Mekanisme Ereksi Dan Ejakulasi Dr Sahrun
March 11, 2019 | Author: Cahrun Carter | Category: N/A
Short Description
Download Mekanisme Ereksi Dan Ejakulasi Dr Sahrun...
Description
MEKANISME EREKSI DAN EJAKULASI
dr. sahrun
Anatomi sistem reproduksi pria
SISTEM REPRODUKSI PRIA
Penis Penis adalah organ seks utama yang letaknya
di antara kedua pangkal paha mulai dari arcus pubis menonjol ke depan berbentuk bulat panjang Pada saat istirahat, foto penis mengecil dan lembek sehingga kelihatan tergantung tidak berdaya saat terangsang, penis akan menegang dan keras dan disebut ereksi
Panjang penis orang indonesia saat relaksasi
9-12 cm, saat ereksi penuh mencapai 10-14 cm Orang barat atau timur tengah saat ereksi mencapai 12,2-15,5 cm Bagian utama penis adalah jaringan erektil yang dapat mengecil atau melembek dan bisa membesar sampai keras
Penampang horizontal penis: 3 rongga yakni 2 rongga kavernosa dan 1 rongga spongiosa Korpus kavernosa diliputi jaringan ikat dan terdiri atas gelembung-gelembung sinusoid Dinding dalam atau endothel sangat berperan untuk bereaksi kimiawi untuk menghasilkan ereksi arteria helicina. Seluruh sinusoid diliputi otot polos yang disebut trabekel Sinusoid venula (sistem pembuluh balik) yang mengumpulkan darah menjadi suatu pleksus venakembali melalui vena dorsalis profunda
dan kembali ke tubuh.
Persyarafan penis Penis dipersyarafi oleh 2 jenis syaraf yakni syaraf otonom (para simpatis dan simpatis) dan syaraf
somatik (motoris dan sensoris) Syaraf-syaraf simpatis dan parasimpatis berasal dari hipotalamus menuju ke penis melalui medulla spinalis (sumsum tulang belakang). parasimpatis ke luar dari medulla spinalis pada kolumna vertebralis di S2-4. simpatis ke luar dari kolumna vertebralis melalui segmen Th 11 sampai L2 parasimpatis dan simpatis menyatu menjadi nervus kavernosa. Syaraf ini memasuki penis pada pangkalnya dan mempersyarafi otot- otot polos Corpora Cavernosa Penis
Syaraf somatis terutama yang bersifat
sensoris membentuk nervus dorsalis penis yang menyatu dengan syaraf-syaraf lain yang membentuk nervus pudendus Syaraf ini juga berlanjut ke kelumna vertebralis (sumsum tulang belakang) melalui kolumna vertebralis S2-4 Stimulasi dari penis atau dari otak secara sendiri atau bersama-sama melalui syarafsyaraf di atas akan menghasilkan ereksi penis
Perdarahan penis Pendarahan untuk penis berasal dari arteri pudenda interna arteria penis communis 2 arteria
kavernosa atau arteria penis profundus yang ketiga ialah arteria bulbourethralis untuk korpus spongiosum Arteria memasuki korpus kavernosa lalu bercabangcabang menjadi arteriol-arteriol helicina yang bentuknya berkelok-kelok pada saat penis lembek atau tidak ereksi. Pada keadaan ereksi, arteriol-arteriol helicina mengalami relaksasi atau pelebaran pembuluh darah sehingga aliran darah bertambah besar dan cepat kemudian berkumpul di dalam rongga-rongga lakunar atau sinusoid. Rongga sinusoid membesar sehingga terjadilah ereksi.
Sebaliknya darah yang mengalir dari sinusoid ke luar melalui satu pleksus yang terletak di bawah
tunica albugenia. Bila sinusoid dan trabekel tadi mengembang karena berkumpulnya darah di seluruh korpus kavernosa, maka vena-vena di sekitarnya menjadi tertekan. Vena-vena di bawah tunica albuginea ini bergabung membentuk vena dorsalis profunda lalu ke luar dari Corpora Cavernosa pada rongga penis ke sistem vena yang besar dan akhirnya kembali ke jantung
THE MALE GENITAL ORGAN
Ereksi Ereksi merupakan proses yang rumit dan membutuhkan kerja sama banyak sistem di
dalam tubuh. Proses itu mulai dari otak, sistem syaraf, pembuluh darah sampai hormon turut dilibatkan agar dapat terjadi ereksi Mekanisme terjadinya ereksi ini disebut Tumescensi Ereksi penis merupakan hasil dari relaksasi otot polos penis yang pada dasarnya dimediasi oleh refleks spinal dan melibatkan proses saraf pusat dan pengintegrasian stimuli taktil, olfaktori, auditori, dan mental. (Anderson, 1995).
Pada saat istirahat (tanpa aktivitas seksual),
pembuluh-pembuluh darah arteri di daerah Corpora Cavernosa, serta otot-otot polos di trabekel yakni sekitar sinusoid akan mengalami kontraksi (penciutan) sehingga darah yang masuk ke penis sangat sedikit. Rongga-rongga sinusoid di Corpora Cavernosa hanya terisi sedikit darah sehingga penis dalam keadaan lembek.
Pada ereksi penis dapat terjadi sekurang – kurangnya dua mekanisme, yakni psikogenik
dan refleksogenik yang berinteraksi selama aktivitas seksual normal. Ereksi psikogenik diawali secara sentral sebagai respon terhadap rangsang pendengaran, penglihatan, pembauan atau imaginasi. Ereksi refleksogenik terjadi akibat pacuan pada reseptor sensoris pada penis, yang dengan interaksi spinal, menyebabkan aksi saraf somatis dan parasimpatis.
Rangsangan seksual penerima stimulasi seksual bereaksi dan mengirim pesan kepada sistem syaraf yang dilanjutkan ke hipotalamus medulla spinalis atau sumsum tulang belakang
melewati nucleus syaraf otonom S2-4 jaringan-jaringan erektil di Corpora Cavernosapelepasan neurotransmitter (NO) mengaktifkan guanilyl cyclase mengubah guanosin triphosphat (GTP) menjadi siklik guanosin Monophosphat (cGMP) cGMP membuat otot-otot polos dalam Corpora Cavernosa dan arteriol-arteriol relaksasi sehingga seluruh pembuluh darah di Corpora Cavernosa serta sinusoid akan mengalami pelebaran atau pembesaran
Selanjutnya rongga-rongga (sinusoid) penuh dengan darah sehingga penis mulai membesar menekan pembuluh darah balik (vena) di dekatnya sehingga darah tidak bisa ke luar dari Corpora Cavernosa dan darah terperangkap di Corpora Cavernosa dan penis tambah besar sampai keras Selama proses itu terjadi, impuls seksual terus timbul di dalam otak dan terjadi relaksasi otot-otot polos di dinding pembuluh darah dan trabekel-trabekel sehingga terjadi dilatasi (pelebaran) pembuluh darah serta pembesaran sinusoid maka penis akan terus mengeras.
Pengendalian sistem ereksi melalui sistem
saraf, tonus otot polos korpus kavernosum dikendalikan oleh proses biokimia yang kompleks di tingkat sistem saraf perifer dan sentral. Saraf otonom simpatis, parasimpatis, dan saraf somatis mengendalikan tonus otot polos korpus kavernosum dan sistem vaskulernya melalui hubungan neuroanatomi yang merupakan bagian integral inervasi dari traktus urinarius bawah.
Detumescensi (Menurunkan Ereksi) Untuk menjaga supaya ereksi tidak terjadi
terus-menerus, maka cGMP harus dikurangi sehingga tidak terjadi relaksasi otot-otot polos terus menerus. Di dalam sel otot polos di dalam Corpora Cavernosa ada mekanisme tersendiri, yakni adanya 5 yang mengubah cGMP menjadi 5 guanosine monophosphat (5GMP), sehingga jumlah cGMP berkurang.
Bila cGMP tinggal sedikit maka relaksasi otot
polos akan hilang kemudian mengkerut (kontraksi) sehingga penis menjadi kecil atau kembali ke fase istirahat. Kemudian bila ada stimulasi seks, NO akan dibentuk lagi dan akhirnya cGMP akan meningkat dan otot polos akan mengalami relaksasi dan penis ereksi lagi.
Selama tidak ada stimulasi seks, penis akan
tetap istirahat. NO tidak diproduksi sehingga cGMP tidak terbentuk dan penis akan tetap lembek. Demikian mekanisme ereksi, istirahat, ereksi dan istirahat dari penis manusia.
Ejakulasi Saat pria telah mencapai titik kepuasan
seksual atau orgasme, kerja saraf parasimpatis digantikan oleh saraf simpatis sehingga pembuluh darah kembali mengalami vasokonstriksi dan ruang-ruang darah dalam penis kembali kosong.
Pembuluh darah balik, setelah sebelumnya
tersumbat, kembali dapat mengantarkan darah dari jaringan erektil penis kembali ke jantung. Saluran keluar sperma yang mengandung spermatozoa kembali terbuka sehingga sperma dapat dikeluarkan dengan bebas. Dengan demikian, puncak dari aktivitas seksual pria, yaitu ejakulasi, akan terjadi
Proses ejakulasi berada di bawah pengaruh saraf otonom Asetilkolin berperan sebagai neurotransmiter ketika saraf simpatis mengaktivasi kontraksi dari leher kandung kemih, vesikula seminalis, dan vas deferens. Refleks ejakulasi berasal dari kontraksi otot bulbokavernosus dan ischiokavernosus serta dikontrol oleh saraf pudendus. Jadi ejakulasi terjadi karena mekanisme refleks
yang dicetuskan oleh rangsangan pada penis melalui saraf sensorik pudendus yang terhubung dengan persarafan tulang belakang (T12-L2) dan korteks sensorik (salah satu bagian otak).
Tujuan dari ejakulasi adalah menghantarkan
sel sperma atau spermatozoa yang diproduksi oleh testis ke dalam saluran reproduksi wanita untuk membuahi sel telur atau ovum wanita. Fungsi penis adalah sebagai penghantar sel sperma tersebut menuju rahim calon Ibu
Tahap-Tahap Aktifitas Seksual Pria 1. Ereksi penis
Ereksi disebabkan karena impuls parasimpatis yang melepaskan nitric oxide dan atau peptide intestinal vasoaktif selain asetilkolin (Guyton, 2006). Selama ereksi, jaringan arteri memasok darah sekurang-kurangnya 100-140 ml. Pada puncak ereksi, tekanan intrakavernosa melebihi tekanan sistolik (Wibowo, 2007). 2. Lubrikasi Selama perangsangan seksual, serabut saraf parasimpatis juga menyebabkan glandula uretral dan bulbouretral mensekresi cairan mukosa yang mengalir melewati uretra. 3. Emisi dan ejakulasi Emisi adalah pergerakan semen ke dalam uretra. Ejakulasi merupakan proses terdorongnya semen keluar dari uretra di saat orgasme (Guyton, 2006).
4. Resolusi
Pada fase terahir terjadi kontriksi otot polos trabekuler dan vasokontriksi arteriol yang memasok darah ke jaringan erektil. Terjadi aliran darah keluar dari sinus venosus sehingga penis menjadi lemas atau flaksid. Fase ini diperantarai oleh saraf adrenergik simpatis.
kesimpulan Mekanisme fungsi seksual melibatkan beberapa unsur : libido, ereksi dan ejakulasi. Disfungsi
seksual dapat terjadi akibat gangguan fungsi tersebut dan kombinasinya.
Terima kasih
View more...
Comments