manipulasi porselen
November 30, 2017 | Author: Alifah Nur Jannah | Category: N/A
Short Description
TAHAP MANIPULASI PORSELEN...
Description
TAHAP MANIPULASI DENTAL PORCELAIN
1. Tahap compaction
Pada tahap ini terdapat 3 macam bentuk porselen yang digunakan : a. Opaque shade ( lapisan opaq ) Untuk menutupi warna jaringan dibawahnya yang buram. b. Dentin Shade ( lapisan untuk dentin atau body ) Lebih translusen daripada opaq shade, menentukan warna dan bentuk restorasi. c. Enamel shade Membentuk bagian luar mahkota, translusen warna dapat disesuaikan dengan gigi asli.
Tahap kondensasi ini bertujuan memperoleh kemampatan yang padat dari partikel- partikel bubuk dimana pemampatan ini memberi 2 keuntungan yaitu : i.
Penyusutan ketika pembakaran menjadi lebih rendah
ii.
Porositas menjadi lebih sedikit pada porselen yang sudah dibakar
Pada tahap ini dapat dilakukan degan 3 cara yakni : 1. Metode pertama menggunakan getaran ringan untuk menampatkan bubuk yang basah secara padat pada rangka dibawahnya. Air yang berlebih diserap degan tissue bersih dan kondensasi akan terjadi kearah yang diserap. 2. Metode kedua digunakan spatula kecil untuk mengaplikasikan dan menghaluskan porselen yang masih basah. Aksi pengahalusan akan membawa air naik ke permukaan sehingga bisa dibuang. 3. Metode ketiga menggunakan penambahan bubuk porselen kering yang diletakkan dengan bantuan sikat disisi yang berlawanan dari adonan porselen yang basah. Sewaktu air tertarik ke bubuk yang kering, partikel yang basah akan terdorong dan saling melekat
Apapun metode yang digunakan yang penting adalah bahwa tegangan permukaan dari air merupakan gaya penggerak pada kondensasi dan bahwa porselen tidak boleh dibiarkan mengering sampai kondensasi selesai dilakukan . Beberapa faktor yang mempengaruhi proses kondensasi porselen, yaitu
Volume porositas powder
Jumlah penyusutan berkaitan dengan porositas total porselen. Pemadatan yang terjadi harus lebih besar untuk mengurangi jumlah penyusutan
Tegangan Permukaan Pemadatan partikel akan lebih baik jika air dihilangkan oleh tegangan permukaan. Tegangan permukaan akan efektif hanya jika porselen selalu tetap lembab selama penumpukan, dimana hal yang harus diperhatikan agar porselen selalu lembab adalah mencegah suhu ruangan meningkat dan suasana kering.
Ukuran Partikel Bubuk Secara teori, apabila semua partikel mempunyai ukuran yang sama, maka sebanyak 45% volume yang terbentuk terdiri dari rongga-rongga. Sehingga, untuk mendapatkan derajat oemadatan yang besar maka diperlukan variasi ukuran partikel dalaam satu bahan. Hal ini disebabkan luas total pori-pori pada bahan keramik dengan butiran tunggal akan lebih besar dan akibatnya kerapatan maksimum sulit dicapai. Suatu penelitian yang dilakukan oleh Kempke, menyatakan bahwa sifat fisika dan elektrika yang optimal dari bahan keramik porselen akan dicapai bila ukuran butir bahan baku yang lolos saringan 270 mesh lebih besar dari 98%.
2. Firing ( Pembakaran )
Pada fase ini tahap yang paling penting adalah perubahan yang terlihat pada kandungan leucite dari porselen yang didesain untuk membuat restorasi logam – keramik. Leucite ini merupakan fase Kristal yang mempunyai pemuaian yang tinggi atau kontraksi tinggi , dimana fraksi volume pada matriks kacanya dapat sangat mempengaruhi koefisien kontraksi termal dari porselen. Perubahan pada kandungan leucite dapat menyebabkan terbentuknya koefisien kontraksi termal yang tidak sama antara porselen dengan logam sehingga menimbulkan tekanan selama pendinginan yang cukup untuk terjadinya pembentukan retak pada porselen. Massa porselen yang sudah dikondensasi diletakkan di depan atau dibawah muffle dari tungku yang sudah dipanaskan (kira-kira 650 derajat Celsius untuk low-fusing). Prosedur prapemanasan ini memungkinkan sisa uap air dihilangkan. Setelah pra-pemanasan kira-kira 5 menit, porselen diletakkan ke dalam tungku dan siklus pembakaran dimulai.
Pada temperature pembakaran awal, lubang kosong akan diisi oleh udara tungku. Sewaktu sintering dari partikel dimulai, partikel porselen saling berikatan pada titik kontaknya. Semakin tinggi temperature, kaca yang tersintering perlahan-lahan mengalir untuk mengisi ruang udara. Meskipun demikian, udara tetap terjebak dalam bentuk pori-pori karena massa terlalu kental untuk memungkinkan keluarnya semua udara. Sebuah alat untuk mengurangi porositas adalah vakum pembakaran. Vakum pembakaran mengurangi porositas dengan cara sebagai berikut. Sewaktu porselen diletakkan pada tungku, partikel bubuk dimampatkan bersama-sama dengan saluran udara yang ada disekelilingnya. Sewaktu tekanan udara didalam muffle tungku diturunkan sekitar sepersepuluh dari tekanan atmosfer dengan pompa vakum, udara disekitar partikel juga akan berkurang sama besar. Ketika temperatur meningkat maka akan terbentuk lubang yang tertutup dalam massa porselen. Kemudian vakum akan dilepas dan tekanan didalam tungku akan meningkat sepuuh kali dan lubang akan terkompresi menjadi sepersepuluh kali dari ukuran semula dan volume total dari poroitas juga akan berkurang dalam jumlah yang sama. Tujuan dari pembakaran porselen hanyalah untuk mensintering partikel bubuk bersama-sama secara tepat guna membentuk restorasi. Dimana pengertian sintering adalah proses penggabungan partikel-partikel serbuk melalui peristiwa difusi saat suhu meningkat. Pada dasarnya sintering merupakan perubahan struktur mikro partikel yang menunjukan penghilangan pori-pori antara partikel bahan, dimana pada saat yang bersamaan terjadi penyusutan komponen yang diikuti oleh pertumbuhan grain serta peningkatan ikatan antar partikel yang berdekatan sehingga menghasilkan bahan yang lebih mampat. Peruba han struktur mikro saat sintering Suhu sintering mempengarhi proses penyusuatan. Sintering umumnya dapat terjadi di dalam produk pada suhu tidak melebihi dari setengah sampai dua per tiga suhu leburnya, suhu yang membuat atom cukup untuk berdifusi.
Pembakaran dilakukan pada tungku listrik, dimana elemen pemanasnya dapat terbuat dari alloy nikel-chromium untuk pembakaran low-fusing dan alloy platinum untuk pembakaran dengan suhu yang lebih tinggi. Pada tahap firing ada 3 tahapan yakni : a. Pemanasan rendah atau low bisque stage Tujuannya adalah untuk menghilangkan air pada bahan shrinkage. Penyatuan partikel keramik hanya pada titik kontaknya, sehigga hasil yang didapat masih cukup porus. b. Pemanasan berlanjut atau medium bisque stage Pada tahap ini shrinkage masih terjadi, kohesi lebih besar antar partikel ( partikel menyatu ). Air lebih banyak dihilagkan dari bahan agar pengkerutan lebih kecil. Porusitas berkurang dan terjadi pengkerutan. c. Pemanasan tinggi atau High bisque Pada tahap ini shrinkage berlanjut sebanyak 30 – 40 % sampai benar – benar tidak terjaid shrinkage sama sekali.
3. Tahap Glazing
Glazing adalah pelapis gelas yang tidak berwarna. Tujuan pemberian glazz ini ialah untuk kompensasi atau mengimbangi pengkerutan selama proses pembakaran dan menutupi porus pada bahan porselen
4. Tahap Pendinginan Pendinginan harus dilakukan secara perlahan dan merata karena kalau tidak, derajat pengerutan yang berbeda akan terjadi pada beberapa bagian restorasi porselen yang akan mendorong terbentuknya stress dan menyebabkan porselen retak sehingga kehilangan kekuatannya. Pendinginan yang tepat dari restorasi porselen dari temperature pembakaran ke temperature kamar merupakan subyek yang mengundang banyak kontroversi. Fraktur katastropik dari kaca yang berkaitan dengan perubahan temperature yang mendadak merupakan pengalaman yang biasa ditemui sebagian besar klinisi sehingga mereka sangat berhati-hati dalam memajankan porselen gigi terhadap pendinginan cepat sesudah pembakaran
Hasil permukaan yang dikehendaki, dapat dicapai dengan :
Memanaskan pada kondisi yang dikontrol Kondisi yang dikontrol maksudnya adalah pembakaran dilakukan secara cepat sampai suhu fusi lalu dipertahankan selama lima menit sehingga bagian porselen dipermukaan mulai mengalir dan menghasilkan permukaan yang halus. Tetapi, apabila pemanasan dibiarkan berlanjut maka akan terjadi pyrsplastik flow yaitu mengalirnya bahan pada suhu tinggi yang mengakibatkan sudut menjadi tajam, tepi restorasi membulat dan
gross overheating. Sehingga,
restorasi akan kehilangan bentuknya sama sekali.
Pemberian Upam Upam adalah suatu bahan keramik yang hampir transparan terbuat dari fluxblow fusing dan silica. Sebelum melakukan pemberian upam, permukaan restorasi dapat diberi semacam noda untuk meniru noda atau pertumbuhan gigi asli yang tidak sempurna. Dimana, bahan penoda ini tersedia dalam bentuk suspensi dalam cairan yang akan menguap selama pembakaran.
Sumber:
Anusavice, K.J. 2003. Phillips:Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi Ed.10. Jakarta: EGC. Craig, R.G. 1997. Restorative Dental Materials Ed.10. St.Louis Mosby. Craig, R.G.,dkk. 2006. Craig's Restorative Dental Materials Ed.12. Mosby Elsevier.. Manappalil J.J., George A., Kumar G.V., et al. 1998. Basic Dental Materials. India: Jaypee Brothers Medical Punlisher
View more...
Comments