makalah uji validitas dan reliabilitas.docx
November 17, 2018 | Author: Kurniawan Julianto | Category: N/A
Short Description
Download makalah uji validitas dan reliabilitas.docx...
Description
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam sebuah evaluasi alat yang digunakan digolongkan menjadi dua macam yaitu tes dan non tes. Teknik-teknik Evaluasi adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada tidaknya hasil – hasil – hasil hasil pelajaran tertentu pada seseorang murid atau kelompok murid. Tes itu sendiri mempunyai dua bentuk yaitu bentuk obyektif (multiple choice) dan bentuk subyektif (uraian). Sebuah tes dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes yaitu diantaranya adalah tes itu harus mempunyai tingkat validitas dan reliabilitas yang tinggi. Disamping mencari validitas soal kita perlu juga mencari validitas item. Selain validitas, sebuah tes dikatakan baik, juga jika mempunyai reliabilitas yang tinggi. Reliabilitas berhubungan dengan masalah taraf kepercayaan. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes, atau seandainya hasilnya hasiln ya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti. Dalam persyaratan tes, yaitu validitas dan reliabilitas sangat penting. Dalam hal ini validitas lebih penting, dan reliabilitas ini perlu karena menyokong terbentuknya validitas. Sebuah tes mungkin reliabel tetapi tidak valid. Sebaliknya, sebuah tes yang valid biasanya reliabel.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah Pengertian Validitas? 2. Apakah Pengertian Reliabilitas? 3. Bagaimana melakukan uji Validitas? 4. Bagaimana melakukan uji Reliabilitas?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari Validitas. 2. Untuk mengetahui pengertian dari Reliabilitas. 3. Untuk mengetahui cara melakukan uji Validitas. 4. Untuk mengetahui cara melakukan uji Reliabilitas.
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
1. Validitas adalah untuk melihat apakah definisi operasional telah benar-
benar mengukur atau sesuai dengan definisi konseptual. Dengan kata lain, validitas berkenaan dengan tingkat kesesuaian antara definisi konseptual dan definisi operasional dari variabel. 2. Reliabilitas adalah pengujian alas ukur yang bertujuan untuk melihat
stabilitas dan konsistensi dari suatu definisi operasional. Suatu alat ukur dikatakan reliabel jika kita selalu mendapatkan hasil yang tetap sama dari pengukuran gejala yang sama, meski dilakukan pada waktu yang berbeda beda. Tiga jenis reliabilitas yaitu stability reliability, representative reliability, equivalence reliability.
Reliabilitas
menyangkut ketepatan alat ukur. Pengertian reliabilitas dapat
lebih mudah dipikirkan jika pertanyaan berikut dijawab: 1) Jika set objek yang sama diukur berkali-kali dengan alat ukur yang sama, apakah kita akan memperoleh hasil yang sama? 2) Apakah alat ukur yang diperoleh dengan menggunakan alat ukut tertentu adalah alat ukur yang sebenarnya dari objek tersebut? 3) Berapa besar error yang kita peroleh dengan menggunakan ukuran tersebut terhadap objek? Jawaban terhadap pertanyaan tersebut tidak lain d ari 3 aspek pengertian tentang reliabilitas. Suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya jika alat ukur itu mantap, dalam pengertian bahwa alat ukur tersebut stabil, dapat diandalkan (dependability) dan dapat diramalkan ( predictability).Suatu
alat
ukur
yang
mantap
tidak
berubah-ubah
pengukurannya dan dapat diandalkan karena penggunaan alat ukur tersebut berkali-kali akan memberikan hasil yang serupa.
Pertanyaan kedua member aspek akurasi. Suatu pertanyaan atau ukuran yang akurat adalah ukuran yang cocok dengan yang ingin diukur. Jika kedua aspek di atas, yaitu aspek stabilitas dan aspek akurasi digabungkan, maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur tersebut mantap dan dapat mengukur secara cer mat dan tepat. Suatu alat ukur juga harus sedemikian rupa sifatnya sehingga error yang terjadi, yaitu error pengukuran yang random sifatnya, dapat ditolerir.
3. Uji validitas dan reliabilitas adalah merupakan proses “audit” terhadap
instrument penelitan (angket, kuesioner) sebelum “ go public”. Audit yang dimaksud di sini bersifat antisipasi, preventif bukan evaluatif seperti lazimnya pengertian audit di dunia keuangan. Kualitas hasil riset salah satunya ditentukan oleh faktor uji validitas dan reliabilitas.
Validitas atau kesahihan menunjukan pada kemampuan suatu instrumen (alat pengukur) mengukur apa yang harus diukur (…. a valid measure if it succesfully measure the phenomenon), seseorang yang ingin mengukur tinggi harus memakai meteran, mengukur berat dengan timbangan, meteran, timbangan merupakan alat ukur yang valid dalam kasus tersebut. Dalam suatu penelitian yang melibatkan variabel/konsep yang tidak bisa diukur secara langsung, masalah validitas menjadi tidak sederhana, di dalamnya juga menyangkut penjabaran konsep dari tingkat teoritis sampai tingkat empiris (indikator), namun bagaimanapun tidak sederhananya suatu instrumen penelitian harus valid agar hasilnya dapat dipercaya.
Beberapa jenis validitas yaitu: 1.
Validitas Rupa (Face validity) Adalah validitas yang menunjukan apakah alat pengukur/instrumen penelitian
dari segi rupanya nampak mengukur apa yang ingin diukur, validitas ini lebih mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen. Menurut Djamaludin Ancok validitas rupa amat penting dalam pengukuran kemampuan individu seperti pengukuran kejujuran, kecerdasan, bakat dan keterampilan.
2.
Validitas isi (Content Validity) Valditas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi
(konsep) yang harus diukur. Ini berarti bahwa suatu alat ukur mampu mengungkap isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Misalnya test bidang studi IPS, harus mampu mengungkap isi bidang studi tersebut, pengukuran motivasi harus mampu mengukur seluruh aspek yang berkaitan dengan konsep motivasi, dan demikian juga untuk hal-hal lainnya. Menurut Kenneth Hopkin penentuan validitas isi terutama berkaitan dengan proses analisis logis, dengan dasar ini Dia berpendapat bahwa validitas isi berbeda dengan validitas rupa yang kurang menggunakan analisis logis yang sistematis, lebih lanjut dia menyatakan bahwa sebuah instrumen yang punya validitas isi biasanya juga mempunyai validitas rupa, sedang keadaan sebaliknya belum tentu benar.
3.
Validitas kriteria (Criterion validity) Adalah validasi suatu instrumen dengan membandingkannya dengan
instrumen-pengukuran lainnya yang sudah valid dan reliabel dengan cara mengkorelasikannya, bila korelasinya signifikan maka instrumen tersebut mempunyai validitas kriteria. Terdapat dua bentuk Validitas kriteria yaitu : Validitas konkuren (Concurrent validity), Validitas ramalan (Predictive validity).
Validitas konkuren adalah kemampuan suatu instrumen pengukuran untuk mengukur gejala tertentu pada saat sekarang kemudian dibandingkan dengan instrumen pengukuran lain untuk konstruk yang sama.
Validitas ramalan adalah kemampuan suatu instrumen pengukuran memprediksi secara tepat dengan apa yang akan terjadi di masa datang. Contohnya apakah test masuk sekolah mempunyai validitas ramalan atau tidak ditentukan oleh kenyataan apakah terdapat korelasi yang signifikan antara hasil test masuk dengan prestasi belajar sesudah menjadi siswa, bila ada, berarti test tersebut mempunyai validitas ramalan.
4.
Validitas konstruk (Construct Validity) Konstruk adalah kerangka dari suatu konsep, sedangkan validitas konstruk
adalah validitas yang berkaitan dengan kesanggupan suatu alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep yang diukurnya. Menurut Jack R. Fraenkel validasi konstruk (penentuan validitas konstruk) merupakan yang terluas cakupannya dibanding dengan validasi lainnya, karena melibatkan banyak prosedur termasuk validasi isi dan validasi kriteria. Instrumen Valid (sah) jika pertanyaan tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh instrumen (kuesioner).Instrumen Reliabel (andal) jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Reliabilitas Internal (Internal Consistensy), Reliabilitas internal digunakan untuk menghilangkan kelemahan-kelamahan pada uji reliabilitas eksternal. 1. Dengan rumus Spearman-Brown 2. Dengan rumus Flanagant 3. Dengan rumus Rulon 4. Dengan rumus K – R.21 5. Dengan rumus Hoyt 6. Dengan rumus Alpha Cronbach
B. Langkah dalam melakukan uji validitas dan reliabilitas internal adalah sebagai berikut:
-
Cobalah item di lapangan kepada paling sedikit 30 orang responden (batas sampel besar dalam statistik)
-
Tabulasi data yang telah masuk
-
Ujilah validitas dan reliabilitasnya
Langkah-langkah uij validitas den reliabilitas, yaitu:
-
Mempersiapkan butir-butir pertanyaan berdasarkan konstruk, konsep dan indikator dari variabel yang akan diteliti.
-
Instrumen (pertanyaan) diberikan kepada responden untuk di ujicobakan
-
Setelah
instrumen
diujicobakan
kepada
responden,
kemudian
ditabulasikanuntukmempermudah penghitungan dan analisis ujicoba tersebut. Responden target ujicoba instrumen, tidak dapat dijadikan responden
-
penelitian
Beberapa analisis yang sering dipergunakan untuk melakukan uji validitas, adalah: 1.
Korelasi Product Moment Item butir dinyatakan valid jika mempunyai korelasi dengan skor total (r
hitung) di atas r tabel. Perhitungan dengan SPSS menggunakan Analyze ==> correlate ==> bivariate, pilih Pearson. Pindahkan data jawaban pada masingmasing butir dan skor total dari kiri ke kanan. Hasilnya pada output, ikat table yang paling kanan.
2.
Corrected Item to Total Correlation Adalah dengan mengkoreksi nilai r hitung karena adanya spurious overlap.
Perhitungan dengan SPSS menggunakan Analyze ==> Scale ==> Reliability Analysis, pindahkan jawaban responden pada masing-masing butir (tanpa skor total) dari kiri ke kanan ==> Pilih Statistic ==> Klik pada Scale if item deleted ==> OK. Nilai yang dipergunakan pada kolom Corrected item-total correlation.
3.
Analisis Faktor Item yang valid akan mengelompok pada konstruk yang diukur. Analisis
dengan SPSS menggunakan Analyze ==> Data reduction ==> Factor Analysis ==> masukan semua jawaban responden. Item pertanyaan yang tidak mengelompok dinyatakan tidak valid. Uji reliabilitas adalah untuk melihat apakah rangkaian kuesioner yang dipergunakan untuk mengukur suatu konstruk tidak mempunyai kecenderungan tertentu. Nilai yang lazim dipakai adalah 0,6. Perhitungan dengan SPSS sama
dengan perhitungan validitas dengan Corrected Item to Total Correlation. Nilai yang dilihat adalah Alpha, pada bagian kiri bawah. Uji validitas menunjukkan ukuran yang benar-benar mengukur apa yang akan diukur. Jadi dapat dikatakan semakin tinggi validitas suatu alat test, maka alat test tersebut semakin mengenai pada sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Suatu test dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila test tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan tujuan diadakannya test tersebut. Jika peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka item-item yang disusun pada kuesioner tersebut merupakan alat test yang harus mengukur apa yang menjadi tujuan penelitian. Salah satu cara untuk menghitung validitas suatu alat test yaitu dengan melihat daya pembeda item (item discriminality). Daya pembeda item adalah metode yang paling tepat digunakan untuk setiap jenis test. Daya pembeda item dalam penalitian ini dilakukan dengan cara “korelasi item-total”. Korelasi item-total yaitu konsistensi antara skor item dengan skor secara keseluruhan yang dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi antara setiap item dengan skor keseluruhan, yang dalam penelitian ini menggunakan koefisien korelasi Rank – Spearman karena skala pengukuran dalam penelitian ini adalah skala ordinal. Adapun langkah-langkah melakukan uji validitas adalah: 1. Tentukan koefesien korelasi Rank Sperman dengan cara sebagai berikut: Apabila item yang dihadapi berbentuk skala ordinal (skala sikap), maka nilai korelasi rank spearman pada item ke-i adalah : Rumus diatas digunakan apabila tidak terdapat data kembar. Jika terdapat banyak data kembar, maka digunakan rumus berikut: dimana : R(X) = Ranking nilai X R(Y) = Ranking nilai Y
2. Bandingkan nilai koefesien korelasi rank sperman (rs) dengan nilai korelasi rank spearman dalam table (rtabel), atau bandingkan nilai p-value (Sig.) pada koefesien korelasi rank sperman (rs) dengan taraf ( nyata)
3. Jika rs > rtabel atau p-value < , maka item tersebut valid dan dapat dijadikan sebagai indikator terhadap dimensi/variabel tersebut. Reliabilitas artinya adalah tingkat keterpercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliabel). Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama intrumen pengukuran yang baik. Kadang-kadang reliabilitas
disebut
juga
sebagai
keterpercayaan,
keterandalan,
keajegan,
konsistensi, kestabilan, dan sebagainya, namun ide pokok dalam konsep reliabilit as adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, artinya sejauh mana skor hasil pengukuran terbebas dari kekeliruan pengukuran (measurement error). Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empiris ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Walaupun secara teoritis, besarnya koefisien reliabilitas berkisar antara 0,00 – 1,00; akan tetapi pada kenyataannya koefisien reliabilitas sebesar 1,00 tidak pernah dicapai dalam pengukuran, karena manusia sebagai subjek pengukuran psikologis merupakan sumber kekeliruan yang potensial. Di samping itu walaupun koefisien korelasi dapat bertanda positif (+) atau negatif (-), akan tetapi dalam hal reliabilitas, koefisien reliabilitas yang besarnya kurang dari nol (0,00) tidak ada artinya karena interpretasi reliabilitas selalu
mengacu
kepada
koefisien
reliabilitas
yang
positif.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam menentukan tingkat reliabilitas suatu alat ukur, salah satunya adalah dengan internal cosistency dengan teknik belah dua (split half) yang dianalisis dengan rumus Spearman-Brown yaitu: x 100% Keterangan: R = nilai koefesien reliabilitas r = nilai korelasi antara item belahan pertama dengan item belahan kedua.
Pengujian validitas dan reabilitas instrument :
1. Reliablitas
Stabilitas o
Test-retest reliability Pada teknik ini kita membagi kuesioner yang sama pada waktu yang berbeda. Misalnya: Pada minggu I ditanyakan: Bagaimana tanggapan saudara terhadap kualitas dosen di Universitas Calibakal ? Pada minggu III ditanyakan: Ditanyakan lagi pada responden yang sama dengan pertanyaan yang sama.
-
Pararel Form reliability Pada teknik ini kita membagi kuesioner kepada responden yang intinya sama akan tetapi menggunakan kalimat yang berbeda: Misalnya: Apakah menurut saudara harga tiket di kereta ini tidak mahal ? Apakah harga di kereta ini telah sesuai dengan pelayanan yang saudara terima ?
Konsistensi
- Interitem consis Tency reliability adalah konsistensi jawaban responden atas semua item quest instrument, diukur dengan korelasi yang tinggi antara masing-masing quest.
- Split half menunjukkan korelasi antar dua bagian quest dan diukur dengan koef korelasi yang tinggi dari dua kelompok tersebut.
2. Validitas
Validitas Internal digunakan untuk menjawab pertanyaan apakah penelitian sudah menggunakan konsep yang seharusnya (actually). Validitas internal biasanya membantu mengatasi kelemahan validitas eksternal. 1. Content Validity Jika instrumen yang digunakan dianggap cukup mencakup topik yang sudah didefinisikan sebagai dimensi dan elemen yang menggambarkan konsepnya. untuk mengukur validitas instrumen ini biasanya menggunakan judgement ahli (panel evaluation). Mis: imej perusahaan dengan dimensi opini masyarakat atas tanggung jawab sosialnya. 2.Criterion-related validity Digunakan untuk mengukur perbedaan-perbedaan individual berdasarkan kriteria yang digunakan. Validitas concurent (serentak) terjadi ketika skala yang ditetapkan dapat membedakan individual yang telah diketahui berbeda sehingga skor utk masing-masing instrumen seharusnya juga berbeda. Diukur dengan koef korelasi hasil uji kelompok yang berbeda harus menunjukkan korelasi yang rendah. Validitas Predictive, menunjukkan kemampuan instrumen membedakan individu dalam kriteria masa depan, diukur dengan koef korelasi antara skor instrumen pengukur dengan skor hasil masadepan yang seharusnya tinggi.
3.Construct validity Menunjukkan seberapa baik hasil yang diperoleh dari penggunaan instrumen sesuai dengan teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruk. Validitas konvergen terjadi
ketika skor yang dihasilkan oleh dua buah
instrumen yang mengukur konsep yang sama memiliki korelasi yang tinggi. Diukur dengan tingginya koef korelasi dua instrumen. Validitas diskriminan terjadi ketika berdasar teori dua buah variabel diperkirakan tidak berkorelasi dan skor hasil menunjukkan hal yang sama. Diukur dengan analisis faktor.
Validitas Eksternal Bila data yang dicapai dapat digeneralisasi kesemua objek, situasi dan waktu yang berbeda. 1. Pemilihan sampel yang tidak bias. 2. Jumlah Sampel besar 3. Melibatkan banyak situasi 4. Periode waktu yang relatif panjang
1. Contoh Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Contoh perhitungan korelasi butir untuk soal bentuk uraian dengan skor butir kontinum. Uji Validitas :
Jika skor butir instrumen atau soal tes kontinum (misalnya skala sikap atau soal bentuk uraian dengan skor butir 1-5 atau skor soal 0-10) dan diberi simbol Xi dan skor total instrumen atau tes diberi simbol X t, maka rumus yang digunakan untuk menghitung koefesien korelasi antara skor butir instrumen atau soal dengan skor total instrumen atau skor total tes adalah sebagai berikut: Keterangan: r it = koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total. xi = jumlah kuadrat deviasi skor dari X i xt = jumlah kuadrat deviasi skor dari X t Data hasil uji coba adalah sebagai berikut: Nomor Responden
Nomor Butir Pertanyaan
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
1
5
4
3
5
3
5
3
28
2
5
4
3
4
3
4
3
26
3
4
4
2
4
3
4
3
24
4
4
3
3
3
4
3
4
24
5
5
5
3
4
5
5
4
31
6
3
3
2
3
2
3
1
17
7
3
3
2
3
2
2
2
17
8
3
2
2
3
2
2
2
16
9
2
2
1
2
1
2
1
11
10
2
1
1
1
1
1
1
8
Jumlah
36 31 22 32 26 31 24 202
Penyelesaian: Untuk n=10 dengan alpha sebesar 0,05 didapat nilai table r=0,631. Karena nilai koefesien korelasi antara skor butir dengan skor total untuk semua butir lebih besar dari 0,631, maka semua butir mempunyai korelasi signifikan dengan skor total tes. Dengan demikian maka semua butir tes dianggap valid atau dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar. Uji reliabilitas :
Dari soal diatas, selanjutnya akan dihitung koefesien reliabilitas dengan menggunakan rumus koefesien Alpha, yaitu: Keterangan: r ii = koefisien reliabilitas tes k = cacah butir = varian skor butir = varian skor total Koefisien reliabilitas dari contoh diatas dapat dihitung dengan cara pertama-tama dihitung varian butir sebagai berikut: Nomor butir Varian Butir
1
1,24
2
1,29
3
0,56
4
1,16
5
1,44
6
1,69
7
1,24
Jumlah
8,62
Jadi koefesien reliabilitas tes (dengan 7 butir) pada contoh diatas adalah 0,97.
2. Contoh Perhitungan Korelasi Butir untuk Soal Bentuk Objektif Uji Validitas :
Jika skor butir soal diskontinum (misalnya soal bentuk objektif dengan skor butir soal 0 atau 1) maka kita menggunakan koefesien korelasi biserial dan rumus yang digunakan untuk menghitung koefesien korelasi biserial antara skor butir soal dengan skor total tes adalah: Keterangan: r bis(i)
= koefesien korelasi beserial antara skor butir soal nomor i dengan
skor total X1
= rata-rata skor total responden yang menjawab benar butir soal
nomor i Xt
= rata-rata skor total semua responden
st
= standar deviasi skor total semua responden
pi
= proporsi jawaban yang benar untuk butir soal nomor i
qi
= proporsi jawaban yang salah untuk butir soal nomor i
Contoh hasil uji coba adalah sebagai berikut: Nomor Responden
Nomor Butir Pertanyaan
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
1
1
1
1
1
0
0
0
4
2
1
1
0
1
1
1
0
5
3
0
1
1
1
0
0
0
3
4
1
1
0
0
0
0
0
2
5
0
1
0
0
0
0
0
1
6
1
1
1
1
1
1
1
7
7
1
1
1
1
1
1
0
6
8
0
0
0
0
0
0
0
0
9
1
1
0
0
1
0
0
3
10
1
1
1
1
1
0
0
5
Jumlah
7
9
5
6
5
3
1
36
Xt = 3,60 St = 2,107 Nomor Butirr-butirr-tabelStatus
1
0,70
0,63
Valid
2
0,57
0,63
Tidak valid
3
0,66
0,63
Valid
4
0,81
0,63
Valid
5
0,76
0,63
Valid
6
0,75
0,63
Valid
7
0,54
0,63
Tidak valid
Ternyata dari tujuh butir soal tes ada 5 butir yang valid dan dua butir tidak valid. Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan untuk menghitung koefesien antara skor butir dengan skor total baru (5 butir), seba gai berikut: Data hasil uji coba adalah sebagai berikut: Nomor Responden
Nomor
Butir
Pertanyaan
Jumlah
1
3
4
5
6
1
1
1
1
0
0
3
2
1
0
1
1
1
4
3
0
1
1
0
0
2
4
1
0
0
0
0
1
5
0
0
0
0
0
0
6
1
1
1
1
1
5
7
1
1
1
1
1
5
8
0
0
0
0
0
0
9
1
0
0
1
0
2
10
1
1
1
1
0
4
Jumlah
7
5
6
5
3
26
Xt = 2,6 St = 1,8 Untuk n = 10 dengan alpha sebesar 0,05 didapat nilai table r = 0,631. Karena niai koefesien korelasi biserial antara skor butir dengan skor total untuk semua butir lebih besar dari 0,631, maka semua butir mempunyai korelasi biserial yang signifikan dengan skor total tes. Dengan demikian maka semua butir tes (5 butir) dianggap valid atau dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar.
Uji Reliabilitas :
Selanjutnya akan dihitung koefesien reliabilitas dengan menggunakan rumus KR-20, sebagai berikut: Keterangan: r ii = koefesien reliabilitas tes k = cacah butir piqi = varian skor butir pi
= proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i
qi = proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i = varian skor total Koefesien reliabitas dari contoh diatas adalah:
Pertama-tama dihitung varian butir (p iqi) sebagai berikut: Nomor butirpi
qi
piqi
1
0,7
0,3
0,21
3
0,5
0,5
0,25
4
0,6
0,4
0,24
5
0,5
0,5
0,25
6
0,3
0,7
0,21
Jumlah
1,16
St = 3,24 Jadi koefesien reliabilitas tes (dengan 5 butir) pada contoh diatas adalah 0,80.
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bila dikaji secara umum, persyaratan minimal yang lazim dimiliki oleh instrumen yang dibuat adalah alat ukurnya harus memiliki minimal dua keunggulan, yakni validitas dan reliabilitas. Validitas dan reliabilitas lazim diperlukan bila instrumen yang dibuat merupakan instrumen baru dan belum pernah digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Karena biasanya instrumen baru secara umum belum memiliki validitas dan reliabilitas. Validitas dan reliabilitas lazim diujikan jika instrumen baru itu masih belum memiliki validitas dan reliabilitas yang belum terukur. Dengan demikian, jika alat ukur yang digunakan mampu memberikan informasi yang sesungguhnya tentang apa yang kita inginkan untuk diukur dinamakan valid. Atau dengan kata lain, instrumen yang dipakai dalam penelitian memiliki validitas yang baik. B. SARAN
1. Seorang peneliti sebaiknya menggunakan alat pengukuran data yang valid dan reliabel dalm mengadakan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA Hamang, Abdul (2005) Metode Statistika, Yogyakarta: Graha Ilmu Sugiyono (2003) Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta Santoso, Singgih (2003) Mengatasi Berbagai Masalah Statistik , Jakarta:Gramedia.
View more...
Comments