Materi Training: MPI Level 2 - Part 2

August 1, 2020 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Materi Training: MPI Level 2 - Part 2...

Description

Leakage field indicators There is no satisfactory method by which the magnetic field can be measured inside the article without destroting it. There must be a leakage field in order to determine whether the article is magnetized

Indikator kebocoran medan Tidak ada metoda yang memuaskan dengan apa medan magnit dalam artikel diukur tanpa merusaknya. Harus ada kebocoran medan untuk menentukan apakah artikel dimagnetisasi

Indikator medan : The field indicator: kekuatan medan 1. Compares the strength of the 1. Bandingkan eksternal pada artikel dengan external field of the article with a medan yang ditetapkan dalam fixed field inside the indicator. indikator. 2. Is used more to locate flux leakage 2. Digunakan untuk menemukan than to measure field strength. kebocoran fluks dari pada untuk 3. Is used to show when the part is mengukur kekuatan medan demagnetized. 3. Digunakan untuk menunjukan jika barang didemagnetisasi

36

Lesson – 6 Magnetic particle testing equipment The following should be considered when selecting equipment for magnetic particle testing. 1. Is equipment for wet or dry method ? 2. 3. 4. 5. 6.

Peralatan uji partikel magnetis Yang berikut harus dipertimbangkan ketika memilih peralatan untuk uji partikel magnetis 1. Apakah peralatan untuk metoda basah atau kering ? Magnetization requirements (AC or 2. Persyaratan magnetisasi (AC atau DC) DC) Demagnetization – incorporated or 3. Demagnetisasi – jadi satu atau unit separate unit ? terpisah ? Amperage required. 4. Ampere yang diperlukan. Line voltage requirements. 5. Persyaratan voltase. Accessories needed or required. 6. Asesoris yang diperlukan.

Wet horizontal equipment To obtain circular magnetization, the specimen is clamped between the head and tail stocks. For longitudinal magnetization the coil is moved so that the area to be tested is encircled by the coil. A typical wet horizontal unit usually accommodates both AC and HWDC magnetization. (see pages 3-4 in text.) The wet continuous-field method has three basic steps: 1. Flow bath through nozzle and over entire surface of part. 2. Stop bath flow. 3. Apply current at the instant bath flow is stopped.

Peralatan wet horisontal Untuk memperoleh magnetisasi melingkar, spesimen diklem antara head dan tail stocks Untuk magnetisasi memanjang coil digerakkan sehingga area yang diuji dilingkari oleh coil. Jenis unit wet horisontal umumnya magnetisasi AC dan HWDC. (lihat halaman 3-4 dalam teks.) Metoda wet continuous-field mempunyai tiga langkah-langkah dasar 1. Aliran bath melalui nosel dan mengalir di atas permukaan benda 2. Penghenti aliran bath 3. Aplikasi arus sesaat aliran bath dihentikan

37

Dry continuous-field method Metoda dry continuous-field pada With this method the powder is usually Dengan metoda ini serbuk applied from a shaker, bulb, or blower umumnya diaplikasikan dari shaker, bulb, atau blower dan mengikuti and follows these steps: langkah-langkah ini: 1. Alirkan arus magnetisasi. 1. Apply magnetizing current. 2. Blow powder particles over 2. Dengan blower, taburkan serbuk partikel di atas area magnetisasi magnetizing area. 3. Dengan blower, bersihkan 3. Blow excess powder off part. kelebihan serbuk 4. Matikan arus magnetisasi. 4. Shut off magnetizing current. The powder should float to the magnetized area so the particle will be attracted to any flux leakage. The dry powder method is typically used with both mobile and portable equipment, which will be discussed on the following pages.

Serbuk harus mengapung pada area yang dimagnetisasi sehingga partikel akan ditarik ke kebocoran fluks Metode serbuk kering digunakan dengan peralatan bergerak dan portabel, yang akan dibahas pada halaman berikutnya.

Mobile equipment In many cases it is necessary to bring the equipment to the specimen.

Peralatan bergerak Dalam banyak hal diperlukan untuk membawa peralatan ke spesimen.

38

Typical mobile equipment such as the one above usually operates on 220/440 volts AC and will produce about 4000 amperes. Mobile equipment will usually produce both AC and HWDC magnetizing current. The cables used on the unit above vary from 15 feet to 100 feet. Shorter cables will permit the maximum current output Prods and cables are usually used with the mobile equipment. It often takes two technicians to manipulate the prods and apply the magnetic powder. However, longitudinal magnetization can be produced by wrapping the cable into a coil. It is also possible to use a central conductor clamped between the two cables to produce circular magnetization.

Peralatan bergerak seperti satu di atas umumnya beroperasi pada 220/440 volt AC dan akan menghasilkan sekitar 4000 ampere. Peralatan bergerak pada umumnya menghasilkan arus magnetisasi AC dan HWDC Kabel yang digunakan pada unit di atas berfariasi dari 15 kaki sampai 100 kaki Kabel lebih pendek akan menghasilkan keluaran arus maksimum Prod dan kabel umumnya digunakan dengan peralatan bergerak Ini sering memerlukan dua teknisi untuk menggerakkan prod dan aplikasi serbuk magnit Bagaimanapun, magnetisasi memanjang dapat dihasilkan dengan melilit kabel ke dalam bentuk coil. Ini juga memungkinkan untuk menggunakan pusat konduktor yang diklem antara kedua kabel untuk menghasilkan magnetisasi melingkar.

Typical mobile equipment uses the dry Jenis peralatan bergerak menggunakan powder method but can be used with metode serbuk kering tetapi dapat aerosol cans or external tanks. digunakan dengan kaleng aerosol atau tangki eksternal. Portable equipment Portable equipment is lighter and less expensive than the other types of magnetic particle testing equipment.

Peralatan portabel Peralatan portabel ringan dan murah dibandingkan peralatan uji partikel magnetis jenis lain

39

Typical portable equipment as shown above operates on 110/200 volts AC with an output of between 500 and 1200 amperes. These units usually have a choice of either AC or HWDC. As with mobile equipment, the cables can be used for prods, wrapping into a coil, or connecting to a central conductor. Portable equipment also uses the dry powder method for most applications.

Jenis peralatan portabel ditunjukkan di atas beroperasi pada 110/200 volt AC dengan keluaran antara 500 dan 1200 ampere. Unit ini umumnya mempunyai pilihan baik AC atau HWDC. Seperti peralatan bergerak, kabel dapat digunakan untuk prod, melilit ke dalam bentuk coil, atau menghubungkan dengan pusat konduktor Peralatan portabel juga menggunakan metode serbuk kering untuk kebanyakan aplikasi.

Demagnetizing equipment The most common type of demagnetizing equipment consists of an open coil through which AC is flowing. A typical unit is shown below and includes a track that will carry the part through the coil. As the part is carried away from the coil the magnetic field is reduced. The continuously alternating current in the coil completes the demagnetization.

Peralatan demagnetisasi Jenis yang paling umum peralatan demagnetisasi terdiri dari coil dengan mana AC mengalir. Jenis unit ditunjukkan di bawah dan termasuk jalur yang akan membawa benda melewati coil. Ketika benda dibawa dilewatkan coil medan magnet dikurangi. Secara terusmenerus arus bolak-balik di dalam coil melengkapi demagnetisasi

40

Limitations of magnetic particle testing 1. Nonmagnetic materials cannot be tested. 2. Magnetic particle testing will not detect discontinuities that are deeper than approximately ¼ inch below the surface. However, the penetration depends on the permeability of the material, type of discontinuity, and amount and type of current used.

Keterbatasan pengujian partikel magnetis 1. Material nonmagnetic tidak bisa diuji. 2. Pengujian partikel magnetis tidak akan mendeteksi cacat lebih dalam dari kira-kira ¼ inci di bawah permukaan Bagaimanapun, penetrasi tergantung pada permeabilitas material, jenis cacat, dan jumlah dan jenis arus yang digunakan.

Safety precautions Tindakan pencegahan 1. Electrical arcing is a hazard. 1. Busur elektrik adalah sumber It is usually caused by poor contact bahaya or by using excessive current. Ini pada umumnya disebabkan oleh It can also be caused by allowing the kontak kurang baik atau prods to slip which may result in penggunaan arus berlebihan. arcing or damaging the surface of the Ini dapat juga disebabkan oleh prod part. tergelincir yang mengakibatkan The arcing causes sparks which may busur atau kerusakkan permukaan result in a fire. benda. Busur menyebabkan percikan yang dapat mengakibatkan kebakaran 2. The dust from the magnetic 2. Debu dari partikel magnetis partcles is nontoxic tidak beracun, but excessive amounts should not be tetapi jumlah berlebihan harus tidak inhaled. Use a dust respirator. dihirup. Gunakan respirator debu. 3. Smoking or open flame 3. Merokok atau menyalakan api should not be permitted near the wet harus tidak diijinkan dekat dengan bath process. proses wet bath.

41

4. The black light 4. Lampu ultraviolet which is used with fluorescent yang digunakan dengan partikel particles will not damage the skin or fluorescent tidak akan merusakkan eyes if the filters are used on the kulit atau mata jika saringan light. digunakan pada lampu It is possible to experience a clouding Ini mungkin mengalami pandangan of vision if the black light is directed rabun jika cahaya ultraviolet into the eyes. diarahkan pada mata. This happens because the fluid in the Ini terjadi sebab cairan mata akan eyes will momentarily fluoresce. fluoresce (berpendar) sebentar. 5. Burns 5. Terbakar can be caused due to the resistance dapat disebabkan oleh resistensi heating in the part or in the prods. panas pada bahan atau prod Caution should be used in handling Perhatian harus digunakan dalam the parts or touching the prods menangani barang atau menyentuh immediately after the magnetic prod seketika setelah pengujian particle test. partikel magnetis. Magnetic particle mediums and their preparation When the medium, whether dry or liquid, is applied to the specimen while the magnetizing current is flowing, the procedure is known as the continuous method. If the medium is applied after the magnetizing current is shut off, the procedure is known as the recidual method. In the dry method, the powder is applied by sprinkling or dusting the specimen.

Medium partikel magnetis dan persiapannya Ketika medium, apakah kering atau cairan, diaplikasikan pada spesimen selagi arus magnetisasi mengalir, prosedur disebut sebagai metoda berlanjut. Jika medium diaplikasikan setelah arus magnetisasi dimatikan, prosedur disebut sebagai metoda recidual

In the wet method, the medium is mixed with a liquid to make a bath, which is then applied to the surface of the specimen.

Dalam metoda basah, medium dicampur dengan cairan untuk membuat bath, yang mana kemudian diaplikasikan pada permukaan spesimen

Dalam metoda kering, serbuk diaplikasikan dengan menaburkan pada spesimen

42

Particles of the testing medium must possess two important properties: 1. High permeability 2. Low retentivity Magnetic particles containing these characteristics will give maximum response in a leakage field, but will not remain magnetized when the field is removed.

Partikel medium pengujian harus mempunyai dua sifat penting: 1. Permeabilitas tinggi 2. Retentivitas rendah Partikel magnetis berisi karakteristik ini akan memberi aksi maksimum pada medan kebocoran, tetapi tidak akan menahan magnet ketika medan dihilangkan.

partikel digunakan dalam The size of the particles used in the dry Ukuran kering bervariasi tetapi method varies but they will usually all metoda umumnya semua lolos melalui 100pass through A 100-mesh screen. mesh screen. magnetis harus The shape of the magnetic particle Bentuk partikel should be spherical and must have a berbentuk bola dan harus mempunyai high degree of mobility and still have derajat mobilitas tinggi dan masih mempunyai tenaga tarik. substantial attractive power. bulat halus memberikan Round smooth particles offer good Partikel mobilitas baik tetapi mempunyai tenaga mobility but have low attractive power. tarik rendah. Long, slender, jagged particles have Partikel panjang, slender, bergerigi excellent attractive power, but do not mempunyai tenaga tarik sempurna, have the mobility to move in a leakage tetapi tidak mempunyai mobilitas field. untuk bergerak ke medan kebocoran. In the wet method, magnetic oxides of Dalam metoda basah, oksida besi iron are used because they are magnetis digunakan sebab sangat halus extremely fine and have a lower dan mempunyai permeabilitas lebih permeability than the metallic dry rendah dibanding partikel metalik particles. kering. The particle size must be small in the Ukuran partikel harus kecil dalam wet method to permit the particles to metoda basah untuk mengijinkan remain in suspension in the liquid. partikel tinggal di dalam cairan. Mobility is important because when the particles are brought into a leakage field they must be able to move to form a pattern or indication. In the dry method, mobility is assisted by dusting or blowing the particles over

Mobilitas adalah penting sebab ketika partikel dibawa ke kebocoran medan harus mampu bergerak membentuk pola atau indikasi. Dalam metoda kering, mobilitas dibantu oleh menaburi atau meniup partikel di

43

the surface of the specimen. Mobility can also be assisted by vibrating the specimen after the particles have been dusted on the surface. Alternating current also assists mobility, since the alternating field causes the particles to “dance”. In the wet method mobility is greatly assisted because the particles are suspended in a liquid bath.

atas permukaan spesimen. Mobilitas dapat juga dibantu dengan menggetarkan spesimen setelah partikel ditiupkan pada permukaan. Arus bolak-balik juga membantu mobilitas, sementara AC menyebabkan partikel untuk "menari". Dalam metoda basah mobilitas sangat dibantu sebab partikel di dalam cairan rendaman

Visibility is important in magnetic Keterlihatan penting dalam pengujian particle testing and a good light source partikel magnetis dan sumber cahaya yang baik adalah penting. is essential. Partikel magnetis pada umumnya tersedia abu-abu, merah, dan hitam, dan pilihan warna ditentukan oleh kontras yang terbaik dengan permukaan spesimen. Fluorescent particles are commonly used Partikel fluorescent biasanya digunakan in the wet method to aid visibility, but dalam metoda basah untuk membantu keterlihatan, tetapi ini memerlukan this requires the use of a black light. lampu ultraviolet Magnetic particles are usually available in grey, red, and black, and the choice of color is determined by the best contrast with the specimen surface.

The wet suspensions (bath) used in the wet method consists of a liquid in which the particles are suspended. The particles used are obtainable in a highly concentrated form and may be either fluorescent or nonfluorescent. To achieve the required test sensitivity, the degree of particle concentration in the bath must be correct. Agitation must be constant while the bath is in use to maintain the particles in suspension. Agitation is usually accomplished by electrically driven pumps. The bath should be checked daily due to evaporation and loss of particles that are removed from the bath by the specimen. The settling test is essential to check the strength of the bath and is accomplished by gravity settling in a graduated pearshaped centrifuge tube as shown below.

Suspensi basah (bath) digunakan dalam metoda basah terdiri dari cairan di mana partikel direndam. Partikel yang digunakan dapat diperoleh dalam bentuk konsentrasi tinggi dan mungkin fluorescent atau nonfluorescent. Untuk mencapai sensitivitas uji yang diperlukan, tingkat konsentrasi partikel di dalam bath harus benar. Pengadukan harus tetap selagi bath digunakan untuk memelihara partikel di dalam rendaman. Pengadukan pada umumnya dilakukan dengan pompa listrik. Bath harus dicek harian karena penguapan dan hilangnya partikel yang dipindahkan dari bath oleh spesimen. Pengujian settling adalah penting untuk memeriksa kekuatan bath dan dilaksanakan dengan gravitasi settling dalam tabung graduated pear-shaped centrifuge seperti ditunjukkan di bawah.

44

1. Agitate the suspension thoroughly to 1. Aduk campuran secara menyeluruh untuk meyakinkan distribusi assure particle distribution. partikel 2. Fill 100 CC sample from the delivery 2. Isi 100 CC contoh dari selang ke tabung centrifuge hose into the centrifuge tube. 3. Demagnetize, if necessary (when 3. Demagnetisasi, jika perlu (bila terjadi gumpalan dalam tabung) clumping occurs in the tube). 4. Biarkan mengendap untuk 30 4. Allow settling for 30 minutes. menit. 5. Baca dan catat dalam buku (log) 5. Take reading and record in log. bath, dengan 6. Adjust bath, either by adding 6. Sempurnakan menambahkan partikel atau cairan, particles or vehicles, if necessary. jika perlu. The reading should be between 1.5 and Pembacaan harus antara 1.5 dan 2.0 2.0 CC for a nonfluorescent bath and CC untuk bath nonfluorescent dan between 0.2 and 0.4 CC for a fluorescent antar[a] 0.2 dan 0.4 CC untuk bath fluorescent seperti ditunjukkan di bath as shown below. bawah. (these data are guidelines and will vary (data ini adalah petunjuk dan akan bervariasi dari satu spesifikasi ke from one specification to another). lainnya).

45

Lesson – 7 Magnetic particle applications Prior to discussing the applications, some previously mentioned principles are recapped below. Several different bases are used for classifying magnetizing methods: 1. Whether or not the magnetizing force is maintained during the application of the medium. This includes the residual and continuous methods. 2. The character of the field utilized for magnetization which includes the circular and longitudinal methods. 3. The type of magneting current used which may be either AC, DC, or HWDC.

Aplikasi partikel magnetis Sebelum mendiskusikan aplikasi, beberapa prinsip tersebut sebelumnya direkap di bawah. Beberapa basis berbeda digunakan untuk menggolongkan metoda magnetisasi : 1. Ya atau tidak kekuatan magnetisasi dirawat selama aplikasi medium. Ini meliputi metoda residual dan berlanjut 2. Karakter medan digunakan untuk magnetisasi yang meliputi metoda melingkar dan memanjang 3. Jenis arus magnetisasi yang digunakan mungkin AC, DC, atau HWDC.

Continuous method – the magnetizing operation is conducted simultaneously with the application of the dry powder or wet suspension. Circular magnetization procedures – where it is necessary to pass a current through the specimen, care must be exercised to prevent arcing or overheating at the contact areas. All contact areas must be clean, and suitable head pressure must be exerted to insure uniform magnetization. Longitudinal magnetization procedures – when a solenoid or coil is used to magnetize the specimen, it should be no larger than necessary to accomodate the specimen.

Metoda residual – medium diaplikasikan setelah spesimen dimagnetisasi dan kekuatan magnetisasi dihilangkan. Metoda ini tidak digunakan pada spesimen yang mempunyai retentivitas rendah. Metoda berlanjut – operasi magnetisasi dilakukan secara serempak dengan aplikasi serbuk kering atau suspensi basah Prosedur magnetisasi melingkar – diperlukan mengalirkan arus melalui spesimen, perhatian harus dilakukan untuk mencegah busur atau panas berlebih di area kontak. Semua area kontak harus bersih, dan tekanan yang cukup harus digunakan untuk menjamin magnetisasi seragam. Prosedur magnetisasi memanjang – jika solenoid atau coil digunakan untuk magnetisasi spesimen, ini harus tidak lebih besar dari spesimen yang diperlukan

Direct current – to obtain indications of discontinuities that may be subsurface, direct current (DC) or halfwave rectified direct current (HWDC) should be used.

Arus searah – untuk memperoleh indikasi cacat yang di bawah permukaan, arus searah (DC) atau halfwave rectified direct current ( HWDC) harus digunakan.

Residual method – the medium is applied after the specimen has been magnetized and the magnetizing force removed. This method is not used on specimens that have low retentivity.

46

Alternating current – AC is used when Arus bolak-balik – AC digunakan jika the discontinuities are suspected to be cacat dicurigai pada permukaan on the surface of the specimen. spesimen. Testing medium (powders and suspensions) Dry powder is commonly used for testing weldments where the prod method is employed. The powder is sprinkled on the surface while the magnetizing current is flowing. Liquid medium (nonfluorescent) can be used for both wet residual and wet continuous methods. Liquid medium (fluorescent) can also be used be both wet residual and wet continuous methods. The particles are coated with a fluorescent dye which, when inspected under a black light, fluoresce brilliantly. The bath strength can be checked by the settling test described in lesson 6. The frequency of the test is determined by the degree of bath usage with the strength usually dependent upon the manufacturers specifications.

Uji medium (serbuk dan suspensi) Serbuk kering biasanya digunakan untuk menguji las-lasan dimana metoda prod digunakan. Serbuk ditaburkan pada permukaan selagi arus magnetisasi mengalir. Medium cairan (Nonfluorescent) dapat digunakan untuk metoda residual basah dan berlanjut basah Medium cairan (fluorescent) dapat juga digunakan pada metoda residual basah dan berlanjut basah Partikel dilapisi dengan celupan fluorescent yang, Jika diinspeksi di bawah lampu ultraviolet, berpendar terang Kekuatan bath (rendaman) dapat dicek dengan uji settling dijelaskan di lesson – 6. Frekwensi uji ditentukan oleh tingkat pemakaian dengan kekuatan umumnya bergantung pada spesifikasi pabrikan.

Surface preparation Prior to magnetic particle testing, the specimen should be throughly cleaned. Cleaning may involve removal of flake, slag, heavy build-up of paint, rust, grease or other organic material that may interfere with the test results. The smoother the surface and the more uniform the color, the more favorable are the conditions for formation of a magnetic particle indication.

Persiapan permukaan Sebelum uji partikel magnetis, spesimen harus dibersihkan. Pembersihan termasuk membersihkan lapisan, slag, cat, karat, pelumas atau material organis yang dapat mengganggu hasil pengujian Permukaan bersih dan warna yang seragam, semakin baik kondisi untuk formasi indikasi partikel magnetis.

Location of discontinuities Discontinuities can be located either on or directly below the surface of the specimen. Discontinuities located on the surface appear as sharp, distinct lines, whereas, discontinuities located below the surface appear as irregular, rough, hazy indications.

Lokasi cacat Cacat dapat dilokasi permukaan atau di bawah permukaan spesimen. Cacat pada permukaan nampak tajam (jelas), garis terang, sedangkan, cacat di bawah permukaan nampak tidak beraturan, kasar, indikasi samarsamar

47

Demagnetazation requirements If a specimen is to be magnetized in a second direction, i.e, circular magnetization followed by longitudinal magnetization, the last applied field will drive out the residual field from the preceeding magnetization. However, this will happen only if the magnetizing force last applied is equal to or higher than the previous residual field.

Persyaratan demagnetasasi Jika spesimen dimagnetisasi dalam arah kedua, yaitu., magnetisasi melingkar diikuti dengan magnetisasi memanjang, medan yang terakhir akan menghilangkan sisa medan dari magnetisasi sebelumnya. Bagaimanapun, ini akan terjadi hanya jika kekuatan magnetisasi terahkir sama atau lebih besar dari sisa medan sebelumnya

A field indicator is used after performing demagnetization on an article that has been longitudinally magnetized to determine if the field strength is reduced to the desired level.

The reason for this is the influence of the earth’s magnetic field.

Indikator medan digunakan setelah melakukan demagnetisasi pada artikel yang telah dimagnetisasi memanjang untuk menentukan jika kekuatan medan dikurangi ke tingkat yang diinginkan. Spesimen besar ditemukan sulit untuk didemagnetisasi sepenuhnya. Pengaturan (membariskan) spesimen ke posisi timur-barat dari sebelumnya posisi utara-selatan memudahkan demagnetisasi. Alasan untuk ini adalah pengaruh medan magnet bumi.

Application of magnetic particle testing procedures The remainder of this lesson contains typical applications of magnetic particle testing. Additional applications are discussed on pages 5-4 through 5-13 in the classroom training handbook.

Aplikasi prosedur pengujian partikel magnetis Sisa pelajaran ini berisi aplikasi sejenis pengujian partikel magnetis. Aplikasi tambahan dibahas pada halaman 5-4 sampai 5-13 dalam classroom training hand book

The magnetic particle technician must have a good understanding of the reasons for applying the different techniques to the same part. It is even more important to be able to select the proper techbique and procedure to obtain the best results.

Teknisi partikel magnetis harus mempunyai suatu pemahaman yang baik pertimbangan untuk menerapkan teknik yang berbeda pada bahan yang sama. Lebih penting mampu memilih teknik dan prosedur yang sesuai untuk memperoleh hasil yang terbaik.

Magnetization of a solid cylindrical specimen What methods must be used to find all of the discontinuities shown in the bar below?

Magnetisasi spesimen silindris pejal

Large specimens can be found difficult to demagnetize completely. Shifting the specimen to align it in an east-west position from an original north-south position facilitates demagnetization.

Metoda apa harus digunakan untuk menemukan semua cacat yang ditunjukkan pada batang di bawah ?

48

Head shot (circular magnetization) – Head shot (magnetisasi melingkar) inspect for discontinuities showing a – menginspeksi cacat yang menunjukkan indikasi memanjang. longitudinal indication.

Coil shot (longitudinal Coil shot (magnetisasi memanjang) magnetization) – inspect for tranverse – menginspeksi indikasi yang indications. melintang.

Magnetization of a large gear Magnetisasi roda gigi besar What methods must be used to find all Metoda apa yang harus digunakan of the discontinuities in the gear below? untuk mencari semua cacat pada roda gigi di bawah ?

49

Head shot (circular magnetization) with central conductor – inspect for discontinuities perpendicular to the circular field.

Head shot (magnetisasi melingkar) dengan konduktor pusat – menginspeksi cacat yang tegak lurus dengan medan melingkar.

Head shot (circular magnetization) using Head shot (magnetisasi melingkar) at least two shots and turning the gear menggunakan sedikitnya dua shot dan 90˚ putar roda gigi 90˚

Magnetization of short hollow cylinders What methods must be used to find the discontinuities on the inside and outside of this ring ?

Magnetisasi silinder pendek berlobang Metoda apa yang harus digunakan untuk mencari cacat pada bagian dalam dan luar ring ini ?

50

Head shot (circular magnetization) Head shot (magnetisasi melingkar) with central conductor dengan pusat konduktor

If necessary the ring can also be magnetized by two head shots across the diameter or by placing in a coil. This will produce a longitudinal field which will detect discontinuities in the direction shown below.

Jika perlu ring dapat juga dimagnetisasi dengan dua head shot menyeberang diameter atau menempatkanya dalam coil. Ini akan menghasilkan medan memanjang yang akan mendeteksi cacat pada arah ditunjukkan di bawah.

Magnetization of hollow cylindrical specimens (pipe) What methods must be used to find the discontinuities on the inside and ouside of this cylinder ?

Magnetisasi spesimen silindris berlobang (pipa) Metoda apa yang harus digunakan untuk mencari cacat pada bagian dalam dan luar silinder ini ?

51

Coil shot (longitudinal magnetization) – inspect for discontinuities showing transverse indications on the inside and outside of the cylinder as shown below.

Coil shot (magnetisasi memanjang) – menginspeksi untu cacat yang menunjukkan indikasi melintang pada bagian dalam dan luar silinder seperti ditunjukkan di bawah.

Head shot (circular magnetization) with central conductor – inspect for longitudinal discontinuities on the inside and outside of the cylinder as shown below.

Head shot (magnetisasi melingkar) dengan konduktor pusat – menginspeksi cacat memanjang pada bagian dalam dan luar silinder seperti ditunjukkan di bawah.

52

Magnetization of irregularly shaped specimens Each specimen must be thoroughly analyzed to determine which methods will be necessary to find discontinuities in all directions. The part shown below requires the use of central conductor and two additional head shots.

Magnetisasi spesimen dengan bentuk tidak beraturan Setiap spesimen harus dianalisa untuk menentukan metoda yang akan diperlukan untuk mencari cacat pada segala arah Barang yang ditunjukkan di bawah memerlukan penggunaan konduktor pusat dan dua head shot tambahan

Magnetization of large weldments or castings Circular magnetization of large specimens is usually accomplished with the use of prods. Longitudinal magnetization of large specimens is usually done with either a yoke or by wrapping the part with the cables.

Magnetisasi las-lasan atau corcoran yang besar Magnetisasi melingkar pada spesimen besar umumnya dengan penggunaan prod Magnetisasi memanjang pada spesimen besar pada umumnya dilakukan baik dengan yoke atau dengan melilit spesimen dengan kabel.

The weldment shown below requires a crisscrossed pattern in applying the magnetizing current with prods to insure 100 percent coverage of discontinuities.

Las-lasan yang ditunjukkan di bawah memerlukan pola crisscrossed dalam aplikasi arus magnet dengan prod untuk meyakinkan 100 percent cakupan

53

cacat

The large shaft shown below requires the cables to be wrapped at two different locations to insure 100 percent coverage. However, longitudinal discontinuities will not be detected with this method.

Batang (as) besar yang ditunjukkan di bawah memerlukan kabel dililit pada dua lokasi berbeda untuk meyakinkan 100 persen cakupan. Bagaimanapun, cacat memanjang tidak akan dideteksi dengan metoda ini .

54

Lesson – 8

This lesson will discuss types of discontinuities that can be evaluated with the magnetic particle method. Discontinuities can be divided into three general categories: inherent, processing, and service. 1. Inherent discontinuities are usually formed when the metal is molten. Inherent wrought discontinuities relate to the melting and solidification of the original ingot before it is formed into slabs, blooms, and billets. Inherent cast discontinuities relate to the melting, casting, and solidification of a cast article. Usually caused by inherent variables such as inadequate feeding, gating, excessive pouring temperature, and entrapped gases.

Pelajaran ini akan mendiskusikan jenis cacat yang dapat dievaluasi dengan metoda partikel magnetis. Cacat dapat dibagi menjadi tiga kategori umum: inherent, processing dan service. 1. Cacat Inherent pada umumnya dibentuk ketika metal dicairkan.

During the manufacturing process, many discontinuities that were subsurface (and not detectable by magnetic particle inspection) will be made open to the surface by machining, grinding, etc.

Selama proses pabrikasi, banyak cacat yang di bawah permukaan (dan tidak terdeteksi oleh inspeksi partikel magnetis) akan dibuat terbuka pada permukaan dengan] pengerjaan dengan messin, penggerindaan, dll.

Remember that discontinuities are not necessarily defects. Any indication that is found by the inspector is called a discontinuity until it can be identified and evaluated as to the effect it will have on the service of the part.

Ingat bahwa cacat tidaklah defect (cacat tidak diterima) Setiap indikasi yang ditemukan oleh inspektur disebut cacat sampai dapat dikenali dan dievaluasi menyangkut efek pada operasi alat.

Cacat Inherent pada wrought berhubungan dengan peleburan dan pembekuan ingot sebelum dibentuk ke dalam slab, bloom, dan billet Cacat Inherent pada tuangan berhubungan dengan peleburan, tuangan, dan pembekuan artikel. Pada umumnya disebabkan oleh variabel inherent seperti masukan tidak sempurna, gating, temperatur penuangan berlebih, dan gas terperangkap. 2. Processing discontinuities are 2. Cacat proses pada umumnya dihubungkan dengan berbagai usually related to the various proses pabrikasi seperti pengerjaan manufacturing processes such as dengan messin, pembentukan, machining, forming, extruding, extruding, mengerol, mengelas, rolling, welding, heat treating, and perlakuan panas dan pelapisan. plating. service dihubungkan 3. Service discontinuities are related 3. Cacat dengan berbagai kondisi operasi to the various service conditions such seperti tekanan, korosi, kelelahan, as stress, corrosion, fatigue, and dan erosi. erosion.

55

Classification of discontinuities The greatest aid in interpretation is a knowledge of what is likely to be present in any given instance. Knowing the history of a part, what it is made of and what processes it has been through all form important considerations. Every magnetic particle pattern produced is due to some magnetic disturbance set up in a leakage field. The inspector must be able to determine whether there is a serious crack, or some insignificant or unimportant nonrelevant indication.

Klasifikasi cacat Bantuan terbesar dalam interpretasi adalah pengetahuan apa yang akan terjadi Menetahui sejarah barang, dibuat untuk apa dan apa proses nya, semua menjadi pertimbangan penting. Setiap pola partikel magnetis dihasilkan, disebabkan gangguan maknetik dalam kebocoran medan. Inspektur harus mampu menentukan apakah ada retak serius, atau tidak signifikan atau indikasi nonrelevant yang tidak penting.

Surface indications produce sharp, Indikasi permukaan menghasilkan distinct, clean-cut, and tightly held pola indikasi yang tajam, jelas, rapi, indication patterns. rapat Subsurface indications produce indications which distinct, forming diffused patterns.

tend to Indikasi di bawah permukaan are less cenderung menghasilkan pola indikasi or fuzzy yang tidak jelas, hambur

Nonrelevant indications – this is a group of nonrelevant magnetic disturbances not due to discontinuities or actual breaks in the metal. A common nonrelevant indication could be caused by a constriction in a metal through which lines of force must pass, such as the shaft with a keyway shown below.

Indikasi nonrelevant – ini kelompok gangguan magnetis nonrelevant yang bukan disebabkan cacat atau retakan nyata di dalam metal. Indikasi nonrelevant yang umum dapat disebabkan oleh constriction di dalam metal yang harus dilewati medan magnet, seperti batang as dengan keyway ditunjukkan di bawah.

Nonrelevant indications can be caused by the following: 1. Excessive magneting current. 2. Structural design of the article. 3. Variances of permeability within the article.

Indikasi nonrelevant dapat disebabkan oleh yang berikut: 1. Arus magnetisasi berlebihan 2. Desain struktur artikel. 3. Perbedaan permeabilitas di dalam artikel.

56

Overmagnetization could cause a nonrelevant indication due to the leakage field attracting particles as shown below.

Magnetisasi berlebih dapat menyebabkan indikasi nonrelevant disebabkan kebocoran medan menarik partikel seperti ditunjukkan di bawah.

Excessive magnetization can also cause nonrelevant indications on a simple square object as shown on the circularly magnetized part below.

Magnetisasi berlebihan dapat juga menyebabkan indikasi nonrelevant pada balok seperti ditunjukkan pada magnetisasi melingkar di bawah.

Abrupt changes of section thickness of a longitudinally magnetized part will cause flux leakage where the lines of force leave or enter the part, causing nonrelevant indications.

Perubahan ketebalan yang besar dari barang yang dimagnetisasi memanjang akan menyebabkan kebocoran medan dimana medan meninggalkan dan masuk bahan, menyebabkan indikasi nonrelevant

57

Permeability differences in the part can also cause nonrelevant indications. Cold working a metal can change the permeability. Example: bending and straightening a nail will cause the metal to become hard at the point of bending. When the nail is magnetized there will be a flux leakage where the permeability is changed. (see below)

A nonrelevant indication would also appear across the shank of a cold chisel where the heat-treated portion ends and the soft shank begins. (see below)

Perbedaan permeabilitas dalam bahan dapat juga menyebabkan indikasi nonrelevant. Pekerjaan dingin pada metal dapat merubah permeabilitas Contoh: membengkokkan dan meluruskan paku akan menyebabkan metal menjadi keras pada titik tekukan. Bila paku dimagnetisasi akan ada kebocoran fluks dimana permeabilitas diubah (lihat di bawah)

Indikasi nonrelevant akan juga nampak sepanjang tulangan pahat besi di mana bagian akhir yang dipanasi dan tulangan lembut mulai. ( lihat di bawah)

58

Problems in identifying nonrelevant indications can be reduced if the operator remembers that: 1. They can be identified by a fuzzy, rather than a sharp, indication. 2. They are usually associated with some feature of construction like a keyway or sharp corner. 3. They are usually uniform in direction and size.

Permasalahan dalam mengidentifikasi indikasi nonrelevant dapat dikurangi jika operator ingat bahwa: 1. Dapat dikenali dengan indikasi tidak jelas, tidak tajam 2. Umumnya dihubungkan dengan bentuk konstruksi seperti keyway atau sudut yang tajam 3. Umumnya arah dan ukurannya seragam.

False indications are caused when particles are accumulated and held mechanically or by gravity. If the part has a rough surface this may cause false indications.

Indikasi palsu disebabkan ketika partikel didikumpulkan dan ditahan secara mekanis atau gravitasi. Jika bahan mempunyai permukaan kasar ini dapat menyebabkan indikasi palsu.

Classification of discontinuities by origin (a more detailed study of typical discontinuities can be obtained by reading programmed instruction handbook PI-4-1). Inherent discontinuities relate to the original melting and solidification of the metal in the ingot or in a casting. Typical discontinuities found in the ingot are inclussions, blowholes, pipe, and segregations. 1. Nonmetallic inclusions such as slag, oxides, and sulphides are present in the original ingot. 2. Blowholes (porosity) are formed by gas which is insoluble in the molten metal and is trapped when the metal solidifies. 3. Pipe is a discontinuity in the center of the ingot caused by internal shrinkage during solidification. 4. Segregations occur when the distribution of the various elements is not uniform throughout the ingot. This condition is called “banding” and is not usually sifnificant.

Klasifikasi cacat oleh asalnya (lebih terperinci belajar jenis cacat dapat diperoleh dengan membaca programmed instruction hand book PI4-1). Cacat inherent berhubungan dengan peleburan dan pembekuan metal dalam ingot atau tuangan. Jenis cacat yang ditemukan dalam ingot adalah iinklusi, blowholes, pipa, dan segregation 1. Inklusi nonmetallic seperti slag, oksida, dan sulfid hadir ada di dalam ingot 2. Blowholes (porositas) dibentuk oleh gas yang tidak dapat larut cairan metal dan terperangkap ketika metal mengeras. 3. Pipa adalah cacat di tengah ingot disebabkan oleh penyusutan internal selama pengerasan 4. Segregasi terjadi ketika distribusi berbagai elemen tidak seragam pada ingot. Kondisi ini disebut "banding" dan umumnya tidaklah sifnificant.

When an ingot is further processed into slabs, bloooms, and billets, it is possible for the above discontinuities to change size and shape.

Ketika ingot diproses lebih lanjut menjadi slab, blooom, dan billet, adalah mungkin cacat di atas berubah ukuran dan bentuk.

59

The discontinuities after rolling and forming are called laminations, strengers, or seams depending on the type of processing and the original type of discontinuity.

Cacat setelah pengerolan dan pembentukan disebut laminasi, strengers, atau seam yang tergantung pada jenis proses dan jenis cacat.

The “hot top” is usually cropped off to "Hot top" pada umumnya dipotong remove most of the discontinuities untuk menghilangkan cacat sebelum before the ingot is further processed. ingot diproses lebih lanjut

Typical inherent discontinuities found in castings are cold shuts, hot tears, shrinkage cavities, microshrinkage, blowholes, and porosity.

Jenis cacat inherent ditemukan dalam tuangan adalah lapisan dingin, retak panas, rongga penyusutan, penyusutan mikro, porositas panjang, dan porositas.

A cold shut is caused when molten metal is poured over solidified metal as shown below:

Lapisan dingin disebabkan ketika cairan metal dituangkan diatas metal yang sudah mengeras seperti ditunjukkan di bawah:

60

Hot tears (shrinkage cracks) occur when there is unequal shrinkage between light and heavy sections as shown below:

Retak panas (retak penyusutan) terjadi ketika ada penyusutan berbeda antara bagian yang tipis dan yang tebal seperti ditunjukkan di bawah:

Shrinkage cavities are usually caused by lack of enough molten metal to fill the space created by shrinkage, similar to pipe in the ingot.

Rongga penyusutan pada umumnya disebabkan oleh ketidak cukupan cairan metal untuk mengisi ruang yang diciptakan oleh penyusutan, serupa dengan pipa pada ingot

61

Microshrinkage usually appears as Penyusutan mikro umumnya nampak lubang kecil di bawah many small subsurface holes at the gate banyak permukaan pada gerbang tuangan. of the casting. Microshrinkage can also occur when Microshrinkage dapat juga terjadi the molten metal must flow from a thin ketika cairan metal harus mengalir dari section into a thicker section of a bagian tipis ke bagian yang lebih tebal pada tuangan. casting. Blow holes are small holes at the surface of the casting caused by gas which comes from the mold itself. Many molds are made of sand, and when molten metal comes into contact with the mold, the water in the sand is released as steam.

Blow hole adalah lubang kecil di permukaan tuangan disebabkan oleh gas yang datang dari cetakan sendiri. Banyak cetakan dibuat dari pasir, dan ketika cairan metal masuk berhubungan dengan cetakan, air di dalam pasir dihilangkan berupa uap air.

Porosity is caused by entrapped gas. Porosity is usually subsurface but can occur on the surface depending on the design of the mold.

Porositas disebabkan oleh gas terperangkap. Porositas umumnya di bawah permukaan, tetapi dapat terjadi pada permukaan yang tergantung pada disain cetakannya. Cacat proses adalah yang ditemukan atau dihasilkan dengan pembentukan atau fabrikasi mencakup pengerolan, penempaan, pengelasan, pengerjaan dengan mesin, penggerindaan, dan pemanasan Seperti billet diratakan dan dilebarkan, cacat nonmetallic dpat menyebabkan laminasi. Pipa dan porositas dapat juga menyebabkan laminasi dalam cara yang sama seperti ditunjukkan di bawah:

Processing discontinuities are those found or produced by forming or fabrication operations including rolling, forging, welding, machining, grinding, and heat treating. As a billet is flattened and spread out, nonmetallic inclusions may cause a lamination. Pipe and porosity could also cause laminations in the same manner as shown below:

62

As a billet is rolled into bar stock, Seperti billet dirol menjadi batangan, nonmetallic inclusions are squeezed out inklusi nonmetallic ditekan menjadi cacat into longer and thinner discontinuities panjang dan tipis disebut stringers. called stringers.

63

Welding discontinuities – the Cacat pengelasan – berikut adalah following are types of processing jenis cacat proses discontinuities.

Forging discontinuities occur when metal is hammered or pressed into shape, usually while the metal is very hot.

Cacat tempaan terjadi ketika metal ditempa atau ditekan ke dalam suatu bentuk, pada umumnya metal dalam kondisi sangat panas.

A forged part gains strength due to the grain flow taking the shape of the die. This process is shown below.

Barang tempaan semakin kuat dikarenakan butiran mengambil bentuk cetakan. Proses ini ditunjukkan di bawah.

64

A forging lap is caused by folding of metal on the surface of the forging, usually when some of the forging metal is squeezed out between the two dies.

Lipatan tempaan disebabkan oleh lipatan metal pada permukaan tempaan, umumnya ketika metal ditekan antara dua cetakan

A forging burst is a rupture caused by forging at improrer temperatures. Bursts may be either internal or open to the surface as shown below.

Retak tempaan adalah pecahan disebabkan oleh penempaan pada temperatur tidak sesuai. Retakan mungkin di internal atau terbuka pada permukaan seperti ditunjukkan di bawah.

Grinding cracks are a processing-type discontinuity caused by stresses which are built up from excess heat created between grinding wheel and metal. Grinding cracks will usually occur at right angles to the rotation of the grinding wheel.

Retak gerinda adalah jenis cacat proses disebabkan oleh tegangan dari kelebihan panas yang ditimbulkan antara gerinda dan metal. Retak gerinda umumnya terjadi pada sudut 90 derajat dari putaran gerinda

65

Heat treating cracks are often caused by the stresses built up during heating and cooling. Unequal cooling between light and heavy sections may cause heat treat cracks.

Retak pemanasan sering disebabkan oleh tegangan yang tercipta selama pemanasan dan pendinginan. Pendinginan berbeda antara bagian yang tipis dan tebal dapat menyebabkan retak panas. Heat treat cracks have no specific Retak panas tidak mempunyai arah direction and usually start at sharp tertentu dan umumnya mulai dari sudut corners which act as stress concentration tajam yang sebagai titik konsentrasi tegangan points. Service discontinuities are probably the most important types to considers. Articles which may develop defects due to metal fatigue are considers extremely critical and demand close attention. Fatigue cracks are service-type discontinuities that are usually open to the surface where they start from concentration points.

Cacat service adalah jenis yang paling utama untuk dipertimbangkan. Artikel yang menimbulkan cacat karena kelelahan metal adalah sangat kritis dan perlu perhatian. Letusan/Juara Kelelahan adalah servicetype discontinuas itu pada umumnya terbuka bagi permukaan [di mana/jika] mereka dimulai dari poin-poin konsentrasi.

Fatigue cracks are possible only after the part is placed into service, but may be the result of porosity, inclusions, or other discontinuities in a highly stressed metal part.

Retak lelah hanya mungkin setelah barang dioperasikan, tetapi mungkin akibat porositas, inklusi, atau cacat lain di dalam tegangan metal yang sangat tinggi

66

Preservation of indications Pemeliharaan indikasi It is often desirable to preserve magnetic Sering diinginkan untuk memelihara particle indications for future reference. indikasi partikel magnetis untuk acuan masa depan. There are several methods used to Ada beberapa metoda yang digunakan accomplish this purpose. untuk memenuhi tujuan ini. Lacquer techique requires the Teknik lacquer memerlukan indikasi indication to be sprayed with a clear disemprot dengan pernis dan kemudian lacquer and later photographed. difoto. Direct photography is used to record Fotografi langsung digunakan untuk the indication immediately after merekam indikasi segera setelah performing the test. melakukan pengujian Magnetic rubber uses a process where Karet magnetis menggunakan proses the magnetic particles are in solution dimana partikel magnetis dalam satu with a liquid rubber. The rubber is cairan dengan cairan karet. Karet allowed to harden on the part after the dibiarkankan mengeras pada barang magnetic field has arranged the setelah medan magnet membentuk magnetic particles. partikel magnetis. Transparent tape transfer is Pemindahan ke pita transparan commonly used to lift the indication from biasanya digunakan untuk mengangkat the part. The tape can be photographed indikasi dari benda. Pita dapat difoto or placed directly into a permanent atau ditempatkan langsung ke dalam record book. buku rekaman permanen.

67

Lesson – 9 Identification and comparison of discontinuities that can be found with the magnetic particle process. The student is asked to study the photographs and descriptions of typical discontinuities as printed in the MT classroom training handbook (CT-6-3). Each of the specific disontinuities illustrated are divided into three general categories: inherent, processing, and service. Burst Cold shut Fillet cracks Grinding cracks Heat affected zone cracking Heat treat cracks Shrinkage cracks Hydrogen flake Inclusions Lack of penetration Laminations Laps and seams Laps and seams Hot tears

Page Page Page Page Page Page Page Page Page Page Page Page Page Page

7–8 7 – 10 7 – 12 7 – 15 7 – 19 7 – 21 7 – 24 7 – 31 7 – 35 7 – 40 7 – 42 7 – 44 7 – 46 7 – 63

After reviewing the photographs and descriptions of typical discontinuities. It should be obvious that magnetic particle inspection is not the best method in all cases. The selection of one testing method over another is based upon variable such as: 1. 2. 3. 4.

Type and origin of discontinuity Material manufacturing process. Accessibility of article. Level of acceptability desired.

5. Equipment available. 6. Cost.

Identifikasi dan perbandingan cacat yang dapat ditemukan dengan proses partikel magnetis. Peserta diminta untuk mempelajari foto dan uraian jenis cacat yang dicetak dalam MT classroom training handbook (CT-6-3). Setiap cacat spesifik yang digambarkan dibagi menjadi tiga kategori umum: inherent, proses, dan service.

Setelah meninjau ulang foto dan uraian jenis cacat. Haruslah jelas bahwa inspeksi partikel magnetis bukanlah metoda yang terbaik dalam semua kasus. Pemilihan satu metoda pengujian dengan yang lain didasarkan pada variabel seperti: 1. Jenis dan asal cacat 2. Proses pabrikasi material. 3. Akses ke artikel. 4. Tingkat keberterimaan yang dinginkan. 5. Ketersedian peralatan. 6. Biaya.

68

Training and certification It is important that the technician and supervisor be qualified in the magnetic particle method before the technique is used and test results evaluated.

Pelatihan dan sertifikasi Penting bahwa teknisi dan penyelia dikwalifikasi dalam metoda partikel magnetis sebelum teknik digunakan dan hasil pengujian dievaluasi.

The American Society for Nondestructive Testing recommends the use of its document recommended pratice no. SNT-TC-1A. This document provides the employer with the necessary guidelines to properly qualify and cerify the NDT technician in all methods.

American Society for Nondestructive Testing merekomendasikan penggunaan dokumen SNT-TC-1A.

To comply with this document the employer must establish a written practice which describes in detail how the technician will be trained, examined, and certified. The student is advised to study page 10 of the august 1984 edition of SNT-TC-1A to determine the recommended number of hours of classroom instruction and months of experience necessary to be certified as a magnetic particle testing technician.

Dokumen ini disediakan untuk perusahaan dengan petunjuk yang perlu untuk dengan baik mengkwalifikasi dan mensertifikasi teknisi NDT dalam semua metoda. Untuk mematuhi dokumen ini perusahaan harus menetapkan prosedur tertulis yang menguraikan secara detil bagaimana teknisi dilatih, diuji, dan disertifikasi. Peserta disarankan untuk mempelajari halaman 10, SNT-TC-1A edisi agustus 1984, untuk menentukan jumlah jam pelatihan dan pengalaman yang direkomendasikan untuk disertifikasi sebagai teknisi partikel magnetis

Certification of NDT personnel is the responsibility of the employer and is usually at three levels. Level I – is qualified to perform specific calibrations, specific tests, and specific evaluations according to written instructions. Level II – is qualified to set up and calibrate equipment and to interpret and evaluate results with respect to codes, standards, and specifications. Must be able to prepare written instructions and report test results.

Sertifikasi personil NDT adalah tanggung perusahaan dan umumnya pada tiga level. Level I – mampu untuk melaksanakan kalibrasi, pengujian, dan evaluasi tertentu berdasarkan instruksi tertulis.

Level III – must be capable and responsible for establishing techniques, interpreting codes, and designating the test method and technique to be used.

Level III –harus mampu dan bertanggung jawab untuk menetapkan teknik, interpretasi kode, dan menunjuk metoda pengujian dan teknik yang digunakan.

Level II – mampu untuk set-up dan mengkalibrasi peralatan dan menginterpretasi dan mengevaluasi hasil berdasarkan kode, standard, dan spesifikasi. Harus mampu menyiapkan instruksi tertulis dan melaporkan hasil pengujian.

69

Must have a practical background in the Harus mempunyai latar belakang praktis technology and be familiar with other dalam teknologi dan terbiasa dengan commonly used methods of NDT. metoda NDT lainnya. The SNT-TC-1A document recommends Dokumen SNT-TC-1A that the NDT technician be examined in merekomendasikan bahwa teknisi NDT the following areas: diuji dalam area yang berikut: A. General examination A. Ujian general B. Specific examination B. Ujian spesifik C. Practical examination C. Ujian praktek ASNT provides a service to the industry by providing level III examinations in the basic and method areas. Because of the individual requirements of the many industries using NDT, the specific examination is still the responsibility of the employer. The following flow chart indicates the paths that can be taken to be certified according to the SNT-TC-1A document.

ASNT menyediakan jasa kepada industri dengan menyediakan ujian level III dalam area basic (dasar) dan metoda. Oleh karena kebutuhan masing-masing industri yang menggunakan NDT, ujian yang spesifik masih tanggung jawab perusahaan. Diagram berikut menandai alur yang dapat diambil untuk bersertifikat sesuai dokumen SNT-TC-1A

70

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF