Manajemen Risiko PT KAI
May 9, 2017 | Author: Agnar Firdaus | Category: N/A
Short Description
Download Manajemen Risiko PT KAI...
Description
Pedoman untuk Praktik Penilaian Risiko dan Usulan Mitigasi
Perusahaan/Lembaga
: PT KAI (PERSERO)
Bidang Fungsi
: Manajemen risiko bidang strategi (bisnis)
Penjelasan bidang/fungsi
: PT KAI (PERSERO) merupakan penyedia jasa transportasi perkeretaapian yang mana pada pembahasan kali ini akan dibahas mengenai manajemen risiko terkait bidang strategi (bisnis) . PT KAI melakukan transformasi strategi besar untuk memberikan pelayanan terbaik dan untuk hal itu terdapat risiko yang dihadapi oleh PT KAI. Risiko yang terkait dengan strategi perusahaan termasuk didalamnya adalah risiko politik,dan ekonomi nasional, regulasi, kondisi pasar global, reputasi/nama baik perusahaan dan perubahan pelaku pelanggan.
PT Kereta Api Indonesia (KAI) PT KAI merupakan penyedia jasa transprtasi perkeretaapian yang terus berkomitmen memberikan upaya dan hasil terbaik bagi para stakeholder dan pelanggannya. Tujuan dari PT KAI adalah untuk melaksanakan dan mendukung kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional, khususnya di bidang transportasi, dengan menyediakan barang dan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk dapat melakukan ekspansi baik di pasar domestik maupun internasional di bidang perkeretaapian. Usaha tersebut meliputi usaha pengangkutan orang dan barang dengan kereta api, kegiatan perawatan dan pengusahaan prasarana perkeretaapian, pengusahaan bisnis properti secara profesional, serta pengusahaan bisnis penunjang prasarana dan sarana kereta api secara efektif untuk kemanfaatan umum. PT KAI memiliki enam anak perusahaan yang bergerak dalam berbagai sektor usaha untuk mendukung bisnis perusahaan induk dan bergerak pada bidang selain dari angkutan penumpang dan angkutan barang yaitu PT. KAI Commuter Jabodetabek, PT. KAI Pariwisata, penyewaan kereta Wisata, PT. Reska Multi Usaha, PT. KAI Logistik, PT. Railink, PT. KAI Property Management. PT KAI melakukan perombakan besar terhadap sistem pelayanan dan strateginya semenjak berganti kepemimpinan ignasius jonan. Ignasius jonan membawa perubahan besar dalam sejarah KAI dan selama lima tahun terakhir ini perubahan yang dilakukan menunjukan bahwa adanya peningkatan kinerja yang signifikan baik terkait indikator kinerja keuangan maupun operasional. Hal tersebut sejalan dengan implementasi strategi dan program transformasi yang terus digulirkan untuk mencapai tujuan KAI “Menjadi Solusi Transportasi Terbaik di Indonesia”. Namun, seiring dengan kesuksesan yang dihadapi KAI, tentunya banyak risiko yang dihadapi
khususnya terkait dengan bidang strategi (bisnis)nya dan diperlukan penilaian terkait manajemen risiko agar dapat mengidentifikasi peluang-peluang yang potensial dan pengaruh-pengaruh yang merugikan. Penjelasan terkait penilaian risiko pada PT KAI adalah sebagai berikut:
I
Identifikasi Risiko a Data risiko-risiko yang terjadi di masa lalu (2-4 tahun) Tahun 2013
Trend Tahun 2014
N o
Tahun 2015
Jenis Fakta Risiko
Fakta Keterangan
Frek
Nilai Kerugia
Terjadi
n Rpjt
Nilai Frek
Keru g
Nilai Frek
Rpjt 1.
Kejadian
Kegagalan
- Risiko
kegiatan
pendanaan
penataan
kurang.
stasiun
- Kurangnya
High
Mediu m
Keru g Rpjt
Low
-
kesadaran masyarakat pengguna layanan 2.
Kegagalan
/ jasa
kereta
api - Risiko
High
penerapan e-
ketidaksiapan
ticketing
masyaraat untuk
commuter
menggunkan e-
line
ticketing.
Mediu
Mediu
m
m
Low
Low
-
- Risiko sistem eticketing 3.
Kegagalan
yang
belum memadai. - risiko kegiatan High
pemasaran
promosi
atau promosi
belum dilakukan
produk jasa
secara intensif.
angkutan kelas komersial
yang
-
4.
Kegagalan
- risiko
Mediu
Mediu
Mediu
Dalam hal
m
ini volume
persainagn
pada segmen
angkutn barang
angkutan
angkutan
terutama
barang
dan
pengolahan aset usaha
non
Jawa
di sangat
ketat.
m
-
peningkatan
barang
m
-
mengalam i fluktuasi,
- kurangnya
untuk
investasi
tahun
pengembagan di
2013
luar Pulau Jawa.
berjumlah
- Aset non-Usaha
24,7 jt ton,
belum
2014
dikembangkan.
berjumlah 30,7 jt ton dan 2015 mengalam i penurunan menjadi
5.
Kegagalan
- Risiko
High
pemanfaatan
pengembangan
IT
TI
untuk
membutuhkan
i
dana besar.
perencanaan dan operasi
- TI
Mediu
m
m
yang
memperbaik proses
Mediu
29,7 jt ton. -
gagal
menenrjemahka n proses bisnis
6.
Kegagalan
dengan baik. - pembangunan
Mediu
-
High
-
High
-
Investasi
pencapaian
parsial
jalur m
mengalam
target
ganda
tidak
i
pembangun
tepat waktu
rel
kereta
fluktuasi ,
- Pembangunan
dimana
api,
sarana
dan
tahun
pemeliharaa
prasarana yang
2013
n dan sarana
kurang optimal
jumlah
prasarana
investasi adalam 5
triliun
,
kemudian tahun 2014 menurun drastis menjadi 1,7 triliun dan 2015 jumlah investasi sebesar 2,5 triliun.
b Mengidentifikasi Potensi Risiko 2015-2016
Ref No 1.
Potensi Risiko
Keterangan
No.
Trend
Penjelasan Trend
Potensi
Fakta Kegagalan pemanfaatan Penerapan IT 6 Meningkat
Semakin
IT untuk memperbaiki yang
teknologi yang digunakan maka risiko
gagal
bekembangnya
tingkat
proses perencanaan dan dapat
tingkat keamannnya pun semakin
operasi
berdampak
beresiko
jangka
informasinya harus selalu up to date.
panjang karena
hal
tersebut merupakan salah
satu
penunjang utama
agar
operasional perusahaan dapat berjalan dengan efektif
dan
jugateknologi
2
dan efisien. Kegagalan peningkatan Kegagalan ini 5
Trend segmen Aset non usaha menurun dikarenakan
pada segmen angkutan terjadi
angkutan
pekerjaan ditahun 2015 merupakan
baran dan pengolahan dikarenakan
barang
lanjutan dari tahun 2014 sedangkan
aset non usaha
persaingan
ditahun 2015 pekerjaan
pasar
menurun
terealisasi karena ada kebijakan dari
khususnya
sebesar
PT KAI dengan dicabutnya surat
terkait
0,89%
dan direksi no. PL.102/X/130/KA-2013
angkutan
untuk
aset tentang instruksi pengadaan dimana
barang
non
usaha kebijakan
semakin ketat
laba
bersih kelangsungan
dilihat
menurun 90% mendatang dimana beban hutang dan
dari
banyaknya
dari
alternatif
menjadi 2,63
lain,harga
M
yang
lebih
rendah kemudahan aksesnya
dan
25
ditahun
ini
2015
berdampak usaha
M bunga masih harus dilunasi
tidak
pada ditahun
seperti
jalur
darat. - kegagal an mengeol aaset non usaha 3
men pencapaian -Kurangnya
Kegagalan target
pembangun
kereta
api
pemeliharaan
rel dana investasi dan -
kuranng
7
- Banyaknya Potensi risiko ini dapat dikatakan program
cukup
besar
pengembanga pembangunan
rel
dikarenakan kereta
api
maksimalnya
n
maintenance
dilakukan PT besar
rel yang sudah
KAI .
ada
- Dilihat dari yang akan dilakukai PT KAI juga
-
pencapaian
Pengembanga
tahun
2015, ada belum tentu akan menyentuh
n
target
semua program pengembangan yang
sarana
yang membutuhkan dana investasi yang sementara
program
pengembangan sarana dan prasarana besar. Sehingga dana investasi yang
transportasi
investasi
kereta
api
diluar
jawa
akan dilakukan.
masih kurang sebesar 29%.
menjadi
-
Ditahun
terhambat
2014 terdapat kejadian sebanyak
2
kali rel kereta api mengalami 4
Kegagalan penerapan e- Kegagalan ini 2 ticketing commuter line
kerusakan. Medium
Hal
ini
dikarenakan
masih
ada
akan
penjualan tiket melalu locket tampat
menghambat
menggunakan
akses
sehingga sistem e-ticketing tersebut
konsumen
belum memadai.
untuk bertranskasi dan
menyita
sistem
elektronik,
waktu
II
Pengukuran Risiko
Penanggungjawab (●) dan No
Potensi Risiko
Keterangan
yang terlibat (○)
Risk Measurement Bag...
1.
- Risiko pengembangan
Kegagalan pemanfaatan
IT
TI
yang
untuk memperbaiki
membutuhkan
dana
proses perencanaan
besar.
dan operasi
- TI
gagal
menenrjemahkan proses bisnis dengan
a. sistem sering error Manajer
Bag.
Teknologi
atau tidak berjalan informasi dan prasarana dengan efektif b. Tidak dapat Manajer menjadi
bag.
Teknologi
problem informasi dan operasional.
solver yang baik.
baik. 2
- risiko
Kegagalan peningkatan segmen
pada
a. Berkurangnya volume
persainagn
angkutan
angkutn barang
baran
dan
terutama di Jawa
pengolahan
aset
sangat ketat.
operasional
dan
angkutan komersial.
barang b. banyaknya pesaing Manajer bag. Komersial transportasi
jasa
angkutan barang c. banyaknya aset Manajer pengelolaan prasarana,
- kurangnya
non usaha
Manajer
investasi
seperti tanah yang dan aset/bangunan.
pengembagan di luar Pulau Jawa. - Aset non-Usaha
masih bersengketa dan tidak terkelola dengan baik
belum 3
dikembangkan. - pembangunan
Kegagalan pencapaian
target
pembangun
rel
kereta
api,
pemeliharaan
dan
parsial
jalur
a. terlambatnya
Manajer bag. Infrastruktur dan
penyelesaian
opersional
ganda tidak tepat
pembangunan
waktu.
kereta api akibat adanya
rel
- Pembangunan
sarana prasarana
sarana prasarana
keterlambatan
dan
pengadaan
yang
material rel b. keterlambatan
kurang optimal
Manajer bag. Infrastruktur dan
dimulainya
Operasional
pelaksaan pembanggunan karena
belum
dipeolehnya
ijin
pembangunan c. pembangunan
Manajer
sarana
bag.
Sarana
dan
dan prasranan.
prasarana
yang
kurang optimal 4
- Risiko
Kegagalan penerapan
e-
a. Banyak jumlah Manajer
ketidaksiapan
penumpang
ticketing commuter
masyaraat untuk
yang
line.
menggunkan e-
melakukan
masih
pembayaran
bag.
termasuk pemasaran.
Komersial
ticketing.
lewat loket. b. Jumlah
- Risiko sistem eticketing
sosialisasi
yang
ticketing
belum memadai.
Manajer
bagian
SDM
dan
e- komersial yang
masih kurang. c. jumlah
server Manajer bag. IT
e-ticketing
III
No
Target Risiko yang Ditolerir
Potensi Risiko
Risk Measurement
PIC (●) Bag...
1.
Kegagalan pemanfaatan
a. sistem sering error Manajer IT
untuk memperbaiki proses perencanaan
atau tidak berjalan Teknologi dengan efektif
informasi prasarana
Target Risk 2015
2016
Bag. Memperbaiki dan Sistem TI dapat melakukan dan transformasi perusahaan
dimanfaatkan TI dengan baik dan dapat
berjalan
dan operasi
sehingga hampir semua
proses
bisnis dilakukan dengan
berbasis
sistem informasi. selain itu
juga
mengedepankan aspek keamanan baik terkait aspek kerahasiaan (confidentality), keutuhan (integrity), dan ketersediaan (availability). Kehandalan sistem
dan
secara efektif.
prosedur TI
yang
dijalankan secara berkala di-assess mengacu pada ISO
27001
:
2013. b. Tidak menjadi
dapat Manajer problem Teknologi
solver yang baik.
informasi operasional.
bag. Melakukan
Pelanggan dapat
inovasi teknologi menikmati dan informasi dengan semua melakukan,
kemudahan yang
antara
lain ditawarkan oleh
melalui integrasi sistem layanan TI dengan
fokus
utama meningkatkan kualitas
layanan
layanan
PT KAI
menjadi lebih baik dengan implementasi Mesin
Cetak
Tiket
Mandiri,
Aplikasi KAI Access,
E-
Parking, dan E2.
Kegagalan peningkatan segmen
a. Berkurangnya pada
volume
angkutan
barang
baran
dan
pengolahan
aset
Manajer
angkutan operasional komersial
Gate. KAI
berupaya Angkutan barang
dan meningkatkan
dapat
memberi
kapasitas
kontribusi besar
angkutan barang
terkait
struktur
pendapatan
non usaha
dengan mengoptimalkan sarana
volume
amgkutan b. banyaknya pesaing Manajer
bag. memperbesar
barang. Jasa layananan
transportasi
jasa Komersial
pangsa angkutan kereta
angkutan barang
barang
menjadi
api solusi
transportasi terbaik c. banyaknya
aset Manajer
Meningkatkan
seperti tanah yang pengelolaan masih bersengketa prasarana,
penguasaan
di
Indonesia Permasalahan
aset sengketa
tanah
dan melalui program dpat diminimlisir
dan tidak terkelola aset/bangunan.
setifikasi
tanah dan aset tanah
dengan baik
dan penyelesaian perusahaan yang kasus-kasus besar permasalahanny terkait
a
telah
kepemilikan aset diselesaikan, tanah perusahaan
dapat
di
manfaatkan untuk pengembangan KA dalam hal penambahan
3
Kegagalan
a. terlambatnya
pencapaian
target
pembangun
rel
Manajer
penyelesaian
jalur KA. Pembangunan
bag. Melakukan
Infrastruktur dan percepatan
pembangunan
rel opersional akibat
pembangunan
sesuai
target
kereta
api,
kereta
pemeliharaan
dan
adanya
semua
hal-hal mempertimbang
keterlambatan
yang
terkait kan
pengadaan material
dengan
kualitas,
rel
pembangunan
kuantitas,
sarana prasarana
api
dapat dilakukan
dan memastikan dengan
sudah
dan
siap waktu. selain itu
sehingga
tidak pembangunan rel
terjadi kendala.
kereta api diluar jawa dapat cepat
b. keterlambatan
Manajer
bag. KAI
terealisasi melakukan masalah
dimulainya
Infrastruktur dan percepatan
perijinan
pelaksaan
Operasional
pengurusan
pengurusan
dan
pembanggunan
perijinan/approva pembangunan
karena
l (bidang
sudah terealisasi
usaha/dokumen
sepenuhnya dan
dipeolehnya
belum ijin
pembangunan
teknis),
dan dapat dilakukan
koordinasi
pembangunan
dengan instansi regulator, pemenuhan prasyarat perijinan, pencantuman pasal-pasal yang c. pembangunan sarana yang optimal
Manajer
prasarana Sarana kurang prasranan.
diperlukan bag. KAI telah
Pembangunan
dan berinvestasi
sarana
untuk
prasarana
membangun
jaringan
sarana prasarana,
dan
dan Commuter Line yang Jabodetabek,
akan
serta rencana
memastikan
pengembangan
tercapainya
KA di beberapa
sasaran
kinerja Bandara seperti
2014.
Bandara Kulonprogo, Yogyakarta yang diproyeksikan akan
melayani
10 juta orang per tahun. 4.
Kegagalan penerapan
a. Banyak e-
penumpang
jumlah
Manajer bag.
Melakukan
yang
Komersial
inovasi
ticketing commuter
masih melakukan
termasuk
dengan
line.
pembayaran lewat
pemasaran.
machine
loket.
kiosk)
terbaru penumpang vending memnggunakan (e- vending machine sehingga ataupun
pembelian dapat
Mayoritas
cara
tiket pembayaran lain dibeli sehingga
tidak
secara
mandiri perlu lagi antri
dengan
diloket
pembayaran tunai
maupun menggunakan kartu debet tau b. Jumlah sosialisasi Manajer e-ticketing masih kurang.
yang SDM
kredit bagian Melakukan dan sosialisasi
komersial
Pengguna sudah e- mengetahui
e-
ticketing melalui ticketing dengan brosur,iklan dll
baik
dan
memanfaatkanny c. jumlah server e- Manajer bag. IT ticketing
penambahan
a e- Vending
ticketing
machine
(di luar stasiun bisa baru),
secara
sudah
digunakan optimal
penambahan 100 oleh pengguna gate oleh PT KAI Commuter Jabodetabek dan pemasangan vending machine
di
sejumlah
stasiun.
IV No
Pengendalian Risiko (Mitigasi) Potensi Risiko
Risk Measurement
Monitoring
Evaluasi
PIC (●) Keterangan 1
Kegagalan pemanfaatan
a. sistem sering error atau tidak Vice IT
berjalan dengan efektif
untuk memperbaiki
PIC (●) Keterangan
Melakukan
Evp risk -Melakukan
precide
pemeliharaan dan manage
perbaikan
nt
memonitoring
terhadap
ment
proses perencanaan
secara
keseluruhan
dan operasi
berkelanjutan
sistem
agar tetap terjaga
dilakukan
b. Tidak problem baik.
dapat
kerahasiaannya sosialisasi Mengawasi setiap Evp risk Melakukan
menjadi Vice
solver
yang preside nt
dan
pengembangan
risk tekhnologi
manage
yang ment
pengembangan teknologi untuk
control
dilakukan
seluruh
sistem
and
terhadap seluruh
reservasi
mitigati
sistem
dan
dan sistem
ons
apakah
dapat
tiket
pelaporan
yang
menjadi problem
lebih efisien dan
solver yang baik
memudahkan
atau tidak
monitoring yang
berbasis
ERP (Enterprise Resource Planning)
pada
Master Plan
Teknologi
Informasi (MPTI) PT KA Pariwisata, 3
Kegagalan peningkatan segmen
a. Berkurangnya pada
volume
angkutan
barang
Vice
Monitoring
angkutan preside nt
apakah
Evp risk Menambah
dengan manage
risk ditambahkannya
ment
volume angkutan barang
dengan
baran
dan
control
volume anguktan
menambah
pengolahan
aset
and
barang
kereta anguktan
mitigati
dijalankan secara
non usaha b. banyaknya
ons pesaing Vice
tramsportasi angkutan barang
optimal Monitoring
jasa preside nt
dapat
yang
menjadi manage
risk kelebihan
control
apa Evp risk Menciptakan
kekurangan
dan ment
strategi
bisnis
untuk
dapat
bersaing dengan
and
pesaing
kompetitor
mitigati c. banyaknya seperti masih
tanah
ons aset Vice yang preside
bersengketa nt
Mengawasi
Evp risk Pengembangan
peningkatan
manage
risk segmen
bisnis aset non
non ment
usaha
dan
melibatkan
dan tidak terkelola control
usaha
dengan baik
and
pengembangan
swasta sehingga
mitigati
apa
aset
yang
ons
dilakukan
dimiliki
dapat
saja
yang
terkelola
dan
menghasilkan keuntungan seperti pembangunan hotel 3
Kegagalan
a.
pencapaian
target
pembangun
rel
terlambatnya
penyelesaian Vice
Mengawasi
pembangunan rel kereta api preside akibat adanya keterlambatan nt
Evp risk Mengetahui
pembangunan rel manage
risk kereta api secara ment
faktor-faktor apa saja yang dapat
kereta
api,
pemeliharaan
dan
pengadaan material rel
sarana prasarana
control
menghambat
and
proses
mitigati
pembangunan rel
b. keterlambatan
ons dimulainya Vice
pelaksaan
pembanggunan preside
karena belum dipeolehnya ijin nt pembangunan
berkala
kereta Evp risk Mempercepat
Mengamati proses
perijinan manage
proses perijinan
sudah ment
dan melanjutkan
risk yang
control
diajukan apakah
pembangunan
and
telah sesuai
yang tertunda
mitigati ons c. pembangunan sarana prasarana Vice
Monitoring
Evp risk Melakukan
yang kurang optimal
pembangunan
manage
preside nt
risk sarana prasarana ment
pembangunan
control
apakah
and
sesuai target atau
prasarana
mitigati
belum
distasiun-stasiun,
ons
sudah
penambahan sarana
dan
Kerjasama dengan untuk
swasta
pembangunan kawasan bisnis 5.
Kegagalan penerapan
a. Banyak e-
jumlah Vice
penumpang
ticketing commuter
masih
line.
pembayaran loket.
Memantau
yang preside
melakukan nt
terpadu Evp risk Menambhah
vending machine manage
risk sudah
lewat control and
dapat ment
pemasangan vending machine
digunakan secara
di
optimal atau tidak
stasiun
sejumlah
mitigati ons d. Jumlah sosialisasi e- Vice
Memantau
ticketing yang masih preside kurang.
nt
Evp risk Menambah
apakah sosialisasi manage
risk yang
dilakukan ment
sosialisasi
e-
ticketing melalui
control
dapat
media-media
and
diaplikasikan
seperti
mitigati
tidak
ons
berdampak tidak dengan pengetahuan pelanggan
dan
brosur,dll
iklan,
e. jumlah ticketing
server
e- Vice
Memantau
preside nt
apakah
Evp risk Menambah server manage
risk dapat digunakan ment
control
dengan baik
server
e-
ticketing sehingga
dapat
and
memudahkan
mitigati
pelangan
ons
Dalam proses produksinya, perusahaan ini bergantung pada pesanan konsumen (Make to order) sehingga proses pengadaan ma
dan banyaknya pesanan konsumen tersebut. Perusahaan ini, dalam proses pengadaan materialnya ditangani oleh be
bertanggung jawab langsung. Diantaranya adalah Divisi Direktorat Teknologi (Dirtek), Departemen Production & P
Dukungan Pengadaan (DP), Departemen Operasional Pengadaan (OP), Departemen Pergudangan, dan Manajerial. Pro PT PAL Indonesia Persero berawal dari Departemen Direktorat Teknologi (Dirtek) bekerjasama dengan Departemen Production
daftar kebutuhan material untuk memenuhi proses produksi suatu proyek kepada Departemen Dukungan Pengadaan (DP) untuk
Departemen DP, daftar kebutuhan material tadi akan dicek dengan persedian material di gudang, apabila persediaan di gudang da
diperlukan baik sebagian maupun semuanya maka Departemen DP akan membuat surat pengadaan material yang ditujukan u
surat tembusan untuk mengeluarkan material yang diperlukan dari gudang. Tapi apabila stock di gudang tidak dapat memenuhi s
maka Departemen DP membuat surat permintaan pembelian material yang ditujukan ke Departemen Operasional Pengadaan (O
ke supplier / vendor. Setelah Departemen DP membuat berbagai surat yang digunakan untuk memenuhi pengadaan materia
laporan pengadaan material yang nantinya ditujukan kepada manajerial sebagai laporan bertanggungjawaban pengadaan materia
View more...
Comments