Manual Terapi

March 5, 2018 | Author: INha C FitriNa | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

manual terapi...

Description

MANUAL TERAPI Sendi Periferal HIMYAR, DIP.PT POLTEKES SITEBA PADANG

A.

Prinsip-prinsip umum gerakan Sendi perifer

I. Permukaan sendi II.Persendian( hubungan tulang ) III. Posisi sendi IV. Bidang anatomis V. Bidang terapi VI Axsis anatomi VII Gerakan tulang dan sendi

B.

Prinsip-prinsip pemeriksaan Gangguan Alat penggerak tubuh

C. Pemeriksaan dan manipulasi Regio bahu D. Pemeriksaan dan Manipulasi Regio siku (elbow)

E.

Pemeriksaan dan Manipulasi Regio Pergelangan tangan

F. Pemeriksaan dan Manipulasi pada Regio Panggul. G. Pemeriksaan dan Manipulasi pada Regio lutut H. Pemeriksaan dan Manipulasi pada Pergelangan kaki

DEFENISI DAN PENGERTIAN 

Defenisi Istilah manipulasi secara umum dalam dunia kesehatan diartikan setiap gerakan pasif Ada dua istilah yang digunakan dalam pengertian gerakan pasif: 1. Mobilsasi 2. Manipulasi.

Mobilisasi 

Adalah grkn pasif yang dapat dilakukan secara lambat sehingga pasien dapat menghentikan gerakan . Ada dua bentuk gerakan yg terpenting: 1. gerakan pasif ,dua atau tiga per detik dengan amplitudo kecil atau besar da lam jarak gerak sendi. 2. gerakan menarek secara kontinu dengan amplitudo kecil sampai akhir jarak gerak sedi

Gerakan gerakan ini dpt digolongkan pada gerakan fisioligi dan gerakan translasi. Gerakan fisiologi adalah dimana pasien dapat melakukannya secara aktif. Gerakan traslasi adalah dimana pasien tidak dapat melakukan nya sendiri.

Manipulasi Ada dua prosedur dalam melakukan manipu lasi : 1. manipulasi dilakukan secara tiba-ti ba atau sekonyong – konyong atau sentakan tiba-tiba dengan amplitudo kecil. begitu cepat shg pasien tidak sadar apa yg terjadi

2.

Manipulasi dibawa anaestesi. merupakan tindakan medis dimana pasi en dibawah narcose. Prosedur ini tidak dilakukan secara ce pat atau tiba-tiba.tetapi dengan pelanpelan dan dikontrol .

Pengertian Mobilisasi dan manipulasi memberikan hasil yang baik jika digunakan untuk problem gangguan gerak.yang mana padanya ada 3 pengertian yang terpenting.

1.

2. 3.

Memperbaiki struktur dalam sendi sampai normal atau menghilangkan rasa sakit secara tuntas shg gerakan sendi tidak terasa sakit. Menarik (traksi ) sendi yang kaku tanpa rasa sakit supaya gerakan menjadi baik. mengurangi rasa sakit dengan menggunakan tehnik khusus.

Untuk dapat memahami MANUAL TERAPI atau MOBILISASI MANUAL persendian perifer terlebih dahulu kita hrs memahami prinsip-prinsip umum yg berkaitan dengan gerakan pada persendian perifer.

I. PERMUKAAN SENDI MacConaill mengklasifikasikan bentuk permukaan sendi menjadi dua yaitu: 1. OVOID 2. SELLAR Ovoid bisa berbentuk konvek atau konkaf dari segala arah. Sellar ( saddle joint ) yaitu sendi yang ber bentuk konkaf dilihat dari satu arah dan konvek dari arah yg tegak lurus dari arah yang pertama.

II. HUBUNGAN TULANG (persendian) 1. Diarthroses 2. Synarthroses

Diarthroses : - half joint - Synovial > Mechanic > Anatomic Mekanical : simple > one axis > two axes > three axes Compound> more than three axes > axes not right angles > plane gliding joints

Anatomical: Simple > one joint space > one capsule Compound > more than one joint spase

> devided Synarthroses: - syndesmosis - synchondrosis - synostosis

III. POSISI SENDI 1. MLPP ( Maximum Loose Packed Position) yaitu posisi sendi dimana kapsul sendi berada dlm keadaan paling kendor shg ruang sendi dlm keadaan longgar,dgn demikian joint play makin luas

2. ARP ( Actual Resting Position) yaitu posisi sendi alternatif dimana dlm keadaan yg paling kendor

3. LPP ( Loose Packed Position ) yaitu posisi sendi dimana kapsul sendi relatif kendor dan ruang sendi relatif longgar tetapi tdk maksimal. 4. CPP( Close Packet Position) yaitu posisi sendi dimana kapsul sendi dlm keadaan tegang maksimal.terjadi kontak maksimal antar permukaan sendi dan tdk terdapat joint play.

IV. BIDANG GERAK ANATOMI Ada 3 bidang gerak anatomi yaitu: >bidang sagital ( median ) > bidang frontal > bidang transversal ( horizontal ) V . BIDANG TERAPI Bidang terapi berjalan melalui persendian dan membentang tegak lurus terhadap garis yang berasal dari axis rotasi ( permukaan sendi konvek) kepertengahan permukaan sendi konkaf. Bidang terapi ini selalu mempertankan hub tetap dgn permukaan sendi konkaf atau sll bergerak mengikuti permukaan konkaf dan kl permukaan sendi konvek bergerak maka bid terapi tetap diam.

Pemeriksaan joint play dan mobilisasi sendi selalu dilakukan dengan jalan menggerakkan tulang sejajar ataupun tegak lurus dengan bidang terapi ini. VI . AKSIS ANATOMI Aksis anatomi terletak pd perpotogan dua bidang gerak anatomi dan gerakan tulang secara anatomis terjadi di sekitar aksis tersebut.

VII. GERAKAN TULANG DAN SENDI Ilmu yang mempelajari gerakan tulang disebut Osteokinematika dan yang mempelajari gerakan sendi disebut Artrokinematika Ada dua tipe gerakan tulang: 1. Rotasi yaitu gerakan berputar pada suatu aksis

2.

Translasi yaitu gerakan menurut garis lurus. Rotasi dan translasi tulang akan menghasilkan gerakan tertentu dalam sendi .Rotasi tulang menghasilkan gerakan Roll-Gliding di dalam sendi ,dan translasi tulang menghasilkan gerakan Gliding,traction ataupun compression dalam sendi.Tiga gerakan terakhir termasuk Joint play movement. Rotasi >> Roll-Gliding = Gerakan Fisiologis Translasi >> Gliding ,Traction,Compresion = Joint Play.

Rotasi tulang. Rotasi adalah gerakan berputar tulang pd suatu aksis Rotasi tulang disebut juga gerakan Fisiologis dan gerakan fisiologis baik aktif maupun pasif menghasilkan gerakan RollGliding didalam persendian. Ada 3 tipe gerakan fisiologis : 1. Gerakan tulang secara anatomis 2. Gerakan tulang kombinasi 3. Gerakan tulang menurut MacConaill

ad 1. Gerakan tulang secara anatomis;adalah rotasi tulang pada aksis anatomis dan terjadi pada bidang gerak tertentu. > Bidang Sagital- aksis frontal : fleksiektensi,fleksi palmar-dorsal. > Bidang frontal –aksis sagital :Abd-Add ,fleksi lateral ka/ki. > Bidang transversal-aksis vertikal:rotasi medial-lateral , rotasi ka/ki

ad 2. Gerakan Kombinasi; adalah gerakan tulang yang secara bersamaan terjadi pada lebih satu aksis dan lebih dari satu bidang gerak >> contoh Fleksi-fleksi lat- rotasi trunk. ad 3. Gerakan tulang menurut MacConaill; adalah gerakan tulang berdasarkan Aksis Mekanis suatu sendi. Aksis mekanis adalah suatu aksis yg melewati/menembus tulang yang bergerak dan menembus tegak lurus pusat permukaan sendi yg relatif tdk bergerak. Aksis Mekanik ditentukan pd awal gerakan dan selama terjadi gerakan ,aksis tersebut selalu memelihara hub konstan dgn tulang yang bergerak dan bergerak relatif thdp tulang yg tidak bergerak.

Dengan aksis mekanik ini,ada 2 macam gerakan tulang yaitu SPIN dan SWING. SPIN : adalah grk tulang berputar pada aksis mekanik (aksis mekanik diam). Apabila aksis makanik dan aksis longitudinal dari tulang yang bergerak menjadi satu, misalnya pada sendi femorotibialis,grk spin adalah seperti apa yg secara tradisional kita sebut rotasi pada sendi.

Apabila kedua aksis tersebut tidak menjadi satu seperti pada sendi panggul dan bahu, gerakan Spin tidak selalu terjadi pd saat terjadi gerakan rotasi. Contoh : Spin terjadi pada saat gerakan rotasi internal dan eksternal sendi bahu ketika humerus pada posisi 90o abduksi karena aksis mekanik dan aksis longitudinal humerus menjadi satu.Gerakan rotasi yang terjadi ketika lengan disamping badan ,tidak termasuk Spin pada permukaan sendinya karena aksis mekanik dan aksis long tdk menjadi satu.

SWING : merepresensikan semua gerakan yang tidak termasuk Spin. Suatu gerakan dimana ujung aksis mekanik bergerak seolah –olah mengikuti garis lurus pada permukaan sendi lawannya disebut Pure Swing,dan apabila ujung aksis mekanik bergerak membentuk suatu arkus disebut Impure Swing. Impure Swing adalah swing yg disertai sedikit elemen spin atau rotasi sekitar aksis mekanis. Komponen rotasi yg selalu menyertai impure swing disebut Conjunct Rotation.

Gerakan yg banyak terjadi pd persendian adalah gerakan impure swing,yg terjadi hampir pada semua gerakan dalam kehidupan sehari-hari ,yang berarti sering terjadi gerakan pada sendi unsur conjunct rotation. Komponen rotasi ini walaupun secara kuantatif sangat kecil ,tetapi peranannya sangat besar untuk kenormalan pergerakan sendi

ROLLING DAN GLIDING Pada saat terjadi gerakan fisiologi baik aktif maupun pasif. pada permukaan sendi akan terjadi gerakan kombinasi antara Rolling dan Gliding ROLLING : adalah gerakan permukaan sendi bilamana perubahan jarak titik kontak pada satu permukaan sendi sama besarnya dengan perubahan jarak titik kontak pada permukaan sendi lawannya.

Rolling dapat terjadi antara permukaan sendi datar dan lengkung (konkaf ataupun konvek) dan antara dua permukaan sendi lengkung yang incongruent (jari-jari kelengkungannya tidak sama besar ). Sendi akan dapat mengalami kerusakan apabila selama terjadi gerakan fisiologis, pd permukaan sendi hanya terjadi gerakan rolling. Permukaan sendi dapat mengalami penekanan pada sisi yang searah dgn gerakan tulang.

GLIDING : Adalah gerakan pada permukaan sendi dimana hanya ada satu titik kontak pada satu permukaan sendi yang selalu kontak dengan titik-titik kontak yang baru( selalu berubah ) pada permukaan sendi lawannya. Gliding yg murni hanya bisa terjadi pd permukaan sendi datar maupun lengkung yg congruent. Dengan demikian maka gliding yg murni tdk dapat terjadi pada tubuh manusia .

ROLL-GLIDING : Adalah kombinasi antara gerakan Rolling dan Gliding yg hanya bisa terjadi pd permukaan sendi lengkung yg tidak congruent. Karena permukaan sendi tubuh manusia tdk ada yg benar-benar congruent maka gerakan fisiologis ini hanya dapat menghasilkan gerakan ROLL-GLIDING.

ARAH ROLLING : komponen rolling dari gerakan roll-gliding selalu bergerak searah dengan gerakan tulang. Ini berlaku baik yg bergerak permukaan sendi konkaf maupun konvek. Komponen rolling normalnya tdk pernah terjadi tanpa disertai gliding karena akan merusak sendi . Oleh karena itu gerakan rolling saja tidak pernah digunakan utk mobilisasi sendi.

ARAH GLIDING : Arah gliding permukaan sendi tergantung dari bentuk permukaan sendi tulang yg bergerak, konkaf atau konvek. Jika permukaan sendi konkaf yg bergerak ,gliding akan searah dengan gerakan tulang yg bergerak



Jika permukaan sendi konvek bergerak ,gliding akan berlawanan arah dgn gerakan tulang



CATATAN : Karena kekakuan sendi sering diterapi dgn gerakan gliding,maka arah gerakan gliding ini harus dimengerti dengan baik.

TRANSLASI TULANG : Gerakan translasi adalah gerakan tulang menurut garis lurus dan joint play yang termasuk dalam gerakan translasi adalah TRACTION, COMPRESSION DAN GLIDING. Selama terjadi gerakan translasi tulang semua bagian tulang akan bergerak : menurut garis lurus , dalam jarak yg sama,dalam arah yg sama dan dengan kecepatan yg sama.

THE “ SLACK” Umumnya digunakan di dunia pelayaran ,yaitu untuk menggambarkan tingkat kekendoran tali yg membentang antara kapal/perahu dan tiang penambat.Ketika perahu bergerak menjauh tiang penambat ,maka tali akan “SLACK TAKEN UP” untuk menggambarkan tingkat ketegangan tali.

Semua persendian mempunyai gerakan translasi tertentu (joint play) selama jaringan-jaringan yg melewati sendi tersebut tdk menegang. Kekendoran ( slack ) pada capsul dan ligamentum sangat diperlukan untuk kenormalan fungsi sendi .Penting sekali bagi Fisioterapis utk dapat merasakan kapan sendi dlm keadaan slack dan dlm keadaan menegang ( slack taken up )

GRADASI GERAKAN UTK TRAKSI DAN GLIDING : Gerakan translasi dan gliding dibagi menjadi 3 gradasi .Gradasi ini ditentukan berdasarkan tingkat kekendoran (slack ) sendi yg dirasakan Fisioterapis saat melakukan gerakan pasif.

Grade I Traksi : amplitudonya sangat kecil shg tdk sampai terasa geseran permukaan sendi. Grade II Traksi dan Gliding : gerakan sampai terjadi Slack Taken Up jaringan sekitar sendi menegang. Grade III Traksi dan Gliding : gerakan grade II ditambah /diberi gaya lebih besar lagi shg jaringan teregang

JOINT PLAY : Adalah istilah yg digunakan dlm Manual Terapi utuk menggambarkan apa yg terjadi dalam sendi ketika dilakukan gerakan translasi. Gerakan – gerakan tersebut dilakukan secara pasif oleh terapis pd saat pemeriksaan maupun terapi. Ada 3 macam gerakan joint play : 1. Traksi 2. Kompresi 3. Gliding.

TRAKSI : Apabila gerakan translasi tulang arahnya tegak lurus dan menjauhi bidang terapi dan terjadi peregangan permukaan sendi .Apabila gerakan tersebut tdk sampai menimbulkan peregangan permukaan sendi disebut DISTRAKSI . Traksi untuk mengurangi nyeri ; digunakan traksi grade I .Traksi ini dilakukan pada posisi sendi MLPP atau ARP. Traksi untuk menambah mobilisasi sendi; digunakan traksi grade III untuk meregang jaringan yg memendek

KOMPRESI : Apabila arah gerakan translasi tegak lurus kearah bidang terapi ,dimana kedua permukaan sendi saling mendekat disebut KOMPRESI.Apabila timbul nyeri ,mengidentifikasikan adanya lesi pada sendi. GLIDING : Apabila arah gerakan translasi sejajar /paralel dengan bidang terapi dan menimbulkan geseran /luncuran antara kedua permukaan sendi.Dalam melakukan gliding selalu disertai dengan traksi grade I

MENENTUKAN ARAH GERAKAN GLIDING Ada 2 cara utk menentukan arah gliding yaitu : 1. Gliding –Test 2. Hukum Konkaf – Konvek. Gliding Test : yaitu dgn melakukan gliding secara pasif ke segala arah utk merasakan secara langsung gerakan gliding kearah mana yg terbatas .

Hukum konkaf – konvek : Terapis melakukan pemeriksaan gerakan fisiologis secara aktif dan pasif dan menentukan gerakan ygmana yg terbatas .Dan terapis harus mengingat dan mengetahui bentuk permukaan sendi ,konkaf atau konvek. Kmdn dilakukan terapi dgn gerakan gliding menggunakan hukum konkaf – konvek. ATURAN : KONVEK >BERLAWANAN ARAH KONKAF > SEARAH.

B. PRINSIP-PRINSIP PEMERIKSAAN GANGGUAN ALAT GERAK Manual terapi secara khusus berkaitan erat dengan diagnosa dan terapi gangguan MUSKULOSKELETAL atau adanya disfungsi somatik. Disfungsi Somatik dapat terjadi dengan berbagai cara dan mempunyai karakteristik sebagai berikut:  Gejala : nyeri, kelemahan , kekakuan, nyeri tekan dll.





Perubahan jaringan lunak misalnya : ketegangan , elastisitas , perubahan bentuk dll. Perubahan fungsi : kekuatan ,daya tahan, koordinasi ,

Gangguan muskuloskeletal sering menampakkan gabungan karakteristik tersebut diatas karena satu dengan yg lain sangat erat hubungannya. Seorang manual terapis hrs dapat menentukan problem utamanya shg dpt memberikan terapi dgn tepat

Contoh : pasien tdk mampu meluruskan lututnya ini bisa disebabkan oleh : nyeri ,kontraktur otot , neoropati perifer, bengkak dalam sendi ,cidera otot atau cidera meniskus. Untuk itu kita hrs mengadakan ANAMNESA yang baik utk menegakkan DIAGNOSA. Setelah mengadakan anamnesa kita harus mengadakan PEMERIKSAAN FISIK.

PEMERIKSAAN FISIK I . INSPEKSI ; > Sikap tubuh : kebiasaan, kompensasi, atau karena rasa sakit > Bentuk : perubahan kontour,deformitas, bengkak, atau otot mengecil . > Kulit : perubahan warna, jaringan,parut, perubahan tropik dan sirkulasi darah. > ADL : berjalan ,duduk –berdiri dll

II. PALPASI Karekteristik : Suhu , Bentuk , Simetris, Mobilitas , Elastisitas , Ketebalan , Tenderners, dll. Jaringan : Kulit, Otot , Tendon , Ligament , Tulang , Saraf, Fasia ,Bursa dll. III. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS; * Refleks tendon * Refleks patologis

* Tes sensoris * Tes kekuatan otot dll.

IV. PEMERIKSAAN FUNGSI Pemeriksaan fungsi terdiri dari gerak aktif, gerak pasif dan gerak isometrik melawan tahanan. Pada saat melakukan pemeriksan gerakan hrs diperhatikan kuantitas dan kualitas gerakan dan Terapis selalu menanyakan apakah ada keluhan-keluhan kepada pasien Setiap keluhan harus dicatat.

Kuantitas Gerakan Yang dimaksud dgn kuantitas gerakan adalah seberapa besar luas suatu sendi dapat bergerak (LGS). Biasanya menggunakan alat Goniometer. Pengukuran LGS bisa dilakukan secara aktif maupun pasif. Apabila LGS kurang dari normal disebut dgn Hipomobil dan apabila lebi besar dari normal disebut dengan Hipermobil. Pemeriksaan kuantitas gerakan selanjutnya diperlukan pemeriksaan END FEEL untuk menentukan

jaringan apa yang menyebabkan gerakan sendi terbatas.Dengan demikian kita bisa menentukanjenis terapi yg tepat. Kualitas Gerakan Terapis memeriksa kualitas gerakan dengan cara pertama dengan melakukan gerakan aktif sambil diobserfasi oleh terapis, kmdn dilakukan juga secara pasif sampai merasakan adanya tahanan pertama kali ( first stop) Melakukan pasif hrs terasa bebas, halus dan hanya memerlukan tenaga minimal .

Setelah tahanan pertama terapis malakukan gerakan pasif lagi sampai dengan tahanan terakhir (final stop) dalam LGS sendi tersebut. Ini dilakukan adalah untuk memeriksa end feel.End feel pada hakekatnya adalah kualitas tahanan pada akhir gerakan . Penting sekali bagi Fisioterapis untuk dapat melakukan pemeriksaan end feel ini (merasakan karekteristik end feel ) pada setiap persendian shg dapat membedakan antara end feel fisiologis dan patologis .

End Feel Fisiologis Tiap persendian mempunyai end feel dengan karakteristik sendiri-sendiri, tergantung dari anatomi persendian tersebut dan arah gerakan yang dilakukan. Ini disebut dengan end feel fisiologis.End Feel normal ada 3 macam yaitu (1) Lunak, (2) Kapsuler/kapsuloligamenter, (3) Keras. > End Feel lunak ;terjadi krn tumbukan antara jar lunak dengan jar lunak. misalnya fleksi lutut.

> End Feel kapsuler;terjadi karena regangan terhadap kapsul atau ligamen, misalnya rotasi bahu. > End Feel keras ; terjadi karena tumbkan antara tulang dengan tulang, misalnya ekstensi siku End Feel Patologis End Feel dikatakan patologis apabila tempatnya berubah dan /atau kualitasnya berubah shg tdk sesuai dgn karakteritas end feel pd sendi yang dites.

Dengan kata lain ,final stop terasa lebih awal /cepat atau lebih lambat dari normal atau kualitas tahanannya tdk sesuai dgn karakteritas sendi yg dites.Contoh: otot spasme,mengakibatkan lebih elastis dan kurang lunak ; pemendekan jar ikat (kapsul sendi,fasia,lig) menyebabkan end feel terasa lebih keras dan kurang elastis. Pemeriksaan Gerak Aktif Pemeriksaan gerak aktif bertujuan untuk orientasi secara global terhadap regio yang

diperiksa selama terjad gerakan. Dari pemeriksaan gerak aktif ini diperoleh informasi tentang : > koordinasi gerakan > lingkup gerak sendi ( LGS) - normal - terbatas : kesatu arah ,dua arah atau ke semua arah - lebih besar : satu arah,dua arah atau ke semua arah.

> Adanya nyeri : lokasinya ,sifatnya,dan kapan timbulnya. > Kemampuan fungsional/gerakan fungsional. Pemeriksaan Gerak Pasif Pemeriksaan pasif akan memberikan informasi tentang : > Lingkup gerak sendi (LGS) > Adanya nyeri. > End Feel.

Pemeriksaan Gerak Melawan Tahanan Pemeriksaan gerak melawan tahanan ini yang digunakan adalah gerak ISOMETRIK. Tes ini bertujuan untuk mengetahui keadaan otot-tendon ,dan juga fungsi dari saraf. Informasi yang diperoleh dari tes ini adalah: nyeri dan kekuatan otot secara global.

Hubungan Antara Kekuatan otot dan Nyeri serta Interpretasinya KEKUATAN NYERI INTERPRE Normal/kuat tdk nyeri normal/tdk kelainan Normak/kuat nyeri lesi otottendon

PEMERIKSAAN KHUSUS Pemeriksaan khusus yang dibahas disini hanya pemeriksaan Joint Play movement, yang meliputi pemeriksaan traksi,kompresi dan gliding. C. PEMERIKSAAN DAN MANIPULASI REGIO BAHU Joint Play Movement Test 1. Pemeriksaan Fungsi a. Pemeriksaan gerak aktif > ELEVASI BAHU

b. Pemeriksaan Gerak Pasif > ELEVASI BAHU > ABD GLENOHUMERALIS > EKSO-ROTASI > ENDO-ROTASI > ADUKSI HORIZONTAL C. Pemeriksaan Gerak Isometrik Melawan Tahanan. > ABD GLENOHUMERALIS > ADUKSI

> EKSO –ROTASI > ENDO –ROTASI > FLEKSI ELBOW > EKTENSI ELBOW. 2. Pemeriksaan Joint Play Movement a. Sendi glenohumeralis: Caput humeri,traksi : latero-ventro-cra gliding: ventro-dorsalo

Pasien : duduk Terapis : berdiri disisi yang sakit Fiksasi : tangan yg tdk sesisi memfiksasi acromion. Ibu jari dan jari telunjuk mempalpasi ruang sendi. Pelaksanaan : Tangan yg lain memegang humerus dari medial dan sedekat mungkin dgn sendi dan melakukan gerakan : > traksi kearah latero-ventro-cranial > gliding kearah dorso-lateral dan kearah ventro- medial

Pemeriksaan in dapat juga dilakukan dgn posisi terlentang ,terapis berdiri disisi yg sakit.Fiksasi ;tangan yg tdk sesisi memfiksir acromion menggunakan ibu jari dan jari telunjuk. Pelaksanaan : tangan yg lain memegang humerus dari medial ,sedekat mungkin dgn sendi kmdn melakukan gerakan sprt pada posisi duduk. PELAKSANAAN MANUAL TERAPINYA Pasien : terlentang.

Terapis : berdiri disisi yg diterapi Fiksasi : Scapula difiksasi oleh berat badan pasien .Bila memungkinkan difiksasi menggunakan sabuk. Pelaksanaan : Kedua tanga terapis memegang humerus sedekat mungkin dengan sendi,kemudian melakukan traksi kearah latero-ventro- cranial.Lengan bawah pasien rileks disangga lengan bawah terapis. Lengan bawah terapis yang berlainan sisi mengarahkan gerakan.

b. Sendi glenohumeralis : Caputhumeri, caudal Pasien : Terlentang / duduk Terapis : Berdiri pada sisi yang sakit Fiksasi : Gelang bahu terfiksasi oleh posisi depresi kearah thorak Pelaksanaan : Tangan yg tdk sesisi diletakkan pada humerus sedekat mungkin dengan sendi dari sebelah lateral dan selanjutnya melakukan gliding ke caudal. Lengan bawah pasien disanggah oleh tangan terapis

PELAKSANAAN MANUAL TERAPINYA Pasien : Terlentang /tidur miring Terapts : Berdiri disisi yang diterapi Fiksasi : Gelang bahu terfiksasi oleh posisi depresi. Pelaksanaan : Tangan yg berlainan sisi diletakan pada humerus dari lateral dan sedekat mungkin dengan sendi dan selanjutnya mendorong caput humeri ke arah caudal menggunakan berat badan.Terapis menempelkan lengannya.

Caput humeri ,dorsal Pasien : terlentang sedikit miring ke sisi yang sakit. Terapis : berdiri sebelah medial dari lengan yang diterapi. Fiksasi : Scapula terfiksasi oleh tepi tempat tidur. Pelaksanaan : Tangan sesisi diletakan pada lengan atas bag ventral ,sedikat mungkin dengan sendi dan selanjutnya melakukan gerakan gliding ke arah dorsal sedikat lateral. Lengan psn disanggah.

Caput humeri kedorsal ini juga dapat dilakukan dengan posisi terapis duduk disisi yang akan diterapi. fiksasi : scapula difiksasi dengan kantong pasir . Pelaksanaan : kedua tangan disatukan dan diletakan pada bag ventral lengan atas sedekat mungkin dengan sendi. Siku pasien disanggah diatas bahu terapis sisi yang sama. Kedua tangan dengan bantuan berat tubuh menggrakkan gliding kearah bawah sedikit lateral

PEMERIKSAAN DAN MANIPULASI REGIO SIKU ( Elbow joint ) 1. Pemeriksaan Fungsi a. Pemeriksaan gerak aktif. Merupakan gerakan fungsional dari sendi siku seperti mengangkat, mendorong,atau menekan suatu benda yang berguna untuk mengetahui koordinasi,pola gerak,nyeri dan ROM aktif sehigga didapat interpretasi secara globaltentang lokasi/letak nyeri atau struktur yang ada kelainan.

b. Pemeriksaan gerak pasif > Fleksi : end feel sangat lunak, ROM,rasa nyeri > Ektensi : end feel keras, apa ada cigera capsul bag anterior,lig collateral anterior atau tendon dari m. biceps brachii dan m.brachialis. > Pronasi: merupakan putaran radius thdp ulna .ulna difixir dan ibu jari yang lain menggerakan bag distal radius. End feel disini dengan capsulo ligamenter.

c. Pemeriksaan melawan tahanan > Fleksi > Ektensi >Pronasi >Supinasi > Fleksi sendi pergelangan tangan. > Ektensi sendi pergelangan tangan 2. Manipulasi Regio Siku Sendi siku dibentuk oleh tiga persendian yaitu : Artikulasio Humero Ulnaris,

Artikulasio Humero Radialis dan Arikulasio Radio Ulnaris proksimal. Pemberian manipulasi pada siku ini pada prinsipnya selalu mengikuti hukum konkafkonvek. I. Artikulasio Humero Ullnaris. Apabila kita ingin memberikan traksi sebagai pemeriksaan lingkup gerak sendi atau joint play ,maka pemberian traksi diberikan pada MLPP 70 derajat fleksi.Sedangkan arah traksi nya sesuai-

dengan bentuk permukaan sendi,yaitu 45 derajad dari aksis tulang ulnaris.Atau dgn kata lain untuk memperoleh arah traksi yang sejajar dengan permukaan sendi maka arah traksi = derajad fleksi – 45 derajad. contoh : pada fleksi siku 90 derajad maka arah traksi 90 – 45 derajad = 45 derajad

Pada tujuan terapi,maka pemberian traksi dapat diberikan pada : MLPP ,posisi flexi,posisi extensi atau posisi keterbatasan gerak sendi siku. II.Articulatio Radio Humeri. Traksi Humero Radialis pada posisi MLPP. Tehnik pelaksanaan : posisi pasien : tidur terlentang . Fisioterapis : tangan yang sama memberikan fixasi pada lengan atas sedistal mungkin.

sambil jari telunjuk meraba garis sendi (olecranon) . Tangan fisioterapis yang lain memberikan traksi pada os radius dengan fixasi seperti pada gambar dan arahnya searah dengan sumbu tulang radius. Translasi Articulatio Cubiti Antebracium medial . Tehnik pelaksanaan : posisi pasien : duduk. posisi fisioterapis : tangan yang berlawan

memegang (fixasi ) pada lengan atas pasien sedistal mungkin.Tangan yang sama ,memegang lengan bawah pasien seproximal mungkin .Kemudian berikan gerakan translasi kemedial III.ArticulatioRadio Ulnaris Proximal Translasi articulatio radio proximal : Radius ke Ventral. Tehnik pelaksanaan : Posisi pasien duduk dengan tangan diatas bangku.

Fisioterapis :memberikan transllasi pada head of radio ke anterior.Arah translasi ke venral pada gerakan ini berfungsi: 1. Sebagai translasi pada gerakan supinasi. 2. Translasi pada gerak flexi humero Radialis. Catatan : os radius thdp os ulnae-permukaan sendinya berbentuk konvek. Os Radius thdp os humerus permukaan sendi berbentuk konkaf. Ingat ! Hukum konvexitas dan konafitos

Translasi artc Humero Radialis,Artc Radio Ulnaris proximal : Radius ke Posterior. Tehnik pelaksanaan :Posisi pasien dengan tangan diatas meja. Fisioterapis : Dengan menggunakan ibu jari memberikan translasi pada head of radio ke posterior. Arah translasi ke posterior pada gerakan ini berfungsi : - sebagai translasi pd grk pronasi. - translasi pd grk extensi Hu -RA

Indikasi : -Keterbatasan gerak pronasi raduln proximal. -Keterbatasan gerak extensi Humero Radialis. KESIMPULAN Pada tujuan penambahan flexi sendi siku maka perlu manipulasi (traksi translasi ) pada: 1. Traksi Humero Ulnaris pada MLPP atau untuk awal terapi pada posisi keterbatasan gerak sendi

2.

3. 4.

Catatan: arah traksi humero ulnaris adalah derajat flexi – 45 derajad. Traksi humero radialis pada MLPP atau pada keterbatasan gerak flexi dgn catatan arah traksi mengikuti arah sumbu tlg radius. Translasi artc cubiti antebrachii ke lateral. Translasi humeroradialis ke ventral sekaligus merupakan translasi grk supinasi pada radio ulnaris proximal (gerak sup radio-ulnar ,maka translasi ke ventral)

Sedangkan pada tujuan extensi sendi siku, maka perlu terapi manipulasi (traksi-translasi) pada: 1. Traksi humero ulnaris pada MLPP pada awal terapi ataupun pada posisi keterbatasan gerak extensi 2. Traksi humero radialis pada MLPP ataupun pada keterbatasan gerak extensi. 3. Translasi artc cubiti antebrachii ke medial. 4. Translasi hum-rad ke dorsal sekaligus merupakantranslasi gerak pronasi pada radio ulnaris proximal.

CATATAN - Ingat traksi ulnae terhadap os humerus (derajad keterbatasan gerak – 45 derajad) - Permukaan sendi pada head of radii: terhadap ulnae berbentuk Konvek (cembung).terhadap os humerus berbantuk konkav(cekung).

MANUAL TERAPI REGIO PERG TANGAN WRIST JOINT Pergelangan tangan ( wrist joint ) - Dibentuk oleh 16 sendi synovial. - Secara fungsional ke 16 sendi tersbut di kelompokkan menjadi 2 buah persendian yaitu : midcarpale joint dan radioulnocarpale joint.

Untuk tujuan klinis wrist joint dapat diba gi menjadi 3 bagian yaitu ; 1. midcarpale joint 2. radiocarpale joint. 3. ulnomeniscocarpale joint. Gerakan ekstensi wrist joint sebagian besar terjadi pada midcarpale joint ( dibentuk oleh scapoideum,lunatum,dan triquetrum pada bag proksimal dan >>

dengan trapezium,trapezoideum,capitatum dan hamatum pada bag distal) Gerakan fleksi wrist joint sebagian besar terjadi pada radiocarpale joint ( dibentuk oleh ujung distal radius dgn scapoideum dan lunatum ) Ulnomeniscocarpale joint sebagian besar berhubungan dgn fungsi pronasi dan supina si lengan bawah. >> juga distal radioulnar joint.

Keterbatasan gerak atau mengeluh nyeri saat gerakan fleksi wrist joint >> > perhatian utama kita fokuskan pada RADIOCARPALE joint. Keterbatasan gerak atau mengeluh sakit saat gerakan ekstensi wrist joint >>> > perhatian utama kita fokuskan pada MIDCARPALE joint. Keterbatasan gerak dan nyeri saat gera kan pronasi/ supinasi >>>>>

Perhatian kita arahkan pada ULNOMENISCOCARPALE joint dan pada DISTAL RADIOULNAR joint.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF