Manajemen Strategi

March 21, 2018 | Author: Teger Mayer | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Input dan Matching Stage...

Description

TUGAS MANAJEMEN STRATEGI

Kelompok : Zahrina Zihni (115060700111076) Hanna Notopramono (115060700111081) Dessy Nurvitarini (115060705111001) Mershanita Firdhayanti (115060707111058)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013

VISI & MISI 1. Wendy’s International Our guiding mission is to deliver superior quality products and services for our customers and communities through leadership, innovation and partnerships. Our vision is to be the quality leader in everything we do. Our organization has a strategic vision focused on these core values: Quality: Freshly-made products and superior service are our passion; consistent excellence is our goal. Integrity: We keep our promises. All actions are guided by absolute honesty, fairness and respect for every individual. Leadership: We lead by example and encourage leadership qualities at all levels. Everyone has a role to play. People Focus: We believe our people are key to our success. We value all members of our diverse family for their individual contributions and their team achievements. Customer Satisfaction: Satisfying internal and external customers is the focus of everything we do. Continuous Improvement: Continuous improvement is how we think; innovative change provides competitive opportunities. Community Involvement: Giving back is our heritage. We actively participate and invest in the communities where we do business. Commitment to Stakeholders: We serve all stakeholders and, through balancing our responsibilities to all, we maximize value to each of them.

2. Adidas Vision Statement To enhance social and environmental performance in the company and the supply chain, thereby improving the lives of the perople making our products. Mission Statement Adidas’ mission is to be the leading sports brand in the world. One major lever to achieve this is the brand’s broad and unique product portfolio spanning from apparel and footwear for professional athletes to premium fashion. It allows adidas to address multiple consumer needs, exploit market opportunities from various angles as well as be less affected by one-dimensional market risks. Adidas’ commitment to product innovation and its rich heritage differentiates the brand from competitors and provides a solid platform for future growth.

Hasil analisa kelengkapan 9 elemen pada misi kedua perusahaan: Tabel Kelengkapan Elemen Visi dan Misi Firms Elements Wendy’s International Customers Yes Product / Service No Markets No Technology No Survival, Growth, Profitability Yes Philosophy Yes Self-concept Yes Concern for Public Images No Concern for Employees Yes

Adidas Yes Yes Yes No No Yes Yes No No

Dari hasil tabel diatas, dapat disimpulkan kekurangan elemen pada kedua perusahaan. 1. Wendy’s  Product/Service Memberikan pelayanan yang bagus dengan menyediakan makanan yang berkualitas.  Markets Dengan makanan yang berkualitas, Wendy’s bisa memperluas jangkauan pasarannya di semua kalangan.  Technology Pembuatan makanan yang berkualitas didukung dengan teknologi terbaru, cepat, dan higienis.  Concern for public images Kita dapat mengurangi masalahan kesehatan masyarakat yang diakibatkan oleh makanan yang kurang higienis.

2. Adidas  Technology Dalam pembuatan produk olahraga, Adidas menggunakan teknologi yang memiliki keakuratan tinggi serta dapat menghasilkan barang yang berkualitas tinggi.  Concern for public images Adidas mendukung berbagai macam kegiatan olahraga untuk memotivas hidup yang sehat.  Concern for employees Melibatkan seluruh elemen dalam perusahaan untuk meningkatkan produk yang berkualitas tinggi.

THE EXTERNAL ASSESSMENT Wendy’s International External Factors Menurut pembagian macam-macam faktor eksternal dapat dikelompokkan menjadi: 1.

Social, Cultural, Demographic, & Environmental Forces  Jutaan pelanggan makanan cepat saji menyukai pilihan menu tradisi lama Wendy’s.  Brand awareness (kesadaran merek) yang luas, di mana konsumen menyadari keberadaan merek Wendy’s sebagai restoran cepat saji.  Wendy’s terpilih sebagai juara 1 dalam uji cita rasa konsumen dan kesadaran merek.  Pemboikitan oleh kaum homo dan lesbi.  Pembunuhan keji yang tragis di Wendy’s.  Tuntutan penipuan yang diajukan oleh seorang pelanggan.

2.

Competitive Forces  McDonald’s gagal dengan roti laspis ayam pedas, dimana Wendy’s sukses dengan roti lapis buatan mereka.  Pesaingnya cenderung masih menggunakan minyak lemak jenuh dalam pembuatan makanannya, di mana Wendy’s menggunakan minyak yang sehat.  Wendy’s memiliki laba per saham, laba bersih, dan jumlah karyawan yang paling rendah dari pesaingnya (McDonald’s, BKC, dan YUM).  YUM Brands menawarkan lebih dari satu merek, di mana setiap merek terbaiknya mendominasi segmen tersebut.

Menurut peluang dan ancamannya, faktor eksternal Wendy’s dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1.

Opportunities:  McDonald’s gagal dengan roti laspis ayam pedas, dimana Wendy’s sukses dengan roti lapis buatan mereka. (Competitors weakness)  Jutaan pelanggan makanan cepat saji menyukai pilihan menu tradisi lama Wendy’s. (Consumers custom interest)  Brand awareness (kesadaran merek) yang luas, di mana konsumen menyadari keberadaan merek Wendy’s sebagai restoran cepat saji.  Wendy’s terpilih sebagai juara 1 dalam uji cita rasa konsumen dan kesadaran merek. (Consumers attitude towards product quality)

 Pesaingnya cenderung masih menggunakan minyak lemak jenuh dalam pembuatan makanannya, di mana Wendy’s menggunakan minyak yang sehat. (Quality of products relative to competitors)

2.

Threat:  Pemboikitan oleh kaum homo dan lesbi. (Social of interest groups)  Pembunuhan keji yang tragis di Wendy’s. (Ethical concerns)  Tuntutan penipuan yang diajukan oleh seorang pelanggan. (Consumers trust)  Wendy’s memiliki laba per saham, laba bersih, dan jumlah karyawan yang paling rendah dari pesaingnya (McDonald’s, BKC, dan YUM). (Wendy’s sales and profit positioning relative to competitors)  YUM Brands menawarkan lebih dari satu merek, di mana setiap merek terbaiknya mendominasi segmen tersebut. (Wendy’s product relative to competitors)

External Factor Evaluation (EFE) Matrix External Factor Evaluation adalah alat manajemen strategis yang sering digunakan untuk penilaian kondisi bisnis saat ini di mana untuk memvisualisasikan dan memprioritaskan peluang dan ancaman yang dihadapi bisnis dan kemampuan sebuah perusahaan dalam memanfaatkan peluang serta menghindari ancaman. Untuk menentukan EFE weight, maka digunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process). AHP merupakan sistem pembuat keputusan dengan menggunakan model matematis, di mana dapat membantu dalam menentukan prioritas dari beberapa kriteria dengan melakukan analisa perbandingan berpasangan dari masing-masing kriteria.

Berikut merupakan tabel tingkat prioritas beserta nilainya: Tabel Tingkat Prioritas EFE Matrix Nilai 1 3 5 7 9 2,4,6,8

Tingkat Prioritas Sama pentingnya dengan yang lain Moderat pentingnya dibanding yang lain Kuat pentingnya dibanding yang lain Sangat kuat pentingnya dibanding yang lain Ekstrim pentingnya dibanding yang lain Nilai diantara dua penilaian yang berdekatan

Berikut merupakan perbandingan kriteria dengan metode AHP: Tabel AHP 1 - Faktor Eksternal EXTERNAL FACTORS

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

Competitors weakness (A)

1

1/2

1/5

1/2

1

1/2

3

1/5

1/3

1/2

Brand awareness (B)

2

1

1/5

1/3

1

1

2

1/5

1/5

1/3

5

5

1

4

3

3

5

1/2

1/2

3

2

3

1/4

1

3

3

3

1/4

1

3

1

1

1/3

1/3

1

1/2

1/2

1/6

1/3

2

2

1

1/3

1/3

2

1

1/2

1/6

1/3

1/3

1/3

1/2

1/5

1/3

2

2

1

1/2

1/3

1/3

Consumers trust (H) Wendy’s sale and profit positioning relative to competitors (I) Wendy’s product relative to competitors (J)

5

5

2

4

6

6

2

1

2

3

3

5

2

1

3

3

3

1/2

1

1

2

3

1/3

1/3

1/2

3

3

1/3

1

1

TOTAL

23.33

25.00

6.85

12.17

22.50

23.00

23.00

3.82

7.03

14.50

Consumers attitude towards product quality (C) Quality of product relative to competitors (D) Consumers custom interest (E) Social interest groups (F) Ethical concerns (G)

Dengan perbandingan kriteria di atas, dapat dikembangan preferensi dalam kriteria sebagai berikut: Tabel AHP 2 – Faktor Eksternal EXTERNAL FACTORS Competitors weakness (A) Brand awareness (B) Consumers attitude towards product quality (C) Quality of product relative to competitors (D) Consumers custom interest (E) Social interest groups (F) Ethical concerns (G) Consumers trust (H) Wendy’s sale and profit positioning relative to competitors (I) Wendy’s product relative to competitors (J)

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

RATARATA

0.04

0.02

0.03

0.04

0.04

0.02

0.13

0.05

0.05

0.03

0.046

0.09

0.04

0.03

0.03

0.04

0.04

0.09

0.05

0.03

0.02

0.046

0.21

0.20

0.15

0.33

0.13

0.13

0.22

0.13

0.07

0.21

0.178

0.09

0.12

0.04

0.08

0.13

0.13

0.13

0.07

0.14

0.21

0.113

0.04

0.04

0.05

0.03

0.04

0.02

0.02

0.04

0.05

0.14

0.048

0.09

0.04

0.05

0.03

0.09

0.04

0.02

0.04

0.05

0.02

0.047

0.01

0.02

0.03

0.03

0.09

0.09

0.04

0.13

0.05

0.02

0.051

0.21

0.20

0.29

0.33

0.27

0.26

0.09

0.26

0.28

0.21

0.240

0.13

0.20

0.29

0.08

0.13

0.13

0.13

0.13

0.14

0.07

0.144

0.09

0.12

0.05

0.03

0.02

0.13

0.13

0.09

0.14

0.07

0.086

TOTAL

1.000

Sehingga rata-rata yang di dapat dari metode AHP tersebut dapat dimasukkan pada nilai ‘weight’ pada tabel EFE berikut: Tabel External Factor Evaluation Matrix UST – Key External Factors Opportunities Competitors weakness Brand awareness Consumers attitude towards product quality Quality of product relative to competitors Consumers custom interest Threats Social interest groups Ethical concerns Consumers trust Wendy’s sale and profit positioning relative to competitors Wendy’s product relative to competitors TOTAL

Weight

Rating

Weighted Score

0.046 0.046 0.178 0.113 0.048

2 3 3 2 2

0.092 0.138 0.534 0.226 0.096

0.047 0.051 0.241

1 1 2

0.047 0.051 0.482

0.144

1

0.144

0.086

2

0.172 1.982

1.00

Dari hasil UST total weight scored pada tabel EFE dapat disimpulkan bahwa Wendy’s International (1.982) berada di bawah rata-rata (2.5) dalam usahanya menerapkan strategi yang baik untuk memanfaatkan peluang eksternal dan menghindari ancaman. Sehingga dapat dikatakan bahwa strategi yang digunakan belom optimal dan Wendy’s belom mengimplementasikan strateginya dengan baik.

Competitive Profile Matrix (CPM) Competitive Profile Matrix (CPM) adalah sebuah alat manajemen strategis yang penting untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pesaing utama dalam hubungannya dengan posisi strategis perusahaan. CPM menunjukkan gambaran yang jelas tentang titik kuat dan titik lemah relatif perusahaan terhadap pesaing mereka. Penilaian CPM diukur berdasarkan faktor penentu keberhasilan, dimana setiap faktor yang diukur dalam skala yang sama untuk setiap perusahaan, namun dengan rating bervariasi sehingga memudahkan untuk dilakukan analisis komparatif. Dalam CPM, analisa dilakukan secara keseluruhan, baik itu faktor eksternal maupun faktor internal. Dalam hal ini akan membandingkan beberapa perusahaan fast food dari berbagai faktor eksternal dan internalnya. Perusahaan tersebut ialah Wendy’s International, McDonald’s, Burger King (BKC), dan YUM Brands.

Faktor/kriteria yang akan dibandingkan: 

Product quality



Financial position



Price competition



Brand



Market share



Variety of product



Global expansion



Advertising



Service



Interest of customer

Berikut merupakan perbandingan faktor/kriteria dengan metode AHP: Tabel AHP 1 - CPM FACTORS Product Quality (A) Price Competition (B) Market Share (C) Global Expansion (D) Service (E) Financial Position (F) Brand (G) Variety of Product (H) Advertising (i) Interest of Customers (j) TOTAL

A 1 2 1/3 1/3 2 1/5 2 2 1/3 1/3 10.53

B 1/2 1 1/3 1/3 1/3 1/4 1/2 1/2 1/5 1/4 4.20

C 3 3 1 1/3 3 1/4 3 1/2 1/4 1/3 14.67

D 3 3 3 1 3 1/3 2 3 1/4 3 21.58

E 1/2 3 1/3 1/3 1 1/4 1/2 2 1/4 1/2 8.67

F 5 4 4 3 4 1 4 3 2 4 34.00

G 1/2 2 1/3 1/2 2 1/4 1 1/2 1/3 1/2 7.92

H 1/2 2 2 1/3 1/2 1/3 2 1 1/3 1 10.00

I 3 5 4 4 4 1/2 3 3 1 2 29.50

J 3 4 3 1/3 2 1/4 2 1 1/2 1 17.08

Dengan perbandingan faktor/kriteria di atas, dapat dikembangan preferensi dalam kriteria sebagai berikut: Tabel AHP 2 - CPM FACTORS

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

RATA-RATA

Product Quality (A)

0.09

0.12

0.20

0.14

0.06

0.15

0.06

0.05

0.10

0.18

0.115

Price Competition (B)

0.19

0.24

0.20

0.14

0.35

0.12

0.25

0.20

0.17

0.23

0.209

Market Share (C)

0.03

0.08

0.07

0.14

0.04

0.12

0.04

0.20

0.14

0.18

0.103

Global Expansion (D)

0.03

0.08

0.02

0.05

0.04

0.09

0.06

0.03

0.14

0.02

0.056

Service (E)

0.19

0.08

0.20

0.14

0.12

0.12

0.25

0.05

0.14

0.12

0.140

Financial Position (F)

0.02

0.06

0.02

0.02

0.03

0.03

0.03

0.03

0.02

0.01

0.027

Brand (G)

0.19

0.12

0.20

0.09

0.06

0.12

0.13

0.20

0.10

0.12

0.133

Variety of Product (H)

0.19

0.12

0.03

0.14

0.23

0.09

0.06

0.10

0.10

0.06

0.112

Advertising (i) Interest of Customers (j)

0.03

0.05

0.02

0.01

0.03

0.06

0.04

0.03

0.03

0.03

0.033

0.03

0.06

0.02

0.14

0.06

0.12

0.06

0.10

0.07

0.06

0.072

TOTAL

1.000

Sehingga rata-rata yang di dapat dari metode AHP diatas tersebut dapat dimasukkan pada nilai ‘weight’ pada tabel Competitive Profile Matrix (CPM).

Berikut perupakan tabel CPM: Tabel Competitive Profile Matrix Critical Success Factors

Weight

Wendy’s

McDonald’s

BKC

YUM Brands

Rating

Score

Rating

Score

Rating

Score

Rating

Score

Product Quality

0.115

2

0.231

4

0.461

4

0.461

4

0.461

Price Competition

0.209

3

0.627

4

0.837

3

0.627

4

0.837

Market Share

0.103

1

0.103

4

0.411

3

0.308

4

0.411

Global Expansion

0.056

1

0.056

4

0.223

3

0.168

4

0.223

Service

0.140

2

0.280

3

0.420

3

0.420

4

0.560

Financial Position

0.027

1

0.027

4

0.106

3

0.080

3

0.080

Brand

0.133

2

0.265

4

0.531

3

0.398

4

0.531

Variety of Product

0.112

2

0.225

4

0.450

3

0.337

4

0.450

Advertising

0.033

1

0.033

4

0.134

3

0.100

4

0.134

Interest of Consumers

0.072

1

0.072

4

0.287

4

0.287

4

0.287

TOTAL

1.000

1.919

3.860

3.187

3.973

Dari hasil CPM diatas dapat disimpulkan bahwa diantara empat (4) perusahaan fast food terkenal, Wendy’s International berada pada posisi terbawah (rating terendah) di setiap faktornya, sehingga memiliki nilai kekuatan yang terendah juga, yaitu 1.919. Sedangkan McDonald’s dan YUM Brands bersaing ketat dalam setiap faktornya dengan memiliki mayoritas rating tertinggi, dengan total nilai McDonald’s 3.860 dan YUM Brands 3.973. Dapat dilihat dari rating BKC bahwa mereka memiliki strategi yang cukup kuat pada faktor-faktor keberhasilan tersebut dengan total nilai 3.187.

THE INTERNAL ASSESSMENT Wendy’s International Internal Factors Faktor internal dalam suatu perusahaan dapat dikatakan sebagai kekuatan (strength) atau kelemahan (weakness). Dalam hal itu, kekuatan dan kelemahan setiap divisi dalam suatu perusahaan berbeda-beda. Berikut merupakan kekuatan dan kelemahan Wendy’s menurut divisinya: 1.

Manajemen  Menggunakan budaya yang didukung oleh kinerja  Struktur organisasi yang divisional berbasis geografis, namun tidak terdapat jabatan ‘presiden’ untuk setiap kepala divisinya  Pertumbuhan perusahaan lemah, atau bahkan menurun dilihat dari laba, jumlah karyawan

2.

Marketing  Iklan  Penggunaan produk derivatif  Penutupan restoran perusahaan dan waralaba yang terus meningkat

3.

Finance/Accounting  Lemahnya/menurunnya rasio profitabilitas  Wendy’s tidak memiliki investasi jangka pendek  Wendy’s tidak memliki investasi jangka panjang terhitung tahun 2006

4.

Production/Operation  Wendy’s terkenal dan sukses dengan roti lapis ayamnya  Penggunaan minyak sehat dalam pengelolaan makanan-makanannya  Memperkenalkan kemudahan jendela “drive-through”

Berikut merupakan pembagian faktor internal menurut kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness): Strength: 

Wendy’s terkenal dan sukses dengan roti lapis ayamnya (Popular with it’s chicken sandwiches)



Penggunaan minyak sehat dalam pengelolaan makanan-makanannya (Use healthier oils)



Memperkenalkan kemudahan jendela “drive-through” (Use drive through windows)



Iklan (Advertising)



Penggunaan produk derivatif (Use of derivative products)



Menggunakan budaya yang didukung oleh kinerja (Culture supported by performance)

Weakness 

Penutupan restoran yang terus meningkat (Market positioning strategies)



Struktur organisasi yang divisional berbasis geografis, namun tidak terdapat jabatan ‘presiden’ untuk setiap kepala divisinya (Organizational structure without a president in every division)



Lemahnya/menurunnya rasio profitabilitas (Profitability ratio decreases)



Wendy’s tidak memiliki investasi jangka pendek (No short-term investments)



Pertumbuhan perusahaan lemah, atau bahkan menurun dilihat dari laba, jumlah karyawan (Company’s growth decreases)



Wendy’s tidak memliki investasi jangka panjang terhitung tahun 2006 (No long-term investements since 2006)

Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Data dan informasi aspek internal perusahaan dapat digali dari beberapa fungsional perusahaan misalnya dari aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran, sistem informasi dan produksi/operasi. Berikut merupakan perbandingan kriteria/faktor dengan menggunakan metode AHP: Tabel AHP 1 – Faktor Internal FACTORS Popular with it's chicken sandwiches (A) Use healthier oils (B) Advertising (C) Use of derivative products (D) Culture supported by performance (E) Market positioning strategies (F) Organizational structure (G) Profitability ratio decreases (H) No short-term investments (I) Company growth decreases (J) No long-term investments (K) TOTAL

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

K

1

1/4

1/3

1/2

1/5

1/5

1/4

1/5

1/4

1/5

1/4

4

1

3

2

2

2

2

1/4

1/3

1/4

1/3

3

1/3

1

1/2

1/2

1/3

1/2

1/4

1/3

1/5

1/3

2

1/2

2

1

1/2

1/2

1/2

1/4

1/2

1/4

1/2

5

1/2

2

2

1

1/2

2

1/4

1/2

1/4

1/2

5

1/2

3

2

2

1

3

1/3

1

1/3

1

4

1/2

2

2

1/2

1/3

1

1/4

1/2

1/4

1/2

5

4

4

4

4

3

4

1

3

2

3

4

3

3

2

2

1

2

1/3

1

1/3

1

5

4

5

4

4

3

4

1/2

3

1

3

4

3

3

2

2

1

2

1/3

1

1/3

1

42.00

17.58

28.33

22.00

18.70

12.87

21.25

3.95

11.42

5.40

11.42

Dengan perbandingan kriteria di atas, dapat dikembangan preferensi dalam kriteria sebagai berikut: Tabel AHP 2 – Faktor Internal FACTORS Popular with it's chicken sandwiches (A) Use healthier oils (B) Advertising (C) Use of derivative products (D) Culture supported by performance (E) Market positioning strategies (F) Organizational structure (G) Profitability ratio decreases (H) No short-term investments (I) Company growth decreases (J) No long-term investments (K)

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

K

RATARATA

0.02

0.01

0.01

0.02

0.01

0.02

0.01

0.05

0.02

0.04

0.02

0.022

0.10 0.07

0.06 0.02

0.11 0.04

0.09 0.02

0.11 0.03

0.16 0.03

0.09 0.02

0.06 0.06

0.03 0.03

0.05 0.04

0.03 0.03

0.079 0.035

0.05

0.03

0.07

0.05

0.03

0.04

0.02

0.06

0.04

0.05

0.04

0.043

0.12

0.03

0.07

0.09

0.05

0.04

0.09

0.06

0.04

0.05

0.04

0.063

0.12

0.03

0.11

0.09

0.11

0.08

0.14

0.08

0.09

0.06

0.09

0.090

0.10

0.03

0.07

0.09

0.03

0.03

0.05

0.06

0.04

0.05

0.04

0.053

0.12

0.23

0.14

0.18

0.21

0.23

0.19

0.25

0.26

0.37

0.26

0.223

0.10

0.17

0.11

0.09

0.11

0.08

0.09

0.08

0.09

0.06

0.09

0.097

0.12

0.23

0.18

0.18

0.21

0.23

0.19

0.13

0.26

0.19

0.26

0.198

0.10

0.17

0.11

0.09

0.11

0.08

0.09

0.08

0.09

0.06

0.09

0.097

TOTAL

1.000

Sehingga rata-rata yang di dapat dari metode AHP tersebut dapat dimasukkan pada nilai ‘weight’ pada tabel IFE berikut: Tabel Internal Factor Evaluation Wendy's International Internal Strength Popular with it’s chicken sandwiches (A) Use healthier oils (B) Advertising (C) Use of derivative products (D) Culture supported by performance (E) Internal Weakness Market positioning strategies (F) Organizational structure (G) Profitability ratio decreases (H) No short-term investments (I) Company growth decreases (J) No long-term investments (K) TOTAL

Weigth

Rating

Score

0.022 0.079 0.035 0.043 0.063

4 3 3 3 3

0.088 0.238 0.105 0.130 0.189

0.090 0.053 0.223 0.097 0.198 0.097 1.000

2 2 1 2 1 2

0.180 0.106 0.223 0.193 0.198 0.193 1.844

Dari hasil total weight scored pada tabel IFE dapat disimpulkan bahwa Wendy’s International (1.844) berada di bawah rata-rata (2.5) dalam usahanya menerapkan strategi yang baik untuk memanfaatkan kekuatan dan menghadapi kelemahan sehingga dapat dirubah menjadi kekuatannya.

Sehingga dapat dikatakan bahwa strategi yang digunakan belum optimal dan Wendy’s belum mengimplementasikan strateginya dengan baik.

STRATEGY ANALYSIS AND CHOICE Sebelum menentukan strategi yang akan digunakan oleh sebuah perusahaan, kita harus menganalisis terlebih dahulu mengenai posisi dan kemampuan perusahaan yang didapat dari informasi, baik secara eksternal maupun internal. Strategy Formulation Analysis Framework: 1. Input Stage Input stage merupakan tahapan pengumpulan informasi dari sisi internal dan eksternal pada sebuah perusahaan, di mana informasi yang dikumpulkan harus objektif dan berdasarkan fakta yang ada. Input stage ini yang nantinya akan di nilai pada tahap selanjutnya agar dapat diambil keputusan mengenai penggunaan strategi yang paling optimal. Input stage ini sudah dibahas pada bab sebelumnya (bab 2 dan bab 3). Pada bab tersebut sudah disebutkan faktor-faktor internal dan faktor eksternal yang ada pada perusahaan Wendy’s International. Selain itu juga sudah dijabarkan mengenai EFE, CPM, dan IFE. 2. Matching Stage Matching stage merupakan tahapan penilaian atau perbandingan antara faktor internal sebuah perusahaan dengan kesempatan atau resiko (faktor eksternal) yang dihadapi perusahaan tersebut. Pada matching stage ini dibagi dalam 5 cara perbandingan: a. SWOT Matrix SWOT Matrix membandingan strengths-weaknesses dengan threats-opportunities suatu perusahaan. Dengan membandingkan keempat elemen tersebut, maka didapat 4 (empat) macam tipe strategi:  SO (Stenghts-Opportunities) Strategies, yaitu memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk mengambil keuntungan dari kesempatan/peluang eksternal.  WO (Weaknesses-Opportunities) Strategies, yaitu memperbaiki kelemahan internal perusahaan dengan mengambil keuntungan dari kesempatan/peluang eksternal.  ST (Stengths-Threats) Strategies, yaitu menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk menghindari atau meminimalisir dampak dari ancaman eksternal.  WT (Weaknesses-Threats) Strategies, yaitu menggunakan siasat untuk mengurangi kelemahan internal perusahaan dan menghindari ancaman luar.

Tabel SWOT Matrix Strenghts (S) 1. Popular with It’s Chicken Sandwiches 2. Use healthier oils 3. Advertising 4. Use of derivative products 5. Culture supported by performance Opportunities (O) SO Strategies 1. Competitors weakness S1-O1: Meningkatkan penjualan 2. Brand awareness Chicken Sandwich (Horizontal 3. Consumers attitude towards Integrations) product quality S3-O2: Meningkatkan promosi 4. Quality of product relative to (Market development) competitors S2-O3O4: Meningkatkan 5. Consumers custom interest kualitas produknya (Product Development) Threats (T) ST Strategies 1. Social interest groups S3-T4: Meningkatkan promosi 2. Ethical concerns agar sale dan profit ikut 3. Consumers trust meningkat (Market 4. Wendy’s sale and profit Development) positioning relative to competitors 5. Wendy’s product relative to competitors

Weakness (W) 1. Market positioning strategies 2. Organization structure 3. Profitability ratio decreases 4. No short-term investments 5. Company growth decreases 6. No long-term investments WO Strategies W1-O2: Dengan brand awareness tinggi, akan berada pada posisi strategis di pasar (Market Development) W3-O5: Menyesuaikan permintaan pasar (Product Development) WT Strategies W3-T4: Meningkatkan marketing agar sale & profit lebih unggul dari kompetitor (Market Penetration)

Dari Matrix SWOT diatas, dapat disimpulkan bahwa Wendy’s sebaiknya menerapkan strategi-strategi yang dapat meningkatkan market share serta penjualannya. Strategi yang sebaiknya diterapkan meliputi horizontal integrations, market development, product development, dan market penetration.

b. SPACE Matrix Metode SPACE (Strategic Position and Action Evaluation) merupakan tahap kedua untuk mencari strategi utama perusahaan atau Matching Stage. Metode matriks ini lebih comprehensive dalam menilai sebuah perusahaan baik faktor internal maupun eksternal dengan membagi kerangka kerja perusahaan ke dalam empat kategori yaitu: aggressive, conservative, defensive dan competitive Matriks ini berdasarkan empat elemen penting yang disebut Kuadran Matriks SPACE. Keempat elemen tersebut dibagi ke dalam dua dimensi. Dimensi pertama yaitu dimensi internal di mana meliputi Financial Strenght (FS) dan Competitive Advantage (CA) dan dimensi kedua yaitu dimensi external ameliputi Environtment Stability (ES) dan Industry Strength (IS).

Matriks ini menunjukkan kecocokan atau kesesuaian strategi yang dipilih oleh sebuah perusahaan yaitu apakah agressive, conservative, defensive, atau competitive. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti grafik di bawah ini. FS Quadran II Conservative

Quadran I Agressive

+6 +5 +4 +3 +2 +1

CA

IS -6

-5

-4

-3

-2 -1 -1

+1 +2

+3 +4

+5 +6

-2 -3 -4 -5

Quadran III Defensive

Quadran IV Competitive

-6

ES  Quadran I (Financial Stability and Industry Strenght) → Agressive  Quadran II (Financial Stability and Industry Strength) → Conservative  Quadran III (Competitive Advantage and Enviromental Stability) → Defensive  Quadran IV (Industry Strenght and Enviromental Stability) → Competitive

Internal Dimension 1.

Financial Strength (FS) 

Return on Investment (ROI)

Hasil ROI pada tahun 2005-2006:

ROI Wendy’s dari tahun 2005 sampai 2006 mengalami penurunan sebesar 2.43% atau 34.66% dari tahun sebelumnya.



Financial dan Operating Leverage

Hasil ROI pada tahun 2005-2006:

Hasil leverage menunjukkan kenaikan sebesar 4.56% atau 9.84% dari tahun sebelumnya. 

Liquidity

Hasil dari liquidity pada tahun 2005-2006:

Current ratio meningkat tajam sebanyak 99% atau 147.76%

dari tahun

sebelumnya. 

Working Capital

Hasil Working Capital Wendy’s dari tahun 2005-2006:

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa dari tahun 2005 sampai tahun 2006 awal Wendy’s mengalami kenaikan working capital sebesar $402,757 atau 175,46% dari tahun 2005. Pada 31 Desember 2006 mengalami kenaikan sebesar $88,852 atau 51,29% dari tanggal 1 Januari 2006. 

Cash Flow Cash flow perusahaan Wendy’s International pada tahun 2005 ialah $586.000.000 dan pada tahun 2006 sebesar $602.000.000. Mengalami kenaikan Cash Flow perusahaan dari tahun sebelumnya sebesar $16,000,000 atau 2,73% dari tahun sebelumnya.



Ease of Exit in Market Wendy’s tidak memiliki investasi jangka panjang (long-term investments) terhitung sejak tahun 2006. Dengan tidak memiliki investasi jangka panjang maka akan mudah bagi sebuah perusahaan untuk keluar dari market atau pasar yang sedang ditekuninya.



Risk Involved in Bussiness Wendy’s kurang dapat menghindari ancaman terhadap kompetitor pada industri makanan cepat saji, sehingga resiko yang diambil besar.

2.

Competitive Advantage (CA) 

Market Share Wendy’s menguasai 12,8% market share makanan cepat saji pada tahun 2010 (menurut www.morningstar.com).



Product Quality Kualitas produk Wendy’s dapat dikatakan baik dengan penggunaan bahanbahan dasar segar serta minyak yang sehat dalam mengolah sebagian besar makanannya.



Product Life Cycle Brand Wendy’s sangat kuat, karena Wendy’s berada pada stage maturity.



Customer Loyalty Dengan memiliki brand awareness yang tinggi, kualitas makanan, produk unggulan sandwiches, serta pilihan menu tradisi lama lainnya sehingga Wendy’s memiliki daya tarik bagi pelanggan, khususnya pelanggan lama.



Competition Capacity Utilization Dilihat dari market share, jumlah karyawa, jumlah restoran, dan pendapatan, Wendy’s berada dibawah kompetitornya (McDonald’s, Burger King, dan YUM Brands), namun tidak berada di posisi terbawah diantara seluruh kompetitor yang ada di industri makanan cepat saji.



Technologyical Know-How Wendy’s menggunakan Esri Technology dan data untuk meningkatkan kemampuan analisis dan laporan mereka. Selain itu, mengintegrasikan analisis lokasi ke dalam praktek bisnis untuk mendorong efisiensi yang baik dalam pengambilan keputusan. (sumber: GISi Location Technology Corporation)



Control Over Suppliers & Distributors Wendy’s bekerja sama dengan Quality Supply Chain Co-op, Inc yang mengawasi rantai pasokan Wendy’s dan mengelola berbagai program pendukung untuk memastikan bahwa semua restoran Wendy’s memiliki segala yang mereka butuhkan. Selain itu, mereka juga memberikan harga yang lebih menguntungkan dan pelayanan distribusi yang baik kepada Wendy’s. (sumber: Quality Supply Chain Co-op, Inc.)

External Dimension 1.

Environmental Stability (ES) 

Technological Changes Perkembangan teknologi di dunia semakin meningkat dan canggih, sehingga setiap industri perlu mengupgrade teknologi yang dimilikinya agar tetap dapat berkembang.



Rate of Inflation Pada tahun 2006 inflasi dunia mengalami penurunan terhadap tahun 2005.



Demand Variability Permintaan customer akan menu baru dan yang lebih inovatif meningkat.



Price Range of Competing Products Wendy’s memiliki kisaran harga dari $0.99-$7, Burger King $1-$7, dan McDonalds $0.99-$5. Sehingga dapat dikatakan bahwa Wendy’s sebenarnya memiliki harga yang tidak berbeda jauh dengan kompetitornya.



Barriers to Entry Komeptitor makanan cepat saji semakin banyak dan bervariasi, sehingga menyusahkan Wendy’s dalam memasarkan produknya.



Competitive Pressure Dengan berkembangnya kualitas dan produk kompetitor di pasar yang sama, Wendy’s memiliki kesulitan untuk menguasai pasar yang sama.



Price Elasticity of Demand Seorang customer akan selalu meminta harga yang lebih rendah dengan kualitas yang sama bahkan lebih baik, namun untuk menyesuaikan harga dengan permintaan akan sulit karena mahalnya harga bahan baku.

2.

Industry Strength (IS) 

Growth Potential Dengan perkembangan industri makanan cepat saji, Wendy’s termasuk perusahaan yang kurang berkembang. Hal tersebut dapat dilihat dari kalahnya Wendy’s terhadap kompetitor lainnya seperti McDonalds dan Burger King yang memiliki pendapat yang jauh lebih banyak daripada Wendy’s.



Profit Potential Perkembangan industri makanan cepat saji dipicu oleh permintaan customer yang menginginkan makanan enak namun cepat di dapat. Hal tersebut sebenarnya dapat dimanfaatkan dengan pemasaran yang lebih besar, namun nyatanya penjualan Wendy’s menurun sehingga menutup beberapa restorannya secara kontinu.



Financial Stability Finansial Wendy’s cenderung tidak stabil.



Technological Know-How Industri yang semakin berkembang cenderung menggunakan mesin atau perlatan yang lebih canggih pula sehingga dapat menopang produksi barang/jasa yang lebih berkualitas.



Resource Utilization Karena penutupan restoran Wendy’s yang secara kontinu, maka sumber daya yang dibutuhkan juga semakin sedikit, yang artinya semakin mengoptimalkan sumber daya yang ada.



Capital Intensify Wendy’s kurang dapat memanfaatkan modal dengan baik, dilihat dari total aset yang semakin menurun tiap tahunnya.



Ease of Entry Into Market Wendy’s memiliki kompetitor yang lebih unggul, sehingga menyusahkan untuk masuk dan menguasai market share.



Productivity, Capacity Utilization Produktivitas Wendy’s semakin menurun seiring dengan ditutupnya restoran perusahaan dan waralaba secara kontinu.

Berikut merupakan penilaian internal & external dimension dari Wendy’s, dimana nilai maksimal FS dan IS ialah +6 dan nilai maksimal ES dan CA ialah -1: Tabel Penilaian Internal dan External DImension Internal Dimension External Dimension Financial Strenghts (FS) Score Environmental Stability (ES) Score Return on Investment 2 Technological Changes -2 T Leverage 2 Rate of Inflation -2 O Liquidity 4 Demand Variability -2 T A Working Capital 3 Price Range of Competing Products -2 L Cash Flow 2 Barriers to Entry -3 (Y) Ease of Exit from Market 4 Competitive Presuure -3 Risk Involved in Business 1 Price Elasticity of Demand -2 Average 2.57 Average -2.28 0.28 Competitive Advantages (CA) Score Industry Strenght (IS) Score Market Share -4 Growth Potential 2 T Product Quality -2 Profit Potential 2 O Product Life Cycle -3 Financial Stability 1 T Customer Loyalty -3 Technological Know-How 2 A Competition’s Capacity Utilization -5 Resource Utilization 2 L Technological Know-How -3 Capital Intensify 3 (X) Control Over Suppliers & Distributors -2 Ease of Entry Into Market 1 Productivity, Capital Utilization 3 Average -3.14 Average 2 -1.14 Dari tabel diatas dapat dibuat SPACE Matrix dari Wendy’s International sebagai berikut: FS +6

Quadran II Conservative

Quadran I Agressive

+5 +4 +3 +2 XY (-1,14;0.28)

+1 +1

+2

+3

+4

+5

+6

IS

CA -6

-5

-4

-3

-2

-1

-1 -2 -3 -4

Quadran III Defensive

-5 -6

ES

Quadran IV Competitive

Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa Wendy’s berada pada Quandran II yaitu fase Conservative. Pada fase ini, Wendy’s International mengalami penurunan perkembangan dalam penjualan produk terhadap kompetitornya. Dengan penurunan tersebut, Wendy’s sebaiknya menerapkan strategi yang dapat meningkatkan market perusahaannya di industri makanan cepat saji.

c. BCG Matrix Boston Consulting Group (BCG) adalah perusahaan konsultan manajemen swasta yang berbasis di Boston, ini merupakan pertumbuhan pangsa pasar yang dikembangkan dan dipopulerkan oleh seorang manajemen konsultan terkemuka. Metode analisis Boston Consulting Group (BCG) merupakan metode yang digunakan dalam menyusun suatu perencanaan unit bisnis strategis dengan melakukan pengklasifikasian terhadap potensi keuntungan perusahaan (Kotler, 2002). Matriks BCG memungkinkan organisasi multidivisi untuk mengelola portofolio bisnisnya dengan mempertimbangkan posisi pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan industri dari masing-masing divisi relatif terhadap divisi lain dalam organisasi. Posisi pangsa pasar relatif (relative market share) didefinisikan sebagai rasio dari pangsa pasar satu divisi tertentu terhadap pangsa pasar yang dimiliki oleh pesaing terbesar dalam industri tersebut. Pangsa pasar relatif dapat ditentukan dengan semakin tinggi nilai pangsa pasar suatu perusahaan, semakin besar proporsi pasar yang dikendalikannya. Berikut merupakan contoh matrix BCG: Relative Market Share Position

Industry Sales Growth Rate

High +20

High 1.0

Medium 0.5

Low 0.0

Quadran II Stars

Quadran I Question Marks

Quadran III Cash Cows

Quadran IV Dogs

Medium 0

Low -20

Dari data yang di dapat, Wendy’s International memiliki market share sebesar 12.8% di pasar makanan cepat saji (menurut www.morningstar.com). Jika dilihat dari net income Wendy’s pada tahun 2005 mengalami kenaikan dari $52,035 menjadi $224,067 pada tahun 2006 awal. Setelah itu mengalami penurunan menjadi $94,312 pada tahun 2006 akhir. Maka dari itu Wendy’s cenderung memiliki income yang tidak stabil. Penilaian terhadap industry sales growth rate ialah subjektif, sehingga diberi nilai -4. Berikut merupakan BCG Matrix dari Wendy’s Internatiol: Relative Market Share Position

Industry Sales Growth Rate

High +20

High 1.0

Medium 0.5

0.12

Quadran II Stars

Quadran I Question Marks

Quadran III Cash Cows

Quadran IV Dogs

Low 0.0

Medium 0 -4

Low -20

d. IE Matrix Pada bab sebelumnya, bab 2 (the external assessment) dan bab 3 (internal assessment), sudah dibahas mengenai IE Matrix. e. Grand Strategy Matrix Grand Strategy Matrix merupakan tahapan pencocokan (matching stage) pada proses formulasi strategi. Matrik ini didasarkan pada dua dimensi evaluasi yaitu posisi kompetitif (Competititive position) dan pertumbuhan pasar (market growth). Strategi yang sesuai untuk dipertimbangkan suatu organisasi terdapat pada urutan daya tariknya dalam masing-masing kuadran dalam matriks. Grand Strategy Matrix mempunyai empat kuadran yang mewakili keadaan suatu perusahaan, kuadrannya ialah sebagai berikut:  Quadran I mewakili perusahaan dengan pertumbuhan pasar yang tinggi dan posisi kompetitif yang kuat. Perusahaan pada kuadran ini mempunyai posisi yang sangat bagus. Untuk perusahaan ini, terus berkonsentrasi pada pasar saat ini (penetrasi pasar dan

pengembangan pasar) dan produk saat ini (pengembangan produk) adalah strategi yang sesuai.  Quadran II perlu mengevaluasi pendekatan mereka saat ini terhadap pasar secara serius. Walaupun industri mereka bertumbuh, mereka tidak mampu untuk bersaing secara efektif, dan mereka perlu menentukan penyebab ketidak efektifan tersebut dan cara memperbaiki daya saingnya.  Quadran III bersaing dalam industri yang tumbuh dengan lambat dan memiliki posisi kompetitif yang lemah. Perusahaan-perusahaan ini harus membuat perubahan drastis untuk menghindari penurunan yang lebih jauh dan kemungkinan likuidasi.  Quadran IV, perusahaan memiliki posisi kompetitif yang kuat dalam industri yang tumbuh lambat. Perusahaan ini memiliki kekuatan untuk memperkenalkan program yang terdiverifikasi ke area yang pertumbuhannya menjanjikan. Perusahaan di Kuadran IV memiliki tingkat arus kas yang tinggi dan kebutuhan untuk tumbuh secara internal yang terbatas .

Pada matriks-matriks sebelumnya sudah dibahas bahwa Wendy’s sebaiknya menerapkan beberapa strategi agar dapat meningkatkan daya saingnya di pasa makanan cepat saji. Strategi-strategi tersebut yang akan dijadikan acuan pada Grand Strategy Matrix.

Berikut merupakan hasil dari Grand Strategy Matrix RAPID MARKET GROWTH Quadran II 1. Market Development 2. Market Penetration 3. Product Development 4. Horizontal Integration 5. Divestiture 6. Liquidation

Weak Competitive Position

Quadran III 1. Retrenchment 2. Concentric Diversification 3. Horizontal Diversification 4. Conglomerate Diversification 5. Liquidation

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Quadran I Market Development Market Penetration Product Development Forward Integration Backward Integration Horizontal Integration Concentric Diversification

Quadran IV 1. Concentric Diversification 2. Horizontal Diversification 3. Conglomerate Diversification 4. Joint Ventures 5. Concentric Diversification

SLOW MARKET GROWTH

Strong Competitive Position

Dari Grand Strategy Matrix diatas, dapat dilihat bahwa Wendy’s International berada pada Quadran II dengan strategi sebagai berikut:  Market Development  Market Penetration  Product Development  Horizontal Integrations Dengan strategi tersebut, Wendy’s seharusnya dapat mengevaluasi secara serius bagaimana memperbaiki cara untuk meningkatkan daya saing dan implementasikan strategi secara intensif agar dapat mengimbangi pertumbuhan pasar yang cepat.

3. Dacision Stage Setelah tahapan-tahapan terdahulu dibuat dan dianalisa, maka tahap selanjutnya disusunlah daftar prioritas yang harus diimplementasikan. Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) merupakan teknik yang secara objektif dapat menetapkan strategi alternatif yang diprioritaskan. QSPM itu sendiri merupakan alat untuk menentukan/merekomendasikan pilihan strategi atas dasar pendapat ahli atau praktisi (expert choice), juga melibatkan unsur intuisi (intuitive judgement). QSPM didasari oleh Key Success Factors internal dan eksternal yang terpilih. Dari hasil QSPM dapat menetapkan pilihan yang paling menarik/layak diterapkan atau secara konseptual disebut sebagai upaya menetapkan relative attractiveness. Critical success factors yang diambil pada penilaian berikut merupakan kriteria yang sama dengan CPM pada bab 2 (The External Assessments). Berikut merupakan hasil QSPM pada Wendy’s International: Tabel Quantitative Strategic Planning Matrix Critical Success Factors

Weight

Market Development

Market Penetration

Product Development

Horizontal Integrations

Rating

Score

Rating

Score

Rating

Score

Rating

Score

Product Quality

0.115

2

0.310

2

0.310

4

0.640

3

0.465

Price Competition

0.209

3

0.627

3

0.627

3

0.627

4

0.836

Market Share

0.103

4

0.412

3

0.309

4

0.412

4

0.412

Global Expansion

0.056

4

0.224

4

0.224

3

0.168

3

0.168

Service

0.140

2

0.280

3

0.420

2

0.280

2

0.280

Financial Position

0.027

3

0.081

3

0.081

2

0.054

3

0.081

Brand

0.133

4

0.532

3

0.399

2

0.266

3

0.399

Variety of Product

0.112

2

0.224

3

0.336

4

0.448

3

0.336

Advertising

0.033

4

0.132

4

0.132

2

0.066

2

0.066

Interest of Consumers

0.072

2

0.144

3

0.216

4

0.288

2

0.144

TOTAL

1.000

2.966

3.054

3.249

3.187

Dari hasil QSPM diatas dapat disimpulkan bahwa strategi product development memiliki nilai tertinggi dari keempat strategi yang lainnya, sehingga strategi tersebut yang paling efektif untuk diterapkan pada perusahaan Wendy’s International

STRATEGIES IN ACTION Wendy’s International didirikan oleh Dave Thomas pada tahun 1969 telah berdiri selama lebih dari 40 tahun. Selama masa operasinya tersebut tentunya sudah diterapkan strategi-strategi yang dapat mengembangkan perusahaan. Berikut merupakan analisa mengenai strategi yang diterapkan oleh Wendy’s International: 1.

Horizontal Integration Horizontal integration adalah strategi di mana sebuah perusahaan mengambil alih/kendali terhadap

kompetitornya dengan

tujuan

agar

dapat

memonopoli, bersaing

dalam

perkembangan industri, dan tentunya meningkatkan keuntungan. Fakta: “McDonald’s gagal dengan roti lapis ayam pedas mereka, Wendy’s justru sangat sukses dengan roti lapis buatan mereka.” Dalam studi kasus ini, Wendy’s menerapkan strateginya dengan mengandalkan produk roti lapis ayam (chicken sandwiches) yang sangat sukses dibandingkan dengan McDonald’s yang gagal. Dengan begitu, Wendy’s menguasai McDonald’s dalam hal roti lapis. 2.

Product Development Product development adalah strategi untuk meningkatkan penjualan sebuah perusahaan dengan cara mengembangkan/memperbaiki produk yang sudah ada atau mengembangkan produk baru. Menurut analisa studi kasus yang ada, Wendy’s menerapkan strategi tersebut sebanyak 2 (dua) kali selama masa operasinya dengan waktu penerapan yang berbeda jauh. Pertama saat tahun 1970-1998 dengan mengembangkan Superbar, dan yang kedua pada tahun 2006 dengan menggunakan minyak sehat dalam pengolahan makanannya. Fakta: “Wendy’s adalah yang pertama dalam industri ini yang memperkenalkan kemudahan ‘jendela drive-through’ pada 1970, ‘menu seharga 99 sen’ pada 1988, dan Superbar (bar salad ambil sepuasnya dalam satu kali bayar pada akhir 1980-an.” “Wendy’s juga menjadi yang pertama yang berkomitmen untuk menyediakan pilihan makanan yang sehat pada Agustus 2006, ketika mengumumkan bahwa Wendy’s dengan sukarela beralih menggunakan minyak yang sehat dalam mengolah sebagian besar dari makanan-makanannya.”

3.

Market Development Market development merupakan strategi yang berusaha untuk memperkenalkan produk atau jasa yang sudah ada pada daerah atau geografis baru, serta memperluas jaringan distribusi. Fakta: “Wendy’s membuka lebih dari 3.500 restoran pada 1985. Per 31 Desember 2006 Wendy’s beroperasi di Amerika Serikat serta 20 negara dan wilayah asing.” “Pada tahun 2006 total 122 restoran dibuka, terutama di Amerika Utara. Wendy’s juga berencana untuk memfokuskan perluasan dari operasi intinya di Amerika Utara dengan membuka 80 sampai 110 restoran milik perusahaan dan waralaba pada 2007.”

4.

Market Penetration Market penetration adalah strategi yang bertujuan untuk meningkatkan atau mencari market share yang lebih besar bagi suatu produk atau jasa melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Fakta: “Perusahaan menghabiskan total $134,1 juta untuk pemasaran dan periklanan pada 2006, $99,5 juta pada 2005, dan $101,3 juta pada 2004.” Berdasarkan fakta tersebut, Wendy’s meningkan upaya promosi produknya di pasaran agar meningkatkan penjualan dan popularitasnya seperti pada tahun 1980-an, Wendy’s menuju puncak popularitas dengan iklannya “Where’s the Beef?” dan “the Soviet Fashion Show”. Dengan upaya pemasaran iklan yang lebih besar, Wendy’s mungkin mengharapkan mendapatkan kembali popularitasnya sehingga meningkatkan penjualan.

Dilihat dari keempat strategi yang diterapkan Wendy’s International, dapat disimpulkan bahwa perusahaan tersebut kurang dapat bertahan dipasar sehingga kalah saing dengan kompetitornya dalam beberapa hal. Maka dari itu, diterapkanlah keempat strategi tersebut yang dapat memperbaiki produk dan market sharenya di pasar makanan cepat saji.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF