makalah strategi komunikasi.pdf

March 9, 2017 | Author: Diani Ayundha N | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download makalah strategi komunikasi.pdf...

Description

Daftar Isi BAB I ...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 1.1 Latar belakang ........................................................................................................... 1 1.2 Rumusan masalah ..................................................................................................... 2 1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 3

BAB II ..................................................................................................................... 4 PEMBAHASAN ..................................................................................................... 4 2.1 Pengertian Strategi Komunikasi................................................................................ 4 2.2 Teori dalam strategi komunikasi ............................................................................... 5 2.3 Fungsi Strategi Komunikasi .................................................................................... 10 Jenis – Jenis Streategi Komunikasi ............................................................................... 12 2.5 Strategi meningkatkan komunikasi yang efektif ..................................................... 15

BAB III ................................................................................................................. 19 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 19 3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 19 3.2 Saran ....................................................................................................................... 20

Daftar Pustaka

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Dewasa ini manusia sudah dalam tahap yang sangat modern. Hidup masyarakat pun semakin modern dengan berkembangnya teknologi untuk membantu komunikasi antar sesama manusia seperti gadget. Namun, sangat banyak pula para masyarakat yang tidak memperhatikan aspek-aspek penting dalam berkomunikasi. Sehingga akibatnya, banyak kesalah pahaman dari komunikasi yang dilakukan itu sendiri. Orang yang mampu berkomunikasi dengan baik memiliki kehidupan pribadi yang bahagia, sebab dapat mempengaruhi orang. Paling tidak, dapat mengalihkan idenya kepada orang lain. Sebagian besar orang demikian menerima tanggapan positif terhadap permintaannya dibandingkan dengan orang yang memiliki komunikasi yang buruk. Peneliti mengungkapkan bahwa 85% kepuasan pelanggan berasal dari hubungan baik yang merupakan hasil dari komunikasi yang baik (Hendarin). Oleh karena itu komunikasi efektif dianggap sebagai elemen penting untuk keberhasilan suatu organisasi. Bagaimana mungkin orang lain bisa menangkap ide kita kalau kita tidak dapat mengungkapkannya kepada orang lain dengan baik. Komunikasi menurut kamus besar bahasa indonesia adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Komunikasi dapat juga berarti sebagai hubungan ; atau kontak. Sementara menurut prof. Drs.onong uchjana effendi, ma komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media. Dalam makalah kali ini, akan dibahas tentang “strategi komunikasi”. Strategi komunikasi menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku berjudul

1

“Dimensi-Dimensi Komunikasi” menyatakan bahwa “strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi

komunikasi harus dapat

menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi”. (1981 : 84). Sedangkan menurut Anwar Arifin dalam buku ‘Strategi Komunikasi’ menyatakan bahwa : Sesungguhnya suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan strategi komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas. Dengan strategi komunikasi ini, berarti dapat ditempuh beberapa cara memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak dengan mudah dan cepat. (1984 :10) Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini akan dibahas mengenai strategi komunikasi. Karena sebagai makhluk social, manusia tidak terlepas untuk berkomunikasi. Selain itu, berkomunikasi pun dapat menyatakan keinginan hati kita kepada orang lain. Jika dalam berkomunikasi kita tidak mengerti rambu-rambu yang benar, maka akan terjadi berbagai masalah yang timbul di lingkungan social sekitar.

1.2 Rumusan masalah  Bagaimana cara memahami strategi komunikasi ?  Bagaimana teori dalam strategi komunikasi yang baik dan benar ?  Bagaimana cara mengetahui fungsi dari strategi komunikasi ?  Bagaimana cara mengetahui jenis-jenis strategi komunikasi ?

2

1.3 Tujuan  Untuk memahami strategi komunikasi  Untuk mengetahui teori dalam strategi komunikasi yang baik dan benar  Untuk mengetahui fungsi dari strategi komunikasi  Untuk mengetahui jenis-jenis strategi komunikasi

3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Strategi Komunikasi Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh penentuan strategi komunikasi. Di lain pihak jika tidak ada strategi komunikasi yang baik efek dari proses komunikasi (terutama komunikasi media massa) bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh negatif. Sedangkan untuk menilai proses komunikasi dapat ditelaah dengan menggunakan modelmodel komunikasi. Dalam proses kegiatan komunikasi yang sedang berlangsung atau sudah selesai prosesnya maka untuk menilai keberhasilan proses komunikasi tersebut terutama efek dari proses komunikasi tersebut digunakan telaah model komunikasi. Menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku berjudul “Dimensi-Dimensi Komunikasi” menyatakan bahwa : “.... Strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi”. (1981 : 84). Selanjutnya menurut

Onong Uchjana Effendi bahwa strategi

komunikasi terdiri dari dua aspek, yaitu : a. secara makro ( planned multi-media strategy ) secara mikro ( single communication medium strategy ) kedua aspek tersebut mempunyai fungsi ganda, yaitu :  Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal.

4

 Menjembatani “cultural gap” , misalnya suatu program yang berasal dari suatu produk kebudayaan lain yang dianggap baik untuk diterapkan dan dijadikan milik kebudayaan sendiri sangat tergantung bagaimana strategi mengemas informasi itu dalam dikomunikasiknnya. (1981 : 67) Sedangkan menurut Anwar Arifin dalam buku ‘Strategi Komunikasi’ menyatakan bahwa : “sesungguhnya suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan strategi komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas. Dengan strategi komunikasi ini, berarti dapat ditempuh beberapa cara memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak dengan mudah dan cepat. (1984 :10)

2.2 Teori dalam strategi komunikasi Dalam hal strategi dalam bidang apa pun tentu harus didukung dengan teori. Begitu juga pada strategi komunikasi harus didukung dengan teori. Dengan teori merupakan pengetahuan mendasar pengalaman yang sudah diuji kebenarannya. Karena teori merupakan suatu statement (pernyataan) atau suatu konklusi dari beberapa statement yang menghubungkan (mengkorelasikan) suatu statement yang satu dengan statement lainnya. Dari sekian banyak teori komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli, untuk strategi komunikasi yang memadai adalah teori dari seorang ilmuan politik dari amerika serikat yang bernama Harold D. Lasswell. Harold D. Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi atau cara untuk menggambarkan dengan tepat sebuah tindak komunikasi ialah menjawab pertanyaan “who says what in which channel to whom with what effect ? (siapa mengatakan apa dengan cara apa kepada siapa dengan efek bagaimana)”. Kalau diuraikan formula Lasswell tersebut dapat dilihat pada skema yang digambarkan oleh Denis Mc Quail dan Sven Windahl sebagai berikut :

5

( sumber : Strategi komunikasi oleh Myazinda, 2008) Telaah komunikator meliputi analisis hal-hal sebagai berikut :  Sejauh mana si komunikator mempunyai percaya diri (self confident). Dikarenakan dalam komunikasi interpersonal ciri atau karakteristiknya yang pertama dimulai dari diri sendiri maka komunikator harus percaya pada kemampuannya sendiri untuk melakukan relasi komunikasi interpersonal.  Bahagian dari peraya diri pada komunikator adalah penguasaan meteri/pengetahuan yang mendalam tentang hah-hal dari isi pesan yang akan

di-reciever-kan

(disampaikan).

Sejauh

mana

komunikator

mengendalikan transaksional, yaitu ketika bertemu dan berkenalan dengan komunikan maka komunikator sudah mempunyai persepsi mengenai identitas dan kepribadian komunikan. Untuk selanjutnya maka komunikator harus tetap mengendalikan identitas dan kepribadian komunikan seperti semula.  Memelihara relasi, yaitu memelihara hubungan dengan komunikan dengan mengatur jarak duduk atau dengan tetap memperhatikan pandangan pada wajah komunikan.  Selanjutnya mengenai telaah atau analisis pesan, komunikan, dan media sudah dibahas di muka pada bab proses komunikasi pasal mengenai mewujudkan proses komunikasi yang effektif.  Formula dari lasswell tersebut termasuk dalam katagori model-model dasar dalam stretegi komunikasi. Formula sederhana ini telah digunakan dengan

6

berbagai cara, terutama untuk mengatur dan mengorganisasikan dan membentuk struktur tentang proses komunikasi.  Formula laswell menunjukkan kecenderungan-kecenderungan awal modelmodel komunikasi,

yaitu menganggap bahwa komunikator pasti

mempunyai “receiver” (penerima) dan karenanya komunikasi harus semata-mata dianggap sebagai proses persuasif. Juga selalu dianggap bahwa pesan-pesan itu pasti ada efeknya.  Formula lasswell tersebut mengandung banyak keterkaitan dengan teoriteori lain seperti diungkapkan oleh Melvin L . De Fleur yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendi dalam buku ‘Dimensi-Dimensi Komunikasi’, bahwa ada empat teori : a. Individual differences theory, bahwa khalayak sebagai komunikan secara selektif psikologis memperhatikan suatu pesan komunikasi jika berkaitan dengan kepentingannya, sesuai sikap, kepercayaan, dan nilainilainya. b. Social catagories theory, bahwa meskipun masyarakat modern sifatnya heterogen namun orang-orang yang mempunyai sifat yang sama akan memilih pesan komunikasi yang kira-kira sama dan akan memberikan tanggapan yang kira-kira sama pula. c. Social relationship theory, bahwa walaupun pesan komunikasi hanya sampai pada seseorang tapi kalau seseorang tersebut sebagai pemuka pendapat (opinion leader), maka informasi isi pesan tersebut akan diteruskan kepada orang lainnya bahkan juga menginterpretasikannya. Berarti opinion leader tadi mempunyai pengaruh pribadi (personal influence) yang merupakan mekanisme penting dapat merubah pesan komunikasi. d. Cultural norms theory, bahwa melalui penyajian yang selektif dan penekanan pada tema tertentu media massa menciptakan kesan-kesan pada khalayak bahwa norma-norma budaya yang sama mengenai topiktopik tertentu dibentuk dengan cara-cara khusus dengan batas-batas situasi perorangan, yaitu ada tiga :

7

-

Reinforce existing patterns, bahwa pesan komunikasi dapat memperkuat pola-pola yang sudah ada dan mengarahkan orangorang untuk peraya bahwa suatu bentuk sosial dipelihara oleh masyarakat.

-

Create new shared convictions, bahwa media massa dapat menciptakan keyakinan baru mengenai suatu topik yang dengan topik tersebut khalayak kurang berpengalaman sebelumnya. C. Change existing norms, bahwa media massa dapat merubah norma-norma yang sudah ada dan karenanya dapat merubah tingkah laku orang-orang. (1981 : 69).

Selanjutnya strategi komunikasi harus juga meramalkan efek komunikasi yang diharapkan, yaitu dapat berupa menyebarkan informasi melakukan persuasi melaksanakan intruksi dari efek yang diharapkan tersebut dapat ditetapkan bagaimana cara berkomunikasi (how to communicate), dapat dengan cara komunikasi tatap muka (face to face communication). Komunikasi tatap muka (face to face communication), dipergunakan apabila kita mengharapkan efek perubahan tingkah laku (behaviour change) dari komunikan karena sifatnya lebih persuasive komunikasi bermedia (mediated communication), dipergunakan lebih banyak untuk komunikasi informatif dengan menjangkau lebih banyak komunikan tetapi sangat lemah dalam hal persuasif. Dalam strategi komunikasi peranan komunikator sangatlah penting, itulah sebabnya strategi komunikasi harus luwes supaya komunikator sebagai pelaksana dapat segera mengadakan perubahan bila dalam pelaksanaan menemui hambatan. Salah satu upaya untuk melancarkan komunikasi yang lebih baik mempergunakan pendekatan a-a procedure (from attention to action procedure) dengan lima langkah yang disingkat AIDDA. A attention

(perhatian)

I

(minat)

interest

D desire

(hasrat)

D decision

(keputusan)

A action

(kegiatan)

8

dimulainya komunikasi dengan membangkitkan perhatian akan menjadikan suksesnya komunikasi. Setelah perhatian muncul kemudian diikuti dengan upaya menumbuhkan minat yang merupakan tingkatan lebih tinggi dari perhatian. Minat merupakan titik pangkal untuk tumbuhnya hasrat. Selanjutnya seorang komunikator harus pandai membawa hasrat tersebut untuk menjadi suatu keputusan komunikan untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator. (myazinda, strategi komunikasi) Untuk membangun suatu komunikasi yang efektif diperlukan strategi khusus. Strategi ini diperlukan agar terjadi kesamaan pemahaman dan tidak ada misinterpretasi antara pihak-pihak y a n g

berkomunikasi.

Strate gi

tersebut antara lain : a. Ketahui mitra bicara. S e t i a p komunikator harus tahu siapa mitra bicara mereka, bagaimana keadaan mereka atau bagaimana tingkat pendidikan mereka. Tentu akan berbeda cara kita berkomunikasi dengan orang yang sedang gembira, sedih atau marah. Apabila kita menyamaratakan cara berkomunikasi kita denganorang yang gembira, sedih atau marah, besar kemungkinan akan terjadi kesalahpahaman yang berujung

pada

ketidakbaikan. Begitu pula cara kita berkomunikasi dengan orang mempunyai tingkat pendidikan rendah atau tinggi. Hal ini dimaksudkan

agar

tidak

terjadi

perbedaan

persepsi

dan

perkataanyang sia-sia. b . Ketahui tujuan Saat berkomunikasi seorang komunikator harus tahu tujuan dari komunikasi tersebut, apakah dalam situasi formal atau tidak, apakah untuk kepentingan komersial a t a u dilakukan

dalam

bukan.

seminar

Komunikasi

tentunya

akan

yang

berbeda

d e n g a n komunikasi sehari-hari yang dilakukan dengan teman sejawat. c. Perhatikan konteks

9

Seorang komunikator harus benar–benar mengerti dengan apa yang ia sampaikan kepada komunikan sehingga komunikator dapat fokus dan tidak melencengdari konteks pembicaraan. Dengan demikian, komunikan tidak akan mengalami kebingungan atas apa yang disampaikan komunikator. d. P e l a j a r i k u l t u r Sebelum

berkomunikasi

dengan

seseorang

kita

h a r u s mempelajari kultur atau budaya mitra bicara kita. Setiap budaya mempunyai tata cara dan filosofihidup yang berbeda-beda. Jangan sampai ucapan kita menyinggung hati orang dari budaya tertentu. e. Pahami bahasa Bahasa menjadi faktor penting demi tercapainya keefektifan dalam komunikasi. Apa jadinya jika komunikan tak mengerti bahasa yang disampaikan oleh komunikator. Komunikasi seperti ini sangat tidak efektif tidak akan menciptakan kesepahaman antara komunikator dengan komunikan. (Ristiawan, Dasar-Dasar Komunikasis-1 Ilmu Adm. Negara 2008)

2.3 Fungsi Strategi Komunikasi Strategi komunikasi merupakan perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Selain ‘tujuan’ juga harus dapat menunjukkan ‘strategi’ operasional. Pendekatannya bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi. Perhatikan faktor-faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilaku manusia (know your audience). Strategi komunikasi harus didukung oleh teori. Salah satu cara untuk menerangkan proses komunikasi adalah menjawab pertanyaan :  Who? (siapakah komunikatornya)  says what? (pesan apa yang dinyatakannya)  in which channel? (media apa yang digunakannya)  to whom? (siapa komunikannya)  with what effect? (efek apa yang diharapkan) Adapun faktor pendukung strategi komunikasi adalah : a. Mengenali sasaran komunikasi

10

b. Faktor situasi dan kondisi c. Pemilihan media komunikasi d. Pengkajian tujuan pesan komunikasi e. Peranan komunikator dalam komunikasi f.

Daya tarik sumber

g. Kredibilitas sumber Mengenal khalayak. Khalayak itu aktif sehingga antara komunikator dengan komunikan bukan saja tejadi saling hubungan, tetapi juga saling mempengaruhi. Menyusun pesan, yaitu menentukan tema dan materi. Syarat utama dalam mempengaruhi kalayak dari pesan tersebut ialah mampu membangkitkan perhatian. Awal efektivitas dalam komunikasi ialah bangkitnya perhatian dari khalayak terhadap pesan-pesan yang disampaikan. Menetapkan metode, dalam hal ini metode penyampaian, yang dapat dilihat dari dua aspek, yaitu : a. Menurut cara pelaksanaannya Menggunakan metode redundancy (repetition) dan canalizing. Metode canalizing yaitu mempengaruhi khalayak untuk menerima pesan yang disampaikan, kemudian secara perlahan-lahan merubah sikap dan pola pemikirannya ke arah yang kita kehendaki. Metode redundancy adalah cara mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang-ulang pesan pada khalayak. b. Menurut bentuk isinya -

Metode informatif, lebih ditujukan pada penggunaan akal pikiran khalayak, dan dilakukan dalam bentuk pernyataan berupa: keterangan, penerangan, berita, dan sebagai nya.

-

Metode persuasif yaitu mempengaruhi khalayak dengan jalan membujuk. Dalam hal ini khalayak digugah baik piki ran maupun perasaannya.

-

Metode edukatif, memberikan sesuatu idea kepada khalayak berdasarkan fakta-fakta, pendapat dan pengalaman yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi kebenarannya dengan disengaja, teratur dan berencana, dengan tujuan mengubah tingkah laku manusia ke arah yang di inginkan.

-

Metode kursif, mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa tanpa memberi kesempatan berpikir untuk meneri ma gagasan-gagasan yang dilontarkan, dimanifestasikan dalam bentuk peraturan-peraturan, intimidasi dan biasanya di belakangnya berdiri kekuatan tangguh.

11

Untuk pemilihan media komunikasi, kita dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang disampaikan dan teknik yang dipergunakan, karena masing-masing medium mempunyai kelemahan-kelemahannya tersendiri sebagai alat. Fungsi strategi komunikasi menentukannya berhasil atau tidaknya kegiatan proses komunikasi secara efektif. Proses strategi komunikasi adalah sebagai berikut : a) Analisis program/masalah b) Analisis situasi c) Analisis khalayak d) Tujuan komunikasi e) Strategi komunikasi f) Perencanaan kegiatan pengembangan media g) Produksi dan ujicoba media h) Penggunaan media i) Media monitoring dan sistem pengelolaan informasi j) Evaluasi dan analisis masalah. ( Https://floatlover.wordpress.com/fungsi-strategi-komunikasi/)

Jenis – Jenis Streategi Komunikasi a. Strategi komunikasi organisasi dari pimpinan ke anggota (downward communication) Gibson dalam syasyikirana mengungkapkan bahwa dalam strategi komunikasi perlu adanya rasa saling saling percaya yang diciptakan antara komunikator dan komunikan. Kalau tidak ada unsur saling mempercayai, komunikasi tidak akan berhasil. Tidak adanya rasa saling percaya akan menghambat komunikasi. Sebelum melancarkan proses komunikasi, hal yang harus dilakukan adalah mempelajari siapa yang akan menjadi sasaran komunikasi pimpinan. Adapun hal-hal yang perlu diketahui dari komunikan adalah kerangka referensi dan situasi serta kondisi mereka. Tiap individu memiliki karakter yang berbeda-beda oleh karena itu perlakuan saat 12

memberikan informasi atau pesan juga berbeda-beda. Hal tersebut berlaku bila akan mengomunikasikan secara personal, namun bila secara serentak biasanya diumumkan saat rapat mingguan setiap hari sabtu atau saat rapat kecil yang berbeda-beda setiap timnya. Unsur selanjutnya yang menjadi penting adalah bagaimana mengemas pesan atau instruksi tersebut agar ditanggapi oleh komunikan. Pengemasan pesan akan mempengaruhi penerimaan pesan itu sendiri oleh komunikan, dalam hal ini adalah anggota. Pada dasarnya sistem komunikasi ke bawah mengandalkan berbagai jenis media cetak dan oral untuk menyebarkan informasi. Beberapa contoh media tertulis menurut luthans (2006) berupa buku panduan organisasi, buku petunjuk, majalah, koran, dan surat yang dikirim ke rumah atau dibagikan dalam pekerjaan, item papan pengumuman, poster, dan display informasi; dan laporan standar, deskripsi prosedur, dan memo. b. Strategi komunikasi dari anggota ke pimpinan (upward communication) Komunikasi ke atas merupakan sumber informasi yang penting dalam membuat keputusan, karena dengan adanya komunikasi ini pimpinan dapat mengetahui bagaimana pendapat anggota mengenai pimpinan, mengenai pekerjaan mereka, mengenai teman-temannya yang sama bekerja dan mengenai organisasi. Karena pentingnya komunikasi tersebut maka organisasi perlu memprogramnya. Komunikasi ke atas merupakan sumber informasi yang penting dalam membuat keputusan, karena dengan adanya komunikasi ini pimpinan dapat mengetahui bagaimana pendapat anggota mengenai pimpinan, mengenai pekerjaan mereka, mengenai teman-temannya yang sama bekerja dan mengenai organisasi. Karena pentingnya komunikasi tersebut maka organisasi perlu memprogramnya. Namun, terkadang komunikasi ke atas lebih sulit dibandingkan komunikasi ke bawah. Hal tersebut dikemukakan Sharma (pace & faules, 2005). Ada empat alasan yang mendasari mengapa komunikasi ke atas terlihat

amat

sulit.

Pertama,

13

adanya

kecenderungan

pegawai

menyembunyikan pikiran mereka. Kedua, pegawai cenderung melihat pimpinan tidak akan tertarik dengan masalah yang sedang mereka hadapi. Selanjutnya, seringkali pimpinan tidak berhasil memberi penghargaan kepada pegawai yang telah melakukan komunikasi ke atas. Terakhir, adanya perasaan bahwa pimpinan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disampaikan pegawai. c. Strategi komunikasi yang efektif Secara garis besar, komunikasi dapat dibedakan antara komunikasi verbal dan non-verbal. Di antara jenis komunikasi non-verbal adalah komunikasi tertulis. Di kehidupan nyata kita kering menemukan orangorang yang gagap dalam menyampaikan ide-idenya secara lisan, namun mampu penyampaian secara tertulis baik berupa proposal penelitian dan menyusun laporan penelitian. Sebagaimana sering dikatakan, komunikasi adalah sebuah kegiatan mentransfer sebuah informasi. Namun, tidak semua orang mampu melakukannya dengan baik. Bagaimanakah caranya agar kita mampu melakukan komunikasi yang baik, komunikasi yang dua arah, komunikasi yang efektif, sehingga target informasi yang harus disampaikan ataupun diserap sesuai dengan harapan? d. Strategi komunikasi organisasi dari pimpinan ke anggota (downward communication) Kegagalan dalam organisasi banyak yang disebabkan oleh kurang tertatanya komunikasi yang dilakukan para pelaku di organisasi tersebut. Komunikasi yang tidak efektif adalah akar utama permasalahan dalam organisasi. Komunikasi yang efektif antara pimpinan dan anggota menjadi faktor penting bagi pencapaian tujuan suatu organisasi. Pemimpin organisasi sebagai leader memiliki peran penting dalam komunikasi. Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai strategi komunikasi organisasi dari pimpinan ke anggota. e. Strategi komunikasi dari anggota ke pimpinan (upward communication)

14

Komunikasi ke atas lebih sulit dibandingkan komunikasi ke bawah. Ada empat alasan yang mendasari mengapa komunikasi ke atas terlihat amat sulit. Pertama, adanya kecenderungan pegawai menyembunyikan pikiran mereka. Kedua, pegawai cenderung melihat pimpinan tidak akan tertarik dengan masalah yang sedang mereka hadapi. Selanjutnya, seringkali pimpinan tidak berhasil memberi penghargaan kepada pegawai yang telah melakukan komunikasi ke atas. Terakhir, adanya perasaan bahwa pimpinan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disampaikan pegawai. Anggota merasa dirinya tidak memiliki kuasa untuk menyampaikan sesuatu kepada pimpinan. Kalaupun ada, itupun adalah sesuatu yang mereka terima dari sesama karyawan. Anggota organisasi merasa kesulitan untuk berkomunikasi ke atas karena alasan adanya perasaan bahwa pimpinan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disampaikan pegawai. Jadi masalah yang ingin dibahas adalah mengenai strategi komunikasi dari anggota ke pimpinan.

2.5 Strategi meningkatkan komunikasi yang efektif Komunikasi efektif dapat dilakukan oleh setiap orang. Jika ada yang merasa tidak mampu, hal ini lebih karena masalah kebiasaan saja. Melatih orang berkomunikasi sederhana secara efektif bisa dilakukan dengan langsung pada prakteknya. Walaupun sepintas sepele, hal ini dapat membantu setiap individu untuk mencapai sebuah kesuksesan baik di dalam kehidupan pribadinya maupun dalam kehidupan karirnya. Untuk dapat melakukan komunikasi efektif, sebuah sumber menyatakan ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan yaitu menganalisa, menyalahkan, menghakimi, menasehati, dan menginterogasi. Yang tak kalah pentingnya dalam melakukan komunikasi efektif adalah keterampilan mendengarkan dan bertanya. Dalam proses berkomunikasi, seseorang harus mampu mendengarkan dan memahaminya dengan baik. Kemudian mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang saling memiliki keterkaitan dan mengarah pada 15

suatu solusi. Sehingga tujuan utama dalam komunikasi yang efektif adalah sebuah win-win solution. Tak ada satupun orang yang mau disalahkan. Inilah konsep dasar dari komunikasi efektif. Tak elok rasanya bila dalam berkomunikasi, satu pihak terus-terusan berbicara, sementara pihak lainnya terus-terusan mendengarkan. Sehingga tidak terjadi komunikasi dua arah. Komunikasi efektif atau dalam beberapa kasus sering diartikan sebagai diplomasi, perlu dilakukan untuk dapat membangun sebuah kesamaan keinginan dari sebuah informasi yang disajikan. Sehingga tujuan yang ingin diraih dapat dicapai secara bersama-sama. Ketika anda ingin berkomunikasi dengan orang lain, lakukanlah dengan efektif. Dalam kondisi apapun disarankan agar anda selalu dapat melakukan komunikasi secara efektif. Contoh sederhana, lihatlah orang yang akan diajak bicara sudah siap atau belum menerima informasi atau pertanyaan dari kita. Kalau belum, tunggulah dulu sampai benar-benar dia siap. Dengan berkomunikasi efektif kita dapat menunjukan kepribadian yang berkarakter positif dan membuka diri untuk selalu tumbuh dan berkembang menuju kesuksesan secara bersama-sama. Perbedaan antara komunikasi efektif dan tidak efektif dapat dilacak sampai seberapa jauh pihak-pihak yang berkomunikasi menangani empat aspek proses komunikasi: 1. Perbedaan persepsi Ini adalah salah satu hambatan komunikasi yang umum dijumpai. Orang yang mempunyai latar belakang pengetahuan dan pengalaman berbeda sering menerima fenomena sama dari perspektif yang berbeda. Seandainya seorang supervisor baru memuji seorang karyawan atas kerja yang efisisen dan bermutu tinggi. Supervisor itu benar-benar menghargai usaha karyawan tadi dan pada saat yang sama ingin mendorong karyawan yang lain untuk meniru contoh tersebut. Akan tetapi, orang lain mungkin menganggap karyawan tadi membedakan diri untuk dipuji sebagai tanda dia telah menjilat pimpinan. Mereka mungkin bereaksi dengan menggoda atau

16

menunjukkan permusuhan secara terbuka. Persepsi individu mengenai komunikasi yang sama dapat berbeda secara radikal. Cara untuk mengatasi perbedaan persepsi adalah pesan harus dijelaskan sehingga dapat dipahami oleh penerima yang mempunyai pandangan dan pengalaman berbeda. Kalau mungkin, kita harus mempelajari mengenai latar belakang mereka yang akan berkomunikasi dengan kita. 2. Emosi Reaksi emosional marah, cinta, mempertahankan pendapat, benci, cemburu, takut, malu, dapat mempengaruhi cara kita memahami pesan orang lain dan cara kita mempengaruhi orang lain dengan pesan kita sendiri. Pendekatan terbaik untuk berhubungan dengan emosi adalah menerimanya sebagai bagian dari proses komunikasi dan mencoba untuk memahaminya ketika emosi menimbulkan masalah. 3. Ketidakkonsistenan antara komunikasi verbal dan non-verbal Banyak yang berpendapat bahwa bahasa lisan dan tertulis sebagai medium utama komunikasi, tetapi pesan yang kita kirimkan dan kita terima amat dipengaruhi oleh faktor nonverbal seperti gerakan tubuh, pakaian, jarak berdiri antar orang yang berbicara, postur, gerakan anggota badan, ekspresi wajah, gerakan mata, dan sentuhan badan. Bahkan pesan yang amat sederhana seperti “selamat pagi”, dapat di sampaikan dengan maksud berbeda-beda dengan komunikasi nonverbal. Kunci untuk menghilangkan ketidakkonsistenan dalam komunikasi adalah mewaspadainya dan berjaga-jaga agar tidak mengirimkan pesan palsu. Komunikasi nonverbal harus selaras dengan pesan verbal. 4. Kepercayaan Seorang penerima mempercayai atau mencurigai suatu pesan pada umunya merupakan fungsi kredibilitas dari pengririm dalam pikiran penerima. Kredibilitas pengirim dipengaruhi oleh lingkungan dalam konteks dia mengirirmkan pesan.

17

Pada umumnya, kredibilitasseorang pemimpin akan tinggi kalau dia dianggap oleh orang lain berpengetahuan luas, dapat dipercaya, dan tulus menyangkut kesejahteraan lain. Kredibilitas merupakan hasil dari proses jangka panjang yang mana kejujuran seseorang, keadilan, dan maksud baik dikenal oleh orang lain. Seorang pemimpin dituntut untuk menguasai komunikasi verbal secara efektif. Untuk itu maka sebaiknya menyadari kelemahannya dan berusaha

menutupi

kekurangannya

dengan

mengupayakan

diri

memperbaiki diri. Usaha yang dapat dilakukan adalah mempraktikkan kemahiran bicaranya di pantai dan berpidato di sana. Dia keluarkan suaranya sekeras-kerasnya melawan suara ombak. Tentu saja, dengan seringnya berlatih demikian, maka pada saat menghadapi audiens atau lawan bicara yang sebenarnya dia tidak mendapat kesulitan lagi. Usaha kedua yang dapat dilakukan adalah mengikuti training mengenai komunikasi. Seperti disebutkan di atas, keterampilan dalam berkomunikasi secara efektif dapat dipelajari dan dikuasai dengan latihan rutin dan berkesinambungan secara terus menerus. Untuk itu, saat ini ada lembaga yang menyelenggarakan training, khusus melatih pesertanya dalam keterampilan berkomunikasi efektif.

18

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan -

Strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi (communication

planning)

dan

manajemen

(communications

management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi”. (Effendi , Dimensi-Dimensi Komunikasi 1981 : 84). -

Cara untuk menggambarkan dengan tepat sebuah tindak komunikasi ialah menjawab pertanyaan “who says what in which channel to whom with what effect ? (siapa mengatakan apa dengan cara apa kepada siapa dengan efek bagaimana)”. (Lasswell)

-

Fungsi strategi komunikasi menentukannya berhasil atau tidaknya kegiatan proses komunikasi secara efektif. Proses strategi komunikasi adalah sebagai analisis program/masalah, analisis situasi, analisis khalayak, tujuan komunikasi, strategi komunikasi, perencanaan kegiatan pengembangan media, produksi dan ujicoba media, penggunaan media, media monitoring dan sistem pengelolaan informasi, evaluasi dan analisis masalah.

-

Jenis – jenis strategi komunikasi a. Strategi komunikasi organisasi dari pimpinan ke anggota (downward

communication) b. Strategi

komunikasi

dari

anggota

ke

pimpinan

(upward

communication) c. Strategi komunikasi yang efektif d. Strategi komunikasi organisasi dari pimpinan ke anggota (downward

communication)

19

e. Strategi

komunikasi

dari

anggota

ke

pimpinan

(upward

communication)

3.2 Saran 3.2.1 Saran Untuk Penulis Sebaiknya untuk penulis selanjutnya mencari sumber yang terpercaya, seperti buku dan hasil penelitian yang lain yang lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenaran teorinya. 3.2.2 Saran Untuk Pembaca Sebaiknya pembaca benar-benar memahami strategi komunikasi yang baik. Sehingga tidak terjadi kesalah pahaman pada saat melakukan komunikasi.

20

DAFTAR PUSTAKA

-

Myazinda.2008.”strategi

komunikasi”

dalam

http://kampuskomunikasi.blogspot.co.id/2008/06/strategi-komunikasi.html diakses pada 01 April 2016 -

Ristiawan, Andry.2009.”Dasar-Dasar Komunikasi S-1 ILMU ADM. NEGARA 2008 R” dalam https://www.scribd.com/doc/20248464/Sifat-Bentuk-Dan-StrategiKomunikasi diakses pada 01 April 2016

-

Https://floatlover.wordpress.com/fungsi-strategi-komunikasi/ diakses pada 01 April 2016

MAKALAH ILMU KOMUNIKASI “STRATEGI KOMUNIKASI”

Oleh : Diani Ayundha Novianti

6513040107

Nasrudin Binyari

6513040112

Rizki

6512040100

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA 2016

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF