Makalah Sistem Skeleton
March 5, 2019 | Author: Annisa Nisha | Category: N/A
Short Description
Skeleton...
Description
MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI HEWAN DAN MANUSIA “SISTEM SKELETON”
D I S U S U N OLEH : KELOMPOK 5 : ALMISWANA MUHFRIANA MAULANI SAID SRI WAHYUNI ASMI AMALIA AKBAR FIFIANI
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kami, sehingga kami berhasil untuk menyelesaikan makalah tentang “Sistem Skeleton”. Makalah ini penulis susun untuk melengkapi tugas mata kuliah ANATOMI FISIOLOGI HEWAN DAN MANUSIA. Makalah ini diharapkan mampu memeberikan wawasan pengetahuan bagi para pembaca mengenai sistem skeleton. Selayaknya manusia biasa, pasti tidak luput dari kesalahan, begitu pula dengan kami. Oleh karena itu, apabila adanya suatu kritik dan saran, itu semua bersifat membangun. Agar makalah ini berguna untuk selanjutnya. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada para pembaca yang sudah berkenan membaca makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai referensi.
PENULIS
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup. Manusia bisa bergerak karena adanya rangka dan otot. Rangka tersebut tidak dapat bergerak sendiri, melainkan dibantu oleh otot. Dengan adanya kerjasama antara rangka dan otot, makhluk hidup dapat melompat, berjalan, bergoyang, berlari dan sebagainya. Begitu dengan hewan, mereka juga memiliki rangka yang sangat berperan penting dalam aktifitasnya. Kita sebagai anggota dari makhluk hidup yang diciptakan paling sempurna oleh Allah SWT, mempunyai peranan penting dimuka bumi ini yaitu berperan sebagai khalifah atu pemimpin dimuka bumi. Oleh sebab itu, kita juga mempunyai kewajiban untuk melestarikan isi muka bumi ini, termasuk melestarikan hewan. Dengan mempelajari anggota golongan ini kita dapat melestarikan lingkungan, selain itu juga dapat memberikan informasi berupa ilmu pengetahuan yang penting bagi dunia pendidikan. Tubuh manusia tersusun atas beberapa sistem, yaitu sistem tubuh yang lunak dan sistem tubuh yang keras. Sistem tubuh yang keras meliputi sistem intergumen dan sistem rangka. Manusia tidak dapat berdiri dengan tegak apabila tidak memiliki sistem tubuh yang yang keras,yaitu tulang. Mulai dari kepala sampai jari-jari didalamnya terdapat tulang yang menopang tubuh. jumlah tulang waktu masih bayi dan dewasa berbeda. Pada waktu kecil lebih banyak tulang rawan dibandingkan pada waktu dewasa.
1.2 Rumusan Masalah 1. Pengertian sistem rangka pada manusia 2. Fungsi rangka 3. Susunan rangka tubuh manusia 4. Bentuk dan struktur tulang pada manusia 5. Kelainan pada sistem rangka 6. Sistem rangka pada hewan
1.3 Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu: 1. Mengetahui pengertian dari sistem rangka 2. Mengetahui fungsi rangka 3. Mengetahui susunan rangka tubuh pada manusia 4. Mengetahui bentuk dan struktur tulang pada manusia 5. Mengetahui kelainan yang dapat terjadi pada sistem rangka 6. Mengetahui sistem rangka pada hewan
BAB II PEMBAHASAN 2.1.Sistem Rangka Pada Manusia Sistem rangka adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral, tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang lunak dan menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang, rangka penopang tulang bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang angota badan atas dan bawah. Tulang-tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka. Kemudian sistem rangka ini bersama-sama menyusun kerangka tubuh. Sistem rangka membentuk dasar dari tubuh manusia. Semua organ-organ, daging, darah, otot, cair dan udara semua terkandung dalam tubuh dan memiliki kestabilan dan kekuatan tertentu karena tulang. 206 tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka. Tulang-tulang ini didukung oleh sumsum tulang, yang dihasilkan oleh bentuk energi paling murni di dalam tubuh. Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang. Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya.
2.2. Fungsi Rangka Pada Manusia Secara umum fungsi rangka adalah sebagai berikut : 1. Untuk menegakan tubuh serta menentukan bentuk tubuh. 2. Melindungi jaringan lunak yang mudah rusak, misalnya otak, jantung, paru-paru, hati, dan jaringan saraf tulang belakang. 3. Tempat melekatnya otot-otot rangka. 4. Tempat pembentukan sel darah merah, keping darah dan sel darah putih. 5. Bersama-sama dengan otot merupakan alat gerak. Rangka disebut alat gerak pasif, sedangkan otot disebut alat gerak aktif.
2.3.Susunan Rangka Tubuh Manusia 1. Rangka Kepala Rangka kepala dapat kita bagi lagi menjadi tulang tengkorak yang melindungi otak dan tulang wajah. Tulang tengkorak tersusun dari 8 tulang yang kuat dan rata dengan bentuk zig-zag.
Tulang rahang atas (maxililla) maupun rahang bawah (mandibula) ditumbuhi gigi. Dua tulang rahang atas membentuk langit-langit, dasar lubang mata dan rongga hidung. Tulang rahang bawah, terbagi 2 ketika lahir dan menyatu setelah kira-kira satu tahun.
2.
Rangka badan Rangka badan berfungsi sebagai pelindung organ-organ tubuh yang terletak dalam rongga badan, misalnya jantung dan paru-paru. Rangka badan tersusun oleh tulang belakang, tulang dada, tulang ruruk, gelang bahu, dan gelang panggul.
a. Tulang Belakang Tulang belakang berfungsi untuk menyangga tengkorak dan sebagai tempat perlekatan tulang-tulang rusuk.
b. Tulang Dada Tulang dada pipih agak lebar, panjangnya kira-kira 15-20 cm, pada bagian bawah agak mengecil. Tulang dada bentuknya beserta tulang rusuk dan tulang punggung membentuk dinding kuat yang melindungi alat tubuh penting yang terdapat dalam rongga dada, seperti jantung dan paru-paru.
c.
Tulang Rusuk Tulang rusuk terdiri atas 12 pasang.Ujung belakangnya melekat pada ruas-ruas tulang belakang. Tulang rusuk dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
Tulang rusuk sejati (7 pasang). Ujung belakangnya melekat pada ruas-ruas tulang punggung, ujung depan melekat pada tulang dada.
Tulang rusuk palsu (3 pasang). Ujung belakangnya melekat pada tulang rusuk diatasnya.
Tulang rusuk melayang (2 pasang). Ujung belakang melekat pada ruas-ruas tulang belakang, sedangkan ujung depannya tidak melekat pada tulangmana pun.
d. Tulang Gelang Bahu Fungsi utama dari gelang bahu adalah tempat melekatnya sejumlah otot yang memungkinkan terjadinya gerakan pada sendi. Tulang gelang bahu terdiri atas :
tulang belikat (scapula), berukuran besar, bentuk segitiga dan pipih, terletak pada bagian belakang dari tulang rusuk.
tulang selangka (clavicula), berbentuk seperti huruf "S", berhubungan dengan tulang lengan atas (humerus) untuk membentuk persendian yang menghasilkan gerakan
lebih bebas, ujung yang satu berhubungan dengan tulang dada sedangkan ujung lainnya berhubungan dengan tulang belikat.
e. Tulang Gelang Panggul Fungsi gelang panggul terutama untuk mendukung berat badan bersama-sama dengan ruas tulang belakang, melindungi dan mendukung organ-organ bawah, seperti kandung kemih, organ reproduksi, dan sebagai tempat tumbuh kembangnya janin. Tulang gelang panggul terdiri atas :
3.
Rangka Anggota Gerak Tulang anggota gerak berupa tulang pipa dan tulang yang berhubungan satu sama lainnya dengan perantara persendian. Fungsi utamanya untuk bergerak sehingga diberi nama tulang anggota gerak.
2.4. Bentuk Dan Struktur Tulang Tulang terdiri dari sel-sel hidup yang mendapatkan makan dari pembulu darah sehingga dapat terus tumbuh sampai mencapai tinggi yang maksimal. Juga memungkinkan memperbaiki tulang. Bebarapa tulang berisi substansi yaitu sum-sum tulang di dalamnya inilah sel darah merah dan sel darah putih dibentuk. Dalam tulang juga menyimpan mineral, kalsium dan fosfor dapat diambil bila tubuh memerlukannya.
1. Bentuk Tulang Tulang mulai berkembang dalam janin selama minggu pertama masa kehamilan. Sebagian besar merupakan tulang rawan dan secara berangsur-angsur diganti dengan jaringan ikat yang mengeras kemudian menjadi tulang. Proses yang disebut osifikasi berkembang sampai usia 20 tahun yang berkembang yaitu tulang rawan sebagai pusatpembentukan tulang. Menurut bentuknya tulang dibedakan menjadi :
Tulang pipa, bentuknya seperti pipa dan didalamnya berisi sum-sum kuning. Contoh : tulang lengan, tulang paha, dan tulang lengan atas.
Tulang pipih, tulang yang berbentuk pipih dan didalamnya berisi sum-sum merah Contoh : tulang dada, tulang rusuk, tulang belikat dan tulang panggul.
Tulang pendek, bentuknya pendek, didalamnya berisi sum-sum merah. Contoh : tulang-tulang pergelangan kaki dan tangan, ruas-ruas tulang belakang dan tulang-tulang jari tangan atau kaki.
2. Struktur Tulang Bagian terluar dari tulang diliputi oleh periosteum, yaitu lapisan jaringan pengikat yang kuat merupakan tempat melekatnya otot dan mengandung banyak pembulu darah yang memberi makan bagi tulang. Jaringan tersebut menyelubungi semua permukaan tulang, kecuali yang menghubungkan dengan tulang dengan sendi. Di bawah periosteum terdapat lapisan jaringan padat yang disebut tulang kompak jika irisan jaringan ini di amati dengan mikroskop terdiri dari lingkaran yang berlapis-lapis. Tiap lapisan mengelilingi saluran havers yang berisi pembuluh darah dan saraf. Sel-sel tulang (osteosit) melekat dalam kerangka keras yang berupa lingkaranlingkaran tadi. Lingkaran tersebut terbuat dari serat collagen dan diperkuat oleh mineral yang mengandung kalsium karbonat dan kalsium fosfat. Di sebelah dalam dari tulang kompak terdapat lapisan jaringan tulang spons. Pda tulang spons ini terdapat garis tulang (trabecular) yang tersusun untuk menahan berat dan tekanan. Pada tulang pipa, setelah lapisan tulang spons terdapat lubang. Pada bayi dan anakanak berisi sum-sum tulang merah. Seiring berjalanya waktu dan berjalanya usia sum-sum merah menjadi sum-sum lemak kuning. Pada orang dewasa sum-sum merah hanya ditemukan pada ujung atas tulang langan atas dan tulang paha atas, bagian tengkorak, bagian tulang belakang, rusuk, tulang dada dan tulang usus. Tubuh kita mengatur memproduksi sel-sel darah putih untuk memeranginya sesuai dengan keadaan kita jika kita terserang penyakit.
2.5.
Kelainan pada sistem rangka 1. Osteoporosis Osteoporosis adalah masalah yang sangat umum tulang terutama pada orang tua, dan ditemukan lebih banyak pada wanita. Hal ini terjadi ketika tidak ada cukup penumpukan kalsium dalam tulang kita. Fosfor dan kalsium terutama diperlukan untuk sejumlah proses dalam tubuh kita. Tulang adalah sumber utama mineral ini. Jika hilangnya mineral ini tidak dikompensasi, tulang menjadi lemah dan rentan terhadap patah tulang. Osteoporosis dapat disebabkan karena usia tua, ketidakseimbangan hormon, disposisi genetik, penyakit tertentu seperti kanker tulang, dan kurangnya diet yang tepat.
2. Radang sendi / Arthritis Arthritis adalah kelainan sendi yang mempengaruhi jutaan orang di Amerika sendiri. Hal ini ditandai dengan peradangan sendi, nyeri, pembengkakan, kekakuan dan nyeri di bagian yang bengkak. Ini mencakup sejumlah gangguan lain dari sistem kerangka, seperti osteoarthritis, rheumatoid arthritis dan asam urat. Arthritis dapat disebabkan karena cedera, penyakit atau infeksi, faktor keturunan atau kelainan metabolik. Hal ini juga mungkin hasil
dari usia tua, ketika tulang rawan, meliputi sendi untuk melindungi tulang dari semakin rusak akibat gesekan, tidak dapat terbentuk dengan baik.
3. Ostemielitis Ostemielitis adalah infeksi tulang yang disebabkan oleh strain tertentu dari bakteri Staphylococcus. Bakteri dapat dibawa oleh darah dari daerah tertular ke tulang lain atau mungkin mencapai tulang secara langsung melalui luka terbuka. Ostemielitis ditandai dengan nyeri di tulang yang terinfeksi, demam, menggigil, mual dan kelemahan. Ini adalah gangguan yang sulit untuk mengobati. Ini mungkin melibatkan aspirasi jarum di mana dokter menghilangkan bagian tulang yang terinfeksi untuk mendiagnosa bakteri yang menyebabkan infeksi. Ini bisa diikuti oleh pengobatan antibiotik. Dalam kasus-kasus tertentu, operasi dilakukan pada pasien untuk membersihkan daerah yang terinfeksi atau menghapus jaringan mati sama sekali.
4. Skoliosis Scoliosis mengacu pada normal lentur tulang belakang ke satu sisi. Tergantung pada derajat kelengkungan, penjepitan kembali dapat digunakan atau mungkin pembedahan tulang belakang untuk menyatukan atau menghapus kelengkungan. Scoliosis mungkin cacat lahir atau mungkin disebabkan karena gangguan jaringan ikat, penyakit metabolik atau distrofi otot. Ini adalah penyakit yang umum ditemukan pada anak perempuan daripada anak laki-laki dan mereka membutuhkan perawatan yang tepat untuk memperbaiki masalah.
Sementara
beberapa
kasus
scoliosis
ringan,
ada
orang-orang
yang
mengembangkan cacat tulang belakang yang parah saat mereka tumbuh dewasa. Kurva parah pada tulang belakang dapat mengurangi kesenjangan dalam dada dihasilkan ke gangguan fungsi paru-paru.
5. Fraktur Sebuah tulang dikatakan retak ketika ada jeda dalam kontinuitas. Meskipun penyebab paling umum dari fraktur adalah dampak tinggi, patah tulang dapat dianggap sebagai gangguan dari sistem kerangka ketika mereka disebabkan karena alasan patologis, seperti beberapa jenis kanker atau osteoporosis ketika tulang menjadi lemah. Meskipun ada banyak jenis patah tulang, kategori utama di mana mereka jatuh adalah: fraktur perpindahan, non-perpindahan, terbuka dan tertutup. Tingkat keparahan fraktur tergantung pada daerah dimana telah terjadi dan kerusakan pada tulang serta hadir jaringan di sekitarnya.
6. Lordosis Lordosis adalah suatu gangguan pada tulang belakang di mana tulang belakang melengkung ke belakang yang mengakibatkan penderita menjadi terlihat bongkok ke belakang.
7. Kifosis Kifosis yang lebih dikenal sebagai bungkuk. Dalam kondisi ini, belokan tulang belakang ke depan karena gangguan seperti arthritis, osteoporosis, infeksi, masalah selama perkembangan janin, penyakit endokrin, tumor tulang belakang atau trauma. Meskipun membungkuk hanya dapat menyebabkan kesulitan dalam melakukan aktivitas normal, dalam kasus tertentu dapat menimbulkan masalah dalam bernapas. Ada dua jenis kifosis kifosis-Remaja dan kifosis postural. Kifosis remaja terjadi karena diskus intervertebralis berbentuk tidak teratur dan tulang menyebabkan tulang belakang menekuk. Masalahnya menjadi parah pada masa remaja dan dapat menyebabkan sakit serius. Di sisi lain, kifosis postural dapat terjadi pada remaja maupun orang dewasa dan itu mungkin tidak terlalu menyakitkan. Juga, diskus intervertebralis dan tulang belakang berada dalam kondisi normal.
2.6.
Sistem Rangka pada Hewan Vertebrata 1.
Sistem Rangka pada Pisces Chondrichthyes memiliki tulang kartilago kranium sempurna.Dibawah lapisan tersebut terdapat beberapa lapisan tulang sponge dan dibawahnya lagi terdapat tulang padat. Kartilago palato-quadrat dan kartilago Meckel adalah tulang rawan yang akan membentuk rahang atas dan bawah. Ikan hiu dan pari, rahangnya bersendi pada tulang ke posterior atau padaelemen hiomandibula dari lengkung insang ke 2. Alat gerak pada ikan berupa sirip tulang dibagian ventral dari pusat sirip ikan hiu disebut koroid, sedangkan yang memanjang kearah dorsaldibagian tepi sirip disebut skapula, tulang gigi berasal dari dermal sirip pada ikan pari merupakan modifikasi dari tulang gigiyang hilang. Tulang tulangbagian panggul pada ikan lebih sederhana daripada bagian gelang bahu danhampir melekat pada koluna vertebratalis (rangkaian tulang belakang). 2. Sistem Rangka pada Amphibi Rangka dari kelas amphibi dalam hal ini diwakili oleh katak, rangka katak tersusun atas endoskeleton yang disokong oleh bagian-bagian yang lunak. Fungsi rangka adalah untuk melindungi bagian-bagian tubuh yang vital, melekatnya otot daging yang berguna untuk gerak dan jalan. Pada vase cebong (berudu) tulang-tulang masih lunak. Kemudian pada vase dewasa menjadi keras. Tapi pada sambungan-sambungan tulang masih tetap lunak dengan permukaan yang licin. Tempurung kepala, vertrebae dan sternum merupakan skeleton axiale sedang kaki merupakan skeleton appendiculare.
3.
Sistem Rangka pada Reptil Rangka pada buaya terdiri dari rangka pada bagian kepala, tubuh, dan ekor. Tulangtulang yang menyusunnya antara lain: Tengkorak, tulang punggung, tulang sacrum, tulang ekor, tulang leher, tulang selangka, tulang belikat, tulang jari-jari, tulang pinggang, tulang paha, dan tulang telapak kaki. Buaya dapat bergerak di darat dan di air, di darat mereka berjalan pelan dengan menyeret ekor mereka di tanah atau mengangkat tubuh dan ekor mereka di atas tanah dan berjalan dengan jari-jari kaki mereka. Dengan berjalan tinggi, mereka dapat berjalan lebih cepat walau dalam jarak dekat dan hanya dapat lurus karena mereka cepat merasa lelah. Buaya juga dapat berenang, mereka mengguanakan ekor mereka yang panjang dan berotot untuk menggerakan tubuh di air, saat mereka berenang mereka merapatkan kaki mereka ke sisi tubuhnya agar mudah meluncur dalam air. Mereka juga dapat mengapung di air dengan mata dan hidung di atas permukaan air. Mereka dapat bertahan selama beberapa menit, namun ada beberapa spesies yang mampu bertahan selama 5 jam, contohnya buaya muara ( Crocodylus porosus)
4. Sistem Rangka pada Aves a) Struktur rangka Burung memiliki struktur tulang yang beradaptasi untuk terbang.Adaptasi tulang burung adalah sebagai berikut : – Burung memiliki paruh yang lebih ringan dibandingkan rahang dan gigi pada hewan mamalia. – Burung memiliki sternum (tulang dada) yang pipih dan luas,berguna sebagai tempat pelekatan otot terbang yang luas. – Tulang-tulang burung berongga dan ringan .Tulang-tulang tersebut sangat kuat karena memiliki struktur bersilang. – Sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih sedikit dibandingkan tulang-tulang pada tangan manusia.Hal ini berfungsi untuk mengurangi berat terutama ketika burung terbang. – Tulang belakang bergabung untuk memberi bentuk rangka yang padat,terutama ketika mengepakkan sayap pada saat terbang. Burung juga memiliki tulang-tulang yang khas yang sesuai untuk terbang.Anggota depan berubah fungsi menjadi sayap.Tulang dan dada membesar dan memipih sebagai tempat melekatnya otot-otot dan sayap.Hal ini memungkinkan burung untuk terbang. 5. Sistem Rangka pada Mamalia Sistem rangka atau skeleton pada Mamalia terdiri dari : tulang tengkorak, vertebrae singulum pectoralis beserta extremitas cranialis, singulum pelvicus beserta extremitas c audalis (Kastawi, 1992).Tulang tengkorak keras dan merupakan suatu kotak yang tersusun atas bagian tulang yang bersenyawa pada bagian sutura. Bagian fasial terdapat nostrildi sebelah dorsal dan sepasang orbita sebgai tempat biji mata dan di sebelahventral terdapat plat (dataran) dengan tepi tulang rahang atas yang mengandung gigi. Di sebelah luar orbita terdapat archus zygomaticus. Pada permukaan sebelah posterior terdapat lubang foramen magnum yang dilalui oleh medula spinalis yang berhubungan dengan otak. Disebelah kanan kiri foramen magnum terdapat occipiatale condyle yang merupakan sendi yang berhubungan dengan vertebrae pertama atau atlas. Rahang bawah yang mengandung gigi terdiri atas sebuah tulang yang bersendi dengan tulang aquamosa pada cranium. Vertebrae atau columna vertebralis tersusun sedemikian rupa sehingga lentur (flexible), sebagai pendukung tubuh dan peli ndung medual spinalis (nervecord). Antara suatu vertebrae dengan vertebrae lainnya terdapat dataran persendian dari tulang rawan fibris. Columna vertebralis dapat dibagi atas 5 bagian yaitu: (1) vertebrae cervicalia (2) vertebrae thoraclis yang memiliki hubungan dengan costae (3) vertebrae lumbalis (4) vertebrae sacralis (5) vertebrae caudalis
BAB III PENUTUP 3.1.Kesimpulan Tulang-tulang pada manusia membentuk sistem rangka. Kemudian sistem rangka ini bersama-sama menyusun kerangka tubuh. Sistem rangka adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral, tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang lunak dan menun1ang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang, rangka penopang tulang bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang anggotabbadan atas dan bawah. 3.2.Kritik Dan Saran Sistem rangka memiliki banyak fungsi. Oleh karna itu marilah kita jaga sistem rangka kita agar tetap sehat selalu, dengan cara mengkonsumsi makan-makanan yang bergizi dan seimbang, berolahraga secara rutin, dan hindari hal-hal yang dapat merusak sistem rangka.
DAFTAR PUSTAKA Rosyidi, Alvi. 2008. Anatomi fisiologi manusia. Surakarta: UNS press Irianto, K. 2004 Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Jakarta: Yrama Widya
Http://www.info-biologi.com/2017/04/sistem-rangka-manusia.html http://wahluf26.blogspot.co.id/2016/02/makalah-biologi-sistem-rangka_4.html
View more...
Comments