : Query
- konfigurasi : Array
- web : Array
disposalAll - sesyen : String - data : Array - title : String
View more...
Comments