Makalah Promkes Isu Tren

March 20, 2019 | Author: Ekawanta Daulay | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

tyt...

Description

BAB 1 PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Kesehat Kesehatan an adalah adalah unsur unsur vital vital dan merupa merupakan kan elemen elemen konsti konstitut tutif if dari dari kehidupa kehidupan n seseor seseorang ang.. Keseha Kesehatan tan sebagai sebagai hak asasi asasi telah telah menjad menjadii kebutuh kebutuhan an mendasar dan tentunya menjadi kewajiban negara dalam upaya pemenuhannya. Kesehatan juga komponen pembangunan yang memiliki nilai “investatif”, hal ini dikarenakan berbiara tentang kesehatan maka akan membiarakan juga tentang ketersediaan tenaga siap pakai dalam hal ini !umber "aya #anusia yang sehat dan produktif tentunya. $embangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasion nasional al yang yang bertuj bertujuan uan mening meningkat katkan kan kesadar kesadaran, an, kemauan kemauan dan kemampu kemampuan an hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi%t setinggi%tinggin ingginya. ya. $embangunan $embangunan kesehatan kesehatan tersebut tersebut merupakan merupakan upaya seluruh seluruh  potensi bangsa &ndonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah. 'ak bisa kita pungkiri, pergantian tampuk pemerintahan ternyata belum membe memberi rikan kan nuans nuansaa baru baru dalam dalam pemb pemban angun gunan an kese keseha hata tan. n. Bisa Bisa dikat dikatak akan an kesehatan belum menjadi isu utama dalam strategi pembangunan di &ndonesia  padahal kita sadari betul bahwa kesehatan juga merupakan fator penentu dalam  pembangunan suatu bangsa. Lemahnya pembangunan disektor kesehatan dapat kita lihat dari angka &ndeks $embangunan #anusia ()uman "evelopment &nde*+ negara kita selalu stagnan pada kisaran -% dari sekitar -/ negara, meskipun  pada tahun 001 sempat naik ke peringkat 02 tetapi pada tahun 002 justru kembali turun pada posisi . !ebagai atatan, )"& adalah ukuran keberhasilan  pembangunan nasional suatu bangsa yang dilihat dari parameter pembangunan ekonomi ekonomi,, kesehat kesehatan an dan pendid pendidika ikan. n. &ronis &ronisnya nya,, rentet rentetan an pergant pergantian ian tampuk  tampuk  kekuasaan selama beberapa dekade terakhir, pun tak kunjung membawa angin  perubahan. Akhir tahun 002, dalam hal masalah kesehatan justru ditutup dengan  pemberitaan pada p ada sebuah koran lokal kota #akassar tentang meningkatnya meningka tnya kasus gi3i buruk disalah satu kabupaten di !ulawesi !elatan. )al ini tentunya sangat 1

menyedihkan dimana !ulawesi !eletan sendiri merupakan lumbung pangan &ndonesia tetapi justru bisa ditemukan kejadian seperti ini. Belum lagi melihat  problem%problem kesehatan semaamnya diberbagai daerah di &ndonesia tentunya semakin menguatkan pandangan kita bahwa kesehatan bangsa ini masih sangat  jauh dari harapan. "an sebuah pukulan besar bagi penyelenggara pembangunan kesehatan dalam hal ini pemerintah adalah munulnya “Fenomena Ponari”. )al ini jelas menunjukkan kegagalan pemerintah dalam promosi kesehatan dan  perilaku kesehatan masyarakat. !elain itu fenomena ini juga menunjukkan bahwa minimnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan diperparah dengan sulitnya mengakses pelayanan kesehatan sehingga masyarakat enderung selalu menari  pengobatan alternatif.

B. 'ujuan . #engidentifikasi trend dalam keperawatan komunitas di &ndonesia . #engidentifikasi isu dalam keperawatan komunitas di &ndonesia 4. #engetahui implikasi trend dan isu keperawatan komunitas perawat di &ndonesia.

5. #anfaat . #eningkatkan

pemahaman

perawat terhadap

perkembangan trend

dan

isu

keperawatan komunitas di &ndonesia . !ebagai dasar dalam mengembangkan ilmu keperawatan komunitas 4. #engetahui keterkaitan keperawatan komunitas dengan trend dan isu yang  berkembang dalam bidang kesehatan 6. !ebagai landasan dalam melakukan penelitian baik klinik dan preklinik.

2

BAB II PEMBAHASAN

!ehat merupakan hak yang fundamental bagi seluruh warga negara di &ndonesia. !trategi Kementerian Kesehatan dalam pembangunan kesehatan adalah dengan berbasis  preventif dan promotif. (00%06+. )al tersebut disampaikan #enkes dr. 7ndang 8ahayu !edyaningsih, Kemandirian

Kesehatan

#$), "r. $) dalam #asyarakat

Berbasis

!eminar $reventif

9asional “#ewujudkan dan

$romotif”

yang

diselenggrakan oleh :akultas Kesehatan #asyarakat ;niversitas "iponegoro pada hari !abtu, 4 #aret 00 di !emarang. $embangunan kesehatan menakup preventif dan promotif untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri dan berkeadilan. 8enana pembangunan kesehatan &ndonesia tahun 00/%0/ seperti yang terdapat dalam ;; 9o. - tahun 00- merupakan  pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengedepankan !"# yang berkualitas dan  berdaya saing. $embangunan kesehatan tersebut dilakukan dengan peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat untuk meningkatkan derajat kesehtan masyarakat setinggi%tingginya. #enkes mengatakan, !"# &ndonesia harus tangguh, produktif dan mampu  bersaing dengan tantangan yang ada. !elain itu, pembangunan kesehatan tahun 00/% 0/ memberikan perhatian yang khusus terhadap penduduk yang rentan yaitu ibu, bayi, anak, usia lanjut dan penduduk miskin, dengan sasaran pembangunan kesehatan di akhir  tahun 06 adalah peningkatan dasar kesehatan masyarakat melalui peningkatan derajat kesehatan yang terdapat di #" . $usat pembangunan wilayah berwawasan kesehatan . $usat pemberdayaan masyarakat 4. $usat pelayanan kesehtan masyrakat primer  6. $usat pelayanan kesehatan perorangan primer.

#enkes juga mengatakan, ada 4 level penegahan ( 4 level of prevention+ sebagai  pendekatan pelaksanaan visi $uskesmas, yaitu health promotion and speifi protetion, early detetion, and prompt treatment, dan rehabilitation and disability limitation.

4

"i ;$'" KabKota pembiayaan pemerintah dilakukan dengan subsidi melalui BCK (Bantuan Cperasional Kesehatan+. BCK tersebut digunakan untuk membangun $uskesmas. ;ntuk membangun $uskesmas, keberhasilan program kesehatan tergantung  juga pada "inkes dan lembaga lain di bawahnya serta pembangunan kesehatan harus didukung oleh semua aspek kesehatan, ujar #enkes. Dang harus dipahami oleh mahasiswa Kesehatan #asyarakat antara lain mengenai, Eaminan !osial 9asional, BCK, revitalisasi ;$'", system pengadaan distribusi penjagaan dari kualitas obatharga obat(generik+, pemanfaatan !"# kesehatan yang saat ini telah  banyak yang bersinergi dengan pelayanan kesehatan, serta masalah infeksi dan penyakit (misalnya penyediaan air bersih yang ada ditangan $;+, tutur #enkes. $embangunan kesehatan hendaknya dapat meniptakan &ndonesia yang damai, sejahtera, mandiri, merata dan berkeadilan "ietuskannya “Visi Indonesia Sehat 2010” pada tahun 222 seakan memberikan angin segar dan harapan dalam pembagunan kesehatan. "iharapakan pada tahun 00,  bangsa &ndonesia akan menapai tingkat kesehatan tertentu dengan ditandai dengan  penduduknya yangF . )idup dalam lingkungan yang sehat. . #empraktikan perilaku hidup bersih dan sehat. 4. #ampu menyediakan dan memanfaatkan (menjangkau+ pelayanan kesehatan yang  bermutu. 6. #emiliki derajat kesehatan yang tinggi. !elain itu seara garis besar visi ini juga memberikan gambaran bertahap tentang  pembangunan kesehatan yaituF "esa !ehat akan terwujud pada tahun 004, keamatan sehat pada tahun 006, kabupaten sehat pada 00/, dan berturut%turut propinsi dan negara sehat pada tahun 00 dan 00-. 'etapi, tanpa melihat indikator%indikator keilnya saja seara garis besar dapat kita simpulkan bahwa @isi &ndonesia !ehat 00 ini tidak terapai. #enermati hal diatas, sampai pada akhir tahun 002 ini ada beberapa 'ren mendasar dalam pembangunan kesehatan diantaranyaF . ;paya Kesehatan ;paya kesehatan di &ndonesia belum terselenggara seara menyeluruh, terpadu dan  berkesinambungan.

$enyelenggaraan

upaya

kesehatan

yang

bersifat

peningkatan 5

(promotif+ dan penegahan (preventif+ masih terlihat sangat kurang. $emerintah selama ini hanya berkutat dan menghabiskan banyak anggaran di bidang pengobatan (kuratif+ dan rehabilitatif. $emerintah ternyata masih belum beranjak dari paradigma sakit. Kualitas pelayanan rumah sakit sebagai sarana pelayanan rujukan masih dirasakan sangat kurang. "engan keadaan seperti ini tidak mengherankan bila derajat kesehatan masyarakat di &ndonesia belum memuaskan. Angka Kematian Bayi (AKB+ dan Angka Kematian &bu (AK&+ masih tinggi, yakni masing%masing /0000 kelahiran hidup. dan 4-400.000 kelahiran hidup. !edangkan umur harapan hidup masih rendah, yakni rata%rata , tahun. . $embiayaan Kesehatan "alam hal pembiyaian kesehatan, negara kita sangatlah jauh dari ideal. 'erget biaya kesehatan yang seharusnya / ? per tahun 00 dalam anggaran A$B" ternyata hanya terpenuhi /,1 ? per 001. ;ntuk tahun 002 , pemerintah hanya mengalokasikan anggaran  pembangunan kesehatan sebesar ,/? dari total A$B9. !ungguh mengeewakanG Keadaan ini diperparah dengan tidak meratanya anggaran kesehatan dari masing% masing daerah akibat desentralisasi. $engalokasian dana bersumber pemerintah belum efektif. "ana pemerintah lebih banyak dialokasikan pada upaya kuratif dan sementara itu  besarnya dana yang dialokasikan untuk upaya promotif dan preventif sangat terbatas. $embelanjaan dana pemerintah belum ukup adil untuk mengedepankan upaya kesehatan masyarakat dan bantuan untuk keluarga miskin. #obilisasi sumber pembiayaan kesehatan dari masyarakat masih terbatas serta bersifat perorangan (out of pocket). Eumlah masyarakat yang memiliki jaminan kesehatan masih terbatas, yakni kurang dari 0?  penduduk. #etoda pembayaran kepada penyelenggara pelayanan masih didominasi oleh  pembayaran tunai sehingga mendorong penyelenggaraan dan pemakaian pelayanan kesehatan seara berlebihan serta meningkatnya biaya kesehatan. "emikian pula penerapan teknologi anggih dan perubahan pola penyakit sebagai akibat meningkatnya umur harapan hidup akan mendorong meningkatnya biaya kesehatan tidak dapat dihindari. 'ingginya angka kesakitan juga berdampak terhadap biaya kesehatan yang pada gilirannya akan memperberat beban ekonomi. )al ini terkait dengan besarnya dana yang harus dikeluarkan untuk berobat, serta hilangnya pendapatan akibat tidak bekerja. !ebagai ontoh beban dan

6

atau kerugian ekonomi yang diakibatkan penyakit 'B5 di &ndonesia diperkirakan tidak  kurang dari 8p ,/ triliuntahun. 4. !umber "aya #anusia Kesehatan !umber daya kesehatan, teritama sumber daya manusia di negara ini masih belum memadai. 'erlibih masalah distribusi tenaga kesehatan. "istribusi tenaga kesehatan sampai saat ini belum bisa dikatakan menggembirakan. !ekalipun sejak tahun 22 telah diterapkan kebijakan penempatan tenaga dokter dan bidan dengan sistem $''. 'eratat rasio dokter terhadap $uskesmas untuk kawasan &ndonesia bagian barat, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah bagian timur. 8asio tenaga dokter terhadap $uskesmas di $rovinsi !umatera ;tara H 0,16 dibanding dengan $rovinsi 9'' H 0, dan $rovinsi $apua H 0,. Belum lagi soal tenagar kesehatan para medis lainnya. #utu !"# Kesehatan masih membutuhkan pembenahan. )al ini terermin dari rendahnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. permasalahan yang terdapat di dalam pembangunan kesehatan berbasis preventif dan promotif terltak pada ketersediaan !"# kesehatan selain pelayanan kesehatan dan sistem manajemen kesehatan, yang mana permasalahan tersebut juga fundamnental. $embangunan kesehatan &ndonesia pada masa kabinet &ndonesa Bersatu ke% mengarah pada suatu kondisi atau program kesehatan yang memegang prinsip paradigma sehat yang berupaya seara komprehensif dalam upaya promotif dan preventif. ;paya ini dilaksanakan demi terwujudnya suatu kondisi sehat yang mandiri dari masyarakat sehingga derajat kesehatan masyarakat dapat menunjukkan suatu peningkatan yang optimal dan menyeluruh serta mengubah suatu paradigma dari paradigma sakit menjadi paradigma sehat. ;ntuk mewujudkan hal tersebut diperlukan peran serta dari seluruh lapisan masyarakat serta peran pemerintah maupun tenaga kesehatan. Kondisi sehat yang komprehensif tidak akan terapai apabila ketersediaan dan distribusi !"# atau tenaga kesehatan hanya berkutat pada kawasan atau daerah yang tergolong maju serta mengabaikan kesehatan di daerah teringgal, terpenil, kepulauan maupun perbatasan. Kesehatan di daerah tertinggal menjadi salah satu kebutuhan dasar masyarakat (basi

7

need+. 'etapi sejauh mana kondisi kesehatan masyarakat tentu kita dapat melihatnya sendiri. $embangunan kesehatan di daerah tertinggal pada dasarnya diupayakan dalam hal  peningkatan mutu !"# yang erdas, sehat serta produktif. "an pembangunan k esehatan di daerah tertinggal akan menunjukkan hasil yang nyata maupun menunjukkan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan yang berkesinambungan apabila tersedia layanan kesehatan serta !"# kesehatan yang merata, peningkatan mutu !"# kesehatan, tersedianya jaminan kesehatan maupun tersedianya upaya pendidikan dan promosi kesehatan untuk  mengembangkan kesadaran masyrakat dalam mewujudkan perilaku hidup sehat demi terapainya pningkatan derajat kesehatan masyarakat yang mandiri. ;paya tersebut dihadapkan pada beberapa hambatan yang ukup signifikan, khususnya di daerah%daerah tertinggal. $ertama, sebanyak 40 persen puskesmas di kabupaten tertinggal (/4 kabupaten+ memiliki beban melayani lebih dari 0.000 jumlah  penduduk. Kedua, sebanyak -0 persen puskesmas di kabupaten tertinggal (0 kabupaten+ memiliki beban melayani penduduk dengan luas wilayah lebih dari 00 km. Ketiga, ketersediaan bidan desa (1.4 bidan desa+ baru memenuhi /0 persen jumlah desa yang membutuhkan. Keempat, jumlah dan fungsi upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (;KB#+ masih jauh dari kebutuhan. 'erjadi

banyak masalah kesehatan yang

 berhubungan dengan ketersediaan tenaga Kesehatan yang berada di daerah terpenil, kepulauan, perbatasan dan daerah tertinggal. #asih kurangnya tenaga kesehatan di daerah tersebut menyebabkan banyak terjadi masalah kesehatan. Kesulitan dalam menjangkau daerah tersebut menyebabkan kurang berminatnya tenaga kesehatan untuk datang ke daerah tersebut. !ehingga kondisi geografis maupun infrastruktur suatu daerah menjadi salah satu indikator maupun faktor yang mempengaruhi pelaksanaan dari pembangunan kesehatan. !elain itu, pemerintah memegang peranan penting dalam distribusi !"# kesehatan. #asalah ketersediaan dan distribusi !"# kesehatan di daerah terpenil, tertinggal,  perbatasan dan kepulauan ("$'K+ terletak pada faktor efisiensi, efektifitas, maupun mutu dari !"# kesehatan yang meliputi, distribusi !"# kesehatan yang belum merata,  perenanaan program kesehatan belum optimal, rendahnya mutu !"# kesehatan,

8

informasi yang tidak akurat mengenai kondisi suatu daerah, serta keterbatasan sumber daya  pendukung. Ketersediaan, kualitas dan distribusi tenaga kesehatan di daerah terpenil, tertinggal, perbatasan, dan kepulauan merupakan masalah sekaligus sebagai tantangan di dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan di &ndonesia. )al ini tampak dari paparan  program 00 hari "epartemen Kesehatan yang merenanakan program peningkatan  jumlah, jenis dan mutu di "'$K. 'antangan yang sedang dihadapi sekarang ialah tenaga kesehatan itu sendiri yang kurang motivasi untuk menjangkau daerah tersebut. Banyak  faktor karena daerah%daerah tersebut kurang menjadi daya tarik da daya dorong untuk  menempati daerah tersebut masih keil, sehingga hamper tak dilirik oleh tenaga kesehatan untuk menempati daerah tersebut. 6. $emberdayaan #asyarakat $embangunan kesehatan di &ndonesia dilaksanakan dengan

pemberdayaan

masyarakat. ;ntuk itu berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis masyarakat banyak  didirikan, antara lain dalam bentuk $osyandu, $olindes, $os Cbat "esa, serta $os ;paya Kesehatan Kerja. !edangkan dalam bidang pembiayaan kesehatan pemberdayaan masyarakat diwujudkan melalui bentuk dana sehat serta berbagai yayasan peduli dan  penyandang dana kesehatan seperti yayasan kanker &ndonesia, yayasan jantung &ndonesia, yayasan thalasemia &ndonesia, serta yayasan ginjal &ndonesia. $emberdayaan masyarakat dilaksanakan pula dalam bentuk berbagai gerakan, seperti Koalisi &ndonesia !ehat,
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF