Makalah Reklamasi
October 10, 2018 | Author: amirullahulya | Category: N/A
Short Description
Makalah ttg reklamasi pantai...
Description
|REKLAMASI PANTAI|
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari 3700 pulau dan wilayah pantai sepanjang 80.000 km. Wilayah pantai ini merupakan daerah yang sangat intensif dimanfaatkan untuk kegiatan manusia, seperti sebagai kawasan pusat pemerintahan, pemukiman, industri, pelabuhan, pertambakan, pertanian/perikanan, pariwisata, dan sebagainya. Adanya berbagai kegiatan tersebut dapat menimbulkan peningkatan kebutuhan akan lahan, prasarana dan sebagainya, yang selanjutnya akan mengakibatkan timbulnya masalah-masalah baru seperti beberapa hal berikut: -
Erosi pantai, yang merusak kawasan pemukiman dan prasarana kota yang berupa mundurnya garis pantai. Erosi pantai bisa terjadi secara alami oleh serangan gelombang atau karena adanya kegiatan manusia seperti penebangan hutan bakau, pengambilan karang pantai, pembangunan pelabuhan atau bangunan pantai lainnya, peluasan areal tambak ke arah laut tanpa memperhatikan wilayah sempadan pantai, dan sebagainya.
-
Tanah timbul sebagai akibat endapan pantai dan menyebabkan majunya garis pantai. Majunya garis pantai, di satu pihak dapat dikatakan menguntukan karena timbulnya lahan baru, sementara dipihak lain dapat menyebabkan masalah drainasi perkotaan di daerah pantai.
-
Pembelokan
atau
pendakalan
muara
sungai
yang
dapat
menyebabkan tersumbatnya aliran sungai sehingga mengakibatkan banjir di daerah hulu. -
Pencemaran lingkungan akibat limbah dari kawasan industri atau pemukiman/perkotaan yang dapat merusak ekologi.
1
|REKLAMASI PANTAI|
-
Penurunan tanah atau intrusi air asin pada ekuifer akibat pemompaan air tanah yang berlebihan.
Dengan semakin intensifnya pemanfaatan daerah pantai untuk kegiatan manusia, masalah-masalah tersebut juga semakin meningkat. Pemerintah, dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum, telah mengidentifikasi masalahmasalah yang ada di daerah pantai yang memerlukan usaha-usaha pengamanan. Melihat permasalahan diatas, sebagai mahasiswa Teknik Sipil wajib hukumnya untuk (minimal) mengetahui permasalahan pantai di Indonesia serta bagaimana mengidentifikasi maupun meminimalisir terjadinya kerusakan pantai. Sebelum masuk ke pembahasan, ada baiknya kita mengetahui salah satu cabang ilmu di Teknik Sipil, yaitu Teknik Reklamasi Pantai. Teknik Pantai adalah cabang dari Teknik Sipil yang berstandar pada ilmu kelautan (oceaonography), metereologi, mekanika fluida, elektronika, mekanika struktur, geologi dan morfologi, matematika dan statistik, komputer, mekanika tanah dan mekanika bahan. Teknik pantai mempunyai aplikasi di daerah pantai, seperti penanggulangan masalah erosi pantai dengan membuat bangunanbangunan pantai, penanggulangan endapan di muara sungai dan alur pelayaran serta kolam pelabuhan, pembangunan pelabuhan, dan sebagainya. Adanya korelasi antara ilmu teknik sipil dengan ilmu kelautan akan kami jelaskan lebih lanjut di pembahasan nanti. 1.2. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dikupas secara mendasar dan detail tentang: -
Definisi Pantai dan Reklamasi
-
Penyelidikan Tanah Reklamasi
-
Material Untuk Reklamasi
-
Metode Konstruksi Reklamasi
2
|REKLAMASI PANTAI|
1.3. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan dari makalah ini adalah penulis ingin menyampaikan penjabaran tentang definisi reklamasi, material yang digunakan ketika reklamasi, penyelidikan tanah sebelum reklamasi, serta metode pelaksanaannya. Dengan adanya makalah ini, penulis juga berharap para pembaca dan penulis sendiri dapat menambah wawawan lebih mengenai reklamasi pantai.
3
|REKLAMASI PANTAI|
BAB II PEMBAHASAN 2.1.
Definisi Pantai dan Reklamasi
2.1.1. Pantai
Ada dua istilah tentang kepantaian dalam bahasa indonesia yang sering rancu pemakainannya, yaitu pesisir (coast) dan pantai (shore). Mari kita perhatikan gambar dibawah ini:
Definisi dan batasan pantai
Gambar diatas dapat menjelaskan beberapa definisi tentang kepantaian. Pesisir adalah daerah darat di tepi laut yang masih mendapat pengaruh laut seperti pasang surut, angin laut dan perembesan air laut. Sedangkan pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh pasang tertinggi dan surut terendah. Daerah daratan adalah daerah yang terletak di atas dan di bawah permukaan daratan dimulai dari batas garis pasang tertinggi. Daerah lautan adalah daerah yang terletak diatas dan dibawah permukaan laut di mulai dari sisi laut pada garis surut terendah, termasuk dasar laut dan bagian bumi dibawahnya. Garis pantai adalah garis batas pertemuan antara daratan dan air laut, dimana posisinya tidak tetap dan dapat berpindah sesuai dengan pasang surut air laut dan erosi yang terjadi. Sempadan pantai adalah kawasan tertentu
4
|REKLAMASI PANTAI|
sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Selain beberapa definisi seperti yang telah disebutkan diatas, didalam mempelajari teknik pantai juga perlu mengetahui beberapa definisi mengenai karakterisitik gelombang didaerah sekitar pantai, seperti gambar dibawah ini:
Definisi dan karakteristik gelombang di daerah pantai
Ditinjau dari profil pantai, daerah ke arah pantai dari garis gelombang pecah dibagi menjadi tiga daerah yaitu inshore, foreshore dan backshore. Perbatasan antara inshore dan foreshore adalah batasan antara air laut pada saat muka air rendah dan permukaan pantai. Proses gelombang pecah di daerah inshore sering menyebabkan terbentuknya longshore bar, yaitu gumuk pasir yang memanjang dan kira-kira sejajar dengan garis pantai. Foreshore adalah daerah yang terbentang dari garis pantai pada saat muka air rendah sampai batas atas dari uprush pada saat air pasang tinggi. 2.1.2. Reklamasi
Menurut pengertiannya secara bahasa, reklamasi berasal dari kosa kata dalam Bahasa Inggris, to reclaim yang artinya memperbaiki sesuatu yang rusak. Secara spesifik dalam Kamus Bahasa Inggris-Indonesia terbitan PT. Gramedia disebutkan arti reclaim sebagai menjadikan tanah (from the sea). Masih dalam
5
|REKLAMASI PANTAI|
kamus yang sama, arti kata reclamation diterjemahkan sebagai pekerjaan memperoleh tanah. Para ahli belum banyak yang mendefinisikan atau memberikan pengertian mengenai reklamasi pantai. Kegiatan reklamasi pantai merupakan upaya teknologi yang dilakukan manusia untuk merubah suatu lingkungan alam menjadi lingkungan buatan, suatu tipologi ekosistem estuaria, mangrove dan terumbu karang menjadi suatu bentang alam daratan.(Maskur, 2008). Sedangkan bila diartikan dari kacamata Teknik Sipil, reklamasi dapat di artikan sebagai suatu pekerjaan penimbunan tanah dengan skala volume dan luasan yang sangat besar, pada suatu kawasan atau lahan yang relatif masih kosong dan berair, misalnya di kawasan pantai, daerah rawarawa, suatu lokasi di laut, ditengah sungai yang lebar, ataupun di danau. 2.1.3. Contoh Proyek Reklamasi
a. Bandara Kansai, Jepang – Reklamasi di buat di tengah laut, dan lahan seluas 10 km2 ini digunakan sebagai Bandara Internasional Jepang.
Bandara Kansai, Jepang
6
|REKLAMASI PANTAI|
b. Semakau Landfill, Singapura. Lahan digunakan sebagai pengeolahan limbah di Singapura. Selain itu Area ini digunakan sebagai konservasi flora dan fauna juga sebagai daerah rekreasi.
c. Dubai, Negara ini menjadi reklamasi sebagai megaproject dalam pengembangan kawasan hunian. Terdapat 4 proyek Reklamasi yaitu : The Palm Jeber Ali, Deira, Jumairah, dan The World.
7
|REKLAMASI PANTAI|
d. Kawasan Teluk Jakarta, Pengembangan yang sudah ada saat ini adalah pengembangan kawasan Hunian Real Estate.
e. Denpasar, Bali – Reklamasi seluas 380 Ha ini bertujuan untuk menghubungkan gugusan Pulau Serangan. Namun konsekuensi dari penggabungan gugusan tersebut kini dirasan masyarakat sekitar dari aspek Lingkungan, Budaya, hingga Sosial.
8
|REKLAMASI PANTAI|
f. Pulau Nipah
2.2.
Penyelidikan Tanah Reklamasi
Langkah awal didalam melakukan proses perencanaan reklamasi (studi ataupun detailed engineering design), adalah melakukan survey atau kegiatan sebagai berikut : a. Survey pengenalan lokasi proyek. b. Survey pasang-surut air laut, sungai, tinggi gelombang dan arus c. Bathimetric survey (pengukuran kedalaman dasar laut). d. Topographic survey (bila lokasi reklamasi bukan di laut) e. Penyelidikan tanah f. Survey quarry (sumber material reklamasi). g. Survey harga satuan bahan dan upah kerja. Beberapa tujuan terhadap hasil yang diperoleh dari survey tersebut diatas, adalah :
Menentukan tinggi (elevasi) permukaan rencana timbunan reklamasi (misal : + 4.00 m LWS).
9
|REKLAMASI PANTAI|
Menentukan
elevasi minimal permukaan
tanggul sebagai shore
protection (misal ; + 4.50 m LWS).
Menentukan bentuk atau layout kawasan reklamasi
Menghitung besarnya tegangan atau beban yang bekerja pada tanah asli, settlement dan sliding.
Menghitung volume timbunan reklamasi.
Menghitung rencana anggaran biaya pelaksanaan phisik
Dan lain-lain seperti fasilitas penunjang yang ada hubungannya dengan reklamasi. Khusus untuk soil investigation, ada beberapa test lapangan dan
laboratorium yang umum dilakukan yaitu . 1. Standard Penetration Test (SPT) . 2. Cone Penetration Test (Sondir). 3. Pressuremeter Test. 4. Vane ShearTest. 5. Boring untuk Undisturbed Samples. 6. Volumetric & Gravimetric. 7. Atterberg Limits, 8. Analisa Ayakan dan Sedimentasi Hydrometer. 9. Triaxial Test (UU, CU & CD). 10. Direct Shear Test. 11. Consolidation Oedometric Test. Kondisi tanah asli yang akan direklamasi, umumnya tergolong jenis tanah jelek yaitu lempung lunak (soft clay) yang "compressible", walaupun di beberapa lokasi tidak tertutup kemungkinan berupa tanah baik yaitu pasir.Soil improvement (perbaikan tanah) itu sendiri, sesungguhnya adalah merupakan bagian dari proses pelaksanaan suatu proyek (misal : reklamasi pantai), yang perlu direalisir apabila ternyata tanah tersebut tidak memenuhi syarat ditinjau dari aspek daya dukungnya, stabilitasnya ataupun perilakunya.Untuk memilih
10
|REKLAMASI PANTAI|
metoda
perbaikan
tanah
yang
tepat
dan
juga
ekonomis,
harus
mempertimbangkan juga unsur-unsur lainnya, seperti : - Contractor qualification ( tingkat kemampuan dan bonafiditas Kontraktor). - Waktu pelaksanaan dan waktu aksinya (Tingkat kecepatan berfungsinya). - Pengaruh atau akibatnya terhadap lingkungan disekitarnya. - Biaya relatif.
2.3.
Material Untuk Reklamasi Material timbunan reklamasi ini tidak boleh berupa:
Pasir halus berbutir homogen 100%, atau
Material yang kandungan lempungnya terlalu banyak ( ≥ 20%). Material pasir halus berbutir homogen 100% pada suatu timbunan reklamasi di
laut atau di kawasan yang tergenang air, dapat menderita liquefacfion apabila terjadi seismik (gempa). Liquefaction pasir menurut definisi adalah naiknya harga tegangan air pori (u) hingga sama dengan harga tegangan “overburden” nya (σ), sehingga harga tegangan efektifnya (σ’) dan kekuatan geser dari pasir tersebut (Ԏ) menjadi NOL.
11
|REKLAMASI PANTAI|
Sebaliknya,
apabila pada material timbunan tersebut terlampau banyak
kandungan lempungya, maka dapat mengakibatkan instabilitas (akibat kembang susut yang besar , settlement/pemampatan yang besar , mudah bergerak, daya dukung tanah rendah, dan lain-lain) didalam diri timbunan reklamasi itu sendiri. Hal ini akan lebih diperparah lagi dengan adanya kasus atau perilaku yang sama pada lapisan tanah aslinya yang soft clay. Material reklamasi yang umumnya dipakai adalah yang berklasifikasi . B1, B2, B3 & B4 seperti yang ditunjukan oleh tabel dibawah ini (Soil classification of the Reclamation Materials)
Dalam realisasi pelaksanaan penimbunan reklamasi, biasanya persyaratan teknis tersebut disederhanakan atau dibuat praktis, menjadi :
Berupa tanah pasir bercampur kerikil dan sedikit lanau
Harus bersih dan bebas dari bahan organis dan kotoran
Diameter butiran maksimum = 20 mm.
12
|REKLAMASI PANTAI|
Porsentase material berdiameter halus yaitu yang lebih kecil dari 0,08 mm, adalah lebih kecil dari 20 %.
Relative Density (Dr ) timbunan minimum = 80 % untuk zone diatas muka air pasang, dan minimum = 60 % pada zona dibawah muka air pasang
2.4.
Koefisien permeabilitas ( k ) minimum = 1 x 10-5m/s Metode Konstruksi Reklamasi
Peralatan vanq digunakan Jenis dan jumlah peralatan untuk pelaksanaan reklamasi tergantung sekali dari :
Sumber material (quarry), di laut atau di darat.
Lokasi reklamasi, di laut, di pantai. di rawa-rawa, dan sebagainya.
Apabila quarry tersebut terletak di darat (sungai, bukit) maka peralatanperalatan yang diperlukan lebih didominasioleh peralatan daratan, seperti :
Armada dump truck ( -- 6 ton ), untuk pengangkut.
Motor grader, crawler tractor, tire loader dan yang sejenis untuk pemindah dan tanah/material.
Tandem roller, vibrating roller, dan lain-lain untuk pemadatan.
Excavator dengan fungsi yang dapat diubah-ubah, misalnya : backhoe, clamshell, shovel, dan lain-lain. Apabila
quarry tersebut terletak di dasar laut, atau di pulau yang harus
menyeberangi lautan, maka type-type peralatan yang umum dipakai adalah sebagaimana yang tertera dalam Tabel berikut : "Type peralatan untuk pekerjaan reklamasi dan pelindung pantai".
13
|REKLAMASI PANTAI|
Timbunan reklamasi di laut atau di kawasan
yang berair (apalagi yang
bergelombang), umumnya memakar tanggul dari susunan batu kosongan sebagai shore protection. Batu-batu tersebut mempunyai persyaratan : o Berat minimal (dihitung), baik untuk lapisan primer maupun lapisan inti (kg). o Sifat batuannya harus keras, o Bersih, o Permukaan tidak rata dan tidak licin (syarat interlocking yang baik), o Berat volume lebih besar dari 2,3 o Serta sifat ketahanan terhadap sodium sulfat maximum 10 %.
14
|REKLAMASI PANTAI|
Pekerjaan reklamasi laut atau pantai, sebagian besar quarrynya berasal dari dasar laut atau dari pulau tertentu yang menyeberangi laut. Walaupun quarry yang berlokasi di daratan adakalanya tersedia, biasanya alternatif ini jarang direalisir karena beberapa pertimbangan kerugian sebagai berikut :
Memerlukan armada angkutan darat (dump truck) yang sangat banyak.
Menganggu kebersihan kota atau desa yang dilewatinya (banyak tanah dan pasir yang tumpah berceceran disepanjang jalan).
Menyebabkan kemacetan lalu lintas.
Ongkos angkut material dengan dump truck, mudah dipermainkan oleh paraspekulan atau sindikat.
Menyebabkan kerusakan jalan-jalan yang dilaluinya.
Waktu pelaksanaan mulai dari transportasi darat hingga ke temporary dumping area relatif lama. Oleh karena alasan di atas, maka disini lebih diprioritaskan pemberian contoh
untuk suatu pekerlaan reklamasi yang sumber materialnya berasal dari dasar laut / sungai, sehingga secara makro adalah merupakan kombinasi pekerjaan dredging & reclamation
15
|REKLAMASI PANTAI|
a.
PEKERJAAN PERSIAPAN Meliputi pekerjaan : perijinan lokasi Shunting Yard di darat, mobilisasi peralatan,
pemasangan rambu-rambu dan patok batas areal reklamasi, rambu-rambu untuk posisi areal quarry pengerukan. Shunting Yard (= Plant Area) dapat dicari di sekitar pantai. Mobilisasi peralatan dapat diawali dengan kapal keruknya. Rambu-rambu dan tanda batas dapat berupa tiang kayu atau bambu yang ditancapkan pada sisi luar areal reklamasi atau pengerukan dapat juga dipakai bola-bola yang diikat dengan beton dan ditenggelamkan pada posisi tepat di ujung-ujung bangunan atau tepi lokasi. Penggunaan peralatan posisioning berupa EDM (Electronic Data Measurement) atau Total Station merupakan keharusan agar setiap posisi dapat ditentukan dengan tepat.
16
|REKLAMASI PANTAI|
Pekerjaan Persiapan
b.
PEMBERSIHAN LAPANGAN Sebelum reklamasi dilaksanakan, perairan pantai perlu dibersihkan dari
bahanbahan organik dan anorganik berupa sampah kota, bangkai pohon, kapal karam dan lain sebagainya.
Pembersihan Lapangan
c.
PEMASANGAN TANGGUL BAWAH Sand Bag (= karung pasir) berupa karung PVC kapasitas 50 kg diisi penuh dengan
pasir dan ditata sepanjang perairan yang ditentukan. Pemasangan awal adalah di area stock Piling yang berukuran 50 m pada posisi sebagaimana gambar dibawah ini:
17
|REKLAMASI PANTAI|
Area Stockpilling
Selanjutnya pemasangan sand bag adalah sepanjang seluruh areal tepi reklamasi. Pemasukan pasir ke dalam karung harus dapat menggunakan mesin, sedang penempatannya di laut hanya dapat dilakukan secara manual, seperti gambar dibawah ini:
Pembuatan Tanggul Awal
d.
PEKERJAAN PENGERUKAN Peralatan keruk paling sesuai adalah jenis Trailing Suction Hopper Dredger. Proses
pengerukan dimulai dengan mengeruk dan membuang lapisan tanah lunak. Setelah sampai pada tanah bergradasi baik dari jenis pasir halus dapat ditransportasikan ke lokasi reklamasi. Penumpahannya dilakukan dengan menyemprotkan melalui pipa apung yang tersedia.
18
|REKLAMASI PANTAI|
Pekerjaan Pengerukan
Susunan Alat Pengerukan
e.
PENGADAAN STOCKPILING AREA Stock Piling Area ini sangat penting diadakan agar pekerjaan pengerukan dapat
berlangsung kontinyu tanpa terhambat kecepatan pekerjaan lain, khususnya pemasangan sand bags. Seluruh material untuk reklamasi dapat dibuang pada areal ini, selanjutnya dengan bantuan sejumlah Buldozer atau Motor Grader diratakan ke areal sekelilingnya.
19
|REKLAMASI PANTAI|
Penyebaran dari Area Stockpiling
f.
PENGADAAN INSTRUMENT SOIL MONITORING Hal ini perlu dilakukan, karena untuk perhitungan volume reklamasi, untuk
mengetahui terjadinya settlement dan sliding. Dalam pelaksanaan pembuatan tanggul dan reklamasi perlu diperhatikan kemiringan (slope) timbunan supaya tidak terjadi sliding (kelongsoran). Untuk soil monitoring selama reklamasi akan dipasang alafalat sebagai berikut : - Settlement Plate - Tassometermultipoint - lnclinometer - Piezometer
Pemasangan Soil Instrument Monitoring
20
|REKLAMASI PANTAI|
g.
PEKERJAAN PENGURUGAN REKLAMASI Merupakan kegiatan penuangan dan yang ditentukan dalam dokumen gambar
rencana. Pengurugan dilakukan tanpa pemadatan sampai elevasi 1,80 m LWS (sekedar contoh). Pengurugan dilakukan dengan menggunakan
barge atau disemprot yang
langsung menuangkan material reklamasi ke area reklamasi. Hal ini dilakukan terus menerus sampai diatas muka air yang dilanjutkan dengan perataan serta pemadatan. Untuk lapisan reklamasi dibawah muka air tidak perlu dipadatkan. Untuk perataan muka tanah hasil reklamasi digunakan Buldozer , sedangkan pemadatannya dengan temper/mesin gilas yang bergetar dan alat pemadat lainnya. Dalam pemadatan tersebut harus mencapai nilai CBR yang disyaratkan.
h.
PEMASANGAN VERTICAL DRAIN Pabricated Vertical Drain (PVD) dipasang untuk mempercepat penurunan.
Lembaran Vertical Drain ditanam ke dalam lapisan tanah dengan menggunakan alat pancang dilengkapi dengan bentuk "mandref” khusus. Vertical Drain melekat pada alat pancang dalam bentuk rol, dan akan dipotong per segmen bila selesai dipancang.
Pemasangan Vertical Drain
i.
PEMASANGAN TANGGUL ATAS Untuk dapat memulai mereklamasi lapisan selanjutnya, tanggul karung pasir (Sand
bag) perlu dipertinggi sampai elevasi akhir .
21
|REKLAMASI PANTAI|
Pembuatan tanggul akhir
j.
PEMASANGAN SETTLEMENT PLATE Pada pelapisan urugan diatas elevasi + 1,80 m LWS (pada contoh)
setelah
dipasangi Vertical Drain perlu ditambah dengan settlement plate baru. Pemasangannya diletakkan berseling jarak dengan settlement plate dibawahnya. Meletakkan settlement plate harus pada lapisan yang rata, diusahakan agar dapat berdiri tegak lurus dan harus dihindarkan dari digilas atau ditabrak peralatan pemadatan.
Pemasangan Settlement Plate
k.
PEMASANGAN HORIZONTAL DRAIN Agar air dari limpahan Vertical Drain dapat keluar dengan cepat, maka diatas ujung
Vertical Drain dilapisi lapisan pasir kasar sebagai media drainage horizontal. Tebal lapisan pasir ± 50 cm, dari jenis kualitas pasir bergradasi baik dan berkualitas baik.
22
|REKLAMASI PANTAI|
Pemasangan Horisontal Drain
l.
REKLAMASI BAGIAN ATAS Diatas elevasi pasir drarnage lapisan tanah reklamasi ditimbun tiap lapis setebal 50
cm dan di padatkan.
Reklamasi Bagian Atas
m. PEKERIAAN PEMADATAN Peralatan pemadatan digunakan Pneumatic Tyred Ralter sebesar 5 ton Jumlah Lintasan dan kecepatan alat bergantung hasil test lapangan. Pemadatan harus hati-hati agar tidak menyebabkan rusaknya peralatan pengamatan tanah (soil monitoring).
23
|REKLAMASI PANTAI|
Pekerjaan Pemadatan
n.
PEMASANGAN GEOTEXTILE Dilakukan bila pekerjaan reklamasi mencapai + 3,00 m LWS (angka sekedar
contoh). Geotextile digelar mulai dari posisi Berm dari tanggul nantinya ditarik keatas hingga tepi timbunan sand bag lalu dilipat ke atas, tanpa perlu meratakan lerengnya Secara khusus. Kebutuhan panjang geotextile dapat disesuaikan langsung di lapangan, demikian juga untuk arah melebarkannya harus langsung dijahit di tempat.
Pemasangan Geotextile
o.
PEMASANGAN BERM, SECONDARY LAYER & PRIMARY LAYER Berm perlu dipasang secepatnya setelah geotextile bagian bawah sudah berada
padaposisi nya. Ditata berbentuk gundukan trapesium. Secondary layer berupa batuan kecil sampai sedang seberat maksimum 20 kg ditata secara random diatas geotextile
24
|REKLAMASI PANTAI|
sampai setebal t=50 cm. Diikuti pemasangan lapisan primer (primary layer) dengan batu besar (max. 60 kg) Setebal t=90 cm sepanjang tepi, Pemasangan batuan ini diusahakan serapi mungkin sehingga sela antar batuan terisi seluruhnya.
Pemasangan Berm, Secondary Layer & Primary Layer
25
|REKLAMASI PANTAI|
26
|REKLAMASI PANTAI|
Tinggi timbunan reklamasi pada saat pelaksanaan phisik tidaklah sama dengan tinggi timbunan rencana Jadi misalnya tinggi timbunan reklamasi menurut rencana
27
|REKLAMASI PANTAI|
adalah + 3.50 m LWS, maka tinggi timbunan total pada saat pelaksanaan penimbunan haruslah lebih tinggi lagi, yaitu dengan mempertimbangkan adanya penurunan tanah asli (soil settlement) yang akan terjadi sebagai akibat adanya timbunan reklamasi tersebut. Apabila hal ini tidak dipatuhi, maka pasti dalam kurun waktu tertentu (bisa bulanan, bisa tahunan) elevasi final dari permukaan tanah hasil reklamasi, akan menjadi lebih kecil dari + 3.50 m LWS. Kejadian ini tentunya tidak dikehendaki. Penentuan dari tinggi timbunan final pada saat pelaksanaan phisik (dengan mempertimbangkan adanya settlement), dapat diiihat pada Gambar 4.28, cara ini adalah merupakan CARA GRAFIS. yaitu dengan mencari titik potong antara : kurva S, versus Hn dengan kurva Hn - H versus Hn
Sc= besarnya consolidation settlement (variable). lmmediate setlement apabila pengaruhnya kecil, dapat diabaikan. H = tinggi timbunan rencana (fixed) HR= tinggi timbunan pada saat pelaksanaan (variable). Hf= tinggi timbunan final pada saat pelaksanaan phisik.
28
|REKLAMASI PANTAI|
BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Kegiatan reklamasi di Indonesia sudah bukan barang yang langka lagi. Sudah banyak megaproyek reklamasi yang tersebar dari Indonesia bagian timur hingga ke Indonesia bagian barat. Dalam pelaksanaannya reklamasi membutuhkan suatu penyelidikan terhadap kondisi tanah yang riil dan harus akurat. Untuk itu dibutuhkan suatu perencanaan yang matang sebelum membuat bangunan reklamasi. Sebagai mahasiswa teknik sipil tentu dituntut minimal untuk tau apa itu reklamasi sampai metode pelaksanaannya. Tentunya kegiatan reklamasi ini harus dipikirkan mengenai dampak lingkungan yang ditimbulkannya.
3.2. Saran Perlu adanya kuliah lapangan untuk mata kuliah ini. Karena pengerjaan reklamasi ini penuh dengan resiko bila tidak direncanakan dengan teliti dan benar.
29
View more...
Comments