Makalah Upaya Promotif Dan Preventif Kelompok Resiko Tinggi 2

October 4, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Makalah Upaya Promotif Dan Preventif Kelompok Resiko Tinggi 2...

Description

 

UPAYA PROMOTIF DAN PREVENTIF KELOMPOK RESIKO TINGGI (TBC)

OLEH : Kelompok 10  Silvia yesi elfariani Siti rohma Tahziri Umaroul muslimah Verawati

PRODI D3 KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG 2021

 

KATA PENGANTAR 

Syukur Syuk ur alhamdulil alhamdulillah, lah, merupakan satu kata yang pantas pantas kami ucapkan kepada Allah SWT yang karena bimbingan-Nya maka kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Upaya Promotif dan Preventif Kelompok Pekerja”

 Kami ucapkan terima kasih kepada pihak terkait yang telah membantu kami dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, kami berharap pembaca memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsih positif bagi kita.

Pringsewu, Maret 2018

Penyusun

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................... .....................................................................................i ...............................i DAFTAR ISI .......................................... ................................................................ ............................................ .................................. ............ii ii

BAB I PENDAHULUAN........................... PENDAHULUAN................................................. ............................................ ................................1 ..........1 A. Latar Belakang Masalah ............................................ ........................................................................ ................................1 ....1 B. Rumusan Masalah............................................ Masalah.................................................................. ...........................................2 .....................2 C. Tujuan.................................. Tujuan........................................................ ............................................ ................................................. ...........................2 2

BAB II PEMBAHASAN............................. PEMBAHASAN................................................... .....................................................3 ...............................3   BAB III PENUTUP A. Kesimpulan...................................... Kesimpulan............................................................ .....................................................7 ...............................7 B. Saran........................................... Saran................................................................. .......................................................... ....................................7 7

DAFTAR PUSTAKA

 

BAB I PENDAHU

 

LUAN Latar Belakang Tuberkulosis, singkatnya TBC adalah penyakit menular yang paling sering (sekitar 80%) terjadi di paru-paru. Penyebabnya adalah suatu Gram positif tahan asam dengan pertumbuhan sangat lamban, yakni Mycrobacterium Tuberculosis (dr. Robert Koch, 1882) (Obat- Obat Penting). Resiko penularan TB setiap tahunnya di tunjukan dengan Annual Risk  Of Tubercu Tuberculos losis is Infect Infection ion (ARTI) (ARTI) yaitu yaitu propor proporss pendu penduduk duk yang yang beresi beresiko ko terinfeksi TB selama satu tahun. ARTI sebesar 1%, berarti 10 orang diantara 1000 penduduk penduduk terinfeksi setiap tahun. tahun. Menurut Menurut WHO ARTI di indonesia indonesia  bervariasi antara 1-3% (depkes, 2013) Diperk Dip erkirak irakan an sekita sekitarr seperti sepertiga ga pendud penduduk uk dunia dunia tel telah ah terinfe terinfeksi ksi oleh oleh Mycrob Myc robact acteriu erium m Tuberc Tuberculo ulosis. sis. Pada Pada tahun tahun 1995, 1995, di perkir perkiraka akan n ada 9 juta juta  pasien TB baru dan 3 juta kematian akibat tb di seluruh dunia. Diperkirakan 95% kasus tb dan 98% kematian akibat TB didunia, terjadi pada negara-negara  berkembang. Demikian juga kematian wanita akibat TB lebih banyak dari pada kematian karena kehamilan, persalinan dan nifas (depkes, 2013) Indonesia merupakan negara dengan pasien TB terbanyak ke-5 di dunia setelah Cina, India, Afrika Selatan Dan Nigeria (WHO, 2009). Diperkirakan  jumlah pasien tb di indonsia sekitar 5,8% dari total jumlah pasien TB di dunia. Diperkirakan setiap tahun ada 429.730 kasus baru dan kematian 62.246 orang. Insidensi kasus TB BTA positif sekitar 102 per 100 000 penduduk. Hasil survey prevalensi TB di indonesia tahun 2004 menunjukan bahwa angka angka  prevalensi TB BTA BTA positif di indonesia indonesia di kelompokan dalam 3 wilayah yaitu: Wilayah Sumatera angka prevalensi tb 160 per  100.000 penduduk Wilayah Jawa dan Bali 110 per  100.000 penduduk  Wilayah Indonesia Timur 210 per 100.000 penduduk  TB memberikan dampak buruk secara sosial dan ekonomi masyarakat menu me nuru rutt WHO WHO se seki kita tarr 75% 75% pais paisen en TB ad adal alah ah usia sia pr prod oduk ukti tiff (1 (155-50 50 tahun ),diperkirakan seorang pasien TB akan kehilangan waktu kerjanya 3-4

 

 bulan berakibat kehilangan pendapatan tahunan sekitar 20-30%, dan jika ia mening men inggal gal akibat akibat TB maka maka akan akan kehila kehilanga ngan n pendap pendapatan atan sekita sekitarr 15 tahun. tahun. Secara sosial stigma bahkan di kucilkan oleh masyarakat. Pada thn 1990 situasi tb di dunia 1

 

semakin buruk,jumlah kasus tb meningkat dan banyak banyak yang tidak dapat di sembuhkan terutam pada negara yang di kelompokan dalam 22 negara dengan masalah TB besar ( high  burden countries ) (depkes, 2013). Menyikapi hal tersebut pada pada tahun 1993 WHO mencangankan TB

sebagai

kedaruratan dunia ( global emergency ). Sebagai upaya pengendalian TB, WHO merekomondasikan strategi DOTS ( Directly Observed Tratment Shorth-Course ) Sejak  Tahun 1995 (depkes, 2013) Penularan penyakit TBC ditularkan dari orang ke orang, terutama melalui saluran  pernapasan dengan mengisap atau menelan tetes-tetes ludah/dahak (droplet Infection), yang mengandung basil dan dibatukan oleh penderita “ TBC terbuka”. Atau, adanya kontak antara tetes-tetes ludah / dahak tersebut dan luka di kulit. (Obat-obat Penting) Penularan

perlu

di

wasapadai

dengan

mengambil

tindakan-tindakan

untuk 

menghindari infeksi-tetes dari penderita ke orang lain. Salah satu cara adalah batuk dan  bersin sambil menutup mulut/hidung dengan saputangan atau kertas tissue untuk kemudian didesinfeksii dengan didesinfeks dengan lysol atau dibakar. dibakar. Bila penderita penderita berbicara, jangan jangan terlampau terlampau dekat dengan lawan bicaranya. (Obat-obat Penting) Hal tersebut tersebut yang mendorong mendorong kami untuk membuat membuat promosi promosi kesehatan kesehatan mengenai  pencegahan penularan TBC melaui tetes-tetes ludah/dahak oleh penderita TBC terbuka sehingga tidak menularkannya kepada orang sehat disekitarnya. Serta, meningkatkan kesadaran kepada penderita bahwa batuk dan bersin tidak boleh sembarangan harus menggunakan penutup mulut/masker agar tidak dapat menularkannya kepada orang disekitarny disek itarnya. a. Dengan Dengan demikian, maka penularan TBC dapat di tekan dan di cegah sehingga sehingga  penderita TBC berkurang.

Tujuan umum Menurunkan 50 % jumlah penderita TBC dalam rangka pencapaian pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Sasaran -

Meni Mening ngka katk tkan an ke kesad sadar aran an pender penderit itaa TBC TBC ag agar ar tida tidak k be bersi rsin, n, batuk batuk serta serta melu meluda dah h sembarangan agar tidak terjadi penularan TBC.

-

Meru Meruba bah h pr pril ilak aku u pe pend nder erit itaa TBC TBC ag agar ar dapat dapat meng menggu guna naka kan n pe penu nutu tup p mulu mulutt at atau au 2

 

masker pada saat batuk ataupun bersin agar tidak menularkan bakteri TBC kepada orang di sekitarnya -

Pasien Pasien pend penderit eritaa TBC dapa dapatt mengeta mengetahui hui akan akan faktor faktor-fak -faktor tor yang yang dapa dapatt mengakibatkan penularan TBC terhadap orang-orang disekitarnya.

-

Masyarak Masyarakat at dapat dapat melaksan melaksanaka akan n sendiri sendiri prilak prilaku u hidup hidup yang tidak tidak beresi beresiko ko dengan dengan  penularan TBC

 

3

 

BAB II PEMBAHASAN A. Peny Penyak akit it Tube Tuberk rkul ulos osis is 1.

Definisi Pe Penyakit Tu Tuberkulosis Tuberkulosis atau biasa di singkat dengan TBC adalah penyakit kronis yang

disebabkan diseba bkan oleh infeksi kompleks kompleks  MycobacteriumTuberculosis yang ditularkan melalui dahak (droplet) dari penderita TBC kepada individu lain yang rentan (Ginanjar, 2008). Bentuk bakteri  MycobacteriumTuberculosis ini adalah basil tuberkel yang merupakan batang ramping, kurus, dan tahan akan asam atau serig dengan disebut BTA ( Batang tahan asam). Dapat berbentuk lurus ataupun bengkok yang panjangnya sekitar 24 µm dan lebar 0,2 – 0,5 µm yang bergabung membentuk rantai. Besar bakteri ini tergantung pada kondisi di lingkungan (Ginanjar, 2008). Terdapat beberapa spesies Mycobakterium, antara lain : M. Tuberculosis, M. Africanum, M. Bovis, M. Leprae dsb. Yang juga dikenal sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA). Kelompok Mycobakterium selain Mycobakterium tuberkulosis yang bisa menimbulkan ganguan pada saluran nafas dikenal dengan MOTT ( Mycobakterium Other  Than Tuberkulosis) yang terkadang bisa mengganggu penegakan diagnosis dan  pengobatan TB. Untuk itu pemeriksaan bakteriologis yang mampu malakukan malakukan identifikasi terhadap Mycobakterium tuberculosis menjadi sarana diagnosis ideal untuk TB (Depkes, 2014). Secara umum sifat kuman TB (Mycobakterium tuberkulosis) antara lain sebagai  berikut : 

Berbentuk batang dengan panjang 1-10 mikron, lebar 0,2 – 0,6 mikron.



Bersifat tahan asam dalam pewarnaan dengan metode Ziehl Neelsen.



Memerlukan media khusus untuk biakan, antara lain Lowenstein Jensen, Ogawa.



Kuman nampak berbentuk batang bewarna merah dalam pemeriksaan dibawah Mikroskop.



Tahan terhadap suhu rendah sehingga dapat bertahan hidup dalam jangka waktu lama  pada suhu 4ºC sampai minus 70ºC. 4

 



Kuman sangat peka teradap panas, sinar matahari dan sinar ultaviolet.



Paparan langsung terhadap sinar ultraviolet, sebagian besar kuman akan mati dalam waktu beberapa menit.



Dalam dahak pada suhu antara 30-37ºC akan mati dalam waktu lebih kurang 1 minggu.



Kuman dapat besifat dormant (tidur/tidak berkembang). (Depkes, 2014).

Gambar 2.1 Mycobacterium Tuberculosis Sumber: www.textbookofbacteriology.net

Penyakit Tuberkulosis dapat menyerang pada siapa saja tidak terkecuali pria, wanita, tua, muda, kaya dan miskin serta dimana saja. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi sistemis yang dapat mengenai hampir semua organ tubuh. Bakteri tuberkulosis akan menyebabkan terjadinya kerusakan permanen pada paru yang dapat menyebabkan komplikasi komp likasi yang lebih serius, antara lain  pleura effusion (pengumpulan cairan diantara  paru-paru dan dinding rongga dada) atau pneumothorax (terdapat udara diantara paru paru dan dinding rongga dada) dada) (Aditama, 2002). TBC sangat berbahaya karena bisa menyebabkan seseorang meninggal dan sangat mudah ditularkan kepada siapa saja dimana 1 orang pasien TBC dengan Basil Tahan Asam (BTA) Positif bisa menularkan kepada 10-15 orag di setiap tahun (PPTI, 2010).

 

2.

Penularan TBC

Penularan utama TB adalah melalui cara dimana kuman TB ( Micobakterium tuberkulosi tuberk ulosis) s) tersebar melalui di udara melalui percik renik dahak saat pasien TB paru atau TB laring batuk, berbicara, berbicara, menyanyi maupun bersin. Percik renik tersebut  berukuran antara 1-5 mikron sehingga aliran udara memungkinkan percik renik tetap melayang di udara untuk waktu yang cukup lama dan menyebar ke seluruh ruangan. Kuman TB pada umumnya hanya ditularkan melalui udara, bukan melalui kontak   permukaan (Depkes, 2014) Infeksi terjadi apabila seseorang yang rentan menghirup percik renik yang mengandung kuman TB melalui mulut atau hidung, saluran pernapasan atas, broncus hingga mencapai alveoli (Depkes, 2014).

cara penularan TB 

Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif melalui percik renik dahak yang dikeluarkannya. Namun, bukan berarti bahwa pasien TB dengan hasil pemeriksaan negatif tidak mengandung kuman dalam dahaknya. Hal tersebut bisa saja terjadi oleh karena jumlah kuman kuman yang terkandung terkandung dalam contoh uji ≤ 5.000 kuman /cc dahak sehingga sulit dideteksi melalui pemeriksaan mikroskopis langsung.



Pasien TB dengan BTA negatif juga masih memiliki kemungkinan menularkan  penyakit TB. Tingkat penularan pasien TB BTA positif adalah 65 %, pasien TB dengan hasil kultur negatif negatif dan foto Toraks Positif Positif adalah 17 %.



Infeksi akan terjadi terjadi apabila orang lain menghir menghirup up udara yang mengandun mengandung g percik 



renik dahak yang infeksius tersebut. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk   percikan dahak (droplet nuclei/percik renik). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar  3000 percikan dahak (Depkes, 2014).

6

 

B.

Upaya Promotif  Upay Up ayaa

pr prom omot otif if

adal adalah ah

upay upayaa

pr prom omos osii

ke kese seha hata tan n

yang yang

di ditu tuju juka kan n

un untu tuk  k 

meningkatkan status/ derajad kesehatan yang optimal. Sasarannya adalah kelompok orang sehat. Tujuan upaya promotif adalah agar masyarakat mampu meningkatkan kesehatannya. Dalam suatu survey di negara-negara berkembang, dalam suatu populasi hanya terdapat antara 80%-85% orang yang benar-benar sehat. Apabila kelompok ini tidak memperoleh promosi kesehatan bagaimana memelihara kesehatan,maka kelompok ini akan menurun jumlahnya, dan kelompok orang yang sakit akan meningkat.   Upaya promotif dalam praktek kebidanan pada ibu untuk anak tentang pemberian

imunis imu nisasi, asi, yaitu yaitu menjel menjelask askan an mengen mengenai ai keuntu keuntunga ngan-k n-keun euntun tungan gan yang yang didapa didapatt setelah setelah  pemberian imunisasi, serta bahaya apabila imunisasi tersebut tidak diberikan. Selain itu juga menj me njela elask skan an meng mengen enai ai gizi gizi seimb seimban ang g ya yang ng ba baik ik un untu tuk k di dibe beri rika kan n ke kepa pada da an anak ak gu guna na mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang maksimal serta menghindari terjadinya gizi  buruk pada anak. Pentingnya usaha pelayanan kebidanan promotif bagi bayi dan anak  dengan berbagai upaya dengan penyuluhan, ataupun kegiatan promotif lainnya agar angka gizi gizi bu buru ruk k da dapa patt teru teruss be berk rkur uran ang g ag agar ar pe pert rtum umbu buha han n da dan n pe perk rkem emba bang ngan an an anak ak da dapa patt  berlangsung dengan baik. Adapun bentuk usaha promotifnya adalah dapat berupa berbagai  penyuluhan ataupun kegiatan lainnya yang biasa dilakukan di posyandu-posyandu bayi dan  balita.  Tujuannya ialah mengurangi risiko dari dahak pasien infeksius yang belum terdiagnosis a. Sedapat Sedapat mungkin mungkin hindari hindari kerumunan kerumunan orang banyak banyak yang terlalu terlalu padat (sekaligus dapat juga mengurangi penyakit pernapasan lain yang dapat menular, seperti pnemoni pada bayi).  b. Tingkatkan ventilasi di rumah c. Ajaklah Ajaklah agar setiap setiap orang orang berpend berpendapat apat bahwa bahwa meludah meludah adalah

suatu

kebiasaaan yang menjijikan yang tidak dapat diterima. ( Di negar-negara dengan kebiasaan mengunyah tembakau dari sirih-pinang, pendidikan kesehatan untuk menghentikan kebiasaan penyebab kanker ini juga akan mengurangi kebiasaan meludah). Ajarkanlah bahwa meludah menyebarkan 7

 

 penyakit.(Tuberkulosis Klinis).

Faktor Demografis 

Target Primer : Penderita TB atau orang-orang yang berada di sekitar  lingkungan penderita TB.



Target Sekunder : Seluruh golongan masyarakat yang tinggal di Kota Sumedang. Hal tersebut dikarenakan penularan penyakit TBC tidak  memandang golongan manusia.

Faktor Geografis 

Target Primer : Masyarakat dari berbagai golongan yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Sumedang Sumedang Selatan dengan dengan tingkat tingkat sanitasi sanitasi yang rendah. Hal tersebut dikarenakan resiko penularan penyakit lebih tinggi di wilayah yang mempunyai tingkat sanitasi yang buruk.



Target Sekunder : Seluruh Wilayah kerja Puskesmass Sumedang Selatan dikarnakan potensi terjadinya penularan TBC dapat terjadi

Begitu mudahnya penularan TBC kepada orang sekitar, dan masih kurang kesadaran  penderita TBC akan mudahnya penularan TBC. Maka kami memutuskan untuk membuat  promosi kesehatan dengan menggunakan media elektronik melalui vidio yang berdurasi cukup singkat. Isi vidionya berupa peringatan kepada penderita TB agar tidak bersin secara sembarangan. Yang artinnya bersin harus dengan menggunakan pelindung atau sapu tangan, agar tidak dapat menularkan ke orang-orang yang berada di sekitar. Dan sapu tangannya tidak di di buang secara sembarangan, karena karena masih bisa menularkan kepada orang lain. Bekas pelindungnya bisa di buang ke tempat sampah, disemprot dengan desinfektan atau dengan cara di bakar.  

C. Upay Upayaa Prev Prevce cen ntif  tif  Upaya Upa ya preven preventif tif adalah adalah upaya upaya promos promosii keseha kesehatan tan untuk untuk menceg mencegah ah terjad terjadiny inyaa  penyakit. Bentuk kegiatannya adalah imunisasi, pemeriksaan antenatal care, postnatal care,  perinatal dan neonatal. Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok  masy ma syar arak akat at ya yang ng be beri risi siko ko ting tinggi gi (h (hig igh h ri risk  sk ), ) , misal isaln nya ke kelo lomp mpok ok ib ibu u ham hamil dan 8

 

menyusui,BBL, para perokok, obesitas (orang-orang kegemukan), para pekerja seks (wanita atau pria), dan sebagainya. Tujuan upaya promosi kesehatan pada kelompok ini adalah agar  mereka tidak jatuh sakit atau terkena penyakit ( primary prevention).Upaya prevention).Upaya preventif adalah sebuah seb uah usaha usaha yang yang dilaku dilakukan kan indivi individu du dalam dalam menceg mencegah ah terjad terjadiny inyaa sesuatu sesuatu yang yang tidak  tidak  diingi dii ngink nkan. an. Prevens Prevensii secara secara etimolo etimologi gi berasal berasal dari dari bahasa bahasa lat latin, in, pravenire  pravenire yang artinya artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian ya yang ng sang sangat at lu luas, as, pr prev even ensi si diar diarti tika kan n se seba baga gaii up upay ayaa se secar caraa senga sengaja ja di dila laku kuka kan n un untu tuk  k  mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat (Notosoedirjo dan Latipun, 2005 : 145 ). Untuk pencegahannya, dapat dilakukan beberapa cara diantaranya adalah : Sterilisasi dahak, sprei, sarung bantal, dsb a. Sinar Sinar Matahari Matahari langsu langsung, ng, membu membunu nuh h TB dalam waktu waktu 5 Menit. Menit. Maka, mema mema nfaatkan sinar matahari adalah cara yang paling cocok untuk dilakukan di daerah tropis. (Tetapi kuman-kuman dapat bertahan hidup selama bertahuntahun di tempat gelap, mungkin banyak penularan terjadi di rumah-rumah atau gubuk yang gelap).  b. Sodium Hipoklorit (1%) melarutkan dahak dan membunuh TB dengan cepat, tetapi harus digunakan di wadah gelas, karena bahan tersebut dapat merusak  logam. Bahan ini juga memutihkan / memudarkan warna bila terkena bahan  berwarna. Tambahkan hipoklorit dua kali volume dahak (TB dapat bertahan selama beberapa jam dalam fenol 5 %). c. Panas Panas : TB dimusna dimusnahka hkan n dalam dalam waktu waktu 20 menit menit pada pada suhu 60 ºC dan dan dalam dalam 5 menit pada suhu 70ºC. d. Tisu Tisu harus harus dibakar dibakar selekas selekas mungki mungkin n sesudah sesudah digunaka digunakan. n. (dapat (dapat juga juga dipaka dipakaii surat kabar lama atau bahan sejenis lain lalu dibakar). e. Menjem Menjemur ur di udara dan dibawah dibawah sin sinar ar matahari matahari semua semua bahan-bah bahan-bahan an seperti seperti selimut, wol, katun, dsb, merupakan metode yang baik dan sederhana, terutama di daerah tropis.

 

9

 

BAB IV PENUTUP

KESIMPULAN Tuberkulosis, singkatnya TBC adalah penyakit menular yang paling sering (sekitar (sekit ar 80%) terjadi di paru-paru. Penyebabnya Penyebabnya adalah suatu Gram-positif Gram-positif tahan asam dengan pertumbuhan sangat lamban, yakni Mycrobacterium Tuberculosis (dr. Robert Koch, 1882) (Obat- Obat Penting) Penularan penyakit TBC ditularkan dari orang ke orang, terutama melalui saluran  pernapasan dengan mengisap atau menelan tetes-tetes ludah/dahak (droplet Infection), yang mengandung basil dan dibatukan oleh penderita “ TBC terbuka”. Atau, adanya kontak antara tetes-tetes ludah / dahak tersebut dan luka di kulit. (Obat-obat Penting) Penularan perlu di wasapadai dengan mengambil tindakan-tindakan untuk menghindari infeksi-tetes dari penderita ke orang lain. Salah satu cara adalah  batuk dan bersin sambil menutup mulut/hidung dengan saputangan atau kertas tissue untuk kemudian didesinfeksi dengan lysol atau dibakar. Bila penderita  berbicara, jangan terlampau dekat dengan lawan bicaranya. (Obat-obat Penting) Penting) Menurut Menur ut Ginanjar Ginanjar (2008 (2008), ), tinggi tingginya nya angka angka penula penularan ran TBC TBC di Indonesia Indonesia disebabkan oleh 4 faktor yaitu: -

ting tingka katt pertu pertumb mbuh uhan an pen pendu dudu duk k yang yang tin tingg ggii

-

banyak banyaknya nya pemuki pemukiman man padat padat di di d daera aerah h kumu kumuh h perk perkota otaan an

-

rend rendah ahny nyaa kesa kesada dara ran n hid hidup up se seha hatt

-

terb terbat atasn asnya ya akse aksess terha terhada dap p laya layana nan n keseh kesehata atan n Hal tersebut yang mendorong kami untuk membuat promosi kesehatan mengenai  pencegahan penularan TBC melaui tetes-tetes ludah/dahak oleh penderita TBC terbuka sehingga tidak menularkannya kepada orang sehat disekitarnya. Serta, meningkatkan kesadaran kepada penderita bahwa batuk dan bersin tidak boleh sembarangan harus menggunakan penutup mulut/masker agar tidak dapat menularkannya kepada orang disekitarnya.

 

Dengan demikian, maka penularan TBC dapat di tekan dan di cegah sehingga  penderita TBC berkurang.

SARAN Adapun saran yang dapat kami berikan adalah dengan kita telah mengetahui apa itu  penyakit Tuberculosis, kita dapat lebih menjaga lagi kesehatan kita yaitu dengan selalu menjaga lingkungan dan kesehatan diri kita sendiri supaya tetap bersih, mengingat bahwa  penyakit ini adalah penyakit menular yang sangat berbahaya dan angka kematiannya cukup tinggi.

11

 

DAFTAR PUSTAKA

1. Aditama Aditama TY. (2002). (2002). Tuberku TuberkulosisDi losisDianog anogsis, sis, Terapi Terapi dan Masalahnya.E Masalahnya.Edisi disi V. Jakarta :Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia. 2. Wahyu, Wahyu, Genis Ginanjar. Ginanjar.(2008 (2008). ). TBC Pada Pada Anak.Pandu Anak.Panduan an Praktis Praktis mencegah mencegah dan mengobati TBC Pada Anak Bandung : Dian Rakyat 3. Departemen Departemen Kesehatan Kesehatan RI. RI. (2014). (2014). Pedoman Pedoman Nasional Nasional P2TB, P2TB, Jakarta: Jakarta: Depkes Depkes RI. RI. 4. Puskesmas Puskesmas Pringsewu Pringsewu Selatan Selatan (2013). (2013). Propil Propil Puskesma Puskesmass Pringsewu Pringsewu Selatan Selatan tahun tahun 2013. Pringsewu. 5. Puskesmas Puskesmas Pringsewu Pringsewu Selatan Selatan (2014). (2014). Propil Propil Puskesmas Puskesmas Pringsewu Pringsewu Selatan Selatan tahun tahun 2014. Pringsewu. 6. Departemen Departemen keesehatan keesehatan RI.(2011) RI.(2011).. Pedoman Pedoman nasional nasional pengendalian pengendalian tuberku tuberkulosis, losis,  jakarta : Depeks RI. 7. Perkumpula PerkumpulanPemb nPemberantasT erantasTuberk uberkulosis ulosis Indonesia Indonesia (PPTI).(2010). (PPTI).(2010).Jurnal Jurnal Tuberkulosis Tuberkulosis Indonesia.Jakarta : PPTI 8. Crofto Crofton, n, John. John. Horne, Horne, Norman Norman.. Miller Miller,, Fres (2011). (2011). Tuberkul Tuberkulosi osiss Klinis Klinis.. Jakarta Jakarta:: Widya Medika. 9. Rahardja, Rahardja, Kirana. Kirana. Tjay, Tan Tan Hoan. Hoan. Obat-Obat Obat-Obat penting penting (2019). (2019). Jakarta Jakarta : Medika Medika Komputindo. 10. Helper Manalu dkk (2019). Penelitian Mengenai Mengenai Faktor Sosial Budaya Budaya Yang Mempengaruhi Ketaatan Berobat Penderita TB Paru.Laporan Penelitian. Pusat Penelitian Pengembangan Ekologi dan Status Kesehatan, Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI. http://librar library.usu.a y.usu.ac.id/do c.id/download/ wnload/fkmhisw fkmhiswani6 ani6.. pdf 2019 11. http://  

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF