Makalah Rosella Merahhhhh
March 15, 2019 | Author: Uzman Avandy | Category: N/A
Short Description
Download Makalah Rosella Merahhhhh...
Description
PEMANFAATAN TANAMAN ROSELLA MERAH (Hibiscus sabdariffa L .) SEBAGAI ALTERNATIF OBAT TRADISIONAL
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Budidaya Tanaman Obat
Oleh:
1. Cahyo Supriyadi
H 0709023
2. Edy Wardiyanto
H 0709033
3. Mamluatul Khikmah
H 0709068
4. Nurul Fauziah
H 0709084
PRGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Dewasa ini penggunaan obat herbal cenderung terus meningkat, baik di negara yang sedang berkembang maupun di negara-negara maju. Peningkatan penggunaan obat herbal ini mempunyai dua dimensi korelatif yaitu aspek medik terkait dengan penggunaannya yang sangat luas diseluruh dunia dan aspek ekonomi terkait dengan nilai tambah yang mempunyai makna pada perekonomian masyarakat. Negara
Indonesia
berada
didaerah
tropis
yang
banyak
keanekaragaman tanaman yang ada di Indonesia. Berbagai macam tanaman dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan maupun bahan obat. Hutan tropis yang sangat luas beserta keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya merupakan sumber daya alam Indonesia yang tak ternilai harganya. Saat ini sekitar 9.600 spesies diketahui berkhasiat obat, namun baru sekitar 200 spesies yang telah dimanfaatkan sebagai bahan baku pada industri obat tradisional dan dari jumlah tersebut baru sekitar 4% yang dibudidayakan. Penggunaan bahan alam sebagai obat (biofarmaka) cenderung mengalami peningkatan dengan adanya isu back to nature dan krisis ekonomi yang mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat terhadap obat-obat modern yang relatif lebih mahal harganya. Obat dari bahan alam juga dianggap hampir tidak memiliki efek samping yang membahayakan. Tren kembali ke alam yang dipicu dengan usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi penyakit kronis meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu (seperti kanker), mahalnya harga obat, dan komplikasi yang ditimbulkan dari obat sintetik serta meluasnya akses informasi mengenai obat herbal di seluruh dunia. Pemanfaatan tanaman obat dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Selain itu juga dapat
meningkatkan kemajuan sains dan teknologi bangsa Indonesia. Salah satu tanaman yang dapat dijadikan bahan dihidangkan
yaitu
obat
dan
tanaman Rosella Merah ( Hibiscus sabdariffa L.).
Tanaman Rosella Merah memberikan banyak manfaat dibidang kesehatan. Produk hasil olahan Rosella Merah ini juga beranekaragam sehingga dapat
memikat
masyarakat
yang biasa mengkonsumsi produk herbal.
Rosella dapat dijadikan sebagai bahan minuman, sari buah, salad, sirup, pudding dan asinan. Minuman dari kelopak bunga rosella, selain mempunyai rasa yang enak juga berkhasiat sebagai obat batuk. Sebagai obat tradisional secara empiris berkhasiat sebagai antiseptic, aprodiasiak, diuretic, pelarut, sedative, dan tonik. B. Tujuan
Rosella
bunga
memiliki
banyak
manfaat,
kebanyakan
orang
menggunakan bunga ini dalam minuman herbal dengan rasa yang agak sedikit asam. Di Indonesia, Thailand, Meksiko, Arab dan Mesir, bunga rosella sudah dikenal dan dikonsumsi. Dalam makalah ini, akan diuraikan mengenai deskripsi tanaman Rosella Merah, kandungan bahan kimia, manfaat, perbanyakan rosella merah, pengolahannya sebagai bahan makanan dan minuman berkhasiat untuk kesehatan, serta peluang usaha dari rosella merah. Diharapkan informasi ini bermanfaat bagi pembaca, baik untuk kepentingna pribadi maupun bisnis.
BAB II ISI DAN PEMBAHASAN
A. Tanaman Obat Tradisional Indonesia
Salah satu prinsip kerja obat tradisional adalah proses (reaksinya) yang lambat (namun bersifat konstruktif), tidak seperti obat kimia yang bisa langsung bereaksi (tapi bersifat destruktif/merusak). Hal ini karena obat tradisional bukan senyawa aktif. Obat tradisional berasal dari bagian tanaman obat yang diiris, dikeringkan, dan dihancurkan. Jika ingin mendapatkan senyawa yang dapat digunakan secara aman, tanaman obat harus melalui proses ekstraksi, kemudian dipisahkan, dimurnikan secara fisik dan kimiawi (di-fraksinasi). Tentu saja proses tersebut membutuhkan bahan baku dalam jumlah yang sangat banyak. Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkab efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh. Beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi
lebih
lanjut.
Bagian
dari
Obat
tradisional
yang
bisa
dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang, buah, daun dan bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet.
B. Deskripsi Rosella merah ( Hibiscus sabdariffa L.)
Dalam taksonomi tumbuhan, rosella merah diklasifikasikan sebagai berikut : Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Malvaceales
Famili
: Malvaceae
Genus
: Hibiscus
Speces
: Hibiscus sabdariffa L.
Varietas
: Hibiscus sabdariffa varietas sabdariffa L. Hibiscus sabdariffa varietas ultissima Wester
Hibiscus sabdariffa L. merupakan tanaman semusim yang tumbuh
tegak bercabang yang berbatang bulat dan berkayu. Daunnya tunggal, berbentuk bulat telur, pertulangan menjari dan letaknya berseling dan pinggiran daun bergerigi. Bunga rosella bertipe tunggal yaitu hanya terdapat satu kuntum bunga pada setiap tangkai
bunga. Bunga ini
mempunyai 8-11 helai kelopak yang berbulu dengan panjang 1 cm, pangkal saling berlekatan dan berwarna merah. Mahkota bunga rosella berwarna merah sampai kuning dengan warna lebih gelap dibagian tengahnya. Tangkai sari merupakan tempat melekatnya kumpulan benang sari berukuran pendek dan tebal. Putik berbentuk tabung dan berwarna kuning atau merah. Bunga rosella bersifat hermaprodit sehingga mampu menyerbukan sendiri. Buahnya berbentuk kerucut, berambut, terbagi menjadi 5 ruang, berwarna merah. Bentuk biji menyerupai ginjal, berbulu, dengan panjang 5 mm dan lebar 4 mm (Maryani, 2005). Rosela, rosella, asam paya, asam kumbang dan asam susur atau Hisbiscus sabdariffa, adalah spesies bunga yang berasal dari benua Afrika.
Mulanya bunga yang juga cantik untuk dijadikan penghias halaman rumah itu diseduh sebagai minuman hangat di musim dingin dan minuman dingin di musim panas. Di negeri asalnya, Afrika, rosela dijadikan selai atau jeli. Itu
diperoleh dari serat yang terkandung dalam kelopak rosela, sementara di Jamaika, dibuat salad buah yang dimakan mentah. Ada kalanya juga dimakan dengan kacang tumbuk atau direbus sebagai pengisi kue sesudah dimasak dengan gula. Di Mesir, rosela diminum dingin pada musim panas dan diminum panas saat musim dingin. Di Sudan, menjadi minuman keseharian dengan campuran garam, merica, dan tetes tebu. Tanaman rosella memiliki lebih dari 300 spesies yang tersebar pada daerah tropis dan non tropis. Biasanya, digunakan sebagai tanaman hias dan beberapa diantaranya dipercaya memiliki khasiat medis, salah satu diantaranya adalah rosella merah atau rosella ( Hibiscus sabdariffa L.). Nama
lain
rosella
adalah Hibiscus
Sabdariffa
L., H. Sabdariffa
varaltissima, Rozelle, Red Sorrel, Sour-sour, Lemon bush, Florida cranberry, Oseille
rouge
(Perancis),
Quimbombo
Chino
(Spanyol),
Karkad (Afrika Utara), Bisap (Senegal) (Ullych, 2009). C. Kandungan Kimia dan Nilai Gizi Rosella merah
Produksi tanaman rosella dalam keadaan normal setiap hektar mampu menghasilkan 2-3 ton kelopak bunga segar tanpa biji atau setara dengan 200375 kg kelopak bunga kering. Kandungan gizi kelopak bunga segar tiap 100 gram adalah sebagai berikut: 1. Air 9,2 g 2. Protein 1,145 g 3. Lemak 2,61 g 4. Serat 12,0 g 5. Abu 6,90 g 6. Kalsium 1,263 mg 7. Fosforus 273,2 mg 8. Zat Besi 8,98 mg 9. Karotena 0,029 mg 10. Thiamine 0,117 mg 11. Riboflavin 0,277 mg 12. Niacin 3,765 mg
13. Asid Askorbik 6,7 mg (Wijaya, 2010). Selain mengandung vitamin C, kelopak bunga rosella juga mengandung vitamin A dan 18 jenis asam amino yang diperlukan tubuh. Salah satunya arginine yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh. Bahan penting yang terkandung dalam kelompak bunga Rosella adalah Gossy peptin anthocyanin dan glucoside hibiscin yang mempunyai efek diuretic dan choleretic, memperlancar peredaran darah, mencegah tekanan darah tinggi,
meningkatkan kinerja usus serta berfungsi sebagai tonik (obat kuat). Kandungan senyawa metabolis sekunder yang paling dominan pada rosella
merah
adalah
adanya
senyawa antosianin
yang
membentuk
flavonoid yang berperan sebagai antioksidan. Flavonoid rosella terdiri dari
flavonos dan
pigmen antosianin.
Pigmen
antosianin ini
yang
membentuk warna ungu kemerahan menarik pada kelopak bunga maupun teh hasil seduhan rosella. Antosianin berfungsi sebagai antioksidan yang diyakini dapat menyembuhkan penyakit degeneratif. Zat gizi lain yang tidak kalah penting yang terkandung dalam rosella antara lain kalsium, niasin, riboflavin dan zat besi yang cukup tinggi. Selain itu kelopak rosella merah juga mengandung protein, serat kasar, sodium, vitamin C dan vitamin A. Kandungan vitamin A dan vitamin C rosella cukup tinggi jika dibandingkan dengan buah-buahan seperti jeruk, apel, pepaya dan jambu biji yang berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh manusia terhadap serangan penyakit. Kelopak bunga rosella juga diketahui membantu melancarkan peredaran darah dengan mengurangi derajat kekentalan darah. Hal ini terjadi karena adanya asam organik, poly-sakarida dan flavonoid yang terkandung dalam ekstrak kelopak bunga rosella sebagai efek farmakologi (Ullych, 2009). Kelopak rosella memiliki rasa masam yang cukup unik karena dapat memberikan perasaan yang menyegarkan setelah dikonsumsi. Rasa masam ini disebabkan karena adanya dua komponen senyawa asam yang dominan yaitu asam askorbat (vitamin C), asam sitrat dan asam malat. Kandungan
asam askorbat (vitamin C) dan betakarotin yang tinggi
merupakan sumber antioksidan alami
yang
sangat
efektif
dalam
menangkal berbagai radikal bebas penyebab kanker dan berbagai penyakit lainnya. Pada biji rosella juga terdapat asam lemak yang diantaranya adalah asam palmitat, asam oleat dan asam linoleat. Kelopak rosella juga terdapat 18 asam amino yang diperlukan oleh tubuh, termasuk arginin dan lisin yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh. Selain itu, rosella juga mengandung protein dan kalsium. D. Manfaat dari Olahan Bunga Rosella Merah
Secara empirirs khasiat rosella merah, antara lain: 1.
Meningkatkan Stamina dan daya tahan tubuh, karena kandungan vitamin C yang tinggi.
2.
Ekstrak daripada kuncup bunganya ternyata mampu berfungsi sebagai antispasmodik (penahan kekejangan), antihelmintik dan antibakteria.
3.
Bunga rosella bersifat detoksifikasi (menetralkan racun)
4.
Menurunkan tekanan darah, kadar gula darah, asam urat dan kolesterol tubuh
5.
Teh rosella dapat mengatasi batuk, sariawan dan sakit tenggorokan.
6.
Mampu mengurangi pusing migrane.
7.
Rosella merah bisa menghaluskan kulit serta mengurangi keriputan.
8.
Membuat langsing tubuh karena mampu menurunkan berat badan.
9.
Khusus untuk anak-anak karena bunga rosella mengandung OMEGA3, maka dapat memacu pertumbuhan DHA.
10. Mengurangi kecanduan rokok. Atau bermanfaat untuk mengurangi ketergantungan akan narkoba. 11. Mencegah kanker, tumor, kista dan sejenisnya 12. Memperbaiki pencernaan 13. Menghilangkan wasir 14. Mencegah radang. Dari penelitian Balitas Malang, terbukti bahwa kelopak bunga Roselle mempunyai efek anti-hipertensi, kram otot dan anti infeksi-bakteri. Dalam eksperimen ditemukan juga bahwa ekstrak kelopak bunga Roselle
mengurangi efek alcohol pada tubuh kita, mencegah pembentukan batu ginjal, dan memperlambat pertumbuhan jamur/bakteri/parasit penyebab demam tinggi. Kelopak bunga Roselle juga diketahui membantu melancarkan peredaran darah dengan mengurangi derajat kekentalan darah. Ini terjadi karena asam organic, poly-sakarida dan flavonoid yang terkandung dalam ekstrak kelopak bunga Roselle sebagai Farmakologi. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah kelopak bunga Roselle mengandung vitamin C dalam kadar tinggi yang berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh manusia terhadap serangan penyakit. Bagian tanaman rosella merah yang paling banyak dimanfaatkan untuk produk pangan maupun nonpangan adalah kelopak bunga rosella. Contoh hasil produk pangan dari olahan rosella antara lain teh, salad, jeli, selai, dodol, sirup, jus, kopi dan bahan pewarna pada makanan. Kelopak Rosella bisa dikonsumsi dalam bentuk segar maupun dalam bentuk seduhan seperti teh. Di Mexico, bagian selatan California, dan Thailand, kelopak Rosella kering yang dimanfaatkan dengan cara diseduh seperti teh sangat populer dengan sebutan Jamaica, atau aqua de Jamaica. Di Senegal, teh Rosella dikenal dengan nama jus de bissap. Masyarakat Gambia menyebutnya wanjo, zobo, atau tsobo. Di Turki, kelopak Rosella kering yang disa jikan dalam bentuk teh disebut Karkade (dibaca “kar -kahday”). Karkade sendiri konon merupakan cara bangsa Arab menyebut teh manis. Mungkin karena kelezatannya itulah teh Rosella menjadi minuman kaum bangsawan Mesir kuno dan dijadikan semacam ritual “toast” pada perayaan pesta pernikahan di Sudan. Kelopak Rosella segar juga dimanfaatkan menjadi berbagai bentuk makanan seperti puding, campuran salad, hingga selai dan sirup. Sayangnya, kadar antioksidan dalam kelopak Rosella menjadi berkurang jika dikeringkan dengan proses pemanasan (dipanggang dalam oven). Kadar senyawa berkhasiat yang terkandung dalam kelopak Rosella berada pada tingkat tertinggi jika dikonsumsi dalam bentuk segar.
a. Teh Rosella Merah
Bentuk minuman segarnya sangat popular. Dibuat dengan merebus kelopak bunga, plus gula sebagai pemanis dan ditambah jahe. Kelopak bunga ini kaya asam sitrat dan pektin. Bunganya mengandung gosipetin, antosianin,dan glikosid hibiscin. Di negara Sudan bunga rosella menjadi minuman kebangsaan mereka. Dan banyak negara yang masyaraktnya sudah merasakan manfaat dari rosella merah baik itu dibuat menjadi teh ataupun minuman yang lain. Terkadang di Sudan bunga rosella menjadi minuman keseharian dengan campuran garam, merica, dan tetes tebu. Di Mesir, rosela diminum dingin pada musim panas dan diminum panas saat musim dingin. Cara minum : Campurkan 3-5 kelopak bunga Rosella yang telah dicuci bersih dalam air panas. Diamkan sekitar 5 menit untuk memberikan citra rasa, aroma dan warna khas bunga Rosella. Untuk penderita maag, komposisi air harus lebih banyak dan diminum setelah makan. b. Selai atau jeli
Di negeri asalnya, Afrika, rosela dijadikan selai atau jeli. Itu diperoleh dari serat yang terkandung dalam kelopak rosela. c. Salad Buah
Di Jamaika, dibuat salad buah yang dimakan mentah. Ada kalanya juga dimakan dengan kacang tumbuk atau direbus sebagai pengisi kue sesudah dimasak dengan gula. d. Kopi
Serbuk
kopi
rosella
berasal
dari
bagian
biji
yang
proses
pembuatannya sama dengan proses pembuatan kopi pada umumnya. Kadar kafein pada kopi biji rosella bubuk adalah 0,87%. Kadar kafein tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan kadar kafein pada jenis kopi arabika dan robusta yang kadarnya mencapai lebih dari 1% (Mardiah, 2009).
e. Sirup E. Perbanyakan Rosella Merah
1. Persiapan Lahan Persiapan lahan untuk menanam rosella yauitu pengolahan lahan dengan tujuan agar tanah menjadu gembur sehingga perakaran dapat berkembang dengan baik. Jika benih langsung ditanam, lubang tanaman dapat dibuat langsung pada saat tanam dengan menggunakan tugal yang terbuat dari kayu bulat berdiameter 20 cm. Tanah dicampur dengan pupuk dasar berupa pupuk kandang dengan dosis 10-20 ton/ha. Lahan dilarik dengan jarak antar larik 1,5 m. Dibuat alur atau bedengan setinggi 15-20 cm. 2. Persiapan Bahan Tanam Rosella dapat dibiakkan dengan cara vegetatif (setek batang) atau cara generative (biji). Namun perbanyakan tanaman rosella merah biasanya dilakukan secara generatif dengan biji. Untuk mempercepat perkecambahan, biji rosella direndam terlebih dahulu dengan air selama 24 jam, kemudian baru dipilih biji yang tenggelam untuk ditanam. 3. Pembibitan Benih rosella merah dapat langsung ditanam di lapangan atau dipindahtanamkan. Pada sistem penanaman langsung, benih ditanam 2-3 butir per lubang tanam sedalam 0,5 cm. Setelah bibit berdaun 2-4 helai, dilakukan penjarangan dengan memilih satu tanaman yang menunjukkan pertumbuhan terbaik. Benih tanaman rosella berasal dari bijinya dan untuk membuat benih, biji bunga rosella di keringkan selama 4 hari . Setelah kering biji bisa dikembangbiakkan dengan cara disemai pada tanah yang gembur. Rosella bisa ditanam di semua jenis tanah tapi lebih cocok di ketinggian menengah ke bawah (di bawah 800 m dpl), di atas ketinggian tersebut umur lebih panjang. Rosella sangat cocok ditanam di lahan-lahan yang kurang di manfaatkan seperti perkarangan dan tegalan yang penting ada air untuk menyiram terutama saat musim kemarau.
Bercocok tanam rosella dimulai dari menyemai biji dengan wadah atau dengan polibag. Setelah tinggi tanaman kira-kira 10 cm atau berumur 1 bulan bisa pindah tanam ataupun bisa juga di tanam langsung yaitu dengan memasukkan biji rosella langsung ke lubang tanam. Rosella kebanyakan dibudidayakan secara organik karena hasilnya digunakan untuk obat. Pupuk kimia dan pestisida tidak digunakan dalam budidaya tanaman ini . Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang atau kompos. 4. Penanaman di Polibag Selain ditanam di lapangan, dalam skala kecil rosella dapat pula ditanam di polibag besar (paling sedikit menggunakan 10 kg media tanam). Media tanam yang dipakai dapat berupa campuran tanah dengan pupuk organik seperti pupuk kandang atau pupuk kompos dengan perbandingan 4:1. Penanaman di polybag memiliki produktivitas lebih rendah daripada ditanam di lapangan. 5. Jarak Tanam Tanaman
rosella
yang
ditanam
dengan
jarak
yang
rapat
menyebabkan tanaman saling menaungi sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih tinggi, tetapi produksi kelopak per tanaman menurun. Cabang-cabang yang saling menaungi akibat jarak tanam yang terlalu rapat membuat pertumbuhan tanaman menjadi kurang optimal dengan diameter cabang dan ukuran kelopak bunga lebih kecil serta warna kelopak lebih pucat. Sedangkan cabang bagian atas yang terkena cahaya matahari penuh tidak mengalami gangguan seperti disebutkan di atas. Lubang tanam yaitu 50 x 60 cm dengan jarak tanam 100 x 100 cm. Pendangiran dilakukan sesuai kebutuhan biasanya hanya dilakukan satu kali setelah tanaman berumur 1 bulan. Setelah pendangiran diberikan lagi pupuk kompos atau bokhasi sebagai pupuk susulan. 6. Pemupukan Pupuk yang digunakan untuk rosella bervariasi antara daerah dan negara. Rosella sangat responsif terhadap pemberian nitrogen. Pupuk N berpengaruh pada fase awal pertumbuhan rosella karena Nitrogen
berperan mendorong pertumbuhan vegetatif, yang berkolerasi dengan produksi kelopak bunga. Namun, pemberian pupuk amonia yang berlebihan akan menyebabkan pertumbuhan vegetative menjadi pesat, tetapi produksi buah menurun. Dosis pupuk Nitrogen dan Kalium mempengaruhi kandungan antosianin, vitamin C dan karbohidrat kelopak bunga. Pupuk P selain mempengaruhi pertumbuhan akar juga mendorong pembentukan bunga. 7. Pemangkasan Pemangkasan ditujukan untuk menghilangkan dominansi apikal (pengaruh penghambatan ujung pucuk terhadap pertumbuhan tunas dibawahnya), sehingga akan mendorong pertumbuhan tunas lateral (cabang) ke samping. Jumlah cabang yang banyak akan meningkatkan jumlah daun yang tumbuh. Bunga rosella tumbuh pada ketiak daun, sehingga jumlah daun per tanaman yang besar akan semakin meningkatkan produksi kelopak bunga. Peningkatan jumlah bunga akan menaikkan jumlah kelopak bunga dan biji per hektar. Selain itu pemangkasan
akan
menghasilkan
tanaman
yang
kompak
dengan
percabangan yang banyak sebagai tempat tumbuhnya bunga. Untuk meningkatkan produksi kelopak, pemangkasan dapat dilakukan pada umur 2 bulan setelah tanam. 8. Pengendalian Hama Sebagai kompetitor cahaya, air dan hara, gulma perlu dikendalikan, terutama pada fase awal pertumbuhan vegetatif atau umur satu bulan setelah tanam. Pada fase awal penanaman, rosella tumbuh relatif cepat. Setelah berumur lebih dari 60 hari, rosella tumbuh dengan lambat dan mulai membentuk kelopak serta bakal biji. Karena itu, lahan perlu disiangi sampai umur 6-7 minggu setelah tanam. Hama tanaman utama yang menyerang rosella adalah nematoda (Heterodera rudicicola) yang menyerang batang dan akar, sementara hama lainnya adalah belalang yang biasa menyerang daun rosella (Gunawan, 2009).
9. Panen dan Pasca Panen a. Panen Kelopak rosella dapat dipanen saat biji telah tua (umur 3-4 minggu) yang ditandai dengan kulit pembungkus biji majemuk yang berwarna coklat dan sedikit terbuka atau membelah. Pemetikan dilakukan dengan gunting atau pisau karena kelopak sulit dipetik dengan tangan tanpa bantuan alat, juga untuk menghindari rusaknya batang. Pemanenan dapat dilakukan 3-4 kali (selang 1-2 minggu) lalu jika tanaman sudah tak lagi berbunga dicabut dan diganti dengan pohon rosella yang baru. Kelopak yang telah dipetik dikumpulkan dan dicuci dengan air bersih lalu dijemur pada pukul 9.00-11.00 atau 14-16.00 selama 3 hari. Kelopak yang berkualitas memiliki aroma sitrus yang khas saat telah kering dan saat direndam dengan air panas warna merah dan rasa asamnya cepat larut. Setiap pohon dapat menghasilkan bunga 200-1000 gram kelopak basah atau 20-100 gram kelopak kering dan biji kering 2-3 x bobot kelopak. b. Pasca Panen Pengelolaan pasca panen tanaman obat ditujukan untuk membuat produk tanaman obat menjadi simplisia yang siap dikonsumsi oleh masyarakat umum. industri obat ataupun untuk tujuan eksport. Kegiatan yang meliput prosesing /pengelolaan bahan sesaat setelah panen sampai tahap penyimpanan dengan tujuan agar diperoleh simplisia yang berkualitas serta tetap stabil selama penyimpanan. Pengelolaan pasca panen tersebut meliputi : 1) Pengumpulan bahan baku 2) Sortasi basah 3) Pencucian 4) Penirisan 5) Pengubahan bentuk 6) Pengeringan 7) Sortasi kering 8) Pengepakan dan penyimpanan (Katno, 2004).
F.
Peluang Usaha
Bunga rosella merah bisa dijadikan berbagai olahan. Bunga rosella segar bisa dibuat sirup, selai , puding atau manisan, tapi kebanyakan kelopak bunga rosella kering dimanfaatkan sebagai bahan seduhan, seperti teh. Dengan sejumlah khasiat dan manfaat yang didapatkan dari tanaman ini, Rosella memiliki prospek yang sangat baik untuk di budidayakan serta dijadikan peluang usaha olahan minuman berkhasiat. Saat ini pasar ekspor rosella ke luar negeri cukup besar. Belakangan, si „merah hati‟ juga kembali ke Malaysia sebagai komoditi ekspor dari Indonesia. Harga yang ditawarkan pasar di Malaysia mencapai 35 – 45 ringgit per kilogram. Satu batang rosella bisa menghasilkan 2 – 3 kg bunga rosella basah, dalam 100 kg bunga rosella basah bisa menghasilkan 5 – 6 kg rosella kering. Harga Rosella merah kering rata-rata Rp. 60.000,- di petani.
BAB III PENUTUP
Dari pembahasan makalah Pemanfaatan Tanaman Rosella Merah (Hibiscus Sabdariffa L.) Sebagai Alternatif Pengobatan Tradisional dapat kita
ketahui bahwa : 1.
Tanaman Rosella Merah (Hibiscus Sabdariffa L.) merupakan berkayu tahunan yang dapat dimanfaatkan kelopak bunganya sebagai obat tradisonal dan produk olahan seperti teh, salad, jeli, selai, dodol, sirup, jus, kopi dan bahan pewarna pada makanan.
2.
Rosella Merah (Hibiscus Sabdariffa L.) dapat dimanfaatkan dalam keadaan masih segar atau kering.
3.
Di antara banyak khasiatnya, Rosella diunggulkan sebagai herba antikanker dan hipertensi.
4.
Rosella Merah (Hibiscus Sabdariffa L.) berpotensi untuk dikembangankan sebagai komoditas ekspor.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan. 2009. Bididaya Tanaman Berkhasiat Obat . PT Rineka Cipta. Jakarta. Maryani. 2005. Khasiat dan Manfaat Rosella. Agromedia Pustaka. Jakarta Wijaya, Christina. 2010. Rosella Merah (Bunga Rosella Merah). http://christinawijaya.blogspot.com. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2012 Ullych, R. 2009. Khasiat Bunga Rosella Merah . http://sukatanibanguntani. blogspot.com/2009/11/khasiat-bunga-rosella-yang-luar-biasa.html. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2012
View more...
Comments