Makalah Psikologi Faal Lapar Dan Haus
May 14, 2020 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Makalah Psikologi Faal Lapar Dan Haus...
Description
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sebagian besar diantara kita mungkin pernah merasakan lapar dan tahu bahwa itu pertanda kita harus segera makan. Namun mengetahui bagaimana perut kita bisa menjadi lapar butuh sedikit motivasi untuk mencari informasinya. Apa perlunya kita mengetahui proses terjadinya lapar pada manusia? Rasa lapar sesungguhnya merupakan sinyal yang normal yang mengingatkan bahwa tubuh perlu menambah energi yang berkurang. Rasa lapar inilah yang mendorong manusia untuk makan. Dalam dunia modern seperti sekarang ini disinyalir bahwa semakin banyak orang yang tidak pernah lagi merasakan lapar karena berbagai alasan seperti karena gaya hidup dan pola makan yang berubah yang sedikit banyak terkait dengan makin banyaknya ragam makanan yang tersedia serta daya beli yang semakin meningkat seiring dengan kemakmuran dunia. Manusia semakin banyak yang makan hanya karena sudah waktunya makan (sesuai jam makan yang teratur) meski belum merasakan lapar, karena godaan kelezatan makanan, dan alasan-alasan pendorong lain selain rasa lapar. Kenyataan seperti ini mungkin lazim terjadi pada masyarakat negara maju dan negara berkembang terutama pada masyarakatnya yang tergolong ekonomi menengah ke atas. Cukup beralasan mengapa jumlah orang yang kegemukan atau obesitas meningkat pada segmen masyarakat tersebut. Rasa lapar meskipun terasa tidak menyenangkan, ternyata perlu dirasakan dan dijadikan petunjuk utama kapan kita sebaiknya makan. Sekitar 70% bagian dari tubuh manusia terdiri dari air. Kandungan air dalam tubuh harus dikendalikan dalam kisaran yang sempit, karena konsentrasi zat kimia yang terlarut dalam air akan menentukan laju reaksi kimia di dalam tubuh. Untuk mempertahankan tekanan darah normal, tubuh juga memerlukan jumlah cairan yang ukup di dalam sistem peredaran darah. Individu juga dapat bertahan tanpa makan selama berminggu-minggu, tetapi tidak akan bertahan lama tanpa air.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan masalah utama yang dalam makalah ini adalah bagaimana cara kita mengerti seperti apa proses lapar dan haus itu secara fisiologis
1|Page
1.3 Batasan Masalah 1. apa itu lapar 2. bagaimana kaitan lapar dan makan 3. bagaimana terjadinya proses kenyang 4. faktor apa saja yang mempengaruhi rasa lapar 5. apa itu haus 6. bagaimana bisa terjadinya haus
1.4 Metode Penulisan Dalam penulisan makalah ini saya menggunakan metode library research (metode kepustakaan), yaitu dengan jalan mengumpulkan dan mempelajari buku-buku dengan tujuan untuk mengambil dan mendapatkan bahan-bahan yang ada hubungannya dengan Haus dan Lapar
2|Page
PEMBAHASAN 2.1 Definisi Lapar Lapar adalah rasa keinginan terhadap makanan dan berhubungan dengan efek fisiologi lain, seperti kontraksi rimis pada lambung sehingga dan rasa gelisah sehingga menuntut sehingga menuntut ketersediaan makanan yang kuat. 2.2 Lapar dan Makan Selera makan adalah hasrat untuk makan, dan sangat berguna dalam menentukan kualitas dan kuantitas makanan yang akan dimakan. Kenyang adalah sensasi yang dirasakan jika keinginan untuk makan telah dipenuhi. Regulasi sistem saraf terhadap pengambilan makanan Sistem saraf berperan besar dalam fisiologi selera makan. Ada banyak daerah pada otak yang merupakan pusat-pusat selera makan, serta saraf-saraf tepi yang merupakan jarak untuk menyampaikan sinyal dari jaringan ke sistem saraf pusat dan sebaliknya. Hipotalamus adalah pusat pengendali selera makan terbesar. Ada dua daerah pada hipotalamus yang merupakan pusat penting: 1. nukleus lateralis 2. nukleus ventromedial. Nukleus lateralis terletak di setiap sisi lateral hipotalamus dan berperan sebagai pusat lapar. Nukleus ini bekerja dengan cara mendorong sel saraf motorik untuk mencari makanan. Stimulasi di daerah ini akan menyebabkan makan dalam jumlah banyak (hiperfagia), sedangkan destruksi di daerah ini menyebabkan kehilangan selera makan, yang dapat berujung pada kehilangan berat badan, massa otot, dan penurunan metabolisme tubuh. Nukleus ventromedial adalah pusat kenyang. Stimulasi di daerah ini akan menyebabkan perasaan kenyang sehingga tidak mau makan (afagia), sebaliknya destruksi di daerah ini akan menyebabkan hasrat untuk makan yang berlebih dan dapat berakibat obesitas.
2.3 Teori “Set-Point Assumption” Kebanyakan mengatribusikan hunger (rasa lapar, motivasi untuk makan pada adanya defisit energi dan mereka melihat makan sebagai cara sumber energi tubuh dikembalikan ke tingkat optimalnya. Setelah meal (makan besar-diwaktu makan utama), sumber energi energi seseorang diasumsikan mendekati set point-nya dan menurun setelah tubuh menggunakan energi untuk memberi bahan bakar pada proses-proses fisiologis nya. ketika tingkat sumber energi tubuh anjlok cukup jauh di bawah set point, seseorang menjadi termotivasi oleh rasa lapar untuk makan besar lagi. Menurut set-point assumption, makan besar itu berjalan terus 3|Page
sampai tingkat energi kembali ke set point nya dan orang itu merasa satiated (kenyang, tidak lapar lagi). Set-point model berasumsi bahwa rasa lapar dan makan bekerja dengan cara yang sangat mirip dengan sistem pemanasan yang diatur dengan termostat (alat pengatur panas) di iklim dingin. Alat pemanas menaikkan temperatur rumah sampai mencapai set point-nya (thermostat setting). Hal ini akan mematikan pemanas, dan kemudian temperatur rumah turun sedikit demi sedikit sampai cukup rendah untuk menghidupkan kembali pemanasnya. Semua sistem set-point memiliki tiga komponen: set-point mechanism menetapkan set-pointnya, detektor mechanism mendeteksi devisi dari set-point, dan effector mechanism bertindak untuk mengeliminasi deviasi. Sebagai contoh, mekanisme set-point, detektor, dan efektor dalam sistem pemanasan masing-masing adalah termostat, termometer, dan pemanas 2.4 Rasa Kenyang Secara singkat bisa dikatakan bahwa rasa kenyang disebabkan oleh interaksi antara efek mekanistis makanan dalam lambung (berupa distensi atau penggembungan lambung oleh makanan) dengan efek kimia dari makanan berupa pelepasan hormon-hormon tertentu seperti Kolesistokinin dari usus halus. Ketika individu merasa sangat lapar dan kemudian minum air putih segelas, dan tiba-tiba anda merasa kenyang, Itu efek distensi tadi bisa menyebabkan rasa kenyang. Namun apakah kenyang karena minum air tersebut sama rasanya dengan kenyang karena makan sepiring nasi dan lauknya? Bagaimana kepuasan yang tercapai oleh dua jenis konsumsi yang berbeda di atas jika dibandingkan?. Orang akan lebih merasa terpuaskan dengan kenyang karena sepiring nasi dan lauk dibanding kenyang karena segelas air putih. Disitulah letak unsur atau aksi kimiawi zat makanan dalam menginduksi rasa kenyang tadi. Telah diketahui bahwa berbagai zat gizi yang terdapat dalam makanan seperti lemak, protein, karbohidrat bisa merangsang produksi hormon yang menghantarkan signal rasa kenyang seperti Kolesistokinin ke otak untuk diproses. Air putih yang tidak memiliki kandungan zat gizi tersebut tidak mampu menimbulkan rasa kenyang yang memuaskan karena tidak adanya penghantaran signal kenyang tersebut ke otak. Itulah yang membedakan sensasi kenyang yang berbeda tersebut. Manipulasi rasa kenyang karena distensi lambung kadang digunakan untuk terapi kegemukan yang berlebihan. Kadang lambung dioperasi menjadi lebih kecil agar cepat mencapai rasa kenyang ketika makan, kadang pula balon dipasang di dalam lambung untuk mengurangi tempat yang bisa terisi makanan namun tetap menimbulkan rasa kenyang. Kedua metode makanis tersebut ternyata terbukti bisa menurunkan berat badan dan memperbaiki kondisi metabolisme pasien kegemukan. Pasien menjadi cepat merasa kenyang dan menyebabkan jumlah energi yang dikonsumsi jauh berkurang. 2.5 Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Rasa Lapar Pada Manusia Adalah: 1. Hipotesis Lipostatik Leptin yang terdapat di jaringan adiposa akan menghitung atau mengukur persentase lemak dalam sel lemak di tubuh, apabila jumlah lemak tersebut rendah, maka akan membuat hipotalamus menstimulasi kita untuk merasa lapar dan makan. 2. Hipotesis Hormon Peptida pada Organ Pencernaan
4|Page
Makanan yang ada di dalam saluran gastrointestinal akan merangsang munculnya satu atau lebih peptida, contohnya kolesitokinin. Kolesitokinin berperan dalam menyerap nutrisi makanan. Apabila jumlah kolesitokinin dalam GI rendah, maka hipotalamus akan menstimulasi kita untuk memulai pemasukan makanan ke dalam tubuh. 3. Hipotesis Glukostatik Rasa lapar pun dapat ditimbulkan karena kurangnya glukosa dalam darah. Makanan yang kita makan akan diserap tubuh dan sari-sarinya (salah satunya glukosa)akan dibawa oleh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh, jika dalam darah kekurangan glukosa,maka tubuh kita akan memerintahkan otak untuk memunculkan rasa lapar dan biasanya ditandai dengan pengeluaran asam lambung. 4. Hipotesis Termostatik Apabila suhu dingin atau suhu tubuh kita di bawah set point, maka hipotalamus akan meningkatkan nafsu makan kita. Teori produksi panas yang dikemukakan oleh Brobeck menyatakan bahwa manusia lapar saat suhu badannya turun, dan ketika naik lagi, rasa lapar berkurang. Inilah salah satu yang bisa menerangkan mengapa kita cenderung lebih banyak makan di waktu musim hujan/dingin. 5. Neurotransmitter Neurotransmitter ada banyak macam, dan mereka berpengaruh terhadap nafsu makan. Misalnya saja, adanya norepinephrine dan neuropeptida Y akan membuat kita mengkonsumsi karbohidrat. Apabila adanya dopamine dan serotonine, maka kita tidak mengkonsumsi karbohidrat. 6. Kontraksi di Duodenum dan Lambung Kontraksi yaitu kontraksi yang terjadi bila lambung telah kosong selama beberapa jam atau lebih. Kontraksi ini merupakan kontraksi peristaltik yang ritmis di dalam korpus lambung. Ketika kontraksi sangat kuat, kontraksi ini bersatu menimbulkan kontraksi tetanik yang kontinius selama 2-3 menit. Kontraksi juga dapat sangat ditingkatkan oleh kadar gula darah yang rendah. Bila kontraksi lapar terjadi tubuh akan mengalami sensasi nyeri di bagian bawah lambung yang disebut hunger pangs (rasa nyeri mendadak waktu lapar. Hunger pans biasanya tidak terjadi sampai 12 hingga 24 jam sesudah makan yang terakhir. Pada kelaparan, hunger pangs mencapai intesitas terbesar dalam waktu 3-4 hari dan kemudian melemah secara bertahap pada hari-hari berikutnya.
5|Page
2.6 Gangguan Makan Paling Umum Dialami Gangguan makan merupakan masalah kesehatan yang sering dianggap bukan suatu masalah yang penting. Padahal, gangguan makan pada diri seseorang harus diatasi. Ini dia jenisjenisnya yang paling umum dialami. Makan adalah kebutuhan manusia untuk bertahan hidup. Manusia perlu melakukannya dengan benar agar tetap sehat. Sebagian besar dari kita mengatasi gangguan makan dengan santai karena terlihat tidak fatal. Namun, gangguan ini cukup serius sebagaimana penyakit psikosomatis lainnya. Ada beberapa jenis gangguan makan yang pada akhirnya menyebabkan masalah kesehatan yang serius, seperti obesitas, masalah lambung, tekanan darah rendah, dan sebagainya. Kadang-kadang Anda menderita gangguan makan selama bertahun-tahun dan bahkan tidak menyadarinya. Berikut beberapa jenis gangguan makan yang paling sering dialami, sebagaimana dilansir Boldsky. Bulimia nervosa Ini merupakan gangguan makan yang membuat Anda berpesta pada makanan-makanan, lalu setelahnya Anda segera mengeluarkan makanan tersebut dengan berbagai cara. Anda bisa saja memuntahkan makanan-makanan tersebut karena merasa berdosa telah menyantap makanan-makanan yang dikonsumsi. Ini merupakan prinsip dosa dan pembersihan. Bulimia nervosa seringkali dialami oleh para model fesyen profesional dan dijadikannya pilihan gaya hidup. Mendiang Putri Diana merupakan seorang penderita bulimia. Anorexia Anorexia merupakan gangguan makan yang seringkali terjadi pada gadis remaja. Mereka seringkali terobsesi memiliki tubuh yang ramping bagaikan model fesyen, sehingga dia selalu menolak mengasup berbagai macam makanan. Singkat kata, mereka terlalu takut untuk menjadi gemuk. Penderita anorexia seringkali olahraga berlebihan, menghilangkan banyak kalori dan membiarkan diri mereka kelaparan. Banyak remaja menderita anorexia dan akhirnya merusak sistem pencernaan mereka. Gangguan makan kompulsif Jika Anda memiliki gangguan ini, maka Anda tidak bisa berhenti makan. Dengan kata lain, Anda memiliki kecanduan makanan. Anda kecanduan makan, bahkan ketika Anda tidak lapar. Anda tidak bisa berhenti makan apa yang Anda suka. Sindrom makan malam Jika Anda menderita gangguan makan ini, maka Anda akan menunda makan sampai malam hari dan mengatakan kepada diri sendiri bahwa Anda sedang diet. Ketika Anda benar-benar lapar di malam hari, maka Anda akan banyak makan. Tetapi, kemudian Anda sulit tidur. 6|Page
Pola ini berulang dan menjadi rutinitas Anda. Sebagai hasil dari kebiasaan makan yang tidak seimbang dan tidak sehat, serta akan menambah berat badan Anda. Pica Orang dengan gangguan ini memiliki keinginan kompulsif untuk makan, menjilat, atau mengunyah hal yang tidak benar-benar tidak layak disebut makanan. Anda mungkin sering mendengar ada orang yang suka mengonsumsi kapur tulis di sekolah atau juga ada suka sekali memakan tisu atau kertas. Bisa juga hal-hal seperti lem, cat, lilin, sabun, dan lain-lain. Dalam beberapa kasus pica dapat dihubungkan dengan kekurangan mineral tertentu. Selain itu, penderita pica disertai dengan masalah perkembangan. 2.7 Lapar Secara Psikologis Lapar secara psikologis sangat dipengaruhi oleh psikososial dan faktor-faktor involunter yang dapat timbul secara otomatis, adanya kebiasaan atau perilaku dari seseorang dalam mengkonsumsi makanan. Perilaku seseorang dalam mengkonsumsi makanan sangat mempengaruhi lapar secara psikologi. Begitu juga dengan perilaku sekelompok orang atau satu bangsa dalam mengkonsumsi makanan. Faktor psikologi dan faktor sosial sangat mempengaruhi lapar secara psikologis seperti adanya faktor sosial satu bangsa yang mengkonsumsi makanan harus tiga kali dalam sehari dan ini cenderung bukan karena lapar secara fisik akan tetapi lebih cenderung kepada kebiasaan makan sehingga membentuk pola lapar secara psikologis. Faktor-faktor kebiasaan sangat berperan penting menimbulkan lapar secara psikologis seperti adanya kebiasaan dari seseorang atau satu suku bangsa yang menilai belum merasa kenyang bila belum mengkonsumsi makanan berupa nasi. Begitu juga dengan faktor kebiasaan, sarapan pagi harus dengan nasi dan bila sarapan pagi bukan dengan nasi merasa belum kenyang. Lapar secara psikologis juga ditimbulkan dari rasa nikmat suatu makanan dan makanan dengan rasa lezat, aroma menggugah menimbulkan nafsu atau selera makan yang lebih cenderung kepada lapar secara psikologis. Bila rasa lapar karena dipicu atau ditimbulkan dari aroma makanan yang menggugah selera ditunda untuk dimakan dalam beberapa waktu maka rasa lapar itu bisa menjadi hilang dan tubuh tetap merasa segar. Untuk itu perlu diketahui secara khusus apakah rasa lapar itu adalah lapar secara fisik yang tidak bisa ditunda untuk tidak makan atau lapar itu adalah lapar secara psikologis sehingga rasa lapar itu bisa ditunda dan terbukti dalam beberapa waktu kemudian rasa lapar itu menghilang maka sesungguhnya belum perlu makan.
7|Page
2.8 Haus (definisi dan stimulus yang memicu timbulnya haus) Mekanisme nafsu lain yang diatur oleh hipotalamus adalah haus. haus adalah sensasi subjektife yang meningkatkan keinginan untuk intake air. Ada beberapa stimulus yang dapat memicu rasa haus. Salah satu yang paling penting adalah peningkatan osmolaritas cairan ekstraselular yang menyebabkan dehidrasi intraselular dari pusat rasa haus, dengan demikian merangsang sensasi rasa haus. Kegunaan dari respon ini sangat jelas yaitu membantu mengencerkan cairan ekstraselular dan mengembalikan osmolaritas kembali ke normal. Penurunan volume cairan ekstraselular dan tekanan arterial juga merangsang rasa haus melalui suatu jalur yang tidak bergantung pada jalur yang distimulasi oleh peningkatan osmolaritas plasma. Jadi, kehilangan volume darah melalui pendarahan akan merangsang rasa haus walaupun mungkin tidak terjadi akibat input neutral dari baroreseptor kardiopulmar dan baroreseptor arterial sistemik dalam sirkulasi. Stimulus rasa haus ketiga yang penting adalah angiotensin II. Karena angiotensin II juga distimulasi oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan hipovolemia dan tekanan darah rendah, pengaruhnya pada rasa haus membantu memulihkan volume darah dan tekanan darah kembali normal, bersama dengan kinerja lain dari angiotensin II pada ginjal untuk menurunkan ekskresi cairan. Masih ada faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi asupan air. Kekeringan pada mulut dan membran mukosa esofagus dapat mendatangkan sensasi haus. Sebagai hasilnya, seseorang yang kehausan dapat segera merasakan kelegaan setelah dia minum air walaupun air tersebut belum diabsorpsi di sistem pencernaan. Ambang batas stimulus osmolar untuk minum. Ginjal terus menerus harus mengeluarkan sejumlah cairan, bahkan saat seseorang dehidrasi untuk membebaskan tubuh dari kelebihan zat terlarut yang dikonsumsi atau dihasilkan oleh metabolisme. Dehidrasi terjadi jika tidak diambil tindakan yang sesuai untuk mempertahankan keseimbangan air. Jika pemasukan protein tinggi, metabolit-metabolit protein menimbulkan diuresis osmotik, dan jumlah air yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan adalah besar. Air juga hilang melalui evaporasi dari paru dan saluran pencernaan serta melalui evaporasi dan keringat dari kulit. Oleh karena itu, selalu ada kecendrungan untuk dehidrasi, dengan akibat peningkatan osmolaritas dan konsetrasi natrium ekstraselular. Ambang batas untuk minum manusia ratarata adalah peningkatan natrium sekitar 2mEq/L di atas normal.
Mekanisme Pengendalian Kandungan Air Tiap spesies memiliki cara yang berbeda untuk mempertahankan jumlah air yang mereka butuhkan. Berang-berang dan hewan jenis lain yang hidup di danau dan sungai minum banyak air dan makan makanan yang basah, dan mengekskresikan sejumlah besar urine berkonsentrasi rendah. Sebaliknya, tikus gurun dan hewan-hewan yang hidup di gurun mungkin menjalani hidup tanpa minum. hewan-hewan tersebut Memperoleh air melalui
8|Page
makanannya dan memiliki banyak adaptasi yang menghindarkan dari hilangnya air, seperti mengekskresi urin berkonsentrasi tinggi dan feses yang sangat kering. Manusia menerapkan strategi yang berbeda, tergantung situasi. Jika kita tidak dapat menemukan air untuk diminum atau jika air minum terasa aneh, maka kita akan mengonservasi air dengan cara mengeluarkan urin berkonsentrasi lebih tinggi, mengurangi keringat, dan respons otonomi lainnya.
2.9
-Haus Osmotik
Tidak semua rasa haus sama adanya. Memakan makanan yang asik akan menyebabkan haus osmotik. Apabila kita kehilangan cairan, misalnya ketika berdarah atau berkeringat, hal tersebut akan memicu haus hipovolemik. Dua tipe rasa haus tersebut akan mendorong perilaku yang berbeda. Total konsentrasi molekul terlarut pada cairan tubuh manusia tetap bertahan relatif konstan pada nilai 0,15 M (molar). Nilai konsentrasi yang tetap tersebut dapat dianggap sebagai nilai yang dikehendaki, serupa dengan nilai yang dikehendaki untuk suhu tubuh ( nilai konsentrasi 0,1 M berarti terdap molekul terlarut dalam 1 liter larutan yang massanya sama dengan massa molekulnya). Perubahan terhadap nilai yang dikehenndaki akan memicu mekanisme yang mengembalikan nilai konsentrasi molekul terlarut ke nilai normal. Molekul terlarut di luar dan di dalam sel menghasilkan tekanan osmotik, yaitu kecendrungan air untuk berpindah dari bagian yang konsentrasi molekulnya rendah ke bagian yang konsentrasi molekulnya tinggi, melintasi membran semi permeabel. Membran semi permeabel adalah membran yang dapat dilintasi oleh air, tetapi tidak dapat dilintasi molekul terlarut. Membran yang mengelilingi sel, hampir merupakan membran semi permeabel yang sempurna karena air dapat melintasinya dengan mudah dan beragam molekul terlarut melintasinya dengan mudah dan beragam molekul terlarut melintasinya dengan lambat atau tidak sama sekali. Tekanan osmotik terjadi ketika konsentrasi molekul terlarut pada cairan di kedua sisi membran tidak sama besar. Ketika tekanan osmotik emicu rasa haus, bagaimana kita tahu kapan haharus berhenti minum? Kita tidak perlu menunggu kandungan air memulihkan tekanan osmotik normal untuk sel-sel reseptor di otak. Air yang yang kita minum harus diserap terlebih dahulu melalui sistem pencernaaan, kemudian masuk ke dalam darah dan mengalir menuju otak. Proses tersebut menghabiskan wawktu 15 menit lebih dan jika dalam waktu tersebut kita terus menerus minum, maka kita akan mengonsumsi air terlalu banyak. Tubuh memantau gerakan menelan dan mendeteksi kandungan air di dalam perut dan usus. Informasi-informasi tersebut menginhibisi rasa haus, jauh sebelum air yang diserap pencernaan dapat mencapai otak (Hang, Sved & Stricker, 2000). -
Haus Hipovolemik
Jika individu kehilangan cairan tubuh dalam jumlah yang signifikan ketika berdarah, diare, atau berkeringat, maka individu membutuhkan caran, walaupun tidak ada perubahan osmotik dalam tubuh. Hormon Angiotensin II membantu untuk memicu haus seiring dengan kerja 9|Page
reseptor pendeteksi tekanan darah pada vena-vena besar. Akan tetapi, haus tipe ini berbeda dengan haus osmotik karena kita perlu memulihkan cairan tubuh, termasuk garam dan bukannya hanya air. Haus ini dikenal dengan nama Haus Hipovolemik, artinya haus yang dipicu oleh volume cairan yang rendah 2.10 Faktor-Faktor Lain Yang Mengatur Pemasukan Air. Sejumlah faktor lain telah dikenal yang ikut berperan dalam pengaturan pemasukan air. Faktor psikologik dan sosial adalah penting. Kering pada membran mukosa farings menyebabkan perasaan haus. Pasien yang harus mengurangi pemasukan cairannya, kadangkadang hausnya sangat diperingan dengan mengisap sepotong kecil es atau kain basah. Tikus dengan lesi pada daerah haus akan minum air sedikit apabila tenggorokannya menjadi kering meskipun mereka tidak memberi respons terhadap dehidrasi sendiri. Anjing, kucing, onta dan beberapa binatang lainnya dalam dehidrasi, dengan cepat minum cukup air untuk mengatasi kekurangan cairan mereka. Mereka berhenti minum sebelum air diserap ( sementara plsmanya masih hipertonik ), jadi ada sejenis alat pengukur dari farings dan saluran pencernaan yang ikut berperan. Pada manusia, kemampuan untuk minum air dalam jumlah yang tepat cukup, tidak berkembang sebaik ini, dan kekurangan air biasanya diatasi lebih lambat.
10 | P a g e
KESIMPULAN Lapar adalah rasa keinginan terhadap makanan dan berhubungan dengan efek fisiologi lain, seperti kontraksi rimis pada lambung sehingga dan rasa gelisah sehingga menuntut sehingga menuntut ketersediaan makanan yang kuat. Sistem saraf berperan besar dalam fisiologi selera makan. Ada banyak daerah pada otak yang merupakan pusat-pusat selera makan, serta saraf-saraf tepi yang merupakan jarak untuk menyampaikan sinyal dari jaringan ke sistem saraf pusat dan sebaliknya. Hipotalamus adalah pusat pengendali selera makan terbesar. Set-point model berasumsi bahwa rasa lapar dan makan bekerja dengan cara yang sangat mirip dengan sistem pemanasan yang diatur dengan termostat (alat pengatur panas) di iklim dingin. Anorexia merupakan salah satu gangguan makan yang seringkali terjadi pada gadis remaja. Yakni selalu menolak mengasup berbagai macam makanan. terlalu takut untuk menjadi gemuk Haus adalah sensasi subjektife yang meningkatkan keinginan untuk intake air. Ada beberapa stimulus yang dapat memicu rasa haus. Salah satu yang paling penting adalah peningkatan osmolaritas cairan ekstraselular yang menyebabkan dehidrasi intraselular dari pusat rasa haus, dengan demikian merangsang sensasi rasa haus. Kegunaan dari respon ini sangat jelas yaitu membantu mengencerkan cairan ekstraselular dan mengembalikan osmolaritas kembali ke normal. Jenis haus ada dua yaitu haus osmotik dan haus hipovolemik.
11 | P a g e
Daftar Pustaka
F. Ganong, William.2002. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: MC Graw Hill J. W. Kalat. 2010. Biopsikologi bagian 2. Jakarta: Salemba Humanika Pinel, Jhn P.J. 2012. Biopsikologi edisi ketujuh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
12 | P a g e
View more...
Comments