makalah-riset free

March 14, 2019 | Author: Vhiiettd_aciuhma | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

makalah riset...

Description

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Dalam sebuah proposal penelitian ada beberapa komponen dasar yang di cantumkan dan diuraikan sehingga memudahkan pembuat proposal untuk menyampaikan informasi yang dimilikinya dan memudahkan pihak lain yang membaca dapat memahami hal- hal yang terkait dari proposal tersebut. Adapun komponen- komponen penting pada sebuah proposal penelitian adalah Latar  belakang masalah, Rumusan masalah, Pertanyaan penelitian, Manfaat penelitian, Tinjauan  pustaka, dan Kerangka teori. Pada Bab ini akan dibahas tinjauan teoritis dari keenam komponen tersebut diatas. A.

Latar belakang masalah 1. Definisi

Setelah kita merumuskan hipotesis kita atau mendefinisikan area yang akan disurvey, kita harus mereview seluruh litratur terkait yang berhubungan dengan area yang ingin diteliti. Latar belakang dalam proposal penelitian merupakan suatu pengantar informasi tentang materi keseluruhan secara sistematis dan terarah dalam kerangka logika yang memberikan  justifikasi terhadap dasar pemikiran, pendekatan, metode analisis, interpretasi untuk sampai kepada tujuan dan kegunaan penelitian (A. Azis Alimul H, 2003). 2. Tujuan menyusun latar belakang. Memberikan gambaran kepada pembaca alasan pemilihan masalah. Meyakinkan orang lain (misalnya pihak pemberi dana) dan pembimbing bahwa masalah yang diajukan cukup penting dan dapat dibenarkan. Untuk mengenal secara penuh teori yang melatar belakangi topik agar kita benar benar paham akan masalah yang kita ambil. Biasakan diri kita dengan riset yang ada, pertama untuk memastikan bahwa  penelitian yang kita ambil belum dilakukan, dan kedua sebagai bahan tambahan acuan terhadap penelitiam yang dimaksud. Untuk dapat menentukan metode dan teknik yang akan dilakukan 3. Komponen latar belakang riset keperawatan. Uraian proses identifikasi masalah. Hal-hal yang mendorong atau argumentasi tentang pentingnya sebuah penelitian dilakukan. Uraikan fakta-fakta, pengalaman-pengalaman si peneliti, dan hasil-hasil  penelitian orang lain yang berkaitan. Pentingnya suatu masalah diteliti dan bagaimana permasalahannya hingga saat ini, apakah sudah diteliti atau belum, apakah sudah ditemukan solusi untuk problem yang ada, dan bagaimana solusinya, bila ada. Justifikasi masalah, sehingga penelitian tersebut diadakan di suatu wilayah tertentu. Teori-teori yang melatarbelakangi masalah yang ingin diteliti. Data atau fakta-fakta empiris yang membenarkan suatu masalah penelitian.  







 



  

Jika judul penelitian: ―Ketidaksinambungan imunisasi polio pada anak balita di wilayah kabupaten bogor‖ Maka dalam latar belakang harus diuraikan: 

Peran atau pentingnya imunisasi polio bagi anak balita.

   

B.

Masalah polio di indonesia dan program imunisasi polio di indonesia. Masalah drop out atau ketidaksinambungan imunisasi polio secara umum di indonesia. Masalah drop out imunisasi polio di kabupaten bogor Faktor resiko yang menyebabkan ketidaksinambungan imunisasi.

Rumusan masalah

Masalah adalah kesenjangan atau gap yang terjadi antara yang diharapkan derngan fakta yang ada. Masalah penelitian merupakan ungkapan tentang fenomena / kejadian yang terpapar berupa ketidakpastian, keraguan, ketidakjelasan terhadap konsep atau penerapan konsep yang terjadi. Masalah penelitian merupakan bidang perhatian dimana ada kesenjangan dalam basis pengetahuan yang dibutuhkan untuk praktik keperawatan. Masalah penelitian harus berlandaskan atau dikaitkan dengan konsep atau teori yang ada. Teori atau konsep yang mendasari masalah penelitian akan dipaparkan dalam kerangka teori atau kerangka konsep. Perumusan masalah diawali dengan membandingkan kenyataan atau fenomena dengan harapan sesuai teori konsep.perumusan masalah diakhiri dengan kalimat  pertanyaan atau pernyataan. Identifikasi masalah yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah perlu dirumuskan lebih spesifik, sehingga masalah menjadi lebih jelas dan terokalisasi. Rumusan masalah penelitian mempunyai syarat sbb : Dikemukakan dalam kalimat tanya ( interogatif ). Rumusan masalah dalam dalam kalimat tanya sangat dianjurkan karena dapat lebih bersifat khas dan tajam. Oleh karena itu rumusan masalah disebut pula sebagai pertanyaan penelitian. Substansi yang dimaksud hendaknya bersifat khas, tidak bermakna ganda. Bila terdapat banyak pertanyaan penelitian, maka harus dipertanyakan secara terpisah, agar setiap pertanyaan dapat dijawab secara terpisah. 

 

Biasanya rumusan masalah diawali dengan kalimat pengantar,misalnya : ― Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan pertanyaan  penelitian sebagai berikut : ― atau ― dengan memperhatikan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut‖. Masalah penelitian dibidang keperawatan dapat bersumber dari kepustakaan, tatanan klinik seperti rumah sakit atau klinik kesehatan dan komunitas seperti puskesmas, masyarakat tertentu dan keluarga. Sedangkan bentuk masalah penelitian dapat berupa : 

 



C.

Suatu fenomena yang berhubungan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan pada  berbagai area keperawatan misalnya keperawatan medikal bedah, keperawatan jiwa, kegawat daruratan, dll. Masalah yang berhubungan dengan intervensi keperawatan Masalah yang berhubungan dengan kebijakan dibidang keperawatan / manajemen keperawatan Evaluasi suatu kegiatan dibidang keperawatan / kesehatan.

Pertanyaan penelitian

Pertanyaan Penelitian adalah Pernyataan interogatif singkat yang dinyatakan dalam  present tense dan mencakup satu atau lebih variable (atau konsep) (Burn & Grove, 2009). Pertanyaan penelitian adalah sebuah permintaan tegas tentang suatu masalah atau persoalan

yang bisa ditantang, diuji, dan dianalisis, dan yang akan menghasilkan informasi yang baru dan berguna. Sebuah pertanyaan melalui penelitian adalah salah satu yang menghasilkan fakta untuk membantu memecahkan masalah, menghasilkan pengetahuan baru, menambah teori, dan atau meningkatkan praktik keperawatan. Sebuah pertanyaan yang menghasilkan  pendapat daripada fakta dapat mengarah pada artikel yang menarik atau esai tetapi tidak melalui penelitian. Penelitian berkaitan dengan fakta yaitu dengan fenomena yang diamati di dunia nyata. Sebuah pertanyaan yang akan memberikan jawaban yang menjelaskan, menggambarkan, mengidentifikasi, membuktikan, memprediksi, atau memenuhi syarat adalah pertanyaan melalui penelitian. Pertanyaan yang mengarahkan studi kualitatif sering terbatas jumlahnya, mengandung fokus yang luas, dan mencakup variabel atau konsep yang lebih kompleks dan abstrak daripada studi kuantitatif. Marshall dan Rossman (2006) telah menunjukkan bahwa  pertanyaan yang teoritis dikembangkan untuk penelitian kualitatif, yang dapat dipelajari dengan populasi yang berbeda atau dalam berbagai situs atau pertanyaan dapat difokuskan  pada populasi tertentu. Akhirnya, sebuah pertanyaan melalui proses penelitian. Jika pertanyaan penelitian tentang suatu peristiwa, direktif pertanyaan akan mengajukan, Apa yang terjadi? Kapan itu terjadi? Dalam hal apa itu bisa terjadi? Kepada siapa hal itu bisa terjadi? Pertanyaan pertanyaan ini menuntut lebih dari jawaban sederhana ya, tidak, atau mungkin. Tanpa  beberapa gerakan di dalamnya, pertanyaannya hanya "pengasuh," tanpa dorongan atau arah. Pengasuh adalah pertanyaan yang memperoleh jawaban seperti Ya, itu menarik, atau dan lalu apa? atau bahkan lebih buruk bagi peneliti. Pertanyaan Penelitian berfokus pada:    

Diskripsi variable. Penentuan perbedaan antara satu atau lebih kelompok tentang variable terpil ih. Hubungan antara variable (relasional). Kegunaan variable independen untuk memprediksi variable dependen.

Langkah pertama kalimat pertanyaan penelitian adalah menggunakan stem yang aktif. Dalam menulis pertanyaan, mengubah pertanyaan dari suatu pendapat pertanyaan merupakan kata aktif yang diperlukan untuk mengganti pertanyaan, misalnya seharusnya atau lakukan dengan kata seperti apa atau mengapa. Dengan mengubah stem, kita telah mengubah  pertanyaan dari pasif menjadi kalimat aktif. Bagian kedua dari pertanyaan penelitian adalah tentang topik. Topik dapat sederhana, mewujudkan sebuah konsep tunggal atau ide, dengan beberapa konsep, atau bisa juga teori global.  beberapa contoh: stem topik I Apa kekhawatiran klien di klinik fertilitas? Apa karakteristik dari pelaku diet yang sukses? Apa keyakinan kesehatan dari kaum Amish? Pada contoh ini, topik adalah konsep, cukup sederhana. Dalam pertanyaan pertama, topik adalah keprihatinan sekelompok orang tertentu. Topik yang kedua, memeriksa karakteristik, dan topik ketiga memeriksa kesehatan keyakinan. stem topik II Apa hubungan antara asupan makanan ibu dan bayi berat lahir? Apa hubungan antara pengajaran pra operasi dan pasca operasi rasa sakit?   

 

Apa hubungan antara obesitas dan lokus kontrol? Topik-topik ini berisi dua ide atau konsep. Stem Ini masih pertanyaan sederhana dengan satu stem dan satu topik, meskipun topik tersebut telah menjadi lebih kompleks. Batang disesuaikan agar sesuai dengan topik dan sebaliknya. Anda dapat memilih asupan makanan atau berat lahir, tetapi jika Anda ingin menempatkan mereka bersama dalam satu pertanyaan, Anda harus mengubah stem Anda agar hubungan  perubahan pada topik Anda sesuai untuk ide tunggal dari dua ide atau konsep Contoh format pertanyaan penelitian: 

  



Bagaimana variable X dideskripsikan oleh populasi? (Description/ deskripsi) Adakah perbedaan antara kelompok 1 dan 2 tentang variable X? (Difference/perbedaan) Apakah hubungan antara variable X dan Y pada populasi yang spesifik? (Relational/ hbungan). Apakah variable independen W,X dan Y berguna untuk memprediksikan variable Z? (Prediction/ prediksi).

Pertanyaan penelitian adalah pertanyaan spesifik peneliti yang ingin dijawab dalam menyikapi masalah penelitian. Panduan pertanyaan penelitian jenis data yang akan dikumpulkan dalam studi (Polit & Beck, 2003). Pertanyaan penelitian, dalam beberapa kasus, langsung mengarah ke pernyataan tujuan, diungkapkan secara interrogative  bukan deklarasi, seperti berikut contoh: 



Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai hubungan antara tingkat ketergantungan  penerima transplantasi ginjal dan tingkat pemulihan mereka. Apa hubungan antara tingkat ketergantungan penerima transplantasi ginjal dan tingkat  pemulihan mereka?

Bentuk pertanyaan memiliki keuntungan dari kesederhanaan dan kelangsungan. Pertanyaan mengundang jawaban dan membantu untuk memfokuskan perhatian pada jenis data yang harus dikumpulkan untuk memberikan jawaban itu.

Beberapa laporan penelitian menghilangkan pernyataan tujuan dan hanya menyatakan pertanyaan penelitian saja. Peneliti lainnya menggunakan serangkaian  pertanyaan penelitian untuk mengklarifikasi atau meminjamkan spesifisitas yang lebih besar untuk pernyataan tujuan. Contoh pertanyaan penelitian mengklarifikasi sebuah pernyataan tujuan: Pernyataan Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi hubungan antara metode manajemen nyeri selama persalinan dan persalinan spesifik dan hasil akhir kelahiran. Pertanyaan Penelitian: 







Apakah metode nonepidural dan epidural nyeri terkait dengan augmentation selama tahap pertama persalinan? Apakah panjang tahap kedua persalinan terkait dengan metode epidural dan nonepidural penghilang nyeri? Apakah skor Apgar bayi yang baru lahir pada 1 menit dan 5 menit terkait dengan metode penghilang nyeri? Apakah anestesi epidural mempengaruhi suhu ibu? (Walker & O'Brien, 1999 dalam Polit & Beck, 2003).

Dalam contoh ini, pernyataan tujuan menyediakan pesan global tentang tujuan peneliti 'untuk mengeksplorasi hubungan antara beberapa variabel. Pertanyaan  penelitian mengidentifikasi dua metode manajemen nyeri (variabel independen) dan  persalinan dan kelahiran spesifik hasil yang menarik (variabel dependen). Kebanyakan  penelitian kuantitatif, bagaimanapun, mengajukan pertanyaan tentang hubungan antara variabel. Ini dapat diilustrasikan dengan contoh respon emosional perempuan terhadap keguguran: a. Keberadaan hubungan (existence of relationship): Apakah ada hubungan antara keguguran dan depresidimana, apakah ada perbedaan dalam depresi tingkat ibu hamil yang mengalami keguguran dibandingkan dengan mereka yang tidak?  b. Arah hubungan (direction of relationship): Apakah perempuan yang menunjukkan keguguran lebih depresinya daripada wanita hamil yang tidak?

tinggi (atau rendah)tingkat

c. Kekuatan hubungan (strength of relationship): Seberapa kuat risiko depresi pada wanita yang mengalami keguguran? d. Sifat hubungan (nature of relationship): Apakah mengalami keguguran berkontribusi untuk depresi? Apakah depresi berkontribusi  pada keguguran? Atau adakah beberapa faktor lain yang mempengaruhi keduanya? e. Hubungan Moderated (moderated relationship):

Apakah tingkat depresi antara perempuan yang mengalami keguguran dimoderasi oleh apakah wanita tersebut telah sebelumnya mengalami kelahiran? (yakni, Apakah hubungan antara depresi dan keguguran yang berbeda untuk primipara dan multipara?). f.

Hubungan dimediasi (mediated relationship): Apakah keguguran secara langsung mempengaruhi depresi atau depresi karena keguguran karena memiliki efek negative pada hubungan perkawinan?

terjadi

Moderator variabel adalah variabel yang mempengaruhi kekuatan atau arah hubungan antara independen dan variabel dependen. Variabel independen adalah dikatakan untuk  berinteraksi dengan moderator: hubungan variable independen dengan variabel dependen adalah kuat atau lebih lemah untuk nilai yang berbeda dari moderator variabel (Bennett, 2000 dalam Pilit & Beck, 2003)). Pertanyaan Penelitian Studi Kuantitatif

Dalam penelitian kuantitatif, pertanyaan penelitian mengidentifikasi variabel kunci (terutama variable independen dan dependen), hubungan antara mereka, dan  populasi yang diteliti. semua konsep variable terukur, dan pertanyaan-pertanyaan menyarankan kuantifikasi. Sebagai contoh, pertanyaan penelitian deskriptif mungkin  bertanya tentang frekuensi atau prevalensi dari variabel, atau nilai rata-rata mereka (Berapa  persentase perempuan menyusui bayi mereka? atau Apa rata-rata cairan interstisial volume  pada 60 menit setelah intravena infiltrasi setelah pengobatan dengan dingin aplikasi?). Kebanyakan penelitian kuantitatif, bagaimanapun, mengajukan pertanyaan tentang hubungan antara variabel. Pertanyaan Penelitian Studi Kualitatif

Para peneliti dalam tradisi kualitatif berbagai bervariasi dalam konseptualisasi mereka tentang apa jenis pertanyaan penting. Peneliti grounded theory adalah kemungkinan untuk mengajukan pertanyaan proses, fenomenologis cenderung mengajukan  pertanyaan makna, dan etnografer umumnya mengajukan pertanyaan deskriptif tentang kebudayaan. Istilah yang terkait dengan berbagai tradisi, dibahas sebelumnya sehubungan dengan pernyataan tujuan, kemungkinan akan dimasukkan kedalam pertanyaan peneli tian. Contoh pertanyaan penelitian dari studi fenomenologis: Apa pengalaman hidup merawat keluarga anggota dengan penyakit Alzheimer di rumah? (Butcher, Holkup, & Buckwalter, 2001 dalam Polit & Beck, 2003). D.

Manfaat penelitian

Dalam pembuatan proposal penelitian keperawatan harus diuraikan dengan jelas manfaat hasil penelitian dari pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi keperawatan dan seni  pemecahan masalah, pengembangan institusi, profesi keperawatan dan pasien. 1. Defenisi manfaat penelitian Yang dimaksud manfaat penelitian adalah kegunaan hasil penelitian nanti, baik bagi kepentingan pengembangan program maupun kepentingan ilmu pengetahuan. Dengan kata lain data (informasi) yang akan diperoleh dari penelitian tersebut akan dimanfaatkan untuk apa, dalam rangka pengembangan program kesehatan. Dari segi ilmu, data atau informasi

yang diperoleh dari penelitian tersebut mempunyai kontribusi apa bagi pengembangan ilmu  pengetahuan. Secara spesifik, manfaat penelitian mencakup dua aspek , yaitu: a. Manfaat praktis atau aplikatif Adalah manfaat penelitian dari aspek praktis atau aplikatif, yakni manfaat penelitian bagi  program. Di bidang kesehatan dengan sendirinya manfaat penelitiannya adalah bagi  pembangunan kesehatan atau bagi pengembangan program kesehatan Contoh; penelitian tentang diare di DKI Jakarta: Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk masukan dalam rangka meningkatkan upaya-upaya pencegahan diare khususnya di wilayah kota Jakarta Pusat.  b. Manfaat teoritis atau aplikatif Adalah manfaat penelitian dari aspek teoritis, yakni manfaat penelitian bagi  pengembangan ilmu . Di bidang kesehatan atau kedokteran dengan sendirinya manfaat  penelitian tersebut harus dapat menambah khasanah ilmu kesehatan, khususnya terkait dengan kekhususan bidang kesehatan yang diteliti. Contoh: Penelitian tentang sanitasi lingkungan. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat khususnya di bidang kesehatan masyarakat. 2. Isi manfaat penelitian Manfaat penelitian menggambarkan manfaaat dari penelitian tersebut, baik secara teoritis maupun secara praktis, langsung maupun tidak langsung. Rumusan manfaat penelitian hendaknya mampu memberikan gambaran bahwa hasil penelitian yang akan dicapai itu memiliki kontribusi terhadap perkembangan keilmuan atau sesuai dengan lingkup bidang ilmu yang dikaji dan atau memberikan jalan ke luar pemecahan pemarsalahan kehidupan nyata, baik kehidupan dalam bidang kerja atau masyarakat, yang memerlukan pemikiran  bidang ilmu yang dikaji. Prinsip suatu penelitian itu bermanfaat jika dapat menunjukan adanya manfaat tidak hanya  pada individu yang berpartisipasi didalamnya tetapi juga pada populasi yang lebih besar. Manfaat yang sangat besar dalam setiap pengembangan bidang kehidupan atau disiplin ilmu dan juga bermanfaat dalam peningkatan pelayanan kesehatan. Harus diuraikan manfaat hasil penelitian dari pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi keperawatan dan seni pemecahan masalah, pengembangan institusi, profesi keperawatan dan klien. Manfaat penelitian sebagai berikut : 









Hasil penelitian dapat digunakan untuk menggambarkan tentang keadaan atau status kesehatan individu, kelompok maupun masyarakat. Hasil penelitian kesehatan dapat digunakan untuk menggambarkan kemampuan sumber daya, dan kemungkinan sumber daya tersebut untuk mendukung pengembangan  pelayanan kesehatan yang direncanakan. Sarana diagnosa dalam mencari sebab masalah kesehatan, sehingga akan memudahkan  pencarian alternatif pemecahan masalah tersebut. Sarana untuk meyusun kebijaksanaan dalam meyusun strategi pengembangan sistem  pelayanan kesehatan. Melukiskan kemampuan dalam pembiayaan, peralatan, perbekalan, dan ketenagaan  baik secara kuantitas maupun kualitas guna mendukung sistem kesehatan

E.

Tinjauan pustaka / Penelusuran Literature

1. Definisi tinjauan pustaka Tinjauan Pustaka mempunyai arti: peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait (review of related literature). Menurut Burns & Grove (1996) tinjauan kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan gambaran apa yang telah diketahui tentang situasi tertentu dan kesenjangan pengetahuan yang ada pada situasi tersebut, untuk itu diperlukan kepustakaan yang relevan sebagai sumber yang sangat penting untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang masalah yang diteliti. Sumber pustaka bisa dari abstrak hasil penelitian, index, jurnal, buku referensi, dan internet. Sumber pustaka seyogyanya cukup ‗baru‘ mungkin 5 tahun terakhir, agarinformasi yang diberikan tidak kadaluarsa. Tinjauan pustaka harus komprehensif terhadap aspek yang diteliti, dengan penekanan utama pada hubungan antara variabel yang dipermasalahkan dan variabel yang mungkin berperan. 2. Fungsi Tinjauan Pustaka Menurut Castetter dan Heisler (1984), tinjauan pustaka berfungsi: untuk mempelajari sejarah permasalahan penelitian (sehingga dapat ditunjukkan bahwa  permasalahan tersebut belum pernah diteliti atau bila sudah pernah, teori yang ada  belum mantap); untuk membantu pemilihan cara penelitian (dengan belajar dari pengalaman penelitian sebelumnya); untuk memahami kerangka atau latar belakang teoritis dari permasalahan yang diteliti (hasil pemahaman tersebut dituliskan tersendiri sebagai ―Landasan Teori‖); untuk memahami kelebihan atau kekurangan studi-studi terdahulu (tidak semua  penelitian menghasilkan temuan yang mantap); untuk menghindarkan duplikasi yang tidak perlu (hasil fungsi ini dituliskan sebagai ―Keaslian penelitian‖); Leedy (1997, hal. 71) menerangkan bahwa suatu tinjauan pustaka mempunyai kegunaan untuk: mengungkapkan penelitian-penelitian yang serupa dengan penelitian yang (akan) kita lakukan; dalam hal ini, diperlihatkan pula cara penelitian-penelitian tersebut menjawab  permasalahan dan merancang metode penelitiannya. membantu memberi gambaran tentang metoda dan teknik yang dipakai dalam  penelitian yang mempunyai permasalahan serupa atau mirip penelitian yang kita hadapi. mengungkapkan sumber-sumber data (atau judul-judul pustaka yang berkaitan) yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya. mengenal peneliti-peneliti yang karyanya penting dalam permasalahan yang kita hadapi (yang mungkin dapat dijadikan nara sumber atau dapat ditelusuri karya -karya tulisnya yang lain — yang mungkin terkait). memperlihatkan kedudukan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam sejarah  perkembangan dan konteks ilmu pengetahuan atau teori tempat penelitian ini berada. menungkapkan ide-ide dan pendekatan-pendekatan yang mungkin belum kita kenal sebelumya. membuktikan keaslian penelitian (bahwa penelitian yang kita lakukan berbeda dengan  penelitian-penelitian sebelumnya). mampu menambah percaya diri kita pada topik yang kita pilih karena telah ada  pihakpihak lain yang sebelumnya juga tertarik pada topik tersebut dan mereka telah mencurahkan tenaga, waktu dan biaya untuk meneliti topik tersebut. 

























3. Organisasi Tinjauan Pustaka Dalam hal organisasi tinjauan pustaka, Castetter dan Heisler (1984, hal. 43-45) menyarankan tentang bagian-bagian tinjauan pustaka, yang meliputi: pendahuluan,  pembahasan, dan kesimpulan. Dalam bagian pendahuluan, biasanya ditunjukan peninjauan dan kriterian penetapan pustaka yang akan ditinjau (dapat diungkapkan dengan sederetann  pertanyaan keinginan – tahu). Pada bagian pendahuluan ini pula dijelaskan tentang organisasi tinjauan pustaka, yaitu pengelompokan secara sistematis dengan menggunakan  judul dan sub-judul pembahasan; umumnya, pengelompokan didasarkan pada topik; cara lain, berdasar perioda (waktu, kronologis). Bagian kedua, pembahasan, disusun sesuai organisasi yang telah ditetapkan dalam bagian  pendahuluan. Pembahasan pustaka perlu dipertimbangkan keterbatasan bahwa tidak mungkkin (tepatnya: tidak perlu) semua pustaka dibahas dengan kerincian yang sama; ada  pustaka yang lebih penting dan perlu dibahas lebih rinci daripada pustaka lainnya. Dalam hal ada kemiripan isi, perincian dapat diterapkan pada salah satu pustaka; sedangkan  pustaka lainnya cukup disebutkan saja tapi tidak dirinci. Tinjauan Pustaka diakhiri dengan kesimpulan atau ringkasan yang menjelaskan tentang ―apa arti  semua tinjauan pustaka tersebut (what does it all mean?)‖. Secara rinci, kesimpulan atau ringkasan tersebut hendaknya memuat jawaban terhadap  pertanyaanpertanyaan berikut ini, tentang: status saat ini, mengenai pengetahuann yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti (apakah permasalahan sebenarnya telah tuntas terjawab?);  penelitian-penelitian terdahulu yang dengan permasalahan yang dihadapi (adakah sesuatu dan apakah yang dapat dimanfaatkan?); kualitas penelitian-penelitian yang dikaji (mantap atau hanya dapat dipercayai sebagian saja?); kedudukan dan peran penelitian yang diusulkan dalam konteks ilmu pengetahuan yang ada. 







4. Kaitan Tinjauan Pustaka dengan Daftar Pustaka Pengacuan pustaka dalam tinjauan pustaka dapat dilakukan dengan cara yang bermacammacam, antara lain: penulisan catatan kaki, dan penulisan nama pengarang dan tahun saja. Setiap cara mempunyai kelebihan dan kekurangan; tapi peninjauan tentang kelebihan dan kekurangan tersebut di luar lingkup tulisan ini. Penulisan daftar pustaka umumnya tersusun menurut abjad nama akhir penulis; dengan format: nama penulis, tahun penerbitan dan seterusnya. Susunan dan format daftar pustaka tersebut memudahkan untuk membaca informasi yang lengkap tentang yang diacu dalam tinjauan pustaka. Misal, dalam tinjauan pustaka: ―. . . . . . Mittra (1986) . . . . . .‖ Dalam daftar pustaka, tertulis: Mittra, S. S., 1996,  Decision Support System: Tools and Techniques, John Wiley & Sons,  New York, N. Y. Sering terjadi, seorang penulis (usulan penelitian atau karya tulis) ingin menunjukan  bahwa bahan bacaannya banyak; meskipun tidak dibahas dan tidak diacu dalam tulisannya, semuanya ditulis dalam daftar pustaka. Maksud yang baik ini sebaiknya ditunjukan dengan membahas dan mengemukakan secara jelas (menurut aturan  pengacuan) apa yang diacu dari pustaka-pustaka tersebut dalam tulisannya. Tentunya hal

yang sebaliknya, yaitu menyebut nama pengarang yang diacu dalam tinjauan pustaka tanpa menuliskannya dalam daftar pustaka (karena lupa) tidak perlu terjadi. Berikut ini salah satu petunjuk tentang penulisan nama untuk pengacuan dalam tinjauan pustaka (dan daftar pustaka) — dikutip dari petunjuk yang dikeluarkan oleh Program Pascasarjana UGM (1997: hal. 16-17): a. Penulisan Nama Penulisan nama mencakup narna penulis yang diacu dalam uraian, daftar pustaka, nama yang lebih dan satu suku kata, nama dengan garis penghubung, nama yang diikuti dengan singkatan, dan derajat kesarjanaan. 1 )  Nama penulis yang diacu dalam uraian Penulis yang tulisannya diacu daiam uraian hanya disebutkan narna akhimya saja, dan kalau lebih dari 2 orang, hanya nama akhir penulis pertama yang dicantumkan dlikuti dengan dkk atau et al : Menurut Calvin (1978) …. Pirolisis ampas tebu (Othmer dan Fernstrom, 1943) menghasilkan.. Bensin dapat dibuat dari metanol (Meisel dkk, 1976) … Yang membuat tulisan pada contoh (c) berjumiah 4 orang, yaitu Meisel, S.L., McCullough, J.P., Leckthaler, C.H., dan Weisz, P.B. 2) Nama penulis dalam daftar pustaka Dalam daftar pustaka, semua penulis harus dicantumkan namanya, dan tidak boleh hanya penulis pertama diambah dkk atau et al. saj a. Contoh: Meisei, S.L., McCullough, J.P., Leckthaler, C.H., dan Weisz, P.B., 1 976, …. Tidak boleh hanya: Meisel, S.L. dkk atau Meisel, S.L. et al. 3)  Nama penulis lebih dari satu sutu kata Jika nama penulis terdiri dari 2 suku kata atau lebih, cara penulisannya ialah narna akhir diikuti dengan koma, singkatan nama depan, tengah dan seterusnya, yang semuanya diberi titik, atau nama akhir dilkuti dengan suku kata nama depan, tengah, dan seterusnya. Contoh: Sutan Takdir Alisyahbana ditulis: Alisyahbana S.T., atau Alisyahbana, Sutan Takdir. Donald Fitzgerald Othmer ditulis: Othmer, D.F 4) Nama dengan garis penghubung Kalau nama penulis dalam sumber aslinya ditulis dengan garis penghubung di antara dua suku katanya, maka keduanya dianggap sebagai satu kesatuan. Contoh: Sulastin-Sutrisno ditulis Sulastin-Sutrisno. 5) Nama yang diikuti dengan singkatan  Nama yang diikuti dengan singkatan, dianggap bahwa singkatan itu menjadi satu dengan suku kata yang ada di depannya. Contoh: a) Mawardi A.l. ditulis: Mawardi A.l.  b) Williams D. Ross Jr. ditulis: Ross Jr., W.D. 6 ) Derajat kesarjanaan Derajat kesarjanaan tidak boleh dicantumkan.   





Di bawah ini adalah salah satu contoh format daftar pustaka Anderson, T.F. 1951. Techniques for the Preservation of Three Dimensional Structure in Preparing Specimens for the Electron Microscope. Trans. N.Y. Acad. Sci. 13: 130134. Andrew, Jr., H.N. 1961. Studies in-Paleabotany. John Wil ey & Sons, Inc., New York. Berlyn, G.P. and J.P. Miksche. 1976. Botanical Microtechnique and Cytochemistry. The lowa State University Press, Ames. Iowa. Bhojwani, S.S. and S.P. Bhatnagar, 1981. The Embryology of Angiosperms. Vikas Publishing House PVT Ltd., New Delhi. Cronquist, A. 1973. Basic Botany. Warper & Row Publisher,New York.

F.

b. Pencarian Pustaka secara elektronis/on-line Pada saat ini, banyak informasi ilmiah yang tersedia untuk diakses secara elektronis atau on-line. Informasi ilmiah tersebut tersedia dari media seperti: CD-ROM (yang dibaca lewat komputer), pita rekaman suara, pita rekaman video, dan lewat internet. Leedy (1997: hal. 73) menjelaskan beberapa keuntungan mencari informasi ilmiah secara on-line, yaitu antara lain: tersedia jutaan informasi dalam bentuk elektronis yang dipasarkan mendunia, publikasi elektronis biasanya lebih baru karena prosesnya lebih cepat daripada publikasi cetak, dan pencarian informasi berkecepatan tinggi (karena menggunakan komputer). Masalah yang saat ini dihadapi adalah beberapa institusi pendidikan belum mempunyai standar pengacuan bagi informasi ilmiah yang didapat dari sumber elektronis. Misal: seperti apa format sumber pustaka elektronis dari CD-ROM dan internet? Untuk mengisi kekosongan format tersebut, di bawah ini dikutipkan format yang disarankan oleh Kennedy (1998: hal. 175-176):  Komponen dasar dari sitasi (pengacuan) pustaka adalah  sebagai berikut: Nama akhir pengarang, Inisial. Tahun publikasi (bila ada).  Judul karya. Judul tempat atau media informasi (tanggal informasi dikumpulkan dari media tersebut). Contoh untuk situs FTP (File Transfer Protocol): Johnson, P. 1994. Tropical Indonesian Architecture ftp://indoarch.com/Pub/CCC94/johnson-p (22 Apr. 2000). Contoh untuk situs WWW (World Wide Web): Djunaedi, A. 2000. The History of Indonesian Urban Planning.. http://www.mpkd -ugm.ac.id/adj/riset99/ (18 Apr. 2000). Contoh untuk informasi lewat e -mail: Djunaedi, A. 22 Maret 2000. The urban pattern of some coastal cities in the northern Central Java.. [email protected] (19 Apr. 2000). Kerangka teori a. Pengertian kerangka teori Kerangka teori adalah kajian terhadap teori-teori, hasil studi terdahulu, atau uraian observasi awal (bila ada), yang kesemuanya diusahakan untuk mengikuti  state of the art  dalam disiplin ilmu sipeneliti. Setiap konsep kemudian diturunkan menjadi definisi konseptual. Kerangka konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal khusus. Karena konsep merupakan abstraksi , maka tidak dapat langsung diukur atau diamati. Konsep dapat diukur atau diamati melalui kontruksi atau variable. Jadi variable adalah symbol atau lambang yang menunjukan nilai atau bilangan dari konsep. Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Kerangka konsep dikembangkan atau diacukan kepada tujuan penelitian yang telah dirumuskan, serta didasari oleh kerangka teori yang telah disajikan dalam ti njauan kepustakaan sebelumnya.

Kerangka konsep merupakan formulasi atau simplikasi dari kerangka teori atau teori-teori yang mendukung penelitian tersebut. Oleh karena itu kerangka konsep terdiri dari variable-variabel serta hubungan variable yang satu dengan yang lain. Kerangka konsep akan mengarahkan kita untuk menganalisis hasil penelitian.  b. Isi Kerangka Teori Kerangka teori berisi proposisi/postulat, asumsi-asumsi atau generalisasi empiris yang bisa di tarik sebagai sintetis atau generalisasi yang diperoleh dari kajian pustaka, tinjauan studistudi terdahulu. DAFTAR PUSTAKA Alimul, Aziz A. (2003). Riset Keperawatan & Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba Medika. Beck, C.T. (2003). Nursing Research- Principles and Methods. 7 th  Edition. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. Burns, Nancy & Grove, Susan K. (2005). The Practice of Nursing Research. Sixth Edition. St.Louis. Saunders Elsevier Dharma,Kelana Kusuma.(2011).Metodologi Penelitian Keperawatan.Jakarta : Trans Info Media. Hicks., Carolyn. M. (2009). Research Methods for Clinical Therapist; applied project design and analisis. 5th Ed. Churchill Livingstone Elsevier. Singarimbun, M & Effendi,S (1995).Metode penelitian survai. J akarta: LP3ES  Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Polit, D.F. & Beck, C.T. (2003). Nursing Research- Principles and Methods. 7 th  Edition. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. Sastroasmoro.,Ismael.(2002).Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinik.Edisi ke-2.Jakarta : Sagung Seto.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF