Makalah Skill Lab
October 29, 2017 | Author: anindita maya | Category: N/A
Short Description
Makalah Skill Lab...
Description
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi merupakan penyakit infeksi pada rongga mulut yang menyerang jaringan keras gigi seperti email, dentin dan sementum, ditandai dengan adanya proses demineralisasi akibat interaksi antara produk-produk mikroorganisme, saliva, bagian-bagian yang berasal dari makanan dan email. Larutnya mineral email karena terganggunya keseimbangan email dan jaringan disekitarnya oleh karena terbentuknya asam mikrobial dari substrat sehingga timbul komponen-komponen organik yang nantinya akan menyebabkan terbentuknya suatu kavitas pada gigi. Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi laut. Masyarakat yang tinggal di pesisir pantai banyak mengkonsumsi ikan, karena sumber protein utama yang sering dikonsumsi terutama masyarakat di kawasan pesisir pantai karena memiliki kandungan protein yang tinggi. Selain itu ikan juga mudah didapat, dan relatif murah. Tingginya kadar mineral yang terkandung dalam ikan menyebabkan proses
pembusukan
mudah
terjadi, dibutuhkan
proses
pengawetan
untuk
memperpanjang masa simpan. Salah satu cara pengawetan yang sering ditemui pada kawasan pesisir pantai adalah pengasapan pada ikan. Menurut takada dan fukushima (1996) air galam mempunyai pengaruh terhadap kelangsungan bakteri khususnya bakteri utama penyebab karies gigi yaitu Streptococcus mutan. Pembakaran tempurung kelapa secara tidak sempurna akan menghasilkan asap yang mengandung beberapa senyawa , seperti senyawa fenol, karbonil, senyawa asam dan senyawa hidrokarbon polisiklik. Proses pirolisis selulosa akan membentuk golongan furan dan fenol, sedangkan pirolisis lignin akan menghasilkan metil ester pirogalol dan
tar yang
merupakan campuran dari senyawa-senyawa guaikol, kresol, dan fenol. Tar dan senyawa asam diduga sebagai pemicu perkembangan plak di rongga mulut sebagai proses awal terjadinya karies dan memicu proses terjadi penyakit gingivitis. Plak akan tetap bersifat asam selama beberapa waktu. Untuk kembali ke pH normal
sekirtar
7, dibutuhkan
waktu
30-60
menit.
Jika
paparan
asap
ini
berlangsung setiap hari dalam jangka waktu yang lama, saliva di rongga mulut tidak punya cukup waktu untuk menetralisir suasana asam tersebut. Maka diduga pada pekerja
pengasapan ikan yang tidak memakai masker sejak bekerja akan mengalami kejadian karies gigi. Pada daerah pesisir pantai banyak masyarakatnya yang belum menyadari tentang pentingnya menjaga kesehatan dan kesehatan rongga mulut, selain itu pelayanan kesehatan di daerah pesisir yang kurang memadai, hal ini menjadi salah satu faktor tingginya tingkat karies dan gingivitis pada daerah pesisir.
BAB II PENGOLAHAN DATA
BAB III LANGKAH-LANGKAH
Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah perbaikan kuantitas dan kualitas sarana dan petugas kesehatan gigi dan mulut untuk memotivasi dan mendukung perkembangan kesehatan gigi dan mulut masyarakat ke arah yang lebih baik. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan pada masyarakat antara lain himbauan agar masyarakat mau melakukan penambalan gigi, kerja sama dengan institusi pemerintah lainnya dalam pelaksanaan fluoridasi air minum, serta rutinitas berupa control kesehatan gigi dan mulut minimal 6 bulan sekali kepuskesmas. Hal-hal tersebut perlu dipertimbangkan dalam aplikasinya secara merata agar dapat membantu memajukan kualitas kesehatan gigi dan mulut masyarakat pesisir pantai di Desa Cakru.
BAB IV KESIMPULAN Dari hasil pemeriksaan, semua pasien yang datang ke Posyandu Teratai 52 pada Desa Cakru mengalami karies gigi dengan rentang umur 40-60 tahun. Dan terdapat 4 pasien yang mengalami gingivitis kronis, 1 pasien mengalami gingivitis, dan 1 pasien mengalami angular cheilitis. Hal ini, disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor usia dan tempat tinggal pada daerah pesisir yang pekerjaannya mayoritas nelayan yang mengawetkan ikan dengan asap sehingga rentan tekena karies. Selain itu, kurangnya pengetahuan akan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan rongga mulut dan pelayanan kesehatan yang didaerah pesisir pantai kurang memadai.
View more...
Comments