Makalah Rumput Laut

December 9, 2018 | Author: Welfin D Rich | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

hdjksad...

Description

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia dikenal negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam. Sebagai negara dengan luas wilayah laut lebih dari 70 %, salah satu kekayaan alam yang bisa kita manfaatkan adalah sumber hayati. Selain ikan, alternatif hasil laut yang bisa diolah adalah rumput laut (seaweed). Berdasarkan penelitian tercatat 22 jenis telah dimanfaatkan sebagai makanan. Diwilayah  perairan Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Pulau Seram, Bali, Lombok, Kepulauan Riau dan Pulau Seribu diketahui 18 jenis dimanfaatkan sebagai makanan dan 56 jenis sebagai makanan dan obat tradisional oleh masyarakat pesisir. Sebagai bahan pangan, rumput laut telah dimanfaatkan bangsa Jepang dan Cina semenjak ribuan tahun yang lalu. Sebenarnya apa rumput laut itu?. Rumput laut merupakan tumbuhan laut jenis alga, masyarakat Eropa mengenalnya dengan sebutan seaweed. Tanaman ini adalah gangang multiseluler golongan divisi thallophyta. Berbeda dengan tanaman sempurna pada umumnya, rumput laut tidak memiliki akar, batang dan daun. Jika kita amati  jenis rumput laut sangat beragam, mulai dari yang berbentuk bulat, pipih, tabung atau at au seperti ranting dahan bercabang-cabang. Rumput laut biasanya hidup di dasar samudera yang dapat tertembus cahaya matahari. Seperti layaknya tanaman darat pada umumnya, rumput laut juga memiliki klorofil atau pigmen warna yang lain. Warna inilah yang menggolongkan jenis rumput laut. Secara umum, rumput laut yang dapat dimakan adalah jenis ganggang biru (cyanophyceae), ganggang hijau (chlorophyceae), ganggang merah (rodophyceae) atau ganggang coklat (phaeophyceae). Hal tersebut tidaklah mengherankan, karena ternyata rumput laut mempunyai kandungan nutrisi cukup lengkap. Secara kimia rumput laut terdiri dari air (27,8%), protein (5,4%), karbohidrat (33,3%), lemak (8,6%) serat kasar (3%) dan abu (22,25%). Selain karbohidrat,  protein, lemak dan serat, rumput laut juga mengandung enzim, asam nukleat, asam amino, vitamin (A,B,C,D, E dan K) dan makro mineral seperti nitrogen, oksigen, kalsium dan selenium serta mikro mineral seperti zat besi, magnesium dan natrium. Kandungan asam amino, vitamin dan mineral rumput laut mencapai 10 -20 kali lipat dibandingkan dengan tanaman darat. Jenis rumput laut Indonesia yang mempunyai nilai ekonomis penting yaitu  Rhodop  Rhodophycea hyceaee atau ganggang merah yang mengandung agar-agar dan karagenan. Ganggang merah memiliki Rumput Laut (Gracila sp.) Sebagai Sebagai Bahan Pangan | 1

sekitar 2500 spesies dan sebagian besar hidup di laut, sisanya hidup di air tawar (Guhardja 1981). Warna merah rumput laut disebabkan oleh klorofil, karoten, dan biliprotein. Kelas ganggang merah dibagi menjadi tujuh genus yaitu Gracilaria sp., Gelidium sp., Gigartina sp., Chondrus sp., Eucheuma sp., Hypnea sp., dan Furcellaria sp.. Rumput laut Gracilaria umumnya mengandung agar ; alter atau disebut juga agar-agar sebagai hasil metabolisme primernya. Agar-agar diperoleh dengan melakukan ekstraksi rumput laut pada suasana asam setelah diberi perlakuan basa serta diproduksi dan dipasarkan dalam  berbagai bentuk, yaitu: agar-agar tepung, agar-agar kertas dan agar-agar batangan serta diolah menjadi berbagai bentuk makanan (kue), seperti pudding dan jell atau dijadikan bahan tambahan dalam industri fat Iasi. Kandungan serat agar-agar relatif tinggi, karena itu dikonsumsi pula sebagai makanan diet. Melewati proses tertentu agar-agar diproduksi  juga untuk kegunaan di laboratorium sebagai media kultur bakteri atau kultur jaringan. Alasan utama konsumsi agar-agar adalah kandungan seratnya yang cukup besar (84%) dengan susunan kimia berupa rantai polisakarida panjang dan nilai karbohidratnya kecil. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengungkapkan bahwa serat yang terkandung dalam rumput laut atau agar-agar dapat menurunkan kolesterol, darah tinggi, serta mengurangi keasaman pada lambung.

1.2 Rumusan Masalah

Indonesia dikenal negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam. Sebagai negara dengan luas wilayah laut lebih dari 70 %, salah satu kekayaan alam yang bisa kita manfaatkan adalah sumber hayati. Selain ikan, alternatif hasil laut yang bisa diolah adalah rumput laut (seaweed). Rumput laut mempunyai kandungan nutrisi cukup lengkap. Secara kimia rumput laut terdiri dari air (27,8%), protein (5,4%), karbohidrat (33,3%), lemak (8,6%) serat kasar (3%) dan abu (22,25%). Selain karbohidrat, protein, lemak dan serat, rumput laut juga mengandung enzim, asam nukleat, asam amino, vitamin (A,B,C,D, E dan K) dan makro mineral seperti nitrogen, oksigen, kalsium dan selenium serta mikro mineral seperti zat besi, magnesium dan natrium. Jenis rumput laut Indonesia yang mempunyai nilai ekonomis penting yaitu  Rhodophyceae atau ganggang merah yang mengandung agar-agar dan karagenan.

Rumput Laut (Gracila sp.) Sebagai Bahan Pangan | 2

Kelas ganggang merah dibagi menjadi tujuh genus yaitu Gracilaria sp., Gelidium sp., Gigartina sp., Chondrus sp., Eucheuma sp., Hypnea sp., dan Furcellaria sp. Rumput laut Gracilaria umumnya mengandung agar ;  alter atau disebut juga agar-agar sebagai hasil metabolisme primernya. Rumput laut Gracilaria sp. Mengandung air, protein, karbohidrat, lemak, serat, dan abu. Oleh karena itu pada makalah ini kami akan membahas rumput laut Gracilaria sp. sebagai  bahan pangan.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah memenuhi tugas Mata Kuliah Keragaman Hayati.

Rumput Laut (Gracila sp.) Sebagai Bahan Pangan | 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumput Laut

Rumput laut adalah tanaman ganggang multiseluler yang hidup di laut, dan tergolong dalam divisi thalophyta. Tubuh tanaman belum berdiferensiasi menjadi akar, batang dan daun seperti lazimnya tanaman tingkat tinggi. Rumput laut merupakan tanaman tingkat rendah yang tidak memiliki perbedaan susunan kerangka seperti akar, batang, dan daun. Meskipun wujudnya tampak seperti ada perbedaan, tetapi sesungguhnya hanya merupakan bentuk thallus belaka. Dalam bahasa ilmiah, rumput laut (sea weeds) dikenal dengan istilah alga atau ganggang. Dilihat dari ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis mikroskopik dan makroskopik, Alga makroskopik inilah yang sehari-hari kita kenal sebagai rumput laut. Berdasar pigmen (zat warna) yang dikandung, alga dlkelompokkan atas empat kelas, yaitu  Rhodophyceae

(ganggang

merah),  Phaeophyceae

(ganggang

cokelat),

Chloraphyceae (ganggang hijau), dan Cyanophyceae (ganggang hijau-biru. Jenis rumput laut Indonesia yang mempunyai nilai ekonomis penting yaitu  Rhodophyceae atau ganggang merah yang mengandung agar-agar dan karagenan. Ganggang merah memiliki sekitar 2500 spesies dan sebagian besar hidup di laut, sisanya hidup di air tawar (Guhardja 1981). Warna merah rumput laut disebabkan oleh klorofil, karoten, dan biliprotein. Kelas ganggang merah dibagi menjadi tujuh genus yaitu Gracilaria sp., Gelidium sp., Gigartina sp., Chondrus sp., Eucheuma sp., Hypnea sp., dan Furcellaria sp..

Gambar 1. Gambar Rumput Laut Komposisi kimia rumput laut bervariasi antar individu spesies, habitat, kematangan dan kondisi lingkungannya. Umumnya, kandungan protein kadar, karbohidrat, lemak dan abu dari rumput laut kering berturut-turut adalah 5 –  35 %, 35 –  74 %, 0,2 –  3,8 %, dan 14 –  15. Kandungan utama rumput laut segar adalah air yang mencapai 80  –   90 %, sedangkan kadar  protein dan lemaknya sangat kecil. Walaupun kadar lemak rumput laut sangat rendah, tetapi Rumput Laut (Gracila sp.) Sebagai Bahan Pangan | 4

susunan asam lemaknya sangat penting bagi kesehatan. Lemak rumput laut mengandung asam lemak omega-3 dan omega-6 dalam jumlah yang cukup tinggi. Kedua asam lemak ini merupakan asam lemak yang penting bagi tubuh, terutama sebagai pembentuk membran jaringan otak, syaraf, retina mata, plasma darah, dan organ reproduksi. Dalam 100 gram rumput laut keringmengandung asam lemak omega-3 berkisar 128 –  1629 mg dan asam lemak omega-6 berkisar 188 –  1704 mg. Unsur K1or Kalium  Natrium Magnesium Sulfur Silikon Fosfor Kalsium Besi Lodium

Ganggang merah 1,5 — 3,5 1,0 — 2,2 1,0 — 7,9 0,3 — 1,0 0,5 — 1,8 0,2 — 0.3 0,2 — 0,3 0,4 — 1,5 0,1 — 0,2 0,1 — 0,2

Ganggang coklat 9.8 —  15,0 6,4 —  7,8 2,6 —  3,8 1,0 —  1,9 0.7 —  2,1 0,5 —  0,6 0,3 —  0,6 0,2 —  0,3 0,1 —  0,2 0,1 —  0,8

Tabel 1. Kisaran kadar mineral rumput laut (g/100g bahan kering) 2.2 Jenis-Jenis Rumput Laut

Beberapa jenis rumput laut yang bernilai ekonomis tinggi dan telah diusahakan adalah: 

rumput laut merah (Rhodophyceae)



rumput laut coklat (Phaeophyceae)

Beberapa jenis rumput laut yang tergolong rumput laut coklat (Phaeophyceae) merupakan penghasil agar-agar serta Eucheuma sp yang merupakan penghasil karaginan. Sedangkan jenis rumput lau yang tergolong dalam Phaeophyceae adalah Turbinaria sp , Beberapa jenis rumput laut merah (Rhodophyceae ) telah berhasil dibudidayakan dan Jenis rumput laut yang telah berhasil dibudidayakan adalah jenis Kapphapychus alverezzi atau yang dikenal dengan Euchema cotoonii. Rumput laut jenis ini merupakan penghasil karaginan yang banyak digunakan sebagai bahan pengelolaan dan tambahan untuk industri,Oleh karena itu permintan rumput laut jenis ini meningkat 5  –  10 % setiap tahunnya. rumput laut Gracillaria sp yang dibudidayakan di tambak merupakan bahan baku agar-agar yang banyak digunakan untuk industri makanan, media mikrobiologi dan Hasil budidaya rumput laut tersebut selain untuk memenuhi industri rumput laut. Dalam perdagangan, harga rumput laut ditentukan berdasarkan kualitas atau mutu rumput laut yang dijual. Rumput laut harus kadar air rumput laut harus maksimum 35 %, kadar kotor maksimum 5 % dan ratio antara CAW dan kadar garam terlarut lebih besar dari 1.2. Rumput Laut (Gracila sp.) Sebagai Bahan Pangan | 5

2.3 Manfaat Rumput Laut

Banyak penelitian yang membuktikan bahwa rumput laut adalah bahan pangan  berkhasiat, berikut beberapa diantaranya: 1.

Anti kanker Penelitian Harvard School of Public Health di Amerika mengungkap, wanita

 premenopause di Jepang berpeluang tiga kali lebih kecil terkena kanker payudara dibandingkan wanita Amerika. Hal ini disebabkan pola makan wanita Jepang yang selalu menambahkan rumput laut di dalam menu mereka. 2.

Antioksidan Klorofil pada gangang laut hijau dapat berfungsi sebagai antioksidan. Zat ini membantu

membersihkan tubuh dari reaksi radikal bebas yang sangat berbahaya bagi tubuh. 3.

Mencegah Kardiovaskular Para Ilmuwan Jepang mengungkap, ekstrak rumput laut dapat menurunkan tekanan darah

 pada penderita hipertensi. Bagi pengidap stroke, mengkonsumsi rumput laut juga sangat dianjurkan karena dapat menyerap kelebihan garam pada tubuh. 4.

Makanan Diet Kandungan serat (dietary fiber) pada rumput laut sangat tinggi. Serat ini bersifat

mengenyangkan dan memperlancar proses metabolisme tubuh sehingga sangat baik dikonsumsi penderita obesitas. Karbohidratnya juga sukar dicerna sehingga Anda akan merasa kenyang lebih lama tanpa takut kegemukan. Secara tradisional, rumput laut dipercaya dapat mengobati batuk, asma, bronkhitis, TBC, cacingan, sakit perut, demam, influenza, dan artritis.

2.4 Budidaya Rumput Laut

Salah satu komponen biota yang merupakan sumber daya hayati kelautan di Indonesia adalah makroalga. Indonesia memiliki keanekaragaman jenis baik yang bersifat ―will crop‖ maupun beberapa yang telah dibudidayakan. Makroalga yang umum dijumpai di laut terkenal  pula dengan nama rumput laut. Makroalga merupakan salah satu produsen pantai dan jenis jenis yang ditemukan di pantai berbatu karang umumnya adalah dari kelas Chlorophyceae,  Phaeophyceae, dan Rhodophyceae. Rumput laut dijumpai di perairan yang berasosiasi dengan keberadaan ekosistem terumbu karang. Rumput laut di alam biasanya dapat hidup di atas substrat pasir dan karang mati. Di beberapa daerah pantai di bagian selatan Jawa dan pantai barat Sumatera, rumput laut banyak ditemui hidup di atas karang-karang terjal yang melindungi pantai dari deburan Rumput Laut (Gracila sp.) Sebagai Bahan Pangan | 6

ombak. Di pantai selatan Jawa Barat dan Banten misalnya, rumput laut dapat ditemui di sekitar pantai Santolo dan Sayang Heulang di Kabupaten Garut atau di daerah Ujung Kulon Kabupaten Pandeglang. Sementara di daerah pantai barat Sumatera, rumput laut dapat ditemui di pesisir barat Provinsi Lampung sampai pesisir Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam. Selain hidup bebas di alam, beberapa jenis rumput laut juga banyak dibudidayakan oleh sebagian masyarakat pesisir Indonesia. Contoh jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan di antaranya adalah Euchema cottonii dan Gracilaria sp. Beberapa daerah dan pulau di Indonesia yang masyarakat pesisirnya banyak melakukan usaha budidaya rumput laut ini di antaranya berada di wilayah pesisir Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi Kepulauan Riau, Pulau Lombok, Sulawesi, Maluku dan Papua. Berdasarkan penelitian tercatat 22 jenis rumput laut telah dimanfaatkan sebagai makanan. Di wilayah perairan Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Pulau Seram, Bali, Lombok, Kepulauan Riau dan Pulau Seribu diketahui 18 jenis dimanfaatkan sebagai makanan dan 56 jenis sebagai makanan dan obat tradisional oleh masyarakat pesisir.Dari hasil studi tercatat sebanyak 61 jenis dari 27 rumput laut di Kepulauan Riau, Pantai Lampung, Pulau Jawa, Madura, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan,Sulawesi Tenggara dan beberapa di Kepulauan Maluku sudah terbiasa dijadikan makanan. Jumlah tersebut didominasi oleh 38  jenis dari ganggang merah, 15 jenis dari ganggang hijau dan 8 jenis dari ganggang cokelat. Dari 21 jenis telah dimanfaatkan sebagai obat.  Namun sampai saat ini tingkat produktivitas rumput laut Indonesia masih belum dapat menjawab permintaan pasar global. Khususnya di Jawa Tengah budidaya rumput laut hanya terbatas pada beberapa jenis spesies rumput laut antara lain Eucheuma cottonii,Gracilaria  sp,dan Sargassum sp. Padahal di Indonesia terdapat banyak sekali spesies rumput laut yang mempunyai prospek cerah di bidang perdagangan global pasalnya khasiat dan manfaatnya yang tidak kalah handal dibanding dengan jenis rumput laut lainnya. Sebut saja Caulerpa sp. Caulerpa sp adalah salah satu spesies rumput laut dari Chlorophyceae (ganggang hijau). Caulerpa merupakan salah satu jenis alga hijau yang belum banyak dimanfaatkan dan termasuk dalam Feather Seaweed. Feather Seaweed dilaporkan sebagai makroalga yang dapat dimakan, mempunyai zat bioaktif seperti anti bakteri, anti jamur, anti tumor dan bisa digunakan untuk terapi tekanan darah tinggi dan gondok. Zat bioaktif adalah zat yang termasuk meabolit sekunder yang bersifat aktif secara biologi dan dapat digunakan untuk industri pangan dan farmasi (BBRP2B 2010).

Rumput Laut (Gracila sp.) Sebagai Bahan Pangan | 7

Selain itu penelitian lain menunjukkan Caulerpa racemosa memiliki aktivitas antibakteri terhadap

tiga

jenis

bakteri

patogen

yaitu Pseudomonas

pavanaceae, Pseudomonas

 syntata, dan Pseudomonas tetrolens. Ketiga jenis bakteri patogen ini sering menyerang udang windu. Menurut Yangthong (2009) Caulerpa racemosa penelitiannya mengenai aktifitas antioksidan

pada

 sertulariodes bersifat

beberapa

makroalga

sebagai

antioksidan

di dan

Indonesia ektrak

menunjukkanCaulerpa metanol

dari Caulerpa

 sertulariodesmengandung tiga macam ketakin (fiavanol) yaitu gallo katekin, epikatekin dan katekin gallat. Katekin merupakan hasil metabolit tanaman yang termasuk dalam famili flavonoid dan berfungsi sebagai antioksidan.

2.5 Hasil Olahan Rumput Laut

Beragam hasil olah rumput laut dapat dijumpai di pasaran, mulai dari yang kering, bubuk maupun yang segar. Berikut beberapa diantaranya:

Nori: Nori dibuat dari rumput laut yang dihaluskan. bubur rumput laut ini kemudian

dihamparkan dengan ketebalan yang sangat tipis. Proses selanjutnya dikeringkan sehingga  bentuknya lembaran menyerupai kertas. Nori banyak digunakan pada masakan Jepang, mulai dari pembungkus sushi, udang gulung atau rollade goreng. Pilih nori yang lentur, kering dan warnanya hitam mengkilat.

Kombu dan Wakame Sejenis ganggang laut yang dikeringkan. Kombu adalah bahan dasar

membuat kaldu pada masakan Jepang. Setelah direbus kuahnya untuk kaldu dan kombunya digunakan untuk isi soup, salad atau tumisan. Sedangkan wakame, bentuknya hampir menyerupai kombu, biasanya digunakan untuk campuran salad, isi soup atau campuran mie.  jangan merebus wakame lebih dari satu menit untuk mendapatkan citarasa yang maksimal.

Manisan Rumput Laut Diperoleh dari rumput laut segar, kemudian dicuci, direbus dan

diolah dengan larutan gula sebagai pengawetnya. Citarasanya menyegarkan dan teksturnya kenyal juga renyah, sangat cocok untuk campuran es, pudding dan aneka dessert.

Agar-agar  Proses membuat agar-agar sangat panjang. Tahap pertama pemilihan jenis rumput

laut yang akan digunakan, yaitu jenis gracilaria sp atau gelidium sp. Slanjutnya proses  pemecahan dinding sel, pemasakan(ekstrasi) sampai pada pengeringan. Dipasaran banyak dijumpai agar-agar dalam aneka bentuk, baik yang batangan maupun serbuk. Rumput Laut (Gracila sp.) Sebagai Bahan Pangan | 8

2.6 Rumput Laut yang Bermutu

Mendapatkan mutu rumput laut yang baik maka teknik penanganan rumput laut harus menggunakan Teknologi yang tinggi. Penanganan Rumput Laut Kering Untuk mendapatkan rumput laut kering yang bermutu, maka beberapa aspek yang Rumput laut dikatakan bermutu  baik, jika mempunyai rendemen serta kekuatan gel yang tinggi Salah satu faktor yang sangat menentukan mutu rumput laut adalah umur panen. Umur panen rumput laut untuk jenis Euchema cottonii adalah 45 - 55 hari rumput laut paling tinggi dengan rendemen karaginan serta kekuatan gel yang optimal. Karaginan merupakan karbohidrat hasil proses fotosintesa, sebelum umur 45 hari proses fotosintesa rumput laut digunakan untuk pertumbuhan, sebaliknya setelah rumput laut Panen yang dilakukan sebelum umur panen yang optimal akan  berpengaruh terhadap Rumput laut sebaliknya dipanen pada pagi hari, pada saat cuaca cerah. Untuk jenis Eucheuma sp rumput laut dipanen dengan melepas bentangan tali yang digunakan untuk mengikat rumput laut. Rumput laut kemudian dicuci dengan air laut untuk Rumput laut kemudian Harga jual rumput laut di tingkat pembudidaya terus menurun dalam sebulan terakhir. Adapun harga rumput laut yang kering hanya Rp 6.000 per kg. Selain mengganggu proses pengeringan, tingginya curah hujan menghambat pertumbuhan rumput laut di beberapa titik perairan. Jenis rumput laut yang dibudidayakan ialah Eucheuma cottonii dan Gracilaria verucosa. Muhammad Kasim (34), pembudidaya di Dusun Puntondo, Desa Laikang, mengatakan, rumput laut cukup rentan terhadap perubahan cuaca. Situasi tersebut mengurangi  produktivitas rumput laut yang dihasilkan saat panen. Upaya untuk mengolah rumput laut agar memiliki nilai tambah hingga kini belum dapat diterapkan karena pembudidaya belum memerhatikan kualitas rumput laut. Padahal, rumput laut yang diolah setengah jadi menjadi chips bisa dijual hingga Rp 60.000 per kg. Selama ini mereka langsung menjual rumput laut kering ke faktor. Warga masih banyak yang terburu-buru menjual rumput laut karena d esakan ekonomi, ujarnya. Di Indonesia, pengolahan Gracilaria verucosa dikuasai lima perusahaan besar, namun  belum ada pabrik pengolahan yang berada di Makassar.

Rumput Laut (Gracila sp.) Sebagai Bahan Pangan | 9

2.7 Rumput Laut Gracilaria sp.

Gracilaria sp. adalah rumput taut yang termasuk dalam kelas alga merah (Rhodophyta) dengan nama daerah yang bermacam-macam, seperti: sango-sango, rambu kasang, janggut dayung, dongi-dongi, bulung embulung, agar-agar karang, agar-agar jahe, bulung sangu dan lain-lain (Angkasa et al. 2007). Gracilaria sp. Merupakan jenis rumput taut yang dapat dibudidayakan di muara sungai atau di tambak, meskipun habitat awalnya berasal dari taut. Hal ini terjadi karena tingkat toleransi hidup yang tinggi sampai pada salinitas 15 per mil. Jenis rumpurt laut ini dapat ditanarn secara polikultur dengan bandeng atau udang karena ketiganya memerlukan kondisi peraira n yang sama untuk ke langsungan hidupnya. Klasifikasi Gracilaria menurut Anggadiredja et al. (2006) yaitu: Divisi : Rhodophyta Kelas : Rhodophyceae Ordo : Gigartinales Famili : Gracilariaceae Genus : Gracilaria Spesies : Gracilaria sp.

Gambar 2. Gambar Gracilaria sp.

Rumput laut marga Gracilaria  banyak jenisnya, masing-masing memiliki sifat-sifat inorfologi dan anatomi yang berbeda serta dengan nama ilmiah yang berbeda pula, seperti: Gracilaria confervoides, Gracilaria gigas, Gracilaria ve•ucosa, Gracilaria lichenoides, Gracilaria crasa, Gracilaria blodgettii, Gracilaria arcuata, Gracilaria taenioides, Gracilaria eucheumoides, dan banyak lagi. Beberapa ahli menduga bahwa rumput laut marga Gracilaria memiliki jenis yang paling banyak dibandingkan dengan marga lainnya.

Rumput Laut (Gracila sp.) Sebagai Bahan Pangan | 10

Ciri umum dari Gracilaria sp. ini adalah mempunyai bentuk thallus silindris atau gepeng dengan percabangan mulai dari yang sederhana sampai pada yang remit dan rimbun, di atas percabangan umumnya bentuk thalli (kerangka tubuh tanarnan) agak mengecil,  permukaannya halus atau berbintil-bintil, diameter thallus berkisar antara 0,5 - 2 mm. Panjang dapat mencapai 30 cm atau lebih. Komponen utama alga adalah polisakarida yang dapat meneapai 40 - 70% berat kering tergantung pada jenis alga dan keadaan lingkungan tumbuhnya. Selain polisakarida, alga mengandung sejumlah protein, lemak, mineral, dan vitamin (Astawan et al. 2004). Komposisi Gracilaria lichenoides Gracilaria verucosa Air (%) 13,85 11,60 Protein (%) 22,20 25,35 Karbohidrat (%) 39,25 43,10 Lemak (%) 1,20 1,05 Serat (%) 8,20 7,50 Abu (%) 15,30 11,40 Tabel 2. Komposisi Kimia Gracilaria sp.

Rumput Laut (Gracila sp.) Sebagai Bahan Pangan | 11

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengelolaan rumput laut (pengolahan menjadi bahan pengelolaan)

Saat ini pengembangan rumput laut di Indonesia semakin pesat, dan Rumput laut akan  bernilai ekonomis setelah mendapat penanganan lebih lanjut. Pada umumnya penanganan  pasca panen rumput laut oleh petani hanya sampai pada penggeringan saja. Rumput laut kering masih merupakan bahan pengelolaan yang harus diolah lagi. Pengolahan rumput laut kering dapat menghasilkan agar-agar, keraginan atau algin tergantung kandungan yang terdapat di dalam rumput laut. Pengolahan rumput laut menjadi bahan pengelolaan telah  banyak dilakukan para petani. Langkah-langkah pengolahan rumput laut menjadi bahan  pengelolaan (rumput kering) adalah sebagai berikut : Rumput laut dibersihkan dari kotoran, seperti pasir, batu-batuan, kemudian dipisahkan dari jenis yang satu dengan yang lain. Proses pencucian dan pengeringan Pencucian dilakukan setelah rumput laut kering. Sebagai bahan pengelolaan agar-agar, rumput laut kering dicuci dengan air tawar. Sedangkan untuk menjadi karaginan dicuci dengan air laut. Setelah bersih rumput laut dikeringkan lagi kira-kira 1 hari. Kadar air yang diharapkan setelah pengeringan sekitar 28 %. Untuk rumput laut yang diambil keraginannya tidak boleh terkena air tawar karena air tawar dapat melarutkan karaginan. Setelah bersih, rumput laut dijemur sampai kering. Agar hasilnya berkualitas tinggi, rumput laut dijemur di atas para-para dan tidak boleh ditumpuk. Rumput laut yang telah kering ditandai dengan keluarnya garam. Rumput laut kering setelah penggeringan kedua, kemudian di ayak untuk menghilangkan kotoran yang masih tertinggal Pengemasan dan Penyimpanan Rumput laut yang bersih dan kering dimasukkan ke dalam karung goni dengan cara dipadatkan atau tidak dipadatkan. Apabila dipadatkan, dalam satu karung dapat berisi 100 kg rumput laut, sedangkan apabila tidak dipadatkan hanya berisi 60 kg rumput laut. Rumput laut yang dapat diekspor, di bagian karungnya dituliskan nama barang (jenis), nama kode  perusahaan, nomor karung dan berat bersih. Standar Mutu Indonesia telah mengekspor rumput laut kering dari marga Eucheuma, Gelidium, Gracilaria dan Hypnea. Rumput laut yang dikirim harus memenuhi syarat standar mutu yang telah ditetapkan. Rumput laut merupakan salah satu komoditi perikanan Indonesia yang cukup ekonomis nilai jualnya. Rumput Laut (Gracila sp.) Sebagai Bahan Pangan | 12

BAB IV KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Indonesia dikenal negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam. Sebagai negara dengan luas wilayah laut lebih dari 70 %, salah satu kekayaan alam yang bisa kita manfaatkan adalah sumber hayati. Selain ikan, alternatif hasil laut yang bisa diolah adalah rumput laut (seaweed). Rumput laut adalah tanaman ganggang multiseluler yang hidup di laut, dan tergolong dalam divisi thalophyta. Tubuh tanaman belum berdiferensiasi menjadi akar, batang dan daun sepe rti laz imnya tanam an tin gkat tin ggi . Rumput laut merupakan tanaman tingkat rendah yang tidak memiliki perbedaan susunan kerangka seperti akar, batang, dan daun. Meskipun wujudnya tampak seperti ada perbedaan, tetapi sesungguhnya hanya merupakan  bentuk thallus belaka Hasil olahan rumput laut seperti agar-agar,nori,manisan rumput laut kombu dan wakame,dll.

4.2 Saran

Pembuatan makalah ini dibuat dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Keanekaragaman Hayati. Makalah ini berisikan uraian singkat mengenai pengertian, jenis jenis, manfaat, budidaya , dan lain sebagainya mengenai ―Rumput Laut‖. Namun kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Pepatah mengatakan ―Tak ada gading yang tak retak‖, manusia tak luput dari salah dan lupa dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu, kami siap untuk diberikan kritik yang tentunya kritikan yang membangun dan positif, juga diikuti dengan saran yang positif pula.

Rumput Laut (Gracila sp.) Sebagai Bahan Pangan | 13

DAFTAR PUSTAKA

1. Antoso, J.; Aryudhani, N. dan Suseno, S.H. Kandungan Senyawa Fenol Rumput Laut Hijau (Caulerpa racemosa dan Aktivitas Antioksidannya (The Content Of Phenolic Copound of Green Seaweed Caulerpa racemosa and Its Antioxidant Activity) Hal : 109 - 111. 2. http://alattangkapperikananlaut.blogspot.com/2012/08/proses-pengolahan-rumputlaut.html 3. http://budiboga.blogspot.com/2006/05/manfaat-rumput-laut-cegah-kanker-dan.html 4. http://id.wikipedia.org/wiki/Gulma_laut 5. http://kir-31.blogspot.com/2009/11/khasiat-dan-manfaat-rumput-laut.html 6. Ito, K. and K. Hori. 1989. Seaweed : Chernicaal Composition and Potential Uses. Food Reviews International, 5 (10) : 101-144. 7. Uswatun, Hasanah, Rina. 2007. Pemanfaatan Rumput Laut ( Gracilaria sp.) dalam Meningkatkan Kandungan Serat Pangan Pada Sponge Cake. Skripsi tidak diterbitkan. Bogor : Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. 8. Winarno, F. G. 1990. Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Jakarta : Sinar Pustaka Harapan.

Rumput Laut (Gracila sp.) Sebagai Bahan Pangan | 14

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF