Makalah Seven QC Tools
July 8, 2019 | Author: Keyko Rachman | Category: N/A
Short Description
Download Makalah Seven QC Tools...
Description
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang The 7 QC tools adalah alat bantu yang bermanfaat untuk memetakan lingkup perso persoala alan, n, menyus menyusun un data data dalam dalam diagra diagram-d m-diag iagram ram agar agar lebih lebih mudah mudah untuk untuk dipa dipaha hami mi,, mene menelu lusu suri ri berb berbag agai ai kemu kemung ngki kina nan n peny penyeb ebab ab pers persoa oala lan n dan dan memper memperjela jelass kenyat kenyataan aan atau fenome fenomena na yang yang otenti otentik k dalam dalam suatu suatu persoa persoalan lan.. Kemampuan 7 QC tools yang dalam mengemukakan fakta/fenomena inilah yang menyebabkan para pakar dalam setiap proses kegiatan mutu sangat tergantung pada alat bantu ini. Meskipun Meskipun demikian, keberhasilan dalam menggunakan 7 QC tools sangat dipengaruhi dipengaruhi oleh seberapa massif pengetahuan si pengguna akan alat bantu yang dipakainya. Semakin baik pengetahuan yang dimiliki, akan semakin tepat dalam memilih alat bantu yang akan digunakan. Itulah sebabnya, ada 2 hal pokok yang perlu menjadi pedoman, sebelum menggunakan 7 QC tools, yaitu : EFISIEN (tepat) dan EFEKTIF (benar). EFISIEN, maksudnya adalah ketepatan dalam memilih alat bantu yang sesuai dengan karakteristik persoalan yang akan dibahas. EFEKTIF, artinya bahwa penggunaan 2 alat bantu tersebut dilakukan dengan “benar”, sehingg persoalan menjadi lebih jelas, mudah dimengerti dan memberikan peluang untuk diperbaiki. Karena itulah penulis menggunakan salah satu metode perbaikan ini untuk mengetahui dan memperbaiki kesalahan dalam mengidentifikasi Produk A yang bermasalah.
Sejarah Perusahaan Di Indonesia, kiprah bisnis Cognis dimulai pada 1974 dengan didirikannya PT Zeta Aneka Kimia sebagai agen tunggal Henkel yang kemudian diikuti dengan pemb pembang anguna unan n pabrik pabrik PT Henkel Henkel Indone Indonesia sia yang yang bersta berstatus tus PMA pada pada 1976. 1976. Produk Produk utama Cognis Indonesia (dahulu Henkel Indonesia) Indonesia) adalah surfaktan, surfaktan, misalnya fatty alcohol sulfate (bahan baku foaming agent dan pembersih untuk pas pasta ta gigi gigi)) dan dan fatty fatty alco alcoho holl ethe etherr sulf sulfat atee (bah (bahan an baku baku foam foamin ing g agen agentt dan dan pembersih pembersih untuk shampoo). shampoo). Kedua produk produk yang dibuat sendiri sendiri ini, dan berbagai berbagai bahan kimia dasar lainnya yang diimpor dari Cognis Jerman, telah menjadikan Cognis Cognis Indone Indonesia sia pe¬ma¬ pe¬ma¬sok sok utama utama care chemic chemicals als untuk untuk indust industri ri produk produk konsumsi personal care, seperti kosmetika, toiletries, serta detergens dan produk pembersih untuk rumah tangga (household cleansers). dipisa dipisahka hkanny nnyaa Segmen Segmen Bisnis Bisnis Kimia Kimia Grup Grup Henkel Henkel menjad menjadii Cognis Cognis yang yang merupakan badan usaha tersendiri, bisnis produk kimia PT Henkel Indonesia kini berad beradaa dibawa dibawah h PT Cognis Cognis Indone Indonesia sia yang yang memfok memfokusk uskan an bidang bidang usaha usaha pada pada manufaktur manufaktur dan distribusi distribusi bahan kimia khusus khusus bernilai bernilai tinggi: tinggi: Oleochemical Oleochemicals, s, Care Chemicals, Nutrition&Health, Functional Products, dan Process Chemicals.
45
46
Bersamaan dengan itu, PT Zeta Aneka Kimia yang sebelumnya merupakan distributor produk Henkel, berubah menjadi PT Henkel Indonesien yang memfokuskan usaha pada manufaktur dan distribusi produk adhesive dan surface technologies.
Struktur Organisasi Secara struktural Henkel Plant dipimpin oleh seorang managing director dan membawahi beberapa departemen yang dipimpin oleh Manager. Setiap departemen ini kemudian membawahi seksi-seksi yang dipimpin oleh seorang supervisor. Masing-masing departemen mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap kegiatan tertentu. Departemen-departemen yang terdapat di Henkel Plant adalah sebagai berikut :
1. 2. 3. 4.
Director Managing membawahi Manager Operational Henkel Plant dipimpin oleh seorang Manager Operational. Department dipimpin oleh masing – masing Supervisor. Masing – masing Department membawahi Staffs.
Latar Belakang Masalah Topik permasalahan perlu ditentukan terlebih dahulu agar penelitian ini dapat dilakukan lebih terarah. Topik permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah bagaimana memperbaiki kandungan Kadar Alkalinity antara 23% 25% untuk menurunkan rasio produk yang out of spec dan mengidentifikasi sebab-sebab terjadinya produk yang out of spec tersebut.
47
Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisa permasalahan mutu Produk A, yaitu pada proses pengujian kadar Alkali dan merumuskan langkah-langkah perbaikan dari masalah mutu tersebut.
48
BAB 2 METODOLOGI Susunan Cara Seven QC Tools Langkah-langkah peningkatan proses secara terus menerus yang banyak diterapkan beberapa perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perbaikan adalah dengan mengikuti siklus PDSA (Plan, Do, Study, Action) yang dilakukan secara berkelanjutan separti terlihat pada Gambar 2.1 dan menggunakan alat bantu pemecahan masalah yaitu seven QC tools (Besterfield, 2003). Hubungan antara siklus PDSA dengan peningkatan proses secara terus menerus dapat dilihat pada Gambar 2.2. Sedangkan tujuh alat bantu (seven QC tools) tersebut adalah : 1) Diagram Pareto 2) Histogram 3) Lembar Pengecekan (Check Sheet) 4) Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram) 5) Stratifikasi (Stratification) 6) Diagram Sebar (Scatter Diagram) 7) Peta Kendali (Control Chart)
Action Melakukan perbaikan apabila hasilnya tidak sesuai dengan yang direncanakan semula
Study Mengevaluasi hasil solusi masalah atau perbaikan kualitas
Plan Menetapkansebuah rencana atau standar untuk mencapai sasaran
Do Melaksanakan rencana atau pekerjaan
Gambar 2.1 Evaluasi PDSA.
49
Skema Penelitian Mulai Topik permasalahan : Bagaimana memperbaiki kandungan Alkali Produk A antara 23 % - 25 % untuk menurunkan rasio produk yang out of spec dan mengidentifikasi sebab-sebab terjadinya produk out of spec tersebut.
Studi pendahuluan terbagi dua tahap : - Studi lapangan - Studi pustaka
-
Penentuan obyek dan tujuan penelitian : Objek penelitian : pengendalian mutu pada pengujian kadar Alkali Tujuan penelitian : mengidentifikasi dan menganalisa proses pengujian kadar Alkali dan merumuskan langkah perbaikannya
Pengumpulan data : - Wawancara dengan pihak terkait - Data sekunder yang meliputi : data out of spec kadar Alkali dan mesin-mesin yang digunakan pada proses pembuatan Produk Tersebut
Pengolahan dan analisis data dengan metode PDSA, pembuatan peta kontrol proses (peta s dan peta x), uji kenormalan distribusi dengan Kolmogorov-Smirnov dan mengukur analisis kemampuan proses
Usulan perbaikan
Kesimpulan dan saran
Selesai
Gambar 2.2 Bagan alir metodologi penelitian
50
BAB 3 PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan Data Penelitian Pengumpulan data yang dilakukan penulis dilakukan dengan tiga cara, yaitu sebagai berikut : 1) Observasi langsung dilapangan Observasi langsung di lapangan dilakukan dengan mengamati proses produksi pembuatan Produk A, termasuk di dalamnya mengamati mesin-mesin yang digunakan untuk memeriksa produk jadi Produk A. Selain itu juga dilakukan wawancara dengan pihak yang terkait, dalam hal ini bagian formulasi dan bagian RnD ( Research and development ). 2) Studi pustaka Selain melakukan observasi langsung dan melakukan wawancara, untuk mendukung penelitian ini adalah dengan melakukan studi literatur karena dapat membantu penulis dalam melengkapi teori-teori yang berhubungan dengan apa yang diinginkan oleh penulis. 3) Pengumpulan data Pengumpulan data yang diperoleh dalam penelitian yaitu sebagai berikut :
-
Data out of spec yang terjadi pada proses pengujian Appeareance Produk
-
Data out of spec terjadi pada proses pengujian kadar Alkali Produk A
Proses Pembuatan Produk A Proses pembuatan Produk A secara garis besar terdiri dari lima tahap, dimulai dari proses penyiapan dan peminbangan bahan baku, pencampuran bahan baku, proses pencampuran bahan untuk menjadi produk A, serta proses pengisian produk A kedalam
51
kemasan ( Bag ). Skema proses pembuatan Produk Al dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini
Warehause Bahan baku Tidak
Pemeriksaan kondisi fisik dan quantity Ok ? Ya
Weighing
Mixing
Sampling
Tidak
Checking QA
Packaging
Gambar 2.1 Proses pembuatan Produk A
Keterangan pada proses pembuatan Produk A tersebut adalah sebagai berikut :
1) Weighing , yaitu proses penimbangan bahan baku untuk membuat produk A. 2) Mixing, yaitu proses pencampuran bahan dengan bahan yang lain untuk membuat produk A.
52
3) Sampling , yaitu Pengambilan sample produk A untuk di check parameternya dan jika terdapat parameter yang Out Of Spec maka dilakukan Adjustment .
4) Checking QA, yaitu proses pengecheckan produk untuk di check parameternya apakah ada yang Out Of Spec.
5) Filling, yaitu proses pengisian produk ke dalam kemasan ( drum,bag,dll ). 6)
Packaging , yaitu proses pengepakan
Pengumpulan data kandungan kadar Alkali
3.1.2.
Setelah diketahui bahwa jenis cacat pada identifikasi kadar Alkali Produk A mendominasi jumlah cacat yang paling tinggi, maka penulis mengamati cacat pada uji kadar Alkali dengan sistem pengambilan sampling random sebanyak 10 sample setiap pengamatan. Data pengamatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 2.2 Data pengamatan pada identifikasi kadar Produk A No
Hasil Kadar Alkali Pada Sample ke-
Tanggal Pengamatan 1
1
23 Oktober 2011
2
24 Oktober 2011
3
25 Oktober 2011
4
26 Oktober 2011
5
27 Oktober 2011
6
28 Oktober 2011
7
29 Oktober 2011
8
30 Oktober 2011
9
31 Oktober 2011
10
01 Nopember 2011
11
02 Nopember 2011
12
03 Nopember 2011
13
04 Nopember 2011
14
05 Nopember 2011
15
06 Nopember 2011
24,4 3 23,8 7 24,6 4 24,8 8 24,8 8 25,2 8 25,3 3 24,5 6 24,8 8 24,3 8 24,4 6 25,2 7 25,1 9 25,1 4 25,1 6
2
3
24,7
25,2
24,95
24,85
24,56
25,3
24,88
25,33
24,93
24,58
24,55
25,23
24,74
24,78
24,6
24,83
24,23
24,86
24,75
24,85
24,16
24,92
25,26
24,74
25,19
25,36
25,36
25,16
24,39
25,31
4
5
25,9
24,82
24,54
24,95
24,94
24,97
25,41
24,77
24,27
24,97
25,11
25,31
24,36
24,86
25,35
24,86
25,09
25,19
25,12
24,88
24,73
25,26
24,73
24,62
24,94
25,41
25,19
24,7
24,73
24,8
6 24,86 24,82 24,55 24,81 24,51 24,91 25,17 24,58 25,26 24,98 24,72 24,92 24,1 24,85 24,88
7
8
24,88
24,78
25,44
25,36
25,42
25,27
24,81
25,21
25,32
25,33
24,8
24,96
24,74
24,75
25,24
25,37
25,14
24,91
25,22
25,12
24,83
25,3
24,72
24,96
24,88
24,94
24,94 24,96
9 24,48 25,25 24,6 24,97 25,37 24,82 24,63 25,22 24,98 25,37 24,78
10 25,37 25,79 24,72 24,99 25,24 25,19 24,7 25,24 24,81 25,14 25,26
24,36
24,46
24,93
24,75
24,61
23,95
24,48
24,85
24,69
24,62
53
16
07 Nopember 2011
17
08 Nopember 2011
18
09 Nopember 2011
19
10 Nopember 2011
20
11 Nopember 2011
25,3 1 24,6 3 24,6 5 24,8 1 25,3 7
25,25
24,8
24,82
25,36
25,26
24,83
24,75
25,16
24,86
24,93
24,89
25,16
25,16
25,24
24,82
25,3
25,36
25,27
24,92
24,85
25,16 24,97 24,75 24,85 24,81
24,7 24,84 24,81 25,29 25,38
24,78
24,6
24,24
24,86
25,33
24,98
24,58
25,14
24,63
24,94
24,78
24,65
24,78
24,84
24,81
BAB 3 HASIL dan PEMBAHASAN
Pengolahan dan Analisis Data Pada tahap pengolahan dan analisis data ini, penulis mengikuti tahapan-tahapan dalam siklus PDSA ( Plan, Do, Study, Action), yaitu dengan menggunakan metode 7 langkah pemecahan masalah dan menggunakan alat bantu yaitu seven QC tools. Langkahlangkah tersebut adalah sebagai berikut :
3.1.2. Menentukan prioritas
Langkah 1 : Menentukan Prioritas Masalah masalah
merupakan
langkah
awal
dari program
peningkatan kualitas dalam siklus PDSA. Dalam melakukan perbaikan pada proses pembuatan Produk A ini diperlukan penetapan prioritas masalah atau masalah utama yang akan diselesaikan. Masalah utama ini dapat diketahui dengan menggunakan diagram pareto yang dapat menyusun tingkat masalah yang ditemukan dari yang tertinggi hingga masalah terendah. Diagram pareto digunakan untuk melihat dan mengidentifikasi penyebab yang paling dominan pada suatu masalah, sehingga kita dapat memprioritaskan pada masalah yang paling dominan. Untuk mengidentifikasi permasalahan utama yang menjadi objek penelitian ini, langkah yang harus dilakukan adalah mencari jenis permasalahan yang mempunyai rasio
out of spec tertinggi dari tahap proses pemeriksaan Produk A. Berdasarkan jenis data out
54
of spec dengan rasio tertinggi tersebut akan dianalisis faktor penyebabnya untuk dapat merumuskan upaya pemecahan permasalahannya. Untuk mengetahui masalah utama dalam proses, alat bantu yang digunakan adalah :
a)
Lembar Periksa (Check Sheet ) Pada proses trial tentu saja ada masalah yang dialami dan akan berdampak pada
produk yang dihasilkan. Berikut data yang diambil pada tahun 2011. Gambar 3.1. Tabel presentasi Out of Spec pada produk A Uji kadar (%) No Sample
Uji kekerasan (N)
Agustus
September
Oktober
Agustus
September
Oktober
2011
2011
2011
2011
2011
2011
1
24.88
24.43
25.9
82
89
99
2
25.44
23.87
24.54
86
92
92
3
25.42
24.64
24.94
82
91
83
4
24.81
24.88
25.41
77
91
81
5
25.32
24.88
24.27
101
43
84
6
24.8
25.28
25.11
61
92
84
7
24.74
25.33
24.36
55
92
94
8
25.24
24.56
25.35
99
89
90
9
25.14
24.88
25.09
92
99
90
10
25.22
24.38
25.12
83
92
89
11
24.83
24.46
24.73
81
83
78
12
24.72
25.27
24.73
84
81
75
13
24.88
25.19
24.94
84
84
99
14
24.94
25.14
25.19
94
84
92
15
24.96
25.16
24.73
90
94
83
16
24.7
25.31
24.89
90
90
81
17
24.84
24.63
25.16
89
90
84
18
24.81
24.65
24.82
85
86
84
19
25.29
24.81
25.36
85
92
94
20
25.38
25.37
24.92
89
85
90
21
25.37
25.2
24.86
89
89
90
22
25.79
24.85
24.82
99
91
86
23
24.72
25.3
24.55
92
90
92
24
24.99
25.33
24.81
83
90
85
25
25.24
24.58
24.51
81
92
89
26
25.19
25.23
24.91
84
88
91
27
24.7
24.78
25.17
84
90
90
28
25.24
24.83
24.58
94
99
90
29
24.81
24.86
25.26
90
92
92
30
25.14
24.85
24.98
90
83
88
31
25.26
24.92
24.72
86
81
90
55
32
24.46
24.74
24.92
92
84
99
33
24.75
25.36
24.1
85
84
92
34
24.48
25.16
24.85
89
94
83
35
24.62
25.31
24.88
91
90
81
36
24.24
24.8
25.16
90
90
84
37
24.98
25.36
24.97
90
76
84
38
24.63
24.83
24.75
92
85
94
39
24.65
25.16
24.85
88
85
90
40
24.81
24.93
24.81
90
88
90
Jumlah out of spec
15
17
12
3
2
2
Out of spec
37.5
42.5
30
7.5
5
5
Rata-rata out of spec
36.66666667
5.833333333
Check sheet merupakan alat bantu untuk memudahkan proses pengumpulan data. Bentuk dan isinya disesuaikan dengan kebutuhan maupun kondisi kerja yang ada. Pada Gambar
Check Sheet Nama produk : Produk A Pemeriksaan Kadar : Alkali (Na2O) Jumlah yang diperiksa : 40 Sample Jenis Pemeriksaan App. Kekerasan
Jumlah Pemeriksaan Setiap Bulan 40 Sample 40 Sample
Pengamatan : Per 3 Bulan Nama pabrik : PT. xyd Ind.
Jumlah Out of Spec (Tahun 2009) Januari Februari Maret 15 17 12 3 2 2
Rata-rata Out of Spec 36.66 % 5.83 %
Pengamat : Keyko Rachman
Gambar 3.2. Check sheet pada pemeriksaan Produk A Berdasarkan Gambar 3.2. pada check sheet pemeriksaan Produk A, dapat diketahui bahwa data out of spec pada Produk A paling banyak terjadi pada identifikasi uji kadar yaitu sebesar 36.66 %. Banyaknya data out of spec yang terjadi pada identifikasi uji kadar Produk A inilah yang akan menjadi prioritas masalah dari penelitian ini.
b)
Diagram Batang ( Histogram)
56
Histogram merupakan grafik yang merangkum variasi dalam suatu kumpulan data. Sifat dasarnya yang berupa gambar, memudahkan orang melihat pola-pola yang sulit dilihat dalam suatu tabel angka sederhana. Pada Gambar 3.3. berikut ini disajikan histogram pada pemeriksaan Produk A.
Diagram Batang ( Histogram ) 40 35 30 25 20
Kadar Alkali
15
Kekerasan
10 5 0 P arameter
Gambar 3.3. Diagram Batang ( Histogram ) c)
Diagram Pareto Diagram pareto dibuat untuk menemukan masalah atau penyebab yang merupakan kunci dalam penyelesaian masalah dan perbandingan terhadap keseluruhan. Dengan mengetahui penyebab yang dominan, maka kita akan bisa menetapkan prioritas perbaikan. Pada Gambar 3.4. berikut ini disajikan diagram pareto pada pemeriksaan Produk A.
57
Diagram Pareto 100
40
90
35
80
30
70
25
60
20
50 40
15
30
10
20
5
10
0
0 KadarAlkali
Kekerasan Value
Cum
Gambar 3.4. Diagram Pareto Berdasarkan Gambar 3.4. dapat diketahui bahwa data out of spec pada identifikasi uji kadar Produk A mempunyai persentase out of spec paling tinggi, sehingga out of spec pada identifikasi uji kadar Produk A inilah yang akan menjadi masalah utama yang harus diperbaiki. Sebelum mencari akar penyebab masalah (langkah ke dua), penulis melakukan pengukuran untuk menganalisis kondisi proses yang sedang berjalan terkait dengan masalah kadar Produk A ini. Pengukuran-pengukuran yang dilakukan meliputi peta kontrol proses ( control chart ) yang digunakan untuk mengetahui apakah proses yang sedang berlangsung masih dalam batas kendali (data in control ) atau diluar kendali (data
out of control ), uji Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk membandingkan serangkaian data pada sampel terhadap distribusi normal serangkaian nilai dengan mean dan standar
deviasi yang sama dan menghitung analisis kemampuan proses pada uji kadar Produk A.
Membuat Peta Kontrol Proses Peta kontrol proses yang dibuat adalah peta kontrol s dan peta kontrol x dari kadar Produk A dengan menggunakan data Tabel 4.1 pada BAB IV. Hasil serta perhitungan nilai kadar rata-rata dan nilai simpangan bakunya dapat dilihat pada Tabel
View more...
Comments