MAKALAH_DIPT_PERAN_KARANTINA_TUMBUHAN_DA (1).pdf
February 23, 2019 | Author: Dwik Rachmanto | Category: N/A
Short Description
Download MAKALAH_DIPT_PERAN_KARANTINA_TUMBUHAN_DA (1).pdf...
Description
MAKALAH DIPT PERAN KARANTINA TUMBUHAN DALAM PERLINDUNGAN TANAMAN
Disusun oleh: Nama
: Ade Intan Christian
NIM
: 12 / 334973 / PN / 12968
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2014
PERAN KARANTINA TUMBUHAN DALAM PERLINDUNGAN TANAMAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertanian masih tetap menjadi tulang punggung perekonomian,khususnya bagi negaranegara berkembang. Produksi pertanian dan pengolahannya merupakan suatu kegiatan yang terkait dengan perdagangan yang dapat dilakukan oleh suatu negara yang berpendapatan rendah untuk menyelesaikan permasalahan kemiskinannya. Tantangan yang selalu dihadapi oleh petani atau pelaku usaha di bidang pertanian yaitu kehadiran OPT (Organisme Penganggu Tumbuhan) yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit pada tanaman sehingga mempengaruhi produktivitas tanaman. Masalah mengenai serangan patogen terhadap tumbuhan dapat dilakukan dengan tindakan penanganan atau pengendalian terhadap patogen tumbuhan. Cara pengendalian yang dilakukan dapat ditempuh melalui beberapa cara, salah satunya adalah dengan kebijakan perlindungan tanaman melalui perundang-undangan atau peraturan-peraturan. Bentuk nyatanya yaitu adanya suatu organisasi yang dinamakan dengan Badan Karantina Tumbuhan.
B. Tujuan
Mengetahui peran Badan Karantina Tumbuhan sebagai upaya perlindungan tanaman terhadap OPT.
BAB II PEMBAHASAN
Pencapaian produksi pertanian tidak terlepas dari gangguan-gangguan sistem produksi yang dialami di lapang. Berbagai serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan gangguan akibat anomali iklim/bencana alam sering mengakibatkan kerugian hasil yang cukup besar. Serangan OPT menyebabkan produk rusak, berlubang, busuk, ukuran tidak optimal, maupun tampilan yang kurang optimal sangat berpengaruh terhadap mutu. Produk pertanian yang membawa OPT sangat berpengaruh terhadap pencapaian standar mutu yang diinginkan. Sementara itu, residu pestisida yang digunakan untuk pengendalian OPT, selain berbahaya juga berpengaruh terhadap pencapaian mutu yang sesuai dengan tuntutan pasar (konsumen). Dengan pengelolaan perlindungan tanaman yang baik, diharapkan gangguan-gangguan tersebut dapat dihilangkan atau diminimalisasikan, sehingga pencapaian target produksi tidak terganggu (Biro Perencanaan Departemen Pertanian . 2006). Perkembangan transportasi dan turisme mengandung akses negative dalam perlindungan tanaman pangan, antara lain dengan dengan semakin meningkatnya arus perdagangan komoditas pertanian yang tidak mengenal batas antar negara dan antar wilayah. Dengan demikian, maka semakin besar risiko masuk dan menyebarnya baik OPT yang selama ini sudah terdapat di wilayah local maupun yang berasal dari wilayah lain dan dari luar negeri (OPT Karantina). Fenomena iklim dan perubahan ekologi dan eksistem akibat proses pembangunan juga dapat menyebabkan berkembang dan meledaknya OPT tertentu. Karantina tumbuhan adalah semua kegiatan yang dirancang untuk mencegah masuknya dan atau penyebaran hama karantina atau untuk memastikan kontrol resmi mereka (Falk et.
al .,
2011). Menurut Undang Undang Nomor 16 tahun 1992 tentang Karantina hewan, Ikan dan Tumbuhan, karantina didefinisikan sebagai tempat pengasingan dan atau tindakan sebagai upaya pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit atau organisme pengganggu dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya dari dalam wilayah Negara Republik Indonesia (Anonim, 2014). Karantina tumbuhan melakukan upaya antisipasi dan pencegahan masuk serta tersebarnya OPT dari luar negari atau dari suatu area ke area lain di dalam negeri atau keluarnya OPT dari dalam wilayah Indonesia, Karantina Tumbuhan pelabuhan melakukan berbagai tindakan karantina tumbuhan, antara lain pemeriksaan, penahanan, pengamatan dalam
pengasingan, perlakuan, penolakan, pemusnahan, serta pembebasan. Tindakan-tindakan karantina tersebut dilakukan terhadap media pembawa OPT, orang, alat angkut, peralatan pembungkus, serta media pembawa lain. Tindakan-tindakan karantina tumbuhan bertujuan untuk membebaskan media pembawa OPT dari investasi OPT dengan dampak yang merugikan seminimal mungkin, baik terhdap barang, konsumen, pelaksana, dan lingkungan (Sasono,2012). Isu sentral kebijakan biosecurity di Indonesia mendapat perhatian besar oleh pemerintah untuk karantina hama dan penyakit atau organisme penggaggu tanaman karantina yang belum masuk ke wilayah Indonesia. Perlindungan tanaman merupakan salah satu komponen kunci dalam keberhasilan program pembangunan pertanian karena kontribusinya dalam menjaga ketahanan pangan. Peran perlindungan tanaman ke depan akan semakin penting dan strategis dengan diberlakukannya kesepakatan internasional yang mengatur pasar global. Mutu produk merupakan salah satu indikator keberhasilan peningkatan daya saing produk pertanian. Peran Karantina Pertanian akan semakin penting dan Strategis karena masing-masing negara akan memiliki kedaulatan penuh untuk melindungi negaranya dari serangan Hama dan Penyakit
Hewan
Karantina
dan Organisme
Pengganggu
Tumbuhan
Karantina
serta
cemaran residu bahan kimia dan biologis berbahaya pada produk pangan dan pertanian yang dilalu lintaskan antar negara. Karantina tumbuhan berperan dalam hal mengawasi masuk dan atau keluarnya produk yang akan diperdagangkan ke dalam/ke luar wilayah Indonesia atau antar wilayah di Indonesia. Peran tersebut antara lain: (1) melindungi sumber daya alam hayati-nabati dengan mencegah masuk dan tersebarnya organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK); (2) mengawasi sumberdaya dan keamanan hayati; dan (3) memfasilitasi perdagangan komoditi pertanian melalui penerapan SPS-WTO yang dipersyaratkan dalam sistem perdagangan internasional (Anonim, 2013). Sumber daya alam harus dilindungi dari organisme pengganggu tumbuhan karantina apabila peran penting Karantina Tumbuhan ini tidak terlaksana dengan baik, OPTK A1 akan lolos masuk ke wilayah Negara Republik Indonesia dan akan merusak tanaman dan sumber daya hayati lainnya yang ada di wilayah Indonesia. Kerusakan tersebut akan menurunkan produksi pertanian yang akan berpengaruh pada sektor perekonomian, bahkan akibat lebih lanjut akan mempengaruhi sektor lainnya seperti sektor sosial dan politik, Seperti kasus pada tahun 2005 dengan masuknya Nematoda Sista Kuning, yang disebabkan oleh Globodera rochtosiensis. OPT
ini berasal dari Belanda, menyebabkan hampir seluruh pertanaman kentang di Jawa Timur hancur. Upaya pencegahan penyebaran OPTK A2 (OPT yang telah terdapat di wilayah Indonesia namun masih terbatas pada wilayah tertentu saja) ke wilayah lain yang masih bebas OPT tersebut. Dengan pengawasan karantina yang ketat diharapkan OPTK A2 dapat dicegah penularannya/penyebarannya ke daerah lain, dengan demikian kerugian yang lebih besar dapat dihindari. Selanjutnya peran penting karantina tumbuhan yaitu mencegah keluarnya OPT tertentu dari wilayah Negara Republik Indonesia. Sesuai dengan ketentuan International, bangsa Indonesia juga mempunyai kewajiban untuk mencegah keluarnya OPT tertentu dari wilayah Indonesia. Peran perlindungan tanaman, khususnya karantina tumbuhan, juga sangat penting dalam melindungi kesehatan tanaman di Indonesia dari Invasive Alien Species (AIS) dan hal yang sama juga berlaku bagi negara lain. Negara-negara yang telah menjadi anggota WTO dan telah meratifikasi kesepakatan sanitari dan fitosanitari (Sanitary and Phytosanitary Agreement) atau sering disebut WTO SPS Agreement terikat untuk saling menghormati dan menjalankan kesepakatan yang telah ditetapkan pada berbagai International Standard for Phytosanitary Measures (ISPMs). Kesepakatan tersebut untuk memberikan perlindugaan bagi setiap negara anggota dari IAS dengen tetap menjalankan perdagangan global. Dengan kata lain, kesepakatan WTO SPS ditujukan untuk memberikan perlindungan dan sekaligus meminimalkan efek pada perdagangan global. Oleh karena itu peran perlindungan tanaman sangat vital karena baik dalam mendukung ekspor produk pertanian Indonesia maupun melindungi kesehatan tanaman Indonesia dari berbagai resiko masuknya IAS. Untuk mencegah masuk dan tersebarnya OPTK dari luar negeri (OPTK A1), dan mencegah masuk dan tersebarnya OPTK A2 dari areal yang tertular ke areal lain yang bebas di dalam negeri, telah diatur dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 627/Kpts/PD.540/12/2003, tanggal 30 Desember 2003.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Peran Badan Karantina Tumbuhan terhadap tindakan perlindungan tanaman salah satunya yaitu untuk mencegah masuknya hama atau penyakit tumbuhan dari luar negeri dan mencegah keluarnya hama atau penyakit tumbuhan ke luar negeri, serta mencegah menyebarnya hama atau penyakit tumbuhan dari satu pulau ke pulau yang lain yang berada di dalam negeri sendiri.
B. Saran
Mengingat tugas dari Badan Karantina Tumbuhan dibidang perlindungan tanaman yang sangat penting, sebaiknya pihak atau petugas dapat menjalankan tugas tersebut sebaik baiknya agar kejadian tanaman yang berpenyakit dapat diminimalisir atau diturunkan jumlahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Pedoman Formasi Jabatan Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan. http://www.djpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn19-2013lamp.pdf. Diakses pada 26 Juni 2014. Anonim.
2014. Rencana Strategis Badan Karantina Pertanian 2010-2014. http://www.karantina.deptan.go.id/?page=action&&c=subcat&&idcat=1&&idsubcat=3. Diakses pada 28 Juni 2014.
Biro Perencanaan Departemen Pertanian . 2006. Rencana Pembangunan Pertanian 2005 - 2009. Biro Perencanaan Departemen Pertanian RI. Jakarta. Falk, I., Ruth, W., Manthen, L.N. 2011. Managing Biosecurity Across Border. Springer Publising Company Inc., New York. Sasono, H.B.2012. Manajemen pelabuhan dan Realisasi Ekspor Impor. Penerbit Andi, Yogyakarta.
View more...
Comments