Makalah Tugas JIG Dan FIXTURE
January 10, 2019 | Author: Alvin Mustafi Rochman | Category: N/A
Short Description
Makalah Materi JIG dan FIXTURE...
Description
MAKALAH JIG DAN FIXTURE
Disusun oleh : 1. Alvin Mustafi Rochman
(1523850)
2. Ridhi Syam Kurniawan
(1523825)
3. Hendri Wiguna
(1523845)
4. Dwi Santoso
(1523841)
Dosen Pengajar : Agus Widodo, ST
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI POLITEKNIK META INDUSTRI CIKARANG 2017
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Dalam dunia pemesinan, seorang mekanik dituntut untuk ahli dalam membuat komponen-komponen mesin yang mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Mekanik sering mengalami kendala pada komponen mesin yang harus dibuat dimana mempunyai bentuk yang sulit untuk pengerjaanya dengan menggunakan mesin konvensional.
Seorang
perancang
saat
merancang
suatu
komponen
harus
mempertimbangkan bagaimana benda kerja itu berfungsi dan juga dapat dibuat meskipun bentuknya sangat sulit. Perancangan alat bantu produksi sangat dibutuhkan untuk memecahkan masalah yang ditemui oleh mekanik. Dalam merancang alat bantu produksi, seorang perancang juga harus mengetahui kebutuhan pemesinan untuk membuat alat tersebut. Sering kali dijumpai suatu komponen menggunakan lebih dari satu mesin dalam pembuatannya. Biasanya sebelum dimesin, benda tersebut dibuat dengan metode casting untuk membentuk bagian yang susah dimesin kemudian difinishing dengan mesin konvensional misalkan mesin bubut (Turning (Turning ), ), mesin frais ( Milling ), ), mesin gurdi ( Drill ), ), dan sebagainya. Alat bantu produksi produksi diharapkan dapat mempermudah mekanik dalam pembuatan komponen komponen tersebut.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah Laporan Tugas Merancang Fixture Merancang Fixture dan dan Jig Jig adalah adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana merancang Turning Fixture for 50 ∅ bore and 70 ∅ face.
2.
Bagaimana merancang Milling merancang Milling Fixture (a) 24∅ bosses (b) 25 x 90 pad.
3.
Bagaimana merancang Drill merancang Drill Jig for 10∅ , 12∅ holes.
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin penulis capai adalah : 1. Merancang Turning Fixture for 50 ∅ bore and 70 ∅ face. 2. Merancang Milling Merancang Milling Fixture (a) 24∅ bosses (b) 25 x 90 pad. 3. Merancang Drill Merancang Drill Jig for 10∅ , 12∅ holes.
D. Metodologi
Penulisan makalah ini dilakukan berdasarkan metode-metode sebagai berikut : 1. Analisis Kebutuhan Alat Menentukan jenis alat yang dibutuhkan untuk membuat komponen Jig dan Fixture sesuai dengan bentuk benda supaya bisa dikerjakan oleh mesin. 2. Desain Alat Setelah menentukan jenis – jenis mesin dan alat – alat bantu produksi langkah selanjutnya adalah mendesain alat bantu produksi dengan bantuan software Autocad. 3. Pembuatan Alat Langkah selanjutnya adalah proses pembuatan alat bantu produksi.
E. Sistematika Laporan
Untuk mempermudah dalam memahami isi laporan ini, maka penulis membaginya dengan sistematika sebagai berikut : BAB I
: PENDAHULUAN
Berisikan tentang uraian latar belakang, perumusan masalah, tujuan, metodologi, dan sistematika laporan. BAB II
: ANALISIS DAN PERANCANGAN
Berisikan mengenai analisis kebutuhan pemesinan dengan fixture, desain konstruksi fixture, analisis kebutuhan pemesinan dengan jig, dan desain konstruksi jig. BAB III
: PENGENALAN
Definisi, tujuan dan kegunaan Fixture dan Jig BAB IV
: CARA KERJA
Berisikan tentang cara kerja Fixture dan Jig . BAB V
: PENUTUP
Berisikan tentang kesimpulan dari hasil rancangan al at bantu produksi dan saran-saran yang ditujukan berbagai pihak. LAMPIRAN
BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN
2.1
Analisis Kebutuhan Pemesinan dengan Fixture
2.1.1
Turning Fixture Dalam pengerjaan benda kerja yang mempunyai bentuk tidak silindris
sempurna dengan mesin bubut ditemukan kendala yang amat berarti. Diperlukan alat bantu yang bisa digunakan untuk mencekam benda kerja yang mempunyai bentuk yang tidak silindris sempurna. Penulis membuat alat bantu produksi mesin bubut yang tersusun atas gabungan antara chuck, V-Block, dan klem. V-Block digunakan untuk mencekam bentuk silinder yang digunakan sebagai datum dalam pemasangan benda kerja agar diperoleh ukuran yang sama disetiap benda kerja. Sedangkan klem digunakan sebagai pencekam pendukung agar benda kerja tidak lepas dan kedudukan benda kerja tetap pada saat pengerjaan pemesinan. Turning Fixture ini digunakan untuk membuat lubang ∅ 50(mm) pada benda kerja dan membubut muka ∅70(mm). 2.1.2
Milling Fixture Benda kerja yang telah dibubut kemudian dimilling untuk mengerjakan 24∅
bosses dan 25 x 90 pad. Untuk membuat bagian tersebut maka dibuatlah alat bantu produksi Milling Fixture. Penulis menggunakan mesin frais horizontal untuk membuat benda kerja. Desain Milling Fixture untuk mengerjakan 24∅ bosses merupakan ragum dengan sedikit modifikasi dengan penambahan dua buah pin yang terpasang pada Fixed Block yang digunakan sebagai penahan benda kerja pada bagian sirip agar tidak bergerak saat dilakukan pemakanan. Sedangkan untuk mengerjakan 25 x 90 pad digunakan mesin frais vertical. Milling Fixture yang digunakan yaitu plat yang dipasangi pin bulat dimana pin tersebut digunakan untuk menahan benda kerja pada lubang poros agar benda tetap pada tempatnya. Kemudian pin persegi digunakan untuk menahan benda kerja pada sirip agar tidak bergerak saat pemesinan.
2.2
Desain Konstruksi Fixture
Turning Fixture a
Face Plate Pembuatan Face Plate dikerjakan dengan lathe machine (mesin bubut) dan milling machine (mesin frais).
Langkah Kerja untuk membuat Face Plate : 1. Periksa benda kerja pada ukuran yang sesuai. 2. Cekam benda kerja pada chuck mesin bubut untuk mengerjakan pembubutan muka dan pelubangan benda kerja sesuai dengan ukuran yang tertera pada gambar kerja. 3. Lakukan proses pembubutan. 4. Setelah proses pembubutan selesai pindahkan benda kerja untuk dikerjakan pada mesin freis untuk membuat T-Slot sesuai dengan gambar kerja.
b
Klem
Langkah Kerja untuk membuat Klem : 1. Periksa benda kerja pada ukuran yang sesuai. 2. Gambar pola sesuai dengan gambar kerja pada benda kerja. 3. Cekam benda kerja pada ragum di atas meja mesin freis. 4. Lakukan proses pemakanan benda kerja mengikuti pola dan ukuran yang tertera pada gambar kerja. 5. Setelah benda kerja selesai dimesin, benda kerja dikeraskan.
Milling Fixture a. Poros ulir
Pembuatan poros ulir dimulai dengan membubut muka dan rata hingga sesuai dengan ukuran yang di inginkan, kemudian diulir dan dikikir pada salah satu ujungnya kurang lebih 10 (mm) hingga membentuk segi empat dan di chamfer 1 (mm)
b. Plat Penahan
Untuk pembuatan plat penahan yaitu digunakan mesin milling menggunakan cutter endmill sesuai dengan ukuran yang di inginkan sehingga terbentuk benda sepert i gambar, kemudian untuk pembuatan alur dari ekor burung digunakan cutter yang sesuai. c. V- block
Langkah Kerja untuk membuat V-Block pada Mesin Sekrap : No.
Langkah Kerja
1.
Periksa ukuran benda kerja sesuai dengan ukuran.
2.
Gambarlah pola pada benda kerja.
3.
Cekam benda kerja dengan menggunakan ragum ulir ganda pada meja mesin.
4.
Atur langkah memanjang lengan mesin. Lakukan gerak pemakanan. Untuk mengurangi benda kerja dengan cepat gunakan pahat kasar.
5.
Lakukan pemakanan profil V sampai mendekati gambar pola sekitar 1 (mm).
6.
Ganti pahat kasar dengan pahat alur untuk membuat alur.
7.
Lakukan pemakanan alur sampai kedalaman yang diinginkan.
8.
Gantilah pahat alur dengan pahat halus untuk menghaluskan permukaan. Periksa jarak pahat dengan benda kerja agar pahat nantinya tidak menabrak benda kerja saat pemakanan.
9.
Kerjakan bidang Vagar permukaan halus sesuai dengan pola tapi tetapi ukuran tetap dilebihkan untuk proses penggerindaan.
Langkah Kerja finishing dengan grinding machine : No.
Langkah Kerja
1.
Periksa ukuran benda kerja sesuai dengan ukuran.
2.
Cekam benda kerja dengan menggunakan magnetic chuck
3.
Atur langkah memanjang dan melintang meja mesin. Gerinda bidang I hingga rata.
4.
Balikan benda kerja, dan cekam kembali dengan menggunakan magnetic chuck. Atur langkah memanjang dan melintang dengan mengikuti langkah (3). Gerinda bidang II hingga mencapai ukuran (c).
5.
Cekam benda kerja dengan menggunakan ragum presisi, (bidang III ada di atas).
6.
Gerinda bidang III hingga rata. Kerjakan bidang IV dengan mengikuti langkah (4).
7.
Cekam benda kerja dengan menggunakan ragum presisi (bidang V ada diatas). Periksa kesikuan antara bidang dasar ragum dengan bidang sisi benda kerja. Gunakan siku presisi, gerinda bidang V hingga rata.
8.
Kerjakan bidang VI dengan mengikuti langkah (4).
Periksa ukuran benda kerja dan hilangkan bagian yang tajam. 9.
Cekam benda kerja dengan menggunakan magnetic V-Block untuk pengerjaan miring.
10.
Atur posisi meja hingga semua bidang yang akan digerinda terjangkau oleh gerinda. Atur langkah memanjang dengan mengikuti langkah (3). Gerinda bidang miring sesuai dengan perhitungan yang didapat.
11.
Kerjakan bidang miring yang lainnya dengan mengikuti langkah (10).
12.
Periksa ukuran benda kerja dan berihkan bagian yang tajam
d. Blok Tetap
Pembuatan Blok Tetap ( Fixed Block ) dengan menggunakan mesin frais ( Milling Machine) sesuai dengan ukuran dan langkah-langkah bebas tergantung dari kemampuan mekanik.
e. Milling fixture untuk proses perataan pad
Cara pembuatan miliing fixture seperti gambar diatas dengan menggunakan mesin frais yang kemudian dilubangi pada bagian tertentu untuk pemasangan pin seperti pada gambar.
2.3 Analisis Kebutuhan Pemesinan dengan Jig
Dalam pembuatan benda kerja secara masal diperlukan alat bantu yang digunakan untuk membuat lubang yang mempunyai ukuran yang presisi agar diperoleh toleransi geometik yang terkecil. Untuk itu penulis merancang alat bantu produksi Drilling Jig untuk memperoleh hasil yang presisi.
2.4
Desain Konstruksi Jig
a. Alas
Alas yang digunakan sama seperti Milling Fixture hanya saja tidak dipasangi pin bulat agar mempermudah tangan dalam memasukkan benda kerja ke dalam Drilling Jig. b. Plat Penutup
Bagian ini digunakan sebagai pedoman untuk melubangi banda kerja karena terdapat lubang yang digunakan sebagai jalan masuknya pahat bor. Bagian ini dibuat dengan mesin frais dengan ukuran yang telah ditunjukkan pada gambar kerja.
c. Drill Bus
Drill Bus digunakan untuk melindungi lubang yang digunakan sebagai pedoman dalam melubangi benda kerja. Bagian ini merupakan komponen standar yang bisa ditemukan di toko dengan ukuran diameter yang diinginkan sesuai diameter mata bor. d. Drilling Jig untuk Ø10 (mm)
Gambar diatas merupakan gambar assembling dari drilling jig. Bagian alas ini ditunjukkan pada nomor 1 pada Drilling Jig yang digunakan untuk meletakkan benda kerja sekaligus untuk menahan benda dengan tangan agar benda tidak bergerak. Bagian ini dikerjakan dengan mesin frais sesuai ukuran pada gambar kerja dan dilubangi untuk tempat baut pin pada ukuran tertentu. Bagian profil U ditujukan pada nomor 2 digunakan sebagai penepat drill bush yang berfungsi sebagai lintasan mata bor agar posisi lubang tetap sama pada benda kerja yang dikerjakan secara massal.
BAB III PENGENALAN Definisi, Tujuan, dan Kegunaan Fixture adalah sebuah alat khusus yang digunakan untuk menempatkan dan menahan dengang kuat sebuah benda kerja dalam posisi yang tepat selama operasi manufaktur. Pada umumnya fixture disertai dengan alat untuk menahan dan menjepit benda kerja. Selain itu, bisa juga memiliki perangkat untuk memandu alat sebelum atau selama operasi. Dengan demikian, jig adalah jenis fixture yang berfungsi untuk menahan alat untuk proses pengeboran dan operasi lainnya. Oleh karena itu, jig bor, biasanya dilengkapi dengan kekuatan yang besar untuk menempatkan , memandu, dan menahan perputaran alat potong. Asal jig dan fixture dapat dilihat dari jam tangan Swiss dan industri jam, setelah terbukti kegunaannya, kemudian mulai dipakai dalam industri pengerjaan logam. Berlawanan dengan kepercayaan yang luas, pengenalan terbaru dari alat-alat mesin N / C tidak menghilangkan kebutuhan untuk fixture, untuk mendapatkan manfaat penuh dari mesin ini maka harus dilengkapi dengan fixture yang lebih sederhana dalam pembuatannya dan pada saat yang sama, lebih canggih dalam menjepit perangkat. Sebuah contoh fixture pada bubut N / C ditampilkan dalam Gambar 1.1.
Gambar 1.1 Badan Pompa Bahan Bakar Pesawat Dipasang dalam Fixture pada Bubut N/C
1 . Tujuan utama dari fixture adalah untuk menempatkan pekerjaan dengan cepat dan akurat , menahan dengan benar dan aman, sehingga memastikan bahwa semua bagian
yang diproduksi dengan fixture yang sama akan menghasilkan batas-batas yang ditentukan. Dengan cara ini ketepatan dan pertukaran bagian-bagian alat ter sedia. 2 . Hal ini juga mengurangi waktu pengerjaan di berbagai tahapan operasi, pengaturan dan pengerjaan penjepitan, dalam penyesuaian alat potong untuk ukuran yang dibutuhkan, dan selama operasi pemotongan sendiri dengan membiarkan beban berat karena dengan dukungan kerja yang lebih efisien . 3 . Ini berfungsi untuk menyederhanakan operasi yang rumit sehingga lebih murah, tenaga kerja tidak terampil dapat digunakan untuk melakukan operasi yang sebelumnya dilakukan oleh mekanik yang terampil. Jig dan fixture memperluas kapasitas peralatan mesin standar untuk melakukan operasi khusus, dan dalam banyak kasus memungkinkan untuk menggunakan yang biasa atau disederhanakan, dan karena itu lebih murah, malah mesin tidak semahal mesin standar. Dengan kata lain, mesin itu berubah dari peralatan mesin polos dan sederhana menjadi alat produksi tinggi dan mengkonversi mesin standar menjadi setara dengan peralatan khusus. 4 . Dengan mempertahankan atau bahkan meningkatkan pertukaran bagian mesin, jig atau fixture berpengaruh terhadap pengurangan yang signifikan dalam biaya perakitan, pemeliharaan, dan penyediaan berikutnya dari suku cadang.
Dengan demikian, jig dan fixture mengurangi biaya dan meningkatkan potensi mesin standar dan kualitas bagian-bagian yang dihasilkan. Jig dan fixture merupakan perwujudan dari prinsip transformasi keterampilan . Keterampilan dari pengrajin, desainer, dan insinyur berpengalaman secara permanen digunakan untuk pembuatan fixture dan selanjutnya dibuat tersedia untuk operator terampil . Salah satu tujuan penting adalah untuk merancang fixture sedemikian rupa agar membuatnya dengan sangat mudah, sehingga akan berguna terhadap keamanan tambahan bagi operator serta untuk pekerjaan.
Aplikasi dan Klasifikasi J igs dan F ixtures
Tempat yang tepat untuk jig dan fixture adalah produksi massa, di mana output dalam jumlah besar menawarkan banyak kesempatan untuk pemulihan investasi yang dibutuhkan. Namun, keuntungan dalam penggunaan jig dan fixture yang begitu besar dan sangat bervariasi, bahwa perangkat ini juga secara alami dalam produksi suku cadang dalam jumlah terbatas serta begitu pula proses manufaktur di luar mesin toko, dan bahkan di luar dari industri pengerjaan logam. Kebanyakan masalah geometri dan
dimensi yang dihadapi dalam pesawat dan industri rudal sangat mempercepat perluasan penggunaan jig dan fixture. Dalam bengkel mesin, jig dan fixture digunakan untuk operasi berikut : boring, menggerek, pengeboran,
penggilingan, pengasahan,
pemutaran, memukul-mukul, Milling, Perencanaan, Profiling, pelebaran, pemotongan, pembentukan, pelubangan, Spotfacing, pen yadapan, dan pembelokan. Klasifikasi sistematis fixture mesin sesuai dengan karakteristik operasi yang ditunjukkan pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Klasifikasi Fixture Mesin PERMUKAAN MESIN Gerak Rotasi
Gerak Garis Lurus Pemotong Satu Titik
Fixture Mesin Bubut
Perencanaan, Pembentukan, dan Pelubangan Fixture Pemotong Banyak Titik
Fixture Penggilingan untuk Bentuk
Fixture Penggilingan untuk Bentuk Garis
Bundar
Lurus
Fixture untuk Gerinda Bundar
Fixture Penggerek Fixture Permukaan Gerinda Fixture Gergaji LUBANG MESIN
Pemotong Satu Titik
Pemotong Banyak Titik
Jig Bor
Jig Pengeboran Jig Pemukulan Jig Pelebaran Jig Pengasahan dan Pelipatan
Di luar bengkel mesin, fixtures bisa diterapkan untuk keuntungan: Perakitan, Pelenturan, Pengelasan, Pemanasan, Pemeriksaan, Pengelingan, Pematrian, Pengujian , dan Pengelasan. Fixture tersebut dapat dicirikan sebagai fixture kerja manual dan bisa diklasifikasikan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.2. Buku ini pada dasarnya menawarkan desain jig dan fixture untuk digunakan pada peralatan mesin potong logam. Aplikasi di luar bagian ini akan ditampilkan dengan beberapa contoh karakteristik.
Desain dan Ekonomi
Jig dan fixture adalah alat khusus dalam artian bahwa setiap alat umumnya dirancang dan dibuat khusus untuk membuat satu bagian saja dan hanya satu operasi pada bagian itu. Ada pengecualian penting untuk aturan umum ini. Cukup sering jig bor dibuat untuk memungkinkan urutan operasi yang akan dilakukan di satu lokasi, seperti pengeboran diikuti dengan menekan atau reaming, atau pengeboran untuk diameter yang lebih besar, atau pengeboran diikuti oleh countersinking atau pengeboran, dan lain-lain. Fixture dapat dirancang dengan sisipan yang dapat dipertukarkan atau disesuaikan, sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk beberapa bagian dari bentuk dan dimensi yang sedikit dimodifikasi. Konsep ini mengarah secara logis ke " fixture yang universal, meskipun" universal" mungkin berlebihan. Sebuah fixture universal dibangun dari blok bangunan yang dirakit pada dasar plat biasa untuk membentuk fixture untuk satu operasi tertentu. Setelah penggunaannya selesai, itu dibongkar dan kemudian dipasang kembali ke pengaturan yang baru dan berbeda. Fixtures universal dan jig ini dan jenis lainnya tersedia secara komersial. Peralatan ini mungkin kurang kaku dari perlengkapan desain sat u potongan tetapi di sisi lain memiliki keunggulan ekonomis untuk produksi jangka pendek karena komponennya dapat digunakan kembali.
Tabel 1.2 Klasifikasi Fixture Kerja Manual Tujuan
Jenis
Operasi Persiapan
Fixture Tata Letak
Operasi metalurgi
Fixture Pemanasan Fixture Pendinginan
Operasi Penggabungan
Fixture Pengelasan Fixture Pematri Fixture Pengelingan Fixture Jahitan Kawat Fixture Pengerut Fixture Perakitan
Kontrol Kualitas
Fixture Pemeriksaan Fixture Pengukuran
Fixture Percobaan Tekanan
Hal ini umumnya tidak terjadi dengan jig dan fixture biasa dari desain khusus. Pembongkaran dan penggunaan kembali komponen biasanya tidak layak secara ekonomi, dengan demikian ketika produksi selesai, bia ya perkakas harus diperkirakan, sehingga ada kelebihan dan keuntungan. Karena sifat khusus dari alat ini, desainnya beragam seperti bagian-bagian yang dibuat. Ada keraguan lagi tidak ada dua fixture identik di seluruh dunia. Oleh karena itu desain alat-alat ini merupakan tugas yang menantang imajinasi kreatif dan menarik perancang dengan pengalaman dan kecerdikan. Namun demikian , desain fixture bukanlah tugas yang hanya diperuntukkan bagi orang jenius . Hal ini ditentukan oleh aturan, dan aturan ini bisa dipelajari, dikuasai, dan dipraktekkan oleh orang pada umumnya. Seperti dibuktikan oleh struktur buku ini, bahwa banyaknya berbagai konfigurasi yang mungkin untuk fixture dapat dibagi lagi menjadi kelompok dengan bentuk yang sama, kelompok dapat didefinisikan dan diklasifikasikan, klasifikasi dapat menjadi sistematis, dan setiap subbagian sistem dapat dievaluasi untuk sifat baik dan buruk, dan karenanya ditugaskan ke area aplikasi optimal. Proses desain dibuat bahkan untuk tingkat yang lebih tinggi. Hal ini diatur oleh logika, prosedur setiap langkah yang teruji waktu dan mengarah ke hasil akhir yang bermanfaat. Ini adalah buku resep masak. Dengan demikian, mendukung pemula, membimbing praktisi berpengalaman, dan bahkan mungkin bantuan untuk ahli. Setiap desain mekanik tidak lengkap tanpa dokumentasi integritas struktural, yaitu survei dari beban yang bekerja pada struktur, dan analisis yang menyatakan bahwa tekanan dan deformasi dari beban ini tetap dalam batas yang ditentukan, seperti didefinisikan oleh faktor-faktor keamanan yang diakui dan toleransi ketepatan. Akibat untuk tak berukuran adalah kerusakan atau bengkokan fixture tersebut dan jelas diamati. Bahkan seperti beberapa kasus akan menjadi pelajaran bagi departemen desain dan hasil dalam peningkatan standar ketebalan. Akibat untuk fixture yang tak terukur adalah "hanya" berat yang berlebihan, yang lebih mungkin untuk tidak diketahui. Setiap kegiatan desain tidak harus melupakan fakta bahwa tujuan fixture adalah ekonomis. Setiap tugas desain akan memiliki berbagai solusi ekonomi operasional dengan derajat yang berbeda, suatu masa manfaat yang berbeda, dan biaya yang
berbeda. Faktor penentu yang harus selalu dipertimbangkan adalah jumlah bagian yang akan diproduksi.
Contoh Khas Sebelum masuk pada pembahasan rinci desain fixture, contoh fixture yang berbeda akan ditampilkan dan dijelaskan. Peralatan ini telah dipilih untuk mewakili dua jenis karakteristik perlengkapan yaitu fixture dan jig bor . Selain itu, hal ini menunjukkan sejumlah besar detail yang khas dan dengan demikian menjadi contoh pengantar untuk mata pelajaran berikutnya.
Gambar 1.2 Jenis Utama Fixture. (Atas) Fixture Penggilingan (Bawah) Jig Bor.
Dua jenis utama ditunjukkan secara skematis pada Gambar 1.2. Masing-masing sketsa menunjukkan bagian yang khusus untuk operasi, disertai pada tombol dan dijepit oleh perangkat penjepit sesuai untuk tujuan tersebut. Perbedaan utama antara kedua jenis ini terletak pada alat untuk mendapatkan kontrol ukuran. Di fixture penggilingan (Gambar 1.2a), posisi relatif antara pemotong dan pengerjaan pada awalnya ditemukan melalui blok pengaturan alat 1, ditampilkan ke kiri dan dari sana keakuratan kerja tergantung pada keakuratan dan kekakuan alat mesin. Dalam bor jig (Gambar l.2b), alat (bor sentuhan) diposisikan oleh bor sebelum dimulainya pemotongan, dan panduan
dijaga selama proses pemotongan. Dengan demikian, hubungan cutter untuk bekerja adalah mandiri dalam jig. Alasan untuk kebutuhan panduan adalah fakta yang terkenal bahwa bor adalah alat yang relatif sangat fleksi bel, sedangkan pemotong penggilingan tidak. Fixture ditunjukkan pada Gambar 1.3 adalah fixture penggilingan. Bagian yang akan digiling adalah golongan datar 1 / dari bentuk sudut, dengan ikat flens persegi panjang 2. Permukaan untuk mesin adalah permukaan akhir kaki pendek dari sudut. Panjang total fixture adalah sekitar 18 inci ( 460 mm ), beratnya sekitar 90 pon ( 40 kg ). Ini adalah fixture ukuran yang sangat normal da n dapat digunakan pada setiap mesin penggilingan kecuali yang sangat kecil. Bagaimanapun diperlukan dua orang untuk mengangkatnya dengan aman di atas meja, tapi benda yang cukup progresif untuk memanfaatkan fixture yang dirancang dengan baik seperti ini, mungkin tidak akan tergantung pada tenaga manusia untuk pekerjaan mengangkat, tapi akan menyediakan peralatan angkat. Setelah fixture diposisikan pada meja, tidak harus dipindah lagi dan diturunkan. Ukuran dan berat bagian yang akan dipotong tidak akan masalah.
Gambar 1.3 Sebuah Fixture Penggilingan Khas yang Dirancang dengan Penerapan Luas dari Komponen yang Tersedia
Badan fixture 3 dirancang agak kokoh untuk pengecoran, meskipun bisa dilubangi di beberapa tempat, penghematan berat tidak penting dalam kasus ini dan hanya akan diimbangi dengan peningkatan pola dan bia ya cetak. Permukaan flens sudah ada di mesin dalam operasi sebelumnya, oleh karena itu, lokasi di empat tombol 4 tidak menghasilkan kelebihan. Ujung kiri ekstrim dari golongan didukung pada satu titik hanya dengan cara sliding rest 5 dioperasikan oleh penyedot 6 dan tombol 7. Sisanya ini dibawa ke dalam kontak setelah benar-benar selesai. Flens ini terletak pada dua pin peletak 8 yang memproyeksikan ke dalam lubang countersunk di bawah flange . Selain itu, tambahan, disesuaikan dukungan 9 yang disediakan terhadap proyeksi kecil di belakang sudut untuk mengambil dorongan dari cutter 10; akhir penggilingan standar. Dua kepitan tali lurus 11 dan 12 , tersedia, keduanya dioperasikan dengan tangan, yang di sebelah kiri adalah sekrup aktif, yang di sebelah kanan adalah bubungan aktif. Fixture sejalan dengan T - slot dalam tabel dengan Kunci 13 dan juga memiliki lugs 14 untuk menahan baut. Lugs berbentuk C untuk memudahkan penyisipan baut sehingga fixture tidak harus diangkat setelah ditempatkan di atas meja. Fitur karakteristik utama fixture ini adalah penggunaan sistematis perangkat tindakan cepat untuk aplikasi penahan dan menjepit. Perlu dicatat bahwa tidak ada kunci pas atau kunci yang diperlukan dan bahwa sejumlah besar bagian-bagian tersedia secara komersial.
BAB IV CARA KERJA ALAT
3.1
Cara Kerja Fixture
a.
Turning Fixture Adalah alat bantu produksi untuk mendukung benda kerja yang sulit dicekam
oleh rahang pada chuck biasa pada mesin bubut agar mudah untuk proses pemesinan. Untuk pengerjaan benda kerja ini kita menggunakan turning fixture berupa Face Plate dan Klem sebagai pengganti Chuck . Pada pengerjaan benda kerja ini Face Plate dibuat sedemikian rupa seperti pada gambar yang digunakan sebagai tempat dimasukkannya benda kerja yang berbentuk silinder dimana bagian ini digunakan sebagai pedoman agar benda kerja tepat pada sumbunya. Sedangkan Klem kita gunakan untuk mendukung benda kerja yang berbentuk tirus agar tidak terlepas dari Face Plate saat spindle berputar. Setelah benda kerja tercekam pada Face Plate dan telah ditentukan titik pusat poros dari benda kerja selanjutnya dilakukan proses pembubutan yaitu melubangi benda kerja pada diameter 50 (mm) dan pebubutan muka ( facing) pada permukaan berdiameter 70 (mm) kedua sisi agar mendapatkan ukuran panjang 90 (mm). Apabila ukuran dari benda kerja telah tercapai, benda kerja dilepas dari Face Plate untuk proses pemesinan selanjutnya.
b.
Milling Fixture Adalah alat bantu produksi untuk mendukung benda kerja agar mudah dicekam
oleh pencekam benda kerja pada saat proses milling. Untuk pengerjaan benda kerja ini kita menggunakan milling fixture berupa : 1. Untuk pengerjaan ∅24 bosses kita menggunakan ragum yang dibantu oleh V-Block sebagai landasan benda kerja dan Pin berbentuk segiempat untuk menahan benda kerja agar tidak bergerak. 2. Untuk pengerjaan 25 x 90 pads kita menggunakan pin bulat sebagai alat penahan benda kerja yang sudah dilubangi pada diameter 50 (mm) sebelumnya dan pin berbentuk segiempat untuk menahan benda kerja agar posisi benda kerja tidak bergeser kearah samping.
Cara kerja dari milling fixture ini adalah menjepit benda kerja agar tidak bergerak dan dalam keadaan yang mantap. Mesin yang kita gunakan dalam pengerjaan benda kerja adalah mesin frais horizontal. Pada pengerjaan ∅ 24 bosses, benda kerja ditempatkan di atas V-Block sebagai landasan bentuk silinder. Kemudian 2 buah Pin segiempat digunakan untuk menahan sirip benda kerja sehingga benda kerja tidak bergerak. Setelah pengerjaan selesai kemudian benda kerja dilepas dengan mengendurkan ragum dan benda keja ditempatkan pada milling fixture yang kedua. Pada pengerjaan 25 x 90 pads, Pin bulat dimanfaatkan untuk menahan benda kerja pada lubang silinder. Agar benda kerja tidak bergerak saat dimesin maka sirip pada benda kerja ditahan dengan 2 buah Pin segiempat.
3.2
Cara Kerja Jig
Drill Jig digunakan sebagai alat bantu untuk membuat lubang dengan menggunakan mesin bor agar letak lubang tetap sama dalam beberapa kali pemesinan. Dalam pembuatannya kita menggunakan landasan dengan Pin segiempat sebagai penahan sirip agar benda tidak miring, kemudian kita memasang plat yang sudah dipasang Drill Bus sebagai acuan dalam melubangi benda kerja. Plat tersebut dipasang pada landasan dengan menggunakan baut yang dipasang presisi. Pelubangan dilakukan dengan menempatkan benda kerja pada Drill Jig dan ditahan dengan tangan agar benda kerja tidak lepas, kemudian arahkan mata bor ke Drill Bus. Setelah pelubangan selesai lepas kembali benda kerja dan lakukan pelubangan pada bagian yang lainnya dengan cara yang sama.
BAB V PENUTUP
4.1
Kesimpulan
a Jig dan fixture merupakan alat bantu produksi yang digunakan untuk membantu dan mempercepat dalam proses produksi benda kerja secara massal. b
Dalam merancang Jig dan Fixture diperlukan serangkaian analisis dan perhitungan untuk mendapatkan alat yang dapat berfungsi dan dapat dibuat.
c
Kemampuan dan keahlian perancang sangat dibutuhkan untuk merancang alat bantu yang diperlukan.
4.2
Saran
Bagi perancang a. Kreatifitas sangat dibutuhkan untuk merancang alat yang dapat digunakan dan berfungsi seperti yang diinginkan. b. Sebisa mungkin tidak mendesain alat yang sukar dibuat agar mempermudah kerja mekanik. Bagi mekanik (pembuat benda kerja) a. Ketelitian dalam membaca gambar kerja sangat dianjurkan untuk pengerjaan alat bantu yang presisi. b. Ketelitian dalam menggunakan alat ukur agar diperhatikan karena kesalahan s edikit akan mengubah benda kerja yang akan dibuat sehingga tidak presisi.
View more...
Comments