Makalah TGAghjkl
December 14, 2017 | Author: MusyAa Asy - SyaFa | Category: N/A
Short Description
dfghjk...
Description
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penyakit jantung bawaan ( PJB)
adalah abnormalitas struktur
makroskopis jantung atau pembuluh darah besar intratoraks yang mempunyai fungsi atau potensial yang berarti. Kelainan ini merupakan kelainan konginetal
yang paling sering terjadi pada bayi baru lahir. Prevalensi
penyakit jantung bawaan yang diterima secara internasional adalah 0.8% walaupun terdapat banyak variasi data yang terkumpul, secara umum, prevalensi penyakit jantung bawaan masih diperdebatkan. (moons, et al.2008) Di amerika serikat , tingkat insiden PJB tercatat paling sedikit 8 kasus dari setiap 1000 kelahiran hidup atau sekitar 40.000 bayi per tahun walaupun kebanyakan gejala tidak menunjukkan gejala (asimptomatik) dan tidak terdiagnosis. Hanya 2 dari 1000 kasus yang secara umum menunjukkan gejala penyakit jantung dan dapat diterapi (sayasathid, et al. 2009). Tingkat insiden meningkat pada kasus kelahiran mati (3-4%), kasus aborsi (10-25%), dan bayi prematur (2%, tidak termasuk duktus arteriosus persisten). (sani, et al. 2007).
1.2 Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Dari Transposisi Pembuluh Darah Besar? 2. Apa Etiologi Transposisi Pembuluh Darah Besar? 3. Apa Manifestasi Klinis Dari Transposisi Pembuluh Darah Besar? 4. Bagaimana Patofisiologi Dari Transposisi Pembuluh Darah Besar? 5. Bagaimana WOC Dari Transposisi Pembuluh Darah Besar? 6. Bagaimana Diagnostik Dari Transposisi Pembuluh Darah Besar? 7. Bagaimana Prognostik Dari Transposisi Pembuluh Darah Besar? 8. Bagaimana Penatalaksaan Medis Pada Transposisi Pembuluh Darah Besar?
1
1.3 Tujuan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Dapat Mengetahui Pengertian Transposisi Pembuluh Darah Besar. Dapat Mengetahui Etiologi Transposisi Pembuluh Darah Besar. Dapat Mengetahui Manifestasi Klinis Transposisi Pembuluh Darah Besar. Dapat Mengetahui Patofisiologi Transposisi Pembuluh Darah Besar. Dapat Mengetahui WOC Dari Transposisi Pembuluh Darah Besar. Dapat Mengetahui Diagnostik Dari Transposisi Pembuluh Darah Besar. Dapat Mengetahui Prognostik Dari Transposisi Pembuluh Darah Besar. Dapat Mengetahui Penatalaksanaan Medis Pada Transposisi Pembuluh Darah Besar.
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Transposisi Pembuluh Darah Besar Transposisi arteri besar adalah kelainan letak dari aorta dan arteri pulmonalis. Dalam keadaan normal, aorta berhubungan dengan ventrikel kiri jantung dan arteri pulmonalis berhubungan dengan ventrikel kanan jantung. Pada transposisi arteri besar yang terjadi adalah kebalikannya. Aorta terletak di ventrikel kanan jantung dan arteri pulmonalis terletak di ventrikel kiri jantung. Darah dari seluruh tubuh yang kekurangan oksigen akan mengalir ke dalam aorta dan kembali dialirkan ke seluruh tubuh.
2
Sedangkan darah yang berasal dari paru-paru dan kaya akan oksigen akan kembali dialirkan ke dalam paru-paru. 2.2 Etiologi Transposisi Pembuluh Darah Besar Penyebab dari kebanyakan kelainan jantung bawaan tidak diketahui. Faktor-faktor prenatal (sebelum bayi lahir) yang berhubungan dengan transposisi arteri besar adalah : 1. Rubella (campak jerman) atau infeksi virus lainnya pada ibu hamil 2. Nutrisi yang buruk selama kehamilan 3. Ibu yang alkoholik 4. Usia ibu lebih dari 40 tahun 5. Ibu menderita diabetes 6. Bayi memiliki syndrom down 7. Ibu yang terpapar rodentisida dan herbisida 8. Ibu yang mengkonsumsi obat anti epylepsi Dalam beberapa dekade ini telah ditemukan beberapa mekanisme genetik yang mendasari terjadinya TGA. Namun , mutasi gen-gen ini hanya menjelaskan sebagian kecil dari kasus klinis yang ada. Mutasi gen terjadi pada: 1. Gen faktor pertumbuhan-1 ddiferensiasi 2. Gen reseptor protein hormone tiroid 3. Gen penyandi protein samar 2.3 Manifestasi Klinis Dari Pembuluh Darah Besar Mulainya sianosis tidak ketara dan sering kali tertunda, dan intensitasnya bervariasi. 1. Dapat dikenali dalam usia bulan pertama, tetapi beberapa bayi dapat tetap tidak terdiagnosis selama beberapa bulan 2. Bising holosistolik 3. Tidak dapat dibedakan dari bising yang dihasilkan oleh VSD pada 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
penderita dengan arteri-arteri besar terkait secara pulmonal Jantung biasanya membesar Pinggang medistinal sempit Gejala yang umum TGA meliputi: Kebiruan pada kulit Takipneu Takikardi Diaphoresis Berat badan rendah Suara tambahan gallop Hepatomegali, yang akhirnya akan terdeteksi
2.4 Patofisiologi Dari Pembuluh Darah Besar
3
Pada transposisi of great artery (TGA), sirkulasi sistemik dan pulmonal berjalan secara paralel. Pada sirkulasi pulmonal, darah yang kaya oksigen mengalir di aliran tertutup yang melibatkan paru-paru dan berakhir di ruang jantung kiri. Begitu pula sebaliknya aliran darah sistemik dimulai dan berakhir di ruang jantung kanan. Dalam hal ini, seseorang hanya dapat hidup apabila ada percampuran antara dua sirkulasi baik antara septumatau melalui ductus arteriosus.
2.5 WOC Dari Transposisi Pembuluh Darah Besar Faktor Prenatal
Ibu terkena infeksi rubella (campak Jerman)
Nutrisi buruk selama kehamilan
Ibu yang alkoholik
Usia Ibu lebih dari 40 tahun
Ibu menderita Diabetes
Hipertensi Hilangnya enzim / tdk sempurna pembentukan enzim
Cacat berat pada janin, katarak pada lensa mata, gangguan pendengaran, bocor jantung
Tingkat kecerdasan dan kemampuan kognitif anak menurun FAS (Fetal Alkohol Syndrome)
Pertumbuhan dan perkembangan tidak optimal
Pertumbuhan dan masalah sistem saraf pusat
Bayi lahir cacat fisik dan mental 4
Bayi
beresiko Terjadi Syndrome perdarahan Down saat hamil, mudah capek, mudah haus, kandung kemih, vagina, maupun kulit mengalami infeksi
Pankreas tidak dapat menghasilka n cukup insulin untuk mengontrol gula pada ibu hamil
Hipoglikemia
Ruam – ruam merah pada kulit, demam, tulang ngilu, kelenjar belakang telinga membesar dan nyeri, Setelah 1 – 2 hari muncul bercak” merah
Syndrome Rubella kongenital
Keguguran, lahir mati, dan berbagai gangguan seumur hidup
Sering mual, sering buang air kecil
Keguguran, lahir mati, dan berbagai gangguan seumur hidup
Malnutrisi (gizi buruk)
Keguguran
2.6 Diagnostik Dari Transposisi Pembuluh Darah Besar Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan dengan stetoskop akan terdengar murmur (bunyi jantung abnormal). Pemeriksaan yang bisa dilakukan : 1. Rontgen dada Pada rontgen dada mediastinum siperior meyempit memberikan gambaran siluet jantung karakteristik berbentuk telur. Terdapat cardiomegali dengan tanda corakan vaskuler yang meningkat dapat
ditemukan jika ada
ventrikuler septal defect. 2. Kateterisasi jantung 3. EKG(elektrokardiogram) 4. Echocardiografi Terlihat adanya Right Axis Deviasi (RAD) akibat adanya Right Ventikel Hypertrophy (RVH). 2.7 Prognostik Dari Transposisi Pembuluh Darah Besar Bayi dengan TGA akan membutuhkan seumur hidup tindak lanjut dengan kardiolog. Sampai pertengahan abad kedua puluh, pengobatan transposisi dibatasi untuk tindakan paliatif dan riwayat alami penyakit dengan prognosis yang buruk adalah realitas yang tak terbantahkan . pada saaat itu, harapan hidup rata-rata untuk bayi yang baru lahir dengan transposisi adalah 0,65 tahun dan tingkat kematian pada satu tahun adalah 89,3 %. Dengan munculnya teknik bedah yang lebih baru dan lebih baik serta sebagai perawatan intensif pasca operasi, skenario telah berubah. Telah dilaporkan 5
Diabetes Gastational
bahwa kelangsungan hidup hampir mencapai 90% pada usia 15 tahun. Potensialitas dari modalitas bedah saat korektif juga digaris bawahi oleh tingkat 10 tahun reintervention rendah (6%) dan kelangsungan hidup bebas yang sesuai dari 88%. Namun studi terbaru telah menunjukkan sebuah kinerja berkurang, kompromi dalam fungsi kognitif, dan kualitas kesehatan yang berhubungan dengan kehidupan yang tak menguntungkan. Meski begitu, dengan perawat yang tepat, kebanyakan bayi dengan TGA tumbuh untuk memimpi sehat, hidup produktif. Perbaikan lebih lanjut karena itu diperlukan dan dapat dicapai di masa depan dengan memperkuat diagnosisi prenatal dan dengan menetapkan strategi untuk meminimalkan komplikasi bedah. 2.8 Penatalaksanaa Medis Pada Transposisi Pembuluh Darah Besar Pembedahan paliatif dilakukan agar terjadi percampuran darah. Pada suatu prosedur, suatu kateter balon (ballon septostomi) dimasukkan ketika kateterisasi jantung, untuk memperbesar kelainan septum intra atrial. Pada cara Blalock-Hanlen dibuat suatu kelainan septum atrium. Pada edwards vena pulmonale kanan direposisi sehingga darah yang teroksigenasi mengalir ke atrium kanan. Cara mustard digunakan untuk koreksi yang permanen. Septum atrium dihilangkan dan dibuat sambungan sehingga darah yang teroksigenasi dari vena pulmonal kembali ke ventrikel kanan untuk sirkulasi tubuh dan darah yang tidak teroksigenasi kembali dari vena cava ke arteri pulmonal untuk keperluan sirkulasi paru-paru. Kematian akibat kelainan ini telah berkurang secara nyata dengan adanya koreksi dan paliatif.
6
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Pengkajian 1) Identitas Pasien: nama, umur, jenis kelamin, berat dan panjang badan lahir, berat dan tinggi badan sekarang. 2) Riwayat Kesehatan: a. Riwayat penyakit sekarang, dan faktor pencetus. b. Riwayat kehamilan ibu. c. Riwayat penyakit dulu: Data fokus, kaji: 1. Riwayat batuk panas sering (infeksi saluran nafas), cepat lelah/ sering berhenti saat menghisap ASI/ susu/ makan (FD), banyak keringat, BB sulit naik, dan perkembangan motorik terlamba (FTT). 2. Bila pasien biru (sianosis): kaji riwayat bertambahnya sianosis saat beraktifitas; saat menghisap ASI/ susu/ menangis/ mandi pagi atau BAB, dengan suara nafas yang memburu. Kemudian lemas/ pingsan/ kejang, serta riwayat squatting. 3. Bila edema: kaji daerah edema, skala edema, intake cairan dan output 24 jam. 3) Pemeriksaan Fisik a. Kepala: ukuran diameter kepala bayi/ anak, bentuk kepala bayi/ b.
anak. Wajah: 1. Mata: konjungtiva, sklera, palpebra, pupil. 2. Hidung: terdapat masa/ tidak, sekret, kembang kempis cuping, epistaksis (mimisan). 3. Telinga: serumen, simetris. 4. Mulut: bibir ( sianosis, kering), tonsil, gusi, gigi (pada anak ukup
c. d.
usia), somatitis. Leher: JVP. Dada: 1. Inspeksi: kemerahan, kebiruan, bentuk dada, simetris, retraksi dada. 2. Palpasi: nyeri tekan (diindikasi dengan menangis pada bayi), ekspansi dada. 3. Perkusi: kaji suara perkusi dari setiap ICS 4. Auskultasi: kaji suara jantung dan paru.
7
e.
Abdomen: asites, bising usus, lingkar perut, pemeriksaan kuadran 1 (hepar, limpa, ginjal), kuadran 2 (lambung, ginjal), kuadran 3
f.
(kolon), kuadran 4 (kolon, appendiks). Ekstremitas: kehangatan (suhu), kelembaban, edema, kekuatan pulsasi, pengisian kapiler, warna kuku.
3.2 Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan 3.2.1 Analisa Data No. Data Pendukung 1.
DS : DO : pasien terlihat
Etiologi
Masalah
Penurunan kotrifiktas
Penurunan
jantung
cardiac output
Tidak efektifitas pola
Peningkatan
napas
resistensi
sianosis dan lemah.
2.
DS : DO : pasien terlihat menarik nafas dalam.
3.
DS : DO:
vaskular paru
Ketidakmampuan pasien
melepaskan
selalu
Perubahan nutrisi
menyusui dan makan
susuan
saat menyusui. 4.
DS : DO : pasien terlihat
Perfusi jaringan
Penurunan sirkulasi darah
udem di bagian perifer
perifer
serta terdapat clubbing finger. 3.2.2 Diagnosa Keperawatan 1. Penurunan curah jantung
berhubungan
dengan
penurunan
kontraktilitas jantung. 2. Ketidak efektifitan pola nafas berhubungan dengan peningkatan resistensi vaskular paru 3. Perubahan nutrisi berhubungan ketidakmampuan menyusu. 8
4. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan sirkulasi darah perifer. 3.3 Intervensi Keperawatan Hari/
No.
Tgl Dx Senin/ 1 12/12/1 1
Tujuan
Tindakan
Rasional
pasien dapat Monitor tanda-tanda Gangguan mentoleransi gejala-vital. pada jantung akan ada gejala yang Informasikan dan perubahan pada ditimbulkan akibatanjurkan tentang tanda-tanda vital penurunancurah pentingnya istirahat yang seperti pernafasan jantung, dan setelahadekuat. menjadi cepat, dilakukan tindakan Berikan oksigen peningkatan suhu, keperawatan terjaditambahan dengan kanula nadi meningkat, peningkatancurah nasal/masker sesuai peningkatan tekanan jantung sehinggaindikasi. darah, semuanya kekeadaan normal. Kaji kulit terhadap cepat dideteksi untuk pucat dan sianosis penangan lebih Secara kolaborasi lanjut. berikan tindakan istirahat yang farmakologis berupa adekuat dapat digitalis; digoxin meminimalkan kerja dari jantung dandapat mempertahankan energi yang ada. meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokord untukmelawan efek hipoksia/iskemia. pucat menunjukan adanya penurunan perfusi sekunder terhadap ketidakadekuatan curah jantung, vasokonstriksi dan anemi. mempengaruhi reabsorbsi natrium dan air, dan digoksin meningkatkankekuata n kontraksi miokard dan memperlambat frekuensi jantung 9
Senin/ 2 12/12/1 1
Senin/ 3. 12/12/1 1
dengan menurunkan konduksi dan memperlama periode refraktori pada hubungan AV untuk meningkatkan efisiensi curah jantung. tidak terjadi Evaluasi frekuensi pengenalan dini dan ketidakefektitan pola pengobatan venilasi pernafasan dan nafas. abnormal dapat kedalaman. mencegah Observasikomplikasi. udara atau cairan penyimpangan dada, pada area pleural selidiki penurunanmencegah akspansi lengkap(biasanya satu ekspansi paru atau sisi) dan memerlukan ketidaksimetrisan pengkajian lanjut status ventilasi. gerakan dada. pantau keefektifan Kaji ulang laporan foto terapi pernafasan dan dada dan pemeriksaanatau catat terjadinya komplikasi. laboratorium GDA, hb menangis akan sesuai indikas menyebabkan Minimalkan menangispernafasan anak akan meningkatkan. atau aktifitas pada anak. anak dapat makan dan Anjurkan ibu untuk air susu akan menyusu dan tidak terus memberikanmempertahankan terjadi penurunan berat badanselama terjadi anak susu, walaupunkebutuhan nutrisi perubahan status nutrisi sedikit tetapi sering. anak. tersebut Jika anak menunjukan infuse akan kelemahan akibat ketidakmenambah adekuatannya
nutrisikebutuhan nutria yang
yang
makatidak dapat dipenuhi
masuk
pasang iv infuse melalui oral. Pada anak yang sudah meningkatan tidak
menyusui
lagiintake, dan mencegah
maka berikan makanankelemahan. selama makan atau dengan porsisedikit tapi menyusui mungkin sering dengan diet sesuai 10
instruksi. Observasi
dapat terjadi anak selama
sesak atau tersedak.
pemberian makan atau Senin/ 4. 12/12/1 1
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x 24 jam perfusi jaringan adekuat.
menyusui. Monitor perubahan Perfusi serebral tiba-tiba atau gangguan secara langsung mental kontinu (cemas, bingung,letargi, pinsan). berhubungan dengan Observasi adanya curah jantung, pucat, sianosis, belang, kulit dingin/lembab, catat dipengaruhi oleh kekuatannadi perifer. elektrolit/variasi asam Kaji tanda Homan (nyeri pada betis dengan basa, hipoksia atau posisi dorsofleksi), emboli sistemik. eritema, edema. Vasokonstriksi Dorong latihan kaki aktif/pasif. sistemik Pantau pernafasan. diakibatkan oleh Kaji fungsi GI, catat anoreksia, penurunan penurunan curah bising usus, jantungmungkin mual/muntah, distensiabdomen, dibuktikan oleh konstipasi. penurunan perfusi Pantau masukan dan perubahan keluaran kulit dan penurunan urine. nadi. Indikator adanya trombosis
vena
dalam. Menurunkan stasis vena, meningkatkan aliran
balik
vena
danmenurunkan resiko tromboplebitis. Pompa jantung gagal
dapat
mencetuskan distres pernafasan. Namundispnea tiba11
tiba/berlanjut menunjukkan komplikasi tromboemboli paru. Penurunan aliran darah ke mesentrika dapat mengakibatkan disfungsi GI, contoh kehilangan peristaltik. Penurunan pemasukan/mual terus-menerus dapat mengakibatkanpenur unan
volume
sirkulasi, berdampak pada
perfusi
organ.
3.4 Implementasi Keperawatan No. 1.
Diagnosis
Hari/
Tindakan
Masalah Tgl Penurunan curah Senin/ jantung berhubungan dengan penurunan kontraktilitas jantung.
Memonitor tanda-tanda vital. 12/12/11 Menginformasikan dan anjurkan tentang pentingnya istirahat yang adekuat. Memberikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker sesuai indikasi. Mengaji kulit terhadap pucat dan sianosis 12
Paraf
yang negatif dan
Secara kolaborasi berikan tindakan farmakologis berupa digitalis; digoxin 2.
Ketidak efektifitan
Senin/
Mengevaluasi frekuensi
pola 12/12/11 pernafasan
nafas
dan
kedalaman. Mengobservasi
berhubungan
penyimpangan
dengan
selidiki
peningkatan
penurunan
ekspansi
resistensi
dada,
paru
atau
ketidaksimetrisan
vaskular paru
gerakan dada. Mengkaji ulang laporan foto
dada
dan
pemeriksaan laboratorium GDA, hb sesuai indikas Meminimalkan menangis atau aktifitas 3.
pada anak. Menganjurkan
Perubahan
Senin/
nutrisi
12/12/11 untuk
ibu terus
berhubungan
memberikan
anak
ketidakmampuan
susu,
menyusu.
sedikit tetapi sering. Jika anak menunjukan
walaupun
kelemahan akibat ketidak adekuatannya nutrisi yang masuk maka pasang iv infuse Pada anak yang sudah tidak menyusui lagi maka berikan makanan dengan porsisedikit tapi sering 13
dengan
diet
sesuai
instruksi. Mengobservasi selama pemberian makan atau 4.
menyusui. Memonitor perubahan tiba-tiba atau gangguan perfusi jaringan 12/12/11 mental kontinu (cemas, berhubungan bingung,letargi, pinsan). Mengobservasi adanya dengan sirkulasi pucat, sianosis, belang, darah perifer. kulit dingin/lembab, catat kekuatannadi perifer. Mengkaji tanda Homan (nyeri pada betis dengan posisi dorsofleksi), eritema, edema. Mendorong latihan kaki aktif/pasif. Memantau pernafasan. Mengkaji fungsi GI, catat anoreksia, penurunan bising usus, mual/muntah, distensiabdomen, konstipasi. Memantau masukan dan perubahan keluaran urine. Perubahan
Senin/
14
BAB IV PENUTUP 3.1 Kesimpulan Transposisi arteri besar adalah kelainan letak aorta dan arteri pulmonalis. Dalam keadaan normal, aorta berhubungan dengan ventrikel kiri jantung dan arteri pulmonalis berhubungan dengan ventrikel kanan jantung. Pada transposisi arteri besar yang terjadi adalah kebalikannya. Penyebab dari kebanyakan kelainan janttung bawaan tidak diketahui. Faktor-faktor prenatal (sebelum bayi lahir) yang berhubungan dengan trasposisi arteri besar adalah : 1. 2. 3. 4. 5.
Rubella (campak jerman) atau infeksi virus lainnya pada ibu hamil Nutrisi yang buruk selama kehamilan Ibu yang alkoholik Usia ibu lebih dari 40 tahun Ibu menderita diabetes
3.2 Saran 1. Sebagai calon perawat hendaknya kita mengerti dan memahami tentang transposisi pembuluh darah besar 2. Dengan memahami tentang transposisi pembuluh darah besar diharapkan kita dapat melaksanakan asuhan keperawatan tentang penyakit tersebut dengan benar. 15
16
View more...
Comments