Marine Insurance

July 4, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Marine Insurance...

Description

 

MARINE INSURANCE

FRANKLIN JONATHAN DAVID 224307103

 

A. Definisi Asuransi

1. Pengertian Asuransi Berdasarkan pasal 246 KUH Dagang : “Asuransi atau pertanggungan merupakan suatu  perjanjian dimana seorang penanggung dengan merupakan suatu perjanjian dimana seorang  penanggung dengan menikmati suatu premi mengikatkan dirinya kepada tertanggung untuk membebaskannya dari kerugian, karena kehilangan, kerusakan, atau ketiadaan keuntungan yang diharapkan, dan yang akan dideritanya karena kejadian yang tidak pasti.” 2. Pengertian Asuransi Laut Asuransi pengangkutan laut merupakan suatu perjanjian pertanggungan antara penanggung dan tertanggung atas kepentingan yang berhubungan dengan kapal sebagai alat pengangkut dan  barang sebagai muatan kapal dari kemungkinan resiko kerusakan/kerugian yang di akibatkan oleh bahaya-bahaya laut atau bahaya lain yang berhubungan dengan bahaya laut.

B. Hak dan Kewajiban Pihak-Pihak dalam Asuransi Laut

1. Penanggung Penanggung (Insurer), yaitu pihak yang menerima pengalihan resiko yang mungkin dihadapi oleh Tertanggung. Hak utama dari seorang Penanggung adalah mendapatkan premi dalam  jumlah yang telah ditentukan, dan kewajibannya adalah memberikan penggantian kepada kepad a Tertanggung karena sesuatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan diderita. 2. Tertanggung Tertanggung (insured), yaitu pihak yang mengalihkan risiko yang mungkin dihadapinya. Kewajiban dan hak yang paling utama dari tertanggung adalah membayar sejumlah tertentu, serta mengajukan klaim kepada Penanggung apabila resiko yang dipertanggungkannya benar benar terjadi.

C. Manfaat Asuransi

1. Bagi Penanggung Kesediaan penanggung untuk memberikan proteksi atas resiko yang dialihkan oleh Tertanggung dikarenakan premi yang diperoleh dari Tertanggung T ertanggung sendiri, sebagai balas jasa proteksi asuransi selama periode pertanggungan. Premi disini mencerminkan besarnya biaya-biaya dan keuntungan yang diharapkan oleh Penanggung dalam produksi jasa-jasa asuransinya.

 

2. Bagi Tertanggung Manfaat asuransi bagi tertanggung (khususnya bagi pengusaha) adalah menambah efisiensi atau menguntungkan. Sebab apabila kepentingan yang di asuransikan terkena terkena resiko dan mengakibatkan kerugian yang paling besar, maka pemiliknya akan mendapatkan ganti rugi hanya dengan membayar premi yang jumlahnya sedikit, dan juga para pengusaha tidak perlu ragu-ragu untuk melakukan kegiatan usahanya, karena telah terhindar dari resiko kerugian dan kemacetan perkembangan usahanya dikemudian hari.

D. Prinsip-prinsip Dasar Asuransi

Prinsip-prinsip dasar penutupan asuransi merupakan dasar persetujuan asuransi yang harus diperhatikan dan dipenuhi oleh Tertanggung dan Penanggung serta merupakan prinsip yang mengikat kedua belah pihak, meskipun tidak dinyatakan secara tertulis dalam polis (Implied Conditions), yakni sebagai berikut : 1. Kepentingan Yang Di Asuransikan (Principles of Insurable Interest) Menurut prinsip Insurable Interest dalam asuransi laut, tertanggung hanya boleh melakukan  penutupan asuransi atau objek pertanggungan apabila ia mempunyai kepentingan (Interest) yang dapat di asuransikan. 2. Itikad Baik (Principles of Utmost Good Faith) Menurut prinsip ini penutupan asuransi baru di anggap sah secara hukum apabila dilakukan atas dasar itikad baik dari kedua belah pihak, yakni Tertanggung dan Penanggung. 3. Indemnitas (Principles of Indemnity) Menurut Principle of Indemnity, perusahaan asuransi menjamin pihak tertanggung mendapat ganti rugi jika terjadi resiko atas kepentingan yang diasuransikan. 4. Subrogasi (Principles of Subrogation) Berdasarkan Principle of Subrogation ini, apabila tertanggung mendapat penggantian dari satu  pihak atas dasar indemnity, maka ia tidak lagi berhak memperoleh dari pihak lain. 5. Proxima Causa (Principles of Proximate Cause) Dalam prinsip ini, Penanggung hanya menerima pengajuan klaim atau tertanggung hanya berhak mendapat ganti rugi apabila terbukti bahwa kerugian tersebut terjadi dari resiko yang dijamin dalam polis.

 

E. Objek Asuransi Laut 

Objek pertanggungan atau kepentingan-kepentingan yang dapat dipertanggungkan serta yang merupakan jenis asuransi laut (Marine Insurance), meliputi : 1. Barang dan kepentingan yang melekat didalamnya (Marine Cargo Insurance) Barang dan kepentingan yang ada didalamnya, meliputi : a. Cargo, harga beli barang itu sendiri;  b. Freight, biaya pengiriman atau ongkos kapal; c. Forwarding Expenses, ongkos pembongkaran dan pengurusan barang; d. Premi Asuransi; e. Imaginary Profit, keuntungan yang diharapkan; f. Cash in Transit. 2. Kapal dan segala kepentingan yang melekat didalamnya ((Marine Marine Hull and Machinary Insurance) Kepentingan yang berhubungan dengan kapal secara garis besarnya dapat dikategorikan atas 2 (dua) kelompok kepentingan yang melekat didalamnya sebagai berikut : a. Kepentingan dari pemilik kapal akibat rusaknya kapal serta kerugian-kerugian lainnya y yang ang langsung diderita pemiliknya.  b. Kerugian pemilik kapal akibat tanggungjawabnya kepada pihak lain yang terjadi selama ia mengoperasikan kapalnya.

F. Premi Asuransi Laut

Premi asuransi (Insurance Premium) adalah sejumlah uang yang dibayarkan diba yarkan oleh Tertanggung kepada Penanggung sebagai imbalan dari kesediaan Penanggung mengambil alih resiko yang mungkin akan dihadapi oleh Tertanggung. Perbedaan pokok antara golongan asuransi jumlah (misalnya asuransi jiwa) dengan golongan asuransi kerugian (misalnya asuransi pengangkutan laut) terletak pada fungsi premi. Pada asuransi jiwa, premi berfungsi sebagai tabungan dan sebagai harga jasa proteksi asuransi. Sedangkan pada asuransi laut, fungsi premi pr emi asuransi hanya sebagai harga dari jasa proteksi asuransi yang diberikan oleh pihak Penanggung selama jangka waktu kontrak (masa berlakunya  jaminan polis).

 

G. Kontrak Asuransi Laut 

Menurut pasal 255 KUH Dagang, perjanjian asuransi akan berlaku/sah jika sudah dinyatakan dalam suatu perjanjian tertulis yang disebut Polis (Policy) dan dibubuhi Bea Materai secukupnya. 1. Macam-macam Polis Macam-macam polis yang biasanya dipergunakan diantaranya : a. Polis Berjangka Berjangka (Time (Time Policy) Polis Berjangka (Time Policy) adalah polis yang menutup pertanggungan untuk suatu jangka waktu tertentu (biasanya selama 6 bulan, dan seterusnya).  b. Polis Perjalanan (Voyage Policy) Polis Perjalanan (Voyage Policy) adalah polis yang menutup pertanggungan selama perjalanan tertentu dari satu tempat ke tempat lain tanpa menghiraukan lama waktunya. c. Polis Campuran (Mixed Policy) Polis Campuran (Mixed Policy) adalah campuran antara Polis Berjangka dan Polis Perjalanan. d. Open Policy atau Floating Policy Open Policy adalah polis yang menutup pertanggungan sejumlah barang yang pengapalannya akan ditentukan kemudian. e. Open Cover Open cover adalah suatu polis yang menutup sejumlah barang dalam jangka waktu tertentu sedangkan pelaksanaannya akan ditentukan sesudah pengapalannya.

2. Isi Polis Polis adalah suatu kontrak dan harus di isi secara lengkap mengenai pokok persetujuan kedua  belah pihak mengenai hak dan kewajibannya. Sesuai dengan pasal 256 KUH Dagang, yang harus dicantumkan dalam polis asuransi adalah : a. Nama penanggung atau nama orang-orang yang yang menanggung;  b. Nama tertanggung; c. Keterangan lengkap mengenai objek yang yang ditutup;

 

d. Jumlah uang pertanggungan (uang asuransi); e. Bahaya atau resiko yang yang ditutup ditutup (resiko-resiko (resiko-resiko yang dijamin); f.

Jangka waktu pertanggungan (mulai dan berakhirnya)

g. Premi pertanggungan; h. Semua hal dan keadaan penting bagi suatu pertanggungan pertanggungan serta persetujuan persetujuan lain yang yang telah dicapai antara pihak-pihak yang bersangkutan. 3. Masa Berlakunya Pertanggungan Tentang kapan berlakunya pertanggungan dan saat tidak berlakunya ini ditentukan oleh Pasal pasal 624 sampai dengan Pasal 634 KUHD. Pasal 624, dalam hal pertanggungan atas sebuah kapal maka bahaya mulai berjalan bagi si yang menanggung semenjak saat nahkoda mulai dengan pemuatan barang-barang dagangan; atau apabila ia diwajibkan berangkat hanya dengan membawa bahan pemberat, pada saat dimulainya memuat bahan tersebut. Pasal 625, dalam pertangungan yang disebutkan yang lalu bahaya bagi pihak yang menanggung  berakhir dalam jangka waktu 21 hari setelah barang-barangnya dipertanggungkan sampai di tempat tujuan, atau sekian hari lebih cepat setelah barang-barang sebuah muatan tersebut dibongkar. Pasal 626, dalam halnya sebuah kapal dipetanggungkan untuk sebuah perjalanan pergi-pulang, atau untuk lebih dari suatu perjalanan, maka pihak yang menanggung, selamam itu menanggung  bahaya sampai dengan 21 hari semenjak diselesaikannya perjalanan teakhir, atau beberapa hari lebih cepat setelah barang-barang muatan terakhir setelah dibongkar. Pasal 627, apabila yang diasuransikan itu adalah barang-barang dagangan atau barng-barang lainnya, maka bahaya mulai berjalan atas tanggungan pihak yang menanggung segera setelah  barang-barang itu di bawanya ke tepi laut, untuk selanjutnya tempat itu dimuat atau dinaikkan ke dalam kapal-kapal yang akan mengangkutnya. Pasal 628, jika yang diauransikan itu adalah barang-barang dagangan atau barang-barang lainnya, maka bahaya itu berlangsung terus tanpa henti, meskipun nakhoda telah dengan terpaksa melakukan pelabuhan darurat, membongkar muatan dan memperbaiki kapalnya di situ, hingga  perjalanannya dihentikan secara sah oleh pihak yang ditanggung diberikan perintah untuk tidak lagi memuat barang-barangnya ke kapal, ataupun pelayaran itu diselesaikan sama sekali. Pasal 629, jika nakhoda atau pihak yang ditanggung atas barang-barang, karena alasan-alasan yang sah tidak dapat membongkar muatan dalam jangka waktu seperti ditetapkan Pasal 627,

 

sedangkan mereka tidak bersalah atas keterlambatan itu, bahaya bagi pihak yang menanggung tetap berlangsung sampai saat selesainya dibongkar barang-barang tersebut. Dalam pasal-pasal berikutnya lihat pada KUH Dagang. 4. Berakhirnya Polis Berakhirnya polis asuransi dapat terjadi karena hal berikut : a. Batal/berakhir sebelum waktunya : 1) Tertanggung memberikan keterangan-keterangan yang salah (tidak (tidak ada itikad baik/utmost good faith). 2) Tertanggung tidak tidak mempunyai kepentingan yang di asurans asuransikan ikan (Insurable (Insurable Interest). Interest). 3) Terjadinya penyimpangan dari ketentuan polis, seperti seperti penyimpangan dalam hal dan  percobaan perjalanan yang tidak sesuai dengan ketentuan polis. 4) Perjalanan dihentikan sebelum waktunya (berlaku (berlaku untuk Polis Perjalanan). 5) Apabila salah satu pihak membatalkan sebelum waktunya.

 b. Berakhir secara wajar : 1) Jika perjalanan perjalanan telah selesai (berlaku untuk Polis Perjalanan). Perjalanan). 2) Jika tanggal jatuh tempo telah sampai (berlaku untuk Polis Berjangka). Berjangka). 3) Setelah penanggung membayar total kerugian klaim. 4) Jika pembatalan dilakukan oleh kedua belah pihak.

H. Klaim Asuransi Laut

Klaim dalam asuransi ialah tuntutan ganti rugi yang diajukan oleh Tertanggung kepada Penanggung karena kepentingan yang di suransikan mengalami kerugian atau kerusakan atas  barang yang dipertanggungkannya akibat dari suatu peristiwa selama barang dalam proses  pengangkutan. 1. Prosedur Pengajuan Penyelesaian Klaim a.

Pemberitahuan kerugian.

 

 b.

Survey kerusakan dan kerugian.

c.

Mengusahakan kelengkapan dokumen pendukung klaim.

2.

Dokumen-dokumen Pendukung Klaim Asuransi

a.

Polis asuransi atau sertifikat asuransi.

 b.

Faktur dan daftar perincian barang, meliputi jenis pengepakkannya, dan sebagainya.

c.

Laporan survey.

d.

Surat-menyurat dengan pihak-pihak lain yang berhubungan dengan penyebab kerugian.

e.

Dokumen klaim asuransi lainnya.

I.

Resiko-resiko dalam Asuransi Laut

1.

Kebakaran

Ada banyak hal yang menimbulkan kecelakaan, antara lain: a.

Akibat kecelakaan;

 b.

Akibat kesalahan awak kapal;

c.

Akibat salah satu barang terbakar sendiri;

d.

Akibat halilintar;

e. Akibat lain yang tidak dapat diketahui penyebabnya. Sering pula ada pihak penanggung menolak atas klaim yang timbul, maka penanggunglah yang harus membuktikannya, untuk mengindari pertengkaran-pertengkaran yang mungkin akan terjadi. 2.

Barraty

Kecurangan nahkoda dan/atau kru kapal untuk mengambil alih kapal dari pemiliknya dan kemudian menguasainya dan menggunakan/membawa kapal tersebut ketempat yang tidak disetujui pemiliknya.

 

3.

Thieves

Yang ditutup, atau di berikan ganti ruginya oleh asuransi hanyalah pencurian yang dilakukan secara diam-diam. Resiko pencurian tidak termasuk kecurian biasa. 4.

Jettison

Jettison adalah membuang barang ke laut guna penyelamatan kepentingan umum kapal dan  barang-barang lainnya.

Mengenai resiko-resiko tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa : a. Resiko yang di alami sebagai suatu bencana yang di akibatkan oleh alat alat pengangkutnya, seperti kandas, kebocoran, tenggelam, tabrakan, terbalik, dan lain-lain.  b. Perlakuan dalam menangani secara tidak bertanggungjawab/sembrono (Rough Handling), seperti perlakuan disaat muat/bongkar oleh buruh di pelabuhan atau di gudang. c.

Pencurian serta bencana di kapal, tempat penimbunan, atau disaat muat/bongkar.

d.

Kesalahan pada saat muat/bongkar.

e.

Kemasan yang tidak memenuhi persyaratan standar.

f.

Tempat penimbunan yang tidak memenuhi syarat.

g.

Bahaya perang, huru-hara, kerusuhan dan pemogokan di pelabuhan.

h.

Karena watak pada barang itu sendiri.

i.

Akibat perbaruan barang dari berbagai jenis sehingga dapat menimbulkan kontaminasi.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF