Makalah Telenursing

July 16, 2016 | Author: Indah Ramadhan | Category: Types, School Work
Share Embed Donate


Short Description

Etika dan hukum keperawatan...

Description

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang kepada dosen mata kuliah Pengantar Profesi Keperawatan sehingga makalah ini terselesaikan tepat pada waktunya. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada temanteman yang lain atas segala bantuan dan dukungannya. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Banjarbaru,

November 2010

Penulis DAFTAR ISI 1

Kata Pengantar ................................................................................................

1

Daftar Isi ..........................................................................................................

2

BAB I Pendahuluan ............................................................................................

3

a. Latar Belakang ..............................................................................

3

b. Rumusan Masalah ........................................................................

4

c. Tujuan ...........................................................................................

5

BAB II Isi A. B. C. D. E. F. G.

Definisi Telenursing ............................................................................... Prinsip-Prinsip Telenursing……………………………….................... Aplikasi Telenursing…….................................................................... Manfaat Telenursing ……………………………………………......… Kekurangan Telenursing ....................................................................... Riset tentang Telenursing ...................................................................... Faktor Penghambat Aplikasi Telenursing dan Cara Mengatasi .............

6 7 7 11 13 14 16

BAB III Penutup ...................................................................................................

20

Daftar Pustaka ........................................................................................................... 22

BAB I PENDAHULUAN

2

A. Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir ini profesi keperawatan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh globalisasi dimana tuntutan masyarakat akan profesi keperawatan untuk berbenah diri. Tuntutan yang paling mendasar dan paling menantang adalah menyangkut layanan keperawatan yang professional, bermutu dan dapat dijangkau oleh masyarakat. Perawat semakin dituntut untuk professional dan mengedepankan perkembangan tehnologi kesehatan, dimana pasien/klien yang membutuhkan asuhan keperawatan dapat berasal dari berbagai kalangan dan dalam “dunia maya” (cybernet), dimana semakin ditandai dengan tingginya pengguna internet di Indonesia, dan semakin banyaknya website di bidang kesehatan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat dalam bidang pendidikan dan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan telah mendorong terciptanya suatu model pelayanan keperawatan jarak jauh yang lebih dikenal dengan nama telenursing. Telenursing terjadi ketika perawat menemukan kebutuhan kesehatan klien melalui penilaian, triage dan ketetapan informasi, menggunakan informasi, komunikasi dan berbasis jaringan system. Telenursing memudahkan akses ke pelayanan kesehatan yang berkenaan dengan populasi yang jauh dari pelayanan (under-serviced) dan area remote seperti halnya memudahkan monitoring pelayanan di rumah atau individu dengan permasalahan kesehatan kronis. Telenursing telah berhasil dinegara dengan laju pertumbuhan yang tinggi karena beberapa faktor yaitu penghematan dalam biaya kesehatan, peningkatan angka penuaan dan penduduk dengan penyakit kronik serta peningkatan cakupan kesehatan jarak jauh, pedesaan dan daerah terpencil. Telenursing dapat membantu menyelesaikan kekurangan perawat, menurunkan jarak, waktu kunjungan dan menjaga pasien yang sudah keluar dari rumah sakit. Layanan kesehatan khususnya keperawatan jarak jauh dengan menggunakan media teknologi informatika (internet) memberikan kemudahan bagi masyarakat. 3

Masyarakat atau pasien tidak perlu datang ke rumah sakit, dokter atau perawat untuk mendapatkan layanan kesehatan. Waktu yang diperlukan untuk layanan kesehatan juga semakin pendek. Pasien dapat hanya dirumah dan melakukan kontak via internet atau melalui video converence untuk mendapatkan informasi kesehatan, perawatan dan bahkan sampai pengobatan. Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan wilayah yang tersebar merupakan potensi dalam menerapkan telenursing dalam rangka meningkatkan pelayanan keperawatan dan kesehatan masyarakat untuk menunjang tercapainya visi Indonesia sehat 2010. Untuk itu kami akan membahas tentang telenursing dalam upaya meningkatkan peran perawat Indonesia menghadapi Indonesia Sehat 2010 melalui bidang informatika kesehatan. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari makalah yang kami buat adalah : 1. Apa yang dimaksud telenursing ? 2. Bagaimana aplikasi telenursing dalam kehidupan masyarakat ? 3. Manfaat apa yang didapat dari aplikasi telenursing dalam kehidupan masyarakat ? 4. Adakah riset tentang telenursing dalam asuhan keperawatan ? 5. Apa saja faktor-faktor penghambat dalam aplikasi telenursing dalam masyarakat dan bagaimana cara mengatasinya ?

C. Tujuan 1. Tujuan Umum Memberikan penjelasan tentang telenursing 2. Tujuan khusus a. Menjelaskan definisi telenursing b. Menjelaskan prinsip telenursing c. Menjelaskan manfaat telenursing d. Menjelaskan kekurangan telenursing e. Menjelaskan aplikasi telenursing 4

f. Menjelaskan riset telenursing g. Menjelaskan faktor-faktor penghambat telenursing dan cara mengatasinya

BAB II ISI A. Definisi Telenursing Ada beberapa definisi telenursing yaitu : 1. Telenursing (pelayanan Asuhan keperawatan jarak jauh) adalah penggunaan tehnologi komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan kepada klien. Yang menggunakan saluran elektromagnetik (gelombang magnetik, radio dan optik) dalam menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan

5

video. Atau dapat pula di definisikan sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan transmisi elektrik dan optik, antar manusia dan atau computer. 2. Telenursing adalah pemberian servis dan perawatan oleh perawat dengan menggunakan telekomunikasi, meningkatkan akses untuk tindakan keperawatan kepada pasien pada lokasi yang jauh atau perpencil. 3. Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non medis seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring. 4. Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh perawat untuk meningkatkan

perawatan

pasien.

Telenursing

menggunakan

channel

elektromagnetik (wire, radio, optical) untuk mengirim suara, data dan sinyal video komunikasi.

Dapat

juga

didefinisikan

sebagai

komunikasi

jarak

jauh

menggunakan transmisi elektrik atau optic antara manusia dan atau computer. 5. Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitasfasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video conference. Telenursing bagian integral dari telemedicine atau telehealth. 6. Telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya penggunaan tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth, dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non-medis, seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring. 7. Telenursing is defined as the practice of nursing over distance using telecommunications technology (National Council of State Boards of Nursing). Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas6

fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video conference (bagian integral dari telemedicine atau telehealth). B. Prinsip-prinsip telenursing Prinsip-prinsip telenursing adalah : tidak mengubah sifat dasar dari praktek asuhan keperawatan, dimana perawat terlibat dalam telenursing mulai dari pengkajian,

perencanaan,

pelaksanaan,

evaluasi

dan

dokumentasi

asuhan

keperawatan. Perawat juga terlibat dalam informasi, pendidikan, arahan dan dukungan secara pribadi dalam telenursing hubungan ditetapkan melalui penggunaan telepon, komputer, internet atau teknologi komunikasi lainnya. C. Aplikasi Telenursing Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat telenursing dan melalui unit mobil. Telepon triase dan home care berkembang sangat pesat dalam aplikasi telenursing. Di dalam home care perawat menggunakan system memonitor parameter fisiologi seperti tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat badan melalui internet. Dalam perawatan pasien di rumah, maka perawat dapat memonitor tanda-tanda vital pasien seperti tekanan darah, gula darah, berat badan, peak flow pernapasan pasien melalui internet. Dengan melakukan video conference, pasien dapat berkonsultasi dalam perawatan luka, injeksi insulin dan penatalaksanaan sesak napas. Melalui system interaktif video, pasien contact on-call perawat setiap waktu untuk menyusun video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai contoh bagaimana mengganti baju, memberikan injeksi insulin atau diskusi tentang sesak nafas. Secara khusus sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan penyakit kronik dan kelemahan khususnya dengan penyakit kardiopulmoner. Telenursing membantu pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif di dalam perawatan, khususnya dalam management penyakit kronis. Hal ini juga mendorong perawat menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan dukungan secara online. Kontinuitas perawatan dapat ditingkatkan dengan menganjurkan sering kontak antara 7

pemberi pelayanan kesehatan maupun keperawatan dengan individu pasien dan keluarganya. Media telenursing antara lain: 1. Telepon ( telepon seluler ) 2. Personal Digital System (PDA) 3. Mesin faksimili (faks) 4. Internet 5. Video atau audio conferencing 6. Teleradiolog 7. Komputer sistem informasi 8. Teleborotic Pedoman praktek lainnya yang menggunakan telenursing adalah : 1. Menyampaikan informasi penting klien seperti data elektrokardiogram, CT Scan, foto rontgen, dsb. 2. Menggunakan video, komputer untuk memantau kondisi kesehatan klien. 3. Memantau status kesehatan klien di rumah sakit atau rumah misal, tekanan darah, nadi pernafasan, suhu dan sebagainya. 4. Membantu wisatawan untuk mendapatkan perawatan kesehatan di tempat tujuan mereka. 5. Membantu operasi klien dari jarak jauh. 6. Menggunakan video konference untuk menyediakan sesi pendidikan keperawatan berkelanjutan. 7. Mengembangkan website untuk memberikan informasi kesehatan dan waktu konseling. Pada akhirnya telenursing dapat meningkatkan partisipasi aktif pasien dan keluarga, terutama dalam manajemen pribadi penyakit kronik. Dapat memberikan pelayanan akurat, cepat dan dukungan online, perawatan yang berkelanjutan dan kontak antara perawat dan pasien yang tidak terbatas.

8

Praktik keperawatan jarak jauh (telenursing) di Indonesia belum berkembang seperti di Negara-negara maju seperti di Amerika atau Australia. Penggunaan telenursing di Indonesia masih terbatas pada area pendidikan seperti yang dikembangkan di UGM melalui program e-learning atau model e-lisa yang terintegrasi di semua fakultas UGM dan beberapa universitas swasta lainnya. Baru-baru ini di Indonesia berdiri organisasi yang bergerak dalam layanan asuhan keperawatan di rumah (Home Care). Home care di Indonesia belum menggunakan system Telenursing, akan tetapi masih bersifat home visit, artinya perawat mendatangi rumah-rumah pasien untuk dilakukan perawatan secara langsung tidak menggunakan jasa teknologi canggih. Media yang digunakan masih sebatas penggunaan media telepon sebagai call center. Itupun masih terbatas pada kota-kota besar, kota - kota kabupaten belum tersentuh layanan home care. Asuhan keperawatan model ini (home care) sebenarnya bisa dikatakan sebagai layanan asuhan keperawatan jarak jauh (telenursing) walaupun sangat sederhana. Setidaknya organisai profesi dapat segera membangun konsep pengembangan layanan perawatan jarak jauh dengan mengembangkan Home Care yang sudah mulai berjalan dengan meningkatkan cakupan layanan ke daerah-daerah dan pada akhirnya kita benar-benar bisa mengembangkan layanan melalui penggunaan fasilitas teknologi yang lebih canggih. Hal yang perlu disiapkan dalam legalitas daripada layanan kesehatan atau keperawatan jarak jauh dalam hal ini penggunaan telenursing atau telemedicine yang ada di rumah sakit yang dilakukan oleh instansi-instansi kesehatan seperti perawat, dokter, dan yang lain-lain adalah dimana perawat menggunakan pengetahuan, keterampilan, pertimbangan, dan pemikiran kritis yang tidak bisa dipisahkan di dalam ilmu pendidikan perawatan. Aktifitas tersebut sudah dapat diberikan lisensi untuk melakukan asuhan keperawatan. Dengan begitu penerapan telenursing dalam memberikan pelayanan keperawatan akan meningkatkan kepuasan klien dan peningkatan parstisipasi aktif keluarga. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan 9

kebijakan umum dari pemerintah untuk mengatur praktek, SOP/standar operasional prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Kegiatan telenursing membutuhkan integrasi antara startegi dan kebijakan untuk mengembangkan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan serta pelatihan keperawatan. Untuk dapat diaplikasikan maka ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian : 1.

Faktor legalitas Dapat didefinisikan sebagai otonomi profesi keperawatan atau institusi

keperawatan yang mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan telenursing. 2. Faktor financial Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar karena sarana dan prasaranya sangat banyak. Perlu dukungan dari pemerintah dan organisasi profesi dalam penyediaan aspek financial dalam pelaksanaan telenursing 3. Faktor Skill Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan skill tentang telenursing. Perawat dan pasien perlu dilakukan pelatihan tentang aplikasi telenursing. Terlaksananya telenursing sangat tergantung dari aspek pengetahuan dan skill antara pasien dan perawat. Pengetahuan tentang telenursing harus didasari oleh pengetahuan tehnologi informasi. 4. Faktor Motivasi Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan telenursing. Tanpa ada motivasi dari perawat dan pasien, telenursing tidak akan bisa berjalan dengan baik. D. Manfaat Telenursing Banyak manfaat lain bila kita menggunakan teknologi dalam layanan keperawatan jarak jauh (Telenuring ) diantaranya: a. Mengurangi waktu tunggu dan mengurangi kunjungan yang tidak perlu. 10

b. Mempersingkat hari rawatan dan mengurangi biaya perawatan c. Membantu memenuhi kenutuhan kesehatan. d. Memudahkan akses petugas kesehatan yang berada di daerah yang terisolasi. e. Berguna dalam kasus-kasus kronis atau kasus geriatik yang perlu perawatan di rumah dengan jarak yang jauh dari pelayanan kesehatan. f. Mendorong tenaga kesehatan atau daerah yang kurang terlayani untuk mengakses penyedia layanan melalui mekanisme seperti : konferensi video dan internet (American Nurse Assosiation, 1999). Selain itu telekomonuikasi elektronikal merupakan akses terbaik untuk kesempatan pendidikan, metode baru dalam pendokumentasian, peningkatan akses informasi, pengembangkan kemampuan pengambilan keputusan yang dapat membantu melakukan perubahan dalam profesionalisasi perawat. Menurut Britton, Keehner, Still & Walden 1999 ada beberapa keuntungan telenursing adalah yaitu : 1. Efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan (dokter praktek, ruang gawat darurat, RS dan nursing home) 2. Dengan sumber daya minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis. 3. Telenursing dapat mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat di RS 4. Dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis, tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan tehnologi 5. Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan. Telenursing dapat pula digunakan dalam pembelajaran di kampus, video conference, pembelajaran online dan multimedia distance learning. Ketrampilan klinik keperawatan dapat dipelajari dan dipraktekkan melalui model simulasi lewat secara interaktif. Selain itu telenursing dapat memberikan kesempatan kepada perawat yang berpengalaman klinik namun telah pensiun/ tidak lagi bekerja di pelayanan kesehatan, namun masih dapat memberikan asuhan keperawatan secara online. Hal ini juga 11

menghindari

kontak

langsung,

meminimalkan

resiko

infeksi

nosokomial,

memberikan privasi ruang dan waktu bagi pasien dan perawat. Dapat dibayangkan bagi penderita HIV/AIDS, atau pasien pengguna narkotika/obat terlarang /alkoholik akan lebih merasa terjaga privasinya dengan pelayanan telenursing ini. Menurut Ian St. George (2007), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu : Bagi Pengusaha : a. Penghematan biaya di tempat kerja, biaya kantor, biaya parker b. Peningkatan produktifitas c. Peningkatan motivasi, karyawan merespon dengan baik untuk sinyal kepercayaan dan keyakinan d. Keterampilan retensi; karyawan tetap dapat dipertahankan meskipun ada masalah keluarga, misalnya keluarga dalam kondisi sakit, keluarga krisis, dalam kehamilan dan mengasuh anak kecil; bekerja lebih sedikit absen. e. Organisasi fleksibel, dalam hal restrukturisasi dapat terus bekerja tanpa gangguan. f. Fleksibel staf; tingkat staf dapat mencerminkan beban kerja tanpa perlu berpindah tempat / melakukan perjalanan. g. Ketahanan; gangguan transportasi tidak menyebabkan keterlambatan atau ketidakhadiran. Bagi Karyawan : a. Mengurangi waktu dan biaya perjalanan, keamanan pribadi lebih terjamin, biaya yang lebih rendah untuk pakaian seragam kantor dan perawatan. b. Kesempatan bekerja tidak hanya terbatas pada pekerjaan sebagai perawat saja. c. Berkurangnya gangguan terhadap kehidupan keluarga; mengurangi kebutuhan relokasi untuk mengambil perubahan pekerjaan. d. Keseimbangan bekerja dan kehidupan berkeluarga menjadi lebih baik. e. Partisipasi dalam masyarakat lokal lebih tinggi meskipun kita bekerja. f. Jam kerja lebih fleksibel. Bagi Masyarakat : a. Mengurangi kemacetan lalu lintas b. Mengurangi jumlah perjalanan dan dengan demikian pencemaran juga berkurang

12

E. Kekurangan telenursing Kekhawatiran dengan adanya telenursing ini adalah tidak adanya interaksi langsung perawat dengan klien yang akan mengurangi kualitas pelayanan kesehatan. Kekhawatiran ini muncul karena beranggapan kontak langsung dengan pasien sangat penting terutama untuk dukungan emosional dan sentuhan terapeutik. Sedangkan kekurangan lain dari telenursing ini adalah kemungkinan kegagalan teknologi, meningkatkan risiko terhadap keamanan dan kerahasiaann dokumen klien. F. Riset tentang Telenursing 1. Pada tahun 2004-2005 International Telenursing Role melakukan survey yang bertujuan

untuk

mengidentifikasi

kepuasan

menggunakan

telenursing,

pengetahuan dan keterampilan telenursing, persepsi tentang keefektifan telenursing, kebutuhan akan telenursing, keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam telenursing. Penelitian ini mensurvey 719 telenurses (628 wanita dan 89 laki-laki) dari 36 negara. Sebanyak 66% responden dari U.S yang sebagian besar berasal dari Canada. Dari semua responden 50% perawat bekerja secara part time di telehealth dan sebagian lagi di rumah sakit. Perawat tersebut sangat senang menerima pelatihan telehealth. Perawat ini sangat puas dengan telenursing berdasarkan kepada autonomi, interaksi, status profesional, bayaran, tugas, kenyamanan tempat kerja. Sebagian besar telenurses yang disurvey, 75% diantaranya percaya bahwa sertifikat pendidikan penting dalam telenursing. Menurut responden komponen penting dalam program pendidikan itu adalah teknik menggunakan peralatan, ilmu pengetahuan berdasarkan standar protokol dan kompetensi perawatan klinik. Sebanyak 89% responden mempercayai bahwa telenursing adalah bagian dari pendidikan dasar keperawatan. Pendidikan telehealth harus terdiri dari pengalaman klinik. Berikut hasil survey International Telenursing Role tentang jenis perawatan pasien yang membutuhkan telenursing.

13

2.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Helen A.Snooks dkk berjudul “ Real Nursing? Development Telenursing” di sebuah National Health Service di Inggris pada tahun 2007. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode kuisioner terstruktur terhadap 111 orang perawat yang bekerja di sana. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perspektif perawat terhadap dampak dari telenursing. Dari penelitian ini diperoleh laporan bahwa alasan mereka bergabung dengan layanan telepon ini adalah karena peningkatan gaji dan kerja yang fleksibel. Duapertiga dari mereka melaporkan peningkatan kepuasan kerja dan perkembangan keterampilan keperawatan. Ada penelitian lain yang berjudul : “Telenurses’ experiences of working with computerized decision support: supporting, inhibiting and quality improving “ yang dilakukan oleh Annica Ernesa dkk, pada tahun 2006 merupakan mahasiswa di Department of Public Health and Caring Sciences, Uppsala University, Sweden and Department of Caring Science and Sociology, University of Ga¨ vle, Sweden. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengalaman telenurses yang bekerja dengan sistem pendukung komputerisasi dan bagaimana sistem tersebut dapat mempengaruhi pekerjaan mereka. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan delapan orang partisipan yaitu Registered Nurse (RN) dengan menggunakan metode wawancara semi terstruktur. RN tersebut berasal dari tiga pusat konseling via telepon di Swedia yang menggunakan komputer sebagai pendukung layanannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para telenurses menemukan sistem pendukung keputusan yang menyederhanakan pekerjaan mereka, melengkapi pengetahuan mereka, memberikan mereka keamanan dan meningkatkan kredibilitas mereka. Mereka juga menggambarkan, kadang-kadang sistem tersebut bertentangan dengan pendapat mereka sendiri. Partisipan mengatakan bahwa sistem komputerisasi tidak dapat menggantikan pengetahuan dan kompetensi perawat.

4. Selain pengalaman yang disampaikan perawat, keluarga dan pasien juga menyampaikan pengalamnnya tentang telenursing, seperti pada penelitian yang 14

berjudul : “ Patient And Carer Perspectives Patients and families experiences with video telehealth in rural/remote communities in Northern Canada” yang dilakukan oleh Pat Sevean,dkk. Dimana tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman pasien dan keluarga tentang konsultasi dengan telehealth video sebagai metode penyediaan layanan kesehatan di desa terpencil di Kanada Utara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data menggunakan video dan wawancara semi terstruktur terhadap partisipan 10 orang pasien dan 9 orang perwakilan keluarga yang telah menggunakan fasilitas telenursing sekurang-kurangnya selama 1 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan mengemukakan keuntungan telehealth yaitu mengurangi beban (biaya perjalanan, akomodasi, kehilangan upah, kehilangan waktu dan keterbatasan fisik), memaksimalkan dukungan (akses ke keluarga,teman,akrab lingkungan rumah, perawat, dan penyedia layanan lainnya). G. Faktor-Faktor Penghambat Aplikasi Telenursing dan Cara Mengatasi Isu yang terjadi dalam pemberian pelayanan kesehatan dalam bentuk telenursing yaitu praktek telenursing masih dilarang, sebagai contoh disalah satu negara adidaya yakni Amerika serikat praktek telenursing dilarang karena perawat yang online sebagai koordinator harus memiliki izin atau lisensi di setiap negara bagian dan pasien yang menerima telecare harus bersifat lokal guna menghindari malpraktek perawat antar negara bagian. Malpraktek dan akontabilitas yang berkaitan dengan telenursing masih dalam perdebatan dan mencari solusi untuk pemecahannya. Ada beberapa isu yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan telehealth yaitu : 1.

Pembiayaan. Pembiayaan adalah hambatan dalam penyelenggaraan telehealth. Meskipun

15

dijumpai bahwa telehealth banyak mempunyai manfaat. Pemerintah masih kurang dalam mengembangkan telehealth. 2. Aspek legal Aspek hukum menyatakan bahwa: warga negara harus dilindungi dari praktek petugas kesehatan yang tidak baik 3. Standar keamanan Perhatian dalam apliksi tekhnologi dalam pelayanan kesehatan adalah keamaan/keselamatan pasien. Sistem pelayanan telehealth harus bisa menjamin keselamatan bagi pasien. Berkaitan dengan hal tersebut ANA (American Nursing Association) menerbitkan 3 pedoman telehealth yaitu : Prinsip dasar telehealth pada tahun 1998, kompetensi telehealth tahun 1999 dan mengembangkan protokol telehealth pada tahun 2001 4. Keamanan data Telehealth memerlukan pencatatan elektronik (elektronik health record), yang rawan akan privasi, kerahasiaan dan keamanan data.Sehingga penyelenggaraan telehealth harus bisa menjamin keamanan data. 5. Infrastruktur komunikasi Infrastruktur

telekomunikasi

merupakn

bagian

dari

telehealth

yang

mempunyai biaya dengan prosentase paling besar. Isu yang lain, adalah alat untuk hubungan antarmuka (interface) akan sulit menyelenggarakan telehealth jika tidak ada saling hubungan (interkoneksi) antar alat. Penggunaan telenursing pada negara yang baru memulai pemanfaatannya tentu mengalami kendala, diantaranya: 1. Membutuhkan sumber daya perawat yang memiliki kemampuan lebih yaitu mampu memahami dan memanfaatkan teknologi yang pada umumnya tidak mudah pengadaannya, membutuhkan pendidikan kekhusussan spesialis informasi yang menurut penulis saat ini mungkin masih kurang peminatnya. 2. Teknologi informasi dan pemanfaatan komputer untuk semua pihak yang terkait dengan layanan keperawatan akan membutuhkan banyak biaya. Sedangkan untuk 16

pengadaan sarana teknologi tersebut yang dirasakan cukup banyak membutuhkan biaya, dimana hal ini sulit diwujudkan oleh suatu masyarakat yang berada disusuatu negara berkembang seperti di Indonesia. Cara Mengatasi Hambatan aplikasi Telenursing Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Kegiatan telenursing mesti terintegrasi dengan startegi dan kebijakan pengembangan praktek keperawatan,

penyediaan pelayanan asuhan

keperawatan, dan sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan yang menggunakan model informasi kesehatan/berbasis internet. Pelaksanaan telenursing di Indonesia masih belum berjalan dengan baik disebabkan oleh karena keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan sarana dan prasarana serta kurangnya dukungan pelaksanaan telenursing dari pemerintah. Untuk mensiasati keterbatasan pelaksanaan telenursing bisa dimulai dengan peralatan yang sederhana seperti pesawat telepon yang sudah banyak dimiliki oleh masyarakat tetapi masih belum banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan kesehatan atau pelayanan keperawatan. Telenursing menggunakan telepon ini dapat diaplikasikan di unit gawat darurat dan home care. Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah : 1. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan harus tetap terjaga. 2. Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon) dan keuntungannya. 17

3.

Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol

dengan membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email. 4. Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek. Di Amerika Serikat khususnya telah ada 29 negara bagian yang membuat UU tentang ketentuan, etik dan peraturan telehealth termasuk telenursing yang terlingkup dalam telehealth legislation 1997 yang berdasar The Telecommunications Reform Act of 1996 charged, dan ada 53 UU yang sedang dibahas di Amerika ditahun tersebut. Cara kerja Telenursing, dimana perawat menggunakan pengetahuan, ketrampilan, pertimbangan dan pemikiran kritis yang yang tidak bisa dipisahkan di (dalam) ilmu Pendidikan perawatan. Aktivitas tersebut sudah dapat diberikan Lisensi melakukan asuhan keperawatan. Definisi legal ilmu perawatan hampir selalu meliputi : 1.

Penggunaan ilmu perawatan pendidikan,

2. Pemikiran kritis, dan 3. Pengambilan keputusan. Jadi jelaslah bahwa Telenursing merupakan peluang kerja profesi keperawatan yang legal. Tentunya dukungan organisai profesi dalam perizinan sangat dibutuhkan.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 18

Telenursing merupakan salah satu bagian integral dari telehealth. Telenursing dapat digunakan untuk memberikan pelayanan keperawatan professional dengan berbagai metodenya ( home care, perawat on-call, menyediakan informasi dll ). Telenursing dapat meningkatkan kemandirian dan kepuasan pasien dalam memenuhi derajat kesehatannya. Telenursing dapat meningkatkan partisipasi aktif keluarga dalam perawatan . Telenursing efektif digunakan dalam setting perawatan pasien yang mengalami penyakit kronis dan penyakit yang menyebabkan ketergantungan. Telenursing bisa juga dilakukan di pedesaan yang memadai sarana dan prasarana teknologi dan informasinya. Telenursing memiliki beberapa keuntungan menurut Britton, Keehner, Still & Walden pada tahun1999 yaitu: Efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan, dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis, dapat mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat di rumah sakit, Dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis, dan dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan. Kalau kita lihat perkembangan telenursing di Indonesia, masih sangat jauh ketinggalan dibandingkan negara-negara lain. Di Indonesia masih sangat sedikit institusi kesehatan yang menggunakan telenursing. Diantara RS tersebut adalah, RS Banyumas, RS Fatmawati dan beberapa RS lainnya di Jakarta yang telah mengembangkan sistem pendokumentasian keperawatan berbasis komputer. Namun memang kita tidak bisa menutup mata akan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh keperawatan di Indonesia. Diantara hambatan itu adalah keterbatasan SDM yang menguasai bidang keperawatan dan teknologi informasi secara terpadu, masih minimnya infrastruktur untuk menerapkan sistem informasi di dunia pelayanan, dan masih rendahnya minat para perawat di bidang teknologi informasi keperawatan. Apalagi belum adanya kebijakan institusi pelayanan bagi pengembangan sistem informasi berbasis komputer.

19

Mengembangkan sistem informasi keperawatan membutuhkan banyak persiapan. Selain infrastrukturnya, SDM perawatnya juga haus disiapkan. Kompetensi, kualifikasi dan keterampilan yang harus dimiliki perawat dalam praktek telenursing adalah kompetensi klinis, keterampilan penilaian dalam area praktek keperawatan. Selain itu perawat juga harus memiliki karakteristik pribadi yang akan memfasilitasi keterlibatan mereka dalam telenusring, misalnya : sikap positif, membuka pikiran terhadap teknologi, memiliki pengetahuan & kemampuan untuk menavigasi sistem teknologi dan lingkungan misalnya pengetahuan dan keterampilan untu mengoperasikan teknologi, memiliki pemahaman tentang keterbatasan teknologi yang digunakan, misalnya dapat menentukan jika tanda-tanda vital sedang dimonitor secara akurat dengan peralatan tertentu, memiliki pengetahuan dan penerapan protokol operasional telehealth, memiliki keterampilan berkomunikasi dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Mardianto,Mey.

Telenursing.

http://www.fik.ui.ac.id/.../FUNGSI%20

TELENURSING%20BAGI%20KADER%20POSBINDU.rtf. Diakses pada tanggal 18 November 2010. 20

Anonim. Perkembangan IT Dalam Keperawatan. http://www.google.com/xiumei87. wordpress.com/2010/10/29/page/3/. Diakses pada tanggal 18 November 2010. Liza, Fera. Perkembangan Telenursing. http://www.fik.ui.ac.id/.../UTS%20SIMFERA%20LIZA%20NPM%200906594343.pdf. Diakses pada tanggal 18 November 2010. Rochmawati, DH. Telenursing. http://www.fik.ui.ac.id/pkko/files/tugas% 20sim %20heppy.pdf. Diakses pada tanggal 18 November 2010.

21

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF