Makalah Teori Akuntansi Bab 5&6
November 7, 2017 | Author: Rizky Adhitya | Category: N/A
Short Description
Rangkuman Teori Akuntansi Craig Deegan bab 5 dan 6...
Description
BAB 5 :
Teori Akuntansi Normatif – Kasus Perubahan Harga
Current Purchasing Power Accounting (CPPA) CPPA Sering disebut juga daya beli akuntansi yang berlaku umum atau akuntansi tingkat harga umum atau akuntansi tingkat dolar konstan. Konsep ini menilai uang menurut daya belinya pada barang dan jasa secara umum. Tujuan konsep ini untuk mempertahankan nilai modal menurut harganya yang tetap, dengan ukuran indeks harga. Nilai harta, hutang dan modal yang terpengaruh oleh perubahan harga disesuaikan dengan faktor indeks harga, sehingga dapat dinyatakan dengan nilai uang yang sama. Konsep
ini
digunakan
pada
saat
kenaikan
harga,
jika
suatu
entitas
mendistribusikan keuntungan yang disesuaikan berdasarkan harga perolehan hasilnya bisa menjadi penurunan nilai riil dari suatu entitas. Dimana secara riil entitas bisa mengambil risiko mendistribusikan sebagian dari modal. Saat menerapkan konsep ini maka indeks harga dibutuhkan. Indeks harga adalah rata-rata tertimbang dari harga saat barang dan jasa yang berhubungan dengan rata-rata tertimbang harga dalam periode sebelumnya (periode dasar). Indeks harga yang digunakan dalam konsep ini dapat indeks harga umum maupun indeks harga khusus. Penyeseuaian dalam CPPA dilakukan pada akhir periode akuntansi atau yang biasanya dilakukan pada saat akhir tahun. Penyesuaian ini dapat dilakukan ke semua akun akun biaya historis sebagai penyesuaian terhadap keadaan saat ini. Akun kewajiban dianggap sebagai akun moneter, akun moneter yaitu akun yang tidak
berpengaruh
nilainya
terhadap
kenaikan
harga,
sehingga
tingkat
kepastiannya menjadi jelas. Selain itu, pada saat inflasi, pemegang aktiva moneter akan kehilangan secara riil pemegang keuntungan kewajiban moneter, mengingat mereka harus mengalami penurunan daya beli pada akhir periode jika dibandingkan dengan awal periode sedangkan pemegang aktiva non-moneter tidak mengalami
perubahan daya beli. Keuntungan atau kerugian daya beli yang timbul dicatat dalam laba rugi periode berjalan. Namun konsep Current Purchasing Power Accounting (CPPA) tidak terlepas dari kekurangan. Beberapa kekurangan dari CCPA yaitu Perubahan dalam harga barang dan jasa yang termasuk dalam indeks harga umum mungkintidak merefleksikan barang dan jasa di industri yang berbeda. Ini membuat tingkat perbandingan antar industri menjadi berkurang dan prediksi atau penilaian yang dilakukan menjadi tidak valid. Kekurangan berikutnya yaitu pengguna akan mengira nilai yang disesuaikan adalah asset tertentu, padahal semua asset menggunakan indeks yang sama sehingga hal ini akan membuat pengguna menjadi bingung. Dengan semua kekurangan tersebut maka banyak yang menganggap
bahwa
data
yang
disajikan
CPPA
tidak
relevan
terhadap
pengambilan keputusan.
Current
Cost
Accounting
(konsep
akuntansi
nilai
sekarang ) Konsep dimana menyatakan nilai pos-pos laporan keuangan dengan harga perolehan sekarang yaitu dengan harga perolehan dari pos yang mempunyai umur dan kapsitas yang sama. Kelebihan :
Current cost menunjukan jumlah yang seharusnya dibayar oleh perusahaan dalam periode berjalan untuk memperoleh aktiva atau
jasa. Current cost memungkinkan identifikasi dari penyimpangan laba atau rugi,sehingga mencerminkan hasil-hasil keputusan manajmen asset dan dampak dari lingkungan atas perusahaan yang tidak
tercermin dalam transaksi rutin. Current cost menggambarkan nilai aktiva pada perusahaan jika perusahaan melanjutkan untuk memperoleh aktiva tersebut dan jika nilainya belum ditambah aktiva tersebut.
Penjumlahan aktiva yang dinyatakan dalam nilai sekarang lebih bearti dari pada penambahan biaya historis yang terjadi pada
periode yang berbeda. Current cost memungkinkan pelaporan current operating profit,yang dapat digunakan untuk meramalkan arus kas masa depan.
Kelemahan :
Pengguna
current
cost
adalah
subyektif
karena
sangat sulit
menentukan harga perolehan sekarang yang pasti setiap saat. Masalah utama yang dihadapi dalam pelaksanaan Akuntansi Nilai Sekarang adalah pengukuran dari nilai sekarang (current value) itu sendiri. Menurut Martin A. Miller ada dua metode yang paling sering digunakan dalam perhitungan yaitu : Sistem Nilai Masukan (Entry Value System) dari Sistem Nilai Keluaran (Exit Value System). Entry
Value
System
didasarkan
atas
dasar
harga
pokok
penggantian
(Replacement Cost) atau harga pokok, untuk memproduksi (Reproduksi Cost). Yang dimaksud dengan Replacement Cost adalah estimasi biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh aktiva baru atau ekuivalennya pada harga sekarang (current prices) setelah disesuaikan dengan depresiasi. Sedangkan Reproduction Cost dimaksud sebagai estimasi biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi aktiva baru atau ekuivalennya pada harga sekarang setelah diasumsikan dengan depresiasinya. Exit Value Sistem biasanya didasarkan atas nilai bersih yang dapat direalisasi (Net Realizable Value) dalam keadaan usaha yang biasa atau kadang-kadang berdasarkan atas Discounted Cash Flow. Yang dimaksudkan dengan Net Realizable Value adalah estimasi harga penjualan atas aktiva setelah didukungi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjual aktiva tersebut. Sedangkan Discounted Future Cash Flow dimaksudkan sebagai nilai sekarang (present value) dari estimasi pemasukan kas (Cash Inflow) atau cast saving yang dijual pada tingkat bunga yang sesuai.
Elemen-Elemen Moneter dan Non Moneter
Dalam current cost accounting elemen-elemen di neraca perlu juga dibedakan dalam elemen moneter dan non moneter. Elemen non moneter adalah semua elemen yang bukan merupakan elemen moneter. Seperti juga halnya dengan elemen moneter, elemen non moneter juga dibagi kedalam aktiva dan kewajiban non moneter. Untuk elemen non moneter umumnya ditetapkan kembali untuk menghadapi perubahan harga sekarang (changes in current value). Dalam menerapkan metode ini kesimpulan atas aktiva moneter dan non moneter adalah sebgai berikut: Karena aktiva moneter telah ditetapkan dalam jumlah uang yang tetap, mereka itu menggambarkan sejumlah uang yang diharapkan untuk direalisasikan dalam waktu dekat, oleh karenanya aktiva moneter secara efektif telah ditetapkan kembali untuk current value financial statement (laporan keuangan dengan nilai sekarang). Namun aktiva non moneter tidak ditetapkan dalam sejumlah uang yang tetap dan karena itu menggambarkan Net Realizables Value mereka. Oleh karena itu, aktiva non moneter harus ditetapkan kembali untuk disajikan pada Current Value.
Holding Gain Or Losses Holding gain dan losser timbul dikarenakan adanya perbedaan antara perbedaan antara harga pokok historis atau aktiva dengan harga pokoknya sekarang. Holding gain terdiri atas dua komponen yaitu :
a) Realized Holding Gains yang dihasilkan dari penyelesaian (disposal) aktiva, apakah aktiva itu dijual/digunakan dalam suatu periode akuntansi. b) Unrealized Holding Gains yang dihasilkan dari penambahan dalam nilai sekarang (current value) suatu aktiva dalam suatu periode akuntansi dimana aktiva tersebut masih ditahan oleh perusahaan. Langkah-langkah yang diperlukan dalam pengungkapan Akuntansi Kos Sekarang adalah sebagai berikut : (Smith-Skousen: 1991:566)
a) Tetapkan jumlah nilai berjalan persediaan, harta tak bergerak, pabrik, dan peralatan. b) Terapkan “tes jumlah yang dapat diganti kembali” ke jumlah nilai berjalan dan pilih yang lebih rendah. c) Berdasarkan hasil langka b), hitunglah harga pokok penjualan, penyusutan dan amortisasi. d) Tetapkan perubahan dalam nilai berjalan persediaan dan harta tak bergerak, pabrik, dan peralatan menurut jumlah nominal dan juga rupiah konstan. Bila perusahaan beranggapan bahwa perubahan nilai sekarang (current cost) atau persediaan, harta tak gerak, pabrik, dan peralatan tidaklah besar dan tidak memberikan pengaruh yang berarti atas laporan keuangan, maka pengungkapan atas current cost ini tidak perlu dibuat, namun dalam catatan informasi tambahan perlu disebutkan alasan yang mendukung.
Continuously Contemporary Accounting (CoCoA) Menurut Continuously Contemporary Accounting (CoCoA), daya beli uang tidak konstan,
tapi
saat
ini
dan
terus
berubah.
Mengingat
lingkungan
yang
berkembang di mana perusahaan dan bisnis beroperasi, menurut model, nilai uang atau nilai realisasi bersih dari bisnis adalah setara kas saat ini aset. Ini adalah sistem akuntansi yang mengukur aktiva dan kewajiban pada harga tunai mereka saat ini, misalnya, nilai realisasi bersih dari aset jika dijual dalam kondisi bisnis saat ini. Sistem Akuntansi Adaptive Sesuai Continuously Contemporary Accounting (COCOA): bisnis, untuk bertahan hidup, harus beradaptasi dengan ekosistem yang terus berubah di mana mereka beroperasi, dan oleh karena itu harus jadi praktek akuntansi mereka. Untuk perusahaan, adaptasi menyiratkan penjualan aset dianggap tidak layak dan akuisisi aset lebih cocok dengan lingkungan baru. Oleh karena itu, tujuan akuntansi harus untuk menawarkan harga tunai saat aset untuk pembantu suatu perusahaan dalam pengambilan keputusan yang lebih baik. Continuously Contemporary Accounting (CoCoA) menegaskan, laporan keuangan bisnis harus mencakup harga jual prediksi saat ini setiap aset dan karenanya keuntungan
harus dihitung sebagai perubahan modal adaptif perusahaan selama periode tersebut. Kekuatan dari Model Akuntansi Continuously Contemporary Accounting (CoCoA) adalah model mudah bagi akuntan untuk mempekerjakan dalam mengembangkan neraca dan laporan keuangan. Laporan terus menyarankan perusahaan atas aset yang diperlukan untuk menjual dan membeli dan, karena itu, membantu badan untuk bertahan hidup dalam lingkungan bisnis yang kompetitif. Berbeda dengan sistem biaya historis,
di
mana
ada
tingkat
error
lebih
besar,
memprediksi
biaya
mengalokasikan untuk depresiasi jauh lebih sederhana dan lebih akurat di bawah Continuously Contemporary Accounting (CoCoA). Karena neraca Continuously Contemporary Accounting (CoCoA) memperkirakan apa yang perusahaan akan menerima jika dijual setiap aset pada tanggal saat ini, laporan adalah panduan yang berguna bagi pemegang saham untuk menilai risiko investasi dan manfaat. Kelemahan dari Model Akuntansi Continuously Contemporary Accounting (CoCoA) menuntut perubahan mendasar dalam praktik akuntansi, dari sistem berbasis biaya untuk keluar dari sistem harga,
sehingga
kebanyakan
bisnis
masih
enggan
untuk
menggunakan
Continuously Contemporary Accounting (CoCoA). Aset mungkin memiliki harga jual rendah di pasar, tapi mungkin nilai tinggi dalam perusahaan.Neraca Continuously Contemporary Accounting (CoCoA) gagal untuk memperhitungkan nilai internal aset dan hanya mengukur dengan nilai harga keluar di pasar. Sementara Continuously Contemporary Accounting (CoCoA) menekankan pada perlunya suatu entitas untuk beradaptasi dengan lingkungannya, gagal untuk memperhitungkan pengaruh suatu entitas mungkin pada lingkungan, misalnya, aset kinerja tinggi dalam perusahaan dapat lembur menaikkan harga jual di pasar .
BAB 6 : TEORI AKUNTANSI NORMATIF - KERANGKA KONSEPTUAL
Kerangka Kerja Konseptual Kerangka Konseptual adalah : Suatu sistem yang koheren antara tujuan dan landasan-landasan yang saling terkait dan diharapkan mengarah kepada suatu standar yang konsisten. (Statement of Financial Accounting Concepts No. 1: Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises 1978) Tujuan kerangka konseptual adalah untuk memberikan teori akuntansi yang terstruktur. Dasar pemikiran adanya Kerangka Konseptual : Untuk mengembangkan praktik pelaporan keuangan yang logis dan konsisten, sehingga perlu mengatasi isu-isu, seperti a. Apa yg kita maksud tentang laporan keuangan dan apa saja yg seharusnya dicakup dalam lap. Keuangan b. Organisasi seperti apa yang harus menyusun Lap. Keuangann c. Tujuan Pelaporan Keuangan d. Karakteristik kualitatif yang harus dimiliki oleh informasi akuntansi e. Elemen-elemen Laporan Keuangan f.
Cara penghitungan yang digunakan
Perlunya kesepakatan mengenai masalah – masalah akuntansi sehingga tidak selalu mengadakan kesepakatan secara add hoc Jika tidak ada kerangka konseptual maka konsistensi menjadi terbatas.
Sejarah Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual Kerangka Kerja Konseptual telah dikembangkan di berbagai Negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia, New Zealand, dll. Namun, hingga saat ini belum ada penyusun standar yang telah mengembangkan Kertas Kerja Konseptual secara lengkap . Perkembangannya pun terbatas dalam tahun-tahun terakhir ini.
Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual di Amerika
Pada
Tahun
1961
dan
1962
Moonitz,
dan
Moonitz
dan
Sprouse,
menentukan bahwa praktik akuntansi harus didasarkan pada current value, bukan historical cost. Namun hal ini mendapat banyak kritikan karena dianggap terlalu ekstrim. Pada 1965, Grady mengembangkan teori yang didasarkan pada deskripsi praktik yang ada (mendasari munculnya APB Statement No. 4). Namun juga mendapat kritikan. Pada 1971 dibentuk Trueblood Committee yang menghasilkan Laporan Trueblood di tahun 1973. Lapoarn ini berisi 12 tujuan akuntansi dan 7 karakteristik kualitatif informasi keuangan yang harus dimiliki. Kemudian tahun 1974 APB digantikan oleh FASB yang kemudian memulai proyek pembuatan Kerangka Kerja Konseptual. Hasilnya, tahun pada 1978-1985, dirilis 6 Statement of Financial Accounting Concept. Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual di Australia Tingkat perkembangan yang lambat dan sampai saat ini hanya 4 SAC yang telah dirilis.
SAC kelima, yang berkaitan dengan masalah pengukuran,
belum dirilis. Tahun 2005 , Australia mengadopsi Kerangka Kerja IASB, karena Australia memutuskan untuk menggunakan IFRS. Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual di Inggris Pada tahun 1976, Inggris mengembangkan panduan yang berkaitan dengan tujuan dan identifikasi pengguna Laporan Keuangan (peduli dengan hakhak masyarakat untuk mendapatakan akses terhadap informasi keuangan) dan disebut The Corporate Report. Namun hal tersebut ternyata tidak diterima secara luas oleh profesi akuntansi di Inggris. Pada tahun1991, ASB mulai mengembangkan Kerangka Kerja Konseptual dan mengadopsi Kerangka Kerja Konseptualnya IASC. Tahun 2005 IASB dan FASB mulai bekerja sama mengembangkan kerangka kerja yang dapat diterima oleh keduanya, “Convergent Project”.
“Building Blok” Kerangka Kerja Konseptual. Komponen Kerangka Kerja Konseptual : 1. definisi entitas pelapor 2. Tujuan umum pelaporan keuangan (Laporan Keuangan) 3. Pengguna Laporan Keuangans
4. karakteristik kualitatif Laporan Keuangan 5. Unsur-unsur laporan keuangan 6. Pendekatan yang digunakan terkait pengakuan dan pengukuran Bagannya adalah sebagai berikut (Deegan; 2007):
1. Definisi Laporan Keuangan
2. Definisi Entitas Pelaporan
3. Definisi Pengguna
4. Tujuan Laporan Keuangan
5. Asumsi-asumsi yang mendasari
6. Karakteristik Kualitatif Lap. Keuangan
8. Kriteria Pengakuan
7. Elemen-elemen Laporan Keuangan
9. Dasar dan Teknik Pengukuran
Definisi Entitas Pelapor Tidak semua entitas digolongkan sebagai entitas pelaporan. Faktor indikasi dari entitas pelapor (SAC 1): 1. Pemisahan manajemen dari orang-orang dengan kepentingan ekonomi dalam entitas 2. pentingnya ekonomi atau politik / pengaruh entitas / pada pihak lain 3. karakteristik keuangan entitas
Tujuan Umum Pelaporan Keuangan Tujuan “tradisional” adalah untuk memungkinkan orang luar untuk menilai kepengurusan manajemen. Tujuan terakhir pelaporan keuangan adalah untuk membantu membuat keputusan ekonomi bagi pengguna laporan, misalnya : Tujuan menurut FASB, menyediakan informasi yang berguna untuk ivestor sekarang,
potensial (calon) investor, dan kreditor, dan pengguna lain dalam
membuat investasi, kredit, dan keputusan lainnya. Tujuan menurut IASB, menyediakan informasi tentang posisi keuangan, performance,
dan perubahan posisi keuangan perusahaan, yang bermanfaat
secara luas bagi pengguna untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi.
Pengguna Laporan Keuangan SAC No. 2 mengidentifikasi tiga kelompok pengguna utama untuk Laporan Keuangan: 1. penyedia sumber daya (karyawan, kreditur, pemasok, investor) 2. penerima barang dan jasa (pelanggan dan penerima manfaat ) 3. pihak yang melakukan reviu atau fungsi pengawasan (parlemen, pemerintah, lembaga regulator, analis, serikat buruh, kelompok pengusaha, media dan kelompok kepentingan khusus)
Perspektif internasional pada pengguna Laporan Keuangan : IASB Penggunan
Lap.
Keuangan
:
investor,
tenaga
kerja,
pemberi
pinjaman, supplier, konsumen, pemerintah,. US SFAC 1: fokus utama adalah investor
potensial dan pengguna lain dengan
baik kepentingan keuangan secara langsung atau terkait dengan orang-orang
yang
mempunyai
langsung UK. The Corporate Report
kepentingan
keuangan
secara
semua kelompok yang terkena dampak operasi organisasi memiliki hak
atas
informasi
mengenai
entitas
pelaporan,
tidak
selalu
berhubungan dengan keputusan alokasi sumber daya Unsur-unsur Laporan Keuangan 1. Aset : ... Manfaat ekonomi masa depan dikendalikan oleh entitas sebagai akibat transaksi masa lalu dan peristiwa masa lalu lainnya (IASB framework paragraph 49(a)) Tiga karakteristik kunci: 1. harus menjadi manfaat ekonomis masa depan 2. entitas pelaporan harus mengontrol manfaat ekonomi masa depan 3. transaksi atau peristiwa masa lalu lainnya menimbulkan kontrol pelaporan entitas harus terjadi.
2. Kewajiban : …Kewajiban kini perusahaan yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian yang diharapkan dapat mengakibatkan arus keluar sumber daya dari perusahaan
sumber daya dan manfaat ekonomi.
((IASB framework paragraph 49(a)) Tiga karakteristik kunci: 1. harus berupa pengeluaran/transfer di masa mendatang kepada entitas lain. 2. Merupakan kewajiban masa kini/sekarang 3. Akibat dari transaksi masa lalu. 3. Ekuitas: ... Nilai sisa dari aset suatu entitas setelah dikurangi dengan semua kewajiban (IASB framework paragraph 49(c)) 4. Income … kenaikan keuntungan ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk kas masuk,
atau penambahan aset,
atau penurunan
kewajiban, yang menyebabkan kenaikan ekuitas, namun bukan merupakan
penambahan
framework paragraph 70(a))
5. Biaya
kontribusi
(modal)
oleh
pemilik
(IASB
... Penurunan keuntungan ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk
kas
keluar,
atau
pengurangan
aset,
atau
peningkatan
kewajiban yang menyebabkan penurunan ekuitas, namun bukan dalam berupa pembagian kepada pemilik (IASB framework paragraph 70(b)) Hal-hal yang terkait dengan kerangka kerja konseptual 1. Standar akuntansi harus lebih konsisten dan logis 2. standar-setter harus lebih bertanggung jawab atas keputusan mereka 3. komunikasi antara standar-setter dan konstituen mereka harus ditingkatkan 4. Pengembangan standar akuntansi harus lebih ekonomis 5. Terkait
isu
tertentu,
mungkin
dapat
mengurangi
kebutuhan
pengembangan standar tambahan 6. menekankan peran keputusan kegunaan laporan keuangan daripada
kekhawatiran untuk membatasi pengelolaan
View more...
Comments