Makalah Titrasi Iodo Dan Iodimetri

April 13, 2019 | Author: Bisma Duta | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Makalah Titrasi Iodo Dan Iodimetri Farmasi...

Description

MAKALAH TITRASI IODO-IODIMETRI

Disusun Oleh : Kelompok 3

I Putu Agus Cahyadi Eka Putra

(171012)

I Putu Bagus Perana Wedantara

(171013)

I Putu Bisma Duta Valenrika

(171014)

I Putu Eka Budiarta

(171015)

Kadek Ayu Dwi Yanthi

(171016)

SEKOLAH TINGGI FARMASI MAHAGANESHA 2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah “Titrasi Iodo-Iodimetri inidapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari  pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. ”

Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Kimia Analis. Harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman  bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 9 Juni 2018

Penyusun

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................. ................................................................... ...........................................i .....................i DAFTAR ISI ............................................. ................................................................... ............................................ ....................................ii ..............ii BAB I PENDAHULUAN .................................... .......................................................... ............................................ .........................iii ...iii 1.1 Latar Belakang ..................................................... ........................................................................... .............................iii .......iii 1.2 Rumusan Masalah ................................................ ....................................................................... .............................iv ......iv 1.3 Tujuan ............................................ .................................................................. ............................................ .............................iv .......iv BAB II PEMBAHASAN ........................................................... ................................................................................. .........................1 ...1 2.1 Pengertian.................................................... .......................................................................... ................................1 ..........1 2.2 Perbedaan Iodometri & Iodimetri ............................................. ...............................................1 ..1 2.3 Penggunaan Metode Titrasi dengan iodimetri-iodometri ...........2 2.4 Aplikasi Titrasi iodo-iodimetri dalam Bidang Farmasi ..............5 BAB III PENUTUP ......................................... ............................................................... ............................................ .............................6 .......6 3.1 Kesimpulan ............................................ .................................................................. ........................................6 ..................6 DAFTAR PUSTAKA .......................................... ................................................................ ............................................ .........................7 ...7

ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Titrasi iodometri dan iodimetri adalah salah satu metode titrasi yang didasarkan pada reaksi oksidasi reduksi. Metode ini lebih banyak digunakan dalam analisa jika dibandingkan dengan metode lain. Alasan dipilihnya metode ini karena perbandingan stoikometri yang sederhana  pelaksanannya praktis dan tidak benyak masalah masal ah dan mudah. (Rivai, 1995: 98) Iodimetri adalah jika titrasi terhadap zat-zat reduktor dengan titrasi langsung dan tidak langsung. Dilakukan percobaan ini untuk menentukan kadar zat-zat oksidator secara langsung, seperti yang kadar terdapat dalam serbuk vitamin C. Titrasi tidak langsung iodometri dilakukan terhadap zat-zat oksidator berupa garam-garam besi (III) dan tembaga sulfat dimana zat-zat oksidator ini direduksi dahulu dengan kalium iodida dan iodin dalam  jumlah yang setara dan ditentukan kembali dengan larutan natrium tiosulfat baku. (Baaset, 1994: 82) Metode titrimetri masih digunakan secara luas karena merupakan metode yang tahan, mudah, dan mampu memberikan ketepatan (presisi) yang tinggi. Keterbatasan metode ini adalah bahwa metode titrimetri kurang spesifik. Titrasi iodometri digunakan untuk menentukan kadar dari zat-zat uji yang bersifat reduktor dengan titrasi langsung. Sedangkan untuk titrasi iodimetri adalah kebalikannya Dalam bidang farmasi metode ini digunakan untuk menentukan kadar zat-zat yang mengandung oksidator misalnya Cl 2, Fe (III), Cu (II) dan sebagainya, sehingga mengetahui kadar suatu zat berarti mengetahui mutu dan kualitasnya. (Rivai, 1995: 93)

iii

1.2 Rumusan Masalah 

Apa yang di maksud dengan iodo-iodimetri?



Bagaimana prinsip iodo-iodumetri?



Apa saja penentuan dengan iodometri dan iodimetri ?



Bagaimana penerapan aplikasi iodo-iodimetri dalam bidang farnasi?

1.3 Tujuan 

Untuk mengetahui pengertian iodo-iodimetri



Untuk mengetahui prinsip iodo-iodimetri



Untuk mengetahui penentuan dengan iodometri dan iodimetri



Untuk mengetahuai peranan iodo-iodimetri

iv

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian

Iodimetri merupakan suatu metode analisis kuantitatif volumetri  berdasarkan redoks dimana senyawa dan pereaksinya bereaksi secara langsung atau sering disebut dengan Direct Titration.

Dalam proses

 penitaran, titran mengoksidasi titrat maka metode ini termasuk dalam oksidimetri dan menggunakan penambahan indikator kanji di awal titrasi. Dalam reaksi redoks harus selalu ada oksidator dan reduktor ,sebab bila suatu unsur bertambah bilangan oksidasinya

(melepaskan

electron ), maka harus ada suatu unsur yang bilangan oksidasinya  berkurang atau turun (menangkap electron) ,jadi tidak mungkin hanya han ya ada oksidator ataupun reduktor. Dalam metoda analisis ini , analat (titrat) dioksidasikan oleh I2 , sehingga I2 tereduksi menjadi ion iodide, dengan kata lain I2 bertindak sebagai oksidator dengan reaksi: I2 + 2 e - → 2 IIKarena iodimetri merupakan suatu penentuan kuantitatif, maka yang dicari adalah jumlah I2 yang bereaksi dengan sample atau terbentuk dari hasil reaksi antara sample s ample dengan ion iodide. Contoh senyawa yang dapat ditetapkan dengan iodimetri adalah : Sn2+, As3+, Zn2+, Hg2+, Pb2+, ion sulfit, glukosa (dan gula-gula  pereduksi lain), vitamin C.

2.2 Perbedaan Iodometri & Iodimetri

Meski Iodometri dan Iodimetri memiliki beberapa persamaan dan juga merupakan termasuk kedalam metoda redoks tetapi keduanya memilki beberapa  perbedaan diantaranya :

1

Iodometri

Iodimetri

Termasuk kedalam Reduktometri

Termasuk kedalam Oksidimetri

Larutan Na2S2O3 (Tio) sebagai penitar (Titran)

Larutan I2 sebagai Penitar (Titran)

Penambahan Indikator Kanji disaat mendekati

Penambahan Indikator kanji saat awal penitaran

titik akhir. Termasuk kedalam Titrasi tidak langsung

Termasuk kedalam Titrasi langsung

Oksidator sebagai titrat

Reduktor sebagai titrat

Titrasi dalam suasana asam

Titrasi dalam suasana sedikit basa/netral

Penambahan KI sebagai zat penambah

Penambahan NaHCO 3 sebagai zat penambah

Titran sebagai reduktor 

Titran sebagai oksidator 

Selain itu juga terdapat beberapa kelebihan kelebihan dan kekurangan kekurangan dari metode iodimetri yaitu sebagai berikut : Kelebihan : 

Penitaran berlangsung lebih cepat karena titrat dan titran langsung  bereaksi.



Penambahan kanji diawal titrasi.



Warna titik akhir lebih mudah teramati dari tidak berwarna menjadi  biru.

Kekurangan : 

Penitarnya mudah terurai oleh cahaya sehingga preparasi contoh harus dilakukan terlebih dahulu.



Pada saat titrasi dikhawatirkan kehilangan ion iod.



Dalam keadaan asam, larutan iod dapat dioksidasi oleh udara

2.3 Penggunaan Metode Titrasi dengan iodimetri-iodometri iodimetri-iodometri

Diantara sekian banyak contoh teknik atau cara dalam analisis kuantitatif terdapat dua cara melakukan analisis dengan menggunakan senyawa pereduksi iodium yaitu secara langsung dan tidak langsung. Cara langsung disebut iodimetri (digunakan larutan iodium untuk mengoksidasi reduktor-reduktor yang dapat dioksidasi secara kuantitatif pada titik

2

ekivalennya). Namun, metode iodimetri ini jarang dilakukan mengingat iodium sendiri merupakan oksidator yang lemah. Sedangkan cara tidak langsung

disebut

iodometri

(oksidator

yang

dianalisis

kemudian

direaksikan dengan ion iodida berlebih dalam keadaan yang sesuai yang selanjutnya iodium dibebaskan secara kuantitatif dan dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat standar atau asam arsenit).

1. Titrasi langsung (Iodimetri) Iodium merupakan oksidator yang sedikit/relative kuat dengan nilai  potensial oksidasi sebesar +0,535 V. Pada saat reaksi osidasi, iodium akan direduksi menjadi iodida sesuai dengan reaksi : 2I-

I2 + 2e

Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai  potensial reduksi yang lebih kecil dari pada iodium sehingga dapat dilakukan titrasi langsung dengan iodium. 2. Titrasi tidak langsung (Iodometri) Iodometri merupakan titrasi tidak langsung dan digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi yang lebihbesar dari pada sistem Iodium-Iodida atau senyawa-senyawa yang  bersifat oksidator, seperti CuSO4.5H2O, garam besi (III), dimana zat-zzat oksidator ini direduksi lebih dulu dengan ICI, dan iodin yang dihasilkan dalam jumlah yang setara ditentukan kembali dengan larutan baku natrium tiosulfat. Larutan standar yang dipergunakan dalam kebanyakan proses iodometrik adalah natrium tiosulfat. Garam ini biasanya tersedia sebagai  pentahidrat Na2S2O3.5H2O. Larutan tidak boleh distandarisasi dengan  penimbangan secara langsung, tetapi harus distandarisasi dist andarisasi terhadap standar st andar  primer. Larutan natrium tiosulfat tidak stabil untuk waktu yang lama. Sejumlah zat padat digunakan sebagai standar primer untuk larutan natrium tiosulfat. Iodium murni merupakan standar yang paling nyata, tetapi jarang digunakan karena kesukaran dalam penanganan dan

3

 penimbangan.

Lebih

sering

digunakan pereaksi

yang kuat

yang

membebaskan iodium dari iodida, suatu proses iodometrik. Larutan iodium sendiri dapat digunakan sebagai indikator suatu tetes larutan iodium 0,1 mL air memberikan warna pucat yang masih dapat diamati. Supaya lebih peka, digunsksn larutan kanji sebagai indicator, dimana kanji dengan iodium membentuk kompleks yang berwarna biru dan masih dapat dapat diamati pada kadar yang yang sangat rendah. Ada juga dapat  bahwa warna biru adalah disebabkan absorbs iodium atau ion triiodia trii odia pada  permukaan makromolekul kanji. Komponen utama dari kanji ada dua yaitu: amilosa dan amilopektin

yang

perbandingannya

pada

setiap

tumbuh-tumbuhan

 berbeda. Amilosa, senyawa yang mempunyai rantai lurus dan dapat  banyak/sedikit terdapat dalam kentang dan memberikan rantai bercabang memebentuk warna merah violet, mungkin karena absorbs. Indikator kanji  bersifat reversibel, artinya warna biru yang timbul akan hilang lagi apabila yodium direduksi oleh natrium tiosulfat atau a tau reduktor lainnya. Selain indikatornya tersebut, maka untuk menetapkan titik akhir titrasi dapat juga digunakan pelarut-pelarut organik ini penting terutama sebagai berikut : a. Susunan sangat asam sehingga kanji terhidrolisis  b. Titrasi berjalan lambat c. Larutannya sangat encer Kerugian pemakaian pelarut organik antara lain : a. Harus dipakai labu tertutup gelap  b. Harus digojog kuat-kuat untuk memisahkan yodium dari air.

Dalam suatu titrasi, bila larutan titran dibuat dari zat yang kemurniannya tidak pasti, perlu dilakukan pembakuan. Untuk pembakuan tersebut digunakan zat baku yang disebut larutan baku primer, yaitu larutan yang konsentrasinya dapat diketahui dengan cara penimbangan zat secara seksama yang digunakan untuk standarisasi suatu larutan karena 4

zatnya relatif stabil. Selain itu, pembakuan juga bisa dilakukan dengan menggunakan larutan baku sekunder, yaitu larutan yang konsentrasinya dapat diketahui dengan cara dibakukan oleh larutan baku primer, karena sifatnya yang labil, mudah terurai, dan higroskopis. Titrasi iodimetri harus dilakukan dengan lambat agar I 2 sempurna  bereaksi dengan sampel, jika titrasi cepat maka I2 tidak bereaksi sempurna dengan sampel sehingga titik akhir titrasi lebih cepat tercapai dan hasilnya tidak akurat. Deteksi titik akhir titrasi pada iodimetri iodimetri dilakukan dengan menggunakan indicator kanji atau amilum yang akan memberikan warna  biru saat tercapainya titik akhir titrasi. 2.4 Aplikasi Titrasi iodo-iodimetr i odo-iodimetrii dalam Bidang Farmasi 

Dalam Farmakope Indonesia, titrasi iodimetri digunakan untuk menetapkan kadar obat-obatan. Salah satu contohnya adalah untuk menetapkan kadar asam askorbat atau vitamin C, natrium askorbat, metampiron (antalgin), serta natrium tiosulfat dan sediaan injeksinya.



Dalam bidang farmasi metode titrasi iodometri digunakan untuk menentukan kadar zat-zat yang mengandung oksidator misalnya; Cl2, Fe(III), Cu(II), dan sebagainya, sehingga mengetahui kadar suatu zat berarti mengetahui mutu dan kualitasnya.

5

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Iodimetri merupakan suatu metode analisis kuantitatif volumetri  berdasarkan redoks dimana senyawa dan pereaksinya bereaksi secara langsung atau sering disebut dengan Direct Titration.

Dalam proses

 penitaran, titran mengoksidasi titrat maka metode ini termasuk dalam oksidimetri dan menggunakan penambahan indikator kanji di awal titrasi. Prinsip dasar dari titrasi iodometri adalah zat uji (oksidator) mulamula direaksikan dengan ion iodida berlebih, kemudian iodium yang dihasilkan dititrasi dengan larutan tiosulfat. Sedangkan prinsip dasar dari titrasi iodimetri adalah zat uji (reduktor) langsung dititrasi dengan larutan iodium. dimana I2 sebagai larutan standardnya.

6

DAFTAR PUSTAKA

1. Dirjen POM, (1979), “Farmakope Indonesia”, edisi III, Departemen Kesehatan RI., Jakarta, 143, 581, 587, 714 2. Dirjen POM, (1994), “Farmakope Indonesia”, edisi IV, Depatemen Kesehatan RI., Jakarta, 649 3. FUSHIE,ANNISAN.2009. LAPORAN PRAKTIKUM IODOMETRI DAN https://annisanfushie.wordpress.com/2009/07/17/iodometriIODIMETRI.  dan-iodimetri/ . Diakses pada tanggal 9 Juni 2018.

7

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF