makalah sosialisasi

August 29, 2017 | Author: Fajar Kurniawan | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

makalah sosialisasi di daerah terkena bencana...

Description

KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas limpahan rahmat dan karunianya saya dapat menulis makalah ini mengenai Sosialisasi di daerah yang miskin. Makalah ini dapat selesai berkat bantuan berbagai pihak, antara lain Guru pembimbing yang telah mengarahkan dalam menyusun makalah ini, Orang tua yang telah membantu saya dalam menyusun makalah ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada semuanya atas bantuannya. Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini kurang sempurna. Untuk itu, saya meminta kritik dan saran kepada pembaca agar untuk kedepannya makalah yang saya buat dapat lebih baik.

Surabaya, 11 Desember 2014

Penyusun

Daftar isi KATA PENGANTAR..................................................................................................................................1 BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................4 A.

Latar Belakang.................................................................................................................................4

B.

Rumusan Masalah............................................................................................................................5

Bab II PEMBAHASAN...............................................................................................................................6 A.

Pengertian Sosialisasi......................................................................................................................6 1.

Charlotte Buhler..........................................................................................................................6

2.

Peter Berger.................................................................................................................................6

B.

Tujuan Sosialisasi............................................................................................................................6

C.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Sosialisasi.................................................................................7 1.

Faktor Intrinsik............................................................................................................................7

2.

Faktor Ekstrinsik..........................................................................................................................7

D.

Jenis-jenis Sosialisasi.......................................................................................................................8 1)

Sosialisasi Primer.........................................................................................................................8

2)

Sosialisasi Sekunder....................................................................................................................8

E.

Tahap-tahap Sosialisasi....................................................................................................................9 1.

Tahap persiapan (preparatory stage)...........................................................................................9

2.

Tahap meniru (play stage)............................................................................................................9

3.

Tahap siap bertindak (game stage)...............................................................................................9

4.

Tahap penerimaan norma kolektif (generalized stage).................................................................9

F.

Agen/ Media Sosialisasi.................................................................................................................10 1)

Keluarga.....................................................................................................................................10

2)

Sekolah......................................................................................................................................10

3)

Teman Sebaya (Peer Groups).....................................................................................................10

4)

Media Massa..............................................................................................................................11

5)

Tempat Kerja..............................................................................................................................11

G.

Sosialisasi pembentuk kepribadian................................................................................................11 a.

Pengertian kepribadian..............................................................................................................12

b.

Faktor pembentuk kepribadian...................................................................................................12

c.

Tahapan perkembangan kepribadian sebagai hasil sosialisasi....................................................13

d.

Sosialisasi nilai dan norma dalam pembentukan kepribadian....................................................13

H.

Masalah Sosial di Daerah Miskin..................................................................................................13

I.

Sosialisasi Di daerah bantaran Sungai ciliwung.............................................................................14

Bab III Penutup.........................................................................................................................................15 A.

Kesimpulan................................................................................................................................15

B.

Saran..........................................................................................................................................15

Daftar Pustaka...........................................................................................................................................16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah sosial laten dan aktual yang senantiasa hadir di tengah-tengah masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Dalam konteks masyarakat Indonesia, masalah kemiskinan juga merupakan masalah sosial yang senantiasa relevan untuk dikaji secara terus menerus.Ini bukan saja karena masalah kemiskinan telah ada sejak lama, melainkan karena masalah ini masih hadir di tengah-tengah kita dan bahkan kini gejalanya semakin meningkat sejalan dengan krisis multidimensional yang masih dihadapi oleh Bangsa Indonesia.Pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia telah berhasil menurukan penduduk miskin, meskipun belum mampu menghilangkan kemiskinan di Indonesia.Terjadinya krisis ekonomi yang mencapai puncak pada tahun 1998, menyebabkan jumlah penduduk miskin meningkat kembali secara tajam.Berbagai program pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan pemerintah sejak berlangsungnya krisis tersebut mampun menurunkan jumlah penduduk miskin, namun penurunan terebut terkesan lamban. Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan terjadi, yaitu kemiskinan alami dan kemiskinan buatan. Kemiskinan alami terjadi akibat Sumber Daya Alam (SDA) yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan buatan diakibatkan oleh imbas dari para birikrat kurang berkompeten dalam penguasaan ekonomi dan berbagai fasilitas yng tersedia, sehingga mengakibatkan susahnya untuk keluar dari kemelut kemiskinan tersebut. Dampaknya, para ekonom selalu gencar mengkritik kebijakan pembangunan yang mengedepankan pertumbuhan ketimbang dari pemerataan. Manusia merupakan mahluk tidak berdaya kalau hanya mengandalkan nalurinya.Naluri manusia tidak selengkap dan sekuat pada binatang.Untuk mengisi kekosongan dalam kehidupannya manusia mengembangkan kebudayaan. Manusia harus memutuskan sendiri apa yang akan dimakan dan juga kebiasaan-kebiasaan lain yang kemudian menjadi bagian dari kebudayaannya. Manusia mengembangkan kebiasaan tentang apa yang dimakan, sehingga terdapat perbedaan makanan pokok di antara kelompok/masyarakat. Demikian juga dalam hal hubungan antara laki-laki dengan perempuan, kebiasaan yang berkembang dalam setiap kelompok menghasilkan bermacam-macam sistem pernikahan dan kekerabatan yang berbeda satu dengan lainnya.

Dengan kata lain, kebiasaan-kebiasaan pada manusia/masyarakat diperoleh melalui proses belajar, yang disebut sosialisasi.

B. Rumusan Masalah 1. Apakah Permasalahan Di Daerah bantaran Sungai Ciliwung? 2. Apakah Sosialisasi? 3. Bagaimana Pengaruh kemiskinan terhadap sosialisasi?

Bab II PEMBAHASAN A

Pengertian Sosialisasi Secara sederhana sosialisasi adalah sebagai sebuah proses seumur hidup yang berkenaan dengan cara individu mempelajari hidup, norma, dan nilai sosial yang terdapat dalam kelompoknya agar dapat berkembang menjadi pribadi yang dapat diterima oleh kelompoknya. Adapun definisi sosialisasi menurut para ahli antara lain: 1 Charlotte Buhler Sosialisasi adalah proses yang membantuk individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, tentang cara hidup dan berpikir kelompoknya agar dia dapat berperan dan berfungsi 2

dalam kelompoknya. Peter Berger Sosialisasi adalah suatu proses dimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota

3

yang berpartisipasi dalam masyarakat. Bruce J. Cohen Sosialisasi adalah proses-proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan baik sebagai individu maupun sebagai anggota.

B

Tujuan Sosialisasi 1

Memberi keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melangsungkan kehidupan seseorang kelak ditengah-tengah masyarakat tempat dia menjadi salah satu

2

anggotanya. Menambah kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien serta mengembangkan

3

kemampuannya untuk membaca, menulis, dan bercerita Membantu pengendalian fungsi organik yang dipelajari melalui latihan mawas diri yang

4

tepat Membiasakan individu dengan dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada

5 6

7 8

masyarakat. Untuk mengetahui lingkungan alam sekitar. Untuk mengetahui lingkungan sosial, tempat individu bertempat tinggal termasul lingkungan sosial yang baru. Untuk mengetahui nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat. Untuk mengetahui lingkungan sosial-budaya suatu masyarakat.

C Faktor-faktor yang mempengaruhi Sosialisasi Ada dua faktor yang secara garis besar dapat memengaruhi proses sosialisasi, yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik.

1

Faktor Intrinsik Sejak lahir manusia sesungguhnya telah memiliki pembawaanpembawaan yang berupa bakat, ciri-ciri fisik, dan kemampuankemampuan khusus warisan orang tuanya. Hal itu disebut sebagai faktor intrinsik, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang melakukan sosialisasi. Faktor ini akan menjadi bekal seseorang untuk melaksanakan beragam aktivitas dalam sosialisasi. Hasilnya akan sangat berpengaruh terutama dalam perolehan keterampilan, pengetahuan, dan nilai-nilai dalam sosialisasi itu sendiri.

2

Faktor Ekstrinsik Sejak manusia dilahirkan dia telah mendapat pengaruh dari lingkungan di sekitarnya yang disebut sebagai faktor ekstrinsik. Faktor ini dapat berupa nilai-nilai, kebiasaan kebiasaan, adat istiadat, norma-norma, sistem sosial, sistem budaya, dan sistem mata pencaharian hidup yang ada dalam masyarakat. Nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat menjadi pedoman bagi seseorang untuk melakukan berbagai aktivitas agar sikap dan perilakunya sesuai dengan harapan masyarakat. Perpaduan antara faktor intrinsik dan ekstrinsik akan berakumulasi pada diri seseorang dalam melaksanakan sosialisasi.

D Jenis-jenis Sosialisasi Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). 1 Sosialisasi Primer Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak

belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Sosialisasi primer dibagi menjadi dua, yaitu: a Cara Represif Adalah peran orang tua dalam sosialisasi sangat dominan (berkuasa) dan anak harus patuh. Ciri-ciri sosialisasi represif antara lain:  Menghukum perilaku yang keliru

   

Hukuman dan imbalan materil Kepatuhan anak kepada orangtua Komunikasi sebagai perintah

Komunikasi non verbal b Cara Partisipasif Adalah anak dan orang tua proses sosialisasi saling bekerja sama atau anak ikut berperan dalam proses sosialisasi. Ciri-ciri sosialisasi partisipasif antara lain:  Pemberian imbalan dan sanksi

    2

Hukuman dan imbalan simbolis Otonomi anak Komunikasi sebagai interaksi Komunikasi verbal

Sosialisasi Sekunder Adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama. Contoh: di sekolah

E

Tahap-tahap Sosialisasi Tahapan sosialisasi menurut George Herbert Mead dapat dibedakan melalui tahap-tahap: 1

Tahap persiapan (preparatory stage) Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga, anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna. Contoh: panggil ma, pa

2

Tahap meniru (play stage) Tahap ini ditandai dengan makin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang

nama diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dsb. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan orang-orang yang jumlahnya banyak telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri yakni asal anak menyerap nilai dan norma. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (significant other). 3

Tahap siap bertindak (game stage) Peniruan yang dilakukan sudah mulah berkurang dan digantikan oleh peran secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain juga meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Pada tahap ini, lawan berinteraksi makin banyak dan mulai berhubungan dengan taman-temannya yang sebaya di luar rumah. Bersama dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya. Contoh: Anak diberi bola bisa bermain sepak bola.

4

Tahap penerimaan norma kolektif (generalized stage) Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Anak sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Manusia secara dewasa menyadari peraturan, kemampuan, bekerjasama bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya menjadi mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

F

Agen/ Media Sosialisasi 1

Keluarga Pertama kali manusia mengalami proses sosialisasi adalah di dalam keluarga tempat dia dilahirkan. Keluarga sebagai kesatuan yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Namun, peran yang dimilikinya sangat penting dalam proses sosialisasi. Sebagai kelompok sosial, keluarga memiliki nilai-nilai dan norma-norma tertentu. Keluarga sebagai media pertama dalam proses sosialisasi mempunyai banyak peran, antara lain melatih penguasaan diri, pemahaman nilai-nilai dan

2

norma-norma sosial, serta melatih anak dalam mempelajari peranan sosial. Sekolah Sekolah merupakan lembaga penting dalam proses sosialisasi. Sebagai media sosialisasi, sekolah memiliki fungsi dan peran sebagai berikut:  Sekolah menjadi media transmisi kebudayaan.  Sekolah mengajarkan peranan sosial.

 Sekolah menciptakan integrasi sosial.  Sekolah melahirkan terobosan-terobosan baru yang positif.  Sekolah membentuk kepribadian. Proses sosialisasi pengetahuan dan keterampilan merupakan program yang bersifat nyata (real curricullum). Artinya, proses pembelajaran yang terprogram dalam kurikulum sekolah, sedangkan sosialisasi nilai dan sikap merupakan kurikulum tersembunyi (hidden curriculum). Pelaksanaannya tidak terprogram secara eksplisit, tetapi terintegrasi dalam semua proses dan kegiatan di sekolah.

3 Teman Sebaya (Peer Groups) Media sosialisasi pada tahap berikutnya adalah kelompok teman sebaya atau teman sepermainan. Teman sebaya terdiri atas beberapa orang anak yang usianya hampir sama. Mereka sering berinteraksi satu dengan lainnya melalui kegiatan bermain bersama. Interaksi di antara teman sepermainan bertujuan untuk memperoleh kesenangan (rekreatif). Para remaja melakukan sosialisasi melalui kelompok teman sebaya, dan di antara mereka mempunyai rasa saling memiliki dan senang melakukan kegiatan bersamasama. Dalam kelompok teman sebaya itulah seorang anak mulai menerapkan prinsip hidup bersama di luar lingkungan keluarganya. Mereka dapat bekerja sama dengan teman-teman sebaya dalam berbagai hal. Jalinan antarindividu dalam kelompok teman sebaya sangat kuat, sehingga lahirlah nilai dan norma tertentu yang dijunjung tinggi 4

dalam pergaulan mereka. Media Massa Media massa merupakan sarana yang dapat dimanfaatkan oleh banyak orang (massa). Ada dua macam media massa, yaitu: 1 Media cetak, meliputi buku, majalah, surat kabar, tabloid, dan buletin. 2 Media elektronik, meliputi semua peralatan yang menggunakan daya listrik untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai, misalnya radio, televisi, dan internet. Semua jenis media massa tidak secara langsung bertujuan untuk mengajari masyarakat. Akan tetapi, siaran berita, film, iklan, pertunjukan seni budaya, sampai

dengan informasi ilmiah, berdampak sangat besar bagi perilaku warga masyarakat. 5 Tempat Kerja Ada berbagai macam lapangan pekerjaan di masyarakat. Di dalam lingkungan kerja manapun, seseorang akan selalu berinteraksi dengan orang lain. Interaksi sosial itu membuat orang saling menerima dan memberi pengaruh. Terjadilah penyesuaian tingkah

laku, baik penyesuaian antarpribadi maupun penyesuaian dengan lingkungan kerja secara umum. Penyesuaian itulah yang membentuk kepribadian seseorang, karena dalam interaksi tersebut terjadi sosialisasi nilai dan norma sosial. Walaupun lingkungan kerja bukan lagi sebuah keluarga atau sekolah, namun disana seseorang juga masih belajar.

G Sosialisasi pembentuk kepribadian Kepribadian seseorang diperoleh karena adanya proses sosialisasi ketika individu belajar dari lingkungan sosial sedikit demi sedikit . a Pengertian kepribadian Menurut beberapa ahli:  Theodore M. Newcomb seorang sosiolog berkebangsaan Amerika (dalam soisologi suatu pengantar, soerjono soekanto, 1990) menyatakan bahwa kepribadian merupakan organisasi sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang dari perlakunya.  Roucek dan warren dalam buku mereka yang berjudul “sociology and introduction” mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi factor-faktor biologis, psikologi, dan sosiologis yang mendasari perilaku seorang individu.  Koentjaraningrat, seorang ahli antropologi Indonesia (dalam bukunya pengantar antropologi I, 1996) menyatakan kepribadian sebagai susunan dari unsure-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa: 1 2

Kepribadian merupakan abstraksi dari pola perilaku Kepribadian merupakan ciri-ciri watak yang khas dan konsisten sebagai identitas

3

seorang individu Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, skiap dan berbagai sifat yang khas apabila seseorang berhubungan dengan orang lain

b

Faktor pembentuk kepribadian Perbedaan kepribadian terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: 1 Warisan biologis, biasanya berupa bawaan ayah, ibu, nenek, dan kakek. Pengaruh ini 2

tampak pada intelegensi dan kematangan fisik Lingkungan alam, perbedaan iklim, topografi, dan SDA menyebabkan manusia harus

3

menyesuaikan diri terhadap alam Lingkungan sosial, kelompok tempat bergabung seperti lingkungan keluarga, sekolah, kerja, dan masyarakat luas, juga dapat mempengaruhi kepribadian seseorang

4

Lingkungan budaya, perbedaan kebudayaan dalam setiap masyarakat dapat

5

mempengaruhi kepribadian seseorang Pengalaman yang unik, kepribadian seseorang akan dipengaruhi oleh sejumlah pengalaman yang dilalui dalam hidupnya

Tahapan perkembangan kepribadian sebagai hasil sosialisasi Tahap pertama Merupakan proses perkembangan kepribadian seseorang dimulai ketika anak berusia

c

1-2 tahun Tahap kedua Merupakan tahap dimana rasa ego yang sudah dimiliki oleh seorang anak mulai berkembang karakternya sesuai dengan tipe pergaulan yang ada dilingkungan sekitar anak tersebut, termasuk pula struktur tata nilai dan budayanya Tahap ketiga Merupakan tahap kedewasaan yang berlangsung ketika seseorang berusia antara 25-28 tahun. d

Sosialisasi nilai dan norma dalam pembentukan kepribadian Sosialisasi berperan dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian seseorang dipengaruhi oleh nilai dan norma sosial kebudayaan yang berlaku di lingkungan sekitar. Nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat diperkenalkan kepada generasi selanjutnya melalui proses sosialisasi. Melalui proses sosialisasi ini, masyarakat dapat

H

mewariskan nilai dan norma sosial budaya pada generasi selanjutnya. Masalah Sosial di Daerah Miskin Masalah social yang terjadi di daerah bantaran sungai ciliwung adalah masalah pekerjaan.

Orang-orang yang tinggal didaerah bantaran sungai ciliwung cenderung tidak memiliki pekerjaan yang tetap seperti pengamen, pemulung, pedagang asongan dsb, yang memiliki penghasilan yang tidak tetap. Hal ini menyebabkan kemiskinan di daerah ini semakin bertambah. Selain itu masalah yang terjadi di daerah bantaran sungai ciliwung adalah orang yang tinggal di sana banyak yang masih tidak memiliki rumah yang tetap, sehingga dapat menimbulkan pemukiman yang kumuh. Dan banyak warga yang menempati daerah milik Negara yang mereka gunakan sebagai tempat tinggalnya.

I

Sosialisasi Di daerah bantaran Sungai ciliwung Dari permasalahan yang telah diuraikan di atas. Masalah-masalah diatas dapat

mempengaruhi sosialisasi masyarakat. Pengaruh sosialisasi di daerah miskin dapat terjadi pada Rumah, sekolah, masyarakat, status sosial ekonomi, status kesukaan. Pengaruh sosialisasi di daerah yang miskin bisa berpengaruh pada sikap setiap individu, contohnya anak kepada orang tua, orang tua terhadap anak, kakak terhadap adik, begitupun sebaliknya, dan antar sesama tetangga. Contoh pengaruh sikap anak kepada orangtuanya yaitu, anak yang berada di daerah miskin cenderung memiliki sikap temperamental, karena mereka memiliki kewajiban untuk membantu orangtuanya mencari tambahan uang untuk bertahan hidup. Anak anak yang membantu orangtuanya mencari uang akan merasa lelah, dan akan sering merasa marah. Namun, sikap orangtua terhadap anak di daerah miskin bisa ada dua kemungkinan, yaitu antara temperamental atau cenderung lebih sabar. Sikap orang tua yang cenderung temperamental jika sikap anak terhadap orang tua tersebut benyak menuntut hak daripada membantu orangtua, orang tua akan cenderung bersikap temperamental. Sebaliknya jika sikap anak tersebut kepada orang tua tidak banyak menuntut hak nya, dan cenderung banyak membantu orangtua dalam mencari uang, orangtua akan memiliki sikap sabar, dan tidak marah marah. Dan sikap antar tetangga di wilayah miskin cenderung temperamental karena di daerah miskin, persaingan untuk mendapatkan penghidupan yang layak sangat ketat. Hal tersebut menyebabkan sikap antar tetangga menjadi lebih egois.

Bab III Penutup A

Kesimpulan Sosialisasi adalah proses belajar individu atau seseorang untuk mengenal kebudayaan masyarakat dilingkungannya. Melalui media keluarga, kelompok bermain, lingkungan sekolah, lingkungan kerja, dan media massa. Jenis sosialisasi ada dua yaitu, sosialisasi primer dan sekunder. Melalui tahap sosialisasi masa anak-anak, masa remaja, dan masa dewasa. Kepribadian adalah ciri-ciri watak yang khas dan konsisten sebagai identitas seorang individu. Faktor pembentuk kepribadian ada 5, yaitu warisan biologis, lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan budaya, dan pengalaman yang unik. Tingkat ekonomi di daerah Bantaran Sungai Ciliwung masih terbilang rendah karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang ilmu ekonomi dan kurangnya sosialisasi tentang ilmu ekonomi. Sehingga mereka hanya mengandalkan apa yang mereka tahu saja untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. Pemerintah dalam hal ini kurang aktif dalam mensosialisasikan pentingnya ekonomi dalam masyarakat untuk memajukan ekonomi Negara. Kondisi lingkungan rumah yang berada di daerah bantaran sungai Ciliwung dapat

membentuk individu yang B Saran Pentingnya pengetahuan tentang sosialisasi dan pembentukan kepribadian yang sekarang harus diterima oleh siswa-siswi sekolah menengah atas, agar kelak mereka dapat berperan aktif di lingkungan masyarakat dengan pengetahuan yang mereka miliki serta memiliki peranan penting dalam lingkungan masyarakat sekitar.

Daftar Pustaka http://trijokoantro-fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-64133-Antropologi%20Perkotaan-SOSIALISASI %20ANAK%20PADA%20KELUARGA%20GELANDANGAN.html http://www.slideshare.net/Indrutt/psokologi-sosial

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF