March 21, 2018 | Author: sadhiragita | Category: N/A
Mekanisme Keseimbangan Tubuh pada Telinga dan Cerebellum Jonathan B. Gilbert C8 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6, Kebon Jeruk, Jakarta Email :
[email protected] Abstract : All human activities can be done because there is a communication between organs by nerve system. All information from outside and inside our body is receieved and forwarded by the peripheral nervous system and processed on the central nervous system. Body balance is one of movement and body position receptor. Components that play a role in the balance mechanism is vestibular apparatus of the inner ear and cerebellum on the central nervous system. The availability of body balance occurred because of coordination between position receptor with eyes and muscle of the body. Keywords : Cerebellum, Vestibuli apparatus, Balance mechanism Abstrak : Segala aktivitas manusia dapat dilakukan karena adanya komunikasi antar organ tubuh oleh sistem saraf. Segala informasi dari luar maupun dalam tubuh diterima dan diteruskan oleh sistem saraf perifer dan diproses pada sistem saraf pusat. Keseimbangan tubuh merupakan salah satu mekanisme reseptor dari gerak dan posisi tubuh. Komponen yang berperan dalam mekanisme keseimbangan adalah apparatus vestibuli pada telinga dalam dan serebelum pada sistem saraf pusat. Terciptanya keseimbangan tubuh terjadi karena koordinasi reseptor posisi tersebut dengan mata dan otot-otot tubuh. Kata Kunci : Serebelum, Aparatus vestibuli, Mekanisme keseimbangan
Pendahuluan Sistem saraf merupakan salah satu sistem tubuh yang paling penting dalam tubuh manusia. Semua aktivitas yang kita lakukan seperti melihat, mendengar, menggerakan badan, dan berpikir terjadi karena adanya sistem saraf. Sistem saraf dalam tubuh berfungsi sebagai alat komunikasi setiap organ yang ada pada tubuh karena pada dasarnya manusia dapat hidup karena adanya kerjasama antara tiap sistem tubuh. Sistem saraf juga berperan ketika manusia menerima dan mengolah informasi sampai memberikan respon secara fisik atau emosional. Manusia memiliki sekitar 100 miliar neuron yang membentuk sistem saraf yang saling berhubungan membentuk semacam jaringan atau sirkuit.1 Semua aktivitas sensorik dan motorik pada tubuh seperti organ mata, hidung, telinga, otot, dan kelenjar tubuh diatur oleh sistem saraf. Selain itu, sistem saraf juga mengatur perihal keseimbangan tubuh. Tubuh kita dapat berdiri, berlari, ataupun mengangkat kaki karena terdapat organ dalam tubuh yang mengatur keseimbangan tubuh. Pekerjaan seperti pemain sirkus ataupun atlit olahraga sangat memerlukan keseimbangan tubuh yang baik. Organ yang mengatur keseimbangan tersebut terdapat pada telinga dalam dan otak kecil. Gangguan pada mekanisme pengaturan keseimbangan dapat menyebabkan kepala pusing ataupun vertigo. Demikian makalah ini ditulis agar mahasiswa dapat mengetahui tentang organ dalam tubuh yang berperan dalam mekanisme keseimbangan tubuh manusia. Skenario Seorang pemain sirkus melakukan atraksi permainan dengan memutarkan badannya ke arah kanan dan kiri. Ia dapat mengembalikan posisi tubuhnya ke keadaan semula yang baik. Rumusan Masalah Seorang pemain sirkus dapat memutar badannya ke kanan dan ke kiri kemudian kembali ke posisi tubuh semula. Analisis Masalah
Komponen Keseimbangan dalam Telinga
Mikroskopis
RM Mekanisme Kerja dan Fungsi Keseimbangan
Organ Keseimbangan
Makroskopis
Sistem Saraf Jaringan saraf merupakan salah satu jaringan paling penting dalam tubuh manusia karena jaringan saraf dikhususkan untuk menerima informasi dari luar tubuh ataupun dalam tubuh, kemudian diolah dan memberikan jawaban yang sesuai berupa berbagai jenis respon maupun fisik atau emosi. Sistem saraf pada tubuh manusia dibagi menjadi dua, yaitu sistem saraf pusat (SSP) yang berfungsi sebagai proses integrasi, analisis, dan memberikan respon yang dilakukan oleh otak dan saraf tulang belakang. Sedangkan penerimaan informasi dari luar ataupun dalam tubuh dilakukan oleh sistem saraf tepi (SST) yang tersebar di seluruh tubuh manusia. Berdasarkan cara kerjanya, sistem saraf dibagi lagi menjadi 3 jenis yaitu, neuron aferen yang terletak pada sistem saraf tepi yang memiliki reseptor sensorik untuk menerima informasi dari rangsangan tertentu. Informasi tersebut akan dibawa dari sistem saraf perifer menuju sistem saraf pusat. Neuron eferen berada pada sistem saraf tepi namun memiliki namun badan sel neuren eferen berada pada sistem saraf pusat, berfungsi untuk mempersarafi otot atau kelenjar untuk dapat memberikan respon dari sistem saraf pusat. Saraf antarneuron berfungsi untuk menghubungan antar neuron dengan neuron yang lain. Organ dalam tubuh kita ada yang bekerja dengan kesadaran dan tidak dalam kesadaran, hal tersebut diatur dengan sistem saraf motorik secara sadar seperti otot rangka dan sistem saraf otonom secara tidak sadar seperti otot polos, jantung, atau paru-paru. Organ-organ dalam tubuh juga dipersarafi dengan 2 macam sistem saraf otonom, yaitu saraf simpatis dan parasimpatis.2,3
Gambar 1. Bagan sistem saraf2 Histologi Jaringan Saraf Jaringan saraf terdiri dari 2 sel penyusun utama, yaitu sel neuron dan sel neuroglia. Sel neuron adalah sel fungsional dari sistem saraf karena memiliki kemampuan menghantarkan impuls. Sel neuron berjumlah lebih sedikit dari neuroglia dan tidak bisa melakukan mitosis seperti sel lainnya. Sel ini memiliki prosesus berupa akson dan dendrit juga banyak terletak di substansia kelabu di sistem saraf pusat. Sel neuron memiliki badan sel (perikarion) dan juga prosesus. Badan sel adalah bagian neuron yang mengandung inti sel, sitoplasma, dan berbagai organel lainnya. Badan sel memiliki retikulum endoplasma (RE) kasar sehingga badan sel terlihat bergranula disebut dengan badan Nissl. Terkadang badan sel mengandung inklusi mater pigmen melanin ataupun lipofusin. Prosesus yang dimiliki perikarion adalah dendrit dan akson. Dendrit merupakan percabangan dari badan sel neuron berbentuk pohon dan umumnya pendek. Fungsi dari dendrit ini adalah untuk menerima sinyal. Akson juga percabangan dari badan sel neuron namun umunya hanya dimiliki 1 setiap sel dan ukurannya lebih panjang dari dendrit. Akson tidak memiliki badan Nissl namun terdapat daerah tidak bergranula dan merupakan pangkal dari akson yaitu muara akson atau akson hillock. Akson berfungsi membawa impuls berupa potensial aksi ke sel saraf lainnya.
Gambar 2. Struktur sel neuron4 Sel neuroglia adalah sel yang bertugas untuk membantu dan melindungi kerja sel neuron. Sel ini lebih banyak sekitar 10x dari sel neuron dan memiliki kemampuan mitosis. Prosesus pada sel neuroglia berbentuk seperti kaki-kaki seperti dendrit namun tidak dapat menghantarkan impuls. Sel ini banyak terdapat pada substansi alba (putih) dan grisea (kelabu). Sel-sel yang termasuk neuroglia adalah mikroglia, astrosit, sel satelit, sel ependim, oligodendroglia, dan sel Schwann. Mikroglia adalah sel kecil dengan prosesus pendek dan berjumlah sedikit namun merata pada substansia alba dan grisea. Mikroglia adalah sel pertahanan pada sistem saraf pusat dengan fungsi sama seperti makrofag / fagosit. Oligodendroglia adalah sel kecil inti bundar dengan prosesus yang menempel pada akson untuk membentuk selubung mielin sebagai metode mempercepat impuls saraf. Sel ini banyak terdapat di substansia alba pada sistem saraf pusat. Astrosit adalah sel berbentuk bintang dengan banyak prosesus yang menjalar. Astrosit dengan prosesus panjang namun sedikit disebut astrosit fibrosa, sedangkan dengan prosesus pendek namun banyak disebut astrosit protoplasma. Sel ini terdapat pada substansia alba dan grisea dan berfungsi sebagai penyokong ketahanan neuron, pembentuk sawar otak, dan absorpsi neurotransmitter. Sel ependim sel epitel kubus atau silindris dan berfungsi sebagai pelapis ventrikel otak dan canalis spinalis pada medulla spinalis. Sel Schwann memiliki fungsi yang sama seperti oligodendroglia namun melapisi akson pada saraf tepi. Sel satelit adalah sel kecil yang membentuk lapisan penutup pada ganglion saraf tepi.1,4
Pada sistem saraf tepi, sel-sel saraf terkumpul menjadi suatu berkas yang disebut sebagai fasikulus. Terdapat jaringan ikat tebal yang melapisi fasikulus tersebut yaitu epinerium. Setiap fasikulus terdiri dari kumpulan sel-sel saraf yang dilapisi oleh perinerium. Tiap sel saraf beserta sel Schwann dilapisis juga oleh jaringan ikat tipis yaitu endonerium. Pada sistem saraf pusat, sel saraf memiliki suatu lapisan dan cairan untuk melindungi sistem saraf pusat. Lapisan pelindung tersebut adalah meninges yang terdiri dari 3 lapisan, yaitu lapisan duramater yang paling tebal, lapisan araknoidmater, dan lapisan piamater. Diantara lapisan araknoid dan piamater terdapat ruang subaraknoid yang berisi cairan cerebrospinal (CSS). Cairan ini dihasilkan oleh pleksus koroideius dan berfungsi untuk metabolisme, homeostasis, dan memberi nutrisi kepada sel otak.5 Komponen Keseimbangan dalam Telinga Telinga merupakan salah satu alat indera karena adanya aktivitas sensorik pendengaran, namun di dalam telinga juga terdapat komponen yang membantu menjaga keseimbangan tubuh manusia. Telinga dibagi menjadi 3 daerah yaitu telinga luar, tengah, dan dalam tempat organ pendengaran dan keseimbangan berada. Telinga luar terdiri dari auricula dan meatus acusticus externus. Auricula berfungi untuk mengumpulkan getaran udara dan meneruskannya ke meatus acusticus externus. Auricula memiliki bentuk yang khas dan tersusun dari tulang rawan elastin. Meatus acusticus externus merupakan saluran yang menghubungkan auricula dengan gendang telinga atau membrane timpani. Rangka sepertiga saluran ini adalah tulang rawan elastin dan sisanya adalah os temporale. Didalam meatus acusticus externus, terdapat rambut, kelenjar sebasea, dan kelenjar seruminosa. Kelenjar seruminosa merupakan kelenjar keringat yang mengsekresi lilin bewarna coklat kekuningan yang berfungsi mencegah masuknya benda asing ke telinga. Telinga tengah tersusun dari membran timpani, tulang-tulang pendengaran, tuba eustachius, dan ruang timpani. Membran timpani adalan membrane fibrosa tipis yang menempel pada sulcus tympanica. Membran timpani berfungsi sebagai amplifikator dan meneruskannya ke tulang pendengaran. Tulang-tulang pendengaran atau ossi auditus adalah os malleus, os incus, os stapes. Tulang-tulang ini dibantu oleh musculus tympani yang berfungsi meredam getaran membrane timpani dan musculus stapedius untuk meredam getaran pada os stapes. Ruang timpani merupakan ruang berisi udara dalam pars petrosa os temporalis. Di ruangan ini terdapat
fenestra ovale yang berbentuk lonjong dan ditutupi oleh os stapes dan bawah ujung posterior terdapat fenestra rotundum yang berbentuk bulat. Tuba eustachius menghubungkan telinga tengah dengan faring yang berfungsi untuk menyamakan tekanan udara dalam tubuh. Tuba ini akan tertutup pada keadaan normal dan bisa terbuka saat menguap ataupun menelan.6
Gambar 3. Struktur telinga6 Telinga dalam memiliki organ yang berperan dalam menjaga keseimbangan dan pendengaran. Telinga dalam terdapat labirin membranosa yang terdiri dari koklea dan organ vestibular. Koklea adalah bangunan yang berperan dalam pendengaran, sedangkan organ vestibular berperan dalam keseimbangan tubuh. Bangunan tersebut dibatasi di sebelah lateral dengan fenestra ovale dan fenestra rotundum. Koklea berbentuk seperti rumah siput yang bila direntangkan dapat mencapai 35mm. Koklea tampak memiliki 3 ruangan, yaitu skala vestibuli di bagian superior, duktus koklearis atau skala media ditengah, dan skala timpani dibagian inferior. Duktus koklearis atau skala media mengandung cairan endolimfe, sedangkan ruang lainnya mengandung cairan perilimfe. Skala vestibuli dan skala timpani tampak merupakan tabung panjang yang berawal pada fenestra ovale dan berakhir di fenestra rotundum, kedua skala tersebut berhubungan pada suatu muara disebut helicotrema. Di dalam skala media tepatnya di dinding pemisah antara skala media dan skala timpani terdapat bangunan yang berperan sebagai reseptor gelombang bunyi yaitu organ Corti. Bagian bawah organ Corti berbatasan dengan membrane basilaris dan lapisan diatas organ Corti disebut dengan membran tektorial. Di dalam
organ Corti terdapat reseptor auditorik yaitu sel-sel rambut yang dapat mengubah getaran bunyi menjadi sinyal yang diteruskan kepada saraf aferen.4,6
Gambar 4. Struktur koklea4 Organ vestibular merupakan mekanoreseptor keseimbangan tubuh yang terdiri dari 2 kantong dan 3 ductus semicircularis. Pada labirin tulang terisi dengan cairan perilimfe, sedangkan pada labirin membranosi terisi dengan endolimfe. Pada rongga vestibulum, terdapat 2 kantong disebut dengan sakulus dan utrikulus. Kantung sakulus dan utrikulus terdiri dari selubung tipis jaringan ikat yang diisi epitel selapis gepeng. Pada dinding sakulus dan utrikulus terdapat makula yang merupakan sel neuroepitel dengan sistem saraf untuk keseimbangan statis tubuh. Sel rambut yang terdapat pada macula ini yang merupakan mekanoreseptor terhadap keseimbangan. Ujung apikal tiap sel rambut terdapat kinosilium dan stereosilia yang terbenam dalam lapisan gelatinosa dan lapisan otolit. Ductus semicircularis yang berjumlah 3 antara lain adalah ductus semicircularis superior, ductus semicircularis lateral, dan ductus semicircularis posterior. Ketiga duktus tersebut akan bermuara ke dinding utrikulus dan terdapat ampula pada ujung tiap duktus. Di dalam ampula, terdapat mekanoreseptor disebut dengan krista ampularis. Krista ampularis dapat dibilang memiliki fungsi yang sama dengan macula sakulus dan utrikulus,
namun tidak memiliki otolit dan sel rambut melekat pada kupula. Pada duktus koklearis (skala media) dan kantung utrikulus terdapat saluran yang menghubungan disebut dengan ductus reuniens.4
Gambar 5. Struktur vestibulum4 Saraf Kranialis pada Telinga Saraf
kranialis
yang
melewati
telinga
adalah
nervus
facialis
dan
nervus
vestibulocochlearis (N. VII dan N. VIII). Nervus facialis keluar dari antara pons dan medulla oblongata kemudian berjalan ke arah lateral masuk ke meatus acusticus internus. Kemudian saraf ini masuk ke canalis facialis menuju dinding medial cavitas tympani membentuk ganglion geniculatum. Kemudian nervus facialis bercabang menjadi nervus petrosus major yang membawa serabut parasimpatis menuju ganglion pterigoplatinum. Serabut ini akan mempersarafi kelenjar lakrimal. Cabang lain akan mempersarafi musculus stapedius dari canalis facialis. Kemudian cabang ketiga yaitu chorda tympani dari nervus facialis akan masuk ke cavitas tympani dan keluar lewat fissure petrotympanica yang akan mempersarafi duapertiga anterior lidah melalui serabut aferen dan serabut parasimpatik akan mempersarafi kelenjar submandibularis dan sublingualis lewat ganglion submandibularis. Nervus vestibulocochlearis keluar dari antara pons dan medulla oblongata dan bersama nervus facialis melewati meatus acusticus internus. Kemudian saraf ini akan terbagi menjadi nervus vestibularis dan nervus cochlearis. Nervus vestibularis akan melebar membentuk
ganglion vestibular, kemudian akan masuk ke labirin membranosus untuk mempersarafi maculamakula pada dinding utrikulus sakulus dan krista ampularris pada duktus semisirkularis. Nervus cochlearis akan membentuk ganglion spiral koklea kemudian cabang perifer saraf ini akan berjalan dari ganglion menuju organ Corti pada duktus koklearis. Selain itu, terdapat nervus tympanicus yang merupakan cabang dari nervus glossopharyngeus (N. IX) yang melewati cavitas tympani. Saraf ini kemudian akan membentuk pleksus tympanikus dan bercabang menjadi nervus petrosus minor yang akan mempersarafi kelenjar parotis lewat ganglion oticum.6 Mekanisme Keseimbangan Tubuh Komponen apparatus vestibular memberikan informasi penting terhadap sensai keseimbangan untuk koordinasi gerakan kepala, mata, dan tubuh. Aparatus vestibular mendeteksi perubahan posisi dan gerakan kepala dengan cairan endolimfe dan perilimfe. Respon terhadap gerakan tersebut akan diterima oleh sel rambut pada makula dan ampula sehingga informasi dapat diberikan kepada sistem saraf pusat. Bangunan pada apparatus vestibular yang berperan adalah utrikulus, sakulus, dan duktus semisirkularis. Duktus semisirkularis mendeteksi gerakan tubuh dinamis seperti akselerasi, deselarasi, perputaran kepala. Masing-masing telinga memiliki 3 duktus semisirkularis yang tersusun secara tiga dimensi sehingga suatu pergerakan kepala akan menggerakan endolimfe pada salah satu duktus. Reseptor gerakan terdapat pada sel rambut yang terbenam pada lapisan gelatinosa yang disebut kupula. Kupula bergoyang sesuai dengan gerakan cairan endolimfe disekitarnya. Sewaktu terjadi akselerasi atau deselerasi atau rotasi kepala, endolimfe dalam apparatus vestibular akan bergerak pada salah satu duktus semisirkularis. Cairan endolimfe tidak melekat pada lapisan manapun di kepala sehingga saat kepala bergerak cairan endolimfe tertinggal di belakang sama dengan prinsip orang dalam mobil yang bergerak atau berhenti secara mendadak, sedangkan sel rambut dalam kupula bergerak sesuai dengan arah kepala. Sehingga saat kepala bergerak, cairan endolimfe membuat kupula menjadi miring berlawanan dengan arah kepala, sehingga menekuk sel-sel rambut dalam kupula. Sel-sel rambut terdiri dari 1 kinosilium dan 2050 stereosilium yang berbaris. Penekukan sel rambut tersebut membuka saluran ion pada sel rambut sehingga terjadi depolarisasi atau hiperpolarisasi. Hal tersebut menimbulkan sinaps
dengan neuron aferen yang dilanjutkan kepada nervus vestibularis dan bersama nervus cochlearis membentuk nervus vestibulocochlearis. Ketika kepala tidak lagi bergerak atau berputar pada kecepatan tetap, sel rambut kembali lurus dan tidak berespon kembali.2
Gambar 6. Struktur duktus semisirkularis4 Organ otolit, atau kantung sakulus dan utrikulus mendeteksi posisi kepala terhadap gravitasi dan perubahan kecepatan gerakan lurus. Sama seperti kupula pada duktus semisirkularis, sel rambut terbenam pada lapisan gelatinosa namun terdapat lapisan otolith pada makula utrikulus dan sakulus. Pergerakan yang dapat menggeser lapisan otolit menyebabkan selsel rambut bergeser dan terjadi perubahan potensial pada sel rambut. Sel rambut pada utrikulus berorientasi arah vertikal dan sakulus kepada horizontal. Gerakan memiringkan kepala kea rah selain vertikal akan menekuk sel rambut utrikulus sesuai arah kemiringan karena gravitasi lapisan gelatinosa. Prinsip yang sama juga terjadi seperti pada duktus semisirkularis ketika kepada bergerak pada bidang horizontal seperti maju atau mundur. Gerakan kepala yang berorientasi horizontal seperti membangunkan kepala dan akselerasi vertikal akan menyebabkan sel rambut pada kantung utrikulus juga mengalami depolarisasi. Sinaps yang terjadi kemudian diteruskan ke saraf aferen menuju ganglion vestibularis dan dibawa kepada cerebellum lewat nervus vestibulocochlearis.2
Gambar 7. Struktur makula kantung utrikulus dan sakulus4 Struktur Mikroskopis dan Makroskopis Serebelum Secara mikroskopis, serebelum terdiri dari korteks serebeli atau substansi grisea di bagian luar dan substansia alba di bagian dalam atau tengah. Korteks serebeli atau substansi grisea memiliki 3 lapisan, yaitu stratum molekular, stratum purkinye/ganglion, dan stratum granular. Pada lapisan glanular, dapat terlihat 2 jenis sel yaitu sel glanular yang berukuran kecil dengan inti bulat dan tersusun padat, dan sel golgi II yang berukuran lebih besar. Lapisan purkinye atau ganglion memiliki sel purkinye yang berbentuk buli-buli dan berinti besar. Percabangan dendrit sel purkinye mencapai lapisan molekular sedangkan aksonnya pada lapisan glanular. Selain itu pada lapisan purkinye terdapat sinaps antara dendrit sel purkinye dengan serat tidak bermyelin dari lapisan glanular. Pada lapisan molekular yang paling atas, terdapat serat tidak bermyelin dari lapisan glanular, sel basket yang letaknya superficial, dan sel stelata yang terletak dibawahnya. Permukaan korteks serebeli juga dilapisi dengan piamater.5
Gambar 8. Lapisan korteks serebeli5 Substansia alba di lapisan tengah serebelum membentuk bagian tengah dari setiap folium, yaitu lipatan berkelok ke dalam pada serebelum yang dipisahkan oleh sulcus. Pada substansia alba, terdapat akson dari serat saraf bermielin dan beberapa sel neuroglia. Folia serebeli dilapisi oleh jaringan ikat tipis yang melindungi serebelum yaitu piamater yang mengikuti permukaan folia sampai sulcus.3 Secara makroskopis, serebelum terletak pada fossa cranii posterior di bawah tentorium cerebelli. Serebelum terletak dibagian posterior pons dan medulla oblongata. Serebelum terhubung dengan bagian mesencephalon melalui pedunculus cerebellaris superior, bagian pons dihubungkan melalui pedunculus cerebellaris media, dan medulla oblongata dengan pedunculus cerebellaris inferior. Serebelum terdiri dari 2 hemisfer yang dihubungkan di bagian tengah melalui vermis. Lapisan permukaan pada serebelum disebut dengan korteks serebeli yang terdiri lekukan kedalam yang disebut dengan folia.6 Peran Serebelum terhadap Keseimbangan Tubuh Serebelum memiliki bagian-bagian yang memiliki fungsi masing-masing berkaitan dengan aktivitas motorik yang dikontrol secara bawah sadar. Bagian vestibulocerebellum berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol gerakan mata pada waktu berlari dan berjalan atau kegiatan lain. Bagian spinocerebellum berfungsi untuk meningkatkan tonus
otot dan mengkoordinasi gerakan volunter yang terampil sehingga gerakan otot menjadi lebih halus dan teratur. Bagian cerebrocelebulum berperan dalam perencanaan aktivitas volunteer dan memproyeksikannya ke korteks motorik serebrum dan dapat juga menimpan ingatan procedural.
Gambar 9. Bagian fungsional pada serebelum2 Serat sensoris keseimbangan pada duktus semisirkularis, utrikulus, dan sakulus berjalan melalui nervus vestibularis kemudian menuju batang otak melalui nervus vestibulocochlearis dan bersinaps di nucleus vestibularis dan menuju serebelum. Terdapat 4 nukleus vestibularis dan melewati 2 jalur. Dari arah lateral nukleus vestibularis berjalan sebagai traktus vestibulospinalis lateral yang berfungsi mengatur postur tubuh melalui otot ekstensor. Dari arah superior nukleus, serat menuju ke serebelum kemudian ke korteks serebri. Dari arah medial nukleus, serat masuk melalui fasikulus longitudinal medius menggiatkan otot mata N. 3,4, dan 6. Dari arah inferior nukleus, serat turun ke bawah menuju tulang belakang melewati traktus vestibulospinal anterior. Ke tiga jalur serat ini membantu mengkontrol gerakan kepala sesuai dengan posisi tubuh. Serebelum dapat mengatur keseimbangan tubuh sesuai dengan informasi posisi dan gerakan tubuh yang diberikan oleh mata dan apparatus vestibuli.7 Kesimpulan
Gerakan dan posisi tubuh dan kepala pada aktivitas sehari-hari ditentukan oleh komponen telinga yaitu apparatus vestibuli dan serebelum pada sistem saraf pusat dengan dibantu oleh koordinasi mata dan otot tubuh.
Daftar Pustaka 1. Krebs C, Weinberg J, Akesson E. Neuroscience. Phildelphia : Lippincott; 2012. p. 1-7. 2. Sherwood L. Fisiologi Manusia. Edisi ke-6. Jakarta : EGC; 2009. h. 179-80, 240-3. 3. Eroschenko VP. Histologi diFiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-11. Jakarta : EGC; 2008. h. 141-55. 4. Mescher L. Histologi dasar Junqueira. Edisi ke-12. Jakarta : EGC; 2009. h. 136-47, 41525. 5. Gartner LP, Hiatt JL. Atlas berwarna histologi. Edisi ke-5. Pamulang : Binarupa Aksara; 2012. h. 163-73, 443-4. 6. Snell RS. Anatomi klinis berdasarkan sistem. Jakarta : EGC; 2008. h. 495-8, 626-36. 7. Naidich TP, Duvernoy HM, Delman BN, et all. Duvernoy’s atlas of the human brain stem and cerebellum. Austria : Springer Science; 2009. p. 138-41.