Masalah Pemboran: Instruktur: Ir. Aris Buntoro, Msc
July 24, 2019 | Author: azmi prakooso | Category: N/A
Short Description
Download Masalah Pemboran: Instruktur: Ir. Aris Buntoro, Msc...
Description
MASALAH PEMBORAN Instruktur : Ir. Aris Buntoro, MSc.
MASALAH PEMBORAN OBJECTIVES :
Mengenal masalah-masalah pemboran yang sering terjadi
Mengetahui cara pencegahan masalah pemboran
Pipa Terjepit ( Pipe Stuck ) Definisi pipa terjepit adalah keadaan dimana bagian dari pipa bor atau setang bor (drill collar ) terjepit di dalam lubang bor. Dalam prakteknya masalh pipa terjepit ini biasanya diklasifikasikan sebagai; (a) differential sticking ; (b) mechanical sticking dan (c) key seating . 1. Differential Pipe Sticking, jepitan jenis ini terjadi jika perbedaan antara tekanan hidrostatik lumpur pemboran dan tekanan formasi sangat besar pada saat melewati formasi yang porous dan permeabel. Dapat juga disebabkan oleh tebal mud cake dan pipa bor yang tidak digerakkan untuk beberapa saat didalam lubang terbuka. Tanda terjadinya pipa tidak mungkin digerakkan naik ke atas/bawah sementara sirkulasi masih bisa dilakukan. Pencegahan Differential Sticking : - Mengurangi perbedaan tekanan (Hs – Pf).
- Mengurangi daerah kontak, h x t . - Mengurangi pergerakan rangkaian bor dalam keadaan statis (diam) - Mengurangi faktor gesekan dengan minyak dan walnut hulls
Differential Pipe Sticking
Perkembangan Differential sticking Menurut Waktu (a) kondisi awal; (b) setelah beberapa jam
Pipa Terjepit ( Pipe Stuck ) (lanjutan) Membebaskan Differential sticking, metode-metode yang paling umum digunakan adalah :
(a) Pengurangan tekanan hidrostatik, dengan Pipa-U. (b) Perendaman dengan fluida organik (c) Operasi Back Off , ada dua metode yang umum digunakan : - metode peregangan ( pipe stretch) dengan pengamatan dipermukaan - Metode peregangan dengan alat pengukur tarikan yang khusus, yang sering disebut free point indicator . 2. Mechanical Sticking (Jepitan Mekanis), dapat terjadi bila :
(a)Keratan bor atau formasi yang mengalami sloughing menyumbat annulus disekitar rangkaian bor. (b)Rangkaian bor diturunkan terlalu cepat sehingga menghantam bridge atau tight spot atau dasar lubang (c)Ditarik masuk ke dalam lubang kunci (key seat ) Metode yang biasanya digunakan untuk membebaskan pipa yang terjepit sec ara mekanis adalah dengan pergerakan pipa baik diputar ataupun ditarik atau dengan mengaktifkan jar (apabila dilengkapi), jika gagal biasanya disemprotkan dulu fluida organik dan kemudian prosedur diatas diulang.
Konfigurasi Pipa-U Sumur
Peralatan Stuck Point Indicator
Gambar Grafis Data Back-off untuk Lubang Lurus dimana Titik Jepit Berada Pada Drill Collar
Pipa Terjepit ( Pipe Stuck ) (lanjutan) 3. K ey Seating
Selama pemboran, drill pipe selalu dijaga berada dalam keadaan tension (tertarik) dan pada saat memasuki bagian dog leg drill pipe berusaha untuk menjadi lurus, sehingga menimbulkan gaya lateral. Gaya lateral ini mengakibatkan sambungan drill pipe menggerus formasi yang berada pada busur dog leg dan menimbulkan lubang baru sebagai akibat diputarnya rangkaian pemboran. Key seat ini hanya dapat terbentuk jika formasi yang ditembus lunak dan berat yang tergantung dibawah dog leg cukup besar untuk menimbulkan gaya lateral. Sebagai tanda telah terjadi key seat ini adalah jika rangkaian dapat diturunkan dan tidak bisa ditarik. Untuk mengatasi key seat , lubang harus di-reaming dan jika digunakan jar maka dilakukan jar up. Fluida organik dapat disemprotkan untuk mengurangi gesekan sekitar key seat sehingga pergerakan pipa mudah dilakukan. Key seat dapat dicegah dengan membor lubang lurus atau menghindari perubahan mendadak sudut
Perkembangan Key-Seat
Sloughing Shale Shale (serpih) adalah batuan sedimen yang terbentuk oleh deposisi dan kompaksi sedimen untuk jangka waktu yang sangat lama. Serpih ini komposisi utamanya adalah lempung ( clay), lanau ( silt ), air dan sejumlah kecil quartz dan feldspar . Faktor-faktor yang mempengaruhi sloughing shale dapat dibagi menjadi 3 bagian :
1) Faktor mekanis, diakibatkan oleh pengaruh erosi aliran lumpur pemboran di annulus. Dapat juga oleh pecah/rusaknya serpih yang diakibatkan oleh gerakan rangkaian pemboran dan caving yang diakibatkan oleh pergerakan horisontal lapisan serpih. 2) Faktor Hidrasi 3) Faktor-faktor selain mekanis dan hidrasi Pencegahan Sloughing Shale ,
- penggunaan oil base mud dan lumpur potassium chloride polymer telah terbukti berhasil untuk mengurangi sloughing shale, - peminimalan waktu dibiarkannya lubang yang mengandung serpih tidak dicasing, - sudut kemiringan harus dikurangi dan swab serta surge effect harus dikurangi untuk menghindari terjadi rekaha pada bagian lubang terbuka. - kecepatan fluida di annulus yang tinggi harus dihindariu untuik mengurangi erosi lubang dan sloughing shale secara mekanis.
Hilang Lumpur (Lost Circulation)
Hilang sirkulasi didefinisikan sebagai hilangnya fluida pemboran sebagian atau seluruhnya selam pemboran, sirkulasi atau pemasangan casing atau hilangnya semen selam operasi penyemenan.
Hilang sirkulasi terjadi jika tekanan hidrostatik lumpur naik hingga melebihi tekanan rekah formasi. Penentuan Letak Zona Hilang Sirkulasi, biasanya dengan menyemprotkan lost circulation material (LCM) sepanjang zone yang diduga terdapat hilang sirkulasi. Pada kasus yang parah terdapat metode yang telah terbukti berhasil digunakan yaitu :
1. Temperature Survey 2. Radioactive Tracer Survey 3. Spinner Survey Penanggulangan Hilang Sirkulasi
1. Mengurangi berat lumpur 2. Memasukkan sejumlah lumpur yang mengandung konsentrasi LCM yang tinggi 3. Memasukkan bentonite diesel oil atau cement diesel oil sepanjang zone hilang sirkulasi 4. Metode blind drilling, underbalance drilling
Prinsip Temperature Survey
View more...
Comments